Anda di halaman 1dari 10

BAB III

GEOMETRI

Tujuan Pembelajaran Umum:


1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar geometri.
2. Mahasiswa mampu menggunakan konsep dasar geometri untuk
menyelesaikan masalah teknik mesin.

Tujuan Pembelajaran Khusus:


1. Mahasiswa dapat menghitung sudut antara dua garis, sudut pada segitiga,
dan sudut pada lingkaran.
2. Mahasiswa dapat menghitung jarak antara dua titik, jarak antara titik dan
garis, jarak antara dua garis sejajar.
3. Mahasiswa dapat menghitung luas bangun-bangun datar.
4. Mahasiswa dapat menghitung sudut pada poligon dan luas poligon.
5. Mahasiswa dapat menghitung luas segmen dan sektor lingkaran, serta dapat
menghitung luas, jarak, dan sudut dalam kombinasi beberapa lingkaran.
6. Mahasiswa dapat menggunakan aturan sinus dan aturan cosinus untuk
menghitung besar sudut dan luas bangun datar.

3.1. Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan bentuk-bentuk dasar geometri bidang yang membantu
pemahaman pada geometri ruang. Materi geometri ini dibahas sebelum trigonometri
karena satu sama lain saling berkaitan. Penghitungan pada geometri didasarkan pada
pengetahuan tentang sudut di dalam fungsi trigometri.

3.2. Sudut
3.2.1. Sudut Antara Dua Garis

Dua garis lurus yang sejajar membentuk sudut nol dan dua garis yang saling tegak
lurus membentuk sudut 900, sedangkan dua garis lurus yang membentuk sudut θ
dengan 0 ≤ 𝜃 < 90° dan diketahui besar kemiringannya, memenuhi persamaan

𝑚 −𝑚
tan 𝜃 = ,
1+𝑚 𝑚

dengan m1 dan m2 kemiringan garis pertama dan kedua. Jika kemiringan garis tidak
diketahui, tetapi perbandingan sudutnya diketahui seperti ditunjukkan pada contoh
berikut ini, maka rumus perbandingan sudut lebih mudah digunakan.

Contoh 1. Tentukan besarnya sudut yang ditunjukkan dengan variabel x, k, dan y


berikut!
Gambar 3.1

Penyelesaian:

a) 𝑥 + 2𝑥 = 90° ⟹ 3𝑥 = 90° ⟹ 𝑥 = 30°.

b) 𝑥 + 4𝑥 = 180° ⟹ 5𝑥 = 180° ⟹ 𝑥 = 36°.

c) 140° + 𝑘 = 180° ⟹ 𝑘 = 40°

d) 𝑦 + 38° + (180° − 74°) = 180° ⟹ 𝑦 = 36° atau

𝑦 + 38° = 74° ⟹ 𝑦 = 36°.

3.2.2. Sudut pada Segitiga dan Lingkaran

Dengan menggunakan pengetahuan jumlah total sudut dalam sebuah segitiga dan
rumus pythagoras, dapat dihitung besar sudut dalam contoh berikut ini.

Contoh 2. Tentukan besar sudut x pada bangun datar di bawah ini!

Gambar 3.2

Contoh 3. Tentukan besar sudut x pada a) dan sudut cab pada b)!

a) b)

Gambar 3.3
3.3 Bangun Datar
Jajaran Genjang (Parallelogram)

Luas jajaran genjang adalah hasil kali dari panjang sisi


dan jarak tegak lurus dua sisi yang sejajar. Luas jajaran
genjang ABCD pada gambar di samping ini adalah bt.

Gambar 3.4 Parallelogram


Trapesium (Trapezoid)

Luas trapesium adalah setengah dari hasil kali panjang


dari jarak tegak lurus antar dua sisi yang sejajar dan
jumlah panjang dua sisi yang sejajar tersebut. Luas
trapesium pada Gambar 3.5 adalah 𝑡(𝑏 + 𝑏 ) = 𝑡𝑚,
Gambar 3.5 Trapezoid dengan m medium yaitu panjang rata-rata b dan b’.

