Anda di halaman 1dari 23

BAB II

GEOMETRI

2.1 Pendahuluan

Geometri adalah bagian dari matematika yang membahas mengenai titik,


garis, bidang, dan ruang.
Sebuah sudut adalah besarnya rotasi antara dua buah garis lurus. Sudut dapat
dinyatakan dalam satuan derajat maupun radian.
1
1 putaran penuh = 360 derajat, jadi 1 derajat = dari 1 putaran penuh.
360
1 1
Demikian juga 1 menit = dari 1 derajat, dan 1 detik = dari 1 menit.
60 60
1 menit dapat ditulis sebagai 1' dan 1 detik ditulis 1". Maka 1° = 60' dan 1' = 60".

Contoh 1 : Jumlahkanlah 14°53' dan 37°19'.

Penyelesaian : 14° 53'


37° 19'
52° 12'

53' + 19' = 72'. Karena 60' = 1°, 72' = 1° 12'. Jadi l2' ditempatkan pada kolom
menit dan 1° pada kolom derajat. Maka 14° + 37° + 1° = 52°
.Jadi 14°53' + 37°19' = 52°12'

Contoh 2 : Ubahlah (a) 24°42', (b) 78°15'26" ke bentuk derajat dan desimal
derajat.

o
1  42 
Penyelesaian : (a) Karena 1 menit = derajat, 42 =   = 0,70
60  60 

Sehingga 24°42' = 24,70°

1  26 
(b) Karena 1 detik = menit, 26 =   menit = 0,4333
60  60 
Sehingga 78°15'26" = 78°15,4333',

30
o
 15,4333 
15,4333' =   = m
 60 
Sehingga 78°15'26" = 78,26°, benar hingga 4 angka penting.

Contoh 3 : Ubahlah 45.371 ° ke bentuk derajat, menit dan detik.

Penyelesaian : Karena 1° = 60', 0,371 = (0,371 x 60)' = 22,26'


Karena 1' = 60", 0,26' (0,26 x 60)" = 15,6" = 16" (dibulatkan
ke detik terdekat)
Jadi 45,371° = 45°22'16"

2.2 Jenis-jenis dan Sifat-sifat Sudut

(a) (i) Sudut antara 0° hingga 90° disebut sudut lancip.


(ii) Sudut 90° disebut sudut siku-siku.
(iii) Sudut antara 90° dan 180° disebut sudut tumpul.
(iv) Sudut yang lebih besar dari 180° dan kurang dari 360° disebut sudut
refleks.

(b) (i) Sudut 180° terletak pada garis lurus.


(ii) Jika dua buah sudut membentuk sudut 90° disebut sudut penyiku.
(iii) Jika dua buah sudut membentuk sudut 180° disebut sudut pelurus.
(iv) Garis-garis sejajar adalah garis-garis lurus yang terletak pada satu
bidang dan tidak pernah berpotongan (garis semacam ini ditunjukkan
dengan anak panah, sebagaimana tampak pada gambar 2.1).
(v) Sebuah garis lurus yang memotong dua garis sejajar disebut garis
transversal. (lihat MN pada gambar 2.1)

Gambar 2.1 Garis lurus memotong dua garis sejajar


31
(c) Berdasarkan Gambar 2.1:

(i) a = c, b = d, e = g, dan f = h. Pasangan sudut seperti ini disebut sudut


yang bertolak belakang.

(ii) a = e, b = f, c = g, dan d = h. Pasangan sudut seperti ini disebut sudut


sehadap.

(iii) c = e dan b = h. Pasangan sudut seperti ini disebut sudut yang


berseberangan .

(iv) b + e = 180° dan c + h = 180°. Pasangan sudut seperti ini disebut sudut
interior.

Contoh : Tentukanlah nilai dari sudut  pada gambar berikut:

Penyelesaian : Misalkan sebuah garis lurus FG digambarkan melalui E sehingga


FG sejajar dengan AB dan CD. Dengan begitu. BAE = AEF
(sudut yang berseberangan antara garis sejajar AB clan FG),
sehinggaAEF = 2337'. ECD = FEC (sudut yang
berseberangan antara garis sejajar FG dan CD), sehingga
FEC = 35°49'.
Jadi, sudut  = AEF + AEF = 2337' + 35°49' = 59°26'

32
2.3 Bentuk-bentuk Bidang dalam Dimensi Dua

2.2.1 Segitiga

2.2.1.1 Sifat-sifat segitiga


Segitiga adalah suatu bidang yang dibentuk oleh 3 garis lurus. Jumlah
ketiga sudut segitiga sama dengan 180°. Tipe-tipe segitiga adalah:
(i) Segitiga lancip adalah segitiga yang semua sudutnya adalah sudut lancip,
yaitu semua sudutnya kurang dari 90°.
(ii) Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya adalah siku-
siku.
(iii) Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya adalah sudut
tumpul, yaitu sudut yang berada antara 90° dan 180°.
(iv) Segitiga sama sisi adalah segitiga yang semua sisi dan sudutnya adalah
sama besar (yaitu tiap sudutnya 60°).
(v) Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi yang sama
panjang dan dua sudut yang sama besar.
(vi) Segitiga sembarang adalah segitiga yang sudut sudutnya tidak sama besar
sehingga memiliki sisisisi yang tidak sama besar pula.
Berdasarkan Gambar 2.2:

Gambar 2.2 Segitiga

(i) Sudut-sudut A, B, dan C disebut sudut-sudut interior segitiga.


(ii) Sudut  disebut sudut eksterior segitiga dan sama dengan jumlah dua
sudut interior yang berlawanan, yaitu  = A + C.
(iii) a + b + c disebut sisi-sisi segitiga.

33
Contoh : Tentukanlah besarnya sudut  dan  pada gambar berikut:

Penyelesaian : Pada segitiga ABC, A + B + C = 180° (jumlah sudut dalam


suatu segitiga adalah 180°), sehingga C = 180° - 90° - 62° =
28°. Maka DCE = 28° (sudut yang bertolak belakang).
 = DCE + DEC (sudut eksterior segitiga sama dengan
jumlah dua sudut interior yang berseberangan). Sehingga
 = 28° + 15° = 43°
 dan DEC adalah pelurus, jadi  = 180° - 15° = 165°

2.2.1.2 Segitiga-segitiga Kongruen (sama dan sebangun)

Dua buah segitiga dikatakan kongruen (sama dan sebangun) jika


keduanya setara dalam segala hal, yaitu ketiga sudut dan ketiga sisi pada suatu
segitiga sama dengan ketiga sudut dan ketiga sisi pada segitiga lainnya. Dua buah
segitiga dikatakan kongruen jika:

(i) Kedua segitiga mempunyai tiga sisi yang sama panjang (sisi, sisi, sisi),
(ii) Dua sisi dari segitiga pertama sama panjang dengan dua sisi dari
segitiga kedua dan sudut antara sisisisi tersebut juga sama besar (sisi,
sudut, sisi),
(iii) Dua sudut pada segitiga pertama sama dengan dua sudut pada segitiga
kedua dan satu sisi segitiga pertama sama panjang dengan sisi
koresponnya pada segitiga kedua (sudut, sisi, sudut), atau
(iv) Hipotenusa-hipotenusa dari kedua segitiga sama panjang dan salah
satu sisi dari segitiga pertama sama panjang dengan salah satu sisi
pada segitiga kedua (siku-siku, hipotenusa, sisi).

34
Contoh : Sebutkanlah pasangan segitiga yang kongruen pada gambar berikut
dan sebutkan persamaannya.

Jawab :
(a) ABC, FDE kongruen (sudut, sisi, sudut)
(b) GIH, JLK kongruen (sisi, sudut, sisi)
(c) MNO, RQP kongruen (siku-siku, hipotenusa, sisi)
(d) Tidak kongruen. Tidak terlihat adanya sisi-sisi yang sama panjang.
(e) ABC, FED kongruen (sisi, sisi, sisi)

2.2.1.3 Segitiga-segita sebangun

Dua buah segitiga disebut sebangun jika sudut-sudut dari kedua segitiga
tersebut sama besar. Berdasarkan Gambar 2.6, segitiga ABC dan PQR adalah
segitiga-segitiga sebangun dan sisi-sisi yang berkorespons memiliki perbandingan
yang sama, yaitu :
p q r
 
a b c

Gambar 2.3 Segitiga sebangun


35
Contoh 1 : Pada gambar , tentukanlah panjang r dan p.

Jawab : Pada segitiga PQR, LQ = 180° - 90° - 35° = 55°


Pada segitiga XYZ, LX = 180° - 90° - 55° = 35°
Sehingga segitiga PQR dan ZYX adalah segitiga sebangun karena
sudut- sudutnya sama besar. Segitiga-segitiga tersebut dapat
digambar kembali.

