TRIGONOMETRI
PDGK4406
Disusun
Oleh :
ETI SUSANTI
RIMA HAYARI
RILA HANISYA
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Penulis
KEGIATAN BELAJAR 1
A. SUDUT
Di dalam geometri sudut adalah pertemuan dua buah sinar atau dua garis g1
dan g2, dengan titik pangkal yang sama, misal titik O. Jika titik A dan B
masing-masing pada garis g1 dan g2 maka AOB mrupakan sebah sudut (pada
gambar). Dapat pula dikatakan bahwa sudut merupakan dua segmen garis yang
memiliki satu titik ujung, titik O.
Sementara itu di dalam trigonometri sut AOB dipandang sebagai hasil
rotasi yang berawal dari g1, sebagai garis acuan, dan berakhir pada g2 sebagai
garis pemberhentian dan titik ujung O sebagai pusat rotasi. Garis g1, garis g2,
dan titik O, masing-masing disebut sisi awal (inisial side), sisi akhir (terminal
side), dan titik sudut (vertex).
3. Derajat
Didefinisikan satu derajat sama dengan 1 ×(1 putaran) dan dilambangkan
dengan 1º
360
Dengan definisi tersebut maka besar sudut kuadran adalah 0º, 90º, 180º,
270º, 360º, dan kelipatannya. Sementara itu ebsar sudut ϴ dengan 0º ≤ ϴ ≤ 90º,
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu sudut ϴ, dengan 0º ≤ ϴ ≤ 90º,
dinamakan sudut lancip, sudut ϴ dengan ϴ = 90º dinamakan sudut siku, dan sudut
ϴ, dengan 90º ≤ ϴ ≤ 180º, dinamakan sudut tumpul.
Dua buah sudut lancip yang positif dikatakan saling berkomplemen jika
jumlah dua sudut tersebut 90º. Misalnya sudut 20º dan 70º, sudut 20º merupakan
komplemen dari sudut 70º dan sebaliknya. Sementara itu dua buah sudut positif
dikatakan saling berpelurus jika jumlah dua buah sudut tersebut 180º. Misalnya
sudut 80º dan sudut 100º, kedua sudut tersebut saling berpelurus, sudut 80º
merupakan pelurus dari sudut 100º, dan sebaliknya.
Sudut antara 0º dan 360º dengan arah positif dan negatif masing-masing
dikelompokkan dalam empat kuadran sebagai berikut.
Kuadran I II III IV
Sudut 0º ≤ ϴ ≤ 90º 90º ≤ ϴ ≤ 180º 180º ≤ ϴ ≤ 270º ≤ ϴ ≤ 390º
(derajat) 270º
Untuk sudut negatif, dengan -360º ≤ µ ≤ 360º
Kuadran I II III IV
Sudut -360º ≤ µ ≤ - -270º ≤ µ ≤ - -180º ≤ µ ≤ - -90º ≤ µ ≤ 0º
(derajat) 270º 180º 90º
5. Radian
Satu radian didefinisikan sebagai besar sudut ϴ dengan titik sudut suatu
pusat lingkaran O, yang panjang jari-jarinya r, dan panjang busur di depan sudut
ϴ adalah r. Jika panjang busur di depan sudut ϴ adalah s maka besar sudut ϴ = s/r
radian. Oleh karenanya hubungan besar sudut ϴ, panjang busur s dan jari-jari
lingkaran r dapat dinyatakan dengan s = r ϴ
Dalam satuan derajat sudut pusat suat lingkaran adalah ϴ = 360º, sehingga
hubungan radian dengan derajat adalah 2π rad = 180º. Selanjutnya dapat diperoleh
bahwa 1 rad = 180º / 3,14 = 57,3º, dan sebaliknya 1º = π/180 radian = 3,14/180
radian = 0,02 radian.
7. Kecepatan sudut dan Kecepatan linier
Salah satu penggunaan satuan adian adalah untuk menentukan kecepatan
sudut (ω) dari satu gerak melingkar. Gerak melingkar juga dapat ditentukan
kecepatannya dalam ukuran panjang yang dinamakan kecepatan linier (v).
Hubungan anatar v dan ω adalah
v = rω.
B. FUNGSI TRIGONOMETRI
Jika P (x,y) titik pada lingkaran x2 + y2 = 1 terletak pada sisi akhir sudut ϴ
maka fungsi-fungsi sin, cos, tan, cot, csc, sec didefinisikan sebagai berikut :
Sin ϴ = y, csc ϴ = 1/y (jika y ≠ 0)
Cos ϴ = x, sec ϴ = 1/x (jika y ≠ 0)
Tan ϴ = y/x (jika x≠0), cot ϴ = x/y (jika y ≠0)
A. SEGITIGA
sisi depan BC a
sin A=sinθ= sisi miring =AB =c
csc A=csc θ
sisi miring AB c
= = =
sisi depan BC a
sisi samping AC b
cos A=cos θ=sisi miring =AB =c
sec A=sec θ
sisi miring AB c
= = =
sisi sampng AC b
sisi depan BC a
tan A=tan θ=sisi samping= AC =b
1. Aturan Sinus
a b c
= =
sin A sin B sin C
2. Aturan Cosinus
a2=b2+c2−2. b . c . (cos A )
b2=a2+c2−2. a . c . (cos B)
c2=a2+ b2−2. a . b .(cosC)
= L ½ a .c .(sin B )
= L 1/2 .a .b .(sin C )
4. Rumus Heron
Luas suatu segitiga yang diketahui panjang ketiga sisinya
dapat dihitung dengan rumus Heron (seorang ahli teknik dan
matematikawan Mesir kuno), yang diturunkan dari rumus diatas
tersebut. Rumus yang dapat digunakan untuk mencari luas segitiga
yang tak beraturan (hanya diketahui ketiga sisinya saja)