Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

LIMAS, KERUCUT DAN KERUCUT TERPANCUNG

A. Limas
1. Jenis-jenis Limas dan Pengertian Limas
a. Limas Segitiga
Limas segitiga itu adalah limas yang mempunyai alas yang berbentuk
segitiga, baik alasnya berbentuk segitiga sembarang, segitiga siku-siku,
segitiga sama sisi, maupun segitiga sama kaki, dan limas segitiga. Sifat
limas segitiga :
1) Memiliki 4 buah titik sudut, 3 buah titik sudut itu terdapat pada bagian
alas kemudian 1 ti.tik sudutnya berada di titik puncak
2) Memiliki 6 buah jumlah rusuk
3) Mempunyai 4 buah sisi yaitu 3 sisi tegak dan 1 buah sisi alas

b. Limas Segi empat


Limas segi empat itu adalah limas yang mempunyai alas yang berbentuk
segi empat, baik itu berupa persegi panjang, belah ketupat, jajar genjang,
layang-layang, persegi dan lain sebagainya, sifat limas segi empat :
1) Memiliki 5 buah titik sudut, 4 buah titik sudut itu terdapat pada bagian
alas dan 1 buah pada bagian puncak
2) Memiliki jumlah rusuk 8 buah
3) Mempunyai 5 buah sisi, 1 sisi terdapat pada alas yang berbentuk segi
empat kemudian 4 buah sisi lainya tegak yang memiliki bentuk segi
tiga
c. Limas Segilima
Limas segi lima itu adalah bangun ruang limas yang memiliki alas yang
bentuknya segi lima, baik itu segi lima sembarang maupun segi lima
teratur, dan limas segi lima ini memiliki sifat :
1) Mempunyai 6 buah titik sudut , 5 buah pada bagian alas sedangkan 1
buah sudut terdapat pada bagian puncak
2) Mempunyai jumlah rusuk 10 buah
3) Memiliki 6 buah sisi, 5 buah sisi terdapat pada bagian samping
sedangkan 1 sisi lainnya terdapat pada bagian alas

d. Limas Segi enam


Limas segi enam itu merupakan limas yang mempunyai alas yang
berbentuk segi enam, baik itu segi enam sembarang maupun segi enam
teratur, dan limas segi enam ini memiliki sifat :
1) Mempunyai `12 Buah titik rusuk
2) Memiliki 7 buah titik sudut, 6 buah titik sudut terdapat di bagian alas
sedangkan 1 buah titik sudut terdapat pada bagian atas atau puncak
3) Mempunyai 7 buah sisi satu sisi terdapat pada bagian alas sedangkan 6
buah sisi lain terdapat pada bagian samping
2. Perhitungan Luas Permukaan dan Volume Limas
a. Luas Permukaan Limas

Gambar di atas memperlihatkan sebuah limas segiempat E.ABCD beserta


jarring-jaringnya. Dengan demikian, luas permukaan limas sebagai
berikut.
Luas permukaan limas E.ABCD = luas ABCD + luas
∆ ABE +luas ∆ BCE +luas ∆ CDE+luas ∆ ADE=luas ABCD+ ( luas ∆ ABE +luas ∆ BCE+luas
Secara umum, luas permukaan limas adalah sebagai berikut.
Luas permukaan limas = luas alas + jumlah luas sisi-sisi tegak
b. Volume Limas
Volume suatu limas-segitiga adalah sepertiga dari hasilkali luas bidang
alasnya dan tingginya.
1
Volume = × A × t , dengan A = luas alas, t = tinggi
3

A = bidang alas (daerah segitiga yang diarsir)


t = tinggi (garis tegak yang putus-putus )
Dengan dasar teorema perhitungan volume limas segitiga, maka untuk
perhitungan volume limas yang bidang alasnya bukan daerah segitiga
dapat didekati dengan membentuk limas-limas segitiga dalam limas
tersebut. Misalnya seperti yang disajikan dalam Gambar 33.

