Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN

PRAKTEK KERJA

PEMBANGUNAN JEMBATAN RANGKA BAJA DESA LEMO


– SEBERANG

Oleh :
TIA NOVITA
NPM 1822201110024

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
BANJARMASIN
2021
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah SWT. Kita memuji-Nya,


dan meminta pertolongan, pengampunan serta petunjuk kepada-Nya. Kita
berlindung kepada Allah SWT dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita.
Barang siapa mendapat dari petunjuk Allah, maka tidak akan ada yang
menyesatkannya dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuk
baginya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar kita
Muhammad SAW yang telah menuntun saya hingga saat ini sampai laporan ini
bisa terselesaikan.
Saya persembahkan laporan ini kepada keluarga saya tercinta yang telah
memberikan kasih sayang, do’a, dukungan serta motivasi baik secara moril
maupun materil unutk selalu terikat dengan hukum Islam dan menjadi orang yang
Bahagia di dunia maupun di akhirat.
Saya ucapkan terimakasih juga untuk Dekan Fakultas Teknik dan Bapak
Ibu Dosen Program Studi Teknik Sipil untuk semua ilmu, didikan, dan
pengalaman yang sangat berarti dalam hidup saya khususnya untuk Bapak
Irwandy Muzaidi, M.T . selaku dosen pembimbing laporan saya.
Keluarga Besar Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
khususnya angkatan 2018. Terima kasih atas dukungan, semangat, menghibur
ketika saya sedang berada disituasi sulit dalam menyelesaikan Laporan ini.

i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan Praktek Kerja dengan judul “Proyek Pembangunan Jembatan


Rangka Baja Seberang-Desa Lemo” Oleh (Tia Novita, 1822201110024) telah
diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan akan diajukan ke Seminar Praktek
Kerja Program Studi S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin untuk diuji oleh dewan penguji.

Pembimbing

Irwandy Muzaidi, M.T

NIDN. 1109058901

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Dyah Pradhitya Hardiani, S.T., M.T.


NIDN. 1113028902

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Tia Novita


NPM : 1822201110024
Program Studi : S1 Teknik Sipil
Judul Praktek Kerja : Pembangunan Jembatan Rangka Baja Seberang – Desa
Lemo
Telah berhasil dipertahankan didepan Dewan Penguji dalam kegiatan
Seminar Praktek Kerja pada Hari senin Tanggal 20 Desember 2021 dan
diterima sebagai persyaratan dalam menyelesaikan Mata Kuliah Praktek Kerja
Program Studi S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin.
Dewan Penguji,
Penguji I Penguji II

Dyah Pradhitya Hardiani, S.T., M.T. Emma Ruhaidani. S.T., M.Sc.


NIDN. 1113028902 NIDN. 1102028502

Penguji III Dosen Pembimbing

Elia Anggarini, S.T., M.T. Irwandy Muzaidi, M.T


NIDN. 1102118902 NIDN. 1109058901

Ditetapkan di :
Tanggal :
Ketua Program Studi,

Dyah Pradhitya Hardiani, S.T., M.T.


NIDN. 1113028902

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tia Novita


NPM : 1822201110024
Program studi : S1 Teknik Sipil
Fakultas : Teknik

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Praktek Kerja yang


berjudul “Proyek Pembangunan Jembatan Rangka Baja Seberang – Desa Lemo”
ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran
saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa laporan


praktek kerja ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.

Barito Kuala, 20 Desember 2021

Tia Novita
NPM 1822201110024

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga Laporan Praktek Kerja ini dapat diselesaikan.
Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang diperoleh di
Pembangunan Jembatan Rangka Baja Seberang – Desa Lemo dan ditujukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai
pihak, laporan ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Dyah Pradhitya Hardiani M.T., selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil
dan Bapak Irwandy Muzaidi, M.T., selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja,
2. Keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan serta kasih sayang,
3. Seluruh pihak yang telah membantu sehingga selesainya Laporan Praktik
Kerja.
Akhir kata, penulis menyadari menyadari bahwa laporan Praktek Kerja
yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa,
maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik
lagi di masa mendatang. Semoga laporan Praktek Kerja ini bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Batola, 20 Desember 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI
LAPORAN.......................................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................. iv
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Proyek............................................................................ 1
1.2 Tujuan Proyek......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah...................................................................................... 2
1.4 Data Umum Proyek................................................................................. 3
1.5 Lokasi Praktek Kerja............................................................................... 4
BAB II MANAJEMEN PROYE K.................................................................. 5
2.1 Dasar-dasar Perencanaan Konstruksi...................................................... 6
2.2 Tahapan Pelelangan................................................................................. 6
2.2.1 Tujuan Lelang.............................................................................. 6
2.2.2 Dasar-dasar pelelangan................................................................ 7
2.2.3 Proses Pelelangan........................................................................ 7
2.2.4 Jadwal Tahap Lelang................................................................... 7

vi
2.2.5 Pengumuman Lelang................................................................... 8
2.2.6 Penunjukan Pemenang Lelang.................................................... 9
2.2.7 Administrasi Proyek.................................................................... 9
2.2.8 Contract Change Order (CCO)................................................... 9
2.2.9 Addendum.................................................................................... 10
2.2.10 Time Schedule.............................................................................. 11
BAB III PELAKSANAAN KONSTRUKSI.................................................... 12
3.1 Organisasi dan Personil........................................................................... 12
3.2 Metode Pelaksanaa Proyek...................................................................... 14
3.2.1 Tahapan Pekerjaan Pembersihan Lahan...................................... 15
3.2.2 Pelaksanaan Standart Penetration Test (SPT)............................. 16
3.2.3 Metode Kerja Pelaksanaan penyelidikan Tanah dengan
Boring Test.................................................................................. 17
3.3 Tahapan Persiapan Pemancangan........................................................... 17
3.4 Pekerjaan Pemancangan Tiang Pancang................................................. 21
3.5 Proses Kalendering.................................................................................. 23
3.6 Metode Pekerjaan Abutment dan Pilar................................................... 25
3.7 Manajemen Logistik................................................................................ 29

BAB IV TINJAUAN KHUSUS (PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN


ABUTMENT).................................................................................................... 31
4.1 Tinjauan Perhitungan Volume Pekerjaan Abutment............................ 31
4.2 Hitungan Volume Tulangan Abutment................................................ 33
4.3 Hitungan Kuantitas Beton Abutment (Arah Lemo Seberang).............. 46

BAB V PENUTUP........................................................................................... 50
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 50
5.2 Saran..................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 52

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Lokasi Proyek Jembatan Rangka Baja Seberang -


