Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PERENCANAAN DESAN FASAD & LANSKAP RUMAH SUSUN


KEJAKSAAN TINGGI BANTEN

disusun oleh :
TEGAR ABDILLAH RAMADHAN
G1E020027

Dosen Pembimbing :

DWI OKTAVALLYAN SAPUTRI. S.T., M.Sc

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

BALAI PELAKSANA PENYEDIAAN PERUMAHAN JAWA I

DITJEN PERUMAHAN KEMENTERIAN PUPR RI


Jalan Wijaya I. 59. Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

NAMA PROYEK

PERENCANAAN DESAIN FASAD DAN LANSKAP RUMAH SUSUN


KEJAKSAAN TINGGI BANTEN

DISUSUN OLEH

TEGAR ABDILLAH RAMADHAN


G1E020027

PERIODE PKL: 20 Februari-21 April 2023

Nilai Akhir:

Disetujui dan disahkan oleh,

Koordinator PKL Dosen Pembimbing PKL

Dwi Oktavallyan.S.T., M.Sc Dwi Oktavallyan.S.T., M.Sc


NIP. 199110212019032016 NIP. 199110212019032016

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Arsitektur,

Samsul Bahri. S.T. M.T


NIP. 197208092000031002

i
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktik Kerja
Lapangan sebagai Arsitek Asisten di Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I
dengan proyek Perencanaan Desain Fasad & Lanskap Rumah Susun Kejaksaan Tinggi
banten. Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban atas kegiatan
Magang dan Studi Independen Bersertifikat sebagai konversi mata kuliah Praktik Kerja
Lapangan yang telah dilaksanakan.

Tahapan dan proses dalam menempuh program PKL di Balai Pelaksana


Penyediaan Perumahan Jawa I ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang turut andil
memberikan kelancaran, bimbingan, dan arahan hingga program berakhir. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Orang tua sebagai pihak yang memberikan dukungan;

2. Direktorat Jenderal Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan


Rakyat

3. Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I sebagai lokasi penempatan PKL;

4. Bapak Yustinus Yogi Hendrasworo.S.,S.T. selaku mentor;

6. Bapak Samsul Bahri. S.T., M.T sebagai Koordinator Program Studi Arsitektur,

7. Ibu Dwi Oktavallyan.S.T., M.Sc sebagai dosen pembimbing PKL Program Studi
Arsitektur .

Penulis berharap bahwa laporan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas
dan komprehensif mengenai proses perencanaan dan implementasi desain fasad dan
lanskap pada proyek tersebut. Selain itu, penulis juga berharap bahwa laporan ini dapat
menjadi sumber inspirasi dan referensi bagi arsitek dan profesional terkait dalam
merencanakan dan melaksanakan proyek serupa di masa depan. Penulis berharap
bahwa ide-ide kreatif dan solusi yang disajikan dalam laporan ini dapat memotivasi

ii
dan mendorong inovasi di bidang perencanaan arsitektur dan lanskap. Penulis juga
berharap bahwa laporan ini dapat menjadi pertanggungjawaban selama kegiatan
berlangsung, serta dapat menjadi acuan yang bermanfaat dalam proses penilaian dan
evaluasi akhir dari Praktik Kerja Lapangan ini.

Terakhir, penulis berharap bahwa melalui penyelesaian Laporan Akhir ini,


penulis dapat menghasilkan karya yang memenuhi standar profesionalitas dan kualitas
yang tinggi. Penulis berharap laporan ini dapat menjadi bukti kompetensi dan dedikasi
penulis sebagai mahasiswa arsitektur.

Jakarta, April 2023


Penulis,

Tegar Abdillah Ramadhan

iii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


I.1. Latar belakang .................................................................................................. 1
I.2. Tujuan............................................................................................................... 2
I.2.1. Tujuan Umum ............................................................................................... 2
I.2.1. Tujuan Khusus............................................................................................... 3
I.3. Ruang Lingkup Pembahasan ............................................................................ 4
I.4. Metode Pembahasan ......................................................................................... 5
I.5. Sistematika Penyusunan Laporan PKL ............................................................ 6

BAB II TINJAUAN PROFIL BALAI PELAKSANA PENYEDIAAN


PERUMAHAN JAWA I DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN .......................... 10
II.1. Pengertian ..................................................................................................... 10
II.2. Gambaran Umum .......................................................................................... 11
II.2. Struktur Organisasi ....................................................................................... 11

BAB III DESKRIPSI PROYEK PKL ......................................................................... 14


II.1. Pengembangan Desain Fasad dan Lanskap Rumah Susun Kejaksaan Tinggi
Banten, Kota Serang, Banten ................................................................................ 14
III.1.1. Definisi ................................................................................................. 14
III.1.2. Gambaran Singkat Proyek.................................................................... 15
III.1.3. Data Umum Proyek .............................................................................. 15

BAB IV PELAKSANAAN PROYEK ........................................................................ 17

4.1 Proses PKL .............................................................................................. 17

4.2 Proses Persiapan PKL ............................................................................. 18


4.2.1 Pendalam Teori Mengenai Perencanaan Fasad & Lanskap ..................... 18
4.2.2 Pembagian Tugas ..................................................................................... 20
4.2.3 Jadwal dan Waktu PKL............................................................................ 21
4.4 Peran Mahasiswa ..................................................................................... 26
4.4.1 Minggu I ................................................................................................... 26
4.4.2 Minggu II ................................................................................................. 27

iv
4.4.3 Minggu III ................................................................................................ 28
4.4.4 Minggu IV ................................................................................................ 29
4.4.5 Minggu V ................................................................................................. 31
4.4.6 Minggu VI ................................................................................................ 33
4.4.9 Minggu IX ................................................................................................ 38

BAB V PENUTUP...................................................................................................... 40

5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 40

5.2 Saran ........................................................................................................ 40

v
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
Pendidikan arsitektur tidak hanya berfokus pada pengetahuan teoritis, namun
juga penting untuk melengkapi mahasiswa dengan pengalaman praktis di lapangan.
Praktik kuliah lapangan sebagai asisten arsitek pada Balai Pelaksana Penyediaan
Perumahan Jawa I sebagai konversi mata kuliah Praktik Kuliah Lapangan merupakan
salah satu bentuk kegiatan yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
terlibat langsung dalam praktik arsitektur di dunia nyata. Balai Pelaksana Penyediaan
Perumahan Jawa I merupakan institusi yang bertanggung jawab dalam merencanakan,
mengembangkan, dan melaksanakan proyek-proyek perumahan di wilayah Jawa I,
Indonesia. Dalam konteks ini, praktik kuliah lapangan menjadi pengalaman berharga
untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama masa
studi ke dalam praktik profesional.

Laporan ini bertujuan untuk merangkum pengalaman magang dan pengaruhnya


terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan penulis sebagai seorang
mahasiswa arsitektur. Magang ini dilakukan selama periode 2 bulan di Balai Pelaksana
Penyediaan Perumahan Jawa I, yang merupakan lembaga yang bertanggung jawab
dalam merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan proyek-proyek perumahan
di wilayah Jakarta dan Banten.

Selama magang, penulis bekerja sebagai asisten arsitek yang bertanggung


jawab dalam membantu tim arsitek sebagai pejabat fungsional & teknis dalam
merancang, menggambar, dan mempersiapkan dokumen teknis terkait proyek
perumahan. Selama magang, penulis terlibat dalam berbagai proyek perumahan,
termasuk perencanaan tata letak, desain, pemilihan material, dan analisis kebutuhan
ruang.

Penulis juga berpartisipasi dalam kunjungan lapangan untuk mengamati proses


konstruksi dan melihat bagaimana desain arsitektur diimplementasikan dalam praktik.

1
Selama magang, penulis mendapatkan wawasan yang berharga tentang praktik
arsitektur, termasuk pemahaman tentang perencanaan tata kota, regulasi pembangunan
perumahan, dan prinsip-prinsip desain arsitektur yang berkelanjutan.

Penulis juga meningkatkan keterampilan dalam menggunakan perangkat lunak


desain arsitektur seperti AutoCAD dan SketchUp. Hasil magang ini menunjukkan
bahwa pengalaman sebagai asisten arsitek di Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan
Jawa I memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan pengetahuan dan
keterampilan penulis dalam bidang arsitektur. Magang ini juga mengilustrasikan
pentingnya penerapan prinsip-prinsip desain berkelanjutan dalam pembangunan
perumahan.

I.2. Tujuan
I.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari praktik kuliah lapangan sebagai asisten arsitek pada Balai
Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I adalah memberikan mahasiswa kesempatan
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang praktik arsitektur dalam
konteks pembangunan perumahan. Praktik kuliah lapangan ini bertujuan untuk:

a) Mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang diperoleh selama masa studi ke


dalam praktik arsitektur di lapangan.

b) Mengembangkan keterampilan praktis dalam merancang, menggambar, dan


mempersiapkan dokumen teknis terkait proyek perumahan.

c) Meningkatkan pemahaman tentang perencanaan tata kota, regulasi


pembangunan perumahan, dan prinsip-prinsip desain arsitektur yang
berkelanjutan.

d) Memperluas wawasan tentang proses konstruksi dan implementasi desain


arsitektur dalam praktik.

2
e) Menyumbangkan kontribusi yang positif dalam pengembangan proyek
perumahan yang dilakukan oleh Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan
Jawa I.

I.2.1. Tujuan Khusus


Dalam kegiatan praktik kuliah lapangan sebagai asisten arsitek pada Balai
Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I, penulis memiliki kesempatan untuk terlibat
dalam banyak diskusi dan pengembangan desain pada beberapa proyek perumahan
yang signifikan. Salah satu proyek yang menjadi fokus adalah Pembangunan Rumah
Susun Kejaksaan Tinggi Banten. Penulis ikut serta dalam diskusi tim arsitek untuk
merancang tata letak lanskap, desain fasad, dan pemilihan material yang sesuai dengan
kebutuhan.

Selain itu, penulis juga terlibat dalam Pengembangan Rumah Susun Kedaung
Baru Tangerang, yang merupakan proyek perumahan bertingkat yang menghadirkan
tantangan desain yang unik. Penulis berpartisipasi dalam proses desain fasad dan
lanskap serta pemilihan material yang sesuai dengan kebutuhan penghuni dan konsep
desain yang diusulkan.

Selanjutnya, penulis juga terlibat dalam Checklist Fitout Rumah Susun


Politeknik Ilmu Pemasyarakatan Tangerang, di mana penulis berkontribusi dalam
memastikan bahwa semua aspek fitout ruangan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Penulis membantu dalam pengumpulan data dan melakukan pengamatan langsung
untuk memastikan bahwa ruangan di rumah susun tersebut memenuhi persyaratan
fungsional dan estetika sehingga rumah susun Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dapat
masuk pada tahap proses alih kelola & fungsi.

Selama praktik kuliah lapangan, penulis juga mendapatkan kesempatan untuk


terlibat dalam penyusunan Bank Desain Rumah Subsidi Balai Pelaksana Penyediaan
Perumahan Jawa I. Penulis membantu dalam mengumpulkan data, dan melakukan
analisis terhadap desain-desain rumah subsidi yang ada. Tujuan dari Bank Desain ini

3
adalah untuk memberikan referensi desain yang berkualitas bagi pengembang dan
masyarakat yang membutuhkan rumah subsidi.

Melalui partisipasi dalam proyek-proyek tersebut, penulis dapat mengasah


keterampilan desain arsitektur, belajar mengenai regulasi pembangunan perumahan,
dan memahami pentingnya mengintegrasikan aspek fungsional, estetika, dan
keberlanjutan dalam desain perumahan. Pengalaman ini juga memperluas pengetahuan
penulis tentang proses pengembangan proyek perumahan dan meningkatkan
kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim arsitek profesional.

I.3. Ruang Lingkup Pembahasan


Dalam kegiatan praktik kuliah lapangan sebagai arsitek asisten pada Balai
Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I, penulis terlibat secara langsung dalam proses
perancangan, dan pengelolaan pelaksanaan perumahan di area kerja Balai Pelaksana
Penyediaan Perumahan Jawa I. Penulis memiliki kesempatan untuk mengamati dan
belajar tentang tahapan-tahapan yang terlibat dalam pengembangan proyek perumahan,
mulai dari perencanaan awal hingga pelaksanaan dan pengelolaan proyek.

Dalam proses perancangan, penulis berkontribusi dalam merancang tata letak


lanskap Rumah Susun, desain fasad bangunan, dan elemen-elemen arsitektur lainnya.
Penulis menggunakan pengetahuan dan keterampilan desain yang telah diperoleh
selama studi untuk menciptakan desain Lanskap dan Fasad yang fungsional, estetis,
dan sesuai dengan kebutuhan. Penulis juga berkolaborasi dengan kontraktor lainnya
untuk memastikan bahwa desain yang dihasilkan memenuhi kebutuhan dan harapan
Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I.

Selama pelaksanaan proyek, penulis terlibat dalam persiapan pengelolaan


Rumah Susun Politeknik Ilmu Pemasyarakatan, Tangerang. Penulis melakukan
kunjungan lapangan untuk memantau kemajuan pekerjaan finsihing, memastikan
bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana, dan mengatasi masalah-masalah
yang mungkin timbul selama pelaksanaan. Penulis juga berkoordinasi dengan berbagai

4
pihak terkait, seperti kontraktor, konsultan, dan pihak terkait lainnya, untuk
memastikan bahwa proyek berjalan lancar dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Dalam keseluruhan proses perancangan dan pengelolaan pelaksanaan kegiatan


di Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I, penulis memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang praktik arsitektur dalam konteks pembangunan perumahan.
Pengalaman ini memperkaya pengetahuan penulis tentang proses pengembangan
proyek perumahan, regulasi yang terkait, serta pentingnya kolaborasi dan koordinasi
antara berbagai pihak terkait dalam mencapai hasil yang sukses.

I.4. Metode Pembahasan


Dalam kegiatan praktik kuliah lapangan sebagai arsitek asisten pada Balai
Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I, berbagai metode digunakan untuk
mengoptimalkan pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh. Berikut adalah
beberapa metode pembahasan yang dapat diterapkan:

a) Observasi: Penulis melakukan observasi secara langsung terhadap proses


perencanaan, perancangan, dan pengelolaan pelaksanaan proyek perumahan di
Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I. Observasi ini melibatkan
pengamatan terhadap praktik-praktik arsitektur yang digunakan dalam
pengembangan proyek, serta interaksi dengan berbagai pihak terkait, seperti
arsitek, insinyur, dan kontraktor.
b) Wawancara: Penulis melakukan wawancara dengan arsitek dan praktisi di Balai
Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I untuk mendapatkan wawasan yang
lebih mendalam tentang praktik arsitektur dalam konteks pembangunan
perumahan. Wawancara ini memberikan kesempatan untuk mendapatkan
informasi langsung dari para ahli tentang proses, tantangan, dan strategi yang
terlibat dalam pengembangan proyek perumahan.
c) Partisipasi aktif: Penulis berpartisipasi secara aktif dalam diskusi, pertemuan,
dan kegiatan tim yang terkait dengan proyek perumahan di Balai Pelaksana
Penyediaan Perumahan Jawa I. Partisipasi ini memungkinkan penulis untuk

5
berinteraksi dengan anggota tim arsitek dan berkontribusi dalam pengambilan
keputusan terkait dengan perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan proyek.
d) Analisis dokumen: Penulis menganalisis berbagai dokumen terkait proyek
perumahan, seperti perencanaan tata kota, dokumen teknis, dan regulasi
pembangunan. Analisis ini membantu penulis untuk memahami kerangka kerja
yang digunakan dalam pengembangan proyek perumahan, serta memperoleh
pemahaman tentang kebijakan dan persyaratan yang perlu dipatuhi.
e) Pengolahan data: Penulis mengumpulkan dan mengolah data-data yang
diperoleh selama praktik kuliah lapangan, termasuk data observasi, hasil
wawancara, dan dokumen terkait. Pengolahan data ini melibatkan analisis dan
sintesis informasi untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang
praktik arsitektur dalam konteks pembangunan perumahan.

Melalui penerapan metode-metode di atas, penulis dapat mendapatkan


wawasan yang mendalam tentang praktik arsitektur di Balai Pelaksana Penyediaan
Perumahan Jawa I. Metode-metode ini membantu penulis untuk memahami tahapan-
tahapan yang terlibat dalam pengembangan proyek perumahan, memperoleh
pengetahuan tentang regulasi dan kebijakan terkait, serta mengembangkan
keterampilan praktis dalam merancang, mengelola, dan mengawasi pelaksanaan
proyek perumahan.

I.5. Sistematika Penyusunan Laporan PKL


Sistematika Penyusunan Laporan PKL sebagai Arsitek Asisten pada Balai
Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I dapat mengikuti struktur berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjelaskan mengenai latar belakang kegiatan Magang & Studi


Independen sebagai konversi mata kuliah PKL

1.2 Tujuan

6
1.2.1 Tujuan Umum

Menjelasakan tujuan dari kegiatan MSIB sebagai konversi matkul PKL

1.2.2 Tujuan Khusus

Menjelasakan tujuan perencanaan/perancangan/pelaksanaan/


pengawasan/pengelolaan dari proyek Perencaan Fasad & Lanskap Rumah
Susun Kejaksaan Tinggi Banten yang akan dilaksanakan.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Menjelaskan Ruang Lingkup perencanaan kegiatan

1.4 Metode Pembahasan

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan PKL.

1.5 Sistematika Penyusunan Laporan PKL

BAB II TINJAUAN PROFIL BALAI PELAKSANA


PENYEDIAAN PERUMAHAN JAWA I

2.1 Pengertian

2.2 Gambaran Umum Instansi BP2P Jawa I

2.3 Struktur Organisasi Instansi BP2P Jawa I

BAB III DESKRIPSI PROYEK PKL

Menjelaskan mengenai definisi perencanaan dan gambaran singkat


proyek, lokasi proyek, data umum proyek dari Rumah Susun Kejaksaan Tinggi
Banten.

BAB IV PELAKSANAAN PKL

4.1 Proses PKL

7
Menjelaskan alur mahasiswa dalam mengikuti MSIB 4 sebagai konversi
mata kuliah PKL.

4.2 Persiapan Pelaksanaan PKL

Menjelaskan tentang persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa


sebelum melaksanakan magang dan studi independen,

4.3 Jadwal dan Waktu PKL

Menjelaskan jadwal PKL mahasiswa

4.4 Peran Mahasiswa dalam PKL

Menjelaskan keterlibatan/kegiatan mahasiswa dalam proyek yang


dilaksanakan per minggu.

4.3.1. Minggu I

4.3.2. Minggu II

4.3.3. Minggu III

4.3.4. Minggu IV

4.3.5. Minggu V

4.3.6. Minggu VI

4.3.7. Minggu VII

4.3.8. Minggu VIII

4.3.9. Minggu IX

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan PKL dan proyek Rumah
Susun Kejaksaan Tinggi Banten.

8
5.2 Saran

Saran terhadap perkuliahan terkait dengan kuliah lapangan dan saran


terhadap Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

9
BAB II
TINJAUAN PROFIL BALAI PELAKSANA PENYEDIAAN PERUMAHAN
JAWA I DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN
II.1. Pengertian
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 16 Tahun 2020, Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I pada wilayah
kerja Jakarta dan Banten memiliki tanggung jawab yang luas dalam koordinasi dan
pengembangan kebijakan pembangunan perumahan. Pasal 161 dalam peraturan ini
secara rinci mengatur tugas dan peran balai tersebut.

Pertama-tama, Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I bertanggung


jawab untuk melaksanakan pembangunan berbagai jenis hunian, termasuk rumah
susun, rumah khusus, dan rumah swadaya. BP2P Jawa I berperan dalam memastikan
bahwa pembangunan perumahan dilakukan dengan memenuhi standar yang ditetapkan,
baik dari segi kualitas maupun kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat.

Selain itu, balai ini juga memiliki tanggung jawab dalam membangun
prasarana, sarana, dan utilitas umum yang diperlukan untuk mendukung
keberlangsungan hunian tersebut. Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I harus
memastikan bahwa infrastruktur seperti jalan, saluran air, listrik, dan fasilitas publik
lainnya tersedia dan berfungsi dengan baik untuk memenuhi kebutuhan penghuni
perumahan.

Selanjutnya, Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I juga memiliki


peran penting dalam koordinasi penyediaan lahan dan pengembangan hunian. Balai
dapat bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah daerah,
perusahaan pengembang, dan instansi terkait lainnya, untuk mencari dan menyediakan
lahan yang sesuai untuk pembangunan perumahan. Selain itu, BP2P Jawa I juga terlibat
dalam pengembangan dan perencanaan hunian, dengan memastikan bahwa aspek-
aspek penting seperti aksesibilitas, infrastruktur, dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.

10
Dengan tugas dan peran yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I
diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam memenuhi kebutuhan
perumahan yang semakin meningkat di wilayah Jawa I. Dengan melaksanakan
pembangunan perumahan yang sesuai standar dan memastikan ketersediaan prasarana
yang memadai, balai ini dapat menciptakan hunian yang layak dan nyaman bagi
masyarakat wilayah Jakrta dan Banten.

II.2. Gambaran Umum


Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I adalah salah satu lembaga yang
berperan dalam memenuhi kebutuhan perumahan di Indonesia. Sebagai bagian dari
Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Kelas I, Balai ini memiliki tugas dan tanggung
jawab untuk melakukan koordinasi, pengawasan, dan pelaksanaan program-program
penyediaan perumahan di wilayah Jawa I. Dalam menjalankan tugasnya, Balai
Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I berada di bawah naungan Direktorat Jenderal
Perumahan dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Perumahan.

Selain itu, Balai ini juga berkonsultasi secara teknis dengan masing-masing
Eselon II terkait dalam melaksanakan program-programnya. Sebagai salah satu
lembaga yang terlibat dalam penyediaan perumahan, Balai Pelaksana Penyediaan
Perumahan Jawa I memiliki peran yang penting dalam membantu pemerintah
memenuhi kebutuhan perumahan yang masih sangat tinggi di Indonesia. Upaya-upaya
yang dilakukan oleh Balai ini diharapkan dapat membantu mengurangi backlog
perumahan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta mendorong pertumbuhan
ekonomi di wilayah Jawa I. (Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat
2022)

II.2. Struktur Organisasi


Susunan organisasi Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan terdiri dari:

a. Kepala Balai

11
Merupakan pejabat eselon III yang bertugas sebagai perpanjangan tangan
Direktorat Jenderal Perumahan dalam rangka melaksanakan
penyelenggaran pembangunan rumah susun, rumah khusus, rumah
swadaya, prasarana, sarana, dan utilitas umum, serta koordinasi penyediaan
lahan dan pengembangan hunian di suatu kawasan balai.

b. Subbagian Umum dan Tata Usaha


Subbagian Umum dan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan
penyusunan program dan anggaran, pelaksanaan urusan tata usaha, rumah
tangga, dan administrasi kepegawaian, pengelolaan dan pelaporan
administrasi keuangan, pengelolaan data dan informasi, fasilitasi serah
terima aset, dan fasilitasi pelaksanaan reformasi birokrasi, serta koordinasi
administrasi penerapan sistem pengendalian intern balai.
c. Seksi Pelaksanaan Wilayah I
Seksi Pelaksanaan Wilayah I mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan program dan anggaran, penyiapan bahan penyusunan
rencana teknis, pengawasan dan pengendalian, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan pembangunan rumah susun, rumah khusus, rumah
swadaya, dan prasarana, sarana, dan utilitas umum, koordinasi dan
dukungan penanggulangan pasca bencana, serta koordinasi penyediaan
lahan dan pengembangan hunian di Wilayah I.
d. Seksi Pelaksanaan Wilayah II
Seksi Pelaksanaan Wilayah II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan program dan anggaran, penyiapan bahan penyusunan
rencana teknis, pengawasan dan pengendalian, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan pembangunan rumah susun, rumah khusus, rumah
swadaya, dan prasarana, sarana, dan utilitas umum koordinasi dan 1
dukungan penanggulangan pasca bencana, serta koordinasi penyediaan
lahan dan pengembangan hunian di Wilayah II.
e. Jabatan Fungsional Selain Jabatan Struktural,

12
BP2P Jawa I didukung pula oleh Jabatan Fungsional (Jafung), diantaranya
Jafung Teknik Tata Bangunan dan Perumahan, Jafung Perekayasa, serta
Jafung Teknik Penyehatan Lingkungan.

Struktur Organisasi Balai Penyediaan Perumahan Jawa I

Gambar 1 : Struktur Organisasi Balai Penyediaan Jawa I

13
BAB III
DESKRIPSI PROYEK PKL
II.1. Pengembangan Desain Fasad dan Lanskap Rumah Susun Kejaksaan Tinggi
Banten, Kota Serang, Banten
III.1.1. Definisi
Pembangunan Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten untuk pegawai
Kejaksaan Tinggi Banten adalah proyek konstruksi yang bertujuan untuk menyediakan
fasilitas perumahan bagi para pegawai yang bekerja di Kejaksaan Tinggi Banten.
Rumah susun ini dirancang sebagai kompleks hunian bertingkat yang terdiri dari
beberapa unit hunian yang terpisah, tetapi tergabung dalam satu bangunan.

Tujuan utama dari pembangunan rumah susun ini adalah untuk memberikan
aksesibilitas perumahan yang lebih efektif bagi pegawai Kejaksaan Tinggi Banten.
Dengan memiliki hunian yang berdekatan dengan tempat kerja, para pegawai dapat
menghemat waktu dan tenaga yang diperlukan untuk berpergian, sehingga
meningkatkan efisiensi dalam menjalankan tugas-tugas pegawai Kejaksaan.

Selain itu, pembangunan rumah susun ini juga bertujuan untuk memberikan
kenyamanan dan kemudahan bagi para pegawai. Setiap unit hunian akan dilengkapi
dengan fasilitas-fasilitas dasar seperti kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar
mandi. Dengan demikian, para pegawai dapat menikmati hunian yang layak dan
nyaman setelah bekerja seharian.

Selama proses pembangunan, aspek keamanan akan menjadi perhatian utama.


Rumah susun Kejaksaan Tinggi Banten akan dilengkapi dengan sistem keamanan
modern, termasuk pengawasan CCTV, sistem keamanan pintu masuk, dan petugas
keamanan yang siap siaga. Hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan privasi para
penghuni rumah susun. Selain itu, pembangunan rumah susun ini juga akan
memperhatikan aspek lingkungan. Desain dan konstruksi rumah susun akan mengikuti
prinsip-prinsip ramah lingkungan, dengan menggunakan bahan bangunan yang efisien
energi dan ramah lingkungan serta menerapkan pengelolaan limbah yang baik. Hal ini
diharapkan dapat mendukung keberlanjutan lingkungan sekitar.

14
Pembangunan Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten merupakan upaya untuk
memberikan solusi perumahan yang terjangkau dan nyaman bagi para pegawai
Kejaksaan Tinggi Banten. Dengan adanya fasilitas perumahan yang sesuai, diharapkan
para pegawai dapat fokus dalam menjalankan tugas dan memberikan pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat.

III.1.2. Gambaran Singkat Proyek


Proyek pembangunan Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten adalah proyek
konstruksi yang mencakup pembangunan rumah susun dengan tiga lantai. Setiap unit
rumah susun terdiri dari dua kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, dapur, tempat cuci
dan jemur, serta dilengkapi dengan fasilitas AC.

Setiap unit rumah susun dilengkapi dengan dua kamar tidur yang dirancang
untuk memberikan privasi dan kenyamanan bagi penghuninya. Selain itu, terdapat
ruang tamu yang menjadi pusat interaksi dan bersantai bersama keluarga. Kamar mandi
yang terdapat di setiap unit dirancang dengan baik untuk memenuhi kebutuhan
penghuninya. Dapur adalah area penting dalam rumah susun ini, yang dilengkapi
dengan fasilitas yang memadai untuk memasak dan menyimpan makanan.

Selain itu, terdapat juga tempat cuci dan jemur yang memberikan kemudahan
bagi penghuni dalam menjaga kebersihan pakaian penghuni. Seluruh unit rumah susun
dilengkapi dengan fasilitas AC, yang akan memberikan kenyamanan suhu udara yang
sesuai di dalam ruangan. Hal ini akan meningkatkan kualitas hidup dan kenyamanan
bagi penghuni rumah susun. Dengan desain yang memperhatikan kebutuhan penghuni,
proyek pembangunan Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten ini bertujuan untuk
menyediakan tempat tinggal yang fungsional dan nyaman bagi pegawai dan anggota
Kejaksaan Tinggi Banten, sehingga penghuni dapat bekerja dengan lebih efektif dan
merasa nyaman dalam lingkungan tempat tinggal.

III.1.3. Data Umum Proyek


Nama Pekerjaan : Pembangunan Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten

15
Lokasi : Jl. Raya Pandeglang No.KM, RW.9, Sukajaya, Kec.
Curug, Kota Serang, Banten 42171

Konsultan Perencana : PT. Bumi Madani

Kontraktor Pelaksana : PT. Martua Jaya Megah dan Martua KSO Syarif SK

Konsultan Pengawas : PT. Amesco Berlian Sejahtera

Nomor Kontrak : HK.02.01/SPK-MYC/RK/31/2022

Tanggal Kontrak : 5 Oktober 2022

Nilai Kontrak : Rp.17.989.653.000,-

Waktu Pelaksanaan : 300 Hari Kalender

Gambar 2. Site Plan Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten

16
BAB IV
PELAKSANAAN PROYEK

4.1 Proses PKL


Proses kegiatan praktik kerja lapangan dimulai dengan pendaftaran mahasiswa
melalui platform Kampus Merdeka, yang merupakan program unggulan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program Magang dan Studi Independen
Kampus Merdeka memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat langsung
dalam dunia lapangan selama 4 bulan, bekerja di mitra Kemdikbud Ristek, baik itu
perusahaan swasta maupun instansi pemerintahan.

Dalam proses seleksi, mahasiswa harus melengkapi berkas administrasi seperti


dokumen kontrak kegiatan, surat rekomendasi, dan Surat Pertanggungjawaban Mutlak
(SPTJM). Selain itu, mahasiswa juga diharuskan mengunggah biodata diri dan portofolio
sebagai tambahan informasi tentang diri. Setelah melalui tahap awal, mahasiswa yang lolos
akan masuk ke tahap seleksi wawancara. Tahap seleksi wawancara dilakukan melalui
interview singkat atau focus group discussion (FGD). Mahasiswa akan diwawancarai atau
terlibat dalam diskusi kelompok dengan fokus pada topik terkait bidang praktik kerja
lapangan yang akan mahasiswa ikuti. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengevaluasi
kemampuan dan pengetahuan mahasiswa, serta melihat sejauh mana mahasiswa cocok
dengan program magang yang ditawarkan. Setelah tahap seleksi selesai, mahasiswa yang
terpilih akan ditempatkan di perusahaan swasta atau instansi pemerintahan yang menjadi
mitra Kemdikbud Ristek. Mahasiswa akan mendapatkan kesempatan berharga untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari di bangku kuliah dalam lingkungan
kerja yang nyata. Selama periode magang selama 4 bulan tersebut, mahasiswa akan
mendapatkan pengalaman berharga dan wawasan lebih dalam terkait dunia kerja di bidang
yang dipilih.

17
4.2 Proses Persiapan PKL
4.2.1 Pendalam Teori Mengenai Perencanaan Fasad & Lanskap
4.2.1.1 Teori Fasad Dalam Arsitektur
Fasad memiliki peran signifikan dalam desain bangunan karena merupakan
penghubung antara fungsi dan makna bangunan. Istilah "fasad" berasal dari kata Latin
"facie" atau dalam bahasa inggris “façade”, yang berarti wajah atau penampilan
bangunan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fasad bangunan merujuk pada
penampilan depan bangunan. (Ulrich Knaack 2007)
Dalam penjelasan D.K. Ching yang disampaikan oleh Pattileamonia,
prinsip-prinsip fasad bangunan meliputi geometri, simetri, kontras, proporsi, dan
ritme. (Ching 2015)
1. Geometri mengacu pada penggunaan bentuk-bentuk geometris
seperti segitiga, lingkaran, persegi, dan lain-lain dalam bidang
arsitektur.
2. Simetri menekankan keseimbangan dari kumpulan bentuk yang ada.
Terdapat dua jenis simetri, yaitu simetri bilateral yang menciptakan
keseimbangan antara elemen yang setara di sisi-sisi yang berbeda,
dan simetri radial yang membentuk susunan yang serupa secara
radial.
3. Kontras kedalaman menyoroti penggunaan warna dan pencahayaan
untuk memisahkan antara area yang terang dan gelap pada fasad.
Proporsi berhubungan dengan perbandingan ukuran dan skala
antara elemen-elemen yang ada pada fasad.
4. Ritme mengacu pada gerakan atau pola berulang dari elemen atau
motif pada fasad, baik dalam interval yang teratur maupun tidak.
Ritme memiliki peran dalam pengaturan bentuk dan ruang dalam
arsitektur. Komposisi elemen-elemen fasad dikelompokkan
berdasarkan kedekatan dan karakteristik visual antara elemen
tersebut.
5. Proporsi dalam elemen fasad melibatkan perbandingan antara

18
bagian-bagiannya. Dalam menentukan proporsi dalam bangunan,
pertimbangan meliputi penggunaan material, bentuk, dan sistem
struktur.
6. Skala, sebagai bagian dari proporsi, digunakan untuk menentukan
dimensi dan ukuran yang tepat dalam setiap bagian. Dalam konteks
fasad bangunan, skala digunakan untuk menentukan dimensi
elemen-elemen fasad tersebut.
4.2.1.2 Teori Green Landscape
Green Landscape, atau lanskap hijau, adalah pendekatan perancangan
yang efektif dalam pemeliharaan taman yang indah dan lanskap umum.
Pendekatan ini memiliki beberapa manfaat penting, antara lain:
1. Meminimalkan kerusakan pada lingkungan alam: Green Landscape
berfokus pada penggunaan praktik ramah lingkungan, seperti pengurangan
limbah, penggunaan air yang efisien, dan pilihan tanaman yang tahan
terhadap kondisi lingkungan setempat. Dengan demikian, hal ini membantu
mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem alami dan
keanekaragaman hayati. (Davies 2017)
2. Memaksimalkan fungsi ekologis lanskap: Pendekatan Green Landscape
menekankan pentingnya mempertahankan fungsi ekologis lanskap. Ini
melibatkan penggunaan tanaman asli, pengaturan sistem drainase yang
baik, dan menciptakan habitat untuk satwa liar. Dengan demikian, Green
Landscape dapat meningkatkan kualitas ekosistem dan memperkuat
keseimbangan alam. (Ahern 2014)
3. Hemat waktu dan uang dengan pemeliharaan yang lebih rendah: Green
Landscape memilih tanaman yang membutuhkan perawatan minimal,
tahan terhadap kondisi lingkungan setempat, dan beradaptasi dengan baik.
Hal ini mengurangi kebutuhan akan penggunaan air, pemupukan, dan
pestisida. Dengan demikian, pemeliharaan yang lebih rendah menghasilkan
penghematan waktu dan biaya dalam jangka panjang.
4. Menciptakan tempat sehat dan aman bagi orang untuk hidup, bekerja, dan

19
bermain: Green Landscape memberikan manfaat langsung bagi manusia.
Penanaman tanaman hijau yang melimpah di sekitar tempat tinggal, tempat
kerja, dan area rekreasi menciptakan lingkungan yang menyehatkan.
Tanaman hijau membantu menyaring udara, mengurangi polusi,
meningkatkan kualitas udara, memberikan peneduh, dan mengurangi efek
suhu yang berlebihan. (Keniger 2013)
Dengan demikian, Green Landscape menciptakan tempat yang sehat dan aman
bagi manusia dalam berbagai aktivitas. Dengan semua manfaat ini, Green
Landscape menjadi pilihan yang bijaksana dalam perancangan lanskap,
menggabungkan keindahan dengan keberlanjutan, dan memberikan kontribusi
positif terhadap lingkungan alam serta kesejahteraan manusia.

4.2.2 Pembagian Tugas

Pada kegiatan kerja praktek di Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I


sebagai asisten arsitek konsultan perencana untuk proyek Rumah Susun Kejaksaan
Tinggi Banten, mahasiswa telah melakukan beberapa pekerjaan sebagai berikut:

1. Melakukan survey lapangan: Mahasiswa melakukan survei lapangan di lokasi


proyek yang terletak di Jl. Raya Pandeglang No.KM, RW.9, Sukajaya,
Kec.Curug, Kota Serang, Banten. Tujuan dari survey ini adalah untuk
memperoleh informasi mengenai perkembangan proyek dan kondisi di
lapangan secara langsung.
2. Memperoleh data dari pembimbing: Mahasiswa berkomunikasi dengan
pembimbing untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam
proses perancangan fasad. Data ini dapat berupa gambar-gambar, spesifikasi
teknis, atau informasi lain yang relevan untuk desain fasad.
3. Membuat beberapa alternatif desain fasad bangunan: Berdasarkan data yang
mahasiswa peroleh, mahasiswa membuat beberapa alternatif desain fasad
bangunan. Ini melibatkan pemilihan elemen-elemen arsitektur, seperti bentuk,

20
tekstur, warna, dan material yang akan membentuk penampilan eksterior rumah
susun tersebut.
4. Membuat desain 3D: Setelah mengembangkan alternatif desain fasad,
mahasiswa menggunakan perangkat lunak desain arsitektur untuk membuat
desain 3D. Dalam desain ini, mahasiswa menggambarkan dengan lebih detail
bagaimana fasad bangunan tersebut akan terlihat secara tiga dimensi. Ini
membantu dalam memvisualisasikan hasil akhir dan memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang desain tersebut.
5. Mempresentasikan hasil pekerjaan: Setelah selesai merancang fasad dan
membuat desain 3D, mahasiswa melakukan presentasi kepada tim proyek dan
pihak terkait lainnya. Presentasi ini bertujuan untuk memaparkan dan
menjelaskan desain fasad yang telah mahasiswa buat. mahasiswa juga dapat
menjawab pertanyaan, menerima umpan balik, dan mendiskusikan aspek-aspek
tertentu dari desain tersebut.

4.2.3 Jadwal dan Waktu PKL

Jadwal Kegiatan Jam Kerja Lokasi


Minggu Pada minggu pertama 08.00-16.30 - Kantor Balai
Ke-1 kegiatan kerja praktek, (Senin- Pelaksana
20-24 mahasiswa dikenalkan dengan Kamis) Penyediaan
Februari teori dan teknis pekerjaan 08.00-17.00 Perumahan Jawa
2023 dalam bidang arsitektur yang (Jumat) I Jakarta Selatan.
meliputi Rencana Kerja dan -Onsite Proyek,
Syarat (RKS), proses Kota Serang,
pekerjaan, serta berbagai ilmu Banten
praktik dasar terkait
keterampilan di lapangan.
Mentor memandu mahasiswa
dalam memahami secara

21
mendalam materi-materi
tersebut dan melakukan
diskusi yang relevan
mengenai pengetahuan dan
pengalaman dalam praktik di
lapangan proyek.
Minggu Pada minggu kedua kegiatan 08.00-16.30 - Kantor Balai
Ke-2 kerja praktek, mahasiswa (Senin- Pelaksana
27-03 memasuki tahap perkenalan Kamis) Penyediaan
Maret dan pengarahan proyek 08.00-17.00 Perumahan Jawa
2023 Pembangunan Rumah Susun (Jumat) I Jakarta Selatan.
Kejaksaan Tinggi Banten. -Onsite Proyek,
Dalam kegiatan ini, Kota Serang,
mahasiswa terlibat dalam Banten
rapat koordinasi dan diskusi
awal bersama Konsultan
Perencana dan kontraktor
proyek.
Minggu Pada minggu ketiga kegiatan 08.00-16.30 - Kantor Balai
Ke-3 kerja praktek, mahasiswa (Senin- Pelaksana
06-10 melakukan visitasi lapangan Kamis) Penyediaan
Maret ke proyek Rumah Susun 08.00-17.00 Perumahan Jawa
2023 Kejaksaan Tinggi Banten. (Jumat) I Jakarta Selatan.
Tujuan dari visitasi ini adalah -Onsite Proyek,
untuk memperoleh Kota Serang,
pemahaman yang lebih Banten
mendalam tentang kondisi
lapangan dan melihat

22
langsung progres
pembangunan.
Minggu Pada minggu keempat praktik 08.00-16.30 - Kantor Balai
Ke-4 kuliah lapangan, mahasiswa (Senin- Pelaksana
13-17 memasuki tahap penting Kamis) Penyediaan
Maret dalam proyek desain dengan 08.00-17.00 Perumahan Jawa
2023 fokus pada pembuatan desain (Jumat) I Jakarta Selatan.
fasad. Untuk memperoleh -Onsite Proyek,
inspirasi dan ide yang lebih Kota Serang,
baik, melakukan kajian studi Banten
preseden sebagai langkah
awal dalam proses
perancangan.
Minggu Pada minggu kelima, 08.00-16.30 Onsite Proyek,
Ke-5 mahasiswa yang sedang (Senin- Kota Serang,
20-24 mengikuti proyek desain fasad Kamis) Banten
Maret rumah susun telah melakukan 08.00-17.00
2023 presentasi kepada sejumlah (Jumat)
pihak terkait, termasuk
Mentor, Pejabat Pengawas
Komitmen (PPK) Rumah
Susun, kontraktor, dan
konsultan. Presentasi ini
merupakan tahap penting
dalam pengembangan desain
fasad. Dalam presentasi
tersebut, mahasiswa
memaparkan detail-desain

23
fasad yang telah
dikembangkan.
Minggu Setelah melakukan presentasi 08.00-16.30 - Kantor Balai
Ke-6 pada minggu sebelumnya, (Senin- Pelaksana
27-31 mahasiswa menerima umpan Kamis) Penyediaan
Maret balik dari PPK, Kontraktor, 08.00-17.00 Perumahan Jawa
2023 dan Konsultan perencana (Jumat) I Jakarta
yang hadir dalam rapat Selatan.
tersebut. Sebagai hasil dari -Onsite Proyek,
diskusi tersebut, terdapat Kota Serang,
beberapa perubahan dan Banten .
pengembangan desain yang
perlu dilakukan untuk
kawasan taman di Rumah
Susun Kejaksaan Tinggi
Banten.

Minggu Pada minggu ke VII, 08.00-16.30 Onsite Proyek,


Ke-7 melanjutkan kegiatan dengan (Senin- Kota Serang,
03-07 melakukan visitasi lapangan Kamis) Banten
April atau onsite proyek Rumah 08.00-17.00
2023 Susun Kejaksaan Tinggi (Jumat)
Banten di Kota Serang.
Tujuan dari kunjungan
lapangan ini adalah untuk
mempelajari dan mendalami
persepsi lapangan dengan
lebih matang. Dalam kegiatan
lapangan ini, dihadapkan pada

24
tuntutan untuk beradaptasi
dan belajar secara
komprehensif, sehingga dapat
memperoleh pengalaman
lapangan yang sesungguhnya
dengan maksimal.

Minggu Pada minggu kedelapan, 08.00-16.30 Kantor Balai


Ke-8 melanjutkan kegiatan dengan (Senin- Pelaksana
10-14 melakukan revisi dan Kamis) Penyediaan
April pengembangan Fasad & 08.00-17.00 Perumahan Jawa
2023 Desain Lanskap Rumah Susun (Jumat) I Jakarta
Kejaksaan Tinggi Banten. Selatan.
Minggu Pada minggu ke sembilan, 08.00-16.30 Kantor Balai
Ke-9 mahasiswa melakukan (Senin- Pelaksana
17-21 presentasi hasil desain fasad Kamis) Penyediaan
April dan lanskap Rumah Susun 08.00-17.00 Perumahan Jawa
2023 Kejaksaan Tinggi Banten. (Jumat) I Jakarta
Presentasi ini menjadi momen Selatan.
penting dalam memaparkan
hasil pekerjaan yang telah
dilakukan selama periode
proyek.

25
4.4 Peran Mahasiswa
4.4.1 Minggu I
Pada minggu pertama kegiatan kerja praktek, mahasiswa dikenalkan dengan
teori dan teknis pekerjaan dalam bidang arsitektur yang meliputi Rencana Kerja dan
Syarat (RKS), proses pekerjaan, serta berbagai ilmu praktik dasar terkait keterampilan
di lapangan. Mentor memandu mahasiswa dalam memahami secara mendalam materi-
materi tersebut dan melakukan diskusi yang relevan mengenai pengetahuan dan
pengalaman dalam praktik di lapangan proyek. Dalam pengenalan teori dan teknis
pekerjaan, mahasiswa mungkin mempelajari tentang proses-proses perencanaan,
perizinan, dan persyaratan yang terkait dengan proyek konstruksi. Ini termasuk
memahami langkah-langkah dalam menyusun RKS yang mencakup rencana
perencanaan, spesifikasi teknis, dan pengaturan administrasi proyek.

Mahasiswa juga belajar tentang proses pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan


koordinasi dengan kontraktor, penyedia material, dan pihak terkait lainnya. Selain itu,
mahasiswa juga diberikan pemahaman tentang ilmu praktik dasar dalam arsitektur
yang terkait dengan keterampilan di lapangan. Ini dapat mencakup pemahaman tentang
berbagai metode dan teknik konstruksi, pemilihan material yang tepat, serta penerapan
prinsip-prinsip desain arsitektur dalam praktik sehari-hari. Selama proses ini, mentor
berperan sebagai pembimbing yang memberikan arahan dan bimbingan dalam
memahami teori dan menerapkannya dalam konteks proyek yang sedang berlangsung.
Diskusi antara mahasiswa dan mentor dapat melibatkan berbagi pengalaman,
penjelasan konsep yang lebih dalam, serta pembahasan mengenai situasi nyata yang
mungkin terjadi di lapangan.

Gambar 3. Kegiatan Minggu ke-1 Pemberian Materi


26
Melalui pengenalan ini, mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang pekerjaan arsitektur dan aplikasinya di
lapangan proyek. Hal ini akan membantu dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab sebagai asisten arsitek konsultan perencana dalam mendesain fasad pada proyek
Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten secara lebih efektif dan profesional.

4.4.2 Minggu II
Pada minggu kedua kegiatan kerja praktek, mahasiswa memasuki tahap
perkenalan dan pengarahan proyek Pembangunan Rumah Susun Kejaksaan Tinggi
Banten. Dalam kegiatan ini, mahasiswa terlibat dalam rapat koordinasi dan diskusi
awal bersama Konsultan Perencana dan kontraktor proyek. Fokus utama dari tahap ini
adalah memahami ketersediaan dana proyek dan pemilihan material yang akan
digunakan dalam desain fasad.

Dalam rapat koordinasi, mahasiswa berinteraksi dengan pihak terkait, termasuk


Konsultan Perencana dan kontraktor, untuk membahas rencana dan tujuan proyek
secara keseluruhan. Diskusi ini mencakup pemahaman tentang anggaran proyek dan
alokasi dana yang tersedia untuk pemilihan material fasad. Mahasiswa juga
mendapatkan informasi mengenai kebutuhan dan preferensi dari klien atau pengguna
akhir, serta batasan-batasan yang perlu diperhatikan dalam desain fasad. Selain itu,
dalam tahap ini, mahasiswa juga terlibat dalam pemilihan material yang akan
digunakan dalam desain fasad. Pemilihan material harus mempertimbangkan faktor-
faktor seperti kekuatan, keberlanjutan, estetika, dan kecocokan dengan lingkungan
sekitar. Mahasiswa akan melakukan penelitian dan analisis untuk mengevaluasi
berbagai pilihan material yang sesuai dengan kebutuhan proyek dan spesifikasi teknis
yang telah ditetapkan. Dalam diskusi awal ini, mahasiswa berperan aktif dalam
menyampaikan ide-ide dan pemikiran terkait desain fasad, serta memberikan
kontribusi dalam pengambilan keputusan terkait pemilihan material. Mahasiswa juga
dapat mengajukan pertanyaan, memperoleh masukan dari pihak terkait, dan menggali
lebih dalam tentang aspek-aspek teknis dan praktis yang perlu diperhatikan dalam
desain fasad.

27
Gambar 4. Pengarahan dan Pemberian Tugas

Melalui tahap perkenalan dan pengarahan proyek ini, mahasiswa memperoleh


pemahaman yang lebih baik tentang konteks proyek, anggaran, dan pemilihan material
yang relevan. Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk melanjutkan pekerjaan sebagai
asisten arsitek konsultan perencana dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut
dalam merancang fasad yang sesuai untuk Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten.

4.4.3 Minggu III


Pada minggu ketiga kegiatan kerja praktek, mahasiswa melakukan visitasi
lapangan ke proyek Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten. Tujuan dari visitasi ini
adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi lapangan
dan melihat langsung progres pembangunan. Dalam sesi visitasi lapangan, mahasiswa
mempresentasikan rencana desain awal fasad dan lanskap rumah susun kepada
Konsultan Perencana dan kontraktor proyek. Presentasi ini mencakup pengenalan
desain, konsep, dan visi yang ingin dicapai dalam proyek tersebut.

Gambar 5. Visitasi Lapangan

28
Gambar 6. Dokumentasi Kegiatan Visitasi Lapangan Pengerjaan Turap dan Hebel Lt.3

Mahasiswa menjelaskan elemen-elemen desain fasad dan lanskap yang telah


dirancang, termasuk pemilihan material, tata letak, dan elemen estetika lainnya.
Selanjutnya, mahasiswa berdiskusi dengan Konsultan Perencana dan kontraktor
mengenai permasalahan yang ada di lapangan. Diskusi ini memberikan kesempatan
bagi mahasiswa untuk mendapatkan masukan, umpan balik, dan saran dari para
profesional yang terlibat dalam proyek. Mahasiswa juga dapat mengajukan pertanyaan
dan mengklarifikasi hal-hal yang mungkin perlu dipahami dengan lebih baik. Selama
visitasi lapangan, mahasiswa memiliki kesempatan untuk melihat secara langsung
perkembangan proyek dan mengidentifikasi potensi permasalahan yang mungkin
muncul di lapangan. Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan teori yang
dipelajari dengan situasi nyata dan mengadopsi pendekatan yang lebih praktis dalam
merancang fasad dan lanskap yang sesuai dengan kebutuhan proyek. Melalui sesi
visitasi lapangan dan diskusi dengan Konsultan Perencana dan kontraktor, mahasiswa
dapat memperoleh wawasan yang lebih komprehensif tentang aspek teknis dan praktis
dalam pelaksanaan proyek.

Hal ini akan mendukung dalam mengambil keputusan yang tepat dan mengatasi
tantangan yang mungkin terjadi saat merancang fasad dan lanskap Rumah Susun
Kejaksaan Tinggi Banten.

4.4.4 Minggu IV
Pada minggu keempat praktik kuliah lapangan, mahasiswa memasuki tahap
penting dalam proyek desain dengan fokus pada pembuatan desain fasad. Untuk
memperoleh inspirasi dan ide yang lebih baik, melakukan kajian studi preseden sebagai

29
langkah awal dalam proses perancangan. Kajian studi preseden melibatkan
pengumpulan dan analisis terhadap proyek-proyek arsitektur sebelumnya yang
memiliki desain fasad menarik dan inovatif. Mahasiswa mengidentifikasi dan
mempelajari berbagai studi kasus yang relevan, termasuk bangunan dengan konsep
desain yang serupa atau memanfaatkan material-material yang sama.

Gambar 8. Grafis Pengembangan Desain Awal

Dalam kajian studi preseden, mahasiswa mengeksplorasi berbagai elemen


desain yang digunakan dalam proyek-proyek tersebut, seperti bentuk, tekstur, warna,
komposisi, dan pencahayaan fasad. Mahasiswa juga menganalisis bagaimana material-
material yang digunakan berkontribusi terhadap tampilan dan fungsi fasad. Melalui
proses ini, mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang
pendekatan desain yang sukses dan inovatif dalam merancang fasad.

30
Kajian studi preseden memberikan wawasan berharga dan inspirasi untuk
membantu mahasiswa menghasilkan desain fasad yang kreatif dan sesuai dengan
kebutuhan proyek yang sedang dikerjakan.

4.4.5 Minggu V
Pada minggu kelima, mahasiswa yang sedang mengikuti proyek desain fasad
rumah susun telah melakukan presentasi kepada sejumlah pihak terkait, termasuk
Mentor, Pejabat Pengawas Komitmen (PPK) Rumah Susun, kontraktor, dan konsultan.
Presentasi ini merupakan tahap penting dalam pengembangan desain fasad. Dalam
presentasi tersebut, mahasiswa memaparkan detail-desain fasad yang telah
dikembangkan hingga. Mahasiswa menjelaskan pilihan material, elemen arsitektur,
dan konsep keseluruhan yang digunakan untuk menciptakan tampilan yang menarik
dan fungsional bagi rumah susun Kejaksaan Tinggi Banten. Selain itu, dalam rapat
tersebut juga dibahas rencana desain lanskap taman.

Gambar 9. Usulan Awal Desain Fasad

(Dokumen Lengkap Terlampir)

31
Dalam desain fasad pertama, mahasiswa mempersembahkan desain batik
mandalikan yang menggunakan material plat CNC (Computer Numerically
Controlled) yang dihiasi dengan logo Kejaksaan. Kolaborasi lambang Kejaksaan dan
motif batik menciptakan kesan kharisma, wibawa, dan kehormatan bagi ASN lembaga
Kejaksaan. Mahasiswa juga membahas konsep taman yang ramah lingkungan, dengan
mempertimbangkan kebutuhan penghuni rumah susun dan aspek estetika. Mahasiswa
merancang taman dengan area hijau yang luas, jalur pejalan kaki, tempat duduk, dan
elemen lanskap lainnya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan menarik bagi
penghuni.

Gambar 10. Presentasi Hasil Desain Awal

Diskusi dengan Mentor, PPK Rumah Susun, kontraktor, dan konsultan menjadi
kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan masukan dan saran berharga.
Mahasiswa menerima umpan balik mengenai aspek teknis, keamanan, dan
keberlanjutan desain. Dengan menggabungkan pengetahuan dan pengalaman dari
berbagai pihak terkait, mahasiswa dapat memperbaiki desain dan menghasilkan solusi
yang lebih baik. Presentasi ini merupakan tahapan penting dalam perkembangan
proyek desain fasad dan pembuatan taman/lanskap rumah susun Kejaksaan Tinggi
Banten. Mahasiswa dapat melanjutkan pekerjaan dengan memperhatikan masukan
yang mahasiswa terima, melakukan perbaikan dan penyempurnaan desain, serta
melanjutkan ke tahap berikutnya dalam proses konstruksi dan implementasi proyek.

32
4.4.6 Minggu VI
Setelah melakukan presentasi pada minggu sebelumnya, mahasiswa menerima
umpan balik dari PPK, Kontraktor, dan Konsultan perencana yang hadir dalam rapat
tersebut. Sebagai hasil dari diskusi tersebut, terdapat beberapa perubahan dan
pengembangan desain yang perlu dilakukan untuk kawasan taman di Rumah Susun
Kejaksaan Tinggi Banten.

Pada desain fasad awal, desain tersebut mengusung motif batik mandalikan
khas Banten. Namun, berdasarkan hasil diskusi, terjadi perubahan dalam motif yang
digunakan menjadi motif geometri minimalis, dan posisinya hanya menutup jendela.
Berbeda dengan fasad sebelumnya yang menutupi seluruh muka bangunan. Perubahan
ini bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan fasad kedua ini dengan tetap menjaga
fungsionalitasnya. Perubahan tersebut didasarkan pada pertimbangan untuk mencapai
tampilan fasad yang lebih estetis dan efisien materil. Dengan menggunakan motif
geometri minimalis, desain fasad akan memiliki tampilan yang lebih modern dan
simpel.

Gambar 11. Desain Pengembangan Revisi Kedua


Selain itu, dengan hanya menutupi jendela, akan tercipta keterbukaan visual
yang lebih baik dan pencahayaan alami yang optimal di dalam bangunan. Hal ini akan
memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi penghuni rumah susun.

33
Perubahan desain ini merupakan respons terhadap umpan balik yang diterima dari
pihak terkait dalam rapat presentasi. Mahasiswa telah mengambil masukan tersebut
dan melakukan perubahan yang sesuai untuk memastikan bahwa desain fasad kedua
ini lebih maksimal dalam penggunaannya serta tetap memenuhi tujuan estetika dan
fungsionalitas.

4.4.7 Minggu VII

Pada minggu ke VII, melanjutkan kegiatan dengan melakukan visitasi lapangan


atau onsite proyek Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten di Kota Serang. Tujuan dari
kunjungan lapangan ini adalah untuk mempelajari dan mendalami persepsi lapangan
dengan lebih matang. Dalam kegiatan lapangan ini, dihadapkan pada tuntutan untuk
beradaptasi dan belajar secara komprehensif, sehingga dapat memperoleh pengalaman
lapangan yang sesungguhnya dengan maksimal.

Selama kunjungan lapangan yang dilakukan selama seminggu penuh,


menghadapi tantangan untuk beradaptasi dengan lingkungan lapangan yang nyata.
Terlibat dalam kegiatan lapangan yang melibatkan interaksi langsung dengan berbagai
pemangku kepentingan, termasuk petugas kejaksaan, kontraktor, dan penghuni rumah
susun. Hal ini memberikan kesempatan untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang kondisi dan dinamika lapangan, serta mengaplikasikan pengetahuan
yang telah dipelajari di kampus secara konkret. Selama kunjungan lapangan,
melakukan evaluasi dan sinkronisasi antara ilmu pembelajaran di kampus dan
pelaksanaan di lapangan. Mengevaluasi sejauh mana konsep dan teori yang telah
dipelajari dapat diterapkan dengan baik dalam konteks proyek rumah susun tersebut.

Gambar 12. Kegiatan onsite Proyek


34
Selain itu, juga melakukan sinkronisasi antara pengalaman lapangan yang
diperoleh dengan materi yang telah dipelajari di perkuliahan. Hal ini memungkinkan
untuk mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktik, serta mencari solusi yang
tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Kunjungan lapangan ini
memberikan kesempatan berharga untuk memperdalam pemahaman tentang realitas
lapangan dan mendapatkan pengalaman yang lebih kaya. Dengan beradaptasi dan
melakukan evaluasi dan sinkronisasi antara ilmu pembelajaran di kampus dan
pelaksanaan di lapangan, dapat mengembangkan pemahaman yang lebih komprehensif
dan meningkatkan keterampilan serta kemampuan dalam menghadapi tantangan nyata
dalam proyek Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten.

Gambar 13. Dokumentasi Progres Kegiatan Pengerjaan

4.4.8 Minggu VIII

Pada minggu kedelapan, melanjutkan kegiatan dengan melakukan revisi dan


pengembangan Fasad & Desain Lanskap Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten.
Dalam kegiatan ini, mengevaluasi dan mengembangkan desain yang telah dibahas dan
hasil observasi lapangan selama bertugas onsite di lapangan. Dalam pengembangan
desain ini, diminta untuk melakukan beberapa perubahan. Pertama, diminta untuk
merubah warna pada bangunan agar lebih sesuai dengan konsep keseluruhan dan

35
menghasilkan tampilan yang lebih harmonis. Selanjutnya, juga ditugaskan untuk
menambahkan tanaman pada taman dengan memperhatikan keindahan estetika dan
kebutuhan penghuni rumah susun. Penambahan tanaman ini bertujuan untuk
menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan menyegarkan. Selain itu, juga diminta
untuk menambahkan tiang lampu jalan di areal lanskap bangunan guna memberikan
pencahayaan yang cukup dan memberikan rasa aman bagi penghuni.

Gambar 14. Perspektif Desain Revisi

Gambar 15. Penggunaan Metode CNC untuk Fasad

Gambar 16. Desain Taman Depan


36
Gambar 17. Desain Taman Belakang

Gambar 18. Desain Totem/Reklame Rumah Susun

Dalam melakukan revisi dan pengembangan ini, mempertimbangkan berbagai


aspek seperti estetika, kebutuhan fungsional, keamanan, dan kenyamanan penghuni.
Mengintegrasikan pengetahuan yang telah diperoleh dari hasil evaluasi dan
pengamatan lapangan sebelumnya, serta mengaplikasikan prinsip-prinsip desain yang
telah dipelajari selama proses pembelajaran. Dengan melakukan revisi dan
pengembangan ini, berusaha untuk menghasilkan desain yang lebih baik dan
memenuhi kebutuhan serta harapan dari pegawai Kejaksaan Tinggi Banten.

37
Proses ini melibatkan kerja tim antara dengan mentor dan pihak terkait lainnya,
guna mencapai kesepakatan yang terbaik dalam mengembangkan Fasad & Desain
Lanskap Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten.

4.4.9 Minggu IX
Pada minggu ke sembilan, mahasiswa melakukan presentasi hasil desain fasad
dan lanskap Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten. Presentasi ini menjadi momen
penting dalam memaparkan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama periode
proyek. Dalam presentasi tersebut, mahasiswa menjelaskan dengan rinci tentang desain
fasad dan lanskap yang telah dikembangkan.

Gambar 19. Presentasi Hasil Praktik Kuliah Lapangan

Mahasiswa menyajikan hasil desain fasad yang meliputi pemilihan warna,


tekstur, dan elemen arsitektur yang diusung untuk menciptakan tampilan yang estetis
dan sesuai dengan konsep keseluruhan. Mahasiswa juga menjelaskan tentang desain
lanskap yang mencakup penataan tanaman, penambahan elemen seperti jalur pejalan
kaki, tempat duduk, dan lampu jalan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan
fungsional bagi penghuni rumah susun. Selama presentasi, mahasiswa berdiskusi
dengan mentor, kontraktor, konsultan, dan PPK Rumah Susun Satker Perumahan
Banten. Diskusi ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan
masukan, saran, dan perspektif dari berbagai pihak terkait. Mahasiswa menerima

38
umpan balik yang berharga terkait aspek teknis, keamanan, keberlanjutan, serta
kelayakan desain secara keseluruhan.

Dengan adanya diskusi ini, mahasiswa dapat melakukan pembenahan dan


penyempurnaan desain berdasarkan masukan yang diterima. Mahasiswa
menggabungkan pengetahuan dan pengalaman dari berbagai pihak terkait untuk
menghasilkan solusi terbaik dalam pengembangan desain fasad dan lanskap Rumah
Susun Kejaksaan Tinggi Banten. Presentasi ini merupakan tonggak penting dalam
perkembangan proyek, karena melibatkan kolaborasi dan pertukaran gagasan antara
mahasiswa dan pemangku kepentingan. Hasil presentasi dan diskusi ini akan menjadi
landasan bagi mahasiswa dalam melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya, yaitu
implementasi dan konstruksi proyek Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten.

39
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengalaman dalam melaksanakan Praktik Kuliah Lapangan (PKL)
di Direktorat Jenderal Perumahan pada Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan
Jawa I Kementerian PUPR, dengan fokus pada kegiatan mendesain fasad dan
lanskap/taman rumah susun Kejaksaan Tinggi Banten, dapat disimpulkan bahwa
PKL tersebut memberikan manfaat yang signifikan. Selama PKL, telah dilakukan
pengumpulan informasi, analisis, dan penerapan pengetahuan dalam merancang
fasad dan lanskap/taman rumah susun dengan berbagai pertimbangan, seperti
estetika, keberlanjutan, dan kebutuhan penghuni.

5.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran berdasarkan pengalaman PKL :

1. Meningkatkan kerjasama antara Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan


dan Kejaksaan Tinggi Banten: Dalam melaksanakan kegiatan mendesain
fasad dan lanskap/taman rumah susun, penting untuk meningkatkan
kolaborasi dan komunikasi antara kedua belah pihak. Hal ini akan
memfasilitasi pertukaran informasi yang lebih efektif dan memastikan
pemahaman yang sama terkait kebutuhan dan harapan terhadap desain
sehingga tidak terjadi perubahan desain yang sangat signifikan.
2. Memperhatikan aspek keberlanjutan dalam desain: Dalam merancang fasad
dan lanskap/taman rumah susun, perhatian terhadap aspek keberlanjutan
sangat penting. Memperhatikan penggunaan energi yang efisien,
pengelolaan air, dan penggunaan material ramah lingkungan akan
memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan penghuni di
tengah keterbatasan anggaran.
3. Melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap desain yang telah
diimplementasikan: Setelah desain fasad dan lanskap/taman rumah susun
diimplementasikan, penting untuk melakukan evaluasi dan pemantauan
terhadap hasilnya. Hal ini akan membantu dalam mengidentifikasi

40
kelebihan dan kekurangan desain yang dapat menjadi masukan berharga
untuk perbaikan dan pengembangan desain di masa depan.
4. Melibatkan penghuni dalam proses perancangan: Dalam mendesain fasad
dan lanskap/taman rumah susun, penting untuk melibatkan penghuni
sebagai pemangku kepentingan utama. Melakukan konsultasi dan
mengumpulkan masukan dari penghuni akan membantu dalam menciptakan
desain yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi penghuni.

Dengan mengimplementasikan saran-saran di atas, diharapkan kegiatan mendesain


fasad dan lanskap/taman rumah susun di Kejaksaan Tinggi Banten maupun proyek
perumahan lainnya dapat lebih optimal dan memberikan dampak yang positif bagi
lingkungan dan penghuninya.

41
DAFTAR PUSTAKA

Ahern, J. 2014. "Urban landscape sustainability and resilience: The promise and
challenges of integrating ecology with urban planning and design. ."
Landscape Ecology 29(6), 941-948.
Ching, F. D.K. 2015. Architecture: Form, Space and Order: Fourth Edition.
Davies, C., & Lafortezza. 2017. "Green infrastructure as a tool to support spatial
planning in European urban regions." Environmental Impact Assessment
Review 65, 59-68.
Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat. 2022. perumahan.pu.go.id.
Accessed May 2023. https://perumahan.pu.go.id/organisasi/balai-p2p-
jawa-1.
Keniger, L. E, dkk. 2013. " What are the benefits of interacting with nature? ."
International Journal of Environmental Research and Public Healt 10.
Ulrich Knaack, Tillmann Klein, Marcel Bilow, dan Thomas Auer. 2007. Façades:
Principles of Construction. Berlin.

42

Anda mungkin juga menyukai