Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lebih dari 3000 tahun yang lalu pada zaman Mesir Kuno dan Babilonia
serta peradaban Lembah Indus adalah awal trigonometri dapat dilacak.
Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang
digunakan untuk menghitung astronomi dan juga trigonometri. Sekitar 150
SM matematikawan Yunani Hipparchus menyusun tabel trigonometri untuk
menyelesaikan segi tiga. Dan dilanjutkan oleh Ptolemy yang juga merupakan
matematikawan yunani sekitar tahun 100 yang mengembangkan penghitungan
trigonometri lebih lanjut. Kemudian pada tahun 1595 matematikawan Silesia
Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh tentang
trigonometri dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan
Perancis. Hingga saat ini trigonometri telah digunakan oleh pembuat jalan,
pembuat jembatan dan mereka yang menghasilkan bangunan.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan cara mengukur sudut dalam derajat dan radian
2. Menentukan perbandingan-perbandingan sudut trigonometri
3. Mencari rumus identitas trigonometri
4. Menentukan grafik fungsi trigonometri
5. Menjelaskan aturan sinus dan aturan kosinus
6. Menjelaskan cara mencari luas segitiga
7. Menyelesaikan rumus-rumus trigonometri jumlah dan selisih dua sudut

C. Tujuan
1. Agar siswa bisa memahami cara mengukur sudut dalam derajat dan radian
2. Agar siswa bisa menentukan perbandingan-perbandingan sudut trigonometri
3. Agar siswa mampu mencari rumus identitas trigonometri
4. Agar siswa dapat menentukan grafik fungsi trigonometri
5. Agar siswa dapat memahami aturan sinus dan aturan kosinus
6. Agar siswa memahami cara mencari luas segitiga
7. Agar siswa mampu Menyelesaikan rumus-rumus trigonometri jumlah dan
selisih dua sudut

1
BAB II
PEMBAHASAN
Trigonometri
Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan metro =
mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut
segitiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen Trigonometri
memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan tentang apa
hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri.

1. Ukuran Sudut
1.1 Ukuran Sudut Dalam Derajat
Pada gamba 1.1 (a) diperlihatkan sebuah jarum jam yang dapat berputar
bebas terhadap titik pangkal jarum. Titik pangkal ini diberi nama titik O dan
titk O terletak pada garis mendatar OX. Milsalkan titik ujung jarum mula-mula
berada pada titik A (A terdapat pada garis OX) sehingga sudut yang dibentuk
oleh jarum terhadap garis OX sama dengan nol derajat (0°). Kemudian jarum
diputar berlawanan arah dengan arah gerak jarum jam biasa sehingga
diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada gambar 1.1 (a). sudut antara jarum
dengan garis OX merupakan jarak putar dan sudut tersebut akan semakin besar
jika jarak putarnya diperbesar.

Gambar 1.1
Gerak jarum jam dalam deskripsi diatas dapat dituliskan oleh gerak dari
jari-jari lingkaran seperti diperlihatkan pada gambar 1.1 (b), sehingga ukuran
besar sudut ditentukan oleh jarak putar jari-jari lingkaran terhadap garis OX.
Sekarang jarum jam digerakkan sehingga ujungnya yang semula di A
berpindah ke B, kemudian ke C, dan kembali lagi ke A, maka dikatakan jarum
ini bergerak dalam satu putaran. Panjang lintasan yang dilalui oleh titik jarum
sama dengan keliling lingkaran dan besar sudut yang disapu oleh jarum sama
dengan 360°.

2
Definisi: Ukuran Sudut dalam Derajat

Satu derajat (ditulis 1°) didefinisikan sebagai ukuran besar sudut yang
1
disapu oleh jari-jari lingkaran dalam jarak putar sejauh 360 putaran.

Definisi diatas secara singkat dituliskan sebagai:


𝟏
1° = 𝟑𝟔𝟎 putaran …………(1)

Ukuran ukuran sudut dalam derajat, menit, dan detik mangikuti aturan sebagai
berikut.
𝟏
a. 1 derajat = 60 menit atau 1 menit = 𝟔𝟎 derajat

Ditulis:
𝟏
1° = 60’ atau 1’ = 𝟔𝟎 °
𝟏
b. 1 menit = 60 detik atau 1 detik = 𝟔𝟎 menit

Ditulis:
𝟏
1’ = 60” atau 1” = ’ ………….(2)
𝟔𝟎

Contoh
Diketahui besar sudut 𝛼 = 127° 24’
a) Nyatakan besar sudut 𝛼 itu dalam notasi desimal.
𝟏
b) Hitunglah 𝛼 (nyatakan hasilnya dalam ukuran derajat, menit, dan detik)
𝟓

Jawab
a) untuk menyatakan sudut 𝛼 dalam bentuk dasimal, maka bagian yang
berukuran menit (24’) diubah terlebih dahulu ke dalam ukuran derajat
sebagai berikut.
1
24’ = 24× (60 °) = 0,4°
Dengan demikian, 127° 24’ = 127° + 0,4° = 127,4°.
Jadi bentu desimal dari 𝛼 = 127° 24’ adalah 𝛼 = 127,4°

1 1
b) 𝛼 = 5 (127° 24’)
5

3
1
= 5 (125° 144’)
1
= 5 (125° 140’240’’)
= 25° 28’ 48’’
1
Jadi, 5 𝛼= 25° 28’ 48’’

1.2 Ukuran Sudut Dalam Radian


Berdasarkan gambar 1.2 (a) tampak bahwa juring atau sector A’OB’ di peroleh
dari juring AOB sebgai akibat dari perbesaran (dilatasi) yang berpusat di O.
oleh karena itu, juring AOB adalah sebangun dengan juring A’OB’.
Kesebangunan ini menghasilkan hubungan
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴′𝐵′
=
𝑂𝐴 𝑂𝐴′
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵
Nilai perbandingan merupakan ukuran sudut AOB yang
𝑂𝐴
dinyatakan dalam ukuran radian.

(a) (b)
Gambar 1.2
Sekarang perhatikan gambar A.2 (b). Misalkan panjang busur AB = Jari-jari
lingkaran = r atau panjang busur AB = OA = r, maka nilai perbandingan
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵 𝑟
= =1
𝑂𝐴 𝑟
Dalam hal demikian dikatakan bahwa besar sudut AOB sama dengan 1 radian.

Definisi: Ukuran sudut dalam radian

satu radian didefinisikan sebagai ukuran sudut pada bidang datar yang
berada diantara dua jari-jari lingkaran dengan panjang busur sama dengan
panjang jari-jari lingkaran itu.

4
Mengubah Ukuran Sudut dari Derajat ke Radian dan Sebaliknya

Gambar 1.3
Berdasarkan gambar 1.3 dapat ditetapkan sebagai berikut.
 Besar sudut PMQ dalam ukuran derajat
∠PMQ = 180°, sebab ∠PMQ adalh sudut setengah putaran penuh.
 Besar sudut PMQ dalam ukuran radian
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝑃𝑄
∠PMQ =
𝑀𝑃
𝜋𝑟
∠PMQ = , sebab panjang busur PQ = setengah keliling lingkaran
𝑟
∠PMQ = 𝜋 radian
Oleh karena 180° = 𝜋 radian, maka diperoleh:
𝝅
a. 1° = 𝟏𝟖𝟎 radian
𝟏𝟖𝟎°
b. 1 radian = ………….(3)
𝝅

Dalam beberapa perhitungan seringkali digunakan nilai pendekatan untuk 𝜋 ≅


3,14159 sehingga hubungan dalam persamaan (3) dapat dituliskan kembali
sebagai berikut.
𝟑,𝟏𝟒𝟏𝟓𝟗
a. 1° ≅ radian = 0,017453 radian
𝟏𝟖𝟎
atau
𝟏𝟖𝟎°
b. 1 radian ≅ 𝟑,𝟏𝟒𝟏𝟓𝟗 = 57,296° ………….(4)

Contoh
Nyatakan ukuran sudut-sudut berikut ini dalam radian.
a) 100°
b) 42° 24’ 35”

Jawab
𝜋 5𝜋
a) 100° = 100 × 1° = 100 × (180 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛) = 9
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛.
5𝜋
Jadi, 100° = 9
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛.

5
24×60+35
b) 42° 24’ 35” = 42° +( )°
3600
= 42,41° = 42,41 × 1° = 42,41 × (0,017453 radian) = 0,74 radian
Jadi, 42° 24’ 35” = 0,74 radian

2. Perbandingan-perbandingan trigonometri

2.1 Perbandingan-perbandingan Trigonometri dalam Segitiga Siku-siku

Pada gambar 2.1, panjang sisi di hadapan sudut A adalah a, panjang sisi di
hadapan sudut B adalah b, dan panjang sisi dihadapan sudut C adalah c.

a 𝛽° c

C 𝛼° A

Gambar 2.1

Dari 3 bersaran panjang sisi segitiga siku-siku ABC tersebut (a,b,c), dapat
ditentukan 6 buah perbandingan yang disebut sebagai perbandingan-
perbandingan trigonometri pada segitiga siki-siku.

