Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH GEOMETRI DIMENSI 3

A. Bangun Ruang dan Unsur-Unsurnya


1. Kubus
Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang datar (sisi) yang sama
luas dengan dua belas rusuk yang sama panjang dan semua sudutnya merupakan sudut siku-siku.
Unsur-unsur kubus :
a. Mempunyai 6 sisi berbentuk persegi yang kongruen, yaitu: ABCD, ABFE, ADHE, BCGF,
DCGH, EFGH.
b. Mempunyai 12 rusuk sama panjang, yaitu: AB, BC, CD, DA, EA, FB, GC, HD, EF, FG, GH,
HE.
c. Mempunyai 8 titik sudut, yaitu: A, B, C, D, E, F, G, H.
d. Mempunyai 12 diagonal sisi yang sama panjang, yaitu : AC, BD, BG, CF, AH, DE, AF, BE, DG,
CH, EG, FH.
e. Mempunyai 4 diagonal ruang yang sama panjang, yaitu : AG, DF, BH, CE.
f. Mempunyai 6 bidang diagonal, yaitu : AFGD, BCHE, ABGH, DCFE, DBFH, ACGE.

Jaring-Jaring Kubus :

Apabila kubus ABCD.EFGH diiris menurut rusuk EH, HD, EF, FB, BA, DC, dan CG, akan
dihasilkan bangun datar seperti pada gambar dibawah.

Volume Kubus :
Jika sebuah panjang rusuknya s, volume kubus adalah sebagai berikut.
V = s x s x s = s3
Luas Permukaan Kubus :
Jika sebuah kubus panjang rusuknya s, luas permukaan (Lp) kubus merupakan jumlah antara
luas seluruh sisi tegak dan dua kali luas alas kubus.
Luas permukaan kubus = 4s2 + 2s2
Lp = 6s2
Contoh :
a. Tentukan volume dan luas permukaan kubus jika panjang rusuknya 5 cm.

Jawab:

V = s3
= 53
= 125

Lp = 6s2
= 6 . 52
= 6. 25
= 150

Jadi, volume kubus adalah 125 cm3 dan luas permukaan kubus adalah 150 cm2

2. Tabung

Tabung adalah suatu bangun ruang dengan suatu irisan melingkar yang seragam. Jika ujung-
ujungnya tegak lurus pada permukaan yang melengkung, tabung itu adalah suatu tabung tegak.

Unsur-unsur tabung
a. Mempunyai 3 sisi, di antaranya berbentuk bidang lengkung dan lainnya berbentuk lingkaran.
b. Garis s disebut garis sumbu tabung atau disebut garis pelukis atau di sebut juga tinggi tabung (t).

Jaring-jaring tabung
Tabung atau silinder pada gambar dapat dibuat jaring-jaringnya jika diiris menurut lingkaran
alas, lingkaran atas, dan sebuah garis tinggi atau selimut tabung, kemudian direbahkan.

Volume dan luas permukaan tabung


Sebuah tabung dengan jari-jari lingkaran alas (r) dan tinggi tabung (t) memiliki volume
sebagai berikut.
V=
Luas permukaan tabung adalah luas selimut tabung ditambah dengan luas alas dan tutupnya
dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Lp =
Sedangkan luas permukaan tabung tanpa tutup adalah sebagai berikut.
Lp=

Contoh :
Diketahui jari-jari alas tabung 14 cm dan tinggi tabung 10 cm , hitunglah :
a. Volume tabung.
b. Luas tabung.

Jawab :
a. V =
=
= 6.160
Jadi, volume tabung adalah 6.160 cm3

b. Lp =
=
= 88 . 24
= 2.112
3. Prisma
Prisma adalah suatu bangun ruang yang mempunyai sepasang sisi sejajar dan sebangun,
yang disebut alas, serta sisi-sisi lain yang diperoleh dengan menghubungkan ujung-ujung titik
sudut dari kedua alasnya dan disebut sisi tegak. Prisma yang akan dipelajari pada bab ini adalah
prisma tegak.

Jenis-Jenis Prisma
Jenis-jenis prisma umumnya dikelompokkan berdasarkan bangun datar yang menjadi alas
prisma tersebut.