Belah Ketupat (Rhombus)

Belah ketupat adalah bangun datar dengan empat sisi


yang diagonalnya saling tegak lurus. Luas belah
ketupat adalah setengah hasil kali panjang diagonal-
diagonalnya. Luas belah ketupat pada Gambar 3.6
adalah 𝑑𝑑′.
Gambar 3.6 Rhombus

3.4 Poligon Beraturan dan Lingkaran


Poligon beraturan adalah poligon yang panjang sisinya sama (besar sudutnya sama).
Pusat dari poligon beraturan adalah juga pusat dari lingkaran yang bersinggungan
dengan semua sisi poligon (lingkaran dalam) atau pusat dari lingkaran yang melalui
semua titik sudut poligon (lingkaran luar). Jari-jari poligon adalah segmen garis yang
menghubungkan pusat poligon dengan salah satu titik sudut poligon. Oleh karena itu,
jari-jari poligon juga merupakan jari-jari lingkaran luar.

Gambar 3.7 Lingkaran dalam dan luar pada segi enam beraturan
Pengukuran Sudut pada Poligon

Sudut dalam (interior angle) sebuah poligon adalah sudut


lancip yang dibentuk oleh dua sisi poligon. Jumlah sudut
dalam sebuah poligon n sisi adalah (𝑛 − 2)180°. Misalnya,
jumlah sudut dalam poligon 3 sisi (segitiga) adalah
(3 − 2)180° = 180°. Jumlah sudut dalam sebuah pentagon
Gambar 3.8 Pentagon (poligon 5 sisi) adalah 540.

Sudut luar (exterior angle) sebuah poligon adalah sudut komplementer dari sudut
dalam. Pada Gambar 3.8 sudut α adalah sudut dalam, sedangkan sudut β adalah sudut
luar. Jika α dan β satuannya derajat, maka berlaku

(𝑛 − 2)180° 360°
𝛼= ; 𝛽= dan 𝛼 + 𝛽 = 180°
𝑛 𝑛
Luas Poligon Beraturan

Segi Enam Beraturan (hexagon)

Luas segi enam beraturan pada Gambar 3.9 adalah


enam kali luas segitiga sama sisi ABO. Karena 𝐴𝐵 =
𝑠 maka luas segitiga ABO adalah 𝑠𝑡. Jadi, Luas segi
enam beraturan di bawah ini adalah 3𝑠𝑡.

Gambar 3.9 Segi Enam Beraturan


Segi n Beraturan

Perhatikan Gambar 3.10! Segi n beraturan dapat


dibentuk dari n kali segitiga sama kaki, dengan dua
sisi yang sama panjang r yaitu jari-jari poligon dan sisi
lainnya s. Oleh karena itu, luas segi n beraturan adalah
n kali luas segitiga sama kaki tersebut. Jadi, luas segi
n beraturan adalah 𝑟 sin 𝜃. Besar sudut  adalah
Gambar 3.10
Membangun Segi n Beraturan 360/n. Jadi, luas segi n beraturan adalah 𝑟 sin .

Luas Sektor dan Segmen Lingkaran

Sektor lingkaran K adalah wilayah yang dibatasi


oleh busur minor AB (busur yang sudut pusatnya
kurang dari 180), ruas garis 𝐴𝑂 dan 𝑂𝐵 . Sektor
lingkaran disebut juga juring lingkaran. Luas juring
lingkaran K dengan jari-jari r dan besar sudut pusat 
Gambar 3.11 Sektor lingkaran adalah 𝐾 = 𝑟 𝜃.
Segmen lingkaran G adalah wilayah yang dibatasi oleh
busur minor AB dan ruas garis 𝐴𝐵 . Segmen lingkaran
disebut juga tembereng lingkaran. Luas tembereng
lingkaran G dengan jari-jari r dan besar sudut pusat 
adalah
1 1 1
𝐺 = 𝑟 𝜃 − 𝑟 sin 𝜃 = 𝑟 (𝜃 − sin 𝜃)
Gambar 3.12 Segmen lingkaran 2 2 2

