Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

GEOMETRI

Tujuan Pembelajaran Umum:


1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar geometri.
2. Mahasiswa mampu menggunakan konsep dasar geometri untuk
menyelesaikan masalah teknik mesin.

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1. Mahasiswa dapat menghitung sudut antara dua garis, sudut pada segitiga,
dan sudut pada lingkaran.
2. Mahasiswa dapat menghitung jarak terdekat antara dua titik, jarak terdekat
sebuah titik ke garis dan jarak tegak lurus antara dua garis yang sejajar.
3. Mahasiswa dapat menghitung luas bangun-bangun datar.
4. Mahasiswa dapat menghitung sudut pada poligon dan luas poligon.
5. Mahasiswa dapat menghitung luas segmen dan sektor lingkaran, serta dapat
menghitung luas, jarak, dan sudut dalam kombinasi beberapa lingkaran.

4.1. Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan bentuk-bentuk dasar geometri bidang yang membantu
pemahaman pada geometri ruang. Materi geometri ini dibahas setelah trigonometri
karena satu sama lain saling berkaitan. Penghitungan pada geometri didasarkan pada
pengetahuan tentang sudut di dalam fungsi trigometri.

4.2. Sudut
4.2.1. Sudut Antara Dua Garis

Dua garis lurus yang sejajar membentuk sudut nol dan dua garis yang saling tegak
lurus membentuk sudut 900, sedangkan dua garis lurus yang membentuk sudut θ
dengan 0 ≤ 𝜃 ≤ 90° dan diketahui besar kemiringannya, memenuhi persamaan

𝑚 −𝑚
tan 𝜃 = ,
1+𝑚 𝑚

dengan m1 dan m2 kemiringan garis pertama dan kedua. Jika kemiringan garis tidak
diketahui, tetapi perbandingan sudutnya diketahui seperti ditunjukkan pada contoh
berikut ini, maka rumus perbandingan sudut lebih mudah digunakan.
Contoh 1. Tentukan besarnya sudut yang ditunjukkan dengan variabel x, k, dan y
berikut!

a) b)

4x

x x

2x

c) d)

1400

y 740 380

Penyelesaian:

a) 𝑥 + 2𝑥 = 90° ⟹ 3𝑥 = 90° ⟹ 𝑥 = 30°.

b) 𝑥 + 4𝑥 = 180° ⟹ 5𝑥 = 180° ⟹ 𝑥 = 36°.

c) 140° + 𝑘 = 180° ⟹ 𝑘 = 40°

d) 𝑦 + 38° + (180° − 74°) = 180° ⟹ 𝑦 = 26° atau

𝑦 + 38° = 74° ⟹ 𝑦 = 26°.

4.2.2. Sudut pada Segitiga dan Lingkaran

Dengan menggunakan pengetahuan jumlah total sudut dalam sebuah segitiga dan
rumus pythagoras, dapat dihitung besar sudut dalam contoh berikut ini.

Contoh 2. Tentukan besar sudut x pada bangun datar di bawah ini!

a) b)

600 x

x 1400

400
Contoh 3. Tentukan besar sudut x pada a) dan sudut cab pada b)!

a) b)

a b
x

c 740 c 1100

500

4.3. Bangun Datar


4.3.1. Jajaran Genjang (Parallelogram)

D b A

C B
Gambar 4.1

Luas jajaran genjang adalah hasil kali dari panjang sisi dan panjang dari jarak tegak
lurus antar dua sisi yang sejajar. Luas jajaran genjang ABCD pada gambar 4.1 adalah
bt.

4.3.2. Trapesium (Trapezoid)

Luas trapesium adalah setengah dari hasil kali panjang dari jarak tegak lurus antar dua
sisi yang sejajar dan jumlah panjang dua sisi yang sejajar tersebut.

b’

t m

Gambar 4.2
Luas trapesium pada gambar 3.2 adalah 𝑡(𝑏 + 𝑏 ) = 𝑡𝑚, dengan m medium yaitu
panjang rata-rata b dan b’.

