PENGAJAR
RINOVA FIRMAN CAHYANI, S. SI., M.PD
Disusun oleh:
MUHAMMAD SHIDQI FADLILLAH NIM.A010323110
Dan
REDITYA MAYUDA NIM.
KELAS:
1D/ Teknik Sipil
Penelitian ini menggali dalam tiga teknologi konstruksi utama: beton, baja, dan kayu, serta peran
penting aspal dalam pembangunan infrastruktur. Topik ini dipilih karena pentingnya pemahaman
mendalam tentang karakteristik dan aplikasi teknologi bahan konstruksi dalam menghadapi tuntutan
proyek-proyek modern. Metode penelitian melibatkan analisis komprehensif dari literatur ilmiah, studi
kasus proyek konstruksi, dan wawancara dengan para ahli industri.
Penelitian ini mengidentifikasi beberapa masalah krusial yang dihadapi industri konstruksi. Pertama,
pemilihan bahan konstruksi yang tepat menjadi tantangan utama. Peneliti menemukan bahwa
pemahaman yang mendalam tentang kekuatan, daya tahan, dan keberlanjutan beton, baja, kayu, dan
aspal sangat penting untuk memastikan kesuksesan proyek konstruksi jangka panjang. Selanjutnya, aspek
lingkungan juga menjadi perhatian serius, dengan penekanan pada penggunaan bahan yang ramah
lingkungan dan praktik konstruksi yang berkelanjutan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi teknologi-teknologi ini dalam proyek konstruksi tidak
hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengurangi dampak lingkungan. Keberhasilan proyek-proyek
konstruksi masa depan tergantung pada kemampuan industri untuk menggabungkan teknologi-teknologi
ini dengan bijak, mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan kelayakan ekonomi.
Pentingnya penelitian ini tidak hanya terbatas pada pengembangan teknologi konstruksi, tetapi juga
pada dampaknya terhadap keberlanjutan lingkungan dan masyarakat. Temuan ini memberikan landasan
penting bagi pembuat kebijakan, praktisi industri, dan peneliti untuk memandu langkah-langkah ke
depan dalam memajukan teknologi bahan konstruksi. Kesimpulannya, hasil penelitian ini memperkuat
urgensi adopsi praktik konstruksi yang ramah lingkungan dan teknologi-teknologi bahan konstruksi yang
berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Daftar isi
Abstrak..................................................................................................................................
Daftar isi...............................................................................................................................
Kata Pengantar....................................................................................................................
Bab I Pendahuluan..............................................................................................................
3.1 Beton..........................................................................................................................
3.1.1 Sifat-sifat beton.................................................................................................
3.1.2 Proses Pembuatan Beton...................................................................................
3.2 Baja............................................................................................................................
3.2.1 Sifat-sifat baja...................................................................................................
3.2.2 Proses Pembuatan Baja.....................................................................................
3.3 Kayu ..........................................................................................................................
3.3.1 Struktur kayu.....................................................................................................
3.3.2 Karakteristik kayu.............................................................................................
3.4 Aspal .........................................................................................................................
3.4.1 Apa itu aspal?....................................................................................................
3.4.2 Jenis-jenis aspal................................................................................................
3.4.3 Proses pembuatan aspal....................................................................................
Bab IV Penutup....................................................................................................................
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................
4.2 Saran....................................................................................................................
Daftar fustaka.......................................................................................................................
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "3 Teknologi Bahan Konstruksi: Beton, Baja,
Kayu, dan Aspal." Makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas akademik untuk memahami
lebih dalam mengenai perkembangan teknologi bahan konstruksi yang sangat vital dalam dunia
konstruksi modern.
Dalam makalah ini, kami mencoba menggali pengetahuan tentang berbagai teknologi bahan
konstruksi, termasuk beton, baja, kayu, dan aspal. Kami membahas karakteristik, aplikasi, dan
perkembangan terkini dari masing-masing bahan tersebut. Selain itu, kami juga mencoba
menganalisis dampak penggunaan teknologi-teknologi ini dalam pembangunan berkelanjutan
dan lingkungan.
Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Terima kasih kepada dosen pengajar . Kami juga berterima kasih
kepada teman-teman sekelas yang memberikan dukungan dan inspirasi dalam pembuatan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada pembaca
mengenai teknologi bahan konstruksi, serta memberikan wawasan baru dalam menghadapi
tantangan pembangunan masa depan.
Akhir kata, kami menyampaikan maaf jika terdapat kekurangan dalam makalah ini. Kritik dan
saran membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai mahasiswa jurusan teknik sipil yang diberikan berbagai disiplin ilmu yang kelak
sangat dapat membantu mahasiswa dalam menjawab setiap tantangan dan permintaan di
dunia kerja yang sesungguhnya. Hal ini belum dirasakan cukup jika hanya didasari dengan
teori-teori saja, oleh karena itu diperlukan suatu aplikasi di lapangan. Sehingga mahasiswa
dapat lebih memahami teori-teori yang telah didapat di ruang kelas. Khususnya dalam studi
teknologi bahan kontruksi, menjadi dasar penting bagi mahasiswa teknik sipil mengetahui
baik dari spesipikasinya maupun ketentuan 8T (mutu, waktu, biaya, keamanan, lingkungan,
manfaat, fungsi dan aturan).
Ilmu studi teknologi bahan kontruksi salah satu disiplin ilmu yang membahas mengenai
bahan-bahan yang digunakan dalam sebuah pekerjaan konstruksi. studi teknologi bahan
kontruksi ini juga merupakan langkah awal pendidikan seorang teknik sipil dalam mengenali
macam-macam bahan serta manfaat dari alat-alat yang dipergunakan dalam membangun
sebuah kontruksi bangunan. Adanya penelitian atau survey lapangan dapat membuat kita
mengenal lebih dalam mengenai jenis-jenis bahan bangunan, misalnya bahan bangunan
pendukung, pengikat serta bagaimana pembuatan kayu hingga komposisi penyusunnya.
Oleh karena itu dengan kita mendapatkan informasi yang lebih akurat dan tepat membuat
kita lebih paham akan sebuah teori di kelas. Dan mampu membandingkan sebuah kontruksi
yang terdapat khususnya dilingkungan kita termasuk pasilitas-pasilitas umum, apakah sudah
sesuai dengan aturan yang ada atau bahkan berbeda jauh dari ketentuan 8T. karena sebuah
kesalahan dalam memilih sebuah teknologi bahan kontruksi bangunan menjadi ancaman
terbesar bagi para insinyur.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengeretian tentang bahan bahan kontruksi bangunan
Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana, prasarana
atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya
seperti halnya jembatan dan konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi.
Umumnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari teknik teknik bangunan maupun
sarana dan prasarana yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia dalam perjalanan
sejarahnya.
Bangunan berkaitan dengan kemajuan peradaban manusia, maka dalam perjalanannya, manusia
memerlukan ilmu atau teknik yang berkaitan dengan bangunan atau yang menunjang dalam
membuat suatu bangunan. Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari hal tersebut
seperti halnya arsitektur, teknik sipil yang berkaitan dengan bangunan. Penggunaan trigonometri
dalam matematika juga berkaitan dengan bangunan yang diduga digunakan pada masa Mesir
kuno dalam membangun Piramida. Pada masa sekarang, bangunan-bangunan berupa gedung
tinggi dianggap merupakan ciri kemajuan peradaban manusia.
Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana
ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua sebagai tempat
tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan untuk membuat
infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Setelah ditemukan bahan bahan tambang yang
dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang menunjang sebuah bangunan seperti
halnya barang logam dan mengolah bahan bahan alam seperti mengolah batuan kapur, pasir dan
tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat bahan bahan bangunan dari hasil industri
atau buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya diambil dari alam.
Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau
tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. . Dalam pengertian umum beton
berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen
bercampur air. Sifat beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun perbandingan
pencampurannya. Untuk mendapatkan beton optimum pada penggunaan yang khas, perlu dipilih
bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat.