p r q
Dengan perbandingan:   ,
z x y
p r 6,82
sehingga  
z 7,44 10,63

 6,82 
Jadi r  7,44    4,77 cm
 10,63 
p q p 6,82
Dengan perbandingan :  , sehingga 
z y 12,97 10,63

 6,82 
Jadi p  12,97    8,32 cm
 10,63 

36
Contoh 2 : Pada gambar, tampak bahwa segitiga CBD dan CAE adalah
segitiga sebangun, jadi tentukanlah panjang dari CD dan BD.

Jawab : Karena BD sejajar dengan AE dan CBD = CAE dan CBD =


CEA (sudut-sudut sehadap antara dua garis sejajar). C juga
adalah sudut yang dimiliki baik oleh CBD maupun CAE. Karena
sudut-sudut pada segitiga CBD sama besar dengan sudut-sudut
pada segitiga CAE, maka segitiga tersebut adalah segitiga
sebangun. Maka, dengan perbandingan:

CB CD BD , diperoleh 9 
CD
  6  9 12
CA CE AE
9
sehingga CD  12    7,2 cm
 15 
9
Juga 9  BD , sehingga diperoleh BD  10    6 cm
15 10  15 

2.2.2 Segiempat

Terdapat lima tipe segiempat, yaitu:


(i) empat persegi panjang
(ii) bujursangkar
(iv) jajaran genjang
(v) belah ketupat
(vi) trapesium

37
2.2.2.1 Sifat-sifat segiempat

a). Empat persegi panjang

Jika sudut-sudut yang saling berhadapan di dalam segi empat dihubungkan


dengan sebuah garis lurus maka akan terbentuk dua buah segitiga. Karena jumlah
dari sudut-sudut sebuah segitiga adalah 180°, maka jumlah dari sudut-sudut
sebuah segi empat adalah 360°.
Dalam sebuah empat persegi panjang, diperlihatkan pada gambar 2.10:

Gambar 2.4 Empat persegi panjang

(i) keempat sudutnya adalah sudut siku-siku,


(ii) sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang, dan
(iii) diagonal-diagonal AC dan BD sama panjang dan saling membagi
dua sarna. panjang. saling membagi dua sarna. panjang.

b). Bujur sangkar

Dalam sebuah bujursangkar, diperlihatkan pada gambar 2.5:

Gambar 2.5 Bujur sangkar

(i) keempat sudutnya adalah sudut siku-siku,


(ii) sisi-sisi yang berhadapan saling sejajar,
(iii) semua sisinya sama panjang, dan

38
(iv) diagonal-diagonal PR dan QS sama panjang dan saling membagi dua
sama panjang dan saling berpotongan tegak lurus.

c). Jajaran genjang

Dalam sebuah jajaran genjang, diperlihatkan pada gambar 2.6:

Gambar 2.6 Jajaran genjang

(i) sudut-sudut yang berhadapan memiliki besar yang sama,


(ii) sisi-sisi yang berhadapan saling sejajar dan sama panjang, dan
(iii) diagonal-diagonal WY dan XZ saling membagi dua sama panjang.

d). Belah ketupat

Dalam sebuah belah ketupat, diperlihatkan pada gambar 2.7:

Gambar 2.7 Belah ketupat

(i) sudut-sudut yang berhadapan memiliki besar yang sama,


(ii) sudut-sudut yang berhadapan terbagi dua sama besar oleh diagonal,
(iii) sisi yang berhadapan saling sejajar,
(iv) keempat sisinya sama panjang, dan
(v) diagonal-diagonal AC dan BD saling membagi dua sama panjang dan
berpotongan tegak lurus.

39
e). Trapesium

Dalam sebuah trapesium, diperlihatkan pada gambar 2.8:

Gambar 2.8 Trapesium

(i) Hanya ada sepasang sisi yang sejajar.

2.2.2.2 Luas segiempat

Luas segiempat diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Luas bidang bentuk segi empat

40
Contoh 1 : Tentukanlah :
(a) Luas penampang melintang dari batang yang tampak
pada gambar (a)
(b) Luas jalur yang tampak pada gambar (b).

Jawab : (a) Batang tersebut dapat dibagi menjadi tiga buah empat persegi
panjang.
Luas empat persegi panjang A = 50 x 5 = 250 mm2

Luas empat persegi panjang B = (75 – 8 – 5 ) x 6 atau


= 62 x 6 = 372 mm2

Luas empat persegi panjang C = 70 x 8 = 560 mm2

Luas total batang = 250 + 372 + 560 = 1182 mm2 atau


11,82 cm2.

(b) Luas jalur = luas empat persegi panjang besar – luas empat
persegi panjang kecil
= (25 x 20) – (21 x 16) = 500 – 336 = 164 m2

Contoh 2 : Pada gambar menampilkan denah lantai sebuah bangunan


yang harus ditutupi karpet. Hitunglah luas lantai dalam
meter persegi. Hitunglah biaya yang dibutuhkan untuk
memasang karpet,

41
Penyelesaian :

Luas lantai = luas segitiga ABC + luas setengah lingkaran


+ luas persegi panjang CGLM
+ luas persegi panjang CDEF – luas trapesium HIJK

Segitiga ABC adalah segitiga sama kaki, karena AB = BC sehingga sudut


B'CB = 60°
sin B'CB = BB'/3, sehingga BB' = 3 sin 60° = 2,598 m

Luas segitiga ABC = ½ (AC)(BB) = ½ (3)(2,598) = 3,897 m2

Luas setengah lingkaran = ½ πr2 = ½ π (2,598)2


= 9,817 m2

Luas CGLM = 5 x 7 = 35 m2
Luas CDEF = 0,8 x 3 = 2,4 m2
Luas HIJK = ½ (KH + IJ)(0,8)
Karena MC = 7 m, maka LG = 7 m, jadi JI = 7 – 5,2 = 1,8 m
Sehingga luas HIJK = (3 + 1,8) (0,8) = 1,92 m2
Luas total lantai = 3,897 + 9,817 + 35 + 2,4 – 1,92 = 49,194 m2
Dengan memperhitungkan 30% karpet yang akan terbuang, jumlah total
karpet yang dibutuhkan = 1,3 x 49,194 = 63,95 m2.
Biaya karpet dengan harga $16,80 per m2 = 63,95 x 16,80 = $1074, benar

42
hingga poundsterling terdekat.

43
2.2.3 Lingkaran

Lingkaran adalah suatu bidang sederhana yang dibatasi oleh suatu garis
melingkar, setiap titik yang terletak pada garis tersebut memiliki jarak yang sama
terhadap satu titik di tengah lingkaran yang disebut pusat lingkaran.

2.2.3.1 Sifat-sifat lingkaran

(i) Jarak dari pusat lingkaran ke garis lingkaran disebut jari-jari, r,


lingkaran (lihat OP pada Gambar 2.9).

Gambar 2.9 Lingkaran

(ii) Batas suatu lingkaran disebut keliling lingkaran, c


(iii) Setiap garis lurus yang melewati pusat lingkaran dan kedua ujungnya
terletak pada keliling lingkaran disebut diameter, d (lihat QR pada
gambar 2.9). Jadi d = 2r.

(iv) Rasio keliling = konstanta untuk setiap lingkaran. Konstanta ini


diameter
ditulis dengan huruf yunani π (phi) di mana π = 3,14159, benar hingga
5 angka desimal. Sehingga c/d = π atau c = πd atau c = 2πr.
(v) Setengah lingkaran adalah setengah dari satu lingkaran penuh.
(vi) Kuadran adalah seperempat dari satu lingkaran.
(vii) Garis singgung suatu lingkaran adalah sebuah garis lurus yang
menyentuh lingkaran hanya di satu titik tertentu dan tidak memotong
lingkaran. Garis AC pada Gambar 2.9 adalah sebuah garis singgung
lingkaran, karena AC menyentuh lingkaran hanya pada titik B. Jika
jari-jari OB digambar, maka sudut ABO adalah sudut siku-siku.

44
(viii) Sektor suatu lingkaran adalah bagian dari lingkaran yang berada di
antara dua jari-jari (sebagai contoh, bagian OXY pada Gambar 2.10
adalah sebuah sektor). Jika sebuah sektor lebih kecil daripada setengah
lingkaran maka sektor itu disebut sektor minor, jika lebih besar
daripada setengah lingkaran disebut sektor mayor.

Gambar 2.10 Sektor lingkaran

(ix) Tali-busur suatu lingkaran adalah sebarang garis lurus yang membagi
lingkaran menjadi dua bagian dan kedua ujungnya terletak pada
keliling lingkaran.
(x) Tembereng adalah nama yang diberikan untuk bagian-bagian yang
diperoleh apabila sebuah lingkaran dibagi dua oleh tali-busur. Jika
tembereng tersebut lebih kecil daripada setengah lingkaran disebut
tembereng minor (lihat bagian yang diarsir pada gambar 2.10). Jika
suatu tembereng lebih besar daripada setengah lingkaran disebut
tembereng mayor (lihat bagian yang tidak diarsir pada gambar 2.10).
(xi) Busur adalah sebagian dari keliling sebuah lingkaran. SRT pada
gambar 2.10 disebut busur minor dan SXYT disebut busur mayor.
(xii) Sudut pada pusat lingkaran, yang berhadapan dengan suatu busur,
adalah dua kali dari sudut pada keliling lingkaran yang berhadapan
dengan busur yang sama. Perhatikanlah gambar 2.11, sudut AOC = 2
x sudut ABC.

Gambar 2.11 Sudut pada keliling lingkaran

45
(xiii) Sudut pada setengah lingkaran adalah sudut sikusiku (lihat sudut BQP
pada gambar 2.11).

Contoh 1 : Tentukanlah jari-jari lingkaran jika kelilingnya 112 cm.

Jawab : Keliling lingkaran, c = 2πr


c 112
Sehingga jari-jari r = = = 17,83 cm
2 2

Contoh 2 : Pada Gambar, AB adalah garis singgung lingkaran pada titik B.


Jika jari-jari lingkaran 40 mm dan AB = 150 mm, hitung panjang AO.

Penyelesaian :
Garis singgung suatu lingkaran membentuk sudut sikusiku dengan jari-jari
yang digambar dari titik singgung, jadi ABO = 90°. Sehingga, dengan
menggunakan teorema Pythagoras: AO2 = AB2 + OB2

jadi AO = AB 2  OB 2 = 1502  402 = 155,2 mm

2.2.3.2 Panjang Busur dan Luas Sektor

Satu radian didefinisikan sebagai besar sudut (pada titik pusat lingkaran)
yang berhadapan dengan sebuah busur yang panjangnya sama dengan panjang
jari-jari. Perhatikanlah gambar 2.12, untuk panjang busur s

46
Gambar 2.12 Panjang busur

 radian = s/r atau panjang busur, s = r dimana  dalam radian


Jika s = keliling lingkaran (= 2πr) maka  = s/r = 2πr/r = 2π, sehingga 2π radian =
360 atau π radian = 180. Jadi 1 rad = 180/π = 57,30, benar hingga 2 angka
desimal.
Karena π rad = 180, maka π/2 = 90, π/3 = 60, π/4 = 45, dan seterusnya.


Luas sektor =
360
r  jika  dalam derajat
2


=
2
r 2  = r 2  jika  dalam radian
1
2

Contoh : Tentukanlah besar sudut (dalam derajat dan menit) pada pusat suatu
lingkaran berdiameter 42 mm jika panjang busur yang dibentuknya
adalah 36 mm. Hitunglah juga luas dari sektor minor yang terbentuk.

Jawab : Karena panjang busur, s = r maka  = s/r


diameter 42
Jari-jari, r =  = 21 mm
2 2
s 36
Sehingga    = 1,7143 radian
r 21
Jadi 1,7143 rad = 1,7143 x (180/π) = 98,22 = 9813 pada pusat
lingkaran
1 2 1
Dan luas sektor = r  = (21) 2 (1,7143) = 378 mm2
2 2

47
2.2.3.3 Persamaan lingkaran

Persamaan lingkaran yang paling sederhana dengan titik pusat pada titik
asal, jari-jari r adalah : x 2  y 2  r 2

Sebagai contoh, gambar 2.13 menampilkan lingkaran x 2  y 2  9

Gambar 2.13 Persamaan lingkaran

Secara lebih umum, persamaan lingkaran dengan titik pusat pada (a , b), jari-jari r,
adalah:
( x  a)2  ( y  b)2  r 2 ……………………….. (1)

Gambar 2.14 memperlihatkan sebuah lingkaran ( x  2)2  ( y  3)2  4

Gambar 2.14 Persamaan lingkaran dengan r = 2

Persamaan umum lingkaran adalah:

x 2  y 2  2ex  2 fy  c  0 ……………………. (2)

Dengan mengalikan suku-suku dalam kurung pada persamaan (1), kita peroleh:
x 2  2ax  a 2  y 2  2by  b2  r 2

48
Membandingkan ini dengan persamaan (2), menghasilkan:
2e
2e = - 2a, jadi a  
2
2f
dan 2f = - 2b, jadi b  
2

dan c  a 2  b2  r 2 , maka r  a 2  b2  c

Jadi sebagai contoh persamaan x 2  y 2  4 x  6 y  9  0

4 6
menyatakan suatu lingkaran dengan pusat a    , b    
 2   2 

yaitu, pada (2, 3) dan jari-jari r  22  32  9  2 .

Sehingga x 2  y 2  4 x  6 y  9  0 adalah lingkaran yang tampak pada


gambar 2.14 yang dapat diperiksa dengan cara mengalikan suku-suku di dalam
tanda kurung pada persamaan ( x  2)2  ( y  3)2  4

Contoh : Tentukanlah (a) jari-jari dan (b) koordinat titik pusat suatu lingkaran jika
diketahui persamaannya adalah: x 2  y 2  8x  2 y  8  0

Penyelesaian :

x 2  y 2  8x  2 y  8  0 adalah bentuk seperti pada persamaan (2), dimana

8 2
a       4, b      1 dan r  (4)2  12  8  3
2  2 
Sehingga x 2  y 2  8x  2 y  8  0 adalah persamaan lingkaran dengan
pusat (-4, 1) dan jari-jari 3 seperti tampak pada gambar.

49
2.4 Bentuk-bentuk Bidang dalam Dimensi Tiga

2.4.1 Balok

Volume = l x b x h
Luas permukaan = 2bh  hl  lb 

2.4.2 Silinder

2.4.3 Limas

1
Volume = xbxh
3
dimana A = luas alas limas dan h = tinggi tegak lurus
Luas permukaan total = (jumlah luas segitiga yang
membentuk sisi) + (luas alas)

2.4.4 Kerucut

50
2.4.5 Bola

2.4.6 Kerucut terpancung

1
Volume = h ( R 2  Rr  r 2 )
3
Luas selimut = l R  r 
Luas permukaan total = l R  r   r 2  R 2

Contoh 1 : .Hitunglah volume dan luas permukaan total dari prisma yang tampak
pada gambar berikut.

Jawab : Benda yang tampak pada gambar di atas adalah prisma trapesium.

Volume = luas penampang x tinggi


= ½(11+5)4 x 15 = 32 x 15 = 480 cm3

51
Luas permukaan = jumlah dua trapesium + 4 empat persegi panjang
= (2 x 32) + (5 x 15) + (11 x 15) + 2(5 x 15)
= 64 + 75 + 165 + 150 = 454 cm2

Contoh 2 : Sebuah tutup lampu berbentuk kerucut terpancung. Tinggi tegak


lurus dari tutup lampu tersebut adalah 25,0 cm dan diameter dari
ujungnya masing-masing adalah 20,0 cm dan 10,0 cm.
Tentukanlah luas bahan yang dibutuhkan untuk membentuk tutup
lampu, benar hingga 3 angka penting.

Penyelesaian :

Luas selimut dari suatu kerucut terpancung = l R  r 

Karena diameter pada ujung-ujung kerucut terpancung adalah 20,0 cm dan 10,0
cm, maka dari gambar, diperoleh :

r = 5,0 cm, R = 10,0 cm dan l  25,02  5,02 = 25,50 cm

Sehingga luas selimut = π (25,50) (10,0 + 5,0) = 1201,7 cm2, dan luas bahan yang
dibutuhkan untuk membuat tutup lampu adalah 1200 cm 2, benar hingga 3 angka
penting.

52

Anda mungkin juga menyukai