Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat dan hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa, maka sampai saat ini
kami masih diberikan bimbingan dalam menusun makalah fisika tentang
Relevansi Mata Kuliah Fisika Teknik dalam Program Studi Teknologi Rekayasa
Konstruksi Jalan dan Jembatan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan senantiasa
memberikan kemudahan di setiap kegiatan yang kami lakukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika
Teknik pada Jurusan Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan Jembatan,
Politeknik Negeri Tanah laut. Makalah ini berisi tentang berisi tentang hubungan
antara Fisika Teknik dengan Jurusan Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan
Jembatan. Makalah ini disusun berdasarkan berbagai berbagai sumber yang di
dapat oleh kami.

Pelaihari, 1 Maret 2022


MAKALAH
KONSTRUKSI BAJA PADA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
REKAYASA KONSTRUKSI JALAN & JEMBATAN

Dosen Pengampu:
Misnawati, ST.,MT

Disusun Oleh:
Jian Ariska 2105401002
Theriqa Farah Diba Iftitah 2105401003
Fajar Setiawan 2105401004
Arya Wisnu Saputra 2105401005
Ahmad Alfarisi 2105401007

PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI JALAN & JEMBATAN


FISIKA TEKNIK
PERGURUAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
TA 2021/2022
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................ I
KATA PENGANTAR ............................................................................................... II
DAFTAR ISI .............................................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perencanaa Struktur .............................................................................. 3
2.2 Sejarah Penggunaan Material Baja ........................................................4
2.3 Material Baja ......................................................................................... 4
2.4 Perilaku Baja Pada Temperatur Tinggi ..................................................5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................

3.2 Saran ...........................................................................................................


BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada zaman ini, banyak bangunan yang berdiri megah, kokoh, dan indah.
Seiring berkembangnya zaman, bahan bangunan yang digunakan pada bangunan
modernpun semakin berkembang. Di Indonesia, perkembangan ini sudah sangat
terlihat jelas. Seperti rangka atap yang digunakan pada rumah-rumah modern
sudah menggunakan baja dan baja ringan. Maka, tidak asing bila sekarang di
Indonesia mudah sekali ditemukan Toko yang menjual baja maupun baja ringan.
Baja ini mempunyai keunggulan yang semuannya dimiliki,antara lain dalam
bagian kekuatan, Kelenturan, kekerasan, ketahanan terhadap korosi dan lain-lain.
Pabrikan baja menandai beberapa besar daya kekuatan baja itu sendiri, tergantung
besarnya daya kekuatan baja yang di butuhkan di setiap proyek stuktur. Maka
dengan itu baja sangat di perhitungkan baik dalam pemilihan jenis baja, profil
baja, hingga pada mutu baja sesuai penggunaannya yang di butuhkan pada suatu
proyek struktur. Dalam melakukan pekerjaan struktur baja tentang
menyambungkan profil baja dengan baja yang lain tentu memerlukan sambungan
yang berfungsi untuk menyatukan ujung baja terhadap baja yang lain dengan
kekuatan sambungan yang diinginkan. Tentu tidak sembarang menyambungkan
baja harus memperhitungkan sedemikian rupa guna tidak terjadi kegagalan
konstruksi. Sambungan baja sangat menentukan kekuatan struktur untuk berdiri
kokoh dan umur konstruksi yang lama. Adapun yang harus di pertimbangkan
dalam sambungan yaitu pemilihan sambungan yang cocok, kuat dan tahan lama
serta biaya yang ekonomis. Sambungan merupakan hal yang terpenting bagi
setiap konstruksi baja untuk saling berinteraksi satu sama lain guna mendapatkan
struktur yang kokoh dan umur yang panjang.

