OLEH : KELOMPOK 11
LUSI ISLAMIATI ( 1703119 )
MERI YOANITA (1703120)
1. Latar Belakang
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah tulisan atau laporan tertulis yang diterbitkan
dengan memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium,
dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan
bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Karya ilmiah sering juga disebut “tulisan akademis” (academic writing) karena biasa ditulis oleh
kalangan kampus perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa). Di perguruan tinggi, mahasiswa dilatih
untuk membuat karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, artikel ilmiah, skripsi, tesis, dan
disertasi.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tentu dibutuhkan kajian untuk mendapatkan berbagai
informasi dari referensi manapun. Agar tidak terjadi plagiasi atau pelanggaran hak cipta maka
dibutuhkan suatu pedoman tertentu yang menjelaskan tentang sistematika penggunaan kutipan
langsung dan tidak langsung dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Kutipan merupakan suatu pengulangan satu kalimat atau pendapat dari seseorang sebagai bagian
dari yang lain dan dihubungkan dengan kutipan ke sumber aslinya serta ditandai oleh tanda kutip.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah tentu banyak menggunakan pendapat-pendapat atau teori-
teori dari para ahli yang penulisannya sendiri dibutuhkan sistematika tersendiri agar tidak
dianggap memplagiasi.
Kutipan sendiri kemudian dibagi menjadi dua, yakni kutipan langsung dan tidak langsung.
Kutipan langsung merupakan pernyataan yang disusun dalam suatu kalimat aslinya tanpa
mengalami perubahan apapun. Sedangkan kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan
kembali suatu teori atau pendapat yang dituangkan dalam pokok-pokok pikiran, ringkasan ataupun
kesimpulan.
Jika seseorang mencantumkan teori seorang ahli tanpa menyebutkan sumbernya maka karya tulis
tersebut dapat disebut memplagiasi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana
sistematika penggunaan kutipan langsung dan tidak langsung dalam penulisan karya tulis ilmiah.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah yaitu :
1. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah
ini yaitu :
1. Sebagai pedoman untuk mempelajari sistematika penggunaan kutipan langsung dan tidak
langsung dalam karya tulis ilmiah.
2. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga dalam penulisan karya tulis
ilmiah dapat memahami secara baik tentang pengaplikasian kutipan agar tidak terjadi
plagiasi.
3. Menambahkan keterampilan dasar untuk mengutip berbagai sumber atau referensi dari
media apapun.
4. Karya ilmiah yang ditulis sesuai kaidah itu dharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara pembaca dengan penulis.
BAB II PEMBAHASAN
1) Kalimat yang mengandung pokok pikiran dari kutipan tersebut ditulis dengan spasi
rangkap atau spasi 2.
2) Semua kutipan harus melampirkan sumber rujukan, yaitu nama penulis gagasan dan
tahun terbit.
3) Sumber rujukan harus ditulis sebelum atau sesudah kalimat yang mengandung kutipan.
4) Penulisan kutipan tidak perlu diberi tanda petik (“).
5) Diperbolehkan mengubah kalimat gagasan penulis asalkan tidak mengubah makna dari
gagasan tersebut.
Dari keseluruhan cara penggunaan kutipan langsung dan tidak langsung tersebut, tetap
harus mencantumkan sumber rujukan ke dalam daftar pustaka. Hal ini untuk memverifikasi
bahwa kutipan tersebut benar-benar asli dan ada di dalam sumber yang digunakan. Oleh
karenanya, sumber yang digunakan pun harus valid dan bisa dipercaya, dan kutipan tidak lebih
dari empat baris (kutipan langsung). “Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua
tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya” (Depdikbud, 2006:414).
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap
dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa
yang di inginkan oleh penulis atau pembicara” (keraf,1983:3). Jika pengutip tidak dapat
menemukan sumber asli kutipannya maka sumber tempat kutipan tersebut diambil dapat
dicantumkan.
Contoh :
Menurut Darwin (dalam Rukmana, 2010:17), “variasi makhluk hidup terjadi karena proses
seleksi alam”.
a) Contoh kutipan terdiri dari empat baris atau lebih (kutipan langsung)
Pustaka java berisi ribuan kelas dengan beragam manfaatnya seperti yang diterangkan oleh
Bambang Hariyanto dalam Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 37-38.
“Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan.