Jadi, secara umum, volume limas adalah sepertiga dari hasilkali luas alas
dan tinggi limas.
1
V limas = × A × t , dengan A = luas alas, t = tinggi.
3
Volume limas sebarang adalah sepertiga luas alas kali tinggi.
Perhatikan gambar di bawah ini.

Bukti :
Ambil limas segilima di atas sebagai contoh. Perhatikan bahwa
limas segilima di atas dapat di bagi menjadi 5 (jika limas yang diambil
merupakan limas segi -n, maka limas tersebut dapat di bagi menjadi n
bagian). Masing-masing bagian limas merupakan limas segitiga yang
mempunyai luas alas berbeda namun memiliki tinggi yang sama.
Misalkan A menyatakan luas alas dan t menyatakan tinggi, maka
masing masing limas tersebut memiliki volume

1 1 1 1 1
A 1 t , A 2 t , A 3 t , A 4 t dan A 5 t . Akibatnya
3 3 3 3 3
1 1 1 1 1
Volume limas segilima= A 1t + A 2t + A 3 t+ A 4 t+ A 5 t
3 3 3 3 3
1
Volume limas segilima= ( A 1 t+ A 2 t+ A 3 t + A 4 t + A 5 t)
3
1
Volume limas segilima= ( A 1+ A 2+ A 3+ A 4 + A 5)
3
Karena A 1+ A 2+ A 3+ A 4+ A 5= A limas segilima maka
1
Volume limas segilima= A limas segilima ×t
3
Atau jika kita mengambil limas segi –n, maka
1
Volume limas segi−n= A limas segi−n ×t
3
Atau secara umum dapat dituliskan

1
Volume limas= A limas ×t
3

3. Contoh Soal
Berikut ini beberapa contoh soal berkaitan dengan materi limas :
a. Diketahui tinggi TO = t = 12 cm, PQ = RS = 15 cm, PS = QR = 9 cm.

Berdasarkan gambar di atas tentukan luas alas limas dan volume limas?
Penyelesaian :
Luas alas = PQ × RQ
= 15 × 9
= 135 cm2
1
Volume limas = luas alaslimas ×t
3
1
¿ ×135 ×12
3
= 540 cm3
Jadi, luas alas limas T.PQRS adalah 135 cm 2, dan volume limas adalah
540 cm3.
b. Bagaimanakah perhitungan volume limas-tegak -segienam-beraturan
P.ABCDEF seperti Gambar 36, jika diketahui panjang sisi segienam
tersebut a dan tinggi limas tersebut h ?

Penyelesaian :
Sketsa bidang alas

Karena segienam ABCDEF berupa segienam beraturan, berarti tiga


buah diagonal dari dua titik-sudut yang berhadapan, yaitu AD, BE, CF
berpotongan di satu titik, O. Titik O tersebut juga merupakan pusat
lingkaran-luar segienam tersebut.
Masing-masing diagonal tersebut juga merupakan garis-bagi sudut-
dalam segienam tersebut. Karena setiap sudut-dalam segienam-beraturan
sama besar, yaitu 120°, berarti m
∠ OAF=m∠ OFA=m∠OFE=m ∠OEF=m ∠OED=m ∠ODE=m∠ ODC=m∠ OCD=m
Demikian juga
m∠ FOA =m∠ EOF=m∠ DOE=m∠ COD=m∠ BOC=m∠ AOB=60 °
. Sehingga masing-masing segitiga yang terbentuk, yaitu ∆AOB, ∆BOC,
∆COD, ∆DOE, ∆EOF, dan∆ AOF berupa segitiga-samasisi. Karena
panjang sisi segienam-beraturan tersebut a, maka panjang sisi setiap
segitiga-samasisi tersebut juga a. Oleh karena itu luas daerah segienam-
ABCDEF samadengan jumlah luas daerah-daerah segitiga samasisi
tersebut.
L segienam- ABCDE = L∆ AOB + L∆ BOC + L∆ COD + L∆ DOE + L
∆ EOF + L∆ AOF
Setiap segitiga-samasisi tersebut diketahui panjang sisi-sisinya yaitu a,
berarti luas daerah setiga-samasisi tersebut sama besar.
Jadi, Luas segienam- ABCDE = 6 × L ∆ AOB
Luas daerah segitiga yang diketahui panjang sisi-sisinya dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Heron.
B. Kerucut dan Kerucut Terpancung
1. Pengertian Kerucut dan Kerucut Terpancung
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh bidang kerucut dan
sebuah bidang yang tegak lurus pada sumbu bidang kerucut. Bidang tersebut
memotong bidang kerucut menurut sebuah lingkaran yang selanjutnya disebut
bidang alas kerucut. Jarak dari puncak sampai bidang alas disebut tinggi dari
kerucut. Ruas garis yang menghubungkan titik puncak dan sebuah titik pada
lingkaran alas disebut garis pelukis, dan jika yang diperhatikan panjangnya,
maka disebut apotema. Jika sebuah kerucut dipotong oleh sebuah bidang yang
sejajar dengan bidang alas, maka bagian kerucut yang terletak antara bidang
alas dan bidang itu disebut kerucut terpancung.