Desa Lemo................................................................................... 4
Gambar 2.1 Jadwal Tahap Pelelangan.............................................................. 8
Gambar 2.2 Jumlah Peserta Yang Menawar..................................................... 9
Gambar 2.2 Time Schedule.............................................................................. 11
Gambar 3.1 Organisasi Proyek......................................................................... 12
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Tim Manajemen Proyek............................... 13
Gambar 3.3 Pekerjaan survey pengukuran....................................................... 15
Gambar 3.4 Pekerjaan Pembersihan Lahan...................................................... 16
Gambar 3.5 Pekerjaan SPT............................................................................... 16
Gambar 3.6 Pelaksanaan Boring Test di seberang........................................... 17
Gambar 3.7 Hasil Sampel Tanah..................................................................... 17
Gambar 3.8 Denah Tiang Pancang................................................................... 18
Gambar 3.9 Gambar Penentuan Titik Tiang Pancang...................................... 19
Gambar 3.10 Tiang Pancang yang telah diberi nomor.................................... 19
Gambar 3.10 Crane........................................................................................... 20
Gambar 3.11 Ledder......................................................................................... 21
Gambar 3.12 Drop hammer.............................................................................. 21
Gambar 3.13 Gambar rencana tiang pancang................................................... 22
Gambar 3.14 Proses Pemancangan................................................................... 23
Gambar 3.15 Proses Pemancangan................................................................... 23
viii
Gambar 3.16 Proses Kalendering..................................................................... 24
Gambar 3.17 Proses Kalendering.................................................................... 25
Gambar 3.18 Tampak Samping abutment........................................................ 25
Gambar 3.19 Proses Pekerjaan Lantai Kerja.................................................... 26
Gambar 3.20 pengerjaan Lantai Kerja pada Abutment..................................... 26
Gambar 3.21 Pemasangan Bekisting pada Abutment....................................... 27
Gambar 3.22 Penulangan Abutment................................................................. 27
Gambar 3.23 Uji Kuat Tekan............................................................................ 28
Gambar 3.24 Uji Kuat Tekan............................................................................ 28
Gambar 3.25 Pengerjaan Pengecoran pada Abutment...................................... 29
Gambar 3.26 Penyimpanan logistik................................................................. 30
Gambar 4.1 Tampak Atas Gambar Kerja Abutment........................................ 31
Gambar 4.2 Tampak Depan Gambar Kerja Abutment..................................... 32
Gambar 4.3 Tampak Samping Gambar Kerja Abutment................................. 32
Gambar 4.4 Detail Posisi Tiang Abutment....................................................... 33
Gambar 4.5 Penulangan Abutment .................................................................. 34
Gambar 4.6 Detail Keseluruhan Tulangan Abutment...................................... 34

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penulangan Abutment....................................................................... 45


Tabel 4.2 Kuantitas Beton Abutment............................................................... 49

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Pelaksanaan Praktek Kerja dari Prodi


2. SK Dosen Pembimbing Praktek Kerja
3. Surat Balasan Kesediaan dari Perusahaan
4. Lembar Konsultasi Pembimbing Lapangan
5. Lembar Konsultasi Pembimbing Laporan
6. Daftar Hadir Praktek Kerja
7. Gambar Rencana
8. Time Schedule

xi
xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan atau disingkat PKL merupakan salah satu
mata kuliah wajib bagi Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin. Praktek Kerja juga merupakan salah satu syarat
akademis yang harus dipenuhi sebelum menyusun Tugas Akhir. Kegiatan yang
dilakukan pada Praktek Kerja adalah pengamatan terhadap suatu proyek di
lapangan, supaya mahasiswa dapat mengenal, mengetahui, melihat serta
memahami kegiatan di lapangan secara langsung. Selain itu, mahasiswa juga
dapat membandingkan antara teori di perkuliahan dengan ilmu di lapangan.
Jembatan adalah suatu struktur bangunan untuk suatu jalan menyebrang
sungai, dan lembah. Jembatan dibangun untuk kebutuhan pejalan kaki serta
pengguna transportasi untuk bekegiatan dikehidupan sehari-hari.
Proyek Pembangunan Jembatan Rangka Baja Desa Lemo-Seberang ini
dibangun karena sungai barito yang besar dan sebagai jalan alternatif menuju desa
lemo.
Jembatan ini direncanakan sebagai solusi yang diambil pemerintah untuk
jalan alternatif terdekat menuju ibukota negara baru (Kalimantan Timur) poros
tengah dan memperpendek jarak tempuh dari Muara Teweh menuju ibukota
provinsi Kalimantan Tengah. Proyek Pembangunan Jembatan Rangka Baja Desa
Lemo - Seberang, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara,
Kalimantan Tengah termasuk jembatan rangka baja kelas B yang terdiri dari
rangka baja bentang 100 meter sebanyak 1 (satu) buah, bentang 60 meter
sebanyak 10 buah, dan untuk lebar jembatan 6 (enam) meter. Jembatan ini
dibangun menggunakan dana alokasi umum dengan menggunakan konstruksi
girder dan pile slab.

1
2

1.2 Tujuan Proyek


1.2.2 Tujuan utama dari pelaksanaan Praktek Kerja ini adalah sebagai berikut :
a. mendapatkan pengalaman dilapangan yang tidak didapatkan pada saat
perkuliahan.
b. Mendapatkan gambaran mengenai penerapan teori-teori selama perkuliahan.
c. Mengetahui dan memahami bagaimana pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
konstruksi dilapangan.
d. Mengasah keterampilan dan kemampuan mahasiswa terutama kerjasama,
komunikasi lisan dan tulisan melalui keterlibatan langsung dilapangan.
e. Memenuhi syarat akademis untuk menyusun tugas akhir sebagai Mahasiswa
Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
1.2.3 Tujuan dibangunnya Proyek proyek Jembatan Rangka Baja Lemo Desa
Lemo - Seberang Lemo adalah sebagai berikut :
a. Pembangunan Jembatan Rangka Baja Lemo Seberang – Desa Lemo sebagai
jalan alternatif terdekat menuju ibukota negara baru (Kalimantan Timur)
poros tengah
b. Pembangunan Jembatan Rangka Baja Lemo Desa Lemo - Seberang ini juga
untuk memperpendek jarak tempuh dari Muara Teweh menuju ibukota
provinsi Kalimantan Tengah.

1.3 Batasan Masalah


Penulis Laporan Praktek Kerja Praktek Lapangan membatasi masalah pada
pembahasan perhitungan volume abutment proyek pembangunan Jembatan
Rangka Baja Lemo Desa Lemo - Seberang di Kecamatan Teweh Tengah,
Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
3

1.4 Data Umum Proyek


Program : Pembangunan Jalan & Jembatan
Kegiatan : Pembangunan Jembatan
Pembangunan Jembatan Rangka Baja Lemo
Pekerjaan :
Seberang – Desa Lemo
Lokasi : Kecamatan Teweh Tengah
Kontraktor : PT. Sangga Buana Multi Karya

Direktur : Hendra Arief, B. Eng

No. Kontrak : 36/IV/DPUPR-BM/2020


Tgl kontrak : 07 April 2020
Nilai kontrak Induk : RP. 21.795.000.000,00

Nilai Pagu Tahun 2021 : RP. 839.496.500

Waktu pelaksanaan 660 Hari Kalender


Dana Alokasi Umum (DAU)
Sumber pendanaan :
Tahun Anggaran 2020
4

1.5 Lokasi Praktek Kerja


Lokasi praktek kerja yaitu pada proyek Pembangunan Jembatan Rangka
Baja Lemo Desa Lemo - Seberang , Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito
Utara, Kalimantan Tengah. Gambar lokasi dapat dilihat di gambar berikut ini :

Lokasi
proyek
Lokasi
proyek

Gambar 1. 1 Lokasi Proyek Jembatan Rangka Baja Seberang - Desa Lemo


BAB II

MANAJEMEN PROYEK

2.1 Dasar-dasar Perencanaan Konstruksi


Kondisi awal lapangan sebelum dilakukanya proyek pembangunan
jembatan, harus melakukan survei lapangan dimaksudkan untuk memastikan
kesesuaian gambar rencana dengan lokasi jembatan di lapangan. Sebelum
melakukan survei lapangan perlu ada konfirmasi antara structure engineer of
bridge construction dengan konsultan supervisi tentang apa yang dimaksudkan
dengan elemen-elemen jembatan dan bagaimana menempatkan elemen-elemen
jembatan tersebut di lapangan sesuai dengan kondisi lapangan. Dalam
pembangunan sebuah jembatan perlunya dasar-dasar dari pada perencanaan
jembatan, analisis pembebanan jembatan, analisis kekuatan jembatan serta
perencanaan yang mendukung bentuk bagaimana desain dari pada jembatan
tersebut.
Perencanaan merupakan suatu tahapan awal dari pekerjaan pembangunan
jembatan maupun pekerjaan sipil lainnya. Hasil perencanaan merupakan produk
yang didukung oleh peraturan atau ketentuan yang sah, yang dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis maupun secara hukum. Perencanaan struktur bertujuan
untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup kuat, maupun layak, awet,
dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya seperti ekonomi dan kemudahan
pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil apabila jembatan tidak mudah terguling,
miring atau tergeser selama umur bangunan yang direncanakan. Suatu struktur
disebut kuat dan mampu atau layak bila kemungkinan terjadinya kegagalan
struktur dan kehilangan kemampuan kelayakan selama masa hidup yang
direncanakan adalah kecil dan dalam batas yang dapat diterima.
Suatu struktur disebut kuat bila struktur tersebut dapat menerima kerusakan
yang diharapkan terjadi selama umur bangunan yang direncanakan tanpa
pemeliharaan yang berlebihan. Untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut,
perencanaan struktur harus mengikuti peraturan perencanaan yang ditetapkan oleh

5
6

pemerintah berupa Standar Nasional Indonesia (SNI) Undang-Undang Nomor 2


Tahun 2107 Tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa.

2.2 Tahapan Pelelangan


Pelelangan atau tender adalah suatu proses kegiatan penawaran pekerjaan
yang ditawarkan oleh pemilik proyek (owner) kepada rekanan (kontraktor), yang
bertujuan untuk memilih salah satu pelaksana pekerjaan yang memenuhi syarat.
Salah satu tahapan yang mutlak harus dilalui dalam proses pemilihan penyedia
barang dan jasa pemerintah adalah tahapan pembukaan dokumen penawaran.
Acara pembukaan dokumen penawaran dilakukan secara resmi dalam suatu acara
yang disaksikan oleh semua peserta lelang karena dokumen tersebut merupakan
penentu dalam persaingan pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah. Acara
pembukaan penawaran selalu menjadi perhatian semua peserta lelang karena
dalam acara inilah panitia pengadaan barang/jasa pemerintah membeberkan
seluruh data-data yang terdapat dalam setiap dokumen penawaran kepada seluruh
peserta lelang.

2.2.1 Tujuan Lelang


Tujuan mengikuti lelang atau tender merupakan salah satu upaya
meningkatkan nilai usaha dan memperluas jaringan kerja. Tujuan lelang atau
tender yang sesuai dengan Petunjuk Teknis Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 adalah untuk mendapatkan kontraktor pelaksana
proyek yang mempunyai tingkat resiko yang paling menguntungkan bagi Negara.
1. Penawaran memenuhi persyaratan administrasi dan secara teknis
dapat dipertanggung jawabkan.
2. Pada perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggung
jawabkan.
3. Penawaran tersebut adalah terendah diantara penawaran yang
memenuhi syrat-syarat.
7

2.2.2 Dasar-dasar pelelangan

Dasar-Dasar Pelelangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjaring


pemberi jasa konstruksi dengan tujuan untuk mendapatkan jasa konstruksi yang
terbaik dalam melakukan pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi. Salah
satu tahapan yang mutlak harus dilalui dalam proses pemilihan penyedia barang
dan jasa pemerintah adalah tahapan pembukaan dokumen penawaran. Acara
pembukaan dokumen penawaran dilakukan secara resmi dalam suatu acara yang
disaksikan oleh semua peserta lelang karena dokumen tersebut merupakan
penentuan dalam persaingan pemilihan penyedia barang atau jasa pemerintah.
Acara pembukaan selalu menjadi perhatian semua peserta lelang karena dalam
acara inilah panitia pengadaan barang atau jasa pemerintah membeberkan seluruh
data-data yang terdapat dalam setiap dokumen penawaran kepada seluruh peserta
lelang.

2.2.3 Proses Pelelangan


Tahap awal dalam persiapan lelang adalah pembentukan panitia lelang.
Panitia lelang ini ditunjuk oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP). Panitia lelang
dapat mengajukan pemenang lelang yang benar-benar berkompeten kepada
Pejabat Pembuat Komitmen dan dalam proses pelelangannya benar- benar melalui
prosedur yang benar.

2.2.4 Jadwal Tahap Lelang


Jadwal tahapan lelang secara online melalui LPSE bisa dilihat pada Gambar
2.1 sebagai berikut :
8

Sumber : Lembaga Penyediaan Jasa Secara Elektronik (LPSE)

Gambar 2.1 Jadwal Tahap Pelelangan

2.2.5 Pengumuman Lelang


Pengumuman lelang berisikan infomasi paket pekerjaan proyek yang ingin
di lelang. Pada proyek ini calon Penyedia Jasa yang ingin mendaftar harus masuk
ke dalam system LPSE. LPSE adalah unit kerja yang dibentuk diseluruh
Kementerian/Lembaga/Satuan kerja perangkat daerah/Institusi lainnya (K/L/D/I)
untuk menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan barang/jasa secara
elektronik.
Selain memfasilitasi ULP/pejabat pengadaan dalam melaksanaan pengadaan
barang/jasa secara elektronik, (Layanan Penyediaan Secara Elektronik) LPSE juga
melayani registrasi penyedia barang dan jasa yang berdomisili diwilayah kerja
(Layanan Penyediaan Secara Elektronik) LPSE yang bersangkutan. Penyedia jasa
dapat mendaftarkan diri di LPSE pada awal tahun dengan melengkapi dokumen
perusahaan, setelah terdaftar jika penyedia jasa memenuhi kualifikasi maka
otomatis akan diundang. Ada Tujuh peserta yang mengajukan penawaran,
sebagaimana dapat dilihat pada gambar sebagai berikut
9

Sumber : Lembaga Penyediaan Jasa Secara Elektronik (LPSE)

Gambar 2.2 Jumlah Peserta Yang Menawar

2.2.6 Penunjukan Pemenang Lelang


Penunjukkan pemenang pekerjaan Jembatan Rangka Baja Seberang – Desa
Lemo dimenangkan oleh PT. Sangga Buana Multi Karya Pemberian tugas
diberikan kepada pihak yang berlaku sebagai kontraktor pelaksana adalah PT.
Sangga Buana Multi Karya.

2.2.7 Administrasi Proyek


Administrasi proyek merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan
proyek. salah satu diantaranya adalah membuat laporan berkala atau laporan
harian. Laporan berkala merupakan alat komunikasi resmi untuk menyampaikan
segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan proyek. Administrasi
proyek mencakup proses CCO, Addendum, Time Schedule, laporan dan cara
permohonan pengambilan pembayaran.
10

2.2.8 Contract Change Order (CCO)


Meskipun peraturan terbaru mengenai Pengadaan Barang/Jasa, Pepres
16/2018, telah terbit, akan tetapi yang berkaitan dengan perubahan kontrak masih
mengacu pada Perpres 54/2010. Perpres 54/2010 Pasal 87 tentang Pengadaan
Barang/Jasa isi nya salah satunya berbunyi “Bahwa untuk mewujudkan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana dimaksud pada peraturan
mengenai tata cara Pengadaan Barang/Jasa ang sederhana, jelas dan
komprehensif, sesuai dengan tata kelola yang baik, sehingga dapat menjadi
peratran yang efektif bagi para pihak yang terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah”. menjadi dasar hukum untuk pelaksanaan CCO, dengan karakteristik
CCO sebagai berikut :
1. Apabila terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kondisi lapangan
pada saat pelaksanaan pekerjaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis
yang telah ditentukan di dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama
Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan Kontrak
2. Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan ketentuan: tidak melebihi 10%
(sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum dalam perjanjian/Kontrak
awal; dan harus tersedia anggaran untuk melaksanakan pekerjaan tambahan.
3. Pihak Kontraktor dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama
berdasarkan Kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain,
kecuali sebagian pekerjaan utama kepada penyedia Barang/Jasa spesialis.
Apabila melanggar, maka akan dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk
dan besarnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Dokumen
Kontrak.
4. Perubahan kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan
sepanjang disepakati oleh kedua belah pihak.

2.2.9 Addendum
Addendum adalah kontrak yang sifatnya mengikat membuat para pihak yang
terlibat di dalamnya harus berpegangan pada setiap klausala yang telah disepakati.
Namun kenyataannya, keadaan ideal yang telah dirumuskan dan disepakati oleh
11

masing-masing pihak tidak semuanya dapat dilaksanakan sesuai dengan kontrak


yang ada. Sehingga diperlukan suatu perubahan kontrak atau penambahan isi dari
suatu perjanjian karena pada saat kontrak berlangsung ternyata terdapat hal-hal
yang belum cukup diatur dalam kontrak tersebut. Perubahan atau penambahan isi
terhadap kontrak ini di dalam terminologi hukum kontrak disebut dengan
adendum. Segala sesuatu perubahan pada kontrak dilakukan melalui adendum
kontrak.

2.2.10 Time Schedule


Time Schedule adalah suatu alat pengendali prestasi pelaksanaan proyek
secara menyeluruh agar dalam pelaksanaan atau pengerjaan suatu proyek dapat
berjalan dengan lancar dan tertata. Menerangkan kapan waktu selesainya
pekerjaan, waktu yang dibutuhkan pekerjaan atau durasi kerja dan perkiraan
waktu selesainya pekerjaan.
Gambar 2.3 Time Schedule

12
BAB III

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

3.1 Organisasi dan Personil


Didalam suatu proyek selalu terjadi rangkaian kegiatan dengan urutan
Pekerjaan Pembangunan Bangunan Penggantian Jembatan Padat Karya yang
harus dilaksanakan dan diselesaikan. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan
sesuai dengan yang diinginkan, maka diperlukan suatu struktur organisasi dalam
pelaksanaannya. Berikut adalah uraian skema hubungan penyelenggara proyek
pada Proyek Jembatan Padat Karya :

PEMILIK PROYEK
Dinas PUPR Banjarmasin

KONTRAKTOR KONSULTAN
PELAKSANA PENGAWAS
PT. PUTRA KANCA CV. ADIHANMAN
TATA RANCANG

Gambar 3.1 Skema Hubungan Penyelenggara Proyek


Keterangan:
Garis Perintah :
Garis Koordinasi :

Garis putus-putus menyatakan hubungan koordinasi antara pemilik proyek,


konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana. Garis lurus
tebal menyatakan hak dalam memerintah pihak lain. Berdasarkan garis panah,
pemilik proyek dapat melakukan perintah terhadap konsultan perencana,
konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana.

13
Kemudian konsultan pengawas juga dapat melakukan perintah terhadap
kontraktor pelaksana.
Adapun bentuk struktur organisasi pemilik proyek yang berlaku pada
proyek Pembangunan Jembatan Padat Karya Sebagai Berikut :

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Tim Manajemen Proyek

Hubungan tiga pihak yang terjadi antara pemilik proyek, konsultan


pengawas, dan kontraktor diatur sebagai berikut :
1. Kontraktor dengan pemilik proyek
Ikatan berdasarkan kontrak (Hubungan Kontraktual). Kontraktor
memberikan layanan jasa profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi
dari keinginan pemilik proyek yang telah dituangkan ke dalam gambar rencana
dan peraturan serta syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek
memberikan biaya jasa profesional kontraktor.
2. Konsultan pengawas dengan Pemilik proyek
Terikat ikatan kontrak dan hubungan fungsional. Pengawas menyampaikan
perubahan-perubahan yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan di lapangan.
owner membayar atau mengurangi biaya perubahan.

14
15

3. Konsultan pengawas dengan Kontraktor


Terikat hubungan fungsional. Pengawas melakukan pengawasan selama
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati.
Kontraktor melaporkan setiap hasil pekerjaan yang dilaksankan dan kendala-
kendala secara teknis kepada pengawas.dengan keinginan owner perusahaan.
Sebelum kita hendak mendirikan perusahaan di bidang kontruksi, ada baiknya
kita dapat mendiskusikannya bersama konsultan sehingga perusahaan yang
tengah dibangun dapat berjalan sesuai dengan ekspetasi yang sudah
direncanakan. Dalam bidang konstruksi, konsultan dapat dibedakan menjadi dua,
yakni konsultan perencana dan konsultan pengawas.

3.2 Metode Pelaksanaan Proyek


Metode Pelaksanaan Proyek adalah metode yang dibuat dengan cara teknis
yang menggambarkan penguasaan penyelesaian pekerjaan dari catatan awal
sampai akhir yang meliputi tahapan/urutan pekerjaan utama dan uraian cara
kerja dari masing-masing jenis kegiatan pekerjaan utama yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.
Pada tahap pelaksanaan proyek ini, segala izin yang dibutuhkan untuk
proses pembangunan jembatan telah diurus serta segala sesuatu yang
menyangkut kelancaran pekerjaan pelaksanaan telah disiapkan di lokasi sebelum
melaksanakan pekerjaan. Penyusunan jadwal terinci, mobilisasi peralatan dan
tenaga kerja, hingga kelengkapan administrasi lapangan sudah disiapkan
sebelum memulai pekerjaan.
Dalam pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan pada proyek jembatan
rangka baja seberang- desa lemo Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito
utara berlangsung selama 2 (dua) bulan atau 60 hari kerja. Selama melaksanakan
Praktek Kerja 2 (dua) bulan atau 60 (enam puluh) hari kerja pada proyek
jembatan rangka baja seberang – desa lemo yang saya amati selama Praktek
Kerja adalah pembersihan lahan di proyek jembatan rangka baja seberang – desa
lemo, pada tahap ini perlu diambil langkah pembersihan karena wajib
membersihkan lokasi proyek dari hal-hal yang dapat menghambat proses
16

pembangunan jembatan. Setelah itu melaksanakan pekerjaan Standart


Penetration Test (SPT) untuk mengetahui daya dukung tanah secara langsung di
proyek tersebut selanjutnya pekerjaan boring test yaitu mengambil sampel tanah.
Pelaksanaan pengukuran atau memberi titik untuk tiang pancang sesuai
gambar rencana baru bisa di laksanakannya proses pekerjaan tiang pancang di
lokasi proyek. Setelah pekerjaan tiang pancang, dilanjutkan dengan lantai kerja,
pemasangan bekisting, penulangan abutment, setelah itu pengecoran abutment.

3.2.1 Tahapan Pekerjaan Pembersihan Lahan


Pengerjaan dilaksanakan pada tanggal 18 mei 2021, Adapun Tahapan
pekerjaan pembersihan lahan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tahap Pertama yaitu melakukan Pekerjaan Survey pengukuran, Pekerjaan
Survey pengukuran dilakukan untuk menentukan batas-batas daerah yang
akan dibersihkan.
b. Tahap kedua yaitu pekerjaan Pembersihan dan pengupasan lahan, Semua
pepohonan dan semak-semak dibersihkan dengan menggunakan alat
Excavator.
c. Tahap Selanjutnya yaitu menutup dan meratakan lubang bekas pembongkaran
akar atau tunggul dengan bahan timbunan.

Gambar 3.3 Pekerjaan survey pengukuran


17

Gambar 3.4 Pekerjaan Pembersihan Lahan

3.2.2 Pelaksanaan Standart Penetration Test (SPT)


Standar penetration test atau lebih sering dikenal sebagai SPT merupakan
suatu cara yang dilakukan dilapangan atau lokasi pekerjaan yang bertujuan untuk
mengetahui atau mendapatkan daya dukung tanah secara langsung di proyek.
Pelaksanaan pekerjaan dimulai pada tanggal 23 mei 2021. pengerjaan SPT
dilakukan dalam dua tahap, metode pelaksanaan percobaan SPT dilakukan dengan
cara berikut ini :
a. Siapkan peralatan SPT yang dipergunakan seperti : mesin bor, batang bor,
split spoon sampler, dan hammer.
b. Melakukan pengeboran setelah itu lubang dibersihkan dari kotoran hasil
pengeboran dari tabung segera dipasangkan pada bagian dasar lubang bor.
Pekerjaan SPT bisa di lihat pada gambar berikut ini :

Gambar 3.5 Pekerjaan SPT


18

3.2.3 Metode Kerja Pelaksanaan penyelidikan Tanah dengan Boring Test


Penyelidikan tanah dengan metode ini bertujuan menentukan jenis dan
sifat-sifat tanah (soil properties) pada lokasi yang akan dibangun pondasi dari tiap

tebal lapisannya. Pengambilan sample tanah yang akan di ambil yaitu undisturbed
soil sample (pengambilan tanah tidak terganggu). Pada pengerjaan boring test
dilaksanakan bergantian setelah SPT di arah seberang desa lemo.
1. Proses pelaksanaan yaitu uji pemukulan tabung ke dalam tanah
2. Setelah itu mengambil hasil tanah yang ada didalam tabung
Berikut ini Pelaksanaan penyelidikan tanah dengan boring test :

Gambar 3.6 Pelaksanaan Boring Test di seberang

Setelah melaksanakan pekerjaan boring test di sisi seberang Desa Lemo


didapatkan hasil sampel tanah seperti gambar berikut ini :
Gambar 3.7 Hasil Sampel Tanah
3.2.4 Tahapan Persiapan Pekerjaan Pemancangan
Tahap persiapan pelaksanaan Pembangunan Jembatan Rangka Baja Lemo
Desa Lemo - Seberang sebagai Berikut :
19

1. Penentuan Titik Tiang Pacang


Penentuan titik-titik yang akan dipancang harus sesuai dengan
gambar rencana yang telah ditentukan oleh perencana. Berikut ini gambar
rencana tiang pancang abutment :

Gambar 3.8 Denah Tiang Pancang untuk abutment


Sebelum melakukan kegiatan pemancangan terlebih dahulu lokasi
yang akan di pancang harus sudah dalam keadaan bersih. Setelah penentuan
titik mana yang akan dipancang selesai, maka pada saat itu pelaksanaan
pekerjaan tiang pancang sudah bisa dilakukan. Penentuan titik pemancangan
menggunakan Theodolite dan meteran. Gambar pada Berikut ini :

Gambar 3.9 Gambar Penentuan Titik Tiang Pancang


20

2. Mobilisasi Alat dan Material


Mobilisasi alat pancang dari lokasi awal sampai ke lokasi proyek
dilakukan dengan pembongkaran terlebih dahulu menjadi bagian-bagian agar
mudah dalam memobilisasi. Mobilisasi dilakukan dengan bantuan truck,
sesampai di lokasi proyek alat kemudian di rakit menjadi satu dan didirikan.
pelaksanaan mobilisasi alat di mulai pada tanggal 20 juni 2021. Berikut ini
gambar alat :

a. Crane
Crane adalah alat pengangkat dan pemindah bahan material yang
berat-berat dan bekerja dengan prinsip kerja tali, Crane digunakan untuk
mengangkat muatan yang besar secara Crane juga dipasang Ledder dan
Hammer untuk melakukan pemancangan. Dilapangan proyek sebelum
melakukan pemancangan dilakukan pengecekan sesuai titik yang telah
ditentukan denah tiang pancang.
Setelah itu baru dilaksanakan pemancangan dengan menggunakan alat
crane, ledder, dan drophammer. Gambar alat crane berikut ini :

Gambar 3.10 Crane


b. Ledder
Ledder ini merupakan tiang besi atau jalan untuk bergeraknya
pemukul (hammer) keatas dan kebawah. Pada proyek ini ledder yang
digunakan adalah tali baja pada Drop Hammer, tali baja ini berguna untuk
menarik pemukul (hammer) keatas sampai pada tinggi jatuh tertentu dan tali
21

baja untuk penarik atau pengangkatan tiang pancang. Contoh Ledder dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.11 Ledder


c. Drop Hammer
Drop Hammer ini yang berfungsi sebagai palu atau pemukul, untuk
memukul tiang pancang yang akan di pancang agar tiang pancang dapat
dengan mudah masuk ke dalam tanah. Contoh Drop Hammer dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.12 Drop hammer

Tiang pancang di produksi oleh PT. Sangga Buana Multikarya di


Palangkaraya lalu dikirim ke lokasi dengan kapal menuju pelabuhan. Mobilisasi
22

dilanjutkan dengan menggunakan Truck Trailer dari pelabuhan menuju lokasi


proyek dengan kapasitas tiang tiap Truck adalah 9-11 batang tiang pancang,
dengan panjang 10 m, diameter 600 mm dan tebal 12 mm. Sesampainya dilokasi
penurunan tiang pancang dari Truck dibantu oleh Excavator dengan menggunakan
tali dan pengait tiap ujungnya sebagai pengikat tiang. Tiang pancang kemudian
disusun pada lahan yang sudah dibersihkan. Lokasi penyusunan dikondisikan
dekat dengan lokasi pemancangan untuk memudahkan pada waktu pemancangan.
Berikut ini gambar penyusunan tiang :

Gambar 3.13 Penyusunan pola tiang pancang yang telah diberi nomor
Pengecekan tiang dilakukan untuk memastikan bahwa tiang yang akan
dipancang dalam keadaan yang baik. Sebelum di pancang tiang di beri tanda per 1
meter untuk menandai dan memberi nomor pada Tiang Pancang, hal tersebut
dilakukan untuk mempermudah dalam mengetahui kedalaman tiang yang
terpancang

3.2.5 Pelaksanaan Pekerjaan Pemancangan Tiang Pancang


Tiang pancang yang di gunakan tiang panjang pipa baja 10 meter dengan
diameter 600 mm , dan tebal 12 mm. sebelum proses pemancangan dilaksanakan,
terlebih dahulu surveyor menetapkan titik pemancangan dengan gambar rencana
berikut ini :
23

Gambar 3.13 Gambar rencana tiang pancang


Peoses pemancangan dimulai pada tanggal 20 juli 2021, Adapun untuk
langkah – langkah pemancangan pada proyek ini yaitu :

1. Tiang pancang yang pertama ditancapkan yaitu tiang pancang runcing atau
pensil “Bottom”. Panjang tiang pancang yang di gunakan 10 meter dengan
diameter 600 mm tebal 12 mm. Proses awal dari pemasangan tiang pancang ialah
saat alat pemancang sudah sesuai pada posisi, kemudian tiang diikat dan diangkat
menggunakan tali, lalu diangkat sampai tegak lurus dan masuk pada kepala
hammer dan kemudian diangkat sampai pada titik yang mau dipancang. Untuk
menghindari kemiringan sudut vertikal maka diukur dengan menggunakan
waterpass.
2. Pemancangan dilakukan dari arah seberang desa lemo terlebih dahulu, dimulai
dari titik T1 ke T4 dan seterusnya sesuai dengan kemudahan perpindahan alat
pancangnya.
3. Jika posisi tiang pancang sudah tepat maka dapat dilakukan pemancangan.
4. Pemancangan dilakukan sampai tiang sudah menemukan tanah keras. Pada
tahap terakhir saat pemancangan dilakukan tes kalendering. Alat yang digunakan
cukup sederhana yaitu kertas millimeter block, spidol, selotip, dan kayu untuk
pengarah spidol.
5. Pengerjaan pemancangan dilakukan secara berulang-ulang dengan langkah
yang sama, sampai selesai pemancangan untuk 1 abutment berjumlah 12 titik dan
24

untuk 1 pilar berjumlah 27 titik. Total keseluruhan dua buah abutment dan 10
buah pilar berjumlah 294 titik.

Gambar 3.14 Proses Pemancangan

Gambar 3.15 Proses Pemancangan

3.2.6 Proses Kalendering


Berikut ini tahapan pelaksanaan kalendering :
a. Saat kalendering telah ditentukan dihentikan pemukulannya oleh hammer
b. Memasang kertas millimeter block pada tiang pancang menggunakan
selotip
c. Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian menempelkan ujung
spidol pada kertas millimeter block
d. Menjalankan pemukulan
25

e. Satu orang melakukan kalendering dan satu orang mengawasi serta


menghitung jumlah pukulan
f. Setelah 10 pukulan kertas millimeter block diambil
Pekerjaan kalendering pada gambar berikut ini :

Gambar 3.16 Pengerjaan Kalendering

Gambar 3.17 Pengerjaan Kalendering

3.2.7 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Abutment


Pelaksanaan pekerjaan abutment dimulai pada tanggal 8 september 2021,
pengerjaan abutment meyesuaikan perencanaan, berikut ini tampak samping
abutment :
26

Gambar 3.18 Tampak Samping abutment

Gambar 3.19 Tampak Depan abutment

Adapun metode pelaksanaan pengerjaan abutment pada saat dilapangan adal


ah sebagai berikut :
27

3.1.1 Lantai Kerja pada abutment


Pekerjaan lantai kerja dilakukan setelah pekerjaan pemotongan pile
selesai. Hal ini agar memudahkan pekerjaan, karena melihat kondisi lapangan,
pengecoran lantai kerja bisa mudah dilakukan saat pemotongan pile telah selesai.
Berikut merupakan metode pelaksanaan pengecoran lantai kerja :
1. Pada tahap ini pengecoran dilakukan dengan penggunaan excavator
dikarenakan kondisi lapangan yang mengharuskan hal tersebut. Pengecoran
dilakukan dengan menuangkan beton kedalam bucket excavator dan dituang
pada rencana lantai kerja, mutu beton lantai kerja yang digunakan fc' 10
mpa.
2. Tahap selanjutnya adalah pemerataan beton yang telah disebar, pemerataan
beton dilakukan oleh tukang menggunakan perkakas tukang. Selama
pengecoran, dilakukan vibratoring agar beton terisi sempurna dan beton
terpadatkan serta berkurangnya ruang udara di dalam beton.
3. Pada tahap ini pekerjaan telah selesai, menunggu kering dan siap untuk
tahap pengecoran isi pile

Gambar 3.20 Proses Pekerjaan Lantai Kerja


4. Pekerjaan awal adalah melakukan pembesian tulangan isi tiang pancang,
untuk isi tulangan menggunakan tulangan spiral polos dengan panjang 8
meter serta diameter tulangan 10 mm dan untuk tulangan sirip panjangnya 8
meter dengan diameter tulangan 25 mm.
5. Setelah pembesian selesai dilanjutkan dengan melakukan perakitan tulangan
isi tiang pancang. Perakitan penulangan dilakukan oleh tukang.
28

6. Pengecoran isi tiang pancang menggunakan beton dengan mutu fc’ 30 Mpa,
ready mix (beton siap pakai yang diproduksi di batch plant PT Sangga
Buana Multikarya dan di antar dari camp ke proyek menggunakan truk
mixer)

Gambar 3.21 pengerjaan lantai kerja pada Abutment

3.2.2 Pemasangan tulangan abutment


Pemasangan tulangan abutment dari arah seberang desa lemo, Saat pemasa
ngan Tulangan abutment yang digunakan tulangan ulir dengan diameter 13, 16,
19, 25, 29 mm dengan tebal 12 mm. Pengerjaan pemasangan tulangan abutment b
enar – benar harus dikerjakan secara teliti karena penulangan berfungsi sebagai pe
nguat beton.

Gambar 3.22 Penulangan Abutment


29

3.2.3 Pemasangan bekisting


Selanjutnya adalah pemasangan bekisting pekerjaan dilakukan pada
tanggal 15 september 2021. Bekisting adalah alat penunjang dalam pengerjaan kon
struksi beton, Bekisting ini berfungsi sebagai cetakan sementara untuk menentuka
n bentuk beton dari konstruksi yang akan dikerjakan. Bekisting yang digunakan ad
alah berbahan plywood. Bekisting yang sudah terpasang seluruhnya dikunci
dengan menggunakan kayu dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting
tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu pengecoran
dilaksanakan. Sedangkan untuk Perancah adalah bangunan peralatan yang dibuat
untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga. Perancah yang di buat
diproyek dari kayu bermutu baik dan tidak mudah lapuk.

Gambar 3.23 Pemasangan Bekisting pada Abutment


3.2.4 Uji kuat Tekan
Pengecoran mutu beton yang digunakan sesuai dengan perencanaan adala
h mutu beton fc’30 Mpa. Mutu Beton fc’30 Mpa dilakukan proses pengecekan dan
pengujian yang dilakukan untuk mengukur serta memastikan kualitas produk telah
sesuai dengan standar di tempat proyek agar aman ketika di gunakan. pada pekerja
an abutment di Proyek Jembatan Rangka Baja Desa Lemo – Seberang dilakukan d
engan uji kuat tekan yang di laksanakan di Laboratorium Pengujian PUPR kota
palangkaraya.
30

Gambar 3.24 Uji Kuat Tekan


Dari test kuat tekan beton tersebut didapat hasil kuat tekan beton sekitar fc’3
0 Mpa artinya beton tersebut aman untuk digunakan.

3.2.5 Pengecoran Abutment


Setelah itu tahap Pengecoran abutment dimulai pada tanggal 20
September 2021. setelah tulangan selesai dipasang maka dilakukan proses
pengecoran. Pengecoran dilakukan dengan proses yang hampir sama dengan
pekerjaan lantai kerja, yaitu menggunakan excavator agar dapat terjangkau dan
beton dituang dengan mudah. Selama pengecoran dilakukan vibratoring agar
beton terisi sempurna dan beton terpadatkan dan berkurangnya ruang udara
didalam beton.
Pengecoran dilaksanakan pada siang hari, untuk mutu beton yang
digunakan sesuai dengan perencanaan adalah fc’30 Mpa. Saat proses pengecoran,
digunakan alat Concrete Vibrator agar beton yang dihasilkan mempunyai
kekuatan yang merata. Pengecoran dilakukan dengan 2 tahap di hari yang berbed
a, tahap pertama pada bagian bawah dan tahap kedua pada bagian atas pada abutm
ent.

Gambar 3.25 Pengerjaan Pengecoran pada Abutment


31

3.3 Manajemen Logistik


Manajemen Logistik adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen,
yaitu seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dalam segala kegiatan
logistik bertujuan agar pergerakan barang-barang dapat dilakukan secara lebih
efektif an efisien.
Tugas utama manajemen logistik adalah untuk memastikan keseimbangan
antara pendapatan dan biaya untuk menghasilkan keuntungan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, ada beberapa tug as penting lainnya yang harus dilakukan,
diantaranya adalah :
1. Menentukan sistem logistik management yang dipakai.
2. Menentukan pemakaian logistik secara privat.
3. Menentukan moda transportasi yang akan dipakai.
4. Menentukan lokasi pergudangan pada lokasi terbaik.
5. Menetukan kegiatan oprasional gudang.
Pada proyek Pembangunan Jembatan Rangka Baja seberang – desa lemo pe
nyimpanan logistik yaitu kontraktor membuat sebuah Camp untuk penyimpanan a
lat dan material seperti kayu, paku, kawat, dan sebagainya, untuk material seperti t
iang pancang di letakkan di Lokasi proyek agar memudahkan pengerjaan pemanca
ngan. Untuk tempat penyimpanan logistik pada proyek Pembangunan dapat dilihat
pada gambar Berikut ini :

Gambar 3.25 Penyimpanan logistik


BAB IV
TINJAUAN KHUSUS
( PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN ABUTMENT)

4.1 Tinjauan Perhitungan Volume Pekerjaan Abutment


Pada pembangunan struktur jembatan ini, sebelumnya harus dilakukan
perhitungan berupa perhitungan perhitungan elemen – elemen struktural
pembentuk struktur jembatan secara keseluruhan. Perhitungan dimaksudkan agar
struktur jembatan dapat dibangun sesuai dengan rancangan awal baik dari segi
mutu / kualitas bangunan, umur rencana, segi keamanan dan kestabilan struktur
serta alokasi biaya pembangunan struktur tersebut.
Penghitungan ini dilakukan dengan cara menghitung banyaknya volume
pekerjaan dalam suatu satuan, misalkan per m2, m3, kg atau per unit. Volume
pekerjaan nantinya dikalikan dengan harga satuan pekerjaan, sehingga bisa
memudahkan dalam menghitung jumlah biaya pekerjaan.

Gambar 4.1 Tampak Atas Gambar Kerja Abutment

32
33

Gambar 4.2 Tampak Depan Gambar Kerja Abutment


Gambar 4.3 Tampak Samping Gambar Kerja Abutment
34
35
36

4.2 Hitungan Volume Tulangan Abutment

Gambar 4.6 Detail Keseluruhan Tulangan Abutment


37

Rumus volume silinder


Diketahui :
Berat jenis baja = 7854 kg /m3
1 2
π d x BJ ( 7854)
4
1 2
x 3 , 14 x d x 7854
4
= 6165, 39 x 0,001 d 2
= 0,006165 kg
= d 2 x 0,006165
38

1) Tulangan tipe A1

Diameter Tulangan = 25 mm
Panjang Abutment = 10,5 m
Lebar Abutment = 2,7 m
Kait = 0,25 m
Panjang Tulangan Tipe A2 = 10,4 + (0,25 x 2)
= 10,9 m
Jarak Antar Tulangan = 0,15 m

Jumlah = ( 100 , 15, 5 )=70buah


Panjang Total Keseluruhan = 70 x 10,9
= 763 m
Berat = D2 x 0,006165
= 162 x 0,006165
= 1,57824 Kg/m
Berat total = 1,57824 x 763
= 1,204 Kg
39

2) Tulangan tipe A2

Diameter Tulangan = 16 mm
Panjang Abutment = 10,5 m
Lebar Abutment = 2,7 m
Kait = 0,16 m
Panjang Tulangan Tipe A2 = 1,28 + (0,16 x 2)
= 1,6 m
Jarak Antar Tulangan = 0,3 m

Jumlah = ( 100 ,,53 +1) X 4=144 buah


Panjang Total Keseluruhan = 144 x 1,6
= 230,4 m
Berat = D2 x 0,006165
= 162 x 0,006165
= 1,57824 Kg/m
Berat total = 1,57824 x 230,4
= 363,6 Kg
40

3) Tulangan tipe A3

Diameter Tulangan = 16 mm
Panjang Abutment = 10,5 m
Lebar Abutment = 2,7 m
Kait = 0,16 m
Panjang Tulangan Tipe A3 = 0,53 + (0,16 x 2)
= 0,85 m
Jarak Antar Tulangan = 0,3 m

Jumlah = ( 100 ,,53 +1) X 6=216 buah


Panjang Total Keseluruhan = 216 x 0,85
= 183,6 m
Berat = D2 x 0,006165
=162 x 0,006165
= 1,57824 Kg/m
Berat total = 1,57824 x 183,6
= 289,7 Kg
41

4) Tulangan tipe A4

Diameter Tulangan = 16 mm
Panjang Abutment = 10,5 m
Lebar Abutment = 2,7 m
Kait = 0,16 m
Panjang Tulangan Tipe A4 = 1,78 + (0,16 x 2)
= 2,1 m
Jarak Antar Tulangan = 0,3 m

Jumlah = ( 100 ,,53 +1) X 6=216 buah


Panjang Total Keseluruhan = 216 x 2,1
= 453 m
Berat = D2 x 0,006165
= 162 x 0,006165
= 1,57824 Kg/m
Berat total = 1,57824 x 453
= 714,9 Kg
42

5) Tulangan tipe A6

Diameter Tulangan = 16 mm
Panjang Abutment = 10,5 m
Lebar Abutment = 2,7 m
Kait = 0,16 m
Panjang Tulangan Tipe A6 = 2,58 + (0,16 x 2)
= 2,9 m
Jarak Antar Tulangan = 0,3 m

Jumlah = ( 100 ,,53 +1)=36 buah


Panjang Total Keseluruhan = 36 x 2,9
= 104,4 m
Berat = D2 x 0,006165
= 162 x 0,006165
= 1,57824 Kg/m
Berat total = 1,57824 x 104,4
= 164,77 Kg
43

6) Tulangan tipe A7

Diameter Tulangan = 16 mm
Panjang Abutment = 10,5 m
Lebar Abutment = 2,7 m
Kait = 0,16 m
Panjang Tulangan Tipe A7 = 0,835 + (0,16 x 2)
= 1,16 m
Jarak Antar Tulangan = 0,3 m

Jumlah = ( 100 ,,53 +1) X 2=72 buah


Panjang Total Keseluruhan = 72 x 1,16
= 83,52 m
Berat = D2 x 0,006165
= 1162 x 0,006165
= 1,57824 Kg/m
Berat total = 1,57824 x 83,52
= 131,8 Kg
44

7) Tulangan tipe B1

Diameter Tulangan = 29 mm
Panjang Abutment = 10,5 m
Lebar Abutment = 2,7 m
Kait = 0,29 m
Panjang Tulangan Tipe B = (4,89+0,83+0,83) + (0,29x2)
= 7,13 m
Jarak Antar Tulangan = 0,15 m
10 ,5
Jumlah =( +1)=71 buah
0 , 15
Panjang Total Keseluruhan = 71 x 7,13
= 506,23 m
Berat = D2 x 0,006165
= 292 x 0,006165
= 5,18477 Kg/m
Berat total = 5,18477 x 506,23
= 2624,68 Kg
45

8) Tulangan tipe B2

Diameter Tulangan = 16 mm
Panjang Abutment = 10,5 m
Lebar Abutment = 2,7 m
Kait = 0,16 m
Panjang Tulangan Tipe B2 = (2,03+2,05+0,39) + (0,16x2)
= 4,79 m
Jarak Antar Tulangan = 0,15 m
10 ,5
Jumlah =( +1)=71 buah
0 , 15
Panjang Total Keseluruhan = 71 x 4,79
= 340,09 m
Berat = D2 x 0,006165
= 162 x 0,006165
= 1,57824 Kg/m
46

Berat total = 1,57824 x 340,09


= 536,74 Kg

9) Tulangan tipe C

Diameter Tulangan = 25 mm
Panjang Abutment = 10,5 m
Lebar Abutment = 2,7 m
Kait = 0,25 m
Panjang Tulangan Tipe C = (0,44+0,89+2,69+1,53+0,44) + (0,25x2)
= 6,49 m
Jarak Antar Tulangan = 0,15 m
10 ,5
Jumlah =( +1)=71 buah
0 , 15
Panjang Total Keseluruhan = 71 x 6,49
= 460,79 m
Berat = D2 x 0,006165
= 252 x 0,006165
= 3,85313 Kg/m
Berat total = 3,85313 x 429,55
= 1655,11 Kg
47

10) Tulangan tipe D

Diameter Tulangan = 25 mm
Panjang Abutment = 10,5 m
Lebar Abutment = 2,7 m
Kait = 0,25 m
Panjang Tulangan Tipe D = (0,4 +1,74+ 2,61 + 1,74 + 0,4) + (0,25x2)
= 7,39 m
Jarak Antar Tulangan = 0,15 m

Jumlah = ( 100 , 15, 5 +1)=71buah


Panjang Total Keseluruhan = 71 x 7,39
= 524,69 m
Berat = ( D2 x 0,006165)
= 252 x 0,006165
= 3,85313 Kg/m
Berat total = 3,85313 x 277,61
= 1069,67 Kg
48

11) Tulangan tipe E

Diameter Tulangan = 25 mm
Panjang Abutment = 10,5 m
Lebar Abutment = 2,7 m
Kait = 0,25 m
Panjang Tulangan Tipe E = (1,17+0,85) + (0,25x2)
= 2,52 m
Jarak Antar Tulangan = 0,15 m

Jumlah = ( 100 , 15, 5 +1)=71 buah


Panjang Total Keseluruhan = 71 x 2,52
= 178,92 m
Berat = D2 x 0,006165
= 252 x 0,006165
= 3,85313 Kg/m
Berat total = 3,85313 x 178,92
= 689,4 Kg
49
50

Tabel 4.1 Penulangan Abutment

Berat Total
No
(Kg)
A1 1,204
A2 363,6
A3 289,7
A4 477,2
A6 164,77
A7 131,8
B1 2624,68
B2 536,74
C 1655,11
D 1069,67
E 689,4
8003,874

Jadi, berat total yang didapatkan dari perhitungan volume tulangan abutment yaitu
8003,874 Kg.
51

4.3 Hitungan Kuantitas Beton Abutment (Arah Lemo Seberang)


A. Beton fc’ 10 MPa

5.00

 Lantai Kerja
Panjang Abutment = 10,5 m
Lebar Abutment =5m
Tinggi Lantai Kerja = 0,1 m
Volume Lantai Kerja =PxLxT
= 10,5 x 5 x 0,1
= 5,25 m3
 Total volume beton fc’10 MPa = 5,25 m3
B. Beton fc’ 30 MPa
 Abutment
a) Abutment Trap 1

Panjang Abutment Trap 1 = 10,5 m


Lebar Abutment Trap 1 =5m
Tinggi Abutment Trap 1 =1m
Volume Abutment Trap 1 =PxLxT
= 10,5 x 5 x 1
= 52,5 m3
52

b) Abutment Trap 2

Panjang Abutment Trap 2 = 10,5 m


Lebar Abutment Trap 2 = 2,70 m
Tinggi Abutment Trap 2 = 0,5 m

Volume Abutment Trap 2 = ¿ x a.t) + (p.l.t) + ( 12 x a .t )

{( 12 x 0 ,79 x 0 ,5)+(2 ,70 x 0 ,5 x 10 , 5)+( 12 x 1 , 51 x 0 ,


= ( 0,20) + ( 14,17) + ( 0,38)
= 14,75 m3
c) Abutment Trap 3

Panjang Abutment Trap 3 = 10,5 m


Lebar Abutment Trap 3 = 2,70 m
Tinggi Abutment Trap 3 = 0,80 m
Volume Abutment Trap 3 = 10,5 x 2,70 x 0,80
= 22,68 m3
53

d) Abutment Trap 4

Panjang Abutment Trap 4 = 10,5 m


Lebar Abutment Trap 4 = 0,95 m
Tinggi Abutment Trap 4 = 0,33 m
Volume Abutment Trap 4 = 10,5 x 0,95 x 0,33
= 3,29 m3
e) Abutment Trap 5

Panjang Abutment Trap 5 = 10,5 m


Lebar Abutment Trap 5 = 0,50 m
Tinggi Abutment Trap 5 = 0,83 m

Volume Abutment Trap 5 = ( 12 x 0 ,50 x 0 ,26)+


(10 , 5 x 0 , 50 x 0 , 83)
= (0.065) + (4,36)
= 4,43 m3

Total Volume Beton Trap Abutment


54

= VTrap 1 +V Trap 2 + VTrap 3 + Vtrap 4 + Vtrap 5


= 52,5 + 14,75 + 22,68 + 3,29 + 4,43
= 97,65 m3
Tabel 4.2 Kuantitas Beton Abutment
Uraian Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) Volume(m3)
Beton fc'10 Mpa
Lantai Kerja 10,5 5 0,1 5,25
Total 5,25
Beton fc'30 Mpa
Abutment Trap 1 10,5 5 1 52,5
Abutment Trap 2 10,5 5 0,5 14,75
Abutment Trap 3 10,5 2,70 0.80 22,68
Abutment Trap 4 10,5 0,95 0,33 3,29
Abutment Trap 5 10,5 0,50 1,09 4,43
Total 97,65

Jadi, volume beton fc’ 30 MPa yaitu 97,65 m3 dan volume beton fc’ 10 MP
a yaitu 5,25 m3
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
diambil kesimpulan Bahawa pada pekerjaan perhitungan volume tulangan
Abutment didapatkan hasil sebagai berikut :

Berat Total
No
(Kg)
A1 1,204
A2 363,6
A3 289,7
A4 477,2
A6 164,77
A7 131,8
B1 2624,68
B2 536,74
C 1655,11
D 1069,67
E 689,4
8003,874

Jadi Berat Total Untuk Tulangan pada satu buah Abutment adalah 8003,874
kg. Sedangkan untuk Hasil Volume beton Abutment :

a. Beton fc’ 30 MPa yaitu 97,65 m3


b. Beton fc’ 10 MPa yaitu 5,25 m3

55
56

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan setelah selesai melaksanakan kerja
praktek, yaitu :
1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan sebaiknya pengarahan dan koordinasi
antar pelaksana dan pekerja lebih dimaksimalkan, mengenai teknis pekerjaan
yang sesuai dengan gambar rencana, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
2. Mahasiswa lebih berperan aktif ketika melaksanakan praktek kerja lapangan
dan mengikuti semua kegiatan di proyek tersebut.
3. Pengawasan terhadap pekerja di lapangan harus dilaksanakan secara terus
menerus, sehingga apabila terjadi kesalahan dapat ditanggulangi dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Program Studi S1 Teknik Sipil.2018. Pedoman Praktek Kerja Mahasiswa.


Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Banjarmasin

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. 2021. Layanan Pengadaan Secara Elekteonik


( LPSE). Kalimantan Tengah

Santosa, Fajar. 2009. Tinjauan Bangunan Bawah ( Abutment) Jembatan Karang


Kecamatan Karangpandan. Surakarta.

Amik Tri Istiami, Peraturan pengadaan barang dan jasa pemerintah, PERPRES 54, 35, 70
dan 172, Jakarta: Prima Print, 2010

Anda mungkin juga menyukai