Definisi: perbandingan trigonometri pada segitiga siki-siku


𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒅𝒊𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕 𝜶 𝒂
a) sin 𝜶° = =
𝒉𝒊𝒑𝒐𝒕𝒆𝒏𝒖𝒔𝒂 𝒄
𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒅𝒊𝒅𝒆𝒌𝒂𝒕 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕 𝜶 𝒃
b) cos 𝜶° = =
𝒉𝒊𝒑𝒐𝒕𝒆𝒏𝒖𝒔𝒂 𝒄
𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒅𝒊𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕 𝜶 𝒂
c) tan 𝜶° = =
𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒅𝒊𝒅𝒆𝒌𝒂𝒕 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕 𝜶 𝒃
𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒅𝒊𝒅𝒆𝒌𝒂𝒕 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕 𝜶 𝒃
d) cot 𝜶° = =
𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒅𝒊𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕 𝜶 𝒂
𝒉𝒊𝒑𝒐𝒕𝒆𝒏𝒖𝒔𝒂 𝒄
e) sec 𝜶° = =
𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒅𝒊𝒅𝒆𝒌𝒂𝒕 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕 𝜶 𝒃
𝒉𝒊𝒑𝒐𝒕𝒆𝒏𝒖𝒔𝒂 𝒄
f) cosec 𝜶° = 𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒅𝒊𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕 𝜶 =𝒂 ……...........(5)

6
Berdasarkan definisi (5), dapat diturunkan hubungan-hubungan matematika
yang disebut sebagai rumus kebalikan dan rumus perbandingan sebagai
berikut.

1. Rumus Kebalikan
𝟏 𝟏
a) sin 𝜶° = 𝒄𝒐𝒔𝒆𝒄 𝜶° d) cot 𝜶° = 𝒕𝒂𝒏 𝜶°

𝟏 𝟏
b) cos 𝜶° = 𝒔𝒆𝒄 𝜶° e) sec 𝜶° = 𝒄𝒐𝒔 𝜶°

𝟏 𝟏
c) tan 𝜶° = 𝒄𝒐𝒕 f) cosec 𝜶° = 𝒔𝒊𝒏 ……….......(6)
𝜶° 𝜶°

2. Rumus perbandingan
𝒔𝒊𝒏 𝜶° 𝒄𝒐𝒔 𝜶°
a) tan 𝜶° = 𝒄𝒐𝒔 b) cot 𝜶° = …………(7)
𝜶° 𝒔𝒊𝒏 𝜶°

Contoh

Segitiga siku-siku ABC mempunyai panjang sisi a = √3 dan b = 1. Carilah


nilai dari ke 6 perbandingan terigonometri untuk sudut 𝛼°.

a = √3 c

c A

b=1

Jawab

Nilai c dihitung terlebih dahulu dengan memakai teorema Pythagoras:

2
c = √𝑎2 + 𝑏 2 = √(√3) + 12 = √4 = 2

jadi, nilai-nilai perbandingan trigonometrinya adalah

𝑎 √3 1 𝑏 1 1
sin 𝛼° = 𝑐 = 2
= 2 √3 cot 𝛼° = 𝑎 = √3 = 3 √3

7
𝑏 1 𝑐 2
cos 𝛼° = 𝑐 = 2 sec 𝛼° = 𝑏 = 1 = 2

𝑎 √3 𝑐 2
tan 𝛼° = 𝑐 = = √3 cosec 𝛼° = 𝑎 = √3
1

2.2 Menentukan Nilai Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut Khusus

Sudut khusus adalah suatu sudut dimana nilai perbandingan trigonometri


nya dapat ditentukan secara langsung tanpa menggunakan daftar trigonometri
atau kalkulator. sudut yang dimaksud adalah 0°, 30°, 45°, 60°, 90°.

Lingkaran Satuan

Gambar 2.2

Perhatikan gambar B.2. Berdasarkan definisi perbandingan trigonometri,


diperoleh hubungan:
𝑃𝑃′ 𝑦
sin 𝛼° = = 1 = y,
𝑂𝑃

𝑂𝑃′ 𝑥
cos 𝛼° = = 1 = x, dan
𝑂𝑃

𝑃𝑃′ 𝑦
tan 𝛼° = 𝑂𝑃′ = 𝑥 , dengancatatan x ≠ 0

dengan demikian, dalam lingkaran satuan itu koordinat titik P(x,y) dapat
dinyatakan sebagai P(cos 𝛼°, sin 𝛼°).

8
1. Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 0°

Gambar 2.3

Perhatikan gambar B.3. Koordinat titik A adalah (1,0), sehingga


(1,0) = (cos 0°, sin 0°). Dengan demikian diperoleh:

sin 0° = 0
cos 0° = 1, dan
sin 0°
tan 0° = = =0
cos 0°

2. Nilai Perbandingan Trigonometri untuk sudut 30°

Gambar 2.4
Jika 𝛼° = 30°, maka ∠OPQ = 60°. Akibatnya ∆𝑂𝑃𝑄 merupakan segitiga sama
sisi dengan panjang sisi OP = OQ = PQ = 1. Karena ∆𝑂𝑃𝑃′ sama dan

9
1 1
sebangun dengan ∆𝑂𝑄𝑃′, maka P 𝑃′ = QP′ = atau ordinat y = 2. Segitiga
2
∆𝑂𝑃𝑃′ siku-siku di 𝑃′, dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh
hubungan:
(O𝑃′)2 + (P𝑃′)2 = (OP)2
(O𝑃′)2 = (OP)2 - (P𝑃′)2
1 2 3
(O𝑃′)2 = 12 - (2) = 4
1
O𝑃′ = 2 √3
1
O𝑃′ menyatakan absis titik P atau x = √3
2
1 1
Untuk 𝛼 = 30° maka koordinat titik P adalah (2 √3, 2), sehingga diperoleh:
1
sin 30° = 2 ,
1
cos 30° = 2 √3, dan
1
sin 30° 2 1 1
tan 30° = = 1 = = 3 √3
cos 30° √3 √3
2

3. Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 45°

Gambar 2.5
Jika 𝛼° = 45°, maka ∆𝑂𝑃𝑃′ merupakan segitiga siku-siku di 𝑃′ dan sama kaki
dengan O𝑃′ = P𝑃′ atau x = y.
(O𝑃′)2 + (P𝑃′)2 = (OP)2
x2 + y2 = 1
2x2 = 1
1
x2 =
2
1 =1
x= √2
√2 2
1
Karena x = y, maka y = 2 √2.

10
1 1
Untuk 𝛼° = 45° maka koordinat titik P (2 √2, 2 √2), sehingga diperoleh :
1
sin 45° = 2 √2
1
cos 45° = 2 √2 , dan
1
sin 45° 2
√2
tan 45° = = 1 =1
cos 45° √2
2

4. Nilai perbandingan Trigonometri untuk sudut 60°

Gambar 2.6

Jika sudut 𝛼° = 60° , maka ∆𝑂𝑃𝑄 merupakan segitiga sama sisi dengan
OP=OQ=PQ=1. Karena ∆𝑂𝑃𝑃′ sama dan sebangun dengan ∆𝑄𝑃𝑃′, maka
1 1
O 𝑃′ = 𝑄𝑃′ = 2 sehingga absis x = . Dengan menerapkan yeorema
2
1
pythagoras pada ∆𝑂𝑃𝑃′ dapat ditunjukkan bahwa 𝑃𝑃′ = 2 √3, sehingga ordinat
1 1 1
y = √3. Untuk sudut 𝛼° = 60°,maka koordinat titik P adalah (2 , 2 √3),
2
1 1
sehingga (2 , 2 √3) = (cos 60°, sin 60°). Dengan demikian diperoleh:
1
sin 60° = 2 √3
1
cos 60° = 2, dan
1
sin 60° √3
2
tan 60° = = 1 = √3.
cos 60°
2

11
5. Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 𝟗𝟎°

Gambar 2.7
Jika sudut 𝛼° = 90°, maka kaki sudut OP berimpit dengan sumbu Y positif
atau titik P berada pada sumbu Y positif. Koordinat titik P adalah (0,1),
sehingga (0,1) = (cos 90°, sin 90°). Dengan demikian diperoleh:
sin 90° = 1
cos 90° = 0, dan
sin 90° 1
tan 90° = = 0 (tidak didefinisikan)
cos 90°
Nilai-nilai perbandingan trogonometri kotangan, sekan, dan kosekan untuk
sudut-sudut khusus dapat ditentukan dengan menggunakan hasil-hasil yang
telah dibahas dan menggunkan rumus-rumus kebalikan (rumus 6 bagian d,e,f).
1 1 1 3
a) cot 30° = tan 30° = tan 30° = 3 √3 = √3 = √3
1 1
b) sec 45° = cos 45 ° = 1 = √2
√2
2
1 1 2 2
c) cosec 60° = sin 60 ° = 1 = √3 = 3 √3
√3
2
1 1
d) sec 0° = cos 0 ° = 1 = 1
Nilai-nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut khusus

12
Contoh
𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 30°+𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 60°+𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 90°
Hitunglah
sec 0°+sec 30°+sec 30°

Jawab
1 1 1
𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 30°+𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 60°+𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 90° + +
sin 30° sin 60° sin 90°
= 1 1 1
sec 0°+sec 30°+sec 30° + +
cos 0° cos 30° cos 60°
1 1 1
1 +1 + 1
√3
2 2
= 1 1 1
+1 + 1
1 √3
2 2
2
2+3√3+1
= 2
1+3√3+2
2
3+3√3
= 2
3+3√3
=1
𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 30°+𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 60°+𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 90°
Jadi, =1
sec 0°+sec 30°+sec 30°

3. Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut di semua Kuadran

Sudut-sudut dikelompokkan menjadi 4 wilayah atau kuadran didasarkan pada


besarnya sudut , yaitu:
1. Sudut-sudut yang terletak di kuadran 1, yaitu sudut-sudut yang besarnya
antara 0° sampai 90° atau 0° < 𝑎1 ° < 90°.
2. Sudut-sudut yang terletak di kuadran II, yaitu sudut-sudut yang besarnya
antara 90° sampai 180° atau 90° < 𝑎2 ° < 180°.
3. Sudut-sudut yang terletak di kuadran III, yaitu sudut-sudut yang besarnya
antara 180° sampai 270° atau 180° < 𝑎3 ° < 270°.
4. Sudut-sudut yang terletak di kuadran IV, yaitu sudut-sudut yang besarnya
antara 270° sampai 360° atau 270° < 𝑎4 ° < 360°.

