Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN

Kelompok 3
PERANCANGAN & APLIKASI SISTEM TEKNIK INDUSTRI 1
”ALL IN RULER”

Disusun oleh:
- Amin Muhammad (41617310127)
- Bintang Satria Nugraha (41617310094)
- Kasmuri (41617310028)
- Rohmad Wahyu Mulyo (41617310133)
- Sabda Fahri Rustiana (41617310113)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCUBUANA
BEKASI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat
rahmatNya kami dapat menyelesaikan praktikum serta Laporan Perancangan dan Aplikasi
Sistem Teknik Industri I.
Adapun isi dari laporan akhir ini adalah kumpulan dari setiap laporan mingguan
selama praktikum berlangsung. Laporan ini merupakan syarat untuk dapat mengikuti ujian
Praktikum dan merupakan syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Perancangan dan
Aplikasi Sistem Teknik Industri I.
Kami juga tidak lupa untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen serta
staf pengajar Mata kuliah Perancangan dan Aplikasi Sistem Teknik Industri I yang selalu
membimbing dan mengajari kami dalam melaksanakan praktikum dan dalam menyusun
laporan ini. Serta semua pihak yang membantu kami dalam hal penyusunan laporan ini.
Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik serta saran
yang membangun masih kami harapkan untuk penyempurnaan Laporan akhir ini.
Sebagai manusia biasa kami merasa memiliki banyak kesalahan, oleh karena itu kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya untuk kelancaran penyelesaian laporan ini.
Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini, kami ucapkan terimakasih.

Jakarta,

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan..................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................4
2.1 Produk..........................................................................................................................4
2.2 Pengembangan produk.................................................................................................4
2.3 Kualitas produk ...........................................................................................................6
2.4 Kepuasan Konsumen....................................................................................................7
2.5 Data .............................................................................................................................7
2.6 Analisis.........................................................................................................................12
2.7 Uji Kecukupan Data.....................................................................................................14
2.8 Klarifikasi Tujuan.........................................................................................................15
2.9 QFD..............................................................................................................................17
2.10 Analitycal Hierarchy Process (AHP)....................................................................................20
BAB III PENGUMPULAN DATA.........................................................................................22
3.1 Definisi dan fungsi......................................................................................................22
3.2 Macam-macam Penggaris...........................................................................................22
3.3 Mind Mapping ............................................................................................................24
3.4 Metode Pengumpulan Data.........................................................................................28
3.5 Kuesioner......................................................................................................................29
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA ...............................................................31
4.1 Hasil kuesioner.............................................................................................................31

ii
4.2 Klarifikasi Tujuan.........................................................................................................36
4.3 Diagram Blok...............................................................................................................37
4.4 Boundary System.........................................................................................................37
4.5 HOQ.............................................................................................................................38
4.6 Pembangkitan Alternative............................................................................................39
4.7 Design Akhir................................................................................................................41
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................................45
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................45
5.2 Saran............................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................46

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan produk baru adalah suatu proses dari pencarian ide-ide untuk barang-
barang dan pelayanan-pelayanan baru, dan mengubahnya menjadi tambahan produk yang
berhasil secara komersil. Alasan dasar pengembangan produk baru adalah untuk
menggantikan item-item yang telah kehilangan minat dari konsumen, baik dari segi design
yang membosankan, fungsi yang kurang lengkap, harga yang kurang terjangkau dan aspek-
aspek lainnya.

Kebutuhan konsumen merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pengembangan
suatu produk, karena konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu
memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan bagi mereka. Sebab hal tersebut maka
diperlukan beberapa penelitian agar kita dapat mengetahui bagaimana respon konsumen
terhadap produk baru yang akan dibuat.

Oleh karena itu beberapa kegiatan survey terhadap calon konsumen perlu dilakukan, agar
pembuat produk mampu mendapatkan titik tengan antara apa yang konsumen butuhkan dan
apa yang pembuat produk inginkan. Sehingga pembuat produk mampu menentukan hal yang
tepat dalam proses pengembangan produk yang dilakukan, agar kepuasan dari kedua pihak
dapat tercapai.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dalam laporan ini, dirumuskan beberapa masalah diantaranya :


1. Bagaimana cara mengetahui keinginan calon konsumen?
2. Alat survey apa yang cocok digunakan untuk mengetahui keinginan calon konsumen?
3. Bagaimana cara menggabungkan keinginan pembuat produk dan calon konsumen?

1.3 Tujuan
1. Melakukan kegiatan survey terhadap calon konsumen.
2. Menemukan pendapat yang tepat dari calon konsumen.
3. Membuat HOQ agar keinginan calon konsumen dan pembuat peroduk dapat di
gabungkan.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan digunakan untuk memudahkan pembahasan, lebih jelasnya


kami akan menjelaskan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan, serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori


Bab ini mengemukakan teori-teori yang berhubungan dan berkaitan denagn
permasalahan yang akan dibahas untuk menunjang landasan berfikir dalam proses
pemecahan masalah dan analisa pembahasan yaitu pelaksaan survey dan pengumpulan
data.

BAB III Pengumpulan Data


Bab ini bersikan secara singkat mengenai metode pembuatan yang digunakan
dalam proses pengumpulan data hasil survey.

2
BAB IV Pengolahan Data dan Analisa
Bab ini berisikan analisa data yang telah didapatkan terhadap metode yang
digunakan serta hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya berdasarkan teori
dasar yang digunakan.

BAB V Penutup
Merupakan bab terakhir pada laporan ini yang berisikan kesimpulan dari hasil
penulisan dan saran saran yang berkaitan dengan penulisan ini.

Daftar Pustaka
Sebuah daftar yang berisi judul buku, artikel dan bahan penelitian lainnya yang
mempunyai kaitan dengan sebuah penulisan.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Produk

2.1.1 Pengertian Produk

Dalam mengembangkan sebuah program untuk mencapai pasar yang diinginkan,


sebuah perusahaan harus memulai dengan produk atau jasa yang dirancang untuk
memuaskan keinginan konsumen. Maka dari itu perusahaan harus berusaha mengambil
hati para konsumen untuk memperlancar jalannya produksi. Konsumen biasanya
menginginkan produknya dapat membuat hati para konsumen terpuaskan dan mempunyai
kualitas produk.

Menurut Kotler dan Keller (2007; 4) produk adalah: Segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga
dapat memuaskan suatu keinginan/semua kebutuhan. Dalam hal ini memberikan batasan
produk dianggap memuaskan kebutuhan dan keinginan.

Produk dapat berupa suatu benda (object), rasa (service), kegiatan (acting), orang
(person), tempat (place), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan mempunyai
nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk lain
sejenis.

2.2 Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan


menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang.
Mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik untuk meyakinkan bahwa gagasan
produk dapat diubah menjadi produk yang dapat diwujudkan. (Philip Kotler dan Kevin
Lane Keller, 2007;320).

4
2.2.1 Pengertian Pengembangan Produk

Sebelum dibahas lebih jauh tentang pentingnya mengembangkan produk baru,


terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan produk baru itu
sendiri.

