DISUSUN OLEH:
Disusun oleh :
Nama : CHRIST STEVEN HADI
NIM : 41116120004
Program Studi : Teknik Sipil
Telah diajukan dan telah diverifikasi pada tanggal 22 Oktober 2022 untuk diujikan pada
seminar proposal.
Mengetahui,
ii
Daftar Isi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... i
2.1.1 Dinding Penahan Tanah Tipe Gravitasi (Gravity Wall) ......................... II-2
2.1.2 Dinding Penahan Tanah Tipe Kantilever (Cantilever Retaining Wall) .. II-2
2.10. Perangkat Lunak Analisa Struktur dan Analisa Stabilitas Tanah ............. II-18
BAB I
PENDAHULUAN
Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, menurut data BNPB
selama 10 tahun terakhir bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia adalah
puting beliung dengan total 7671 kejadian dan diikuti oleh banjir dengan total kejadian
sebanyak 7583 Kali. Sedangkan di Jakarta banjir merupakan bencana alam yang paling
sering terjadi dengan 220 kejadian. Ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya
banjir di Jakarta, yaitu curah hujan ekstrem, perubahan tutupan lahan, penurunan
Untuk menghadapi bencana banjir yang kerap terjadi di Jakarta pada Tahun 1973 dibuat
Rencana Induk pengendalian Banjir Jakarta yang berisi konsep pengendalian banjir
Jakarta yang bertumpu pada dua kanal yang melingkari sebagian besar wilayah kota yaitu
Kanal Banjir Barat (KBB) dan Kanal Banjir Timur (KBT). Pembangunan Kanal Banjir
Barat dimulai tahun 1913 dan selesai pada tahun 1919. Sedangkan Pembangunan Kanal
Banjir Timur dimulai tahun 2003 dan selesai pada tahun 2010. Meskipun pembangunan
dua kanal tersebut telah selesai tetapi masih banyak banjir yang terjadi di Jakarta.
Penyebabnya adalah masih ada beberapa area sungai yang tidak mampu menampung
debit aliran air dari daerah hulu sehingga terjadi luapan contohnya di Kali Ciliwung. Oleh
sebab itu salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan banjir yaitu dengan
adanya pembangunan Sudetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur yang bertujuan
untuk mengurangi debit air yang ada di Kali Ciliwung dengan mengirim sebagian debit
Sudetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur menggunakan sistem gravitasi dimana
elevasi dasar inlet berada di atas elevasi dasar outlet untuk mengalirkan air dari Kali
I-1
BAB I Pendahuluan
Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Sudetan memiliki panjang total 1.2 km yang memiliki
posisi inlet di Kali Ciliwung kelurahan Bidara Cina, Jatinegara dan melalui Jl. Otista 3
sampai menuju ke outlet yang berada di kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jatinegara.
Karena posisi tunnel melalui daerah pemukiman warga yang tidak memungkinkan untuk
microtunnelling dengan metode pipe jacking agar dapat dikerjakan tanpa mengganggu
Metode pipe jacking ini memiliki konsep membangun tunnel atau terowongan berbentuk
pipa dengan memanfaatkan pipa tersebut untuk mendorong mesin bor sesuai alinyemen
yang sudah ditentukan. Untuk memulai pekerjaan pipe jacking diperlukan suatu struktur
yang disebut driving shaft yang berupa lubang dengan kedalaman dan dimensi tertentu
yang berfungsi untuk tempat masuknya mesin bor dan pipa beton, selain itu struktur ini
pendorongan (jacking) pipa dan mesin bor. Dalam proses pekerjaan pipe jacking, pipa
dan mesin bor didorong secara perlahan menggunakan thrust-jack yang disusun
Pekerjaan galian dan pemasangan waller strutting untuk driving shaft inlet ini dimulai
dari tanggal 10 Februari 2022 hingga 21 Maret 2022 dengan kedalaman total galian 14.1m
untuk menyesuaikan dengan kemiringan rencana terhadap elevasi outlet dan menghindari
kedalam galian tanah perlu diperhitungkan pula gaya yang akan diterima dinding penahan
tanah akibat gaya dorong dari mesin pendorong pipa dan bor serta diperlukan pula
perhitungan terhadap gempa pada struktur driving shaft ini. Struktur dinding penahan
tanah untuk driving shaft ini didesain dengan struktur secant pile yang dihubungkan
dengan penutup atas berupa capping beam dan memiliki lantai dasar berupa plat beton
I-2
BAB I Pendahuluan
atau disebut base slab. Maka dari itu, pada penelitian ini penulis akan menganalisa
struktur driving shaft ini dengan judul Evaluasi Struktur Penahan Secant Pile Pada
Pada penelitian ini penulis akan menampilkan analisa secant pile driving shaft inlet pada
struktur secant pile dari hasil perbandingan analisa dan alat monitoring di lapangan.
beberapa masalah yang terdapat didalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
2. Diperlukan data tanah untuk menganalisa stabilitas struktur penahan secant pile.
3. Terdapat beban mati dan beban hidup yang memengaruhi stabilitas struktur
4. Terdapat beban gempa dari tanah dan beban gempa akibat struktur yang
5. Diperlukan nilai defleksi ijin struktur penahan secant pile saat pekerjaan galian.
7. Diperlukan perbandingan antara hasil analisa stabilitas struktur penahan secant pile
berikut:
1. Bagaimana bentuk pemodelan struktur driving shaft inlet yang akan digali?
I-3
BAB I Pendahuluan
3. Apa saja beban mati dan beban hidup yang dapat memengaruhi stabilitas dinding
penahan tanah?
4. Berapa besar beban gempa dari tanah maupun beban gempa akibat struktur di area
driving shaft?
