Anda di halaman 1dari 19

GLOBALISASI

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Globalisasi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Sosiologi.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Globalisasi ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Globalisasi ini sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Globalisasi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, 17 Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Globalisasi............................................................................. 3
B. Teori Globalisasi...................................................................................... 5
C. Sejarah Globalisasi................................................................................... 6
D. Karakteristik Globalisasi.......................................................................... 10
E. Globalisasi Ekonomi................................................................................ 10
F. Globalisasi Budaya.................................................................................. 11
G. Dampak Globalisasi................................................................................. 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 14
B. Saran........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep globalisasi dapat diartikan sebagai pengglobalan atau
penyatuan seluruh aspek kehidupan di dunia ini. Penyatuan ini dilakukan
melalui upaya penyeragaman yang mendunia meliputi seluruh negara yang
ada. Ketika suatu istilah baru menjadi populer, hal ini seringkali meliputi
suatu perubahan penting sebagai bagian dari dunia ini. Ide baru ini dibutuhkan
untuk menggambarkan kondisi baru. Sebagai contoh, ketika seorang filsof,
Jeremy Bentham mengistilahkan “internasional” pada tahun 1780, dianggap
sebagai suatu pencerahan, dari apa yang merupakan pendalaman dari
kenyataan hidup keseharian, yaitu berkembangnya negara/bangsa dan
transaksi yang terjadi melintasi batas di antara masyarakat di dunia.
Pada tahun 1980, terjadi perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini
dilihat dari perbincangan mengenai globalisasi telah tersebar luas. Istilah ini
kemudian secara cepat menjadi standar kata-kata di berbagai bidang, baik di
lingkungan akademis, jurnalis, politisi, bankir, periklanan, ekonomi, dan
hiburan. Lambat-laun, globalisasi menjadi suatu proses hubungan sosial secara
relatif yang menemukan tidak adanya batasan jarak dan menghilangnya
batasan-batasan secara nyata, sehingga ruang lingkup kehidupan manusia
semakin bertambah dengan memainkan peranan yang lebih luas di dalam
dunia sebagai satu kesatuan tunggal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Globalisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian globalisasi?
2. Apa saja teori globalisasi?
3. Bagaimana sejarah globalisasi?
4. Bagaimana karakteristik globalisasi?
5. Apa yang dimaksud dengan globalisasi ekonomi?

1
2

6. Apa yang dimaksud dengan globalisasi budaya?


7. Apa saja dampak globalisasi?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Globalisasi ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian globalisasi.
2. Untuk mengetahui teori globalisasi.
3. Untuk mengetahui sejarah globalisasi.
4. Untuk mengetahui karakteristik globalisasi.
5. Untuk mengetahui tentang globalisasi ekonomi.
6. Untuk mengetahui tentang globalisasi budaya.
7. Untuk mengetahui dampak globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah
suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap
individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki
definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition),
sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses
alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin
terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan
ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan
budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini,
globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir.
Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi
dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu
bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti
budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali
menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang
dimaksudkan orang dengan globalisasi:
1. Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan
internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu
sama lain.

3
4

2. Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkan batas


antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa,
maupun migrasi.
3. Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya
hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu
lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
4. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi
dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga
mengglobal.
5. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda
dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-
masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian
yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar
gabungan negara-negara.
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan
lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk
kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi
yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas
ekonomi dan budaya.
Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era
modern, beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum
zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang
mencatat terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum Masehi. Pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan budaya
dunia berlangsung sangat cepat.
Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun
1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an. Pada tahun 2000,
Dana Moneter Internasional (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar
globalisasi: perdagangan dan transaksi, pergerakan modal dan investasi,
migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu pengetahuan. Selain
itu, tantangan-tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, polusi air dan
5

udara lintas perbatasan, dan pemancingan berlebihan dari lautan juga ada
hubungannya dengan globalisasi. Proses globalisasi memengaruhi dan
dipengaruhi oleh bisnis dan tata kerja, ekonomi, sumber daya sosial-budaya,
dan lingkungan alam.

B. Teori Globalisasi
Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan
globalisasi, terdapat tiga posisi teoretis yang dapat dilihat, yaitu:
1. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang
memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di
seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan
kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global
yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat
sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
a. Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik
perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan
menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
b. Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah
fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk
penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah
bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai
sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian
membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
2. Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka
berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika
memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme
telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa
yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau
evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
3. Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis.
Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan
oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh
6

jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoretis ini


berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat
hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan,
yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan
bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau,
setidaknya, dapat dikendalikan.

C. Sejarah Globalisasi
Ada penyebab jauh dan dekat yang dapat ditemukan pada faktor-faktor
sejarah yang memengaruhi globalisasi. Globalisasi berskala besar dimulai
pada abad ke-19.
1. Kuno
Globalisasi kuno dipandang sebagai suatu fase dalam sejarah
globalisasi yang mengacu pada peristiwa dan perkembangan globalisasi
sejak masa peradaban terawal sampai kira-kira tahun 1600-an. Istilah ini
dipakai untuk menyebut hubungan antara masyarakat dan negara dan cara
keduanya dibentuk oleh persebaran ide dan norma sosial baik di tingkat
lokal maupun regional.
Dalam skema ini, ada tiga penyebab yang dipaparkan sebagai
pemicu globalisasi. Penyebab pertama adalah pemikiran Timur yang
berarti bahwa negara-negara Barat telah mengadaptasi dan menerapkan
prinsip-prinsip yang dipelajari dari Timur. Tanpa ide tradisional dari
Timur, globalisasi Barat tidak akan terjadi sebagaimana mestinya.
Penyebab kedua adalah jarak; interaksi antarnegara belum berskala global
dan masih berada di seputaran Asia, Afrika Utara, Timur Tengah, dan
sebagian Eropa. Pada globalisasi awal, negara masih sulit berinteraksi
dengan negara lain yang letaknya jauh. Kemajuan teknologi kemudian
memungkinkan negara mengetahui keberadaan negara lain yang letaknya
jauh, dan fase globalisasi yang baru pun terjadi. Penyebab ketiga adalah
saling ketergantungan, kestabilan, dan regularitas. Jika suatu negara tidak
bergantung dengan negara lain, tidak ada cara lain bagi negara tersebut
untuk memengaruhi dan dipengaruhi oleh negara lain. Inilah salah satu
7

penggerak utama di balik hubungan dan perdagangan global. Tanpa


keduanya, globalisasi tidak akan berjalan seperti yang sudah-sudah dan
negara akan tetap bergantung pada produksi dan sumber dayanya sendiri
supaya bisa terus berdiri. Sejumlah pakar berpendapat bahwa globalisasi
kuno tidak berjalan seperti globalisasi modern karena negara-negara waktu
itu tidak saling bergantung seperti sekarang.
Ada pula sifat multipolar dalam globalisasi kuno yang melibatkan
partisipasi aktif bangsa non-Eropa. Karena globalisasi kuno sudah ada
sebelum Pembelahan Besar abad ke-19, masa ketika Eropa Barat memiliki
produksi industri dan hasil ekonomi yang lebih maju ketimbang kawasan
lain di dunia, globalisasi kuno menjadi fenomena yang tidak hanya
digerakkan oleh Eropa tetapi juga oleh wilayah Dunia Lama yang
ekonominya sudah maju seperti Gujarat, Bengal, pesisir Tiongkok, dan
Jepang.
Ekonom dan sosiolog historis Jerman Andre Gunder Frank
berpendapat bahwa globalisasi diawali oleh munculnya hubungan dagang
antara Sumer dan Peradaban Lembah Indus pada milenium ketiga SM.
Globalisasi kuno ini terjadi pada Zaman Helenistik, zaman ketika pusat-
pusat kota komersial membentuk poros budaya Yunani yang merentang
dari India sampai Spanyol, termasuk Alexandria dan kota-kota era
Alexander lainnya. Sejak itu, posisi geografis Yunani dan impor gandum
memaksa bangsa Yunani melakukan perdagangan lewat laut. Perdagangan
di Yunani kuno sangat tidak dibatasi, dan negara hanya mengendalikan
suplai gandum.
2. Modern Awal
Globalisasi modern awal atau proto-globalisasi mencakup periode
sejarah globalisasi antara 1600 dan 1800. Konsep proto-globalisasi
pertama kali diperkenalkan oleh sejarawan A. G. Hopkins dan Christopher
Bayly. Istilah ini berarti fase peningkatan hubungan dagang dan
pertukaran budaya yang menjadi ciri khas periode sebelum munculnya
globalisasi modern pada akhir abad ke-19. Fase globalisasi ini dicirikan
oleh bangkitnya imperium maritim Eropa pada abad ke-16 dan 17.
8

Imperium pertama yang muncul adalah Portugal dan Spanyol, yang diikuti
Belanda dan Britania. Pada abad ke-17, perdagangan dunia berkembang
lebih jauh ketika perusahaan kerajaan (chartered company) seperti British
East India Company (didirikan tahun 1600) dan Vereenigde Oostindische
Compagnie (didirikan tahun 1602, sering dianggap sebagai perusahaan
multinasional pertama yang membuka sahamnya) didirikan.
Globalisasi modern awal berbeda dengan globalisasi modern dalam
hal tujuan ekspansionisme, cara mengelola perdagangan global, dan
tingkat pertukaran informasi. Periode ini ditandai oleh banyaknya
perjanjian dagang seperti yang dilakukan East India Company, peralihan
hegemoni ke Eropa Barat, terjadinya konflik berskala besar antara negara
besar seperti Perang Tiga Puluh Tahun, dan munculnya komoditas baru
seperti perdagangan budak. Perdagangan Segitiga memungkinan Eropa
mendapatkan keuntungan dari sumber daya sumber daya di dunia barat.
Perpindahan hewan, tanaman, dan wabah penyakit yang dikaitkan dengan
konsep Pertukaran Columbus oleh Alfred Crosby juga memainkan peran
penting dalam proses ini. Perdagangan dan komunikasi modern awal
melibatkan banyak kelompok masyarakat, termasuk pedagang Eropa,
Muslim, India, Asia Tenggara, dan Tiongkok, terutama di kawasan
Samudra Hindia.
Britania Raya pada abad ke-19 menjadi kekuatan super ekonomi
pertama di dunia berkat teknologi pabriknya yang superior dan sistem
transportasi global yang maju seperti kapal uap dan rel kereta api.
3. Modern
Sepanjang abad ke-19, globalisasi mulai mendekati bentuknya
yang modern akibat revolusi industri. Industrialisasi memungkinkan
standardisasi produksi barang-barang rumah tangga menggunakan
ekonomi skala, sedangkan pertumbuhan penduduk yang cepat
menciptakan permintaan barang yang stabil. Pada abad ke-19, kapal uap
sangat menghemat biaya transportasi internasional dan rel kereta
menjadikan transportasi darat lebih murah. Revolusi transportasi terjadi
antara 1820 dan 1850. Jumlah negara yang ikut dalam perdagangan
9

internasional semakin banyak. Globalisasi pada masa ini sangat


dipengaruhi oleh imperialisme abad ke-19 seperti yang terjadi di Afrika
dan Asia. Penemuan kontainer kapal tahun 1956 turut memajukan
globalisasi perdagangan.
Setelah Perang Dunia Kedua, para politikus berhasil mewujudkan
konferensi Bretton Woods, perjanjian yang disepakati negara-negara besar
untuk menyusun kebijakan moneter internasional, perdagangan dan
keuangan, dan pembentukan sejumlah lembaga internasional yang
bertujuan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, pembebasan perdagangan
secara bertahap, dan penyederhanaan dan pengurangan batasan
perdagangan. Awalnya, General Agreement on Tariffs and Trade (GATT)
mengeluarkan beberapa perjanjian untuk menghapus batasan perdagangan.
GATT kemudian digantikan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)
untuk mengelola sistem perdagangan. Ekspor nyaris berlipat dari 8,5%
total produk bruto dunia tahun 1970 menjadi 16,2% tahun 2001.
Pemanfaatan perjanjian global untuk memajukan perdagangan terhambat
oleh gagalnya putaran negosiasi Doha. Banyak negara yang beralih ke
perjanjian bilateral atau perjanjian multilateral yang lebih kecil, misalnya
Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Serikat–Korea Selatan 2011.
Sejak 1970-an, penerbangan semakin terjangkau bagi kelas
menengah di negara-negara berkembang. Kebijakan langit terbuka dan
maskapai bertarif rendah ikut mendorong persaingan pasar. Pada tahun
1990-an, pertumbuhan jaringan komunikasi bertarif rendah memangkas
biaya komunikasi antarnegara. Banyak hal yang bisa dilakukan melalui
komputer tanpa memedulikan lokasinya seperti akuntansi, pengembangan
perangkat lunak, dan desain rekayasa.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan
ekonomi dan kebudayaan dunia tumbuh sangat cepat. Pertumbuhan ini
melambat sejak 1910-an sampai seterusnya akibat Perang Dunia dan
Perang Dingin, tetapi berhasil melaju lagi sejak kebijakan neoliberal
dirintis tahun 1980-an dan perestroika serta reformasi ekonomi Tiongkok
Deng Xiaoping membawa paham kapitalisme barat ke Blok Timur lama.
10

Pada awal 2000-an, sebagian besar negara maju mengalami Resesi Besar,
sehingga memperlambat proses globalisasi untuk sementara.
Perdagangan dan globalisasi telah berevolusi jauh pada masa kini.
Masyarakat yang terglobalisasi memiliki serangkaian pendorong dan
faktor yang terus mendekatkan manusia, kebudayaan, pasar, kepercayaan,
dan aktivitasnya.

D. Karakteristik Globalisasi
1. Penggunaan antena parabola pada TV memungkinkan seseorang
merasakan banyak hal dari budaya lain, karena parabola tidak hanya
menyediakan saluran dalam negeri saja melainkan juga dari luar negeri.
2. Perubahan konsep ruang serta waktu. Perkembangan barang-barang seperti
telepon genggam, televisi satelit, dan internet membuat komunikasi global
terjadi dengan cepat. Pergerakan massa, seperti pariwisata , membuat kita
dapat merasakan banyak hal dari bermacam-macam budaya di dunia.
3. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadikan
masing-masing saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan
perekonomian, pembagian pekerjaan yang baru secara internasional,
meningkatnya pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi
organisasi dunia seperti World Trade Organization (WTO).
4. Peningkatan interaksi kultural lewat perkembangan media massa
(contohnya televisi, film , musik, serta transmisi berita dan olahraga
internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan
dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang beraneka ragam dari berbagai
budaya, misalnya fashion, literatur, dan makanan.
5. Meningkatnya masalah bersama, misalnya dalam aspek lingkungan,
ekonomi, perdagangan obat terlarang internasional, kesehatan, dan
terorisme.

E. Globalisasi Ekonomi
Globalisasi ekonomi adalah peningkatan integrasi ekonomi dan saling
ketergantungan ekonomi nasional, regional, dan lokal di seluruh dunia melalui
11

intensifikasi pergerakan barang, jasa, teknologi, dan modal lintas batas.


Apabila globalisasi merupakan serangkaian proses yang melibatkan berbagai
jaring pertukaran ekonomi, politik, dan budaya, globalisasi ekonomi
kontemporer didorong oleh pertumbuhan informasi yang cepat di semua jenis
aktivitas produktif dan pemasaran dan perkembangan sains dan teknologi.
Globalisasi ekonomi terdiri dari globalisasi produksi dan keuangan, pasar dan
teknologi, rezim organisasi dan lembaga, perusahaan dan tenaga kerja.
Meski globalisasi ekonomi sudah meluas sejak munculnya
perdagangan antarnegara, pertumbuhannya naik drastis dalam kurun 20–30
tahun terakhir berkat kerangka kerja General Agreement on Tariffs and Trade
dan Organisasi Perdagangan Dunia. Semua negara pun perlahan menghapus
hambatan perdagangan dan membuka akun lancar dan akun modalnya.
Ledakan ekonomi modern disebabkan oleh integrasi negara maju dengan
negara berkembang lewat investasi asing langsung, pengurangan hambatan
perdagangan, dan imigrasi lintas perbatasan.
Ketika globalisasi secara radikal menaikkan pendapatan dan
pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dan menurunkan harga barang
di negara maju, globalisasi juga mengubah keseimbangan kekuasaan antara
negara maju dan berkembang dan memberi dampak pada kebudayaan negara
yang terlibat dalam globalisasi. Perubahan lokasi produksi barang membuat
banyak lapangan pekerjaan pindah ke negara lain sehingga pekerja di negara
maju terpaksa ganti karier.

F. Globalisasi Budaya
Globalisasi budaya adalah penyebaran gagasan, makna, dan nilai ke
seluruh dunia dengan cara tertentu untuk memperluas dan mempererat
hubungan sosial. Proses ini ditandai oleh konsumsi budaya bersama yang
dibantu oleh Internet, media budaya masyarakat, dan perjalanan luar negeri.
Konsumsi budaya bersama turut mendorong pertukaran barang dan kolonisasi
yang menyebarkan budaya ke seluruh dunia. Penyebaran budaya
memungkinkan seseorang terlibat dalam hubungan sosial lintas negara dan
kawasan. Penciptaan dan perluasan hubungan sosial seperti ini tidak terlihat di
12

tingkat material. Globalisasi budaya melibatkan pembentukan norma dan


pengetahuan bersama yang sesuai dengan identitas budaya mereka, baik
individu atau kelompok. Globalisasi budaya terus meningkatkan keterkaitan
penduduk dan kebudayaan di dunia.
Aspek globalisasi budaya yang terlihat jelas adalah percampuran
masakan seperti yang terjadi di jaringan restoran cepat saji Amerika Serikat.
Gerai makanan dan minuman McDonald's dan Starbucks adalah perusahaan
Amerika Serikat yang sering dijadikan contoh globalisasi; masing-masing
perusahaan ini memiliki lebih dari 32.000 dan 18.000 gerai di seluruh dunia
per tahun 2008. Indeks Big Mac merupakan cara yang tidak biasa untuk
mengukur keseimbangan daya beli mata uang dunia.

G. Dampak Globalisasi
1. Dampak Positif
Dampak positif globalisasi dalam kehidupan bangsa Indonesia
adalah:
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran
nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong
untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang Lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi
dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi
pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
4. Dampak Negatif
Dampak negatif pengaruh globalisasi dalam kehidupan Bangsa
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Pola Hidup Konsumtif
13

Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang


kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah
tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistis
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju
membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam
beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk
sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di
Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah
anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan
lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada
beberapa individu yang dapat mengikuti arus globalisasi maka akan
memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain
yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Globalisasi mengharuskan pergerakan barang dan jasa antar-negara di
seluruh dunia bergerak bebas dalam perdagangan, tanpa halangan apapun.
Bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi,
pendidikan, nilai budaya, dan lain-lain. Jargon globalisasi muncul dari
neoliberalisme yang memiliki agenda restrukturisasi perekonomian dunia.
Prinsip dari neoliberalisme adalah menolak campur tangan negara dalam
bidang perekonomian, membuka pasar seluas mungkin tanpa menghiraukan
masalah kedaulatan, keadilan, dan hak asasi manusia.
Dalam globalisasi ekonomi, hegemoni adalah sesuatu yang selalu
dipertanyakan oleh para penentangnya dengan berlandaskan pada kedaulatan
dan keadilan. Dalam hal ini, kompetisi penuh melalui konsep pasar bebas
merupakan satu-satunya cara untuk bertahan. Siapa yang bisa bertahan dialah
yang terbaik (the fittest the best). Kedaulatan negara saja bisa disingkirkan,
apalagi kedaulatan rakyat dalam pengelolaan sumber daya alam akan
mengalami nasib yang lebih parah lagi. Oleh karena itu, bagaimana sikap kita
dalam menyikapi era global ini. Apakah kita akan digilas oleh berbagai
perspektif global, atau dapat berperan aktif dalam percaturan global ini. Proses
globalisasi yang berlangsung semenjak akhir abad ke-20 semakin dalam
menusuk jantung kehidupan bangsa dan telah menimbulkan pelbagai
problematika baru.

D. Saran
Era Globalisasi di abad 20 memberikan dampak yang luas pada
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Revolusi dan inovasi para
ahli/ilmuwan di berbagai bidang ilmu menyebabkan perubahan sosial yang
luar biasa di masyarakat, yaitu perubahan sosial ekonomi, perubahan sosial
budaya, perubahan sosial religius dan perubahan sosial politik. Masyarakat
yang tidak siap menerima perubahan sosial tersebut akan mengalami

14
15

disorganisasi sosial. Oleh karena itu sosiologi diharapkan dapat mengamati


dan membantu menyelesaikan setiap masalah-masalah sosial mewujudkan
masyarakat yang dicita-citakan oleh Pancasila dan UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA

Alam, Bachtiar. 1998. Globalisasi dan Perubahan Budaya: Perspektif Teori


Kebudayaan. Jurnal Antropologi Indonesia 54.1-11.

Ashad. 2012. Teori Modernisasi dan Globalisasi. Sidoarjo: Kreasi Wacana.

Soelaeman, M. Munandar. 1998. Dinamika Masyarakat Transisi: Mencari


Alternatif Teori Sosiologi dan Arah Perubahan. Yogyakarta: Anggota
IKAPI Pustaka Pelajar.

Soekanto, Soerjono. 1983. Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur


Masyarakat. Jakarta: Rajawali Press.

Soekanto, Soerjono. 1984. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Cetakan ke-
2. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sztompka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Edisi ke-1. Jakarta: Prenada.

Anda mungkin juga menyukai