PENDAHULUAN
Matematika adalah ilmu pasti. Materi dalam pelajaran ini sebagian besar
menggunakan rumus. Salah satu materinya adalah geometri. Contoh bangun ruang
seperti kubus, balok, tabung dan lain-lain. Penulis sebagai salah satu guru Matematika
di kelas VI SD Swasta Santa Lusia Virgini Sei Rotan menemui kesulitan dalam
mengajarkan materi volume bangun ruang khususnya volume tabung atau silinder. Hal
ini dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar dalam pelajaran Matematika.
Hasil belajar Matematika tersebut di atas diperoleh siswa ketika guru mendesain
pembelajarannya belum mengoptimalkan peran aktif siswa dalam pembelajaran.
Padahal sesuai dengan pembelajaran paradigma baru, siswa bukan lagi sebagai obyek
namun siswa harus menjadi subjek dalam pembelajaran. Oleh karena itu desain
pembelajaran yang dilakukan guru harus mengacu pada pembelajaran yang inovatif.
1
2
i dilakukan agar siswa lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti pelajaran ini.
Dengan pendekatan ini diharapkan siswa lebih mudah dalam menelaah dan mengerti
tentang materi bangun tabung yang diajarkan. Hal ini dapat memungkinkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa.
Santa Lusia Virgini Sei Rotan melalui penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif
STAD.
1.5.2. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
- Dapat memacu dan memotivasi minat siswa.
- Dapat meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
- Dapat menerima pengalaman baru melalui tutor sebaya.
- Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru
- Mempermudah guru dalam mengajarkan materi bangun ruang.
- Guru dapat mengetahui teori atau metode baru yang dapat meningkatkan
prestasi siswa.
3. Bagi sekolah
- Menambah referensi PTK di sekolah
- Menambah karya guru tentang PTK di sekolah
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Banyak pengertian tentang hasil belajar menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Darmansyah (2006: 13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian
terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap
kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran.
2. Menurut Cece Rahmad dalam Zaenal Abidin (2004: 1) mengatakan bahwa hasil belajar
adalah penggunaan alat pada hasil tes atau prosedur penelitian sesuai dengan aturan
tertentu atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap menguasai materi pelajaran
yang telah diberikan.
3. Hasil belajar menurut Nasrul Harahap (Zaenal Abidin: 2):
- Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan hasil belajar
siswa setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu.
- Untuk mengetahui keberhasilan komponen-komponen pengajaran dalam rangka
mencapai tujuan.
- Hasil belajar memberikan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan,
pengayaan atau melanjutkan program pengajaran selanjutnya.
- Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan
dalam suatu program pengajaran.
- Untuk keperluan supervisor Kepala Sekolah dan Penilik agar guru lebih
berkompeten.
- Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan
dalam mengambil keputusan dalam pengajaran.
4. Menurut Slameto (2003: 2)
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
5. Menurut Nana Sudjana (1989: 25):
Hasil belajar adalah perubahan pada diri seseorang dalam berbagai bentuk seperti perubahan
5
pengetahuan, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan
asek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan dapat dibuat definisi bahwa hasil belajar
adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa dalam bentuk angka maupun perubahan
setelah menjalani proses pembelajaran yang berguna untuk memberikan informasi hasil
belajar siswa kepada orang tua atau siswa maupun kepada komponen-komponen
pengajaran untuk melanjutkan program pengajaran selanjutnya.
2.1.2. Hasil Belajar Matematika
Secara garis besar pembelajaran Matematika harus mengacu pada standar kompetensi
maupun kompetensi dasar Matematika. Standar kompetensi Matematika merupakan
kompetensi Matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan siswa pada hasil belajarnya
dalam pelajaran Matematika. (Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika Buku 3, 2005: 7)
Dengan demikian hasil belajar Matematika adalah suatu perubahan yang dicapai oleh
proses usaha yang dilakukan seseorang siswa dalam interaksinya antara pengalaman dengan
lingkungannya berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar Matematika yang telah
ditetapkan tentang model Matematika dari masalah yang berkaitan dengan volume tabung.
2.1.3. Bangun Tabung
Bagun tabung termasuk bangun prisma yang memiliki alas berbentuk lingkaran.
Menurut Sartono Wirodikromo (2003: 2) mendefinisikan bangun tabung adalah sebuah benda
yang dibatasi oleh 2 sisi datar yang berbentuk lingkaran dan 1 sisi lengkung yang berbentuk
persegi panjang.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah
anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian
tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan
kelompok.
