Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

MANAJEMEN KEPERAWATAN
PENYUSUNAN RUANGAN SAK DAN SOP

Dosen Pembimbing :
Adhin Alkhasanah. S.Kep., Ns., M.Kep
Disusun oleh :
(Kelompok 4/7B)
1. Diyah Ayu Retno Sari (201702061)
2. Dwi Wahyuningrum (201702062)
3. Lativa Nuraini (201702076)
4. Lina Malia P. (201702078)
5. Lulut Oktavia (201702079)
6. Tsalisa Regita C. (201702097)
7. Yoqi Putra P. (201702030)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbil’alamin, banyak nikmat yang Allah berikan sehingga segala puji
hanya layak untuk Allah SWT dan kalian semua serta alam atas segala berkat, rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Manajemen Keperawatan dengan materi tentang “PENYUSUNAN RUANGAN SAK DAN
SOP”.
Dalam penyusunannya, penulis memaparkan hasil pembuatan proposal roleplay yang
dilakukan oleh Mahasiswa prodi Keperawatan STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengajar manajemen
keperawatan dan seluruh mahasiswa kelas keperawatan semester 7B yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal, semoga semua ini bias memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebih baik lagi dalam pembuatan makalah ini.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Madiun, 18 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2Manfaat ................................................................................................................... 2
1.3Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN SOP


2.1Pengerian SOP............................................................................................................... 3
2.2Tujuan SOP................................................................................................................... 4
2.3Fungsi SOP.................................................................................................................... 4
2.4Manfaat SOP................................................................................................................. 4
2.5Prinsip SOP................................................................................................................... 5
2.6Jenis SOP....................................................................................................................... 5
2.7Format pembuatan SOP seacara umum......................................................................... 6
2.8Cara pembuatan SOP..................................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN SOP


3.1Pengertian standart asuhan keperawatan(SAK).....................................................7
3.2Tujuan .................................................................................................................. 7
3.3Fungsi.................................................................................................................... 7
3.4Tahap-tahap proses keperawatan........................................................................... 7

BAB IV PENUTUP
4.1Kesimpulan ............................................................................................................ 11
4.2Saran ...................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14


LAMPIRAN....................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan
sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Selama ini
masyarakat awam lebih mengenal rumah sakit sebagai tempat mengobati dengan bayangan
perlakuan medis yang akan diterima melalui peralatan kedokteran. Kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan akhir – akhir ini meningkat hingga mencapai angka 85 %. Ditambah dengan
fenomena sekarang yang menunjukkan adanya kecenderungan konsumen yang lebih memilih
untuk berobat ke luar negeri, yang memang harus diakui fasilitas dan layanannya jauh lebih baik
dari yang dimiliki di dalam negeri. Sebuah rumah sakit yang baik tentunya mengutamakan mutu
dan kualitas dari pelayanan pada konsumen. Namun disamping itu, bentuk fisik dan interior juga
berperan menentukan baik buruknya penilaian konsumen terhadap rumah sakit
tersebut.setidaknya dengan bentuk fisik dan interior dari bangunan rumah sakit yang baik akan
dapat mengurangi kesan menyeramkan sehingga mempercepat proses penyembuhan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tempat, ruang dimana seseorang yang akan beraktifitas dapat
berpengaruh terhadap perilaku psikologis orang tersebut. Setiap ruang dalam rumah sakit akan
membawa pengaruh yang cukup kuat terhadap pola tingkah laku dan sikap manusia yang
beraktivitas di dalamnya. Dengan demikian desain interior yang menunjang untuk tempat
pelayanan kesehatan semakin diperlukan dalam menghadapi teknologi yang semakin maju.
Tuntutan kenyamanan dan keselamatan menjadi prioritas utama bagi pasien. Bila perencanaan
interior rumah sakit mencapai sasaran yang mengacu pada fungsional maka akan
menguntungkan berbagai pihak.