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur
paduan utamanya.Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah
dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Kayu adalah material alam dari pohon yang sering dimanfaatkan untuk kontruksi
bangunan. Alasan mengapa kayu digunakan untuk kontruksi bangunan adalah mempunyai sifat
yang mudah dibentuk dan kuat. Selain itu untuk jenis-jenis kayu untuk kontruksi bangunan
masih mudah didapatkan. Bahan bangunan tersebut sering digunakan untuk elemen-elemen
struktur dan arsitektur pada rumah tinggal seperti kuda-kuda, usuk, reng, pintu jendela kayu dan
sebagainya. Beberapa orang lebih menyukai rumah atau hunian dengan tema kayu sehingga
permintaan pasar mengenai jenis-jenis kayu masih tinggi. Selain sebagai material terpasang,
kayu juga digunakan untuk material pendukung pekerjaan struktur pada bangunan gedung seperti
pembuatan bekisting balok, kolom, dan pelat. Beberapa material yang digunakan sebagai
pendukung pekerjaan struktur adalah kayu glugu, kruing, dan kayu jawa. Berikut ini akan
dijelaskan satu per satu jenis-jenis kayu untuk kontruksi bangunan.
Aspal adalah material termoplastis yang mencair apabila dipanaskan dan akan
membeku/mengental apabila didinginkan, namun demikian prinsip material tersebut terhadap
suhu prinsipnya membentuk suatu sprektum/beragam tergantung komposisi unsung-unsur
penyusunnya.Penggunaan aspal pada perkerasan jalan dapat melalui dicampurkan pada
agregat sebelum dihamparkan (prahampar), seperti lapisan beton aspal atau disiramkan pada
lapisan agregat yang telah dipadatkan dan ditutupi oleh agregat-agregat yang lebih
halus (pascahampar), seperti perkerasan penetrasi macadam atau peleburan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Beton
Untuk keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur beton, maka pengetahuan tentang
sifat-sifat adukan beton maupun sifat-sifat beton yang telah mengeras perlu diketahui. Sifat-sifat
tersebut antara lain.
Kuat Hancur
Beton dapat mencapai kuat hancur sampai 80 N/mm2 (12.000 lb/in2), atau lebih
tergantung pada perbandingan air-semen serta tingkat pemadatannya. Kuat hancur dari beton
dipengaruhi oleh sejumlah faktor, selain oleh perbandingan air-semen dan tingkat pemadatannya.
Faktor-faktor penting lainnya yaitu:
1. Jenis semen dan kualitasnya, mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas beton.
2. Jenis dan lekak-lekuk bidang permukaan agregat. Kenyataan menunjukan bahwa
penggunaan agregat akan menghasilkan beton, dengan kuat desak maupun tarik yang
lebih besar dari penggunaan krikil halus dari sungai.
3. Effisiensi dari perawatan (curing). Kehilangan kekuatan sampai 40% dapat terjadi bila
pengeringan diadakan sebelum waktunya. Perawatan adalah hal yang sangat penting oada
pekerjaan lapangan dan pembuatan benda uji.
4. Suhu , Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya
suhu. Pada titik beku kuat hancur beton akan tetap rendah untuk waktu yang lama.
5. Umur. Pada keadaan yang normal kekuatan beton akan bertambah dengan umurnya.
Kecepatan bertambahnya kekuatan tergantung pada jenis semen.
Durability (Keawetan)
Merupakan kemampuan beton untuk bertahan seperti kondisi yang direncanakan tanpa
terjadi korosi dalam jangka waktu yang direncanakan. Dalam hal ini perlu pembatasan nialii
faktor air semen maksimum maupun pembatasan dosis semen minimum yang digunakan sesuai
dengan kondisi lingkungan.
Kuat Tarik
Kuat tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak pada waktu umurnya masih
muda, dan berkisar seper-sepuluh sesudahnya.biasanya tidak diperhitungkan di dalam
perencanaan beton. Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-retak akibat
perubahan kadar air dan suhu. Pengujian kuat tarik diadakan untuk pembuatan beton konstruksi
jalan raya dan lapangan terbang.
Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan regangan
beton biasanya ditentukan pada 25-50% dari kuat tekan beton.
Rangkak (Creep)
Merupakan salah satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi terus-menerus
menurut waktu dibawah beban yang dipikul.
Susut (Shrinkage)
Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengnan pembebanan.
Kelecakan (Workability)
Workability adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh kemudahan
dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan finishing. Atau workability
adalah besarnya kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan kompaksi penuh.
Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan beton dibandingkan dengan bahan bangunan
lain adalah sebagai berikut.
Kelebihanan Beton
1) Harganya relatif murah karena menggunakan bahan lokal.
2) Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap
pengkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan.
3) Adukan beton mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk dan ukuran sesuai
keinginan.
4) Kuat tekan beton jika dikombinasikan dengan baja akan mampu memikul beban yang
berat.
5) Adukan beton dapat disemprotkan di permukaan beton lama yang retak maupun diisikan
ke dalam retakan beton dalam proses perbaikan. Selain itu dapat pula dipompakan ke
tempat yang posisinya sulit.
6) Biaya perawatan yang cukup rendah karena termasuk tahan aus dan tahan kebakaran.
Kekurangan Beton
1) Beton memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu
diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes).
2) Adukan beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint)
untuk stuktur yang panjang untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
3) Beton keras (beton) mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga
perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
4) Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air
yang membawa kandungan garam dapat merusak beton.
5) Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan di detail secara seksama
agar setelah dikomposisikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada
struktur tahan gempa.
3.1.2 Proses Pembuatan Beton
Kemudian proses pembuatan, proses pembuatan beton harus dilakukan dengan cara yang
sedemikian rupa supaya hasilnya berkualitas bagus. Selain workabilitas-nya tinggi, beton yang
baik juga perlu mempunyai sifat kohesi yang tinggi pula, khususnya ketika masih dalam kondisi
plastis. Hal ini dimaksudkan agar beton tersebut memiliki tingkat kekuatan yang kokoh dan daya
tahannya awet. Salah satu caranya adalah dengan menyesuaikan bahan-bahan penyususn adukan
beton terhadap lokasi di mana beton tersebut akan dibangun.
Pada dasarnya, beton adalah bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen, agregat, dan
air. Ada dua macam agregat yang biasa digunakan yaitu agregat kasar (kerikil) serta agregat
halus (pasir). Kadang-kadang ditambahkan juga zat aditif ke dalam adukan beton untuk tujuan
tertentu. Misalnya agar beton cepat mengering, tahan terhadap air, memiliki warna, dan
sebagainya.
Bagaimana proses suatu beton dibuat? Di bawah ini panduannya dari Arafuru!
Semen
Pasir
Kerikil
Air
Mesin Molen
Sekop
Cangkul
Timbangan
1. Tentukan mutu beton yang akan dibuat apakah K 100, K 125, K 150, K 175, K 200, K
225, K 250, K 275, K 300, K 325, atau K 350.
2. Siapkan semen, pasir, kerikil, dan air dengan komposisi sesuai SNI DT-91-0008-2007
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton oleh Departemen Pekerjaan
Umum.
No. Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
3. Masukkan secara berturut-turut ke dalam mesin molen di mulai dari kerikil, lalu pasir,
dan kemudian semen. Pastikan takaran bahan-bahan pembentuk campuran beton tersebut
sesuai rekomendasi di atas. Ingat ukuran semen, pasir, dan kerikil dihitung berdasarkan
berat bukan per sekop. Sedangkan penghitungan air menurut volume.
4. Setelah semen, pasir, dan kerikil masuk ke dalam mesin molen, selanjutnya putar mesin
tersebut untuk mencampurkan bahan-bahan di dalamnya. Tandanya adukan beton ini
telah tercampur rata ialah butiran-butiran pasirnya sudah tidak ada yang kelihatan lagi.