Slavin (dalam Nur, 2000: 26) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan
dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat
prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa diberikan
tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.
2. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas, kelompok menengah,
dan kelompok bawah. Kelompok atas 25% dari seluruh siswa yang diambil dari
siswa ranking satu, kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari
urutan setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah 25% dari seluruh siswa
yaitu terdiri dari siswa setelah diambil kelompok atas dan kelompok menengah.
c. Menentukan skor awal
Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan
sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran
lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masing- masing individu dapat
dijadikan skor awal.
d. Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik,
hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif, apabila
tidak ada pengaturan tempat duduk, dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan
kegagalan pembelajaran pada kelas kooperatif.
e. Kerja kelompok
Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota
kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota
kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor
perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok tercantum pada table berikut:
Tabel 2
Tingkat Penghargaan Kelompok
Tabel 3
Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Penjelasan lebih lanjut tentang enam fase atau langkah model pembelajaran
Kooperatif adalah sebagai berikut:
Fase-1:
Guru mengklarifikasi maksud pembelajaran Kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan
karena siswa harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.
Fase-2:
Guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik.
Fase-3:
Kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi pembelajaran dari dan ke
kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi dengan cermat. Sejumlah elemen perlu
dipertimbangkan dalam menstrukturisasikan tugasnya. Guru harus menjelaskan bahwa siswa
harus saling bekerja sama di dalam kelompok. Penyelesaian tugas kelompok harus
merupakan tujuan kelompok. Tiap anggota kelompok memiliki akuntabilitas individual untuk
mendukung tercapainya tujuan kelompok. Pada fase ini yang terpenting jangan sampai ada
anggota yang hanya menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya.
10
Fase-4:
Guru perlu mendampingi Tim – tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang
dikerjakan siswa dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang diberikan guru
dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa siswa mengulangi hal yang sudah
ditunjukkannya.
Fase-5:
Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan
tujuan pembelajaran.
Fase-6:
Tinggi rendahnya pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika akan
mencerminkan tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar
mengajar, seorang guru dapat memilih metode pengajaran yang sesuai dengan materi yang
akan diberikan pada siswa. Pada kondisi awal, seorang guru belum menggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif STAD, maka hasil belajar siswa masih rendah. Guru
mengadakan tindakan dalam pembelajaran menggunakan cara belajar kooperatif dengan tipe
STAD dengan mengelompokkan siswa empat sampai enam orang pada tiap kelompok,
sebagai siklus 1 dengan kompetensi dasar menghitung volume prisma, hasil belajar
meningkat dibandingkan dengan hasil belajar pada kondisi awal.
Guru:
Siswa:
Keadaan awal Belum menggunakan
Hasil belajar Matematika
penerapan pembelajaran
rendah
kooperatif tipe STAD
Siklus I
Dalamcara
Dalam pembelajaran, guru menggunakan pembelajaran, guru menggunakan
belajar kooperatif tipe STAD pembela
Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka dan kerangka berfikir dapat dirumuskan
hipotesis tindakan: melalui penerapan pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika tentang volume bangun ruang bagi siswa kelas VI SD Swasta Santa Lusia
Virgini Sei Rotan.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Pelaksaanaan penelitian ini dilakukan di SD Swasta Santa Lusia Virgini Sei Rotan
pada siswa kelas VI dimana saya sebagai guru mata pelajaran matematika. Waktu penelitian
pada bulan Februari hingga Maret, semester II Tahun Pelajaran 2021/2022.
Variabel STAD sebagai variabel proses karena terkait dengan yang dilakukan guru
dalam proses pembelajaran. Hasil belajar Matematika merupakan variabel out put sebagai
hasil pembelajaran. Sebagai variabel input adalah siswa kelas VI dan guru dengan
karakteristik siswa cara berfikir kongkrit dan karakteristik guru kurang optimis dalam
mengajar. Untuk memudahkan pengukuran dari variabel bebas (x) dan variabel terikat (y)
maka peneliti membuat definisi operasional dari variabel-variabel tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah
anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian
tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan
kelompok.