4.3.3. Belah Ketupat (Rhombus)

Belah ketupat adalah bangun datar dengan empat sisi yang diagonalnya saling tegak
lurus. Luas belah ketupat adalah setengah hasil kali panjang diagonal-diagonalnya.

d
d’

Gambar 4.3

Luas belah ketupat pada gambar 3.3 adalah 𝑑𝑑′.

4.3. Poligon Beraturan dan Lingkaran


Poligon beraturan adalah poligon yang panjang sisinya sama (besar sudutnya sama).
Pusat dari poligon beraturan adalah juga pusat dari lingkaran yang bersinggungan
dengan semua sisi poligon (lingkaran dalam) atau pusat dari lingkaran yang melalui
semua titik sudut poligon (lingkaran luar). Jari-jari poligon adalah segmen garis yang
menghubungkan pusat poligon dengan salah satu titik sudut poligon. Oleh karena itu,
jari-jari poligon juga merupakan jari-jari lingkaran luar.

O
r

Gambar 4.4 Lingkaran dalam dan luar pada segi enam beraturan

4.3.1. Pengukuran Sudut pada Poligon

Sudut dalam (interior angle) sebuah poligon adalah sudut lancip yang dibentuk oleh
dua sisi poligon. Jumlah sudut dalam sebuah poligon n sisi adalah (𝑛 − 2)180°.
Misalnya poligon dengan 3 sisi, yaitu segitiga, jumlah sudut dalamnya adalah (3 −
2)180° = 180°. Poligon dengan 5 sisi, atau pentagon, jumlah sudut dalamnya adalah
540.
α

Gambar 4.5 Pentagon

Sudut luar (exterior angle) sebuah poligon adalah sudut komplementer dari sudut
dalam. Pada Gambar 4.5 sudut α adalah sudut dalam, sedangkan sudut β adalah sudut
luar. Jika α dan β satuannya derajat, maka berlaku

(𝑛 − 2)180° 360°
𝛼= ; 𝛽= dan 𝛼 + 𝛽 = 180°
𝑛 𝑛

4.3.2. Luas Poligon Beraturan

1. Segi enam beraturan (hexagon)

Luas segi enam beraturan pada Gambar 4.6 adalah enam kali luas segitiga sama sisi
ABO. Karena 𝐴𝐵 = 𝑠 maka luas segitiga ABO adalah 𝑠𝑡. Jadi, Luas segi enam
beraturan di bawah ini adalah 3𝑠𝑡.

O
s t

A B

Gambar 4.6 Segi enam beraturan

2. Segi n beraturan

r

s

Gambar 4.7
Perhatikan Gambar 4.7! Segi n beraturan dapat dibentuk dari n kali segitiga sama kaki,
dengan dua sisi yang sama panjang r yaitu jari-jari poligon dan sisi lainnya s. Oleh
karena itu, luas segi n beraturan adalah n kali luas segitiga sama kaki tersebut. Jadi,
luas segi n beraturan adalah 𝑟 sin 𝜃. Besar sudut  adalah 360/n. Jadi, luas segi n
beraturan dapat ditulis sebagai 𝑟 sin

4.3.3. Luas Sektor dan Segmen Lingkaran

Sektor lingkaran K adalah wilayah yang dibatasi oleh busur minor AB (busur yang
sudut pusatnya kurang dari 180), ruas garis 𝐴𝑂 dan 𝑂𝐵. Sektor lingkaran disebut
juga juring lingkaran. Luas juring lingkaran K dengan jari-jari r dan besar sudut
pusat  adalah 𝐾 = 𝑟 𝜃.

