Anda di halaman 1dari 88

PERANCANGAN KONSTRUKSI GEDUNG I

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Kurikulum


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala

Dikerjakan Oleh :

Nama : Cut Silvia Anggraini


NIM : 1904101010103
Jurusan : Teknik Sipil

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2022
PERANCANGAN KONSTRUKSI GEDUNG I

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Kurikulum


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala

Dikerjakan Oleh :

Nama : Cut Silvia Anggraini


NIM : 1904101010103
Jurusan : Teknik Sipil

Dosen Pembimbing : Dr. Yunita Idris, S.T., M.Eng.Structure


NIP : 198006092009122002

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2022
DAFTAR ISI

BAJA

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 1
1.3 Peraturan yang Digunaakan ................................................................................... 2

BAB II PEMBEBANAN .................................................................................................. 4


2.1 Rangka Kuda-Kuda ................................................................................................. 4
2.2 Perhitungan Panjang Batang……………………………………………………...5
2.3 Perencanaan Gording .............................................................................................. 6
2.4. Perhitungan Momen Akibat Beban……………………………………………….7
2.4.1 Beban Mati ............................................................................................................. 7
2.4.2 Beban Hidup .......................................................................................................... 8
2.4.3 Beban Angin ........................................................................................................ 10
2.4.4 Beban Gempa…………………………………………………………………....17
2.5 Kontrol Kekuatan Gording……………………………………………………....19
a. Kontrol Kekuatan Gording Terhadap Kelangsingan……………….........................19
b. Kontrol Kekuatan Gording Terhadap Lentur…………...…………………………..20
c. Kontrol Kekuatan Gording Terhadap Lendutan……..……………………………...22
d. Kontrol Kekuatan Gording Terhadap Geser………………………………………...23
2.6 Beban Mati………………………………………………………………………...25
2.6.1. Berat Rangka Kuda-Kuda……………………………………………………….25
2.6.2 Berat Penutup Atap dan Gording………………………………………………..27
2.6.3 Berat Plaond dan Penggantung…………………………………………………33
2.7 Beban Hidup……………………………………………………………………….34
2.7.1 Beban Pekerja…………………………………………………………………..34
2.7.2 Beban Air Hujan………………………………………………………………..34
2.8 Beban Angin……………………………………………………………………….35
2.8.2 Angin Tekan…………………………………………………………………....35
2.8.2 Angin Hisap…………………………………………………………………….35
2.9 Beban Gempa……………………………………………………………………,.36

BAB III PENDIMENSIAN BATANG ........................................................................... 47


3.1 Pemdimensian Batang……………………………………………………………,47
3.2 Ketentuan dan Rumus yang Digunakan .............................................................. 47
3.2.1 Batang Tarik......................................................................................................... 47
3.2.2 Batang Tekan ....................................................................................................... 48
3.3 Perhitungan Pendimensian ................................................................................... 50
3.3.1 Perhitungan Batang Tarik .................................................................................... 51
3.3.2 Perhitungan Batang Tekan ................................................................................... 53

BAB IV PERHITUNGAN SAMBUNGAN .................................................................... 75


4.1 Perhitungan Sambungan ....................................................................................... 78
4.1.1 Jarak Spasi Minimum ....................................................................................... 78
4.1.2 Tahanan Geser Baut Double Siku .................................................................... 78

BAB V PERHITUNGAN IKATAN ANGIN ................................................................. 81


5. 1 Perhitungan Ikatan Angin
Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam dunia Teknik Sipil, terdapat berbagai macam konstruksi seperti
gedung, jembatan, drainase, waduk, perkerasan jalan, dan lain-lain. Semua
konstruksi tersebut akan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pada tahap perencanaan dan pelaksanaan diperlukan
suatu disiplin ilmu (Teknik Sipil) yang mantap supaya menghasilkan suatu
konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis. Pada kesempatan ini, saya
mencoba untuk merencanakan dan mendesain suatu konstruksi bangunan
gedung dua lantai.

1.2 Maksud dan Tujuan


Perencanaan Bangunan Gedung merupakan bagian dari kurikulum
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Syiah Kuala, dimana dalam tugas
perencanaan ini mencakup sub perencanaan, diantaranya : Struktur Baja dan
Struktur Beton. Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan harus dilakukan
analisa struktur yang harus diperhatikan perilaku struktur dan ketelitiannya.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan suatu konstruksi
bangunan yang aman dan ekonomis sesuai dengan yang diharapkan.
Pada bagian pertama Perencanaan Konstruksi Gedung I, berisikan
perencanaan konstruksi kuda-kuda baja, yang akan dihitung pembebanan pada
konstruksi baja, perhitungan panjang batang, perencanaan gording,
pendimensian batang, perhitungan sambungan serta perhitungan kubikasinya.
Untuk perhitungan kombinasi gaya-gaya batang akibat pembebanan pada
masing-masing titik buhul dan beban gabungan serta perhitungan sambungan
dapat dilihat secara rinci pada lampiran Perencanaan Konstruksi Kuda-Kuda
Baja.
Tujuan perhitungan dari konstruksi gedung ini adalah untuk menerapkan
ilmu-ilmu yang telah dipelajari agar dapat dipergunakan di lapangan dan juga
sebagai perbandingan antara teori dengan penerapannya di lapangan, sehingga
memberikan wawasan yang lebih luas bagi para mahasiswa

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 2

1.3 Peraturan yang Digunakan


Peraturan yang digunakan dalam perencaaan ini adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung (SNI-
03-1727-2020)
2. Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia (Revisi PKKI NI-5
2002)
3. Spesifikasi untuk Bangunan Baja Struktural (SNI 03-1729-2015)

1.4 Penempatan Beban


1.4.1 Beban Mati
Beban mati dapat dibagi 2 bagian yaitu :
1. Muatan yang diakibatkan oleh berat sendiri, yaitu atap, gording,genteng dan
kuda-kuda, muatan ini dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas.
2. Muatan yang diakibatkan oleh berat plafond, dianggap bekerja pada titik buhul
bagian bawah.
1.4.2 Beban Hidup
Beban hidup yang diakibatkan oleh pekerja dengan peralatannya atau berat air
hujan yang bekerja pada konstruksi kuda-kuda. Berat pekerja minimum sebesar
100 kg. Beban Air Hujan berdasarkan SNI 1727-2013 Pasal 8.3 , setiap bagian
dari suatu atap dirancang mampus menahan beban dari semua air hujan yang
terkumpul.
R= 5,2 (ds + dn) (2.87) Dalam SI:
R= 0,0098 (ds + dn) (2.88)
dimana: R = beban air hujan pada atap yang tidak melendut, dalam (kN/m2).
ds = Kedalaman air pada atap yang tidak melendut, dalam (mm).
dn = Tambahan kedalaman air pada atap yang tidak melendut, dalam (mm).

1.4.3 Beban Angin


Berdasarkan SNI 1727:2020 untuk menentukan beban angin pada SPBAU
(Sistem Penahan Beban Angin Utama) terutama pada bangunan gedung tertutup,
tertutup sebagian, dan terbuka dari semua ketinggian , maka ada beberapa langkah

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 3

yang harus perhatikan yang tertera pada tabel 27.2-1 (SNI 1727:2020) yaitu
sebagai berikut:
Langkah 1: Tentukan kategori risiko bangunan gedung atau struktur lain.
Langkah 2: Tentukan kecepatan angin dasar, V, untuk kategori risiko yang sesuai
Langkah 3: Tentukan parameter beban angin:
- Faktor arah angin, Kd.
- Kategori eksposur.
- Faktor topografi, Kzt.
- Faktor efek tiupan angin, G.
- Klasifikasi ketertutupan.
- Koefisien tekanan internal, (GCpi)
Langkah 4: Tentukan koefisien eksposur tekanan velositas, Kz atau Kh
Langkah 5: Tentukan tekanan velositas q, atau qh
Langkah 6: Tentukan koefisien tekanan eksternal, Cp atau CN
Langkah 7: Hitung tekanan angin, p, pada setiap permukaan bangunan gedung
(sumber : SNI 1727:2013)

1.5 Ketentuan Mengenai Tegangan Baja


Jenis baja yang digunakan BJ 37 dengan kekuatan tarik minimum yang
dispesifikasikan Fu adalah 370 MPa dan tegangan dasar minimum yang
dispesifikasikan Fy adalah 240 MPa Modulus Elastisitas baja (E) adalah
200.0000 MPa. (SNI 1729:2020)

1.6 Ketentuan Mengenai Alat Sambung


Alat sambung yang digunakan adalah baut, dimana penentuan dimensi baut
disesuaikan dengan ukuran dan jenis profil baja dengan menggunakan rumus
pada (SNI 1729-2020).

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 4

BAB II
PEMBEBANAN

2.1 Rangka Kuda-kuda

Direncanakan :
Panjang bentang kuda-kuda = 13 m
Sudut kemiringan atap = 300
Penutup atap = Genteng Beton ( 50 kg/m2)
Jarak antar kuda-kuda =1m
Jarak antar gording = 0,6 m
Plafond + penggantung = 18 kg/m2 (tabel 1, PPURG 1987)
Mutu baja yang digunakan = BJ 37 (SNI 1729:2020)
Tegangan leleh (fy) = 2400 kg/cm2 = 240 MPa

Tegangan dasar izin (  ) = 1600 kg/cm2 = 160 MPa


Modulus elastisitas baja = 2 x 106 kg/cm2 = 200000 MPa

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 5

2.2 Perhitungan Panjang Batang


• Batang bawah (Horizontal)
B2=B3=B4=B5=B6=B7=B8 = 1,4 m
B1=B9=1,6 m

• Batang atas
1 1
A′ = J′ = = = 1,155 𝑚
𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑐𝑜𝑠 30
1 1,6
A1 = A10 = = = 1,848 𝑚
𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑐𝑜𝑠 30
1 1,4
A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8 = A9 = =
𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑐𝑜𝑠 30
= 1,617 𝑚

• Batang Diagonal
0,8 0,8
𝐷1 = D16 = = = 0,9 𝑚
𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑐𝑜𝑠 30
𝐷2 = D3 = D4 = D5 = D6 = D7 = D8 = D9 = D10 = D11 = D12
0,7 0,7
= D13 = D14 = D15 = = = 0,808 𝑚
𝑐𝑜s 𝛼 𝑐𝑜𝑠 30

Tabel 2.2 Panjang Batang Kuda-kuda :


Panjang Batang
Nama Batang
(m)
A' 1,155
A1 1,848
A2 1,617
A3 1,617
A4 1,617
A5 1,617
A6 1,617
A7 1,617
A8 1,617
A9 1,617
A10 1,848
J' 1,155

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 6

B1 1,6
B2 1,4
B3 1,4
B4 1,4
B5 1,4
B6 1,4
B7 1,4
B8 1,4
B9 1,6
D1 0,9
D2 0,808
D3 0,808
D4 0,808
D5 0,808
D6 0,808
D7 0,808
D8 0,808
D9 0,808
D10 0,808
D11 0,808
D12 0,808
D13 0,808
D14 0,808
D15 0,808
D16 0,9

2.3 Perencanaan Gording

Direncanakan :
Jarak antar kuda-kuda =1m
Jarak gording = 0,6 m
Atap yang digunakan = Atap Genteng Beton (50 kg/m2)
Mutu baja = Bj 37
Tegangan dasar izin (  ) = 1600 kg/cm2 = 160 MPa
Modulus elastisitas baja (E) = 2 x 106 kg/cm2 = 200000 MPa

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 7

Profil baja rencana : LLC 100 x 50 x 5 x 7,5


Dari tabel baja, diperoleh data profil :
Ix = 189 cm4 Iy = 26,9 cm4
Wx = 37,8 cm3 Wy = 7,82 cm3
F = 11,92 cm2 q = 9,36 kg/m

Rumus yang digunakan :


• Beban terpusat
Bidang momen : M = ¼ PL
Bidang geser :D=½P
PL3
Lendutan :f=
48EI
• Beban terbagi rata
Bidang momen : M = 1/8 qL2
Bidang geser : D = ½ qL
5qL4
Lendutan :f=
384EI

2.4 Perhitungan Momen Akibat Beban


2.4.1 Beban Mati
Berat sendiri gording = (profil LLC 100 x 50 x 5 x 7,5) = 9,36 kg/m
Berat atap = berat genteng x jarak gording
= 50 x 0,6 = 30 kg/m
q = 39,36 kg/m

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 8

qy

q
0
qx
30

qx = q cos α = 39,36 cos 30 = 34,087 kg/m


qy = q sin α = 39,36 sin 30 = 19,68 kg/m
Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (34,087) (1)2 = 4,261 kg/m
My = 1/8 qy L2 = 1/8 (19,68) (1)2 = 2,46 kg/m
Dx = ½ qx L = ½ (34,087) (1) = 17,0435 kg
D y = ½ qy L = ½ (19,68) (1) = 9,84 kg

Lendutan yang timbul :


5qxL4 5(34,087)(10−2)(100)⁴
fx = = = 0,00117 cm
384EI x 384(2)(106)(189)

5qy L4 5(19,68)(10−2)(100)⁴
fy = = = 0,00476 cm
384EI y 384(2)(106)(26,9)

2.4.2 Beban Hidup


a. Beban Terpusat ( P = 100 kg)
Beban terpusat berasal dari seorang pekerja dengan peralatannya adalah
sebesar minimum 100 kg (SNI 1727:2020).

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


)
Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 9

Py

P Px
0
30

Px = P cos α = 100 cos 30 = 86,603 kg


Py = P sin α = 100 sin 30 = 50 kg
Mx = ¼ Px L = ¼ (86,603) (1) = 21,651 kg/m
My = ¼ P y L = ¼ (50) (1) = 12,5 kg/m
Dx = ½ Px = ½ (86,603) = 43,302 kg
D y = ½ Py = ½ (50) = 25 kg
Lendutan yang timbul :
𝑃𝑥𝐿3 86,603(100)3
fx = = = 0,00477 cm
48𝐸𝐼𝑥 48(2)(106)(189)
𝑃𝑦𝐿3 50(100)3
fy = = = 0,0194 cm
48𝐸𝐼𝑦 48(2)(106)(26,9)

b. Beban terbagi rata


Berdasarkan Pasal 8.3 SNI 1727:2020, beban terbagi rata per m2 bidang
datar berasal dari beban air hujan yang besarnya R=0,0098 x (ds
+ dn) kg/m2 dimana ds merupakan kedalaman air pada drainase atap = 20
mm sedangkan dn merupakan tambahan kedalam air pada drainase atap =
5 mm.
q = 0,0098 x (ds+dn) = 0,0098 x (20+5)
= 0,245 KN/m2
= 24,9827 Kg/m2

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


)
Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 10

Beban akibat air hujan yang diterima gording :


q = Beban air hujan x jarak gording
=24,9827 x 0,6 = 14,990 kg/m
qx = q cos α = 14,990 cos 30 = 12,981 kg/m
qy =q sin α = 14,990 sin 30 = 7,495 kg/m
Mx =1/8 qx L = 1/8 (12,981) (1)2 = 1,623 kgm
My = 1/8 qy L = 1/8 (7,495) (1)2 = 0,937 kgm
Dx = ½ qx L = ½ (12,981) (1) = 6,490 kg
Dy = ½ qy L = ½ (7,495) (1) = 3,747 kg

Lendutan yang timbul :


5qxL4 −2
fx = = 5(12,981)(10 )(100)⁴ = 0,00045 cm
6
384(2)(10 )(189)
384EI x

5qy L4 5(7,495)(10−2)(100)⁴
fy = = = 0,00181 cm
384EI y 384(2)(106)(26,9)

Momen akibat beban terpusat


Mx = 21,651
My = 12,5
Momen akibat beban terbagi rata
Mx = 1,623
My = 0,937
Momen akibat beban terpusat > momen akibat beban terbagi rata, maka
tegangan yang timbul ditentukan oleh beban terpusat.

