Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MINGGGU III ALJABAR DASAR

RESUME MATERI

Oleh:
1. LATIFAH(22029019)
2. MARLINA (22029023)
3. KURNIA SYABRINAWATI (22029077) 4.
4.LEONITA (22029079)
5. NASRINA WULANDARI (22029151)
A. BENTUK PANGKAT
1. Diskusikan definisi a n untuk n bilangan asli!
Eksponen Integral Positif (Schaum’s outlines College Algebra Fifth Edition Halaman
48)
Jika a adalah bilangan bulat positif,a menyatakan hasil kali n factor yang masing-mas
ingnya adalah a . Jadi a 4=a× a × a× a . Dalam a n ,a disebut basis dan n disebut ekspo
nen.
Contoh:
o x 3=x . x . x
o 25=2.2 .2 .2.2=32
o ( −3 )5=( −3 ) . ( −3 ) . ( −3 ) . (− 3 ) . ( − 3 )=− 27

Eksponen dan Powers (Schaum’s outlines College Algebra Fifth Edition Halaman 4)
Ketika a dikalikan dengan dirinya sendiri sebanyak n kali.
Contoh:
o 2. x . x . x=2 x3
o a . a . a . b . b=a3 b2
o ( a − b ) ( a −b )( a − b )=(a − b)3

Dalam a n angka a disebut basis dan bilangan bulat positif n disebut eksponen.

2. Bagaimana dengan definisi a 0? Perlukah dibuktikan?

Definisi b 0=1 (College Algebra and Trigonometry Seventh Edition)

Untuk b sembarang bilangan real bukan 0,b 0=1


Contoh:
o 30 =1

()
0
3
o =1
4
o −7 0=−1
o ( a 2+ b )0 =1
Pembuktian by: Jerome Polin

3. Definisikan a −n! Verifikasi dengan dua definisi sebelumnya!


Eksponen Integral Negatif (Shaum’s outlines College Algebra Fifth Edition Halaman
48)
Jika a adalah bilangan bulat negatif, maka:
−n 1
a = a≠0
an
Contoh:
−4 1 1
o 2 = =
2 16
4

1 3
o −3
=3 =27
3
−2 −4
o −4x = 2
x
−1 1
o (a+ b) =
(a+b)
−2
5 7 7
o = 2 = (College Algebra and Trigonometry Seventh Edition hlm 17)
5 25
−1
7

4. Tuliskan dan buktikan sifat-sifat bentuk pangkat


Sifat -sifat bentuk pangkat jika pdan q adalah bilangan real:
Shaum’s outlines College Algebra Fifth Edition Halaman 49
1) a p.a q=a p+q
Contoh:
 23 .22 =23+2=25 =32
1 1 1
 3 .3 =3 = √3
3 6 2

 5− 3 . 57=5 −3+7 =54 =625


 39 . 3−2 .3 −3=3 4=81
1 5
 2
2 .2 =2 =8 2 3

q
2) ( a p ) =a pq

Contoh:
3
 ( 24 ) =2(4)(3 )=212
−4
 ( x 5 ) =x (5)(−4 )=x −20

(5 )
1 −3
1
 3
=5− 1=
5
3

( a ) =a
2 1
 3
4
2

0
 ( 32 ) =30=1
p
a p −q
3) q =a a≠0
a
Contoh:
6
2 6−4 2
 4
=2 =2 =4
2
4
3 1
( x+15 )
 5
=( x+15 ) =√ x +15
2

6
( x+15 )
1
2 3
 x
−1
= x2
x
4) ( ab ) p=a p b p
Contoh:
 ( 2.3 )4 =24 . 34
1 1 1 1
 ( 4 x ) 2 =4 2 x 2 =2 x 2 =2 √ x
 ( 2 x )3 =23 x 3=8 x 3
1
 ( 3 a )− 2=3− 2 a −2= 2
9a

()
p p
a a
5) = p b≠0
b b
Contoh:


3 ()
2 5 25 32
= 5=
3 243

( )
−1
53 3 5− 1 22 4
 = = =
26 2− 2 51 5
( )
2 −3 −6 9
x x y
 3
= −9
= 6
y y x

Contoh lain di College Algebra and Trigonometry Seventh Edition hlm 19:
4 3 4+1 +3 8
 a . a .a =a =a
 ( x y ) ( x y z ) =x 4 +1 y 3+5 z 2=x 5 y 8 z 2
4 3 5 2

7 5
a b 7 − 2 1 −5 5 −4 a
 2 5
=a b =a b = 4
a b b
5
 ( uv 3 ) =u 1.5 v 3.5=u5 v15

