PASURUAN
Di susun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2019
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI
Menyetujui :
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN UNIVERSITAS
FAKULTAS TEKNIK
Menyetujui :
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil
Praktek Kerja Lapangan ini dengan baik dan lancar.
Laporan ini sebagai bentuk hasil dari Praktek Kerja Lapangan yang kami
lakukan, dan merupakan pertanggung-jawaban kepada pihak Universitas dan
Perusahaan serta untuk memenuhi salah satu mata kuliah wajib dan juga
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tahap Sarjana di
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember.
Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Program Studi Teknik
Mesin, terutama kepada Koordinator Program Studi Teknik Mesin, Dosen
Pembimbing Akademik, dan jajaran Dosen Teknik Mesin. Terima kasih juga
kepada pihak PT Bromo Steel Indonesia yang telah mengizinkan dan membantu
penulis dalam Praktek Kerja Lapangan ini. Selama penyusunan laporan ini,
penulis mendapatkan banyak bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan ilmu, kesempatan, berkah, kesehatan,
kelancaran, dan kemudahan sehingga penulis dapat menjalankan Praktek
Kerja Lapangan sekaligus menyelesaikan laporan
2. Ibu Nely Ana Mufarida., S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Jember.
3. Bapak Ilham Syaefudin., S.T., M.T., selaku Koordinator Praktek Kerja
Lapangan Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jember.
4. Bapak Asmar Finaly, S.T., M.T. selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jember.
5. Bapak Wijayadi, selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan Lapangan PT
Bromo Steel Indonesia.
6. Keluarga penulis di rumah yang senantiasa mendoakan penulis sukses dan
selamat ketika berlangsungnya Praktek Kerja Lapangan
7. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan praktek kerja
lapangan ini.
v
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini masih
jauh dari sempurna, karena itu kami mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun. Semoga praktek kerja lapangan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
ix
BAB I PENDAHULUAN
1
Municipal & Process, Waste and Effluent Plant, Peralatan Material Handling
Equipment seperti Pneumatic Transport System dan Mechanic Transport System,
dll.
1.4.1 Tujuan
a. Belajar menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah dengan kenyata
an yang ada di lapangan.
b. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan.
c. Memberikan gambaran sistem dan struktur kerja di lapangan serta interaks
inya dalam perusahaan.
d. Memperluas wawasan mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya.
2
e. Memahami dan mengkaji penerapan disiplin ilmu Teknik Mesin di
lapangan.
f. Memberikan peningkatan keahlian profesi sehingga menumbuhkan keperc
ayaan diri.
g. Berlatih berkomunikasi dengan masyarakat industri.
h. Sebagai salah satu alat evaluasi terhadap kurikulum yang berlaku.
i. Sebagai masukan, guna pengembangan kurikulum yang sesuai atau sepada
n dengan kebutuhan lapangan kerja.
1.4.2 Manfaat
a. Dapat mengaplikasikan ilmu dan ketrampilan yang telah diperoleh dalam
masa perkuliahan dan menambah wawasan serta pengalaman.
b. Dapat mengetahui perbandingan antra teori dan ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan dengan praktik dilapangan.
c. Mahasiswa diharap dapat menguasai ilmu teknik di dalam bekerja untuk
mencapai profesionalisme.
d. Membuka pola pikir mahasiswa terhadap era globalisasi dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Memperoleh kesempatan berlatih pada dunia industri.
f. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.
g. Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan khususnya
akademik dan instansi.
3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah
PT. BROMO STEEL INDONESIA (PT. BOSTO) berdiri sejak tahun
1865 dengan nama Machine Fabriek & Constructiee Werkplaats “De Bromo NV”
tujuan utamanya untuk mendukung pabrik-pabrik gula di Karesidenan Pasuruan ±
40 pabrik gula. Pada saat itu juga didirikan pusat penelitian pabrik gula
(Proefstation Voor Zuiker Industrieen / Proesstation Oost Java - POJ) sekarang
BP3GI.
Pada tahun 1942 bala tentara Jepang (Dai Nippon) menduduki Indonesia
setelah mengalahkan tentara Belanda, pabrik ini dipakai untuk produksi Diesel
Engines dan nama pabrik diganti menjadi TE-KOZO yang artinya pabrik besi atau
baja.