Unsur-Unsur Prisma
Perhatikan gambar prisma tegak segitiga pada gambar unsur-unsurnya antar lain :

a. Jika alasnya berbentuk segitiga, yaitu ABC dan DEF. Sisi tegaknya berbentuk segi empat, yaitu
ABED, ACFD, dan BCFE. Maka disebut prisma tegak segitiga
b. Rusuk alasnya yaitu AB, BC, dan CA. Rusuk atasnya yaitu DE, EF, dan FD. Rusuk tegaknya
yaitu AD, CF, dan BE.
c. Titik-titik sudutnya yaitu A, B, C, D, E, dan F.
d. Diagonal sisinya yaitu BD, AE, CE, BF, CD, dan AF.

Jaring-Jaring Prisma
Perhatikan gambar di bawah.

Jika balok pada gambar diatas diiris menurut rusuk AE, AD, DH, EF, HG, BF, dan CG.
Diperoleh jaring-jaring berikut.
Jika prisma segitiga pada gambar diiris menurut rusuk PS, PR, SU, RQ, dan UT, kemudian
direbahkan maka akan diperoleh jaring-jaring berikut.

Volume Dan Luas Permukaan Prisma


Secara umum, volume (V) dan luas (L) sebuah prisma adalah sebagai berikut.
V = luas bidang alas x tinggi prisma
Dan,
Lp = luas bidang alas + (keliling bidang alas x tinggi prisma)

Contoh :
Sebuah prisma alasnya berbentuk segitiga siku-siku yang panjang keua sisi siku-sikunya 3 cm
dan 4 cm. Jika tinggi prisma 8 cm, tentukan volume dan luas permukaan prisma.

Jawab :

AB
=
=
=
=5

Volume prisma = luas alas tinggi


=
= 48
Luas permukaan prisma = 2 luas alas + (keliling alas tinggi)
=
=
= 12 + 96
= 108
Jadi, volume prisma adalah 48 cm3 dan luas permukaan prisma adalah 108 cm3.
4. Limas
Limas adalah bangun ruang yang mempunyai sebuah titik puncak. Sisi yang tepat berada di
depan titik puncak disebut sisi alas, sedangkan jarak antara titik puncak dengan sisi alas disebut
dengan tinggi limas.
Unsur-unsur limas
Limas beraturan merupakan bangun ruang yang memiliki bidang alas sebuah segi-n
beraturan dan bidang sisi tegak yang berbentuk segitiga sama kaki yang kongruen.
Perhatikan gambar limas segi empat T.ABCD memiliki rusuk TA, TB, TC, dan TD rusuk
tegak dan sisi tegak berupa segitiga TBC, TCD, TDA, dan TAB.

Jaring-jaring limas

Perhatikan kembali gambar. Jika limas T.ABCD pada gambar diiris menurut rusuk TA, TB,
TC, dan TD akan diperoleh jaring-jaring berikut.

Volume dan luas permukaan limas


Untuk menghitung volume limas, kita dapat menggunakan rumus berikut.
V=
Sedangkan luas permukaan limas dapat dihitung dengan rumus berikut.

Contoh :

Sebuah limas T.ABCD dengan alas berbentuk persegi dan panjang sisinya 10 cm. Jika tinggi
pada sisi tegaknya 13 cm, hitunglah:
a. Tinggi limas,
b. Volume limas,
c. Luas permukaan limas.

Jawab :
a. Tinggi limas = TE
TE =
=
=
=
= 12 cm
Jadi, tinggi limas T.ABCD adalah 12 cm.

b. V =
=
= 400
Jadi, volume T.ABCD adalah 400 cm3

c. Ls = luas alas + luas sisi-sisi tegak


= 100 + 4
= 100 + 4 . 65
= 100 + 260
= 360
Jadi, luas permukaan limas T.ABCD adalah 360 cm2.

5. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh suatu daerah pada bidang datar (disebut
alas) dan sebuah selimut. Kerucut dapat dibentuk dari sebuah segitiga siku-siku yang diputar,
dimana sisi siku-sikunya sebagai pusat putaran.

Unsur-unsur kerucut
Perhatikan gambar
Kerucut adalah bangun ruang yang alasnya berbentuk lingkaran dengan jari-jari r.
TC = t menyatakan tinggi kerucut dengan T sebagai puncak kerucut dan a disebut sebagai
apotema atau garis pelukis.