( )
3
2 x5 21.3 x5.3 23 x 15 8 x 15
 4
= 1.3 4.3
= 3 12
= 12
5y 5 y 5 y 125 y

Contoh lain di Sullivan College Algebra Elevent Edition hlmn 22:


3
 4. 3 =4.9=36
4
 −2 =− 16
2 2
 2 +3 =4+ 9=13
2
 5. 3 + 2.4=5.9+2.4=45+8=53
A. Bentuk Akar

1. Diskusikan a pangkat p/q untuk p,q bilangan asli

2. Bagaimana cara mengoperasikan bentuk akar? perlukah kesejenisan? apa yang dim
aksud dengan sejenis?

Diperlukan kesejinansan di operasi penjumlahan dan pengurangan, serta tidak diperl


ukannya kesejenisan di operasi perkalian.

3. Diskusikan langkah2 menyederhanakan akar suatu bilangan dengan faktorisasi prim


a!
4. Merasionalkan bentuk akar
Dalam suatu bentuk operasi bilangan, ada kalanya bilangan tersebut memiliki

penyebut dalam bentuk akar, seperti: 1/√5, 3/√3+1, 2√3/2√5-√3.

Bentuk-bentuk bilangan tersebut dapat disederhanakan dengan cara merasionalkan penyebut


pecahan-pecahan tersebut. Kegiatan merasionalkan pada intinya mengubah bentuk akar pada
penyebut menjadi bentuk bilangan rasional, yang pada akhirnya bilangan tersebut dapat dinyatakan
dalam bentuk yang lebih sederhana.
Suatu bentuk pecahan yang memuat bilangan bentuk akar dikatakan sederhana jika dipenuhi:
1. setiap bilangan bentuk akarnya sudah dalam bentuk sederhana, dan
2. tidak ada bentuk akar pada penyebut jika bilangan tersebut pecahan.
Pada bagian ini, kita akan mempelajari mengenai cara merasionalkan berbagai bentuk pecahan agar
lebih sederhana.

1. Pecahan Bentuk a/√b

Bentuk akar a/√b dengan b ≠ 0 dapat dirasionalkan penyebutnya dengan cara mengalikan pecahan
dengan √b sehingga :

Contoh soal :

Sederhanakanlah penyebut dari bentuk pecahan berikut.

2. Pecahan Bentuk a\b-√c

Untuk menyederhanakan bentuk pecahan a\b+√c atau a\b-√c adalah dengan mengalikan pecahan
dengan bentuk sekawan dari penyebut. Bentuk sekawan dari b+√c adalah b-√c. Sebaliknya, bentuk
sekawan dari b-√c adalah b+√c sehingga

Contoh soal :
Sederhanakan penyebut dari bentuk pecahan berikut.

3. Pecahan Bentuk a\√b-√c

Untuk menyederhanakan penyebut dari bentuk pecahan a\√b+√c atau a\√b+√c yaitu dengan cara
mengalikan pecahan dengan bentuk sekawan dari penyebutnya. Bentuk sekawan dari √b + √c adalag
√b - √c. Sebaliknya, bentuk sekawan dari √b +√c adalah √b - √c sehingga

Contoh soal :

Sederhanakanlah penyebut dari bentuk pecahan berikut.

4. Menyederhanakan Bentuk Akar

Bentuk dapat diubah menjadi bentuk (√a ± √b) dengan syarat a, b ∈ R dan a > b.

Contoh soal :

Sederhanakan bentuk akar berikut.


B. logaritma
1.pendefinisian logaritma dan hubungannya dengan bentuk pangkat.
Untuk memecahkan persamaan logaritma untuk mengubah ekspresi logaritma menjafi ekpresi
eksponen atau yang lebih di kenal dengan bentuk pangkat. Untuk itu maka kita harus mengetahui
definis logaritma.
Untuk sebagian besar persamaan logarita, beberapa manipulasi persamaan (biasanya menggunakan
sifat logaritma) diperlukan untuk mendapatkan solusi. Juga, untuk menghindari solusi yang berbeda
dengan persamaan logaritmik, tentukan domain dari variabel terlebih dahulu.
Untuk hal ini akan di bahas lebih lanjut dengan soal berikut:
Misalnya, untuk menyelesaikan persamaan tulis persamaan logaritma
sebagai persamaan eksponensial ekuivalen dan selesaikan untuk x.

 ubah ke bentuk eksponential


 lalu di sederhanakan

 terselesaikan

2. cara menghitung logaritma dari suatu bilangan dengan bilangan pokok tertentu

Apabila ada perpangkatan ac=b


jika perpangkatan ini diubah dalam bentuk logaritma, maka hasilnya alog b = c

dengan catatan bahwa a lebih dari nol, dan a tidak sama dengan 1.

