Disusun Oleh:
Laporan Perancangan Tata Letak Fasilitas ini dibuat sebagai syarat kelulusan
mata kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas. Penulis menyadari bahwa laporan ini
juga menjadi suatu pembelajaran serta bukti bahwa para mahasiswa telah mengerti
betul karena telah mempraktekkannya secara langsung serta nanti dapat
mempermudah mahasiswa dalam pengerjaan Tugas Akhir.
Dari pengalaman ini diharapkan agar para mahasiswa mampu menerapkan teori-
teori yang telah diperoleh dari kuliah, khususnya pada mata kuliah Perancangan Tata
Letak Fasilitas. Untuk selanjutnya diharapkan para mahasiswa mengenal dan
memahami teori-teori yang pernah dipelajari, juga diharapkan agar mahasiswa dapat
mengaplikasikannya pada kehidupan nyata dan dalam perkembangan industri. Hal ini
dapat menunjang kegiatan universitas dalam rangka pelaksanaan pengabdian pada
masyarakat.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN................................................................................9
5.1 Kesimpulan...................................................................................74
5.2 Saran.............................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................76
BAB I
PENDAHULUAN
Lantai produksi suatu perusahaan manufaktur perlu dirancang dengan baik, supaya
aliran produksi dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien. Hal ini tentunya dapat
dilakukan dengan cara mengatur layout pabrik sedemikian rupa berdasarkan metode yang
benar.
Selain itu, perancangan fasilitas adalah dasar dari keseluruhan proses produksi,
penataan plant layout dalam pabrik memiliki peran yang sangat penting sebelum pabrik
tersebut mulai berproduksi, karena dalam menata sebuah layout dibutuhkan biaya sekitar 30-
75% dari ongkos produksi atau sekitar 20-50% dari anggaran operasi manufaktur (Tompkins,
1994).
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan tata letak fasilitas
produksi. Tata letak fasilitas produksi merupakan elemen dasar yang sangat penting dari
kelancaran proses prosuksi untuk menciptakan produk atau jasa yang berkualitas dan
menentukan daya saing perusahaan. Tata letak fasilitas yang buruk merupakan pemborosan
(waste) yang harus diminimalisi dengan cara melakukan perbaikan/menata ulang fasilitas.
Tata letak fasilitas yang baik akan mengurangi biaya produksi secara total tidak hanya
pada salah satu proses tetapi pada tiap proses produksi. Pengurangan ini dapat dilakukan
dengan mengurangi pergerakan pemindahan bahan yang tidak efisien dan merencanakan rute
perencanaan yang lebih teliti sesuai dengan aliran proses produksi yang nantinya diharapkan
akan menghasilkan hasil produksi yang optimal maka dengan adanya penelitian evaluasi dan
modifikasi tata letak fasilitas ini, diharapkan dapat membantu sebagai referensi dalam
membangun tata letak
fasilitas produksi yang baik.
Adapun metode yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tata letak ini adalah
metode System Layout Planning (SLP) dimana metode ini memungkinakn untuk memunculkan
solusi yang lebih dari satu alternative sehingga dapat dipilih metode yang terbaik untuk
menyelasaikan masalah tata letak pada perusahaan. Selain itu, metode SLP juga mempunyai
prosedur yang terperinci dalam mengatur layout berdasarkan urutan prosesnya.
Studi ini adalah sebuah penelitian tentang perancangan tata letak fasilitas produksi
dengan menggunakan metode System Layout Planning dimana layout dirancang dengan
meggambarkan hubungan kedekatan antar departemen berdasarkan Relationship Diagram dan
Relationship Chart.
Berkaitan dengan masalah tersebut, maka peneliti mencoba menganalisa tata letak
fasilitas produksi yang ada saat ini terkait dengan tipe tata letak dan pola aliran bahan pada
produksi meja laptop portable yang lebih efisien.
1.2. Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, ruang
lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Uraian
bab ini dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang penelitian yang dilakukan
sehingga dapat memberikan manfaat sesuai dengan tujuan penelitian dengan
batasan-batasan dan asumsi yang digunakan.
Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan dan
pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja di
masing-masing stasiun kerja. Tata letak yang baik dari segala fasilitas produksi
dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat operasi kerja menjadi lebih
efektif dan efisien. Secara umum pengaturan semua fasilitas produksi yang
terencana akan memberikan :
a. Minimisasi transportasi dari proses pemindahan bahan
b. Minimisasi gerakan balik yang tidak perlu
c. Minimisasi pemakaian area tanah
d. Pola aliran produksi yang terbaik
e. Keseimbangan penggunaan area tanah
f. Keseimbangan di dalam lintasan
g. Fleksibilitas dalam menghadapi ekspansi dimasa yang akan datang
Keuntungan dari jenis layout ini yaitu pekerjaan dari satu proses secara
langsung dikerjakan pada proses berikutnya, sehingga inventori barang
setengah jadi menjadi kecil dan waktu produksi per unit menjadi lebih pendek.
Sedangkan kerugian untuk jenis layout ini yaitu rusaknya satu mesin akan
berpengaruh pada proses produksi keseluruhan.
2. Tata Letak Berdasarkan Fungsi/ macam Proses.
Tata letak ini merupakan metode penempatan mesin dan peralatan
produksi yang memiliki tipe sama ke dalam satu departemen. Karakteristik tipe
tata letak ini atara lain:
a. Perbandingan antara jumlah (Q) dan jenis produk (P) kecil.
b. Produksi berdasarkan job order.
c. Mesin produksi dan perlengkapan yang sama ditempatkan pada satu
departemen
Keuntungan dari jenis tata lerak ini adalah mampu mengerjakan berbagai
macam jenis dan model produk serta spesialisasi kerja. Sedangkan
kerugiannya berupa kesulitan menyeimbangkan lintasan kerja dalam
departemen sehingga memerlukan area untuk work in process storage.
1. Analisa konvensional.
Metode ini umumnya digunakan selama bertahun-tahun, relatif mudah
untuk digunakan dan terutama cara ini akan berbentuk gambar grafis yang
sangat tepat untuk maksud penganalisaan aliran semacam ini.
2. Analisa modern.
Analisa modern merupakan metode baru untuk menganalisa dengan
mempergunakan cara yang canggih dalam bentuk perumusan-perumusan dan
pendekatan yang bersifat deterministik maupun probabilistik. Beberapa teknik
konvensional yang umum dipakai dan berguna dalam proses perencanaan
aliran bahan antara lain sebagai berikut :
a. Operation Process Chart (Peta proses Operasi)
b. Flow Process Chart (Peta Aliran Proses)
c. Multi Product & Activity Process Chart
d. Flow diagram (Diagram Aliran)
Selain peta-peta tersebut, ada pula beberapa peta yang lebih khusus
seperti Assembly Chart, String Diagram, From To Chart atau Travel Chart,
Trianguler Flow Diagram dan Activity Relationship Chart.Analisa aliran dalam
hal ini bisa dilaksanakan secara kuantitatif maupun kualitatif.
2.1.6. Analisa Kuantitatif Untuk Menganalisa Aliran Bahan
Pada tabel 2.2 adalah peta dari-ke yang menunjukkan jumlah material
yang di pindahkan dari A ke B adalah komponen 1 dengan kapasitas 25.
Material yang dipindahkan dari D ke E adalah komponen 1 dan 3 dengan
kuantitas 25 dan 10 sehingga total yang dipindahkan 35.
a) Pola aliran garis lurus digunakan untuk proses produksi yang pendek dan
sederhana
b) Pola aliran bentuk L, pola ini digunakan untuk mengakomodasi jika pola
aliran garis tidak bisa digunakan dan biaya bangunan terlalu mahal jika
menggunakan garis lurus.
c) Pola aliran bentuk U, pola ini digunakan jika aliran masuk material dan
aliran keluarnya produk pada lokasi yang relatif sama.
d) Pola aliran bentuk O, pola ini digunakan jika keluar masuknya material dan
produk pada satu tempat/satu pintu.
e) Pola aliran bentuk S, digunakan jika aliran produksi lebih panjang dari
ruangan yang ditempati.
Gambar 2.3. Diagram Hubungan Ruangan dan Luas Area yang Dibutuhkan
Terdapat beberapa metode dalam penentuan kebutuhan luas ruangan
diantaranya:
a) Metode Fasilitas Industri
Metode ini menentukan kebutuhan ruangan berdasar pada fasilitas
produksi dan fasilitas pendukung proses produksi yang digunakan. Luas
ruangan dihitung dari ukuran dari masing-masing jenis mesin yang
digunakan dikalikan dengan jumlah masing-masing jenis mesin ditambah
kelonggaran yang digunakan untuk operator dan gang (aisle)
b) Metode Template
Metode ini memberikan gambaran yang nyata tentang bentuk dan
seluruh kebutuhan ruangan dalam dalam suatu model atau template
dengan skala tertentu.
c) Metode Standar Industri
Standar industri dibuat atas penelitian-penelitian yang dilakukan
terhadap industri yang dinilai telah mapan dalam perancangan tata letak
fasilitas secara keseluruhan.