Di Susun Oleh :
TAHUN 2020
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
Unit Kompetensi 1
Capaian Unjuk Kerja 2
BAB II 3
TEORI DASAR 3
BAB III 6
PELAKSANAAN PRAKTIK 6
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 6
B. Alat dan Bahan 6
C. Prosedur Praktik/Instruksi Kerja 6
D. Hasil Praktik 7
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Praktik 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 16
A. Jurnal Kegiatan Praktik 16
B. Dokumentasi kegiatan (foto/video) 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Unit Kompetensi
1
4. Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur
5. Memelihara sistem rem mekanik berikut komponenya
6. Memperbaiki sistem rem mekanik berikut komponenya
7. Menyetel kelurusan roda
8. Melakukan Bleeding / Membuang gelembung udara pada sistem Rem
Hidrolik
9. Menyetel Jarak bebas Handle rem
2
BAB II.
TEORI DASAR
REM CAKRAM
Konstruksi yang pada umumnya terdiri atas Cakram (disc rotor) yang terbuat dari
besi tuang yang berputar dengan roda, bahan gesek (disc pad) yang menjepit dan
mencengkeram Cakram, serta kaliper rem yang berfungsi untuk menekan dan
mendorong bahan gesek sehingga diperoleh daya pengereman. Daya pengereman
dihasilkan oleh adanya gesekan antara kanvas rem dan hidrolik.
Self energizing effect yang terjadi pada rem hidrolik sangat kecil, sehingga diperlukan
tekanan pengereman yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien
dan pad cenderung lebih cepat aus dibanding dengan sepatu rem pada rem tromol.
Menurut mekanisme penggeraknya, remhidrolik sepeda motor dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu :
1. Rem hidrolik penggerak mekanik,
2. Rem hidrolik penggerak hidrolik.
A. Rem Cakram penggerak mekanik,
Rem jenis ini bekerja menggunakan kabel. Konstruksi sistem rem hidrolik
penggerak mekanis dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Cara kerja rem hidrolik penggerak mekanik :
3
B menyentuh hidrolik. Akibatnya Cakram yang berputar itu “dijepit” oleh pad A
dan pad B.
4. Gesekan antara pad A dan pad B pada Cakram akan memberikan tahanan gesek
yang melawan perputaran hidrolik.
B. Rem Cakram penggerak hidrolik
Mekanisme penggerak sistem rem tipe hidrolik memanfaatkan tenaga hidrolik
(fluida/cairan) untuk meneruskan tenaga pengereman dari pedal/handel rem ke
sepatu rem/pad rem.
Mekanisme penggerak hidrolik berpedoman kepada hukum Pascal : bila suatu
fluida/cairan dalam ruang tertutup diberi tekanan maka tekanan tersebut akan
diteruskan ke semua arah dengan sama rata. Gaya penekanan pada pedal/handel
rem akan diubah menjadi tekanan fluida oleh piston master silinder, kemudian
diteruskan ke silinder roda/kaliper rem melalui pipa/slang rem untuk
menghasilkan gaya pengereman.
Rem penggerak hidrolik mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan
penggerak mekanik, yaitu:
1. Fluida mempunyai sifat tidak dapat dimampatkan, dan pada sistem rem hidrolik
tidak terjadi kerugian gesekan/penurunan tekanan karena sambungan atau
engsel seperti halnya pada mekanisme penggerak rem mekanik sehingga rem
lebih responsif.
2. Gaya pengereman yang diperlukan untuk mengoperasikan rem relativeringan.
3. Bebas penyetelan, meskipun celah antara kampas rem dan disc brake akan selalu
berubah, namun mekanisme rem hidrolik memungkinkan terjadinya penyetelan
secara otomatis.
4. Panas akan hilang dengan cepat dan memiliki sedikit kecendrungan menghilang
pada saat disk dibuka. Sehingga pengaruh rem yang stabil dapat terjamin.