Contoh lainnya:

1. Pada perpangkatan 32 = 9, bentuk logaritmanya adalah 3log 9 = 2


2. Pada perpangkatan 53= 125, bentuk logaritmanya adalah 5log 125 = 3

Bisa di simpulkan bahwa bentuk logaritma itu adalah keterbalikan dengan bentuk pangkat

Cara menghitung logaritma dari suatu bilangan bisa di lihat pada tahapan berikut

a) Pisahkan persamaan logaritma. Lakukanlah perhitungan balik untuk memindahkan bagian


dari persamaan yang bukan merupakan persamaan logaritma kesisi lainnya.
Contoh:

log3(x+5)+6=10
log3(x+5)+6–6adalah10–6
log3(x+5) = 4

b) Tulis ulang persamaan tersebut kedalam bentuk eksponensial. Gunakan yang telah Kita k
etahui tentang hubungan antara persamaan logaritma dan persamaan eksponensial, dan tulis ul
ang persamaan tersebut dalam bentuk eksponensial yang lebih sederhana dan mudah diselesai
kan.
Contoh:log3(x+5)=4
Bandingkan persamaan ini dengan definisi [y = logb (x)], maka Kita bisa menarik kesimpulan,
bahwa: y = 4; b = 3; x = x + 5
Tulis ulang persamaan tersebut sebagai: by = x
34 = x + 5
c) Cari nilai x. Setelah soal ini disederhanakan menjadi persamaan eksponensial dasar, Kita seh
arusnya mampu menyelesaikannya seperti menyelesaikan persamaan eksponensial lainnya.
Contoh: 34 adalah x + 5
3 * 3 * 3 * 3 adalah x + 5
81 = x + 5
81 – 5 adalah x + 5 – 5
76 = x
d) Tuliskan jawaban akhir Kita. Jawaban akhir yang kita peroleh saat mencari nilai x adalah ja
waban dari soal logaritma awal Kita.
Contoh: x = 76

3. Diskusikan sifat-sifat logaritma dan buktikan setiap sifat!


i. Pembuktian sifat perkalian logaritma
Pembuktian sifat 1 logaritma

Misalkan

log b = n maka an = b


a

log c = m maka am = c


a

b × c = an × am

dengan menggunakan sifat operasi hitung bilangan berpangkat diperoleh

b × c = an + m sehingga

log (b × c) = n + m, karena n = alog b dan m = alog c maka


a

log (b × c) = alog b + alog c


a

contoh soal

Sederhanakanlah:

a. 2log 4 + 2log 8

b. 5log ½ + 5log 50

Jawab

a. 2log 4 + 2log 8 = 2log (4 × 8) = 2log 32 = 5

b. 5log ½ + 5log 50 = 5log (½ × 50) = 5log 25 = 2

ii. Sifat pembagian logaritma


Misalkan
a
log b = n maka an = b
a
log c = m maka am = c
b/c = an /am
dengan menggunakan sifat operasi hitung bilangan berpangkat diperoleh
b/c = an − m sehingga
a
log (b/c) = n − m, karena n = alog b dan m = alog c maka
a
log (b/c) = alog b − alog c

Contoh Soal

Sederhanakanlah:

a. 7log 217 − 7log 31

b. log 0,05 − log 5

Jawab

a. 7log 217 − 7log 31 = 7log (217/31) = 7log 7 = 1

b. log 0,05 − log 5 = log (0,05/5) = log 0,01 = −2

iii. sifat perpangkatan logaritma


Dari sifat 1 logaritma,
a
log b + alog b = alog (b × b)
2 alog b = alog b2

Dengan cara yang sama:


a
log b2 + alog b = alog (b2 × b)
2 alog b + alog b = alog b3
3 alog b = alog b3

Dengan cara yang sama:


a
log b3 + alog b = alog (b3 × b)

 alog b + alog b = alog b4

 alog b = alog b4

Dengan demikian dapat disimpulkan

n alog b = alog bn

atau
a
log bn = n × alog b

Contoh Soal

Sederhanakanlah:

a. 2 log 25 – 3 log 5 + log 20

b. ½ 2log 82 – 3 2log 3 + 2log 48

Jawab

a. 2 log 25 – 3 log 5 + log 20

= log 252 – log 53 + log 20

= log (252/53) + log 20

= log 5 + log 20

= log (5 × 20)

= log 100 = 2

b. ½ 2log 82 – 3 2log 3 + 2log 48

= 2log 82½ – 2log 33 + 2log 48

= 2log (9/27) + 2log 48

= 2log 1/3 + 2log 48

= 2log (1/3 × 48)

= 2log 16 = 4
iv. Sifat pengubahan bilangan pokok logaritma 1
Misalkan
a
log b = m maka b = am
n
log b = nlog am
n
log b = m × nlog a
m = nlog b/ nlog a
a
log b = nlog b/ nlog a

Contoh Soal

Jika 2log 3 = a, nyatakan bentuk logaritma 8log 3 ke dalam a.