2.4.3 Beban angin


Langkah-langkah menentukan beban angin pada bangunan sebagai
berikut: Bangunan gedung dan struktur lain, termasuk Sistem Penahan Beban
Angin Utama (SPBAU) dan seluruh komponen dan klading gedung, harus
dirancang dan dilaksanakan untuk menahan beban angin seperti yang ditetapkan
menurut pasal 26 sampai dengan pasal 31. (SNI 1727:2020pasal 26). Berikut
langkah-langkah menentukan beban angin berdasarkan SNI 1727:2020.

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 11

a. Menentukan kecepatan angin dasar


Untuk kecepatan angin dasar , V ditentukan sebesar 40 km/jam
= 11,11 m/s

b. Menentukan faktor arah angin, kd


Faktor arah angin ditentukan berdasarkan tabel di bawah ini:
Tabel 2.4.3.1 Faktor Arah Angin, kd

c. Menentukan kategori eksposur


Kategori eksposur dijelaskan dalam SNI 03-1727-2020 Pasal 26.7.3.
Eksposur B : Untuk bangunan gedung dengan tinggi atap rata-rata kurang dari atau sama
dengan 30ft(9,1m), Eksposur B berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah,
sebagaimana ditentukan oleh Kekasaran Permukaan B, berlaku diarah lawan angin untuk
jarak yang lebih besar dari 1.500ft (457m). Untuk bangunan dengan tinggi atap rata-rata
lebih besar dari 30ft(9,1m), Eksposur B berlaku bilamana Kekasaran Permukaan B berada
dalam arah lawan angin untuk jarak lebih besar dari 2.600ft (792 m) atau 20 kali tinggi
bangunan, pilih yang terbesar.
Eksposur C: Eksposur C berlaku untuk semua kasus di mana Eksposur B atau Eksposur D
tidak berlaku.
Eksposur D: Eksposur D berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah, sebagaimana
ditentukan oleh Kekasaran Permukaan D, berlaku di arah melawan angin untuk jarak yang
lebih besar dari 5.000 ft (1.524m) atau 20 kali tinggi bangunan gedung atau tinggi struktur,
pilih yang terbesar. Eksposur D juga berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah dekat
dari situs dalam arah melawan angin adalah B atau C, dan situs yang berada dalam jarak
600 ft (183 m) atau 20 kali tinggi bangunan gedung atau tinggi struktur, pilih yang
terbesar, dari kondisi Eksposur D sebagaimana ditentukan dalam kalimat sebelumnya.
Untuk situs yang terletak di zona transisi antara kategori eksposur, kategori dengan gaya
angin terbesar harus digunakan. Ditentukan berdasarkan tinggi bangunan. Pada bangunan
ini diambil kategori eksposur C , yaitu daerah perkotaan dan pinggiran kota. (Pasal 26.7
SNI1727:2020).
CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)
Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 12

d. Menentukan koefisien faktor topografi, Kzt


Koefisien faktor topografi didasarkan efek peningkatan kecepatan angin.
Pada bangunan ini diambil asumsi dengan tidak memperhitungkan efek
peningkatan kecepatan angin ,
sehingga Kzt diambil sebesar = 1,0 .

e. Menentukan koefisien faktor efek tiupan angin, G


Ditentukan untuk bangunan gedung dan struktur lain yang kaku, nilai G
diambil = 0,85 (Pasal 26.9 SNI 1727:2020)

f. Menentukan koefisien tekanan internal, (GCpi)


Koefisien tekanan internal ditentukan berdasarkan klasifikasi ketertutupan
bangunan. (SNI 03-1727-2020 Pasal 26.11)
Tabel 2.4.3.2. Koefisien Tekanan Internal

Catatan:
1. Tanda positif dan negatif menandakan tekanan yang bekerja menuju dan
menjauhi dari permukaan internal.
2. Nilai (GCpi) harus digunakan dengan qz atau qh seperti yang ditetapkan.
3. Dua kasus harus dipertimbangkan untuk menentukan persyaratan beban kritis
untuk kondisi yang sesuai:
i. nilai positif dari (GCpi) diterapkan untuk seluruh permukaan internal
ii. nilai negatif dari (GCpi) diterapkan untuk seluruh permukaan internal

Bangunan ini direncanakan dengan bangunan gedung tertutup, diambil


koefisien GCpi sebesar : -0,18 (SNI 03-1727-2020 Pasal 26.10.1)
CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)
Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 13

g. Menentukan koefisien eksposur tekanan velositas, Kz atau Kh ;


Berdasarkan kategori eksposur yang ditentukan dalam Pasal 26.7.3,
koefisien eksposur tekanan velositas Kz atau Kh sebagaimana yang berlaku, harus
ditentukan dari Tabel 27.3-1 SNI 03-1727-2020.
Karena bangunan ini kategori eksposur C, dan dengan ketinggian 20,62
maka pada Tabel 27.3-1 SNI 1727:2020 didapat koefisien eksposur tekanan
velositas sebagai berikut:
Tabel 2.4.3.3 koefisien eksposur tekanan velositas kh

Maka untuk mencari nilai kh pada eksposur C pada ketinggian 20,62 m,


maka dilakukan interpolasi antara tinggi di atas level tanah 18 m dan 21,3 m

y2 = y1 + (((y2 - y1)/( x2- x1 )) x (x - x1))


= 1,13 +(((1,17 – 1,13)/(21,3 - 18)) x (20,62 - 18))
y2 = 1,16

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 14

Dari hasil interpolasi di atas, didapatkan nilai koefisien eksposur tekanan


velositas :
kh = 0,881

h. Menentukan tekanan velositas, q atau qh


Tekanan velositas, qh, dievaluasi pada ketinggian z harus dihitung dengan
persamaan berikut:
qh = 0,613 Kh.Kzt.Kd,V^2 (N/m2)
27.3-1 (SNI 1727-2020)
Dimana :
Kd = faktor arah angin
Kh = koefisien eksposur tekanan velositas
Kzt = faktor topografi tertentu
V = kecepatan angin dasar (m/s)
qh = tekanan velositas dihitung menggunakan Persamaan 27.3-1 SNI
1727-2020 pada ketinggian atap rata-rata h.
Maka :
qh = 0,613 x Kh x Kzt x Kd x V^2
qh = 0,613 x 0,881 x 1,0 x 0,85 x 11,112
qh = 56,66 N/m^2

i. Menentukan koefisien eksternal, Cp, untuk permukaan atap

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 15

Gambar 2.4.3.1 Koefisien Tekanan Angin Eksternal, Cp


Sumber : SNI 1727-2020 Gambar 27.4-1

Tabel 2.4.3.4 Koefisien Tekanan Dinding, Cp

Sumber: SNI 1727-2020 Gambar 27.4-1

Tabel 2.4.3.5 Koefisien Tekanan Atap, Cp, untuk digunakan dengan qh

Sumber: SNI 1727-2020 Gambar 27.4-1

1) Di sisi angin datang ;


Rasio dimensi tinggi terhadap dimensi horizontal ; h/L
L = 13 ; h = 20,62 ; h/L = 1,58 ( rasio dimensi tinggi
terhadap dimensi horizontal )
untuk Cp pada h/L ≥ 1 dengan arah angin 30° = -0,3 ; 0,2

2) Di sisi angin pergi


Untuk arah angin ≥20° nilai Cp untuk sisi angin pergi adalah = -0,6

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 16

j. Menentukan tekanan angin, P


P = q G Cp - qi ( G Cpi ) (Pasal 27,4-1 SNI 1727:2020)
Tekanan angin datang (windward)
𝑃= 𝑞ℎ𝐺𝐶𝑝(𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔)−𝑞ℎ(𝐺𝐶𝑝𝑖)
= (56,66 x 0,85 x 0,2) - (56,66 x 0,18)
= -0,566 N/m2 = -0,057 kg/m²
Tekanan angin pergi (leeward)
𝑃= 𝑞ℎ𝐺𝐶𝑝(𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 pergi)−𝑞ℎ(𝐺𝐶𝑝𝑖)
= (56,66 x 0,85 x -0,6) - (56,66 x 0,18)
P= -39,095 N/m2 = -3,986 kg/m²
Nilai tekanan angin negatif (-) = angin pergi dari permukaan

Nilai P untuk angin datang sebesar -0,566 N/m2 dan untuk angin pergi
sebesar -39,095 N/m2. Tetapi menurut SNI 1727:2020 Pasal 27.1.5
tentang beban angin desain minimum diambil sebesar :
0,38 KN/m² = 380 N/m² = 38,0 kg/m²
untuk windward (angin datang) dan leeward (angin pergi) .
qx = P (sisi angin datang) x jarak gording
= 38,0 x 0,6
qx = 38 Cos 30 x 0,6 = 19,745 kg/m
qy = 38 Sin 30 x 0,6 = 11,4 kg/m
Mx = 1/8 x qx x L² = 1/8 x 19,745 x 1² = 2,46 kgm
My = 1/8 x qy x L² = 1/8 x 11,4 x 1² = 1,42 kgm
Dx = ½ x qx x L = ½ x 19,745 x 1 = 9,87 kg
Dy = ½ x qy x L = ½ x 11,4 x 1 = 5,7 kg

Lendutan yang timbul :

5q xL4 5 X 22,8 X 1004


fx = =
384EI x 384 X 2000000 X 189
= 0,0008 cm

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 17

5q y L4 5 X 0 X 1004
fy = = = 0,0000 cm
384EI y 384 X 2000000 X 26,9

Catatan :
Di dalam perhitungan, hanya angin tekan saja yang diperhitungkan
sedangkan angin hisap tidak. Ini dikarenakan angin hisap hanya akan
memperkecil tegangan pada batang.

2.4.4. Beban Gempa

Rumus: Vc = C x K x I x Wd

Ket: Vc = Beban gempa (Kg)

c = Koefisien daerah gempa (Aceh = 0,6)

k = Faktor jenis struktur ( baja = 1)

I = Faktor reduksi beban hidup untuk peninjauan gempa (kantor =


0,3)
Wd = Beban mati total (Kg)
Vc = (Beban sendiri gording + beban sendiri penutup atap) x 0,6 x 1 x 0,3
= 39,36 x 0,6 x 1 x 0,3
= 7,0848 kg
Px = P cos α = 7,0848 cos 30 = 6,136 kg/m
Py = P sin α = 7,0848 sin 30 = 3,5424 kg/m
Mx = 1 / 4 P x L = 1/4 (6,136) (1) = 1,534 kg/m
My = 1/4 Py L = 1/4 (3,5424) (1) = 0,885 kg/m
Dx = ½ Px = ½ (6,136) = 3,068 kg
Dy = ½ P y = ½ (3,5424) = 1,7712 kg
Lendutan yang timbul :
𝑃𝑥𝐿 3 6,136 (100)3
fx = = = 0,00034 cm
48𝐸𝐼𝑥 48(2)(106)(189)
𝑃𝑦𝐿3 3,5424 (100)3 = 0,001 cm
f = =
y
48𝐸𝐼𝑦 48(2)(106)(26,9)

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 18

2.4.5. Kombinasi Momen Pembebanan :


1) 1,4 D
Mux = 1,4 x 4,261 = 5,965 kgm
Muy = 1,4 x 2,46 = 3,444 kgm
2) 1,2 D + 1,6 L + 0,5 R
Mux = 1,2 x 4,261 + 1,6 x 21,651+ 0,5 x 1,623 = 40,566 kgm
Muy = 1,2 x 2,46 + 1,6 x 12,5+ 0,5 x 0,937 = 23,420 kgm
3) 1,2 D + 1,6 R + 0,5 W
Mux = 1,2 x 4,261 + 1,6 x 1,623 + 0,5 x 2,46 = 8,94 kgm
Muy = 1,2 x 2,46 + 1,6 x 0,937 + 0,5 x 1,42 =5,161 kgm
4) 1,2 D + 1,0 W + 1,0 L + 0,5 R
Mux = 1,2 x 4,261 + 1,0 x 2,46 + 1,0 x 21,651 + 0,5 x 1,623 = 30,035 kgm
Muy = 1,2 x 2,46 + 1,0 x 1,42+ 1,0 x 12,5 + 0,5 x 0,937 = 17,340 kgm
5) 1,2 D + 1,0 E + 1,0 L
Mux = 1,2 x 4,261 + 1,0 x 1,534 + 1,0 x 21,651 = 28,298 kgm
Muy = 1,2 x 2,46 + 1,0 x 0,885 + 1,0 x 12,5 = 16,337 kgm
6) 0,9 D + 1,0 W
Mux = 0,9 x 4,261 + 1,0 x 2,46 = 6,294 kgm
Muy = 0,9 x 2,46 + 1,0 x 1,42 = 3,634 kgm
7) 0,9 + 1,0 E
Mux = 0,9 + 1,0 x 1,534 = 2,434 kgm
Muy = 0,9 + 1,0 x 0,885 = 1,785 kgm

Dipilih kombinasi pembebanan 2 yaitu :


Mux = 1,2 x 4,261 + 1,6 x 21,651+ 0,5 x 1,623 = 40,566 kgm
Muy = 1,2 x 2,46 + 1,6 x 12,5+ 0,5 x 0,937 = 23,420 kgm

Tabel 2.4.5 Momen dan bidang geser akibat variasi dan kombinasi beban
Beban Beban Beban Angin Beban Air Beban Kombinasi Beban
Momen Dan Gaya Geser
Mati Hidup Tekan Hujan Gempa Primer Sekunder
1 2 3 4 5 6 (2)+(3)+(6) (2)+(3)+(4)+(5)+(6)
Mx 4,261 21,651 2,46 1,623 1,534 27,446 31,529
My 2,46 12,5 1,42 0,937 0,885 15,8456 34,0476
Dx 17,0435 43,302 9,87 6,49 3,068 63,4135 79,7735
Dy 9,84 25 5,7 3,747 1,7712 36,6112 82,6694

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 19

2.5 Kontrol Kekuatan Gording


Direncanakan gording dari profil LLC 100 x 50 x 5 x 7,5
Ix = 189 cm4 = 1890000 mm4 Iy = 26,9 cm4 = 269000 mm4
Wx = 37,8 cm3 = 37800 mm3 Wy = 7,82 cm3 = 7820 mm3
F = 11,92 cm2 = 1192 mm2

a. Cek Kelangsingan
Data profil baja diperoleh :
bf atau B = 50 mm
tf = 7,5 mm
tw = 5 mm
d atau h = 100 mm
Ag = 11,92 cm2
Iy = 26,9 cm4
Sx = 37,8 cm3 = 37800 mm3
Direncanakan gording menggunakan profil LLC, dengan ketentuan
penampang sesuai SNI 03-1729-2020 Tabel B4.1a adalah :
1) Sayap

= 50/7,5 = 6,666666667

= 28,87

= 10,96965511
Karena : ---> 6,666666667 ≤ 10,970 , maka penampang kompak

2) Badan

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 20

= (100 – (2 x 7,5))/7,5 = 11,33333333

= 3,76 x (2000000/2400)^1/2 = 108,542


Karena : ---> 11,33333333 ≤ 108,542, maka penampang kompak

b. Kontrol Lentur
Berdasarkan SNI 03-1729-2020 Bab F
1) Pelelehan
1
Zx = 𝑏. 𝑡𝑓(𝑑 − 𝑡𝑓) + 4 𝑡𝑤(𝑑 − 2𝑡𝑓)2

= 50 x 7,5 (100 – 7,5) + ¼ 7,5 (100-2 (7,5))^2


= 48234,375 mm^3
Mp = Zx Fy
Mp = 48234,375 x 240 = 11576250 Nmm

∅𝑀𝑛 = 0,9 x 11576250 = 10418625 Nmm


2) Tekuk torsi lateral
Berdasarkan SNI 1729-2020 Pasal F2.2
- Bila Lb ≤ Lp, keadaan batas dari tekuk torsi lateral tidak boleh digunakan
- Bila Lp ≤ Lb ≤ Lr

- Bila Lb > Lr

Dimana:
Lb = Panjang antara titik-titik, baik yang dibreising melawan perpindahan
lateral sayap tekan atau dibreising melawan puntir penampang melintang.

26,9
=√
11,92

= 15,022 mm

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 21

196,2
= 1,76 𝑥 15,022 √0,23544

= 763,24 mm

= 1/3( 2 x 50 x 7,5^3 + (100-7,5)7,5^3)


= 27070,27513 mm⁴

= 100 – 7,5 = 92,5 mm

26,9 𝑥 92,5^2
= 4
= 575407812,50 mm⁶

92,5 269000
=
2
√575407812,5

= 1,000

50
=
1 100 𝑥 7,5
√12 (1+6𝑥 7,5 𝑥 50 )

= 12,5 mm

200000 27070,27513 𝑥 1 27070,27513 𝑥 1 2 0,7 𝑥 0,23544 2


Lr = 1,95 x 12,55 x 𝑥√ + √( ) + 6,76 ( )
0,7 𝑥 240 37800 𝑥 92,5 37800 𝑥 92,5 196,2

= 3645,92 mm

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 22
misalkan Lb = 1000 mm
Dari hitungan di atas didapatkan:
Lb = 1000 mm
Lp = 763,24 mm
Lr = 3645,92
Jadi Lp ≤ Lb ≤ Lr
Mencari Koefisien Cb

Mmaks = 40.566 kgm = 397816,56 Nmm


MA = 10.141 kgm = 99449,23 Nmm
MB = 20.283 kgm = 198908,28 Nmm
MC = 30.424 kgm = 298357,51 Nmm
12,5 𝑥 397816,56
Cb =
2,5 𝑥 397816,56+3 𝑥 99449,23+4 𝑥 198908,28+3 𝑥 298357,51

Cb = 1,667 ≤ 2.3 OK

Sehingga nilai Mn :
𝐿𝑏−𝐿𝑝
Mn = 𝐶𝑏 [𝑀𝑝 − (𝑀𝑝 − 0,7𝐹𝑦𝑆𝑥) ( )] ≤ 𝑀𝑝
𝐿𝑟−𝐿𝑝
1000−763,24
Mn = 1,667 [11576250 − (11576250 − 0,7𝑥240𝑥37,8) ( )] ≤ 𝑀𝑝
3645,92−763,24

Mn = 1771352,88 < 11576250 Nmm OK

Mn diambil nilai terkecil antara Mn pelelehan dengan Mn tekuk torsi lateral :


Mn = 1771352,88 Nmm
3) Tekuk lokal sayap tekan

= 3,33

200000
𝜆𝑝 =0,38 √ = 10,970
240

200000
𝜆𝑟 =1,0 √ = 28,868
240

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 23
Untuk penampang dengan sayap non kompak
Mp = 11576250
Maka :
λ – λpf
Mn = 𝑀𝑝 − (𝑀𝑝 − 0,7FyS )( λrf – λpf)
3,33−10,97
Mn = 11576250 – (11576250 – 0,7 x 240 x 37,8 ) 28,87−10,97

= 13805917,5 Nmm

c. Kontrol Lendutan
dimana :
qx = 66,813 kg/m = 0,681 N/mm
qy = 38,575 kg/m = 0,393 N/mm
Px = 86,603 kg = 849,285 N
Py = 50 kg = 490,332 N
α = 30° = 0,52 rad
L=1m = 1000,00 mm
E = 200000 MPa
Ix = 189 cm4 = 1890000,00 mm⁴
Iy = 26,9 cm4 = 269000,00 mm⁴

5 0,681𝑥10004 1 849,285𝑥10003
= (384 𝑥 200000 𝑥 1890000,00
) + (48 𝑥 200000 𝑥 1890000,00
)

= 0,070 mm

5 0,393𝑥10004 1 490,332𝑥10003
= (384 𝑥 200000 𝑥 1890000,00
) + (48 𝑥 200000 𝑥 1890000,00
)

= 0,040 mm
Lendutan izin : 1/240 * L = 1/240 x 1000 = 4,166666667 mm

∆ = √(0,070)2 + (0,040)2 = 0,080


0,080 ≤ 4,166666667 OK

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 24
d. Kontrol geser
Berdasarkan SNI 03 - 1729 - 2002 Pasal 8.8
Kuat geser :

- h / tw = 100/5 = 20
-Aw = (100-2x7,5)x5 = 425 mm2
● Mencari kv
Menurut SNI 1729:2020 G2.2, pengaku transversal tidak diperlakukan bila

200000
20 ≤ 2,46 √
240

20 ≤ 71,01
pengaku transversal tidak diperlukan
Karena badan tanpa pengaku transversal dan dengan h/tw < 71,01, maka
niali Kv adalah : Kv =5
● Mencari Cv
Berdasarkan SNI 1729:2020 G2.1.b, nilai Cv ditentukan berdasarkan
ketentuan berikut :

= 1,1 x √5 𝑥 2000000 𝑥 240 = 71,005


Karena :

20 ≤ 71,005 OK --> Cv = 1.0


Maka nilai Cv adalah : Cv = 1

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 25

● Mencari kekuatan gesar nominal dan kekuatan gesar desain

= 0,6 x 240 x 425 x 1 = 61200 N


Kekuatan geser desain :

= 0,9 x 61200 = 55080 N

• Mencari kekuatan gesar beban terfaktor


Beban Maks 3/4 Bentang 1/2 Bentang 1/4 Bentang
Kombinasi
Vx (kg) Vy (kg) Vx (kg) Vy (kg) Vx (kg) Vy (kg) Vx (kg) Vy (kg)
1.4 D 5,965 3,444 4,474 2,583 2,983 1,722 1,491 0,861
1.2 D + 1.6 L + 0.5 R 40,566 23,420 30,425 17,565 20,283 11,710 10,142 5,855

1.2 D + 1.6 L + 0.5 W 8,940 5,161 6,705 3,871 4,470 2,581 2,235 1,290
1.2 D + 1.0 W + 1,0 L + 0.5 R 30,035 17,340 22,526 13,005 15,018 8,670 7,509 4,335
1,2 D + 1,0 E + 1,0 L 28,298 16,337 21,224 12,253 14,149 8,169 7,075 4,084

0,9 D + 1,0 W 6,294 3,634 4,721 2,726 3,147 1,817 1,574 0,909

0,9 D + 1,0 E 2,434 1,785 1,826 1,339 1,217 0,893 0,609 0,446

Vux Vuy Vux Vuy Vux Vuy Vux Vuy


40,566 23,420 30,425 17,565 20,283 11,710 10,142 5,855

Berdasarkan tabel diatas diperoleh gaya geser akibat beban terfaktor Vu :

Vu = 40,566 Kg = 405,66 N
𝜙𝑉𝑛 = 55080 N

405,66 ≤ 55080 OK
Jadi, gording dengan profil LLC 100 x 50 x 5 x 7,5 dapat digunakan.

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 26

2.6 Beban Mati


2.6.1 Berat Rangka Kuda-kuda
• Beban rangka kuda-kuda dihitung didasarkan rumus Ir. Loa Wan Kiong
q = (L – 2) s/d (L + 5)
= (13 – 2) s/d (13 + 5)
= 11 kg/m2 s/d 18 kg/m2
Diambil yang maksimum yaitu 18 kg/m2

• Pelimpahan berat rangka kuda-kuda ke titik buhul


𝑞𝑚𝑎𝑥 ×Panjang bentang kuda−kuda ×Jarak antar kuda−kuda
P𝑘𝑢𝑑𝑎−𝑘𝑢𝑑𝑎 = Jumlah titik buhul

𝑘𝑔
18 ⁄ 2 × 13 𝑚 ×1 𝑚
𝑚
=
19
= 12,316 kg

Jadi, beban rangka kuda-kuda yang diterima sama besar untuk semua titik
buhul.

• Beban masing-masing rangka


𝑞𝑚𝑎𝑥 ×Panjang bentang kuda−kuda ×Jarak antar kuda−kuda
P = Panjang total rangka kuda−kuda
𝑘𝑔
18 ⁄ 2 × 13 𝑚 ×1 𝑚
𝑚
=
45,054

= 5,194 kg

o Berat Balok bint


B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = B8 = 1,4 m
P = 1,4 x 5,194 = 7,2716 kg

B1 = B9 = 1,6 m
P = 1,6 x 5,194 = 8,3104 kg

o Berat Balok kaki kuda-kuda


A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8 = A9 = 1,617 m
P = 1,617 x 5,194 = 8,399 kg
CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)
Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 27

A1 = A10 = 1,848 m
P = 1,848 x 5,194 = 9,599 kg

A’ = J’ = 1,155
P = 1,155 x 5,194 = 5,999

o Berat Balok Diagonal


D1 = D16 = 0,9 m
P = 0,9 x 5,194 = 4,675 kg

D2 = D3 = D4 = D5 = D6 = D7 = D8 = D9 = D10 = D11 = D12 = D13 = D14


= D15 = 0,808 m
P = 0,808 x 5,194 = 4,197 kg

• Pelimpahan Muatan
o Titik A = J = A’ + ½ (A1 + B1)
= 5,999 + ½ (9,599 + 8,3104)
= 14,9537 kg

o Titik B = I = ½ (B1 + B2 + D1 + D2)


= ½ (8,3104+ 7,2716 + 4,675 + 4,197)
= 12,227 kg

o Titik C = H = D = G = E =F = ½ (B2 + B3 + D3 + D4)


= ½ (7,2716 + 7,2716 + 4,197+ 4,197)
= 11,4686 kg

o Titik K = S = ½ (A1 + A2 + D1 )
= ½ (9,599 + 8,399 + 4,675 )
= 11,3365 kg

o Titik L = R = M = Q = N = P =O = ½ (A2 + A3 + D2 + D3)


= ½ (8,399 + 8,399 + 4,197+ 4,197)
= 12,578 kg

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 28

• Bracing / ikatan angin


Diambil 25% dari berat sendiri kuda-kuda
P = 25 % x 12,316 = 3,079 kg

2.6.2 Berat Penutup Atap + Berat Gording


Penutup atap = Genteng (50 kg/m2)
Gording = 9,36 kg/m

P1 = Berat penutup atap = Berat genteng beton x jarak kuda-kuda x jarak


gording
= 50 x 1 x 0,6 = 30 kg
P2 = Berat gording = Berat gording x jarak kuda-kuda
= 9,36 x 1 = 9,36 kg
P3 = Berat talang air = 2 x panjang talang x lebar talang x tebal talang x
jarak antar kuda-kuda x 7800 kg/m3
= 2 x 0,2 x 0,15 x 0,002 x 1 x 7800
= 0,936 kg

P = P1 + P2 = 30 + 9,36 = 39,36 kg
P′ = ½ P1 + P2 + P3 = ½ (30) + 9,36 + 0,936 = 25,296 kg

• Batang A – K = Batang J – S

∑MA = 0
−𝑃1 (1,155)−𝑃2 (0,555)+𝑃3(0,045)+𝑃4(0,645)+𝑃5(1,245)+𝑃6(1,845)
RKA =
1,848
−25,296 (1,155)− 39,36(0,555)+ 39,36(0,045)+39,36(0,645)+39,36(1,245)+39,36(1,845)
=
1,848

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 29
= 52,878 kg

∑MK = 0
𝑃1 (3,003)+𝑃2 (2,403)+𝑃3(1,803)+𝑃4(1,203)+𝑃5(0,603)+𝑃6(0,003)
RAK =
1,848

25,296 (3,003)+ 39,36(2,403)+ 39,36(1,803)+39,36(1,203)+39,36(0,603)+39,36(0,003)


=
1,848
= 169,218 kg

∑V = 0
(RAK + RKA) – (P1+P2+P3+P4+P5+P6) =0

(169,218 + 97,719) – (25,296+39,36+39,36+39,36+39,36+39,36) = 0


0=0

• Batang K – L = Batang S – R

∑MK = 0

RLK = 𝑃8(1,197) + 𝑃7 (0,597) = 39,36 (1,197) + 39,36 (0,597) = 43,668 kg


1,617 1,617
∑ML = 0

RKL = 𝑃7 (1,02) + 𝑃8(0,42) = 39,36 (1,02) + 39,36 (0,42) = 35,052 kg


1,617 1,617

∑V = 0
(RLK + RKL) – (P7 + P8 ) =0
(43,668 + 35,052) – (39,36 + 39,36) =0
0 =0

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 30

• Batang L – M = Batang R – Q

∑ML = 0
𝑃11 (1,38) + 𝑃10 (0,78) + 𝑃9 (0,18)
RML =
1,617
39,36 (1,38) + 39,36 (0,78) + 39,36 (0,18)
=
1,617

= 59,959 kg

∑MM = 0
𝑃9 (1,437) + 𝑃10 (0,837)+ 𝑃11 (0,237)
RLM =
1,617
39,36 (1,437) +39,36 (0,837)+39,36 (0,237)
=
1,617

= 61,121 kg

∑V = 0
(RML + RLM) – (P + P + P) =0
(59,959 + 61,121) – (39,36 + 39,36 + 39,36) =0
0 =0

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 31

• Batang M – N = Batang Q – P

∑MM = 0
𝑃14 (1,563) + 𝑃13 (0,963) + 𝑃12 (0,363)
RNM =
1,617
39,36 (1,563) + 39,36 (0,963) + 39,36 (0,363)
=
1,617

= 70,322 kg

∑MN = 0
𝑃12 (1,254) + 𝑃13 (0,654)+ 𝑃14 (0,054)
RMN =
1,617
39,36 (1,254) +39,36 (0,654)+39,36 (0,054)
=
1,617

= 47,758 kg

∑V = 0
(RNM + RMN) – (P + P + P) =0
(70,322 + 47,758) – (39,36 + 39,36 + 39,36) =0
0 =0

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 32

• Batang N – O = Batang P – O

∑MN = 0
𝑃16 (1,146) + 𝑃15 (0,546)
RON =
1,617
39,36 (1,146) + 39,36 (0,546)
=
1,617

= 41,186 kg

∑MO = 0
𝑃15 (1,071) + 𝑃16 (0,471)
RNO =
1,617
39,36 (1,071) +39,36(0,471)
=
1,617

= 37,534 kg

∑V = 0
(RON + RNO) – (P + P ) =0
(41,186 + 37,534) – (39,36 + 39,36) =0
0 =0

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 33

Jadi, Pelimpahan beban penutup atap + gording pada masing-masing titik buhul :
• Titik A = J = RAK
= 169,218 kg

• Titik K = S = RKA + RKL


= 52,878 + 35,052 kg = 87,93kg

• Titik L = R = RLK + RLM


= 43,668 kg + 61,121 kg = 104,789 kg

• Titik M = Q = RML + RMN


= 59,959 + 47,758 kg = 107,717 kg

• Titik N = P = RNM + RNO


= 70,322 + 37,534 kg = 107,856 kg

• Titik O = (2 x RON)
= (2 x 41,186 ) kg = 582,372 kg

2.6.3 Berat Plafond + Penggantung


Beban plafond dan penggantung = 18 kg/m2 (SNI 1727:2018). Jarak antar
kuda-kuda = 1 m.
Pelimpahan beban plafond dan penggantung pada masing- masing titik
buhul sebagai berikut :

• Titik A = J = ((1/2 B1) + A tritisan) x Jarak kuda-kuda x (Beban plafond dan


penggantung)
= ((½ x 1,6) + 1) x 1 x 18
= 32,4 kg

• Titik B = I = 1/2 (B1 + B2) x Jarak kuda-kuda x (Beban plafond dan penggantung)
= ½ (1,6 + 1,4) x 1 x 18
= 27 kg

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 34

• Titik C = G = D = F = E = 1/2 (B2 + B3) x Jarak kuda-kuda x (Beban plafond dan


penggantung)
= ½ (1,4 + 1,4) x 1 x 18
= 25,2 kg

2.7 Beban Hidup


2.7.1 Beban Orang / Pekerja
Beban terpusat berasal dari seorang pekerja dengan peralatannya adalah
sebesar minimum 100 kg ( SNI 1721:2013 ).

2.7.2 Beban Air Hujan


Diasumsikan :
Ds = 20 mm
Dn = 5 mm
R = 0,0098(ds+dn) (Pasal 8,3 SNI-1727-2013)
= 0,0098 x (20 + 5)
= 24,983

Pelimpahan beban air hujan pada titik buhul :


• Titik A = J = R x ((½ A1) + A’) x Jarak antar kuda-kuda
= 24,983 x ((½ x 1,848) + 1,155) x 1
= 51,9396 kg

• Titik K = S = R x ½ (A1 + A2) x Jarak antar kuda-kuda


= 24,983 x ½ (1,848 + 1,617) x 1
= 43,283 kg

• Titik L=R=M=Q=N=P=O = R x ½ (A2 + A3) x Jarak antar kuda-kuda


= 24,983 x ½ (1,617 + 1,617) x 1
= 40,398 kg

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 35

2.8 Beban Angin


Tekanan angin :P(ω)=380 N/m2 = 38 kg/m2 (SNI 1727:2013)
Sudut kemiringan atap : α = 30o

2.8.1 Angin Tekan


Cp =0,2 (SNI 1727:2013)
Pelimpahan beban angin tekan pada titik buhul :
• Titik A = J = c x ω x ((½ A1) + A’) x Jarak antar kuda-kuda
= 0,2 x 38 x ((½ x 1,848) + 1,155) x 1
= 15,8 kg

• Titik K = S = c x ω x ½ (A1 + A2) x Jarak antar kuda-kuda


= 0,2 x 38 x ½ (1,848 + 1,617) x 1
= 13,167 kg

• Titik L=R=M=Q=N=P=O = c x ω x ½ (A2 + A3) x Jarak antar kuda-kuda


= 0,2 x 38 x ½ (1,617 + 1,617) x 1
= 12,289 kg

2.8.2 Angin Hisap


Koef. Angin hisap (c) = - 0,6 (SNI 1727:013)
Pelimpahan beban angin hisap pada titik buhul :
• Titik A = J = c x ω x ((½ A1) + A’) x Jarak antar kuda-kuda
= -0,6 x 38 x ((½ x 1,848) + 1,155) x 1
= -47,4012 kg

• Titik K = S = c x ω x ½ (A1 + A2) x Jarak antar kuda-kuda


= -0,6 x 38 x ½ (1,848 + 1,617) x 1
= -39,501 kg
• Titik L=R=M=Q=N=P=O = c x ω x ½ (A2 + A3) x Jarak antar kuda-kuda
= -0,6 x 38 x ½ (1,617 + 1,617) x 1
= 36,868 kg

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 36

2.9 Beban Gempa

Rumus: Vc = C x K x I x Wd

Ket: Vc = Beban gempa (Kg)

c = Koefisien daerah gempa (Aceh = 0,6)

k = Faktor jenis struktur ( baja = 1)

I = Faktor reduksi beban hidup untuk peninjauan gempa (kantor =


0,3)

Wd = Beban mati total (Kg)

Titik A= J = 0,6 x 1 x 0,3 x (berat rangka kuda-kuda + berat penutup atap


gording + berat plafon-penggantung)

= 0,6 x 1 x 0,3 x (14,9537 + 169,218 + 32,4)

= 38,983 kg

Titik B = I = 0,6 x 1 x 0,3 x (berat rangka kuda-kuda +berat penutup atap


gording + berat plafon-penggantung)

= 0,6 x 1 x 0,3 x (12,227 + 27)

= 7,061 kg

Titik C = H=D=G=E=F = 0,6 x 1 x 0,3 x (berat rangka kuda-kuda + berat


penutup atap gording + berat plafon-penggantung)

= 0,6 x 1 x 0,3 x (11,4686 + 25,2)

= 6,6 kg

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 37

Titik K = S = 0,6 x 1 x 0,3 x (berat rangka kuda-kuda +berat penutup atap


gording + berat plafon-penggantung)

= 0,6 x 1 x 0,3 x (11,3365 + 87,93)

= 17,868 kg

Titik L=R = 0,6 x 1 x 0,3 x (berat rangka kuda-kuda + berat penutup atap
gording + berat plafon-penggantung)

= 0,6 x 1 x 0,3 x (12,578 + 104,789)

= 21,126 kg

Titik M=Q = 0,6 x 1 x 0,3 x (berat rangka kuda-kuda + berat penutup


atap gording + berat plafon-penggantung)

= 0,6 x 1 x 0,3 x (12,578 + 107,717)

= 21,653 kg

Titik N = P = 0,6 x 1 x 0,3 x (berat rangka kuda-kuda + berat penutup


atap gording + berat plafon-penggantung)

= 0,6 x 1 x 0,3 x (12,578 + 107,856)

= 21,678 kg

Titik O = 0,6 x 1 x 0,3 x (berat rangka kuda-kuda + berat penutup


atap gording + berat plafon-penggantung)

= 0,6 x 1 x 0,3 x (12,578 + 582,372)

= 107,091 kg

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 38

Tabel 2.1 Pembebanan pada masing – masing titik buhul


Beban Mati Beban Hidup
Beban Atap + Berat Plafond +
Titik Buhul Berat Sendiri Hujan Pekerja
Gording Penggantung
(kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
A 14,954 169,218 32,400 51,940 100
B 12,227 - 27 - -
C 11,469 - 25,2 - -
D 11,469 - 25,2 - -
E 11,469 - 25,2 - -
F 11,469 - 25,2 - -
G 11,469 - 25,2 - -
H 11,469 - 25,2 - -
I 12,227 - 27 - -
J 14,954 169,218 32,400 51,940 100
K 11,337 87,930 - 43,283 100
L 12,578 104,789 - 40,398 100
M 12,578 107,717 - 40,398 100
N 12,578 107,856 - 40,398 100
O 12,578 582,372 - 40,398 100
P 12,578 107,856 - 40,398 100
Q 12,578 107,717 - 40,398 100
R 12,578 104,789 - 40,398 100
S 11,337 87,930 - 43,283 100

Beban
Titik C K I Gempa
(Kg)
A 0,6 1 0,3 38,983
B 0,6 1 0,3 7,061
C 0,6 1 0,3 6,6
D 0,6 1 0,3 6,6
E 0,6 1 0,3 6,6
F 0,6 1 0,3 6,6
G 0,6 1 0,3 6,6
H 0,6 1 0,3 6,6
I 0,6 1 0,3 7,061
J 0,6 1 0,3 38,983
K 0,6 1 0,3 17,868
L 0,6 1 0,3 21,126
M 0,6 1 0,3 21,653
N 0,6 1 0,3 21,678
O 0,6 1 0,3 107,091
P 0,6 1 0,3 21,126
Q 0,6 1 0,3 21,653
R 0,6 1 0,3 21,126
S 0,6 1 0,3 17,868

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 39

Tabel 2.2 Muatan Angin


Muatan Angin Muatan Angin
Titik Buhul Tekan Kiri Hisap Kanan Tekan Kanan Hisap Kiri
(kg) (kg) (kg) (kg)
A 15,800 - - 47,4012
J - 47,4012 15,800 -
K 13,167 - - 39,501
S - 39,501 13,167 -
L 12,289 - - 36,868
R - 36,868 12,289 -
M 12,289 - - 36,868
Q - 36,868 12,289 -
N 12,289 - - 36,868
P - 36,868 12,289 -
O 12,289 - - 36,868

Untuk mencari gaya batang pada tiap beban, perencana menggunakan metode
matriks kekakuan dengan bantuan program excel . Berikut data profil sebagai
asumsi awal dalam penentuan dimensi profil :
➢ Profil 2L.55.55.10

Lebar (b) = 5,5 cm


Tinggi (h) = 5,5 cm
Tebal = 1 cm
Luas (A) = 10,1 cm2
E = 2,000,000 kg/cm2
➢ Koordinat dan NDOF (derajat kebebasan)
Note : Koordinat x dan y dalam satuan cm
Koordinat NDOF
Titik
X (cm) Y (cm) X Y
K 180 46,188 1 2
L 330 132,791 3 4
M 470 213,618 5 6
N 610 294,448 7 8
O 750 375,277 9 10
P 890 294,448 11 12
Q 1030 213,618 13 14
R 1170 132,791 15 16
S 1320 46,188 17 18
B 260 0 19 20
C 400 0 21 22

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 40

D 540 0 23 24
E 680 0 25 26
F 820 0 27 28
G 960 0 29 30
H 1100 0 31 32
I 1240 0 33 34
A 100 0 35 36
J 1400 0 37 38

➢ NDOF :

Gambar 2.1 Derajat Kebebasan Rangka Batang

➢ Analisis Model Beban Tetap

Gambar 2.2 Model Pembebanan Beban Tetap

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 41

Tabel 2.3 Pelimpahan Beban Mati Pada Setiap Titik Buhul


Beban Mati

Berat Beban Atap Berat Plafond +


TOTAL/input
Titik Buhul Sendiri + Gording Penggantung

(kg) (kg) (kg) (kg)

1 2 3 4 5
A 14,9537 169,218 32,4 -216,572
B 12,227 - 27 -39,227
C 11,4686 - 25,2 -36,669
D 11,4686 - 25,2 -36,669
E 11,4686 - 25,2 -36,669
F 11,4686 - 25,2 -36,669
G 11,4686 - 25,2 -36,669
H 11,4686 - 25,2 -36,669
I 12,227 - 27 -39,227
J 14,9537 169,218 32,4 -216,572
K 11,3365 87,930 - -99,267
L 12,578 104,789 - -117,367
M 12,578 107,717 - -120,295
N 12,578 107,856 - -120,434
O 12,578 582,372 - -594,950
P 12,578 107,856 - -120,434
Q 12,578 107,717 - -120,295
R 12,578 104,789 - -117,367
S 11,3365 87,930 - -99,267

Tabel 2.4 Pelimpahan Beban Hidup Pekerja Pada Setiap Titik Buhul
Beban Hidup

Pekerja
Titik Buhul NDOF
(kg)

1 2 3
A -100 36
B - 20
C - 22
D - 24
E - 26
F - 28
G - 30
H - 32
I - 34
J -100 38
K -100 2
L -100 4
M -100 6
N -100 8
O -100 10
P -100 12
Q -100 14
R -100 16
S -100 18

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 42

Tabel 2.5 Pelimpahan Beban Hujan Pada Setiap Titik Buhul


Beban Hidup

Hujan Hujan
Titik Buhul NDOF
(kg) (kg)

1 2 3 4
A 51,940 -51,940 36
B 0,000 20
C 0,000 22
D 0,000 24
E 0,000 26
F 0,000 28
G 0,000 30
H 0,000 32
I 0,000 34
J 51,940 -51,940 38
K 43,283 -43,283 2
L 40,398 -40,398 4
M 40,398 -40,398 6
N 40,398 -40,398 8
O 40,398 -40,398 10
P 40,398 -40,398 12
Q 40,398 -40,398 14
R 40,398 -40,398 16
S 43,283 -43,283 18

Tabel 2.6 Pelimpahan Muatan Angin Pada Setiap Titik Buhul

Muatan Angin Muatan Angin

Titik Buhul Hisap Tekan Hisap


Tekan Kiri
Kanan Kanan Kiri
(kg) (kg) (kg) (kg)
A 15,800 47,4
J 47,4012 15,8
K 13,167 39,5
S 39,501 13,167
L 12,289 36,87
R 36,868 12,289
M 12,289 36,87
Q 36,868 12,289
N 12,289 36,87
P 36,868 12,289
O 12,289 36,87

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 43
Tabel 2.7 Proyeksi Muatan Angin Dalam Sumbu x dan y Penampang Gording

Tekan Kiri Hisap Kanan Tekan Kanan Hisap Kiri


Titik
Buhul Tekan Tekan Hisap Hisap Tekan Tekan Hisap
Hisap Kiri
Kiri Kiri Kanan Kanan Kanan Kanan Kiri
(y)
(x) (y) (x) (y) (x) (y) (x)
A 7,9 -13,6832 -23,7006 41,05064337
J 0 0 0 0
K 6,5835 -11,403 -19,7505 34,20886947
S 0 0 0 0
L 6,1445 -10,6426 -18,434 31,92862459
R 0 0 18,434 31,92862 -6,1445 -10,6426 0 0
M 0 0 0 0
Q 18,434 31,92862 -6,1445 -10,6426
N 0 0 0 0
P 18,434 31,92862 -6,1445 -10,6426
O 0 0 0 0

Tabel 2.8 Pelimpahan Beban Gempa Terhadap Titik Buhul


Beban Gempa
Titik NDOF
(Kg)
A 38,983 36
B 7,061 20
C 6,6 22
D 6,6 24
E 6,6 26
F 6,6 28
G 6,6 30
H 6,6 32
I 7,061 34
J 38,983 38
K 17,868 2
L 21,126 4
M 21,653 6
N 21,678 8
O 107,091 10
P 21,126 12
Q 21,653 14
R 21,126 16
S 17,868 18

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 44

Kombinasi Beban DFBK (desain faktor beban ketahanan)


Kombinasi 1 = 1,4D
Kombinasi 2 = 1,2D + 1.6L + 0.5(Lr atau R)
Kombinasi 3 = 1,2D + 1,6(Lr atau R) + (L atau 0,5W)
Kombinasi 4 = 1,2D + 1,0W + L + 0.5(Lr atau R)
Kombinasi 5 = 1,2D + 1,0E + L
Kombinasi 6 = 0,9D + 1,0W
Kombinasi 7 = 0,9D + 1,0E
D = Beban Mati
Lr = Beban Hidup Atap/Beban pekerja
L = Beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk kejut,
tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan dan lain-lain.
Pada kasus ini L tidak dipakai
R = Beban hujan
W1 = Beban angin tekan kiri hisap kanan
W2 = Beban angin tekan kanan hisap kiri
Didapat :
Beban Max Tarik = 1442,02 Kg
Beban Max Tekan = -241882,691 Kg

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 45

Tabel 2.9 Gaya Batang Pada Tiap Elemen Rangka Kuda-Kuda Akibat Kombinasi Beban
P (kg)
Nama
Gaya Batang Kombinasi Muatan Jenis Batng
Batang Max MAX Min MIN
D Lr R W1 W2 E Cb1 Cb2 Cb3 Cb4 Cb5 Cb6 Cb7
A1 -548,71 -208,0242 -196,0708181 20,34693258 69,97126521 98,768985 -768,19497 -756,49 -961,99 -736,14131 -559,684 -423,87 -395,07 -395,07 -961,99
A2 -509,48 -208,0239 -144,1309919 29,46902962 42,60409219 91,70785016 -713,27612 -683,45 -827,25 -653,976 -519,672 -415,93 -366,83 -366,83 -827,25
A3 -364,52 -114,6904 -71,41549894 8,182979075 26,99452004 65,6150236 -510,33072 -473,13 -547,6 -464,95111 -371,811 -301,08 -262,45 -262,45 -547,6
A4 -211,93 -17,11514 -17,43013274 -2,321704102 29,61153778 38,14805014 -296,69606 -262,87 -282,86 -265,19018 -216,163 -161,12 -152,59 -152,59 -296,7
A5 -57,151 81,63122 29,99617467 -0,153213009 -0,098322604 10,28903839 -80,011727 -27,766 61,9519 -27,919084 -58,2924 -51,534 -41,147 61,9519 773,516 -80,012 -961,99267 Tekan
A6 351,388 224,5222 92,71765415 -3,927596002 -14,76997761 -63,2470746 491,942908 533,926 773,516 519,156479 358,4183 312,321 253,002 773,516 253,002
A7 194,908 116,9992 52,82643109 -4,194476298 -14,68110894 -35,08102726 272,871706 292,39 413,748 277,708501 198,809 171,223 140,336 413,748 140,336
A8 38,8777 2,452828 13,40734719 16,57525445 -21,60399866 -6,995581094 54,4288388 53,357 57,303 31,7529653 39,65771 51,5652 27,9944 57,303 27,9944
A9 -118,4 -137,547 -24,29738669 15,15618294 -21,13101749 21,31470829 -165,76147 -154,23 -191,52 -175,36097 -120,767 -91,405 -85,246 -85,246 -191,52
A10 -217,67 -237,5472 -24,29742176 15,15620481 -21,13104799 39,18274531 -304,73485 -273,35 -310,64 -294,48106 -222,019 -180,74 -156,72 -156,72 -310,64
B1 813,955 341,1504 236,2168687 48,25160895 -161,1344876 -146,3806877 1139,53759 1147,32 1442,02 986,187234 830,3658 780,811 586,179 1442,02 586,179
B2 707,774 288,4353 150,1658795 26,04000824 -98,77240634 -127,2678505 990,883173 993,546 1261,44 894,773696 722,0606 663,036 509,728 1261,44 509,728
B3 581,876 210,0766 100,4635366 36,4376472 -91,14778309 -104,6064379 814,625749 803,289 988,799 712,141158 593,6442 560,126 419,082 988,799 419,082
B4 450,431 127,1911 58,15455171 33,89785737 -66,0220653 -80,94680044 630,603754 604,113 711,012 538,090966 459,5707 439,286 324,441 711,012 324,441
B5 228,491 42,70446 19,00030302 32,45214159 -38,9579707 -40,99781788 319,886785 295,541 323,037 256,582931 233,1909 238,094 164,644 323,037 1442,02 164,644 -392,0191 Tarik
B6 -241,49 -154,2733 -65,39320905 27,35684789 4,806246894 43,46673586 -338,09194 -322,49 -392,02 -317,68345 -246,326 -189,99 -173,88 -173,88 -392,02
B7 -108,01 -61,10803 -31,90938285 14,7743891 9,000360196 19,43916081 -151,20954 -145,56 -176,16 -136,56251 -110,169 -82,432 -77,767 -77,767 -176,16
B8 24,0465 40,04732 -0,253462017 -13,1256105 18,2999576 -4,330520402 33,6650371 48,8794 86,3687 35,7537967 24,52523 39,9418 17,3113 86,3687 17,3113
B9 188,506 205,722 21,04218694 -13,12565992 18,3000265 -33,93325678 263,908156 329,068 548,799 315,942318 192,2737 187,955 135,722 548,799 135,722
D1 -39,228 -0,000601 -51,94003423 -18,24418769 54,73432691 7,061267207 -54,919878 -47,074 -56,197 -65,318669 -40,0129 19,4287 -28,244 19,4287 -65,319
D2 154,848 113,0437 88,07166764 -25,78128073 -18,90601948 -27,87269486 216,787539 242,34 353,797 216,558478 157,9452 120,457 111,491 353,797 111,491
D3 -114,36 -60,28839 -46,97054839 13,74988965 10,08283983 20,58454274 -160,1043 -160,72 -207,34 -150,63469 -116,648 -89,174 -82,34 -82,34 -207,34
D4 233,047 161,3546 89,27248468 -12,79977114 -9,386114759 -41,94805337 326,265596 360,334 531,424 347,533729 237,7082 200,356 167,794 531,424 167,794
D5 -191,35 -110,0155 -60,86831273 -4,726876467 46,76220163 34,44216825 -267,88794 -260,05 -329,37 -264,77927 -195,176 -125,45 -137,77 -125,45 -329,37
D6 310,693 210,2463 100,9779284 4,617047036 -45,67567737 -55,92406946 434,970254 477,955 686,388 432,27912 316,9076 284,241 223,7 686,388 223,7
D7 -268,84 -159,497 -76,60381187 -3,502572762 65,56887725 48,39011251 -376,37399 -360,91 -446,92 -364,41075 -274,216 -176,39 -193,56 -176,39 -446,92
D8 871,272 259,5735 116,9069386 3,466376039 -64,89126719 -156,8281143 1219,7806 1175,31 1428,4 1110,42171 888,6981 787,611 627,317 1428,4 627,317
1428,4 -1562,8981 Tekan
D9 -1058,2 -415,2904 -179,3221011 -12,21692689 104,9329593 190,4776622 -1481,52 -1359,5 -1562,9 -1371,7523 -1079,4 -847,47 -761,93 -761,93 -1562,9
D10 -271,6 -173,6744 -64,43356185 55,8291271 -18,60921661 48,8866414 -380,23397 -358,13 -438,31 -376,74083 -277,028 -188,61 -195,55 -188,61 -438,31
D11 314,324 228,9337 84,93480074 -22,87346904 7,624417642 -56,57804543 440,054214 491,656 732,047 468,782721 320,6113 290,516 226,314 732,047 226,314
D12 -195,21 -129,1475 -44,44355419 23,41757874 -7,805785829 35,13800891 -273,29762 -256,48 -309,27 -264,28267 -199,117 -152,27 -140,55 -140,55 -309,27
D13 238,724 189,4178 65,18469848 -34,34564433 11,44805267 -42,9703763 334,213454 381,178 572,364 346,831925 243,4983 226,3 171,881 572,364 171,881
D14 -123,77 -90,43475 -24,35604381 36,89509871 -4,835749266 8,760339018 -173,276 -160,7 -189,91 -165,53605 -139,762 -74,497 -102,63 -74,497 -189,91
D15 168,322 169,5653 45,66731123 -2,47294E-05 3,44782E-05 -30,29792609 235,650141 286,768 473,29 286,76847 171,6879 151,489 121,191 473,29 121,191
D16 -99,267 -100,0004 -7,01404E-05 4,37521E-05 -6,09999E-05 17,86806778 -138,97363 -119,12 -119,12 -119,12035 -101,252 -89,34 -71,472 -71,472 -138,97

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 46

BAB III
PENDIMENSIAN BATANG

3.1 Pendimensian Batang

Rangka batang kuda-kuda pada konstruksi ini direncanakan dari profil tersusun double
siku sama kaki (┘└ ).

3.2 Ketentuan dan rumus yang digunakan

Ketentuan dan rumus yang digunakan untuk pendimensian batang kuda-kuda baja ini
didasarkan pada SNI 03-1729-2020 (Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung)

3.2.1 Batang tarik

• Kekuatan batang tarik diambil yang terkecil dari kondisi leleh dari luas penampang
kotor dan kondisi fraktur dari luas penampang efektif sambungan
𝑃𝑛 = 𝐴𝑔 𝑓𝑦

𝑃 = 𝐴𝑒 𝑓𝑢

𝐴𝑒 = 𝑈𝐴𝑛

𝐴𝑛 ≤ 0,85𝐴𝑔

Kekuatan batang tarik harus memenuhi nilai berikut :

𝑃𝑢 ≤ ∅𝑃𝑛

Dimana:

∅ = 0,9 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ

∅ = 0,75 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑡𝑢𝑟

• Kelangsingan batang tarik baja profil disarankan untuk dibatasi 300


L
x =  300 (saran pada pasal D2, bukan persyaratan struktrual.)
r

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 47

3.2.2 Batang tekan

Gaya dalam pada batang tekan diambil dari BAB III. Perencanaan batang tekan
dijelaskan pada SNI 1729-2020 Bab E, desain komponen struktrur untuk tekan. Perhitungan
kemampuan tekan meliputi:

1. Kekuatan tekan nominal, Pn, harus nilai terendah yang diperoleh berdasarkan pada
keadaan batas dari tekuk lentur, tekuk torsi dan tekuk torsi-lentur.
Berikut adalah tabel tabel pemilihan penerapan perhitungan sesuai keadaan profil:
Tabel 4. 1 Tabel Pemilihan untuk Penerapan Profil Bab E

Sumber : SNI 1729-2020 Tabel E1.1

2. Panjang Efektif
Untuk komponen struktur yang dirancang berdasarkan tekan, rasio kelangsingan efektif KL/r,
sebaiknya tidak melebihi 200.

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 48

3. Tekuk Lentur dan Komponen Struktur Tanpa Elemen Langsing


Berdasarkan SNI 1729-2020 Pasal E.3, kekuatan tekan nominal, Pn, yang ditentukan
berdasarkan keadaan batas tekuk lentur, dapat dihitung dengan cara:
Pn = Fcr.Ag (4.1)
Tegangan kritis, Fcr, ditentukan :
a. Bila KL/r ≤ 4,71
𝐹𝑦
Fcr = [0,658 𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦 (4.2)

b. Bila KL/r > 4,71


Fcr = 0,877𝐹𝑒 (4.3)
dimana nilai Fe:
𝜋2 𝐸
Fe= 𝐾𝐿 2
(4.4)
( )
𝑟𝑥

4. Tekuk Torsi dan tekuk Torsi-Lentur dari Komponen Struktur Tanpa Elemen Langsing
Berdasarkan SNI 1729-2020 Pasal E4, nilai kuat tekan nominal dapat dihitung dengan cara:
Pn = Fcr.Ag (4.5)

Dinyatakan bahwa tegangan kritis, Fcr, pada keadaan batas dari tekuk tosi dan tekuk lentur
torsi, sebagai berikut :

𝐹𝑐𝑟𝑦+𝐹𝑐𝑟𝑧 4.𝐹𝑐𝑟𝑦.𝐹𝑐𝑟𝑧.𝐻
𝐹𝑐𝑟 = ( ) [1 − √(𝐹𝑐𝑟𝑦+𝐹𝑐𝑟𝑧)2 ] (4.6)
2𝐻

Dengan Fcry dihitung dari nilai Fcr seperti dalam persamaan 4.2 dan persamaan lain sebagai
berikut :
𝐺𝐽
Fcrz = 𝐴𝑔 ×𝑟𝑜2 (4.7)
𝐼𝑥0 +𝐼𝑦0
𝑟𝑜2 = + 𝑥02 + 𝑦02 (4.8)
𝐴𝑔
𝑥02 +𝑦02
𝐻 =1−( ) (4.9)
𝑟𝑜2
1
𝐽 = ∑ 3 𝑏𝑡 3 (4.10)

Dengan :
xo, yo merupakan koordinat pusat geser terhadap titik berat, x0 = 0 untuk siku ganda
G adalah modulus geser baja
K adalah konstanta puntir

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 49

r 1

w
d

v
b
w

45°
x x
r
e r 1
d

e
b

3.3 Perhitungan Pendimensian Batang

Gaya desain untuk masing-masing batang :


A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10 = 773,52 kg (Tarik)
= -961,99267 kg (Tekan)
B1, B2,B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9 = 1442 kg (Tarik)
= -392,0191 kg (Tekan)
D1,D2,D3,D4, D5, D6, D7, D8, D9, D10, D11, D12, D13, D14, D15, D16 = 1428,4 kg (Tarik)
= -1562,8981 kg (Tekan)

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 50

Perencanaan Elemen Batang Bawah (B1,B2,B3,B4,B5,B6,B7,B8,B9)


Terhadap Batang Tarik (SNI 1729:2020)

Gaya design P = 1442 kg (tarik) = 1,442 ton

Dicoba profil 2L.30.30.5

Data Profil

H = 30 mm

B = 30 mm

D = 5 mm

Ag = 278 mm2

Rmin = 8,8 mm

e = 9,2 mm

Fy = 240 Mpa

Fu = 370 Mpa

Jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 65 mm Asumsi

Jarak sisi terluar ke as baut pertama = 25 mm Asumsi

Jarak as ke as
baut = 40 mm Asumsi

Diameter baut = 12,7 mm Asumsi

❖ Berdasarkan leleh penampang kotor


∅𝑃𝑛 > 𝑃u
∅𝑃𝑛 = 0,90𝐴𝑔 𝑓𝑦 = 0,9 𝑥 (2𝑥278) 𝑥 240 𝑥 10−4 = 12 𝑡𝑜𝑛 > 𝑃𝑢 = 1,442 ton Aman
❖ Berdasarkan fracture penampang bersih
∅𝑃𝑛 ≥ 𝑃𝑢
Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U (faktor shear lag )
pada tabel 3.2 SNI-1729-2020. Sehingga dapat ditentukan :

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 51

Kasus 2 U =1 - (X/L)

=1-(9,2/40)

=0,77

Kasus 8 = 0,8

Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus – kasus di atas, yakni U
= 0,8
Direncanakan ukuran baut 1⁄2 ′′ (12,7 mm) dengan 2 buah jumlah baut dalam satu baris.
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan SNI 1729:2020 pasal B4.3.
𝑑𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝑑𝑏𝑎𝑢𝑡 + 2 𝑚𝑚 = 12,7 + 2 = 14,7 𝑚𝑚
Catatan : terdapat 2 lubang baut
𝐴𝑛1 = 2𝐴𝑔 − 𝑛(𝑑𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔)𝑑 = 2((278) − 2(14,7)(5)) = 262 𝑚𝑚2
𝐴𝑛2 = 0,85. 2𝐴𝑔 = 0,85 𝑥 2𝑥278 = 472,6 𝑚𝑚2
Nilai An yang digunakan adalah yang minimum, maka An = 262 mm2
𝐴𝑒 = 𝑈. 𝐴𝑛 = 0,8 𝑥 262 = 209,6 𝑚𝑚2
∅𝑃𝑛 = ∅𝐴𝑒 𝑓𝑢 = 0,75 𝑥 209,6 𝑥 370 𝑥 10−4 = 5,816 𝑡𝑜𝑛 ≥ 𝑃𝑢 = 1,442 ton

Gambar 3.1 Asumsi Sambungan Baut

❖ Pemeriksaan keruntuhan geser blok


Pemeriksaan ini didasari SNI 1729:2020 pasal J4.3
L = jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 65 mm
H = jarak sisi terluar ke as pertama =25 mm
𝐴𝑔𝑣 = (𝐿𝑥𝑑)𝑥2
= (65 𝑥 5)𝑥2
= 650 𝑚𝑚2

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 52

𝐴𝑛𝑣 = {𝐿 − [1,5(𝑑𝑏 + 2 𝑚𝑚)}𝑥 𝑑 𝑥 2


= {65 − [1,5(12,7 + 2)} 𝑥 5 𝑥 2
= 429,5 𝑚𝑚2
𝐴𝑛𝑡 = {𝐻 − [0,5(𝑑𝑏 + 2 𝑚𝑚)} 𝑥 𝑑 𝑥 2
= {25 − [0,5(12,7 + 2)} 𝑥 5 𝑥 2
= 176,5 𝑚𝑚2
𝑅𝑛1 = (0,6𝐹𝑢𝐴𝑛𝑣) + (𝑈𝑏𝑠𝐹𝑢𝐴𝑛𝑡)
= (0,6 ∗ 370 ∗ 429,5) + (1 ∗ 370 ∗ 176,5)
= 160654 𝑁
𝑅𝑛2 = (0,6𝐹𝑦𝐴𝑔𝑣) + (𝑈𝑏𝑠𝐹𝑢𝐴𝑛𝑡)
= (0,6 ∗ 370 ∗ 650) + (1 ∗ 370 ∗ 176,5)
= 209605 𝑁
* Catatan Ubs = 1 (tegangan tarik dianggap merata)
∅𝑅𝑛 = 𝑀𝐼𝑁(𝑅𝑛1; 𝑅𝑛2)
∅𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 (160654) 𝑥 10−4 = 12,049 Ton > Pu = 1,442 Ton
Sehingga , ∅𝑅𝑛 = 12,049 𝑡𝑜𝑛 > 𝑃𝑢(1,442 𝑡𝑜𝑛) digunakan cukup menahan
keruntuhan geser blok. Dengan terpenuhinya kondisi leleh, fraktur, dan geser blok
seperti yang dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil digunakan yaitu 2L
30.30.5 memenuhi persyaratan SNI-1729:2020.

Terhadap Batang Tekan (SNI 1729:2015)


Untuk perencanaan batang tekan, diambil gaya yang paling maksimum dari seluruh
komponen batang tekan dan panjang maksimum dari seluruh batang guna menghindari
bahaya tekuk.
• Pemeriksaan terhadap gaya maksimum
Gaya design Max Pmax = -392,0191 kg = -0,392 ton (tekan)

Panjang batang L = 140 cm

Panjang tekuk lk = L = 1400 mm

Dicoba profil 2L.30.30.5

Data Profil
H (arah x) = 30 mm
CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)
Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 53

B (arah y) = 30 mm
d = 5 mm
tebal pelat = 10 mm
Ag = 278 mm2
rmin = 8,8 mm
e = 9,2 mm
Fy = 240 MPA
Fu = 370 MPA
Jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 65 mm Asumsi
Jarak sisi terluar ke as baut pertama = 25 mm Asumsi
Jarak as ke as baut = 40 mm Asumsi
Diameter baut = 12,7 mm Asumsi
E = 200000 Mpa

A) Akibat Tekuk Lentur


Terlebih dahulu periksa terhadap batasan lamda r sesuai dengan SNI 1729:2015
mengenai rasio tebal terhadap lebar elemen tekan komponen struktur yang menahan
tekan aksial dan
untuk kasus ini sesuai untuk kasus ini sesuai dengan dengan kasus 3 kasus

𝐵 𝐸 200000
𝑆𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 ∶ < 0,45√𝐹𝑦 = 30/5 = 6 < 0,45√ =12,99 Aman
𝑡 240

sehingga profil yang digunakan yang digunakan masih aman terhadap tekuk lokal

B) Menentukan rasio kelangsingan (KL/r)


K = 1 (sendi-sendi)
lxo = 216000 mm4
Iyo = 216000 mm4
Ag = 278 x 2 = 556 mm2
CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)
Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 54

Ix ={𝐼𝑥0 + [𝐴𝑔 × (𝐶𝑜𝐺𝑥)2 ]} × 2


={216000 + [556 × (0)2 ]} × 2
= 432000 mm4
1 2
Iy = {𝐼𝑦0 + [𝐴𝑔 × (𝐶𝑜𝐺𝑦 + 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡) ]} × 2
2

1 2
= {216000 + [556 × (9,2 + 𝑥10) ]} × 2
2

= 656223,68 mm4
𝐼𝑥 432000 𝐼𝑦 656223,68
rx =√𝐴𝑔 =√ ; ry =√𝐴𝑔 =√
556 556

= 27,874 mm = 34,355 mm

KL/rx = 1 x 1400/27,874 = 50,225 < 200


KL/ry = 1 x 1400/34,355 = 40,751 < 200
KL/r (rasio kelangsingan efektif) diatas sudah memenuhi syarat syarat SNI
1729:2020 pasal E2 mengenai panjang efetif yang menyatakan bahwa KL/r < 200

C) Menentukan tegangan tekuk Euler,Fe


𝜋2 𝐸
Fe = 𝐾𝐿 2
( )
𝑟𝑥

𝜋 2 200000
= (50,225)2

= 783,127 Mpa

D) Menghitung tegangan kritis, Fcr


𝐸 200000
4,71√𝐹𝑦 = 4,71√ = 135,96 > 50,225
240

Sehingga,
𝐹𝑦
Fcr = [0,658 𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦
240
= [0,658783,127 ] 𝑥240

= 211,108 MPa

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 55

E) Menghitung tekuk torsi


𝜋2 𝐸
Fe = 𝐾𝐿 2
( )
𝑟𝑦

𝜋 2 200000
= (40,751)2

= 1189,598 Mpa
240
Fcry = [0,6581189,598 ] 𝐹𝑦

Fcry = 220,566 Mpa

X0 =0
Y0 =Cy - d/2
=9,2– 5/2
= 6,7 mm
𝐼𝑥0 + 𝐼𝑦0
𝑟𝑜2 = + 𝑥02 + 𝑦02
𝐴𝑔
216000 + 216000
= + 0 + 6,7^2
556
= 821,868 mm2

𝑥02 +𝑦02
H =1−( )
𝑟𝑜2

0 + 6,7
=1−( )
821,868
= 0,945

1
𝐽 = ∑ 𝑏𝑡 3
3
1 1
= 3 𝑥30𝑥53 + 𝑥(30 − 5)𝑥53
3

= 2291,667 mm4

𝐺 = 𝐸/2(1 + 𝑣)
= 200000/2(1 + 0,3)
= 76923,077 Mpa

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 56

𝐺𝐽
Fcrz = 𝐴𝑔 ×𝑟𝑜2
76923,077 𝑥 2291,667
= 556 𝑥 821,868

= 385,772 MPa

𝐹𝑐𝑟𝑦 + 𝐹𝑐𝑟𝑧 4. 𝐹𝑐𝑟𝑦. 𝐹𝑐𝑟𝑧. 𝐻


𝐹𝑐𝑟 = ( ) [1 − √ ]
2𝐻 (𝐹𝑐𝑟𝑦 + 𝐹𝑐𝑟𝑧)2

220,566 + 385,772 4 𝑥 220,566 𝑥 385,772 𝑥 0,945


= ( ) [1 − √ ]
2(0,945) (220,566 + 385,772)2

= 20,678 Mpa
kemudian tentukan nilai Fcr terendah dari tekuk lentur dan tekuk torsi, sehingga
didapatkan Fcr = 100,574 Mpa
∅𝑃𝑛 = ∅ × 𝐹𝑐𝑟 × 𝐴𝑔
∅𝑃𝑛 = 0,9 x 20,678 x (2x278)/10000
= 1,035 Ton > Pu = -0,392 Ton Aman
Sehingga Profil 2L 30.30.5 Aman terhadap tekuk lentur dan tekuk torsi lateral.
Berdasarkan perhitungan batang tarik dan batang tekan diambil gaya maksimum
sehingga untuk keseluruhan profil digunakan profil 2L 35.35.6 dimana profil tersebut
aman terhadap gaya desain maksimum.

Perencanaan Elemen Batang Diagonal


➢ Pemeriksaan terhadap Panjang Batang
Tarik(D1,D2,D3,D4,D5,D6,D7,D8,D9,D10,D11,D12,D13,D14,D15,D16)
Gaya design P = 1428,4 kg (tarik) = 1,4284 ton

Dicoba profil 2L.30.30.5

Data Profil

H = 30 mm

B = 30 mm

D = 5 mm

Ag = 278 mm2

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 57

Rmin = 8,8 mm

e = 9,2 mm

Fy = 240 Mpa

Fu = 370 Mpa

Jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 65 mm Asumsi

Jarak sisi terluar ke as baut pertama = 25 mm Asumsi

Jarak as ke as
baut = 40 mm Asumsi

Diameter baut = 12,7 mm Asumsi

❖ Berdasarkan leleh penampang kotor


∅𝑃𝑛 > 𝑃u
∅𝑃𝑛 = 0,90𝐴𝑔 𝑓𝑦 = 0,9 𝑥 (2𝑥278) 𝑥 240 𝑥 10−4 = 12,0096 𝑡𝑜𝑛 > 𝑃𝑢 = 1,4284 ton Aman
❖ Berdasarkan fracture penampang bersih
∅𝑃𝑛 ≥ 𝑃𝑢
Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U (faktor shear lag )
pada tabel 3.2 SNI-1729-2015. Sehingga dapat ditentukan :

Kasus 2 U =1 - (X/L)

=1-(9,2/40)

=0,77

Kasus 8 = 0,8

Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus – kasus di atas, yakni U
= 0,8
Direncanakan ukuran baut 1⁄2 ′′ (12,7 mm) dengan 2 buah jumlah baut dalam satu baris.
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan SNI 1729:2015 pasal B4.3.
𝑑𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝑑𝑏𝑎𝑢𝑡 + 2 𝑚𝑚 = 12,7 + 2 = 14,7 𝑚𝑚
Catatan : terdapat 2 lubang baut

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 58

𝐴𝑛1 = 2𝐴𝑔 − 𝑛(𝑑𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔)𝑑 = 2((278) − 2(14,7)(3)) = 262 𝑚𝑚2


𝐴𝑛2 = 0,85. 2𝐴𝑔 = 0,85 𝑥 2𝑥278 = 472,6 𝑚𝑚2
Nilai An yang digunakan adalah yang minimum, maka An = 262 mm2
𝐴𝑒 = 𝑈. 𝐴𝑛 = 0,8 𝑥 222 = 209,6 𝑚𝑚2
∅𝑃𝑛 = ∅𝐴𝑒 𝑓𝑢 = 0,75 𝑥 209,6 𝑥 370 𝑥 10−4 = 5,816 𝑡𝑜𝑛 ≥ 𝑃𝑢 = 1,4284 ton

❖ Pemeriksaan keruntuhan geser blok


Pemeriksaan ini didasari SNI 1729:2020 pasal J4.3
L = jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 65 mm
H = jarak sisi terluar ke as pertama =25 mm
𝐴𝑔𝑣 = (𝐿𝑥𝑑)𝑥2
= (65 𝑥 5)𝑥2
= 650 𝑚𝑚2
𝐴𝑛𝑣 = {𝐿 − [1,5(𝑑𝑏 + 2 𝑚𝑚)}𝑥 𝑑 𝑥 2
= {65 − [1,5(12,7 + 2)} 𝑥 5 𝑥 2
= 429,5 𝑚𝑚2
𝐴𝑛𝑡 = {𝐻 − [0,5(𝑑𝑏 + 2 𝑚𝑚)} 𝑥 𝑑 𝑥 2
= {25 − [0,5(12,7 + 2)} 𝑥 5 𝑥 2
= 176,5 𝑚𝑚2
𝑅𝑛1 = (0,6𝐹𝑢𝐴𝑛𝑣) + (𝑈𝑏𝑠𝐹𝑢𝐴𝑛𝑡)
= (0,6 ∗ 370 ∗ 429,5) + (1 ∗ 370 ∗ 176,5)
= 160654 𝑁
𝑅𝑛2 = (0,6𝐹𝑦𝐴𝑔𝑣) + (𝑈𝑏𝑠𝐹𝑢𝐴𝑛𝑡)
= (0,6 ∗ 370 ∗ 650) + (1 ∗ 370 ∗ 176,5)
= 209605 𝑁
* Catatan Ubs = 1 (tegangan tarik dianggap merata)
∅𝑅𝑛 = 𝑀𝐼𝑁(𝑅𝑛1; 𝑅𝑛2)
∅𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 (160654) 𝑥 10−4 = 12,045 Ton > Pu = 1,4284 Ton
Sehingga , ∅𝑅𝑛 = 12,045 𝑡𝑜𝑛 > 𝑃𝑢(1,4284 𝑡𝑜𝑛) digunakan cukup menahan
keruntuhan geser blok. Dengan terpenuhinya kondisi leleh, fraktur, dan geser blok
seperti yang dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil digunakan yaitu 2L
30.30.5 memenuhi persyaratan SNI-1729:2020.

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 59

➢ Pemeriksaan terhadap Panjang Batang


Tekan(D1,D2,D3,D4,D5,D6,D7,D8,D9,D10,D11,D12,D13,D14,D15,D16)
Gaya design Max Pmax = -1562,8981 kg = -1,563 ton (Tekan)

Panjang batang L = 808,3 mm

Panjang tekuk lk = L = 808,3 mm

Dicoba profil 2L.35.35.6

Data Profil
H (arah x) = 35 mm
B (arah y) = 35 mm
d = 6 mm
tebal pelat = 10 mm
Ag = 387 mm2
rmin = 10,4 mm
e = 10,8 mm
Fy = 240 MPA
Fu = 370 MPA
Jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 65 mm Asumsi
Jarak sisi terluar ke as baut pertama = 25 mm Asumsi
Jarak as ke as baut = 40 mm Asumsi
Diameter baut = 12,7 mm Asumsi
E = 200000 Mpa

A) Akibat Tekuk Lentur


Terlebih dahulu periksa terhadap batasan lamda r sesuai dengan SNI 1729:2020
mengenai rasio tebal terhadap lebar elemen tekan komponen struktur yang menahan
tekan aksial dan

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 60

untuk kasus ini sesuai untuk kasus ini sesuai dengan dengan kasus 3 kasus

𝐵 𝐸 210000
𝑆𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 ∶ < 0,45√𝐹𝑦 = 35/6=5,833 < 0,45√ =12,99
𝑡 240

Aman sehingga profil yang digunakan yang digunakan masih aman terhadap tekuk
lokal

B) Menentukan rasio kelangsingan (KL/r)


K = 1 (sendi-sendi)
lxo = 414000 mm4
Iyo = 414000 mm4
Ag = 387 x 2 = 774 mm2
Ix ={𝐼𝑥0 + [𝐴𝑔 × (𝐶𝑜𝐺𝑥)2 ]} × 2
= 828000 mm4
1 2
Iy ={𝐼𝑦0 + [𝐴𝑔 × (𝐶𝑜𝐺𝑦 + 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡) ]} × 2
2

1 2
= {414000 + [774 × (10,8 + 𝑥10) ]} × 2
2

= 1214443 mm4
𝐼𝑥 𝐼𝑦
rx =√ ; ry =√
𝐴𝑔 𝐴𝑔

= 32,707 mm = 39,6112 mm

KL/rx = 1 x 808,3/32,707 = 24,7131 < 200


KL/ry = 1 x 808,3/39,6112 = 20,4058 < 200
KL/r (rasio kelangsingan efektif) diatas sudah memenuhi syarat syarat SNI
1729:2020 pasal E2 mengenai panjang efetif yang menyatakan bahwa KL/r < 200

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 61

C) Menentukan tegangan tekuk Euler,Fe


𝜋2 𝐸
Fe = 𝐾𝐿 2
( )
𝑟𝑥

𝜋 2 200000
= (24,7131)2

= 3234,6217 Mpa

D) Menghitung tegangan kritis, Fcr


𝐸 200000
4,71√𝐹𝑦 = 4,71√ = 135,96 > 24,7131
240

Sehingga,
𝐹𝑦
Fcr = [0,658 𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦
240
= [0,6583234,6217 ] 240

= 232,661 MPa

E) Menghitung tekuk torsi


𝜋2 𝐸
Fe = 𝐾𝐿 2
( )
𝑟𝑦

𝜋 2 200000
= (20,4058)2

= 4744,27871 Mpa
𝐹𝑦
Fcry = [0,658𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦
240
= [0,6584744,27871 ] 240

= 234,972 Mpa

X0 =0
y0 =Cy - d/2
=10,8 – 6/2
= 7,8 mm
𝐼𝑥0 + 𝐼𝑦0
𝑟𝑜2 = + 𝑥02 + 𝑦02
𝐴𝑔
414000+414000
= + 0 + 7,8^2
774

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 62

ro^2 =1130,60744 mm2

𝐼𝑥02 + 𝐼𝑦02
𝐻 =1−( )
𝑟𝑜2
0 + 7,82
= 1−( )
1130,60744
=0,946

1
𝐽 = ∑ 3 𝑏𝑡 3
1 1
= 3 𝑥35𝑥63 + 𝑥(35 − 6)𝑥63
3

= 4608 mm4

𝐺 = 𝐸/2(1 + 𝑣)
= 200000/2(1 + 0,53)
= 65359,4771 Mpa
𝐺𝐽
Fcrz = 𝐴𝑔 ×𝑟𝑜2
65359,4771𝑥4608
= 774 𝑥 1130,60744

Fcrz = 344,166 Mpa

𝐹𝑐𝑟𝑦 + 𝐹𝑐𝑟𝑧 4. 𝐹𝑐𝑟𝑦. 𝐹𝑐𝑟𝑧. 𝐻


𝐹𝑐𝑟 = ( ) [1 − √ ]
2𝐻 (𝐹𝑐𝑟𝑦 + 𝐹𝑐𝑟𝑧)2

234,972 + 344,166 4 𝑥 234,972 𝑥 344,166𝑥 0,946


= ( ) [1 − √ ]
2 𝑥 0,946 (234,972 + 344,166)2

= 13,687 Mpa
kemudian tentukan nilai Fcr terendah dari tekuk lentur dan tekuk torsi, sehingga
didapatkan Fcr = 106,6 Mpa
∅𝑃𝑛 = ∅ × 𝐹𝑐𝑟 × 𝐴𝑔
∅𝑃𝑛 = 0,9 x 13,687 x (2x387)/10000
= 0,9534 Ton > Pu = -1,563 Ton Aman

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 63

Sehingga Profil 2L 35.35.6 Aman terhadap tekuk lentur dan tekuk torsi lateral.
Berdasarkan perhitungan batang tarik dan batang tekan diambil gaya maksimum
sehingga untuk keseluruhan profil digunakan profil 2L 35.35.6 dimana profil tersebut
aman terhadap gaya desain maksimum.

Perencanaan Elemen Batang Atas


❖ Pemeriksaan terhadap Panjang Batang
Tarik(A1,A2,A3,A4,A5,A6,A7,A8,A9,A10)
Gaya design P = 773,52 kg (tarik) = 0,774 ton

Dicoba profil 2L.20.20.3

Data Profil

H = 20 mm

B = 20 mm

D = 3 mm

Ag = 112 mm2

Rmin = 5,9 mm

e = 6 mm

Fy = 240 Mpa

Fu = 370 Mpa

Jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 65 mm Asumsi

Jarak sisi terluar ke as baut pertama = 25 mm Asumsi

Jarak as ke as
baut = 40 mm Asumsi

Diameter baut = 12,7 mm Asumsi

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 64

❖ Berdasarkan leleh penampang kotor


∅𝑃𝑛 > 𝑃u
∅𝑃𝑛 = 0,90𝐴𝑔 𝑓𝑦 = 0,9 𝑥 (2𝑥112) 𝑥 240 𝑥 10−4 = 4,8384 𝑡𝑜𝑛 > 𝑃𝑢 = 0,774 ton Aman
❖ Berdasarkan fracture penampang bersih
∅𝑃𝑛 ≥ 𝑃𝑢
Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U (faktor shear lag )
pada tabel 3.2 SNI-1729-2015. Sehingga dapat ditentukan :

Kasus 2 U =1 - (X/L)

=1-(6/40)

=0,85

Kasus 8 = 0,9

Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus – kasus di atas, yakni U
= 0,9
Direncanakan ukuran baut 1⁄2 ′′ (12,7 mm) dengan 2 buah jumlah baut dalam satu baris.
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan SNI 1729:2015 pasal B4.3.
𝑑𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝑑𝑏𝑎𝑢𝑡 + 2 𝑚𝑚 = 12,7 + 2 = 14,7 𝑚𝑚
Catatan : terdapat 2 lubang baut
𝐴𝑛1 = 2𝐴𝑔 − 𝑛(𝑑𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔)𝑑 = 2((112) − 2(14,7)(3)) = 47,6 𝑚𝑚2
𝐴𝑛2 = 0,85. 2𝐴𝑔 = 0,85 𝑥 2𝑥112 = 190,4 𝑚𝑚2
Nilai An yang digunakan adalah yang minimum, maka An = 47,6 mm2
𝐴𝑒 = 𝑈. 𝐴𝑛 = 0,9 𝑥 47,6 = 42,84 𝑚𝑚2
∅𝑃𝑛 = ∅𝐴𝑒 𝑓𝑢 = 0,75 𝑥 42,84𝑥 370 𝑥 10−4 = 1,19 𝑡𝑜𝑛 ≥ 𝑃𝑢 = 0,774 ton

❖ Pemeriksaan keruntuhan geser blok


Pemeriksaan ini didasari SNI 1729:2015 pasal J4.3
L = jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 65 mm
H = jarak sisi terluar ke as pertama =25 mm
𝐴𝑔𝑣 = (𝐿𝑥𝑑)𝑥2
= (65 𝑥 3)𝑥2

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 65

= 390 𝑚𝑚2

𝐴𝑛𝑣 = {𝐿 − [1,5(𝑑𝑏 + 2 𝑚𝑚)}𝑥 𝑑 𝑥 2


= {65 − [1,5(12,7 + 2)} 𝑥 3 𝑥 2
= 257,7 𝑚𝑚2
𝐴𝑛𝑡 = {𝐻 − [0,5(𝑑𝑏 + 2 𝑚𝑚)} 𝑥 𝑑 𝑥 2
= {25 − [0,5(12,7 + 2)} 𝑥 3 𝑥 2
= 105,9 𝑚𝑚2
𝑅𝑛1 = (0,6𝐹𝑢𝐴𝑛𝑣) + (𝑈𝑏𝑠𝐹𝑢𝐴𝑛𝑡)
= (0,6 ∗ 370 ∗ 257,7) + (1 ∗ 370 ∗ 105,9)
= 96392,4 𝑁
𝑅𝑛2 = (0,6𝐹𝑦𝐴𝑔𝑣) + (𝑈𝑏𝑠𝐹𝑢𝐴𝑛𝑡)
= (0,6 ∗ 370 ∗ 390) + (1 ∗ 370 ∗ 105,9)
= 125763 𝑁
* Catatan Ubs = 1 (tegangan tarik dianggap merata)
∅𝑅𝑛 = 𝑀𝐼𝑁(𝑅𝑛1; 𝑅𝑛2)
∅𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 (96392,4) 𝑥 10−4 = 7,22943 Ton > Pu = 0,774 Ton
Sehingga , ∅𝑅𝑛 = 7,229 𝑡𝑜𝑛 > 𝑃𝑢(0,774 𝑡𝑜𝑛) digunakan cukup menahan
keruntuhan geser blok. Dengan terpenuhinya kondisi leleh, fraktur, dan geser blok
seperti yang dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil digunakan yaitu 2L
20.20.3 memenuhi persyaratan SNI-1729:2015.

❖ Pemeriksaan terhadap Panjang Batang


Tekan(A1,A2,A3,A4,A5,A6,A7,A8,A9,A10)
Gaya design Max Pmax = -961,993 kg = -0,962 ton (Tekan)

Panjang batang L = 1617 mm

Panjang tekuk lk = L = 1617 mm

Dicoba profil 2L.35.35.6

Data Profil
H (arah x) = 35 mm
B (arah y) = 35 mm
CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)
Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 66

d = 6 mm
tebal pelat = 10 mm
Ag = 387 mm2
rmin = 10,4 mm
e = 10,8 mm
Fy = 240 MPA
Fu = 370 MPA
Jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 65 mm Asumsi
Jarak sisi terluar ke as baut pertama = 25 mm Asumsi
Jarak as ke as baut = 40 mm Asumsi
Diameter baut = 12,7 mm Asumsi
E = 200000 Mpa

A) Akibat Tekuk Lentur


Terlebih dahulu periksa terhadap batasan lamda r sesuai dengan SNI 1729:2020
mengenai rasio tebal terhadap lebar elemen tekan komponen struktur yang menahan
tekan aksial dan
untuk kasus ini sesuai untuk kasus ini sesuai dengan dengan kasus 3 kasus

𝐵 𝐸 210000
𝑆𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 ∶ < 0,45√𝐹𝑦 = 35/6=5,833 < 0,45√ =12,99
𝑡 240

Aman sehingga profil yang digunakan yang digunakan masih aman terhadap tekuk
lokal

B) Menentukan rasio kelangsingan (KL/r)


K = 1 (sendi-sendi)
lxo = 414000 mm4
Iyo = 414000 mm4
CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)
Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 67

Ag = 387 x 2 = 774 mm2


Ix ={𝐼𝑥0 + [𝐴𝑔 × (𝐶𝑜𝐺𝑥)2 ]} × 2
= 828000 mm4
1 2
Iy ={𝐼𝑦0 + [𝐴𝑔 × (𝐶𝑜𝐺𝑦 + 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡) ]} × 2
2

1 2
= {414000 + [774 × (10,8 + 𝑥10) ]} × 2
2

= 1214443 mm4
𝐼𝑥 𝐼𝑦
rx =√𝐴𝑔 ; ry =√𝐴𝑔

= 32,707 mm = 39,6112 mm

KL/rx = 1 x 161,7/32,707 = 49,4385 < 200


KL/ry = 1 x 161,7/39,6112 = 40,8218 < 200
KL/r (rasio kelangsingan efektif) diatas sudah memenuhi syarat syarat SNI
1729:2020 pasal E2 mengenai panjang efetif yang menyatakan bahwa KL/r < 200

C) Menentukan tegangan tekuk Euler,Fe


𝜋2 𝐸
Fe = 𝐾𝐿 2
( )
𝑟𝑥

𝜋 2 200000
= (49,4385)2

= 808,255 Mpa

D) Menghitung tegangan kritis, Fcr


𝐸 200000
4,71√𝐹𝑦 = 4,71√ = 135,96 > 49,4385
240

Sehingga,
𝐹𝑦
Fcr = [0,658 𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦
240
= [0,658808,255 ] 240

= 211,951 MPa

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 68

E) Menghitung tekuk torsi


𝜋2 𝐸
Fe = 𝐾𝐿 2
( )
𝑟𝑦

𝜋 2 200000
= (40,8218)2

= 1185,48295 Mpa
𝐹𝑦
Fcry = [0,658𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦
240
= [0,6581185,48295 ] 240

= 220,501 Mpa

X0 =0
y0 =Cy - d/2
=10,8 – 6/2
= 7,8 mm
𝐼𝑥0 + 𝐼𝑦0
𝑟𝑜2 = + 𝑥02 + 𝑦02
𝐴𝑔
414000+414000
= + 0 + 7,8^2
774

ro^2 =1130,60744 mm2

𝐼𝑥02 + 𝐼𝑦02
𝐻 =1−( )
𝑟𝑜2
0 + 7,82
= 1−( )
1130,60744
=0,946

1
𝐽 = ∑ 3 𝑏𝑡 3
1 1
= 3 𝑥35𝑥63 + 𝑥(35 − 6)𝑥63
3

= 4608 mm4

𝐺 = 𝐸/2(1 + 𝑣)
= 200000/2(1 + 0,53)
= 65359,4771 Mpa
CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)
Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 69

𝐺𝐽
Fcrz = 𝐴𝑔 ×𝑟𝑜2
65359,4771𝑥4608
= 774 𝑥 1130,60744

Fcrz = 344,166 Mpa

𝐹𝑐𝑟𝑦 + 𝐹𝑐𝑟𝑧 4. 𝐹𝑐𝑟𝑦. 𝐹𝑐𝑟𝑧. 𝐻


𝐹𝑐𝑟 = ( ) [1 − √ ]
2𝐻 (𝐹𝑐𝑟𝑦 + 𝐹𝑐𝑟𝑧)2

220,501 + 344,166 4 𝑥 220,501 𝑥 344,166𝑥 0,946


= ( ) [1 − √ ]
2 𝑥 0,946 (220,501 + 344,166)2

= 15,186 Mpa
kemudian tentukan nilai Fcr terendah dari tekuk lentur dan tekuk torsi, sehingga
didapatkan Fcr = 106,6 Mpa
∅𝑃𝑛 = ∅ × 𝐹𝑐𝑟 × 𝐴𝑔
∅𝑃𝑛 = 0,9 x 15,186 x (2x387)/10000
= 1,058 Ton > Pu = -0,962 Ton Aman
Sehingga Profil 2L 35.35.6 Aman terhadap tekuk lentur dan tekuk torsi lateral.
Berdasarkan perhitungan batang tarik dan batang tekan diambil gaya maksimum
sehingga untuk keseluruhan profil digunakan profil 2L 35.35.6 dimana profil tersebut
aman terhadap gaya desain maksimum.

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 70

Profil Berat Profil Panjang Berat Batang Jenis


Batang
mm kg/m Batang (m) kg Batang
1 2 3 4 5=3x4 6
A1 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,848 5,618 Tekan
A2 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,617 4,916 Tekan
A3 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,617 4,916 Tekan
A4 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,617 4,916 Tekan
A5 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,617 4,916 Tekan
A6 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,617 4,916 Tekan
A7 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,617 4,916 Tekan
A8 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,617 4,916 Tekan
A9 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,617 4,916 Tekan
A10 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,848 5,618 Tekan
B1 ┘└ 30 . 30 . 5 2,18 1,6 3,488 Tarik
B2 ┘└ 30 . 30 . 5 2,18 1,4 3,052 Tarik
B3 ┘└ 30 . 30 . 5 2,18 1,4 3,052 Tarik
B4 ┘└ 30 . 30 . 5 2,18 1,4 3,052 Tarik
B5 ┘└ 30 . 30 . 5 2,18 1,4 3,052 Tarik
B6 ┘└ 30 . 30 . 5 2,18 1,4 3,052 Tarik
B7 ┘└ 30 . 30 . 5 2,18 1,4 3,052 Tarik
B8 ┘└ 30 . 30 . 5 2,18 1,4 3,052 Tarik
B9 ┘└ 30 . 30 . 5 2,18 1,6 3,488 Tarik
D1 ┘└ 35 . 35 . 6 0,88 0,9 0,792 Tekan
D2 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D3 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D4 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D5 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D6 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D7 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D8 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D9 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D10 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D11 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D12 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D13 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D14 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D15 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,808 2,456 Tekan
D16 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 0,9 2,736 Tekan
Jumlah 116,818

* (3) = tabel baja


(5) = (SNI 03-1729-2020)
Karena profil kuda-kuda baja berupa profil ganda, maka :
Berat total = 116,818 kg
Kebutuhan total rangka baja = berat total + 25% berat total
= 116,818 + 25% (116,818)
= 146,023 kg

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 71

BAB IV
PERENCANAAN SAMBUNGAN

Sambungan Baut (SNI 1729: 2020)


a. Tinjauan terhadap kekuatan tarik dan geser menurut pasal J3.6 SNI
1729-2020
𝑅𝑛 = 𝐹𝑛. 𝐴𝑏
ϕ = 0,75
dimana:
Ab = Luas tubuh baut tidak berulir nominal atau bagian berulir, in2
(mm2)
Fn = Tegangan tarik nominal, Fnt, atau tegangan geser, Fnv dari
tabel J3.2, ksi (Mpa)

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 72

Tabel 4. 2 Tegangan Tarik Nominal dan Tegangan Geser

Sumber : SNI 1729-2020 Tabel J3.2

b. Tinjauan terhadap kombinasi gaya tarik dan geser menurut pasal


J3.7 SNI 1729-2020
𝑅𝑛 = 𝐹𝑛𝑡 𝐴𝑏
ϕ = 0,75
dimana:
Fnt = tegangan geser dari Tabel J3.2, ksi (MPa)
c. Diamter Lubang Nominal
Tabel 4.4 Diamter Lubang Nominal

d. Jarak tepi minimum

e. Jarak maksimum dan jarak tepi


Berdasarkan bab J3 pasal 5 SNI 1729: 2020 jarak maksimum dari pusat
setiap baut ke tepi terdekat dari bagian-bagian dalam kontak harus 12 kali

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 73

ketebalan dari bagian yang disambung akibat perhitungan, tetapi tidak


boleh melebihi 6 in (150 mm).
f. Spasi minimum
Tidak boleh kurang dari 2 2/3 kali diameter nominal, d, dari pengencang ; jarak 3d lebih
disukai
Kekuatan baut berdasarkan ketentuan SNI 1729: 2020, untuk alat sambung
baut, berlaku :

Ru ≤ ɸ Rn

• Tahanan tumpu baut :


Ø.Rn = Ø. 2,4 . db . tp . fub.

• Tahanan geser baut :


Ø.Rn = Ø. fnv. Ab

Direncanakan ketebalan plat buhul : 10 cm

Tabel 4.1.1 Data Baut

Data Baut
Diameter Baut 12,7 mm
Diameter Lubang 14,7 mm
tp 10 mm
Mutu A325
Fy 240 MPa
Fu 370 MPa
Fub / Fnv 825 MPa
Luas 126,677 mm^2

Direncanakan menggunakan baut dengan diameter  1/2”(12.7 mm) mutu A325 tanpa ulir
syarat minimal baut di setiap batang diambil 2.

Tabel 4.1.2 Data ASTM

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 74

4.1 Perhitungan Sambungan


4.1.1 Jarak spasi minimum
Jarak baut ke baut
s = 3d = 3 x 12,7 = 38,1mm

diambil = 40 mm

Jarak baut ke tepi sambungan


s = 1,5d = 1,5 x 12,7 = 19,05 mm

diambil = 25 mm

Panjang shear block sambungan

L = 40 + 25 = 65 mm

Jarak – jarak diatas sudah sesuai dengan asumsi pada perencanaan batang tarik dimana data
jarak jarak tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaaan keruntuhan geser blok.

5.1.2Tahanan geser baut (tanpa ulir) Double Siku


Fub = 825 Mpa (ASTM A325) Pada Tabel 4.1.2

Bidang geser , m = 2

r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser

Geser : Ø.Rn = Ø. fnv. Ab m r1

= 0,75 (825) (1/4. π.12,72) /10000 (2) .(0,5)

=7,838 ton/baut = 7838 kg/baut

Tumpu : Ø.Rn = Ø. 2,4. db. tp. fup

= 0,75 (2,4) (12,7) (10) (450)

= 10,287 ton/baut = 10287 kg/baut

Tahanan yang digunakan untuk baut yang dipasang pada profil batang double siku sebesar
7,838 Ton.

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 75

➢ Batang V7
3595,27
Σbaut diperlukan = = - 0,4587
7838

diambil 2 baut.

Cek kebutuhan baut setiap batang dengan syarat minimal baut di setiap batang diambil 2.
Tabel 4.1.3. Kebutuhan Baut
P (Kg) Baut
No Batang Dominan Ø.Rn (kg/baut)
Max MAX Min MIN Hasil Bulat
A1 -395,07 -961,993 -0,05040452 2
A2 -366,83 -827,255 -0,04680107 2
A3 -262,45 -547,600 -0,03348491 2
A4 -152,59 -296,696 -0,01946736 2
A5 61,9519 -80,012 0,00790404 2
773,5159 -961,9926738 Tekan
A6 773,516 253,002 0,098687918 2
A7 413,748 140,336 0,052787462 2
A8 57,303 27,994 0,007310927 2
A9 -85,246 -191,523 -0,01087602 2
A10 -156,72 -310,643 -0,01999467 2
B1 1442,02 586,179 0,18397805 2
B2 1261,44 509,728 0,160938858 2
B3 988,799 419,082 0,126154543 2
B4 711,012 324,441 0,090713468 2
B5 323,037 1442,02 164,644 -392,0191009 Tarik 0,04121419 2
B6 -173,88 -392,019 -0,02218399 2
B7 -77,767 -176,163 -0,00992179 2
B8 86,3687 17,311 7838 0,011019221 2
B9 548,799 135,722 0,070017775 2
D1 19,4287 -65,319 0,002478782 2
D2 353,797 111,491 0,045138712 2
D3 -82,34 -207,344 -0,01050519 2
D4 531,424 167,794 0,067800921 2
D5 -125,45 -329,371 -0,01600555 2
D6 686,388 223,700 0,087571816 2
D7 -176,39 -446,924 -0,02250393 2
D8 1428,4 627,317 0,182240138 2
1428,3982 -1562,898141 Tekan
D9 -761,93 -1562,898 -0,0972095 2
D10 -188,61 -438,313 -0,02406315 2
D11 732,047 226,314 0,093397111 2
D12 -140,55 -309,268 -0,01793229 2
D13 572,364 171,881 0,073024281 2
D14 -74,497 -189,910 -0,00950454 2
D15 473,29 121,191 0,060384069 2
D16 -71,472 -138,974 -0,00911867 2

Sehingga untuk keseluruhan profil, digunakan sambungan baut berdiameter ½’’ dengan 2 buah
baut dalam satu baris.

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 76

Gambar 4.1.3 Contoh gambar desain sambungan baut pada titik J.

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 77

BAB V
PERHITUNGAN IKATAN ANGIN

5.1 Perhitungan Ikatan Angin


➢ Data Perencanaan
Jarak antar Gording = 0,6 m
Sudut Kemiringan Atap = 30 °
Kecepatan Angin Dasar = 40 km/jam
Tinggi Kolom =1m
Jarak antar Kuda-kuda =1m
Bentang Kuda-kuda = 13 m
Penutup Atap = Genteng Beton
Mutu Baja = BJ-37
Fu = 240 MPa= 2400 kg/cm2
Fy = 370 MPa= 3700 kg/cm2

➢ Sketsa

Gambar 6.1 Perencanaan Ikatan Angin

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 78

Gambar 6.2 Perencanaan Ikatan Angin Vertikal

➢ Perhitungan Ikatan Angin Arah Vertikal


a. Perhitungan Pembebanan
Tekanan Angin (W) = 38 kg/m2 (digunakan beban minimum)
Koefisien Angin (C) = 0.464
Gaya yang bekerja akibat tiupan angin
R = W.C.A

b. Perhitungan Tinggi Bidang


h1 = tan 30 x 6,5 = 3,753 m
h2 = tan 30 x (6,5+6,5) = 7,506 m
c. Perhitungan Luas Bidang
A1 = 0,5 x 2 x h1
= 0,5 x 2 x 3,753
= 3,753 m2
A2 = 0,5 (h1+h2) x 2
= 0,5 (3,753+7,506) x 2
= 11,259 m2

d. Perhitungan Gaya yang Bekerja


R1 = 38 x 0,464 x 3,753
= 66,173 kg
R2 = 38 x 0,464 x 11,259
= 198,519 kg
RB = 264,692 kg

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 79

P1 = 0,5 x 66,173 = 33,087 kg


P2 = P9 = 0,5 (66,173 + 198,519) = 132,346 kg

Menghitung gaya dalam yang terjadi pada batang diagonal (menggunakan


metode ritter). Menghitung gaya dalam batang 1,2, dan 3 karena konstruksi simetris
maka batang 4,5, dan 6 juga dapat diketahui.
Sudut yang dibentuk ikatan angin

Sudut yang dibentuk ikatan angin


6,5
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 tan = 58,4°
4

Gaya pada ikatan angin

Batang 1:
∑𝑉 =0

𝑅 − 𝑅1 − 𝑆1 cos 𝜃 =0
𝑅−𝑅1
𝑆1 = cos 𝜃

264,692−66,173
𝑆1 = = 378,863 kg
cos 58,4

Nilai S1 = Pu = N = 378,863 kg (tarik)


e. Perencanaan Batang Tarik
Hitung besar nilai Ag (Penampang Ikatan Angin)
- Tinjauan terhadap leleh
ϕ = 0,9
𝑃𝑢
𝐴𝑔 = ϕ Fy
378,863 𝑘𝑔
= 0,9(2400 𝑘𝑔/𝑐𝑚2)
= 0,175 𝑐𝑚2
- Tinjauan terhadap putus
ϕ = 0,75
CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)
Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 80

U=1
𝑃𝑢 = ϕ Fu Ae
= ϕ Fu (U. Ag)
𝑃𝑢
𝐴𝑔 = ϕ U.Fu
378,863 𝑘𝑔
= 0,75(1)(3700 𝑘𝑔/𝑐𝑚2)
= 0,137 𝑐𝑚2

f. Penampang Perlu Ikatan Angin


Ag menentukan = 0,175 cm2
1
𝜋𝑑2 = 0,175 cm2
4

4 𝐴𝑔 4 𝑥 0.175
d perlu =√ = = 0,47 𝑐𝑚 = 4,7 𝑚𝑚
𝜋 3.14

d pakai = 1 cm = 10 mm
Penampang pakai ikatan angin:
1
Ag pakai = 4 𝜋𝑑2
1
= 4 𝜋(1)2
= 0,785 cm2

g. Kontrol Kemampuan
Ru = N/sin θ
= 378,863 kg/sin 58,4
= 444,817 kg
Rn = Ag.fy
= 0,785 cm2 x 2400 kg/cm2
= 1884 kg
Ru ≤ ϕRn
444,817 kg ≤ 0,9 x 1884 kg
444,817 kg ≤ 1695,6 kg
h. Stress Ratio
𝑅𝑢⁄ ≤1
𝑅𝑛
444,817 ⁄
1884 ≤ 1
0,236 ≤1
Dari kedua diameter (r) tersebut, diambil yang terbesar dan yang dipasang haruslah
sesuai dengan diameter yang tersedia di pasaran. Digunakan ikatan angin
berdiameter 10 mm, dengan rasio tegangan adalah 0,236.

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 81

➢ Perhitungan ikatan angin arah horizontal


a. Tinggi Bidang
h = 6,5 x tan 30 = 3,753 m
b. Perhitungan Luas Bidang
A = 3,753 x 4 = 15,012 m2
c. Perhitungan Gaya yang Bekerja
R = R5 = 38 x 0,464 x 15,012 = 264,692 kg

P1 = 0,5 x 264,692 = 132,346 kg


P2 = 0,5 x 264,692 = 132,346 kg

Menghitung gaya dalam yang terjadi pada batang diagonal (menggunakan


metode ritter).

Sudut yang dibentuk ikatan angin

4
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 tan 3,753 = 46,8°

∑𝑉 = 0

𝑅 − 𝑅1 − 𝑆1 cos 𝜃 = 0
𝑅−𝑅1
𝑆1 = cos 𝜃

264,692−132,346
𝑆1 = = 193 kg
cos 46,8

Nilai S1 = Pu = N = 193 kg (tarik)

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 82

d. Perencanaan Batang Tarik


Hitung besar nilai Ag (Penampang Ikatan Angin)
- Tinjauan terhadap leleh
ϕ = 0,9
𝑃𝑢
𝐴𝑔 = ϕ Fy
193 𝑘𝑔
= 0,9(2400 𝑘𝑔/𝑐𝑚2)
= 0,09 𝑐𝑚2
- Tinjauan terhadap putus
ϕ = 0,75
U=1
𝑃𝑢 = ϕ Fu Ae
= ϕ Fu (U. Ag)
𝑃𝑢
𝐴𝑔 = ϕ U.Fu
193 𝑘𝑔
= 0,75(1)(3700 𝑘𝑔/𝑐𝑚2)
= 0,07 𝑐𝑚2
e. Penampang Perlu Ikatan Angin
Ag menentukan = 0,09 cm2
1
𝜋𝑑2 = 0,09 cm2
4

4 𝐴𝑔 4 𝑥 0,09
d perlu =√ =√ = 0.34 𝑐𝑚 = 3,4 𝑚𝑚
𝜋 𝜋

d pakai = 1 cm = 10 mm
Penampang pakai ikatan angin:
1
Ag pakai = 4 𝜋𝑑2
1
= 4 𝜋(1)2
= 0,785 cm2

f. Kontrol Kemampuan
Ru = N/sin θ
= 193 kg/sin 46,8
= 264,758 kg
Rn = Ag.fy
= 0,785 cm2 x 2400 kg/cm2
= 1884 kg
Ru ≤ ϕRn
264,758 kg ≤ 0,9 x 1884 kg
264,758 kg ≤ 1695,6 kg

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)


Perencanaan Kontruksi Gedung I (Baja) 83

g. Stress Ratio
𝑅𝑢 ⁄ (𝑅𝑛 ) ≤1
(264,758) ⁄ 1695,6 ≤ 1
0,156 ≤1
Dari kedua diameter (r) tersebut, diambil yang terbesar dan yang dipasang haruslah
sesuai dengan diameter yang tersedia di pasaran. Digunakan ikatan angin
berdiameter 10 mm, dengan rasio tegangan adalah 0,156.

CUT SILVIA ANGGRAINI (1904101010103)

Anda mungkin juga menyukai