Anda di halaman 1dari 15

3

II. BASIS TRIGONOMETRI

2.1 Sinar garis


Sinar garis (disingkat sinar) adalah garis yang memiliki titik awal dan ujung
berbentuk panah.

Gambar di samping menunjukkan


gambar sinar yang titik awalnya P.
Sinar garis dengan titik awal P

Bila dua sinar mempunyai titik awal sama, mereka membentuk sudut dan titik
pertemuannya disebut titik sudut (vertex). Berikut adalah contoh dua titik sudut.

Namun, kedua gambar di bawah ini juga menggambarkan sudut, sudut yang
terjadi pada kasus ekstrim. Dalam kasus pertama, dua sinar secara langsung
berlawanan satu sama lain membentuk sudut yang dikenal dengan nama sudut
lurus; kasus kedua adalah sudut yang dibentuk dua sinar identik sehingga
sudutnya tidak dapat dibedakan dari sinar itu sendiri.

Sudut lurus

Sudut yang dibentuk Sudut yang dibentuk


Oleh sinar berlawanan Oleh dua sinar identik
4

2.2 Ukuran Sudut


Ukuran sudut adalah angka yang menunjukkan jumlah rotasi yang
memisahkan sinar dari sudut. Ada satu masalah mendesak dengan ini, seperti yang
digambarkan di bawah ini.

Berapa besar sudut pada gambar bderikut? Apa yang telah kita temukan adalah
bahwa kita memiliki setidaknya dua sudut. Besarnya sudut jelas berbeda,
gambar yang satu memiliki rotasi yang lebih kecil dibandingkan dengan gambar
dua. Jadi kedua sudut tersebut harus memiliki label yang berbeda. Dalam buku
ini, digunakan huruf Yunani seperti α (alpha) , β (beta) , dan γ (gama) untuk
besar sudut.

Jadi, untuk mudahnya kita beri label seperti pada gambar berikut:

Salah satu ukuran yang biasa digunakan untuk mengukur sudut adalah ukuran
derajat, dilambangkan dengan ” O “ . Satu rotasi lengkap seperti yang ditunjukkan di
bawah ini adalah 360O Dan bagian rotasi diukur secara proporsional. Jadi setengah
dari rotasi (sudut lurus) besarnya ½ (3600) = 1800. Seperempat dari rotasi (sudut
siku-siku) besarnya ¼ (3600) = 900, dan seterusnya.
5

Perhatikan bahwa dalam gambar di atas, kita telah menggunakan kotak persegi kecil
untuk menunjukkan sudut yang siku-siku, seperti biasa di Geometri. Ingat bahwa jika
besarnya sudut antara 00 dan 900 maka disebut sudut lancip; dan jika besarnya
antara 900 dan 1800 maka disebut sudut tumpul. Penting untuk dicatat bahwa,
secara teoritis, kita bisa mengetahui ukuran sudut manapun selama kita mengetahui
proporsinya dari rotasi lengkap. Sebagai contoh, besar sudut yang hanya berotasi
2/3 dari rotasi lengkap adalah 2/3 (3600) = 2400, besar sudut yang hanya berotasi
1/12 dari rotasi lengkap adalah 1/12 (3600) = 300,dan sudut yang tidak berotasi
besarnya adalah 00.

Menggunakan definisi ukuran derajat, kita mendapati bahwa 10 merupakan


ukuran sudut yang merupakan 1/360 dari sebuah rotasi. Meskipun mungkin sulit
untuk digambar, namun selalu saja bisa digambar sudut dengan ukuran lebih kecil
dari 10.
Ada dua cara untuk membagi sudut dalam derajat. Pertama, dan paling
umum, adalah menyatakan derajat dalam sistem desimal. Sebagai contoh, sudut
dengan ukuran 30.50 akan mewakili rotasi setengah antara 300 dan 310, atau
ekivalen dengan 30.5/360 = 61/720 putaran penuh. Cara kedua menyatakan sudut
dalam sistem Degree-Menute-Scond (DMS). Dalam sistem ini, satu derajat dibagi
6

menjadi 60 menit, satu menit dibagi menjadi 60 detik. Dalam simbol, 1 0 = 60’, dan 1’
= 60’’, dengan demikian, 10 = 3600”.
Untuk mengkonversi sudut 42.1250 dengan sistem DMS, kita mulai dengan
mengingat bahwa 42.1250 = 420 + 0.1250. Konversi jumlah parsial derajat ke menit,
kita peroleh 0.1250(60’/10) =7.5’ = 7’ + 0.5’. Konversi jumlah parsial menit ke detik
memberikan 0.5’(60”/1’) = 30”.

