Anda di halaman 1dari 51

1

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dalam bidang industri merupakan salah satu landasan bagi
kemajuan industri dalam mengembangkan riset yang berkenaan dengan
peningkatan kualitas, kuantitas serta efisiensi proses produksi suatu industri. Hal
ini telah menjadi bahan pemikiran bagi semua elemen yang terlibat di dalamnya
baik dari pihak Pemerintah, Swasta maupun Perguruan Tinggi. sebagai institusi
yang diharapkan dapat menghasilkan output berupa Sumber Daya Manusia
(SDM) dan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK). Antar elemen yang terlibat
tersebut harus terjalin kerja sama yang harmonis, sehingga masing-masing elemen
dapat memberikan kontribusi baik berupa saran maupun sumbangan, pemikiran
yang saling menguntungkan semua pihak.
Bidang industri merupakan salah satu sumber informasi yang dapat
mendorong perkembangan potensi tersebut. Membekali diri dengan pengalaman
kerja, hubungan kerja sama yang dinamis dan harmonis anatara pihak perguruan
tinggi dengan sektor terkait menjadi tujuan yang diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat bagi mahasiswa dan juga pihak industri. Salah satu
perwujudan dari beberapa fenomena yang telah disebutkan di atas adalah
dilaksanakannya kerja praktek.
Kerja praktek ini di laksanakan untuk menyelaraskan antara teori yang di
peroleh dari lembaga manusia yang kompetitif dengan ilmu yang di peroleh di
bangku perkuliahan serta pengalaman yang di peroleh dari dunia
industri.pendidikan dengan yang di peroleh di lapangan.Kegiatan tersebut
dilaksanakan di PT. Bromo Steel Indonesia (PT. BOSTO) , Pasuruan.
PT. Bromo Steel Indonesia (PT. BOSTO) merupakan sebuah pabrik yang
bergerak di bidang industri mesin. PT. BOSTO didirikan untuk merencanakan,
menggambar, membuat, menyerahkan dan memasang alat-alat, instalasi dan
pabrik lengkap untuk industri gula dan industri lainnya serta keperluan-keperluan

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
2

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

industri.Kegiatan usaha perusahaan adalah memproduksi atas dasar pesanan


sarana pabrik, yaitu :Peralatan Cane Sugar Mill, Palm Oil Mill, Paper Mill,
Cement Plant, Petrochemical Plant, Peralatan Water Treatment Plant, Water for
Municipal & Process, Waste and Effluent Plant, Peralatan Material Handling
Equipment seperti Pneumatic Transport System dan Mechanic Transport System,
dll.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi keadaan pabrik PT. Bromo Steel Indonesia secara
umum?
2. Bagaimana spesifikasi mesin- mesin yang digunakan PT. Bromo Steel
Indonesia?
3. Bagaimana tata letak mesin-mesin di PT. Bromo Steel Indonesia?
4. Bagaimana tugas-tugas yang dilakukan oleh departemen Engineering dan
PPC(Production Planning Control)di PT. Bromo Steel Indonesia ?

5. Bagaimana tugas-tugas yang dilakukan oleh departemen Proses produksi


bagian preparation di PT. Bromo Steel Indonesia ?

6. Bagaimana tugas-tugas yang dilakukan oleh departemen Proses produksi


bagian weldingdi PT. Bromo Steel Indonesia ?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan rumusan masalah diatas, dapat diambil sebuah
batasan masalah yaitu flow proses produksi di PT. Bromo Steel Indonesia.

1.4 Tujuan dan Manfaat


Sesuai dengan tujuan pendidikan Program Studi Teknik Mesin Universitas
Jember yaitu membentuk ahli madya yang memiliki keahlian di bidang
keteknikan dan kontrol dengan kemampuan analitik dan rekayasa yang kreatif,
inovatif, mandiri, dan kegiatan kerja praktek ini merupakan salah satu syarat
kelulusan, adapun tujuan dan manfaat dari kerja praktek ini, antara lain:

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
3

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

1.4.1 Tujuan
a. Belajar menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah dengan
kenyataan yang ada di lapangan.
b. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan.
c. Memberikan gambaran sistem dan struktur kerja di lapangan serta
interaksinya dalam perusahaan.
d. Memperluas wawasan mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya.
e. Memahami dan mengkaji penerapan disiplin ilmu Teknik Mesin di
lapangan.
f. Memberikan peningkatan keahlian profesi sehingga menumbuhkan
kepercayaan diri.
g. Berlatih berkomunikasi dengan masyarakat industri.
h. Sebagai salah satu alat evaluasi terhadap kurikulum yang berlaku.
i. Sebagai masukan, guna pengembangan kurikulum yang sesuai atau
sepadan dengan kebutuhan lapangan kerja.
1.4.2 Manfaat
a. Dapat mengaplikasikan ilmu dan ketrampilan yang telah diperoleh dalam
masa perkuliahan dan menambah wawasan serta pengalaman.
b. Dapat mengetahui perbandingan antra teori dan ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan dengan praktik dilapangan.
c. Mahasiswa diharap dapat menguasai ilmu teknik di dalam bekerja untuk
mencapai profesionalisme.
d. Membuka pola pikir mahasiswa terhadap era globalisasi dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Memperoleh kesempatan berlatih pada dunia industri.
f. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.
g. Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan khususnya
akademik dan instansi.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
Laporan Kerja Praktik
PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah
PT. BROMO STEEL INDONESIA (PT. BOSTO) berdiri sejak tahun
1865 dengan nama Machine Fabriek & Constructiee Werkplaats De Bromo NV
tujuan utamanya untuk mendukung pabrik-pabrik gula di Karesidenan Pasuruan
40 pabrik gula. Pada saat itu juga didirikan pusat penelitian pabrik gula
(Proefstation Voor Zuiker Industrieen / Proesstation Oost Java - POJ) sekarang
BP3GI.

Pada tahun 1942 bala tentara Jepang (Dai Nippon) menduduki Indonesia
setelah mengalahkan tentara Belanda, pabrik ini dipakai untuk produksi Diesel
Engines dan nama pabrik diganti menjadi TE-KOZO yang artinya pabrik besi atau
baja.

Setelah 17 Agustus 1945, pabrik ini dikuasai Patriot Bangsa Indonesia dan
sempat memproduksi senapan, pistol, bren, mitrallieur, granat dan mortir
(pelempar granat). Setelah agresi militer I dalam rangka menguasai atau menjajah
Indonesia pada tahun 1947 pabrik ini kembali dikuasai oleh Belanda dengan nama
lama De Bromo NV.

Pada tahun 1958 timbullah kemarahan Bangsa Indonesia yang dcetuskan


dengan konfrontasi untuk merebut Irian Barat, serta mengambil alih semua
kekayaan termasuk merebut perusahaan yang dikuasai oleh Belanda, termasuk
De Bromo NV yang kemudian menjadi PN BOMA.

Pada tahun 1963 PN BOMA memperoleh dana pengembangan untuk


membangun pabrik gerbong barang pertama di Indonesia dengan nama BOMA
unit Wahana yang sekarang PT. BBI Devisi Tempa di jalan Soekarno-Hatta.

Tahun 1971 terjadilah merger antara PN BOMA, PN BISMA dan PN


INDRA menjadi satu PT. BOMA BISMA INDRA (persero). Karena merger ini
belum dapat dirasakan manfaatnya maka khusus unit BOMA dicarikan joint
partner. Tepatnya pada tanggal 10 April 1974 terjadilah suatu joint venturedengan

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember 4
5

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

nama PT. BOMA STORK atau disingkat PT. BOSTO dan sejak saat itu PT.
BOMA STORK menjadi pabrik pembuat Steam Boiler pertama di Indonesia.

Joint Venture tidak diteruskan karena hasilnya kurang menarik bagi para
pemegang saham, maka pada tahun 1998 PT. Boma Bisma Indra membeli semua
saham dari para pemegang saham serta mempertahankan PT. BOSTO dengan
status anak perusahaan dari PT. Boma Bisma Indra dan PT. BOMA STORK
berganti nama dengan PT. Bromo Sadhanawaja.