Oleh karena besarnya tuntutan akan pelayanan keperawatan professional di era sekarang ini,
maka dibutuhkan suatu metode yang dapat mengelola agar pelaksanaan asuhan keperawatan
dapat berjalan secara optimal. Model praktik keperawatan professional (MPKP) adalah suatu
system (struktur,proses, dan nilai-nilai profesional) yang memfasilitasi perawat professional,
mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut
diberikan.
1.2 Manfaat

1. Bagi pasien ( konsumen utama )


Tata ruang yang baik dapat memberikan kenyamanan dan membantu proses penyembuhan
pasien.
2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung
Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang
menyatakan tersirat dalam interiornya.
3. Bagi tenaga medis
Akan bekerja lebih nyaman dan memberi pelayanan yang baik untuk kepentingan pasien dan
keluarga, terbentuk dari suasana yang mendukung psikologisnya.
4. Bagi pihak rumah sakit
Memperoleh keuntungan melalui promosi gratis dari konsumen, pengunjung yang datang dan
mendapat pelayanan dan kenyamanan dari rumah sakit. Dari latar belakang diatas dirasa perlu
menciptakan sebuah fasilitas pelayanan kesehatan dengan penataan dan penampilan interior yang
tepat dan fungsional sesuai dengan aktifitas yang berlangsung didalamnya tanpa meninggalkan
faktor kenyamanan untuk mencapai tujuan derajat kesehatan yang optimal.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami tentang aplikasi model praktik keperawatan
professional (SAK/SOP)
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan SAK
2. Mahasiswa mampu menjelaskan SOP
3. Mahasiswa mampu menyebutkan jenis SOP
4. Mahasiswa mampu menyebutkan manfaat SOP/SAK
5. Mahasiswa mampu mebuat SAK/SOP

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian SOP
Dokumentasi berbagai prosedur, yang juga dapat disingkat Prosedur Operasi Standar atau SOP,
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tujuan memperoleh pekerjaan yang paling efisien dari
pekerja dengan biaya serendah mungkin. Harus dijalankan secara kronologis.

Perusahaan mana pun, dalam bentuk atau jenis apa pun, yang memerlukan panduan untuk
memungkinkannya melakukan tugas dan fungsi setiap elemen atau unit perusahaan.

Standard Operating Procedure (SPO) adalah sistem lain yang dikembangkan untuk
memfasilitasi, mengatur, dan mengatur pekerjaan. Sistem ini juga mencakup serangkaian proses
yang menyelesaikan pekerjaan dari awal hingga selesai.

2. Pengertian SOP Menurut Para Ahli

2.2.1 Menurut Tjipto Atmoko


SOP adalah salah satu pedoman atau referensi yang memungkinkan Anda untuk melakukan
berbagai tugas kerja sesuai dengan pemerintah atau organisasi non-pemerintah dan perangkat
penilaian fungsional dan kinerja perusahaan atau non-perusahaan.

Ini didasarkan pada berbagai indikator teknis, administratif, dan prosedural, tergantung pada
sistem kerja perutean, perutean, dan unit kerja terkait.

2.2.2 Menurut Sailendra


SOP adalah panduan yang dapat Anda gunakan untuk membantu organisasi atau perusahaan
Anda melakukan kegiatan operasional dengan lancar.

2.3.3 Menurut Moekijat
SOP adalah implementasi dari serangkaian langkah atau pekerjaan, di mana pekerjaan itu bisa
dilakukan, bagaimana dieksekusi, ketika dieksekusi, di mana dieksekusi, siapa yang
mengeksekusinya, dan siapa yang mengeksekusinya.

2.4.4 Menurut  Istyadi Insani


SOP adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi yang dapat distandarisasi dalam berbagai
proses dalam manajemen manajemen kantor, termasuk cara bekerja, waktu implementasi, lokasi
implementasi, dan aktor yang berperan dalam aktivitas.
2.5.5 Menurut Laksmi

SOP adalah dokumen yang melibatkan beberapa langkah yang dapat diambil secara kronologis
untuk menyelesaikan pekerjaan yang bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan paling efektif dari
seorang pekerja dengan biaya terendah

2.2Tujuan SOP

1. Membakukan hasil kerja.


2. Mencapai hasil kerja yang efektif dan efisien.
3. Sebagai pedoman kerja untuk semua karyawan, termasuk pekerja dan bos.
4. Ini juga dapat digunakan sebagai parameter untuk evaluasi kualitas.
5. Risiko kesalahan kerja berkurang.
6. Untuk dapat menggambarkan alur masing-masing pihak, tugas, dan izin untuk bekerja.
7. Sebagai dokumen rujukan jika terjadi kesalahan atau kesalahan diagnosis.
8. Ini juga dapat digunakan sebagai materi pelatihan untuk karyawan baru.