Contoh 4: Luas sektor lingkaran dengan sudut pusat 70 dan jari-jari 18 dm adalah

1 1 𝜋
𝐾= 𝑟 𝜃 = (18) 70 = 63𝜋 𝑑𝑚
2 2 180

Variasi Posisi Dua Lingkaran


C A
D

O Q

F
E
B

Gambar 3.13

Pada Gambar 3.13 lingkaran dengan pusat 𝑂 dan 𝑄 bersinggungan secara eksternal.
Ruas garis 𝐴𝐵 memotong 𝑂𝑄 secara tegak lurus. Jari-jari lingkaran 𝑂 adalah 𝑅 dan
jari-jari lingkaran 𝑄 adalah 𝑟, sehingga 𝑂𝑄 = 𝑅 + 𝑟.

A D F
O
P B Q P’
C

Gambar 3.14

Gambar 3.14 menunjukan lingkaran dengan pusat 𝑂 dan 𝑄 terpisah. Garis singgung
internal 𝐴𝐵 dan 𝐶𝐷 bertemu di titik P. Karena ukuran lingkaran 𝑂 dan 𝑄 berbeda,
garis singgung eksternal 𝐸𝐹 dan 𝐺𝐻 bertemu di titik 𝑃′. Garis pusat 𝑂𝑄 melalui
titik 𝑃 dan 𝑃′. Panjang 𝐴𝐵 = 𝐶𝐷 dan 𝐸𝐹 = 𝐺𝐻 .
Luas dari Bentuk-Bentuk Kombinasi

Contoh 1. Gambar ini merupakan kombinasi dari persegi dan setengah lingkaran.

Gambar 3.15

Jika panjang sisi persegi 6 cm, maka luas wilayah di atas adalah 6 + (9𝜋) =
(36 + 4,5𝜋)𝑐𝑚 .

Contoh 2. Gambar di bawah ini merupakan kombinasi dari tiga lingkaran yang sama
dan berjari-jari 3 dm. Tentukan luas wilayah berwarna gelap yang diapit tiga lingkaran
ini!

Gambar 3.16

Panjang sisi-sisi segitiga ini adalah 2 kali jari-jari lingkaran, sehingga segitiga ini sama
sisi. Luas segitiga = × 9 × sin 60° = √3 𝑑𝑚 . Luas wilayah berwarna gelap 𝐺
adalah luas segitiga sama sisi dikurangi tiga kali luas juring lingkaran dengan sudut
pusat 60. Jadi, 𝐺 = √3 − 3. = √3 − 𝜋 𝑑𝑚 .

3.5 Aturan Sinus dan Aturan Cosinus


Sebelum membahas tentang aturan sinus dan aturan cosinus,
perhatikan dahulu definisi garis tinggi dan garis berat
berikut ini. Garis Tinggi adalah sebuah ruas garis yang
ditarik dari sebuah titik sudut sebuah segitiga hingga ke sisi
dihadapannya secara tegak lurus. Garis Berat adalah
sebuah ruas garis yang ditarik dari sebuah titik sudut sebuah
Gambar 3.17 segitiga hingga ke sisi dihadapannya sedemikian sehingga
sisi tersebut terbagi dua sama panjang. Pada Gambar 3.17,
garis berat ditunjukkan oleh ruas garis 𝐶𝐷 .
Diberikan segitiga sembarang 𝐴𝐵𝐶 seperti
pada Gambar 3.18, berlaku aturan sinus dan
aturan cosinus sebagai berikut.