Karena dalam perkembangan PT.Bromo Sadhanawaja tidak cukup dikenal


maka pada tahun 1995 berganti nama menjadi PT. Bromo Steel Indonesia atau
disingkat PT. BOSTO yang beralamatkan di Jalan Laks. R. E. Martadinata 18-20
Pasuruan

2.2 Visi dan Misi perusahaan

Dalam sebuah organisasi atau sebuah perusahaan pasti ada sebuah Visi
dan Misi yang menjadi tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan tersebut.
Adapun Visi dan misi yang ingin dicapai oleh PT. Bromo Steel Indonesia sebagai
berikut :

A. Visi:

Menjadi perusahaan sehat dan berdaya saing yang bergerak di bidang


manufaktur peralatan industri dan manajemen proyek baik di kawasan domestik
maupun regional.

B. Misi:

Sebagai masyarakat industri bertekat membangun kepercayaan dan


kesejahteraan stakeholder.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
6

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

2.3 Struktur Organisasi


Komisaris Direktur

Udik Suprapto,S.T.,M.T.

Sekretaris Perusahaan S.P.I

Sugiono,S.H. Nanang

Asisten Direksi QA / QC

M. Yasir Rizal Yashmiardi,S.T.

Kadep Pemasaran Teknologi Kadep Keu & Pers.


Kadep Produksi

A.Wicaksono,S.E. Drs.Sutoyo Hadi


M.Toyibi

Kadin Pengadaan

Kadin Pemasaran Kadin Fauzi


Teknologi
M.Choiron

Kadin Produksi Kadin P2 Kadin HRD/Pers Kadin Keuangan


Produksi
Pemasaran Estimator Wijayadi Sugiono,S.H.
M.Fauzi

Manufactur PPC Keuangan Akuntan


Engineering
Agus
Sofyan

Maintenance Logistik Plate Work Machine


Work
Fadoli Heru Rudi
Iksan

HRD/Legal Pers & Umum Ka. Satpam Kamtib

Gambar 2.1 struktur organisasi PT. Bromo Steel Indonesia

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
7

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

2.4 Denah Lokasi Perusahaan


PT. Bromo Steel Indonesia merupakan sebuah pabrik yang bergerak di
bidang industri mesin dan terletak di Jalan Laks. R.E. Martadinata 18 - 20, kota
Pasuruan.

Gambar 2.1 Lokasi PT. Bromo Steel Indonesia

2.5 Bidang Usaha


PT. Bromo Steel Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT. Boma
Bisma Indra yang bergerak dalam beberapa bidang usaha diantaranya :
1. Fabrikasi Peralatan Industri Agro
2. Permesinan Peralatan Industri Agro
3. Instalasi / Pemasangan Peralatan Pabrik Gula dan Sawit
4. Pembuatan Ketel Uap (Water Tube & Fire Tube Boilers)

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
Laporan Kerja Praktik
PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

BAB 3. METODOLOGI KERJA PRAKTEK

3.1 Dasar Penelitian


PT. Bromo Steel Indonesia (BOSTO)adalah perusahaan yang bergerak
dibidang industri mesin. Kegiatan usaha perusahaan ini adalah menghasilkan
produk atas dasar pesanan sarana pabrik.
PT. Bromo Steel Indonesia menghasilkan suatu produk yang berkualitas
sesuai standart ISO 9001:2008. PT. Bromo Steel Indonesia dapat mengerjakan
semua produk dari pemesan sesuai dengan gambar yang diterima oleh departemen
Engineering.

3.2 Tugas Umum dan Tugas Khusus


3.2.1Tugas Umum
1. Bagaimana keadaan pabrik PT. Bromo Steel Indonesia secara umum?
2. Apa saja peralatan produksi di PT. Bromo Steel Indonesia ?
3. Bagaimana tata letak mesin- mesin di PT. Bromo Steel Indonesia ?
3.2.2 Tugas Khusus
1. Bagaimana tugas-tugas yang dilakukan oleh departemen Engineering dan
PPC(Production Planning Control)di PT. Bromo Steel Indonesia ?
2. Bagaimana tugas-tugas yang dilakukan oleh departemen Proses produksi
bagian prepartiondi PT. Bromo Steel Indonesia ?
3. Bagaimana penerapan K3 di PT BOSTO?

4. Bagaimana proses pengelasan di PT BOSTO?

5. Jelaskan proses pengelasan di PT BOSTO?

3.3 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan sarana pokok dalam mendapatkan suatu
penyelesaian masalah secara ilmiah. Dalam proses pengumpulan data, peranan
instansi yang terkait sangat diperlukan sebagai pendukung dalam memperoleh
data data yang diperlukan dalam pembuatan laporan.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember 8
9

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Adapun cara untuk memperoleh data yang terdapat dalam laporan ini,
adalah sebagai berikut :
a. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada
pembimbing lapangan atau operator yang ada di PT. Bromo Steel Indonesia
guna mendapatkan penjelasan dan data penelitian dalam kegiatan kerja
praktek.
b. Metode Literatur
Yaitu mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis dan
metode kerja yang digunakan dimana data - data tersebut diperoleh dari
departemen setiap bagian di PT. Bromo Steel Indonesia.
c. Metode Observasi
Metode observasi dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan,
agar dapat diketahui kondisi real di lapangan sehingga dapat diperoleh
gambaran sebagai pertimbangan dalam pembuatan laporan.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
10

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Tugas Umum


4.1.1 Kondisi PT. Bromo Steel Secara Umum
PT. Bromo Steel Indonesia (PT. BOSTO) berdiri sejak tahun 1865 dengan
nama Machine Fabriek & Constructiee Werkplaats De Bromo NV tujuan
utamanya untuk mendukung pabrik-pabrik gula di Karesidenan Pasuruan 40
pabrik gula. Pada saat itu juga didirikan pusat penelitian pabrik gula (Proefstation
Voor Zuiker Industrieen / Proesstation Oost Java - POJ) sekarang BP3GI.

Pada tahun 1942 bala tentara jepang (Dai Nippon) menduduki Indonesia
setelah mengalahkan tentara Belanda, pabrik ini dipakai untuk produksi Diesel
Engineer dan nama pabrik diganti menjadi TE-KOZO yang artinya pabrik
besi/baja.

Setelah 17 Agustus 1945, pabrik ini dikuasai Patriot Bangsa Indonesia dan
sempat memproduksi senapan, pistol, bren, mitrallieur, granat dan mortir
(pelempar granat). Setelah agresi militer I dalam rangka menguasai/menjajah
Indonesia pada tahun 1947 pabrik ini kembali dikuasai oleh Belanda dengan nama
lama De Bromo NV.

Pada tahun 1958 timbullah kemarahan Bangsa Indonesia yang dcetuskan


dengan konfrontasi untuk merebut Irian Barat, serta mengambil alih semua
kekayaan termasuk merebut perusahaan yang dikuasai oleh Belanda, termasuk
De Bromo NV yang kemudian menjadi PN BOMA.

Pada tahun 1963 PN BOMA memperoleh dana pengembangan untuk


membangun pabrik gerbong barang pertama di Indonesia dengan nama BOMA
unit Wahana yang sekarang PT. BBI Devisi Tempa di jalan Soekarno-Hatta.

Tahun 1971 terjadilah merger antara PN BOMA, PN BISMA dan PN


INDRA menjadi satu PT. BOMA BISMA INDRA (persero). Karena merger ini

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
11

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

belum dapat dirasakan manfaatnya maka khusus unit BOMA dicarikan joint
partner. Tepatnya pada tanggal 10 April 1974 terjadilah suatu joint venturedengan
nama PT. BOMA STORK atau disingkat PT. BOSTO dan sejak saat itu PT.
BOMA STORK menjadi pabrik pembuat Steam Boiler pertama di Indonesia

Joint Venture tidak diteruskan karena hasilnya kurang menarik bagi para
pemegang saham, maka pada tahun 1998 PT. Boma Bisma Indra membeli semua
saham dari para pemegang saham serta mempertahankan PT. BOSTOdengan
status anak perusahaan dari PT Boma Bisma Indra dan PT BOMA STORK
berganti nama dengan PT Bromo Sadhanawaja.

