disusun oleh :
TEGAR ABDILLAH RAMADHAN
G1E020027
Dosen Pembimbing :
NAMA PROYEK
DISUSUN OLEH
Nilai Akhir:
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Arsitektur,
i
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktik Kerja
Lapangan sebagai Arsitek Asisten di Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I
dengan proyek Perencanaan Desain Fasad & Lanskap Rumah Susun Kejaksaan Tinggi
banten. Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban atas kegiatan
Magang dan Studi Independen Bersertifikat sebagai konversi mata kuliah Praktik Kerja
Lapangan yang telah dilaksanakan.
6. Bapak Samsul Bahri. S.T., M.T sebagai Koordinator Program Studi Arsitektur,
7. Ibu Dwi Oktavallyan.S.T., M.Sc sebagai dosen pembimbing PKL Program Studi
Arsitektur .
Penulis berharap bahwa laporan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas
dan komprehensif mengenai proses perencanaan dan implementasi desain fasad dan
lanskap pada proyek tersebut. Selain itu, penulis juga berharap bahwa laporan ini dapat
menjadi sumber inspirasi dan referensi bagi arsitek dan profesional terkait dalam
merencanakan dan melaksanakan proyek serupa di masa depan. Penulis berharap
bahwa ide-ide kreatif dan solusi yang disajikan dalam laporan ini dapat memotivasi
ii
dan mendorong inovasi di bidang perencanaan arsitektur dan lanskap. Penulis juga
berharap bahwa laporan ini dapat menjadi pertanggungjawaban selama kegiatan
berlangsung, serta dapat menjadi acuan yang bermanfaat dalam proses penilaian dan
evaluasi akhir dari Praktik Kerja Lapangan ini.
iii
DAFTAR ISI
iv
4.4.3 Minggu III ................................................................................................ 28
4.4.4 Minggu IV ................................................................................................ 29
4.4.5 Minggu V ................................................................................................. 31
4.4.6 Minggu VI ................................................................................................ 33
4.4.9 Minggu IX ................................................................................................ 38
BAB V PENUTUP...................................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 40
v
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
Pendidikan arsitektur tidak hanya berfokus pada pengetahuan teoritis, namun
juga penting untuk melengkapi mahasiswa dengan pengalaman praktis di lapangan.
Praktik kuliah lapangan sebagai asisten arsitek pada Balai Pelaksana Penyediaan
Perumahan Jawa I sebagai konversi mata kuliah Praktik Kuliah Lapangan merupakan
salah satu bentuk kegiatan yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
terlibat langsung dalam praktik arsitektur di dunia nyata. Balai Pelaksana Penyediaan
Perumahan Jawa I merupakan institusi yang bertanggung jawab dalam merencanakan,
mengembangkan, dan melaksanakan proyek-proyek perumahan di wilayah Jawa I,
Indonesia. Dalam konteks ini, praktik kuliah lapangan menjadi pengalaman berharga
untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama masa
studi ke dalam praktik profesional.
1
Selama magang, penulis mendapatkan wawasan yang berharga tentang praktik
arsitektur, termasuk pemahaman tentang perencanaan tata kota, regulasi pembangunan
perumahan, dan prinsip-prinsip desain arsitektur yang berkelanjutan.
I.2. Tujuan
I.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari praktik kuliah lapangan sebagai asisten arsitek pada Balai
Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I adalah memberikan mahasiswa kesempatan
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang praktik arsitektur dalam
konteks pembangunan perumahan. Praktik kuliah lapangan ini bertujuan untuk:
2
e) Menyumbangkan kontribusi yang positif dalam pengembangan proyek
perumahan yang dilakukan oleh Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan
Jawa I.
Selain itu, penulis juga terlibat dalam Pengembangan Rumah Susun Kedaung
Baru Tangerang, yang merupakan proyek perumahan bertingkat yang menghadirkan
tantangan desain yang unik. Penulis berpartisipasi dalam proses desain fasad dan
lanskap serta pemilihan material yang sesuai dengan kebutuhan penghuni dan konsep
desain yang diusulkan.
3
adalah untuk memberikan referensi desain yang berkualitas bagi pengembang dan
masyarakat yang membutuhkan rumah subsidi.
4
pihak terkait, seperti kontraktor, konsultan, dan pihak terkait lainnya, untuk
memastikan bahwa proyek berjalan lancar dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
5
berinteraksi dengan anggota tim arsitek dan berkontribusi dalam pengambilan
keputusan terkait dengan perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan proyek.
d) Analisis dokumen: Penulis menganalisis berbagai dokumen terkait proyek
perumahan, seperti perencanaan tata kota, dokumen teknis, dan regulasi
pembangunan. Analisis ini membantu penulis untuk memahami kerangka kerja
yang digunakan dalam pengembangan proyek perumahan, serta memperoleh
pemahaman tentang kebijakan dan persyaratan yang perlu dipatuhi.
e) Pengolahan data: Penulis mengumpulkan dan mengolah data-data yang
diperoleh selama praktik kuliah lapangan, termasuk data observasi, hasil
wawancara, dan dokumen terkait. Pengolahan data ini melibatkan analisis dan
sintesis informasi untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang
praktik arsitektur dalam konteks pembangunan perumahan.
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
6
1.2.1 Tujuan Umum
2.1 Pengertian
7
Menjelaskan alur mahasiswa dalam mengikuti MSIB 4 sebagai konversi
mata kuliah PKL.
4.3.1. Minggu I
4.3.2. Minggu II
4.3.4. Minggu IV
4.3.5. Minggu V
4.3.6. Minggu VI
4.3.9. Minggu IX
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan PKL dan proyek Rumah
Susun Kejaksaan Tinggi Banten.
8
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
TINJAUAN PROFIL BALAI PELAKSANA PENYEDIAAN PERUMAHAN
JAWA I DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN
II.1. Pengertian
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 16 Tahun 2020, Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I pada wilayah
kerja Jakarta dan Banten memiliki tanggung jawab yang luas dalam koordinasi dan
pengembangan kebijakan pembangunan perumahan. Pasal 161 dalam peraturan ini
secara rinci mengatur tugas dan peran balai tersebut.
Selain itu, balai ini juga memiliki tanggung jawab dalam membangun
prasarana, sarana, dan utilitas umum yang diperlukan untuk mendukung
keberlangsungan hunian tersebut. Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I harus
memastikan bahwa infrastruktur seperti jalan, saluran air, listrik, dan fasilitas publik
lainnya tersedia dan berfungsi dengan baik untuk memenuhi kebutuhan penghuni
perumahan.
10
Dengan tugas dan peran yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I
diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam memenuhi kebutuhan
perumahan yang semakin meningkat di wilayah Jawa I. Dengan melaksanakan
pembangunan perumahan yang sesuai standar dan memastikan ketersediaan prasarana
yang memadai, balai ini dapat menciptakan hunian yang layak dan nyaman bagi
masyarakat wilayah Jakrta dan Banten.
Selain itu, Balai ini juga berkonsultasi secara teknis dengan masing-masing
Eselon II terkait dalam melaksanakan program-programnya. Sebagai salah satu
lembaga yang terlibat dalam penyediaan perumahan, Balai Pelaksana Penyediaan
Perumahan Jawa I memiliki peran yang penting dalam membantu pemerintah
memenuhi kebutuhan perumahan yang masih sangat tinggi di Indonesia. Upaya-upaya
yang dilakukan oleh Balai ini diharapkan dapat membantu mengurangi backlog
perumahan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta mendorong pertumbuhan
ekonomi di wilayah Jawa I. (Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat
2022)
a. Kepala Balai
11
Merupakan pejabat eselon III yang bertugas sebagai perpanjangan tangan
Direktorat Jenderal Perumahan dalam rangka melaksanakan
penyelenggaran pembangunan rumah susun, rumah khusus, rumah
swadaya, prasarana, sarana, dan utilitas umum, serta koordinasi penyediaan
lahan dan pengembangan hunian di suatu kawasan balai.
12
BP2P Jawa I didukung pula oleh Jabatan Fungsional (Jafung), diantaranya
Jafung Teknik Tata Bangunan dan Perumahan, Jafung Perekayasa, serta
Jafung Teknik Penyehatan Lingkungan.
13
BAB III
DESKRIPSI PROYEK PKL
II.1. Pengembangan Desain Fasad dan Lanskap Rumah Susun Kejaksaan Tinggi
Banten, Kota Serang, Banten
III.1.1. Definisi
Pembangunan Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten untuk pegawai
Kejaksaan Tinggi Banten adalah proyek konstruksi yang bertujuan untuk menyediakan
fasilitas perumahan bagi para pegawai yang bekerja di Kejaksaan Tinggi Banten.
Rumah susun ini dirancang sebagai kompleks hunian bertingkat yang terdiri dari
beberapa unit hunian yang terpisah, tetapi tergabung dalam satu bangunan.
Tujuan utama dari pembangunan rumah susun ini adalah untuk memberikan
aksesibilitas perumahan yang lebih efektif bagi pegawai Kejaksaan Tinggi Banten.
Dengan memiliki hunian yang berdekatan dengan tempat kerja, para pegawai dapat
menghemat waktu dan tenaga yang diperlukan untuk berpergian, sehingga
meningkatkan efisiensi dalam menjalankan tugas-tugas pegawai Kejaksaan.
Selain itu, pembangunan rumah susun ini juga bertujuan untuk memberikan
kenyamanan dan kemudahan bagi para pegawai. Setiap unit hunian akan dilengkapi
dengan fasilitas-fasilitas dasar seperti kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar
mandi. Dengan demikian, para pegawai dapat menikmati hunian yang layak dan
nyaman setelah bekerja seharian.
14
Pembangunan Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten merupakan upaya untuk
memberikan solusi perumahan yang terjangkau dan nyaman bagi para pegawai
Kejaksaan Tinggi Banten. Dengan adanya fasilitas perumahan yang sesuai, diharapkan
para pegawai dapat fokus dalam menjalankan tugas dan memberikan pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat.
Setiap unit rumah susun dilengkapi dengan dua kamar tidur yang dirancang
untuk memberikan privasi dan kenyamanan bagi penghuninya. Selain itu, terdapat
ruang tamu yang menjadi pusat interaksi dan bersantai bersama keluarga. Kamar mandi
yang terdapat di setiap unit dirancang dengan baik untuk memenuhi kebutuhan
penghuninya. Dapur adalah area penting dalam rumah susun ini, yang dilengkapi
dengan fasilitas yang memadai untuk memasak dan menyimpan makanan.
Selain itu, terdapat juga tempat cuci dan jemur yang memberikan kemudahan
bagi penghuni dalam menjaga kebersihan pakaian penghuni. Seluruh unit rumah susun
dilengkapi dengan fasilitas AC, yang akan memberikan kenyamanan suhu udara yang
sesuai di dalam ruangan. Hal ini akan meningkatkan kualitas hidup dan kenyamanan
bagi penghuni rumah susun. Dengan desain yang memperhatikan kebutuhan penghuni,
proyek pembangunan Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten ini bertujuan untuk
menyediakan tempat tinggal yang fungsional dan nyaman bagi pegawai dan anggota
Kejaksaan Tinggi Banten, sehingga penghuni dapat bekerja dengan lebih efektif dan
merasa nyaman dalam lingkungan tempat tinggal.
15
Lokasi : Jl. Raya Pandeglang No.KM, RW.9, Sukajaya, Kec.
Curug, Kota Serang, Banten 42171
Kontraktor Pelaksana : PT. Martua Jaya Megah dan Martua KSO Syarif SK
16
BAB IV
PELAKSANAAN PROYEK
17
4.2 Proses Persiapan PKL
4.2.1 Pendalam Teori Mengenai Perencanaan Fasad & Lanskap
4.2.1.1 Teori Fasad Dalam Arsitektur
Fasad memiliki peran signifikan dalam desain bangunan karena merupakan
penghubung antara fungsi dan makna bangunan. Istilah "fasad" berasal dari kata Latin
"facie" atau dalam bahasa inggris “façade”, yang berarti wajah atau penampilan
bangunan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fasad bangunan merujuk pada
penampilan depan bangunan. (Ulrich Knaack 2007)
Dalam penjelasan D.K. Ching yang disampaikan oleh Pattileamonia,
prinsip-prinsip fasad bangunan meliputi geometri, simetri, kontras, proporsi, dan
ritme. (Ching 2015)
1. Geometri mengacu pada penggunaan bentuk-bentuk geometris
seperti segitiga, lingkaran, persegi, dan lain-lain dalam bidang
arsitektur.
2. Simetri menekankan keseimbangan dari kumpulan bentuk yang ada.
Terdapat dua jenis simetri, yaitu simetri bilateral yang menciptakan
keseimbangan antara elemen yang setara di sisi-sisi yang berbeda,
dan simetri radial yang membentuk susunan yang serupa secara
radial.
3. Kontras kedalaman menyoroti penggunaan warna dan pencahayaan
untuk memisahkan antara area yang terang dan gelap pada fasad.
Proporsi berhubungan dengan perbandingan ukuran dan skala
antara elemen-elemen yang ada pada fasad.
4. Ritme mengacu pada gerakan atau pola berulang dari elemen atau
motif pada fasad, baik dalam interval yang teratur maupun tidak.
Ritme memiliki peran dalam pengaturan bentuk dan ruang dalam
arsitektur. Komposisi elemen-elemen fasad dikelompokkan
berdasarkan kedekatan dan karakteristik visual antara elemen
tersebut.
5. Proporsi dalam elemen fasad melibatkan perbandingan antara
18
bagian-bagiannya. Dalam menentukan proporsi dalam bangunan,
pertimbangan meliputi penggunaan material, bentuk, dan sistem
struktur.
6. Skala, sebagai bagian dari proporsi, digunakan untuk menentukan
dimensi dan ukuran yang tepat dalam setiap bagian. Dalam konteks
fasad bangunan, skala digunakan untuk menentukan dimensi
elemen-elemen fasad tersebut.
4.2.1.2 Teori Green Landscape
Green Landscape, atau lanskap hijau, adalah pendekatan perancangan
yang efektif dalam pemeliharaan taman yang indah dan lanskap umum.
Pendekatan ini memiliki beberapa manfaat penting, antara lain:
1. Meminimalkan kerusakan pada lingkungan alam: Green Landscape
berfokus pada penggunaan praktik ramah lingkungan, seperti pengurangan
limbah, penggunaan air yang efisien, dan pilihan tanaman yang tahan
terhadap kondisi lingkungan setempat. Dengan demikian, hal ini membantu
mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem alami dan
keanekaragaman hayati. (Davies 2017)
2. Memaksimalkan fungsi ekologis lanskap: Pendekatan Green Landscape
menekankan pentingnya mempertahankan fungsi ekologis lanskap. Ini
melibatkan penggunaan tanaman asli, pengaturan sistem drainase yang
baik, dan menciptakan habitat untuk satwa liar. Dengan demikian, Green
Landscape dapat meningkatkan kualitas ekosistem dan memperkuat
keseimbangan alam. (Ahern 2014)
3. Hemat waktu dan uang dengan pemeliharaan yang lebih rendah: Green
Landscape memilih tanaman yang membutuhkan perawatan minimal,
tahan terhadap kondisi lingkungan setempat, dan beradaptasi dengan baik.
Hal ini mengurangi kebutuhan akan penggunaan air, pemupukan, dan
pestisida. Dengan demikian, pemeliharaan yang lebih rendah menghasilkan
penghematan waktu dan biaya dalam jangka panjang.
4. Menciptakan tempat sehat dan aman bagi orang untuk hidup, bekerja, dan
19
bermain: Green Landscape memberikan manfaat langsung bagi manusia.
Penanaman tanaman hijau yang melimpah di sekitar tempat tinggal, tempat
kerja, dan area rekreasi menciptakan lingkungan yang menyehatkan.
Tanaman hijau membantu menyaring udara, mengurangi polusi,
meningkatkan kualitas udara, memberikan peneduh, dan mengurangi efek
suhu yang berlebihan. (Keniger 2013)
Dengan demikian, Green Landscape menciptakan tempat yang sehat dan aman
bagi manusia dalam berbagai aktivitas. Dengan semua manfaat ini, Green
Landscape menjadi pilihan yang bijaksana dalam perancangan lanskap,
menggabungkan keindahan dengan keberlanjutan, dan memberikan kontribusi
positif terhadap lingkungan alam serta kesejahteraan manusia.
20
tekstur, warna, dan material yang akan membentuk penampilan eksterior rumah
susun tersebut.
4. Membuat desain 3D: Setelah mengembangkan alternatif desain fasad,
mahasiswa menggunakan perangkat lunak desain arsitektur untuk membuat
desain 3D. Dalam desain ini, mahasiswa menggambarkan dengan lebih detail
bagaimana fasad bangunan tersebut akan terlihat secara tiga dimensi. Ini
membantu dalam memvisualisasikan hasil akhir dan memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang desain tersebut.
5. Mempresentasikan hasil pekerjaan: Setelah selesai merancang fasad dan
membuat desain 3D, mahasiswa melakukan presentasi kepada tim proyek dan
pihak terkait lainnya. Presentasi ini bertujuan untuk memaparkan dan
menjelaskan desain fasad yang telah mahasiswa buat. mahasiswa juga dapat
menjawab pertanyaan, menerima umpan balik, dan mendiskusikan aspek-aspek
tertentu dari desain tersebut.
21
mendalam materi-materi
tersebut dan melakukan
diskusi yang relevan
mengenai pengetahuan dan
pengalaman dalam praktik di
lapangan proyek.
Minggu Pada minggu kedua kegiatan 08.00-16.30 - Kantor Balai
Ke-2 kerja praktek, mahasiswa (Senin- Pelaksana
27-03 memasuki tahap perkenalan Kamis) Penyediaan
Maret dan pengarahan proyek 08.00-17.00 Perumahan Jawa
2023 Pembangunan Rumah Susun (Jumat) I Jakarta Selatan.
Kejaksaan Tinggi Banten. -Onsite Proyek,
Dalam kegiatan ini, Kota Serang,
mahasiswa terlibat dalam Banten
rapat koordinasi dan diskusi
awal bersama Konsultan
Perencana dan kontraktor
proyek.
Minggu Pada minggu ketiga kegiatan 08.00-16.30 - Kantor Balai
Ke-3 kerja praktek, mahasiswa (Senin- Pelaksana
06-10 melakukan visitasi lapangan Kamis) Penyediaan
Maret ke proyek Rumah Susun 08.00-17.00 Perumahan Jawa
2023 Kejaksaan Tinggi Banten. (Jumat) I Jakarta Selatan.
Tujuan dari visitasi ini adalah -Onsite Proyek,
untuk memperoleh Kota Serang,
pemahaman yang lebih Banten
mendalam tentang kondisi
lapangan dan melihat
22
langsung progres
pembangunan.
Minggu Pada minggu keempat praktik 08.00-16.30 - Kantor Balai
Ke-4 kuliah lapangan, mahasiswa (Senin- Pelaksana
13-17 memasuki tahap penting Kamis) Penyediaan
Maret dalam proyek desain dengan 08.00-17.00 Perumahan Jawa
2023 fokus pada pembuatan desain (Jumat) I Jakarta Selatan.
fasad. Untuk memperoleh -Onsite Proyek,
inspirasi dan ide yang lebih Kota Serang,
baik, melakukan kajian studi Banten
preseden sebagai langkah
awal dalam proses
perancangan.
Minggu Pada minggu kelima, 08.00-16.30 Onsite Proyek,
Ke-5 mahasiswa yang sedang (Senin- Kota Serang,
20-24 mengikuti proyek desain fasad Kamis) Banten
Maret rumah susun telah melakukan 08.00-17.00
2023 presentasi kepada sejumlah (Jumat)
pihak terkait, termasuk
Mentor, Pejabat Pengawas
Komitmen (PPK) Rumah
Susun, kontraktor, dan
konsultan. Presentasi ini
merupakan tahap penting
dalam pengembangan desain
fasad. Dalam presentasi
tersebut, mahasiswa
memaparkan detail-desain
23
fasad yang telah
dikembangkan.
Minggu Setelah melakukan presentasi 08.00-16.30 - Kantor Balai
Ke-6 pada minggu sebelumnya, (Senin- Pelaksana
27-31 mahasiswa menerima umpan Kamis) Penyediaan
Maret balik dari PPK, Kontraktor, 08.00-17.00 Perumahan Jawa
2023 dan Konsultan perencana (Jumat) I Jakarta
yang hadir dalam rapat Selatan.
tersebut. Sebagai hasil dari -Onsite Proyek,
diskusi tersebut, terdapat Kota Serang,
beberapa perubahan dan Banten .
pengembangan desain yang
perlu dilakukan untuk
kawasan taman di Rumah
Susun Kejaksaan Tinggi
Banten.
24
tuntutan untuk beradaptasi
dan belajar secara
komprehensif, sehingga dapat
memperoleh pengalaman
lapangan yang sesungguhnya
dengan maksimal.
25
4.4 Peran Mahasiswa
4.4.1 Minggu I
Pada minggu pertama kegiatan kerja praktek, mahasiswa dikenalkan dengan
teori dan teknis pekerjaan dalam bidang arsitektur yang meliputi Rencana Kerja dan
Syarat (RKS), proses pekerjaan, serta berbagai ilmu praktik dasar terkait keterampilan
di lapangan. Mentor memandu mahasiswa dalam memahami secara mendalam materi-
materi tersebut dan melakukan diskusi yang relevan mengenai pengetahuan dan
pengalaman dalam praktik di lapangan proyek. Dalam pengenalan teori dan teknis
pekerjaan, mahasiswa mungkin mempelajari tentang proses-proses perencanaan,
perizinan, dan persyaratan yang terkait dengan proyek konstruksi. Ini termasuk
memahami langkah-langkah dalam menyusun RKS yang mencakup rencana
perencanaan, spesifikasi teknis, dan pengaturan administrasi proyek.
4.4.2 Minggu II
Pada minggu kedua kegiatan kerja praktek, mahasiswa memasuki tahap
perkenalan dan pengarahan proyek Pembangunan Rumah Susun Kejaksaan Tinggi
Banten. Dalam kegiatan ini, mahasiswa terlibat dalam rapat koordinasi dan diskusi
awal bersama Konsultan Perencana dan kontraktor proyek. Fokus utama dari tahap ini
adalah memahami ketersediaan dana proyek dan pemilihan material yang akan
digunakan dalam desain fasad.
27
Gambar 4. Pengarahan dan Pemberian Tugas
28
Gambar 6. Dokumentasi Kegiatan Visitasi Lapangan Pengerjaan Turap dan Hebel Lt.3
Hal ini akan mendukung dalam mengambil keputusan yang tepat dan mengatasi
tantangan yang mungkin terjadi saat merancang fasad dan lanskap Rumah Susun
Kejaksaan Tinggi Banten.
4.4.4 Minggu IV
Pada minggu keempat praktik kuliah lapangan, mahasiswa memasuki tahap
penting dalam proyek desain dengan fokus pada pembuatan desain fasad. Untuk
memperoleh inspirasi dan ide yang lebih baik, melakukan kajian studi preseden sebagai
29
langkah awal dalam proses perancangan. Kajian studi preseden melibatkan
pengumpulan dan analisis terhadap proyek-proyek arsitektur sebelumnya yang
memiliki desain fasad menarik dan inovatif. Mahasiswa mengidentifikasi dan
mempelajari berbagai studi kasus yang relevan, termasuk bangunan dengan konsep
desain yang serupa atau memanfaatkan material-material yang sama.
30
Kajian studi preseden memberikan wawasan berharga dan inspirasi untuk
membantu mahasiswa menghasilkan desain fasad yang kreatif dan sesuai dengan
kebutuhan proyek yang sedang dikerjakan.
4.4.5 Minggu V
Pada minggu kelima, mahasiswa yang sedang mengikuti proyek desain fasad
rumah susun telah melakukan presentasi kepada sejumlah pihak terkait, termasuk
Mentor, Pejabat Pengawas Komitmen (PPK) Rumah Susun, kontraktor, dan konsultan.
Presentasi ini merupakan tahap penting dalam pengembangan desain fasad. Dalam
presentasi tersebut, mahasiswa memaparkan detail-desain fasad yang telah
dikembangkan hingga. Mahasiswa menjelaskan pilihan material, elemen arsitektur,
dan konsep keseluruhan yang digunakan untuk menciptakan tampilan yang menarik
dan fungsional bagi rumah susun Kejaksaan Tinggi Banten. Selain itu, dalam rapat
tersebut juga dibahas rencana desain lanskap taman.
31
Dalam desain fasad pertama, mahasiswa mempersembahkan desain batik
mandalikan yang menggunakan material plat CNC (Computer Numerically
Controlled) yang dihiasi dengan logo Kejaksaan. Kolaborasi lambang Kejaksaan dan
motif batik menciptakan kesan kharisma, wibawa, dan kehormatan bagi ASN lembaga
Kejaksaan. Mahasiswa juga membahas konsep taman yang ramah lingkungan, dengan
mempertimbangkan kebutuhan penghuni rumah susun dan aspek estetika. Mahasiswa
merancang taman dengan area hijau yang luas, jalur pejalan kaki, tempat duduk, dan
elemen lanskap lainnya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan menarik bagi
penghuni.
Diskusi dengan Mentor, PPK Rumah Susun, kontraktor, dan konsultan menjadi
kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan masukan dan saran berharga.
Mahasiswa menerima umpan balik mengenai aspek teknis, keamanan, dan
keberlanjutan desain. Dengan menggabungkan pengetahuan dan pengalaman dari
berbagai pihak terkait, mahasiswa dapat memperbaiki desain dan menghasilkan solusi
yang lebih baik. Presentasi ini merupakan tahapan penting dalam perkembangan
proyek desain fasad dan pembuatan taman/lanskap rumah susun Kejaksaan Tinggi
Banten. Mahasiswa dapat melanjutkan pekerjaan dengan memperhatikan masukan
yang mahasiswa terima, melakukan perbaikan dan penyempurnaan desain, serta
melanjutkan ke tahap berikutnya dalam proses konstruksi dan implementasi proyek.
32
4.4.6 Minggu VI
Setelah melakukan presentasi pada minggu sebelumnya, mahasiswa menerima
umpan balik dari PPK, Kontraktor, dan Konsultan perencana yang hadir dalam rapat
tersebut. Sebagai hasil dari diskusi tersebut, terdapat beberapa perubahan dan
pengembangan desain yang perlu dilakukan untuk kawasan taman di Rumah Susun
Kejaksaan Tinggi Banten.
Pada desain fasad awal, desain tersebut mengusung motif batik mandalikan
khas Banten. Namun, berdasarkan hasil diskusi, terjadi perubahan dalam motif yang
digunakan menjadi motif geometri minimalis, dan posisinya hanya menutup jendela.
Berbeda dengan fasad sebelumnya yang menutupi seluruh muka bangunan. Perubahan
ini bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan fasad kedua ini dengan tetap menjaga
fungsionalitasnya. Perubahan tersebut didasarkan pada pertimbangan untuk mencapai
tampilan fasad yang lebih estetis dan efisien materil. Dengan menggunakan motif
geometri minimalis, desain fasad akan memiliki tampilan yang lebih modern dan
simpel.
33
Perubahan desain ini merupakan respons terhadap umpan balik yang diterima dari
pihak terkait dalam rapat presentasi. Mahasiswa telah mengambil masukan tersebut
dan melakukan perubahan yang sesuai untuk memastikan bahwa desain fasad kedua
ini lebih maksimal dalam penggunaannya serta tetap memenuhi tujuan estetika dan
fungsionalitas.
35
menghasilkan tampilan yang lebih harmonis. Selanjutnya, juga ditugaskan untuk
menambahkan tanaman pada taman dengan memperhatikan keindahan estetika dan
kebutuhan penghuni rumah susun. Penambahan tanaman ini bertujuan untuk
menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan menyegarkan. Selain itu, juga diminta
untuk menambahkan tiang lampu jalan di areal lanskap bangunan guna memberikan
pencahayaan yang cukup dan memberikan rasa aman bagi penghuni.
37
Proses ini melibatkan kerja tim antara dengan mentor dan pihak terkait lainnya,
guna mencapai kesepakatan yang terbaik dalam mengembangkan Fasad & Desain
Lanskap Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten.
4.4.9 Minggu IX
Pada minggu ke sembilan, mahasiswa melakukan presentasi hasil desain fasad
dan lanskap Rumah Susun Kejaksaan Tinggi Banten. Presentasi ini menjadi momen
penting dalam memaparkan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama periode
proyek. Dalam presentasi tersebut, mahasiswa menjelaskan dengan rinci tentang desain
fasad dan lanskap yang telah dikembangkan.
38
umpan balik yang berharga terkait aspek teknis, keamanan, keberlanjutan, serta
kelayakan desain secara keseluruhan.
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengalaman dalam melaksanakan Praktik Kuliah Lapangan (PKL)
di Direktorat Jenderal Perumahan pada Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan
Jawa I Kementerian PUPR, dengan fokus pada kegiatan mendesain fasad dan
lanskap/taman rumah susun Kejaksaan Tinggi Banten, dapat disimpulkan bahwa
PKL tersebut memberikan manfaat yang signifikan. Selama PKL, telah dilakukan
pengumpulan informasi, analisis, dan penerapan pengetahuan dalam merancang
fasad dan lanskap/taman rumah susun dengan berbagai pertimbangan, seperti
estetika, keberlanjutan, dan kebutuhan penghuni.
5.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran berdasarkan pengalaman PKL :
40
kelebihan dan kekurangan desain yang dapat menjadi masukan berharga
untuk perbaikan dan pengembangan desain di masa depan.
4. Melibatkan penghuni dalam proses perancangan: Dalam mendesain fasad
dan lanskap/taman rumah susun, penting untuk melibatkan penghuni
sebagai pemangku kepentingan utama. Melakukan konsultasi dan
mengumpulkan masukan dari penghuni akan membantu dalam menciptakan
desain yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi penghuni.
41
DAFTAR PUSTAKA
Ahern, J. 2014. "Urban landscape sustainability and resilience: The promise and
challenges of integrating ecology with urban planning and design. ."
Landscape Ecology 29(6), 941-948.
Ching, F. D.K. 2015. Architecture: Form, Space and Order: Fourth Edition.
Davies, C., & Lafortezza. 2017. "Green infrastructure as a tool to support spatial
planning in European urban regions." Environmental Impact Assessment
Review 65, 59-68.
Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat. 2022. perumahan.pu.go.id.
Accessed May 2023. https://perumahan.pu.go.id/organisasi/balai-p2p-
jawa-1.
Keniger, L. E, dkk. 2013. " What are the benefits of interacting with nature? ."
International Journal of Environmental Research and Public Healt 10.
Ulrich Knaack, Tillmann Klein, Marcel Bilow, dan Thomas Auer. 2007. Façades:
Principles of Construction. Berlin.
42