1.2 Tinjauan Pustaka


Perencanaan struktur bisa didefinisikan sebagai paduan dari seni dan ilmu,
yang menggabungkan intuitif seorang insinyur berpengalaman kedalam kelakuan
struktur dengan pengetahuan mendalam tentang prinsip statika, dinamika,
mekanika bahan dan analisa struktur, untuk mendapatkan struktur yang ekonomis
dan aman serta sesuai dengan tujuan pembuatannya.
Baja mulai digunakan sekitar tahun 4000 SM, besi (sebagai komponen
utama penyusun baja) digunakan untuk membuat peralatan sederhana. Material ini
dibuat dalam bentuk besi tempa, yang diperoleh dengan memanaskan bijih-bijih
besi dengan menggunakan arang. Sekitar akhir abad ke 18 dan permulaan abak
ke- 19, besi tuang dan besi tempa sudah banyak mulai banyak digunakan untuk
pembuatan struktur jembatan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah konstruksi baja, selanjutnya untuk menambah wawasan
serta pengetahuan tentang baja yang sebagai bahan konstruksi yang mempunyai
banyak keunggulan.
BAB 11
Pembahasan
2.1 PERENCANAAN STRUKTUR BAJA
1. Definisi
Perencanaan struktur bisa didefinisikan sebagai paduan dari seni dan ilmu, yang
menggabungkan intuitif seorang insinyur berpengalaman kedalam kelakuan
struktur dengan pengetahuan mendalam tentang prinsip statika, dinamika,
mekanika bahan dan analisa struktur, untuk mendapatkan struktur yang ekonomis
dan aman serta sesuai dengan tujuan pembuatannya.
Sebelum tahun 1850, perencanaan struktur umumnya merupakan seni yang ter-
gantung pada intuisi dalam menentukan ukuran dan tata letak elemen-elemen
struktur.Struktur yang dibuat manusia zaman dahulu hakekatnya selaras dengan
yang dilihat dari alam sekitarnya, seperti balok dan pelengkung (arch). Setelah
prinsip kelakuan dan sifat bahan struktur-struktur lebih dipahami, prosedur
perencanaan menjadi lebih ilmiah.
Perhitungan yang menggunakan prinsip-prinsip ilmiah harus menjadi pegangan
dalam mengambil keputusan dan tidak diikuti begitu saja. Seni atau kemampuan
intuitif seorang insinyur berpengalaman dimanfaatkan untuk mengambil
keputusan berdasarkan hasil perhitungan.
2. Prinsip-prinsip Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses untuk menghasilkan penyelesaian optimum.
Dalam suatu perencanaan, harus ditetapkan kriteria untuk menilai tercapai atau
tidaknya penyelesaian optimum.
Kriteria yang umum untuk perencanaan struktur bisa berupa :
a). Biaya minimum.
b). Berat minimum.
c). Waktu konstruksi yang minimum.
d). Tenaga kerja minimum.
e). Biaya produksi minimum bagi si pemilik gedung.
f). Effisiensi operasi maksimum bagi si pemilik.
Biasanya ada beberapa kriteria yang terlibat,yang masing-masing harus
dibanding-kan. Dengan melihat kriteria di atas, jelaslah bahwa penetapan kriteria
yang bisa diukur (seperti berat dan biaya) untuk mencapai perencanaan optimum
seringkali sukar, dan kadang-kadang tidak mungkin. Dalam praktek umumnya
penilaian harus kualitatif.
Jika kriteria obyektif tertentu dapat dinyatakan secara matematis, maka teknik
optimisasi bisa diterapkan untuk mendapatkan fungsi obyektif maksimum atau
minimum.Kriteria berat minimum ditekankan pada seluruh pembahasan, dengan
anggapan umum bahwa bahan yang minimum menghasilkan biaya minimum.
PROSEDUR PERENCANAAN
Prosedur perencanaan bisa dianggap terdiri atas dua bagian perencanaan
fungsional dan perencanaan kerangka struktural. Perencanaan fungsional adalah
perencanaan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki seperti,
a). Menyediakan ruang kerja dan jarak yang memadai.
b). Menyediakan ventilasi dan/atau pendingin ruangan.
c). Fasilitas transportasi yang memadai, seperti elevator, tangga, dan keran atau
peralatan pengangkat bahan.
d). Penerangan yang cukup.
e). Menyajikan bentuk arsitektur yang menarik.
Perencanaan kerangka struktur adalah pemilihan tata letak dan ukuran elemen
struktur sehingga beban kerja (service load) dapat dipikul dengan aman. Garis
besar prosedur perencanaan adalah sebagai berikut :
1. Perancangan. Penetapan fungsi yang harus dipenuhi oleh struktur. Tetapkan
Kriteria yang dijadikan sasaran untuk menentukan optimum atau tidaknya
perencanaan yang dihasilkan.
2. Konfigurasi struktur prarencana. Penataan letak elemen agar sesuai dengan
fungsi dalam langkah 1.
3. Penentuan beban yang harus dipikul.
4. Pemilihan batang prarencana. Berdasarkan keputusan dalam langkah 1, 2, dan
3, pemilihan ukuran batang dilakukan untuk memenuhi kriteria obyektif seperti
berat atau biaya terkecil.
5. Analisa struktur untuk menentukan aman atau tidaknya batang yang
dipilih.Termasuk dalam hal ini ialah pemeriksaan semua faktor kekuatan dan
stabilitas untuk batang serta sambungannya.
6. Melakukan evaluasi hasil rancangan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
diatas.
7. Apabila hasil evaluasi menunjukkan belum tercapainya kriteria yang telah
ditetapkan, maka harus dilakukan perancangan ulang (langkah 1 s/d 6).
8. Keputusan akhir. Penentuan optimum atau tidaknya perencanaan yang telah
dilakukan.
PERENCANAAN BEBAN KERJA
Penentuan beban yang bekerja pada struktur atau elemen struktur secara tepat
tidak selalu bisa dilakukan. Walaupun lokasi beban pada struktur diketahui,
distribusi beban darielemen ke elemen pada struktur biasanya membutuhkan
anggapan dan pendekatan. Beberapa jenis beban yang paling umum dibahas
berikut ini.