Dengan demikian,

Sebaliknya, untuk mengkonversi 117015’45” ke desimal derajat, pertama kita hitung


15’(10/60’) = ¼0 dan 45” (10/3600”) = 1/800 . Kemudian kita peroleh

2.3 Sudut Komplementer dan Saplementer


Ingat bahwa dua sudut lancip disebut sudut-sudut komplementer jika hasil
penjumlahan mereka 900. Dua sudut, baik sepasang sudut siku-siku atau satu sudut
lancip dan satu sudut tumpul, disebut sudu-sudut suplementer jika hasil
penjumlahan mereka 1800. Dalam gambar di bawah, sudut α dan β adalah sudut-
sudut saplementer, sementara pasangan γ dan θ adalah sudut-sudut
komplementer.
7

Dalam prakteknya, perbedaan antara sudut itu sendiri dan ukuran sering kabur
sehingga kalimat α adalah sudut yang besarnya 420 sering disingkat α = 420.

Sampai saat ini, kita telah membahas sudut yang besarnya hanya antara 00 dan 3600.
Pada kenyataannya, kita tidak hanya akan memecahkan masalah geometris yang
melibatkan sudut tetapi juga fenomena dunia nyata lainnya. Langkah pertama yang
diperlukan adalah memperluas gagasan kita tentang `sudut' dari hanya mengukur
suatu rotasi sampai jumlah yang dapat dikaitkan dengan bilangan real. Untuk itu,
akan diperkenalkan konsep “sudut berorientasi”. Seperti namanya, pada sudut
berorientasi, arah rotasi itu penting. Kita membayangkan sudut yang disapu keluar
mulai dari sisi awal dan berakhir di sisi terminal, seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini. Ketika rotasi berlawanan dengan arah jarum jam, kita
mengatakan bahwa sudut positif; ketika rotasi searah jarum jam, kita mengatakan
bahwa sudut negatif.

Sudut positif, 45o Sudut negatif, -45o

Selain itu, kita juga memperpanjang


rotasi yang mencakup sudut lebih dari
satu rotasi. Misalnya, untuk membuat
sketsa sudut dengan ukuran 4500, kita
mulai dari sisi awal, memutar satu rotasi
lengkap berlawanan arah jarum jam
(untuk mendapatkan 3600 pertama);
kemudian dilanjutkan dengan tambahan
900, seperti yang terlihat pada gambar di
samping.
8

Supaya sudut terhubung dengan aljabar, maka sudut dikaitkan dengan bidang
koordinat. Sudut dikatakan dalam posisi standar jika titik sudut bertepatan dengan
pusat koordinat dan sisi awal terletak pada arah sumbu x positif. Sudut pada posisi
standar diklasifikasikan menurut letak dari sisi terminal. Sebagai contoh, sebuah
sudut dalam posisi standar jika terletak pada kuadran I disebut sudut kuadran I. Jika
sisi terminal terletak pada salah satu sumbu koordinat maka disebut sudut
quadrantal.

Sudut Koterminal

Dua sudut dalam posisi standar disebut


koterminal jika sisi terminalnya
berimpit. Pada gambar di berikut, α =
1200 dan β = -2400 adalah dua sudut
koterminal kuadran II. Catat bahwa α =
β + 3600, atau ekuivalen dengan
bahwa bahwa β = α - 3600. Dapat
diverifikasi bahwa sudut-sudut
koterminal berbeda 3600. Lebih
tepatnya, jika α dan β sudut-sudut
koterminal maka β = α + k.3600. di
mana k adalah bilangan bulat.
Dua sudut koterminal, α = 120o
dan β = -240o, dalam posisi standar.

Perhatikan bahwa karena ada tak terhingga banyaknya bilangan bulat, setiap sudut
tertentu memiliki tak terhingga banyaknya sudut koterminal dan pembaca didorong
untuk merencanakan beberapa set sudut koterminal. Kita sekarang tinggal
selangkah lagi memadukan sudut dalam bilangan nyata dengan aljabar. Untuk itu,
kita ingat definisi dari Geometri.
Bilangan riil π adalah perbandingan keliling lingkaran terhadap diameternya.
Dalam simbol, keliling ditulis C dan diameter ditulis d, sehingga

Bilangan π adalah bilangan riil konstan, besarnya tetap, berapapun diameter suatu
lingkaran.
Karena panjang diameter lingkaran dua kali radiusnya maka segera terlihat bahwa
9

Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan keliling lingkaran dengan radiusnya juga
bilangan konstan yaitu 2π.

Misalkan sekarang kita mengambil


sebagian dari lingkaran, sehingga bukan
membandingkan seluruh lingkar C
dengan radius, kita hanya
membandingkan busur berukuran s unit
dengan radiusnya, seperti yang
digambarkan di samping ini.
Kita sebut θ sudut pusat; dengan
menggunakan argumen proposional,
maka bisa dipastikan rasio panjang s/r
adalah konstan untuk segala lingkaran,
Ukuran radian dari θ adalah dan rasio ini didefinisikan sebagai
ukuran radian untuk besar sudut θ.

α mempunyai ukuran radian 1 β mempunyai ukuran radian 4

Jika s = r, maka s/r = 1. Besarnya Jadi jika suatu sudut besarnya 2 radian maka s
sudut θ disebut 1 radian. = 2 r; dan jika besarnya 3 maka s = 3r. Jadi
besarnya suatu sudut dalam radian adalah
banyaknya sapuan sinar dalam r yang
diperlukan untuk membentuk sudut θ.
10

Jadi satu rotasi menyapu penuh keseluruhan keliling lingkaran 2πr, sehingga besar
sudut satu putaran penuh dalam radian adalah 2πr/r = 2π. Dengan demikian,
setengah putaran membentuk sudut ½ (2π) = π, dan seperempat putaran
membentuk sudut ¼ (2π) = π/2, dan seterusnya.

Sebagai catatan, menurut definisi, ukuran sudut dalam radian adalah ukuran
panjang dibagi dengan ukuran panjang sehingga hasilnya murni bilangan riil. Untuk
alasan ini, kita tidak menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan sudut dalam
radian, tetapi menggunakan kata radian hanya jika diperlukan. Sebagai contoh, satu
putaran penuh besar sudutnya 2π radian, setengah putaran membentuk sudut π
radian, dan sebagainya. Seperti dalam ukuran derajat, perbedaan antara sudut dan
ukurannya sering kabur dalam prakteknya, jadi misalnya kita menulis θ = π/2, kita
artikan besarnya sudut θ adalah π/2 radian.

Sama seperti sebelumnya, dua sudut positif α dan β suplementari jika α + β = π, dan
komplementari jika α + β = π /2, dan dua sudut akan koterminal jika dan hanya jika
β =α + 2πk, dengan k bilangan bulat.

Karena satu rotasi penuh yang berlawanan arah jarum jam menghasilkan 3600 dan setara
dengan 2π radian, maka kita dapat menggunakan proporsi atau sebagai
0
faktor konversi antara kedua sistem. Sebagai contoh, 60 dikonversi menjadi radian dengan
cara ( ) radian atau secara sederhana ditulis . Dan sebaliknya untuk

mengkonversi kita gunakan faktor pengali sehingga diperoleh


11

( ) . Yang menarik adalah sudut 1 radian sama dengan

Konversi Drajat ---Radian

Untuk mengkonversi ukuran derajat ke ukuran radian, kalikan dengan

Untuk mengkonversi ukuran radian ke ukuran drajat, kalikan dengan

Tinjaulah Lingkaran Satuan seperti pada gambar berikut, sudut θ dalam


posisi standar dan busur yang bersesuaian diukur dalam satuan panjang.
Berdasarkan definisi dan kenyataan bahwa Lingkaran Satuan berradius 1, besar
sudut θ adalah s/r = s/1 = s. Jadi kita peroleh θ = s. Dengan demikian bisa
mengaburkan perbedaan antara sudut dan ukurannya .

Tinjaulah Lingkaran Satuan


seperti pada gambar berikut, sudut θ
dalam posisi standar dan busur yang
bersesuaian diukur dalam satuan
panjang. Berdasarkan definisi dan
kenyataan bahwa Lingkaran Satuan
berradius 1, besar sudut θ adalah s/r =
s/1 = s. Jadi kita peroleh θ = s. Dengan
demikian bisa mengaburkan perbedaan
antara sudut dan ukurannya.

Pada lingkaran satuan, besar θ = s


12

Untuk mengidentifikasi bilangan riil yang bersesuain dengan sudut yang dibuat, kita
mengurai (melepas) lengkungan (busur) pada lingkaran satuan menjadi garis lurus
seperti ditunjukkan pada gambar. Garis lurus sebagai hasil penguraian mempunyai
titik awal di titk (1,0).

Mengidentifikasi t > 0 dengan sudut Mengidentifikasi t < 0 dengan sudut

Aplikasi ukuran radian


Misalkan suatu obyek bergerak melingkar seperti pada gambar berikut
sepanjang lingkaran yang berradius r dari titik P ke titik Q dalam waktu t.

Di sini s mewakili perpindahan, s > 0


berarti objek bergerak dalam arah
berlawanan jarum jam dan s < 0
menunjukkan gerakan searah jarum jam.
Perhatikan bahwa dalam hal ini berlaku
θ = s/r, nilai negatif dari s menunjukkan
gerakan searah jarum jam, dan nilai positif
menunjukkan gerakan berlawanan arah
dengan jarum jam
13

Dalam Fisika, kecepatan rata-rata dari objek, dilambangkan ̅ dan dibaca


sebagai `v-bar', didefinisikan sebagai rata-rata perubahan posisi objek terhadap
waktu. Sebagai hasilnya, kita dapatkan

̅ .

Besaran ̅ mempunyai satuan dan menyatakan dua gagasan: arah ke mana


objek bergerak dan seberapa cepat posisi objek berubah. Arah ̅ positif jika gerak
obyek berlawanan arah dengan jarum jam, dan negatif jika geraknya searah dengan
jarum jam, sedangkan seberapa cepat obyek bergerak (laju) ditulis dengan simbul
̅.

2.4 Kecepatan Sudut

Sudut θ dalam radian mempunyai hubungan , sehingga s = rθ dan

̅ .

Besaran disebut kecepatan sudut rata-rata, dan dinotasi dengan ̅ . Kuantitas ̅


adalah rata-rata tingkat perubahan sudut θ terhadap waktu dan dengan demikian
memiliki satuan . Jika ̅ adalah konstan sepanjang waktu gerak, maka dapat
diperlihatkan bahwa kecepatan rata-rata yang terlibat, yaitu ̅ dan ̅, sama dalam
kecepatan sesaat, dan . Dalam hal ini, secara simpel disebut `kecepatan'
objek dan menyatakan kecepatan sesaat perubahan posisi objek terhadap waktu.
Demikian pula, disebut `kecepatan sudut' dan menyatakan kecepatan sesaat
perubahan sudut terhadap waktu.
Jika lintasan objek yang melingkar direntangkan menjadi lurus membentuk
segmen garis, maka kecepatan obyek pada segmen garis ini akan sama dengan
kecepatan pada lingkaran. Untuk alasan ini, kuantitas v sering disebut kecepatan
linear dari objek untuk membedakannya dari kecepatan sudut, θ. Berdasarkan ide-
ide dari paragraf sebelumnya, kita mendapatkan berikut ini.

Kecepatan pada Gerak Melingkar: Suatu obyek yang bergerak pada lingkaran yang
radiusnya r dengan kecepatan sudut konstan, kecepatan liniernya diberikan oleh
persamaan .
14

Berikutnya kita perlu berbicara tentang satuan. Satuan v adalah , satuan dari
r adalah panjang saja, dan satuan adalah . Sehingga sisi kiri dari persamaan
memiliki satuan , sedangkan sisi kanan memiliki satuan
. Kontradiksi satuan dapat diselesaikan dengan
mengingat bahwa satua radian identik dengan bilangan riil sehingga
dapat direduksi menjadi satuan .

Contoh. Dengan asumsi bahwa permukaan Bumi berbentuk bola, setiap titik di
Bumi dapat dianggap sebagai objek bepergian pada lingkaran yang lengkap satu
putaran dalam (sekitar) 24 jam. Lintasan yang ditelusuri oleh titik selama periode
24 jam ini adalah garis lintang dari titik itu. Lakeland Community College terletak di
41.6280 lintang utara, dan dapat ditunjukkan bahwa radius bumi di lintang ini
adalah sekitar 2,960 mil. Cari kecepatan linear, dalam mil per jam dari Lakeland
Community College dalam dunia nyata.

Solusi. Untuk menggunakan rumus , pertama kita perlu menghitung


kecepatan sudut . Bumi membuat satu putaran dalam 24 jam, dan satu putaran
adalah 2π radian, jadi
.

Oleh karena itu,

Perlu dicatat bahwa besaran disebut frekuensi natural dari gerak dan
biasanya dilambangkan dengan huruf f. Frekuensi natural adalah ukuran dari
banyaknya objek membuat gerak putaran lengkap. Fakta bahwa ω = 2πf
menunjukkan bahwa ω juga frekuensi dan disebut frekuensi sudut gerak. Kuantitas
terkait adalah kuantitas yang disebut periode gerak yang menyatakan
besarnya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan satu putaran komplit.
Pada contoh di atas, periode geraknya adalah 24 jam, atau satu hari.
Konsep frekuensi dan periode akan membantu pemakaian persamaan
. Jika ω konstan, titik yang jauh dari pusat rotasi mempunyai jari-jari yang
lebih panjang, sehingga menempuh lintasan yang lebih panjang untuk melakukan
15

perjalanan satu periode waktu. Dengan demikian, perlu melakukan perjalanan


lebih cepat untuk mempertahankan frekuensi sudut yang sama. Perhatikan, jarak
objek ke pusat rotasi adalah jari-jari lingkaran, r, dan menjadi `faktor pembesaran'
yang berhubungan ω dan v.
TUGAS LATIHAN MINGGU I
MK TRIGONOMETRI

SOAL BAGIAN 1

SOAL BAGIAN 2
SOAL BAGIAN 3

SOAL BAGIAN 4

Anda mungkin juga menyukai