Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FORMATOLOGI ACARA: STRANDAR OPRASIONAL

PROSEDUR (SOP)

Dosen Pengampu: Dra. Yuniwati, M.H.


Di Susun Oleh: Kelompok 4
Mahroza Aulia Sari (1741010183)
Muhammad Iqbal Wahyudi (1741010195)
Nurisnaini (1741010201)
Kelas: KPI E Semester 7

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H/2020M
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita kesehatan dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan
kewajiban kami sebagai mahasiswa, yakni dalam bentuk tugas makalah yang
diberikan oleh bapak dosen dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan kami. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar kita,
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta para sahabat dan keluarganya.
Ucapan terimakasih kepada Ibu Dra. Yuniwati, M.H. selaku dosen
Formatologi Acara. Adapun dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dalam rangka perbaikan makalah ini untuk
kedepannya. Semoga isi dari tugas makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Amin
yaa robbal’alamin.

Bandar Lampung, 31 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Pembuatan Makalah..................................................................1
D. Metode Pembahasan...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)................................3
B. Tahap Produksi.......................................................................................3
1. Pra Produksi......................................................................................3
2. Produksi..............................................................................................12
3. Pasca Produksi...................................................................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................18
B. Saran.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi ini, peran dan fungsi media massa sangat menjamur di
masyarakat dunia. Tidak dapat kita pungkiri, bahwa segala informasi dan hiburan
yang kita dapat sekarang merupakan buah dari terpaan media massa. Ada
beberapa jenis sarana media massa yang seiring berkembagnya teknologi dan
informasi melahirkan inovasi media yang memanjakan masyarakat dalam mencari
informasi dan hiburan yang dibutuhkan. Sebagai contoh televisi dan radio.
Masyarakat kita sudah akrab dengan sarana komunikasi dan informasi berbasis
teknologi elektronik ini, dimana masyarakat sering memperoleh informasi dan
hiburan dari kedua sarana tersebut.
Masyarakat kita disuguhkan program-program acara televisi dan radio
yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan para pemirsa atau pendengar.
Namun, apakah anda pernah bertanya, bagaimanakah program-program acara
televisi dan radio diproduksi? Dalam pembahasan makalah kali ini, kami akan
menjawab pertanyaan tersebut dengan pemaparan materi Standar Operasional
Prosedur (SOP) sebagai acuan atau pedoman dalam memproduksi program siaran
televisi maupun radio.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)?
2. Jelaskan mengenai tahapan produksi mulai dari Pra produksi, Produksi, dan
Pasca produksi?
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Untuk mencari, menjelaskan dan menjawab dari rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian.
D. METODE PEMBAHASAN
Metode pembahasan dalam pembuatan makalah ini menggunakan kajian
pustaka yang bersumber pada kepustakaan seperti buku, jurnal, makalah dan
artikel serta pemanfaatan sumber new media (Internet) sebagai sumber informasi

1
dan definisi yang terkait dengan permasalahan yang dicari yaitu mengenai Standar
Operasional Prosedur.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman atau
acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
penilaian kinerja instansi pemerintah maupun non-pemerintah, usaha maupun
non-usaha, berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif, dan prosedural
sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang
bersangkutan.1
Dalam Produksi program acara Televisi maupun Radio juga harus
diperlukan SOP yang menjadi acuan dalam melaksanakan tugas kerja sesuai
dengan fungsi, dan alat penilaian kerja yang berdasarkan indicator teknis,
administrasi, dan procedural yang sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan
system kerja dibidang penyiaran, agar program acara yang dibuat sesuai dengan
gagasan dari pihak perusahaan media televisi atau radio tersebut yang dimulai dari
penentuan rancangan, program acara, biaya produksi program acara yang
semuanya ada dalam tahapan Produksi yang meliputi Pra produksi, Produksi, dan
Pasca produksi.
B. Tahapan Produksi
1. Pra Produksi
Tahapan ini biasa disebut sebagai tahap perencanaan. Kunci keberhasilan
produksi program televisi sangat ditentukan oleh baiknya tahap penemuan ide,
perencanaan dan persiapan ini.2 Dalam tahapan Pra produksi ada beberapa
tahapan yang harus diperhatikan dan dilakukan antara lain:
a. Perencanaan Program
Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana
jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan Stasiun
1
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-mengenal-manfaat-cara-pembuatan-dan-contoh-sop/
#:~:text=Standar%20Operasional%20Prosedur%20(SOP)%20merupakan%20suatu%20pedoman
%20atau%20acuan%20untuk,prosedural%20sesuai%20tata%20kerja%2C%20prosedur, (Diakses
Pada 31 November 2020 Pukul. 00:30 WIB).
2
Kemal Aqwam Maulana, Fatmawati Fatmawati, Analisis Produksi Program Berita
Indonesia Morning Show Di News And Entertainment Television, Profetik Jurnal Komunikasi,
Vol.11 No.2 Oktober 2018, Hal. 62.