Jaring-jaring kerucut
Jika kerucut pada gambar diiris menurut lingkaran alas dan salah satu garis pelukisnya,
kemudian direbahkan, akan diperoleh jaring-jaring berikut.
Volume dan luas permukaan kerucut
Sebuah kerucut dengan jari-jari lingkaran alas (r) dan tinggi (t), memiliki (V) sebagai
berikut.
V=
Luas permukaan kerucut adalah luas selimut kerucut ditambah dengan luas alas kerucut,
dihitung dengan rumus berikut.
Lp =
Sedangkan untuk luas permukaan kerucut tanpa alas atau luas selimut kerucut adalah
sebagai berikut.
Ls =
Dimana a = garis pelukis (apotema)

Contoh :
Sebuah kerucut tanpa lingkaran alas beridameter 16 cm. Apabila panjang garis pelukis pada
kerucut 10 cm, hitunglah :
a. Volume kerucut,
b. Luas selimut kerucut.

Jawab :
r = 8 cm
t =
=
=
=
=6
a. V =
=
= 401,92
Jadi, volume kerucut adalah 401,92 cm3

b.
= 3.14 . 8. 10
= 251,2
Jadi, luas selimut adalah 251,2 cm2

6. Bola

Bola adalah himpunan semua titik dalam ruang dengan jarak tertentu dari suatu titik tetap
yang disebut pusat, dan jarak tersebut dinamakan jari-jari.

Sebuah bola dapat dibentuk dari bangun setengah lingkaran yang diputar 360 pada garis
tengahnya. Volume bola dengan jari-jari (r) dapat dihitung dengan rumus berikut.
V = atau V =
Pada bangun ruang, terkadang ada beberapa benda yang terdiri dari 2 bangun ruang yang
disatukan. Seperti bandul yang terdiri dari kerucut dan setengah bola. Karena itu sebainya kita
juga mengetahui rumus untuk mencari volume dan luas setengah bola.
Luas selimut atau kulit bola (Ls) adalah sebagai berikut.
Lp = atau Ls =
Seringkali kita menemukan masalah mengenai setengah bola. Luas permukaan setengah bola
adalah sebagai berikut
Lp bola = luas selimut + luas lingkaran
=
=

Contoh :
Sebuah bola berdiameter 18 cm. Hitunglah:
a. Volume
b. Luas selimut bola

Jawab :
a. V =
=
= 3.052,08
Jadi, volume bola 3.052,08 cm3.
b. Ls =
=4
= 1.017,36
Jadi, luas selimut 1.017,36 cm2.

B. Hubungan antara Unsur-Unsur dalam Bangun Ruang


1. Hubungan Garis dan Bidang

Hubungan antara suatu garis terhadap suatu bidang memenuhi satu dari tiga kemungkinan
berikut.

Garis terletak pada bidang


Suatu garis dikatakan terletak pada bidang apabila setiap titik pada garis tersebut terletak
atau berimpit dengan bidang. Perhatikan gambar. Garis EG teletak pada bidang EFGH dan garis
AB pada bidang ABCD.
Garis sejajar bidang
Suatu garis dikatakan sejajar dengan bidang apabila antara garis dan gidang tidak
mempunyai titik persekutuan (tidak pernah berpotongan). Pada gambar, garis EF sejajar ABCD
dan garis AC sejajar EFGH.
Garis menembus bidang
Suatu garis dikatakan menembus bidang apabila garis dan bidang tidak mempunyai tepat
satu titik persekutuan (titik potong). Perhatikan gambar. Garis BO menembus bidang EFGH di
titik O, titik O disebut titik tembus.

Contoh:

Lengkapilah!
a. BG terletak pada bidang ....
b. DF terletak pada bidang ....
c. AD sejajar bidang .... dan ....

Jawab:
a. BG terletak pada bidang BCGF
b. DF terletak pada bidang BDHF
c. AD sejajar bidang EFGH dan BCFG

2. Jarak pada Bangun Ruang


Jarak Antara Dua Titik
Jarak antara dua titik adalah panjang garis yang menghubungkan kedua titik tersebut.
Perhatikan gambar. Jarak P dan Q dapat dihitung dengan membuat segitiga siku-siku dan
menggunakan rumus pythagors.
PQ =

Contoh :

Sudut kubus ABCD.EFGH mempunyai rusuk dengan panjang 6 cm. Tentukan :


a. Jarak A ke D
b. Jarak F ke H
c. Jarak E ke C

Jawab :
a. Jarak A ke D sama dengan rusuk kubus = 6 cm
b. Jarak F ke H sama dengan diagonal bidang kubus, yaitu :
EC =
=
=
=
=
Jadi, jarak F ke H adalah cm
c. Jarak E ke C sama dengan diagonal ruang kubus, yaitu :
EC =
=
=
=
=
Jadi, jarak E ke C adalah cm.

