Anda di halaman 1dari 42

“ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PEMBANGUNAN

GEDUNG PERPUSTAKAAN IAIN MENGGUNAKAN METODE EARNED


VALUE”

PROPOSAL

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan


Pendidikan pada Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Jenjang Strata Satu dan
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik dari Universitas Cenderawasih

Disusun Oleh:

ELISABET GIANINA. T. TAMAKAENGI


2019061014071

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 5
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 5
2.2 Manajemen Proyek ................................................................................... 7
2.2.1 Fungsi Manajemen Proyek................................................................ 9
2.2.2 Tujuan Manajemen Konstruksi ....................................................... 10
2.2.3 Manajemen Waktu............................................................................11
2.2.4 Manajemen Biaya............................................................................ 12
2.3 Pengendalian Proyek Konstruksi ............................................................ 14
2.3.1 Fungsi Pengendalian ....................................................................... 15
2.3.2 Proses Pengendalian ........................................................................ 16
2.4 Metode dan Teknik Pengendalian Biaya dan Waktu .............................. 16
2.5 Kurva S ................................................................................................... 17
2.6 Konsep Nilai Hasil (Earned Value) ........................................................ 19
2.7 Indikator Nilai Hasil ............................................................................... 21
2.8 Konsep Earned Value Pada Kinerja Proyek ........................................... 23
2.8.1 Schedule Variance (SV) .................................................................. 24
2.8 2 Cost Variance (CV) ......................................................................... 24
2.8.3 Schedule Performance Index (SPI) ................................................. 25
2.8.4 Cost Performance Indeks (CPI) ...................................................... 26
2.8.5 Perkiraan Biaya Pekerjaan Tersisa/Estimate Temporary Cost (ETC) .
......................................................................................................... 26

ii
2.8.6 Perkiraan Biaya Akhir Penyelesaian Proyek/Estimate At Completion
(EAC) .............................................................................................. 27
2.8.7 Perkiraan Waktu Pekerjaan Tersisa/Estimate Temporary Schedule
(ETS) ............................................................................................... 27
2.8.8 Perkiraan Waktu Akhir Penyelesaian Proyek/Estimate At Schedule
(EAS)............................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 28
3.1 Lokasi Penelitian .................................................................................... 28
3.2 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 28
3.3 Metode Analisis Data ............................................................................. 30
3.5 Rencana Jadwal Penelitian ..................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 38

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Manajemen Proses (Sumber: Buku Manajemen Proyek,2019) ........ 9


Gambar 2. 2 Kurva S (Sumber: Indra Ginanta,2017) .......................................... 18
Gambar 2. 3 Perbandingan Manajemen Biaya Tradisional Dengan Konsep Nilai
Hasil Tradisional ............................................................................ 20
Gambar 2. 4 Hubungan BCWS, BCWP, ACWP ................................................. 23
Gambar 2. 5 Kurva S Earned Value. .................................................................... 23
Gambar 3. 1 Peta Lokasi Penelitian..................................................................... 28
Gambar 3. 2 Papan Nama Proyek ........................................................................ 29
Gambar 3. 3 Bagan Alir ....................................................................................... 33

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Analisa Varians Terpadu ...................................................................... 25


Tabel 3. 1 Rencana Jadwal Penelitian .................................................................. 37

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman di Negara berkembang seperti di
Indonesia, kebutuhan masyarakat terhadap proyek konstruksi semakin meningkat.
Kondisi ini membuat industri konstruksi mendapatkan dampak positif dengan
membanjirnya kebutuhan infrastruktur baik dari pihak swasta maupun pihak
pemerintah. Pembangunan infrastruktur sendiri perlu pengelolaan yang serius,
mengingat semakin besarnya jenis infrastruktur maka semakin kompleks juga
ketergantungan antara bagian pekerjaan satu dengan pekerjaan yang lainnya.
Kota Jayapura sebagai Ibu Kota Provinsi Papua dan menjadi salah satu
daerah yang dalam perkembangan penduduk dan aktivitas cukup tinggi sehingga
tidak sedikit penduduk yang berada di Jayapura dan sebagian besar masyarakat
Papua menempuh perguruan tinggi di Jayapura.
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) salah satu Lembaga Perguruan
Tinggi di Jayapura. Lembaga pendidikan ini ada untuk membina manusia dan
mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka untuk mengoptimalkan
tugas dan fungsi Pendidikan Tinggi pada IAIN Fattahul Muluk Papua, maka
Institusi Agama Islam Negeri membutuhkan fasilitas yang semakin meningkat
untuk mendukung proses belajar mengajar diantaranya yang sangat di butuhkah
yaitu penambahan gedung dan perlengkapan yang memadai untuk mahasiswa.
Penambahan sarana dan prasarana inilah yang mendorong pihak perguruan tinggi
melengkapi fasilitas pendidikan dengan membangun gedung perpustakaan yang
baru.
Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan
suatu proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu
penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu
hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan
waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat, sehingga
biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan, dan juga menghindarkan dari
adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.

1
Pada masa pelaksanaan proyek konstruksi sering terjadi ketidaksesuaian
antara jadwal rencana dan realisasi di lapangan yang dapat mengakibatkan
pertambahan waktu pelaksanaan dan pembengkakan biaya pelaksanaan sehingga
penyelesaian proyek menjadi terlambat. Penyebab keterlambatan yang sering
terjadi yaitu akibat perubahan situasi di proyek, perubahan desain, pengaruh faktor
cuaca, kurang memadainya kebutuhan tenaga kerja, material maupun peralatan,
kesalahan perencana atau spesifikasi.
Pada penelitian ini penulis akan melakukan penelitian pada pembangunan
Gedung Perpustakaan IAIN Fattahul Muluk Papua yang berlokasi di Jln. Merah
Puti Buper Waena Distrik Heram Kota Jayapura, Papua. Total anggaran
Pembangunan Gedung Perpustakaan IAIN yaitu Rp.32.863.491.081,00.
Pembangunan Gedung Perpustakaan IAIN akan dikerjakan oleh kontraktor
PT.Kemer Tiri Emas. Proyek ini telah dikerjakan mulai pada 12 Mei 2023,
pekerjaan tersebut direncanakan selesai dalam 210 hari kalender.
Untuk melakukan pengendalian dalam suatu proyek diperlukan metode
yang dapat memberikan gambaran dam pemahaman mengenai status proyek. Pada
penelitian ini, metode yang akan digunakan yaitu Konsep Nilai Hasil (earned
value). Konsep nilai hasil merupakan suatu konsep perhitungan anggaran biaya
sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan (budgeted cost of works
performed). Dengan kata lain, konsep ini mengukur besarnya suatu pekerjaan yang
telah selesai pada waktu tertentu bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang
tersedia untuk pekerjaan tersebut. Hasil dari analisis Earned Value di setiap evaluasi
proyek selanjutnya memberikan informasi mengenai kondisi pelaksanaan proyek
dan dapat digunakan oleh manajer proyek sebagai dasar pengambilan keputusan
yang diperlukan untuk melakukan perbaikan agar pelaksanaan proyek bisa
mencapai tujuan awal proyek.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dari itu penulis mengambil judul
“Analisis Biaya dan Waktu pada Proyek Pembangunan Gedung Perpustakaan
IAIN Menggunakan Metode Earned Value”

2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
yang dapat diambil yaitu:
1. Bagaimana kinerja biaya dan waktu pada Proyek Pembangunan Gedung
Perpustakaan IAIN berdasarkan metode Earned Value?
2. Bagaimana estimasi biaya dan estimasi waktu untuk pelaksanaan Proyek
Pembangunan Gedung Perpustakaan IAIN berdasarkan metode Earned
Value?
1.3 Batasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan, maka penulis memberikan batasan-
batasan masalah dalam penulisan ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini merupakan studi kasus pada pembangunan Gedung
Perpustakaan IAIN Fattahul Muluk Papua, yang berlokasi di Jln. Merah
Putih Buper Waena Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua.
2. Pengambilan data dilakukan pada proyek pembangunan Gedung
Perpustakaan IAIN.
3. Analisis studi kasus pada gedung perpustakaan ini mnecakup variabel
biaya dan waktu.
4. Analisis perhitungan variabel biaya dan waktu menggunakan microsoft
excel.
5. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Konsep Nilai Hasil
(Earned Value).
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis kinerja biaya dan waktu pada pembangunan gedung
perpustakaan IAIN
2. Menganalisis estimasi biaya dan estimasi waktu yang terjadi pada proyek
pembangunan gedung perpustakaan IAIN.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3
1. Sebagai masukan bagi pembaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dalam hal pengendalian biaya dan waktu pada suatu proyek.
2. Dari hasil penelitian dapat memberi masukan kepada pihak proyek untuk
penjadwalan proyek selanjutnya.
3. Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan pelaksanaan
proyek berikutnya.
4. Mengetahui perkiraan biaya dan durasi waktu akhir pekerjaan Proyek
Pembangunan Gedung Perpustakaan IAIN Fattahul Muluk Papua.
5. Menambah pengetahuan dalam bidang analisis biaya dan penjadwalan
waktu dengan penerapan Metode EVM (Earned Value Method).
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan pada Tugas Akhir ini yaitu sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab pendahuluan diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,
batasan-batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan dari penulisan tugas akhir.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisikan tentang penelitian terdahulu serta teori-teori yang
mendukung dalam proses penelitian ini, seperti teori mengenai manajemen
proyek, pengendalian proyek, dan konsep nilai hasil (Earned Value).
Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini menguraikan gambaran umum mengenai lokasi, jadwal
Penelitian dan proses pengambilan data sebagai bahan penelitian serta
bagan alir penelitian.
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang hasil dari pembahasan penelitian.
Bab V Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil Tugas Akhir.
Daftar Pustaka
Lampiran

4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Sebagai referensi dan bahan pertimbangan pada penelitian ini, maka dalam
tinjauan pustaka ini akan dipaparkan penelitian serupa yang pernah dilakukan
peneliti sebelumnya serta membantu menyelesaikan kesulitan permasalahan dalam
penelitian ini.
1. Analisis Biaya dan Waktu dengan Metode Nilai Hasil (Studi Kasus
Proyek Preservasi Jembatan Sembayat di Gresik).
M. Rediga Alfadin (2023) Hasil penelitian menunjukkan total biaya yang
direncanakan adalah sebesar Rp 4.489.082.250 sedangkan untuk total
biaya yang dikeluarkan selama 17 pekan adalah sebesar Rp.
1.923.940.648,44. Jika dibandingkan dengan hitungan nilai akuntan dari
pihak perusahaan yaitu sebesar Rp. 1.913.667.654,92 maka nilai yang
dikeluarkan lebih besar Rp. 10.272.993,52 dari total biaya perencanaan.
Keterlambatan pekerjaan menjadi salah satu sebab dari perbandingan
biaya ini, seperti pada nilai SV di pekan 2, pekan 3, pekan 6, pekan 9 dan
pekan 10 dimana nilai SV nya adalah negatif yang berarti waktu
pengerjaan tidak sesuai dengan schedule atau lebih lambat. Total hari
perencanaan adalah selama 270 hari dengan waktu pekerjaan yang telah
berjalan selama 17 pekan atau selama 151 hari. Nilai Estimate Date
Complete yang tersisa di ditinjau berdasarkan minggu ke satu hingga ke
minggu ke 17 data adalah sebanyak 190,2 hari. Sedangkan untuk nilai
Estimate All Schedule (EAS) yang merupakan perkiraan keseluruhan
durasi penanganan proyek adalah sebanyak 191 hari. Artinya, proyek yang
dilakukan diperkirakan akan selesai sesuai dengan target pada
perencanaan. Evaluasi dan koordinasi pada proyek sebaiknya dapat
dilakukan secara berkala untuk menghindari terjadinya keterlambatan
dalam proses pengerjaan atau proyek yang dapat mengakibatkan kerugian
bagi pihak perusahaan.

5
2. Analisis Biaya dan Waktu menggunakan Metode Earned Value
Concept (Studi Kasus Proyek Mbe Well Hook Up)
Ganjar Jojon Johari (2021). Hasil penelitian menunjukkan dari analisis
biaya dan waktu terhadap prediksi keterlambatan, biaya tambahan dan
biaya total keseluruhan yang dilakukan pada pekerjaan MBE Well Hook
Up didapat hasil sebagai berikut: Analisis dan perhitungan yang dilakukan
dari aspek biaya pada minggu ke – 6 didapatkan proyeksi total biaya
sampai akhir proyek atau Estimate At Complete (EAC) adalah Rp.
920.601.392,20 sedangkan anggaran yang tersedia Rp. 1.052.042.594,43
sehingga kontraktor mendapatkan keuntungan Rp. 131.441.202,23. 2. Dari
aspek waktu pada pelaporan minggu ke – 6 didapatkan proyeksi waktu
pelaksanaan pekerjaan sampai akhir proyek atau Estimate At Schedule
(EAS) = 129 hari kalender sedangkan waktu rencana pekerjaan adalah =
116 hari kalender sehingga pekerjaan ini mengalami keterlambatan selama
= 13 hari kalender.
3. Analisis Biaya Dan Waktu Dengan Menggunakan Metode Nilai (Studi
Kasus Pada Pekerjaan Proyek Stie Nusa Ina Universitas Kristen
Petra)
Filisia Grisela Nggotutu (2019) dengan studi kasus pada Pekerjaan Proyek
Stie Nusa Ina Universitas Kristen Petra, Amahai, Masohi, Maluku Tengah.
Hasil penelitian menunjukkan Berdasarkan hasil pengambilan data dan
analisa data pada proyek pembangunan STIE Nusa Ina Universitas Kristen
Petra, maka dapat ditarik kesimpulan dimana penyimpangan terhadap
waktu yang terjadi sampai minggu ke-16 adalah sebesar Rp -609.485.209
atau sebesar -10,7642% (nilai SV = -). Hal ini berarti bahwa pelaksanaan
proyek yang terjadi lebih lama dari jadwal yang telah direncanakan.
Sedangkan penyimpangan terhadap biaya yang terjadi sampai minggu ke-
16 adalah sebesar Rp 22.391.016 atau sebesar 0,395% (nilai CV = +). Hal
ini menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan hingga minggu ke-16
lebih kecil dari pada biaya yang telah direncanakan. Perkiraan besarnya
biaya penyelesaian proyek jika produktivitas kerja tetap adalah Rp

6
5.546.183.456. Pada saat proyek ditinjau, besarnya biaya yang telah
dikeluarkan sampai pada minggu ke-16 adalah Rp 1.070.838.773,
sehingga besarnya biaya yang diperlukan untuk penyelesaian proyek yang
tersisa adalah Rp 4.475.344.683. Sedangkan perkiraan waktu yang
diperlukan untuk penyelesaian proyek ini jika tingkat produktivitas
dianggap tetap adalah 51 minggu. Hal ini berarti proyek mengalami
keterlambatan sehingga memerlukan penambahan waktu selama 13
minggu. Keuntungan yang dapat diperoleh hingga akhir proyek
diperkirakan sebesar Rp 115.969.544. Nilai keuntungan ini diperoleh jika
tingkat produktivitas kerja tetap.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan metode Earned Value Concept dapat diterapkan pada semua
jenis proyek konstruksi, seperti proyek bangunan gedung, jembatan bahkan
kawasan perumahan. Selain itu dari beberapa penelitian diatas juga dapat
disimpulkan bahwa metode Earned Value Concept terbukti efektif digunakan untuk
mengendalikan biaya dan waktu pada seluruh jenis pelaksanaan proyek konstruksi.
Kemudian dengan dilakukannya penelitian ini, guna mengetahui penerapan Earned
Value Concept pada proyek gedung.
2.2 Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk
mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu
(Santoso, 2003). Perencanaan serta pengendalian sumber daya dan waktu
merupakan bagian dari manajemen proyek konstruksi yang saling berkaitan. Selain
penilaian dari segi kualitas, prestasi suatu proyek dapat pula dinilai dari segi waktu.
Sumber daya yang telah dikeluarkan dan waktu yang digunakan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan harus diukur secara periode.
Sementara Ervianto berpendapat bahwa manajemen proyek adalah suatu
cara/metode untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan, infrastruktur
dengan menggunakan sumber daya yang secara efektif melalui tindakan-tindakan
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal

7
hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu,
tepat biaya, dan tepat mutu (Ervianto, 2002). Hal ini menyampaikan bahwa
keberhasilan proyek dapat dinilai pada ketepatan waktu, ketepatan biaya dan
ketepatan mutu yang menjadi satu kesatuan dan saling berkaitan.
Menurut Soeharto (1995), manajemen konstruksi mempunyai ruang
lingkup yang cukup luas, karena mencakup tahapan kegiatan sejak awal
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir pelaksanaan yang berupa hasil
pembangunan. Tahapan kegiatan tersebut dibagi menjadi empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan berarti memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan
yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Ini berarti langkah
pertama adalah menentukan sasaran yang hendak dicapai, kemudian menyusun
urutan langkah kegiatan untuk mencapainya. Perencanaan harus dibuat dengan
cermat, lengkap, terpadu dan dengan tingkat kesalahan paling minimal. Namun,
hasil dari perencanaan bukanlah dokumen bebas dari koreksi karena sebagai acuan
bagi tahapan pelaksanaan dan pengendalian, perencanaan harus terus
disempurnakan secara iterative untuk menyesuaikan dengan perubahan dan
perkembangan yang terjadi pada proses selanjutnya.
2. Mengorganisir (Organizing)
Mengorganisir dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan
cara bagaimana mengatur dan mengalokasi kegiatan serta sumber daya kepada para
peserta kelompok (organisasi) agar dapat mencapai sasaran secara efisien.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan adalah implementasi atau realisasi dari apa yang sudah
direncanakan, pelaksanaan juga merupakan proses dan cara atau teknik menerapkan
perencanaan secara real. Didalam fungsi pelaksanaan termasuk didalamnya juga
fungsi pengorganisasian yang meliputi lingkup kerja, pembagian kerja, job
description, staffing, struktur organisasi.
4. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian dapat dilakukan untuk memastikan bahwa program dan
aturan kerja yang telah diterapkan dapat dicapai dengan penyimpangan paling

8
minimal dengan hasil yang memuaskan. Untuk itu dilakukan bentuk-bentuk
kegiatan seperti berikut ini:
a. Supervisi
Melakukan serangkaian kegiatan koordinasi pengawasan dalam batas
wewenang dan tanggung jawab menurut prosedur organisasi yang telah
ditetapkan, agar dalam operasional dapat dilakukan secara bersama-sama
oleh semua personel dengan kendali pengawas.
b. Inspeksi
Melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan dengan tujuan menjamin
spesifikasi mutu dan produk sesuai dengan yang direncanakan.
c. Tindakan koreksi
Melakukan perubahan dan perbaikan terhadap rencana yang telah
ditetapkan untuk menyesuaikan dengan kondisi pelaksanaan.

Gambar 2. 1 Manajemen Proses


(Sumber: Buku Manajemen Proyek,2019)
2.2.1 Fungsi Manajemen Proyek
Soeharto (1995) menjelaskan di dalam bukunya bahwa manajemen proyek
diharuskan memenuhi fungsi dasarnya. Fungsi dasar manajemen proyek
dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu:
1. Pengelolaan Lingkup
Proyek Lingkup proyek adalah total kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan produk yang diinginkan. Dalam lingkup proyek, batasan-
batasan yang memuat kuantitas, kualitas, dan spesifikasi merupakan hal
yang perlu diperhatikan agar dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan

9
implementasi-implementasi yang salah antara pihak-pihak yang
berkepentingan.
2. Pengelolaan Waktu dan Jadwal
Dalam pelaksanaan proyek, waktu dan jadwal merupakan sasaran utama
dari kegiatan tersebut. Keterlambatan akan mengakibatkan kerugian-
kerugian misalnya penambahan biaya. Pengelolaan waktu meliputi
perencanaan, penyusunan, dan pengendalian jadwal.
3. Pengelolaan Biaya
Pengelolaan biaya meliputi segala aspek yang berkaitan antara dana dan
kegiatan proyek. Agar pengelolaan dapat efektif, maka disusun berbagai
metode dan teknik seperti penyusunan anggaran biaya, konsep nilai hasil,
dan sebagainya.
4. Mengelola Kualitas dan Mutu
Agar kegiatan proyek tersebut dapat memenuhi syarat yang telah
direncanakan, maka diperlukan proses yang panjang mulai dari mengkaji
syarat-syarat pelaksanaan, menjabarkan persyaratan tersebut menjadi
spesifikasi, dan menuangkannya menjadi gambar kerja.
2.2.2 Tujuan Manajemen Konstruksi
Tujuan utama manajemen proyek adalah membantu manajemen dalam
Menyusun penjadwalan (Schedule) suatu proyek, menentukan total waktu yang
digunakan dalam menyelesaikan suatu proyek, menentukan aktivitas/kegiatan yang
perlu didahulukan, dan menentukan biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan
suatu proyek. Semuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan
berlangsung terus-menerus dengan berjalannya waktu.
Menurut (Dimyati&Nurmajaman,2014:26) untuk mencapai tujuan
manajemen perlu diusahakan pengawasan terhadap mutu, biaya, dan waktu. Oleh
karena itu, dilakukan pelaksanaan pengawasan mutu (quality control), pengawasan
kontrol (cost control), dan pengawasan waktu pelaksanaan (time control), ketiga
pengawasan ini dilakukan secara bersamaan.

10
2.2.3 Manajemen Waktu
Manajemen waktu proyek (Project Time Management) adalah proses
merencanakan, menyusun, dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek, dimana
dalam perencanaan dan penjadwalannya telah disediakan pedoman yang spesifik
untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan
Sears, 1991). Ada lima proses utama dalam manajemen waktu proyek, yaitu:
pendefinisian aktivitas, urutan aktivitas, estimasi durasi aktivitas, pengembangan
jadwal, dan pengendalian jadwal. (Soemardi , 1998).
1. Pendefinisian aktivitas merupakan proses identifikasi semua aktivitas
spesifik yang harus dilakukan dalam rangka mencapai seluruh tujuan dan
sasaran proyek (Project Deliveriables). Dalam proses ini dihasilkan
pengelompokan semua aktivitas yang menjadi ruang lingkup proyek dari
level tertinggi hingga level yang terkecil atau disebut Work Breakdown
Structure (WBS).
2. Urutan aktivitas melibatkan identifikasi dan dokumentasi dari hubungan
logis yang interaktif. Masing-masing aktivitas harus diurutkan secara
akurat untuk mendukung pengembangan jadwal sehingga diperoleh
jadwal yang realisitis. Dalam proses ini dapat digunakan alat bantu
komputer untuk mempermudah pelaksanaan atau dilakukan secara
manual. Teknik secara manual masih efektif untuk proyek yang berskala
kecil atau di awal tahap proyek yang berskala besar, yaitu bila tidak
diperlukan pendetailan yang rinci.
3. Estimasi durasi aktivitas adalah proses pengambilan informasi yang
berkaitan dengan lingkup proyek dan sumber daya yang diperlukan yang
kemudian dilanjutkan dengan perhitungan estimasi durasi atas semua
aktivitas yang dibutuhkan dalam proyek yang digunakan sebagai input
dalam pengembangan jadwal. Tingkat akurasi estimasi durasi sangat
tergantung dari banyaknya informasi yang tersedia.
4. Pengembangan jadwal berarti menentukan kapan suatu aktivitas dalam
proyek akan dimulai dan kapan harus selesai. Pembuatan jadwal proyek

11
merupakan proses iterasi dari proses input yang melibatkan estimasi durasi
dan biaya hingga penentuan jadwal proyek.
5. Pengendalian jadwal merupakan proses untuk memastikan apakah kinerja
yang dilakukan sudah sesuai dengan alokasi waktu yang sudah
direncanakan atau tidak. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
jadwal adalah:
a. Pengaruh dari faktor-faktor yang menyebabkan perubahan jadwal dan
memastikan perubahan yang terjadi disetujui.
b. Menentukan perubahan dari jadwal.
c. Melakukan tindakan bila pelaksanaan proyek berbeda dari perencanaan
awal proyek.
Dasar yang dipakai pada sistem manajemen waktu adalah perencanaan
operasional dan penjadwalan yang selaras dengan durasi proyek yang telah
ditetapkan. Adapun aspek-aspek manajemen waktu ialah menentukan penjadwalan
proyek, mengukur dan membuat laporan dari kemajuan proyek, membandingkan
penjadwalan dengan kemajuan proyek sebenarnya di lapangan, menentukan akibat
yang ditimbulkan oleh perbandingan jadwal dengan kemajuan di lapangan pada
akhir penyelesaian proyek, merencanakan penanganan untuk mengatasi akibat
tersebut, dan memperbaharui kembali penjadwalan proyek (Clough dan Sears,
1991).
Pelaksanaan suatu proyek sangat memerlukan suatu penjadwalan, dimana
dalam hal ini dalam penetapan jangka waktu pelaksanaan proyek sangat
berhubungan dengan biaya proyek tersebut. Suatu proyek diharapkan dapat
diselesaikan tepat waktu, karena keterlambatan dalam penyelesaian suatu proyek
dapat berpengaruh terhadap nilai pembayaran proyek.
2.2.4 Manajemen Biaya
Manajemen biaya proyek (Project Cost Management) adalah
pengendalian proyek untuk memastikan penyelesaian proyek sesuai dengan
anggaran biaya yang telah disetujui. Hal-hal utama yang perlu diperhatikan dalam
manajemen biaya proyek adalah sebagai berikut: perencanaan sumber daya,
estimasi biaya, penganggaran biaya, dan pengendalian biaya. (Soemardi,1998)

12
1. Perencanaan sumber daya merupakan proses untuk menentukan sumber
daya dalam bentuk fisik (manusia, peralatan, material) dan kuantitasnya
yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas proyek. Proses ini sangat
berkaitan erat dengan proses estimasi biaya.
2. Estimasi biaya adalah proses untuk memperkirakan biaya dari sumber
daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Bila proyek
dilaksanakan melalui sebuah kontrak, perlu dibedakan antara estimasi
biaya dengan nilai kontrak. Estimasi biaya melibatkan perhitungan
kuantitatif dari biaya-biaya yang muncul untuk menyelesaikan proyek.
Sedangkan nilai kontrak merupakan keputusan dari segi bisnis di mana
perkiraan biaya yang didapat dari proses estimasi merupakan salah satu
pertimbangan dari keputusan yang diambil.
3. Penganggaran biaya adalah proses membuat alokasi biaya untuk masing-
masing aktivitas dari keseluruhan biaya yang muncul pada proses estimasi.
Dari proses ini didapatkan Cost Baseline yang digunakan untuk menilai
kinerja proyek.
4. Pengendalian biaya dilakukan selama proyek berlangsung untuk
mendeteksi apakah biaya aktual pelaksanaan proyek menyimpang dari
rencana atau tidak. Semua penyebab penyimpangan biaya harus
terdokumentasi dengan baik sehingga langkah-langkah perbaikan dapat
dilakukan.
Seluruh urutan kegiatan proyek perlu memiliki standar kinerja biaya
proyek yang dibuat dengan akurat dengan cara membuat format perencanaan
seperti dibawah in:
a. Kurva S, selain dapat mengetahui progres waktu proyek kurva S berguna
juga untuk mengendalikan kinerja biaya, hal ini ditunjukkan dari bobot
pengeluaran kumulatif masing-masing kegiatan yang dapat dikontrol
dengan membandingkannya dengan baseline periode tertentu sesuai
dengan kemajuan proyek.
b. Kurva Earned Value yang menyatakan nilai uang yang telah dikeluarkan
pada baseline tertentu sesuai dengan kemajuan aktual proyek. Bila ada

13
indikasi biaya yang dikeluarkan melebihi rencana, maka biaya itu
dikoreksi dengan melakukan penjadwalan ulang dan meramalkan seberapa
besar biaya yang harus dikeluarkan sampai akhir proyek karena
penyimpangan tersebut.
2.3 Pengendalian Proyek Konstruksi
Upaya pengendalian adalah proses pengukuran, evaluasi dan memperbaiki
kinerja proyek. Untuk proyek konstruksi, terdapat tiga unsur yang perlu
dikendalikan dan diukur yaitu kemajuan (progress) yang dicapai dibandingkan
dengan kesepakatan kontrak, pembiayaan terhadap rencana anggaran dan mutu
hasil terhadap spesifikasi teknis. (Dipohusodo, 1995).
Sedangkan (Ervianto, 2002) berpendapat Pengendalian (controlling)
adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, evaluasi kerja, dan langkah
perbaikan bila diperlukan. Proses ini dapat dilakukan jika sebelumnya telah ada
kegiatan perencanaan, karena esensi pengendalian adalah membandingkan apa
yang seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi.
Hendaknya sistem pengendalian dapat bekerja dengan efektif maka perlu
beberapa unsur seperti dibawah ini (Soeharto, 1997):
1. Standar acuan yang realistis
Acuan pada pengendalian biaya adalah anggaran, sedangkan untuk tolak
ukur jadwal adalah milestone. Dana dan schedule tersebut diintegrasikan menjadi
dana per waktu lalu dikelompokkan kedalam bagian-bagian pekerjaan atau
perincian hingga tingkat paket kerja dan kode akuntan biaya (Soeharto, 1997).
2. Perangkat yang dapat digunakan dengan cepat dan tepat
Proses memasukkan data dan informasi yang telah didapatkan dari hasil
pelaksanaan yang bisa digunakan untuk mengambil keputusan pada tahap
selanjutnya.
3. Perencanaan yang akurat
Perencanaan dana dan jadwal, seperti anggaran dan sisa waktu berakhirnya
pekerjaan proyek, dan melakukan ulasan apabila keadaan proyek mengalami
kecenderungan perubahan.

14
4. Rencana keputusan atau tindakan (action plan)
Digunakan untuk mencegah pengeluaran biaya yang dapat melebihi dana
yang direncanakan, rencana jadwal yang ditetapkan ataupun mengalami
keterlambatan yang berpengaruh pada over estimate.
2.3.1 Fungsi Pengendalian
Pengendalian merupakan bagian integral dari proses manajemen proyek
yang membentuk daur siklus. Pada dasarnya siklus merupakan kegiatan terus
menerus seiring dengan berlangsungnya proses rekayasa konstruksi (Dipohusodo,
1995). Pengendalian memiliki dua fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai
berikut:
1. Fungsi pemantauan
Pelaksanaan pengendalian melalui pemantauan (monitoring) berarti
melakukan observasi serta pengujian pada interval tertentu untuk memeriksa baik
kinerja maupun dampak langsung pada proyek (Dipohusodo, 1995). Dengan
pemantauan yang baik terhadap semua kegiatan proyek akan memaksa unsur-unsur
pelaksana untuk bekerja secara cakap dan jujur. Pemantauan yang baik ini akan
menjadi motivasi utama untuk mencapai performa yang tinggi, misalnya dengan
memberi penjelasan kepada pekerja mengenai apa saja yang harus mereka lakukan
untuk mencapai performa yang tinggi kemudian memberikan umpan baik terhadap
performa yang telah dicapainya, sehingga masing-masing mengetahui sejauh mana
prestasi yang telah dicapai.
2. Fungsi manajerial
Pada proyek-proyek yang kompleks dan mudah terjadi perubahan
(dinamis) pemakaian pengendalian dan sistem informasi yang baik akan
memudahkan manajer untuk segera mengetahui bagian-bagian pekerjaan yang
mengalai kejanggalan atau memiliki performa yang kurang baik. Dengan demikian
dapat segera dilakukan usaha untuk mengatasi atau meminimalkan kejanggalan
tersebut.

15
2.3.2 Proses Pengendalian
Ada 5 proses pengendalian proyek menurut Soeharto (1995), sebagai
berikut:
1. Penentuan sasaran proyek adalah anggaran dasar, jadwal, dan mutu.
Sasaran ini dihasilkan dari suatu perencanaan dasar dan menjadi salah satu
faktor pertimbangan utama dalam mengambil keputusan
2. Penentuan standar kriteria dan kriteria sebagai tolak ukur untuk
membandingkan dan menganalisis hasil pekerjaan
a. Berbentuk waktu atau jadwal, berupa waktu yang ditentukan untuk
mencapai tonggak kemajuan (milestone) penyelesaian per unit kerja
b. Berbentuk uang, berupa anggaran per satuan unit kerja, anggaran
pekerjaan per satuan unit jam, biaya angkutan per ton, dan per Km
c. Standar dan mutu kriteria, berupa hubungan dengan kualitas material
dan hasil uji coba peralatan
3. Pemantauan dan pelaporan pada kurun waktu tertentu perlu diadakan
untuk menyusun program: implementasi, pengukuran hasil kerja,
pencatatan pemakaian sumber daya, dan memberikan kualitas
4. Pengkajian dan analisis hasil pekerjaan yang dihasilkan atas indikator yang
diperoleh serta membandingkan dengan kriteria dan standar yang
ditentukan antara lain:
a. Analisis data masukan
b. Membuat prakiraan biaya dan jadwal
c. Analisis kualitas
5. Tindakan pembetulan antara lain:
a. Relokasi sumber daya
b. Menyusun jadwal alternatif
c. Mengubah metode, cara atau prosedur kerja, dan peralatan yang
digunakan
2.4 Metode dan Teknik Pengendalian Biaya dan Waktu
Menurut Trihatmojo (2019) Didalam suatu sistem perencanaan yang nyata
digunakan sebagai acuan untuk pengendalian dan pemantauan pekerjaan sehingga

16
dapat tercapainya sasaran proyek, serta metode-metode yang sangat diperlukan
untuk mengungkapkan kondisi yang diperkirakan dapat terjadi penyimpangan di
lapangan pada saat pelaporan. Dalam mengendalikan suatu proyek konstruksi ada
dua metode yang banyak dikenal dan sering digunakan yaitu metode analisis
varians dan metode konsep nilai hasil.
1. Metode Analisis Varians Metode
analisis varians ialah salah satu tata cara pengelolaan dana dan tenggat
waktu pada aktivitas konstruksi. Cara menggunakan metode ini ialah
membandingkan total dana yang dikeluarkan dengan rencana dana untuk
identifikasi. Analisis varians dilakukan dengan cara menyatukan informasi tentang
perkembangan proyek pada saat pelaporan dan menghitung jumlah komponen-
komponen pekerjaan yang diselesaikan. Setelah itu membandingkan dengan
rencana penjadwalan atau melihat catatan penggunaan sumber daya. Sehingga
didapatkan hasil perbedaan antara pengeluaran dana dan rencana dana pelaksanaan,
serta waktu dan jadwal pelaksanaan.
2. Konsep Nilai Hasil (Earned Value Concept)
Konsep nilai hasil ialah metode dengan konsep menghitung jumlah
besaran pengeluaran dana yang menurut rencana dan sesuai dengan pekerjaan yang
telah dikerjakan atau diselesaikan (budget cost of work performed) (Soeharto,1997).
Konsep nilai hasil merupakan salah satu bagian dari analisis varians. Akan tetapi
konsep analisis varians hanya melihatkan penyimpangan hasil kerja pada saat
pelaporan dibandingkan dengan rencana dana atau tenggat waktu (Soeharto, 1997).
Kekurangan metode analisis varians ialah hanya menganalisis varian dan setiap
tenggat waktu pekerjaan secara individual, sehingga tidak dapat melakukan
pengungkapan masalah kinerja untuk aktivitas yang dikerjakan. Kinerja dari
aktivitas yang dilakukan dapat lebih efektif dalam meningkatkan aktivitas proyek
dengan metode konsep nilai hasil.
2.5 Kurva S
Kurva S digunakan untuk menggambarkan kemajuan volume pekerjaan
yang diselesaikan sepanjang siklus proyek. Kurva S sangat tepat untuk digunakan
sebagai laporan bulanan untuk pimpinan proyek karena kurva ini dapat

17
menunjukkan kemajuan proyek dalam bentuk yang mudah dipahami. Kurva S
adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hannum atas dasar
pengamatan terhadap pelaksanaan sejumlah proyek dari awal hingga selesai
(Husen, 2009).
Menurut Dipohusodo (1996) Kurva S atau S-Curve adalah suatu grafik
hubungan antara waktu pelaksanaan proyek dengan nilai akumulasi progress
pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek selesai. Kurva S sudah jamak
bagi pelaku proyek.
Kurva S secara grafis adalah gambaran dari kemajuan kerja (bobot %)
kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal. Bobot
kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana dipakai untuk mengetahui
kemajuan proyek tersebut. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah
uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. Pembandingan kurva S rencana dengan
kurva pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan
proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan (Husen, 2009).
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing-
masing kegiatan pada suatu periode diantara durasi proyek diplotkan terhadap
sumbu vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis akan membentuk
kurva S (Husen,2009).

Gambar 2. 2 Kurva S
(Sumber: Indra Ginanta,2017)

18
Manfaat dan kegunaan kurva S dalam proyek konstruksi:
1. Sebagai acuan kegiatan pelaksanaan proyek, dimana akan terlihat kapan
proyeknya dimulai dan kapan akan berakhir, juga pekerjaan apa saja yang
harus dikerjakan pada tanggal tertentu.
2. Sebagai dasar untuk manajemen keuangan proyek, dengan adanya kurva
S maka akan terlihat perkiraan besarnya persentase progress yang akan
diraih pada tanggal tertentu.
3. Sebagai pedoman manajer proyek untuk mengambil kebijakan agar
pelaksanaan pekerjaan bisa selesai sesuai batas waktu kontrak, atau lebih
cepat dan tepat mutu.
4. Untuk manajemen pengadaan material, tenaga dan peralatan proyek sesuai
dengan jenis kegiatan yang akan dikerjakan.
5. Sebagai bahan pelaporan proyek dan kontraktor kepada manajemen
konstruksi, konsultan pengawas, atau owner sebagai pemilik proyek.
2.6 Konsep Nilai Hasil (Earned Value)
Metode Nilai Hasil adalah cara untuk mengukur jumlah pekerjaan yang
sebenarnya dilakukan pada sebuah proyek (yaitu, untuk mengukur kemajuan) dan
untuk memperkirakan biaya proyek dan tanggal penyelesaian (Rahman, 2010).
Sedangkan (Soeharto, 1995) menjelaskan konsep nilai hasil adalah konsep
menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang
telah diselesaikan atau dilaksanakan (budgeted cost of works performed). Bila
ditinjau dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan maka berarti konsep ini mengukur
besarnya unit pekerjaan yang diselesaikan, pada suatu waktu bila dinilai
berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan
perhitungan ini diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya telah dicapai
secara fisik terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan.
Dari kedua pengertian tersebut dapat dilihat bahwa metode nilai hasil
adalah suatu cara untuk menghitung kemajuan proyek yang telah dilaksanakan serta
memperkirakan biaya akhir proyek dan waktu penyelesaian.
“Konsep Earned Value untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi” karya
Soemardi B.W, dkk., di mana Fleming dan Koppelman (1994) menjelaskan bahwa

19
konsep earned value dibandingkan manajemen biaya tradisional. Seperti dijelaskan
pada Gambar 2.3(a), manajemen biaya tradisional hanya menyajikan dua dimensi
saja yaitu hubungan yang sederhana antara biaya aktual dengan biaya rencana.
Dengan manajemen biaya tradisional, status kinerja tidak dapat diketahui. Pada
Gambar 2.2(a) dapat diketahui bahwa biaya aktual memang lebih rendah, Namun
dalam kenyataannya bahwa biaya aktual yang lebih rendah dari rencana ini tidak
menunjukkan bahwa kinerja yang telah dilakukan telah sesuai dengan target
rencana. Sebaliknya, konsep earned value memberikan dimensi yang ketiga selain
biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi yang ketiga ini adalah besarnya pekerjaan
secara fisik yang telah diselesaikan atau disebut earned value/percent complete.
Dengan adanya dimensi ketiga ini, seorang manajer proyek akan dapat lebih
memahami seberapa besar kinerja yang dihasilkan dari sejumlah biaya yang telah
dikeluarkan Gambar 2.3(b).

Gambar 2. 3 Perbandingan Manajemen Biaya Tradisional Dengan Konsep Nilai


Hasil Tradisional
(Sumber: Someardi B. W,dkk, 2006)
Konsep Nilai Hasil merupakan bagian dari Konsep Analisis Varians.
Dimana dalam analisis varians hanya menunjukkan perbedaan hasil kerja pada
waktu pelaporan dibandingkan dengan anggaran atau jadwalnya (PMBOK, 2004).
Adanya kelemahan dari metode Analisis Varians adalah hanya menganalisis varian
dan jadwal masing-masing secara terpisah sehingga tidak dapat mengungkapkan
masalah kinerja kegiatan yang sedang dilakukan. Sedangkan dengan metode
Konsep Nilai Hasil dapat diketahui kinerja kegiatan yang sedang dilakukan serta

20
dapat meningkatkan efektivitas dalam meningkatkan kegiatan proyek. Dengan
memakai asumsi bahwa kecenderungan yang ada dan terungkap pada saat
pelaporan akan terus berlangsung.
Metode ini akan mengungkapkan perkiraan atau proyeksi keadaan masa
depan proyek, antara lain sebagai berikut:
a. Apakah kemajuan pelaksanaan pekerjaan proyek senilai dengan bagian
anggarannya yang telah terpakai bila diukur dengan rencana semula
b. Berapa besar proyeksi perkiraan biaya untuk menyelesaikan proyek
c. Berapa besar proyeksi keterlambatan pada akhir proyek, bila kondisi
masih seperti saat pelaporan
Konsep Nilai Hasil adalah konsep menghitung besarnya biaya yang
menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan . Bila ditinjau
dari jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan berarti konsep ini mengatur besarnya
unit pekerjaan yang diselesaikan pada suatu waktu bila dinilai berdasarkan jumlah
anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan perhitungan ini dapat
diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya telah dicapai secara fisik
terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan.
Metode Earned Value mempunyai kelemahan dalam pelaksanaannya,
adapun kelemahan metode ini antara lain :
1. Apabila ada pekerjaan penambahan atau pengurangan volume maka
perkiraan waktu dan biaya proyek pada minggu lalu tidak dapat digunakan
lagi.
2. Perubahan kinerja dari setiap pengamatan akan berpengaruh terhadap
estimasi perkiraan waktu dan biaya proyek, sehingga akan mempunyai
hasil yang berbeda pada nilai perkiraan waktu dan biaya pada setiap
pengamatan.
2.7 Indikator Nilai Hasil
Menurut Soeharto (1995) konsep dasar nilai hasil dapat digunakan untuk
menganalisis kinerja dan membuat prakiraan pencapaian sasaran. Untuk itu
digunakan 3 indikator, yaitu ACWP (actual cost of work performed), BCWP
(budgeted cost of work performed), dan BCWS (budgeted cost of work scheduled).

21
1. ACWP (Actual Cost Of Work Performed)/Jumlah Biaya Aktual Yang
Telah Dilaksanakan
ACWP (actual cost of work performed) adalah jumlah biaya aktual dari
pekerjaan yang telah dilaksanakan. Biaya ini diperoleh dari data-data akuntansi atau
keuangan proyek pada tanggal pelaporan (misalnya akhir bulan), yaitu catatan
segala pengeluaran biaya aktual dari paket kerja atau kode akuntansi termasuk
perhitungan overhead dan lain-lain. Jadi, ACWP merupakan jumlah aktual dari
pengeluaran atau dana yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pada kurun
waktu tertentu (Soeharto, 1995).
2. BCWP (Budget Cost of Work Performed)/Anggaran Yang Senilai
Dengan Pekerjaan Yang Telah Dilaksanakan
BCWP (budgeted cost of work performed) adalah indikator yang
menunjukkan nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah diselesaikan
terhadap anggaran yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Bila
angka ACWP dibandingkan dengan BCWP, akan terlihat perbandingan antara biaya
yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah terlaksana terhadap biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk maksud tersebut (Soeharto, 1995).

𝐵𝐶𝑊𝑃 = (%𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑘 ) .................................. (2.1)


3. BCWS (Budget Cost of Work Schedule)/jumlah anggaran untuk
pekerjaan yang direncanakan
BCWS (budgeted cost of work scheduled) adalah sama dengan anggaran
untuk suatu paket pekerjaan, tetapi disusun dan dikaitkan dengan jadwal
pelaksanaan. Jadi di sini terjadi perpaduan antara biaya, terjadi perpaduan antara
biaya, jadwal, dan lingkup kerja, di mana pada setiap elemen pekerjaan telah diberi
alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tolok ukur dalam pelaksanaan
pekerjaan (Soeharto, 1995).
𝐵𝐶𝑊𝑆 = (%𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑘 ) .................................. (2.2)
Keterangan:
1. % realisasi yang dicapai pada saat pelaporan.
2. Anggaran yang dimaksud adalah real cost biaya proyek.

22
Dengan menggunakan kombinasi dari ketiga indikator nilai hasil maka
sangat memungkinkan untuk mengukur kinerja keuangan dari jadwal dalam proyek
pada setiap waktu (Soeharto, 2005) hubungan ketiga indikator nilai hasil yaitu pada
gambar berikut.

Gambar 2. 4 Hubungan BCWS, BCWP, ACWP


(Sumber: Wulfram I. Ervianto 2004)
2.8 Konsep Earned Value Pada Kinerja Proyek
Penggunaan konsep earned value dalam penilaian kinerja proyek
dijelaskan melalui Gambar 2.5 berikut:

Gambar 2. 5 Kurva S Earned Value.


(Sumber: Makalah Konsep Earned Value untuk Pengelolaan Proyek
Konstruksi, Biemo W. Soemardi dkk, 1998.)

23
Dengan adanya ketiga indikator yang terdiri dari ACWP, BCWP, dan
BCWS, dalam suatu perhitungan pelaksanaan suatu proyek maka dapat menghitung
berbagai faktor yang menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek
tersebut yang terkait dengan penilaian ini adalah Cost Variance, Schedule Variance,
Cost Performance Index, Schedule Performance Index, Estimate Temorary Cost,
Estimate At Completion, Estimate Temporary Schedule dan Estimate At Schedule.
2.8.1 Schedule Variance (SV)
Schedule Variance merupakan penyimpangan yang riil pada pelaksanaan
proyek terhadap jadwal rencana.
Schedule Variance/Varians jadwal digunakan untuk menghitung
penyimpangan antara BCWS dengan BCWP.
Rumus untuk Varians Jadwal sebagai berikut:
𝑆𝑐ℎ𝑒𝑑𝑢𝑙𝑒 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 (SV) = BCWP − BCWS .................................. (2.3)
Jika SV :
Negatif (-) = Pekerjaan lebih lambat dari tenggat waktu yang ditetapkan.
Nol (0) = Pekerjaan selaras dengan tenggat waktu yang ditetapkan.
Positif (+) = Pekerjaan lebih cepat dari tenggat waktu yang ditetapkan.
2.8 2 Cost Variance (CV)
Cost Variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah
menyelesaikan kegiatan pekerjaan dengan biaya aktual yang terjadi selama
pelaksanaan proyek
Cost Variance/Varians Biaya digunakan untuk menghitung penyimpangan
antara BCWP dengan ACWP.
Varians Biaya dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 (𝐶𝑉) = 𝐵𝐶𝑊𝑃 − 𝐴𝐶𝑊𝑃 .................................. (2.4)
Jika CV :
Negatif (-) = Biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dari anggaran.
Nol (0) = Biaya yang dikeluarkan sesuai rencana.
Positif (+) = Biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari anggaran.

24
Untuk penjelasan detail tentang varian biaya dan varian jadwal dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 1 Analisa Varians Terpadu

(Sumber: Soeharto, 1995)


2.8.3 Schedule Performance Index (SPI)
Schedule Performance Index atau biasa disingkat dengan SPI adalah suatu
perbandingan antara pengeluaran dana yang sehar
usnya untuk pelaksanaan dengan dana yang keluar sesuai dengan rencana
di suatu waktu tertentu (Soeharto, 1997).
Adapun rumus untuk menghitung indeks kinerja jadwal (SPI) adalah
sebagai berikut:
𝐵𝐶𝑊𝑃
Indeks Kinerja Jadwal 𝑆𝑃𝐼 = .................................. (2.5)
𝐵𝐶𝑊𝑆

Nilai SPI dalam hubungannya dengan proyek secara keseluruhan


menunjukkan jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan terhadap unit kerja yang

25
direncanakan. Prestasi kerja tidak sebaik yang diharapkan jika nilai SPI kurang dari
1, karena tidak dapat mencapai tujuan kerja yang direncanakan.
2.8.4 Cost Performance Indeks (CPI)
CPI adalah indeks produktivitas dan kinerja biaya yang digunakan untuk
mengetahui efisiensi biaya terhadap penggunaan sumber daya. Faktor efisiensi
biaya yang telah dikeluarkan dapat ditunjukkan dengan membandingkan nilai
pekerjaan yang telah diselesaikan secara fisik dengan biaya yang telah dikeluarkan
selama periode waktu yang sama.
Adapun rumus untuk menghitung indeks kinerja jadwal (CPI) adalah
sebagai berikut:
𝐵𝐶𝑊𝑃
Indeks Kinerja Biaya 𝐶𝑃𝐼 = .................................. (2.6)
𝐴𝐶𝑊𝑃

Dimana jika nilai CPI < 1, berarti proyek akan mengalami kerugian jika
tidak diambil tindakan – tindakan perbaikan.
Dengan kriteria indeks kinerja/Performance Indeks sebagai berikut :
a. Indeks kinerja < 1, berarti pengeluaran lebih besar dari pada anggaran atau waktu
pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Bila anggaran dan
jadwal sudah dibuat secara realistis, maka berarti ada sesuatu yang tidak benar
dalam pelaksanaan kegiatan.
b. Indeks kinerja>1, maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari
perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih
cepat dari rencana.
c. Indeks kinerja makin besar perbedaannya dari angka 1, maka makin besar
penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran. Bahkan bila didapat
angka yang terlalu tinggi berarti prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik,
perlu pengkajian lebih dalam.

2.8.5 Perkiraan Biaya Pekerjaan Tersisa/Estimate Temporary Cost (ETC)


Adalah perkiraan biaya pekerjaan tersisa proyek. ETC dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛−𝐵𝐶𝑊𝑃
𝐸𝑇𝐶 = ................................. (2.7)
𝐶𝑃𝐼

26
2.8.6 Perkiraan Biaya Akhir Penyelesaian Proyek/Estimate At Completion
(EAC)
Adalah jumlah pengeluaran hingga saat pelaporan ditambah prakiraan
biaya untuk pekerjaan sisa. EAC dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝐸𝐴𝐶 = 𝐴𝐶𝑊𝑃 + 𝐸𝑇𝐶 .................................. (2.8)
2.8.7 Perkiraan Waktu Pekerjaan Tersisa/Estimate Temporary Schedule
(ETS)
Adalah jika kinerja dianggap tetap seperti pelaporan, maka perkiraan
waktu tersisa atau Estimate To Schedule (ETS) dapat dihitung dengan rumus
berikut:
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎−𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛
𝐸𝑇𝑆 = ................................. (2.9)
𝑆𝑃𝐼

2.8.8 Perkiraan Waktu Akhir Penyelesaian Proyek/Estimate At Schedule


(EAS)
Adalah jumlah waktu saat pelaporan ditambah prakiraan waktu untuk
pekerjaan sisa. EAS dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝐸𝐴𝑆 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 + 𝐸𝑇𝑆 ............................... (2.10)
Keterangan:
BAC = Anggaran proyek keseluruhan
(Budgeted At Complete)
SPI = Indeks Kinerja Jadwal
(Schedule Performance Indeks)
CPI = Indeks Kinerja Biaya
(Cost Performance Indeks)
ETC = Prakiraan Waktu Untuk Pekerjaan Yang
(Estimate Temporary Cost) Tersisa
EAC = Prakiraan Total Waktu Proyek
(Estimate At Completion)
ETS = Perkiraan waktu untuk pekerjaan yang
(Estimate Temporary Schedule) tersisa
EAS = Perkiraan total waktu proyek
(Estimate At Schedule)

27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan dan
penulis memperoleh informasi mengenai data yang diperlukan. Lokasi penelitian
terletak pada garis lintang 2°34'48"S, garis bujur 40°37'46"E.

Lokasi Penelitian

Gambar 3. 1 Peta Lokasi Penelitian


(Sumber: Google Earth, 2023)
3.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat melakukan analisis yang baik, diperlukan data atau informasi,
teori tentang konsep dasar dan alat bantu memadai, sehingga kebutuhan data sangat
mutlak diperlukan. Dalam tahap pengumpulan data, pada saat pelaksanaan
penelitian data-data yang dijadikan bahan acuan dalam pelaksanaan dan
penyusunan penelitian ini dapat diklarifikasikan dalam dua jenis data, yaitu:
1. Data Primer
Data primer diambil berdasarkan pengamatan langsung di lapangan.
Metode observasi (studi lapangan) merupakan metode pengambilan data langsung
di lapangan seperti:
a. Wawancara
b. Tata letak dan lokasi proyek

28
Dari pengamatan dan survei di lapangan didapat data-data sebagai berikut:
a. Luas Bangunan: 2.649 m²
b. Data proyek
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Perpustakaan IAIN
Fattahul Muluk Papua
Lokasi : Jl. Merah Putih Buper Waena Distrik Heram
Kota Jayapura
Jangka Waktu : 210 hari kalender
Kontraktor : PT. Kemer Tiri Kemas
Konsultan : PT. Sarana Budi Prakarsaripti
PT. Mahakarya Abadi Konsultan
CV. Arta Jasa Consultant, KSO
c. Papan Nama Proyek

Gambar 3. 2 Papan Nama Proyek


(Sumber: Hasil Data Primer, 2023)
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari beberapa pihak
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data-data yang diperoleh dari
pihak pengawas dan kontraktor antara lain :

29
a. Rencana Anggaran Biaya (RAB);
b. Biaya Aktual Proyek/Rencana Anggaran Pelaksana;
c. Time Schedule dan kurva S;
d. Laporan Mingguan/Harian
3.3 Metode Analisis Data
Tahapan dalam analisis data merupakan urutan langkah yang dilaksanakan
secara sistematis dan logis sesuai dengan teori permasalahan sehingga didapat
analisis yang akurat untuk mencapai tujuan penulis. Pada penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian kuantitatif, dimana penelitian kuantitatif
merupakan salah satu jenis penelitian yang lebih sistematis, spesifik, terstruktur,
dan juga terencana dengan baik dari awal hingga mendapat suatu kesimpulan.
Penelitian kuantitatif lebih menekankan pada angka-angka yang
membuatnya menjadi lebih mendetail dan lebih jelas. Selain itu penggunaan tabel,
grafik dan juga diagram memudahkan dalam hal untuk membaca.
Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur
Studi literatur merupakan tahapan pengumpulan literatur yang
berhubungan dengan tugas akhir yang akan disusun. Literatur ini dapat berupa
buku-buku, jurnal, atau bahan mata kuliah yang memiliki hubungan dengan
penelitian ini.
2. Pelaksanaan pengambilan data
Pelaksanaan analisis data ini dilakukan pada proyek Pembangunan
Gedung Perpustakaan IAIN Fattahul Muluk Papua.
3. Analisis waktu/durasi pekerjaan proyek pembangunan rumah susun
kementerian keuangan di Jayapura dengan data yang dikumpulkan berupa RAB,
time schedule dan laporan mingguan. Analisis durasi ini bertujuan untuk
menentukan waktu pada setiap tahap pekerjaan proyek pembangunan.
4. Konsultasi hasil penelitian untuk memvalidasi analisis terhadap pihak
proyek untuk mengetahui dan mendapatkan validasi dari hasil analisis tentang
pengendalian waktu menggunakan metode konsep nilai hasil pada pekerjaan proyek

30
pembangunan gedung perpustakaan IAIN telah dilakukan maka perlu
mengonsultasikan terhadap staf kontraktor proyek yang berpengalaman.
5. Pembahasan hasil dari pengolahan data yang dilakukan
Setelah menganalisis pekerjaan yang dilaksanakan maka selanjutnya perlu
melakukan pembahasan hasil analisis yang telah didapatkan. Hasil analisis yang
dibahas dilakukan secara mendetail yang berguna untuk menjawab tujuan dari
penelitian yang dilakukan ini. Berikut adalah hasil analisis yang telah dilakukan:
a. Mengetahui apakah proyek berjalan sesuai dengan waktu yang
direncanakan ataukah proyek tersebut mengalami kendala.
b. Mengetahui berapa nilai selisih durasi waktu untuk selesainya pekerjaan
proyek.
c. Mengetahui estimasi durasi waktu kapan proyek akan selesai dikerjakan.
d. Hasil dari analisis earned value digunakan sebagai dasar penentuan
tindakan perbaikan dan dengan demikian kinerja proyek jadi lebih baik
dan proyek dapat diselesaikan tepat waktu yang dimana jika proyek
mengalami penyimpangan, pihak kontraktor harus sigap dalam memahami
pengambilan keputusan untuk menentukan alternatif antisipasi dari
keterlambatan kegiatan konstruksi seperti misalnya menganalisis jaringan
kerja, mengetahui solusi antisipasi keterlambatan agar total durasi
pelaksanaan konstruksi terlaksana sesuai dengan jadwal dan dapat
menghindari kerugian dari segi waktu dan biaya.
6. Kesimpulan dan Saran
Pembahasan konsekuen, kesimpulan dan saran berdasarkan hasil tahapan
langkah terakhir yaitu menarik beberapa kesimpulan dari tahap penelitian yang
telah dilakukan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya revisi antara hasil
penelitian dengan tujuan penelitian. Tentunya setiap penelitian memiliki
kekurangan yang dapat dituliskan sebagai saran, dan bertujuan untuk penelitian
yang dilakukan selanjutnya dapat lebih baik dan lebih optimal

31
3.4 Bagan Alir (Flow Chart)

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Pengambilan Data

Data Pimer: Data Sekunder:

- Survei Lokasi - RAB


- Wawancara - Kurva S
- Laporan Mingguan
- Biaya Aktual Proyek

Analisis Data

Menentukan
ACWP, BCWS dan BCWP

Analisis Nilai Variasi


- Varian Biaya
CV = BCWP – BCWS
- Varian Jadwal
SV = BCWP – BCWS

32
A

Analisis Nilai Indeks Kinerja


- Indeks Kinerja Biaya
CPI = BCWP / ACWP
- Indeks Kinerja Jadwal
SPI = BCWP / BCWS

Perkiraan Biaya Total Proyek: Perkiraan Waktu Total Proyek:


ETC = (BAC – BCWP)/CPI ETS = (BAC – BCWP)/CPI

EAC = ACWP + ETC EAS = Waktu Pelaporan + ETC

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3. 3 Bagan Alir

33
Berikut ini adalah penjelasan dari gambar Bagar Alir Penelitian:
1. Mulai
Adalah proses paling awal dimana tugas akhir dimulai dari gagasan-
gagasan pikiran atau ide-ide.
2. Identifikasi Masalah
Adalah proses melakukan peninjauan langsung ke lapangan, melihat
masalah yang terjadi. Berdasarkan hasil identifikasi sumber masalah penulis dapat
membuat suatu rumusan masalah.
3. Studi Pusaka
Studi pusaka merupakan pengumpukan data yang dilakukan dengan
membaca buku-buku literatur, jurnal-jurnal, internet dan penelitian terdahulu yang
berkaitan
4. Pengambilan Data
Pengambilan data yaitu mengambil dan mengukur informasi tentang
variabel-variabel yang ditargetkan guna menunjang kebutuhan dalam suatu
penelitian. Data-data yang diperoleh berupa data primer dan sekunder, data primer
merupakan data yang didapat dari hasil wawancara dengan cara survei langsung ke
lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari media dan dari pihak kontraktor
proyek pembangunan Gedung Perpustakaan IAIN Jayapura, data sekunder berupa
Rencana Anggaran Biaya (RAB), Time Schedule, Laporan Mingguan, Biaya Aktual
Proyek, Kurva S.
5. Analisis Data
Setelah data primer dan sekunder didapatkan maka akan dilanjutkan
dengan pengolahan data yaitu menentukan nilai ACWP, BCWP dan BCWS,
selanjutnya menghitung Varians Jadwal SV, Varians Biaya CV, menghitung SPI,
menghitung CPI, menghitung ETS dan EAS, menghitung EAC dan ETC.
6. Pembahasan
Setelah menganalisis pekerjaan yang dilaksanakan maka selanjutnya perlu
melakukan pembahasan hasil analisis yang telah didapatkan. Hasil analisis yang
dibahas dilakukan secara mendetail yang berguna untuk menjawab tujuan dari
penelitian ini.

34
7. Kesimpulan dan Saran
Setelah dilakukan analisis data, dapat dibuat kesimpulan mengenai hasil
penelitian. Tentunya setiap penelitian memiliki kekurangan yang dapat dituliskan
sebagai saran, dan bertujuan untuk penelitian yang dilakukan selanjutnya dapat
lebih baik dan lebih optimal.
8. Selesai
Tugas akhir dinyatakan selesai setelah semua tahapan sebelumnya telah
dilakukan dan disetujui oleh dosen pembimbing dan penguji.

35
3.5 Rencana Jadwal Penelitian

Tabel 3. 1 Rencana Jadwal Penelitian

Tahun 2023

Juli Agustus September Oktober November


No Uraian Kegiatan
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penentuan Judul

2 Penyusunan Proposal

3 Seminar proposal

4 Pengumpulan Data

5 Pengolaan Data

6 Seminar Hasil

7 Seminar Tutup

37
DAFTAR PUSTAKA
Budi Santoso (2003), Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Clough, G.A., Richard H. dan Sears. 1991. Construction Project Management.Edisi
5. Canada: John Willey & Sons Inc.
Dimyati, Hamdan dan Nurjaman Kadar, 2014, Manajemen Proyek : CV Pustaka
Setia.
Dipohusodo. 1995.Metode Teknik Pengendalian Biaya dan Waktu, PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Ervianto, Wulfram. 2002. “Manajemen Proyek Konstruksi”, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Husen, Abrar, 2009, Manajemen Proyek (Perencanaan Penjadwalan dan
Pengendalian Proyek), Penerbit: Andi Yogyakarta.

Mockler, R.J. 1972. The Management Control Process. New Jersey:Prentice Hall.

Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional.


Penerbit Erlangga. Jakarta

Soeharto, Iman. 1997. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional.


Jakarta.

Soeharto, Iman. 2005. Manajemen Konstruksi. Penerbit Rosdakarya : Bandung.

Soemardi. B.W. Wirahadikusuma, R.D, Abduh, 2007 “Pembangunan Sistem


Earned Value untuk Pengeloaan Proyek Konstruksi di Indonesia”, Laporan
Hasil Riset, Insitut Teknologi Bandung. Bandung.
Terry, R. George. 1958. “Principles Of Management” Penerbit Radar Raya, Jakarta.

Trihatmojo, M. H ( 2019), Analisis Pengendalian Biaya dan Waktu Dengan Metode


Konsep Nilai Hasil Pada Proyek Pembangunan Pondok Indah Mall 3 dan
Office Tower, Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

38

Anda mungkin juga menyukai