A

O r B

Gambar 4.8 Sektor lingkaran

Contoh 4: Luas sektor lingkaran dengan sudut pusat 70 dan jari-jari 18 dm adalah

1 1 𝜋
𝐾= 𝑟 𝜃 = (18) 70 = 63𝜋 𝑑𝑚
2 2 180
Segmen lingkaran G adalah wilayah yang dibatasi oleh busur minor AB dan ruas garis
𝐴𝐵 . Segmen lingkaran disebut juga tembereng lingkaran. Luas tembereng lingkaran
G dengan jari-jari r dan besar sudut pusat  adalah

1 1 1
𝐺 = 𝑟 𝜃 − 𝑟 sin 𝜃 = 𝑟 (𝜃 − sin 𝜃)
2 2 2

 B
r

Gambar 4.9 Segmen lingkaran


4.3.4. Variasi Posisi Dua Lingkaran
C A
D

O Q

F
E
B

Gambar 4.10

Pada Gambar 4.10 lingkaran dengan pusat O dan Q bersinggungan secara eksternal.
Ruas garis 𝐴𝐵 memotong 𝑂𝑄 secara tegak lurus. Jari-jari lingkaran O adalah R dan
jari-jari lingkaran Q adalah r, sehingga 𝑂𝑄 = 𝑅 + 𝑟.

A D F
O
P B Q P’
C
H
G

Gambar 4.11

Gambar 4.11 menunjukan lingkaran dengan pusat O dan Q terpisah. Garis singgung
internal 𝐴𝐵 dan 𝐶𝐷 bertemu di titik P. Karena ukuran lingkaran O dan Q berbeda,
garis singgung eksternal 𝐸𝐹 dan 𝐺𝐻 bertemu di titik P’. Garis pusat 𝑂𝑄 melalui
titik P dan P’. Panjang 𝐴𝐵 = 𝐶𝐷 dan 𝐸𝐹 = 𝐺𝐻 .

4.3.5. Luas dari Bentuk-bentuk Kombinasi

Contoh 1. Gambar ini merupakan kombinasi dari persegi dan setengah lingkaran.

A B

D C

Gambar 3.12

Jika panjang sisi persegi 6 cm, maka luas wilayah di atas adalah 6 + (9𝜋) =
(36 + 4,5𝜋)𝑐𝑚 .
Contoh 2. Gambar di bawah ini merupakan kombinasi dari tiga lingkaran yang sama
dan berjari-jari 3 dm. Tentukan luas wilayah berwarna gelap yang diapit tiga lingkaran
ini!

Gambar 4.13

Karena sisi-sisi segitiga pada gambar diatas, panjangnya adalah 2 kali jari-jari
lingkaran maka segitiga ini merupakan segitiga sama sisi. Luasnya adalah ½ .9. sin
60 = √3 𝑑𝑚 . Luas wilayah berwarna gelap, G adalah luas segitiga sama sisi
dikurangi tiga kali luas juring lingkaran dengan sudut pusat 60. Jadi,

9 9𝜋 9 1
𝐺= √3 − 3. = √3 − 𝜋 𝑑𝑚 .
4 23 2 2

Latihan
1. Perhatikan rangka besi di bawah ini.


t


Jika 𝑡 = 2 𝑚, ∝ = 45°, dan 𝛽 = 30° panjang besi yang dibutuhkan untuk
membuat rangka di atas adalah …. m.

2.
d a
60

b
c

Besar sudut 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 adalah .....


3. Tentukan luas bidang arsir berikut ini jika  = 30 dan  = 45!

4. Gambar di bawah ini merupakan kombinasi dari empat lingkaran yang sama dan
berjari-jari 9 cm. Tentukan luas wilayah berwarna gelap yang diapit empat
lingkaran ini!

5. Sebatang silinder besi berdiameter 40 mm dibubut sehingga berbentuk baut dengan


penampang kepala baut segi enam beraturan seperti pada gambar. Berapa massa
silinder yang terbuang jika panjang silinder 50 mm dan massa jenisnya 7840
kg/m3?

20 mm

5 mm

50 mm

10 mm

Anda mungkin juga menyukai