Anda di halaman 1dari 11

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD MODUL 8

TRIGONOMETRI
PDGK4406

Disusun
Oleh :

ETI SUSANTI
RIMA HAYARI
RILA HANISYA

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah “TRIGONOMETRI” ini bisa selesai pada
waktunya.

Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Masrita Okto Baylly, M.Pd


selaku tutor mata kuliah Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406) yang
sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya mengenai Trigonometri
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif


sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan
memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Muaralembu, 28 Mei 2023

Penulis
KEGIATAN BELAJAR 1

SUDUT DAN FUNGSI


TRIGONOMETRI

A. SUDUT
Di dalam geometri sudut adalah pertemuan dua buah sinar atau dua garis g1
dan g2, dengan titik pangkal yang sama, misal titik O. Jika titik A dan B
masing-masing pada garis g1 dan g2 maka AOB mrupakan sebah sudut (pada
gambar). Dapat pula dikatakan bahwa sudut merupakan dua segmen garis yang
memiliki satu titik ujung, titik O.
Sementara itu di dalam trigonometri sut AOB dipandang sebagai hasil
rotasi yang berawal dari g1, sebagai garis acuan, dan berakhir pada g2 sebagai
garis pemberhentian dan titik ujung O sebagai pusat rotasi. Garis g1, garis g2,
dan titik O, masing-masing disebut sisi awal (inisial side), sisi akhir (terminal
side), dan titik sudut (vertex).

Rotasi dapat dilakukan secara berulang-ulang sehingga menghasilkan dua


sudut atau lebih dengan sisi awal dan sisi akhir ya g masing-masing sama (g1
tetap sebagai sisi awal dan g2 tetap sebagai sisi akhir). Dua sudut atau lebih
dengan sisi awal dan sisi akhir yang masing-masing sama dinamakan dengan
sudut sama batas (conterminal). Sebagai pelengkap dari definisi ini dikatakan
bahwa suatu sudut sama batas dengan dirinya sendiri.

1. Sudut pada bidang koordinat


Sudut adalah sudut yang digambarkan pada bidang koordinat xoy, dengan
sumbu x positif sebagai sisi awal sudut (sisi acuan) dan pusat koordinat (0,0)
sebagai titik sudut. Sudut yang dibentuk oleh rotasi yang berlawanan arah jarum
jam dinamakan sudut positif, sedangkan sudut yang dibentuk dengan rotasi yang
searah dengan jarum jam dinamakan sudut negatif. Jika sisi akhir sudut berhimpit
dengan sumbu koordinat maka sudut yang terbentuk dinamakan sudut kuadaran
(quadran angel).
2. Satuan ukuran sudut
Untuk menentukan ukuran besar sudut diperlukan satuan. Satuan yang
digunakannya terdiri dari dua macam, yaitu derajat dan radian. Satuan derajat
sudut digunakan pada pemetaan tanah, navigasi dan pembuatan perkakas mesin.
Sedangkan satuan radian digunakan pada bidang sains dan matematika,
diantaranya digunakan pada fisika dan kalkulus.

3. Derajat
Didefinisikan satu derajat sama dengan 1 ×(1 putaran) dan dilambangkan
dengan 1º
360

Dengan definisi tersebut maka besar sudut kuadran adalah 0º, 90º, 180º,
270º, 360º, dan kelipatannya. Sementara itu ebsar sudut ϴ dengan 0º ≤ ϴ ≤ 90º,
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu sudut ϴ, dengan 0º ≤ ϴ ≤ 90º,
dinamakan sudut lancip, sudut ϴ dengan ϴ = 90º dinamakan sudut siku, dan sudut
ϴ, dengan 90º ≤ ϴ ≤ 180º, dinamakan sudut tumpul.
Dua buah sudut lancip yang positif dikatakan saling berkomplemen jika
jumlah dua sudut tersebut 90º. Misalnya sudut 20º dan 70º, sudut 20º merupakan
komplemen dari sudut 70º dan sebaliknya. Sementara itu dua buah sudut positif
dikatakan saling berpelurus jika jumlah dua buah sudut tersebut 180º. Misalnya
sudut 80º dan sudut 100º, kedua sudut tersebut saling berpelurus, sudut 80º
merupakan pelurus dari sudut 100º, dan sebaliknya.
Sudut antara 0º dan 360º dengan arah positif dan negatif masing-masing
dikelompokkan dalam empat kuadran sebagai berikut.

Untuk sudut positif 0º ≤ ϴ ≤ 360º

Kuadran I II III IV
Sudut 0º ≤ ϴ ≤ 90º 90º ≤ ϴ ≤ 180º 180º ≤ ϴ ≤ 270º ≤ ϴ ≤ 390º
(derajat) 270º
Untuk sudut negatif, dengan -360º ≤ µ ≤ 360º

Kuadran I II III IV
Sudut -360º ≤ µ ≤ - -270º ≤ µ ≤ - -180º ≤ µ ≤ - -90º ≤ µ ≤ 0º
(derajat) 270º 180º 90º

4. Menit dan detik


Jika diperlukan ukuruan sudut yang lebih kecil dari satu derajat maka
digunakan seperpuluhan derajat, seperseratusan derajat, atau seperseribuan
derajat, dan seterusnya. Metode lain adalah dengan membagi satu derajat menajdi
60 bagian yang sama. Dalam hal ini satu bagian tersebut dinamakan satu menit
dan dilambangkan dengan 1 menit = (1’ ), 1 detik = (1” ).