5. Berikutnya tambahkan air sedikit demi sedikit ke dalam mesin molen hingga takarannya
terpenuhi. Usahakan selama penuangan air ini, mesin tetap dalam keadaan berputar.
Operasikan mesin tersebut hingga adukan beton yang Anda inginkan sudah selesai
dibuat.
6. Untuk pekerjaan pembuatan adukan beton skala kecil, Anda boleh memakai sekop dan
cangkul saja tanpa bantuan molen. Namun pastikan seluruh prosesnya dilakuakn di
tempat yang datar dan bersih.
7. Caranya yaitu campurkan semen, pasir, dan kerikil hingga merata. Setelah itu, buat
campuran bahan-bahan ini membentuk gundukan. Pada pucak gundukan lalu digali
seperti danau dan tuangkan air secukupnya. Langkah terakhir adalah mengaduk
campuran bahan-bahan ini hingga menjadi adukan beton
3.2 Baja
3.2.1 Sifat-Sifat Baja
Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :
Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas pembebanan tertentu,
sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
3.3 Kayu
Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam
perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan
pekerjaan-pekerjaan sipil, Diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan gelagar
jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan. Pada dasarnya kayu
merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural, sehingga pengunaan
kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh sebab itu, maka
struktur kayu kurang populer dibandingkan dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini
terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan
pemerindah (dekoratif). Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya : pada daerah
tertentu, dimana secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan
yang lain) peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan
kompresi sejajar arah serat.
Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya.
Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
Keteguhan geser sejajar arah serat
Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser
sejajar arah serat.
Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup
selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :
Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara perlahan-lahan.
Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara mendadak.
Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif
besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan
perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik
atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan
merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam
pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat
baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah
dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat
mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat
mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,
pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak
kayu.
Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
3.3.2 Karakteristik Kayu
Kayu berasal dari berbagai macam jenis pohon sehingga karakteristik dari kayu juga
cendrung berbeda-beda, bahkan dari satu pohon juga cendrung memiliki perbedaan
karakteristik, misalnya bagian ujung dengan bagian pangkal pohon. karakteristik kayu di
bedakan menjadi 3 hal yaitu :
1. Karakter Fisik.
Berat Jenis Kayu. Berkisar sekitar 0,2 hingga 1,28 umumnya berat jenis kayu ditentukan
dari berat kayu kering pengeringan atau kering udara dan volume kayu pada keadaan
tersebut, biasanya makin berat kayu makin kuat pula kayunya.
Keawetan Alami Kayu. ketahanan kayu terhadap serangan perusak kayu dari luar, seperti
rayap, bubuk dan jamur yang dihitung dalam jangka waktu tahunan, keawetan kayu ini
disebabkan oleh adanya zat extraktif dalam kayu bersifat racun bagi perusak kayu
Warna kayu.hal ini disebabkan oleh adanya zat pengisi warna yang berbeda dalam batang
kayu,warna suatu jenis kayu di pengaruhi oleh tempat kayu dalam batang, unsur pohon dan
kelembaban udara. Pada pengenalan kayu warna kayu yang di pakaiadalah pada teras kayu.
Higroskopis. kemampuan menyerap dan melepaskan uap air dari suatu jenis kayu yang
sangat dipengaruhi oleh suhu udara sekitar.
Berat Kayu. Berat dari suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga sel
(jumlah pori),kadar air yang di kandung dan zat extraktif didalamnya.
Kekerasan Kayu. Semakin berat suatu jenis kayu, maka akan semakin keras juga kayu
tersebut. Berdasarkan kekerasanya kayu di bedakan menjadi 3 macam yakni kayu sangat
keras, kayu keras, kayu sedang atau kayu lunak.
2. Karakteristik Mekanik.
Disebut pula kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan dari luar yang terjadi
dari gaya-gaya diluar kayu yang mempunyai kecenrungan untuk mengubah bentuk dan besar
kayu, dalam hal ini kekuatan kayu dibedakan menjadi beberapa macam kekuatan yaitu:
Kuat Tarik. Kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang bekerja momen yang
menarik kayu tersebut, kuat tarik yang terbesar pada kayu adalah pada serat kayu.
Kuat Tekan. Kekuatan kayu dalam menahan tekanan akibat muatan atau tekanan yang
terjadi padanya, ada 2 macam tekanan yaitu tekanan tegak lurus arah serat & tekanan
sejajar arah serat.
Kuat Geser. Kemampuan kayu menahan gaya yang bekerja membuat suatu kayu bergeser
dari tempat semula, ada 3 macam kuat geser yaitu: Kuat Geser arah serat, tegak lurus
arah serat maupunarah miring.
Kuat Lentur. Kekuatan kayu menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu,
dalam hal ini dibedakan menjadi 2 macam yakni : kuat lentur statik yang menahan gaya-
gaya yang bekerja pada kayu secara perlahan dan kuat lentur yang menahan gaya yang
bekerja pada kayu secara mendadak.
Kekakuan. kekuatan untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan, dinyatakan
dengan istilah Modulus Elastisitas.
Kelenturan. kemampuan kayu untuk menyerap semua tenaga yang relatif besar, kejutan-
kejutan atau tegangan berulang yang melampaui batas serta mengakibatkan perubahan
bentuk.
Kekerasan. kemampuan kayu menahan gaya yang membuat takikan atau tekukan pada
kayu, kekerasan ini bisa digunakan sebagai acuan untuk pembuatan lantai rumah, balok,
kuda-kuda atau keperluan lainya.
Kuat Belah. tegangan yang terjadi karena adanya gaya yang bekerja seperti pahat/baji.
3. Karakteristik Kimiawi.
Susunan kimia yang terdapat pada kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu
terhadap serangan perusak kayu komponen kimia tersebut adalah : Unsur Karbohidrat, Unsur
Non Karbohidrat dan Zat Extraktif
3.4 Aspal
3.4.1 Apa itu aspal?
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan
bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan
lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari alam atau dari pengolahan minyak bumi.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan
sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam
perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal tampak padat pada suhu ruang padahal
adalah cairan yang sangaaat kental. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks, dan
secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa
karbon jenuh, dan tak jenuh, alifatik, dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150
per molekul. Atom-atom selain hidrogen, dan karbon yang juga menyusun aspal adalah
nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa
aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen, dan nitrogen, serta
sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas
aspalten (yang massa molekulnya kecil), dan malten (yang massa molekulnya besar).
Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah
senyawa polar.
A. Aspal Buatan : Aspal Minyak yang merupakan hasil destilasio minyak bumi
Tar adalah aspal yang diperoleh dari hasil penyulingan batu bara
(jarang digunakan karena cepat mengeras, peka terhadap
perubahan temperatur dan mengandung racun).
B. Aspal Alam
Aspal alam adalah aspal yang ditemukan atau diperoleh langsung dari alam. Ada
dua jenis aspal alam, yaitu :
1. Aspal Gunung
2. Aspal Danau
Aspal danau adalah jenis aspal yang diperoleh langsung dari alam
tanpa proses penambangan karena dengan sendirinya muncul dipermukaan
bumi kemudian terkumpul disebuah tempat yang sering disebut danau
aspal, contoh aspalnya seperti dari Bermudez Trinidad.
3. Filler.
Filler adalah bahan penambah pada proses pencampuran atara agregat dengan
aspal yang berfungsi untuk menutup pori-pori yang ada pada permukaan aspal
beton yang disebabkan karena kurangnya campuran dari gradasi agregat pada unit
timbangan. Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone
dust), kapur padam (hydrated lime), semen atau abu terbang yang sumbernya
disetujui oleh Direksi Pekerjaaan. Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering
dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI
(Standar Nasional Indonesia) 03-1968-1990 harus mengandung bahan yang lolos
ayakan No.200 (75 micron) tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya.
4. Bin dingin
Bin dingin (coold bin) adalah bak tempat menampung material agregat dari
tiap-tiap fraksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang diperlukan
dalam memproduksi campuran aspal panas (hot mix). Bagian pertama dari AMP
(Aspal Mixing Plant) adalah bin dingin, yaitu tempat penyimpanan fraksi agregat
kasar, agregat sedang, agregat halus dan pasir. Bin dingin harus terdiri dari
minimum 3 sampai 5 bak penampung (bin). Masing-masing bin berisi agregat
dengan gradasi tertentu. Agregat-agregat tersebut harus terpisah satu sama lain,
untuk menjaga keaslian gradasi dari masing masing bin sesuai dengan rencana
campuran kerja (RCK). Untuk memisahkannya, dapat dipasang pelat baja pemisah
antara bin. Dengan demikian maka loader (alat pengangkut) yang digunakan
mengisi masing-masing bin harus mempunyai bak (bucket) yang lebih kecil dari
mulut pemisah masing-masing bin. Jika pemisah tidak ada maka pengisian masing-
masing bin tidak boleh berlebih yang dapat berakibat tercampurnya agregat.
9. Timbangan
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk menakar/menimbang jumlah
masing-masing agregat sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan, proses
penimbanga dilakukan dengan sistem komputerisasi/otomatis. sebelum timbangan
digunakan timbangan telebih dahulu dikalibrasi agar hasil timbangan dapat akurat
biasanya timbangan dikalibrasi dengan bobot teringanya 10 kg, ini dikarenakan
berat jenis dari agregat yang terlalu tinggi sehingga timbangan tidak akan akurat/
tidak dapat membaca apabila agregat yang ditimbang di bawah 10 kg.
Faktor-faktor penting pada unit timbangan agregat yang perlu mendapat
perhatian antara lain sebagai berikut :
1. Kalibrasi timbangan.
2. Weigh box tergantung bebas.
3. Kontrol harian terhadap kinerja operator AMP (aspal mixing plant).
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada pembahasan dari makalah ini, yaitu pembuatan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui jenis apa saja dalam teknologi bahan sebuah kontruksi,
hal ini dianggap sangat penting karena merupa acuan awal bagi seseorang maupun perusahaan
untuk menjalankan sebuah proyek, sehingga mengetahui spesifikasi maupun kualitas dari akan
diambil untuk digunakan sebuah proyek kecil, menengah maupun besar.
secara teoritis mungkin metoda pengenalan, penentuan, identitas jenis bahan kontruksi mudah
untuk dipelajari sebagai suatu bentuk ilmu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis
pengenalan, penentuan, identitas jenis kayu hanya akan kita dapatkan dan peroleh memalui
sebuah proses latihan yang rutin, berulang-ulang kali dan secara terus menerus yang biasanya
kita dapatkan dalan ilmu praktek.
Keterampilan kita dalam mengetahui jenis bahan kontruksi yang akan menjadi modal awal kita
dilapangan, dan akan membantu kita dalam proses peningkatan kemampuan dan keterampilan
dalam pengenalan jenis bahan kontruksi itu sendiri dilapangan.
4.2 Saran
Kita perlu memperhatikan sifat sifat, jenis, ukuran maupun harga. Yang bertujuan untuk
menggunakan jenis bahan kontruksi sebagai bahan pilihan kita. Sehingga dalam
penggunaannya-pun akan terasa maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Mardikanto TR, Karlinasari lina dan Tri effendi bahtiar. 2011.Sifat Mekanis Kayu. Bogor: PT
Penerbit IPB Press
Wahyudi laurentius dan Rahim syahril A. 1997. Struktur Beton Bertulang. jakarta: Pt Gramedia
Pustaka Utama
https://dokumen.tips/documents/makalah-aspal-untuk-perkerasan-jalan.html
http://mynewblogkti.blogspot.co.id/2016/05/struktur-beton-sebagai-salah-satu-bahan.html
https://tosimasipil.blogspot.co.id/2013/07/teknologi-bahan-konstruksi.html
http://anwarpuady.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://www.wikipedia.org/