Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Pengertian Rujukan
Rujukan adalah sesuatu yang digunakan untuk memberi informasi (pembicara) untuk
menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas. Rujukan mungkin menggunakan
faktual atau non-faktual.Rujukan faktual terdiri atas kesaksian, statistik contoh, dan objek
faktual. Rujukan dapat berwujud dalam bentuk bukti, nilai-nilai, dan/atau krebilitas. Sumber
rujukan adalah tempat materi tersebut ditemukan.

2.1.1 Tata Cara Penulisan Rujukan


Cara menulis daftar rujukan harus dilakukan pada penulisan karya tulis ilmiah.
Biasanya pada bagian penutup karya tulis ilmiah akan dibuat kesimpulan dan saran. Di
dalamnya akan di buat semacam saran-saran atas masalah yang dibuat secara singkat. Agar
penyusunan sebuah karya ilmiah lebih rapih, biasanya sebuah karya ilmiah akan dilengkapi
dengan daftar pustaka atau rujukan yang berisi buku-buku atau referensi yang dijadikan
sebagai bahan rujukan pembuatan karya tulis tersebut.
Ada tiga bentuk penulisan rujukan, yaitu:

1. Bodynote (catatan tubuh) : Penulisan rujukan yang langsung ditulis dalam teks
kutipan.
2. Footnote (catatan kaki) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada bagian kaki
halaman yang terdapat kutipannya.
3. Endnote (catatan akhir) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada bagian akhir
karangan (setelah kesimpulan dan sebelum daftar pustaka).

Tata Cara Penulisan Bodynote


• Ditulis di akhir teks kutipan, tetapi dalam hal tertentu bisa di awal atau tengah teks kutipan.
• Rujukan ditulis di dalam kurung.
• Secara umum rujukan terdiri dari: nama pengarang (tanpa gelar), tahun publikasi dan nomor
halaman.
• Format penulisan:

a. Jika penulisnya satu, contoh: ... (Barda Nawawi Arief, 2012: 7), atau: Menurut Barda
Nawawi Arief (2012: 7),...
b. jika penulisnya lebih dari dua: contoh: ... (Ruzardi, dkk., 1998: 10), atau: Ruzardi,
dkk. (1998: 10)…
c. Jika sumber kutipan berasal dari dua atau lebih karya penulis yang sama, dan
diterbitkan pada tahun yang sama, maka penulisan tahun diberi kode dengan huruf
kecil: a, b, dan seterusnya setelah tahun terbit. Contoh: ... (Sutrisno, 2005a: 8).
Menurut Sutrisno (2005b: 76) …
d. Jika satu kutipan diambil dari banyak sumber dengan penulis yang berbeda-beda,
maka dipisahkan dengan tanda “;”. Contoh: ... (Yasmin, 1997: 2; Anwar dan Kelik,
2000: 6; Farzan, dkk., 2000).
e. Jika rujukan diambil dari koran atau majalah, maka penulisannya dengan format :
(nama media ditulis miring, waktu terbit). Contoh: ... (Suara Merdeka, 9 Maret 2014).
f. Jika rujukan diambil dari Artikel internet. Contoh (Chesney, thirdworldtraveler.com/
Robert_McChesney_ page.html, akses 15 Juni 2007).

2.2 Rujukan Dengan Menggunakan Catatan Kaki


Catatan kaki atau foot note berguna untuk menyatakan sumber suatu kutipan,
pendapat, buah pikiran, atau fakta-fakta. Nomor foot note disesuaikan dengan nomor
kutipan. Tiap bab dimulai dengan nomor 1. Teknik penulisan dengan footnote sekarang
ini sudah jarang dilakukan, meskipun demikian masih ada perguruan tinggi yang
merekomendasikan pengguanaan footnote ini.
Tata Cara Penulisan Footnote
• Ditulis pada bagian kaki halaman yang terdapat kutipannya.
• Baris pertama ditulis menjorok ke dalam.
• Nama pengarang ditulis tanpa gelar.
Format penulisan:

1. Penulisan rujukan berupa buku dengan urutan: nama pengarang, judul buku (ditulis
miring), cetakan, edisi (jika ada), nama penerbit, kota penerbit, dan halaman. Contoh:
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP; Penyidikan
dan Penuntutan, Cetakan Pertama, Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm.
100.
2. Penulisan rujukan berupa buku terjemahan dari bahasa asing dengan urutan: nama
pengarang buku asli, judul buku terjemahan (ditulis miring), nama penerjemah,
cetakan, edisi (kalau ada), nama penerbit, kota penerbit, tahun dan halaman. Contoh:
Jan Rammelink, Hukum Pidana, terjemahan oleh Tristam Pascal Moeliono, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hlm. 82.

3. Penulisan rujukan berupa jurnal dengan urutan: nama pengarang, judul artikel (diberi
tanda petik), nama jurnal (ditulis miring), volume/edisi, tahun dan halaman. Contoh:

Tengku Ghani Jusoh, “Terrorism According to Arabic Lexicography”, Jurnal Millah, Vol.
VI, No. 1, Agustus 2006, hlm. 45.
.

4. Penulisan rujukan berupa makalah dengan urutan: nama pengarang, judul karangan
(diberi tanda petik), nama forum (ditulis miring), penyelenggara, tempat, tanggal dan
halaman.

Contoh:
Barda Nawawi Arief, “Kriminalisasi Kebebasan Pribadi dan Pornografi/ Pornoaksi dalam
Perspektif Kebijakan Pidana”, Makalah dalam Seminar tentang Kriminalisasi Kebebasan
Pribadi dan Pornografi-Pornoaksi dalam RUU KUHP, diselenggarakan oleh Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia, Hotel Graha Santika Semarang, 20 Desember 2005, hlm. 60.

5. Penulisan rujukan berupa artikel dari internet dengan urutan: nama penulis, judul
artikel (diberi tanda petik), alamat e-mail (diberi garis bawah), tanggal akses. Contoh:

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, “Kamus Besar Bahasa
Indonesia”, http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, diakses pada tanggal 25 Juli
2011.

Tata Cara Penulisan Endnote


• Penulisan endnote sama dengan footnote, sehingga tata cara penulisan yang berlaku dalam
endnote sama dengan tata cara penulisan footnote.
• Perbedaan endnote dan footnote : Endnote diletakkkan di bagian akhir suatu karya tulis
ilmiah, sedangkan footnote diletakkan pada bagian kaki halaman yang terdapat kutipannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
daftar rujukan didalam suatu karya ilmiah sangatlah penting.Karya ilmiah dapat
ditulis berdasarkan hasil penelitian, hasil percobaan, wawancara dan studi kepustakaan.
Daftar rujukan bisa diambil dari koran, majalah, buku, internet, dsb.
Mengutip atau merujuk dapat dilakukan dengan mengambil pendapat atau temuan
orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengutipan semacam ini dilakukan
dengan merujuk kepada nama penulis dan karyanya yang dimaksud. Nama penulis yang
dipakai adalah nama keluarga, nama marga , atau nama akhir tanpa menuliskan gelar atau
jabatannya. Apabila sumber yang dikutip ditulis satu dan/atau dua orang, maka nama penulis
dituliskan semua pada setiap kali diacuh.

Bodynote, footnote atau endnote

Sebuah tulisan ilmiah harus menggunakan salah satu jenis penulisan referensi tersebut, serta harus
konsisten dengan jenis tersebut.

Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan bodynote, maka seluruh referensi dari awal hingga
akhir tulisan harus menggunakan bodynote.

Atau, jika seorang penulis menggunakan footnote, sejak awal hingga akhir tulisan, penulis harus
menggunakan footnote untuk menuliskan referensi tulisannnya. Dan berlaku juga untuk penggunaan
endnote.

Salah satu karakter utama tulisan ilmiah adalah referensial, menunjukkan bahwa argumen-
argumen yang diajukan dilandasi oleh teori atau konsep tertentu, sekaligus menunjukkan
kejujuran intelektual dengan mencantumkan sumber kutipan (referensi) yang digunakan.
Dalam praktik penulisan, setiap kali penulis mengutip pendapat orang lain, baik dari buku,
majalah, ataupun wawancara, setelah kutipan itu harus dicantumkan sumber kutipan (buku,
majalah, atau koran) yang digunakan.

Secara mendasar, pencantuman sumber kutipan ini mempunyai fungsi sebagai:

1. Menyusun pembuktian (etika kejujuran dan keterbukaan ilmiah).


2. Menyatakan penghargaan kepada penulis yang dikutip (etika hak cipta intelektual).
Terdapat dua model pencantuman referensi:

1. Catatan tubuh (bodynote), dilakukan ketika penulis mencantumkan sumber kutipan


langsung setelah selesainya sebuah kutipan dengan menggunakan tanda kurung.
2. Catatan kaki (footnote), dilakukan apabila penulis mencantumkan nomor indeks di
akhir sebuah kutipan, lalu di bagian bawah halaman tersebut (bagian kaki halaman)
terdapat keterangan nomor indeks yang menjelaskan sumber kutipan tersebut.

Sebuah tulisan ilmiah harus menggunakan salah satu jenis penulisan referensi tersebut, serta
harus konsisten dengan jenis tersebut. Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan bodynote,
maka seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus menggunakan bodynote. Atau,
jika seorang penulis menggunakan catatan kaki, sejak awal hingga akhir tulisan, penulis harus
menggunakan catatan kaki untuk menuliskan referensinya.

c. Teknik Menggunakan Catatan Kaki


Catatan kaki mempunyai kelebihan dibandingkan dengan catatan tubuh, yaitu:

 Catatan kaki mampu menunjukkan sumber referensi dengan lebih lengkap. Dalam
cacatan tubuh, yang ditampilkan hanya nama pengarang, tahun terbit buku, serta
halaman buku yang dikutip. Dalam catatan kaki, nama pengarang, judul buku, tahun
terbit, nama penerbit, dan halaman dapat dicantumkan semua. Hal ini tentu
mempermudah penelusuran bagi pembaca.
 Selain sebagai penunjukan referensi, catatan kaki dapat berfungsi untuk memberikan
catatan penjelas yang diperlukan. Hal ini tentu tidak dapat dilakukan dengan catatan
tubuh.
 Catatan kaki dapat digunakan untuk merujuk bagian lain dari sebuah tulisan.

Berdasarkan kelebihannya tersebut, catatan kaki bisa berisi:

 Penunjukan sumber kutipan (referensi).


 Catatan penjelas.
 Penunjukan sumber kutipan sekaligus catatan penjelas.

Anda mungkin juga menyukai