a. Unsur-unsur Kerucut :
Berdasarkan gambar 2.6 maka diketahui unsur-unsur kerucut adalah
sebagai berikut :
1) Terdiri atas sisi lengkung yang dinamakan selimut kerucut dan sisi
bawah (alas) yang berupa lingkaran.
2) Titik C merupakan titik puncak kerucut.
3) Garis AB merupakan diameter bidang alas (d)
4) Garis OA dan OB dinamakan jari-jari alas kerucut (r).
5) Garis CO dinamakan tinggi kerucut (t), yaitu jarak dari titik puncak
kerucut ke pusat bidang alas.
6) Garis CA dan CB dinamakan garis pelukis (s), yaitu garis garis yang
menghubungkan puncak kerucut dengan titik pada keliling alas.
7) Mempunyai 2 sisi, 1 rusuk, dan 1 titik sudut.
b. Jaring-jaring kerucut

Dari Gambar 2.8, diketahui bahwa jaring-jaring kerucut terdiri dari


sisi bawah (alas) merupakan lingkaran yang mempunyai jari-jari r dan sisi
lengkung (selimut kerucut) merupakan juring lingkaran ABC yang
mempunyai jari-jari s.
2. Perhitungan Luas Selimut dan Volume Kerucut
a. Luas Permukaan Kerucut
Luas permukaan kerucut dapat dihitung dengan cara menghitung luas
jaring-jaringnya. Setelah memperhatikan Gambar 2.8 (b), dapat diketahui
bahwa jaring-jaring selimut kerucut merupakan sebuah juring lingkaran
dengan ukuran:
 Panjang jari-jari BC (BA) = garis pelukis kerucut (s)
 Panjang busur AC = keliling lingkaran alas kerucut
= 2πr
Oleh karena itu, luas selimut kerucut (luas juring lingkaran ABC
dengan
jari-jari s) dapat ditentukan dengan perbandingan berikut:
luas juring lingkaran ABC panjang busur kecil AC
=
luas lingkaran besar keliling lingkaran besar
luas selimut kerucut 2 πr
=
π s2 2 πs
luas selimut kerucut r
=
π s2 s
r
luas selimut kerucut =π s2 ×
s
luas selimut kerucut =πsr
Jadi, rumus luas selimut kerucut = πsr
Karena permukaan kerucut terdiri atas selimut kerucut dan alas
kerucut maka rumus luas permukaan kerucut adalah sebagai berikut:
Luas permukaan kerucut = luas selimut kerucut + luas alas kerucut
¿ πrs+ π r 2
¿ πr (s +r )
Jadi, rumus luas permukaan kerucut ¿ πr (s +r )

b. Volume Kerucut
Perhatikan gambar 2.9
Apabila alas limas segi beraturan seperti pada Gambar 2.9 mempunyai
segi yang sangat banyak, maka bentuk alas limas segi beraturan tersebut
akan mendekati bentuk lingkaran. Limas yang mempunyai bentuk alas
berupa lingkaran disebut kerucut. Ingat bahwa:
1
Volume limas ¿ ×luas alas limas× tinggi limas
3
Oleh karena itu, volume kerucut yang mempunyai tinggi t adalah:
1
Volume kerucut ¿ ×luas alas kerucut ×tinggi kerucut
3

