0
BAB I
PENDAHULUAN
1
pertanyaan. Ternyata, sebagian pertanyaan saja yang terjawab siswa. Kegiatan dilanjutkan
dengan evaluasi. Siswa mengerjakan soal-soal secara individual.
Berdasarakan uraian tersebut di atas, peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk
membantu mengidentifikasi masalah dalam proses pembelajaran. Dari hasil diskusi
terungkap beberapa masalah sebagai berikut :
1. Siswa kelas VI SDN 003 Pulau Padang tampak ragu-ragu dan bingung saat menjawab
pertanyaan guru
2. Siswa kelas VI SDN 003 Pulau Padang kurang menguasai materi pembelajaran
3. Siswa kelas VI SDN 003 Pulau Padang kurang aktif dalam pembelajaran
4. Hasil ulangan Ilmu Pengetahuan Alam yang diperoleh masih sangat rendah.
Dengan melakukan refleksi diri, kaji literature dan diskusi dengan teman sejawat
dapat diketahui bahwa kemungkinan faktor penyebab timbulnya masalah di atas adalah :
1. Metode pembelajaran kurang menarik siswa
2. Penjelsan guru terlalu cepat
3. Guru tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran
4. Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran
5. Guru kurang memberikan soal-soal latihan.
Hasil tes formatif mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kompetensi dasar
“Mendeskripsikan Sistem Tata Surya dan Posisi Penyusun Tata Surya” diperoleh 23,3 %
atau 10 siswa dari 43 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi 70 % ke atas.
Sebagai guru yang profesional merasa termotivasi untuk melakukan perbaikan, untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Upaya perbaikan yang peneliti lakukan dengan
mengadakan Peneltian Tindakan Kelas (PTK).
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian memiliki arah yang jelas, maka diperlukan suatu rumusan masalah
yang dijadikan penuntun terhadap pelaksanaan penelitian. Adapun rumusan masalahnya
adalah :
1. Apakah siswa kelas VI SDN 003 Pulau Padang mengalami peningkatan keaktifan
belajar dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen ?
2. Bagaimana tingkat ketuntasan belajar siswa kelas VI SDN 003 Pulau Padang setelah
melaksanakan pembelajaran denganmenggunakan metode eksperimen ?
2
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka ditetapkan tujuan dari pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa kelas VI SD Negeri 003
Pulau Padang dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.
2. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa kelas VI SD Negeri 003 Pulau
Padang setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi :
1. Guru SD Negeri 003 Pulau Padang
a. Untuk memeperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
b. Memperbaiki kinerja guru untuk berkembang secara professional.
c. Meningkatkan aktifitas guru dalam pembelajaran untuk berperan aktif
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
2. Siswa Kelas VI SD Negeri 003 Pulau Padang
a. Memperbaiki belajar siswa, agar hasil belajar siswa meningkat.
b. Siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru sehingga keaktifan belajar
siswa meningkat.
c. Siswa dapat berperan sebagai peneliti bagi hasil belajarnya sendiri.
d. Untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga hasil
belajar siswa dan minat belajar siswa meningkat.
3. Sekolah SD Negeri 003 Pulau Padang
a. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan kemampuan
pada diri guru dan pendidikan di sekolah
b. Meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan bagi siswa
c. Mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh
d. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif
e. Menciptakan hubungan kolegial yang pesat.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Hasil Belajar Siswa
a. Pengertian Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan keseluruhan pola perilaku, baik berupa kognitif,
afektif maupun psikomotor dan merupakan kesatuan yang diperoleh peserta didik
setelah mengikuti proses belajar pada suatu periode tertentu. Sehubungan dengan
konsep hasil belajar, Baharudin (1990 : 65) mengemukakan sebagai berikut :
“Hasil belajar siswa berhubungan dengan tingkat atau hasil yang dicapai
siswa dalam mengetahui, memahami, menyikapi atau menguasai suatu
pengetahuan dalam materi tertentu menurut ukuran yang ditetapkan, baik
ukuran yang bersifat kongkrit berupa perolehan nilai hasil belajar maupun
yang bersifat abstrak berupa perilaku yang ditampilkan oleh siswa”.