2.3 Fungsi SOP

1. Membantu memfasilitasi pekerjaan bagi karyawan, tim, atau unit kerja.


2. SOP ini berfungsi sebagai dasar hukum yang kuat untuk penipuan.
3. SOP dapat berfungsi untuk memberi karyawan pengetahuan tentang kecacatan yang
mereka alami dan alami.
4. SOP ini juga dapat mengarahkan karyawan untuk mempertahankan disiplin timbal balik
di tempat kerja dan untuk berfungsi sebagai panduan untuk melaksanakan pekerjaan atau
tugas.

2.4 Manfaat SOP

1. SOP yang baik akan membuat pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan
pengawasan, dan dapat bekerja secara konsisten
2. Karyawan dapat percaya diri dalam pekerjaan mereka dan tahu apa yang harus mereka
capai dalam setiap pekerjaan.
3. SOP ini juga dapat digunakan sebagai alat pelatihan dan juga dapat digunakan untuk
mengukur kinerja karyawan.

Menurut Permenpan No.PER / 21 / M-PAN / 11/2008), keuntungan dari prosedur operasi standar
(SOP) adalah:

1. Standarisasi cara karyawan menyelesaikan tugas khusus, mengurangi kesalahan, dan


mengabaikannya.
2. SOP ini dapat membantu staf menjadi lebih mandiri tanpa bergantung pada intervensi
administratif dan mengurangi keterlibatan para pemimpin dalam menerapkan proses
sehari-hari.
3. Tingkatkan akuntabilitas dengan mampu mendokumentasikan tanggung jawab khusus
untuk melakukan tugas.
4. Buat standar kinerja yang memberi karyawan cara khusus untuk meningkatkan kinerja
dan membantu mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan sejauh ini.
5. Buat berbagai materi pelatihan untuk membantu karyawan baru menyelesaikan pekerjaan
dengan cepat.
6. Menunjukkan kinerja organisasi yang efisien dan dikelola dengan baik.
7. Ini memberikan pedoman yang berbeda untuk setiap karyawan unit layanan ketika
melakukan pengiriman layanan sehari-hari.
8. Hindari eksekusi duplikat dari operasi penyediaan layanan.
9. Membantu dalam menemukan berbagai kesalahan prosedural dalam memberikan
layanan. Menjamin proses layanan sehingga mereka dapat terus berjalan dalam berbagai
situasi.

2.5 Prinsip SOP


 Konsisten
SOP ini harus secara konsisten dilaksanakan oleh organisasi pemerintah di semua tingkatan,
kapan saja, dalam situasi apa pun, dan oleh siapa saja.

 Komitmen
SOP ini juga harus dilaksanakan dengan komitmen penuh di semua tingkatan organisasi, dari
level terendah hingga level tertinggi.

 Perbaikan terus-menerus
Implementasi SOP juga harus menerima berbagai perbaikan sehingga mereka bisa mendapatkan
prosedur yang benar-benar efisien dan efektif.

 Mengikat
SOP juga harus mengikat penegak untuk melakukan tugasnya sesuai dengan prosedur standar
yang ditetapkan.

 Setiap elemen memiliki peran penting


Setiap karyawan memiliki peran khusus dalam setiap prosedur standar. Jika karyawan tertentu
gagal menjalankan perannya dengan baik, seluruh proses menjadi bingung dan, akibatnya, proses
tata kelola dipengaruhi.

 Didokumentasikan dengan baik


Semua prosedur standar juga perlu didokumentasikan dengan baik sehingga mereka selalu dapat
digunakan sebagai referensi bagi mereka yang membutuhkannya.
2.6 Jenis – Jenis SOP
1. Jenis SOP berdasarkan sifat kegiatan

 SOP Teknis

SOP Teknis adalah berbagai prosedur standar yang menggambarkan dengan sangat rinci
berbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh satu perangkat atau pelaksana dalam suatu peran
atau posisi.

 SOP manajemen

SOP manajemen pada dasarnya adalah satu prosedur standar secara umum, dengan sedikit detail
pada aktivitas yang dapat dilakukan oleh banyak perangkat atau pelaksana dengan peran atau
lokasi ganda.

2. Jenis SOP berdasarkan ruang lingkup dan jenis kegiatan

 SOP umum

SOP generik (umum). SOP berdasarkan sifat dan isi kegiatan yang relatif sama dari berbagai
kegiatan dalam SOP, atau dari tahap kegiatan dan implementasi.

 SOP khusus

SOP spesifik adalah SOP yang didasarkan pada berbagai kegiatan SOP, tahapan kegiatan, aktor
(pelaksana), dan sifat dan isi kegiatan relatif terhadap di mana SOP berlaku.

3. Jenis SOP berdasarkan ruang lingkup dan jumlah kegiatan

 SOP Mikro

Makro yang merupakan bagian dari SOP (SOP makro) atau SOP yang merupakan bagian dari
aktivitas SOP makro yang lebih luas.

 SOP Makro

SOP Makro ini dapat berisi beberapa SOP Mikro yang dapat mencerminkan beberapa dari
berbagai kegiatan. SOP makro adalah integrasi dari beberapa SOP mikro yang dapat membentuk
serangkaian kegiatan dalam SOP.

4. Jenis SOP berdasarkan ruang lingkup dan kelengkapan kegiatan

 SOP terakhir

Final SOP adalah salah satu dari serangkaian SOP berbasis aktivitas yang menghasilkan produk
utama terbaru atau final.
 SOP sebagian

Kegiatan ini masih memiliki serangkaian kegiatan tindak lanjut yang dapat mencerminkan
produk utama akhir karena SOP parsial adalah SOP berdasarkan pada serangkaian kegiatan yang
belum menghasilkan produk utama akhir.

2.7 Format Pembuatan SOP Secara Umum


1. Langkah sederhana
Bentuk SOP ini adalah bentuk sup paling sederhana dan juga digunakan ketika prosedur hanya
memiliki beberapa kegiatan dan keputusan.

2. Langkah hierarkis (langkah sekuensial)


Jenis format ini merupakan peningkatan dari langkah sederhana. Digunakan ketika prosedur
yang dikompilasi memiliki lebih dari 10 langkah dan Anda memerlukan informasi lebih
rinci.Tetapi itu hanya membuat beberapa keputusan. Langkah-langkah yang diidentifikasi dapat
diubah menjadi subteps terperinci.

3. Graphic (grafik)
Formulir ini juga dapat digunakan jika prosedur memiliki serangkaian kegiatan yang panjang.
Proses panjang dibagi menjadi beberapa sub-proses singkat yang berisi beberapa langkah.

Format grafik ini juga digunakan ketika menyusun prosedur yang memerlukan foto atau gambar,
dan umumnya digunakan oleh pelamar atau pelaksana eksternal organisasi.

4. Diagram alir
Format diagram alir ini digunakan ketika SOP membutuhkan pengambilan keputusan yang
kompleks atau banyak.

Dan Anda menginginkan opsi jawaban alternatif, seperti Ya atau Tidak, Kelengkapan, Benar
atau Salah, yang dapat memengaruhi proses proses selanjutnya.

Penggunaan format diagram alur ini juga mencakup beberapa simbol khusus (diagram alur)
untuk menggambarkan proses. Seperti kotak simbol (proses), panah (panah), ketukan split
(keputusan), dll.

2.8 Cara Membuat SOP


1. Tahap persiapan
Jika perusahaan Anda membuat SOP besar, Anda mungkin perlu berbagai tingkat tim untuk
setiap unit kerja.

Dalam skala yang jauh lebih kecil, tim kecil atau individu dapat membuat sup dengan:
 Identifikasi kebutuhan
 Pengumpulan data
 Lakukan analisis prosedural
 Lakukan pengembangan

2. Perlu evaluasi
Pada tahap ini, produsen SOP juga dapat menentukan format penerapan SOP, jumlah SOP yang
dibuat, dan ruang lingkup standar operasi itu sendiri.

3. Pengembangan SOP
Sebagai standar yang nantinya akan digunakan sebagai referensi untuk proses pelaksanaan
kegiatan sehari-hari organisasi atau perusahaan.

Saya hanya membuat sup ini sekali. Ini perlu direvisi secara iteratif hingga akhirnya menjadi
SOP yang andal, valid, dan tepat.

4. Menerapkan SOP
Personel pelaksana juga harus diberitahu tentang produk baru atau sup pengembangan serta
alasan untuk perubahan.

Anda dapat mendistribusikan salinan sup ini dan memastikan bahwa setiap pelaksana tahu apa
fungsinya dalam SOP.