5. Tidak akan ada kekuatan tersendiri seperti rem sepatu yang utama pada saat dua
buah rem hidrolik digunakan, tidak akan ada perbedaan gaya pengereman pada
kedua sisi kanan dan kiri dari rem. Sehingga sepeda motor tidak mengalami
kesulitan untuk tertarik kesatu sisi.
6. Jika rem basah, maka air tersebut akan akan dipercikkan keluar dengangaya
Sentrifugal.
4
3. Brake pad/disc pad, terbuat dari campuran metallic fiber dan sedikit serbuk
besi (biasa disebut semi metallic disc pad). Pada beberapa pad, penggunaan
metallic plate (anti-sequel shim) dipasangkan pada sisi piston dari pad
untuk mencegah bunyi pada saat pengereman.
4. Caliper, sering disebut cylinder body, berfungsi untuk memegang piston-
piston dan dilengkapi dengan saluran minyak rem. Jenis-jenis rem cakram
yang digunakan pada sepeda motor pada umumnya dibedakan berdasarkan
jenis kalipernya, yaitu : a) tipe fixed caliper, dan b) tipe floating caliper.
5. Pipa/slang rem, merupakan saluran yang berfungsi menyalurkan tekanan
hydraulic fluida dari master cylinder ke caliper.
6. Minyak rem, merupakan fluida yang berfungsi sebagai media penerus gaya
pengereman dalam bentuk tekanan hidrolis (hydraulic pressure) ke brake
piston pada caliper.
Minyak rem adalah cairan yang tidak mengandung minyak bumi, sebagian
besar terdiri dari alkohol dan susunan kimia dan ester.
Persyaratan kualitas yang diperlukan pada minyak rem antara lain :
1. Titik didih yang tinggi, agar tidak mudah mendidih oleh temperatur yang
tinggi akibat proses kerja pengereman. Minyak rem yang mendidih akan
menyebabkan berkurangnya gaya pengereman karena timbul
gelembung-gelembung udara di dalam saluran minyak rem ( vapour lock).
2. Kemampuan mencegah karat pada logam dan karet. Kerapatan akan
berkurang bila minyak rem merusak seal, dan ini akan menyebabkan
kebocoran yang berdampak hilangnya tenaga hidrolis. Minyak rem dibuat
dari bahan sintetis dengan maksud agar tidak merusak karet, dan
menghindari karat pada logam.
3. Viskositas. minyak rem harus memiliki kekentalan ( viscosity) tertentu
untuk meneruskan tekanan dengan perubahan temperatur yang bervariasi.
Minyak rem mempunyai 4 klasifikasi FMVSS (Federal Motor Vehicle
Safety Standard). Klasifikasi ini berdasarkan titik didih minyak rem
tersebut, dinyatakan oleh DOT (Department Of Transportation). Semakin
tinggi nilai DOT, titik didih minyak rem tersebut semakin tinggi (atau
dengan kata lain kualitasnya juga semakin tinggi).
Hal-hal yang wajib diperhatikan dalam melakukan penanganan minyak rem :
1. Jangan mencampur minyak rem yang memiliki kemampuan berbeda,
2. Jangan sampai minyak rem tercemar dengan air atau minyak lain yang
tidak sejenis,
3. Menyimpan minyak rem yang tidak digunakan di dalam tempat kemasan
yang tertutup rapat. Kesalahan penanganan minyak rem akan menyebabkan
komposisinya berubah, menurunkan titik didih maupun
mengotori/mencemari minyak rem sehingga kualitasnya menurun.
5
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK
Alat
1. Caddy Tools Set
2. Jangka Sorong 300 mm
3. Mistar Baja 300 mm
4. Micrometer 0-0.25
5. Kompressor
6. Pelumas/Grease
Bahan
1. Unit Sepeda Motor Yamaha Vixion
6
d. Lepaskan Pad dari Caliper
e. Periksa Kebocoran minyak pad piston Caliper
f. Periksa Visual Kerusakan Caliper
g. Periksa dan Ukur tebal Pad
h. Periksa dan Ukur Ketebalan Cakram / Disk
i. Periksa dan Ukur Keolengan Cakram / Disk
j. Catat hasil pemeriksaan pada lembar pemeriksaan
3. Langkah Akhir
a. Pasang Kembali Unit rem
b. Periksa Volume Minyak Rem ( Jika Kurang tambahi dengan minyak
rem sesuai spesifikasi)
c. Lakukan Bleeding Minyak Rem
d. Periksa Gerak bebas Handle rem
e. Periksa Fungsi sistem rem
D. Hasil Praktik
2. Persiapan Peralatan
7
Peralatan menggunakan Caddy
Tools Set, dan dilengkapi dengan alat
ukur yang dibutuhkan.
Penempatan Caddy Tool tidak ada
disamping unit sepeda motor yang
diservis sehingga akan mempermudah
dan mempercepat proses perawatan
berkala sepeda motor
8
tidak cacat/Retak.
Hasil Pemeriksaan : Tidak ada
kebocoran sistem, Seal tidak
rusak, Piston tidak macet dan
Body caliper tidak cacat/Retak.
9
Untuk menghindari adanya
gesekan antara pad dan cakram
ketika rem tidak digunakan
serta untuk menghindari Pad
rem yang Aus/Habis tidak
merata adalah memastikan
Putaran cakram stabil/tidak
oleng.
Standar = Maksimal 1,0 mm
Hasil Pmeriksaan = 0,6 mm
Kesimpulan : Cakram masih
baik dan layak digunakan
10
Membuang Udara palsu ( Bleeding) dilakukan
agar tenaga hidrolis yang dihasilkan oleh
minyak pada saat proses pengereman sangat
baik dan Stabil tekananya, Kemudian hasil
bleeding sebagai kontrol dari sistem hidrolis
apakah ada kebocoran sistem atau tidak
Standar = Tidak ada Gelembung udara pada
sistem hidrolis
Hasil Pemeriksaan = Dilakukan Bleeding untuk
membuang gelembung udara pada sistem
hidrolis
11
REPORT SHEET PELAKSANAAN PRAKTIKUM
PERAWATAN BERKALA SISTEM REM HIDROLIK / CAKRAM
12
Masih batas standar.
Ketebalan Minimal
3 Pemeriksaan Tebal Pad Ketebalan = 1,0 mm Lakukan Penggantian pada perawatan
= 0,8 mm
selanjutnya, Gunakan Part Standar.
Masih sesuai Spesifikasi.
Pemeriksaan Tebal Cakram / Ketebalan Minimal
4 Ketebalan = 3,75 mm Bersihkan dari Minyak dan Kotoran, Kontrol
Disk = 3,5 mm
Ketebalan Pad, Gunakan Pad Standar
13
Masih sesuai Spesifikasi.
Pemeriksaan Jarak Bebas Standar Jarak bebas
8 Periksa kebocoran minyak dan Ketebalan
Handle Rem = 20 – 40 mm = 20 mm
kanvas jika jarak bebas rem berubah.
Seting ulang dengan Masih baik, Normal.
Rem Responsif ketika di rem
9 Pemeriksaan Fungsi Rem hasil rem Responsif Periksa Komponen rem jika terjadi
dan berfungsi baik
ketika di rem pengereman tidak baik.
14
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Praktik
1. Faktor Pendukung
a. Sekolah dan Bengkel memfasilitasi kegiatan
b. Terdapat unit Sepeda Motor
2. Faktor Penghambat
a. Kurangnya diskusi dengan team peserta daring yang kemungkinan unit
berbeda dan permasalahan berbeda
b. Peralatan dan standar honda dan yamaha yang berbeda sehingga cara
pemeliharaan juga berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Guru Pembelajar
Motor, 2018, Modul OTO.SM02.015.01 Merakit dan Memasang system rem berikut
komponen komponenya
Buku Manual Service Yamaha Vixion, Jakarta, 2012, PT Yamaha Indonesia Motor
Manufacturing
LAMPIRAN
Untuk dapat melihat video perawatan berkala sistem rem Mekanik atau Rem
Teromol, Silahkan Kunjungi Alamat berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=K-ao0RUdsOs
2. FOTO