Selanjutnya secara lebih jelas dan lengkap Nana S. Sukmadinata (1997 : 124)
mengemukakan sebagaiberikut :
“Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa sebagai
akibat dari proses belajar yang telah ditempuhnya, meliputi semua akibat
dari proses belajar yang berlangsung di sekolah atau di luar sekolah, yang
bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor yang disengaja maupun tidak
disengaja”.
Berdasarkan kedua konsep tersebut di atas, maka hasil belajar siswa adalah
tingkat atau hasil yang dicapai siswa dalam mengetahui dan memahami materi
pelajaran tertentu yang dituangkan dalam bentuk nilai sebagai cerminan
pengetahuan, maupun sikap atau keterampilan tertentu yang dimiliki setelah selesai
melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.
4
ulangan umum, nilai tugas-tugas, cara menjawab pertanyaan di kelas, nilai
ketelitian catatan, pembuatan laporan, ketekunan, keuletan dan usaha”. Sedangkan
Winarno Surakhmad (1994 : 150) mengemukakan “Hasil belajar tidak hanya
ditentukan oleh metoda dan media yang dipakai, akan tetapi juga oleh sejumlah
lainnya yang mempengaruhi tingkah laku siswa terhadap situasi belajar”.
Selanjutnya dari segi tujuan, sedangkan Winarno Surakhmad (1994 : 164)
mengemukakan belajar diajukan pada 1) pengumpulan pengetahuan dan, 2)
penanaman konsep dan kecakapan (pembentukan sikap dan kebiasaan).
Benyamin Bloom, sebagaimana dikutip Abin Syamsudin Makmun (1990 :
14) yang membagi perilaku hasil belajar pada tiga kawasan (domain), yaitu 1)
kawasan kognitif (cognitive domain), 2) kawasan afektif (afektif domain) dan 3)
kawasan psikomotor (psikomotor domain)”. Khusus mengenai kawasan kognitif
dan psikomotor domain yang menjadi sorotan dalam kajian ini memiliki enam
jenjang, sebagaimana dikemukakan Alam Abin Syamsudin Makmun (1990 : 15)
sebagai berikut :
1) Knowledge (pengetahuan), yaitu mengingat kembali sesuatu yang
sebelumnya sudah dikenal.
2) Comprehension (pemahaman), yaitu memahami bahan yang akan
dikomunikasikan dengan tidak dikaitkan dengan bahan lain.
3) Application (aplikasi), yaitu menggunakan suatu abstraksi dengan situasi
nyata atau khusus, dalam arti bahwa dapat memberikan contoh atau
menggunakan dengan tepat atau memecahkan masalah.
4) Analysis (analisis), yaitu menghubungkan elemen-elemen menjadi
kesatuan yang membentuk keseluruhan.
5) Syintesa (sintesa), dalam bentuk komunikasi, rencana dan kesimpulan
tentang berbagai hubungan yang abstrak.
6) Evaluation (evaluasi), yaitu memberikan penilaian pada program atau
yang telah diberikan.
Berdasarkan urian-uraian yang telah dikemukakan, maka penulis dapat
mengemukakan bahwa indicator hasil belajar siswa berhubungan dengan hal yang
bersifat konkrit (nilai hasil belajar sebagai manifestasi dan pengetahuan) dan bersifat
abstrak (perilaku siswa sebagai manifestasi dan keterampilan). Dengan kata lain bahwa
5
indikator hasil belajar siswa terdiri dari indikator yang berhubungan dengan aspek hasil
berupa kemampuan siswa dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan serta aspek
proses yang berhubungan dengan perilaku siswa ketika sedang mengikuti proses
pembelajaran di dalam kelas.