1. Beban mati
Beban mati adalah beban kerja akibat gravitasi yang tetap posisinya, disebut
demikiankarena bekerja terus menerus dengan arah ke bumi tempat struktur
didirikan. Berat struktur dipandang sebagai beban mati, demikian juga
perlengkapan yang digantungkan pada struktur seperti pipa air, pipa listrik,
saluran pendingin dan pemanas ruangan, lampu, penutup lantai,genting, dan
plafon (langit-langit), dengan kata lain, semua benda yang tetap posisinyaselama
struktur berdiri dipandang sebagai beban mati.
2. Beban Hidup
Beban gravitasi pada struktur, yang besar dan lokasinya bervariasi, disebut
bebanhidup. Contoh dari beban hidup ialah manusia, mebel (furniture), peralatan
yang dapat bergerak, kendaraan, dan barang-barang dalam gudang. Beberapa
beban hidup secara praktis bisa permanen, sedang lainnya hanya bekerja sekejap.
Karena berat, lokasi, dan kepadatan beban hidup sifatnya tidak diketahui, maka
besar yang sesungguhnya dan posisi dari bebanini sangat sukar ditentukan.Beban
hidup yang digunakan sebagai beban kerja dalam perencanaan biasanyaditetapkan
oleh peraturan bangunan dari badan pemerintah. Beban ini umumnya
bersifatempiris dan konservatif, serta berdasarkan pada pengalaman dan kebiasaan
(bukan dari hasil perhitungan). Bila peraturan yang ada tidak berlaku atau tidak
ada, ketentuan dari peraturan bangunan lainnya boleh digunakan.

2.2 Sejarah Penggunaan Material Baja


Sekilas tentang baja:
Baja adalah logam paduan, logam besi dengan unsur dasar dengan paduan
lainnya, termasuk karbon. Baja termasuk dalan jenis logam ferro. Kandungan
unsur karbon dalam baja berkisar antara 0,2 - 2,1% sesuai dengan spesifikasinya.
komponen yang pada umumnya sering terdapat dalam baja yaitu besi, karbon,
mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nirogen dan
alumunium.
Bijih Besi
Sejarah pengunaan baja:
Baja mulai digunakan sekitar tahun 4000 SM, besi (sebagai komponen utama
penyusun baja) digunakan untuk membuat peralatan sederhana. Material ini
dibuat dalam bentuk besi tempa, yang diperoleh dengan memanaskan bijih-bijih
besi dengan menggunakan arang. Sekitar akhir abad ke 18 dan permulaan abak
ke- 19, besi tuang dan besi tempa sudah banyak mulai banyak digunakan untuk
pembuatan struktur jembatan. Jembatan lengkung coalbrookdale yang melintas
diatas sungai Severn (Inggris) adalah jembatan pertama yang terbuat dari besi
tuang. Jembatan dengan panjang sekitar 30 m dibangun oleh Abrahan Darby III.
Jembatan : The viaduct La Polvorilla, Salta Argentina
Pada abad ke-19 mulai muncul material baru yang dinamakan dengan baja
yang merupakan logam paduan antara besi dan karbon. Material baja mengandung
kadar karbon yang lebih sedikit daripada besi tuang, dan mulai digunakan untuk
industri-industri berat. Sir Henry dari Inggris merupakan yang pertama kali
membuat baja dalam volume besar dan menerima hak paten dari pemerintah
Inggris pada tahun 1855 atas temuannya tersebut. Beliau mempelajari bahwa
dengan menghembuskan udara diatas besi cair panas akan membakar kotoran-
kotoran yang ada dalam besi tersebut, namun secara bersamaan proses ini juga
menghilangkan komponen-komponen seperti karbon dan mangan. Selanjutnya
komponen-komponen penting ini dapat digantikan dengan suatu logam paduan
antara besi, karbon dan mangan, disamping itu juga ditambahkan batu kapur
sebagai pengikat senyawa fosfor dan sulfur. Dengan ditemukannya proses
bassemer, maka di tahun 1870 baja mulai dapat diproduksi dalam sekala besar dan
secara perlahan material baja mulai mengantikan besi tuang sebagai elemen
kontruksi.
Di Amerika Serikat jembatan kereta api pertma yang dibuat dari baja adalah
jembatan Eads, yang diselesaikan pada tahun 1874 terdiri dari tiga buah
bentangan.
Pustaka : Seiawan, Agus, "Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD edisi
Kedua" Erlangga

2.3 Material Baja


Material baja adalah material buatan yang terbuat dari paduan berbagai unsur
seperti besi,karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, serta sebagian kecil
aluminium, nitrogen,oksigen. Material baja unggul jika ditinjau dari segi
kekuatan, kekakuan dan daktilitasnya. Jadi tidak mengherankan jika di setiap
proyek-proyek konstruksi bangunan (jembatan atau gedung) maka baja selalu
ditemukan, meskipun tentu saja volumenya tidak harus mendominasi. Tinjauan
dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitas sangat cocok dipakai mengevaluasi
struktur yang diberi pembebanan. Tetapi perlu diingat bahwa selain kondisi tadi
akan ada pengaruh lingkungan yang mempengaruhi kelangsungan hidup struktur
bangunannya. Jadi pada suatu kondisi tertentu, suatu bangunan bahkan dapat
mengalami kerusakan meskipun tanpa diberikan beban sekalipun (belum
berfungsi). Jadi ketahanan bahan material konstruksi terhadap lingkungan
sekitarnya adalah penting untuk diketahui agar dapat diantisipasi baik.

Kelebihan material baja dibandingkan material beton atau kayu adalah karena
buatan pabrik, yang tentunya mempunyai kontrol mutu yang baik. Oleh karena itu
dapat dipahami bahwa kualitas material baja yang dihasilkannya relatif homogen
dan konsisten dibanding material lain, yang berarti juga lebih dapat diandalkan
mutunya.

