Anda di halaman 1dari 11

DISUSUN OLEH :

NAMA : VICTORIUS
PRODI : MATEMATIKA
NIM : A882120008
MATERI : BANGUN DUA DIMENSI

‘’RANGKUMAN DIMENSI DUA’’


Dimensi Dua

Kompetensi Dasar dalam Standar Kompetensi Dimensi Dua adalah Sudut Bangun Datar,
Keliling Bangun Datar dan Luas Daerah Bangun Datar dan Transformasi Bangun Datar

1. Sudut Bangun Datar

a) Definisi dan Pengukuran Sudut


Sudut Adalah Daerah yang dibatasi oleh dua garis dan titikk. Untuk menyatakan nama,
disertai suatu sudut dilambangkan dengan : "<" Huruf-huruf Yunani seperti : a, B, 0 dan lain-
lain. Untuk mengukur sudut biasanya digunakan dengan busur.

Cara Mengukur besarnya dengan busur :


- Letakkan menempel garis 0 derajat pada busur ke salah satu ruas garis yang akan diukur
besar sudutnya.
- Letakkan titik pusat busur ( titik pusat 1/2 lingkaran ) pada titik sudut dan ruas garis yang
terletak didalam busur.
- Ukur besar sudutnya dengan menggunakan skala pada busur.

Secara Garis Besar, besarnya suatu sudut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
- Sudut lancip yaitu sudut yang besarnya kurang dari 90 derajat.
- Sudut siku-siku yaitu sudut yang besarnya 90 derajat.
- Sudut tumpul yaitu sudut yang besarnya lebih dari 90 derajat

Pengubahan derajat ke radian atau sebaliknya.


Pengukuran sudut berdasarkan ukuran radian didasarkan anggapan bahwa :
" satu radian = besarnya sudut pusat lingkaran yang dibatasi oleh busur lingkaran yang
panjangnya sama dengan jari-jari"
- Konvensi Derajat ke Radian

Contoh

- Konvensi Radian ke Derajat

Contoh

2. Keliling Bangun Datar dan Luas Daerah Bangun Datar

1. Lingkaran
lingkaran adalah himpunan semua titik pada bidang dalam jarak tertentu, yang disebut jari-
jari, dari suatu titik tertentu, yang disebut pusat. Lingkaran adalah contoh dari kurva tertutup
sederhana, membagi bidang menjadi bagian dalam dan bagian luar.
panjang r adalah dari titik pusat lingkaran ke titik terluar lingkaran, sedangkan D adalah
panjang dati titik terluar lingkaran dengan titik luar lingkaran lain dengan melewati titik
tengah. Dengan kata lain r = setengah dari D dan D = 2 kali r.

2. Persegi Panjang

Luas = Panjang x Lebar


Keliling = 2 x (panjang + lebar) atau K = panjang + lebar + panjang + lebar

3. Persegi

Luas = sisi x sisi atau L = s2


Keliling = 4 x sisi atau K = sisi + sisi + sisi + sisi

4. Trapesium

Luas = ½ x (diagonal 1 + diagonal 2) x tinggi


Keliling = (2 x sisi miring) + diagonal 1 + diagonal 2

5. Jajar Genjang

Luas = alas x tinggi


K = sisi + sisi + sisi + sisi

6. Layang-Layang

7. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah rusuk
yang sama panjang, dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama
besar dengan sudut di hadapannya. Belah ketupat dapat dibangun dari dua buah segitiga sama
kaki identik yang simetri pada alas-alasnya.
8. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang memiliki 3 titik sudut dan memiliki 3 sisi. Segitiga
memeiliki banyak bentuk diantaranya segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga siku-siku
dan segitiga sembarang.

Luas = ½ x alas x tinggi atau L = (alas x tinggi) / 2


Keliling = sisi + sisi + sisi

Khusus untuk Segitiga Siku-siku, panjang sisi miring terpanjang dapat dicari dengan
menggunakan rumus phytagoras yaitu :

3. TransFormasi Bangun Datar


Tranformasi adalah aturan secara geometris yang dapat menunjukan bagaimana suatu
bangun dapat berubah kedudukan dan ukurannya berdasarkan rumus tertentu . Secra umum
transformasi dibedakan menjadi dua yaitu transformasi isometri dan ditalasi. Transformasi
isometri adalah transformasi yang tidak mengubah ukuran, misalnya pergeseran, pencerminan
dan pemutaran, sedangkan ditalasi adalah transformasi yang mengubah ukuran benda .
Transformasi dapat dipandang sebagai pemetaan dari himpunan titik ke himpunan titik.
Biasanya titik yang dipetakan adalah (x, y) dengan titik hasil pemetaan atau bayangannya
adalah (x,y)

Jenis - Jenis Transformasi Bangun Datar


a) Translasi (pergeseran)
b) Refleksi (pencerminan)
c) Rotasi (perputaran)
d) Dilatasi (perkalian)

1. Pengertian TransformasiTransformasi T dibidang adalah suatu pemetaan titik pada suatu


bidang ke himpunan titik pada bidang yang sama.

