Anda di halaman 1dari 52

25. M.

Lutfi Hidayat

Modul 8
● MANFAAT BELAJAR SUDUT
1. Bisa menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari – hari
2. Bisa mengukur garis dan susut.
CONTOH SUDUT LANCIP

CONTOH SUDUT SIKU – SIKU


CONTOH SUDUT
TUMPUL

CONTOH SUDUT LURUS


KB 1
SUDUT DAN FUNGSI TRIGONOMETRI
A. SUDUT
Di Dalam Geometri sebuah sudut ditentukan
oleh dua buah sinar atau dua garis g1 dan g2
dengan titik pangkal yang sama, misal titik O.
Jika titik A dan B masing – masing pada garis
g1 dan g2 maka AOB merupakan sebuah sudut
(Gambar 8.1). Dapat pula dikatakan bahwa
sebuah sudut merupakan dua segmen garis
yang memiliki satu titik ujung, titik O.
● Sementara itu di dalam trigonometri
sudut AOB dipandang sebagai hasil rotasi
yang berawal dari g1, sebagai garis
acuan, dan berakhir pada g2 sebagai
garis pemberhentian dan titik ujung O
sebagai pusat rotasi. Garis g1, garis g2,
dan titik O, masing – masing disebut sisi
awal (inisial side), sisi akhir (terminal
side), dan titik sudut (vertex).
g1

g2
O A
Gambar 8.1.
Rotasi dapat dilakukan secara berulang – ulang sehingga
menghasilkan dua sudut atau lebih dengan sisi awal dan
sisi akhir yang masing – masing sama (g1 tetap sebagai
sisi awal dan g2 tetap sebagai sisi akhir). Dua sudut atau
lebih dengan sisi awal dan sisi yang masing – masing
sama dinamakan sudut sama batas (conterminal). contoh
sudut sama batas dapat dilihat pada gambar 8.2.
g1
g1

g2
g2

g1

g2
Sudut adalah sudut yang
digambarkan pada bidang xoy,
dengan sumbu x positif
sebagai sisi awal sudut (sisi
1. Sudut Pada Bidang
acuan) dan pusat koordinat
Koordinat
(0,0) sebagai titik sudut.
Sudut yang dibentuk oleh rotasi yang berlawanan arah jarum jam
dinamakan sudut positif, sedangkan sudut yang dibentuk dengan
rotasi yang searah jarum jam dinamakan sudut negatif.
Jika sisi akhir sudut berimpit dengan sumbu koordinat
maka sudut yang terbentuk dinamakan sudut kuadran
(quadrantal angle)

O O

Gambar 8.3.
Derajat Pemetaan tanah, navigasi dan
2. Satuan Ukuran Sudut pembuatan perkakas mesin

Radian Pada bidang sains dan


matematika, di antaranya
digunakan pada fisika dan
kalkulus
Didefinisikan satu derajat sama
3. Derajat dengan x 1 kali putaran dan
dilambangkan dengan

Dengan definisi tersebut maka besar sudut kuadran adalah ,


, , , dan kelipatannya.

Sementara itu besar sudut ө dengan < dikelompokkan menjadi tiga


kategori, yaitu sudut ө, dengan < dinamakan sudut lancip, sudut ө
dengan ө = dinamakan sudut siku, dan sudut ө, dengan < ө < ,
3. Derajat

Didefinisikan satu derajat sama dengan x 100 kali putaran dan dilambangkan dengan .
Dengan definisi tersebut maka besar sudut Kuadran adalah , , , , , dan kelipatannya. Sementara
itu besar sudut dengan dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: sudut , dengan sudut
dengan = dinamakan sudut siku, dan sudut , dengan , dinamakan sudut tumpul.

Tabel 8.1. Untuk sudut positif,dengan


Kuadran I II III IV
Sudut (derajat)

Tabel 8.2. Untuk sudut negatif, dengan

Kuadran I II III IV

Sudut
(derajat)
3.Menit dan Detik

Jika diperlukan ukuran sudut yang lebih kecil dari satu derajat maka
digunakan seperpuluhan derajat, seperatus derajat, atau seperibuan derajat,
dan seterusnya. Metode lain adalah dengan membagi satu derajat menjadi
60 bagian yang sama. Dalam hal ini satu bagian tersebut dinamakan satu
menit dan dilambangkan dengan 1’ . Selanjutnya satu menit dibagi
menjadi 60 bagian yang sama, dimana satu bagiannya dinamakan satu
detik dan dilambangkan dengan 1”. Dengan demikian 1’ = x , dan 1” =
x 1’ = x .
Contoh :
Berikan dua sudut positif dan dua sudut negatif yang merupakan sudut
sama batas dengan sudut berukuran .
Penyelesaian :
+ = (satu kali rotasi arah positif)
+ = (dua kali rotasi arah positif)
- = (satu kali rotasi arah negatif)
- = (dua kali rotasi arah negatif)