3
penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. Pada
stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu
program apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli atau
akuisisi, dan Penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audient
yang tersedia pada waktu tertentu. terdapat perbedaan pengelolaan program
antara stasiun televisi komersial dengan stasiun radio komersial. pada Stasiun
Radio komersial, pengelolaan program berupaya mengidentifikasi audiences
mereka yang spesifik dan menyiarkan program kepada audiens yang spesifik
itu sepanjang siarannya. pada Stasiun Radio, perencanaan program mencakup
pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan
kebutuhan audien yang terdapat pada suatu segmen audien berdasarkan
demografi tertentu. perencanaan program radio juga mencakup mencari
penyiar yang memiliki kepribadian dan gaya yang sesuai dengan format yang
sudah dikirim di stasiun yang bersangkutan.3 
Perencanaan program biasanya menjadi tanggung jawab manajemen
puncak pada Stasiun penyiaran, utamanya manajer program dengan terlebih
dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran dan juga manajer umum.
dalam merencanakan dan memilih program, maka bagian program biasanya
akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan bagian pemasaran atau Sales
marketing. hal ini mutlak dilakukan karena bagian pemasaran lah yang akan
memasarkan program bersangkutan kepada para pemasang iklan. dalam hal ini
bagian program dan bagian pemasaran harus bekerja sama dengan baik.4
Merencanakan dan memilih Program merupakan keputusan bersama
antara Departemen program dan Departemen pemasaran. kedua bagian ini
harus bahu-membahu menyusun strategi program terbaik, sekaligus bisa
memasarkan iklan sebanyak-banyaknya. jika tidak terdapat kesepakatan antara
kedua bagian ini maka pimpinan tertinggi Stasiun penyiaran harus menengahi
dan bertugas mencari jalan keluar.5 Bagian program stasiun televisi atau radio

3
Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi,
Cetakan ke-4 edisi revisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), Hal. 274.
4
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 275.
5
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 276.

4
harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam merencanakan Program yang
akan disiarkannya. terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum
bagian program memutuskan untuk memproduksi, melakukan akuisisi dan
kemudian melakukan scheduling terhadap suatu program yaitu persaingan,
ketersediaan audien.6
Hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan
Stasiun saingan ketika bagian program merencanakan untuk menayangkan
suatu program baru pada pukul 8 malam setiap hari selasa, maka pengelola
program Harus melihat apa yang ditayangkan televisi saingan pada jam itu.
Apakah televisi saingan juga menayangkan program yang sejenis atau sama
sekali berbeda. jika terdapat program sejenis yang disiarkan berbarengan, maka
pengelola program harus mempertimbangkan apakah program baru itu dapat
mencakup kuat menarik audien dari stasiun saingan untuk pindah ke stasiun
sendiri tutup jika program itu tidak cukup kuat bersaing maka sebaiknya
dicarikan jam tayang yang lain.7 kedua pengelola program televisi harus
mengetahui siapa udin yang menonton televisi pada waktu-waktu tertentu. pada
Dasarnya setiap Jam memiliki komposisi audien yang berbeda titik mengetahui
siapa udin televisi pada waktu tertentu sangat penting dalam menentukan
program yang akan ditayangkan.8
b. Materi Produksi
Materi produksi adalah segala sesuatu barang atau material yang akan
di produksi menjadi sebuah tayangan, berupa apa saja, kejadian, pengalaman,
hasil karya, benda, binatang dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah
menjadi produksi yang bermutu yang layak siar dan layak jual.9
c. Analisis dan peluang program
Setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus terlebih dahulu
memiliki suatu rencana pemasaran strategis atau strategic Marketing plan yang
6
Loc.Cit, Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi, Cetakan ke-4 edisi revisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), Hal. 277.
7
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 277
8
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 277-278.
9
Loc.Cit, Kemal Aqwam Maulana, Fatmawati, Analisis Produksi Program Berita
Indonesia Morning Show Di News And Entertainment Television, Jurnal Komunikasi, Vol.11 No.2
Oktober 2018, Hal. 61.

5
berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki
titik strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi, yaitu suatu
studi perinci mengenai kondisi pasar audien yang dihadapi Stasiun penyiaran
beserta kondisi program yang tersedia. berdasarkan analisis situasi ini, media
penyiaran Mencoba memahami pasar audien yang mencakup segmentasi
audien dan tingkat persaingan yang ada. analisis ini terdiri atas tas anak Alisis
peluang dan analisis kompetitif.10
1) Analisis Peluang
Analisis yang cermat terhadap pasar audien yang akan memberikan
peluang bagi setiap penayangan program untuk diterima para penonton dan
pendengar. Peluang pasar program (program market opportunities) adalah
wilayah dimana terdapat kecenderungan permintaan terhadap program
tertentu yang menguntungkan, Di mana Stasiun penyiaran percaya
kebutuhan dari audiens tertentu terhadap jenis program tertentu belum
terpuaskan dan dimana Stasiun terdapat bersaing secara efektif. suatu
Stasiun penyiaran biasanya mengidentifikasi peluang pasar dengan cara
memperhatikan pasar audien secara cermat dan menandai jika terdapat
kecenderungan kenaikan minat dan juga memperhatikan tingkat kompetisi
program yang terdapat pada setiap segmen pasar audiens. suatu pasar audien
tidak dapat dipandang sebagai satu kelompok besar audien yang homogen
tetapi terdiri dari kelompok-kelompok audien yang heterogen.11
2) Analisis Kompetitif
Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategii program
adalah meneliti keuntungan kompetitif, yaitu suatu hal khusus yang dimiliki
atau dilakukan Stasiun penyiaran ia memberikannya   keunggulan
dibandingkan kompetitor. contoh keuntungan kompetitif ini misalnya antara
lain adalah kemampuan Stasiun penyiaran untuk memproduksi program
berkualitas dengan ongkos rendah sehingga harga program menjadi murah.
pengelola program juga harus selalu memperhatikan situasi kompetisi yang
10
Loc.Cit, Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi, Cetakan ke-4 edisi revisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), Hal. 278.
11
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 278

6
selalu berubah. program dari stasiun kompetitor dapat memberikan dampak
bagi Strategi program sendiri, sehingga program Stasiun pesaing harus terus
dianalisis dan dimonitor. reaksi yang diberikan Stasiun pesaing terhadap
Strategi program sendiri juga sangat penting untuk diperhatikan.12 

d. Bauran Program
Salah satu konsep pemasaran penting yang harus dipahami pengelola
media penyiaran adalah mengenai bauran pemasaran atau marketing mix yang
terdiri atas empat variabel penting, yaitu product,  price,  place,  dan
promotion atau disingkat 4P.13 kita dapat menerapkan bauran pemasaran ini
kedalam Strategi program media penyiaran sehingga menjadi bauran
pemasaran program atau bauran program saja atau programming mix yang
terdiri atas elemen-elemen sebagai berikut:14
1) Produk Program
Yaitu program itu sendiri, yang dipilih haruslah yang bagus dan
diharapkan akan disukai audien. media penyiaran ada karena menayangkan
program untuk ditawarkan kepada audiens yang akan  dipertukarkan dengan
waktu yang dimiliki audien. ditinjau dari jenisnya, program yang ditawarkan
terdiri atas dua bagian besar yaitu program informasi dan program hiburan.
program tidak melulu merupakan tayangan yang dapat dilihat dan atau
didengar namun merupakan suatu gabungan dari berbagai manfaat yang dapat
memuaskan kebutuhan audien yang tidak saja bersifat fungsional namun juga
menjadi kebutuhan sosial dan psikologis. dengan demikian, suatu program
menjadi simbol yaitu arti atau makna dari suatu program bagi audien dan apa
yang mereka alami ketika menikmati program bersangkutan. Dalam hal ini
terdapat dua hal yang sangat terkait dengan program sebagai suatu produk
yaitu merek dan kemasan.15
a) Nama Program atau Merk Program
12
Loc.Cit, Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi, Cetakan ke-4 edisi revisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), Hal. 279.
13
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 280.
14
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 281.
15
Loc.Cit, Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi, Cetakan ke-4 edisi revisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), Hal. 281.