1
¿ ×luas lingkaran yang berjari− jari r tinggi kerucut
3
1
¿ × π r2 × t
3
c. Luas Kerucut Terpancung
Perhatikan gambar berikut :

∆ PMN ∆ PLK
PN : PK = MN : KL
x : (x + A) = r : R
r (x + A) = Rx
rA = x (R – r)
rA
x= …..(i)
R−r
Luas kerucut besar = πR( A+ x )
Luas kerucut terkecil = πrx
Luas selimut kerucut terpancung = luas kerucut besar – luas kerucut kecil
¿ πR ( A + x )−πrx
¿ πRA+ πx ( R−r ) ….(ii)
(i) Disubtitusikan ke (ii)
rA
Luas selimut kerucut terpancung = πRA+ π (R – r)
R−r
πRA+ πrA=πA(R+ r)
Luas kerucut terpancung seluruhnya = luas selimut +¿ lingkaran besar +
lingkaran kecil
¿ πA ( R+r ) + π R 2+ π r 2
¿ π { R ( R+ A ) +r (r + A) }
¿ πA ( R+r ) + π ( R2 +r 2 )
d. Volume Kerucut Terpancung
Perhatikan gambar berikut ini.

1
Volume kerucut besar = π R 2 ¿ t1)
3
1 2
Volume kerucut kecil = π r t1
3
∆ PMN ∆ PLK
MN PM r t1
= → =
LK LK R t 1+t
↔ t 1 R=r (t 1+ t)
rt
↔ … ..(i)
(R+r )
Volume kerucut terpancung = v.kerucut besar – v.kerucut kecil
1 1
= π R 2 ¿ t1) - π r 2 t1
3 3
1
= π {t ¿ ¿) - R2 t} ….(ii)
3
Substitusi (i) ke (ii)
1 rt
Volume kerucut terpancung = π{ ( R−r )( R+r )+ R 2 t
3 ( R+ r )
1
= π {rt ( R+ r )+ R2 t }
3
1
= πt {r ( R+r ) + R 2 }
3
1
= πt {R2 + Rr +r 2 }
3
3. Contoh Soal
Berikut ini beberapa contoh soal berkaitan dengan materi kerucut dan
kerucut terpancung:
a. Jika diketahui kerucut dengan jari-jari kerucut OA = 3 cm, dan sisi
selimut kerucut (s) TA = 5 cm. hitunglah volume kerucut ?
Penyelesaian :
t 2 = s 2 – r2
= 52 – 32
= 25 – 9
= 16
t = √ 16 = 4 cm
1
volume kerucut = × π r2 × t
3
1
= ×3,14 × 32 ×4
3
= 37,68 cm3
b. Luas dan volume kerucut terpancung pada gambar di bawah ini adalah …
Penyelesaian :
Diketahui :
R = 28 : 2 = 14 cm
r = 14 : 2 = 7 cm
t = 10 cm
Ditanya : luas permukaan kerucut dan volume kerucut?
L ¿ πA ( R+r ) + π (R2 +r 2 )
Cari A terlebih dahulu
A = √ t 2 +(R−r )2
A = √ 102 +(14−7)2
A = √ 100+49
A = √ 149 = 12,21 cm
Selanjutnya hitung luas kerucut terpancung
L ¿ πA ( R+r ) + π ( R2 +r 2 )
L = 3,14 × 12,21 (14 + 7) + 3,14 (142 + 72)
L = 38,34 (21) + 3,14 (245)
L = 805,14 + 769,3
L = 1574,44 cm2
Sedangkan volume kerucut terpancung
1
V= πt {R2 + Rr +r 2 }
3
1
V= ×3,14 × 10 {14 2+14 × 7+7 2 }
3
1
V= ×3,14 × 10 {196+98+ 49 }
3
1
V= ×3,14 × 10 {343 }
3
1
V= ×31,4 {343 }
3
V = 3590,067 cm3

Anda mungkin juga menyukai