Setelah 17 Agustus 1945, pabrik ini dikuasai Patriot Bangsa Indonesia dan
sempat memproduksi senapan, pistol, bren, mitrallieur, granat dan mortir
(pelempar granat). Setelah agresi militer I dalam rangka menguasai atau menjajah
Indonesia pada tahun 1947 pabrik ini kembali dikuasai oleh Belanda dengan nama
lama “De Bromo NV”.
Joint Venture tidak diteruskan karena hasilnya kurang menarik bagi para
pemegang saham, maka pada tahun 1998 PT. Boma Bisma Indra membeli semua
saham dari para pemegang saham serta mempertahankan PT. BOSTO dengan
status anak perusahaan dari PT. Boma Bisma Indra dan PT. BOMA STORK
berganti nama dengan PT. Bromo Sadhanawaja.
A. Visi:
B. Misi:
5
2.3 Struktur Organisasi
Komisaris Direktur
Udik Suprapto,S.T.,M.T.
Sugiono,S.H. Nanang
Asisten Direksi QA / QC
Kadin Pengadaan
6
bidang industri mesin dan terletak di Jalan Laks. R.E. Martadinata 18 - 20, kot
a Pasuruan.
7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
9
BAB IV PEMBAHASAN
Pada tahun 1942 bala tentara jepang (Dai Nippon) menduduki Indonesia
setelah mengalahkan tentara Belanda, pabrik ini dipakai untuk produksi Diesel
Engineer dan nama pabrik diganti menjadi TE-KOZO yang artinya pabrik
besi/baja.
Setelah 17 Agustus 1945, pabrik ini dikuasai Patriot Bangsa Indonesia dan
sempat memproduksi senapan, pistol, bren, mitrallieur, granat dan mortir
(pelempar granat). Setelah agresi militer I dalam rangka menguasai/menjajah
Indonesia pada tahun 1947 pabrik ini kembali dikuasai oleh Belanda dengan nama
lama “De Bromo NV”.
10
Joint Venture tidak diteruskan karena hasilnya kurang menarik bagi para
pemegang saham, maka pada tahun 1998 PT. Boma Bisma Indra membeli semua
saham dari para pemegang saham serta mempertahankan PT. BOSTOdengan
status anak perusahaan dari PT Boma Bisma Indra dan PT BOMA STORK
berganti nama dengan PT Bromo Sadhanawaja.
Bidang kerja perusahaan yang dimiliki oleh PT. Bromo Steel Indonesia terdiri
dari empat jenis bidang usaha yaitu :
Sejak awal berdirinya PT. Bosto merupakan sebuah pabrik yang bergerak
dalam bidang usaha peralatan pabrik kelapa sawit dan gula. Jadi di pabrik ini
segala peralatan yang berhubungan dengan pabrik kelapa sawit dapat dibuat oleh
PT. Bosto dengan syarat harus ada gambar kerja. Selain membuat peralatan
pabrik gula dan sawit, PT. Bromo Steel Indonesia juga bisa membuat peralatan
industri agro, pemesinan industri agro dan juga pembuatan ketel uap. Jenis ketel
uap yang telah dibuat oleh pabrik ini yaitu jenis water tube dan fire tube.
Adapun produk yang dapat dihasilkan oleh PT. Bromo Steel Industri
sesuai dengan bidang usah yang digeluti oleh pabrik ini. PT.Bromo Steel
Indonesia telah membuat banyak produk penting dan yang paling utama
diantaranya :
11
Struktur baja ringan
Komponen conveyors
Tangki-tangki untuk industri
Beberapa Pressure Vessels dan Heat Exchangers
Berikut ini merupakan contoh gambar hasil – hasil produk yang telah dibuat
oleh PT. BOSTO :
12
Gambar 4. 2 Sterilizer
13
Gambar 4. 4 Tube Bundle for Heat Exchanger
14
Gambar 4. 6 Fire tube boiler
15
Gambar 4. 8 Belt conveyor
16
Gambar 4. 10 Vacum pan dalam sugar mill
Gambar 4.11 Rangka Jembatan Holtekamp bekerja sama dengan PT. PAL dan
PT. BBI
17
4.1.2 KEGIATAN UMUM DI TEMPAT MAGANG
4.1.2.1 Departement Engineering
Departement Engineering di PT BROMO STEEL INDONESIA memiliki
tugas untuk mengkalkulasikan atau menghitung suatu produk dari costumer agar
sesuai dengan standart dan tingkat keamanan yang tinggi, serta mendesain suatu
produk yang sesuai dengan perhitungan sebelumnya, bagian engineering juga
menentukan material yang sesuai dengan produk dan kalkulasi. Untuk melakukan
perhitungan sepenti penentuan material, kapasitas tangki, ketebalan tangki,
penentuan Nozzle (pipa dan flange), penentuan welding, penentuan
manufakturing
Bagian engineering membuat desain gambar menggunakan Autocad
dengan tampilan 2 dimensi atau yang biasa disebut dengan g Desain gambar
tersebut dibuat dengan sangat detail sehingga para pekerja dengan sangat mudah
memahami gambar tersebut.
Berikut adalah contoh perhitungan atau kalkulasi dari proses pembuatan
water tank.
4.1.2.2 Departement Product Planning Control (PPC)
Planning Product Control (PPC) adalah divisi yang mengatur perencanaan
dan pengendalian, serta menentukan waktu yang dibutuhkan dan jumlah man
power untuk suatu produksi agar pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan
optimal. Product Planning Control (PPC) dalam melakukan pengendalian
produksi dengan melihat perkembangan sejauh mana produk tersebut di kerjakan.
Perkembangan tersebut ditata dan dijadikan sebagai progress report tiap minggu
hingga produk tersebut jadi. Departemen PPC juga membuat metode proses untuk
produksi. Dalam departemen PPC dipecah lagi menjadi 2 divisi yaitu:
a. Planning Control
Divisi inilah yang mengatur perencenaan proses produksi di PT Bromo
Steel Indonesia, serta mengatur kebutuhan material yang akan
diproduksi. Berikut merupakan tugas-tugas yang dilakukan oleh
Planning Control, yaitu:
1. Pembuatan Jadwal proses produksi (schedule)
Jadwal (Schedule) adalah tahap dari proses perencanaan suatu
produksi dimana dalam jadwal ini mengatur komponen yang harus
dikerjakan terlebih dahulu dan mengatur berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk membuat suatu produk.
2. Pembuatan Progress Report Progress Report adalah suatu laporan
yang berisi tentang kemajuan atau sejauh mana barang tersebut
dikerjakan, bagian produk Planning Control (PPC) harus terus
mendata ke lapangan setiap harinya dan data tersebut dijadikan
laporan tiap minggunya
18
b. Metode Proses
Dalam divisi ini memiliki tugas untuk membuat detail gambar membuat
Cutting layout untuk proses produksi, mengatur waktunya proses
produksi, pembuatan Job Ticket (Marking Cutting Rolling, Assembling,
Welding, Finishing), pembuatan Born Material, serta mengawasi
jalannya produksi
19
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Menerapkan kebijakan-kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme
pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan
sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Memantau, dan mengevaluasi kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem
manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan
kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Adapun produk yang dapat dihasilkan oleh PT. Bromo Steel Industri
sesuai dengan bidang usah yang digeluti oleh pabrik ini. PT.Bromo Steel
Indonesia telah membuat banyak produk penting dan yang paling utama
diantaranya :
20
Berikut ini merupakan contoh gambar hasil – hasil produk yang telah dibuat
oleh PT. BOSTO :
21
Gambar 4. 14 Boiler
A. PENGERTIAN
22
sebenarnya tidak mengandung air dalam arti sebenarnya, tetapi kehilangan unsur
hydrogen dan oksigen dengan perbandingan 2: 1
B. MATERIAL
1. Stainless stell
Stainless stell adalah baja tahan karat yang mengandung sekitar 10% kromium
yang mencegah proses korosi pada logam.Kemampuan tahan karat diperoleh dari
terbentuknya lapisan film oksida kromium , dimana lapisan oksida ini
menghalangi proses oksida besi membuat baja ini sulit untuk mengalami proses
korosi. Stainless stell memiliki banyak anatara lain 201,304,316 dll.
Semakin tinggi serinya maka stainless stell akan semakin bagus dan tahan lama.
23
SENYAWA PERSENTASI KANDUNGAN
Karbon (c) 0,8%
Mangan(mn) 2,00%
Fosfor(p) 0,045%
Solfur(s) 0,030%
Silikon(Si) 0,75%
Kromium(Cr) 18,00%-20%
Nikel(Ni) 8,00%-12,00%
Nitrogen (N) 0,10%
Iron (Fe) Seimbang
SS / SUS 304
Grade 304 adalah standart stainless, jenis stainless stell yang paling serba
guna dan paling luas pemakaiannya, tersedia dalam range prosuk yang
luas, yang mempunyai bentuk yang bagus dibanding dengan jenis yang
lain. Mempunyai karakteristik welding.
Stainless steel terbagi menjadi beberapa grade berdasarkan struktur
metalurginya. Khusus untuk aplikasi dalam pembuatan mesin pengolahan
makanan, biasanya digunakan jenis stainless food grade (SS 304,SS
304L,SS 316,SS 316L).
Penggunaan alat pengolah makanan yang terbuat dari logam tahan karat
(stainless stell) food grade sudah menjadi kebutuhan bagi industri
pengolah makanan. Hal ini dilakukan agar kualitas produk makanan atau
minuman yang dihasilkan tetap terjaga dan aman bagi kesehatan
konsumen.
Berikut beberapa alasan perlunya penggunaan plat stainless steel food
grade pada alat pengolah makanan dan minuman yaitu:
24
Dengan memilih tipe stainless yang tepat maka hampir tidak ada
kontaminasi bahan kimia logam terhadap produk olahan makanan,
seperti perubahan warna dan rasa.biasanya grade yang tepat untuk
produk makanan dan minuman adalah grade SS304.
2. Mudah dibersihkan anti korosif, dan tahan terhadap bakteri
Pada hi-grade stainless steel mudah dibersihkan dari kontaminasi
luar karena memiliki permukaan yang halus.sifat keras dan
ketahanan impak baja tahan karat juga memberi dampak positif saat
proses pembersihan komponen dilakukan.ketahanan terhadap korosi
yang tinggi memudahkan pengguna dapat membersikan dangan
pembersih dan disinfektant yang tergolong korosif.
3. Sifat mekanik yang cukup baik secara keseluruhan
Kekuatan,ketahanan, dan ketahanan abrasi yang tinggi pada baja
tahan karat (stainless steel) ausstanitik nilai positif dalam
penggunaan untuk aplikasi makanan dan minuman’
25
pengolahan susu di peternakan , alat pengiriman susu seperti
jalur pipa di gunakan untuk menyalurkan susu ke tanki
penyimpanan dingin, umumnya menggunakan tipe SS
304.pada plan proses produksi susu,semua komponen juga
terbuat dari stainless steel seperti tangki tangki penyimpanan,
pasteurizing plate heat exchanger,perpipaan,pompa,sistem
pembersih , dll. Tipe SS 304 umumnya di gunakan
komponen komponen tersebut , namum kadang kadang tipe
SS 316 di gunakan pada heat excanger plate untuk mencegah
resiko terhadap korosi retak tegang saat komponen di
bersihkan dengan larutan disinfektan.
3. Industri yang lainya
Penggunaan baja tahan karat juga di gunakan industri
lainya seperti industri kue , pengolahan daging ,
restorant,industri agro lainya.
Kandungan SS 304
SENYAWA PERSENTASI KANDUNGAN
Karbon (c) 0,8%
Mangan(mn) 2,00%
Fosfor(p) 0,045%
Solfur(s) 0,030%
Silikon(Si) 0,75%
Kromium(Cr) 18,00%-20%
Nikel(Ni) 8,00%-12,00%
Nitrogen (N) 0,10%
Iron (Fe) Seimbang
Ketahanan Korosi
Faktor yang mempengaruhi korosi di bedakan menjadi 2 :
26
1. berasal dari bahan itu sendiri antara lain : pemurnian bahan,struktur
bahan,bentuk kristal, unsur unsur kelumit yang ada pada bahan, dan tekhnik
pencampuran bahan 2. Berasal dari lingkungan antara lain :
a. tingkat pencemaran udara
b. suhu dan kelembaban
c. atmosfer (desa ,kota ,industri)
d. air (fresh,salt,bistilled)
e. uap dan gas (klorin , amoniakc ,hidrogen,sulfat)
f. asam asam mineral (HCI,asam sulfat dll )
g. asam organik ( asam asetat ,asam sitrat)
h. alkali
i.tanah
j. pelarut organik
k. minyak (vegetables dan petroleum)
27
Korosi ini di sebabkan ketidak sempurnaan mikro struktur stainlesss steel.
6. galvanic corotion
Terjadi di sebabkan sambungan disimilar material (2 material yang berbeda
terhubung secara elektris/tersambung misal baut dengan mur,pakukeling/ rived
dengan body tangki , hasil welding dengan benda kerja ) dan atau terendam dalan
larutan eletrolit, sehingga disimilar material tersebut menjadi semacam
sambungan listrik
Pencegahan korosi
1. proteksi katiodik
Pemasangan suatu anoda buatan di luar logam yang akan di proteksi untuk
mencegah terjadinya proses korosi .
2. coating
Cara ini sering dilakukan dengan melapisi logam (coating) dengan suatu benda
agar logam tersebut terhindar dari korosi
a. pelapisan dengan semen (concrite coating)
pelapisan ini di lakukan pada pipa yang akan di pasang pada air laut ,
dimana ketebalan semen di harapkan akan dapat menghindarkan kombinasi
secara langsung antara air laut dengan permukaan pipa
b. pengecatan (painting)
pengecatan untuk subsea pipe line hanya mungkin di lakukan pada awal
instalasi
sehingga untuk pipa yang terendam air pemeliharaan dengan cara
pengecatan tidak mungkin dan tidak di lakukan
c. pemakaian bahan bahan kimia (chemical inhibitor)
untuk memperlambat reaksi korosi di gunakan bahan kimia yang di sebut
inhibitor corotion yang bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada
permukaan metal .material corotion inhibitor terbagi menjadi 2 yaitu :organik
inhibitor, dan inorganik inhibitor
28
C. DESAIN PERANCANGAN DEHYDRATOR
Berikut adalah contoh desain gambar dehydrator yang di produksi di PT.
BROMO STEEL INDONESIA (PT. BOSTO)
29
4.2.2 Proses Manufaktur Dehydrator di PT. Bromo Steel
Perencanaan
Gambar
Product Planning
Control (PPC)
Produksi
Quality Control
30
Gambar 4. 17 Contoh SPKI
31
Gambar 4. 18 Gambar Perencanaan Dehydrator
B. Product Planning Control (PPC)
Planning Product Control (PPC) adalah divisi yang mengatur perencanaan
dan pngendalia, serta menentukan waktu yang di butuhkan dan jumlah man
power untuk suatu produksi agar pekerjaan tersebut dapat di kerjakan dengan
optimal. Product Planing Control (PPC) dalam melakukan pengendalian
produksi dengan melihat perkembangan sejauh mana produk tersebut di
kerjakan. Perkembangan tersebut di tata dan di jadikan sebagai progress
report tiap minggu hingga produk tersebut jadi. Departemen PPC juga
membuat metode proses untuk produksi.
Proses manufaktur Dehydrator yang pertama pembuatan waktu produksi
(time schedule). Di dalam perencanaan waktu produksi akan di atur jadwal
proses produksi setiap segmen hingga di akhir produksi.
Dalam penyusunan Time Schedule ini ada beberapa hal yang termuat di
dalamnya, seperti lama waktu marking cutting, lama proses pengelasan, lama
waktu proses permesinan (machining) dan lama perakitan (assembling)
Dalam produksi Dehydrator, berikut contoh pembuatan Time Schedule
menggunakan rumus:
32
1. Marking cutting
2. Rolling
3. Drilling
4. Assembly
5. Welding
6. QC
Setelah time schedule selesai dibuat, maka seperti dijelaskan diawal, proses
selanjutnya adalah membuat job ticket. Job ticket ini sendiri merupakan surat
perintah yang dikeluarkan oleh Departemen PPC di mana isinya adalah perintah
kerja yang akan dikerjakan departemen produksi di ruang Workshop. Seorang
foreman (mandor) yang mengepalai suatu bidang produksi tidak akan
mengeluarkan perintah kerja terhadap terhadap anggota yang dibawahinya
sebelum job ticket ini di terima.
Berikut merupakan contoh job ticket yang di keluarkan oleh departemen PPC di
PT. BOSTO.
33
Gambar 4. 19 Contoh Job Ticket
Setelah time schedule dan job ticket, PPC juga bertugas untuk membuat
cutting layout. Cutting layout merupakan gambar acuan marking cutting yang
berisi jenis material, dimensi material dan posisi material yang akan dipotong.
34
Gambar 4. 20 Contoh Cutting Layout
Selain Time Schedule, Job Ticket, dan Cutting Layout, PPC juga bertugas
untuk membuat Bon Material (Material Retour). Bon Material (Material
Retour) membantu petugas gudang dengan memberikan informasi mengenai
material yang di ambil dari gudang sehingga akan memudahkan petugas
gudang mengecek sisa material di dalam gudang.
35
Gambar 4. 21 Contoh Bon Material
36
C. Fabrication (Produksi)
Departemen Produksi merupakan departemen yang melakukan kegiatan
proses produksi di lapangan/workshop sesuai perintah dari departemen PPC
melalui Job Ticket.
Dalam proses fabrikasi, terdapat beberapa proses yang di lewati untuk
menjadi sebuah produk jadi. Seperti contoh dalam pembuatan Dehydrator
melewati proses sebagai berikut:
a. Preparation
37
Gambar 4. 22 Contoh Pekerjaan Marking Cutting
b. Machining Work
1. Mesin Bubut
Mesin bubut adalah suatu jenis perkakas dalam proses kerjanya bergerak
memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat atau tools sebagai
alat untuk menyayat benda kerja.
38
2. Mesin Frais
3. Mesin Skrap
Mesin skrap (shap machine) di sebut pula mesin ketam atau serut. Mesin ini
di gunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung,
beralur, dll, dalam kedudukan mendatar, tegak ataupun miring. Mesin skrap
adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak balik secara
vertikal maupun horizontal
39
4. Mesin Drilling
Mesin drilling atau bisa di sebut mesin bor, merupakan mesin perkakas yang
berfungsi untuk melubangi suatu plat, atau benda kerja yang lainnya yang
akan di berikan lubang dengan diameter tertentu. Proses melubangi benda
kerja ini dengan menggunakan mata bor yang di putar dengan bantuan
motor pada mesin drilling. Pada saat pengeboran benda kerja harus di
berikan cairan pendingin.
Mesin roll plat adalah mesin yang menjalankan proses pembentukan lekukan
pada plat yang di lakukan dengan cara menhepit plat di antara 2 roll. Roll tekan
dan roll utama berputar berlawanan arah sehingga dapat menggerakkan plat.
Proses pengerolan dapat terjadi apabila besarnya sudut kontak antara roll
penjepit dengan plat yang akan di roll melebihi gaya penekan yang di
timbulkan dari penurunan roll pembentuk. Besarnya penjepit ini dapat
mendorong plat sekaligus plat dapat melewati roll pembentukan
40
Gambar 4. 27 Mesin Roll Plat
c. Fitting Shop
Fitting shop merupakan depertemen yang juga ada dalam departemen produksi
(machine work). Pekerjaan yang di lakukan di dalam fitting shop adalah pekerjaan
penyetelan dan merakit suatu produk. Pekerjaan yang ada di dalam fitting shop
juga sama dengan tugas yang ada di aseembling, tetapi bedanya adalah dalam
pekerjaan yang di lakukan dalam fitting shop masih menggunakan alat dan
permesinan. Jika di dalam merakit produk terdapat kesalahan atau
ketidakcocokan, maka tugas dari departemen inilah yang harus menyetel ulang,
agar produk yang di rakit bisa sesuai yang di inginkan
41
Gambar 4. 28 Fitting Shop
d. Assembling
Assembling adalah departemen produksi yang berada di PT. merakit satu ko
mponendengan komponen yan diinginkan. Untuk proses assembling pada kons
truksi bangunan, tanda agar mempermudah proses perakitan. Untuk proses asse
mbling pada Water fank, maka tidak perlu menggunakan tanda seperti proses a
ssembling pada konstruksi bangunan. Pada proses assembling Water Tank, jika
semua komponen sudah siap, maka proses assembling harus mengikuti sesuai g
ambar dan [roses penyambungan dari satu komponen ke komponen yang lain
menggunakan las yang sudah diatur dan tercantum pada gambar kerja. Bosto y
ang bertugas untuk di suatu konstruksi yang g lain menja maka akan diberikan
Gambar 4. 29 Assembling
42
e. Welding
Welding adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan
sebagian logam induk dan logam pengisi untuk menghasilkan sambungan yang
kontinyu. Welding merupakan sebagian proses dari assembly, karena setiap proses
penggabungan tidak lepas dari proses pengelasan. Pada proses pengerjaan
Dehydrator di PT. BROMO STEEL INDONESIA (PT. BOSTO) menggunakan
beberapa proses pengelasan antara lain:
1. GMAW (Gas Metal Arc Welding)
Gambar 4. 30 GMAW
Las MIG merupakan las busur gas yang menggunakan kawat las
sekaligus sebagai elektroda, elektroda tersebut berupa gulungan kawat
(ROL) yang bergeraknya di atur oleh motor listrik. Las MIG beroperasi
menggunakan arus DC ( arus searah).
43
2. SMAW (Shield Metal Ard Welding)
Gambar 4. 31 SMAW
44
3. FCAW (Flux Core Ars Welding)
Gambar 4. 32 FCAW
45
Otomatis
Pada sistem otomatis, arus yang digunakan adalah DC tetapi yang
di rancang untuk disesuaikan pada pekerjaan yang akan dikerjakan.
Karena elektroda yang besar, memerlukan elektroda yang tinggi dan
waktu penggelasan cukup lama, maka diperlukan motor drive yang tidak
didapati pada system semi-otomatis
f. Quality Control
46
3. Pada assembling, melakukan inspeksi pada penyatuan antar plat
dengan plat, apakah sudah sesuai dengan gambar atau tidak
4. Pada welding melakukan inspeksi pada las an apakan sudah sesuai
dengan gambar, serta para welder telah mengikuti WPS (Welding
Prosedure Specification) yang telah diuji sebelumnya atau tidak.
Untuk proses NDT (Non Destructive Test) pada pengelasan tidak
dilakukan oleh departemen QC yang ada di PT. BOSTO melainkan
dilakukan pemeriksaan oleh pihak ketiga
c. Departement Quality Control mengawasi proses PWHT (Post Weld
Heattreatment) pada barang produksi yang sudah di las dan diuji dengan
NDT (Non Destructive Test) yang diatur dalam ASME (American Society
of Mechanical Engineer)
d. Departement Quality Control juga mengawasi proses Hydro test pada boiler
dan preassure vessel yang juga mengikuti standart dari ASME
e. Departement Quality Control juga mengontrol pekerjaan pada painting dan
blasting yang terdapat pada barang produksi juga perlu diperhatikan tebal
tipisnya
47
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Sebagai salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia, PT Bromo Steel
berperan aktif dalam pengembangan alat-alat pabrik yang ada di indonesia
khususnya peralatan pabrik gula.
b. Pemilihan tempat praktek kerja lapangan pada PT. Bromo Steel Indonesia
merupakan tempat yang tepat, meskipun perusahaan ini bukan termasuk
perusahaan yang maju tapi perusahaan ini memiliki pengalaman dalam
bidang industri yang cukup baik. Selain itu di perusahaan ini banyak
operator/teknisi yang handal dan tidak sukar dalam membagi pengalaman dan
pengetahuan mereka sehingga kita dapat mempelajari banyak hal yang ada
pada PT. Bromo Steel Indonesia ini.
c. Pemeliharaan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu perusahaan
manufaktur, dimana terdapat banyak peralatan yang setiap hari selalu dipakai
bahkan biasanya over (lembur). Jika mesin-mesin yang ada kurang perhatian
dan kurang pemeliharaan maka mesin-mesin itu akan gampang rusak
sehingga akan merugikan banyak pihak. Kemudian dari segi keamanan dan
keselamatan kerja juga merupakan hal penting yang harus selalu diperhatikan.
d. Siklus produksi pada PT. Bromo Steel Indonesia sebagai berikut:
1. engineering
2. product planning control
3. produksi :
a. preparation
b. assembly
c. welding
d. machining
e. fitting shop
4. QA / QC
48
5.2 Saran
a. Seharusnya mahasiswa mendapatkan pinjaman perlengkapan K3 dan L dari
universitas sendiri karena terkadang perusahaan tidak menyediakan
perlengkapan K3L seperti Safety shoes, Helm kerja, Masker, Ear plug dan
kelengkapan lainnya.
b. Pada perusahaan yang digunakan sebagai tempat kerja praktik, K3 harus
diutamakan baik karyawan ataupun mahasiswa yang melakukan kerja praktik.
c. Dalam kegiatan pembersihan peralatan sebaiknya memperhatikan instruksi
yang ada, yakni harus membawa job card sehingga sesuai secara prosedural.
d. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan harus memiliki koordinasi yang baik
antara Dosen pembimbing, Pembimbing lapangan, dan Mahasiswa dengan
tujuan mendapatkan hasil yang maksimal dari Praktek Kerja Lapangan
tersebut.
49