PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Oleh
M ROBBY RIZKIKA
170502004
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan oleh
M ROBBY RIZKIKA
170502004
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Teknik Mesin,
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan
baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
1. Kedua Orang Tua saya tercinta Bapak Iskandar Rizal Iba dan Ibu Sri
Rahayu yang mendidik dan mendukung penulis;
2. Ibu Dr. Mastura,S.Si., M.Si., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Samudra;
3. Bapak Zainal Arif, ST., MT., selaku Koordinator Prodi Teknik Mesin
Universitas Samudra;
4. Bapak Nazaruddin, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing Akademik Jurusan
Teknik Mesin Universitas Samudra;
5. Bapak Nazaruddin, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing I Proposal Skripsi
yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis;
6. Bapak Fazri, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing II Proposal Skripsi yang
telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis;
7. Seluruh dosen dan staff Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik;
8. Teman seperjuangan penulis Seluruh Mahasiswa Teknik Mesin Angkatan
2017 yang memberi semangat kepada penulis;
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Proposal
Skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
ii
Penulis menyadari bahwa di Proposal Skripsi ini masih terdapat kekurangan
dan kesalahan yang mungkin disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, referensi
dan waktu penulis dalam proses penyusunannya. Oleh karena itu, penulis terbuka
terhadap kritik dan saran yang membangun guna perbaikan serta koreksi bagi
penulis kedepannya.
M Robby Rizkika
NIM. 170502004
iii
DAFTAR ISI
iv
3.3. Diagram Alir Peneliitian ..................................................................................30
3.4. Prosedur Penelitian ..........................................................................................30
3.5. Parameter Penelitian ........................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................33
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1
2
3
4
High-Tc (ceramic) pada awal tahun 1986 yang selama ini tidak diduga. Kedua,
sejak awal 1980-an, teknologi material berkembang pesat dengan kemampuan
menyusun material tersebut dalam level nano. Ketiga, pada awal tahun 1990-an,
tuntutan dunia tentang teknologi yang ramah lingkungan sangat besar. Ini
memberikan imbas kepada teknologi termoelektrik sebagai sumber energi[5].
Pada Gambar 2.3, elektron mengalir dari semikonduktor pada tipe p yang
kekurangan energi, menyerap kalor pada bagian yang didinginkan kemudian
mengalir ke semikonduktor tipe n. Semikonduktor tipe n yang kelebihan energi
kemudian membuang energi tersebut ke lingkungan kemudian ke semikonduktor
tipe p dan seterusnya.
1. Efek Seebeck
Pada tahun 1821, fisikawan asal Jerman-Estonia bernama Thomas Johann
Seebeck (1770-1831) menemukan bahwa logam berbeda yang terhubung pada
7
dua lokasi yang berbeda (sambungan) akan menimbulkan tegangan mikro pada
kedua sisinya bila kedua sisi ada pada temperatur yang berbeda. Efek ini dikenal
sebagai “Efek Seebeck”, itu adalah dasar untuk termometer termokopel. Dalam
percobaannya, Seebeck menghubungkan logam besi dan tembaga dalam suatu
rangkaian. Kemudian diantara kedua logam diletakkan jarum kompas. Ketika satu
sisi logam dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Setelah diselidiki,
ternyata panas yang diberikan satu sisi logam menimbulkan tegangan yang
mengalirkan listrik mikro yang mengakibatkan timbulnya medan magnet disekitar
logam. Medan magnet yang timbul menggerakkan jarum kompas [5].
2. Efek Peltier
Pada tahun 1834, seorang fisikawan Perancis bernama Jean Charles
Peltier menemukan kebaliakn dari efek Seebeck, yang sekarang dikenal sebagai
“Efek Peltier”. Beliau menemukan bahwa ketika sebuah termokopel diberikan
tegangan, maka akan timbul perbedaan suhu pada kedua sisinya’. Teori ini dikenal
dengan nama Thermoelectric Coller (TEC).
Pada tahun 1838, Lenz menunjukkan bahwa tergantung pada arah arus
listrik, panas dapat dihilangkan dari sambungan untuk membekukan air, atau
dengan membalik arus listrik, panas dapat dihasilkan untuk mencairkan es. Panas
yang diserap atau dihasilkan di persambungan adalah sebanding dengan arus
listrik. Konstanta perbandingan dikenal sebagai koefisien Peltier[5].
3. Efek Thomson
Pada tahun 1851, fisikawan asal Inggris bernama William Thomsn
menyatakan ketika sebuah konduktor dialiri arus listrik akan timbul perbedaan
(gradien) temperatur sesuai dengan perpindahan panas yang disebut efek
Thomson
4. Efek Joulean
Efek Joulean menjelaskan bahwa ketika arus listrik dialirkan pada sebuah
konduktor, maka akan terbentuk panas akibat adanya sisipasi energi listrik.
8
5. Efek Konduksi
Efek konduksi menjelaskan tentang perpindahan panas secara konduksi
yaitu adanya perpindahan panas dari temoeratur yang lebih tinggi ke temperatur
yang lebih rendah dalam suatu material.
Extruded heat sink merupakan heat sink yang paling murah dan
popular di pasaran. Peredam panas ini terbuat dari aluminium dan mempunyai
sifat – sifat perpindahan kalor yang baik dikarenakan memiliki bidang pemukaan
yang luas.
Ini merupakan heat sink yang terdiri dari lembaran logam yang terlipat
dipasang di dasar peredam panas ( disolder atau dilem dengan menggunakan
minyak konduksi kalor adhesive khusus). Lipatan – lipatan yang terbentuk tampak
seperti permukaan sirip. Peredam panas ini biasanya terbuat dari material
aluminium dan tembaga.
9
2.4 FOTOVOLTAIK
Fotovoltaik atau juga sering disebut panel surya adalah alat yang mampu
mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi energi listrik. Fotovoltaik bisa
disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar dari
energi cahaya matahari yang sampai ke bumi, walaupun selain dipergunakan
untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi
panasnya melalui sistem solar thermal.
1. Efek fotovoltaik
Sistem fotovoltaik adalah suatu sistem mengubah energi cahaya menjadi
energi listrik. Konversi ini didasarkan pada fenomena efek fotovoltaik. Efek ini
ditemukan oleh fisikawan asal Perancis beranama Antoine – Cesar Becquerel
pada tahun 1839. Fenomena efek fotovoltaik adalah suatu fenomena dimana
timbulnya tegangan listrik akibat adanya loncatan elektron antara dua elektroda
yang dihubungkan dengan sistem padatan/cairan ketika sinar matahari menyinari
permukaan bahan PV.
Radiasi cahaya matahari terdiri dari biasan foton dengan tingkat energi
yang berbeda – beda sesuai dengan panjang gelombang dari spektrum cahaya.
Ketika sinar matahari menyinari permukaan bahan fotovoltaik, foton – foton dari
cahaya matahari akan dibiaskan, diserap, ataupun diteruskan menembus sel
fotovoltaik. Foton yang terserap oleh sel PV akan menyebabkan elektron
menyembur keluar yang memicu timbulnya energi listrik.
Gambar 2.8. Struktur dari sel surya material silikon sebagai semikonduktor [13]
Sel PV terbuat dari suatu jenis silikon yang mampu menghasilkan muatan
listrik kecil bila terkena sinar matahari. Dalam penggunaannya, sel PV disusun
saling berhubungan untuk menghasilkan energi yang lebih banyak dan daya yang
besar yang dikenal dengan istilah panel atau modul PV. Arus yang dihasilkan dari
sel PV pada umumnya adalah arus searah (Direct Current/DC), tetapi dengan
menggunakan inverter, arus ini dapat dibuat menjadi arus bolak – balik
(Alternating Current/AC. Sesuai dengan perkembangan sains & teknologi, jenis-
jenis teknologi sel surya pun berkembang dengan berbagai inovasi. Struktur dan
cara kerja dari sel surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu sel surya
berbasis material silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja
12
sel surya generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis)
[16].
a. Sel Monocrystaline, adalah sel – sel fotovoltaik yang paling efisien tetapi
juga yang paling mahal. Sel – sel ini terdiri dari satuan kristal hasil potongan dari
silikon ingot.
b. Sel Polycrystalline, adalah sel – sel fotovoltaik yang terdiri dari sejumlah
kristal kecil sehingga memiliki efisiensi yang sedikit lebih rendah dari sel
Monocrystalline.
c. Sel Amorphous, adalah sel yang memiliki efesien yang paling rendah dan
murah. Sel ini dibuat dengan menyebarkan silikon di atas material alternatif
seperti baja tahan karat (Stainless steel).
(1)
(2)
13
(3)
ST = radiasi global Matahari jam-an (W/m2), dapat dianggap sama dengan radiasi
matahari STC (Standart Test Conditions) yang digunakan oleh pabrik yaitu 1000
W/m2.
Daya output dapat dinyatakan sebagai daya listrik maksimal yang dapat dihasilkan
oleh Solar Panel System, dapat dihitung dengan persamaan [16] :
dimana :
FF = Fill Factor
(5)
Dimana nilai 0,72 merupakan konstanta untuk mendapatkan hasil yang akurat.
14
Semakin besar daya input yang diberikan, maka daya listrik yang dapat
dihasilkan oleh sel surya semakin besar. Daya listrik adalah besaran yang
diturunkan dari nilai tegangan dan arus sehingga sehingga nilai tegangan dan arus
yang dihasilkan merupakan bagian dari kelistrikan yang dimiliki oleh sel surya.
Untuk mengetahui daya input, di mana daya tersebut adalah perkalian antara
intensitas radiasi matahari yang diterima dengan luas area modul PV dengan
persamaan:
𝑃𝑖𝑛 = G x 𝐴 (6)
dimana:
elektron pada kulit terluar dari suatu atom. Hal ini yang menyebabkan
penggunaan material semikonduktor sebagai bahan dasar dari sel PV. Contoh
material semikonduktor yang umum digunakan pada sel PV adalah Silikon (Si)
dan Germanium (Ge). Silikon yang digunakan biasanya dalam bentuk kristal, dan
Germanium berada dalam bentuk padatan.
Ketika sebuah foton dari suatu sumber cahaya menumbuk suatu lempengan
material semikonduktor, ada tiga proses yang terjadi yaitu :
𝑄 = 𝑚𝐶𝑝Δ𝑇 (7)
dimana :
m = massa zat (kg)
Cp = kalor jenis pada tekanan tetap (J/kg.oC)
Δ𝑇 = perubahan temperatur (oC)
Konduksi adalah transfer energi dari partikel yang memiliki energi lebih besar ke
substansi dengan energi lebih rendah dan sebagai hasilnya terjadi interaksi antar
partikel. Gambar 2.13 menunjukkan skema perpindahan panas secara konduksi
[19].
∆𝑻 q = k.𝑳 (8)
17
dimana:
q = laju perpindahan panas konduksi (W)
(9)
𝑞𝑘onduksi (10)
dimana :
Pada perpindahan panas secara konveksi untuk aliran stedi satu dimensi berlaku
persamaan sebagai berikut[19] :
q = ℎ 𝐴 (𝑇s − 𝑇∞ ) (11)
dimana :
𝑞 = Kalor (Watt)
ℎ = koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2.K)
𝐴 = luas Permukaan (m2)
𝑇𝑠 = temperatur pada permukaan material (oC)
𝑇∞ = temperatur lingkungan / ambient (oC)
20
ℎ= 𝑁𝑢𝐿𝑘 (11)
𝐿
dimana :
(12)
dimana :
𝐿 = (13)
21
𝐿 = panjang (m)
𝑊 = lebar (m)
Jika nilai bilangan Rayleigh : 104 ≤ RαL ≤ 109 , maka terjadi aliran Laminar.
Menurut Churchill dan Chu, bilangan Nusselt dapat dihitung dengan
persamaan[19]: 1
0,670 𝑅𝑎 𝐿 4
𝑁𝑢𝐿 = 0,68 + 9
(14)
4
0,492
16
{1+ }9
𝑃𝑟
dimana:
Pr = Bilangan Prandlt
Jika nilai bilangan Rayleigh : 109 ≤ RαL ≤ 1012, maka terjadi aliran Turbulen.
Menurut Churcill dan Chu, bilangan Nusselt dapat dihitung dengan
persamaan[19]:
(15)
(16)
22
dimana:
Jika bilangan Reynold: ��< 5 � 105 maka aliran ini bisa dikategorikan
laminar sepanjang plat. Maka bilangan Nusselt dapat dihitung dengan persamaan:
(17)
dimana:
Re = Bilangan Reynold
Pr = Bilangan Prandlt
(18)
q = σ.A.(T14-T24) (19)
Keterangan:
Untuk perpindahan panas radiasi pada material berlapis dua, kalor radiasi dapat
dihitung dengan persamaan[19]:
Dimana:
Emisivitas termal dari beberapa material dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini :
3.1.1. Waktu
Penelitian kotak pendingin ini akan dilakukan pada bulan Juni –
September 2022
3.1.2. Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di Lingkungan Kampus Universitas
Samudra.
Spesifikasi :
- Jumlah Peltier :4
- Jumlah Kipas :4
- Heat sink :2
- Cold Sink :4
Material Kotak :
- Material Luar : Triplek
- Material Dalam : Polyurethan Foam
Gambar 3.2 Kotak Pendingin
*
27
2. Panel Surya
Panel surya digunakan untuk memberikan suplai daya ke aki dan ke
alat-alat yang memerlukan energi listrik dengan sumber energi matahari.
Panel surya yang digunakan adalah Modul Fotovoltaik Model : SA100-
72M.
Model SA100-72M
Daya Maksimum (Pmax) 100 W
Tegangan Maksimum (Vmax) 18,9 V
Arus Maksimum (Imax) 5,3 A
Tegangan tanpa beban (Voc) 22,7 V
Arus hubungan singkat (Isc) 5,8 A
Berat 7,3 kg
Ukuran 1032 x 676 x 25 mm
Bahan bingkai Aluminium
ST 1000 W/m2
*
28
Spesifikasi :
Jenis : PWM
Tipe : EPHC10-EC(10A,12V)
4. Baterai Aki
Baterai aki digunakan untuk menyimpan daya listrik dari solar
panel dan memberikan daya listrik ke alat pengujian yaitu kotak
pendingin.
*
29
Spesifikasi :
Tegangan : 12 V
Arus : 70 Ah & 35 Ah
*
30
*
31
1. Disiapkan semua bahan – bahan dan alat – alat yang dibutuhkan selama
pengujian dan dilakukan pemeriksaan terhadap alat.
2. Modul panel surya dipasang di tempat paling tinggi dari gedung ataupun
tempat yang tidak terhalang oleh bayangan gedung ataupun benda lainnya.
Pengatur tegangan panel surya (solar charge controller) dipasang sesuai
dengan petunjuk yang ada, dimana tersedia tiga bagian untuk kabel positif
dan negatif yaitu untuk panel surya, baterai, dan beban.
4. Kabel termocouple yang berjumlah tujuh buah dipasang pada tujuh bagian
pada kotak pendingin
Baterai aki diaktifkan dengan cara menjepitkan kabel dari SCC ke baterai.
8. Baterai aki akan kembali diaktifkan pukul 09:00 WIB pada pagi
berikutnya dan kembali diulang pada langkah ke- 6 dengan terlebih dahulu
dilakukan pengecekan pada alat maupun bahan.
*
32
*
DAFTAR PUSTAKA
[4] http://www.digibay.in/tec1-12706-thermoelectric-peltier-cooler-12v-60w
[5] http://sites.suffolk.edu/btsweeney21/2014/02/27/sterling-heat-engine-and
peltier-device/
[6] http://www.accelthermal.com/heat-sink/
[7] https://coolingsource.com/folded-fin/
[11] Nelson, Jenny. 2003. The Physics of Solar Cells. Hal. 20-21
[13] http://science.howstuffworks.com/environmental/green-science/thin-film
solar-cell.html
[14] Hamdani, Dadan,dkk. 2011. Analisis Kinerja Solar Photovoltaic System
(SPS) berdasarkan tinjauna Efisiensi Energi dan Eksergi. Jurnal
Material dan Energi Indonesia 1(2):84-92
33
34
[15] Messenger, R.A. & J.Ventre. 2005. Photovoltaics System Engineering, Second
Edition, CRC Press LLC Boca Raton
[16] Siahaan, Agustinus,dkk. 2012. Implementasi Panel Surya yang diterapkan pada
daerah terpencil di rumah tinggal di desa Sibuntuon, Kecamatan Habinsaran.
Renewable Energi. Tanjung Pinang
[17] http://etap.com/renewable-energy/photovoltaic-array-fundamental
[18] Cengel, Yunus A. 2003. Heat and Mass Transfer Second Edition. New
York:McGraw- Hill
[19] Cengel, Yunus A. 2003. Heat and Mass Transfer Second Edition. New
York:McGraw- Hill
[20] www.engineeringtoolbox.com/thermal-conductivity-d_429.html
[21] https://www.engineeringtoolbox.com/emissivity-coefficients-d_447.html