Aturan Sinus

𝑎 𝑏 𝑐
= =
sin 𝛼 sin 𝛽 sin 𝛾

Aturan Cosinus
Gambar 3.18
𝑐 = 𝑎 + 𝑏 − 2𝑎𝑏 cos 𝛾
𝑏 = 𝑎 + 𝑐 − 2𝑎𝑐 cos 𝛽
𝑎 = 𝑏 + 𝑐 − 2𝑏𝑐 cos 𝛼

Contoh: Pada segitiga sebarang 𝐴𝐵𝐶 dengan 𝐵𝐶 = 𝑎, 𝐴𝐶 = 𝑏, 𝐴𝐵 = 𝑐, diketahui


bahwa 𝑎 + 𝑏 = 10, besar ∠𝐴 = 30° dan besar ∠𝐵 = 45°. Tentukan panjang b!

Jawab: Dengan menggunakan aturan sinus, diperoleh hubungan berikut:

1
𝑎 𝑏 sin 𝐴 sin 30° 𝑏
= ⇒𝑎=𝑏 =𝑏 = 𝑏 2 = √2
sin 𝐴 sin 𝐵 sin 𝐵 sin 45° 1 2
2 √2

Karena 𝑎 + 𝑏 = 10, maka √2 + 𝑏 = 10 ⟹ 𝑏 = = 10(2 − √2).


Contoh: Pada segitiga sebarang 𝐴𝐵𝐶 diketahui 𝐴𝐶 = 2√2 𝑐𝑚, 𝐴𝐵 = 4 𝑐𝑚.


Tentukan panjang 𝐵𝐶!

Gambar 3.19

Jawab: Berdasarkan aturan cosinus, diperoleh hubungan


𝐵𝐶 = 𝐴𝐶 + 𝐴𝐵 − 2𝐴𝐶. 𝐴𝐵 cos 𝐴 = 2√2 + 4 − 2.2√2. 4 cos 30°

= 8 + 16 − 8√6 = 24 − 8√6 = 4,404.

Jadi, 𝐵𝐶 = √4,404 = 2,099 ≈ 2,1 𝑐𝑚.

Latihan
1. Perhatikan rangka besi di bawah ini!

Gambar 3.20

Jika 𝑡 = 2 𝑚, 𝛼 = 45°, dan 𝛽 = 30° panjang besi yang dibutuhkan untuk


membuat rangka di atas adalah ... m.

2. Besar sudut 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 adalah ....

Gambar 3.21

3. Tentukan luas bidang arsir berikut ini jika OB = 10 cm,  = 45 dan  = 30!

Gambar 3.22

4. Gambar di bawah ini merupakan kombinasi dari empat lingkaran yang sama dan
berjari-jari 9 cm. Tentukan luas wilayah berwarna gelap yang diapit empat
lingkaran ini!
Gambar 3.23

5. Sebatang silinder besi berdiameter 40 mm dibubut sehingga berbentuk baut dengan


penampang kepala baut segi enam beraturan seperti pada gambar. Berapa massa
silinder yang terbuang jika panjang silinder 50 mm dan massa jenisnya 7840
kg/m3?

Gambar 3.24

6. Diketahui segitiga PQR seperti gambar di bawah ini. Tentukan besar sudut PQR!

Gambar 3.25

7. Diketahui segiempat ABCD seperti gambar di bawah ini. Tentukan panjang BC!

Gambar 3.26
8. Posisi kota A dan kota B ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Berapa jarak
keduanya?

Gambar 3.27

9. Perhatikan Gambar 3.22! Buktikan bahwa 𝐶𝐷 = + − !

10. Diketahui segitiga ABC siku-siku di C. Titik P dan Q terletak pada AB sedemikian
sehingga sisi AB terbagi menjadi tiga bagian yang sama. Buktikan bahwa

𝐶𝑃 + 𝑃𝑄 + 𝑄𝐶 = 𝐴𝐵 !

Gambar 3.28

Anda mungkin juga menyukai