6. Bagaimana hasil pergerakan struktur penahan secant pile selama galian dan
7. Bagaimana perbandingan antara hasil analisa stabilitas struktur penahan secant pile
Maksud dan tujuan dari penelitian ini berdasarkan perumusan masalah diatas adalah
sebagai berikut:
2. Dapat mengetahui data tanah yang ada di area driving shaft inlet.
3. Dapat mengetahui beban mati dan beban hidup yang bekerja pada struktur penahan
secant pile.
4. Dapat mengetahui beban gempa dan respon spektra yang dapat terjadi di area
5. Dapat mengetahui stabilitas dinding penahan tanah struktur driving shaft inlet pada
3 kondisi ekstrem.
6. Mengetahui nilai defleksi ijin struktur penahan secant pile saat pekerjaan galian.
7. Mengetahui pergerakan yang terjadi pada struktur penahan secant pile saat
I-4
BAB I Pendahuluan
8. Bagaimana hasil pergerakan struktur penahan secant pile selama galian dan
9. Mengetahui bagaimana hubungan antara nilai defleksi pada analisa dan aktual
Hasil dari penelitian ini memiliki 2 manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis
seperti di bawah.
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi contoh dalam perencanaan desain konstruksi
dinding penahan tanah sejenis. Selain itu hasil penelitian ini dapat menjadi ilmu tambahan
terkait dinding penahan tanah dengan struktur secant pile, dan ilmu terhadap konstruksi
Dari hasil penelitian akan diketahui bagaimana stabilitas dinding penahan tanah yang
menggunakan secant pile pada konstruksi driving shaft inlet proyek Sudetan Kali
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka perlu adanya batasan penelitian. Adapun
1. Data yang dipakai pada penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan “proyek
2. Data penyelidikan tanah dilakukan oleh PT. Bahana Tehnik Raya pada bulan
September 2021.
I-5
BAB I Pendahuluan
5. Dalam analisa ini digunakan memiliki beberapa acuan yang berlaku di Indonesia dan
standard lainnya yang telah disepakati Bersama. Standard dan acuan yang digunakan
sebagai berikut:
Gedung
I-6
BAB I Pendahuluan
Penyusunan proposal tugas akhir ini dibuat sesuai dengan standar yang berlaku di
1. BAB I Pendahuluan.
Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah,
maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan dan ruang lingkup
Bab ini berisikan tinjauan teori terkait metode penyelidikan tanah, pemodelan struktur,
dinding penahan tanah, beban mati dan hidup, secant pile, bore pile, galian tanah, analisis
Bab ini membahas tentang diagram alir penelitian, metode penelitian, tempat dan waktu
4. BAB IV
5. BAB V
6. BAB VI
I-7
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dinding penahan tanah adalah salah satu jenis konstruksi sipil yang dibangun dengan
fungsi untuk menahan gaya tekanan aktif lateral suatu tanah maupun air. Oleh karena itu
suatu konstruksi dinding penahan haruslah direncanakan dan dirancang agar aman
tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah lepas atau alami dan
mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng yang kemantapannya tidak dapat
dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Tanah yang tertahan memberikan dorongan secara
aktif pada struktur dinding sehingga struktur cenderung akan terguling atau akan tergeser
(Tanjung, 2016). Dinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong tanah serta
mencegahnya dari bahaya kelongsoran. Baik akibat beban air hujan, berat tanah itu
Pada proyek Sudetan ini dinding penahan tanah berfungsi untuk menyediakan lubang
(shaft) yang menjadi tempat masuknya alat bor serta komponen pendukung pembuatan
struktur microtunnelling dengan metode pipe jacking. Jenis dinding penahan tanah yang
digunakan adalah secant pile yang merupakan susunan pile-pile beton yang saling
beririsan sehingga membentuk suatu struktur monolit yang mampu menahan tekanan
tanah dibelakangnya.
Dinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong tanah serta mencegahnya dari bahaya
kelongsoran. Baik akibat beban air hujan, berat tanah itu sendiri maupun akibat beban
yang bekerja di atasnya. Pada saat ini, konstruksi dinding penahan tanah sangat sering
digunakan dalam pekerjaan sipil walaupun ternyata konstruksi dinding penahan tanah
sudah cukup lama dikenal di dunia. Salah satu bukti peninggalan sejarah bahwa dinding
II - 1
BAB II Tinjauan Pustaka
penahan tanah telah digunakan pada masa lampau adalah Tembok Raksasa China yang
mulai dibangun pada zaman Dinasti Qin (221 SM) sepanjang 6.700 km dari timur ke barat
China dengan tinggi 8 meter, lebar bagian atasnya 5 meter, sedangkan lebar bagian
bawahnya 8 meter. Bukti lainnya yaitu taman gantung Babylonia yang dibangun di atas
bukit batuan yang bentuknya berupa podium bertingkat yang ditanami pohon, rumput dan
bunga-bungaan serta ada air terjun buatan berasal dari air sungai Eufrat yang dialirkan ke
puncak bukit lalu mengalir melalui saluran buatan, yang dibangun pada zaman raja
Nebukadnezar (612 SM) dengan tinggi 107 meter. Tembok Barat di Yerusalem (37 SM)
juga dicatat sebagai bukti peninggalan sejarah yang telah memakai dinding penahan tanah
dalam konstruksinya, dibangun pada zaman raja Herodes sebagai tembok penyangga kota
Yerusalem. Sekarang, tembok ini lebih populer dengan sebutan tembok rapatan. Tembok
Berdasarkan cara untuk mencapai stabilitasnya, maka dinding penahan tanah dapat
digolongkan dalam beberapa jenis yaitu dinding gravitasi, dinding kantilever, dinding
counterfort, dinding buttress. Beberapa jenis dinding penahan tanah antara lain :
Dinding ini dibuat dari beton tidak bertulang atau pasangan batu, terkadang pada dinding
jenis ini dipasang tulangan pada permukaan dinding untuk mencegah retakan permukaan
Dinding ini terdiri dari kombinasi dinding dengan beton bertulang yang berbentuk huruf
T. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding penahan dan berat tanah
di atas tumit tapak (hell). Terdapat 3 bagian struktur yang berfungsi sebagai kantiliver,
yaitu bagian dinding vertikal (steem), tumit tapak dan ujung kaki tapak (toe). Biasanya
Dinding ini terdiri dari dinding beton bertulang tipis yang di bagian dalam dinding pada
jarak tertentu didukung oleh pelat/dinding vertikal yang disebut counterfort (dinding
penguat). Ruang di atas pelat pondasi diisi dengan tanah urug. Apabila tekanan tanah aktif
pada dinding vertikal cukup besar, maka bagian dinding vertikal dan tumit perlu
disatukan. Counterfort berfungsi sebagai pengikat tarik dinding vertikal dan ditempatkan
pada bagian timbunan dengan interfal jarak tertentu. Dinding counterfort akan lebih
ekonomis digunakan bila ketinggian dinding lebih dari 7 meter (Tanjung, 2016).