13
Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri
dari dua siklus. Langkah-langkah dalam tiap siklus terdiri dari:
3.3.1. Siklus I
1) Perencanaan (Planning)
Yang meliputi:
3) Refleksi (Reflecting)
Yang meliputi menganalisa data kuantitatif dan kualitatif dari hasil observasi dengan
instrumen yang telah ada. Hasil analisa digunakan untuk melihat hasil tindakan baik
positif maupun negatif dan untuk menentukan tindak lanjut siklus berikutnya.
Refleksi dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu
membandingkan hasil observasi kondisi awal dengan hasil observasi pada siklus I.
3.3.2. Siklus II
1) Perencanaan (Planning)
Proses pembelajaran siklus ini sama dengan siklus I dan merupakan perbaikan dari
siklus I dan semua kelemahan-kelemahan yang muncul selama pelaksanaan siklus I
diperbaiki pada siklus II ini. Peraikan ini ditujukan untuk menumuhkan aktivitas siswa
dalam belajar, pada awal siklus II siswa masih perlu dijelaskan tentang pembelajaran
kooperatif dengan tipe STAD.
Pengumpulan Data (Observasi)
Pada tahap ini sama dengan siklus I data yang dipandang penting seperti data
kemajuan hasil belajar dan data aktivitas belajar yang dipantau lewat lembar observasi
kelas, hasil pengamatan siswa dan hasil pekerjaan siswa.
3) Refleksi (Reflecting)
Refleksi pada siklus II ini difokuskan pada pengalaman yang diperoleh dari siklus
I, menilai kembali sasaran perbaikan yang ditetapkan. Refleksi dilakukan dengan
menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan hasil observasi
siklus I dengan hasil oservasi pada siklus II.
15
Penelitian ini menggunakan dua teknik mengumpulkan data yaitu teknik tes dan
teknik non tes. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data primer berupa hasil belajar
Matematika. Soal tes yang digunakan berbentuk essai. Soal tes berbentuk essai dipilih
karena dapat mencakup semua indikator ketercapaian kompetensi siswa. Selain itu soal
essai dapat diketahui dengan cepat dan hasilnya tidak dipengaruhi oleh korektor. Teknik
yang kedua dapat diperoleh dari observasi pembelajaran.
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah butir soal tes dan lembar observasi
atau pengamatan. Penyusunan butir soal tes dilakukan oleh peneliti sendiri yang
dilengkapi dengan kisi-kisi soal.
3.5. Indikator Kinerja
Penelitian ini dikatakan berhasil jika semua prosedur pembelajaran dengan STAD
dapat dilakukan seluruhnya dengan baik dan 80% siswa memiliki nilai ≥ 70,dimana
dengan rata-rata nilai untuk matematika 70 .
Analisis data terdiri atas dua data. Data tes yang dianalisa yaitu hasil belajar
Matematika tentang volume tabung dan masalah yang berkaitan dengan volume tabung.
Data tes kuantitatif tersebut dianalisa dengan metode analisis deskriptif komparatif.
Analisis deskriptif komparatif adalah membandingkan data nilai awal tes dengan
data siklus I dan siklus II. Data hasil observasi merupakan data kualitatif. Analisis data
kualitatif dilakukan dengan membandingkan data hasil observasi antar siklus yang didapat
dari observasi teman sejawat.Teknikpengumpulan data yang
dilakukandalampenelitianiniadalahKuisioner/Angket.Sedangkananalisisdilakukanmenggu
nakanpendekatanstatistikberikut: 1) Melakukanujivaliditas 2)
MelakukanUjireliabilitasIntrumen yang sudahdinyatakan valid danreliabel,
selanjutnyadisebarkankepadaseluruhresponden (sampelpenelitian)
untukdiisisesuaidenganpendapatnyamasing-masing. Setelah data
terkumpulkemudiandilakukanpengolahansecarastatistikdenganrumussebagaiberikut:
Jumlah rata−rata skor yang dicapai
x=
Jumlah pertanyaan
16
Tabel 4.
Kriteria Penafsiran Penerapan Kooperatif tipe STAD dan Efektivitas Proses Belajar
Mengajar
DAFTAR PUSTAKA
Salatiga: UKSW
Kurniawan, Nursidik. 2007. Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 6 Nopember
2011 http://nhowitzer.multiply.com
Suparjo. 2005. Matematika 6. Tiga Serangkan. Solo: Pustaka Mandiri Sulastri, S.Pd,
M.Pd. 2011. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif. Pati: UT
________
________
http://repo.iain-tulungagung.ac.id
________
http://research.unissula.ac.id