Menurut Cooper (2001), dua kategori produk baru yang paling populer di
kalangan perusahaan adalah lini produk baru (new product lines) dan perbaikan pada
produk yang sudah ada (improvements in revisions to existing products). Produk yang
baru bagi dunia (new products to the world) dan lini produk baru bagi perusahaan (new
product lines) hanya berkontribusi 30% dari semua produk yang dipasarkan, tetapi
merepresentasikan 60% sebagai produk yang dipandang paling berhasil.

Menurut Simamora dalam Sinta (2004), produk baru merupakan barang dan
jasa yang pada dasarnya berbeda dari yang telah dipasarkan sebelumnya oleh perusahaan.
Pengembangan produk baru (new product development) adalah proses pencarian gagasan
untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya ke dalam tambahan lini produk
yang berhasil secara komersial.

Menurut Fandy Tjiptono (2002;107) produk baru adalah produk asli, produk
yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi, dan merek-merek baru yang
dikembangkan sendiri oleh bagian penelitian pengembangan produk.

Menurut Kotler (1997;273) pengembangan produk merupakan pengembangan


dari produk yang sudah ada atau menciptakan produk yang sama sekali baru melalui riset
dan penelitian yang dilakukan oleh para manajer pemasaran maupun melalui departemen
penelitian dan pengembangan.

Berdasarkan definisi di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa yang


dimaksud dengan pengembangan produk adalah suatu usaha yang direncanakan dan
memberikan suatu gagasan baru untuk memperbaiki produk yang telah ada atau
penambahan ragam produk yang dihasilkan dan dipasarkan. Dengan adanya

5
pengembangan produk berarti perusahaan sudah memahami tentang kebutuhan dan
keinginan pasar.

2.2.3 Hambatan Pengembangan Produk

Perusahaan yang melakukan pengembangan produk dengan tujuan untuk


memenuhi kebutuhan dan selera konsumen maka disaat yang sama perusahaan pun harus
memikirkan hambatan-hambatan yang mungkin akan terjadi. Menurut Kotler (2003;377),
menjelaskan mengenai Faktor-faktor yang menghambat pengembangan produk, yaitu:

1.   Kekurangan gagasan mengenai produk.

2.   Mahalnya proses pengembangan produk baru.

3.   Kekurangan modal.

4. Siklus hidup produk yang lebih singkat.

5.   Produk tidak dirancang dengan baik.

2.3 Kualitas Produk

Menurut Kotler and Armstrong (2012:283) arti dari kualitas produk adalah “the
ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability,
reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes”yang
artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu
termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian
dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

Dimensi kualitas produk menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd


(2005:422) terdiri dari Performance (kinerja) yaitu berhubungan dengan
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. Durability (daya tahan), yang berarti
berapa lama umur produk bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Conformance
to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana produk memenuhi
spesifikasi atau tidak ditemukannya cacat pada produk. Features(fitur), adalah
karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk
atau ketertarikan konsumen terhadap produk. Reliabilty(reliabilitas), adalah probabilitas

6
bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu
tertentu. Aesthetics(estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.
Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan
bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang
bersangkutan.

2.4 Kepuasan Konsumen

Menurut Zeithaml & Bitner (2008:110) mendefinisikan kepuasan


pelanggan sebagai respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan
antara harapan dan kinerja aktual jasa.Sementara menurut Dutka (dalam Melinda,
2008:11) terdapat tiga dimensidalam mengukur kepuasan pelanggan secara
universalyaitu

1) Attributes related to product yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan atribut
dari produk seperti penetapan nilai yang didapatkan dengan harga, kemampuan produk
menentukan kepuasan, benefit dari produk tersebut.
2) Attribute related to service yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan atribut dari
pelayanan misalnya dengan garansi yang dijanjikan, proses pemenuhan pelayanan
atau pengiriman,dan proses penyelesaian masalah yang diberikan.
3) Attributes related to purchase yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan
atributdari keputusan untuk membeli atau tidaknya dari produsen seperti
kemudahan mendapat informasi, kesopanan karyawan dan juga pengaruh reputasi
perusahaan.

2.5 Data

2.5.1 Pengertian Data

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari
datum, berasal dari Bahasa latin yang berarti sesuatu yang diberikan. Dalam penggunaan
sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang di terima secara apa adanya. Pernyataan ini
adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variable yang bentuknya dapat berupa
angka, kata-kata, atau citra.

7
2.5.2 Jenis-Jenis Data

Data dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Jenis-jenis data dapat


dikategorikan sebagai berikut:

A. Menurut cara memperolehnya

1) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti
langsung dari subjek atau objek penelitian.
2) Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek atau
subjek penelitian.

B. Menurut sifatnya
1) Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka pasti.
2) Data kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka.

C. Menurut Waktu Pengumpulannya


1) Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada suatu waktu
tertentu
2) Data berkala/ time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk
menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan keadaan/ peristiwa/
kegiatan.

2.5.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan


dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, seorang
peneliti biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan teori yang ia gunakan, dugaan

8
tersebut disebut dengan hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis secara empiris, seorang
peneliti membutuhkan pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam.

Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam


hipotesis. Pengumpulan data dilakukan terhadap sampel yang telah ditentukan
sebelumnya. Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi penerimanya dan masih
membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data bisa memiliki berbagai wujud, mulai dari
gambar, suara, huruf, angka, bahasa, simbol, bahkan keadaan. Semua hal tersebut dapat
disebut sebagai data asalkan dapat kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan,
obyek, kejadian, ataupun suatu konsep.

2.5.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, kita seringkali mendengar istilah metode pengumpulan data dan
instrumen pengumpulan data. Meskipun saling berhubungan, namun dua istilah ini
memiliki arti yang berbeda. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
Sementara itu instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen pengumpulan data dapat
berupa check list, kuesioner, pedoman wawancara, hingga kamera untuk foto atau untuk
merekam gambar.

Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah
penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri, namun
dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih. Beberapa metode
pengumpulan data antara lain:

1. Wawancara

9
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka
dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan
teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu,
misalnya telepon, email,  atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

a) Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti
informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti
biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga
bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder,
kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.

b) Wawancara tidak terstruktur


Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan
spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin
digali dari responden.

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai
faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur
sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang
terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang
bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode
ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode
pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:
a) Participan observation

10
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam
kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

b) Non participant observation


berlawanan dengan participant observation, non participant observation
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam
kegiatan atau proses yang sedang diamati.

3. Angket (kuesioner)

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara


memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila
peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang
diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua


jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah
kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab.
Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan
jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring dengan perkembangan, beberapa
penelitian saat ini juga menerapkan metode kuesioner yang memiliki bentuk semi
terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek
penelitian tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.

4. Studi dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung
kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang

11
meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen
yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:

a) Dokumen Primer
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung
mengalami suatu peristiwa, misalnya: autobiografi.

b) Dokumen sekunder

Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh


laporan/ cerita orang lain, misalnya: Biografi.