Kekayaan ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat menghemat
ratusan jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba. Sebelum
membuat solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah diselesaikan”
Proses pembentukkan manusia terjadi secara bertahap yang diawali dengan terjadinya
pembuahan atau fertilisasi, dan kemudian berkembang terus sampai pembentukkan organ
terjadi di dalam rahim induk betina. Seperti yang diterangkan oleh Allah dalam firmannya
dalam Q.S. AL-Mu’minum: 12-14:
“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal dari
tanah. Kemudian Kami jdikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah , lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Mahasuci Allah Pencipta Yang Paling Baik”.
Jika mengutip bagian awal dan akhir, dengan kalimat tengah yang tidak diperlukan
maka dapat diganti dengan tanda (… .)
Contoh :
“hidup tergantung bagaimana kita ingin mewujudkannya. … . tak ada yang membatasi
impian Anda, selama Anda tetap berusaha mencapainya. Jadi mulailah merancang masa depan
Anda dan lakukanlah secara terus menerus. Jika Anda bisa memimpikannya, Anda dapat
melakukannya” (Amir, 2009:37).
Banyak definisi mengenai arti cinta. Subroto (2008:16) mendefiniskan cinta sebagai
suatu kehidupan. Menurutnya kehidupan terbentuk dimulai dengan bercinta.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis daftar pustaka dari sumber buku. Namun,
hal paling utama adalah memperhatikan urutan dan tanda bacanya. Berikut adalah urutan sebuah
referensi dari buku.
1) Nama
Nama penulis ditulis paling awal. Ingatlah untuk selalu menuliskan nama belakang penulis
terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan tanda koma (,) setelah itu cantumkan nama
depan dan tengah penulis buku tersebut. Jika buku tersebut merupakan karya dari dua penulis
atau lebih, hanya penulis pertama yang urutan namanya dibalik. Penulis kedua dan seterusnya
berada setelahnya dengan urutan yang sesuai nama aslinya. Jika pada buku tersebut nama
penulis dicantumkan lengkap dengan gelar pendidikan atau gelar lain, gelar-gelar tersebut tidak
perlu dituliskan.
2) Tahun Terbit
Setelah nama, cantumkan tahun terbit dari buku yang teman-teman gunakan sebagai referensi.
Jangan terkecoh pada angka tahun cetakan awal sebab bisa saja buku yang kamu pakai
merupakan cetakan kedua, ketiga, ataupun terakhir.
3) Judul Buku
Tuliskan judul bukumu secara lengkap. Jangan lupa, penulisan judul dibuat
dengan italic (miring).
4) Kota dan Nama Penerbit
Bagian terakhir dalam penulisan daftar pustaka sebuah buku adalah mencantumkan kota
penerbitan dan nama penerbit yang mencetak buku tersebut. Dahulukan penulisan nama kota,
baru diikuti dengan nama penerbit yang dibatasi dengan tanda titik dua (:). Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah tanda batas dari tiap urutan. Pastikan teman-teman menggunakan tanda
titik (.) untuk membatasi urutan nama, tahun terbit, judul buku, hingga kota dan nama penerbit.
Data Buku : Judul : Family Medical Care Volume 4 Penulis : Dr. John F. Knight, Penerbit :
Indonesia Publishing House, Kota Penerbit : Bandung, Tahun Terbit : 2001. Cara Penulisan:
Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia Publishing House.
B. Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel dalam Jurnal, Koran, atau Majalah
Tidak berbeda jauh dengan penulisan dari sumber berupa buku, teman-teman pun perlu
mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul artikel, hingga kota dan nama penerbit. Hanya
saja, ada perbedaan penulisan untuk beberapa urutan tersebut, yakni sebagai berikut.
1) Nama
Pastikan nama yang teman-teman tulis dalam daftar pustaka artikel tersebut adalah penulis
artikelnya, bukan editor dari jurnal, koran, ataupun majalah yang menjadi sumber referensi.