Jadi dua sudut positif dan dua sudut negatif yang sama batas dengan
sudut berukuran adalah , , , (dan tentu saja masih banyak sudut lain
yang sama batas dengan sudut ).
4. Radian

Satuan radian didefinisikan sebagai besar sudut dengan titik sudut


suatu pusat lingkaran O, yang panjang jari-jarinya r, dan panjang busur
didepan adalah r
jika panjang busur didepan sudut adalah s maka besar sudut = radian.
Oleh karenanya hubungan besart sudut , panjang busur s, dan jari-jari
lingkaran r dapat dinyatakan dengan s= r .

r s

𝜽
O

Gambar 8.4
26. Muhammad Fauzi

Modul 8
5. Konversi antara satuan derajat dan radian

Keliling lingkaran merupakan panjang busur satu putaran secara utuh, sehingga jika
panjang busur lingkaran dinaytakan dengan s maka s= sudut pusat lingkaran satu
putaran adalah = radian. Dengan mempertimbangkan bahwa merupakan irasional
yang dekat dengan bilangan 3,14. Bilangan rasional juga dekat dengan 3,14
sehingga sering digunakan pula =
Dalam satuan derajat sudut pusat suatu lingkaran adalah = , sehingga hubungan
radian dengan derajat adalah rad = atau rad= . Selanjutnya dapat diperoleh bahwa
1 rad = = 57, dan sebaliknya = radian = radian= 0,02 radian
Jika sudut antara 0 dan dengan arah positif dan arah negatif dikelompokkan dalam
empat kuadran maka bentuknya sebagai berikut :
Tabel 8.3
untuk sudut positif dengan 0

kuadran I II III IV

Sudut(derajat) 0

Tabel 8.4.
Untuk sudut negatif, dengan -

kuadran I II III IV

Sudut - - - - - -
(derajat)

Contoh 8.8
Tentukan besar sudut dalam radian dari sudut dalam ukuran
Radian dan pendekatan desimalnya.
Penyelesaian:
= 45 x radian = radian, dan 45 x 0,02 radian = 0,9 radian.
6. Kecepatan sudut dan kecepatan linear

Salah satu penggunaan satuan radian adalah untuk menentukan kecepatan sudut
( ) dari suatu gerakan melingkar. Gerak melingkar juga dapat ditentukan
kecepatannya dalam ukuran panjang yang dinamakan kecepatan linier (v).
Hubungan v dan adalah

V =r

Misalkan sebuah titik bergerak melingkar menempuh jarak sepanjanf s meter dalam t
menit. Jika V merupakan kecepatan gerak titik tersebut per menit maka dapat
dirumuskan
V=

Misalkan pula dalam waktu t menit ditempuh besar sudut pusat lingkaran sebesar
radian. Jika merupakan kecepatan gerak titik tersebut per menit maka dapat dirumuskan
sebagai berikut
=

Sedangkan pada lingkaran dengan jari-jari r, panjang busur didepan sudut pusat adalah:
s= r
B. FUNGSI TRIGONOMETRI

Fungsi trigonometri yang dapat diuraikan disini merupakan


fungsi trigonometri dengan pendekatan lingkaran yang
panjang jari-jarinya satu satuan.

