Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN DASAR MATEMATIKA

( TRIGONOMETRI )

Oleh:

Kelompok 8

Angkatan 2017

1. Fikran Nurkamiden (411417115)


2. Gita Andriyani (411417024)
3. Moh. Arif W.S. (411417

Angkatan 2018

1. Fadila A. Djikilo (411418125)


2. Fira Syafitri (411418079)
3. Moh. Isran Ahmad (411418059)
4. Suparman S. Ismail (411418023)

PRODI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Materi trigonometri meruoakan salah satu materi yang menurut kita sulit. Maka
terkadang kita menjadi malas untuk mempelajarinya. Akan tetapi apbila kita mengetahui
manfaat atau kegunaan yang dapat diperoleh dari mempelajari trigonometri, maka kita akan
tertarik dan penasaran seperti apa trigonometri itu.
Lebih dari 3000 tahun yanag lalu pada pada zaman Mesir kuno dan Babilonia serta
peradaban Lembah Indus adalah awal trigonometri dapat diacak. Matematikawan India
adalah perintis penghitungan variable aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi
dan juga trigonometri.
Sekitar 150 SM matematikawan Yunani Hipparchus menyusun tabel trigonometri
untuk menyelesaikan segi tiga. Dan dilanjutkan oleh Ptolemy yang juga merupakan
matematikawan Yunani sekitar tahun 100 yang mengembangkan penghitungan
trigonometri lebih lanjut. Kemudian pada tahun 1595 matematikawan Silesia
Bartholemaecus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh tentang trigonometri
dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan Perancis. Hingga saat ini
trigonometri telah digunakan oleh pembuat jalan, pembuat jembatan dan mereka yang
menghasilkan bangunan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana rumus pengukuran sudut dalam trigonometri?
2. Bagaimana menentukan nilai perbandingantrigonometri dari suatu sudut?
3. Bagaimana hubungan koordinat kartesius dan koordinat kutub polar?
4. Bagaimana aturan sinus dan kosinus?
5. Bagaimana cara menentukan luas segitiga?
6. Bagaimana rumus fungsi trigonometri untuk jumlah dua dan selisih dua sudut?
7. Bagaimana cara mengerjakan soal trigonometri menggunakan rumus-rumus sudut
rangkap?
8. Bagaimana cara mengerjakan soal menggunakan rumus perkalian sinus dan kosinus?
1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam tentang trigonometri, sehingga dapat
menggunakan aplikasi-aplikasi trigonometri dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga dapat
mengetahui serta memahami apa saja yang terdapat dalam trigonometri seperti kita dapat
memahami tentang, pengukuran sudut dalam trigonometri, nilai perbandingan trigonometri
dari suatu sudut, hubungan koordinat kartesius dan koordinat kutub polar, aturan sinus dan
kosinus, luas segitiga, rumus fungsi trigonometri untuk jumlah dua dan selisih dua sudut,
rumus-rumus sudut rangkap, serta rumus perkalian sinus dan kosinus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengukuran Sudut
Dalam trigonometri sudut merupakan hal yang penting yang berhubungan
langsung dengan nilai trigonometri ( sin, cos, tan, sec, cessec, dan cot). Pada umumnya
ada dua ukurang yang digunakan untuk menentukan besar suatu sudut, yaitu derajat
dan radian.
1. Ukuran Derajat
𝟏
Besar sudut dalam satu putaran adalah 360o. Berarti 1o = putaran. Ukuran sudut
𝟑𝟔𝟎

yang lebih kecil dari derajat adalah menit dan detik. Hubungan ukuran sudut, menit,
dan detik adalah:
1o = 60’ menit
1’ menit = 60” detik
2. Ukuran Radian
satu radian adalah besar sudut pusat busur lingkaran yang panjangnya sama dengan
jari-jari.
1 putaran = 2𝜋 radian
1o = 0,0174 radian
1 radian = 57, 32o

Hubungan derajat ke radian:


𝝅
𝒙𝒐 = 𝒙. 𝒓𝒂𝒅
𝟏𝟖𝟎
Hubungan radian kederaja
𝟏𝟖𝟎𝒐
x radian = x.
𝝅
Jadi, hubungan nilai derajat, radian, dan banyak putaran adalah:
𝐑 𝐑 𝝅
= = dan D = P x
𝐃 𝐏𝐱𝟑𝟔𝟎𝐨 𝟏𝟖𝟎𝒐
360o

Dimana, nilai 𝜋 = 3,14 untuk radian dan 𝜋 =180o untuk derajat.