Dinding buttress hampir sama dengan dinding counterfort, hanya bedanya bagian
counterfort diletakkan di depan dinding. Dalam hal ini, struktur counterfort berfungsi
memikul tegangan tekan. Pada dinding ini, bagian tumit 10 lebih pendek dari pada bagian
kaki. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding penahan dan berat tanah
di atas tumit tapak. Dinding ini dibangun pada sisi dinding di bawah tertekan untuk
memperkecil gaya irisan yang bekerja pada dinding memanjang dan pelat lantai. Dinding
ini lebih ekonomis untuk ketinggian lebih dari 7 meter. Kelemahan dari dinding ini adalah
penahannya yang lebih sulit daripada jenis lainnya dan pemadatan dengan cara rolling
pada tanah di bagian belakang adalah jauh lebih sulit (Tanjung, 2016).
Tekanan tanah dan gaya-gaya yang bekerja pada dinding penahan tanah sangat
mempengaruhi stabilitas dinding penahan tanah itu sendiri. (Suryolelono, 1994). Analisis
II -3
BAB II Tinjauan Pustaka
𝑆𝐹 1,5 …………………………………………….………….(2.1)
dengan :
ML = Jumlah dari momen yang mencegah struktur terguling (melawan) dengan titik
MG = Jumlah dari momen yang mengguling struktur dengan titik pusat putaran di titik
0. MG disebabkan oleh tekanan tanah aktif dan beban yang bekerja pada dinding
penahan tanah.
Gaya aktif tanah (Pa) selain menimbulkan terjadinya momen juga menimbulkan gaya
dorong sehingga dinding akan bergeser. Perlawanan terhadap gaya dorong ini terjadi pada
𝑆𝐹 1,5 …………………………………….………….(2.2)
Analisis kapasitas dukung tanah mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung beban
pondasi yang bekerja diatasnya. Pondasi adalah bagian dari struktur yang berfungsi
meneruskan beban akibat berat struktur secara langsung ke tanah yang terletak
dibawahnya. Banyak cara yang telah dibuat untuk merumuskan persamaan kapasitas
dukung tanah, namun seluruhnya hanya merupakan cara pendekatan untuk memudahkan
perhitungan. Salah satu cara untuk menentukan kapasitas dukung tanah yaitu dari hasil
uji kerucut statis (sondir) Untuk pondasi pada lapisan pasir, (Meyerhof, 1956 dalam
dukung ijin yang didasarkan penurunan 1’’. Persamaannya didasarkan pada kurva
II -4
BAB II Tinjauan Pustaka
Terzaghi dan Peck (1943) dan dapat diterapkan untuk pondasi telapak atau pondasi
memanjang yang dimensinya tidak begitu besar, pada pasir kering sebagai berikut :
𝑞𝑎 𝑘𝑔/𝑐𝑚 ………………………………………………………..(2.3)
,
𝑞𝑎 𝑘𝑔/𝑐𝑚 …………………….………………………….(2.4)
dengan :
(Meyerhof, 1956 dalam Hardiyatmo, 2010), dengan N diperoleh dari uji SPT.
Tekanan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada dinding penahan tanah harus
dipastikan lebih kecil dari daya dukung ijin tanah. Eksentrisitas dari gaya-gaya ke pondasi
1. Letak titik potong resultante gaya pada dasar bidang pondasi ditinjau terhadap titik O
∑𝑀 𝑀 𝑀 ………………………………………………….…….(2.7)
∑
𝑥 ∑
…………………………………………………………………..……(2.8)
Mencari eksentrisitas : 𝑒 𝑥 𝐵
2. Letak titik potong resultante gaya pada dasar bidang pondasi ditinjau terhadap titik A
∑
Mencari eksentrisitas : 𝑒 ∑
Dengan 𝑒 𝐵/6, maka di seluruh bidang dasar ponadi bekerja gaya desak
∑
𝜎 1 𝑞 ………………………………………………..(2.7)
.
∑
𝜎 1 𝑞 ………………………………………………..(2.8)
.
Jika 𝑒 𝐵/6, maka pada Sebagian bidang dasar pondasi bekerja gaya Tarik
∑
𝜎 𝑞 ………………………………………………..(2.9)
2.4. Rembesan
Rembesan adalah banyaknya jumlah air atau cairan yang masuk atau keluar pada suatu
media atau massa tanah tertentu. Teori rembesan dalam hal ini didasarkan pada analisis
dua dimensi.
Jaring arus atau flow net adalah sekelompok garis aliran dan garis ekipotensial. Garis
ekipotensial adalah garis-garis yang mempunyai tinggi energi potensial yang sama (h
konstan). Cara penggambaran jaring arus ada beberapa cara antara lain dengan cara coba-
coba (trial and error sketching method), cara analitis, dengan membuat model di
laboratorium, dan dengan analogi listrik. Jaring arus dapat digunakan untuk menghitung
debit rembesan, tekanan rembesan, stabilitas terhadap bahaya piping, dan sebagainya.
(Hardiyatmo, 2006)
Dari gambar flow net dapat dihitung jumlah alur aliran Nf, maka tiap m tegak lurus
𝑞 𝑁 . 𝑘 . ∆ℎ ………………………………………………………………(2.10)
Dari gambar juga dapat dihitung jumlah potensial drop Nd, dan diketahui H, maka:
II -6
BAB II Tinjauan Pustaka
∆ℎ 𝑁 .𝑘 . …………………………………………………...………..(2.11.a)
sehingga,
𝑞 𝑁 .𝑘 . …………………………………………………………….(2.11.b)
Nf dan Nd dihitung dari gambar flow net, H dan k merupakan data yang sudah diketahui.
(Hadiyatmo, 2006)
Tekanan air pori disebut juga sebagai tekanan hidrostatik pada suatu titik. Pada
dengan :
h = potensial titik, dilihat dalam flow net, dimana letak titik tersebut terkadap garis-
garis ekipotensial
Jika potensial titik terletak pada garis ekipotensial nomor nd maka potensial titik tersebut:
ℎ 𝑁 . ∆ℎ …………………………………………………………...………..(2.12.a)
atau
ℎ 𝑁 . …………………………………………………....……………….(2.12.b)
Secant pile adalah jenis dinding penahan tanah yang jarak antar pilenya berdempetan dan
saling beririsan satu sama lain yang berguna untuk mendapatkan daya tanah terhadap
II -7
BAB II Tinjauan Pustaka
tekanan tanah (gaya lateral). Secant pile adalah salah satu dinding penahan tanah yang
Di lapangan secant pile digunakan untuk menghindari agar tanah dan material lainnya
tidak longsor atau runtuh, juga untuk menjaga kesetabilan dan daya dukung tanah. Secant
pile merupakan bore pile yang dibuat saling berpotongan sehingga terdapat interlock
antar bore pile. Sedangkan secondary secant pile merupakan jenis secant pile yang
seperti mesin bor, mobile crane, excavator, dump truck, concrete mixer truck, theodolite,
pita ukur, waterpass, pompa air, genset, dan lain sebagainya. Bahan yang digunakan
dalam pembuatan secondary secant pile ini adalah air, beton ready-mix, dan minyak
gemuk sebagai pelumas. Teknik pelaksanaan secondary secant pile sama dengan teknik
proyek adalah pekerjaan persiapan, pekerjaan pengeboran, instalasi casing, instalasi pipa
Bore pile merupakan sebuah pondasi dalam yang berbentuk layaknya tabung panjang dan
ditancapkan ke dalam tanah. Tujuan dari penggunaan pondasi ini agar bangunan dapat
berdiri dengan kokoh setelah proses pembangunan selesai. Pondasi bore pile ini memiliki
jenis dan manfaat untuk konstruksi bangunan. Penggunaan bore pile ini difungsikan untuk
mengalirkan beban berat kontruksi ke dalam lapisan tanah yang lebih keras.
Metode bore pile ini digunakan jika struktur permukaan tanah tidak kuat untuk menahan
keseluruhan beban bangunan yang akan didirikan. Metode pengeboran yang dipakai
tingkat getaran yang rendah. Biasanya pondasi ini digunakan untuk mengamankan
Apabila sudah merencanakan untuk membuat sebuah konstruksi bangunan, maka perlu
tersebut meliputi bangunan gedung yang dibuat harus kokoh, stabil, dan kuat supaya
dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Persyaratan ini sesuai dengan Peraturan
Bangunan Gedung. Untuk metode bore pile ini dapat dibagi menjadi 3 jenis dari segi alat
serta teknik yang digunakan dalam pengerjaannya. Ketiga jenis dari bore pile tersebut
Jenis pondasi bore pile yang pertama adalah menggunakan alat mini crane, metode yang
satu ini dinilai efektif apabila digunakan pada daerah perumahan. Alasannya karena
penggunaan bore pile mini crane ini tidak menghasilkan getaran yang dapat mengganggu
bangunan sekitarnya. Untuk pengeboran menggunakan alat mini crane ini dapat
Untuk pengeboran dengan metode bor basah maka memerlukan sirkulasi air yang cukup
pada saat proses pengeborannya. Untuk proses pengeboran menggunakan alat mini crane,
tanah yang akan digunakan akan dilubangi terlebih dahulu. Setelah itu barulah
memasukan besi tulangan yang telah siap untuk dipasang. Pastikan pula sumber air di
Jenis bore pile selanjutnya adalah menggunakan alat gawangan, mesin ini mampu
membuat lubang galian dengan diameter yang lebih besar ketimbang menggunakan mesin
bore pile mini crane. Dalam proses pengerjaannya hampir dengan menggunakan mesin
bore pile mini crane. Pembedanya adalah pada bagian sasis serta tiang gearboxnya.
II -9
BAB II Tinjauan Pustaka
Ketika menggunakan alat gawangan ini diperlukan tambang pada bagian kiri dan kanan
alat.
Tambang tersebut akan dikaitkan pada bagian lainnya, yang memiliki daya tahan lebih
kokoh. Tujuannya untuk menjaga keseimbangan dari alat ini selama proses pengeboran
sedang berlangsung. Jenis bor pile yang satu ini dapat menjangkau hingga ke daerah yang
ada di pedalaman serta area yang memiliki lahan sempit, sehingga cocok digunakan untuk
Jenis bore pile yang satu ini menggunakan tenaga manusia untuk pengerjaannya,
sehingga biasa dikenal juga dengan sebutan bor manual. Metode yang digunakan untuk
pengeboran menggunakan alat ini adalah menggunakan metode bor kering. Oleh sebab
diyakini lebih praktis serta sederhana. Selain itu, dalam penggunaan alat strauss pile ini
juga tidak akan menimbulkan suara bising yang dapat mengganggu lingkungan sekitar.
Penyelidikan Tanah merupakan hal yang wajib dilakukan ketika akan melakukan
pembangunan jalan beton, dll. Penyelidikan tanah sendiri merupakan pekerjaan / kegiatan
untuk mengetahui karakteristik maupun daya dukung tanah beserta kondisi geologinya.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui susunan lapisan / sifat tanah beserta
kekuatannya. Dalam pembuatan pondasi untuk bangunan maupun jalan tentu kepadatan
dan daya dukung tanah serta sifat korosivitas tanah harus mendukung untuk dibangun
pondasi.
II -10
BAB II Tinjauan Pustaka
Dengan melakukan pengujian tanah maka kita dapat menentukan jenis pondasi yang tepat
untuk digunakan pada konstruksi bangunan. Selain itu juga dapat digunakan untuk
menentukan perlakuan yang tepat agar tanah bisa mendukung terhadap jenis pondasi yang
diterapkan. Dari penyelidikan inilah akan ditentukan baik alternatif, jenis, kedalaman
hingga dimensi pondasi yang paling efisien namun tetap aman digunakan.
penyelidikan tanah mutlak harus dilakukan. Kondisi tanah yang tepat tentu akan
mendukung struktur bangunan yang kokoh dan tahan gempa sehingga akan memberikan
Penyelidikan tanah sendiri dapat dilakukan dalam beberapa metode seperti Sondir (DCP),
Uji Boring, Uji Penetration Test (SPT) dan sebagainya. Disini tanah pada lokasi
diketahui tentang sifat dan karakteristik tanah tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut
Pengujian tanah di lapangan dilakukan dengan menguji tanah pada lokasi secara
Metode ini dilakukan dengan mengambil contoh tanah untuk mengetahui lapisan tanah
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai tahanan konus (qc) terhadap
II -11
BAB II Tinjauan Pustaka
nilai SPT, nilai ini dinyatakan dalam N pukulan. Pengujian ini menggunakan tabung
SPT yang dipukul hingga 150 cm pada tanah sambil terus dilakukan pencatatan
bersamaan dengan pengambilan contoh tanah tiap 1,5 – 2 meter atau setiap pergantian
jenis tanah.
Pengujian ini dilakukan setelah sampel tanah diambil pada pekerjaan core drilling untuk
laboratorium dan hasilnya akan dikorelasikan dengan hasil pengujian di lapangan untuk
menentukan desain dan dimensi pondasi yang efisien dan aman. Jadi pada dasarnya kedua
pengujian akan dilakukan dan hasilnya akan saling dikorelasikan untuk memastikan
keakurasian hasilnya.
Galian tanah adalah sebuah proses pemindahan suatu bagian permukaan tanah dari satu
lokasi ke lokasi lainnya, dan akhirnya terbentuk sebuah kondisi fisik permukaan tanah
Dalam pekerjaan struktur sering dijumpai pekerjaan pendahuluan berupa pekerjaan galian
tanah. Jika kedalaman galian dan luasan galian masih sedikit, seperti galian pondasi pada
rumah tinggal atau bangunan dengan ketinggian pendek, masih dapat menggunakan alat
manual, tapi bila galian tanah sudah dengan luasan besar maka diperlukan alat-alat berat
dalam pengerjaannya. Data tanah yang di dapat dari hasil soil test diperlukan untuk
II -12
BAB II Tinjauan Pustaka
mengambil keputusan metoda apa yang kita gunakan dalam penggalian, terutama untuk
galian yang kedalamannya lebih dari 2 m. Metoda yang dimaksud adalah apakah galian
cukup dilakukan dengan galian terbuka atau menggunakan DPT (Dinding Penahan
Tanah). Pada galian terbuka kemiringan galian akan mengikuti stabilitas tanah yang
didapat dari hasil laboratorium tanah dan hitungan. Untuk galian yang lebih dari 2 m,
biasanya sudah harus menggunakan DPT sebagai bagian struktur yang menahan stabilitas
dinding dari keruntuhan. DPT dapat berupa DPT yang nantinya akan dilepas kembali
setelah dinding bangunan/basement selesai terbangun, dan ada DPT yang tetap tertanam
setelah basement selesai terbangun DPT sementara/temporary dapat berupa steel sheet
pile, ground anchor, dan strutting. Sedangkan DPT tetap/permanen dapat berupa
2. Pemilihan jenis, jumlah, dan komposisi alat gali yang digunakan berdasarkan waktu
3. Pengaturan arah manuver alat berat dan dump truck yang baik dengan
5. Pemeliharaan lingkungan sekitar proyek (debu, lumpur bekas material galian, dll)
6. Jam kerja yang diperbolehkan oleh daerah dimana proyek galian dilaksanakan.
7. Menjaga dinding galian dari gangguan cuaca (hujan), dengan menutup sisi galian
II -13
BAB II Tinjauan Pustaka
2.9. Microtunneling
mesin bor (Microtunnel Boring Machines, MTBM) dan dikombinasikan dengan teknik
jacking pipa (teknik dalam usaha pemasangan pipa dengan mendorong pipa pra-cetak ke
dalam tanah dari sebuah lubang vertikal/pit) untuk memasang pipa di bawah tanah dalam
sekali driving. Proses ini dilakukan dengan tujuan menghindari melakukan galian terbuka
untuk memasang pipa yang dapat mengakibatkan gangguan ekstrem pada lingkungan
pada struktur atas atau permukaan. Di seluruh dunia saat ini, microtunneling telah
digunakan untuk memasang pipa dari yang berukuran 20 sentimeter hingga 4 meter
sehingga definisi dari mikro di dalam kata microtunneling sudah tidak menunjukkan
ukurannya lagi. Yang membedakannya dari proses pemasangan pipa lainnya adalah
metode microtunneling sudah tidak lagi memerlukan orang yang rutin bekerja di dalam
terowongannya.
Pada saat ini microtunneling adalah metode yang paling akurat dalam memasang pipa.
Tingkat akurasi alinemen dan level hingga hanya 50mm sudah merupakan hal yang biasa
dilakukan dengan metode ini. Ini adalah suatu hal yang sungguh-sungguh penting dan
sangat berpengaruh jika ingin memasang pipa baru pada daerah/area di mana terdapat
utilitas-utilitas yang telah terpasang dengan tingkat kepadatan tinggi atau di kota-kota
besar.
Microtunelling pertama kali dikembangkan oleh bangsa Jepang pada awal tahun 1970-an
untuk melakukan penggantian saluran terbuka di daerah kota dengan pipa gravitasi yang
dipasang di bawah tanah, sementara metode pipe jacking sendiri dipercaya telah
digunakan oleh bangsa Romawi sebagai salah satu teknik untuk memasang utilitas di
bawah tanah. Walaupun awalnya dirancang untuk konstruksi pipa air limbah gravitasi,
instalasi microtunneling meliputi pula perlintasan di bawah tanah pada jalur kereta api,
II -14
BAB II Tinjauan Pustaka
jalan bebas hambatan, landas pacu, sungai dan lingkungan yang sensitif terhadap
gangguan, misalnya yang telah terpasang banyak utilitas. Metode ini telah pula banyak
digunakan untuk memasang pipa intake dan pembuangan pada pabrik maupun industri
yang lain.
Earth Pressure Balance, atau EPB, adalah metode terowongan mekanis di mana bahan
yang digali digunakan untuk menopang permukaan terowongan saat sedang diplastisisasi
(kemampuan butir tanah halus untuk mengalami perubahan bentuk tanpa terjadi
yang bersifat plastis, dimana terdiri dari semen Portland dan air yang di pompakan ke
dalam lubang sumur / terowongan untuk menyemen pipa selubung dan merupakan sekat
untuk mencegah migrasi fluida antarformasi) & aditif lainnya agar dapat diangkut dan
kedap air. Material hasil galian diangkut ke dalam tunnel boring machine (TBM) melalui
susunan konveyor ulir yang memungkinkan tekanan di muka TBM tetap seimbang tanpa
menggunakan slurry.
Mesin Bor Terowongan / Pipe Jacking EPB dirancang untuk tanah lunak yang
mengandung air di bawah tekanan. TBM EPB dapat menangani endapan sedimen lepas
dengan bongkahan bongkahan besar dan muka air tanah yang tinggi. Material hasil galian
diangkut oleh konveyor sekrup dari ruang galian ke konveyor sabuk. Kombinasi output
dari konveyor sekrup dan tingkat kemajuan TBM memastikan bahwa tekanan dukungan
di ruang penggalian dapat dikontrol dengan tepat. Memantau secara terus menerus
permukaan.
II -15
BAB II Tinjauan Pustaka
Untuk memperbaiki kondisi tanah untuk tunneling EPB beberapa bahan pendingin dapat
disuntikkan melalui kepala pemotong dan kepala curah. Dengan mengubah kondisi tanah,
pembuatan terowongan di tanah yang mengandung kerikil, pasir atau air atau dalam
geologi yang tidak stabil juga dimungkinkan. Kepala pemotong mesin / cutterhead pipe
jacking akan dirancang khusus untuk kondisi tanah proyek. Tergantung pada persyaratan
kepala akan dilengkapi dengan pemotong atau ripper disk, atau kombinasi keduanya.
Semua kepala pemotong / cutterhead akan memiliki rasio pembukaan yang dioptimalkan.
Pipe jacking merupakan metode yang sudah tidak asing bagi pembangunan di Indonesia.
Tujuan utama penggunaan metode ini adalah memungkinkan air limbah mengalir melalui
pipa beton yang berada di bawah jalan. Biasanya metode ini memang diaplikasikan pada
daerah perkotaan, karena minimnya daerah resapan air yang dapat menampung air hujan.
Daerah perkotaan mayoritas menggunakan aspal, terkadang sulit untuk menampung air
dikala hujan.
Minimnya lahan terbuka hijau, juga menjadi salah satu faktor penyebab banjir. Sehingga
penggunaan pipa ini dalam pembangunan jalan, dinilai lebih efektif dalam
penanggulangan banjir saat hujan. Pada negara-negara maju seperti Jepang dan Australia,
pemasangan pipa beton sebagai saluran pembuangan bawah tanah merupakan hal yang
biasa terjadi, dan sudah lama negara tersebut menggunakan metode ini. Nilai positif
lainnya pada metode ini adalah, tanpa memerlukan galian terbuka pemasangan pipa beton
dapat dilakukan. Galian terbuka pada jalan pasti akan menghambat arus lalu lintas, serta
mengganggu aktivitas masyarakat. Selain itu masyarakat akan terganggu dengan polusi
udara, akibat dari debu atau kotoran. Kemudian suara serta getaran yang ditimbulkan
II -16
BAB II Tinjauan Pustaka
Dalam pengaplikasian metode pipe jacking, dilakukan observasi terlebih dahulu baik
pada lingkungan, maupun masyarakat di sekitarnya yang mungkin saja akan terdampak
Penduduk
Sebelum melakukan pemasangan pipa beton ini, perlu diadakan observasi terhadap
penduduk setempat. Bila pada daerah tersebut padat penduduk, maka hal tersebut akan
pemasangan pipa beton, serta jaringan air limbah akan ditambah agar proses
Kondisi Daerah
Kondisi daerah pada lingkungan merupakan hal penting untuk diperhatikan, apakah
kondisi tanah cukup stabil untuk dilakukan pengeboran atau tidak. Serta apakah daerah
yang akan dipasang pipa, dilintasi oleh kereta api, sungai atau lalu lintas padat. Semua
hal itu akan berpengaruh pada pemasangan pipa pipe jacking method, serta untuk
Sanitasi lingkungan pada daerah perkotaan dinilai lebih minim, dibandingkan dengan
daerah pedesaan. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh pembuangan air limbah yang
pengolahan air limbah terpusat dengan baik dan benar, sehingga dapat mencegah
tersebut.
II -17
BAB II Tinjauan Pustaka
Iklim
Meskipun dapat menggunakan sistem tanpa galian terbuka atau trenchless, terdapat
beberapa kondisi yang mengharuskan adanya galian terbuka atau open trench. Bila
menggunakan sistem open trench, maka kondisi cuaca sangat berpengaruh. Saat
kondisi cuaca di Indonesia terbilang sulit untuk ditebak, sehingga pengerjaan ini harus
dilakukan dengan cepat dan tidak membuang-buang waktu. Terlebih lagi saat musim
hujan sudah tiba, lebih baik pemasangan pipa beton diundur terlebih dahulu untuk
Sosial Budaya
Seringkali terjadi isu sosial antara masyarakat dan pekerja lapangan, hal ini disebabkan
oleh terganggunya masyarakat akan pembangunan tersebut. Maka dari itu, pentingnya
meminta persetujuan dan perizinan dari masyarakat agar pengerjaan dapat berjalan
dengan lancar. Setiap pembangunan pasti memiliki dampak negatif serta positif,
meskipun metode ini terlihat sempurna tetapi pasti ada saja kekurangan yang mungkin
belum diketahui oleh manusia. Namun di luar hal itu semua, semoga penggunaan pipe
jacking method dapat digunakan sebagai metode pembangunan yang sering digunakan
di Indonesia.
Adapun beberapa perangkat lunak yang sering digunakan dalam analisa struktur dan
2.10.1 PLAXIS
PLAXIS adalah sebuah paket program yang disusun berdasarkan metode elemen hingga
yang telah dikembangkan secara khusus untuk melakukan analisis deformasi dan
stabilitas dalam bidang rekayasa geoteknik. Prosedur pembuatan model secara grafis
II -18
BAB II Tinjauan Pustaka
yang mudah memungkinkan pembuatan suatu model elemen hingga yang rumit dapat
dilakukan dengan cepat, sedangkan berbagai fasilitas yang tersedia dapat digunakan
sepenuhnya berjalan secara otomatis dan didasarkan pada prosedur numerik yang handal.
Konsep ini memungkinkan para pemula untuk dapat menggunakan paket program ini
hanya dengan mengikuti beberapa jam pelatihan saja. PLAXIS 2D adalah program
elemen hingga dua-dimensi, yang dikembangkan untuk analisis deformasi , stabilitas dan
aliran air tanah dalam rekayasa geoteknik. PLAXIS 2D adalah bagian dari rangkaian
produk-produk PLAXIS , paket program elemen hingga yang digunakan di seluruh dunia
PLAXIS 2D adalah paket elemen hingga ditujukan untuk analisis dua dimensi deformasi
dan stabilitas dalam rekayasa geoteknik. Hal ini dilengkapi dengan fitur untuk menangani
komputasi yang kuat dan secara teoritis suara. Dengan PLAXIS 2D geometri model dapat
dengan mudah didefinisikan dalam mode tanah dan struktur, setelah model padat
independen secara otomatis dapat dipotong dan menyatu. Modus konstruksi dipentaskan
memungkinkan simulasi realistis dari linear, waktu perilaku non tergantung dan
anisotropik tanah dan / atau rock. Karena tanah merupakan bahan multi-fase, prosedur
pori hidrostatik dan non dalam tanah. Output terdiri dari rangkaian lengkap dari alat
interoperable geometri, simulasi realistis dari tahap konstruksi, perhitungan kernel kuat
dan dapat diandalkan, dan pasca-pengolahan komprehensif dan rinci, sehingga solusi
2.10.2 ETABS
ETABS merupakan salah satu program yang dimanfaatkan oleh engineer untuk
program yang dipergunakan untuk melakukan analisis dan desain pada struktur bangunan
dengan cepat dan tepat. Program ETABS akan sangat membantu dalam melakukan
analisis dan desain struktur bangunan, yang sebelumnya secara manual dalam waktu yang
relatif lama dan keakuratannya tidak terjamin. ETABS sangat relevan untuk desain
berat sendiri struktur, beban hidup, beban angin, dan beban gempa. Beban gempa akan
dipelajari dalam 2 analisis yaitu dengan beban response spectrum function dan dengan
time history function. Dengan demikian, analisis gempa dan angin dapat secara otomatis
dihitung dengan memodifikasi nilai-nilai koefisien faktor dari peraturan ACI dan IBC
sehingga sesuai dengan peraturan SNI yang berlaku di Indonesia. Program ETABS secara
khusus difungsikan untuk menganalisis lima perencanaan struktur yaitu analisis frame
baja, frame beton, balok komposit dan baja rangka batang dan analisis dinding geser.
II -20
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB V
II -21
BAB II Tinjauan Pustaka
Berikut tabel rekapitulasi penelitian terdahulu yang menjadi perbandingan dengan penelitian ini.
II -22
BAB II Tinjauan Pustaka
II -23
BAB II Tinjauan Pustaka
II -24
BAB II Tinjauan Pustaka
II -25
BAB II Tinjauan Pustaka
II -26
BAB II Tinjauan Pustaka
Dengan membandingkan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat diilustrasikan GAP Analysis sebagai berikut.
II -27
BAB II Tinjauan Pustaka
II -28
BAB II Tinjauan Pustaka
Pada struktur driving shaft inlet yang akan digali menggunakan dinding penahan tanah
dengan sistem turap berupa secant pile. Digunakan secant pile dengan panjang 20m,
diameter primary pile 88cm, diameter secondary pile 100cm, jarak antar pile 1.2m, dan
Metode penggalian tanah dilakukan secara bertahap tiap 2 meter dengan diikuti dengan
pekerjaan pemasangan waller strutting dan pekerjaan dewatering pada kedalaman tanah
yang berada di bawah muka air tanah (MAT). Dimensi waller strutting yang dipakai
Dengan merubah dimensi dan jarak dari secant pile dapat memengaruhi besar defleksi
yang terjadi pada struktur secant pile dalam menahan beban beban yang terjadi pada 3
II -29
BAB III Metode Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
III - 1
BAB III Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di area struktur driving shaft inlet STA.0+000 s.d. STA0-014.7
proyek Sudetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur, Jl. Otista Raya, Kelurahan Bidara
III - 2
BAB III Metode Penelitian
Untuk mengetahui hasil penelitian dibutuhkan analisa dari data yang sudah diambil, maka
penulis menggunakan analisa stabilitas dinding penahan tanah. Pada penelitian ini,
penulis bertujuan untuk mengetahui stabilitas dinding penahan tanah secant pile pada
struktur driving shaft dengan galian tanah rencana sedalam 14.1m dan menahan gaya
jacking force dari pekerjaan pipe jacking. Analisis stabilitas ini bertujuan untuk
mengetahui apakah struktur dinding penahan tanah secant pile masih mampu menahan
tekanan pasif tanah di belakangnya serta menahan jacking force dari pekerjaan pipe
jacking atau diperlukan perkuatan untuk menjaga stabilitas dinding penahan tanah.
1. Mengumpulkan data model struktur dinding penahan tanah, data tanah, dan besar
2. Memodelkan struktur dinding penahan tanah secant pile pada software Plaxis dan
Etabs.
3. Analisis stabilitas eksternal dan stabilitas internal dinding penahan tanah secant pile.
penahan tanah
Untuk mengolah data pada penelitian ini diperlukan pengumpulan data sekunder yang
berupa layout, data soil investigation area driving shaft inlet, gambar kerja struktur
driving shaft inlet, rencana tahapan penggalian, dan data beban dari tekanan thrust-jack
III - 3
BAB III Metode Penelitian
Analisa data yang diperlukan dalam penelitian ini memiliki beberapa tahapan sebagai
berikut:
1. Merangkum analisa struktur secant pile driving shaft inlet pada 3 kondisi ekstrem.
Dari analisa yang ada dapat dilihat bentuk dan dimensi dari struktur secant pile
driving shaft inlet, data tanah, beban dan struktur yang memengaruhi secant pile,
beban gempa, analisa stabilitas, defleksi ijin, kedalaman galian, dan detail waller
strutting. Data data tersebut digunakan untuk mengevaluasi struktur secant pile
force
2. Merangkum hasil monitoring alat instrument geoteknik mulai dari bulan Februari
2022 pada awal mula pekerjaan galian hingga bulan Juli pada saat terdapat jacking
force pada struktur driving shaft inlet. Data ini kemudian akan dijadikan acuan untuk
3. Mengevaluasi struktur secant pile terhadap hasil monitoring aktual yang terjadi di
lapangan. Evaluasi dilakukan dengan menganalisa secant pile dengan kondisi yang
lebih optimal yaitu dengan menggunakan diameter yang lebih kecil, jarak antar pile
yang lebih lebar, mengurangi jumlah layer waller strutting, dan dimensi strutting
4. Membandingkan hasil analisa awal dan hasil evaluasi terhadap faktor keamanan.
Dari perbandingan ini akan diketahui apakah struktur secant pile masih dapat
Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2013).
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang
akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability
Dari populasi yang ada, penelitian ini mengambil sampel dengan teknik metode purposive
tertentu, teknik ini paling cocok digunakan untuk penelitian kuantitatif yang tidak
melakukan generalisasi (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini sampel harus memenuhi
1. Sampel pada penelitian ini yaitu dinding penahan tanah secant pile.
3. Pada penelitian ini, sampel merupakan komponen struktur dinding penahan tanah
III - 5
BAB III Metode Penelitian
b.
Dalam penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independent pada penelitian ini adalah kondisi atau data tanah di area driving shaft inlet,
kedalaman galian tiap tahapan, dan besar jacking force saat pipe jacking. Sedangkan
variabel dependennya adalah jenis konstruksi dinding penahan tanah, dimensi struktur,
mutu bahan dinding penahan tanah, dan konfigurasi penulangan secant pile.
III - 6
BAB III Metode Penelitian
Berikut terlampir Jadwal Penelitian yang disusun untuk menyusun metode penelitian ini.
III - 7