2) Judul
Dahulukan penulisan judul artikel yang menjadi sumber referensi. Penulisan tidak
dengan format italic, melainkan tegak lurus dengan pemberian tanda kutip (“) pembuka dan
penutup. Setelah itu, lanjutkan dengan penulisan sumber jurnal ataupun majalah yang memuat
artikel tersebut. Penulisan nama jurnal, majalah, atau koran baru dicetak miring. Ikutkan di
halaman berapa artikel tersebut dimuat yang ditulis dalam tanda kurung [(…)
Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal :
Data Artikel : Judul Jurnal : Sirok Bastra : Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1
Judul Artikel : Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota
Pangkalpinang, Penulis : Umar Solikhan, Penerbit : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kota Terbit : Pangkalpinang
Tahun Terbit : 2013.
Cara Penulisan : Solikhan, Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di
Ruang Publik Kota Pangkalpinang” dalam Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan
Volume 1 (hlm. 123-129). Pangkalpinang: Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Selain artikel cetak, tidak jarang seseorang mengambil sumber tulisannya dari artikel-artikel di
internet (dalam jaringan.daring/online). Untuk penulisan daftar pustaka dari internet seperti ini,
urutannya adalah sebagai berikut :
1) Nama
Cara penulisan nama untuk artikel daring tidak berbeda dengan penulisan nama dari sumber
buku maupun artikel cetak.
2) Tahun Penayangan
3) Judul
Judul artikel daring tidak ditulis secara italic, melainkan hanya diapit tanda kutip (“).
4) URL
Jangan lupa menyalin alamat URL dari artikel tersebut agar dapat diakses jika ada yang ingin
membuktikan kesahihannya.
5) Waktu Pengambilan
Di bagian akhir, jangan lupa mencantumkan waktu pengambilan artikel daring itu secara
lengkap, yakni tanggal dan jam saat kamu mengunduh ataupun menjadikannya referensi.
Selain urutan, masalah tanda batas dalam daftar pustaka artikel internet/daring agak berbeda
dengan penulisan dari sumber cetak. Tanda titik (.) sebagai batas hanya berlaku untuk
mengakhiri nama penulis dan tahun penayangan. Sementara itu, pembatasan dari judul ke URL
dan dari URL ke waktu pengambilan data berupa tanda koma (,).
Data Artikel : Judul : Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global?, Penulis : Jeko Iqbal
Reza
Tanggal Tayang : 29 Agustus 2015, Waktu Akses : 10 Februari 2016, pukul 10.27,
URL : http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global
Cara Penulisan : Reza, Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”,
http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global, diakses
pada 10 Februari 2016 pukul 10.27
1) Jenis Tabel
2) Jenis Gambar
a) Grafik
Grafik yang baik cepat menyampaikan hubungan seperti perbandingan dan distribusi.
Bentuk yang paling umum dari grafik yang tersebar plot, grafik garis, grafik batang,
gambar‐gambar grafik, dan grafik pie. Untuk informasi lebih rinci dan spesifik pada jenis
informasi, hubungan, dan makna dapat dinyatakan dengan berbagai jenis grafik, hubungi
operator buku teks analisis kuantitatif. Program spreadsheet, seperti Microsoft Excel, dapat
menghasilkan grafik untuk Anda.
b) Scatter Plot
Scatter plot masing‐masing terdiri dari titik‐titik yang mewakili nilai dari peristiwa tertentu
pada skala yang didirikan oleh dua variabel diplot di x ‐ dan y sumbu. Ketika titik‐titik
cluster bersama‐sama, korelasi tersirat. Di sisi lain, ketika titik ‐titik yang tersebar secara
acak, tidak ada korelasi yang terlihat.
e) Grafik Pie
Grafik pie digunakan untuk mewakili persentase dan proporsi. Demi mudah dibaca, tidak
lebih dari lima variabel harus dibandingkan dalam satu grafik pie. Segmen harus
memerintahkan sangat ketat: dimulai pada pukul dua belas, agar mereka dari terbesar ke
terkecil, dan bayangan segmen dari terang ke gelap (yakni segmen yang terkecil harus
paling gelap). Garis dan titik‐titik dapat digunakan untuk pelindung dalam dokumen hitam
dan putih.
D. Cara Penomoran Penyusunan Tabel dan Daftar Gambar
Sebagian besar perangkat lunak pengolah kata yang tersedia saat ini akan memungkinkan
Anda untuk membuat sendiri tabel dan gambar, dan bahkan yang paling dasar pengolah kata
memungkinkan embedding gambar, sehingga memungkinkan Anda untuk memasukkan tabel dan
gambar di hampir semua dokumen.