2. Tata Surya
Dwi Suhartati, dkk. (2008 : 112-118), menyatakan bahwa tata surya adalah
rumpun planet, bulan dan serpihan antariksa yang mengorbit di sekeliling matahari.
Semua itu disatukan oleh gaya tarik gravitasi matahari. Sistem tata surya kemungkinan
terbentuk dari awan besar, gas dan debu antar bintang yang menjadi satu karena gaya
gravitasinya sendiri, sekitar lima milyar tahun yang lalu.
Tata surya kita terdiri dari matahari, planet-planet dan semua benda angkasa yang
beredar di sekelilingnya seperti astelit, meteorid, komet, dan asteroid. Matahari sebagai
pusat tata surya. Planet-planet mengelilingi matahari sesuai dengan orbitnya yang
disebut revolusi. Orbit adalah garis edar planet mengelilingi matahari. Bidang tempat
beredarnya planet-planet disebut bidang ekliptika. Kala revolusi adalah waktu yang
diperlukan planet untuk satu kali berevolusi. Selain berevolusi, planet juga berotasi.
Rotasi adalah planet berputar pada porosnya. Waktu yang diperlukan untuk satu kali
rotasi disebut kala rotasi.
Berdasarkan jaraknya dengan matahari, planet-planet dikelompokkan menjadi :
(a) Planet Dalam, terdiri dari empat planet yang terdekat dengan matahari yaitu
Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dan (b) Planet Luar, yang terdiri dari lima planet
yang letaknya jauh dari matahari yaitu Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
Antara kedua kelompok planet tersebut, tepatnya anatara planet Mars dan Yupiter
terdapat sabuk asteroid.
Berdasarkan komposisi bahn penyusunnya, planet dikelompokkan menjadi (a)
Planet Teresterial, planet-planet yang berukuran kecil, rapat, dan mempunyai
permukaan yang keras. Contohnya : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, (b) Planet Jovian,
planet-planet yang sebagian besar merupakan gas. Contohnya : Yupiter, Saturnus,
Uranus, Neptunus.
3. Metode Pembelajaran
Ada beberapa metode yang lazim digunakan dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, antara lain adalah metode diskusi, demonstrasi, dan eksperimen.
6
Dimana masing-masing metode mempunyai suatu karakteristik dan kelebihan atau
kekurangan. Tidak ada sutu metode yang paling baik, tetapi penggunaan metode harus
disesuaikan dengan kebutuhan.
Pendekatan khusus dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah
pendekatan keterampilan proses yaitu seluruh keterampilan yang diperlukan untuk
memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip,
hukum-hukum, keterampilan fisik maupun keterampilan sosial. (Nuryani dan andrian
Rustam, 1997 : 18)
Menurut Winarno Surakhmad (1994 : 96), metode adalah cara yang didalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, berlaku baik bagi guru maupun
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran
ditentukan oleh ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran sesuai dengan
materi yang harus disampaikan pada siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
suatu metode, diantaranya adalah siswa, tujuan pembelajaran, situasi setempat, fasilitas
yang terdapat dalam kelas, dan profesionalisme guru.
4. Metode Eksperimen
Metode eksperimen sebagi salah satu metode pembelajaran adalah suatu cara
penyajian bahan pembelajaran dengan mencoba mengerjakan sesuatu serta mengadakan
pengamatan langsung terhadap suatu proses percobaan. Menurut Winarno Surakhmad
(1994 : 150) dengan metode eksperimen dapat diketahui dan dijawab pertanyaan
diantaranya Bagaimana cara mengerjakannya ? Cara manakah yang paling baik ? Apa
yang akan terjadi dengan reaksi itu ?
Meode eksperimen wajar digunakan jika siswa ingin mengetahui suatu hal secara
lebih dalam dan rinci melalui pengamatan, pengumpulan data, percobaan, dan analisis.
Metode eksperimen adalah prosedur pembelajaran yang memungkinkan siswa
melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis
yang dipelajari. Metode ini dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah.
Siswa mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari
fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan.
Muhammad ali, (1990 : 104) mengemukakan metode eksperimen adalah suatu
metode pembelajaran yang memberi peluang kepada guru dan siswa untuk melakukan
percobaan terhadap sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu.
7
Dari pendapat beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen adalah suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa secara
perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses percobaan secara
mandiri. Karena melalui berbagai percobaan, anak akan menemukan pengetahuan dan
keterampilan. Metode eksperimen sangat bermanfaat untuk mengembangkan sikap
ilmiah pada siswa.
B. Hipotesis Tindakan
Untuk mengurangi kebiasaan terhadap data penelitian diperlukan adanya hipotesis
tindakan, sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1998 : 62), “Hipotesis
merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan sekurang-kurangnya mengandung dua
variabel atau lebih”. Berdasarkan konsep tersebut, maka peneliti mengemukakan hipotesis
penelitian yaitu “Pelaksanaan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa Kelas VI Mata Pelajaran IPA di SD Negeri
003 Pulau Padang, Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan Singingi”.
C. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran ditentukan dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Kriteria siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat penguasaan materi
70% ke atas atau pencapaian nilai 70.
2. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan telah berhasil jika jumlah siswa yang tuntas
telah mencapai 75% dari jumlah seluruh siswa.
3. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan keterlibatan siswa) dinyatakan berhasil
jika 85% lebih dari jumlah siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Tempat Pelaksanaan Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas direncanakan di Sekolah Dasar
Negeri 003 Pulau Padang Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi.
Kelas / Semester : VI (enam) / 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Standar Kompetensi : Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan
interaksi bumi dalam tata surya
Kompetensi Dasar : Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan gerhana
matahari
Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan
matahari.
2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari dan
bulan menggunakan model atau charta.
2. Waktu pelaksanaan
Penelitian direncanakan selama beberapa hari, sedangkan per siklusnya dapat
dirinci sebagai berikut :
Siklus Pertama : 04 Oktober 2022 – 05 Oktober 2022
Siklus Kedua : 11 Oktober 2022 – 12 Oktober 2022
Siklus Ketiga : 18 Oktober 2022 – 19 Oktober 2022
9
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Mengamati
1. Perencanaan
Perencanaan selalu mengacu kepada tindakan apa yang dilakukan, dengan
mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif dan subyektif. Dalam perencanaan
tersebut, perlu dipertimbangkan tindakan khusus apa yang dilakukan, apa tujuannya.
Mengenai apa, siapa melakukan, bagaimana melakukan, dan apa hasil yang
diharapkan.Setelah pertimbangan itu dilakukan, maka selanjutnya disusun gagasan-
gagasan dalam bentuk rencana yang dirinci. Kemudian gagasan-gagasan itu diperhalus,
hal-hal yang tidak penting dihilangkan, pusatkan perhatian pada hal yang paling
penting dan bermanfaat bagi upaya perbaikan yang dipikirkan. Sebaiknya perencanaan
tersebut didiskusikan dengan teman sejawat untuk memperoleh masukan, dan sebelum
direncanakan disimulasikan dulu bersama teman sejawat.
2. Pelaksanaan Tindakan
Jika perencanaan telah dirumuskan sebelumnya merupakan perencanaan yang
cukup matang, maka proses tindakan semata-mata merupakan pelaksanaan perencanaan
itu. Namun, kenyataan dalam praktik tidak sesederhana yang dipikirkan. Oleh sebab itu,
pelaksanaan tindakan boleh jadi berubah atau dimodifikasi sesuai dengan keperluan di
lapangan. Tetapi jangan sampai modifikasi yang dilakukan terlalu jauh menyimpang.
Jika perencanaan yang telah dirumuskan tidak direncanakan, maka guru hendaknya
merumuskan perencanaan kembali sesuai dengan fakta baru yang diperoleh.
3. Pengamatan
Hal yang tidak bisa dilupakan, bahwa sambil melakukan tindakan hendaknya
juga dilakukan pemantauan secara cermat tentang apa yang terjadi. Dalam pemantauan
itu, lakukan pencatatan-pencatatan sesuai dengan form yang telah disiapkan. Catat pula
gagasan-gagasan dan kesan-kesan yang muncul, dan segala sesuatu yang benar-benar
terjadi dalam proses pembelajaran. Secara teknis operasional, kegiatan kegiatan
pemantauan dapat dilakukan oleh guru lain. Disinilah letak kerja kolaborasi antar
profesi. Namun, jika petugas pemantau itu bukan rekanan peneliti, sebaiknya diadakan
10
sosialisasi materi pemantauan untuk menjaga agar data yang dikumpulkan tidak
terpengaruh minat pribadinya. Untuk memperoleh data yang lebih obyektif, guru dapat
menggunakan alat-alat optik atau elektronik, seperti kamera, perekam video, atau
perekam suara. Pada setiap kali akan mengakhiri penggalan kegiatan, lakukanlah
evaluasi terhadap hal-hal yang telah direncanakan. Jika observasi berfungsi untuk
mengenali kualitas proses tindakan, maka evaluasi berperan untuk mendeskripsikan
hasil tindakan yang secara optimis telah dirumuskan melalui tujuan tindakan.
4. Refleksi
Refleksi adalah suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, yang telah
dihasilkan, atau apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari langkah
atau upaya yang telah dilakukan. Dengan perkataan lain, refleksi merupakan pengkajian
terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan. Untuk maksud ini, guru
hendaknya terlebih dahulu menentukan criteria keberhasilan.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan
rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan
dengan “bentuk tindakan” sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang
dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian
tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian
kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.
Hasil refleksi terhadap tindakan yang direncanakan akan digunakan kembali
untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil
memecahkan masalah.
Re-
plannin
Re-
Finish
plannin
(Concluti
Gambar 3.2. Daur PTK dalam Tiga Siklus
Plannin Perbaikan Pembelajaran
Observi
Re-
Observi
Re-
Observi
11
Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali barangkali perbaikan yang
diinginkan telah terjadi, maka kegiatan pembelajaran telah berakhir. Namun apabila
muncul masalah baru yang perlu diatasi, akan kembali dicari pemecahannya melalui
daur PTK.
12
D. Deskripsi per Siklus
1. Siklus Pertama
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam dua
pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VI (enam) / 2
Kompetensi Dasar : “Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan gerhana
matahari”
Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan
matahari
2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari dan
bulan menggunakan model atau charta.
2. Siklus Kedua
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam dua
pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VI (enam) / 2
Kompetensi Dasar : “Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan gerhana
matahari”
Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan
matahari
2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari dan
bulan menggunakan model atau charta.
3. Siklus Ketiga
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam dua
pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VI (enam) / 2
13
Kompetensi Dasar : “Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan gerhana
matahari”
Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan
matahari
2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari dan
bulan menggunakan model atau charta.
14
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, J. 2008. Educational Research: Quantitative & Qualitative. Upper Saddle River,
Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Wardani, I.G.A.K dan Wihardit, Kuswaya. 2022. Penelitian Tindakan Kelas. Banten :
Universitas Terbuka.
15
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Kelas/Semester : VI/2
Standar Kompetensi : Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi
Kompetensi Dasar : 9.3 menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari
I. Tujuan
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui peragaan siswa kelas VI SDN 003 Pulau Padang dapat menjelaskan
2. Melalui pengamatan siswa kelas VI SDN 003 Pulau Padang dapat menjelaskan
3. Melalui peragaan siswa kelas VI SDN 003 Pulau Padang dapat menjelaskan
4. Melalui pengamatan siswa kelas VI SDN 003 Pulau Padang dapat menjelaskan
5. Melalui peragaan siswa kelas VI SDN 003 Pulau Padang dapat menjelaskan
16
menggambarkan proses terjadinya gerhana matahari.
