NIM : 205020201111083
Prodi : Manajemen
A. Etika Pengutipan
Mengutip karya orang lain memiliki sebuah aturan, kita tidak bisa asal
dalam melakukannya. Kutipan ini dapat berupa tulisan - tulisan buku,
majalah, surat kabar, gambar ataupun foto, E-Book dan sumber atau media
lainnya.
Sesuai dengan Pasal 14 UU No. 19 Tahun 2002 C. "Tidak dianggap
sebagai pelanggaran Hak Cipta apabila pengambilan berita aktual baik
seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita, Lembaga Penyiaran, atau
surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus
disebutkan secara lengkap".
Ini berarti jikalau Anda mengutip tulisan atau karya orang lain dengan
disebutkan sumbernya secara lengkap maka tindakan yang Anda lakukan
tidak melanggar hukum. Hal ini juga diperkuat dengan Pasal 15 UU No. 19
Tahun 2002.
Dengan syarat bahwa sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan,
tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta apabila :
1. Penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar
dari pencipta;
2. Pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna
keperluan pembelaan di dalam atau di luar pengadilan;
3. Pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian guna
keperluan; (i) ceramah yang semata - mata untuk tujuan pendidikan dan
ilmu pengetahuan: atau (ii) pertunjukan atau pementasan yang tidak
dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang
wajar dari Pencipta;
4. Perbanyakan suatu Ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra
dalam huruf braille guna keperluan para tuna netra, kecuali jika
Perbanyakan itu bersifat komersial;
5. Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas
dengan cara atau alat apapun atau proses yang serupa oleh perpustakaan
umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat
dokumentasi yang nonkomersial semata - mata untuk keperluan
aktivitasnya;
6. Perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis
atas karya arsitektur, seperti Ciptaan bangunan;
7. Pembuatan salinan cadangan suatu Program Komputer oleh pemilik
Program Komputer yang dilakukan semata - mata untuk digunakan
sendiri.
B. Teknik Pengutipan
Dalam penulisan karya ilmiah, termasuk buku ajar, sering ditemui
rangkuman dan pengutipan dari berbagai sumber acuan. Penulis buku ajar
harus memiliki keterampilan merangkum bacaan, merujuk dan menyitir
pendapat penulis lain, dan penunjukkan sumber dan pengintegrasian berbagai
pendapat dari berbagai sumber untuk mendukung gagasan penulis.
Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip langsung dan mengutip
tidak langsung.
Kutipan langsung merupakan salinan yang persis sama dengan
sumbernya tanpa penambahan (Widjono, 2005: 63), sedangkan kutipan tidak
langsung menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya
sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).
Contoh :
Kutipan Langsung
1. Jika kutipan empat baris atau kurang (langsung endek)
2. Dikutip apa adanya
3. Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis
4. Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan)
5. Dibubuhi tanda kutip (“….”)
6. Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni
nama penulis, tahun terbit, dan halaman sumber (PTH atau
Author, Date, Page (ADP), misalnya (Penulis, 2012:100).
7. Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis
dimiringkan (kursif)
8. Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam
kurung (sic) di kanan kata yang salah tadi
9. Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu dengan
tanda titik sebanyak tiga buah jika yang dihilangkan itu ada di
awal atau di tengah kutipan, dan empat titik jika di bagian akhir
kalimat
10. Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara
tanda kurung, misalnya, (penggaris bawahan oleh penulis)
Contoh :
Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983: 20—21
dan 30) mengatakan, “Menurut salah satu historiografi tradisional,
penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan
Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja
Kerajaan Sunda Pajajaran kepada Prabu Geusan Ulun. Penyerahan
mahkota secara simbolis berarti bahwa Sumedanglarang menjadi
penerus Kerajaan Sunda,”
Penulisan rujukan artikel jurnal dan terbitan karya ilmiah yang sejenis
mengikuti urutan: Nama belakang pengarang, koma, nama atau nama - nama
depan (apabila ada), titik, tahun penerbitan, titik, judul artikel (diketik biasa
dan hanya kata terdepan dimulai dengan huruf kapital kecuali kata yang
menunjukkan nama), titik, nama jurnal dengan cetak miring, koma, nomor
jurnal dengan cetak miring, koma, nomor - nomor halaman dalam jurnal,
titik.
Jenis sumber rujukan ini dapat berbentuk tugas akhir, thesis, disertasi, dan
laporan penelitian. Penulisan daftar pustakanya mengikuti format penulisan
daftar pustaka untuk buku, ditambah dengan keterangan jenis karya ilmiah
tersebut.
4. Dokumen Resmi
Untuk daftar pustaka dengan dua atau lebih pengarang yang sama, nama
pengarang yang kedua dan seterusnya tidak ditulis lengkap, tetapi diganti
dengan garis lurus tengah (bukan garis bawah). Pengurutan alfabetik
dilakukan mulai dari tahun terbitan yang terbaru. Apabila tahun terbitan
sama, digunakan huruf arab kecil langsung setelah tahun. Ketikan dimulai 7
ketukan dari batas tepi kiri.
6. Internet
7. Koran
Pertanyaan
1. Menurut Anda, apakah semua jenis tulisan ilmiah atau karya tulis ilmiah
harus menggunakan kutipan dan daftar Pustaka? Berikan alasan Anda!
Jawab : Menurut saya, penggunaan kutipan dan daftar Pustaka wajib
dituliskan dalam tulisan ilmiah, hal ini berguna untuk mencegah
terjadinya plagiarisme sehingga orisinalitas dari tulisan ilmiah
bisa terjaga serta sebagai bentuk apresiasi penulis terhadap
karya orang lain.
2. Kenapa mahasiswa perlu mendapatkan materi terkait kutipan dan daftar
Pustaka?
Jawab : Seorang mahasiswa memiliki syarat kelulusan berupa
pembuatan skripsi yang didalamnya berisi penelitian - penelitian
yang sudah dilakukannya dengan syarat orisinil atau tidak
plagiarisme. Oleh karena itu, sangat penting bagi mahasiswa
untuk mengetahui tata cara pengutipan dan penulisan daftar
Pustaka agar para mahasiswa dapat menulisi tulisan ilmiah
secara baik dan benar tanpa melakukan plagiarisme.