Contoh soal:

1. Ubahlah sudut-sudut berikut dalam derajat !


𝜋
a. rad b. 4𝜋 rad
3

Penyelesaian:

𝜋 𝜋 180o
a. rad = . = 60o
3 3 π

180o
b. 4𝜋 rad = 4𝜋 . = 720o
π

2. Ubahlah sudut-sudut berikut dalam radian !


a. 30o b. 270o

Penyelesaian:
𝜋 𝜋
a. 30o = 30. 180 rad = 6 rad

𝜋 3𝜋
b. 270o = 270. rad = rad
180 2

3.

B. Nilai Perbandingan Trigonometri dari Suatu Sudut

Sudut-sudut berelasi adalah sudut-sudut yang memiliki hubungan satu sama lain
seperti jumlah atau selisih. Suatu sudut ao dikatakan berelasi dengan sudut-sudut yang
besarnya (90o + ao), (180o + ao), (270o + ao), (360o - ao), atau sudut (-ao). Dengan adanya
pola khusus pada sudut-sudut yang berelasi, kita dapat menentukan nilai perbandingan
trigonometri suatu sudut dari sudut relasinya ataupun sebaliknya. Kita juga dapat
menyatakan perbandingan trigonometri suatu sudut dalam bentuk perbandingan
trigonometri sudut komplemennya. Untuk memahami pola khusus pada sudut-sudut
berelasi, kita harus memahami konsep nilai trigonometri pada tiap-tiap kuadran sudut.
Perbandingan trigonometri untuk sudut α pada segitiga siku-siku OAB
didefinisikan sebagai berikut.

x = sisi siku-siku samping sudut (proyeksi)


y = sisi siku-siku depan sudut (proyektor)
r = sisi miring (proyektum)

𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑦 1 𝑟
a. Sinus α = sin α = 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝑟 d. Cosecan α = csc α = 𝑠𝑖𝑛α = 𝑦

𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑥 1 𝑟
b. Cosinus α = cos α = =𝑟 e. Secan α = sec α = 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 𝑥
𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔

𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑦 1 𝑥
c. Tangen α = tan α = = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 = = 𝑥 f. Cotangen α = cot α = 𝑡𝑎𝑛𝛼 = 𝑦

a. Nilai trigonometri untuk sudut istimewa

Sudut istimewa adalah sudut dengan nilai perbandingan trigonometri yang dapat
ditentukan nilainya tanpa menggunakan tabel trigonometri atau kalkulator. Sudut-sudut
istimewa antara lain: 0°, 30°, 45°, 60°, 90°, 120°, 135°, 150°, dan seterusnya.

 Sudut 0°

Jika sudut α = 0° maka sisi AC berimpit dengan sumbu


X dan AC = AB = 1, BC = 0.
𝐵𝐶 0
Sin 0° = 𝐴𝐶 = 1 = 0
𝐴𝐵 1
Cos 0° = 𝐴𝐶 = 1= 1
𝐵𝐶 0
Tan 0° = 𝐴𝐵 = 1 = 0
 Sudut 30° dan 60°

Jika ABC = 90° dan α1 = 30°, maka α2 = 60°


Dengan perbandingan
AB : BC : AC = √ : 1 : 2 diperoleh:

𝐵𝐶 1 𝐴𝐵 √3 1
Sin 30° = 𝐴𝐶 = Sin 60° = = = 2 √3
2 𝐴𝐶 2

𝐴𝐵 √3 1 𝐵𝐶 1
Cos 30° = 𝐴𝐶 = = 2 √3 Cos 60° = 𝐴𝐶 = 2
2

𝐵𝐶 1 1 𝐴𝐵 √3
Tan 30° = = √3 = 3 √3 Tan 60° = 𝐵𝐶 = = √3
𝐴𝐵 1

 Sudut 45°

Jika ∠ ABC = 90° dan sudut α = 45° maka


dengan memperhatikan gambar di samping
diperoleh:
AB = BC = sama panjang = 1;
AC =√𝐴𝐵 2 + BC2 = √1 + 1= √2

Diperoleh:

𝐵𝐶 1 1
Sin 45° = 𝐴𝐶 = √2 = 2 √2

𝐴𝐶 1 1
Cos 45° = 𝐴𝐶 = √2 = 2 √2

𝐵𝐶 1
Tan 45° = 𝐴𝐵 = =1
1
 Sudut 90°

Karena α = 90° maka AC berimpit sumbu Y.