13
Gambar 3.1
Berdasarkan gambar 3.1, perbandingan-perbandingan trigonometri dapat
didefinisikan dengan menggunakan variabel-variabel absis x, ordinat y, dan
jarak r sebagai berikut.

Definisi: Perbandingan Trigonometri Berdasarkan Tinjaun Geometri


Analitis
𝒐𝒓𝒅𝒊𝒏𝒂𝒕 𝒚 𝒂𝒃𝒔𝒊𝒔 𝒙
a) sin 𝜶° = = d) cot 𝜶° = 𝒐𝒓𝒅𝒊𝒏𝒂𝒕 =
𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒓 𝒚
𝒂𝒃𝒔𝒊𝒔 𝒙 𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒓
b) cos 𝜶° = 𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌 = e) sec 𝜶° = =
𝒓 𝒂𝒃𝒔𝒊𝒔 𝒙
𝒐𝒓𝒅𝒊𝒏𝒂𝒕 𝒚 𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒓
c) tan 𝜶° = = f) cosec 𝜶° = = ......………(8)
𝒂𝒃𝒔𝒊𝒔 𝒙 𝒐𝒓𝒅𝒊𝒏𝒂𝒕 𝒚

Tanda-tanda Perbandingan Trigonometri Sudut-sudut di semua kuadran

1. Untuk 𝛼1 ° di kudran 1, absis x positif dan ordinat y positif.


𝑦 𝑥
sin 𝛼1 ° = 𝑟 (positif) ; cot 𝛼1 ° = 𝑦 (positif)
𝑥 𝑟
cos 𝛼1 ° = 𝑟 (positif) ; sec 𝛼1 ° = 𝑥 (positif)

14
𝑦 𝑟
tan 𝛼1 ° = 𝑥 (positif) ; cosec 𝛼1 °= 𝑦 (positif)
2. Untuk 𝛼1 ° di kudran II, absis x negatif dan oerdinat y positif.
𝑦 𝑥
sin 𝛼2 ° = 𝑟 (positif) ; cot 𝛼2 ° = 𝑦 (negatif)
𝑥 𝑟
cos 𝛼2 ° = 𝑟 (negatif) ; sec 𝛼2 ° = 𝑥 (negatif)
𝑦 𝑟
tan 𝛼2 ° = 𝑥 (negatif) ; cosec 𝛼2 ° = 𝑦 (positif)
3. Untuk α1 ° di kudran III, absis x negatif dan oerdinat y negatif.
y x
sin α3 ° = r (negatif) ; cot α3 ° = y (positif)
x r
cos α3 ° = r (negatif) ; sec α3 ° = x (negatif)
y r
tan α3 ° = x (positif) ; cosec α3 ° = y (negatif)
4. Untuk α1 ° di kudran IV, absis x positif dan oerdinat y negatif.
y x
sin α3 ° = r (negatif) ; cot α3 ° = y (positif)
x r
cos α3 ° = r (negatif) ; sec α3 ° = x (negatif)
y r
tan α3 ° = x (positif) ; cosec α3 ° = y (negatif)

Tanda tanda Perbandingan Trigonometri

Contoh
Di antara setiap perbandingan terigonometri berikut ini, manakah yang
bertanda positif dan manakah yang bertanda negatif?
a) sin 105° d) cot 87°
b) cos 236° e) sec 144°
c) tan 98° f) cosec 80°

15
Jawab
a) sin 105° bertanda positif, sebab 105° sudut di kuadran II.
b) cos 236° bertanda negatif, sebab 236° sudut di kuadran III.
c) tan 98° bertanda negatif, sebab 98° sudut di kuadran II.
d) cot 87° bertanda positif, sebab 87° sudut di kuadran I.
e) sec 144° ° bertanda negatif, sebab 144° sudut di kuadran II.
f) cosec 80° bertanda positif, sebab 80° sudut di kuadran I.

4. Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut-sudut


berelasi

Definisi: Sudut-sudut Berelasi


Misalkan suatu sudut besarnya 𝛼°.
Sudut lain yang besarnya (90 ° − 𝛼°) dikatakan berelasi dengan sudut 𝛼
dan sebaliknya.
Sudut-sudut lain yang berelasi dengan sudut 𝛼 adalah sudut-sudut yang
besarnya (90 ° + 𝛼°), (180° ± 𝛼°), (270° ± 𝛼°), (360° ± 𝛼°), dan - 𝛼°.

4.1 Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut (90 ° + 𝜶°)

Jadi, rumus-rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut (90 ° + 𝛼°) dengan


𝛼° dapat dirangkum sebagai berikut.
a) sin (90 ° − 𝜶°) = cos 𝜶° d) cot (90 ° − 𝜶°) = tan 𝜶°
b) cos (90 ° − 𝜶°) = sin 𝜶° e) sec (90 ° − 𝜶°) = cosec 𝜶°
c) tan (90 ° − 𝜶°) = cot 𝜶° f) cosec (90 ° − 𝜶°) = sec 𝜶° …………(9)

16
Contoh
Nyatakan perbandingan trogonometri berikut ini dalam perbandingan
trigonometri sudut koplemennya.
a) sin 36° b) cot 18°

Jawab
a) sin 36° = sin (90 ° − 54°)= cos 54°
jadi, sin 36° = cos 54°
b) cot 18° = cot (90 ° − 72°) = tan 72°
jadi, cot 18° = tan 72°

4.2 Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut (90 ° + 𝜶°)

Misalkan ∠OPX = 𝛼° dan ∠QOX = (90 ° + 𝛼°) maka ∠QOY = 𝛼°. dengan
menggunakan analisa kesebangunan pada ∆𝑂𝑃𝑃′ 𝑑𝑎𝑛 ∆𝑂𝑄𝑄 ′ , dapat
ditunjukkan bahwa koordinat titik Q adalah (-y,x). Dengan demikian hubungan
antara nilai perbandingan trigonometri untuk ∠POX = 𝛼° dapat dicari sebagai
berikut.
𝑥
a) sin (90 ° + 𝛼°) = 1 = cos 𝛼°
−𝑦 𝑦
b) cos (90 ° + 𝛼°) = = − 1 = - sin 𝛼°
1
𝑥 𝑥
c) tan (90 ° + 𝛼°) = = − 𝑦 = -cot 𝛼°
−𝑦
−𝑦 𝑦
d) cot (90 ° + 𝛼°) = = − = -tan 𝛼°
𝑥 𝑥
1 1
e) sec (90 ° + 𝛼°) = = − 𝑦 = -cosec 𝛼°
−𝑦
1
f) cosec (90 ° + 𝛼°) = = sec 𝛼°
𝑥
jadi rumus-rumus perbandingan trigonometri untuk sudut (90 ° + 𝛼°) dapat
dirangkum sebagai berikut.
a) sin (90 ° + 𝜶°) = cos 𝜶° d) cot (90 ° + 𝜶°) = -tan 𝜶°
b) cos (90 ° + 𝜶°) = - sin 𝜶° e) sec (90 ° + 𝜶°) = -cosec 𝜶°
c) tan (90 ° + 𝜶°) = -cot 𝜶° f) cosec (90 ° + 𝜶°) = sec 𝜶° …………(10)

17
Contoh
Hitunglah nilai dari:
a) sin 120° b) cos 135°

Jawab
1
a) sin 120° = sin (90° + 30°) = cos 30°= 2 √3
1
jadi, nilai dari sin 120° = 2 √3.
1
b) cos 135° = cos (90° + 45°) = -sin 45° = -2 √2
1
jadi nilai dari cos 135° = -2 √2

4.3 Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut (180°- 𝜶°)

Dari gambar diatas diperoleh hubungan-hubungan:


(a) sin (180o - αo) = sin αo
(b) cot (180o - αo) = -cot αo
(c) cos (180o - αo) = -cos αo
(d) sec (180o - αo) = -sec αo
(e) tan (180o - αo) = -tan αo
(f) cosec (180o - αo) = cosec αo ………..(11)

4.4 Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut (180°+ 𝜶°)

18
Dari gambar diatas diperoleh hubungan-hubungan
a) sin (180o + αo) = -sin αo
b) cot (180o + αo) = cot αo
c) cos (180o + αo) = -cos αo
d) sec (180o + αo) = -sec αo
e) tan (180o + αo) = tan αo
f) cosec (180o + αo) = -cosec αo …………(12)