5. Radian
Satu radian didefinisikan sebagai besar sudut ϴ dengan titik sudut suatu
pusat lingkaran O, yang panjang jari-jarinya r, dan panjang busur di depan sudut
ϴ adalah r. Jika panjang busur di depan sudut ϴ adalah s maka besar sudut ϴ = s/r
radian. Oleh karenanya hubungan besar sudut ϴ, panjang busur s dan jari-jari
lingkaran r dapat dinyatakan dengan s = r ϴ

6. Konversi antara satuan derajat dan radian


Lingkaran dengan pusat O dan jari-jari r memiliki keliling sebesar 2πr.
Sementara itu keliling lingkaran merupakan panjang busur satu putaran secara
utuh, sehingga jika panjang busur lingkaran dinayatakan dengan s maka s = 2πr,
dan sudut pusat lingkaran satu putaran adalah ϴ = 22/7 = 2π radian. Dengan
mempertimbangkan bahwa π merupakan bilangan irasional yang dekat dengan
bilangan 3,14 maka perhitungan sering digunakan π = 3,14. Bilangan rasional 22/7
juga dekat dengan 3,14, sehingga sering digunakan pula bahwa π = 22/7.

Dalam satuan derajat sudut pusat suat lingkaran adalah ϴ = 360º, sehingga
hubungan radian dengan derajat adalah 2π rad = 180º. Selanjutnya dapat diperoleh
bahwa 1 rad = 180º / 3,14 = 57,3º, dan sebaliknya 1º = π/180 radian = 3,14/180
radian = 0,02 radian.
7. Kecepatan sudut dan Kecepatan linier
Salah satu penggunaan satuan adian adalah untuk menentukan kecepatan
sudut (ω) dari satu gerak melingkar. Gerak melingkar juga dapat ditentukan
kecepatannya dalam ukuran panjang yang dinamakan kecepatan linier (v).
Hubungan anatar v dan ω adalah
v = rω.

B. FUNGSI TRIGONOMETRI

Fungsi trigonometri yang di uraikan disini merupakan fungsi trigonometri


dengan pendekatan lingkaran yang panjang jari-jarinya satu satuan.

Jika P (x,y) titik pada lingkaran x2 + y2 = 1 terletak pada sisi akhir sudut ϴ
maka fungsi-fungsi sin, cos, tan, cot, csc, sec didefinisikan sebagai berikut :
Sin ϴ = y, csc ϴ = 1/y (jika y ≠ 0)
Cos ϴ = x, sec ϴ = 1/x (jika y ≠ 0)
Tan ϴ = y/x (jika x≠0), cot ϴ = x/y (jika y ≠0)

Nilai fungsi trigonometri berdasarkan letaknya pada kuadran :

Nilai Fungsi Trigonometri


Kuadran Sin Cos Tan Csc Sec Cot
I + + + + + +
II + - - + - -
III - - + - - +
IV - + - - + -
KEGIATAN BELAJAR 2

FUNGSI TRIGONOMETRI SEGITIGA


DAN PENERAPANNYA

A. SEGITIGA

sisi depan BC a
sin A=sinθ= sisi miring =AB =c
csc A=csc θ
sisi miring AB c
= = =
sisi depan BC a
sisi samping AC b
cos A=cos θ=sisi miring =AB =c
sec A=sec θ
sisi miring AB c
= = =
sisi sampng AC b
sisi depan BC a
tan A=tan θ=sisi samping= AC =b

cot A=cotθ sisi sammping AC b


= =BC =a
sisi depan
B. PENERAPAN FUNGSI TRIGONOMETRI SEGITIGA

Fungsi trigonometri dapat diterapkan untuk menetukan ukuran


panjang atau jarak antara dua titik, menentukan luas suatu daerah yang
berbentuk segitiga atau berbentuk daerah yang dapat dipecah menjadi
beberapa segitiga.

1. Aturan Sinus
a b c
= =
sin A sin B sin C

2. Aturan Cosinus
a2=b2+c2−2. b . c . (cos A )
b2=a2+c2−2. a . c . (cos B)
c2=a2+ b2−2. a . b .(cosC)

3. Luas daerah segitiga


= L ½. b .c .(sin A )

= L ½ a .c .(sin B )

= L 1/2 .a .b .(sin C )

4. Rumus Heron
Luas suatu segitiga yang diketahui panjang ketiga sisinya
dapat dihitung dengan rumus Heron (seorang ahli teknik dan
matematikawan Mesir kuno), yang diturunkan dari rumus diatas
tersebut. Rumus yang dapat digunakan untuk mencari luas segitiga
yang tak beraturan (hanya diketahui ketiga sisinya saja)

L=√s (s−a)( s−b )(s−c )

S = ½ (keliling segitiga ) = ½ (a+b+c).


a.Lingakaran dalam segitiga

b. Lingkaran luar segitiga


5. Sudut Elevasi dan depresi
Sudut elevasi: kedudukan titik tempat pengamatan, garis
horizontal (mendatar), dan kedudukan titik yang diamati lebih tinggi
dari kedudukan titik pengamat. Sudut depresi: kedudukan titik tempat
pengamatan, garis horizontal (mendatar), dan kedudukan titik yang
diamati lebih rendah dari kedudukan titik pengamat.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai