OLEH:
Fakultas : Teknik
Menyetujui :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Mengetahui:
Nitha, ST., MT
NIDN:0902117802
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
dengan baik untuk menyelesaikan studi strata satu di Universitas Kristen Indonesia
Toraja. Penulis banyak mengalami rintangan dan kendala dalam menyusun proposal
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan proposal ini yaitu kepada:
ini.
3. Ibu Nitha, ST., MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas
4. Yafet Bontong, ST., MT. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Kristen
Indonesia Toraja.
5. Segenap staf dosen, pegawai dan staf perpustakaan UKI Toraja yang telah
studi di kampus.
bagi penulis.
ii
7. Rekan-rekan Mahasiswa Teknik Mesin UKI Toraja, yang begitu banyak
memberi masukan.
memberikan doa, motivasi dan semangat untuk terus maju dan pantang
mundur.
9. Seluruh karyawan dan Staf BAAK yang selalu mengurus administrasi tanpa
mengenal lelah.
Akhirnya penulis mohon maaf kepada semua pihak yang turut terlibat dalam
penyusunan proposal ini atas segala kekurangan dan keterbatasan yang terjadi. Saran
dan kritikan dari berbagai pihak, Penulis harapkan dalam penyempurnaan proposal
ini.
Kiranya Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang yang selalu
Penulis
iii
DAFTAR ISI
NOMENKLATUR ........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
2.4 Turbin.......................................................................................................9
iv
2.6 Deflektor................................................................................................20
a. Waktu Penelitian.......................................................................................27
b. Tempat Penelitian.....................................................................................27
a. Pembuatan Alat.........................................................................................30
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
NOMENKLATUR
2
Kekerasan Vickers HV kg /mm
Diameter Jejak d mm
o
Temperatur T C
Kedalaman Penekanan H mm
Beban P kg
Panjang Awal Lo mm
Gaya Tarik F N
Pertambahan Panjang ΔL mm
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar
di Asia Tenggara. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2020, jumlah penduduk
di Indonesia tercatat sebanyak 270,20 juta jiwa. Dengan luas daratan Indonesia
sebesar 1,9 juta km2 , maka kepadatan penduduk Indonesia sebanyak 141 jiwa per
km2 .
sebesar 1,25 persen. Dengan kondisi peningkatan jumlah penduduk ini, tentunya
akan mempengaruhi aktivitas ekonomi dan juga intensitas kebutuhan akan sumber
energi di Indonesia, salah satunya adalah kebutuhan akan energi listrik. Pangsa
kebutuhan akan energi listrik di Indonesia masih dominan yaitu sebesar 24,5%. Akan
tetapi, sumber energi listrik yang ada pada saat ini masih berasal pada sumber daya
bahan bakar industri. Kebutuhan akan batu bara pada pembangkit yang ada di
Indonesia per tahun 2020 mencapai 95 juta ton dan diperkirakan akan terus
energi yang terbarukan dan tidak menimbulkan polusi udara karena tidak
menghasilkan gas buang yang dapat menyebabkan efek rumah kaca. Indonesia
memiliki potensi energi angin yang sangat besar yaitu sekitar 9,3 GW dan total
1
kapasitas yang baru terpasang saat ini sekitar 0,5 MW (Daryanto, 2007). Salah satu
pemanfaatan energi angin adalah dengan menggunakan turbin angin. Turbin angin
mampu mengubah energi kinetik angin menjadi energi listrik dengan bantuan
generator.
insinyur Finlandia yang bernama Sigurd J. Savonius pada tahun 1922. Turbin
angin Savonius adalah turbin angin yang memiliki bentuk dan konstruksi yang
biaya yang mahal. Turbin angin Savonius adalah salah satu jenis turbin angin yang
digerakkan dengan gaya drag. Turbin ini terdiri atas dua hingga tiga bucket atau sudu
yang disusun sedemikian rupa sehingga jika dilihat dari atas akan terlihat seperti
membentuk huruf S.
Turbin angin ini merupakan sebuah alat yang di gunakan dalam sistem
Konversi Energi Angin yang berfungsi mengubah angin menjadi energi listrik.
Turbin angin savonius 3 sudu ini merupakan jenis yang paling mudah juga perawatan
lebih mudah untuk cara kerja karena adanya dorongan angin sehingga putaran sudu
tidak melewati kecepatan angin. Jenis turbin angin ini cocok untuk aplikasi daya
rendah dan biasanya digunakan pada kecepatan angin yang berbeda. Kabupaten
Kayong Utara adalah kabupaten di provinsi Kalimantan Barat, terdiri beberapa pulau
salah satu nya Pulau Maya. Hingga saat ini kondisi listrik yang bekerja hanya hidup
pada waktu malam hari saja. Ketersedian disana masih dalam kapasitas yang terbatas
oleh karena minimnya pasokan listrik di Pulau Maya, sedangkan jumlah sumber daya
alam yang melimpah maka perlu adanya suatu alat yang memanfaatkan sumber daya
1
2
alam tersebut. Adanya turbin angin savonius ini diharapkan akan dapat membantu
masyarakat di Pulau Maya dalam memenuhi kebutuhan listrik untuk onput sampai
dapat membantu memenuhi litrik 20 watt tetapi target yang di dapat 10 watt.
tentang “Study Eksperimen Karasteristik Tubin Savonius tiga Sudu Dengan Variasi
Adapun rumusan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Pengaruh variasi lebar alur terhadap daya turbin angin Savonius
2. Bagaimana pengaruh variasi lebar alur terhadap torsi turbin angin Savonius
4. Bagaimana pengaruh variasi lebar alur terhadap tip speed ratio turbin angin
1. Menganalisa daya maksimum yang dihasilkan turbin angin savonius tiga sudu
2. Menganalisa torsi maksimum yang dihasilkan turbin angin savonius tiga sudu
3. Menganalisa efisiensi turbin angin savonius tiga sudu terhadap variasi lebar
4. Bagaimana pengaruh variasi lebar alur terhadap tip speed ratio turbin angina
Adapun batasan masalah dari penelitian Proposal tugas akhir ini adalah
1. Jenis turbin angin yang digunakan adalah turbin angina poros vertical tipe
2. Dimensi turbin
a. Poros
Besi = 8 mm
Tinggi = 55 cm
b. Sudu/blade
c. End cup
Diameter = 20 cm
Tebal = 3 mm
d. Bantalan
Diameter dalam = 8 mm
Diameter luar = 22 mm
Tebal = 7 mm
Bahan = Besi
NC 3/8x5
f Rangka turbin
Tinggi kaki = 95
Tinggi = 12 cm
Lebar = 12 cm
h. Deflektor
Tinggi = 60 cm
Lebar = 25 cm
5
3. Jarak alur yang digunakan yaitu variasi jarak ( 5 mm), (7,5 mm), (10,5 mm),
1. Sebagai syarat menyelesaikan studi untuk gelar strata satu (S1) Teknik
Indonesia Toraja, manfaat dari pengujian tugas akhir ini adalah dapat
Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi bumi
dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tekanan tinggi ketekanan rendah. Bila terjadi perbedaan diantara pusat tekanan (yakni
suhu atmosfer) terlalu tinggi, arus udara (yakni angin) menjadi sangat kuat.
Kecepatan angin dipengaruhi letak tempat dan ketinggian, dimana letak tempatnya
lebih cepat didekat khatulistiwa dari pada jauh dari garis khatulistiwa dan semakin
tinggi tempatnya maka semakin kencang angin yang bertiup pada ketinggiannya.