7
Memilih satu nama bagi suatu program merupakan kegiatan yang
penting ditinjau dari perspektif promosi karena nama program berfungsi
menyampaikan atribut dan makna titik dalam memilih nama suatu program,
pengelola program harus memilih nama yang dapat menginformasikan
konsep program dan dapat membantu menempatkan atau memposisikan
program di memori otak audien.  suatu nama program harus dapat
menyampaikan manfaat yang diperoleh jika mereka menonton atau
mendengarkan program bersangkutan dan pada saat yang sama juga
menciptakan image bagi program itu.16
b) Kemasan Program
Bagi pengelola program penyiaran, kemasan dapat diartikan sebagai
Segala sesuatu yang perlu dilakukan untuk menarik perhatian audien
melalui penampilan (appearance) Program yang mencakup antara lain
misalnya:  Pembawa acara, busana yang dikenakan, penampilan latar
belakang atau background, bumper menarik. kemasan program menjadi
penarik bagi konsumen untuk memberikan perhatian pada suatu program
sehingga mampu memberikan kesan pertama yang baik.17
2) Harga Program
Harga program mencakup biaya produksi program dan biaya atau
harga yang dikenakan kepada pemasang iklan atau tarif iklan yang ingin
mempromosikan produknya pada program yang bersangkutan titik harga
diharapkan tidak mahal namun menghasilkan keuntungan yang optimal. 
elemen harga dalam bauran program mengacu pada apa yang harus diberikan
pemasang iklan media penyiaran untuk dapat menempatkan iklannya pada
suatu program yang biasanya menggunakan nilai uang.18
3) Distribusi Program
Distribusi program artinya Bagaimana mengirimkan program dan
kapan waktu siaran yang tepat bagi program itu.  Hal pertama yang
menyangkut proses pengiriman program dari transmisi hingga diterima
audiens melalui pesawat TV dan radio. hal kedua adalah mengenai pemilihan
16
Ibid, Morrisan, M.A., 2013, Hal. 283.
17
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 284.
18
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 285.

8
waktu siaran yang tepat bagi program. pemilihan waktu siaran yang tepat
berperan cukup penting dalam membantu keberhasilan program yang
bersangkutan.19
4) Promosi Program
Promosi Program merupakan upaya Bagaimana memperkenalkan dan
kemudian menjual program sehingga dapat mendatangkan iklan titik dewasa
ini, Stasiun penyiaran menggunakan berbagai instrumen promosi untuk
menciptakan kesadaran dan ketertiban audien dan pemasang iklan baik
terhadap program atau Stasiun penyiaran. walaupun komunikasi antara media
penyiaran dengan audience dan pemasangan iklan secara implisit berlangsung
pada setiap unsur atau bagian dari bauran program sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya namun sebagian besar promosi berlangsung sebagai
bagian dari suatu program promosi yang diawasi dan direncanakan dengan
hati-hati titik instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan
promosi program dan media penyiaran disebut dengan bauran promosi atau
promotional mix yang terdiri atas iklan, pemasaran langsung pemasaran
interaktif atau internet, promosi penjualan, hubungan masyarakat atau humas
dan penjualan personal.20
e. Tujuan Program
Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan mendapat
sebanyak mungkin audien. namun jumlah audien yang banyak bukanlah satu-
satunya tujuan penayangan suatu program. dalam melakukan perencanaan,
pengelola program atau programmer harus memutuskan atau menetapkan Apa
tujuan suatu program sebelum membeli atau memproduksi program. 21 Terdapat
lima tujuan penayangan suatu program di televisi komersial yaitu:
1) Mendapatkan Sebanyak Mungkin Audien
Tujuan dari kebanyakan program siaran televisi adalah untuk
mendapatkan sebanyak mungkin audien.  Pemasang iklan mengeluarkan

19
Loc.Cit, Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi, Cetakan ke-4 edisi revisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), Hal. 285.
20
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 286.
21
Loc.Cit, Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi, Cetakan ke-4 edisi revisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), Hal. 290.

9
banyak dana untuk memasarkan dan mempromosikan produk mereka kepada
audiens. semakin besar audien yang dapat di jaring, maka semakin mahal tarif
iklan yang harus dibayar, Namun potensi pendapatan perusahaan juga akan
meningkat dan keuntungan juga semakin besar. sebaliknya jika tidak ada atau
hanya tersedia sedikit audien, maka tidak akan ada pemasangan iklan yang
datang tidak ada keuntungan, dan tidak ada televisi yang akan menayangkan
program tersebut.22
2) Target Audien Tertentu
Program yang di khusus kan untuk kalangan audien tertentu Namun
dengan daya tarik yang terbatas ini disebut dengan program demografis
karena ditujukan untuk audiens tertentu berdasarkan umur jenis kelamin,
profesi, dan lain-lain. Namun demikian, programmer perlu cermat dalam
menayangkan program yang dipersiapkan untuk menarik audien tertentu
seperti ini. program demografi dapat mengurangi secara signifikan jumlah
audien dari program yang tayang setelahnya yang membutuhkan audien yang
umum yang lebih besar. Risiko kehilangan pendapatan bisa melebihi
keuntungan dari program yang dikhususkan.23
3) Prestise
Stasiun televisi Adakalanya menayangkan suatu program dengan
tujuan utama untuk mendapatkan prestise atau pengakuan dari pihak lain.
Film-film tertentu yang menayangkan atau mendapat penghargaan dari
berbagai festival film merupakan salah satu sumber penghargaan dan prestise
bagi stasiun televisi. film-film berkualitas biasanya tidak selalu berhasil
secara komersial sehingga tidak terlalu kuat untuk menarik audiens dalam
jumlah besar. namun demikian, Stasiun penyiaran ada kalanya perlu
menayangkan film-film semacam ini untuk meningkatkan citranya kepada
publik.24
4) Penghargaan

22
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 291
23
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 291.
24
Loc.Cit, Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi, Cetakan ke-4 edisi revisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), Hal. 293.

10
Stasiun televisi terkadang membuat suatu program dengan tujuan
untuk memenangkan suatu penghargaan titik pengelola televisi yang
memproduksi suatu program yang memiliki kualitas baik biasanya juga
berkeinginan untuk memenangkan penghargaan atas karya itu titik
penghargaan itu menjadi bagian integral dari tujuan stasiun televisi untuk
meningkatkan statusnya.25
5) Kepentingan Publik
Stasiun televisi terkadang memproduksi program untuk memenuhi
kepentingan atau kebutuhan publik di tempat Stasiun itu berada. Setiap
daerah memiliki masyarakat dengan situasi dan kebutuhan yang berbeda-
beda. tanggung jawab stasiun televisi adalah menyajikan program yang dapat
menjawab dan memenuhi situasi dan kebutuhan yang berbeda-beda itu titik di
negara tertentu, stasiun televisi daerah misalnya diwajibkan undang-undang
untuk menyelenggarakan penyiarannya berdasarkan prinsip untuk menjaga
kenyamanan, kepentingan dan kebutuhan publik (Public convenience,
interest, and necessity) agar Stasiun bersangkutan tetap dapat
mempertahankan izin penyiarannya. kondisi ini memiliki dua perspektif dari
segi program. pada satu sisi produksi program semacam ini menjadi kegiatan
sosial yang tidak menguntungkan secara komersial namun di sisi lain dapat
menjadi kegiatan menguntungkan karena publik memang
membutuhkannya.26 
f. Sarana Produksi
Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya
konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang
mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Ada tiga unit pokok
peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi yaitu unit peralatan perekam
gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan.
Kualitas alat standart dari ketiga unit tersebut menjadi pertimbangan utama
seorang produser ketika ia mulai dalam perencanaan produksinya. Selebihnya
berfungsi sebagai penunjang peralatan produksi. Seperti alat transportasi untuk
25
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 293
26
Ibid, Morrisan, M.A., 2013. Hal. 294.

11
produksi luar studio dan unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam
studio.27
g. Organisasi Pelaksanaan Produksi
Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan dengan lancar, produser
harus memikirkan penyusunan organisasi pelaksanaan produksi yang
serapirapinya. Dalam hal ini, produser dapat dibantu oleh asisten produser, ia
mendampingi sutradara dalam mengendalikan organisasi.28 Dalam organisasi
pelaksanaan produksi juga ada yang menjadi penulis skrip, asisten sutradara,
Director of Photography, pengarah program, Pemandu Gambar, Penata
Cahaya, Juru Kamera, Penata Seni, Audio Mixer, Teknisi Video, Operator
Film dan Video, Direktur Pemberitaan, Produser Eksekutif, Produser, Produser
Acara, Produser Lapangan, Asisten Produser, dan Presenter/Talent yang
semuanya bagian dari Crew dalam proses pelaksanaan produksi program acara.

2. Produksi
Produksi progam acara adalah melaksanakan kegiatan produksi dengan
memvisualisasikan konsep naskah atau rundown acara agar dapat dinikmati
pemirsa, dimana pada tahap ini sudah melibatkan bagian lain yang bersifat
teknis (engineering), karena harus memvisualisasikan gagasan atau ide saat
brainstorming (Curah Pendapat/Mengumpulkan pendapat dalam merencanakan
program) maka harus menggunakan peralatan (equipment) dan operator terhadap
peralatan yang dioperasikan atau lebih dikenal dengan istilah production
service.29 Pada tahapan produksi juga ada 3 elemen yang paling mendasar dan
menjadi sebuah perangkat sistem dalam kegiatan produksi program acara
misalnya pada program acara siaran televisi yaitu:
a. Tata Kamera

27
Muhammad Tsabit, Nina Kusumawati, Fauzi Syarief, Agus Suryadi, Varadina Bunga,
Penerapan Proses Kerja Dalam Penyiaran Media Televisi (Studi Kasus Pada Siswa Siswi SMKN
Bekasi), Jurnal Abdimas Bsi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 1 No. 3 Agustus 2018,
Hal. 488.
28
Ibid, Muhammad Tsabit, 2018, Hal 488.
29
Dina Febriyana, Proses Produksi Program Talk Show “Redaksi 8” Pada Televisi Lokal
Tepian Tv Samarinda, eJournal lmu Komunikasi, Vol. 1 No. 4, 2013, Hal. 344.

12
Dalam Produksi program acara, penataan kamera harus diperhatikan
dalam proses pengambilan visual acara (Shooting). Beberapa angle kamera
dapat disusaikan tergantung pada posisi pembawa acara berada saat
membawakan acara yang tengah diproduksi. Misalnya dengan Extreme Long
Shoot (ELS), Very Long Shoot (VLS), Long Shoot, Full Shoot, Medium Shoot,
Medium Close Up, Close Up, dan Extreme Close Up.30
b. Tata Cahaya
Hal dasar yang harus diketahui dari penataan cahaya yaitu key light (sinar
utama pada subyek), fill light (untuk mengurangi bayangan), back light
(terarah, menghasilkan latar yang gelap), base light (penyinaran yang
menyebar dan rata) dan over exposure (pencahayaan yang berlebih intensitas
dan waktu pencahayaan yang lama).31
c. Tata Suara
Tata suara (audio) merupakan elemen yang penting juga dalam produksi
televisi, karena tata suara mampu mengekspresikan situasi secara jelas juga
sebagai pendukung elemen yang lain seperti tata artistic.32
Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar (Shooting)
baik di studio maupun di luar studio. Proses ini disebut juga dengan taping.
Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai
dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang
kembali.33
3. Pasca Produksi
Pasca Produksi (Post Production) adalah tahap akhir sebelum on air.
Tahapan setelah proses produksi pengambilan sebelum gambar selesai dan
dinyatakan aman, master atau materi video tersebut masuk pada tahap editing,
dalam hal ini penyuntingan gambar atau pengemasan akhir, hingga dinyatakan

30
Loc.Cit, Dina Febriyana, Proses Produksi Program Talk Show “Redaksi 8” Pada
Televisi Lokal Tepian Tv Samarinda, eJournal lmu Komunikasi, Vol. 1 No. 4, 2013 Hal. 344.
31
Ibid, Dina Febriyana, 2013, Hal. 344
32
Loc.Cit, Dina Febriyana, 2013, Hal. 344
33
Loc.Cit, Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi, Cetakan ke-4 edisi revisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), Hal. 310.

13
siap untuk ditayangkan. Tentunya materi video yang akan ditayangkan telah
dievaluasi (playback) dan dinyatakan aman oleh produser program acara.34
Tahap pasca produksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan
gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar
kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pasca produksi antara lain
Penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek, dan lain-lain.35
Dalam pasca produksi ada beberapa hal yang dilakukan dalam mengolah
hasil produksi program acara yang dilakukan distudio produksi sebelumnya.
Antara lain:
a. Editing Offline dengan Teknik Analog Setelah shooting selesai, penulis
script membuat logging yaitu mencatat kembali semua hasil shooting
berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code
(nomor kode yang berupa digit frame, detik, menit dan jam dimunculkan
dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian
berdasarkan catatan, sutradara akan membuat editing kasar yang disebut
editing offline sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan
treatment.
Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambungsambung dalam pita
VHS. Sesudah editing kasar, hasilnya dilihat dalam screening. Setelah hasil
editing offline dirasa cukup, maka dibuat editing script. Didalam naskah
editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untuk memudahkan
pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing
diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online
b. Editing Online dengan Teknik Analog Berdasarkan naskah editing, editor
mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan
adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah
editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang

34
Haronas Kutanto, Strategi Programming Pada Program “Hafiz Indonesia 2015” Rcti
Untuk Memperoleh Rating Share Tinggi, Jurnal Wacana, Volume 16 No. 2, Desember 2017, Hal.
258.
35
Loc.Cit, Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi, Cetakan ke-4 edisi revisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), Hal. 310.

14
dan sempurna. Setelah editing online sudah siap, proses berlanjut dengan
mixing.
c. Mixing (Percampuran Gambar dan Suara) Narasi yang sudah direkam dan
ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil
editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam
naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi
dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu
dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing dan secara menyeluruh
produksi juga selesai, biasanya diadakan preview.
d. Editing Offline dengan Teknik digital atau non-Linier Merupakan editing
yang menggunakan computer dengan peralatan khusus untuk editing.
Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan seluruh hasil
shoot (gambar) yang dalam catatan atau logging memperoleh OK, kedalam
hardisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu mengubah hasil
gambar ke pita menjadi file. Dalam editing offline dengan sistem digital
ini, penyusunan tidak harus mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem
analog. Sesudah tersusun baik maka diurutkan kemudian dipersatukan agar
shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini
disebut render. Setelah render, dapat dilakukan screening. Setelah
semuanya dirasa memuaskan, boleh dikatakan editing offline selesai.
Bahan offline dalam computer langsung dibuat online.
e. Editing Online dengan Teknik Digital Editing online dengan teknik digital
sebenarnya tinggal penyempurnaan hasil editing offline dalam computer,
sekaligus 54 mixing dengan musik ilustrasi atau efek gambar dan suara
(sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan. Sesudah semua
sempurna, hasil online kemudian dimasukkan kembali dari file menjadi
gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas broadcast standart.
Setelah program dimasukkan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai.
Selanjutnya adalah bagian pekerjaan di stasiun televisi.36

Loc.Cit, Muhammad Tsabit, Nina Kusumawati, Fauzi Syarief, Agus Suryadi, Varadina
36

Bunga, Penerapan Proses Kerja Dalam Penyiaran Media Televisi (Studi Kasus Pada Siswa Siswi
SMKN Bekasi), Jurnal Abdimas Bsi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 1 No. 3 Agustus

15
f. Pengawasan dan evaluasi program, Proses pengawasan dan evaluasi
menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai
atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan.
Kegiatan evaluasi secara periodik terdapat masing-masing individu dan
Departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja
sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. jika kedua kinerja tersebut
tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan. pengawasan
harus dilakukan berdasarkan hasil kerja dan kinerja yang dapat diukur agar
fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Misalnya, jumlah dan
komposisi audient yang menonton atau mendengarkan program Stasiun
penyiaran bersangkutan dapat diukur dan diketahui melalui laporan riset
rating. Jika jumlah audiens yang tertarik dan mengikuti program Stasiun
penyiaran lebih rendah dari yang ditargetkan, maka proses pengawasan
mencakup kegiatan pengenalan terhadap masalah dan memberikan
pengarahan untuk dilakukan diskusi agar menjadi solusi. hasil diskusi dapat
berupa perubahan rencana misalnya revisi yang lebih rendah dari
ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yang akan dilakukan untuk dapat
mencapai target semula.37 
Tingkat penjualan iklan Stasiun penyiaran juga dapat diukur. suatu analisis
dapat mengungkapkan bahwa target pendapatan yang diproyeksikan
sebelumnya adalah tidak realistis dan karenanya penyesuaian perlu
dilakukan.  sebaliknya, Jika hasil analisis mengungkapkan bahwa proyeksi
pendapatan itu dapat direalisasikan, maka diskusi harus diarahkan pada
upaya untuk menambah jumlah tenaga pemasaran, atau menyesuaikan tarif
iklan atau rate card atau perubahan tingkat komisi Stasiun penyiaran
kepada biro iklan.38 
Program sering disebut sebagai pelindung atau Protector atas lisensi atau
izin siaran yang diperoleh Stasiun penyiaran. Hal ini disebabkan manajer

2018, Hal. 489-490.


37
Loc.Cit, Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi, Cetakan ke-4 edisi revisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), Hal. 354-355.
38
Loc.Cit, Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi, Cetakan ke-4 edisi revisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), Hal. 355.

16
program bertanggung jawab untuk memastikan bahwa program Stasiun
sudah berjalan sesuai dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
memperoleh izin. dalam hal pengawasan atau program control, manajer
program harus melakukan hal-hal sebagai berikut:39
1) mempersiapkan standar program Stasiun penyiaran.
2)  mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar Stasiun dan
aturan perundangan yang berlaku.
3) memelihara catatan (records) program yang disiarkan.
4) mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf Departemen program.
5) memastikan kepatuhan Stasiun terhadap kontrak yang sudah dibuat titik
misalnya dengan para pemasok program, lembaga lisensi lagu dan
rekaman, Stasiun jaringan, dan lain-lain. 
6) Memastikan Bahwa Biaya Program tidak melebihi jumlah yang sudah
dianggarkan.40

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penyiaran adalah acuan dalam
melaksanakan tugas kerja sesuai dengan fungsi, dan alat penilaian kerja yang
berdasarkan indicator teknis, administrasi, dan procedural yang sesuai dengan tata
39
Ibid, Morrisan, M.A., 2013, Hal. 355.
40
Ibid, Morrisan, M.A., 2013, Hal. 355.

17
kerja, prosedur kerja dan system kerja dibidang penyiaran, agar program acara
yang dibuat sesuai dengan gagasan dari pihak perusahaan media televisi atau radio
tersebut yang dimulai dari penentuan rancangan, program acara, biaya produksi
program acara yang semuanya ada dalam tahapan Produksi yang meliputi Pra
produksi, Produksi, dan Pasca produksi.
Pra Produksi merupakan tahapan ini biasa disebut sebagai tahap
perencanaan. Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh
baiknya tahap penemuan ide, perencanaan dan persiapan.
Produksi progam acara adalah melaksanakan kegiatan produksi dengan
memvisualisasikan konsep naskah atau rundown acara agar dapat dinikmati
pemirsa, dimana pada tahap ini sudah melibatkan bagian lain yang bersifat teknis
(engineering), karena harus memvisualisasikan gagasan atau ide saat
brainstorming (Curah Pendapat/Mengumpulkan pendapat dalam merencanakan
program) maka harus menggunakan peralatan (equipment) dan operator terhadap
peralatan yang dioperasikan atau lebih dikenal dengan istilah production service.
Tahap produksi juga merupakan seluruh kegiatan pengambilan gambar (Shooting)
baik di studio maupun di luar studio. Proses ini disebut juga dengan taping. Perlu
dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai
dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang
kembali.
Pasca Produksi (Post Production) adalah tahap akhir sebelum on air.
Tahapan setelah proses produksi pengambilan sebelum gambar selesai dan
dinyatakan aman, master atau materi video tersebut masuk pada tahap editing,
dalam hal ini penyuntingan gambar atau pengemasan akhir, hingga dinyatakan
siap untuk ditayangkan. Tentunya materi video yang akan ditayangkan telah
dievaluasi (playback) dan dinyatakan aman oleh produser program acara. Tahap
pasca produksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi
itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang
termasuk dalam pasca produksi antara lain Penyuntingan (editing), memberi
ilustrasi, musik, efek, dan lain-lain.

18
B. SARAN
Dalam Membuat sebuah Program acara, kita harus memperhatikan terlebih
dahulu tahapan Standar Oprasional Prosedur (SOP) sebagai pedoman atau acuan
kita dalam memproduksi program acara yang akan kita buat. Hal ini bertujuan
agar pembuatan program acara yang kita produksi dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan ide, gagasan maupun rancangan yang telah kita kita tentukan dalam
taham praproduksi, kemudian eksekusi program dalam taham produksi, dan
mengolah bahan program dalam tahap pasca produksi dan juga mengevaluasi
kinerja organisasi pelaksana produksi dalam kegiatan produksi program acara
siaran yang kita buat.
Diharapkan makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan menjadi
bahan literatur akademi dan kajian pustaka yang berhubungan dengan produksi
program siaran televisi maupun radio.

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Morrisan, M.A., 2013, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi, Cetakan ke-4 edisi revisi, Jakarta: Prenadamedia Group.
Jurnal:

19
Febriyana, Dina, Proses Produksi Program Talk Show “Redaksi 8” Pada Televisi
Lokal Tepian Tv Samarinda, eJournal lmu Komunikasi, Vol. 1 No. 4,
2013.
Kutanto, Haronas, Strategi Programming Pada Program “Hafiz Indonesia 2015”
Rcti Untuk Memperoleh Rating Share Tinggi, Jurnal Wacana, Volume
16 No. 2, Desember 2017.
Maulana, Kemal Aqwam, Fatmawati, Analisis Produksi Program Berita
Indonesia Morning Show Di News And Entertainment Television, Jurnal
Komunikasi, Vol.11 No.2 Oktober 2018.
Tsabit, Muhammad, Nina Kusumawati, Fauzi Syarief, Agus Suryadi, Varadina
Bunga, Penerapan Proses Kerja Dalam Penyiaran Media Televisi
(Studi Kasus Pada Siswa Siswi SMKN Bekasi), Jurnal Abdimas Bsi
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 1 No. 3 Agustus 2018.
Website:
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-mengenal-manfaat-cara-pembuatan-dan
contohsop/#:~:text=Standar%20Operasional%20Prosedur%20(SOP)
%20merupakan%20suatu%20pedoman%20atau%20acuan
%20untuk,prosedural%20sesuai%20tata%20kerja%2C%20prosedur,
(Diakses Pada 31 November 2020 Pukul. 00:30 WIB).

20

Anda mungkin juga menyukai