Jarak Titik Ke Garis


Jarak titik ke garis adalah pajang garis yang ditarik dari suatu titik dan tegak lurus garis
tersebut. Perhatikan contoh berikut.

Contoh :
Limas A.BCD pada gambar berikut merupakan limas segitiga beraturan. Tentukan jarak dari titik
A ke BE.

Jawab :

A.BCD limas segitiga


AB = AC = AD = 6
BC = CD = GD = 12
 Dari di dapat
BE =
=
=
=
=

 Dari didapat
AE =
=
=
=
= 6 cm
 Dari di dapat

t =
jadi, jarak dari titik A ke garis BE adalah

Jarak Antara Titik Dengan Bidang


Jarak antara titik dengan bidang adalah panjang garis tegak lurus dari titik ke bidang atau
panjang garis lurus dari titik ke titik proyeksinya pada bidang jarak sebuah titik ke sebuah bidang
adalah jarak tegak lurus dari titik ke bidang itu.

Contoh :
Panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah 12 cm. Tentukan jarak titik F ke bidang BEG.

Jawab :

AF =
=
=
= 12
Perhatikan
LG =
=
=
=
=
Perhatikan , diperoleh

FM =
=
Jadi, jarak titik F ke bidang BEG adalah cm.

Jarak Antara Dua Garis Bersilang

Dua garis dikatakan berselingan apabila garis tersebut tidak sejajar dan terletak pada dua
bidang yang berbeda. Perhatikan gambar. Garis AE dan BH saling berselingan. Misal dari kubus
ABCD. EFGH akan ditentukan jarak antara AE dan BH, langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut.
a. Tentukan dan buat bidang yang melalui BH dan sejajar AE sehingga diperoleh bidang BDHF,
b. Proyeksikan AE pada bidang BDHF sehingga diperoleh garisl KL,
c. Jarak antara AE dan BH adalah jarak antara AE dan KL diperoleh OM atau EK atau AL.

Contoh :
ABCD.EFGH adalah suatu kubus dengan panjang rusuk 4 cm. Tentukan jarak antara :
a. HD dan AG
b. AE dan CH
c. FG dan HD
Jawab :
a. Jarak antara HD dan AG dapat diwakili oleh jarak antara titik O dengan HD atau jarak antara

HD dan AG =
=
=
=
=
=

Jadi, jarak HD dan AG adalah cm.

b. Jarak antara AE dan CH dapat diwakili oleh garis EH karena apabila garis AE diproyeksikan ke
bidang CDHG maka garis AE akan tegak lurus dengan CH di titik H.
Jadi, jarak AE dengan CH = 4 cm
c. Jarak antara FG dan HD dapat diwakili oleh garis HG karena apabila garis HD diproyeksikan ke
FG akan memotong FG di titik G. Jadi jarak HD ke FG = 4 cm.

Jarak Antara Dua Garis Sejajar

Perhatikan gambar. Garis AB dan DC sejajar dan teletak pada bidang ABCD. Misalkan garis
IJ tegak lurus pada bidang AB dan DC, dan memotong kedua garis tersebut masing-masing di
titik I dan J. Jarak antara garis AB dan CD adalah panjang ruas garis IJ.

Contoh :
Balok JKLM.NOPQ memiliki panjang 18 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 12 cm. Tentukan jarak
antara ML dan NO.

Jawab :
ML dan NO terletak pada bidang MLON.
ML dan NO sejajar, maka jarak antara ML dan NO dapat diwakili oleh panjang LO.
LO =
=
=
=
=13
Jadi, jarak antara ML dan NO adalah 13 cm.