2.6 Analisis

2.6.1 Pengertian Analisis

Analisis adalah proses pemecahan suatu masalah kompleks menjadi bagian-


bagian kecil sehingga bias lebih mudah dipahami. Analisis juga dapat di sebut sebagai
aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti, mengurai, membedakan, memilah
sesuatu untuk dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari
kaitannya lalu ditafsirkan maknanya.

Pengertian Analisis dapat juga diartikan sebagai usaha dalam mengamati sesuatu
secara mendetail dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau
menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut.

2.6.2 Analisis Data

Analisis Data adalah suatu proses atau upaya pengolahan data menjadi sebuah
informasi baru agar karakteristik data tersebut menjadi lebih mudah dimengerti dan

12
berguna untuk solusi suatu permasalahan, khususnya yang berhubungan dengan
penelitian.

Analisis data juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan


untuk mengubah data hasil dari penelitian menjadi sebuah informasi baru yang dapat
digunakan dalam membuat kesimpulan.

Secara umum, tujuan analisis data adalah untuk menjelaskan suatu data agar lebih
mudah dipahami, selanjutnya dibuat sebuah kesimpulan. Suatu kesimpulan dari analisis
data didapatkan dari sampel yang umumnya dibuat berdasarkan pengujian hipotesis atau
dugaan.

2.6.3 Tahap Analisis Data

Dalam tahap analisis data terdapat tiga kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Pengumpula Data

Pengumpulan data adalah tahapan awal aktivitas analisi data yang akan
dianalisis.

2. Penyuntingan (editing)

Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa seluruh daftar pertanyaan


yang dikembalikan responden. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

– Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan


– Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan.
– Keajegan (consistency) jawaban responden.

Dalam menyunting, penyunting harus diberitahu agar tidak mengganti


atau menafsirkan jawaban responden. Jadi kebenaran jawaban dapat terjaga.

13
3. Pengkodean (Coding)

Pengkodean dapat dilakukan dengan memberi tanda (symbol) yang berupa


angka pada jawaban responden yang di terima. Tujuan pengkodean adalah untuk
menyederhanakan jawaban responden.

Seluruh kode yang ditentukan untuk tiap jawaban, disusun dalam buku
kode. Buku kode ini selain diperlukan dalam pengkodean juga digunakan sebagai
pedoman untuk analisi data dan penulisan laporan.

4. Tabulasi (Tabulating)

Kegiatan yang dilakukan dalam tabulasi adalah menyusun dan menghitung


data hasil pengkodean, untuk kemudian disajikan dalam bentuk table. Table dapat
berupa table frekuensi, table korelasi, atau table silang.

Pada dasarnya ada 2 cara pelaksanaan tabulasi, yaitu:

1. Tabulasi manual, semua kegiatan dari perhitungan sampai penyajian table


dilakukan dengan tangan.

2. Tabulasi mekanis, pelaksanaan dengan cara ini dibantu dengan peralatan


tertentu, yaitu: computer. Semua kegiatan dilakukan denga alat yang telah
dipilih.

2.7 Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data diperlukan untuk memastikan bahwa yang telah dikumpulkan
dan disajikan dalam laporan penimbangan tersebut adalah cukup secara obyektif.
Idealnya pengukuran harus dilakukan dalam jumlah banyak, bhakan sampai jumlah
yang tak terhingga agar data hasil pengukuran layak untuk digunakan. Namun
pengukuran dalam jumlah yang tak terhingga sulit dilakukan mengingat keterbatasan-
keterbatasan yang ada baik dari segi biaya, tenaga, waktu dan sebagainya.

14
Sebaliknya, pengumpulan data dalam jumlah yang sekedarnya juga kurang baik
karena tidak mewakili keadaan yang sebenarnya. Untuk itu, pengujian kecukupan data
dilakukan dengan berpedoman pada konsep statistic, yaitu tingkat ketelitian dan tingkat
keyakinan.
Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian
yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran
dalam jumlah yang banyak. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum
hasil pengukuran dari waktu penyelesian sebenarnya.
Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan
ketelitian data pembacaan beban saat penimbangan dari mesin tersebut. Pengaruh tingkat
ketelitain dan keyakinan adalah; bahwa semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin
besar tingkat keyakinan, maka semakin banyak banyak pengukuran yang diperlukan. Tes
kecukupan data dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

N ' =¿ ¿
Keterangan :
k = tingkat Keyakinan
s = Derajat Ketelitian
N = Jumlah data pengamatan
N’ = Jumlah data teoritis
x = Data Pengamatan

Jika N’≤ N maka data dianggap cukup, namun jika N’ > N data tidak cukup
(kurang) dan perlu dilakukan penambahan data.

2.8 Krarifikasi Tujuan (Pohon Tujuan)


2.8.1 Pengertian Klarifikasi Tujuan
Klasifikasi tujuan (clarifying objectives) dilakukan untuk menentukan tujuan
perancangan. Metode yang digunakan adalah pohon tujuan (objectives Treses). Dengan
pohon tujuan kita dapat mengidentifikasi tujuan dan sub tujuan dari perancangan suatu
produk beserta hubungan antara keduanya, yaitu dalam bentuk diagram yang
menunjukkan hubungan yang hierarki antara tujuan dengan subtujuannya. Percabangan

15
pada pohon tujuan merupakan hubungan yang menunjukkan cara untuk mencapai tujuan
tertentu.
Klasifikasi tujuan akan sangat membantu pada semua tahap perencanaan bila
memiliki gagasan yang jelas tentang tujuan bahkan meskipun tujuan ini akan dapat
berubah sesuai dengan kemajuan pekerjaan perencanaan. Tujuan awal dapat mengalami
perubahan, berkembang atau dipersempit ataupun berubah seiring dengan permasalahan
yang dapat dipahami dengan benar dan gagasan pemecahannya dapat dikembangkan.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa akhir dan cara akan mengalami
perubahan selama proses perencanaan. Tetapi sebagai bantuan untuk mengontrol dan
menangani proses perencanaan, sangatlah penting untuk mengemukakan beberapa saran
yang sudah cukup jelas. Pernyataan ini haruslah muncul dalam bentuk yang mudah
dimengerti yang dapat disetujui oleh klien dan perancang atau oleh berbagai tim
perencana.
Setiap link hubungan yang digambar mengindilkasikan bahwa sebuah level tujuan
yang lebih rendah merupakan alat untuk mencapai level tujuan yang lebih tinggi dimana
ia terhubung. Oleh karena itu suatu rantai yang terdapat dibagian bawah pohon tujuan
menunjukkan bagaimana suatu level tujuan dengan tingkat yang lebih tinggi dapat
dicapai, sedangkan rantai di bagian atas menunjukkan mengapa suatu level tujuan tingkat
yang lebih rendah harus diikutkan dalam pohon tujuan.