Perhatikan Gambar
8.5 P (x,y)

1 y

O x

Gambar 8.5
TABEL FUNGSI TRIGONOMETRI

Tabel fungsi trigonometri merupakan nilai fungsi trigonometri dari sudut


( yang merupakan sudut pada kuadran I pada bidang koordinat xoy. Untuk
menghitung nilai fungsi trigonometri yang lebih tinggi dari 90dicari dengan
cara berikut:

Jikaudut pada kuadran II maka ditentukan = 180 demikian sehingga


memenuhi hubungan 0.
Jika sudut pada kuadran III maka ditentukan demikian sehingga
memenuhi hubungan 0
Jika maka ditentukan demikian sehingga memenuhi hubungan 0
MEMBACA TABEL FUNGSI TRIGONOMETRI

Tabel fungsi trigometri terdiri dari 8 kolom, kolom pertama(paling


kiri) dan kolom terakhir (paling kanan) berisi angka yang menunjukkan
derajat sudut. Besar sudut pada kolom paling kiri dimulai dari 0
derajat dan diakhiri dengan 45 derajat (dibaca dari atas ke bawah)
sementara besar sudut paling kanan diawali dengan 45 derajat dan
diakhiri dengan 90 derajat (dibaca dari bawah ke atas).
Kolom dua sampai kolom tujuh berisi angka yang menunjukkan
nilai fungsi trigonometri. Pada setiap bagian paling atas kolom fungsi,
terletak dua fungsi atas dan bawah. Cara membacanya untuk derajat
sudut sebelah kanan dilihat fungsinya yang bawah. Untuk lebih
jelasnya perhatikan contoh tabel berikut:
Sin= sinus, cos=cosinus, tan= tangen, cot =cotangen, sec=secan, csc= cosecan, d.s=
derajat sudut
d.s Sin Cos Tan Cot Sec Csc d.s
cos sin cot tan csc sec

… … … … … … … …
30,0 0, 5000 0,8660 0,5773 1,7321 1,1547 2,0001 60,0
30,1… 0,5015... 0,8652... 0,5796... 1,7252... 1,1559... 1,9941... 59,9…

Dari tabel anda lihat sudut 30 derajat terletak disebelah kiri sehingga untuk
menentukkan sin 30 anda lihat kolom yang mengandung fungsi sin bagian
atas, dan diperoleh sin=0,5000. Sementara itu sudut 60 derajat terletak di
sebelah kanan sehingga untuk menentukkan sin 60 anda lihat kolom yang
mengandung fungsi sin bagian bawah, dan diperoleh sin 60=0,8660
27.Putri Juwita Angraini
Modul 8
Tabel Fungsi Geometri
Tabel fungsi trigonometri merupakan daftar nilai fungsi trigonometri
dari sudut 0 di mana (0°<θ<90°) yang merupakan sudut pada
kuadran I pada bidang koordinat xoy. Untuk menghitung nilai fungsi
trigonometri yang lebih tinggi dari 90° dicari dengan cara berikut:

Jika ψ sudut pada kuadran II maka ditentukan theta = 180o - ψ


demikian sehingga memenuhi hubungan 0°<θ<90°.

Jika ψ sudut pada kuadran III maka ditentukan θ = ψ - 180o


demikian sehinggamemenuhi hubungan 0°<θ< 90°.

Jika ψ sudut pada kuadran IV maka ditentukan 0 = 360o- ψ


demikian sehingga memenuhi hubungan 0°<θ<90°.
Membaca Tabel Fungsi
Trigonometri
Tabel fungsi trigonometri terdiri dari 8 kolom; kolom
pertama (paling kiri) dan kolom terakhir (paling kanan)
berisi angka yang menunjukkan derajat sudut. Besar
sudut pada kolom paling kiri dimulai dari 0 derajat dan
diakhiri dengan 45 derajat (dibaca dari atas ke bawah);
sementara besar sudut paling kanan diawali dengan 45
derajat dan diakhiri dengan 90 derajat (dibaca dari
bawah ke atas). Kolom dua sampai kolom tujuh berisi
angka yang menunjukkan nilai fungsi trigonometri.
Pada setiap bagian paling atas kolom fungsi, terletak
dua fungsi atas dan bawah. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh tabel berikut:
Tabel Fungsi Trigonometri
Sin = sinus; cosinus; tan = tangen; cot = cotangen; sec = cosecan; d.s = derajat sudut

sin cos tan cot sec csc

d.s d.s
cos sin Cot tan csc sec

… … … … … … … …

30,0 0,5000 0,8660 0,5773 1,7321 1,1547 2,0001 60,0

30,1… 0,5015… 0,8652… 0,5796… 1,7252… 1,1559… 1,9941… 59,9

… … … …
Dari tabel Anda lihat sudut 30 derajat terletak di sebelah kiri sehingga untuk
menentukan sin 30 Anda lihat kolom yang mengandung fungsi sin bagian atas,
dan diperoleh sin 30 = 0,5000. Sementara itu sudut 60 derajat terletak di
sebelah kanan sehingga untuk menentukan sin 60 Anda lihat kolom yang
mengandung fungsi sin bagian bawah, dan diperoleh sin 60 = 0,8660.

