1. PENGUKURAN SUDUT
Konsep dasar pengukuran sudut adalah membagi satu lingkaran penuh dengan satuan tertentu.
Ada tiga pengukuran yang masih banyak digunakan sampai saat ini yaitu : derajat, grad, dan radian.
Tetapi yang paling umum dipakai adalah derajat dan radian.
Ukuran Derajat
Ukuran derajat adalah ukuran yang dapat dibentuk pada bidang datar dengan satuan (°)
menggambarkan 1/360 dari putaran penuh.
Ukuran Radian
Ukuran radian adalah satuan sudut dalam suatu bidang dengan lambang "rad". Satu radian atau 1
rad adalah besarnya sudut yang dibentuk oleh dua buah jari-jari lingkaran berjari-jari 1 satu satuan dan
membentuk busur sepanjang juga 1 satu satuan. Atau dalam gambar di bawah ini r = b = 1 satuan.
Satu putaran penuh besarnya sudut sama dengan keliling lingkaran yang berjari-jari satu satuan
yaitu 2 radian. Menurut Anda, berapa radian besar sudut siku-siku dan garis lurus? Berdasarkan gambar
di atas, seperempat lingkaran atau sudut siku-siku besarnya , sedangkan garis lurus besarnya .
Ukuran radian memiliki keistimewaan. Keistimewaan ukuran radian ini adalah selain sebagai
ukuran sudut dapat juga digunakan sebagai bilangan real yang menyatakan panjang busur lingkaran
dengan panjang jari-jarinya satu satuan . misalnya radian sebagai sudut setara 180o, tetapi radian
sebagai bilangan besarnya = 3,14.
Panjang busur suatu lingkaran dapat dihitung langsung dengan mengalikan besarnya sudut
dengan jari-jari lingkaran, apabila besarnya sudut telah dalam satuan radian. Perhatikan tabel dan
gambar berikut.
Panjang Busur L (m) Sudut θ (rad)
R 1
¼O π
2
½O π
¾O 3
π
2
O 2π
θR θ
O dibaca lingkaran
Dalam kegiatan pengukuran sudut beberapa prinsip atau pengetahuan tentang matematika sangat
diperlukan dan ini merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki terlebih dahulu, karena
pemetaan, khususnya pengukuran sudut adalah bentuk aplikasi dari matematika, khususnya
trigonometri dan bidang datar. Beberapa rumus yang dapat dipakai antara lain adalah :
1. Dalil Phytagoras
Dalil phytagoras berkaiatan erat dengan ahli filsafat Yunani yang menjadi penemu dalil ini.
Menurut dalil ini pada segitiga siku-siku, garis miring (hipotenusa) adalah sama dengan jumlah
kuadrat dari dua sisi lainnya seperti pada gambar 51 berikut :
C2 = A2+ B2
Pengukuran sudut sudut di lapangan dengan cara sederhana dapat dilakukan dengan menerapkan
beberapa metode, antara lain metoda sinus, metoda tangen.
Metoda sinus Perhatikan gambar berikut di bawah ini :
Dengan metode sinus, besar sudut BAC dapat diukur dengan cara :
1. Buatlah titik B dan C yang berjarak sama dari A
2. Jarak BC di bagi dua sehingg diperoleh titik D
Maka berdasarkan gambar dapat dihitung sudut :
Besarnya sudut BAC = 2. Pengukuran sudut dengan metode sinus sangat cocok untuk
mengukur sudut-sudut lancip atau sudut < 90O, sedang untuk menentukan sudut tumpul (>90O)
dapat dihitung dengan menggunakan sudut pelurusnya (180O - sudut lancip).
Besarnya sudut B dapat juga ditentukan dengan 90O –sudut .