Jarak Antara Garis Dan Bidang Yang Sejajar

Perhatikan gambar. Garis MN sejajar dengan bidang EFGH. Tarik garis yang melalui
sembarang titik L di garis MN dan tegak lurus bidang EFGH. Misalkan garis tersebut menembus
bidang EFGH di L’, maka jarak antara garis MN dan bidang EFGH adalah panjang ruas garis
LL’.

Contoh :
Balok ABCD.EFGH memiliki panjang 12 cm, lebar 4 cm dan tinggi 8 cm. Tentukan jarak FC
dengan bidang ADHE.

Jawab :
FC sejajar dengan ADHE.
FC sejajar dengan ED pada bidang ADHE.
Jarak antara FC dengan bidang ADHE dapat diwakili oleh panjang FE = 12 cm.
Jadi, jarak FC dengan bidang ADHE adalah 12 cm.

Jarak Antara Dua Bidang Yang Sejajar


Perhatikan gambar. Jarak bidang ADHE dan BCGF yang sejajar adalah panjang ruas garis
UV, dimana U adalah titik sembarang pada bidang ADHE dan V adalah proyeksi titik U pada
bidang BCGF.

Contoh :
Balok PQRS.TUVW memiliki panjang 7 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 4 cm. Tentukan jarak bidang
PQUT dengan bidang SRVW.

Jawab :

Bidang PQUT sejajar dengan bidang SRVW.


Karena ruas garis PS tegak lurus dengan bidang SRVW, maka SR dapat digunakan untuk
mewakili jarak kedua bidang ini.
Jadi, jarak bidang PQUT dengan bidang SRVW adalah 5 cm.

3. Sudut
Sudut antara dua garis bersilang
Dua garis l dan m yang saling berpotongan di titik P digambarkan seperti berikut.
Dari gambar, yang dimaksud sudut dua garis bersilang (berpotongan) adalah sudut
Besar
Contoh :
Perhatikan kubus PQRS.TUVW. tentukan sudut yang dibentuk oleh garis-garis :

a. QS dan QR
b. QV dan VS
c. QR dan PW
d. TR dan WS

Jawab :
a. Garis QS dan QR berpotongan Q. Sudut antara QS dan QR adalah . Perhatikan merupakan
segitiga siku-siku sama kaki, jadi .

b. Garis QV dan VS berpotongan di V dan membentuk sudut QVS.


Perhatikan merupakan segitiga sama sisi. Jadi sudut antara garis QV dan VS adalah .
c. QR dan PW saling bersilangan. Garis PW sejajar QV pada bidang QRVU, jadi
d. TR dan WS saling bersilangan. WS sejajar VR pada bidang SRVW. Perhatikan

Sudut antara garis dan bidang

Sudut antara garis dan bidang adalah sudut lancip yang dibentuk antara garis dengan
proyeksinya pada bidang.
Perhatikan gambar berikut.
Garis EG adalah proyeksi EC pada bidang EFGH, maka sudut antara EC dan bidang EFGH
adalah

Contoh :
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm. Hitunglah sudut antar ACGE dengan
garis BG.

Jawab :
AC =
=
=
= cm
OC = cm

BG =
BO =
OG =
=
=
=
=
BG = AC =
Sudut antara BG dengan ACGE adalah
Perhatikan karena bidang ACGE.
sin =
=
= 30
Jadi, 30 .
Sudut Antara Dua Bidang
Perhatikan gambar. Bidang A dan bidang B membentuk sudut Sudut yang dibentuk pada
gambar disamping dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Tandai titik potong kedua bidang, misalnya titik Q.
2. Buat garis k pada bidang A melalui titik Q dan garis l pada bidang B melalui Q. Kedua garis
tegak lurus garis potongan. Diperoleh sudut antara bidang A dan bidang B sama dengan sudut
antara garis k dan garis l. Sudut antara garis k dan garis l disebut sudut tumpuan, sedangkan
bidang yang melalui garis k dan garis l disebut bidang tumpuan.

Contoh :
Suatu kubus PQRS.TUVW memiliki rusuk 5 cm. Tentukan sudut yang terbentuk antara biang
PQRS dengan bidang QSV.

Jawab :
Bidang PQRS beririsan dengan SQV di garis QS. Jadi sudut yang terbentuk merupakan sudut
antara garis OV dengan OR atau

OR =
=
tan
=
Jadi, sudut yang terbentuk antara bidang PQRS dengan bidang QSV adalah

Anda mungkin juga menyukai