Anda di halaman 1dari 13

Makalah Teknologi Bahan

Disusun oleh:
Muhammad Izzuddin Ridwanulloh

201910340311297

Fakultas Teknik
Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Malang
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah Teknologi Bahan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini. 
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Malang,28 Agustus 2022

Penyusun
Daftar isi

Kata pengantar.....................................................................................................................I

Daftar isi...............................................................................................................................II

Bab I Pendahuluan..............................................................................................................1

1.1 Latar belakang ...........................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah......................................................................................................1
1.3 Manfaat .....................................................................................................................2

Bab II Tinjauan Pustaka.....................................................................................................3

2.1 Pengeretian dan sifat bahan bahan kontruksi bangunan............................................3


2.2 Pengertian Beton........................................................................................................3
2.3 Pengertian Baja..........................................................................................................4
2.4 Pengertian Kayu.........................................................................................................4
2.5 Pengertian Aspal........................................................................................................5

Bab III Pembahasan............................................................................................................6

3.1 Beton..........................................................................................................................6
3.1.1 Sifat-sifat beton.................................................................................................6
3.2 Baja............................................................................................................................10
3.2.1 Sifat-sifat baja...................................................................................................10
3.3 Kayu ..........................................................................................................................14
3.3.1 Struktur kayu.....................................................................................................14
3.4 Aspal .........................................................................................................................20
3.4.1 Apa itu aspal?....................................................................................................20

Bab IV Penutup....................................................................................................................29

4.1 Kesimpulan..........................................................................................................29
4.2 Saran....................................................................................................................29

Daftar fustaka.......................................................................................................................30
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai mahasiswa jurusan teknik sipil yang diberikan berbagai disiplin ilmu yang kelak
sangat dapat membantu mahasiswa dalam menjawab setiap tantangan dan permintaan di
dunia kerja yang sesungguhnya. Hal ini belum dirasakan cukup jika hanya didasari dengan
teori-teori saja, oleh karena itu diperlukan suatu aplikasi di lapangan. Sehingga mahasiswa
dapat lebih memahami teori-teori yang telah didapat di ruang kelas. Khususnya dalam studi
teknologi bahan kontruksi, menjadi dasar penting bagi mahasiswa teknik sipil mengetahui
baik dari spesipikasinya maupun ketentuan 8T (mutu, waktu, biaya, keamanan, lingkungan,
manfaat, fungsi dan aturan).
Ilmu studi teknologi bahan kontruksi salah satu disiplin ilmu yang membahas mengenai
bahan-bahan yang digunakan dalam sebuah pekerjaan konstruksi. studi teknologi bahan
kontruksi ini juga merupakan langkah awal pendidikan seorang teknik sipil dalam mengenali
macam-macam bahan serta manfaat dari alat-alat yang dipergunakan dalam membangun
sebuah kontruksi bangunan. Adanya penelitian atau survey lapangan dapat membuat kita
mengenal lebih dalam mengenai jenis-jenis bahan bangunan, misalnya bahan bangunan
pendukung, pengikat serta bagaimana pembuatan kayu hingga komposisi penyusunnya.
Oleh karena itu dengan kita mendapatkan informasi yang lebih akurat dan tepat membuat
kita lebih paham akan sebuah teori di kelas. Dan mampu membandingkan sebuah kontruksi
yang terdapat khususnya dilingkungan kita termasuk pasilitas-pasilitas umum, apakah sudah
sesuai dengan aturan yang ada atau bahkan berbeda jauh dari ketentuan 8T. karena sebuah
kesalahan dalam memilih sebuah teknologi bahan kontruksi bangunan menjadi ancaman
terbesar bagi para insinyur.

1.2 Rumusan Masalah


Mengetahui sifat bahan bangunan?
Mengetahui macam macam dan sifat bahan kontruksi bangunan?
1.3 Manfaat
Adapun beberapa manfaat dengan dibuatnya makalah ini yaitu, memberikan
mepemahaman bagi pembaca khususnya mahasiswa sipil maupun ahli tentang jenis bahan
kotruksi dan kelayakan sebuah kontruksi dengan jenis bahannya, apabila kita dihadapkan
tentang konstruksi bangunan atau bahan bangunan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengeretian tentang bahan bahan kontruksi bangunan

Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana, prasarana
atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya
seperti halnya jembatan dan konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi.
Umumnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari teknik teknik bangunan maupun
sarana dan prasarana yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia dalam perjalanan
sejarahnya.