Jenis-jenis transformasi yang dapat dilakukan antara lain :

a. Translasi (Pergeseran)
b. Refleksi (Pencerminan)
c . Rotasi (Perputaran)
d. Dilatasi (Perkalian)
A.Translasi dan Operasinya
Translasi (pergeseran) adalah pemindahan suatu objek sepanjang garis lurus dengan arah dan
jarak tertentu.

Jika translasi

memetakan titik P (x, y) ke titik P’(x’, y’) maka x’ = x + a dan y’ = y + b atay P’ (x +


a, y + b ) ditulis dalam bentuk :

B. Refleksi (Pencerminan)
a. Pencerminan terhadap sumbu x

Matriks percerminan :

b. Pencerminan Terhadap sumbu y

Matriks Pencerminan:

c. Pencerminan terhadap garis y = x

Matriks Pencerminan
d. Pencerminan terhadap garis y = -x

Matriks Pencerminan:
e. Pencerminan terhadap garis x = h

Matriks Pencerminan:

Sehingga:

f. Pencerminan terhadap garis y=k

Matriks Pencerminan :
Sehingga:

g. Pencerminan terhadap titik asal O (0, 0)

Matriks Pencerminan :

Sehingga:

h. Pencerminan terhadap garis y = mx dimana m = tan q

C Perputaran (Rotasi)
Perputaran atau rotasi dalam ilmu matematika adalah perputaran suatu benda atau
peputaran suatu titik dalam bidang cartisius.
Banyak orang yang merasa kesulitan akan materi ini karena materi ini melibatkan sinus
dan cosinus. Tapi jangan khawatir saya akan menjelaskan materi ini sesederhana mungkin
supaya anda dengan mudah memahaminya.

Namun sebelum kita masuk ke rumus rotasi, kita harus mempelajari apa itu sudut
istimewa trigonometri, perhatikan tabel berikut :

Ѳ Sin cos
0 0 1
30 ½ 1
/2√3
45 1
/2√2 1
/2√2
60 1
/2√3 1
/2
90 1 0

Dari tabel diatas dengan mudah kita bisa mengetahui sudut istimewa dari sinus dan cosinus.

Kemudian ada satu lagi hal yang harus anda fahami yaitu mengenai posisi tentang kuadran,
perhatikan gambar di bawah ini :

daerah kuadran l hinga lV berfungsi untuk menyederhanakan nilai sinus dan cosinus.
Nah sebelum kita ke rumus rotasi kita fahami dulu penggunaan letak kuadran !

Ada dua jenis rotasi yaitu :

1. Rotasi pada titik pangkal


Rumus :
A(x,y) → (0,0):Ѳ = A'(x cosѲ - y sinѲ , x sinѲ + y cosѲ)
Keterangan :
x : sumbu x
y : sumbu y
Ѳ(teta) : besar sudut putaran
→ (0,0):Ѳ : diputar pada titik pangkal sebesar Ѳ
sin : sinus
cos : cosinus
A : sebuah titik A

A' : sebuah titik hasil perputaran dari titik A sebesar Ѳ

2. Rotasi dengan titik pusat (a,b)


Rumus :
A(x,y) → (a,b):Ѳ = A'((x-a) cosѲ - (y-b) sinѲ +a , (x-a) sinѲ + (y-b) cosѲ+b)
Keterangan :
x : sumbu x
y : sumbu y
Ѳ(teta) : besar sudut putaran
→ (a,b):Ѳ : diputar pada titik (a,b) sebesar Ѳ
sin : sinus
cos : cosinus
a : titik pusat pada sumbu x
b : titik pusat pada sumbu y
A : sebuah titik A
A' : sebuah titik hasil perputaran dari titik A sebesar Ѳ

D. Perkalian (Dilatasi)
Pengertian
Perkalian atau dilatasi ini di artikan sebagai perbesaran bangun datar atau perbesaran titik -
titik pada bidang cartesius.
Dari gambar di atas persegi panjang warna abu - abu merupakan hasil dari perbesaran
persegi panjang warna putih..
Karena dilatasi ini kita gambarkan dalam bidang cartesius, maka untuk memperbesar gambar
atau mengkalikan gambar kita dilatasikan setiap titinya.
Ada dua jenis dilatasi transpormasi bangundatar, yaitu:

1. Dilatasi dengan titik pusat (0,0) atau titik pangkal


Dalam dilatasi ini berlaku rumus :
A(x,y) →D(0,0):k = A' (kx, ky)
Keterangam :
A ; titik A
x : sumbu x
y : sumbu y
k : besarnya pengkalian
→D(0,0):k : dikalikan dengan k dengan titik pusat (0,0)
A' : titik hasil dari pengkalian

2. Dilatasi dengan titik pusat (a,b)


Dalam dilatasi ini berlaku rumus :
A(x,y) →D(a,b):k = A' (k(x-a), k(y-b))
Keterangam :
A ; titik A
x : sumbu x
y : sumbu y
k : besarnya pengkalian
→D(a,b):k : dikalikan dengan k dengan titik pusat (a,b)
A' : titik hasil dari pengkalian
a : titik pusat pada sumbu x
b: titik pusat pada sumbu y

DAFTAR PUSTAKA

Diposting oleh Kiki Vitriani di 04.30


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Anda mungkin juga menyukai