Ketinggian angin tersebut disebabkan oleh gunung, pohon, dan bagian permukaan
Energi angin adalah suatu massa yang bergerak dengan kecepatan tertentu, energi
ini biasa disebut energi gerak, didalam energi gerak ini terkandung energi potensial
atau energi kinetik, energi gerak angin bisa diubah menjadi energi mekanik dengan
bantuan turbin angin. Maka kekuatan angin tidak tertentu, karena semakin kencang
angin bertiup maka semakin besar kekuatan yang diperoleh, mungkin saja pengaruh
kondisi alam. Biasanya kekuatan angin berpengaruh pada suhu panas. Energi angin
adalah sumber energi terbarukan dan tidak menghasilkan polutan atau emisi selama
pemeliharaan.
6
7
Energi angin merupakan salah satu metode yang terbersih dan teraman dari
energi angin dengan menempatkan beberapa turbin angin di lokasi yang sama untuk
tujuan menghasilkan sejumlah besar tenaga listrik. Energi angin merupakan energi
kinetik atau energi yang disebabkan oleh kecepatan angin untuk dimanfaatkan
Astu Pudjanarsa (2006) dalam buku yang berjudul “mesin konversi energi”
menerangkan tentang energi angin sebagai pesawat konversi. Kincir angin pertama
kali yang digunakan untuk membangkitkan listrik dibangun oleh P. La Cour dari
Denmark di akhir abad IX. Setelah perang dunia I, layar dengan airfoil
untuk kincir angin, yang sekarang disebut propeler type, windmill atau wind turbine.
Penilitian tentang turbin angin sudah banyak dilakukan namun banyak penelitian
yang belum disesuaikan dengan kondisi alam Indonesia, sebagai negara yang potensi
angin melimpah namun kondisi anginnya tidak stabil dan kecepatan angin rendah.
kondisi alam Indonesia, sebagai negara yang potensi angin melimpah namun kondisi
Turbin angin sumbu vertikal merupakan turbin angin yang cocok untuk
dikembangkan, turbin ini bisa menjadi alternatif untuk menghasilkan energi listrik
karena turbin ini memiliki beberapa kelebihan yaitu perawatan turbin mudah
dilakukan, turbin tidak harus diarahkan ke angin untuk bekerja kemudian turbin bisa
bekerja pada kondisi angin yang tidak stabil dan relatif rendah.
8
Turbin angin sumbu vertikal terdiri dari beberapa tipe diantaranya adalah turbin
angin vertikal tipe savonius dan turbin angin vertikal tipe darrieus. Kelebihan dan
kekurangan dari kedua turbin angin adalah, turbin angin tipe savonius bekerja dengan
gaya dorong (drag) memiliki kemampuan self starting pada kecepatan angin yang
adalah efisiensinya masih sangat rendah dan kecepatan maksimum rotor tidak bisa
melebihi kecepatan angin, sedangkan turbin tipe darrieus bekerja dengan gaya angkat
(lift).
darrieus-savonius sebagai ikon wisata laut dan kuliner di Belawan. Turbin angin jenis
jalan untuk daerah pesisir pantai. Pada program kemitraan masyarakat (PKM) ini,
fungsi utama turbin angin yang sejatinya adalah pembangkit listrik energi terbarukan
sedikit dialihkan menjadi ikon wisata laut dan kuliner di pinggir laut kota Medan
tepatnya di kecamatan Medan Belawan. Generator angin ini dapat bekerja pada angin
kecepatan rendah, mulai dari 1,5 m/detik hingga batas maksimum 45 m/detik yang
sangat sesuai dipasang di Belawan, dekat dengan dermaga rakyat jembatan titi
panjang. Melalui kegiatan ini dermaga rakyat akan diterangi lampu hiasan dengan
sumber listrik berasal dari turbin angin yang dipasang dekat dengan restauran
masyarakat. Proses pemilihan lokasi dan jenis turbin angin dipaparkan dengan
menggunakan metode matrik keputusan. Hasil kegiatan ini adalah pembangunan ikon
baru bagi wisata laut dan kuliner di Belawan yang akan menjadi penanda lokasi dan
meteorologi. Lazimnya data kecepatan dan arah angin (harian atau bulanan).
Kecepatan angin biasanya dinyatakan dengan satuan knot atau m/s. Fenomena angin
tenaga angin tidak digunakan di sembarag tempat karena area yang akan dipasang
pembangkit ini harus memiliki hembusan angin dengan kecepatan tinggi dan stabil.
Pembangkit tenaga angin dapat digunakan untuk skala kecil, menengah, dan besar.
Area yang sesuai untuk pemasangan pembangkit adalah pantai, pesisir, dan
pengunungan.
2.4 Turbin
Turbin adalah sebuah alat yang digunakan untuk merubah energi potensial suatu
fluida menjadi energy mekanik. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang
berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Contoh turbin awal
adalah kincir angin dan roda air. Berikut ini adalah beberapa macam jenis turbin
beserta fungsinya:
A. Turbin Uap
Turbin uap adalah turbin digerakkan oleh energi uap yang berasal dari uap
air. Turbin uap banyak digunakan pada pembangkit listrik, dengan batu bara atau
nuklir sebagai bahan bakar uapnya. Turbin uap merupakan suatu penggerak mula
yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya
diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin
10
langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme
B. Turbin Air
Turbin air adalah sebuah mesin yang digunakan untuk mengubah energi
potensial air menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah
menjadi energi listrik oleh generator. Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan
digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik. Turbin air banyak
digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan air yang
C. Turbin Gas
Turbin gas adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari
arus gas pembakaran. Dia memiliki kompresor naik kebawah, dan sebuah bilik
D. Turbin Angin
Turbin angin adalah sebuah mesin yang digunakan untuk merubah energi
negara-negara Eropa khususnya Belanda dan Denmark yang pada waktu itu
gandum. Penggunaan turbin sederhana telah dimulai sejak permulaan abad ke-7
dan tersebar diberbagai negara seperti Persia, Mesir, dan Cina dengan berbagai
desain.
Di Eropa, turbin angin mulai dikenal sekitar abad ke-11 dan berkembang
pesat saat revolusi industri pada awal abad ke-19. Namun berdasarkan kedudukan
12
poros, jenis-jenis turbin angin itu dapat dibagi ke dalam dua kategori, yakni:
turbin angin dengan sumbu horisontal dan turbin angin dengan sumbu vertikal.
menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. Walaupun
saat sampai ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi
Turbin angin merupakan sebuah alat yang digunakan dalam sistem konversi
energi angin (SKEA). Banyak turbin angin dengan skala besar yang telah dibuat
menghasilkan energi listrik. Turbin angin skala kecil juga ikut dibuat dan
dengan turbin angin skala besar. Kelebihan itu diantaranya tidak terbatasnya
daerah atau lokasi pemasangan turbin angin karena ukurannya yang kecil
sehingga dapat ditempatkan di daerah seperti perkotaan. Untuk turbin angin skala
kecil, jenis vertical axis wind turbine (VAWT) sangatlah cocok digunakan di
tergantung arah angin, hal ini sesuai dengan karakteristik angin perkotaan.
Turbin angin juga adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik.
para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan lain lain.
Turbin angin pertama sebagai pembangkit listrik adalah berupa sebuah turbin
13
angin tradisional yang dibuat oleh Poulla Courdidenmark lebih dari 100 tahun
yang lalu. Di awal tahun 80-an, terlihat pengembangan utama turbin angin
ratusan turbin angin, sehingga sampai akhir dekade tersebut sudah terbangun
Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat
dikembangkang oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan
dihadapi dengan masalah kekurangan sumber aya alam tak terbahurui (contoh:
batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik. Cara
kerja turbin angin cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin,
diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin,
sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi listrik ini biasanya akan
Berdasarkan sumbu atau porosnya, turbin angin dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
Turbin angin sumbu horizontal adalah turbin angin yang memiliki poros
rotor utama dengan generator listrik yang berada dipuncak menara dan mengarah
TASH sebagian besar memiliki sebuah gearbox yang mengubah perputaran angin
kincir yang pelan menjadi lebih cepat berputar. Turbin angin ini adalah turbin
angin yang rotasi rotornya paralel terhadap permukaan tanah. Rotor turbin angin
baling angin sederhana. Dengan prinsip kerja aerodinamis, rotor turbin angin
sumbu horizontal akan mengalami gaya lift dan gaya drag, akan tetapi gaya lift
lebih besar dari gaya drag memungkinkan rotor turbin dikenal dengan rotor
dibuat kaku agar tidak terdorong menuju menara oleh angin kecepatan tinggi.
Sebagai tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak tertentu
menara, dan reabilitasi begitu penting, sebagian besar TASH merupakan mesin
tambahan agar mereka tetap sejalan dengan angin dan karena saat angin
wilayah tiupan mereka dan dengan demikian juga mengurangi resitensi angin dari
bilah-bilah itu. Sehingga kelebihan dari turbin TASH ini yaitu, dasar menara
yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat yang
memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan arah angin antara dua titik
yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfer bumi.) di sejumlah lokasi geseran
Turbin ini merupakan turbin angin yang sumbu rotasi rotornya lurus
dengan permukaan tanah. Bila melihat turbin angin sumbu horizontal jauh lebih
16
efektif dalam mengestrak energi angin dari pada turbin angin poros vertikal.
Jika arah angin berubah , posisinya tidak harus seperti turbin angin horizontal
Turbin angin sumbu vertikal bisa ditaruh dekat dengan permukaan tanah,
Dengan sumbu vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di dekat tanah,
jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk keperluan
yang berdenyut. Karena sulit dipasang diatas menara, turbin sumbu tegak sering
dipasang lebih dekat ke dasar termpat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap
sebuah bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian rendah, sehingga
yang tersedia adalah energy angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan objek
yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa menyebabkan
umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara turbin kira-kira
50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energi angin yang
maksimal dan tabulensi angin yang minimal. Dan kelebihan dari turbin ini yaitu,
tidak membutuhkan struktur menara yang besar, bilah-bilah rotornya vertikal dan
17
tidak membutuhkan mekanisme yaw, TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah,
sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling terlihat secara melintang) yang lebih
tekanan yang rendah dan tinggi, memiliki tip speed ratio (perbandingan antara
kecepatan putaran dari ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih
rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat
kencang.
Berikut ini adalah beberapa contoh turbin angin poros atau sumbu vertikal:
kategori TASV (Turbin Angin Sumbu Vertikal) ini memiliki rotor dengan bentuk
dasar setengah silinder. Konsep turbin angin savonius cukup sederhana, prinsip
Sumber: https//google.id.Wikipedia.org
Turbin angin savonius ini adalah jenis turbin angin tipe drag, dimana turbin ini
menghasilkan daya dengan memanfaatkan gaya drag yang dihasilkan dari tiap-tiap
sudunya. Drag merupakan gaya yang bekerja berlawanan dengan arah angin yang
menumbuk sudu. Turbin angin savonius busa berputar pada kecepatan angin rendah,
proses manufaktur turbin angin savonius mudah dan memiliki koefisien daya rendah.
Turbin angin savonius ini memiliki 2 jenis tipe bilah yaitu tipe bilah U dan tipe bilah
L.
Turbin angin darrieus adalah jenis turbin angin sumbu vertikal (VAWT)
yang digunakan untuk menghasilakan listrik dari energi angin. Turbin terdiri dari
sejumlah bilah aerofoil melengkung yang dipasang pada poros atau kerangka
19
pada kecepatan putar tinggi. Ada beberapa turbin angin yang berhubungan erat
yang menggunakan bilah lurus. Desain turbin ini dipatenkan oleh Georges Jean
1 Oktober 1926. Ada kesulitan besar dalam melindungi turbin Darrieus dari
yang akan datang yang memungkinkan aliran udara melintang melalui layar
melengkung dari pusat depan ke ekstremitas belakang luar. Bentuk dinamis ini
luar putaran turbin angin. Selain itu, dengan menyalurkan aliran udara melalui
heliks berbentuk kerucut untuk diubah menjadi gaya gerak, turbin memaksa
Turbin angin spiral cone pertama kali dibuat berdasarkan Penemuan dari
pendesain dengan model yang unik. Penemuan ini menggunakan helicoid berbentuk
kerucut, lebih cocok pada sistem sumbu vertikal, meskipun dapat juga dipasang pada
sistem sumbu horizontal. Helocoid berbentuk kerucut terdiri dari selaput layar yang
melekat pada pita spline melengkung sebagai penyangga. Desain helicoid berbentuk
kerucut menghasilkan turbin angin rpm rendah dengan beban tinggi. Bentuknya
energi angin yang lebih besar daripada yang diperkirakan oleh Hukum Bets.
21
Keuntungan lain dari penemuan ini adalah Laju putaran yang lebih lambat dapat
membuat penemuan ini lebih tenang daripada turbin yang ada. Penemuan ini tidak
hanya bergerak lebih lambat dalam putaran per menit, sehingga mengurangi efek
strobe.
2.5 Deflektor
Deflektor adalah alat kontruksi yang bertujuan untuk mengarahkan suatu aliran
fluida kearah tertentu, dapat memperkecil luasan pada aliran fluida, mengurangi gaya
drag pada saat turbin berputar, serta meningkatkan kecepatan suatu fluida. Deflektor
dapat dikatakan sebagai pengarah aliran karena deflektor akan mengarahkan fluida
langsung mengenai sudu pada turbin. Pengarah angin pada turbin angin digunakan
untuk memfokuskan pada blade yang akan pergi (torsi positif) sehingga blade yang
akan datang (torsi negatif) akan berputar sejajar dengan angin yang melalui
terowongan angin. Perbedaan tanpa dan menggunakan pengarah angin adalah ketika
tidak menggunakan pengarah angin maka angin yang masuk dan menerpa turbin
tidak maksimal karena, angin mengenai sama-sama bilah turbin negatif dan bilah
turbin positif. Sedangkan turbin angin yang menggunakan pengarah angin ketika
angin masuk menerpa bilah turbin angin, angin fokus pada bilah turbin angin yang
pergi (torsi positif) sehingga putaran turbin sejajar dengan arah angin maka torsi
yang didapatkan ketika dilakukan penambahan pengarah angin akan lebih besar.
D× h
A = ………………………………..……..…………..…………
2
(2.1)
Dengan :
F ¿ m∙ g ……………………………..………….……...…………...(2.2)
Dengan :
F = Gaya pembebanan (N )
Daya angin (Pin) adalah daya yang dihasilkan oleh sudu kincir angin yang
diakibatkan oleh hembusan angin. Daya angin dapat dirumuskan sebagai berikut:
1 3
P¿ = ρ A . v ……………..…………..…...………….……………..(2.3)
2
Dimana :
23
d) Torsi (τ )
Torsi adalah hasil kali dari gaya pembebanan (F) dengan panjang lengan
τ =¿F . r ………………………...…………….……………………….(2.4)
Dimana :
τ = Torsi (Nm)
e) Kecepatan sudut (ω )
Kecepatan sudut atau dalam kasus ini kecepatan ujung sudu merupakan
kecepatan ujung sudu terhadap satu kali putaran poros setiap detik. Maka dapat
2 πn
ω= …………………………………….………..……………….(2.5)
60
Dengan :
Perhitungan daya turbin yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin
Pt¿ τ ∙ ω …………………………………..…….………………....(2.6)
Dengan :
τ = Torsi (Nm)
terluar kincir dengan kecepatan angin. Perhitungan nilai tip speed ratio dapat
ω.r
λ= ……………………………………….……..……………….(2.7)
v
Dengan :
dibawah ini :
pt
η¿ × 100 % ……………………………..……..…...…………(2.8)
P¿
Dengan :
η = Efesiensi turbin (% )
skala kecil. Penelitian ini fokus pada perancangan VAWT skala kecil yang
spiral basin cone terhadap turbin reaksi aliran vortex. Tujuan penelitian ini
spiral basin cone terhadap kinerja turbin reaksi aliran vortex. Penelitian ini
26
cone masing-masing memiliki pitch spiral 100 mm, 125 mm dan tanpa spiral.
Basin cone dipasang pada rangkaian turbin dan diberikan variasi kapasitas
dan pembebanan. Hasil penelitian ini yaitu spiral basin cone berpengaruh
terhadap daya dan efisiensi yang dihasilkan turbin reaksi vortex. Daya dan
efesiensi turbin tertinggi terjadi pada basin tanpa spiral apabila dibandingkan
dengan pitch spiral 100 mm dan 150 mm. pada turbin tanpa spiral memiliki
daya dan efisiensi turbin tertinggi terjadi pada kapasitas 8,89991 L/S dengan
pembeban 45000 gram yaitu daya turbin sebesar 35,072 watt dan efesiensi
sebesar 55,796 %. Pitch spiral basin cone 150 mm mendapatkan daya dan
menganalisis kinerja turbin angin tipe savonius 4 sudu dengan posisi 2 tingkat
Tangerang. Hasil yang diperoleh yaitu kecepatan angin tertinggi terjadi pada
14.45-14.50 WIB sebesar 5,2 m/det. Daya generator dari kecepatan angin
tersebut sebesar 10,5 watt. Kecepatan angin terendah terjadi pada pukul
13.45-13.50 sebesar 3,9 m/det dan daya generator yang dihasilkan sebesar
27
4,18 watt. Koefisien power tertinggi yaitu sebesar 0,027 dan terendah sebesar
0,019.watt.
skala kecil. Penelitian ini fokus pada perancangan VAWT skala kecil yang
5. Eko Susetyo Yulianto. 2018. Desain dan simulasi sudu turbin model savonius
perancangan sudu turbin aspek aspek yang harus diperhatikan yaitu jumlah
sudu itu sendiri, lalu jenis material yang digunakan serta menentukan ukuran
dari rotor tersebut. Sudu turbin angin model Savonius tipe U dengan diameter
x Panjang yaitu 824 mm x 1200 mm, memiliki nilai tsr 0.51 dan nilai CP 0.53
serta memiliki efisiensi sebesar 0.59. Daya yang dihasilkan dalam satu kali
putaran sebesar75.29 Watt dan daya total 127.23 Watt pada 59.4 RPM. Lalu
a. Waktu Penelitian
b. Tempat penelitian
1. Poros
Bahan = Besi
Diameter = 10 mm
Tinggi = 560 mm
2. Sudu/blade
Diameter = 145 mm
Tinggi = 250 mm
3. End Cap
Diameter = 300 mm
Tebal = 2 mm
28
29
4. Fan
Voltage = 220/240 V ac
Watt = 1500 W
Frekuensi = 50 Hz
Model = SHT - 45
4. Bantalan
5. Wind tunnel
Panjang = 1500 mm
Tinggi = 1000 mm
Panjang = 1018 mm
7. Deflektor
Tinggi = 300 mm
Lebar = 200 mm
a. Pipa.
b. Spidol.
e. Lem
f. Kertas
Metode penelitian tugas akhir ini yang akan dilakukan adalah metode
objek yang diteliti dalam hal proposal tugas akhir ini adalah turbin angin
spiral cone yang telah dibuat. Penelitian proposal tugas akhir ini dimaksudkan
pengetahuan dan landasan teori dari beberapa literature dan hasil penelitian
orang lain yang mempunyai hubungan dengan masalah yang tela diteliti.
a. Pembuatan alat
1. Persiapan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat rotor spiral
cone
2. Mengukur pipa yang akan digunakan untuk membuat sudu dan end cap
4. Memasang rotor turbin angin spiral cone dengan jumlah sudu empat tanpa
deflektor.
menggunakan tachometer.
dengan jumlah sudu lima (5) dan enam (6) hingga selesai.
10. Data hasil pengukuran dicatat untuk nantinya akan dilakukan perhitungan