Di sisi lain karena merupakan hasil produk industri, agar prosesnya


menguntungkan harus diusahakan mencapai kondisi optimum. Untuk itu
diperlukan suatu kuantitas tertentu yang terkesan relatif monoton serta tidak
mudah dibuat variasinya. Itulah pentingnya dibuat standarisasi bentuk profil. Dari
tabel profil baja yang ada terlihat banyak sekali profil yang tersedia, tetapi dalam
kenyataannya jika peminatnya relatif sedikit maka profil yang jarang dipakai
tentunya tidak diproduksi banyak. Jadi akhirnya tidak semua profil pada tabel
dapat dipilih. Hanya profil-profil tertentu yang memang umum (banyak)
digunakan. Hal ini perlu diketahui insinyur perencana konstruksi baja, jangan
hanya berpedoman teoritis hitungan, karena kalau sampai mengubah profil
rencana dengan profil tersedia, kemungkinan berubah pula detail sambungan yang
dibuat. Jika ini tidak dipikirkan waktu dapat terbuang sia-sia.
Tidak ada jaminan bahwa lokasi pabrik baja akan berdekatan dengan proyek atau
bengkel fabrikasi, sehingga panjang profil baja ditentukan oleh kemampuan
kendaraan transportasi pengangkut (truk atau kapal) dan jalur transportasi (darat
atau air) yang akan dilaluinya.

Jenis material baja ada baja karbon baja karbon terbagi menjadi


tiga jenis yakni baja karbon rendah, baja karbon menengah, dan baja karbon
tinggi baja paduan baja paduan merupakan jenis baja yang mendapatkan
tambahan unsur tertentu.baja paduan khusus high speed steel.

Kegunaan material baja untuk bangunan tinggi dan luas karena terbukti lebih


kokoh dan juga aman. Tak hanya itu, konstruksi baja juga lebih mudah dirangkai
dan mempercepat proses pembangunan sehingga banyak digunakan. Dalam
pembangunan bangunan efisiensi waktu sangat penting, karena mampu membantu
menekan biaya pembangunan. untuk bangunan tinggi dan luas karena terbukti
lebih kokoh dan juga aman. Tak hanya itu, konstruksi baja juga lebih mudah
dirangkai dan mempercepat proses pembangunan sehingga banyak digunakan.
Dalam pembangunan bangunan efisiensi waktu sangat penting, karena mampu
membantu menekan biaya pembangunan.
2.4 Perilaku Baja Pada Temperatur Tinggi
Seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi dalam pengolahan baja
semakin maju, sehingga berbagai jenis baja dapat dihasilkan untuk diaplikasikan
di berbagai bidang sesuai dengan kegunaannya. Penggunaan baja sering kali
digunakan di bidang industri, otomotif, dan kontruksi yang sangat luas meliputi:
rangka baja, rel kereta, jembatan, mesin alat transportasi, tools, dan lain-lain. Baja
itu sendiri terbagi menjadi tiga yaitu: Baja Karbon Rendah (BKR), Baja Karbon
Medium (BKM), Baja Karbon Tinggi (BKT), dengan jumlah unsur karbon yang
berbeda antara satu dan yang lain. Baja mempunyai keunggulan dibandingkan
dengan bahan kontruksi lainnya, diantaranya mudah di bentuk, dan memiliki
ketahanan yang tinggi. Namun baja juga mempunyai beberapa kelemahan,
diantaranya adalah rentan terhadap temperatur tinggi. Temperatur amat
berpengaruh penting dalam penentuan kekerasan dari suatu material, karena
dengan terjadinya perubahan temperatur, maka terjadi pula perubahan struktur
butiran di dalam material itu sendiri. Perubahan struktur ini tentu saja dapat
mengakibatkan perubahan sifat mekanis dari suatu material, salah satunya adalah
perubahan sifat ketahanannya. Struktur mikro yang dimiliki oleh baja sangat
ditentukan oleh unsur kandungan

Anda mungkin juga menyukai