B. Tujuan Perbaikan
materi ajar
A. Materi Pembelajaran
2. Gerhana bulan
3. Gerhana matahari
B. Media Pembelajaran
C. Sumber Pembelajaran
2. Buku IPA untuk guru kelas VI hal 232-234 SDN 003 Pulau Padang
3. Buku IPA untuk kelas VI hal 148 SDN 003 Pulau Padang
D. Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
3. Pengamatan
4. Ceramah
5. Diskusi
17
III. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
A. Pertemuan I
1) Tadi malam cuaca sangat cerah, siapa yang sempat melihat langit?
- Peraga maket yang terdiri dari konstruksi mini matahari yang dipasangi
lampu, bumi dan bulan, dipajang di depan kelas diatas sebuah meja.
- Dengan menggunakan alat peraga replika (maket) guru menjelaskan apa yang
dimaksud siang dan apa yang dimaksud dengan malam serta mengapa siang
dan menanyakan apakah di lokasi tersebut saat itu siang atau malam.
- Meminta dua orang siswa untuk memasang poster gerhana bulan dan gerhana
matahari
18
- Menanyakan kepada siswa dakah yang pernah mengalami gerhana bulan dan
gerhana matahari.
- Dengan peraga maket guru menjelaskan mengapa terjadi gerhana bulan dan
gerhana matahari, kapan dan bagaimana posisi benda langit saat gerhana
terjadi.
B. Pertemuan II
dilakukan.
terjadinya gerhana
- Siswa diminta membagi diri kedalam kelompok yang terdari dari 9 siswa
siang dan malam, mengapa terjadi gerhana bulan dan matahari, dengan
memberikan tanggapan.
19
- Secara bersama-sama menarik kesimpulan
- Menutup pembelajaran
IV. Evaluasi
A. Prosedur
B. Bentus Tes
1. Tes tertulis
2. Tes lisan
C. Jenis Tes
1. Lisan
2. Essay
D. Alat Evaluasi
4. Gerhana bulan total terjadi apabila seluruh permukaan bulan masuk kedalam
20
bayangan................
6. Gerhana bulan disebabkan karena sinar matahri yang menuju bulan terhalang
oleh .............
7. Gerhana matahari terjadi apabila matahri ..............dan ............. berada pada satu
garis lurus.
10. Didaerah yang mengalami gerhana matahari total tampak gelap karena sinar
Essay!
gambar!
13. Apa yang dimaksud dnegan gerhana matahari? Lengkapi jawabanmu dengan
gambar!
E. Kunci Jawaban.
1. Matahari, bulan
2. Pernama
3. 6
4. Inti
5. Total, sebagian
6. Bumi
7. Bulan, bumi
8. Baru
21
9. 7
10. Bulan
Essay!
11. Peristiwa siang dan malam terjadi karena bumi berotasi pada porosnya. Daerah
yang mengalami siang adalah daerah yang terkena sinar matahari dan daerah
12. Gerhana bulan tejadi pada malam hari saat bulan purnama. Apabila kedudukan
matahari, bumi dan bulan tepat pada satu garis lurus maka bulan akan tertutup
13. Gerhana matahari terjadi siang hari. Jika matahari, bulan dan bumi berada pada
satu garis lurus maka bayang-bayang bulan jatuh di bumi sehingga terjadi
gerhana matahari.
f. Pedoman penilaian.
1. 1 1
2. 1 1
3. 1 1
4. 1 1
5. 1 1
6. 1 1
7. 1 1
8. 1 1
9. 1 1
10. 1 1
11. 2 2
22
12. 4 4
13. 4 4
Jumlah Skor 20
23