“FUNGSI TRIGONOMETRI”
Untuk memenuhi mata kuliah Trigonometri yang diampu oleh Ibu Asran, S.Si.,
M.Pd.
Oleh:
Kelompok 1
Ahmad Suryadit Munandar (A1I123002)
Dilla Nur Iman (A1I123004)
Erliana Sari (A1I123006)
Hastomo (A1I123008)
Hildayanti (A1I123010)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
KENDARI
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menolong
hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemuliaan. Shalawat serta
salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Sebagai Rahmatan lil”alamin yang telah membawa manusia dari jalan kegelapan
menuju kehidupan yang mendapat sinar ilahi seperti sekarang ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan dating. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami maupun orang yang membacanya.
Kelompok 1
1. Ukuran sudut
Sudut dapat di bentuk oleh dua buah sinar garis yang memiliki titik pangkat yang
sama (berimpit).
a c
Gambar 1.1
Pada gambar 1.1 sudut A tersebut dibentuk oleh sinar AB dan AC dengan titik
pangkal A. dalam Trigonometri, ada dua macam ukuran sudut yang sering
digunakan, yaitu ukuran sudut dalam derajat dan ukuran sudut dalam radian.
Satu derajat (1 °) didefinisikan sebagai ukuran besar sudut yang disapu oleh
1
jari-jari lingkaran dalam jarak putar sejauh putaran atau dapat di tulis sebagai
360
1
( 1 ° )=
360
Sebagai contoh :
1
Setengah putaran = ×360 °=180 ° di sebut garis lurus
2
1
Seperempat putaran = ×360 °=90° disebut sudut siku-siku, dan seterusnya
4
Selain itu, ada ukuran-ukuran yang lebih kecil dari ukuran derajat. Ukuran-
ukuran tersebut adalah ukuran menit dan ukuran detik. Ukuran sudut dalam menit di
lambangkan dengan ‘ dan ukuran sudut dalam detik di lambangkan dengan “.
1
1 derajat = 60 menit, di tulis 1 ° = 60’ atau 1 menit = derajat ditulis 1’=
60
1
60 ( )
°
Contoh 1.1
Diketahui besar sudut α =129 ° 20'
a. Nyatakan besar sudut α tersebut dalam notasi decimal
b. Nyatakan yang berikut ini dalam ukuran derajat, menit, dan detik.
1
(i) α
3
2
(ii) α
5
Jawab:
'
a. 20’ = 20 ×1 =20 × ( 601 ) °=( 2060 ) °=0 , 33°
Jadi, 129 ° 20 ' =129° + 0 ,33 °=129 , 33 °
1 1 ' 1 '
b. (i) α = × 129° 20 = × 129° 18 120 =43 ° 6 ' 40
3 3 3
2 2 ' 2 '
(ii) α = ×129 ° 20 = ×125 ° 260 =25 ° 52'
5 5 5
1.2 Ukuran Sudut dalam Radian
Radian adalah satuan pengukuran yang di definisikan sebagai 180/ x °
atau kira-kira 57,2958° dan disingkat rad atau sebagai subscriptc,yang bisa
digunakan untuk “ukurang melingkar”. Radian adalah satuan standar dari
pengukuran untuk sudut dalam matematika.
Radian pertama kali disusun dari matematikawan inggris Roger Cotes
pada tahun 1714, meskipun ia tidak menyebutkan nama satuanpengukuran
ini. Kata Radian pertama kali muncul di media cetak pada tahun 1873.
Awalnya radian itu, di anggap satuan tambahan dalam system satuan
internasional (SI) tapi satuan tabahan ini dihapuskan pada tahun 1995 dan
sekarang di kenal sebagai satuan turunan. Radian yang di turunkan dari
satuan dasar SI meter (m), yang sama dengan m . m−1 , atau m/m. karena
meter saling menghilangkan satuan sama lain dalam definisi radian tersebut,
radian di anggap tidak berdimensi, dan untuk alasan ini, radian sering hanya
ditulis sebagai angka, tanpa symbol satupun.
Radian adalah sudut yang dibentuk olehdua jari-jari dari pusat ke
keliling luar lingkaran, dimana busur yang terbentuk adalah sama dengan
jari-jari. Sebuah sudut dalam radian dapat dihitung dengan membagi panjang
busur sudut yang memotong dengan jari-jari lingkaran (s/r). ada 360 ° disetiap
lingkaran, sama dengan 2 π radian. System lain untuk pengukuran sudut
adalah grad atau gradian, membagi lingkaran menjadi 400 grad. 200 /π grad
sama dengan satu radian
Dalam matematika, radian lebih di sukai untuk satuan untuk
pengukuran sudut lain, seperti derajat dan grad, karena kealamian mereka,
atau kemampuan mereka untuk menghasilkan hasil yang segan dan
sederhana, terutama di bidang trigonometri. Selain itu, semua satuan SI,
radian di gunakan secara universal, sehingga mereka memungkinkan
matematikawan dan ilmuwan untuk memahami perhitungan masing-masing
dengan mudah tanpa kesulitan konversi.
Satuan lain SI yang masih berhubungan dengan radian adalah
steradian (sr), atau radian persegi, yang mengukur sudut ruang. Sudut ruang
dapat divisualisasikan sebagai bagian kerucut dari sebuah bola. Steradian
adalah satuan pengukuran lain yang berdimensi, sama dengan m . m−2.
Steradian dapat dihitung dengan membagi luas daerah tertutup pada
permukaan bola dengan jari-jari kuadrat (s/r 2).
Ukuran sudut dalam radian dapat dijelaskan menggunakan Gambar 1.4
pada Gambar 1.5, titik M adalah pusat dari kedua lingkaran tersebut . MD
dan MB berturut-turut merupakan jari-jari lingkaran kecil dan jari-jari
lingkaran besar. Berdasarkan gambar tersebut, tampak bahwa juring atau
sector BMA diperoleh dari juring DMC sebagai akibat perbesaran (dilatasi)
yang berpusat di M. Oleh karena itu, juring DMC sebangun dengan juring
BMA. Kesebangunan ini memberikan hubungan:
panjang busur DC r
= =1
MB r
Definisi 1.2
Satu radian (ditulis 1 rad) di definisikan sebagai ukuran sudut pada bidang
datar yang berada di antara dua jari-jari lingkaran dengan panjang busur sama
dengan panjang jari-jari lingkaran tersebut.
2. Perbandingan Trigonometri
2.1 Fungsi Sin, Cos, Tan
Istilah perbandingan trigonometri dapat di artikan sebagai perbandingan
panjang sisi- sisi pada segitiga siku-siku. Perbandingan-perbandingan tersebut
dinamakan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. Perhatikan
gambar di bawah ini.
Dari hasil yang terlihat pada tabel , dapat di sajikan dengan pada gambar
berikut:
y
Kuadran II Kuadran I
x
Kuadran III Kuadran IV
Jadi, rumus untuk fungsi sinus adalah f ( x ° )=sinx ° atau f ( x )=sin x untuk x dalam
ukuran radian.
Fungsi f memetakan himpunan sudut x ° kehimpunan bilangan real cos x °
disebut fungsi kosinus.
Dilambangkan: f : x ° → cos x ° ( f memetakan x ° ke kosinus x ° ) .
Jadi, rumus untuk fungsi kosinus adalah f ( x ° )=cosx ° atau f ( x ) =cos x untuk x dalam
ukuran radian.
Fungsi f memetakan himpunan sudut x ° ke himpunan bilangan real tan x °
disebut fungsi tangen.
Jadi, rumus untuk fungsi tangent adalah f ( x ° )=tan x ° atau f ( x )=tan x untuk x dalam
ukuran radian.
Contoh 1.2
Hitunglah nilai fungsi trigonometri berikut.
π
a.) f ( x )=sin x , untuk x=
3
1+ sinx π
b.) f ( x )= ,untuk x=
2
cos x 6
Jawab
1. Cosecan (cosec θ): Kebalikan dari sin θ (1/sin θ),atau bisa disebut juga hasil bagi
antara sisi miring dengan sisi tegak.
5. Secan (sec θ): Kebalikan dari cos θ (1/cos θ),atau bisa juga disebut hasil bagi sisi
miring dengan sisi datar
6. Kotangen (cot θ): kebalikan dari tan θ (1/tan θ),atau bisa juga disebut hasil bagi
antara sisi datar dengan sisi tegak
Dari keenam defenisi fungsi trigonometri yang kita ketahui, kita mendapatkan
“hubungan rumus” yang disebut “rumus kebalikan” dan “rumus perbandingan”.
Dalam menetukan nilai fungsi trigonometri sudut yang lebih dari 90°, perlu dipahami
dua hal, yaitu tanda nilai fungsi trigonometri di setiap kuadran dan rumus sudut
berelasi. Nilai fungsi trigonometri di kuadran I semuanya bertanda positif. Sedangkan
untuk di kuadran II, III, dan IV hanya beberapa saja nilai fungsi trigonometri yang
bertanda positif. Mari kita bahas bagaimana menentukan nilai fungsi trigonometri
sudut istimewa di berbagai kuadran.
Gambar 1.5
y x y
sin α = ; cos α = ; tan α =
r r x
Tanda x dan y didapat berdasarkan tempat kuadran sudut tersebut berada. sedangkan
tanda dari r selalu positif. Karena r merupakan hipotenusa.
Kuadran I
y
sin α = (positif)
r
x
COS α = (positif)
r
y
tan α = (positif)
x
Kuadran II
y
sin α = (positif)
r
x
cos α = (negatif)
r
y
tan α = (negatif)
x
Kuadran III
y
sin α = (negatif)
r
x
cos α = (negatif) (
r
y
tan α = (positif)
x
Kuadran IV
y
sin α = (negative)
r
x
COS α = (positif)
r
y
tan α = (negatif)
x
Nilai pasti dari suatu sudut tidak dapat ditemukan langsung dari rasio panjang sisinya.
Namun, ada beberapa sudut yang dapat ditemukan langsung dari perhitungan rasio,
yaitu disebut sudut istimewa.
Hitunglah nilai dari tan 153, sin 243, dan cos 333:
tan 153 = tan(180° - 27°) = -tan 27°
sin 243 = sin(270° - 27°) = -cos 27°
cos 333 = cos(360° - 27°) = cos 27°
Dalam kedua contoh soal di atas, nilai-nilai perbandingan trigonometri pada sudut-
sudut berelasi dihitung menggunakan rumus-rumus sudut berelasi trigonometri yang
telah disebutkan sebelumnya.
3. Identitas Pythagoras:
sin²(θ) + cos²(θ) = 1
1 + tan²(θ) = sec²(θ)
1 + cot²(θ) = csc²(θ)
4. Identitas Fungsi Bersama:
sin(90° - θ) = cos(θ)
cos(90° - θ) = sin(θ)
tan(90° - θ) = cot(θ)
cot(90° - θ) = tan(θ)
sec(90° - θ) = csc(θ)
csc(90° - θ) = sec(θ)
Purnomo, D., 2013. TRIGONOMOTERI (ILMU UKUR SUDUT). 1st ed. Malang:
Program Studi Pendidikan Matematika IKIP Budi Utomo Malang.