2.8.2 Manfaat Klarifikasi Tujuan


Manfaat Klarifikasi Tujuan Sebagai Berikut :
 Membantu untuk Menemukan akar permasalahan.
 Curah pendapat (brainstorming) untuk mendapatkan solusi.
 Menjelaskan langkah-langkah atau perincian kepada orang lain.
 Mengidentifikasikan ruang lingkup sebuah proyek.
 Menjelaskan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
masalah.
 Untuk menganalisa suatu proses pekerjaan secara terperinci.

2.8.3 Langkah – Langkah Membuat Klarifikasi Tujuan


Langkah – langkah Membuat Klarifikasi Tujuan Sebagai Berikut :
1. Tuliskan Topik yang ingin dibahas, contohnya seperti permasalahan yang ingin
diselesaikan, Proyek yang direncanakan ataupun nama proses yang ingin dianalisa.

2. Kembangkan Topik tersebut dengan menanyakan pertanyaan selanjutnya seperti


“Apa penyebab masalah ini terjadi?”, “Kegiatan apa yang harus dilakukan untuk

16
menyelesaikan proyek ini”, “Mengapa hal ini bisa terjadi” dan lain sebagainya.
Gunakan pertanyaan “Apa” dan “Mengapa”.

3. Gunakan cara curah pendapat atau brainstorming untuk mengembangkan semua


kemungkinan pertanyaan dan jawabannya hingga menemukan solusi ataupun akar
permasalahannya.

4. Lakukan pemeriksaan ulang diagram pohon tersebut apakah semua yang tertulis
diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang bersangkutan dan apakah cukup untuk
menemukan akar permasalahannya.

Contoh Gambar Pohon Tujuan.

2.9 Penentuan karakteristik dengan QFD

Selanjutnya adalah langkah yang disebut penentuan karakteristik, yang bertujuan


untuk menetukan target apa yang akan dicapai oleh karakteristik teknik suatu produk
sehingga dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan konsumen. Metode yang digunakan
pada langkah ini adalah QFD (Quality Function Deployment). Output dari QFD ini
adalah akan dihasilkannya sebuah matrik yang disebut dengan House of Quality.
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penyusunan suatu
matriks dalam QFD yang disebut dengan House of Quality:
1. Menentukan karakteristik teknis produk Raincoat Bag berdasarkan hasil diskusi
kelompok.

17
2. Masukkan data atribut keinginan konsumen atau selera konsumen berdasarkan hasil
kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup yang disebar.

3. Menentukan nilai relative importance tiap atribut dari hasil pengolahan data kuesioner
tertutup kepentingan atribut.

4. Menentukan posisi kita dengan kelompok, dengan mengambil data dari hasil
pengolahan kuesioner tertutup kepuasan produk kelompok, pesaing 1 dan pesaing 2.

5. Menentukan hubungan antar satu karakteristik teknis dengan karakteristik teknis lain,
dengan menggunakan simbol-simbol yang mempunyai arti hubungan kuat, sedang
atau lemah.

6. Menentukan hubungan dari atribut keinginan konsumen dengan karakteristik teknis.

7. Lakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai tingkat kesulitan, tingkat kepentingan


dan juga perkiraan biaya.

Berikut adalah contoh output dari QFD yaitu House Of Quality:

Contoh House of Quality

18
2.9.1 Pembangkitan Alternatif
Pembangkitan alternatif merupakan suatu proses perancangan yang berguna untuk
membangkitkan alternatif-alternatif yang dapat mencapai solusi terhadap permasalahan
perancangan. Metode yang dipakai adalah Morphological Chart. Prosedur pelaksanaan
metode Morphological Chart adalah:
1. Buat daftar hal-hal penting atau fungsi-fungsi yang penting untuk produksi. Daftar
jangan terlalu panjang, dan harus secara luas mencakup fungsi-fungsinya.

2. Untuk tiap hal atau fungsi, buat daftar cara-cara yang dapat dicapai oleh tiap fungsi.
Daftar ini dapat mencakup ide-ide baru yang dikenal baik sebagai komponen-komponen
atau sub-sub solusi yang sudah ada.

3. Gambarkan sebuah peta yang berisi semua sub-sub solusi yang mungkin.

4. Identifikasi kombinasi sub-sub solusi yang dapat dijalankan.

Berikut adalah contoh dari Morphological Chart

19
Morphological Chart
2.9.2 Rincian Perbaikan (Improvement Details)
Banyak pekerjaan perancangan dalam praktek tidak dikaitkan dengan kreasi atas
konsep perancangan baru yang radikal, tetapi pembuatan modifikasi untuk mewujudkan
rancangan produk. Modifikasi ini berusaha untuk mengembangkan suatu produk lalu
meningkatkan penampilannya, mengurangi berat, menurunkan biaya, dan mempertinggi
daya tariknya. Semua bentuk modifikasi biasanya dapat dibagi ke dalam dua tipe, yaitu
modifikasi yang bertujuan meningkatkan nilai produk untuk pembeli dan mengurangi
biaya bagi produsen.
Oleh karena itu, merancang sesungguhnya sangat berkaitan dengan penambahan
nilai. Sewaktu bahan mentah menjadi suatu produk, nilainya ditambah sampai melewati
biaya pokok bahan-bahan dan prosesnya. Berapa banyak nilai yang ditambahkan
tergantung kepada seberapa berharganya suatu produk bagi pembeli dan persepsi itu
sebenarnya ditentukan oleh atribut produk yang disediakan oleh perancang.

2.10 Analitycal Hierarchy Process (AHP)

Analitycal Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu metode pengambilan


keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini
menguraikan masalah multi kriteria atau multi faktor yang kompleks menjadi suatu
hirarki. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang
kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang
diikuti level kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari
alternative. AHP memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk atau
alternatif majemuk secara intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan
dengan menggunakan skala perbandingan berpasangan yang ditentukan oleh Saaty. AHP
juga menguji konsistensi penilaian. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati
sempurna agar menghasilkan keputusan yang valid. Ratio konsistensi yang diharapkan
adalah kurang dari atau sama dengan 10%.
Analitycal Hierarchy Process (AHP) Adalah metode untuk memecahkan suatu
situasi yang komplek tidak terstruktur kedalam beberapa komponen dalam susunan yang
hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif,
dan menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi
hasil pada situasi tersebut.

Kelebihan Analitycal Hierarchy Process (AHP)


Kelebihan AHP dibandingkan dengan lainnya adalah :
 Struktur yang berhirarki, sebagai konsekwensi dari kriteria yang dipilih, sampai
pada subkriteria yang paling dalam

20
 Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkosistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan
 Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas
pengambilan keputusan.
Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah
yang multi obyektif dan multi-kriteria yang berdasarkan pada perbandingan
preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu
model pengambilan keputusan yang komprehensif
Kekurangan AHP
 Metode AHP memiliki ketergantungan pada input utamanya
Input utama yang dimaksud adalah berupa persepsi atau penafsiran
seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu
juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang
salah.
 Metode AHP ini hanya metode matematis
Tanpa ada pengujian secara statistik berdasarkan data historis
permasalahan yang telah terjadi sebelumnya, sehingga tidak ada batas
kepercayaan dan informasi pendukung yang kuat dari kebenaran model yang
terbentuk.

21
BAB III

PENGUMPULAN DATA

3.1 Definisi dan Fungsi

Mistar atau Penggaris adalah sebuah alat pengukur atau alat bantu untuk
menggambar garis lurus. Alat ukur ini sendiri memiliki skala terkecil sekitar 1mm atau
0,1cm. Penggaris memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecil yang
dimilikinya yakni 0.5mm.

Ketika melakukan pengukuran dengan menggunakan mistar, arah pandangan


tegak lurus dengan skala pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka
akan terjadi kesalahan dalam pengukurannya bisa lebih besar maupun lebih kecil dari
ukuran aslinya.

Fungsi penggaris ini adalah digunakan untuk mengukur benda-benda yang


berbidang datar dan juga berdimensi kecil misalnya gambar atau ubin. Perlu diingat
bahwa alat ukur panjang ini memiliki skala terkecil sebesar 1mm dan memiliki ketelitian
sebesar 0.5mm yang diperoleh dari setengah skala terkecil. Sehingga tidak heran jika
penggaris ini hanya bisa digunakan untuk mengukur beberapa benda tertentu saja.

3.2 Macam Macam Penggaris

3.2.1 Mistar Gambar – T.

Salah satu jenis penggaris yang sering digunakan untuk kegiatan menggambar
adalah mistar Gambar – T. Sesuai dengan namanya, bentuk dari mistar yang satu ini
yaitu berbentuk seperti “T”. Umumnya mistar jenis ini dipakai untuk menarik garis
yang mendatar. Cara penggunaan penggaris gambar – T ini sangatlah mudah. Anda
hanya perlu menggeser-geser bagian ujung penuntun ke bagian yang akan diberi garis.
Ujung penuntun yang dimaksud berada di tepi sebelah kiri papan gambar dan sering
dikenal dengan bagian kepala.
22
Berikut adalah contoh gambar dari mistar Gambar T

Gambar 3.2.1 Contoh gambar Mistar T.

3.2.2 Mistar Segitiga Gambar.

Mistar selanjutnya yang tidak kalah populer adalah mistar segitiga gambar. Untuk
jenis mistar penggaris yang kedua ini banyak sekali tersedia di toko-toko alat tulis. Perlu
diketahui bahwa mistar segitiga gambar terdapat dua kategori yakni mistar segitiga
gambar 45 derajat dan mistar segitiga gambar 30 derajat x 60 derajat. Kedua kategori
tersebut umumnya memiliki fungsi yang hampir sama, sebab kedua mistar tersebut
memiliki siku,

Berikut adalah contoh dari kedua jenis mistar segitiga gambar di atas

3.2.3 Mistar Skala Inci dan Kaki.

23
Skala Inci dan kaki merupakan salah satu jenis mistar yang bentuknya sering kita
gunakan. Namun jika dilihat lebih jauh kedua mistar tersebut memiliki perbedaan yang
sangat signifikan. Untuk mistar skala ini bisa dikatakan memiliki jenis yang sangat
beragam.
Fungsi utama mistar skala inci serta kaki ini tidak lain untuk mengetahui besar atau kecil
ukuran objek dalam perbandingan tetap.

Berikut adalah contoh gambar mistar skala inci dan kaki

3.2.4 Penggaris Skala Metrik.

Jenis penggaris skala metrik ini lebih sering digunakan oleh masyarakat yang
sering menggunakan meter sebagai standar pengukurannya. Di Indonesia sendiri mistar
skala metrik ini bukan hal yang asing lagi. Umumnya mistar jenis ini digunakan untuk
mengukur panjang, volume, berat, permukaan dan lain sebagainya.

Berikut adalah contoh gambar mistar skala inci dan kaki

3.3 Mind Mapping

24
Mind mapping adalah sebuah metode untuk mengelola informasi secara
keseluruhan melalui pemetaan peta pikiran berbetuk percabangan yang dituangkan
langsung kedalam media tulis (baik kertas maupun digital). Mind mapping pada
umumnya berupa suatu percabangan bagan-bagan.

Manfaat dari metode pencatan menggunakan mind mipping terebut diantaranya


adalah untuk mempermudah proses pengingatan, mempercepat proses pencatatan karena
hanya menggunakan kata kunci, mudahnya kita mengingat suatu informasi utama karena
tema utama terdefinisi dengan jelas  di tengah.

Berikut adalah hasil beberapa mind mapping dari tiap anggota kelompok kami :

 Mind Mapping Bintang Satria Nugraha

 Mind Mapping Sabda Fahri Rustiana

25
 Mind Mapping Rohmad Wahyu Mulyo

 Mind Mapping Kasmuri

26
 Mind Mapping Amin

27
28
3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu diskusi kelompok dengan


Kuesioner.

3.4.1 Metode Kuesioner

Proses selanjutnya adalah mengumpulkan data yang didapat dari beberapa


langkah pengambilan data dan langkah-langkah pengambilan data diantaranya:

A. Alat Kuesioner :
 Software Google forms
 Software SPSS
 Data Pertanyaan Kuesioner
B. Membentuk kelompok dan menetapkan pemimpin
 Ketua : Rohmat
 Anggota : - Bintang Satria
- Amin Muhammad
- Kasmuri
- Sabda Fahri
 Ketua kelompok harus bersifat falisitator
 Kelompok harus bersifat non harikal
 Menggunakan software Google Forms untuk membuat dan menentukan Pertanyaan
Tentang produk ke Responden.
 Menggunakan software SPSS untuk mengolah data hasil kuesioner yang di dapat
 Tentukan sub topik Pertanyaan yang diambil dari komponen topik utama
 Tentukan Pertanyaan dari sub topik
 Gunakan garis lengkung untuk menghubungkan antara topik Pertanyaan sentral
dengan sub topik, untuk stimulasi visual dapat digunakan warna yang berbeda antara
topik sentral dan tiap-tiap sub topik
 Kembangkan Pertanyaan Untuk Responden sesuai gaya yang anda inginkan.

29
3.5 Kuesioner

1. Menurut anda bagaimana desain penggaris yang saat ini di pasaran sudah sesuai dengan
harapan anda ?
a.Biasa saja.
b.Kurang Multifungsi
c.Membosankan.
2.Kesulitan apa yang sering anda alami saat membawa penggaris ?
a.Penggaris terlalu panjang
b.Penggaris mudah patah.
c.Lainnya……..
3. .Dari segi fungsi Penggaris,berikut manakah yang anda pilih ?
a.Penggaris dengan fungsi hanya untuk menggaris saja.
b.Penggaris dengan dilengkapi tempat penyimpanan.
4. Menurut anda,Perlukah penambahan fitur pada penggaris yang saat ini berada di pasaran.?
a.PERLU
b.TIDAK PERLU
5. Untuk sebuah Penggaris,Warna seperti apa yang lebih anda sukai ?
a.Abu – abu.
b.Biru.
c.Merah muda.
6.Menurut anda,Material seperti apa yang paling tepat sebagai bahan dasar pembuatan penggaris?
a.KUAT.
b.RINGAN.
c.TIDAK MENYERAP AIR.
d. MUDAH DIBAWA

30
7.Bila kami membuat sebuah PENGGARIS MULTIFUNGSI seperti di bawah ini,apakah menurut anda
akan memenuhi kebutuhan anda sebagai Penggaris dengan fungsi tambahan sebagai tempat penyimpanan
Alat Tulis lainnya ?

a.YA
b.TIDAK.

8.Untuk sebuah PENGGARIS MULTIFUNGSI kirasan HARGA berapakah yang anda inginkan.?
a.Rp.10.000 – Rp.30.000
b.Rp.30.000 – Rp .60.000
c.Rp.60.000 – Rp.100.000

31
32
BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

4.1 Hasil Kuesioner

Setelah kuisioner yang dibuat disebarkan kepada target pasar atau konsumen
sebagai responden, maka kita akan mendapatkan data-data, Berikut data yang di dapat
dari hasil Kuesioner

Tabulasi Harapan Calon Konsumen


Responden Pertanyaan
  Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8
1 3 4 4 2 5 5 5 5
2 5 5 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 4 3 5 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5 5
5 4 4 4 4 5 5 5 5
6 3 4 4 2 3 3 5 5
7 2 2 4 4 2 5 5 3
8 4 5 4 4 5 5 5 5
9 5 3 4 4 4 5 5 5
10 5 4 4 4 5 4 5 5
11 4 4 4 4 2 5 5 4
12 5 4 4 4 5 4 5 5
13 4 3 4 5 5 5 5 5
14 5 4 4 4 5 5 4 5
15 5 4 3 4 1 4 4 4
16 5 5 4 2 4 5 5 5
17 5 5 5 4 2 5 5 5
18 4 5 4 2 4 4 5 4
19 4 3 4 4 4 5 5 5
20 3 5 4 4 5 5 5 5
21 3 4 4 4 5 4 5 5
22 4 5 4 4 5 4 4 5
23 5 4 5 2 4 4 4 5
24 5 4 1 4 2 5 4 5
25 5 1 4 4 3 5 5 5
26 5 4 4 4 4 4 5 4
27 5 5 4 4 5 5 5 5
28 5 5 4 4 5 5 5 5
29 5 3 4 4 5 5 5 5

33
30 5 4 4 2 3 4 5 4
31 5 5 4 4 5 5 5 3
32 5 2 4 4 2 5 5 5
33 5 3 4 4 1 5 5 5
34 4 5 4 4 5 5 5 5
35 5 4 4 4 5 5 5 4
36 5 4 5 2 4 4 5 5
37 4 4 4 2 4 5 5 3
38 4 5 4 4 4 5 4 5
39 4 5 4 4 5 5 5 5
40 3 3 4 4 2 4 5 4
41 5 4 4 4 4 4 5 4
42 5 4 5 2 3 4 5 5
43 5 5 5 4 4 4 5 4
44 3 3 4 4 1 4 5 5
45 5 5 5 2 5 4 5 4
46 3 5 4 4 3 4 5 5
47 5 3 5 2 3 5 5 4
48 5 4 4 4 5 3 4 5
49 4 5 4 4 4 4 5 5
50 4 3 4 2 2 3 4 4
51 5 4 4 4 5 5 5 5
52 5 4 4 2 5 5 5 4
53 5 4 4 2 5 5 5 4
54 4 4 3 4 5 5 5 4
55 5 3 5 4 5 5 5 5
56 5 1 4 4 5 5 5 5
57 5 4 5 2 5 5 5 5
58 4 4 4 4 4 4 5 5
59 4 3 5 4 5 5 5 4
60 4 4 5 4 4 5 5 3
61 3 3 4 4 3 4 5 5
62 5 4 4 4 4 4 5 5
63 4 5 5 4 1 5 4 5
64 5 3 4 4 5 4 5 5
65 4 4 4 2 4 3 5 3
66 4 3 4 4 5 4 5 5
67 3 4 4 4 5 5 5 5
68 5 4 4 4 5 5 5 4
69 4 5 4 4 2 5 5 4
70 4 4 5 4 2 4 5 5
71 5 2 3 4 5 5 5 4
72 4 5 4 4 2 3 5 5

34
73 4 4 5 2 5 5 5 3
74 4 4 4 4 4 4 5 3
75 5 4 5 4 5 5 5 5
76 4 5 5 2 5 5 5 5
77 5 3 4 4 4 5 5 5
78 4 3 4 4 4 4 5 5
79 5 3 5 2 5 5 5 4
80 3 4 4 4 5 5 5 4
81 4 4 4 4 5 5 5 5
82 5 4 3 4 5 5 5 5
83 4 3 4 4 5 5 5 5
84 5 3 4 4 5 5 5 5
85 5 3 4 4 5 3 5 5
86 5 5 4 4 4 4 5 5
87 4 4 4 4 3 5 5 5
88 5 3 4 4 5 4 5 5
89 4 3 4 4 4 5 5 5
90 5 4 4 4 4 4 5 5
91 3 5 4 4 3 4 5 5
92 4 5 4 4 3 4 5 5
93 3 4 4 4 3 4 5 5
94 5 4 4 4 5 4 5 5
95 3 5 5 4 5 4 5 5
96 3 5 4 4 3 4 5 5
97 3 3 4 4 5 5 5 5
98 5 5 4 2 4 4 5 4
99 5 4 5 2 4 5 5 4
100 5 4 5 2 5 5 5 5
  433 392 413 357 403 452 491 463

35
Keterangan :

36
Kepentingan Desain yang di harapkan.     Point
SP Biasa saja 5
P Kurang multifungsi 4
N Membosankan 3
TP Kurang inovasi 2
STP Sudah bagus 1

Perlu tidak penambahan


Kepentingan fitur     Point
SP Sangat Perlu 5
P Perlu 4
N Kurang perlu 3
TP Tidak perlu 2
STP Sangat tidak perlu 1

Kepentingan Matreial yang di inginkan Point


SP Kuat 5
P Ringan 4
N Tidak Menyerap air 3
TP Kosong 2
STP Kosong 1

Kepentingan Kesulitan Point


SP Penggaris terlalu panjang 5
P Penggaris mudah patah 4
N Tempat penyimpanan tidak cukup 3
TP Kurang fleksible 2
STP Semuanya 1

Kepentingan Warna yang di sukai Point


SP Abu abu 5
P Biru 4
N Merah Muda 3
TP Putih 2
STP Hitam 1

Kepentingan Kesetujuan terkait desain Point


SP Ya 5
P Tidak 4
N kosong 3
TP losong 2
STP kosong 1

37
Kepentingan Fungsi yang diminati Point
SP Membuat garis saja 5
P Dilengkai tempat menyimpan 4
N Penggaris yang lebih multifungsi 3
TP Di lngkapi alat hitung 2
STP Di tambah sisi tajam di salah satu sisi 1

Kepentingan Harga yang di inginkan Point


SP 10.000 - -30.000 5
P 30.000 - 60.000 4
N 60.000 - 100.000 3
TP Kosong 2
STP kosong 1

PERTANYAA UJI KECUKUPAN DATA


N N K S ∑X ∑X2 ∑ (X)2 HASIL (N’)
1 100 2 0,1 433 1933 187489 12,40
2 100 2 0,1 392 1616 153664 20,66
3 100 2 0,1 413 1737 170569 7,34
4 100 2 0,1 357 1345 127449 22,13
5 100 2 0,1 403 1761 162409 33,72
6 100 2 0,1 452 2080 204304 7,24
7 100 2 0,1 491 2419 241081 1,36
8 100 2 0,1 463 2181 214369 6,96

Karena setiap N’ dari setiap kuesioner ≤ N maka data dianggap cukup.

4.2 Krarifikasi Tujuan

Dari data kuesioner yang telah di dapat maka klarifikasi tujuan dibuat seperti
berikut:

38
BAHAN PLASTIK

MENYIMPAN

A LL IN R U LLER
ALAT TULIS

FUNGSI MEMBUAT GARIS

MENYIMPAN
FLASH DISK

WARNA ABU-ABU

HARGA Rp. 10.000 - Rp. 30.000

FLEXIBLE DILIPAT

DESIGN TRAPESIUM

Gambar 4.1 Klarifikasi Tujuan

4.3 Blok Diagram

Diagram Blok adalah suatu perencanaan alat yang mana di dalamnya terdapat inti
dari proses pembuatan produk tersebut tersebut. Berikut blok diagram dari ALL IN
RULLER:

39
INPUT Proses Design model Pemasangan Material PLA
objek yang akan di cetak pada mesin cetak
 PLA
 LISTRIK
 Stiker Penggaris
 Kotak Kardus Material yang sudah selesai di Proses pencetakan
cetak dan berupa bagian- dengan mesin cetak
bagian dari ALL IN RULLER di
haluskan dengan amplas agar
permukaan halus

Pemasangan Stiker Pemasanan Penutup Tempat Penggabungan Bagian-bagian


penggaris Pensil dan Flashdisk ALL IN RULLER

All In Ruller yang sudah di


rakit lalu di kemas
menggunakan Kotak

Output
 ALL IN RULLER
 Scrap PLA
 Limbah Debu amplas

Gambar 4.2 Blok Diagram

4.4 Boundary System

INPUT Proses Design model Pemasangan Material PLA


objek yang akan di cetak pada mesin cetak
 PLA
 LISTRIK
 Stiker Penggaris
 Kotak Kardus Material yang sudah selesai di Proses pencetakan
cetak dan berupa bagian- dengan mesin cetak
bagian dari ALL IN RULLER di
haluskan dengan amplas agar
permukaan halus

Pemasangan Stiker Pemasanan Penutup Tempat Penggabungan Bagian-bagian


penggaris Pensil dan Flashdisk ALL IN RULLER

All In Ruller yang sudah di


rakit lalu di kemas
menggunakan Kotak

Output
 ALL IN RULLER
 Scrap PLA
 Limbah Debu amplas

Gambar 4.3 Boundary System

4.5 House Of Quality ( HOQ)

Selanjutnya adalah langkah yang disebut penentuan karakteristik, yang bertujuan


untuk menetukan target apa yang akan dicapai oleh karakteristik teknik suatu produk
sehingga dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan konsumen. Metode yang digunakan

40
pada langkah ini adalah QFD (Quality Function Deployment). Output dari QFD ini
adalah akan dihasilkannya sebuah matrik yang disebut dengan House of Quality. Berikut
HOQ yang di dapat dari hasil kuesioner terhadap produk ALL IN RULLER:

l Str en g Rela tion sh ip (9)



o Medium Relat ion sh ip (3)
∆ Week Relat ion sh ip (1) 
    
Ka r a k t er istik Tek n ik
Terdapat Tempat Penyimpanan

Menggunakan Material Plastik

harga Rp.10.000 - Rp. 30.000


Rel. Im por tan t In dex

Berbentuk Trapesium

Warna Abu - Abu


Dapat Dilipat

Im pr ovem en t Role
Mat r ik s Kor ek si

Tar get Valu e


Kom petit or

Weigh t (%)
Weigh t
4 l l o o 4 1 4 12,1
Penggaris unik dan tidak biasa 109 109 36,4 36,4 5
5 o l l 3 1 5 15,2
Penambahan Fitur M asa Kini 45,5 136 136 3
3 o 5 1,7 5 15,2
Bobot Ringan 45,5 5
Penggaris yang tidak mudah
o l
5 3 1 5 15,2
patah 45,5 136 4
o ∆
3 3 1 3 9,1
M emiliki Warna yang M enarik 27,3 9,09 4
5 l o 4 1 5 15,2
Penggaris M udah di bawa 136 45,5 5
4 ∆ ∆ l 5 1 4 12,1
Harga relativ M urah 12,1 12,1 109 5
1 ∆ 2 3 2 2 6,1
da pat diga ntung 6,06
296,1 348 57 172 27,00 290,10 29 34 9,7 33,0 100,0

Gambar 4.4 HOQ

4.6 Pembangkitan Alternative

Pembangkitan alternatif merupakan suatu proses perancangan yang berguna untuk


membangkitkan alternatif-alternatif yang dapat mencapai solusi terhadap permasalahan

41
perancangan. Metode yang dipakai adalah Morphological Chart. Berikut morphologi
chart yang didapat:

karakteristik alternatif
plastik kayu besi
bahan
tempat alat Tempat flash
tulis disk
fungsi  
abu-abu biru merah muda
warna
dilipat dipisah   Memanjang
fleksibel
trapesium segitiga persegi
desain
10000-30000 30000-60000 60000-100000
harga
1 2 3 4 5
AHP Alternative 1

Bahan Fungsi Warna Harga Fleksible Desain Geometrik mean bobot alternatif ʎ Max CI CR
Bahan 1,0 9,0 5,0 7,0 0,3 5,0 2,8 0,3
Fungsi 0,1 1,0 0,1 0,1 0,1 0,2 0,2 0,0
Warna 0,2 9,0 1,0 5,0 5,0 5,0 2,5 0,3
Harga 0,1 7,0 0,2 1,0 0,1 0,2 0,4 0,0 72,9 11,1 9,0
Fleksible 3,0 7,0 0,2 7,0 1,0 0,3 1,5 0,2
Desain 0,2 5,0 0,2 5,0 3,0 1,0 1,2 0,1
Jumlah 4,7 38,0 6,7 25,1 9,6 11,7 8,6 1,0

AHP Alternative 2

Bahan Fungsi Warna Harga Fleksible Desain Geometrik mean bobot alternatif ʎ Max CI CR
Bahan 1,0 7,0 3,0 5,0 0,2 7,0 2,3 0,3
Fungsi 0,1 1,0 0,1 0,1 0,1 0,2 0,2 0,0
Warna 0,3 9,0 1,0 3,0 5,0 5,0 2,5 0,3
Harga 0,3 7,0 0,2 1,0 0,1 0,2 0,5 0,1 71,8 11,0 8,8
Fleksible 5,0 7,0 0,2 7,0 1,0 0,3 1,6 0,2
Desain 0,1 5,0 0,2 5,0 3,0 1,0 1,1 0,1
Jumlah 7,0 36,0 4,7 21,1 9,5 13,7 8,2 1,0

AHP Alernative 3

42
Bahan Fungsi Warna Harga Fleksible Desain Geometrik mean bobot alternatif ʎ Max CI CR
Bahan 1,0 7,0 5,0 9,0 7,0 5,0 4,7 0,5
Fungsi 0,1 1,0 0,5 7,0 0,1 0,1 0,4 0,0
Warna 0,2 2,0 1,0 5,0 7,0 7,0 2,1 0,2
Harga 0,1 0,1 0,2 1,0 5,0 3,0 0,6 0,1 22,8 3,4 2,7
Fleksible 0,1 9,0 0,1 0,1 1,0 0,1 0,4 0,0
Desain 0,2 7,0 0,1 0,3 7,0 1,0 0,9 0,1
Jumlah 1,8 26,1 7,0 22,5 27,1 16,3 9,2 1,0

AHP Alternative 4

Bahan Fungsi Warna Harga Fleksible Desain Geometrik mean bobot alternatif ʎ Max CI CR
Bahan 1,0 7,0 0,2 5,0 0,1 9,0 1,4 0,1
Fungsi 0,1 1,0 0,1 0,2 0,1 7,0 0,4 0,0
Warna 5,0 9,0 1,0 5,0 0,2 7,0 2,6 0,3
Harga 0,2 5,0 0,2 1,0 0,1 5,0 0,7 0,1 42,9 7,4 6,0
Fleksible 7,0 7,0 5,0 7,0 1,0 7,0 4,8 0,5
Desain 0,1 0,1 0,1 0,2 0,1 1,0 0,2 0,0
Jumlah 13,5 29,1 6,7 18,4 1,8 36,0 10,1 1,0

AHP Alternative 5

Bahan Fungsi Warna Harga Fleksible Desain Geometrik mean bobot alternatif ʎ Max CI CR
Bahan 1,0 7,0 0,2 3,0 0,1 9,0 1,3 0,1
Fungsi 0,1 1,0 0,1 0,2 0,1 5,0 0,4 0,0
Warna 5,0 9,0 1,0 5,0 0,2 7,0 2,6 0,3
Harga 0,2 5,0 0,2 1,0 0,1 3,0 0,7 0,1 64,6 9,8 7,9
Fleksible 5,0 3,0 5,0 7,0 1,0 7,0 3,9 0,4
Desain 0,1 0,1 0,1 0,2 0,1 1,0 0,2 0,0
Jumlah 11,5 25,1 6,7 16,4 1,8 32,0 9,1 1,0

4.7 Design Akhir

43
4.7.1. Drawing 3D Bagian I.

4.7.1. Drawing 3D Bagian I.

Pada Drawing 3D bagian I terlihat penggaris ALL IN RULER memiliki panjang keseluruhan 40
cm.

4.7.2. Drawing 3D Bagian II.

4.7.2 Drawing 3D Bagian II.

Pada Drawing 3D bagian II terlihat pada salah satu sisi bagian pengaris di dalamnya
terdapat sekat memanjang membelah penggaris menjadi 2 bagian.Sekat tersebut di buat dengan

44
maksud agar mudah saat memisahkan alat tulis terutama bulpoin dan pensil sehingga tidak
tercampur.

4.7.3.Drawing 3D Bagian III.

4.7.4 Drawing 3D Bagian III.

Pada Drawing 3D bagian III terlihat tidak memiliki sekat,berbeda dengan bagian sisi
penggaris satunya yang lebih di utamakan untuk alat alat tulis yang memiliki ukuran relative
kecil,pada bagian ini lebih di utamakan untuk alat alat tulis dan alat lainnya yang memiliki
ukuran ynag lebih besar,seperti flasdisk,penghapus dan masih banyak lagi lainnya.

Lebih Multifungsi kan?.

45
4.7.5.Drawing 3D Bagian IV.

4.7.5 Drawing 3D Bagian IV.

Pada Drawing Bagian IV terlihat bahwa penggaris dapat di lipat pada drawing bagian ini
menjawab konsep penggaris yaitu raktis.

Mengapa praktis?

Itu di karenakan dengan desain di atas penggaris yang berukuran panjang dapat di lipat menjadi
berukuran lebih pendek sehingga dalam penimpanan penggaris multi fungsi tidak memerlukan
space yang besar dan lebih praktis dalam pembawaan.

4.7.6 Drawing 3D Bagian V.

46
4.7.6.Drawing 3D Bagian V.

Pada Drawing bagian V terlihat Konesp dari penggaris Multi fungsi yaitu fleksible.

Apa itu fleksible ? Fleksibel juga mengandung arti mudah dibengkokkan atau lentur dan luwes.

Dengan desain sambungan seperti di Drawing bagian V dimana sambungan di desain agar mudah dalam
pelipatan serta tidak mengganggu dalam melakukan penggarisan.

BAB V

47
KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil kuesioner yang telah dilakukan terhadap 100 responden didapatkan
data-data yang dapat menunjang terhadap pembuatan dan pengembangan produk “ All in
Ruler” yang akan kami buat. Hasil uji validitas terhadap variable yang kami berikan
kepada responden menyatakan semua variable Valid maka Pertanyaan yang kami
berikan mendapat kepercayaan dari responden. Hasil kuesioner menunjukan tingkat
kepercayaan konsumen terhadap produk “All in Ruler” yang kami buat cukup tinggi.

Setelah hasil kuesioner di olah maka beberapa alternative didapat lalu di lakukan
perhitungan kembali sehingga di dapatkan design produk akhir.

5.2 Saran

1) Pentingnya menonjolkan ide kreatif pada produk agar memudahkan enginer dalam
mengembangkan produk.
2) Diperlukan riset lanjutan untuk penentuan harga produk yang sesuai dengan ongkos
produksi dan harga yang terjangkau bagi calon konsumen.

48
DAFTAR PUSTAKA

Vardiansyah, Dani. Filsafat ilmu komunikasi: suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal 3.
I Ketut Astawa. 2009.Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kepuasan Pada Niat Beli Ulang
Pelanggan Di Hotel Kuta Beach. jurnal sarathi Vol.16 No.2, hal. 289.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. New Jersey: Pearson
Education Limited
Kotler, Philip and Garry Amstrong. 2012. Principles of Marketing. New Jersey: Pearson
Education Limited
Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Creswell, John W., Vicki L. Plano Clark. 2007. Designing and Conducting Mixed Methods
Research.Thousand Oaks: SAGE Publications
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (ed.). 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3S
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Yoji Akao, higeru Mizubo QFD The Custumer – Driven Approach to Quality Planning and
Development.

49

Anda mungkin juga menyukai