Jadi AC = AB = 1 dan BC = 0.

Diperoleh:

𝐴𝐵 1
Sin 90° = 𝐴𝐶 = =1
1

𝐵𝐶 0
Cos 90° = 𝐴𝐶 = =0
1

𝐴𝐵 1
Tan 90° = = ( Tak terdefinisi )
𝐵𝐶 0

Dari uraian di atas, diperoleh tabel sebagai berikut:

b. Perbandingan Trigonometri Sudut di Berbagai Kuadran


 Sudut Pada Kuadran
Selain sudut-sudut istimewa,
menentukan nilai perbandingan
trigonometri dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar, tabel trigonometri,
atau kalkulator. Tabel trigonometri hanya
memuat sudut-sudut di kuadran I dan
selebihnya tidak. Untuk menentukan nilai
perbandingan trigonometri dengan sudut lebih dari 90° dapat dilakukan dengan
mengubah sudut tersebut ke kuadran I. Sumbu-sumbu pada koordinat membagi
bidang koordinat menjadi empat daerah yang disebut kuadran. Dengan begitu, besar
sudut α dapat dikelompokkan menjadi 4 daerah seperti yang terlihat pada gambar
berikut.

Dari gambar disamping dapat ditentukan tanda (+/–) nilai perbandingan


trigonometri pada masing-masing kuadran.

 Sudut Berelasi

1. Sudut kuadran I (0°< x <90°)


Perhatikan ΔOAP di kuadran I dan titik P (x,y).

a.sin α = 𝑦𝑟 d. sin (90°- α) = 𝑥𝑟

b.cos α = 𝑥𝑟 e. cos (90°- α) = 𝑦𝑟

c.tan α = 𝑦𝑥 f. tan (90°- α) = 𝑦𝑥

Dapat disimpulkan bahwa:


𝑦
sin α = cos (90°- α) = 𝑟
𝑥
cos α = sin (90°- α) = 𝑟
1 𝑥
tan α = 𝑡𝑎𝑛 90°− α = cot (90° - α) =𝑦

2. Sudut di Kuadran II (90°< x <180°)


Perhatikan ΔOAP di kuadran I dan titik P (x,y).
Sudut di kuadran I Sudut di kuadran II

𝑦 𝑦
sin α = 𝑟 sin (180°- α) =
𝑟
𝑥 𝑥
cos α = cos (180°- α) = −
𝑟 𝑟

Dari beberapa rumus di atas, dapat disimpulkan:


sin (180°- α) = sin α°
cos (180°- α) = - cos α°
tan (180°- α) = - tan α°
3. Sudut di Kuadran III (180°< x <270°)

Perhatikan Δ OAP di kuadran I dan titik P (x,y) dan titik P′ (–x,–y) di kuadran III.
Diperoleh relasi sebagai berikut.

Sudut di kuadran I Sudut di kuadran III


𝑦 𝑦
sin α = 𝑟 sin (180° + α) = − 𝑟
𝑥 𝑥
cos α = 𝑟 cos (180° + α) = −𝑟
𝑦 𝑦
tan α = 𝑥 tan (180° + α) = 𝑥

Dari beberapa rumusan diatas, dapat disimpulkan:


sin (180° + α) = - sin α°
cos (180° + α) = - cos α°
tan (180° + α) = tan α°

4. Sudut di Kuadran IV (270°< x <360°)


Perhatikan Δ OAP, titik P (x,y) di kuadran
I, Δ OA’P’ dan P’ (x’,y’) di kuadran IV.
Diperoleh relasi sebagai berikut

Sudut di kuadran I Sudut di kuadran IV


𝑦 𝑦
sin α = 𝑟 sin (360° - α) = − 𝑟
𝑥 𝑥
cos α = 𝑟 cos (360° - α) = 𝑟
𝑦 𝑦
tan α = 𝑥 tan (360° - α) = −𝑥
Dari beberapa rumusan tersebut diperoleh hubungan sebagai berikut:
𝑦
sin α° = - sin (360° - α) = −𝑟 atau sin (360° - α) = sin (-α) = - sin α°
𝑥
cos α° = cos (360° - α) = 𝑟 atau cos (360° - α) = cos α°
𝑦
tan α° = tan (360° - α) = 𝑥 atau tan (360° - α) = tan (-α) = - tan α°

Anda mungkin juga menyukai