4.5 Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut (270° ± 𝜶°)

(a) (b)

Perbandingan Trigonometri Sudut (270o - αo) gambar (a)


(a) sin (270o - αo) = -cos αo
(b) cot (270o - αo) = tan αo
(c) cos (270o - αo) = -sin αo
(d) sec (270o - αo) = -cosec αo
(e) tan (270o - αo) = cot αo
(f) cosec (270o - αo) = -sec αo ………….(13)

Perbandingan Trigonometri Sudut (270o + αo) gambar (b)


(a) sin (270o + αo) = -cos αo
(b) cot (270o + αo) = -tan αo
(c) cos (270o + αo) = sin αo
(d) sec (270o + αo) = cosec αo
(e) tan (270o + αo) = -cot αo
(f) cosec (270o + αo) = -sec αo ….………(14)

19
4.6 Rumus Perbandingan Trigonometri Sudut Negatif (-𝜶°)

Dengan menggunakan analisi kesebanguna pada ∆𝑂𝑃𝑃′ 𝑑𝑎𝑛 𝑂𝑄𝑄′ dapat


ditunjukkan bahwa koordinat titik Q adalah (x,-y). dengan demikian
perbandingan trigonometri untuk ∠QOX = -𝛼° dapat ditentukan sebagai berikut.
(a) sin (-αo) = -sin αo
(b) cot (-αo) = -cot αo
(c) cos (-αo) = cos αo
(d) sec (-αo) = sec αo
(e) tan (-αo) = -tan αo
(f) cosec (-αo) = -cosec αo ………..(15)

4.7 Rumus Perbandingan Trigonometri untuk Sudut (n . 360o - αo) dan


Sudut (n . 360o + αo).

(a) (b)

Perbandingan Trigonometri Sudut (n . 360o - αo) gambar (a)


(a) sin (n . 360o - αo) = -sin αo
(b) cot (n . 360o - αo) = -cot αo
(c) cos (n . 360o - αo) = cos αo
(d) sec (n . 360o - αo) = sec αo
(e) tan (n . 360o - αo) = -tan αo
(f) cosec (n . 360o - αo) = -cosec αo ….………(16)

20
Perbandingan Trigonometri Sudut (n . 360o + αo)
(a) sin (n . 360o + αo) = sin αo
(b) cot (n . 360o + αo) = cot αo
(c) cos (n . 360o + αo) = cos αo
(d) sec (n . 360o + αo) = sec αo
(e) tan (n . 360o + αo) = tan αo
(f) cosec (n . 360o + αo) = cosec αo …………(17)

5. Identitas Trigonometri
1. Identitas trigonometri dasar (6) merupakan hubungan kebalikan
1 1
a) sin 𝛼° = 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝛼° atau cosec 𝛼° = 𝑠𝑖𝑛 𝛼°
1 1
b) cos 𝛼° = 𝑠𝑒𝑐 𝛼° atau sec 𝛼° = 𝑐𝑜𝑠 𝛼°
1 1
c) tan 𝛼° = 𝑐𝑜𝑡 𝛼° atau cot 𝛼° = 𝑡𝑎𝑛 𝛼°
2. Identitas trigonometri dasar (7) merupakan hubungan perbandingan
sin 𝛼° cos 𝛼°
a) tan 𝛼° = 𝑐𝑜𝑠 𝛼° b) cot 𝛼° = 𝑠𝑖𝑛 𝛼°
identitas-identitas trigonometri dasar tersebut diatas diperoleh dari definisi
perbandingan trigonometri.
3. Identitas trigonometri yang diperoleh dari hubungan teorema Pythagoras
a) sin2 𝜶° + cos 2 𝜶° = 1
b) 1 + tan2 𝜶° = sec2 𝜶°
c) 1 + cot2 𝜶° = cosec2 𝜶° ………….(18)

Contoh
Diketahui cosec 𝛽 = 2 dan 𝛽 sudut di kuadran ke 2. Hitunglah :
a) cot 𝛽 b) sin 𝛽

Jawab
a) dengan menggunakan rumus 18.c:
1 + cot2 𝛽° = cosec2 𝛽°
cot2 𝛽° = cosec2 𝛽° - 1
cot2 𝛽° = 22 – 1 = 3
Karena 𝛽 sudut di kuadran II, diambil cot 𝛽 = -√3
Jadi, cot 𝛽= -√3
b) dengan menggunaka rumus kebalikan:
1 1
sin 𝛽 = 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝛽 = 2

6. Grafik Fungsi Trigonometri


Untuk menggambar grafik fungsi trigonometri dengan menggunakan tabel
diperlukan langkah langkah sebagai berikut:

21
1. Lukislah diagram Cartesius pada kertas berpetak. Kemudian daftarlah
sudut-sudut istimewa untuk dijadikan nilai x, seperti terlihat pada gambar
di bawah ini.

2. Lukislah titik-titik pasangan berurutan (x, y) di atas pada koordinat


Cartesius.

3. Hubungkan titik-titik tersebut dengan kurva halus (kontinu).

22
1. Grafik fungsi y = sin x°(𝟎 ≤ 𝒙 ≤ 𝟑𝟔𝟎)

Pililah sudut x: 0,30,60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, 360;
Kemudian dicari nilai y = sin x°. Hubungan antara x dan y = sin x° dibuat tabel
seperti pada tabel berikut.

Kemudian titik-titik itu dihubungkan dengan kurva yang mulus sehingga


diperoleh grafik fungsi y = sin x°.

2. Grafik Fungsi y = cos x°(𝟎 ≤ 𝒙 ≤ 𝟑𝟔𝟎)

Sudut-sudut yang dipilih seperti pada grafik y = sin x°. Hubungan antara x
dengan y = cos x° diperlihatkan pada tabel berikut.

23
Kemudian titik-titik itu dihubungkan dengan kurva yang mulus sehingga
diperoleh grafik fungsi y = cos x°.

3. Grafik Fungsi y = tan x°(𝟎 ≤ 𝒙 ≤ 𝟑𝟔𝟎)

Pilih sudut-sudut: 0, 45, 90, 135, 180, 225, 270, 315, 360, kemudian dicari
nilai y = tan x° diperlihatkan pada tabel berikut.

Kemudian titik-titik itu dihubungkan dengan kurva yang mulus sehingga


diperoleh grafik fungsi y = tan x°

24
7.Aturan Sinus dan Aturan Kosinus

7.1 Aturan Sinus

1. Aturan Sinus

Pada ∆𝐴𝐶𝑅:
𝐶𝑅
sin A = 𝑏
CR = b sin A ……..(1)
Pada ∆𝐵𝐶𝑅:
𝐶𝑅
sin B = 𝑎
CR = a sin B ……...(2)
Persamaan (1) = (2), diperoleh :
b sin A = a sin B
𝑎 𝑏
= sin 𝐵 ….…..(3)
sin 𝐴
Pada ∆𝐵𝐴𝑃:
𝐴𝑃
Sin B = 𝑐
AP = c sin B ………(4)
Pada ∆𝐶𝐴𝑃:
𝐴𝑃
Sin C = 𝑏
AP = b sin C ………(5)
Persamaan (4) = (5):
c sin B = b sin C
𝑏 𝑐
= sin 𝑐 ………(6)
sin 𝐵
Persamaan (3) dan (6), diperoleh:
𝑎 𝑏 𝑐
= =
sin 𝐴 sin 𝐵 sin 𝑐
Persamaan yang terakhir ini disebut aturan sinus atau dalil sinus.

2. Penggunaan Aturan Sinus


Secara umum aturan sinus dipakai untuk menentukan unsur-unsur dalam suatu
segitiga apabila unsur-unsur yang lain telah diketahui. Kemungkinan unsur-
unsur yng diketahui itu adalah:
1) sisi, sudut, sudut disingkat dengan ss, sd, sd.
2) sudut, sisi, sudut disingkat dengan sd, ss, sd.

25
3) sisi, sisi, sudut disingkat dengan ss, ss, sd.

Contoh:
Diketahui ∆𝐴𝐵𝐶 dengan ∠A = 38°, ∠B = 64°, dan sisi b = 5. Hitunglah besar ∠C

Jawab
Besar ∠C ditentukan dengan menggunakan hubungan:
∠C = 180°- (∠A+∠B)
∠C = 180°- (38°+64°)
∠C = 78°
Jadi besar ∠C = 78°

7.2 Aturan Kosinus

1. Aturan Kosinus

Dengan menerapkan teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku BCD,


diperoleh:
a2 = h2 + (BD)2 ……….(1)
Pada segitiga siku-siku ACD, diperoleh:
h = b sin A ……….(2)
dan
AD = b cos A, sehingga BD = AB – AD = c – b cos A ……….(3)
Substitusi h = b sin A dan BD = c - b cos A ke pers (1), diperoleh:
a2 = (b sin A)2 + (c – b cos A)2
a2 = b2 sin2A + c2 – 2bc cos A + b2 cos2A
a2 = b2 (sin2A + cos2A) + c2 – 2bc cos A
a2 = b2 + c2 – 2bc cos A
pada segitiga ABC berlaku aturan kosinus yang dapat dinyatakan dengan
persamaan
a2 = b2 + c2 – 2bc cos A ……..(20a)
b2 = a2 + c2 – 2ac cos B ……..(20b)
c = a + b – 2ab cos C
2 2 2 ……..(20c)

2. Penggunaan aturan kosinus


Salah satu dari pemakaian aturan kosinus adalah untuk menetapkan panjang
sisi dari suatu segitiga, apabila dua sisi yang lain dan besar sudut yang diapit
oleh kedua sisi itu diketahui.

26
8. Luas Segitiga
Luas segtiga dengan Dua sisi dan Satu Sudut Diketahui

b
c t

B D a C

Garis AD = t adalah garis tinggi dari titik A ke sisi BC .


𝑡
Dalam ∆𝐴𝐶𝐷 : sin C = 𝑏 t – b sin C
1
Substitusi t = b sin C ke L = 2at, diperoleh:
1
L = 2 𝑎 (b sin C)
1
L = 2 𝑎𝑏 sin 𝐶
𝑡
Dalam ∆𝐴𝐵𝐷: sin B = 𝑐 t = c sin B.
1
Substitusi t = c sin B ke L = 2 𝑎𝑡, diperoleh:
1
L = 2 𝑎 (c sin B)
1
L = 2 𝑎𝑐 sin B
𝑎 𝑏 𝑏
Aturan sinus pada ∆𝐴𝐵𝐶: sin 𝐴 = sin 𝐵 sin B = 𝑎 sin A
𝑏 1
Substitusi sin B = 𝑎 sin A ke L = 2 𝑎𝑐 sin B diperoleh:

1 𝑏
L = 2 𝑎𝑐 (𝑎 sin A)
1
L = 2 𝑏𝑐 sin A

Contoh:
Jajargenjang PQRS diperlihatkan pada gambar berikut!

Panjang PQ adalah 10 cm dan QR adalah 8 cm. Sudut PQR = 60°. Tentukan


luas jajargenjang PQRS

27
Jawab
Jajar genjang tersusun dari dua buah segitiga, yaitu segitiga PQR dan segitiga
PSR yang luasnya sama.

Sehingga luas jajargenjang sama dengan


dua kali luas salah satu segitiga.

28
9. Rumus-rumus Trigonometri Jumlah dan Selisih Dua Sudut
Trigonometri jumlah dan selisih dua sudut yaitu sin (𝛼 ± 𝛽), cos (𝛼 ± 𝛽), dan
tan (𝛼 ± 𝛽) mengikuti kaidah-kaidah tertentu yang dirangkum dalam rumus
trigonometri jumlah dan selisih dua sudut berikut.

9.1 Rumus untuk cos (𝜶 ± 𝜷)

1. Rumus Untuk cos (𝜶 + 𝜷)

Pada gambar 9.1 diperlihatkan sebuah lingkaran dengan jari-jari 1 satuan


(disebut: Lingakaran Satuan), sehingga titik A mempunyai koordinat (1,0).
Misalkan ∠ AOB = 𝛼 dan ∠ BOC = 𝛽, maka:
∠AOC = ∠AOB + ∠BOC = 𝛼 + 𝛽.
Dengan mengambil sudut pertolongan ∠ AOD = - 𝛽, maka ∆AOC kongruen
dengan ∆BOD. Akibatnya :
AC = BD atau AC2 = BD2
Kita ingat bahwa koordinat cartesius sebuah titik dapat dinyatakan sebagai
(r cos 𝛼, r sin 𝛼), sehingga koordinat titik B adalah (cos 𝛼, sin 𝛼), titik C adalah
(cos(𝛼 + 𝛽), sin (𝛼 + 𝛽)), dan titik D adalah (cos 𝛽, -sin 𝛽).

Gambar 9.1

Dengan menggunakan rumus jarak antara dua titik diperoleh:

 Jarak titik A(1,0) dan C (cos (𝛼 + 𝛽), sin (𝛼 + 𝛽)) adalah

29
AC2={cos (𝛼 + 𝛽) − 1}2 + {sin (𝛼 + 𝛽) − 0}2
=cos2 (𝛼 + 𝛽) – 2 cos (𝛼 + 𝛽) + 1 + sin2 (𝛼 + 𝛽)
= {cos 2 (𝛼 + 𝛽) + sin2 (𝛼 + 𝛽)} + 1 – 2 cos (𝛼 + 𝛽)

=1

AC2 = 2 – 2 cos (𝛼 + 𝛽)

 Jarak titik B(cos 𝛼, sin 𝛼) dan D(cos 𝛽, -sin 𝛽) adalah


BD2 = (cos 𝛽 – cos 𝛼)2 + (-sin 𝛽 – sin 𝛼)2
= cos2 𝛽 – 2 cos 𝛼 cos 𝛽 + cos2 𝛼 + sin2 𝛽 + 2 sin 𝛼 sin 𝛽 + sin2 𝛼
= (cos2 𝛽 + sin2 𝛽) + (cos2 𝛼 + sin2 𝛼) – 2 cos 𝛼 cos 𝛽 + 2 sin 𝛼 sin 𝛽
= 2 - 2 cos 𝛼 cos 𝛽 + 2 sin 𝛼 sin 𝛽

Karena AC2 = BD2, maka diperoleh hubungan:

2 - 2 cos (𝛼 + 𝛽) = 2 - 2 cos 𝛼 cos 𝛽 + 2 sin 𝛼 sin 𝛽.


cos (𝛼 + 𝛽) = cos 𝛼 cos 𝛽 - sin 𝛼 sin 𝛽

Jadi rumus untuk cos (𝛼 + 𝛽) adalah

cos (𝜶 + 𝜷) = cos 𝜶 cos 𝜷 - sin 𝜶 sin 𝜷

2. Rumus Untuk cos (𝜶 - 𝜷)

Rumus Untuk cos (𝛼 - 𝛽) dapat diperoleh dari rumus cos (𝛼 + 𝛽) dengan


cara mengganti sudut 𝛽 dengan sudut (-𝛽) sebagai berikut.

cos (𝛼 - 𝛽) = cos (𝛼 + (-𝛽))


= cos 𝛼 cos (-𝛽) – sin 𝛼 sin(−𝛽)
= cos 𝛼 cos 𝛽 – sin 𝛼 sin(−𝛽)
= cos 𝛼 cos 𝛽 + sin 𝛼 sin 𝛽
Sehingga, rumus untuk cos (𝛼 - 𝛽) adalah

cos (𝜶 - 𝜷) = cos 𝜶 cos 𝜷 + sin 𝜶 𝐬𝐢𝐧 𝜷

Rumus diatas dapat dituliskan secara bersama sebagai berikut.

cos (𝜶 ± 𝜷) = cos 𝜶 cos 𝜷 sin 𝜶 ± 𝐬𝐢𝐧 𝜷

30
Contoh:
Dengan menggunakan rumus cos (𝛼 ± 𝛽), hitunglah nilai eksak dari
a. cos 15° b. cos 75°

Jawab:
a) 15° = 45° − 30°, sehingga:
cos 15° = cos (45° − 30°)
= cos 45° cos 30° + sin 45° sin 30°
1 1 1 1
= √2 ∙ √3 + √2 ∙
2 2 2 2
1
= 4 (√6 + √2)
1
Jadi nilai eksak dari cos 15° = 4 (√6 + √2)
b) 75° = 45° + 30°, sehingga:
cos 75° = cos (45° + 30°)
= cos 45° cos 30° - sin 45° sin 30°
1 1 1 1
= 2 √2 ∙ 2 √3 − 2 √2 ∙ 2
1
= 4 (√6 − √2)
1
Jadi niali eksak dari cos 75° = 4 (√6 − √2)

9.2 Rumus untuk sin (𝜶 ± 𝜷)

1. Rumus untuk sin (𝜶 + 𝜷)


Rumus sin (𝜶 + 𝜷) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus-
rumus yang pernah kita pelajari sebelumnya, yaitu:
a) Rumus sudut berelasi:
𝜋
(i) sin ( 2 − α) = cos α
𝜋
(ii) cos ( 2 − α) = sin α
b) Rumus cos (𝛼 - 𝛽) = cos α cos 𝛽 + sin α sin 𝛽.
Berdasarkan rumus a) bagian (ii), diperoleh hubungan sebagai berikut.
𝜋
sin (𝛼 + 𝛽) = cos ( 2 − (𝛼 + 𝛽))
𝜋
= cos (( 2 − α) - 𝛽)
𝜋 𝜋
= cos ( 2 − α) cos 𝛽 + sin ( 2 − α) sin 𝛽

sin α cos α

sin (𝛼 + 𝛽) = sin α cos α + cos α sin 𝛽

31
Jadi rumus untuk sin (𝛼 + 𝛽) adalah

sin (𝜶 + 𝜷) = sin 𝛂 cos 𝜷 + cos 𝛂 sin 𝜷

2. Rumus untuk sin (𝜶 − 𝜷)

Rumus untuk sin (𝛼 − 𝛽) dapat diperoleh dari rumus sin (𝛼 + 𝛽) dengan cara
menggantikan sudut 𝛽 dengan sudut (-𝛽).
Sehingga rumus untuk sin (𝛼 − 𝛽) adalah

sin (𝜶 − 𝜷) = sin 𝛂 cos 𝜷 − cos 𝛂 sin 𝜷

Kedua rumus diatas dapat ditulis secara bersamaan sebagai berikut.

sin (𝜶 ± 𝜷) = sin 𝛂 cos 𝜷 ± cos 𝛂 sin 𝜷

Contoh
Dengan menggunakan rumus (𝛼 ± 𝛽), hitunglah nilai dari
1 1
a) sin ( 𝛼− 𝛽)
3 4
b) sin 15°
c) sin 75°

Jawab :
1 1 1 1 1 1
a) sin ( 3 𝛼 − 4 𝛽) = sin 𝛼 cos 4 𝛽 − cos 3 𝛼 sin 4 𝛽
3
b) sin 15° = sin (45° − 30°)
sin 15° = sin 45° cos 30° − cos 45° sin 30°
1 1 1 1
= 2 √2 . 2 √3 − 2 √2 . 2
1
= 4 √2 (√3 − 1)
1
Jadi, nilai eksak dari sin 15° = 4 √2 (√3 − 1).
c) sin 75° = sin (45° + 30°)
sin 75° = sin 45° cos 30° + cos 45° sin 30°
1 1 1 1
= 2 √2 . 2 √3 + 2 √2 . 2
1
= 4 √2 (√3 + 1)
1
Jadi nilai eksak dari sin 75°= 4 √2 (√3 + 1)

32
9.3 Rumus untuk tan (𝜶 ± 𝜷)

1. Rumus untuk tan (𝜶 + 𝜷)


sin 𝛼
Berdasarkan rumus perbandingan tan 𝛼 = , maka
cos 𝛼

sin(𝛼+𝛽)
tan (𝛼 + 𝛽) =
cos(𝛼+𝛽)

1
sin α cos α+ cos α sin 𝛽 cos 𝛼 cos 𝛽
= × 1
cos 𝛼 cos 𝛽 − sin 𝛼 sin 𝛽
cos 𝛼 cos 𝛽

sin 𝛼 sin 𝛽
+
cos 𝛼 cos 𝛽
= sin 𝛼 sin 𝛽
1−
cos 𝛼 cos 𝛽

tan 𝛼 +tan 𝛽
tan (𝛼 + 𝛽) =
1− tan 𝛼 tan 𝛽

jadi rumus untuk tan (𝛼 + 𝛽) adalah


𝐭𝐚𝐧 𝜶 +𝐭𝐚𝐧 𝜷
tan (𝜶 + 𝜷) =
𝟏− 𝐭𝐚𝐧 𝜶 𝐭𝐚𝐧 𝜷

2. Rumus untuk tan (𝜶 − 𝜷)

Rumus untuk tan (𝛼 − 𝛽) dapat diperoleh dari rumus tan (𝛼 + 𝛽) dengan cara
menggenti sudut 𝛽 dengan sudut (-𝛽). Sehingga diperoleh rumus untuk tan (𝛼 −
𝛽) yaitu :
𝐭𝐚𝐧 𝜶−𝐭𝐚𝐧 𝜷
tan (𝜶 − 𝜷) =
𝟏+ 𝐭𝐚𝐧 𝜶 𝐭𝐚𝐧 𝜷

Kedua rumus diatas dapat ditulis secara bersama sebagai berikut.


𝐭𝐚𝐧 𝜶±𝐭𝐚𝐧 𝜷
tan (𝜶 ± 𝜷) =
𝟏± 𝐭𝐚𝐧 𝜶 𝐭𝐚𝐧 𝜷

33
Contoh

Hitunglah nilai eksak dari


a. tan 105°
b. tan (-15)°

Jawab
a. tan 105° = tan (60°+40°)
tan 60° +tan 40°
=
1− tan 60° tan 40°
√3+1
=
1−√3∙1
√3+1
=
1−√3
√3+1 1+ √3
= ×
1−√3 1+ √3
4+2√3
=
−2
= -2 + √3
= √3 – 2
b. tan (-15)° = tan (30° - 45°)
tan 30°−tan 45°
=
1+ tan 30° tan 45°
1
3
√3−1
= 1
1+(3√3∙1)
1
3
√3−1
= 1
1+(3√3)
1 1
√3−1 1−( √3)
3 3
= 1 × 1
1+(3√3) 1−(3√3)
1 3 1
3
√3−9−1+3√3
= 1 1 3
1− √3+ √3−
3 3 9
2 4
3
√3−3
= 2
3
2 4
√ 3
3 3
= 2 - 2
3 3
2 3 4 3
= (3 √3 × 2) - (3 × 2 )
= √3 − 2

34
10. Rumus Trigonometri Sudut Ganda

Misalkan 𝛼 adalah sebuah sudut tunggal, maka dua kali sudut 𝛼 disebut juga
sebagai sudut ganda atau sudut rangkap. Trigonometri sudut ganda, yaitu sin 2𝛼,
cos 2𝛼, dan tan 2𝛼 mengikuti kaidah-kaidah tertentu yang dirangkum dalam
rumus-rumus trigonometri sudut ganda.

10.1 Rumus Untuk sin 2𝜶


Perhatikan kembali rumus untuk sin (𝛼 + 𝛽).
sin (𝛼 + 𝛽) = sin α cos 𝛽 + cos α sin 𝛽
Apabila sudut 𝛽 diganti dengan α atau subtitusi 𝛽 = α, maka rumus diatas
menjadi:
sin (𝛼 + 𝛼) = sin α cos α + cos α sin 𝛼
sin 2𝛼 = sin 𝛼 cos 𝛼 + sin 𝛼 cos 𝛼
sin 2𝛼 = 2 sin 𝛼 cos 𝛼
jadi rumus untuk sin 2𝛼 adalah
sin 2𝜶 = sin 𝜶 𝒄𝒐𝒔𝜶

10.2 Rumus Untuk cos 2𝜶


Kita ingat kembali rumus untuk cos (𝛼 + 𝛽).
Cos (𝛼 + 𝛽) = cos 𝛼 cos 𝛽 – sin 𝛼 sin 𝛽.
Dengan mengganti sudut 𝛽 dengan 𝛼 atau substitusi 𝛽 = 𝛼, maka rumus diatas
dapat menjadi :
Cos (𝛼 + 𝛼) = cos 𝛼 cos 𝛼 – sin 𝛼 sin 𝛼
Cos 2𝛼 = cos2 𝛼 − sin2𝛼
Jadi, rumus untuk cos 2𝛼 adalah
Cos 2𝜶 = cos2 𝜶 − sin2𝜶
Bentuk lain untuk rumus Cos 2𝛼 adalah
Cos 2𝜶 =2 cos2 𝜶 − 1
Atau
Cos 2𝜶 = 1 −𝟐 sin2𝜶

10.3 Rumus untuk tan 2𝜶


Perhatikan kembali rumus untuk tan (𝛼 + 𝛽).
tan 𝛼 +tan 𝛽
tan (𝛼 + 𝛽) =
1− tan 𝛼 tan 𝛽

Dengan mengganti sudut 𝛽 dengan 𝛼 atau substitusi 𝛽 = 𝛼, maka rumus diatas


dapat menjadi:
tan 𝛼 +tan 𝛼
tan (𝛼 + 𝛼) =
1− tan 𝛼 tan 𝛼

35
2 tan 𝛼
tan 2𝛼 =
1− tan2 𝛼

jadi rumus untuk tan 2𝛼 adalah:


𝟐 𝐭𝐚𝐧 𝜶
tan 𝟐𝜶 =
𝟏− 𝐭𝐚𝐧𝟐 𝜶

Contoh:
4
Diketahui 𝛼 adalah sudut lancip dan sin 𝛼 = 5. Hitunglah nilai dari:
a) sin 2𝛼 b) cos 2𝛼 c) tan 2𝛼

Jawab:
4
𝛼 adalah sudut lancip dan sin 𝛼 = 5, maka sudut 𝛼 dapat dilukis dengan memakai
segitiga siku-siku seperti pada gambar di bawah ini.

5 4

𝛼
3

Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh:

3
Cos 𝛼 =
5

4
tan 𝛼 =
3
a) sin 2α = 2 sin α cos α
4 3 24
sin 2α = 2∙ ∙ =
5 5 25
24
jadi nilai sin 2α =
25
b) cos 2α = cos α − sin2α
2

3 2 4 2 7
cos 2α = ( ) − ( ) = −
5 5 25
7
jadi, nilai cos 2α = − .
25

36
2 tan 𝛼
c) tan 2𝛼 =
1− tan2 𝛼
4
2∙
3
tan 2𝛼 =
4 2
1− ( )
3
8
3
tan 2𝛼 = 16
1− 9
8
3
tan 2𝛼 = 7
−9
8 9
tan 2𝛼 = × (− )
3 7
24
tan 2𝛼 = −
7
24
jadi, nilai tan 2𝛼 = −
7

𝟏
10.4 Rumus sinus, kosinus, dan Tangen sudut 𝟐 𝜽
𝟏
1. Rumus untuk sin 𝟐 𝜽
Perhatikan kembali rumus untuk cos 2𝛼.
cos 2𝛼 = 1 – 2 sin2 𝛼
2 sin2 𝛼 = 1 – cos 2𝛼
1 – cos 2𝛼
sin2 𝛼 =
2
1 – cos 2𝛼
sin 𝛼 = ±√ 2
1
Dengan mengganti atau mensubstitusi 𝛼 =2 𝜃 ke persamaan diatas, diperoleh:
1 1 – cos 𝜃
sin 2 𝜃 = ±√ 2
1
jadi, rumus untuk sin 2 𝜃 adalah:
𝟏 𝟏 – 𝐜𝐨𝐬 𝜽
sin 𝟐 𝜽 = ±√ 𝟐

𝟏
2. Rumus Untuk cos 𝟐 𝜽
Perhatikan kembali rumus cos 2𝛼, dengan cara yang sama untuk memperoleh
1 1
rumus sin 2 𝜃. Maka rumus untuk cos 2 𝜃 adalah:
𝟏 𝟏+ 𝐜𝐨𝐬 𝜽
cos 𝟐 𝜽 = ±√ 𝟐

37
𝟏
3. Rumus Untuk tan 𝟐 𝜽
1 1
Dengan mensubstitusi rumus sin 𝜃 dan rumus cos 𝜃 yang telah diperoleh
2 2
1
1 sin 𝛼 1
2
sebelumnya pada tan 2 𝜃 = 1 , diperoleh rumus tan 2 𝜃 yaitu:
cos 𝛼
2

𝟏 𝟏− 𝐜𝐨𝐬 𝜽
tan 𝟐 𝜽 = ±√
𝟏+ 𝐜𝐨𝐬 𝜽
1
Rumus tan 𝜃 di atas dapat diubah dalam bentuk lain dengan cara mengubah
2
bagian pembilang atau penyebut sebagai berikut.
𝟏 𝒔𝒊𝒏 𝜽
tan 𝟐 𝜽 =
𝟏+𝒄𝒐𝒔𝜽
atau
𝟏 𝟏 – 𝒄𝒐𝒔 𝜽
tan 𝟐 𝜽 =
𝒔𝒊𝒏 𝜽

Contoh
1 1 1
Dengan menggunakan rumus sin 2 𝜃, cos 2 𝜃, atau tan 2 𝜃, hitunglah nilai eksak
dari setiap bentuk berikut.
𝜋 1 1
a) sin b) cos 1122 ° c) tan 1122 °
12

Jawab
𝜋 1
𝜋 1−cos 1− √3 1
a) sin =√ 6
=√ 2
= √2 − √ 3
12 2 2 2
𝜋 1
jadi, nilai eksak dari sin = √2 − √3.
12 2
1
1−cos 225° 1+(− √2)
=√
1 2 1
b) cos 1122 ° = √ = − 2 √2 − √2
2 2
1 1
jadi, nilai eksak dari cos 1122 ° =− 2 √2 − √2.
1
1 1−cos 225° 1−(− √2) 2+√2
c) tan 1122 ° = −√1+cos 225° = −√ 2
1 = −√
1+(− √2) 2−√2
2

1 2+√2
jadi, nilai eksak dari tan 1122 ° = −√
2−√2

11. Rumus Perkalian Sinus Dan Kosinus

38
11.1 Rumus-rumus untuk 2 sin 𝜶 cos 𝜷 dan 2 cos 𝜶 sin 𝜷

1. Rumus untuk 2 sin 𝜶 cos 𝜷


Perhatikan kembali rumus untuk sin (𝛼 + 𝛽) dan rumus sin (𝛼 − 𝛽)
dijumlahkan maka diperoleh:
sin (𝛼 + 𝛽) = sin 𝛼 cos 𝛽 + cos 𝛼 sin 𝛽
sin (𝛼 − 𝛽) = sin 𝛼 cos 𝛽 - cos 𝛼 sin 𝛽 +
sin (𝛼 + 𝛽) + sin (𝛼 − 𝛽) = 2 sin 𝛼 cos 𝛽
Jadi, 2 sin 𝛼 cos 𝛽 = sin (𝛼 + 𝛽) + sin (𝛼 − 𝛽).

2. Rumus untuk 2 cos 𝜶 sin 𝜷


Jika rumus sin (𝛼 + 𝛽) dan rumus sin (𝛼 − 𝛽) dikurangkan maka diperoleh:
sin (𝛼 + 𝛽) = sin 𝛼 cos 𝛽 + cos 𝛼 sin 𝛽
sin (𝛼 − 𝛽) = sin 𝛼 cos 𝛽 - cos 𝛼 sin 𝛽 -
sin (𝛼 + 𝛽) - sin (𝛼 − 𝛽) = 2 cos 𝛼 sin 𝛽
jadi 2 cos 𝛼 sin 𝛽 = sin (𝛼 + 𝛽) - sin (𝛼 − 𝛽).

2 sin 𝜶 cos 𝜷 = sin (𝜶 + 𝜷) + 𝐬𝐢𝐧 (𝜶 − 𝜷)


2 sin 𝜶 cos 𝜷 = sin (𝜶 + 𝜷) − 𝐬𝐢𝐧 (𝜶 − 𝜷)

Contoh
Nyatakan bentuk-bentuk berikut ini sebagai jumlah atau selisih sinus.
a) 4 sin 3a cos a b) 2 cos 96° sin 21 °

Jawab
a) 4 sin 3a cos a = 2 (2 sin 3a cos a)
= 2 {sin(3𝑎 + 𝑎) + sin(3𝑎 − 𝑎)}
= 2 sin 4a + 2 sin 2a
Jadi, 4 sin 3a cos a = 2 sin 4a + 2 sin 2a.
b) 2 cos 96° sin 21 ° = sin (96° + 21°) – sin (96° - 21°)
= sin 117° - sin 75°
Jadi, 2 cos 96° sin 21 ° = sin 117° - sin 75°.

11.2 Rumus rumus untuk 2 cos 𝜶 cos 𝜷 dan 2 sin 𝜶 sin 𝜷

1. Rumus untuk 2 cos 𝜶 cos 𝜷

39
Perhatikan kembali rumus cos (𝛼 + 𝛽). Jika rumus cos (𝛼 + 𝛽) dan rumus
cos(𝛼 − 𝛽) dijumlahkan maka diperoleh:
cos (𝛼 + 𝛽) = cos 𝛼 cos 𝛽 - sin 𝛼 sin 𝛽
cos (𝛼 − 𝛽) = cos 𝛼 cos 𝛽 + sin 𝛼 sin 𝛽 +
cos (𝛼 + 𝛽) + cos (𝛼 − 𝛽) = 2 cos 𝛼 cos 𝛽
Jadi, 2 cos 𝛼 cos 𝛽 = cos (𝛼 + 𝛽) + cos (𝛼 − 𝛽).

2. Rumus untuk 2 sin 𝜶 sin 𝜷


Sekarang kalau rumus cos (𝛼 + 𝛽) dikurangkan dengan rumus cos (𝛼 − 𝛽) maka
diperoleh:
cos (𝛼 + 𝛽) = cos 𝛼 cos 𝛽 - sin 𝛼 sin 𝛽
cos (𝛼 − 𝛽) = cos 𝛼 cos 𝛽 + sin 𝛼 sin 𝛽 -
cos (𝛼 + 𝛽) - cos (𝛼 − 𝛽) = - 2 sin 𝛼 sin 𝛽
Jadi, 2 sin 𝛼 sin 𝛽 = −{cos (𝛼 + 𝛽) − cos (𝛼 − 𝛽)}.
Berdasarkan pembahasan tersebut, kita peroleh rumus untuk 2 cos 𝛼 cos 𝛽 dan
2 sin 𝛼 sin 𝛽 sebagai berikut.

2 cos 𝜶 cos 𝜷 = cos (𝜶 + 𝜷) + cos (𝜶 − 𝜷)


2 sin 𝜶 sin 𝜷 = −{𝐜𝐨𝐬 (𝜶 + 𝜷) − 𝐜𝐨𝐬 (𝜶 − 𝜷)}

Contoh
Hitunglah nilai eksak dari:
1 1 1 1
a) 4 cos 522 ° cos 72 ° b) 4 sin 522 ° sin 72 °

Jawab
1 1 1 1
a) 4 cos 522 ° cos 72 ° = 2(2 cos 522 ° cos 72 °)
1 1 1 1
= 2{cos(52 2 ° + 7 2 °) + cos(52 2 ° − 7 2 °)}
= 2(cos 60° + cos 45°)
1 1
= 2( + √2)
2 2
= 1 + √2
1 1
Jadi, nilai eksak dari 4 cos 522 ° cos 72 °= 1 + √2.
1 1 1 1
b) 4 sin 522 ° sin 72 ° = 2(2 sin 522 ° sin 72 °)
1 1 1 1
= -2 {cos(52 2 ° + 7 2 °) − cos(52 2 ° − 7 2 °)}
= -2 (cos 60° - cos 45°)
1 1
= -2(2 − 2 √2)

40
= -1 + √2
1 1
Jadi, nilai eksak dari sin 4 sin 522 ° sin 72 ° = -1 + √2.

12. Rumus Jumlah Dan Selisih Pada Sinus Dan Kosinus

𝟏 𝟏
sin A + sin B = 2 sin 𝟐 (A+B) cos 𝟐 (A - B)
𝟏 𝟏
sin A - sin B = 2 cos 𝟐(A+B) sin 𝟐 (A - B)
𝟏 𝟏
cos A + cos B = 2 cos 𝟐(A+B) cos 𝟐 (A - B)
𝟏 𝟏
cos A - cos B = -2 sin 𝟐(A+B) sin 𝟐 (A - B)
Berdasarkan rumus-rumus diatas tampak bahwa jumlah dan selisih pada sinus
dan kosinus dapat dinyatakan dalam bentuk perkalian dengan pola sebagai berikut:
1) Jumlah atau selisih sinus dinyatakan sebagai perkalian sinus dengan
kosinus atau perkalian kosinus dengan sinus.
2) Jumlah atau selisih kosinus dinyatakan sebagai perkalian kosinus dengan
kosinus atau perkalian sinus dengan sinus.

Contoh
Hitunglah nilai eksak dari:
a) sin 105° + sin 15° b) cos 135° - cos 45°

Jawab
1 1
a) sin 105° + sin 15° = 2 sin 2 (105 + 15)° cos 2 (105 – 15)°
1 1
= 2 sin 2 (120)° cos 2 (90)°
= 2 sin 60° cos 45°
1 1
= 2∙ 2 √3 ∙ 2 √2
1
= 2 √6
1 1
b) cos 135° - cos 45° = - 2 sin 2 (135°+45°) sin 2 (135° – 45°)
= - 2 sin 90° sin 45°
1
= - 2∙ 1 ∙ 2 √2
= - √2

13. Identitas Trigonometri

41
Dalam pasal ini dipelajari cara-cara membuktikan kebenaran suatu identitas
trigonometri dengan menggunakan kembali rumus-rumus trigonometri jumlah dan
selisih dua sudut, rumus trigonometri sudut ganda, dan rumus trigonometri untuk
1
sudut2 𝛼.
Selain itu, rumus-rumus trigonometri dasar yang akan sering digunakan adalah:
 Rumus-rumus kebalikan:
1 1 1
Sec 𝛼 = , cosec 𝛼 = sin 𝛼, dan tan 𝛼 = .
cos 𝛼 cot 𝛼
 Rumus-rumus perbandingan:
sin 𝛼 cos 𝛼
tan 𝛼 = dan cot 𝛼 = .
cos 𝛼 sin 𝛼
 Rumus-rumus Pythagoras:
sin2 𝛼 + cos2 𝛼=1, 1+tan2 𝛼 = sec2 𝛼, dan 1+cot2 𝛼 = cosec2 𝛼.
 Rumus-rumus trigonometri untuk sudut-sudut berelasi.

Agar lebih memahami bagaimana membuktikan kebenaran identitas trigonometri,


simaklah beberapa contoh berikut.

Contoh
Untuk setiap sudut 𝛼, buktikan bahwa
2 tan 𝛼
a) (sin 𝛼 – cos 𝛼)2 = 1 – sin2𝛼. b) = sin 2𝛼.
1+𝑡𝑎𝑛2 𝛼

Jawab:
a) Jabarkan ruas kiri:
(sin 𝛼 – cos 𝛼)2 = sin2𝛼 – 2 sin 𝛼 cos 𝛼 + cos2𝛼
= (sin2𝛼 + cos2𝛼) – 2 sin 𝛼 cos 𝛼
= 1 – sin 2𝛼
Jadi terbukti bahwa (sin 𝛼 – cos 𝛼)2 = 1– sin 2𝛼
b) Jabarkan ruas kiri:
𝑠𝑖𝑛𝛼 𝑠𝑖𝑛𝛼
2 tan 𝛼 2 2 2 sin 𝛼 cos 𝛼
𝑐𝑜𝑠𝛼 𝑐𝑜𝑠𝛼
= 𝑠𝑖𝑛2 𝛼
= 𝑐𝑜𝑠2 𝛼+𝑠𝑖𝑛2 𝛼
= = sin 2 𝛼
1+𝑡𝑎𝑛2 𝛼 1+ 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝛼+𝑠𝑖𝑛2 𝛼
𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑐𝑜𝑠2 𝛼
2 tan 𝛼
Jadi terbukti bahwa 1+𝑡𝑎𝑛2 𝛼 = sin 2𝛼.

Latihan soal

42
1. Nyatakan sudut 50° dan 89° ke dalam radian!
2. Bilangan bulat terkecil n yang memenuhi n cos 1/6 π > 30o adalah
1
3. Jika 2 π ≤ x ≤ π, dan 0 ≤ y ≤ π memenuhi: 3 sin x - cos y = 2
- 2 sin x - 8 cos y = 3
Maka nilai sin (x - y) = ...
4. Nilai sin 45o cos 15o + cos 45o sin 15o sama dengan...
5. Dengan menggunakan rumus selisih dua sudut tentukan nilai dari sin 15°
6. Persamaan 3 sin x - 4 cos x = 3 - 4p dapat diselesaikan bilamana…
7. A, B dan C adalah sudut-sudut sebuah segitiga. Jika A - B = 30o dan sin C =
5
maka Cos A sin B = …
6
8. Diketahui a, b, dan c adalah sudut-sudut sebuah segitiga. Jika c adalah sudut
tumpul dalam segitiga tersebut memenuhi 2 sin2c - sin c = 0 maka tan (a + b)
= ...

Pembahasan latihan soal

1. 50° = 50° x π/180°

43
50° = 0,277π
50° = 0,277 (3,14)
50° = 0,87 radian

89° = 89° x π/180°


89° = 0,494π
89° = 0,494 (3,14)
89° = 1,55 radian

Jadi 50° = 0,87 radian, dan 89° = 1,55 radian

1
2. n cos 6 π > 30o
1
n (2√3 ) > 30o
n (0,871) > 30o
30°
n > 0,871
n > 34,44
Maka bilangan bulat terkecil adalah 35

3. 3 sin x - cos y = 2 x2
- 2 sin x - 8 cos y = 3 x3
________________________

6 sin x - 2 cos y = 4 x2
- 6 sin x - 24 cos y = 9 x3
________________________ +
- 26 cos y = 13
1
cos y = - 2
1
Maka sin y = 2 (kuadran II), Kemudian
1
6 sin x - 2cos y = 4 menjadi 6 sin x - 2 (- 2 ) = 4
1 1
6 sin x = 3 sehingga sin x = 2 dan cos x = 2 (karena x dikuadran II)
Selanjutnya
sin (x - y) = sin x cos y - cos x sin y
1 1 1 1
= 2 (- 2) - (- 2) (2)
1 3
=-4+4
1
=2

4. Sin (A + B) = Sin A cos B + Cos A sin B


sin 45o cos 15o + cos 45o sin 15o = (Sin 45o + 15o)
= sin 60o

44
1
= 2√3

5. sin 15° = sin (45° − 30°)


= sin 45° ⋅ cos 30° − cos 45° ⋅ sin 30°
1 1 1 1
= 2 √2 ⋅ 2 √3 − 2 √2 ⋅ 2
1 1
= 4 √6 − 4√2
1
= 4 (√6 − √2)

6. 3 sin x - 4 cos x = 3 - 4p dapat diselesaikan jika 32 + (- 4)2 ≥ (3 - 4p)2


9 + 16 ≥ 9 - 24p + 16p2
16p + - 24p - 16 ≤ 0
2

2p2 + - 3p - 2 ≤0
(2p + 1) (p - 2) ≤ 0
Maka
1
2p + 1 = 0 maka p = - 2
p - 2 = 0 maka p = 2
1
Sehingga − 2 ≤ p ≤ 2

7. A + B + C = 180o maka A + B = 180o - C


Sin (A + B) = sin (180o - C)
5
Sin (A + B) = sin C = 6
5
Sin (A + B) = Sin A Cos B + Cos A sin B = 6
Karena A – B = 30o maka:
Sin (A - B) = sin 30o
1
Sin A cos B - cos A sin B = 2
Maka:
Sin A Cos B + Cos A sin B - (Sin A cos B - cos A sin B) = 2 Cos A Sin B
5 1 2
2 Cos A Sin B = 6 - 2 = 6
2
Jadi Cos A Sin B = 6

8. a + b + c = 180o maka sin (a + b) = sin c


dan
2 sin2c - sin c =0
1
2 sin c (sin c - 2) =0
2 sin c = 0 maka sin c = 0 (c tidak tumpul)
1 1
sin c - 2 = 0 maka sin c = 2= sin (a + b) Jadi depan = 1 dan sisi miring = 2
maka:
sisi samping = √22 − 12 = √3 sehingga

45
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛
tan (a + b) = - 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
1
=-
√3
1
= - 3√3 (tanda negatif karena a + b tumpul atau dikuadran II)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

46
Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan metro =
mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut
segitiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen
Trigonometri memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada
ketidaksetujuan tentang apa hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri
adalah bagian dari geometri. Dapat di simpulkan bahwa aplikasi trigonometri
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya mencari ketinggian
suatu benda pada bidang datar hanya dengan mengetahui sudut kemiringan
dan jarak pengamatan terhadap benda tersebut. Serta banyak juga digunakan
pada bidang sains, arsiter, pelaut, dan sebagainya.

B. Saran

Dengan penyusunan makalah ini, kami berharap pengetahuan mengenai


trigonometri matematika kelas X dan XI dapat lebih dipahami lagi oleh orang
lain dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari atau dapat
digunakan dalam banyak aspek kehidupan.

Daftar Pustaka

47
Wirodikromo, Sartono. 2001. Matematika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Wirodikromo, Sartono. 2005. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

48

Anda mungkin juga menyukai