Contoh 8.11.
Tentukan nilai sin 43° dan sin 70°.

Penyelesaian:
Sudut 43° dan 70° terletak pada kuadran I. Dari tabel didapat sin 43° = 0,6820,
dan sin 70° 0,9397.

Contoh 8.12.
Tentukan nilai cos 125°.

Penyelesaian Sudut 125° terletak pada kuadran II. Oleh karenanya ditentukan
θ = 180°-125° = 65°.Nilai fungsi cos pada kuadran II adalah negatif,
sehinggacos 125° = -cos 65° = -0,5736.
Fungsi Trigonometri Segitiga dan
Penerapannya Kegiatan Belajar 2

A. SEGITIGA
Pada Kegiatan Belajar 1 telah kita pelajari fungsi
trigonometri yang didefinisikan dengan lingkaran yang
berjari-jari 1 satuan. Definisi tersebut bersifat umum,
dalam arti, ukuran besar sudutnya sebarang, tidak
dibatasiPada Kegiatan Belajar 2 kita akan mempelajari
uraian yang lebih khusus, yaitu definisi fungsi
trigonometri untuk sudut lancip pada segitiga siku-siku.
Segitiga ABC siku-siku pada titik B ( <B = 90°) sudut A sudut lancip
( <A = 0 ) dengan 0° < θ < 90° (Gambar 8.8). Terhadap sudut A
pada segitiga tersebut sisi AB sisi BC dan sisi AC, masing-masing
dinamakan sisi alas, sisi depan, dan sisi miring. Kemudian
didefinisikan fungsi sin (sinus), cos (cosinus), tan (tangen), cot
(kotangen), esc (kosekan), dan sec (sekan), sebagai berikut.
C

b
a

θ
A B
c

Gambar 8.8
Sin A = sin θ = = =
Csc A = csc θ = = =
Cos A = cos θ = = =
Sec A = sec θ = = =
Tan A = sin θ = = =
Cot A = cot θ = = =
B. PENERAPAN FUNGSI
TRIGONOMETRI SEGITIGA
Fungsi trigonometri dapat
diterapkan untuk menentukan
ukuran panjang atau jarak antara
dua titik, menentukan luas suatu
daerah yang berbentuk segitiga
atau berbentuk daerah yang
dapat dipecah menjadi beberapa
segitiga.
Contoh 8.15.
Diketahui suatu segitiga siku-siku dengan sisi alas pada sudut 30°
adalah 20. Tentukan panjang dua sisi yang lain.

Penyelesaian:
Misalkan segitiga ABC dengan sudut A = 30° dan panjang AB = 20
Dari tabel fungsi trigonometri kita dapatkan bahwa sin 30° = 0,5000
(boleh mengambil fungsi trigonometri yang lain) maka = sehingga
AC = 2BC. Dengan dalil Phytagoras dapat dirumuskan bahwa :

(AB)² + (BC)²= (AC)²


Selanjutnya diperoleh 400 + (BC)².3 (BC)² = 400
BC = = Maka AC =
Contoh 8.16.

Diketahui segitiga sama kaki dengan sisi alas panjang 20 dan sudut
alasnya 30° Tentukan panjang sisi sama kakinya.

Penyelesaian:
Misalkan segitiga ABC sama kaki dengan AB sisi alas dan AC = BC
sebagai sisi sama kaki. Tarik garis dari C tegak lurus AB di titik
Dsehingga AD = BD = 10 Karena sudut A besarnya 30° maka sin A = =
sehingga AC = 2CD. Sedangkan (AD)² + (CD)² = (AC)², Selanjutnya
diperoleh 100 + (AC)² = (AC)²
100 + (AC)² = (AC)²
(AC)² = 100
(AC)² =
AC =

Jadi, panjang sisi sama kaki


segitiga adalah .
28 .Mirawati
Modul 8
1. Aturan sinus dan cosinus

Suatu aturan atau hukum dalil atau rumus yang seeering dipergunkan
untuk menyelesaikan masalah trigonometri segitiga adalah aturan
sinus dan cosinus. Sebelum kita mempelajari aturan tersebut peerlu
kita memahami sifat sudut yang nantinya akan dipergunakan dalam
mempelajari aturan tersebut. C

Perhatikan Gambar 8.9 1 2


A B
0

Gambar 8.9
Pada segitiga AOC, panjang OA=panjang OC (merupakan jari-jari
lingkaran). Besar sudut (merupakan sudut lurus). Sudut +sudut C=
sudut + sudut karena sudut A= sudut C maka dapat dinyatakan bahwa
sudut+2 sudut A= sudut Sudut , dengan demikian sudut A= sudut atau
sudut A= sudut karena merupakan sudut pusat lingkaran yang
besarnya sama dengan busur BC, maka sudut A= panjang busur BC,

Kesimpulan besar sudut pada lingkaran dengan kedua sisinya ( sisi


awal dan sisi akhir) merupakan suatu tali busur adalah sama dengan
setengah panjang busur dihadapannya.
2. Aturan Sinus
Pada segitiga ABC berlaku hubungan = = .

C
Untuk segitiga lancip dan segitiga tumpul.
F
Aturan sinus pada segitiga lancip ABC. D
Perhatikan gambar 8.10.

O
O

A E B

Gambar 8.10
Titik O Merupakan pusat lingkaran luar dari segitiga ABC, Panjang garis BD = CE = AF = 2R (2 kali
jari-jari lingkaran luar segitiga ABC). Panjang sisi AB = c, sisi BC = a, sisi AC =b.
Segitiga BCD siku-sikudi titik C. Sudut D pada segitiga BCD = sudut A
pada segitiga ABC (karena menghadap busurcyang sama)
= sin D =sin A
=sin A = 2R

Segitiga CAE siku-siku di titik A. Sudut E pada segitiga CAE = sudut B


Pada segitiga ABC (karena menghadap busur yang sama)
= sin E =sin B.
= sin B = 2R

Segitiga ABF siku-siku di titik B. Sudut F pada segitiga ABF = sudt C


Pada segitiga ABC (karena menghadap busur yang sama)
C
= sin F =sin C.
= sin C = 2R
Dari (1), (2), dan (3) dapat disimpulkan bahwa pada segitiga a b
t 2
lancip ABC berlaku hubungan 1
A
3 c
= = . B h
D
Aturan Sinus pada segitiga tumpul. E
Perhatikan gambar 8.11
Sudut B1 dan B2 Saling berpelurus sehingga sin B1 = sin B2 . Sudut B1 = Sudut B3 (bertolak
belakang ), sehingga sin B1 = sin B2 = sin B3. Sudut B2 merupakan nama lain dari sudut tumpul B pada
sehingga ABC sehingga sin B1, sin B2, dan sin B3 dapat digantikan dengan sin B.

Contoh 8.17
Sin B1 = = Dalam ABC diketahui A = 32

Sin B = = Penyelesaian - 50 = 98
=
Pada segitiga ABC,
=
Sin A = =
0, 7660 a = 30 (0, 5299) = 15, 897
Sin B3 = =

Sin B = = A = 20,75

Pada segitiga CAE, = =


Sin C = =
Karena 98 ada di kuadran II maka
Sin 98
=

0,7660 c = 30 (0,9903) = 29, 709


C = = 38, 78 39.

Contoh 8.18
Dapatkah dibentuk ,c =125, dan a = 100?
Penyelesaian
=

Sin C = = = 1,1506.

Karena nilai sinus suatu sudut maksimum 1, sedangkan


sinCA = 67 , c = 125, dan a = 100.
3. Aturan Sinus Untuk kasus segitiga
lancip perhatikan
Gambar 8.12

Aturan cosinus berlaku untuk seberang segitiga. Berikut ini akan diturunkan - = = - (c-x
aturan cosinus dalam suatu segitiga, baik segitiga lancip maupun segitiga
tumpul. - = = - 2cx+
Perhatikan Gambar 8.12 dan Gambar 8.13
C - = = + 2c-x

Himpunan bilangan bentuk akar


C
= = + 2cx
b a
ini disebut himpunan irrasional.
h b a h
Untuk kasus segitiga
tumpul perhatikan
A c-x D x B A c B x D Gambar 8.13
- = = - (c-x
c c+x
- = - = + 2cx+

- = = - 2c-x

= - - 2cx
Dengan demikian dalam sebarang segitiga ABC berlaku aturan
cosinus
Sebagai berikut

= + - 2bc cos A
Dengan cara analog seperti Cos A =
diatas diperoleh juga :
Cos B =
= - - 2ac cos B
Cos C =
= + - 2ab cos C
29.Julia Anggraini

Modul 8
Contoh 8.19
Diketahui penggal garis dengan ukuran masing-masing a = 2, b = 3,
dan C = 4. jika dibentuk segitiga dengan sisi AB = 4, BC = 2, dan AC =
3 maka tentukanlah :
a. Cosinus masing-masing sudut
b. Bentuk segitiga tersebut.

Penyelesaian

A. Cos A = = = =

Cos B = = =

Cos C = = = =
B. Karena cosinus sudut C bernilai negatif maka segitiga ABC merupakan
segitiga tumpul di titik C.
Contoh 8.20
Diketahui ABC dengan B = 15, c = 10
Penyelesaian
= + - 2bc cos A

= -2(15) (10) cos = 225 +100 -300 (0,7660)

= 325 – 229,8 = 95,2.

a=

Cos B = = =

= = 0, 1527
4. Luas Daerah Segitiga

Trigonometri dapat dipergunakan untuk menentukan luas daerah suatu


segitiga. Diketahui bahwa suatu segitiga dengan alas b dan tinggi h,
luasnya Adalah bh, selain dengan alas dan tinggi, suatu segitiga dapat
ditentukan luasnya bila diketahui panjang dua sisi dan sudut di antara kedua
sisi tersebu.
B
Perhatikan Gambar 8.14
c a
h

A C
Gambar 8.14
Misalkan alas segitiga ABC Adalah b, tinggi h, dan Luas L, Maka luas
segitiga ABC Adalah
L = bh

Sedangkan h = c sin A (karena sin A = )


Maka L = bc sin A

Dengan cara yang sama dapat diturunkan bahwa

L = ac sin B

L = ab sin C.
5. Rumus Heron

Luas suatu segitiga yang diketahui panjang ketiga sisinya dapat dihitung dengan rumus
ron ( seorang ahli tehnik dan matematikawan Mesir Kuno), yang diturunkan dari rumus
sebut di atas. Bentuk rumusnya Adalah sebagai berikut :

engan s = (setengah keliling segitiga)

= Luas segitiga dengan panjang sisinya masing-masing a, b, dan c.


ontoh 8.21
pada
Penyelesaian :
L = bc sin A = (16,4)(2,33)(0,4555) = 8,7.

Contoh 8.22
Tentukan luas segitiga ABC, jika diketahui a = 6, b = 3, c
C
= 5.
S = = (6 + 3 + 5) = 7
L = = =2 b
a

bb O

Rumus heron dapat dikembanglkan untuk mencari B


A c
panjang jari-jari
Lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga. Gambar 8.15
Menentukan jari-jari lingkaran dalam suatu segitiga
Gambar 8.15
Lingkaran dalam segitiga
Luas
cr + br + ar = r (a + b + c ) = rs
Maka
R= = =
A

Menentukan jari-jari lingkaran luar suatu segitiga.


Gambar 8.16 c b
O
R

B a D C
Lingkaran Luar
Besar sudut A = panjang busur BC, dan besar sudut BOD =
Panjang busur BC sehingga sin A = sin (BOD) = a. sedangkan luas
Segitiga ABC = bc sin A maka
luas segitiga ABC = bc =
Menurut rumus heron luas segitiga ABC =
Dari (1) dan (2) didapat =
Jadi R =

Contoh 8.23 Penyelesaian :


Tentukan jari-jari lingkaran luar jari-jari Dari contoh 8.22 didapat s = 7
lingkaran dalam segitiga ABC, jika Jari-jari lingkaran luar R =
diketahui a = 6,b = 3, c = 5.
Penyelesaian :
Dari contoh 8.22 didapat s = 7
Jari-jari lingkaran luar R = =

jari-jari lingkaran dalam r = = = 1,07

6. Sudut Elevasi dan sudut Depresi


garis horizon (garis mendatar) dan kedudukan titik yang diamati membentuk sudut,
bila titik yang diamati kedudukannya lebih tinggi dari kedudukan titik pengamat maka
sudut yang terbentuk dinamkan sudut elevasi, dan bila kedudukan titik yang diamati
lebih rendah dari titk pengamat maka sudut yang terbentuk dinamakan sudut Depresi.

B Sudut B = sudut
depresi
Sudut A = sudut elevasi

Anda mungkin juga menyukai