Data dalam tabel yang hanya memerlukan dua atau lebih sedikit kolom dan baris harus
disajikan dalam teks. Data yang lebih kompleks lebih baik disajikan dalam format tabel. Agar data
kuantitatif akan disajikan secara jelas dan efisien, itu harus diatur secara logis, misalnya data yang
akan dibandingkan harus dipresentasikan di samping satu sama lain (sebelum / sesudah, muda/tua,
laki‐laki / wanita, dll), dan informasi statistic (berarti, standar deviasi, nilai ‐nilai N) harus disajikan
dalam bagian yang terpisah dari meja. Jika memungkinkan, gunakan bentuk kanonik (seperti
ANOVA, regresi, atau korelasi) untuk berkomunikasi data Anda secara efektif. Ketentuan
pembuatan tabel dan gambar adalah sebagai berikut :
1) Gambar, grafik, dan diagram diberi nama gambar
2) Tabel dan gambar ditempatkan di antara bagian teks yang paling banyak membahasnya. Tabel
dan gambar harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berdiri sendiri, agar dapat dimengerti
oleh pembaca tanpa harus membaca keterangan dalam teks.
3) Bila tabel ditulis dalam posisi landscape, sisi atas tabel adalah sisi yang dijilid.
4) Tabel dan gambar selalu simetris di tengah (center) terhadap halaman.
5) Nomor tabel dan gambar harus menyertakan nomor bab dimana tabel dan gambar tersebut
berada. Bila dalam suatu TA hanya terdapat 1 (satu) buah tabel atau gambar, maka tabel atau
gambar yang hanya satu tersebut tidak perlu diberi nomor.
6) Penulisan judul gambar dan table :
Tabel : judul ditulis di atas Tabel, rata kiri atau simetris di tengah (center) terhadap tabel
yang bersangkutan. Judul tabel ditulis langsung mengikuti nomor tabelnya.
Gambar: judul ditulis di bawah gambar berjarak 1,5 spasi, simetris (center) terhadap
gambar yang bersangkutan. Judul gambar ditulis langsung mengikuti nomor gambarnya.
7) Penulisan sumber gambar dan table :
Tabel : sumber tabel (bila bukan hasil olahan sendiri) dapat ditulis di bagian atas
atau bawah tabel berjarak 1,5 spasi. Sumber yang sudah diolah lebih lanjut perlu
diberi catatan (telah diolah kembali).
Gambar: sumber gambar (bila bukan hasil olahan sendiri) harus ditulis di bagian bawah
gambar berjarak 1,5 spasi. Sumber yang sudah diolah lebih lanjut perlu diberi catatan
(telah diolah kembali).
8) Peletakan tabel atau gambar, berjarak tiga spasi setelah teks. Penulisan teks setelah tabel atau
gambar dilanjutkan dengan jarak satu setengah spasi dari baris terakhir judul gambar.
9) Apabila judul gambar atau tabel melebihi satu baris, maka penulisan judul dapat disusun
simetris di tengah (center) dan diketik dengan satu spasi.
10) Jika tabel dan gambar terlalu panjang maka dapat diputus dan dilanjutkan dengan mengetikkan
nomornya dan keterangan “sambungan” dalam tanda kurung.
11) Jika tabel dan gambar terlalu lebar, terdapat beberapa ketentuan sebagai berikut:
Ditempatkan secara memanjang di halaman tersendiri.
Ditempatkan pada kertas lebar kemudian dilipat agar tidak melebihi format kertas.
Diperkecil ukurannya sesuai format Tugas Akhir, tetapi ukuran huruf yang
tercantum didalamnya tidak boleh lebih kecil dari 8 poin (ukuran sebenarnya).
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN
Bahwa dalam penulisan sebuah karya ilmiah diharuskan untuk mematuhi dan memenuhi
tatacara atau sistematika penulisan, sebagaimana sebuah penelitian harus memiliki metodologi
supaya penelitian yang dilakukan bernilai ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan. Sistematika dan panduan penulisan karya ilmiah diantaranya adalah seperti yang
penulis paparkan pada makalah ini.
2. SARAN
Untuk melakukan sebuah penelitian dan menulis laporan hasil penelitian yang bernilai ilmiah
maka disarankan untuk memperhatikan beberapa hal diantaranya dengan menggunakan
metodologi penelitian secara benar dan terukur serta memenuhi sistematika penulisan karya
ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA