Anda di halaman 1dari 13

UJI TARIK

Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat melakukan uji tarik material dengan benar;
2. Mahasiswa dapat mengetahui : kekuatan tarik, kekuatan luluh ,dan keuletan;
3. Mahasiswa dapat menentukan modulus elastisitas dan menentukan faktor
pengerasan regang;
4. Mahasiswa dapat menganalisis data-data pengujian;
5. Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil pengujian

Petunjuk K3
Sebelum praktikum
1. Menggunakan pakaian praktikum dan bersepatu;
2. Memeriksa fasilitas/alat-alat yang digunakan untuk mendukung praktikum;
3. Mengisi kartu praktikum dan meminta tanda-tangan ke instruktur;
Saat praktikum
1. Mengisi kartu praktikum;
2. Mengisi lembaran kerja;
Setelah praktikum
1. Mahasiswa membersihkan peralatan praktikum dan memeriksa kelengkapannya;
2. Mengembalikan peralatan praktikum sesuai dengan tempat yang telah disediakan;
3. Membuat laporan praktikum atau jurnal praktikum;
4. Mengumpulkan laporan praktikum/jurnal praktikum dan meminta tanda tangan ke
instruktur

Dasar Teori
Material dapat mengalami perubahan bentuk bila material tersebut menerima gaya dari
luar. Ketahanan material untuk mempertahankan bentuk awalnya setelah gaya atau
beban luar di hilangkan disebut “deformasi elastis“. Selanjutnya material mengalami
deformasi permanen (tidak kembeali kebentuk semula) setelah beban luar dihilangkan
dikatakan “deformasi plastis “.
Hukum Hooke: bila hasil pengujian hubungan antara tegangan dan regangan material
proposional maka material masih dalam keadaan elastic.
Gaya Penarikan dan Perubahan Panjang (F dan dl)
Pada mesin uji tarik data output yang ada adalah hubungan antara gaya penarikan (F) dan
perubahan panjang spesiment (dl). Besarnya perubahan gaya penarikan ini diterima
“loadcells “ sedangkan dl diukur dengan Extensiometer. Dari hubungan antara gaya
penarikan dan perubahan panjang ini selanjutnya diperoleh parameter lainnya seperti
tegangan dan regangan teknis, tegangan dan regangan sebenarnya dan juga faktor
pengerasan regang
Tegangan dan Regangan Teknik
Tegangan dan regangan teknik lebih mengacu pada tegangan dan regangan rata-rata, hal
ini disebabkan kerena pada saat terjadi penarikan diameter spesimen diasumsikan tidak
mengalami perubahan, dalam kenyataannya tidak demikian. Gambar 1.1 diperlihatkan
benda yang mengalami gaya tarik (P), dengan panjang awal Lo dan perubahan panjang
(dl).

Lo + dl

Lo p.da

P P

Lo = Panjang awal
dl = perubahan panjang

Gambar 1- 1 Gaya pada spesimen

Tegangan teknik (S) = P / Ao (1.1)


Di mana:
P = gaya maksimum (kg) pada skala gaya
do = diameter awal spesimen
Ao = p/4 (do)2 (luas penampang spesimen)

Regangan teknis (e) = ( L1 – Lo )/ Lo


= dl / Lo (1. 2)
(L1 – Lo)/ Lo x 100 % menyatakan keuletan material.
L1 = panjang spesimen setelah putus

Tegangan dan Regangan sebenarnya


Kurva tegangan dan regangan teknis bukanlah kurva tegangan dan regangan yang
sebenarnya. Hal ini disebabkan bahwa selama penarikan terjadi pengecilan luas
penampang, sehingga tegangan dan regangan sebenarnya diperoleh dengan menghitung
volume konstan sebagai berikut:
Tegangan Sebenarnya (  )
Apabila A1 dan L1 adalah panjang spesimen setelah putus dan Ao , Lo adalah panjang
awal pengukuran maka selama penarikan berlangsung volume spesimen tetap sehingga
belaku:
Ao.Lo
A1.L1 = Ao.Lo ------didapat A1 = (1.3)
L1
P
  dengan memasukan persamaan 6 ) didapatkan
A1
P.L 1
  atau   S ( e  1 ) (1.4)
Ao. Lo
Regangan Sebenarnya (  )
n L  Lo L  L1 L3  L2
1
e =   2  dst
i Lo L1 L2

atau
L
dl L
  Ln (1.5 )
lO
L Lo

sedangkan
l L  Lo L
e =   1
Lo Lo Lo

L
e+1= (1.6)
Lo
Persamaan (1.6) ke Persamaan (1.3) diperoleh ;
  Ln ( e  1 ) (1.7)

Perbedaan kurva tegangan dan regangan teknis terhadap tegangan dan regangan
sebenarnya dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut ini:
Gambar 1- 2 Perbandingan tegangan - regangan teknik dan tagangan- regangan sebenarnya.
titik M dan M’ menunjukkan terjadinya necking pada spesimen

Kekuatan Luluh (  y)
Kekuatan luluh material akan terjadi pada saat dimulainya deformasi plastis , yang
terindikasikan adanya penyimpangan kurva tegangan- regangan terhadap batas
proposional yakni pada daerah transisi batas elastis dan plastis yaitu pada titik P
Gambar 1.3a.Selanjutnya harga kekuatan luluh dilakukan dengan offset 0,2 % dan
menarik garis sejajar dengan garis proposional maka didapat kekuatan luluh (  y)
Sedangkan pada Gambar 1.3b terlihat adanya kekuatan luluh atas, perpanjang luluh
( yield point elongation ) dan kekuatan luluh bawah. Phenomena ini biasanya terjadi pada
logam-logam yang mendekati murni.

a b

Gambar 1- 3 (a) Kurva tegangan- regangan dengan batas transisi elastis – plastis (b)
Menunjukkan adanya kekuatan luluh atas dan bawah

Tegangan Alir (Flow Stress)


Kurva tegangan alir material adalah kurva tegangan yang menyebabkan terjadinya
deformasi plastis pada saat mana spesiment mengalami necking . Kondisi tegangan alir
pada beban maksimum , sedangkan regangan yang terjadi masih dalam batas beraturan
atau uniform . Persamaan kurva alir dinyatakan sebagai berikut :
  Kn (1.8 )

dimana K ,konstata tegangan pada   1 dan n = faktor pengerasan regang


Kurva tegangan alir pada saat mana beban maksimum dan regangan uniform dapat
dilihat pada Gambar 1.4 berikut ini

Gambar 1- 4 Kurva tegangan rata-rata – regangan teknis

Pada kurva Gambar 1.4 terlihat bahwa regangan uniform terjadi pada beban maksimum
dan pada saat itulah spesiment akan terjadi necking.
Phenomena Necking
Persamaan kurva alir (1.8) di mana
σ  K.ε n dapat diubah menjadi persamaan logaritma sebagai berikut
Log σ  Log K  n Log ε

Kurva Logaritmanya adalah

Log 

d

d
Log 

Gambar 1- 5. Kurva log  - Log 

Dari kurva Gambar 1.5 di atas dapat diperoleh harga persamaan faktor regangan
d (log  ) d (ln  )
n 
d ( log  ) d (ln  )

 d
n .
 d (1.9)
d 
 n.
d 

Pada beban maksimum maka dp = 0


P =  . A    d p =  dA + A d  = 0

Sehingga
d dA

 A

Volume Konstan
dl dA d
  d 
l A 

d 1 d
 atau  (1.10)
d  d

dengan memasukan pers 9) ke 10 diperoleh n   u

Jadi necking spesimen secara teoritis akan terjadi pada saat faktor pengerasan regan n
sama dengan regangan uniformnya .Adapun bentuk necking pada spesiment yang bersifat
ulet dapat dilihat pada Gambar 1.6. Sedangkan harga n dan K untuk beberapa dapat
dilihat pada Tabel 1.1
Gambar 1- 6 Necking pada daerah panjang ukur

Tabel 1 Harga n dan K dari logam pada temperatur kamar [2]

-------------------------------------------------------------------------------------------------
Logam Kondisi n K, MPa
------------------------------------------------------------------------------------------------
Baja 0,005 % C Anil 0, 26 530

SAE 4340 Anil 0, 15 640

Baja 0, 6 % C Quenc & temper 540oC 0,10 1570

Baja 0, 6 % C Quenc & temper 705oC 0,19 1230

Tembaga Anil 0, 54 320

70/30 kuningan Anil 0, 49 900

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Spesimen Standar Pengujian


Begitu banyak dan ragam standar spesimen yang digunakan pada pengujian tarik antara
lain :
1. ASTM (American Society for Testing dan Material)
2. JIS (Japan Industrial Standards Committee)
3. BS (British Standards)
4. DIN (Deutsches Intitut für Normung)
5. ISO (International Standart Organisation)
6. SNI ( Standart Nasional Indonesia)
Dari berbagai standar pengujian, memiliki parameter ukuran spesimen yang berbeda-beda
tergantung dari kontruksi apa yang akan di uji, sehingga bentuk dan arah pengambilan
sampel akan berbeda-beda.
Untuk pengujian tarik misalnya menurut standar ASTM - E8. Dalam ASTM-E8 akan
dijelaskan berbagai jenis dimensi atau ukuran spesimen yang dipersyaratkan sebagai
contoh untuk pengujian batang pejal memiliki dimensi seperti pada Gambar 1.7. Untuk
selanjut mahasiswa dapat merujuk pada standar yang akan digunakan.

Gambar 1- 7 Spesimen Uji Tarik (ASTM)

Dimana
Lo : Panjang pada posisi radius (Paralell Length)

L : Panjang ukur (Gauge Length)

D : Diameter nominal
R : Radius

Untuk keperluan pengujian pelat dengan ukuran tebal dari 0,005 in sampai ¾ in,
pembuatan spesimen dan dimensi Gambar 1.8.

Gambar 1- 8 Spesimen Pelat ASTM

Standar pengujian ASTM E.8 dalam satuan metrik sebagai berikut


R

Gambar 1- 9 Spesimen Uji Tarik

Tabel 2. Ukuran dalam mm

Standar spesimen ( mm)


Ukuran terkecil ( mm)

Diameter nominal 12,5 8,75 6,25 4,00 2,5

G 50 ±0,1 35±0,1 25±0,1 16±0,1 10±0,1

D 12,5±0,25 8,75±0,18 6,25±0,12 4,0±0,08 2,5±0,05

R 10 6 5 4 2

A 60 45 32 20 16

Untuk keperluan pengujian di anjurkan untuk memiliki manual book standar, seperti JIS
dll, Dari berbagai standar pengujian, memiliki ukuran spesimen berbeda-beda tergantung
dari apa yang akan di uji, sehingga bentuk dan arah pengambilan sampel akan berbeda-
beda. Beberapa keserupaan geometris dapat dilakukan untuk mendapatkan standar lain
sesuai dengan kebutuhan pengujian misalnya untuk besi hasil pengecoran, pengujian
pipa dll.

Standar JIS untuk pelat.

Gambar 1- 10 Spesimen Pelat JIS


Tabel 3. Satuan dalam mm,

Tipe W L P R T (tebal)

1.A 40 200 220 25 min Tebal

1.B 25 200 220 25 min Tebal

Alat yang digunakan


1. Mesin uji tarik
2. Jangka sorong
3. Dial indicator
4. Spidol permanen
5. Palu plastic
6. Kunci L dan kunci pas

Bahan yang Diperlukan


1. Spesimen /benda uji,
2. Kertas grafik

Langkah Kerja
1. Periksa kelengkapan mesin sebagaimana terlihat pada table chek list.
2. Panaskan mesin dengan menekan tol on pada panel nomor 3
3. Periksa chuck spesimen sesuai dengan diameter
4 Apabila tidak sesui ganti chuck bagian atas, dan bawah, untuk chuck atas dengan cara
menarik tuas keluar, dan putar berlawanan arah, bila chuck dalam posisi keluar tarik
ke atas, dan ganti dengan melepas baut pengikatnya, sedangkan chuck bagian bawah
lepas baut dengan menggunakan kunci L yang disediakan. Lakukan dengan hati-hati
karena dapat jatuh dengan sendirinya. Posisikan chuch agar rata permukaannya.
4. Siapkan pelat paralel yang ada diurutkan sesuai dengan ketebalannya.
5. Pasang dial indicator, dengan memperhatikan cara pembacaan dengan benar, dengan
posisi jarum jam kecil posisi null, dan jarum jam besar posisi null. Perhatikan gerakan
jarum dial indicator jarum jam kecil akan berputar berlawanan arah dengan jarum jam
besar. Catatan: mintalah petunjuk intruktur cara membaca dial indicator.
6. Perhatikan cara membaca skala gaya (0-500, 0-1000,0-5000 dan 0-10000 kgf) catatan
mintalah penjelasan pada instruktur cara membaca gaya.
7. Perhatikan fungsi crosshead adjusment “ up dan down” untuk mengatur ketinggian
chuck up kearah atas dan down kearah bawah
8. Lakukan pengukuran spesimen dan berikan tanda sesuai dengan panjang ukur yang
telah ditetapkan.
9. Pasanglah spesimen bagian atas lebih dahulu, dan posisikan chuck bawah dengan
control adjustment control up or down.
10. Pasang kertas grafik yang telah disediakan
11. Pastikan semua dalam kondisi siap operasi

Pada saat praktikum


1. Tunjuk dua orang mahasiswa untuk membaca gaya dan satu lagi membaca dial
indicator
2. Lakukan proses pengujian dengan mengatur posisi control valve dari posisi “ return
ke hold dan load. Ikuti petunjuk instruktur cara mengatur posisi control jangan
sampai posisi open karena akan mempengaruhi kecepatan penarikan.
3. Pada saat posisi control valve posisi load jarum gaya akan bergerak searah dengan
jarum jam, sekali lagi mahasiswa pembaca gaya harus memperhatikan gerakan jarum
penunjuk
4. Semua praktikan harus mencatat “lembar kerja” dengan mengisi kolom1(untuk gaya )
dan kolom 2 untuk perubahan panjang (pembacaan dial indicator) Pada saat gaya
maksimum perhatikan necking yang terjadi, catat gaya maksimum.
5. Pada saat gaya maksium jarum terhenti, bacalah terus indicator sesui dengan interval
yang anda pilih
6. Ambilah pelat parallel bila jarum indicator menunjukkan aka ketebalan pelat. Catatan:
kesalahan ini menyebabkan dial indicator rusak.
7. Pada saat spesimen necking jarum gaya akan kembali ke posisi semula, catat
pembacaan baliknya, dan berapa gaya pada saat spesimen patah.

Pada saat akhir praktikum


1. Lepaskan dial indicator
2. Posisikan control valve posisi return
3. Posisikan control adjusmen down
4. Matikan mesin dengan menekan tombol OFF
5. Lepas spesimen
6. Ukur diameter dan panjang akhir spesimen Pastikan semua peralatan sudah tersimpan
pada tempatnya.
7. Bersihkan mesin dan kelengkapannya
8. Mintalah tandatangan kartu praktikum pada instruktur

Lembar Pengisian
Nama Mesin : …………………………………..
Diameter awal ( do ) : ………( mm ) ; Lo = ………( mm)
Skala Gaya : ………. ( kg )
Tanggal Praktikum : ……../…………/…………/
Nama Bahan : ……………………………

Tabel 4. Data pengujian


Perub. Teg.Teknik Reg.Teknis ( e ) Teg.Seb ( S ) Reg Seb( ε)
No Gaya ( kg) Panjang (dl )
(σ) % kg /mm2 %
( mm ) kg/mm2

dst

Tugas praktikum
Berdasarkan tabel tersebut di atas lakukan analisis:
1. Gaya pada saat elastis
2. Gaya penarikan maksimum
3. Gaya saat patah
4. Perubahan panjang saat elastis
5. Perubahan panjang saat uniform
6. Perubahan panjang saat patah
7. Regangan elastis dan regangan plastis
8. Regangan uniform
Ilustrasi Gambar

Gambar1- 11 Mesin Uji Tarik

Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan antara kekuatan tarik teknik dan kekuatan tarik sebenarnya?
2. Gambarkan kurva tegangan tarik teknik dan tegangan tarik sebenarnya
3. Hitunglah faktor pengerasan regang (n)

Anda mungkin juga menyukai