Jawab
8
log 3 = log 3/log 8
8
log 3 = log 3/log 23
8
log 3 = 1/3 × (log 3/log 2)
8
log 3 = 1/3 × 2log 3
8
log 3 = 1/3 a

v. Pengubahan bilangan pokok logaritma 2


Sifat logaritma yang ke-5 ini adalah sifat logaritma ke-4 dengan n = b.
a
log b = nlog b/nlog a
a
log b = blog b/ blog a
a
log b = 1/ blog a

Contoh Soal

Tentukan nilai dari 2log 8 dan 64log 4

Jawab
2
log 8 = 1/8log 2
2
log 8 = 1/8log 81/3
2
log 8 = 1/(1/3)
2
log 8 = 3

64
log 4 = 1/4log 64
64
log 4 = 1/4log 43
64
log 4 = 1/3

vi. Perluasan sifat perkalian logaritma


Dengan menggunakan sifat logaritma nomor 4 di atas maka:
a
log b = nlog b/nlog a
b
log c = nlog c/nlog b
sehingga
a
log b × blog c = (nlog b/nlog a) × (nlog c/nlog b)
a
log b × blog c = nlog c/ nlog a
a
log b × blog c = alog c

Contoh Soal

Hitunglah nilai logaritma dari

a. 2
log 5 × 5log 64

b. 2
log 25 × 5log 3 × 3log 32

Jawab

a. 2
log 5 × 5log 64 = 2log 64 = 2log 26 = 6

b. 2
log 25 × 5log 3 × 9log 32

= 2log 52 × 5log 3 × 3log 25

= 2 2log 5 × 5log 3 × 5 3log 2

= 2 × 5 × 2log 5 × 5log 3 × 3log 2

= 10 × 2log 2

= 10 × 1

= 10

vii. Perluasan sifat perpangkatan logaritma 1


Misalkan
an
log bm = c maka (an)c = bm
(an)c = bm
an×c = bm
b = m√(anc)
b = anc/m (bentuk pangkat ini kita ubah menjadi bentuk logaritma)
a
log b = nc/m (ruas kanan dan kiri dikalikan m/n)
m/n × alog b = c
m/n × alog b = anlog bm

contoh Soal

Hitunglah nilai logaritma dari

a) 22log 43

b) 24log √32

Jawab

a) 22log 43 = 3/2 × log 4 = 3/2(2) = 3

b) 24log √32 = 24log 32½ = 1/8 × 2log 32 = 1/8 (5) = 5/8

viii. Perluasan sifat perpangkatan logaritma


Dengan menggunakan sifat 7 logaritma, sifat 8 ini sudah terbukti dengan jelas jadi tidak perlu
di uraikan pembuktiannya.
Contoh Soal
Jika 2log 3 = a, nyatakan logaritma 8log 27 ke dalam bentuk a
Jawab
8
log 27 = 23log 33 = 2log 3 = a
ix. Perluasan dari bentuk umum logaritma
Misalkan alog b = c maka ac = b, sehingga
aalog b = ac = b
aalog b = b
Contoh Soal
Sederhanakanlah
a) 22log 5
b) 33log 4
c) 55log 10
d) 77log 25

Jawab

a) 22log 5 = 5

b) 33log 4 = 4

c) 55log 10 = 10

d) 77log 25 = 25

x. Invers pembagian logaritma

Sifat 10 logaritma dapat dibuktikan dengan menggunakan sifat 2 logaritma, pembuktiannya adalah se
bagai berikut:

log (b/c) = alog b − alog c


a

log (b/c) = − (alog c − alog b)


a

log (b/c) = − {alog (c/b)}


a

log (b/c) = − alog (c/b)


a

Contoh Soal

Tentukan nilai logaritma dari

a. 2
log (4/2)

b. 4
log (32/2) 

Jawab

a. 2
log (4/2) = −2log (2/4)  = − 2log ½  = − 2log 2−1 = − (−1) 2log 2 = 1

b. 4
log (32/2) = −4log (2/32) = − 4log (1/16) = −4log 4-2 = − (−2) 4log 4 = 2

Anda mungkin juga menyukai