Karena dalam perkembangan PT Bromo Sadhanawaja tidak cukup dikenal


maka pada tahun 1995 berganti nama menjadi PT.Bromo Steel Indonesia atau
disingkat PT. BOSTOyang beralamatkan di Jalan Laks. R. E. Martadinata 18-20
Pasuruan.

Bidang kerja perusahaan yang dimiliki oleh PT. Bromo Steel Indonesia terdiri
dari empat jenis bidang usaha yaitu :

1. Fabrikasi Peralatan Industri Agro

2. Permesinan Peralatan Industri Agro

3. Instalasi / Pemasangan Peralatan Pabrik Gula dan Sawit

4. Pembuatan Ketel Uap ( Water Tube & Fire Tube Boilers )

Sejak awal berdirinya PT. Bosto merupakan sebuah pabrik yang bergerak
dalam bidang usaha peralatan pabrik kelapa sawit dan gula. Jadi di pabrik ini
segala peralatan yang berhubungan dengan pabrik kelapa sawit dapat dibuat oleh
PT. Bosto dengan syarat harus ada gambar kerja. Selain membuat peralatan
pabrik gula dan sawit, PT. Bromo Steel Indonesia juga bisa membuat peralatan
industri agro, pemesinan industri agro dan juga pembuatan ketel uap. Jenis ketel
uap yang telah dibuat oleh pabrik ini yaitu jenis water tube dan fire tube.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
12

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Adapun produk yang dapat dihasilkan oleh PT. Bromo Steel Industri
sesuai dengan bidang usah yang digeluti oleh pabrik ini. PT.Bromo Steel
Indonesia telah membuat banyak produk penting dan yang paling utama
diantaranya :

Peralatan pabrik gula


Peralatan pabrik sawit
Ketel uap atau boiler
Struktur baja ringan
Komponen conveyors
Tangki-tangki untuk industri
Beberapa Pressure Vessels dan Heat Exchangers

Berikut ini merupakan contoh gambar hasil hasil produk yang telah dibuat
oleh PT. BOSTO :

Gambar 4.1 Surge tank

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
13

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Gambar 4.2 Sterilizer

Gambar 4.3 Coal chute

Gambar 4.4 Tube Bundle for Heat Exchanger

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
14

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Gambar 4.5 Ketel uap

Gambar 4.6 Fire tube boiler

Gambar 4.7 Jembatan pipa & orang

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
15

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Gambar 4.8 Belt conveyor

Gambar 4.9 Road weight bridge teluk dalam palm oil mill

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
16

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Gambar 4.10 Vacum pan dalam sugar mill

4.1.2 Peralatan produksi yang digunakan oleh PT. Bromo Steel Indonesia

a. Mesin potong skator

Gambar 4.11 Mesin Skator

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
17

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Mesin potong skator dapat juga digunakan untuk proses pemotongan


miring atau bevel yang dapat dijalankan dengan kecepatan tinggi. Proses
pemotongan mesin skator merupakan salah satu jenis alat potong yang ada di
bagian Preparationyang berfungsi untuk memotong pelat dengan tebal maksimal
100 mm. Mesin ini digunakan untuk memotong pelat dengan bentuk linier. Alat
potong ini dapat disetel noselnya untuk mengatur jalannya pemotongan dan
kecepatan pemotongan. Hampir sama dengan proses potong tegak lurus hanya
saja posisi nozel dibuat miring untuk mendapatkan hasil potong yang miring atau
bevel.
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dari mesin potong skator adalah:
mengenai jalannya pemotongan, kecepatan pemotongan dan penyetelan nozel.
Banyak jenis dan tipe dari alat potong skator mulai dijalankan secara manual,
mekanik dan dijalankan dengan otomatis. Gerakan mesin potong skator dapat
dijalankan maju dan dijalankan mundur.

b. Mesin messer plasma cutting

Gambar 4.12 Messer plasma cutting

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
18

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Messer plasma cutting merupakan alat potong yang digunakan di bagian


Preparation di PT. Bromo Steel Indonesia. Plasma cutting adalah alat yang
digunakan untuk memotong baja atau logam dengan menggunakan torch plasma.
Dalam proses ini, gas inert di beberapa unit, udara terkompresi ditiup dengan
kecepatan tinggi keluar dari nozel, pada waktu yang sama busur listrik terbentuk
melalui gas dari nozel ke permukaan yang dipotong, mengubah sebagian dari gas
menjadi plasma.
Plasma cukup panas untuk melelehkan logam yang dipotong dan bergerak
cukup cepat untuk meniup logam cair dari yang dipotong. Pengelasan plasma
sangat mirip dengan las TIG yaitu busur dibentuk antara elektroda tungsten
mengenai benda kerja. Namun, dengan menempatkan elektroda di dalam torch,
busur plasma terlindung dari lapisan gas. Hal ini memaksa plasma keluar melalui
tembaga halus nozel yang mengkonstruksi busur. Tiga modus pengoperasiandapat
dihasilkan dengan variasi diameter bore dan aliran gas plasma yangdihasilkan.
c. Mesin roll

Gambar 4.13 Mesin Roll


Mesin roll adalah mesin yang akan memutar berbagai jenis lembaran
logam menjadi bulat atau bentuk kerucut (cone) . Hal ini dapat juga disebut " Roll
Bending Machine " atau " Plate Bending Machine ". Prinsip kerja mesin ini sangat
sederhana, benda kerja berupa pelat atau logam berdiameter kecil dijepit diantara
upper roll dan lower roll dan diputar sehingga mencapai ukuran diameter yang
diinginkan. Mesin ini sangat penting dalam pembuatan pipa atau tangki karena

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
19

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

mesin ini mampu menggulung plat sehingga membentuk profil kurva lingkaran.

d. Mesin bubut

Gambar 4.14 Mesin Bubut

Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk
proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada
benda kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu
dari benda kerja yang berputar. Di bidang industri, keadaan mesin bubut sangat
berperan, terutama didalam industri permesinan. Misalnya dalam industri
otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-komponen
kendaraan, seperti mur, baut,roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya.
Penggunaan mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lainseperti
mesin bor (drilling machine), mesin gerinda (grinding machine), mesin frais
(milling machine), mesin sekrap (shaping machine), mesin gergaji (sawing
machine) dan mesin-mesin yang lainnya. Namun ada salah satu hal yang paling
penting dari sebuah mesin adalah perawatannya. Perawatan dilakukan untuk
menjaga kondisi mesin dalam keadaanyang baik. Sebelum kegiatan perawatan
dilaksanakan, diperlukan kegiatan perencanaan perawatan terlebih dahulu. Ini
bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana.
Mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen utama antara
lain: meja mesin, headstock, tailstock,compound slide, across slide, toolpost, dan
leadscrew dan lain-lain. Prinsip kerja dari mesin bubut yaitu poros spindel akan

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
20

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada
poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda
gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi
gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja
akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
e. Mesin sekrap

Gambar 4.15 Mesin Sekrap


Mesin sekrap (shaping machine) adalah mesin perkakas yang mempunyai
gerak utama bolak-balik horizontal dan berfungsi untuk merubah bentuk dan
ukuran benda kerja sesuai dengan yang dikehendaki.Mesin sekrap (shap machine)
disebut pula mesin ketam atau serut.Mesin ini digunakan untuk mengerjakan
bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur dalam kedudukan mendatar,
tegak ataupun miring.Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang
disayat atau dipotong berada pada keadaan diam, sementara pahat bergerak lurus
bolak-balik melakukan penyayatan (gerak translasi).Dalam proses pengetaman
ada beberapa jenis gerakan yang perlu diperhatikan dalam mesin sekrap yaitu :
Gerakan utama
Gerakan ini merupakan gerakan yang ditunjukkan oleh pahat.Pada saat
pahat bergerak maju terjadi langkah kerja dimana pahat akan menyayat
permukaan benda kerja sementara saat pahat bergerak mundur terjadi langkah
bukan kerja karena pahat tidak menyayat benda kerja.
Gerakan feeding (langkah pemakanan)
Gerakan ini menghasilkan chip atau ketebalan tatal yang terpotong.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
21

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Dalamnya penyayatan
Pada pengaturan dalamnya pemotongan ini akan menghasilkan kedalaman
pemotongan yang diinginkan yang juga terkait dengan perencanaan waktu
pemesinan.Pada mesin sekrap ada beberapa jenis penyayatan yang bisa dilakukan
antara lain penyayatan permukaan (facing), alur(slotting), dan tangga (steps).
f. Mesin frais

Gambar 4.16 Mesin Frais (Milling)

Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses
kerja pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan
alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). Pisau frais dipasang
pada sumbu atau arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Pisau
tersebut akan terus berputar apabila arbor mesin diputar oleh motor listrik, agar
sesuai dengan kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh
operator mesin frais.
Mesin frais adalah yang paling mampu melakukan banyak tugas dari
segala mesin perkakas. Permukaan yang datar maupun berlekuk dapat dimesin
dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa. Pemotong sudut, celah, roda gigi
dan ceruk dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pemotong. Pahat frais,
lubang dan bor dapat dipegang dalam soket arbor dengan melepaskan pemotong
dan orbor. Karena semua gerakan meja mempunyai penyetelan mikrometer, maka
lubang dan pemotongan yang lain dapat diberi jarak secara tepat. Operasi pada
umumnya yang dilakukan oleh sekrap, kempa gurdi, mesin pemotong roda gigi
dan mesin pelumas lubang dapat dilakuan pada mesin frais.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
22

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Mesin ini membuat penyelesaian dan lubang yang lebih baik sampai batas
ketelitian dengan jauh lebih mudah dari pada sekrap. Pemotongan berat dapat
diambil tanpa banyak merugikan pada penyelesaian atau ketepatannya.
Pemotonganya efesien pada gerakannya dan dapat dipakai untuk waktu yang lama
sampai perlu diasah kembali.
Dalam kasus pada umumnya, benda kerja diselesaikan dalam satu lantaran
dari meja. Keuntungan ini ditambah dengan ketersediaan dari pemotogan yang
sangat beraneka ragam membuat mesin frais sangat penting dalam bengkel dan
ruang perkakas.

g. Mesin bending pipa

Gambar 4.17 Mesin Bending Pipa

Mesin bending pipa ini adalah mesin yang digunakan untuk pembending
pipa dimana pipa ini akan dibending untuk pembuatan produk seperti pembuatan
superheater, kursi, dan lainnya serta memanfaatkan pipa sebagai bahan dasarnya,
alat bending ini ditunjukan untuk industri kecil dan menengah agar mempermudah
membuat suatu produk yang bahan dasarnya pipa yang dibending.
Dua hal penting dalam bending pipa adalah 1. untuk menjaga pipa dari
mendatarkan menjadi bentuk elips di tikungan 2. untuk menghindari kerutan di
bagian cekung dari tikungan. Ini mungkin dicapai dengan menekuk pipa di atas
bentuk berlekuk ditunjukkan pada gambar. Sisi formulir dapat diperpanjang jauh

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
23

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

di atas alur untuk memegang sisi pipa terhadap menggembung sepanjang


tikungan. Formulir ini dapat digunakan untuk dingin bending pipa sampai sekitar
1 1/2-inch diameter, sedangkan sebuah bentuk yang lebih rumit, cocok untuk pipa
yang lebih besar, pada pipa besar harus dipanaskan merah untuk memfasilitasi
lentur.
Pipa berbentuk silinder mungkin diisi dengan pasir dan terpasang untuk
membantu memegang bagian penampang silang, dan, jika bentuk bending tidak
tersedia, rahang catok mungkin menyebar terpisah cukup jauh untuk pipa yang
akan diadakan di antara mereka selama lentur . Hal ini akan menjaga sisi pipa dari
menggembung. Lapisan dilas pipa harus berada di bagian tenggorokan atau
cekung dari tikungan.

h. Mesin bor

Gambar 4.18 Mesin Bor

Mesin bor adalah suatu jenis mesin yang gerakanya memutarkan alat
pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut
(pengerjaan pelubangan). Sedangkan pengeboran adalah operasi menghasilkan
lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong
berputar yang disebut bor. Adapun jenis-jenis mesin bor akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Mesin bor meja
Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja.Mesin ini
digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
24

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

sampai dengan diameter 16 mm).


Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke
poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar yang sekaligus
sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan bantuan roda gigi
lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan saat pengeboran.
2. Mesin bor tangan (pistol)
Mesin bor tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan
menggunakan tangan dan bentuknya mirip pistol.Mesin bor tangan biasanya
digunakan untuk melubangi kayu, tembokmaupun pelat logam.
Khusus mesin bor ini selain digunakan untuk membuat lubang juga bisa
digunakan untuk mengencangkan baut maupun melepas baut karena dilengkapi 2
putaran yaitu kanan dan kiri.Mesin bor ini tersedia dalam berbagai ukuran,
bentuk, kapasitas dan juga fungsinya masing-masing.
3. Mesin Bor Radial
Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja
yang besar dan berat.Mesin ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja
mesin telah terpasang secara permanen pada landasan atau alas mesin.Pada mesin
ini benda kerja tidak bergerak. Untuk mencapai proses pengeboran terhadap benda
kerja, poros utama yang digeser kekanan dan kekiri serta dapat digerakkan naik
turun melalui perputaran batang berulir.
4. Mesin Bor Tegak (Vertical Drilling Machine)
Digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran yang lebih
besar, dimana proses pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan secara otomatis
naik turun. Pada proses pengeboran, poros utamanya digerakkan naik turun sesuai
kebutuhan. Meja dapat diputar 360 derajat, mejanya diikat bersama sumbu berulir
pada batang mesin, sehingga mejanya dapat digerakkan naik turun dengan
menggerakkan engkol.
5. Mesin Bor Koordinat
Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin bor
yang lainnya. Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan posisi pengeboran.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
25

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Mesin bor koordinat digunakan untuk membuat atau membesarkan lubang


dengan jarak titik pusat dan diameter lubang antara masing-masingnya memiliki
ukuran dan ketelitian yang tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang
tinggi tersebut digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam arah
memanjang dan arah melintang dengan bantuan sistem optik.Ketelitian dan
ketepatan ukuran dengan sisitem optik dapat diatur sampai mencapai toleransi
0,001 mm.
6. Mesin Bor Lantai
Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai.Mesin bor
lantai disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai ini adalah mesin
bor yang mejanya disangga dengan batang pendukung. Mesin bor jenis ini
biasanya dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat.
7. Mesin Bor Berporos (Mesin Bor Gang)
Mesin bor ini mempunyai lebih dari satu spindel, biasanya sebuah meja
dengan empat spindel.Mesin ini digunakan untuk melakukan beberapa operasi
sekaligus, sehingga lebih cepat.untuk produksi masal terdapat 20 atau lebih
spindel dengan sebuah kepala penggerak.
Adapun bagian bagian utama mesin bor :
1. Base (Dudukan)
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base
terletak paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut.Pemasangannya
harus kuat karena akan mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran
yang terjadi.
2. Column (Tiang)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian
yang digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang
mempunyai alur atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja.
3. Table (Meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor.
Meja kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi ketinggian

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
26

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

pekerjaan yang berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu
poros pada ujung yang melekat pada tiang (column).
Untuk meja yang berbentuk lingkaran bisa diputar 360 dengan poros
ditengah-tengah meja.Kesemuanya itu dilengkapi pengunci (table clamp) untuk
menjaga agar posisi meja sesuai dengan yang dibutuhkan.Untuk menjepit benda
kerja agar diam menggunakan ragum yang diletakkan di atas meja.
4. Drill (Mata Bor)
Adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang
paling sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang baik,
penyaluran serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup,
sudut-sudut sayat yang menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa
mengubah diameter bor. Bidangbidang potong bor spiral tidak radial tetapi
digeser sehingga membentuk garis-garis singgung pada lingkaran kecil yang
merupakan hati bor.
5. Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang /
mencekam mata bor.
6. Spindle head
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor
dengan sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk proses
pemakananya.
7. Drill Feed Handle
Handel untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke
benda kerja ( memakankan)
8. Kelistrikan
Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya
mulai dari kabel power dan kabel penghubung , fuse / sekring, lampu indikator,
saklar on/off dan saklar pengatur kecepatan.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
27