5. Pemantauan dan evaluasi implementasi SOP AP


Hasil dari sup yang dibuat harus terus dipantau untuk implementasi aplikasi itu. Masukan dari
pekerjaan pemantauan bermanfaat sebagai penilaian dan peningkatan standar operasional di
masa depan.
BAB III

TINJAUAN TEORI

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)

3.1 Pengertian Asuhan Keperawatan


asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah – kaidah keperawatan sebagai
suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.

3.2 Tujuan asuhan keperawatan


1) Membantu individu untuk mandiri
2) Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi alam bidang kesehatan
3) Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan secara
optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatannya
4) Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal

3.3 Fungsi proses keperawatan


1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan
2) Memberi ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
maslaah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien
3) Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya dibidang kesehatan

3.4 Tahap – tahap proses keperawatan


1) Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk
dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapai
pasien baik fisik, mental, sosial maupun spritual dapat ditentukan. Tahap ini
mencakup tiga kegiatan yaitu pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah
kesehatan serta keperawatan.

a) Pengumpulan data
Tujuan dari pengumpulan data adaalah untuk memperoleh data dan
informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah di analisis.
Jenis data antara lain data objektif yaitu data yang diperoleh melalui
pengukuran, pemeriksaan dan pengamatan misalnya suhu tubuh, tekanan darah
serta warna kulit. Data subjektif yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang
dirasakan pasien atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya kepala pusing,
nyeri dan mual.
adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi:
1) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
2) Pola koping sebelumnya dan sekarang
3) Fungsi status sebelumnya dan sekarang
4) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
5) Resiko untuk masalah potensial
6) Hal – hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
b) Analisis data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan
c) Penentu masalah
Sebelum analisa data dilakukan dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan.
Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat di intervensi dengan asuhan
keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih
memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun diagnosis keperawatan sesuai
dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan
segera. Penting mencakup kegawat
2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau
potensial klien terhadao masalah keperawatan dimana perawat yang mempunyai izin
dan berkompeten yang wjib untuk mengatasinya. Respon aktual dan potensial klien
didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan
3) Intervensi Keperawatan
Tahap perencanaan memberikan kesempatan kepada perawat, klien, keluarga dan
orang – orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna
mengatasi masalah yang dialami klien. Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk
tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap diagnosis keperawatan.
Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan
sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang
ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan dan siapa yang
akan melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana
tindakan keperawatan untuk klien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara
maksimal.
4) Implementasi Keperawatan
Implementasi yang merupakan komponen dari asuhan keperawatan adalah kategori
dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang telah dilakuakn dan
diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti
komponen perencanaan dari proses keperawatan. Namun demikian, dibanyak
lingkungan perawat kesehaan, implementasi mungkin dimulai secara langsung setelah
pengkajian.
Adapun tahap – tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut:
a) Tahap 1 : Persiapan
Tahap awal tindakan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang
diindentifikasi pada tahap perencanaan
b) Tahap 2 : Intervensi
Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawat adalah kegiatan dan pelaksanaan
tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan independen, dependen dan
interdependent
c) Tahap 3 : Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap
dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

5) Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan
secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika
hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar
dari siklus proses keperawatan. Jika sebalikanya, klien akan masuk kembali ke dalam
siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment). Secara umum, evaluasi
ditujukan untuk:
a) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan
b) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
c) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai

Berikut 3 jenis format evaluasi/catatan perkembangan yang biasa digunakan dalam


asuhan keperawatan:

a) SOAP
Format SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien.
S : Subjektif (Pernyataan atau keluhan dari pasien
O : Objektif (Data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga)
A : Analisis ( Kesimpulan dari objektif dan subjektif
P : Planing ( Rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis)

b) SOAPIER
S : Subjektif (Pernyataan atau keluhan dari pasien
O : Objektif (Data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga)
A : Analisis ( Kesimpulan dari objektif dan subjektif )
P : Planing (Apa yang dilakukan terhadap masalah)
I : Implementasi ( Bagaimaan tindakan dilakukan)
E : Evaluation (Respon pasien terhadap tindakan keperawatan
R : Revised (Apakah rencana keperawatan akan diubah)

c) DAR
Format dokumentasi DAR membantu perawat untuk mengatur pemikirannya dan
memberikan struktur yang dapat meningkatkan pemecahan masalah yang kreatif.
Komunikasi yang terstruktur akan mempermudah konsistensi penyelesaian masalah
diantara tim kesehatan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

4.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, (2002). Standart Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta Direktorat
Pelayanan Keperawatan Depkes RI
Russel C. Swanburg .(1994). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Untuk
Perawat Klinis, Jakarta : EGC
Sitorus, R, Yulia (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit; Penataan
Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta
LAMPIRAN SOP/SAK

SOP PEMERIKSAAN EKG (Standard Operating Procedure Electrocardiograph)


PENGERTIAN PEMERIKSAAN EKG (ELEKTROKARDIOGRAFI /
ELECTROCARDIOGRAPH)
Suatu tindakan merekam aktivitas listrik jantung yang berawal dari nodus sinoatrial, yang
dikonduksikan melalui jaringan serat-serat (sistem konduksi) dalam jantung yang menyebabkan
jantung berkontraksi, yang dapat direkam melalui elektroda yang dilekatkan pada kulit.

TUJUAN PEMERIKSAAN EKG


1.   Mengidentifikasi adanya kelainan irama jantung (disrithmia) akibatadanya infark miokard,
angina tertentu, pembesaran jantung, dan penyakit inflamasi jantung.
2.   Menilai efek obat-obatan dan mengidentifikasi ketidakseimbangan elektrolit, terutama
kalsium dan kalium.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN EKG


A.  Persiapan Alat :
1.   Mesin EKG.
2.   Nierbeken.
3.   Jelly.
4.   Kapas alkohol pada tempatnya.
5.   Tissue.
6.   Washlap basah.
7.   Alat cukur (kalau perlu).
8.   Kertas dokumentasi EKG, lem, dan gunting.
B.  Persiapan Klien Sebelum Tindakan Pemeriksaan EKG:
1.   Menjelaskan kepada klien tentang tujuan tindakan pemeriksaan EKG.
2.   Melepaskan alat logam yang digunakan klien, temasuk gigi palsu.
3.   Menganjurkan klien untuk berbaring dengan tenang dan tidak bergerak selama prosedur.
4.   Menjelaskan kepada klien untuk tidak memegang pagar tempat tidur.

C. IMPLEMENTASI
1.   Mencuci tangan.
2.   Menutup sampiran.
3.   Membuka pakaian atas klien.
4.   Membersihkan area ekstremitas dan dan dada yang akan dipasangi elektroda dengan
menggunakan kapas alkohol. Bila terdapat rambut yang cukup tebal cukur bila perlu.
5.  Memberikan jelly pada area pemasangan dan pada elektroda.
6.  Pasang kabel dan elektroda (hindari memasang elektroda pada massa otot yang terlalu tebal
atau pada struktur tulang) :
a. Kabel Merah  (R) : pada lengan kanan.
b. Kabel Kuning (L) : pada lengan kiri.
c. Kabel Hijau    (F)   : pada kaki kiri.
d. Kabel Hitam   (N) : pada kaki kanan.
e. V1 : pada interkostal ke– 4  kanan.
f.  V2 : pada interkostal ke– 4  kiri.
g. V3 : pada interkostal ke 4 – 5 antara V2 dan V4.
h. V4 : pada interkostal ke-5 linea midclavicularis kiri.
i.  V5 : horizontal terhadap V4, di linea aksilaris anterior.
j.  V6 : horizontal terhadap V5, pada línea midaksilaris.
7.   Menghubungkan kabel ground ke washlap basah yang diletakkan di nierbeken.
8.   Menghubungkan kabel listrik mesin EKG ke sumber listrik.
9.   Menyalakan power On mesin EKG.
10.   Mengatur kecepatan gelombang pada 25 mV.
11.   Mengatur ketinggian rekaman pada skala 1.
12.   Melakukan kalibrasi 1 mV.
13.   Melakukan rekaman 12 lead.
14.   Setelah selesai, mematikan power mesin EKG dan lepaskan kabel/elektroda dari tubuh
klien, kemudaian bersihkan sisa jelly yang menempel dengan tissue.
15.   Merapihkan klien dan mengembalikan alat-alat pada tempatnya.

D. DOKUMENTASI
1.   Menempelkan hasil rekaman EKG pada kertas dokumentasi EKG.
2.   Mencatat nama klien, umur, tanggal dan jam serta nama pemeriksa pada kertas dokumentasi
EKG.
3.   Mencatat respon klien sebelum, selama dan sesudah melakukan prosedur.
4.   Membersihkan jel yang menempel pada kulit pasien dengan tissue.
5.   Cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai