Anda di halaman 1dari 23

TUGAS 3

DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA


GEMPA
Analisis Gedung Untuk Tahan Terhadap Gempa
(Statis dan Dinamis)
Disusun Oleh
Kelompok C43 :
Pratiwi Putri Karlina Gani 031 2020 0013
M. Arfinanda Satria Tanrophala 031 2020 0202
Muh. Fitrah Nur Syawal 031 2020 0024
Abd rahman Faisal 031 2020 0156
Andi Muh. Karim Amrullah 031 2020 0080
Andi Ifdal Nur Rahman 031 2020 0184
Nurfadillah Ramadhany Syukri 031 2020 0137
Muhammad Chairus Nizar 031 2020 0134

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PEMODELAN STRUKTUR.....................................................................................................3
1.1 Pendahuluan................................................................................................................3
1.2 Peraturan Yang Digunakan..........................................................................................3
1.3 Spesifikasi Bangunan..................................................................................................4
1.4 Model Struktur SAP2000............................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................7
PEMODELAN PEMBEBANAN...............................................................................................7
2.1 Pendahuluan................................................................................................................7
2.2 Perhitungan Pembebanan............................................................................................7
2.3 Kombinasi Pembebanan............................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................13
RESPON SPEKTRUM............................................................................................................13
3.1 Pendahuluan..................................................................................................13
BAB IV....................................................................................................................................16
Kontrol dan Analisis Struktur..................................................................................................16
4.1 Pemeriksaan Jumlah Ragam.....................................................................................16
4.2 Pemilihan Jenis Ragam..............................................................................................16
4.3 Perbandingan Geser Dasar Statis dan Geser Dasar Dinamis.....................................17
4.4 Pemeriksaan Simpangan Antar Lantai......................................................................17
Dokumentasi............................................................................................................................22
BAB I

PEMODELAN STRUKTUR

1.1 Pendahuluan
Bangunan yang ditinjau adalah bangunan Gedung Perkantoran 5 Lantai yang

berlokasi di Provinsi Yogyakarta,memiliki kelas situs SD (tanah sedang). Pemodelan

struktur dilakukan menggunakan software SAP2000 v21.0.0 Advanced dmengacu

kepada peraturan terbaru.

Gambar 1. 1 3D View Struktur Bangunan

1.2 Peraturan Yang Digunakan


Adapun peraturan yang digunakan dalam mendesain bangunan ini adalah

sebagai berikut.

1. 1983 Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung

2. SNI 1726-2019 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur

bangunan gedung dan nongedung

3. SNI 1727-2020 Beban design minimum dan kriteria terkait untuk

bangunan gedung dan struktur lain

4. SNI 2847-2019 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan

penjelasan

5. Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung PPURG 1987
1.3 Spesifikasi Bangunan
Spesifikasi bangunan ialah data yang berkaitan dengan mutu,kualitas,bahan,dan

laim-lain.Bangunan ini memiliki spesifikasi sebagai berikut.

 Mutu beton = K-300

 Kuat tekan beton = 300 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚2 (𝑓𝑐′30 𝑀𝑝𝑎)

 Modulus elastisitas beton = 25742,96 Mpa → (4700√𝑓𝑐′)

 Tulangan Longitudional = BJ57 fy 400 Mpa, fu 570 Mpa

 Tulangan Sengkang = BJ39 fy 240 Mpa, fu 390 Mpa

 Balok Lantai 2-5 = B1 20 x 45 cm

 Balok Atap = B2 20 x 35 cm

 Kolom (K1) = K1 50 x 50 cm

 Kolom (K2) = K2 50 x 50 cm

 Kolom (K3) = K3 50 x 50 cm

 Pelat Lantai = Pelat 12 cm

 Pelat Atap = Pelat 10 cm

 Lokasi bangunan termasuk kelas situs SD (kondisi tanah sedang)

 Bangunan digunakan sebagai fasilitas pendidikan dengan kategori resiko IV

dengan Faktor Keutamaan Gempa (Ie) = 1,5. (tabel 4 SNI 1726 : 2019)

 Berdasarkan parameter respons percepatan pada perioda pendek (SDS) dan perioda

1 detik (SD1),bangunan gedung termasuk dalam Kriteria Desain Seismik (KDS) :

D (tabel 8&9 SNI 1726 : 2019)

 Sistem penahan gaya gempa yang diijinkan adalah Sistem Rangka Pemikul Momen

Khusus (SRPMK),dengan Koefisien Modifikasi Respons (R) = 8,0

(tabel 12 SNI 1726 : 2019)


1.4 Model Struktur SAP2000
Pemodelan struktur dengan menggunakan software SAP2000 dapat dilakukan

dengan memasukkan data geometri bangunan, material struktur, dan kondisi beban

yang bekerja pada struktur tersebut. Data geometri bisa berupa dimensi elemen

struktur, panjang, lebar, dan tinggi bangunan, serta posisi dan jenis penyangga yang

digunakan. Selanjutnya, material struktur seperti beton, baja, atau kayu dapat dipilih

dan ditentukan karakteristiknya seperti modulus elastisitas, kekuatan tarik, dan tekan.

Beban yang diterapkan pada struktur juga harus dipertimbangkan, seperti beban mati,

beban hidup, beban angin, dan beban gempa. Dengan memasukkan semua data

tersebut ke dalam SAP2000, pemodelan struktur dapat dilakukan dan analisis

struktural dapat dilakukan untuk mengoptimalkan desain bangunan.Bentuk

pemodelan struktur pada SAP2000 dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gambar 1. 2 Tampak Depan


Gambar 1. 4 Tampak Samping Gambar 1. 3 Tampak Atas

Asumsi Yang Digunakan yaitu :

a. Pemodelan struktur dilakukan secara frame and Shell Element yang berarti

elemen balok dan kolom (frame) serta plat lantai (sheel) dimodelkan secara utuh

untuk mendapatkan analisis struktur yang lebih akurat dan sesuai dengan

kondisi aslinya.

b. Plat lantai dianggap sebagai elemen shell yang bersifat menerima beban tegak

lurus bidang (vertikal) dan dapat mendistribsuikan beban lateral (horizontal)

akibat gempa.

c. Pondasi dianggap jepit, karena desain pondasi menggunakan tiang pancang

(pondasi dalam), sehingga kedudukan pondasi diasumsikan tidak mengalami

rotasi dan translasi.


BAB II

PEMODELAN PEMBEBANAN

2.1 Pendahuluan
Pembebanan yang dimasukkan ke tiap lantai pada pemodelan SAP2000

mengacu kepada SNI 1727:2020 diambil nilai terbesar. Ada 2 jenis fungsi lantai yang

berbeda pada bangunan ini yaitu lantai 2-5, dan lantai atap. Ada beberap beban yang

dimasukkan dalam pemodelan yaitu sebagai berikut :

 Beban Mati Sendiri Elemen (Dead Load) meliputi balok,kolom,shear wall dan plat.

 Beban Mati Elemen Tambahan (Super Dead Load) meliputi

dinding,keramik,plesteran,plumbing,ME(mechanical electrical),

 Beban Hidup (Live Dead) meliputi beban luasan per m2 yang ditinjau berdasarkan

fungsi bangunan

 Beban Gempa (Earthquake Load) meliputi beban gempa statik ekuivalen dan

dinamik (response spectrum)

2.2 Perhitungan Pembebanan


1.Beban Mati pada Plat Lantai

Beban mati yang bekerja pada plat lantai meliputi :

Berat pasir setebal 1 cm = 0,01 x 16 = 0,16 𝑘𝑁/𝑚2

Berat spesi setebal 3 cm = 0,03 x 22 = 0,66 𝑘𝑁/𝑚2

Berat keramik setebal 1 cm = 0,001 x 22 = 0,22 𝑘𝑁/𝑚2

Berat plafon dan penggantung = 0,2 𝑘𝑁/𝑚2

Berat Instalasi ME = 0,25 𝑘𝑁/𝑚2

Total beban mati pada plat lantai = 𝟏, 𝟒𝟗 𝒌𝑵/𝒎𝟐


2. Beban Mati pada Plat Atap

Beban mati yang bekerja pada plat lantai meliputi :

Berat waterproofing dengan aspal tebal 2 cm = 0,02 x 14 = 0,28 𝑘𝑁/𝑚2

Beban plafon dan penggantung = 0,2 𝑘𝑁/𝑚2

Berat Instalasi ME = 0,25 𝑘𝑁/𝑚2

Total beban mati pada plat lantai = 𝟎, 𝟕𝟑 𝒌𝑵/𝒎𝟐

3. Beban Mati pada Balok

Beban mati yang bekerja pada balok meliputi :

Beban dinding pasangan bata ½ batu (5m-0.45) x 2.5 = = 𝟏𝟏, 𝟑𝟕𝟓 𝒌𝑵/𝒎𝟐

Dinding gedung ini terletak di balok tepi keliling bangunan pada LT.2 sampai LT.5.

Gambar 2. 1 Input Beban Mati pada Balok


4. Beban Hidup (Live Load)

Beban hidup adalah beban yang bekerja pada lantai bangunan tergantung dari fungsi

ruang yang digunakan. Besarnya beban hidup lantai bangunan menurut Tata Cara

Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung PPURG 1987 Ditunjukkan

pada Tabel 2 berikut


2.3 Kombinasi Pembebanan
Untuk menganalisa bangunan ini perlu ditambahkan kombinasi Pembebanan SNI

2847 : 2019 Pasal 5.3.1 :

Komb. 1 = 1.4 D + 1.4 SDL

Komb. 2 = 1.2 D + 1.2 SDL +1.6 LL

Komb. 3 = 1.40 D + 1.40 SDL + 1 LL + 1 Edx + 0.3 Edy

Komb. 4 = 1.40 D + 1.40 SDL + 1 LL + 1 Edx – 0.3 Edy

Komb. 5 = 1.40 D + 1.40 SDL + 1 LL – 1 Edx + 0.3 Edy

Komb. 6 = 1.40 D + 1.40 SDL 1 LL – 1 Edx – 0.3 Edy

Komb. 7 = 1.40 D + 1.40 SDL + 1 LL + 1 Edy + 0.3 Edx

Komb. 8 = 1.40 D + 1.40 SDL + 1 LL + 1 Edy – 0.3 Edx

Komb. 9 = 1.40 D + 1.40 SDL + 1 LL – 1 Edy + 0.3 Edx

Komb. 10 = 1.40 D + 1.40 SDL + 1 LL – 1 Edx – 0.3 Edy

Komb. 11 = 0.70 D + 0.70 SDL + 1 Edx + 0.3 Edy

Komb. 12 = 0.70 D + 0.70 SDL + 1 Edx – 0.3 Edy

Komb. 13 = 0.70 D + 0.70 SDL – 1 Edx + 0.3 Edy

Komb. 14 = 0.70 D + 0.70 SDL – 1 Edx – 0.3 Edy

Komb. 15 = 0.70 D + 0.70 SDL + 1 Edy + 0.3 Edx

Komb. 16 = 0.70 D + 0.70 SDL + 1 Edy – 0.3 Edx

Komb. 17 = 0.70 D + 0.70 SDL – 1 Edy + 0.3 Edx

Komb. 18 = 0.70 D + 0.70 SDL – 1 Edy – 0.3 Edx

Keterangan:

D = Beban Mati Sendiri Struktur

SDL = Beban Mati Tambahan Pada Struktur LL= Beban

Hidup Edx = Beban Gempa Arah x (dipilih beban gempa dinamik)

Edy = Beban Gempa Arah y (dipilih beban gempa dinamik)


Jika Pengaruh gaya gempa yang ditetapkan, E, yang di definisikan dalam 7.4.2,

dikombinasikan dengan pengaruh beban lainnya seperti ditetapkan dalam pasal 4,

kombinasi beban gempa berikut untuk struktur yang tidak dikenai beban banjir harus

digunakan sebagai pengganti dari kombinasi beban gempa baik dalam 4.2.2 atau 4.2.3 :

Kombinasi dasar untuk desain kekuatan (lihat 4.2.2 dan 3.67 untuk notasi)

(1,2 + 0.2SDS ) D + pQg + L

(1,2 + 0.2x0,9797) D + pQg + L

(0,9 – 0,2SDS ) + pQg + 1,6 H

Catatan :

 Faktor beban pada L dalam kobinasi 5 diijinkan sama dengan 0,5 untuk

semua hunian dimana besarnya beban hidup merata kurang dari atau sama

dengan 5 kN/m2

 Faktor beban pada H harus ditetapkan sama dengan nol dalam kombinasi 7

jika aksi struktur akibat E. jika tekanan tanah lateral memberikan tahanan

terhadap aksi struktur dari gaya lainnya, □actor beban tidak boleh

dimasukkan dlam H tetapi harus dimasukkan dalam tahanan desain.


Kombinasi beban dengan □actor kuat lebih

Jika Pengaruh beban seismic dengan kuat lebih Em , yang didefinisikan dalam 8.3.2

dikombinasikan dengan pengaruh beban lainnya yang ditetapkan dalam pasal 4,

kombinasi beban seismic berikut untuk strutur yang tidak dikenai beban banjir harus

digunakan sebagai penggantidari kombinasi beban □actor□ dalam 4.2.2 atau 4.2.3.

Kombinasi dasar untuk desain kekuatan dengan □actor kuat lebih (lihat 4.2.2 dan pasal

3 untuk notasi ) :

(1,2 + 0,2SDs)D + Emh + L

(0,9 – 0,2SDs) D + Emh

Tabel 1 Kombinasi Beban


BAB III

RESPON SPEKTRUM
3.1 Pendahuluan
Untuk perhitungan beban gempa pada struktur bagunan khususnya pada

bangunan Gedung pada soal UAS mata kuliah Dinamika Struktur dan Rekayasa

Gempa 2022/2023, perlu dibuat Kurva Respon Spektra Desain untuk lokasi dimana

bangunan akan didirikan. Untuk membuat Kurva Spektrum Respons Desain

dilakukan dengan software on-line yang tersedia pada situs:

puskim.pu.go.id (https://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/)

Dengan menggunakan software on line yang tersedia, didapatkan Kurva

Percepatan Respon Spektrum Desain untuk wilayah Kota Yogyakarta dan sekitarnya

seperti pada Gambar 4.1.

Gambar 3. 1 Respon Spektrum Rencana Kota Yogyakarta untuk Beberapa


Kondisi Tanah Dasar
(Sumber : rsa.ciptakarya.pu.go.id)
Dari perhitungan spektrum respon desain, didapat parameter-parameter seismik

sbb. :

 Lokasi Bangunan = Yogyakarta


 Kelas Situs = D (Tanah Sedang)
 Jenis Bangunan = Bangunan Gedung
 Kategori Resiko = III (tabel 2 SNI 1726 : 2019)

 Faktor Keutamaan = 1.5 (tabel 4 SNI 1726 : 2019)

 Ss = 1.4695 g website : rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/ atau (Gambar 15 SNI 1726 : 2019)


 S1 = 0.5839 g website : rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/ atau (Gambar 15 SNI 1726 : 2019)
 TL (Periode transisi jangka panjang) = 20 detik website : rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/ atau (Gambar 15 SNI 1726 : 2019)
 T (Periode Fundamental) = 0.746 detik
 KDS (Kategori Desain Seismic) =D (tabel 8 & 9 SNI 1726 : 2019)

 R (Faktor reduksi gempa) =8 (tabel 12 SNI 1726 : 2019)

 Faktor kuat lebih, Ω =3 (tabel 12 SNI 1726 : 2019)

 Faktor pembesaran defleksi,Cd = 5.5 (tabel 12 SNI 1726 : 2019)


BAB IV

Kontrol dan Analisis Struktur


4.1 Pemeriksaan Jumlah Ragam

Pada SNI Gempa Pasal 7.9.1 disebutkan bahwa analisis harus menyertakan

jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi

sebesar paling sedikit 90 % dari massa actual yang dimodelkan.

Gambar 4. 1 Hasil Output Pemilihan Jumlah Ragam

4.2 Pemilihan Jenis Ragam

Pada SNI Genpa 1726 disebutkan bahwa untuk struktur gedung yang memiliki

getar alami yang berdekatan selisih nilainya kurang dari 15 % harus dilakukan dengan

metoda yang dikenal dengan kombinasi Kuadratik Lengkap (Complete Quadratic

Combination atau CQC). Jika waktu getar alami yang berjauhan,penjumlahan respons

ragam tersebut dapat dilakukan dengan metoda yang dikenal dengan Akar Jumlah

Kuadrat (Square Root Of the Sum of Sguare atau SRSS).


4.3 Perbandingan Geser Dasar Statis dan Geser Dasar Dinamis
Sesuai SNI gempas pasal 7.9.4.1 mengenai skala gaya, peraturan ini

mengisyratkan bahwa gaya geser dasar dinamis harus lebih besar dari 85 % gaya

geser statis. Dirumuskan sebagai Vd > 85 % Vs. Bila hal tersebut tidak memenuhi

maka perlu

diberikan skala gaya pada model struktur gedung.

Gambar 4. 2 Hasil Output Base Reactions dari SAP2000

4.4 Pemeriksaan Simpangan Antar Lantai


Penentuan simpangan antar lantai desain (𝛥) harus dihitung sebagai perbedaan

defleksi pada pusat massa di tingkat teratas dan terbawah yang ditinjau. Batas

simpangan lantai diatur dalam SNI gempa pasal 7.8.6 :

∆𝑎 = 0.015 ℎ𝑥
Gambar 4. 3 Hasil output Pemeriksaan Simpangan Antar Lantai

Hasil Kontrol Analisa Bisa Dilihat di next page


Dokumentasi

Gambar 4. 4 3D View Bangunan 5 Lantai

Gambar 4. 5 Shell Stresses COMB 1 M22


Gambar 4. 7 Hasil Output Moment COMB 2

Gambar 4. 6 Deformed Shape COMB 2

Anda mungkin juga menyukai