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

i. Annealing Furnace

Gambar 4.19 Annealing Furnace


Annealing furnace adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk
memanaskan material pada suhu yang sangat tinggi, untuk mengubah kekerasan
dan kekuatan sifat-sifatnya. Di dalam suatu pabrik, alat ini biasanya digunakan
untuk menghilangkan tegangan sisa yang terbentuk setelah proses pengelasan
selesai atau disebut juga dengan proses PWHT (Postweld Heat Treatment).
Material terutama carbon steel akan mengalami perubahan struktur dan
grain karena effect dari pemanasan dan pendinginan. Struktur yang tidak
homogen ini menyimpan banyak tegangan sisa yang membuat material tersebut
memiliki sifat yang lebih namun ketangguhannya lebih rendah.
PWHT menurut AWS D1.1. [5]
Dalam AWS D1.1 paragraf 3.14 Postweld heat treatment dijelaskanbahwa
PWHT dapat dilakukan dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Material yang di PWHT memiliki SMYS tidak melebihi 50 Ksi (345
MPa)
2. Material yang di PWHT bukan material quench tempered, quenching
and self tempering (QST), bukan material TMCP
3. Material yang akan di PWHT tidak mensyaratkan impact test pada Base
Metal, HAZ atau weld metal.
4. Adanya data pendukung kalau material yang di PWHT memiliki

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
28

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

strength dan ductility yang cukup.


PWHT menurut ASME B31.I. [5]
1. Aturan PWHT terdapat pada paragraph 331 hal 67 ASME B31.3
masalah Heat treatment. Disebutkan parameter PWHT merujuk kepada
table 331.1.1 dimana PWHT di tentukan oleh grouping material dan
thickness dari material masing masing.
2. PWHT yang dilakukan harus tertulis secara khusus dalam WPS yang
akan di gunakan. PWHT menjadi factor essential dalam pembuatan
WPS berdasarkan ASME IX.
3. Engineering design harus melakukan penagkajian khusus masalah heat
treatment dimana quality weldment memenuhi dari requirement code.
4. Heat treatment untuk material yang dibending atau forming sesuai pada
332.4

Yang harus diperhatikan dalam PWHT yaitu proses PWHT dapat


dilakukan dengan dua cara yaitu memasukkan benda uji kedalam dapur atau
melakukan pemanasan setempat localized didekat daerah pengelasan saja.
Metode mana yang akan dilakukan lebih bersifat kepada pertimbangan ekonomis
saja.
Parameter dalam PWHT yang perlu dijaga adalah:
1. Heating rate
2. Holding temperature
3. Cooling Rate
Persiapan sebelum PWHT:
Dalam melakukan PWHT banyak hal yang harus diperhatikan agar tujuan
dari PWHT ini dapat tercapai. Faktor factor penting yang harus diperhatikan
diantaranya:
1. Expansion area :Karena proses panas akan mengakibatkan terjadinya
pemuaian dan expansi material maka harus di perhatikan bahwa saat
stress relieve material tersebut tidak mengalami restraint.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
29

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

2. Insulasi : Saat element sudah terpasang dengan benar maka area


disekitar (adjacent) element harus ditutup dengan kowool atau ceramic
fiber untuk menjaga kestabilan suhu.
3. Cleaning Material : Material harus bersih dari segala grease ,
oil.Support material : Proses pemanasan akan mengakibatkan terjadinya
pelunakan material. Dengan adanya gaya gravitasi maka material yang
akan di PWHT harus diberikan support sehingga tidak terjadi distorsion

4.1.3 Tata Letak Mesin di PT. Bromo Steel Indonesia

Gambar 4.20 Denah perusahaan PT Bromo Steel Indonesia

4.2 Tugas Khusus

PT. Bromo Steel Indonesia terbagi menjadi beberapa departemen yaitu


departemen Engineering, departemen PPC (Production Planing Control),
departemen Produksi, departemen QC (Quality Control) dan departemen atau
dinas lain yang mendukung segala kegiatan yang ada di PT. Bromo Steel
Indonesia. Untuk tugas khusus yang diberikan kepada kami sebagai mahasiswa
yang mengikuti kerja praktek dibagi sesuai dengan departemen yang ada di PT.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
30

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Bromo Steel Indonesia khususnya departemen Engineering, PPC, Produksi dan


QC.

4.2.1 Departemen Engineering

Departemen engineering di PT. BOSTO termasuk engineering


manufacturing yang memiliki tugas untuk mereview gambar dan juga
menganalisis prosedur pengelesan yang akan digunakan dari pemesan yang
diterima oleh bagian pemasaran di PT.BOSTO. Di departemen engineering
sendiri setelah mereview gambar, menentukkan material yang cocok dengan data-
data yang tersedia di gambar tersebut. Setelah mereview gambar, tugas
selanjutnya yaitu menganalisis kawat pengelasan yang akan digunakan sesuai
dengan material yang digunakan.

Dalam menganalisa ini, departemen engineering membuat WPS (Welding


Procedure Specification) yang akan diujikan. Dalam pengujian ini, pihak
PT.BOSTO bekerja sama dengan ITS (Institut Teknologi Sepuluh November).
Setelah pihak ITS selesai menguji WPS yang telah dibuat oleh departemen
engineering, kemudian dikeluarkan PQR (Procedure Qualificaton Record) yang
akan diteruskan ke departemen QC (Quality Control). Adapun tugas perancangan
yang dilakukan oleh PT.BOSTO, yaitu merancang Boiler,Pressure Vessel,dan
Heat Exchanger. Dalam prosesnya PT.Bosto selalu mengikuti ASME dan ASTM.
Pada perancangan Boiler, untuk merancang desain yang diinginkan harus
mengikuti aturan ASME section I.

Untuk penggunaan material yang ingin digunakan harus mengikuti aturan


pada ASME section II. Setelah material yang dipilih kemudian, pengujian yang
tepat berada pada ASME section V. Untuk penentuan kawat pengelasan yang
akan digunakan pada proses pengelasan untuk Boiler terdapat pada ASME section
IX. Sedangkan untuk perancangan desain Pressure Vessel dan Heat Exchanger
menggunakan section VIII, kemudian proses selanjutnya sama seperti merancang
Boiler.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
31

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

4.2.2 Departemen PPC (Production Planing Control)

PPC (Production Planing Control) adalah proses perencanaan dan


pengendalian arus produksi untuk dicapainya penghematan dalam biaya bahan,
pemanfaatan sumber daya baik fasilitas, tenaga kerja atau waktu yang optimal
untuk tercapainya keuntungan yang optimal. Departemen PPC juga merupakan
suatu sistem pengendalian proses produksi dengan dilakukannya perencanaan,
pengaturan, dan pemeriksaan setiap aspek dalam kegiatan produksi. Departemen
ini dipimpin oleh Bapak M Toyibi. Tujuan PPC secara umum yaitu untuk
memanfaatkan sumber daya yang terbatas dalam suatu proses produksi baik
barang maupun jasa sehingga dapat memuaskan permintaan pembeli atau
pengguna dan menghasilkan keuntungan bagi investor atau pihak perusahaan.
Dilihat dari tujuannya yang sangat berpengaruh bagi pihak internal maupun
eksternal atau konsumen/pembeli, maka pelaksanaannya haruslah tepat sasaran
dan tepat guna. Baik atau tidaknya proses pelaksaan PPC langsung mempengaruhi
proses produksiya. PPC dibagi menjadi 2 divisi yaitu :

1. Planning Control

Divisi ini merupakan divisi yang mengatur perencanaan proses produksi di


PT. BOSTO, serta mengatur kebutuhan material yang akan di produksi. Berikut
merupakan tugas tugas yang dilakukan oleh planning control yaitu :

a. Pembuatan schedule (jadwal proses produksi)

(Scheduling) adalah tahap dari perencanaan produksi yang membuat


rencana (menjadwalkan) kapan proses produksi dilaksanakan. Tujuan perusahaan
yang ingin dicapai dalam menyusun rencana produksi adalah berproduksi dengan
lancar, tepat waktu dan ekonomis, sehingga mampu memenuhi permintaan
pelanggan sesuai dengan yang diharapkan. Rencana produksi adalah suatu
keputusan yang diambil dan pelaksanaannya akan dilakukan oleh fungsi
operasional yang diawasi secara ketat oleh bagian pengendali mutu (Quality

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
32

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Control), namun tingkat keberhasilannya bukan hanya pada tinggkat pelaksanaan


tapi sangat ditentukan oleh baik tidaknya susunan rencana produksi itu sendiri.
Rencana produksi sangat menentukan efektifitas fungsi yang terkait dalam
persiapan, pelaksanaan dan pengendalian. Berikut adalah contoh dari pembuatan
schedule di PT. BOSTO :

Gambar 4.21Schedule

Adapun rumus acuan yang digunakan PT. BOSTO untuk membuat waktu
pengerjaan proses produksi, yaitu :

Preparation =

Fitting shop =

Welding =

b. Pembuatan progress report

Progress report merupakan kegiatan yang dilakukan oleh divisi


panning control yang bertugas mencatat hasil progress dari setiap proses

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
33

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

produksi yang dilakukakan di PT. BOSTO. Berikut adalah contoh gambar


dari progress report.

Gambar 4.22 Progress report

2. Metode proses

Divisi ini merupakan divisi yang mengatur, merencanakan waktu produksi


(schedule fabrikasi), dan mengawasi jalannya produksi. Adapun tugas tugas
yang dilakukan metode proses meliputi :

a. Memecah gambar

Dalam tugas ini divisi metode proses ditugaskan untuk memecah


gambar yang utuh atau menggambar ulang gambar yang turun dari
departemen engineering. Hal ini bertujuan untuk mendetailkan gambar,
agar gambar yang sulit untuk dipahami menjadi lebih mudah untuk dibaca
saat proses produksi oleh para pekerja dilapangan.

b. Pembuatan cutting plan

Cutting plan adalah proses perencanaan pemotongan material yang


bertujuan untuk memudahkan proses produksi dilapangan terutama pada

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
34

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

bagian preparation. Cutting plan berisikan potongan - potongan gambar


yang terbagi menjadi beberapa segmen yang menunjukkan bentuk
potongan dari masing-masing item beserta jenis material,ukuran maupun
tebal plat. Berikut merupakan contoh gambar cutting plan :

Gambar 4.23 Cutting plan

c. Pembuatan job tiket

Job tiket atau kartu kerja adalah selembar tiket yang berguna untuk
mengetahui suatu proses pekerjaan yang telah dilakukan yang meliputi

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
35

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

jumlah produk yang dikerjakan, pekerjaan yang harus dilakukan, jam


kerja, nama barang, dan tempat kerja untuk melaksanakan proses produksi.
Berikut merupakan contoh lembaran job tiket :

Gambar 4.24 Job ticket

d. Pembuatan bon material

Bon material adalah sejenis lembaran surat yang diterima oleh PPC
tetapi belum ada proses dari pemesan dengan adanya barang masuk
(sesuai surat jalan), misalkan material yang digunakan terdapat sisa,
maka bon material tersebut dikembalikan dengan mencantumkan
dimensi minimal. Berikut merupakan contoh gambar bon material :

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
36

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Gambar 4.25 Bon material

4.2.3 Departemen Produksi

Proses produksi adalah proses pembuatan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan
dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Proses produksi merupakan
tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Jadi fungsi
departemen ini adalah memproduksi atau membuat barang sesuai dengan yang
direncanakan. Bagian produksi ini adalah bagian yang menciptakan nilai tambah.
Di departemen ini komponen dirakit menjadi sub-rakitan (sub-assembly),
kemudian sub-rakitan dirakit lagi menjadi barang jadi atau finish good. Bisa jadi
hasil akhir dari pabrik tersebut adalah sub-rakitan yang dijual ke perusahaan
lainnya. Departemen ini merupakan departemen yang melakukan atau
melaksanakan proses produksi dilapangan yang sebelumnya telah direncanakan
oleh departemen PPC. Untuk tercapainya keberhasilan suatu produk yang
dikerjakan, produksi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Preparation

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
37

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Pada PT. BOSTO preparation merupakan proses persiapan sebelum


dilakukannya proses assembling (perakitan). Preparation akan melakukan proses
marking dan cutting seperti apa yang telah di kerjakan bagian metode proses yaitu
cutting plan. Gambar yang ada pada cutting plan akan diaplikasikan ke lembaran
plat yang telah disiapkan di preparation. Untuk selanjutnya akan dilakukan proses
marking, yaitu penandaan pada lembaran lembaran plat. Lembaran plat terlebih
dahulu diletakkan diatas meja untuk memudahkan proses marking dan cutting.
Pada proses marking, plat diberi tanda dan pos yang sesuai seperti pada cutting
lay out yang telah di kerjakan. Berikut contoh marking :

(a) (b)

Gambar 4.26 (a) Proses marking, dan (b) pengkodean

Setelah proses marking dilakukan, departemen QC mengecek (inspeksi)


lembaran plat yang telah di marking dan mencocokkan dengan cutting lay out.
Apabila sudah sesuai, maka QC memberikan acc agar dapat dilakukan proses
selanjutnya. Kemudian proses selanjutnya yaitu proses cutting, dimana proses
cutting merupakan proses pemotongan plat menggunakan alat alat tertentu yang
ada di PT. BOSTO. Adapun alat-alat yang digunakan proses pemotongandi PT.
BOSTO yaitu :

1. Mesin potong skator

Proses pemotongan mesin skator merupakan salah satu jenis alat potong
yang ada di bagian Preparation di PT. BOSTOyang berfungsi untuk memotong
pelat dengan tebal maksimal 100 mm. Mesin ini digunakan untuk memotong pelat

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
38

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

dengan bentuk linier. Mesin potong skator dapat juga digunakan untuk proses
pemotongan miring atau bevel yang dapat dijalankan dengan kecepatan tinggi.
Alat potong ini dapat disetel noselnya untuk mengatur jalannya pemotongan dan
kecepatan pemotongan. Hampir sama dengan proses potong tegak lurus hanya
saja posisi nozel dibuat miring untuk mendapatkan hasil potong yang miring atau
bevel. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dari mesin potong skator adalah
mengenai jalannya pemotongan, kecepatan pemotongan dan penyetelan nozel.
Banyak jenis dan tipe dari alat potong skator mulai dijalankan secara manual,
mekanik dan dijalankan dengan otomatis. Gerakan mesin potong skator dapat
dijalankan maju dan dijalankan mundur.

2. Mesin potong blander tangan

Blander tangan yang digunakan di bagian Preparation berfungsi untuk


memotong kanal dan siku. Tebal pelat maksimal yang dapat dipotong dengan
menggunakan alat ini adalah 25 mm. Blander tangan dapat digunakan pada posisi
pemotongan yang sulit dijangkau. Penggunaan blander tangan pada pemotongan
diatas yang sulit dijangkau memiliki resiko kecelakaan kerja yang besar bila tidak
mematuhi K3. Pada pemotongan di atas dengan alat ini kebanyakan operator
mengalami kelelahan dikarenakan alat terlalu berat dan membutuhkan waktu yang
lama.

3. Mesin messer plasma cutting

Messer plasma cutting merupakan alat potong yang digunakan di bagian


Preparation di PT. Bromo Steel Indonesia. Plasma cutting adalah alat yang
digunakan untuk memotong baja atau logam dengan menggunakan torch plasma.
Dalam proses ini, gas inert di beberapa unit, udara terkompresi ditiup dengan
kecepatan tinggi keluar dari nozel, pada waktu yang sama busur listrik terbentuk
melalui gas dari nozel ke permukaan yang dipotong, mengubah sebagian dari gas
menjadi plasma. Plasma cukup panas untuk melelehkan logam yang dipotong dan
bergerak cukup cepat untuk meniup logam cair dari yang dipotong. Pengelasan
plasma sangat mirip dengan las TIG yaitu busur dibentuk antara elektroda

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
39

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

tungsten mengenai benda kerja. Namun, dengan menempatkan elektroda di dalam


torch, busur plasma terlindung dari lapisan gas. Hal ini memaksa plasma keluar
melalui tembaga halus nozel yang mengkonstruksi busur. Tiga modus
pengoperasian dapat dihasilkan dengan variasi diameter bore dan aliran gas
plasma yang dihasilkan.

Bagian preparation inilah yang merupakan awal dari kegiatan produksi


dari bahan mentah menjadi barang jadi. Semua perencanaan untuk menghasilkan
produk yang berkualitas dikaji dengan baik oleh divisi ini. Setelah proses
preparation, dilanjutkan ke proses assembling.

2. Assembling

Assembling adalah proses penggabungan dari beberapa bagian komponen untuk


membentuk suatu konstruksi yang diinginkan. Komponen-komponen pelat yang
akan dirakit pada komponen utama ditempatkan pada tempat-tempat yang telah
diberi tanda sebelumnya yaitu pada proses penandaan. Kemudian komponen-
komponen pelat tersebut dilas dengan ukuran dan tipe las yang sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar kerja. Berikut adalah contoh assembling :

Gambar 4.27 Assembling

3. Welding

Welding adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan
dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang
kontinyu. Welding merupakan sebagian dari proses assembling, karena setiap
proses penggabungan atau perakitan tidak akan lepas dari sebuah pengelasan yang

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
40

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

berguna untuk melekatkan bagian ujung plat ke ujung plat yang lain. Banyak hal
yang perlu diperhatikan dalam pengkodean proses pengelasan pada gambar yang
telah diproyeksikan. Berikut merupakan kode-kode pengelasan pada gambar :

Gambar 4.28 Kode pengelasan

Proses welding yang dilakukan di PT. BOSTO meliputi :

1. SMAW (Shielded Metal Arc Welding)

Proses pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding) yang juga disebut
las busur listrik adalah proses pengelasan yang menggunakan panas untuk
mencairkan material dasar atau logam induk dan elektroda (bahan pengisi). Panas
tersebut dihasilkan oleh lompatan ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda
(ujung elektroda dan permukaan plat yang akan dilas ).

SMAW merupakan pekerjaan manual dengan peralatan meliputi power


source, kabel elektroda (electrode cable) , kabel kerja (work cable), electrode
holder, work clamp, dan elektroda. Elektroda dan system kerja adalah bagian dari
rangkaian listrik. Rangkaian dimulai dengan sumber daya listrik dan kabel
termasuk pengelasan, pemegang elektroda, sambungan benda kerja, benda kerja
(weldment), dan elektroda las.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
41

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

4.2.4 Departemen QC (Quality Control)

Departemen QC atau Quality Control merupakan departemen yang


berhubungan dengan pengendalian kualitas yang ada di PT. Bromo Steel
Indonesia. Departemen ini dipimpin oleh Bapak Rizal Yashmiardi,S.T. Adapun
tugas bagian QC yakni mengecek hasil pelaksanaan produksi dan membuat
laporan yang berupa record, MDR, dan lain-lain. Semua proses kegiatan yang
berlangsung di PT. Bromo Steel Indonesia selalu diawasi oleh QC, hal ini tak lain
agar produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan dapat memberikan kepuasan
kepada setiap pemesan.

4.2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


1. Konsep Dasar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/MEN/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sistem Manajemen K3)
merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Tujuan dan sasaran
Sistem Manajemen K3 adalah untuk menciptakan suatu sistem
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dengan melibatkan unsure
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sistem Manajemen K3 wajib diterapkan oleh setiap perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih; perusahaan yang
mempunyai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
42

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,


pencemaran dan penyakit akibat kerja. Berdasarkan Pasal 4 Permenaker tentang
Sistem Manajemen K3, terdapat 5 (lima) ketentuan yang harus
perusahaan/pengusaha laksanakan, yaitu:
a. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin
komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3;
b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja;
c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif
dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang
diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan
kesehatan kerja;
d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan;
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen K3
secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan
dan kesehatan kerja.

2. Pentingnya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Terdapat beberapa alasan yang mengungkapan pentingnya Sistem
Manajemen K3 diterapkan dalam suatu perusahaan/laboratorium. Alasan tersebut
dapat dilihat dari aspek manusiawi, ekonomi, UU dan Peraturan, serta nama baik
(Adrian, dkk, 2009). Berikut adalah argumentasi betapa pentingnya Sistem
Manajemen K3.
a. Alasan Manusiawa. Membiarkan terjadinya kecelakaan kerja, tanpa berusaha
melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan, merupakan suatu tindakan
yang tidak manusiawi. Hal ini di karenakan kecelakaan yang terjadi tidak
hanya menimbulkan penderitaan bagi korbannya (misalnya kematian,
cacat/luka berat, luka ringan), melainkan juga penderitaan bagi keluarganya.
Oleh karena itu pengusaha atau sekolah mempunyai kewajiban untuk

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
43

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

melindungi pekerja atau siswanya dengan cara menyediakan lapangan kerja


yang aman.
b. Alasan Ekonomi. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan menimbulkan
kerugian ekonomi, seperti kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunan,
biaya pengobatan, dan biaya santunan kecelakaan. Oleh karena itu, dengan
melakukan langkah-langkah pencegahan kecelakaan, maka selain dapat
mencegah terjadinya cedera pada pekerja, kontraktor juga dapat menghemat
biaya yang harus dikeluarkan.
c. Alasan UU dan Peraturan. UU dan peraturan dikeluarkan oleh pemerintah
atau suatu organisasi bidang keselamatan kerja dengan pertimbangan bahwa
masih banyak kecelakaan yang terjadi, makin meningkatnya pembangunan
dengan menggunakan teknologi modern, pekerjaan konstruksi merupakan
kompleksitas kerja yang dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja
dan pentingnya arti tenaga kerja di bidang konstruksi.
d. Nama Baik Institusi. Suatu perusahaan yang mempunyai reputasi yang baik
dapat mempengaruhi kemampuannya dalam bersaing dengan perusahaan lain.
Reputasi atau citra perusahaan juga merupakan sumber daya penting terutama
bagi industry jasa, termasuk jasa konstruksi, karena berhubungan dengan
kepercayaan dari pemberi tugas/pemilik proyek. Prestasi keselamatan kerja
perusahaan mendukung reputasi perusahaan itu, sehingga dapat dikatakan
bahwa prestasi keselamatan kerja yang baik akan memberikan
keuntungankepada perusahaan secara tidak langsung.
3. Teori Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada awal perkembangannya, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
mengalami beberapa perubahan konsep. Konsep K3 pertama kali dimulai di
Amerika Tahun 1911 dimana K3 sama sekali tidak memperhatikan keselamatan
dan kesehatan para pekerjanya. Kegagalan terjadi pada saat terdapat pekerjaan
yang mengakibatkan kecelakaan bagi pekerja dan perusahaan.
Kecelakaantersebut dianggap sebagi nasib yang harus diterima oleh perusahaan
dan tenaga kerja. Bahkan, tidak jarang, tenaga kerja yang menjadi korban tidak

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
44

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

mendapat perhatian baik moril maupun materiil dari perusahaan. Perusahaan


berargumen bahwa kecelakaan yang terjadi karena kesalahan tenaga kerja sendiri
untuk menghindari kewajiban membayar kompensasi kepada tenaga kerja.
Pada Tahun 1931, H.W. Heinrich mengeluarkan suatu konsep yang
dikenal dengan Teori Domino. Konsep Domino memberikan perhatian
terhadap kecelakaan yang terjadi. Berdasar Teori Domino, kecelakaan dapat
terjadi karena adanya kekurangan dalam lingkungan kerja dan atau kesalahan
tenaga kerja. Dalam perkembangannya, konsep ini mengenal kondisi tidak aman
(unsafe condition) dan tindakan tidak aman (unsafe act).
Pada awal pengelolaan K3, konsep yang dikembangkan masih
bersifat kuratif terhadap kecelakaan kerja yang terjadi. Bersifat kuratif berarti K3
dilaksanakan setelah terjadi kecelakaan kerja. Pengelolaan K3 yang seharusnya
adalah bersifat pencegahan (preventif) terhadap adanya kecelakaan. Pengelolaan
K3 secara preventif bermakna bahwa kecelakaan yang terjadi merupakan
kegagalan dalam pengelolaan K3 yang berakibat pada kerugian yang tidak sedikit
bagi perusahaan dan tenaga kerja. Pengelolaan K3 dalam pendekatan modern
mulai lebih maju dengan diperhatikannya dan diikutkannya K3 sebagai bagian
dari manajemen perusahaan. Hal ini mulai disadari dari data bahwa kecelakaan
yang terjadi juga mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Dengan
memperhatikan banyaknya resiko yang diperoleh perusahaan, maka mulailah
diterapkan Manajemen Resiko, sebagai inti dan cikal bakal Sistem Manajemen
K3. Melalui konsep ini sudah mulai menerapkan pola preventif terhadap
kecelakaan yang akan terjadi.
Manajemen Resiko menuntut tidak hanya keterlibatan pihak
manajemen tetapi juga komitmen manajemen dan seluruh pihak terkait
termasuk pekerja. Dalam penerapan K3 di sekolah, maka diperlukan
keterlibatan manajemen sekolah, guru, teknisi, dan siswa. Pada konsep ini,
bahaya sebagai sumber kecelakaan harus teridentifikasi, kemudian perhitungan
dan prioritas terhadap resiko dari potensi bahaya, dan terakhir pengendalian
resiko. Peran manajemensangat diperlukan terutama pada tahap pengendalian

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
45

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

resiko, karena pengendalian resiko membutuhkan ketersediaan semua sumber


daya yang dimiliki oleh perusahaan/sekolah dan hanya pihak manajemen yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Dari perjalanan pengelolaan K3 diatas semakin menyadarkan akan
pentingnya K3 dalam bentuk manajemen yang sistematis dan mendasarkan agar
dapat terintegrasi dengan manajemen perusahaan yang lain. Integrasi ini diawali
dengan kebijakan dari perusahaan untuk menerapkan suatu Sistem Manajemen K3
untuk mengelola K3. Sistem Manajemen K3 mempunyai pola Pengendalian
Kerugian secara Terintegrasi (Total Loss Control) yaitu sebuah kebijakan untuk
mengindarkan kerugian bagi perusahaan, property, personel di perusahaan dan
lingkungan melalui penerapan Sistem Manajemen K3 yang mengintegrasikan
sumber daya manusia, material, peralatan, proses, bahan, fasilitas dan lingkungan
dengan pola penerapan prinsip manajemen yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan
(do), pemeriksaan (check), peningkatan (action).
Dalam sejarah perjalanan Sistem Manajemen K3, tercipta beberapa standar
yang dapat dipakai perusahaan. Standar-standar tersebut antara lain:
a. HASAS 18000/18001 Occupational Health and Safety
ManagementSystems,
b. Voluntary Protective Program OSHA,
c. BS 8800,
d. Five Star System,
e. International Safety Rating System (ISRS),
f. Safety Map,
g. DR 96311
h. Aposho Standar 1000
i. AS/ANZ 4801/4804, dan
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/Men/1996 (SMK3 yang
berbentuk Peraturan Perundang-Undangan)
Kini pengelolaan K3 dengan penerapan Sistem Manajemen K3 sudah
menjadi bagian yang dipersyaratkan dalam ISO 9000:2000 dan CEPAA Social

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
46

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Accountability 8000:1997. Akan tetapi sampai saat ini belum terdapat satu standar
internasional tentang Sistem Manajemen K3 yang disepakati dan dapat diterima
banyak negara, sebagaimana halnya Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dan
Sistem Manajemen Mutu Lingkungan ISO 14000.

Mengapa program keselamatan dan kesehatan kerja tidak berjalan optimal ?

1. Program K3 baru menjadi Prioritas belum menjadi Nilai


2. Pelaksanaan K3 belum dikelola setara dengan produksi, kualitas dan biaya
3. Program K3 belum didorong untuk continuous improvement

1. Filosofi K3 yaitu upaya/pemikiran dalam menjamin keutuhan dan


kesempurnaan jasmani rohani manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada
khususnya serta hasil karya dan budaya yang dalam rangka menuju masyarakat
adil dan makmur berdasarkan Pancasila
2. Keilmuan K3 yaitu ilmu dan penerapan teknologi pencegahan kecelakan kerja
dan penyakit akibat kerja.

Tujuan

1. Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam


pekerjaannya
2. Orang lain yang berada di tempat kerja perlu menjamin keselamatannya
3. Sumber sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien.
Untuk melaksanakan tujuan dengan melalui
a) Kampanye
b) Pemasyarakatan
c) Pembudayaan
d) Kesadaaran dan kedisiplinan
1. Keselamatan (Safety)
a. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss)
b. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol)
resiko yang tidak bisa diterima.

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
47

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

2. Kesehatan (Health)
Agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi tingginya,
baik fisik, mental maupun social dengan usaha usaha preventif dan kuratif.
3. Accident adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada
manusia, kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.
4. Hazard adalah sumber bahaya potensial yang dapat menyebabkan kerusakan
(harm). Hazard dapat berupa bahan-bahan kimia, bagian bagian mesin, bentuk
energi.
5. Danger merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
6. Risk (resiko) adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya.
Untuk menentukan resiko membutuhkan perhitungan antara
konsekuensi/dampak yang mungkin timbul dan probabilitas, yang biasanya
disebut sebagai tingkat resiko (level of risk).
7. Incident adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu
sedikit saja ada perubahan maka dapat mengkabitkan terjadinya accident.
8. Aman adalah suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke tingkat yang memadai, dan ini adalah lawan dari bahaya
(danger).
9. Tindakan Tak Aman adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan
yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan.
10. Keadaan Tak Aman adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang
berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya
kecelakaan.

Kategori kecelakaan kerja


1. Kecelakaan Industri (Industrial Accident)

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
48

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

2. Kecelakaan dalam perjalanan (Community Accident)


Unsur Kecelakaan
1. Tidak diduga semula dan tidak diinginkan
2. Mengganggu proses
3. Mengakibatkan kerugian fisik dan material.

1
Fatal/meni
nggal

10
Cidera Ringan

30
Kerusakan benda/material
(keadaanham hamper celaka)

600
Insiden tanpa luka/kerusakan/kerugian

4. Keselamatan Listrik
Listrik merupakan energi dibangkitkan oleh sumber energi biasanya
generator dan dapat yang mengalir dari satu titik ke titik lain melalui konduktor
dalam rangkaiantertutup.

Gambar 4.29 Rangkaian listrik

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
49

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Potensi bahaya listrik adalah:


Bahaya kejut listrik
Panas yang ditimbulkan oleh energi listrik
Medan listrik
Pekerja dapat mengalami bahaya listrik pada kondisi-kondisi sebagai
berikut:
Pekerja berhubungan/menyentuh kedua konduktor pada rangkaian listrik yang
bertegangan.
pekerja berada pada bagian antara konduktor yang ditanahkan (grounding) dan
konduktor yang tidak ditanahkan (grounding)
Pekerja berada pada bagian konduktor yang ditanahkan dengan material yang
tidak ditanahkan.

Gambar 4.30 Arus listrik yang mengalir pada tubuh manusia

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
50

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

Pengendalian bahaya listrik dari sentuh langsung.


a. Mengisolasi bagian aktif

Gambar 4.31Mengisolasi bagian aktif


b. Menutup dengan Penghalang atau Selungkup

Gambar 4.32 Menutup dengan Penghalang atau Selungkup

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember
51

Laporan Kerja Praktik


PT. Bromo Steel Indonesia
Pasuruan

c. Gunakan selalu alat pelindung diri

Gambar 4.33 Alat Pelindung Diri


4.2.6 Pengerolan

Program Studi D3 Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai