MAGANG
Disusun Oleh :
Kelompok 03
FAKULTAS TEKNIK
2021
i
i
ii
KATA PENGANTAR
ii
iii
Penulis
iii
iv
RINGKASAN
iv
v
DAFTAR ISI
v
vi
vi
vii
DAFTAR TABEL
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Denah Lokasi Proyek Apartemen Kingland Avenue .................. 3
Gambar 1. 2 Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Proyek ......................................... 4
Gambar 1. 3 Site Location .................................................................................... 4
viii
ix
ix
x
x
xi
xi
xii
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
xiv
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu, Kingland Avenue hanya berjarak 100 meter menuju Bundaran
Alam Sutera yang memudahkan untuk melakukan perjalanan ke tempat yang
dituju. Apartemen Kingland Avenue sendiri dapat disebut sebagai tempat yang
strategis karena hanya dibutuhkan waktu sekitar 1-5 menit untuk menuju ke
berbagai macam tempat umum diantaranya Flavor Bliss, Living World, Rumah
Sakit Omni, Pasar Delapan, Universitas Binus, Giant Alam Sutera, Universitas
Bunda Mulia, SGU, IKEA, dan Mal Alam Sutera. Dan sarana transportasi pada
daerah tersebut juga memadai.
KE ARAH JALAN
TOL JAKARTA –
MERAK DAN
KOTA
TANGGERANG
KE ARAH ALAM
SUTRA
Tujuan dari kegiatan magang adalah agar wawasan dari penulis semakin
bertambah. Dengan adanya praktik langsung di lapangan dalam kegiatan magang,
pengalaman kerja yang kompeten di bidangnya, serta pembekalan diri terhadap
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan menemukan penyelasaian masalah yang
mungkin terjadi di dunia kerja tentu akan menambah ilmu teori yang telah
didapatkan di kampus. Proses penyelesaian masalah yang dilakukan oleh penulis
di tempat Magang, tentunya akan menambah wawasan dan keterampilan penulis
dalam mengatasi permasalahan dan menemukan solusi untuk masalah tersebut.
Beberapa capaian atau target dari pelaksanaan magang, antara lain sebagai
berikut.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI
PT. Totalindo Eka Persada Tbk. yang selanjutnya akan disebut Totalindo
merupakan sebuah perusahaan perseroan yang bergerak dalam bidang jasa
konstruksi. Totalindo merupakan sebuah perusahaan jasa konstrusksi swasta
Indonesia yang berfokus pada konstruksi gedung bertingkat. Kegiatan usaha
konstruksi Totalindo telah dimulai oleh pendiri perseroan sejak tahun 1995
dengan pembangunan Mall & Condominium Taman Angrek, Jakarta pada tahun
1995 yang meruapakan kawasan superblock terbesar di Asia Tenggara pada saat
itu. Meskipun kegiatan usaha konstruksi sudah dimulai sejak tahun 1995,
Totalindo terus mengembangkan bisnisnya dan baru berdiri secara resmi pada
tahun 1996.
Dari Gambar 2.2 diatas dapat diketahui susunan pihak-pihak yang terlibat
dalam pekerjaan Proyek Apartemen Kingland Avenue yaitu sebagai berikut.
Penjelasan tugas serta tanggung jawab dari Gambar 2.2 pada Proyek
Apartemen Kingland Avenue adalah sebagai berikut.
2.2.2.2 Pengawas MK
Tugas dan tanggung jawab dari konsultan struktur yaitu sebagai berikut.
Tugas dan tanggung jawab dari konsultan arsitek yaitu sebagai berikut.
2.2.2.5 Konsultan ME
Tugas dan tanggung jawab dari Konsultan Mekanikal dan Elektrikal yaitu
sebagai berikut.
Tugas dan tanggung jawab dari kontraktor pelaksana yaitu sebagai berikut.
Berikut merupakan uraian tugas dan tanggung jawab dari setiap badan
yang ada pada organisasi tersebut.
15
Berikut ini merupakan tugas dan tanggung jawab dari project manager:
Quality control (QC) memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu sebagai
berikut:
19
Site manager proyek merupakan orang atau seseorang yang dipilih dengan
kemampuan tertentu untuk memimpin orang-orang dalam proyek dengan berbagai
karakteristik, dengan tujuan tertentu dari proyek tersebut.
Adapun tugas dan wewenang site manager, yaitu sebagai berikut :
1. Menerapkan sistem manajemen mutu dalam pekerjaan sehari-hari dan
mensosialisasikannya kepada sesama rekan dalam 1 unit kerja.
2. Bertanggungjawab secara umum terhadap proses transformasi gambar
kerja ke hasil akhir pekerjaan sesuai metode pelaksanaan dan spesifikasi
mutu produk yang ditetapkan.
3. Pra konstruksi : mempelajari gambar kerja dan metode pelaksanaan kerja.
4. Membuat dan memperbarui Site Lay-out Plan, meminta pesetujuan PM
kemudian menempelkannya pada dinding Site Office.
5. Membuat detail perencanaan material, alat dan alokasi tenaga kerja
berdasarkan dari jadwal mingguan.
20
2.2.2.6.8 Mekanik
Bagian mekanik merupakan staff yang berhubungan dalam bidang elektrikal dan
mekanikal. Adapun tugas dan wewenang mekanik, yaitu sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab terhadap seluruh supporting equipment / peralatan
proyek dalam hal kelancaran fungsi mekanikal dan elektrikal.
2. Melakukan pemeriksaan rutin alat setiap hari selama alat tersebut di pakai.
3. Melakukan identifikasi potensial gangguan alat dan kemampuan
melakukan corrective and preventive action.
4. Melakukan laporan secara rutin kondisi alat, kerusakan / gangguan
termasuk usulan penanganan.
5. Memastikan tersedianya sumber daya listrik dan air pada lokasi proyek.
21
2.2.2.6.9 Drafter
2.2.2.6.10 HSE
2.2.2.6.11 Supervisor
2.2.2.6.12 Surveyor
2.2.2.7 Sub-Kontraktor
Tugas dan tanggung jawab dari Sub kontraktor yaitu sebagai berikut.
BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN
Bab III Metode dan Pelaksanaan berisi penjelasan mengenai waktu dan
tempat magang, rencana pelaksanaan, pelaksanaan, administrasi proyek, tenaga
kerja, sistem HSE, peralatan dan material, dan data pengujian.
Lokasi tempat pelaksanaan magang terletak pada Jl. Raya Serpong KM.8,
Pakulonan, Kec. Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Banten. Dan waktu
pelaksanaan magang direncanakan mulai dari tanggal 31 Agustus 2021 sampai 28
Februari 2022. Pada proyek Apartemen Kingland Avenue ini memiliki waktu
kerja per-hari yaitu sebagai berikut.
1. Staff Kantor :
Hari Senin-Sabtu pada pukul 08.00-17.00 WIB.
2. Pekerja Proyek :
Hari Senin-Minggu pada pukul 08.00-17.00 WIB (Apabila terdapat
pekerjaan diluar dari jam atau waktu tersebut maka dihitung lembur atau
kembali ke kebijakan proyek).
Data peroyek yang tertera pada sub-bab ini adalah data yang diambil dari
proyek Apartemen Kingland Avenue, yang terletak di Jl. Raya Serpong KM.8,
Pakulonan, Kec. Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Banten. Data proyek
tersebut mencangkup data administrasi, data teknis, denah konsep rancangan,
koefisien dasar bangunan, serta koefisien lantai bangunan.
Pada proyek ini pintu masuk dan keluar menjadi satu (pintu masuk
sekaligus pintu keluar) yang hanya dapat di akses oleh para pekerja,
30
Pos jaga security merupakan pos yang memiliki fungsi untuk menjaga
dan mengamankan proyek, mengecek suhu para pekerja ketika masuk
proyek, mendata sekaligus mengabsen pekerja ketika memasuki proyek.
Pada proyek ini terdapat 2 pos jaga security, yaitu pada lantai ground floor
dan di basement sebelum area parkiran, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.4
dan Gambar 3.5 berikut.
3. Direksi Keet
a. Ruang Engineering
Ruang site manager merupakan ruang untuk para site manager (SM),
baik SM untuk Tower 3 maupun untuk Tower 2 dan podium bekerja,
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.8 berikut.
c. Ruang Supervisor
d. Ruang Meeting
h. Ruang Survey
i. Pantry
Gambar 3. 15 Pantry
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
j. Ruang Pengawas MK
m. Musala
38
Gambar 3. 19 Musala
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
n. Toilet Karyawan
Toilet karyawan adalah tempat untuk membuang air besar dan kecil
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.21 berikut.
39
o. Kantin
Gambar 3. 22 Kantin
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
Area tempat cuci tangan adalah tempat untuk mencuci tangan untuk
setiap orang yang berada di proyek agar tangan agar tetap bersih dan
mencegah penyebaran COVID-19. Area cuci tangan merupakan salah satu
untuk memenuhi protokol kesehatan di dalam proyek. Area ini terletak di
pintu masuk pejalan kaki depan pos satpam, seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.24 berikut.
u. Area Parkir
utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
1200 25-30
500 x Lantai
24D22 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1000 30-roof
800 x Lantai
58D32 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1900 B2-2
800 x Lantai
58D32 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1900 2-3
750 x Lantai
58D29 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1650 3-4
750 x Lantai
58D29 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1650 4-10
650 x Lantai
K3 50D25 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1500 10-15
600 x Lantai
38D25 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1400 15-20
600 x Lantai
24D25 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1200 20-25
500 x Lantai
20D22 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1200 25-30
400 x Lantai
20D22 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
800 30-roof
500 x Lantai
34D25 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1000 B2-2
500 x Lantai
34D25 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1000 2-3
500 x Lantai
26D25 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1000 3-4
500 x Lantai
26D25 D13-100 D13-150 D13-100 D13-150
1000 4-10
400 x Lantai
K4 18D25 D10-100 D10-200 D10-100 D10-200
1000 10-15
400 x Lantai
18D25 D10-100 D10-200 D10-100 D10-200
1000 15-20
400 x Lantai
18D22 D10-100 D10-200 D10-100 D10-200
1000 20-25
400 x Lantai
18D19 D10-100 D10-200 D10-100 D10-200
1000 25-30
400 x Lantai
18D19 D10-100 D10-200 D10-100 D10-200
1000 30-roof
500 x Lantai
22D22 D13-100 D13-200 D13-100 D13-200
1000 B2-2
500 x Lantai
K8B 22D22 D13-100 D13-200 D13-100 D13-200
1000 2-3
500 x Lantai
22D22 D13-100 D13-200 D13-100 D13-200
1000 3-4
300 x Lantai
K9 12D22 D13-100 D13-200 D13-100 D13-200
700 B2-GF
800 x Lantai
K10 28D22 D13-100 D13-200 D13-100 D13-200
800 B2-2
47
800 x Lantai
28D22 D13-100 D13-200 D13-100 D13-200
800 2-3
800 x Lantai
28D22 D13-100 D13-200 D13-100 D13-200
800 3-4
(Sumber : Dokumen Proyek)
Balok adalah struktur yang berfungsi untuk menahan gaya atau beban
horizontal yang berasal dari beban beban yang ada diatasnya, beban balok itu
sendiri, dan beban pelat. Beban tersebut yang akan disalurkan ke kolom. Selain
untuk menahan beban horizontal balok juga dapat berfungsi sebagai pengikat
kolom dan tempat untuk dudukan pelat. Balok juga dikenal sebagai suatu elemen
struktur yang dominan memikul gaya dalam berupa momen lentur dan juga geser.
12''/B-C 7D19 7D19 3D19 3D19 D10-150 3D19 3D19 D10-200 2D10 D10-1000
13'/A-B 6D19 6D19 3D19 3D19 D10-150 6D19 3D19 D10-150 2D10 D10-1000
13'/B-C 6D19 3D19 3D19 3D19 D10-150 3D19 3D19 D10-200 2D10 D10-1000
13''/A-B 6D19 6D19 3D19 3D19 D10-150 6D19 3D19 D10-150 2D10 D10-1000
13''/B-C 6D19 3D19 3D19 3D19 D10-150 3D19 3D19 D10-200 2D10 D10-1000
10/C''-N 5D22 6D22 3D22 4D22 D10-100 4D22 4D22 D10-100 2D10 D10-1000
300x850
10/O'-P 4D22 3D22 4D22 3D22 D10-100 3D22 4D22 D10-150 2D10 D10-1000
11/N-P 7D22 8D22 4D22 4D22 D10-100 3D22 4D22 D10-150 2D10 D10-1000
10/A-B 8D22 8D22 4D22 4D22 1.5D10-100 8D22 4D22 1.5D10-100 2D10 D10-1000
400x700
10/C'-C'' 4D22 4D22 4D22 4D22 1.5D10-100 4D22 4D22 1.5D10-100 2D10 D10-1000
11/A-B 8D22 8D22 4D22 4D22 1.5D10-100 8D22 4D22 1.5D10-100 2D10 D10-1000
11/B-C' 5D22 5D22 4D22 4D22 D10-100 3D22 3D22 D10-150 2D10 D10-1000
12/A-B 9D22 9D22 5D22 5D22 D10-100 9D22 5D22 D10-100 2D10 D10-1000
12/B-C 8D22 6D22 4D22 4D22 1.5D10-100 3D22 3D22 D10-100 2D10 D10-1000
12'/K'-O 5D22 6D22 3D22 4D22 D10-100 3D22 4D22 D10-100 2D10 D10-1000
12'/O-Q 9D22 7D22 5D22 4D22 D10-100 3D22 4D22 D10-100 2D10 D10-1000
12'/Q-Q' 7D22 7D22 4D22 4D22 1.5D10-100 7D22 4D22 1.5D10-100 2D10 D10-1000
13/A-B 8D22 8D22 4D22 4D22 1.5D10-100 8D22 4D22 1.5D10-100 2D10 D10-1000
13/K'-O 8D22 8D22 5D22 5D22 1.5D10-100 3D22 5D22 1.5D10-100 2D10 D10-1000
13/O-Q 10D22 9D22 5D22 5D22 D10-100 3D22 6D22 D10-100 2D10 D10-1000
50
13/Q-Q' 9D22 9D22 5D22 5D22 2D10-100 9D22 5D22 2D10-100 2D10 D10-1000
12'/S-V 8D22 11D22 4D22 6D22 D10-100 3D22 6D22 D10-100 2D10 D10-1000
12'/V-Y 6D22 8D22 6D22 4D22 1.5D10-100 3D22 4D22 1.5D10-100 2D10 D10-1000
12'/Y-YB 8D22 8D22 4D22 4D22 D10-100 3D22 5D22 D10-100 2D10 D10-1000
14/A-B 8D22 8D22 4D22 4D22 D10-100 8D22 4D22 D10-100 2D10 D10-1000
14/B-C 8D22 8D22 4D22 4D22 1.5D10-100 3D22 4D22 1.5D10-100 2D10 D10-1000
14/C-K 10D22 10D22 5D22 5D22 D10-100 3D22 5D22 D10-100 2D10 D10-1000
14/K-O 10D22 10D22 5D22 5D22 D10-100 3D22 5D22 D10-100 2D10 D10-1000
14/O-Q 10D22 10D22 5D22 5D22 1.5D10-100 3D22 5D22 1.5D10-100 2D10 D10-1000
14/Q-S 10D22 10D22 5D22 5D22 1.5D10-100 3D22 5D22 1.5D10-100 2D10 D10-1000
14/S-V 10D22 10D22 5D22 5D22 1.5D10-100 3D22 5D22 1.5D10-100 2D10 D10-1000
14/V-Y 9D22 9D22 6D22 6D22 1.5D10-125 4D22 4D22 1.5D10-125 2D10 D10-1000
14/Y-YB 9D22 8D22 4D22 4D22 D10-100 3D22 5D22 D10-100 2D10 D10-1000
400x750 11'/C''-P 3D19 6D19 3D19 4D19 D10-150 3D19 4D19 D10-200 2D10 D10-1000
11'/C''-Q 6D19 4D19 4D19 4D19 D10-150 3D19 5D19 D10-200 2D10 D10-1000
400x800 13/B-C 8D22 5D22 4D22 4D22 D10-100 3D22 4D22 D10-100 2D10 D10-1000
400x850 10/B-C' 5D22 5D22 4D22 3D22 D10-100 3D22 4D22 D10-150 2D10 D10-1000
12’/Q’-S 4D22 4D22 3D22 3D22 D10-100 3D22 3D22 D10-150 2D10 D10-1000
500x700
12'/S-V 8D22 12D22 4D22 6D22 1.5D10-100 4D22 6D22 D10-100 2D10 D10-1000
12'/V-Y 7D22 8D22 6D22 4D22 2D10-100 3D22 4D22 2D10-100 2D10 D10-1000
51
12’/Y-YB 8D22 8D22 4D22 4D22 D10-100 3D22 5D22 D10-100 2D10 D10-1000
(Sumber : Data Kelompok, 2021)
52
Shear wall atau lebih dikenal dengan istilah dinding geser adalah element
struktur berbentuk dinding beton bertulang yang berfungsi untuk menahan gaya
geser, gaya lateral akibat gempa bumi atau gaya lainnya pada gedung bertingkat
dan bangunan tinggi.
Shear wall dibagi menjadi tiga jenis yaitu framewall, bearing wall dan core
wall. Pada Proyek Apartemen Kingland Avenue hanya terdapat shear wall yang
berjenis core wall saja. Pada penulangan shear wall mutu besi yang digunakan
untuk tulangan utamanya adalah BJTS 420B sedangkan untuk tulangan sengkang
dan ties-nya adalah BJTS 520. Mutu beton yang digunakan adalah f’c 50 MPa.
Tabel tipe dan tulangan shear wall dapat dilihat pada Tabel 3.7 dan contoh
gambar detail penulangan pada shear wall 2 ditunjukkan pada Gambar 3.33
berikut.
56
GF-3 7000 x 600 100D25 D16-100 1. D16-100 (37) 100D25 D16-100 1. D16-100 (37)
2. D16-100 (1) 2. D16-100 (1)
3-10 7000 x 500 100D22 D16-100 1. D16-100 (37) 100D22 D16-100 1. D16-100 (37)
2. D16-100 (1) 2. D16-100 (1)
SW5 B2-GF 2500 x 600 18D22 D13-100 D13-100 18D22 D13-100 D13-100
1900 x 600 8D13 D16-100 A(3) A(3) 8D13 D16-100 A(3) A(3)
28D22 D13-100 D13-100 B(2) 28D22 D13-100 D13-100 B(2)
12D13 D13-100 12D13 D13-100
22D22 C(3) C(3) 22D22 C(3) C(3)
D13-100 D(3) D13-100 D(3)
D13-100 D13-100
E (7) E (2) E (7) E (2)
GF-3 2500 x 600 18D22 D13-100 D13-100 18D22 D13-100 D13-100
1900 x 600 8D13 D16-100 A(3) A(3) 8D13 D16-100 A(3) A(3)
28D22 D13-100 D13-100 B(2) 28D22 D13-100 D13-100 B(2)
12D13 D13-100 12D13 D13-100
22D22 C(3) C(3) 22D22 C(3) C(3)
D13-100 D(3) D13-100 D(3)
D13-100 D13-100
E (7) E (2) E (7) E (2)
3-10 2500 x 600 18D22 D13-100 D13-100 18D22 D13-100 D13-100
1800 x 600 6D13 D16-100 A(3) A(3) 8D13 D16-100 A(4) A(3)
28D22 D13-100 B(2) 28D22 D13-100 B(2)
12D13 D13-100 12D13 D13-100
58
Fondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur bangunan (sub-
structure) yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur bangunan
(upper-structure) ke lapisan tanah yang berada di bagian bawahnya tanpa
mengakibatkan keruntuhan geser tanah, dan penurunan (settlement) tanah/pondasi
yang berlebihan.
Selain tiang bore pile, pondasi tersebut terdiri dari pile cap. Pile cap
adalah pengikat fondasi yang digunakan sebagai penerus beban dari kolom ke
tiang bore pile. Denah pondasi bore pile ditunjukkan pada Gambar 3.34 dan
potongan fondasi ditunjukkan pada Gambar 3.35 sebagai berikut.
STP adalah sebuah sistem pengolahan air limbah menjadi air berkualitas
yang dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman atau dibuang ke pembuangan
kota. Air hasil olahan harus memenuhi standar limbah yang aman bagi lingkungan
sehingga tidak mencemari lingkungan.
dapat menampung air limbah sebesar 3.000 m3. STP ini mempunyai ukuran
sebagai berikut:
a. Tinggi = 6,650 m
b. Lebar I = 14,575 m
c. Lebar II = 4,750 m
d. Panjang I = 15,450 m
e. Panjang II = 8,150 m
f. Tebal dinding utama = 0,350 m
g. Tebal dinding sekat = 0,200 m
Ground Water Tank (GWT) adalah suatu konstruksi bawah tanah, yang
berfungsi untuk menampung dan mengolah air bersih dari sumur dalam. Ground
Water Tank (GWT) berfungsi untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk memenuhi
aktifitas gedung. Sedangkan ruang pompa adalah konstruksi yang digunakan
62
untuk menyimpan instalasi pompa-pompa air dari reservoir. Denah GWT dan
ruang pompa dapat dilihat pada gambar Gambar 3.37 berikut.
R. POMPA
GWT
Pada Proyek Apartemen Kingland Avenue untuk Tower The Fritz, kontrak
dibagi menjadi kontrak untuk lantai B2 hingga lantai 4 atau biasa disebut Fritz
Bawah, dan kontrak untuk lantai 5 hingga atap atau biasa disebut Fritz Atas.
Untuk sistem pelelangan baik untuk kontrak lantai B2 hingga lantai 4 maupun
lantai 5 hingga atap, digunakan sistem penunjukan langsung yang dilakukan oleh
owner, yaitu PT. Hongkong Kingland, meninjau pada pembangunan proyek
63
sebelumnya, yaitu Tower The Venetian, PT. Totalindo ditunjuk untuk menjadi
kontraktor utama Tower The Fritz.
1. Barchart Scedule
2. Kurva-S
Dalam gambar kurva-s diatas terdapat deviasi yang besar dengan hasil
minus dari minggu pertama bulan Mei 2021 hingga akhir Oktober 2021. Hal
tersebut dikarenakan adanya kendala dalam proses desain dan teknis
pekerjaan. Kendala pada proses desain adalah gambar kerja belum disetujui
oleh owner dan masih dalam tahap review oleh owner, sedangkan kendala
teknisnya adalah adanya keterlambatan dari pihak direct contractor sehingga
kontraktor utama tidak dapat melaksanakan pekerjaan. Atas kesepakatan
bersama, pihak owner memilih untuk menambahkan waktu pelaksanaan
proyek sebagai solusi.
66
1. Laporan Harian
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Dalam
Bab I pasal (1) ayat 2 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenaga
Kerjaan, disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
1. Safety Induction
2. Toolbox Meeting
73
3. Safety Inspection
6. Safety Meeting
7. Monthly Report
8. Daily Report
Kebijakan khusus yang wajib dilakukan dan dipatuhi oleh semua pihak
saat berada di area Proyek Apartemen Kingland Avenue yaitu sebagai berikut.
Tower crane merupakan crane jenis tanam yang memerlukan pondasi saat
dioperasikan. Pondasi ini dibuat dengan cara dicor menggunakan semen
dengan kedalaman lubang yang telah ditentukan sebelumnya. Bagian base
station adalah bagian dasar yang terdiri dari 4 kaki penopang kemudian
ditanamkan dan dicor. Pondasi untuk tower crane ditunjukkan pada Gambar
3.60.
86
Mast section adalah rangkaian dari beberapa bagian yang menjadi tiang
tower crane dan juga bagian dari tower crane yang menentukan tinggi dari
tower crane. Dapat dilihat pada Gambar 3.61.
87
3. Slewing (poros)
Slewing merupakan bagian atas pada tower crane yang dapat berputar
hingga 360 derajat pada porosnya. Ini dikarenakan adanya slewing mechanism
di atas mast section. Kendali slewing terdapat pada handle di kabin kontrol.
Slewing dapat dilihat pada Gambar 3.62 berikut.
4. Counter Jib
Jib atau boom merupakan bagian dari tower crane yang panjang dan bisa
berputar secara horizontal sebesar 360°. Jib atau sering disebut lengan tower
crane berfungsi untuk mengangkat material atau alat bantu pada proyek
dengan bantuan kabel baja (sling). Jib ditunjukkan pada Gambar 3.64 berikut.
6. Tower Top
Tower top merupakan bagian puncak dari tower crane dan berfungsi
sebagai tumpuan kabel baja (sling) Jib dan Counter Jib. Tower top
ditunjukkan pada Gambar 3.65 berikut.
(a) Hoist adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut
arah vertikal.
(b) Trolley adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat
angkut tower crane arah horisontal.
(c) Sling merupakan bagian tower crane yang berupa kabel baja dan
menjadi bagian hoist. Pemakaian sling bisa berubah-ubah
diameternya atau dapat di tambahkan (double-sling), tergantung
pada kebutuhan di lapagan.
8. Kabin
perpaduan antara mesin hidraulik, motor, dan juga crane sehingga alat berat
crawler crane menjadi mesin untuk bor pile. Crawler creane berfungsi sebagai
alat angkut dan juga sebagai alat bor. Auger drilling machine ditunjukkan pada
Gambar 3.66 berikut.
3.7.1.3 Excavator
Gambar 3. 67 Excavator
3.7.1.4 Tenda
Gambar 3. 68 Tenda
(Sumber : Dokumentasi Proyek, 2021)
92
Lampu yang digunakan untuk proyek ini adalah tipe lampu sorot, yang
berfungsi untuk menerangi area kerja pada malam hari Ketika pekerja lembur,
ataupun melakukan storing/pengecoran pada malam hari. Gambar lampu
ditunjukkan pada Gambar 3.69 berikut.
Gambar 3. 69 Lampu
(Sumber : Dokumentasi Proyek, 2021)
3.7.1.6 Vibrator
Gambar 3. 70 Vibrator
(Sumber : Dokumentasi Proyek, 2021)
93
3.7.1.9 Bekisting
1. Bekisting Konvensional
3) Penyangga (braching)
2. Bekisting Aluco
1) Komponen
a. Wall Panel (W)
96
2) Aksesoris
a. Stub Pin / Wedge Pin / Long Pin
c. Steel Support
d. System Support
100
3.7.1.10 Compressor
Gambar 3. 84 Compressor
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
Bar bender atau Bar Bending digunakan untuk menekuk tulangan dengan
derajat kemiringan tertentu. Mesin ini dipakai untuk membuat tekukan pada
102
sengkang, membuat tekukan pada besi tulangan utama dan juga membuat tekukan
pada kait pengikat. Bar bender ditunjukkan pada Gambar 3.87.
Bar Cutter adalah mesin yang digunakan untuk memotong tulangan sesuai
dengan ukuran yang dibutuhkan. Bar Cutter menggunakan tenaga listrik sehingga
bisa dilakukan dengan lebih cepat dan bisa menghemat tenaga. Bar cutter
ditunjukkan pada Gambar 3.88.
Concrete Bucket adalah salah satu alat yang digunakan untuk proses
pengecoran. Alat ini terpasang atau terkait oleh tower crane. Cara kerja alat ini
yaitu alat ini akan di tuangkan beton dari truck mixer, kemudian concrete bucket
ini akan di angkat menggunakan tower crane ke tempat yang ingin dilakukan
pengecoran. Untuk Proyek Apartement Kingland Avenue concrete bucket ini
digunakan untuk pengecoran kolom, shear wall, parafet, dan facade. Volume dari
alat ini yaitu 0,8 m³. Concrete bucket ditunjukkan pada Gambar 3.90.
3.7.1.17 Gegep
Gegep merupakan alat yang digunakan oleh para pekerja atau tukang besi
untuk mengikatkan tulangan dengan kawat bendrat. Gegep ditunjukkan pada
Gambar 3.91.
104
Gambar 3. 91 Gegep
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
Bor listrik merupakan alat yang digunakan untuk bermacam tujuan, salah
satunya yaitu untuk membobok beton yang kelebihan pada kepala kolom. Bor
listrik ditunjukkan pada Gambar 3.92.
3.7.1.20 Sikat
Gambar 3. 94 Sikat
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
Bolt Cutter merupakan alat yang berbentuk seperti tang, alat ini berfungsi
untuk memotong besi berdiameter kecil khususnya pelat. Diameter besi maksimal
yang dapat dipotong oleh alat ini adalah 16 mm seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.95.
106
Circular Saw adalah salah satu jenis gergaji mesin yang berbentuk bulat dan
bergigi, alat ini dapat memotong objek dengan gerakan berputar. Alat ini
digunakan untuk memotong panel bekisting, besi hollow dan lain-lain. Circular
saw ditunjukkan pada Gambar 3.96.
3.7.1.25 Tripod
Tripod adalah tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat seperti
Auto Level dan Theodolite. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan
bisa diubah ukuran ketinggiannya. Tripod ditunjukkan pada Gambar 3.99.
Gambar 3. 99 Tripod
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
Pipa cor merupakan pipa yang digunakan untuk mengalirkan beton ready
mix dari truck mixer ke struktur horizontal yang akan di cor seperti pelat lantai.
Pipa cor ini terbuat dari bahan galvanis, dimana pipa-pipa ini baru dirakit sebelum
proses pengecoran. Pada proyek Apartemen Kingland Avenue, pipa cor baru
digunakan apabila volume pengecoran < 50 m3. Pipa cor yang belum dirakit
ditunjukkan pada Gambar 3.101.
3.7.2.1 Waterpass
109
3.7.2.2 Meteran
Meteran adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur panjang suatu
benda. Pada proyek Apartemen Kingland Avenue, digunakan meteran dengan
ukuran bervariasi, misalnya ukuran 5 m, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.103.
Baak ukur adalah alat untuk membaca ketinggian atau elevasi dari suatu
bidang. Bak ukur ini dapat mempermudahkan pengguna untuk mengetahui bahwa
bidang yang di cek beda tinggi antara permukaan bidang dengan garis yang di
bidik. Baak ukur ditunjukkan pada Gambar 3.104.
110
3.7.2.4 Sipatan
kolom dan shear wall. Alat ini dipasang dengan menumpu pada tulangan yang
sudah tersedia di pelat lantai. Base plate ditunjukkan pada Gambar 3.106.
3.7.3.4 Palu
Palu merupakan alat yang di butuhkan pada saat dilapangan. Berbagai
fungsi palu contohnya yaitu, memalu paku pada saat pemasangan panel bekisting
dan juga palu dapat melakukan metode knik untuk tulangan kolom yang pada saat
tidak mendapat selimut beton, seperti ditunjukkan pada Gambae 3.109.
3.7.3.6 Suri-Suri
Suri-suri adalah baja hollow yang digunakan untuk menumpu papan panel
pada bekisting balok. Suri-suri ditunjukkan pada Gambar 3.111.
3.7.3.12 Ledger
Ledger merupakan bagian dari perancah yang berfungsi sebagai perkuatan
untuk Ring Lock atau pipa Support sehingga keduanya dapat berdiri tegak, seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.117.
3.7.3.13 Gelagar
Gelagar digunakan untuk menumpu suri-suri. Sistem pemasangan gelagar
menumpu pada perancah yang dipasang memanjang searah balok beton. Gelagar
ditunjukkan pada Gambar 3.118.
116
3.7.4 Material
tulangan tidak bergerak saat proses pengecoran. Kawat bendrat yang digunakan
dapat dilihat pada Gambar 3.122.
3.7.4.6 Calbond
Calbond adalah lem beton yang digunakan untuk merekatkan beton yang
sudah di cor sebelumnya dengan beton yang baru akan di cor. Calbond berwujud
cair dan berwarna putih dengan komposisi bahan kimia. Calbond disiram ke
119
kolom atau pelat secara merata sebelum kolom atau pelat ditambah adukan cor
yang baru. Calbond dapat dilihat pada Gambar 3.124.
3.7.4.9 Plywood
Plywood merupakan material yang berbahan kayu yang berlapis-lapis dan
berbentuk panel. Pada Proyek Apartemen Kingland Avenue plywood yang
digunakan memiliki dimensi panjang x lebar x tinggi yaitu 2440 x 1220 x 18 mm.
Plywood dapat dilihat pada Gambar 3.127.
Uji slump bertujuan untuk mengetahui dan mengontrol mutu beton yang
ingin dipakai untuk pengecoran sudah termasuk standar dari yang digunakan pada
proyek. Uji slump juga bertujuan untuk mengetahui nilai dari
konsistensi/kekentalan dari campuran beton ready mix untuk menentukan tingkat
Workability. Pada saat pengujian Slump ini dilakukan sebelum beton di loading
ke pompa kodok dan pompa kodok akan menyalurkan beton tersebut
menggunakan pipa yang akan di salurkan ke lantai yang akan di cor oleh beton
tersebut. Adapun nilai slump pada riap elemen struktur di Proyek Kingland
Avenue Apartment termuat dalam tabel 3.9.
Proses uji slump dilakukan saat truck mixer telah sampai pada proyek.
Pengujian ini diawasi oleh quality control (QC) dan Konsultan MK. Jika pada saat
pengujian slump ini nilainya tidak mencapai ketentuan, maka dilakukan uji ulang
sebanyak tiga kali dari truck mixer yang sama. Apabila hasilnya tetap tidak
mencapai ketentuan, maka beton tersebut akan dikembalikan ke batching plan.
3. Ambil sempel beton pada truck mixer mengunakan gerobak dorong yang
telah disediakan dengan cara, mendorong tuas pada bagian belakang
gerobak dorong ke bagian belakang dari truck mixer.
4. Selanjutnya, siapkan kerucut abrams diatas pelat dengan posisi diameter
kerucut besar dibagian bawah dan diameter kerucut kecil pada bagian
atas. Kemudian, ambil sampel pada gerobak dorong menggunakan sekop
dan masukanlah kedalam kerucut Abrams sedikit demi sedikit atau setiap
tahap yaitu 1/3 tinggi kerucut abrams sampai kerucut tersebut penuh atau
sampai 3 tahap dengan sampel beton. Setiap tahap tusukkan sampel beton
pada kerucut menggunakan tongkat pemadat sebanyak 25 kali dan
lakukanlah langkah ini sampai tahap ke-3 penuh. Ketika sudah penuh
kemudian ratakanlah pada permukaan atas beton.
5. Kemudian, angkat kerucut Abrams secara perlahan. Selanjutnya,
balikkan kerucut tersebut lalu diletakkan di atas pelat dan di samping
benda uji lalu letakkan tongkat pemadat diatas kerucut tersebut.
6. Kemudian, lakukan pengukuran perbedaan ketinggian pada benda uji dan
kerucut abrams ke tongka pemadat menggunakan meteran. Lalu, catat
hasil dari perbedaan ketinggian. Jika telah sesuai standar ukuran Slump
pada bagian yang sudah ditentukan di tabel 3.1, maka beton tersebut
dapat langsung di-loading untuk proses pengecoran. Gambar kerucut
abrams, pengangkatan kerucut abrams, dan hasil slump ditunjukkan pada
Gambar 3.128, 3.129, dan 3.130 berikut.
Uji kuat tekan beton merupakan uji yang dilakukan untuk mengetes
kekuatan dari suatu beton. Pada Proyek Apartemen Kingland Avenue, uji kuat
tekan beton perlu dilakukan setiap ada beton ready mix yang akan digunakan pada
proyek tersebut. Terdapat dua jenis bentuk beda uji untuk uji kuat tarik beton,
yaitu benda uji berbentuk kubus dan benda uji berbentuk silinder. Pada Proyek
Apartemen Kingland Avenue, benda uji yang digunakan berbentuk silinder.
1. Mengambil sample benda uji dari truck mixer ke gerobak beton, sampel
yang diambil merupakan beton ready mix yang masih baru.
124
4. Ulangi langkah ketiga hingga terdapat lima buah sampel terhadap silinder
yang berbeda.
5. Lalu tunggulah selama 24 jam sampai beton tersebut mengeras.
6. Selanjutnya buka cetakan silinder dari beton yang sudah mengering.
7. Setelah itu rendamlah keempat sampel dengan waktu yang berbeda yaitu
7, 14, dan 28 hari.
Gambar 3. 133 Hasil Uji Kuat Tekan Beton 7 Hari dari Pionirbeton
(sumber : Dokumen Proyek Apartemen Kingland Avenue, 2021)
126
Gambar 3. 134 Hasil Uji Kuat Tekan Beton 14 Hari dari Pionirbeton
(sumber : Dokumen Proyek Apartemen Kingland Avenue, 2021)
127
Gambar 3. 135 Hasil Uji Kuat Tekan Beton 28 Hari dari Mixindo
(sumber : Dokumen Proyek Apartemen Kingland Avenue, 2021)
Uji tarik besi adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat
besi itu ditarik hingga menemui titik akhir yaitu besi itu putus. Uji ini sangat
berguna untuk mengetahui bagaimana kualitas dari besi yang akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan besi yang diperlukan dalam proyek, Kontraktor
melakukan kerjasama dengan PT. Testana Indoteknika untuk dilakukan pengujian
di Laboratorium Unit Industri Bahan dan Barang Teknik.
128
1. Siapkan besi tulangan yang ingin diuji yang ada di proyek, dengan
panjang benda uji yaitu 1 m. Pengujian ini dilakukan pada setiap
diameter besi tulangan.
2. Bawa benda uji ke labolatorium uji tarik PT. Testana Indoteknika untuk
melakukan uji tarik.
3. Pengujian ini di awasi oleh QC dan Konsultan MK. Dalam laboratorium
hanya boleh disaksikan sebanyak 1-2 orang saja dan dilihat dari kejauhan
dikarena kebisingan dari alat uji. Uji tarik besi dan hasilnya ditunjukkan
pada Gambar 3.136 dan 3.137 berikut.
Hammer test merupakan uji untuk mengetahui mutu beton tanpa merusak
beton. Dalam pelaksanaannya, hammer test memerlukan penggunaan alat khusus
yang dikenal dengan nama rebound schmidt hammer. Pada Hammer test, data
diperoleh dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya yang murah.. Pada
Proyek Apartemen Kingland Avenue, hammer test hanya dilakukan apabila terjadi
masalah terhadap beton, seperti long setting dan delay setting.
Tahap Persiapan :
itu, hammer test untuk pelat lantai membutuhkan 5 titik uji dan masing-
masing terdiri dari 5 titik tembak. Penggambaran titik uji ditunjukkan
pada Gambar 3.138.
Tahap Pengujian
1. Tempatkan ujung plunger hammer test pada titik tembak yang telah
ditentukan. Pastikan bahwa ujung hammer itu menyentuh dalam posisi
tegak lurus atau miring dengan permukaan beton.
2. Tekan plunger secara perlahan menuju ke arah titik tembak. Jangan lupa
untuk menjaga agar hammer test tetap dalam kondisi stabil. Ketika ujung
plunger tidak terlihat, alat akan menembakkan pemukul ke permukaan,
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.139.
3. Laksanakan pengujian dengan cara serupa pada setiap titik tembak yang
telah ditentukan.
Hasil uji hammer test dan denahnya ditunjukkan pada Gambar 3.140 dan
3.141 berikut.
.
Gambar 3. 141 Denah Hammer Test
(sumber : Dokumen Proyek Apartemen Kingland Avenue, 2021)
132
BAB IV
PEMBAHASAN
(instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program (Wibawanto, 2017). Flow
chart umumnya digunakan untuk menjabarkan urutan suatu pekerjaan agar
pekerjaan menjadi lebih terperinci. Berikut Gambar 4.3 merupakan Flow Chart
pekerjaan Pelat Lantai :
135
Pelat lantai merupakan salah satu struktur bangunan dengan bidang yang
terbilang tipis. Pelat lantai yang bertumpu pada kolom dibantu oleh balok-balok
bangunan.. Pada proyek Apartemen Kingland Avenue, pelat lantai yang saya teliti
terletak pada lantai 5 AS S’-V/12-14.
Maka,
a. Peralatan
Alat yang dibutuhkan dalam pekerjaan Pengukuran Elevasi
1) Meteran
2) Auto Level Theodolite
3) Bak Ukur
4) Tripod
5) Spidol
6) Alat Tulis
b. Tenaga Kerja
1) Surveyor
2) Asisten Surveyor
3) Tukang Kayu
c. Langkah Pekerjaan
1) Mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk pengukuran
pinjaman elevasi dan AS pelat.
2) Tentukan penempatan Tripod dan Auto Level.
3) Pemasangan Tripod dan Auto Level disesuaikan dengan ketinggian
pengukuran elevasi pada kolom.
138
a) Pemotongan besi
Pemotongan besi dilakukan sesuai dengan besi yang akan diperlukan
dalam pembesian. Berikut merupakan alat, bahan, tenaga kerja, dan langkah-
langkah yang dibutuhkan dalam pemotongan besi :
a. Alat :
1) Meteran
2) Bar Cutter
3) Spidol
b. Bahan :
1) Besi D10
c. Pekerja :
1) Tukang besi
d. Langkah Pekerjaan :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Pekerjaan pembesian dilakukan oleh tukang besi sesuai dengan
gambar shop drawing yang diberikan oleh kontraktor. Gambar
tersebut merupakan gambar yang sudah distempel approved oleh
MK (Manajemen Konstruksi).
3) Langkah pertama adalah memotong besi D10 sebagai tulangan
utama pada pelat lantai untuk bagian bawah arah x sepanjang 520
cm, lalu untuk arah y sepanjang 280 cm, lalu untuk tulangan utama
pada bagian tumpuan arah x sepanjang 130 cm (1/4 bentangan),
dan arah y sepanjang 70 cm (1/4 bentangan), dan daerah lapangan
tulangan arah x sepanjang 340 cm, lalu arah y sepanjang 220cm.
4) Pemotongan besi untuk ceker ayam, untuk pelat lantai dengan tebal
12 cm dibutuhkan ceker ayam sebagai pemisah antara tulangan atas
dan bawah dengan tinggi 4-5cm, 1 ceker ayam 20 cm.
5) Dalam pekerjaan memotong besi diperlukan dua tukang besi.
Pabrikasi besi ditunjukkan pada Gambar 4.9.
144
b) Pembengkokan besi
Setelah besi selesai dipotong, besi tersebut dibengkokkan menggunakan
bar bender. Besi tersebut dibengkokkan sebagai pengikat pelat lantai dengan
balok. Berikut merupakan alat, bahan, tenaga kerja, dan langkah-langkah yang
dibutuhkan dalam pembengkokan besi :
a. Alat :
1) Meteran
2) Bar Bender
3) Spidol
b. Bahan :
1) Besi D10 yang sudah terpotong.
c. Pekerja :
1) Tukang besi
d. Langkah Pekerjaan :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Besi dengan panjang 20cm dibengkokkan hingga menjadi ceker
ayam dengan tinggi 4-5cm.
3) Setelah itu pembengkokan besi utama D10 dengan sudut 90 derajat
pada 1 bagian sebagai penyetopan penulangan pelat lantai.
4) Dalam pekerjaan pembengkokan tulangan, dibutuhkan dua tukang
besi.
c) Perangkaian Besi
Setelah tulangan Pelat Lantai telah selesai di potong dan dibengkokkan
pada pabrikasi besi, barulah tulangan tersebut dibawa ke lapangan untuk
145
1) Gambar Kerja
2) Meteran
b. Pekerja :
1) Manajemen Konstruksi (MK)
2) Quality Control
3) Supervisor
4) Tukang Besi
5) Mandor
c. Langkah Pekerjaan :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Dilakukan pengecekan tulangan yaitu jarak antar tulangan,
diameter tulangan, jumlah tulangan, pengikatan pada kawat
bendrat. Juga pengecekan decking beton dan kebersihan sebelum
pengecoran.
3) Pengecekan tersebut awalnya dilakukan oleh supervisor dari setiap
tower dan dicek kembali oleh MK dan Quality Control.
4) Jika terdapat kesalahan, maka mandor akan diminta untuk
menyuruh pekerja agar memperbaiki kesalahan yang terdapat pada
Pelat Lantai tersebut.
Uji slump dilakukan untuk melihat kekentalan beton segar agar beton yang
diproduksi dapat mencapai kekuatan mutu beton dan mendapatkan nilai slump
beton yang baik. Sedangkan uji kuat tekan beton dilakukan untuk mengetahui
kekuatan beton tersebut.
a. Pengujian slump dilakukan untuk mendapat nilai slump dari suatu
beton segar, caranya dengan memasukan beton segar dari bagian atas
kerucut abrams. Kerucut tersebut dibagi menjadi 3 lapis, setiap
lapisnya dipadatkan menggunakan besi. Setelah penuh, barulah kerucut
tersebut diangkat, lalu adonan beton yang tidak runtuh diukur dari
ketinggian kerucut dan didapatkan nilai slumpnya. Syarat nilai slump
yang diterima adalah 12±2 cm. Jika nilai slump memenuhi syarat,
maka beton dapat digunakan untuk pengecoran. Pengujian tersebut
dilakukan oleh pihak batching plan, seperti ditunjukkan pada Gambar
4.12.
b) Persiapan pengecoran
Persiapan pengecoran dilakukan setelah dilakukan cleaning dan dari MK
pengawas telah close, itu menandakan bahwasannya pekerjaan sudah sesuai
dan dapat dicor. Kegiatan persiapan pengecoran ini berupa setting pipa cor.
a. Alat :
1) Pipa Tremie
2) Palu
3) gegep
b. Bahan :
1) Stop Cor
c. Pekerja :
1) Tukang cor
d. Langkah Pekerjaan :
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Pemasangan stop cor sebagai pembatas pengecoran.
3) Penginstalan pipa cor dengan menggunakan penyambungan
pipa, lakukan pengencangan menggunakan palu, diketuk
hingga mencapai kekuatan maksimal penguncian, disetting
hingga ketinggian pelat lantai yang ingin di cor.
4) Setelah itu pengecekan tiap sambungan pipa. Persiapan
pengecoran ditunjukkan pada Gambar 4.14.
150
c) Pengecoran
Pengecoran dilakukan apabila pengujian diatas telah dilewati dan syarat
beton sudah sesuai dengan RKS. Berikut merupakan alat, bahan, tenaga kerja,
dan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengecoran :
a. Alat :
1) Calbond
2) Pipa Cor
3) pompa kodok
b. Bahan :
1) Beton ready mix mutu 35 MPa
c. Pekerja :
1) Tukang cor
2) surveyor
3) supervisor cor
4) mandor
d. Langkah Pekerjaan :
1) Setelah persiapan pengecoran, menunggu loading truck mixer
untuk menjalankan pengujian slump.
2) Beton yang sudah diuji dibawa oleh pihak batching plan
menggunakan truck mixer ke tower yang ingin dicor.
3) Beton di-loading, setelah itu pompa kodok diisi dengan mortar
yang akan ditembakan pertama kali, hal ini bertujuan agar ready
mix yang tersisa tidak tersumbat.
151
Gambar 4. 15 Pengecoran
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2021)
b) Pemeliharaan beton
Pada struktur Pelat Lantai pemeliharaannya dilakukan dengan cara curing
beton. Pekerjaan curing ini dilakukan dengan menyiramkan cairan yaitu sika
antisol pada beton yang sudah mengering.
Perhitungan volume ini berdasarkan tipe pelat yang diamati, yaitu pelat
tipe S1a pada lantai 5 zona 1 tower The Fritz. Volume pekerjaan pelat dibagi
menjadi 3 yaitu volume bekisting kolom, volume pembesian kolom, dan volume
pengecoran kolom.
S2B 120 D10-300 D10-300 D10-400 D10-400 D10-300 D10-300 D10-400 D10-400
S1C 120 D10-300 D10-300 D10-400 D10-400 D10-300 D10-300 D10-400 D10-400
Dalam proses perhitungan volume tulangan untuk pelat lantai dengan type
pelat S.1A dengan diameter tulangan D10, perhitungan setiap tulangannya
dikelompokkan sesuai dengan type penulangan. Berikut merupakan Data pelat
lantai S.1a, sebagai berikut :
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑟𝑎ℎ𝑋
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑎𝑚𝑎 𝐷10 =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
156
220
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑎𝑚𝑎 𝐷10 = = 5,5 𝑏𝑢𝑎ℎ ≈ 6 𝑏𝑢𝑎ℎ
40
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑟𝑎ℎ𝑦
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑎𝑚𝑎 𝐷10 =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
520
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑎𝑚𝑎 𝐷10 = = 13 𝑏𝑢𝑎ℎ
40
Panjang seluruh tulangan = Jumlah tul. D10 x Panjang tul. D10
= 13 buah x 5,20 m
= 67,6 m
Berat Besi tulangan D10 = Berat jenis x Panjang
= 0,6165 kg/m x 67,6 m
= 41,6754 kg
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑟𝑎ℎ𝑋
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑎𝑚𝑎 𝐷10 =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
280
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑎𝑚𝑎 𝐷10 = = 7 𝑏𝑢𝑎ℎ
40
Panjang seluruh tulangan D10 = Jumlah tul. D10 x Panjang tul. D10
= 7 buah x 2,80 m
= 19,6 m
Berat tulangan utama D10 = Berat jenis tul. D10 x Panjang tul. D10
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑟𝑎ℎ𝑦
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑎𝑚𝑎 𝐷10 =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
520
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑎𝑚𝑎 𝐷10 = = 13 𝑏𝑢𝑎ℎ
40
Panjang seluruh tulangan = Jumlah x Panjang tul. D10
= 13 buah x 5,20 m
= 67,6 m
Berat Besi tulangan D10 = Berat jenis x Panjang tul. D10
= 0,6165 kg/m x 67,6 m
= 41,6754 kg
159
PanjangarahX
Banyak Tulangan Utama D10 =
jarak
260
Banyak Tulangan Utama D10 = = 6,5 buah ≈ 7 buah
40
Panjang seluruh tulangan = Jumlah x Panjang tul. D10
= 7 buah x 2,6 m
= 34 m
Berat Besi tulangan D10 = Berat jenis x Panjang tul. D10
2,8
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑐𝑒𝑘𝑒𝑟 =
0,8
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑐𝑒𝑘𝑒𝑟 = 2,24 ≈ 3 𝑏𝑢𝑎ℎ
Panjang seluruh tulangan = Jumlah x Panjang
= 3 buah x 0,18 m
= 0,54 m
Berat Besi tulangan D10 = Berat jenis x Panjang
= 0,6165 kg/m x 0,54 m
= 0,34 kg
b. Arah y
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑐𝑒𝑘𝑒𝑟 =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
5,2
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑐𝑒𝑘𝑒𝑟 =
0,8
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑐𝑒𝑘𝑒𝑟 = 6,5 ≈ 7 𝑏𝑢𝑎ℎ
Panjang seluruh tulangan = Jumlah x Panjang
= 7 buah x 0,18 m
= 1,26 m
Berat Besi tulangan D10 = Berat jenis x Panjang
= 0,6165 kg/m x 1,26 m
= 0,78 kg
d) Rekapitulasi Kebutuhan Volume Besi
Pada Tabel 4.2 ditunjukkan hasil rekapitulasi
perhitungan volume besi dari komponen-komponen pembesian
pelat lantai dengan satuan kilogram.
Tabel 4. 2 Tipe Penulangan Pelat
1. B1x 12,0834
2. B2x 8,1378
Bawah
3. B1y 41,6751
4. B2y 20,916
161
5. T1x 12,0834
6. T2x 3,4524
Atas
7. T1y 41,6751
8. T2y 11,2203
Flow chart yaitu suatu diagram alir yang berisi gambaran tahapan atau
urutan dari penyelesaian suatu pekerjaan. Berikut merupakan Flow Chart pada
Proyek Apartemen Kingland Avenue (Tower The Fritz) untuk pekerjan kolom
dapat dilihat pada Gambar 4.22.
165
pekerjaan marking kolom. Pada pekerjaan ini alat dan bahan yang
digunakan yaitu Theodolite Topcon DT-200, tripod, meteran, sipatan,
sikat, kuas dan alat tulis seperti spidol/pensil.
2) Membaca gambar kerja (Shop Drawing) dilakukan oleh tim surveyor
untuk melihat letak posisi kolom (as/grid) yang akan di-marking
menggunakan alat theodolite. Untuk garis as kolom diberikan pinjaman
1000 mm untuk arah x dan 2500 mm untuk arah y dari titik as
sesungguhnya. Pada pengamatan struktur kolom ini yang diamati kolom
lantai 5 pada as 13/V. Pada Gambar 4.23 merupakan gambar kerja (shop
drawing) dari denah kolom pada lantai 5 tower The Fritz di Proyek
Apartemen Kingland Avenue dengan lingkaran berwarna merah
merupakan letak kolom K1 yang akan diamati dan berada diposisi as
13/V.
3) Menentukan letak posisi kolom (as/grid) yang didapat dari acuan grid
pada lantai dibawahnya yaitu lantai 4. Terdapat tiga titik patokan
marking di bagian pagar keliling bangunan yang dibuat dari awal
pelaksanaan pekerjaan. Terdapat pula lubang bekset pada lantai 5 yang
168
6) Setelah itu juga dilakukan penyipatan garis pinjaman sejauh 500 mm dari
garis kolom untuk mempermudah pekerjaan pemasangan bekisting
diukur menggunakan meteran dan kemudian di tandai dan di sipat seperti
pada Gambar 4.25. Hasil marking kolom dapat dilihat pada Gambar 4.26.
2) Pabrikasi Besi
Setelah besi tulangan berada pada area fabrikasi, selanjutnya
besi tersebut digunakan untuk fabrikasi tulangan. Dalam hal ini adalah
fabrikasi tulangan kolom terdiri atas pekerjaan pemotongan dan
pembengkokan besi. Tahapan pekerjaannya yaitu sebagai berikut.
f. Pemasangan kicker
Setelah bagian-bagian sebelumnya terpasang kemudian
dipasang kicker pada bagian bawah kolom. Kicker berfungsi untuk
menahan beton segar pada saat pengecoran dan juga untuk
mengatur bekisting supaya tepat pada jarak marking untuk
perletakan bekisting yang telah ditetapkan. Hasil pemasangan
kicker dapat dilihat pada Gambar 4.41.
1) Persiapan Cor
Pekerjaan persiapan pengecoran diantaranya yiatu persiapan
alat dan bahan kemudian perlu dilakukan tes slump dan pembersihan
area pengecoran. Pembersihan dilakukan di area pengecoran dengan
menggunakan alat compressor. Sementara pekerjaan tes slump
dilakukan diluar area gedung yang sudah disiapkan.
Tahapan pekerjaan persiapan pengecoran yiatu sebagai berikut.
a. Menyiapkan alat dan bahan.
Proses pengecoran untuk kolom K1 lantai 5 zona 1
dilakukan pada malam hari. Sehingga para pekerja menyiapkan alat
dan bahan yang diperlukan untuk proses pengecoran sebelum
matahari terbenam. Alat-alat tersebut diantaranya concrete bucket,
concrete vibrator, external vibrator yang disiapkan pada lokasi
pekerjaan. Kemudian melakukan setting lampu penerangan dan
spotlight yang diarahkan pada area pengecoran. Tujuannya yaitu
agar pada saat pengecoran para pekerja dapat melihat dengan jelas
dalam melakukan pengecoran serta untuk mengurangi terjadinya
kecelakaan pada saat pekerjaan.
b. Membersihkan area pengecoran.
Sebelum dilakukan pengecoran pada malam hari, pada sore
harinya area yang ingin di cor dilakukan pembersihan terlebih
dahulu dengan compressor. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan
kotoran yang terdapat pada bekisting maupun tulangan seperti pada
Gambar 4.43.
185
2) Pengecoran
Pengecoran kolom dilakukan saat tulangan serta bekisting
kolom sudah terpasang. Pekerjaan ini terdiri dari persiapan cor dan
pengecoran. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan
pengecoran yaitu tower crane, concrete bucket, concrete vibrator,
selang tremi, handy talky. Untuk pekerja yang dibutuhkan dalam
pekerjaan ini yaitu 1 orang operator tower crane, dan 5 orang pekerja
cor.
Tahapan pekerjaan pengecoran yaitu sebagai berikut.
1. Penuangan adukan ke bucket
Proses pengecoran diawali dengan cara menuangkan
adukan beton segar dari truck mixer ke concrete bucket yang sudah
dipasangi selang tremi. Penuangan adukan dilakukan pada tempat
yang sudah disediakan di proyek. Kemudian concrete bucket diisi
kurang lebih sebanyak 0,8 meter kubik adukan beton readymix.
2. Pengangkatan concrete bucket
Selanjutnya concrete bucket diangkat menggukanakan
tower crane yang dioperasikan oleh operator tower crane ke lantai
yang akan dilakukan pengecoran, pada pengamatan ini yaitu pada
kolom lantai 5 zona 1. Dapat dilihat pada Gambar 4.46
Pengangkatan serta penurunan concrete bucket ini dilakukan secara
hati-hati serta menggunakan alat komunikasi handy talky.
3. Pengecoran kolom
Setelah posisi concrete bucket telah sesuai di area kolom
K1 maka pengecoran dapat dilakukan. Satu orang pekerja naik ke
sisi concrete bucket. Selanjutnya selang tremi diarahkan ke dalam
kolom oleh pekerja. Setelah selang tremi sudah siap di posisi,
kemudian pekerja yang memegang selang memberikan aba-aba
kepada pekerja yang memegang tuas pada concrete bucket untuk
menarik tuas tersebut. Sehingga adukan beton tertuang kedalam
kolom. Pengecoran kolom ditunjukkan pada Gambar 4.47.
Pekerjaan perawatan beton atau yang biasa juga disebut curing beton
merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk menjaga mutu beton dan
menghindari kerusakan berupa retak atau rapuh yang disebabkan oleh penguapan
suhu beton setelah pengecoran.
Perhitungan volume ini berdasarkan tipe kolom yang diamati, yaitu kolom
tipe K1 pada lantai 5 zona 1 tower The Fritz. Volume pekerjaan kolom dibagi
menjadi 3 yaitu volume pembesian kolom, volume bekisting kolom, dan volume
pengecoran kolom.
Berat nominal tulangan baja sirip/ulir dapat dilihat pada Tabel 4.3 di
bawah ini.
Penyelesaian:
a. Tinggi tulangan utama
= Tinggi floor to floor + Tinggi overlap
= 3200 + 1160
= 4360 mm
= 4,36 m
b. Panjang tulangan D29
= (Tinggi tulangan utama) x Banyak tulangan utama
= 4,36 x 50
= 218 m
195
Penyelesaian:
Gambar 4.54 di bawah ini adalah potongan Kolom K1 untuk 1 section
penulangan. Dengan catatan pada gambar berikut ini hanya menampilkan
tinggi kolom dan tulangan utama kolom.
196
Gambar detail Sengkang K1 dapat dilihat pada Gambar 4.55 di bawah ini.
e. Kebutuhan batang
198
Diketahui:
Tulangan sepihak = D13
Daerah Tumpuan
- Banyaknya tulangan sepihak arah y per 1 bagian = 4 buah
- Banyaknya tulangan sepihak arah x per 1 bagian = 12 buah
Daerah Lapangan
- Banyaknya tulangan sepihak arah y per 1 bagian = 2 buah
- Banyaknya tulangan sepihak arah x per 1 bagian = 8 buah
Berat per batang D13 = 12,51 kg
Jumlah tulangan sengkang = 27 buah
Panjang Penjangkaran 135º = 6D
Panjang penjangkaran 90º = 6D
Dimensi lebar (l) = 1650 mm
Dimensi panjang (p) = 750 mm
Berat nominal per meter D13 = 1,042 kg/m (SNI 2052:2017)
Penyelesaian:
Gambar 4.58 dan Gambar 4.59 merupakan Detail tulangan sepihak arah x
dan detail tulangan sepihak arah y.
200
2) Daerah Lapangan
Jumlah tulangan sepihak arah x
= (tinggi daerah lapangan/jarak sengkang) x banyaknya tulangan
sepihak arah x per 1 bagian
= (1600/100) x 8
= 128 buah
Arah y
= Jumlah tulangan sepihak arah y daerah tumpuan + daerah
lapangan
= 64 + 32
= 96 buah
Rekapitulasi volume pembesian kolom K1 dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah
ini.
203
Tulangan
1. D29 Vertikal 4360 107/87 50 218 5,185 1130,33 19
Utama
Tulangan
2. D13 H 4636 100/150 27 125,172 1,042 130,43 11
Sengkang
Tulangan
3. D13 x 826 100/150 320 264,32
Sepihak
1,042 448,08 36
Tulangan
4. D13 y 1726 100/150 96 165,70
Sepihak
Volume bekisting dihitung untuk 1 buah kolom tipe K1, perhitungannya akan
dijelaskan di bawah ini.
Volume pengecoran yang didapat hanya untuk 1 buah kolom tipe K1.
Perhitungannya akan dijelaskan pada perhitungan dibawah ini.
Diketahui:
Dimensi kolom K1 dapat dilihat pada Gambar 4.60 di bawah ini.
Penyelesaian:
Volume pengecoran kolom
= Dimensi Panjang (p) x Dimensi Lebar (l) x Tinggi floor to floor
= 0,75 m x 1,65 m x 3,2 m
= 3,96 m3
205
Pada lantai 5 zona 1 terdapat dua buah shear wall yaitu SW6 dan SW7. Shear
wall dengan tipe SW6 memiliki dimensi 500x7500mm dan tipe SW7 memiliki
209
dimensi 300x7500mm. Jumlah SW6 pada zona 1 yaitu 1 buah shear wall. Dan untuk
SW7 pada zona 1 yiatu 1 buah shear wall.
Shear wall adalah dinding penahan gaya geser dan gaya lateral yang
diakibatkan oleh beban gempa atau angin pada suatu bangunan. Pada proyek
Apartemen Kingland Avenue, shear wall tersebut terletak di samping tangga dan juga
disekitar lift. Maka dari itu shear wall pada proyek tersebut berjenis core wall.
Pekerjaan marking dibagi menjadi dua yaitu marking grid dan marking
dimensi. Marking grid bertujuan untuk menggambar garis pinjaman dari grid yang
merupakan acuan dalam peletakan kolom dan shear wall. Sedangkan marking
dimensi bertujuan untuk memastikan dimensi kolom dan shear wall agar tetap sesuai
dengan acuan dari gambar kerja. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pekerjaan
marking adalah sebagai berikut :
1. Marking Grid
b. Bahan :
1) Alat Tulis
2) Tinta Hitam
3) Gambar Kerja
211
c. Pekerja :
1) Surveyor
2) Asisten Surveyor
d. Langkah Pekerjaan :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Memasang tripod pada tempat yang sesuai dengan lubang pada pelat
dengan menggunakan alat bantu berupa waterpass agar alat tersebut
rata. Lubang yang terdapat pada pelat sudah berjarak 1000 mm dari as
awal. Lubang pada pelat ditunjukkan pada gambar 4.64.
2. Marking Dimensi
213
b. Bahan:
1) Alat Tulis
2) Tinta Hitam
3) Gambar Kerja
c. Pekerja:
1) Surveyor
2) Asisten Surveyor
d. Langkah Pekerjaan :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Meteran dibentangkan dari garis grid arah X yang telah tergambar
pada saat marking grid sepanjang 200 mm, yang merupakan hasil
pinjaman 1000 mm dikurang dimensi shear wall dari as yaitu 800 mm.
Gambar untuk pembuatan marking dimensi SW6 arah x terlampir pada
gambar 4.6.
1. Pemotongan besi
Pemotongan besi dilakukan sesuai dengan besi yang akan diperlukan dalam
pembesian. Berikut merupakan alat, bahan, tenaga kerja, dan langkah-langkah
yang dibutuhkan dalam pemotongan besi :
a. Alat :
1) Meteran
2) Bar Cutter
3) Spidol
b. Bahan :
216
1) Besi D22
2) Besi D16
c. Pekerja :
1) Tukang besi
d. Langkah Pekerjaan :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Pekerjaan pembesian dilakukan oleh tukang besi sesuai dengan gambar
shop drawing yang diberikan oleh kontraktor. Gambar tersebut
merupakan gambar yang sudah distempel approved oleh MK
(Manajemen Konstruksi).
3) Langkah pertama adalah memotong besi D22 sebagai tulangan utama
pada sepanjang 7,70 m dan 4,30 m untuk lantai dengan ketinggian 3,20
m. Tulangan utama sepanjang 7,70 m tersebut digunakan untuk dua
lantai, dibuat lebih panjang 1,30 m dari ketinggian lantai karena 1,30
m tersebut merupakan sambungan overlap untuk tulangan utama shear
wall. Sedangkan tulangan sepanjang 4,30 m digunakan untuk satu
lantai, dengan sisa Panjang 1,10 m untuk sambungan overlap.
Pekerjaan pemotongan tulangan dilakukan oleh tukang besi.
4) Langkah selanjutnya adalah memotong besi D16 yang digunakan
sebagai sengkang, ties, dan cross ties.
5) Dalam pekerjaan memotong besi diperlukan dua tukang besi.
2. Pembengkokan besi
a. Alat :
1) Meteran
2) Bar Bender
3) Spidol
b. Bahan :
1) Besi D22 yang sudah terpotong.
2) Besi D16 yang sudah terpotong.
c. Pekerja :
1) Tukang besi
d. Langkah Pekerjaan :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Besi tulangan utama dibengkokkan pada bagian bawah, untuk besi
tulangan utama D22 dibengkokan sepanjang 1,10 m sebagai
sambungan yang akan dimasukan kedalam overlap lantai sebelumnya.
3) Setelah besi utama selesai dibengkokkan, barulah besi sengkang D16
dibengkokkan. Besi tersebut dibengkokkan dengan sudut 90 derajat
pada ketiga titik sudutnya, dan untuk kaitnya dibengkokkan dengan
sudut 135 derajat.
4) Untuk tulangan yang digunakan sebagai ties dan cross ties
dibengkokkan pada setiap ujungnya dengan besar sudut 135 derajat.
5) Dalam pekerjaan pembengkokan tulangan, dibutuhkan dua tukang
besi. Gambar pembengkokan besi sengkang ditunjukkan pada Gambar
4.71
218
3. Perakitan Besi
b. Bahan :
1) Besi D22 yang sudah terpotong dan dibengkokkan.
2) Besi D16 yang sudah terpotong dan dibengkokkan.
3) Kawat Bendrat
c. Pekerja :
1) Tukang besi
a. Langkah Pekerjaan :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
219
4. Pemasangan Besi
Setelah tulangan shear wall telah selesai dirakit pada pabrikasi besi, barulah
tulangan tersebut dibawa ke lapangan untuk disambung dengan overlap tulangan
dari lantai sebelumnya.
a. Alat:
1) Tower Crane
2) Gegep
3) Palu
b. Bahan :
1) Tulangan Shear wall yang sudah dirakit.
c. Pekerja :
220
1) Tukang Besi
2) Mandor Besi
d. Langkah Pekerjaan :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Tower crane diarahkan ke tempat pabrikasi besi untuk mengangkut
tulangan shear wall yang selesai dirakit.
3) Setelah itu tulangan diangkut oleh tower crane yang digerakkan oleh
operator tower crane yang diarahkan oleh mandor besi, ke tempat
tulangan tersebut diletakkan yaitu pada overlap dari shear wall lantai
sebelumnya.
4) Selanjutnya tulangan tersebut disesuaikan dengan overlap, jika ada
besi yang tidak sesuai maka akan dipukul pukul menggunakan palu
atau gegep. Kemudian besi tulangan diikat ke besi overlap
menggunkan kawat bendrat.
5) Dalam pekerjaan ini dibutuhkan tiga orang tukang besi dan satu orang
mandor besi. Gambar pemasangan besi tulangan shear ditunjukkan
pada Gambar 4.72.
Setelah seluruh komponen dari shear wall sudah terpasang barulah dilakukan
pengecekan komponen dari shear wall tersebut. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
a. Alat :
1) Gambar Kerja
2) Meteran
b. Pekerja :
1) Manajemen Konstruksi (MK)
2) Quality Control
3) Supervisor
4) Tukang Besi
5) Mandor
c. Langkah Pekerjaan :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Dilakukan pengecekan tulangan yaitu jarak antar tulangan, diameter
tulangan, jumlah tulangan, tulangan ties dan cross ties. Juga
pengecekan decking beton, sepatu kolom, dan kebersihan sebelum
pengecoran.
3) Pengecekan tersebut awalnya dilakukan oleh supervisor dari setiap
tower dan dicek kembali oleh MK dan Quality Control.
4) Jika terdapat kesalahan, maka mandor akan diminta untuk menyuruh
pekerja agar memperbaiki kesalahan yang terdapat pada shear wall
tersebut. Kegiatan checklist pembesian shear wall ditunjukkan pada
Gambar 4.73.
222
b. Pekerja :
1) Operator Tower Crane
2) Tukang Besi
223
c. Langkah Pekerjaan :
1) Menyiapkan alat.
2) Setelah truk yang membawa bekisting masuk ke area proyek, maka
bekisting diangkat ke lantai tujuan menggunakan tower crene.
3) Pada lantai tujuan, sudah ada tukang besi yang membantu peletakan
bekisting, Bekisting disusun sedemikian rupa sesuai zona pada gambar
kerja.
4) Dibutuhkan dua tukang besi dalam pekerjaan ini.
2. Pemasangan bekisting
b. Bahan :
1) Minyak bekisting
2) Wall panel
3) Stub pin
4) Wedge pin
5) Flat tie
6) Alumunium Bracket
7) Hollow 5x5 cm
c. Pekerja :
1) Tukang Besi
224
d. Langkah Pekerjaan :
1) Siapkan alat, bahan serta lengkapi APD yang digunakan
2) Olesi wall panel dengan minyak bekisting menggunakan kuas roll.
Pengolesan wall panel dengan minyak bekisting ditunjukkan pada
Gambar 4.74.
3) Selanjutnya dirikan dua buah wall panel dan susun di dinding shear
wall sesuai gambar kerja.
4) Rekatkan wall panel menggunakan stub pin pada bagian lubang-lubang
di tepi wall panel, kemudian agar stub pin tidak lepas, kunci
menggunakan wedge pin dengan bantuan alat palu. Pemasangan pin
ditunjukkan pada Gambar 4.75.
5) Lakukan langkah ke-4 hingga seluruh bagian shear wall tertutup oleh
bekisting sesuai gambar kerja.
6) Setelah bekisting terpasang, dilakukan pemasangan flat tie secara
manual dengan menyelipkannya di lubang-lubang yang telah
disediakan, yaitu diantara wall panel.
7) Setelah wall panel dan flat ties terpasang semua, barulah bekisting
diberi perkuatan menggunakan besi hollow 5x5 cm. Langkah pertama
adalah memasang alumunium bracket, kemudian meletakkan hollow,
dan menguncinya, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.76.
b. Bahan :
1) Benang
c. Pekerja :
1) Surveyor
2) Supervisor
d. Langkah Pekerjaan :
1) Sebelum melakukan verticality shear wall, garis bantu verticality harus
sudah digambar. Jarak garis verticality adalah 50 cm dari beton luar.
Maka perhitungan jarak untuk verticality adalah 50 cm dikurang 0,3
227
1. Pengujian Beton
228
Lalu setelah beton mengering barulah dapat dikeluarkan dari cetakan dan
direndam sesuai ketentuan yaitu 7, 14, 21 dan 28 hari. Setelah selesai
direndam barulah beton tersebut dapat diuji kuat tekannya. Pengujian
tersebut dilakukan oleh pihak quality control dan pihak manajemen
konstruksi. Uji kuat tekan beton ditunjukkan pada Gambar 4.80.
2. Pengecoran
Pengecoran dilakukan apabila pengujian diatas telah dilewati dan syarat beton
sudah sesuai dengan syarat. Berikut merupakan alat, bahan, tenaga kerja, dan
langkah-langkah yang dilakukan dalam pengecoran :
a. Alat :
1) Calbond
2) Concrete Bucket
3) Pipa Tremie
b. Bahan :
1) Beton ready mix mutu 50 MPa
c. Pekerja :
1) Tukang
230
d. Langkah Pekerjaan :
1) Sebelum pengecoran dilakukan, siapkan peralatan yang dibutuhkan.
2) Beton yang sudah diuji dibawa oleh pihak batching plan menggunakan
truck mixer ke tower yang ingin dicor.
3) Beton di-loading ke dalam concrete bucket, setelah itu concrete bucket
diangkat menggunakan tower crane. Dalam proses pengecoran shear
wall setidaknya oleh 5 orang, di antaranya 2 orang sebagai pekerja
yang mengatur keluarnya beton segar dari bucket, 2 orang untuk yang
mengatur vibrator dari sisi kanan maupun kiri shear wall, dan 1 orang
untuk vibrator eksternal. Proses pengecoran shear wall ditunjukkan
pada Gambar 4.81.
5) Setelah beton segar sudah masuk ke seluruh bagian dari struktur shear
wall tersebut, quality control dan surveyor langsung mengecek
kembali vertikaliti dari bekisting struktur shear wall tersebut.
6) Titik jatuh beton dari tremie ke beton pada proyek ini adalah 50 cm –
100 cm. Titik jatuh pengecoran tidak boleh lebih dari 150 cm karena
hal tersebut dapat menyebabkan beton segregasi. Segregasi adalah
suatu keadaan dimana mortar/adukan akan tertinggal di permukaan
sedangkan agregat kasar (pasir dan koral) akan menumpuk dibagian
bawah.
a. Alat :
232
1) Palu
b. Pekerja :
1) Tukang Besi
c. Langkah Pekerjaan :
1) Setelah beton mengeras, mulai lepas kicker yang terletak di bagian
bawah shear wall.
2) Selanjutnya mulai buka wedge pin di sekitar bracket menggunakan alat
bantu palu. Pelepasan wedge pin ditunjukkan pada Gambar 4.83.
2. Pemeliharaan beton
Shear wall yang diamati dalam laporan ini merupakan SW6 pada lantai 5,
berikut ini merupakan detail gambar shear wall SW6 pada lantai 5 pada Gambar 4.87.
Tulangan cross ties arah pendek untuk SW6 di lantai 5 menggunakan besi
diameter 16 mm yang disusun sebanyak 40 buah dengan jarak 100 mm, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 4.91 dan bentuk tulangan cross ties ditunjukkan
pada Gambar 4.92.
Perhitungan pembesian tulangan cross ties arah pendek SW6 adalah sebagai
berikut :
Tulangan cross ties arah panjang untuk SW6 di lantai 5 menggunakan besi
diameter 16 mm yang disusun sebanyak 1 buah dengan jarak vertikal 100 mm,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.92 dan bentuk tulangan cross ties
ditunjukkan pada Gambar 4.93.
239
Perhitungan pembesian tulangan cross ties arah panjang SW6 adalah sebagai
berikut :
= 7,479 m
Banyak CT (v) = (Tinggi kolom / Jarak CT) + 1
= (3,2 / 0,1 m) + 1
= 33 buah
Banyak CT (h) = 1 buah (Dari gambar)
Total seluruh CT = 33 x 1
= 33 buah
Panjang seluruh CT = Panjang 1 CT x Banyak CT
= 7,479 m x 33 buah
= 246,814 m
Berat Besi D16 untuk CT arah panjang shear wall
= BJ besi ulir D16 x Panjang seluruh ties
= 1,583 kg/m x 248,814 m
= 310,706 kg
Pada Tabel 4.5 ditunjukkan hasil rekapitulasi perhitungan volume besi dari
komponen-komponen pembesian shear wall dengan satuan kilogram.
Diameter Besi
No. Keterangan
D22 (kg) D16 (kg)
1. Tulangan Utama Shearwall D22 1153,260
2. Tulangan Sengkang D16 820,266
3. Tulangan Cross Ties 40 (pendek) 1001,287
4. Tulangan Cross Ties 1 (panjang) 310,706
Total kebutuhan besi per meter (kg) 1153,260 2132,259
Total Seluruh Kebutuhan Besi (kg) 3285,519
(Sumber : Data Kelompok, 2021)
241
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Proyek Apartemen Kingland Avenue untuk Tower The Fritz dengan jumlah
Basement 2 lantai, Tower 32 lantai dan Lantai Atap. Apartemen Kingland
Avenue ini milik dari PT. Hongkong Kingland selaku owner, dan
dilaksanakan oleh PT. Totalindo Eka Persada, Tbk. selaku kontraktor utama
dan PT. Semesta Raya Internasional selaku pengawas. Banyak hal-hal yang
dapat diketahui dan bisa diamati disetiap pekerjaan yang dilakukan setiap
harinya di proyek tersebut.
2. Jenis kontrak yang dilaksanakan pada Proyek Apartemen Kingland Avenue
yaitu jenis kontrak Lumpsum Fixed Price dengan sistem pelelangan langsung,
dimana PT. Totalindo Eka Persada, Tbk. ditunjuk langsung oleh owner
meninjau pada pembangunan proyek sebelumnya, yaitu Tower The Venetian.
3. Proyek Apartemen Kingland Avenue memiliki luas lahan sebesar ±22.000 m2.
4. Struktur yang digunakan pada Proyek Apartemen Kingland Avenue adalah
struktur beton bertulang. Pekerjaan struktur bangunan ini terdiri dari
243
pekerjaan fondasi bore pile, pile cap, kolom, balok, pelat lantai, shear wall,
dan tangga.
5. Secara umum, pelaksanaan pekerjaan struktur terdiri atas pekerjaan
pembesian, pekerjaan bekisting, pekerjaan pengecoran dan perawatan beton
yang dikerjakan oleh setiap kelompok pekerja yang bertugas dan diawasi oleh
pengawas MK dan quality control di proyek tersebut.
6. Dalam lingkungan proyek, tamu, pekerja dan staff harus menaati tata tertib
yang ada, terutama dalam penggunaan APD saat di lapangan.
7. Pada pengamatan struktur yaitu kolom, dapat diketahui bahwa di proyek ini,
untuk Tower The Fritz lantai 5-9 zona 1 memiliki 3 (tiga) tipe kolom yang
berbeda dengan bentuk persegi panjang. Ketiga kolom tersebut yaitu kolom
K1, K1-A dan K3. Masing-masing kolom tersebut memiliki dimensi yang
sama yaitu 750 x 1650 mm. Perbedaan dari ketiga kolom tersebut dapat
dilihat dari pekerjaan pembesiannya.
8. Jenis Shear Wall (SW) di proyek Apartemen Kingland Avenue ini ada 8 jenis
yaitu SW1, SW2, SW3, SW4, SW5, SW6, SW7 dan SW8. Pada zona 1 jenis
Shear Wall yang ada yaitu SW6 dan SW7.
9. Jenis laporan pekerjaan yang digunakan di proyek ini terdiri dari laporan
harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang tersimpan rapi di dalam
sebuah folder untuk memudahkan pencarian data.
10. Proyek Apartemen Kingland Avenue ini mempunyai tenaga kerja tetap,
tenaga kerja kontrak dan tenaga kerja harian.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
247