Bangunan berkaitan dengan kemajuan peradaban manusia, maka dalam perjalanannya, manusia
memerlukan ilmu atau teknik yang berkaitan dengan bangunan atau yang menunjang dalam
membuat suatu bangunan. Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari hal tersebut
seperti halnya arsitektur, teknik sipil yang berkaitan dengan bangunan. Penggunaan trigonometri
dalam matematika juga berkaitan dengan bangunan yang diduga digunakan pada masa Mesir
kuno dalam membangun Piramida. Pada masa sekarang, bangunan-bangunan berupa gedung
tinggi dianggap merupakan ciri kemajuan peradaban manusia.

Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana
ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua sebagai tempat
tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan untuk membuat
infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Setelah ditemukan bahan bahan tambang yang
dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang menunjang sebuah bangunan seperti
halnya barang logam dan mengolah bahan bahan alam seperti mengolah batuan kapur, pasir dan
tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat bahan bahan bangunan dari hasil industri
atau buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya diambil dari alam.

2.2 Pengertian Beton.

Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau
tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. . Dalam pengertian umum beton
berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen
bercampur air. Sifat beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun perbandingan
pencampurannya. Untuk mendapatkan beton optimum pada penggunaan yang khas, perlu dipilih
bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat.

2.3 Pengertian Baja

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur
paduan utamanya.Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah
dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.

Unsur paduan lain yang biasaditambahkanselain karbon adalah (titanium), krom


(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Penambahan kandungan karbon
pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya(tensile strength),
namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi yang
mengandung setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam).
Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksidakromium, dimana
lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi (Ferum). Stainless Steel sering digunakan
dalam perlengkapan Stainless Steel untuk industri makanan.

2.4 Pengertian Kayu

Kayu adalah material alam dari pohon yang sering dimanfaatkan untuk kontruksi
bangunan. Alasan mengapa kayu digunakan untuk kontruksi bangunan adalah mempunyai sifat
yang mudah dibentuk dan kuat. Selain itu untuk jenis-jenis kayu untuk kontruksi bangunan
masih mudah didapatkan. Bahan bangunan tersebut sering digunakan untuk elemen-elemen
struktur dan arsitektur pada rumah tinggal seperti kuda-kuda, usuk, reng, pintu jendela kayu dan
sebagainya. Beberapa orang lebih menyukai rumah atau hunian dengan tema kayu sehingga
permintaan pasar mengenai jenis-jenis kayu masih tinggi. Selain sebagai material terpasang,
kayu juga digunakan untuk material pendukung pekerjaan struktur pada bangunan gedung seperti
pembuatan bekisting balok, kolom, dan pelat. Beberapa material yang digunakan sebagai
pendukung pekerjaan struktur adalah kayu glugu, kruing, dan kayu jawa. Berikut ini akan
dijelaskan satu per satu jenis-jenis kayu untuk kontruksi bangunan.

2.5 Pengertian Aspal

Aspal adalah material termoplastis yang mencair apabila dipanaskan dan akan
membeku/mengental apabila didinginkan, namun demikian prinsip material tersebut terhadap
suhu prinsipnya membentuk suatu sprektum/beragam tergantung komposisi unsung-unsur
penyusunnya.Penggunaan aspal pada perkerasan jalan dapat melalui dicampurkan pada
agregat sebelum dihamparkan (prahampar), seperti lapisan beton aspal atau disiramkan pada
lapisan agregat yang telah dipadatkan dan ditutupi oleh agregat-agregat yang lebih
halus (pascahampar), seperti perkerasan penetrasi macadam atau peleburan.
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Beton

3.1.1 Sifat-Sifat Beton

Untuk keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur beton, maka pengetahuan tentang
sifat-sifat adukan beton maupun sifat-sifat beton yang telah mengeras perlu diketahui. Sifat-sifat
tersebut antara lain.

 Kuat Hancur
Beton dapat mencapai kuat hancur sampai 80 N/mm2 (12.000 lb/in2), atau lebih
tergantung pada perbandingan air-semen serta tingkat pemadatannya. Kuat hancur dari beton
dipengaruhi oleh sejumlah faktor, selain oleh perbandingan air-semen dan tingkat pemadatannya.
Faktor-faktor penting lainnya yaitu:

1. Jenis semen dan kualitasnya, mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas beton.
2. Jenis dan lekak-lekuk bidang permukaan agregat. Kenyataan menunjukan bahwa
penggunaan agregat akan menghasilkan beton, dengan kuat desak maupun tarik yang
lebih besar dari penggunaan krikil halus dari sungai.
3. Effisiensi dari perawatan (curing). Kehilangan kekuatan sampai 40% dapat terjadi bila
pengeringan diadakan sebelum waktunya. Perawatan adalah hal yang sangat penting oada
pekerjaan lapangan dan pembuatan benda uji.
4. Suhu , Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya
suhu. Pada titik beku kuat hancur beton akan tetap rendah untuk waktu yang lama.
5. Umur. Pada keadaan yang normal kekuatan beton akan bertambah dengan umurnya.
Kecepatan bertambahnya kekuatan tergantung pada jenis semen.
 Durability (Keawetan)
Merupakan kemampuan beton untuk bertahan seperti kondisi yang direncanakan tanpa
terjadi korosi dalam jangka waktu yang direncanakan. Dalam hal ini perlu pembatasan nialii
faktor air semen maksimum maupun pembatasan dosis semen minimum yang digunakan sesuai
dengan kondisi lingkungan.
 Kuat Tarik
Kuat tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak pada waktu umurnya masih
muda, dan berkisar seper-sepuluh sesudahnya.biasanya tidak diperhitungkan di dalam
perencanaan beton. Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-retak akibat
perubahan kadar air dan suhu. Pengujian kuat tarik diadakan untuk pembuatan beton konstruksi
jalan raya dan lapangan terbang.
 Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan regangan
beton biasanya ditentukan pada 25-50% dari kuat tekan beton.
 Rangkak (Creep)
Merupakan salah satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi terus-menerus
menurut waktu dibawah beban yang dipikul.
 Susut (Shrinkage)
Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengnan pembebanan.
 Kelecakan (Workability)
Workability adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh kemudahan
dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan finishing. Atau workability
adalah besarnya kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan kompaksi penuh.

3.2 Baja
3.2.1 Sifat-Sifat Baja
Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :
 Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
 Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas pembebanan tertentu,
sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
 Kekenyalan / keliatan (tenacity)
Kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan bentuk
yang besar tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan yang
terlihat dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek
 Kemungkinan ditempa (maleability)
Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat
dirubah bentuknya
 Kemungkinan dilas (weklability)
Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai
atau tidak memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya
 Kekerasan (hardness)
Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.

3.3 Kayu

3.3.1 Struktur Kayu

Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam
perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan
pekerjaan-pekerjaan sipil, Diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan gelagar
jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan. Pada dasarnya kayu
merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural, sehingga pengunaan
kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh sebab itu, maka
struktur kayu kurang populer dibandingkan dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini
terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan
pemerindah (dekoratif). Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya : pada daerah
tertentu, dimana secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan
yang lain) peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan.

3.4 Aspal
3.4.1 Apa itu aspal?

Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam


kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan
bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan
lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari alam atau dari pengolahan minyak bumi.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan
sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam
perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal tampak padat pada suhu ruang padahal
adalah cairan yang sangaaat kental. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks, dan
secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa
karbon jenuh, dan tak jenuh, alifatik, dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150
per molekul. Atom-atom selain hidrogen, dan karbon yang juga menyusun aspal adalah
nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa
aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen, dan nitrogen, serta
sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas
aspalten (yang massa molekulnya kecil), dan malten (yang massa molekulnya besar).
Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah
senyawa polar.

BAB IV

KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada pembahasan dari makalah ini, yaitu pembuatan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui jenis apa saja dalam teknologi bahan sebuah kontruksi,
hal ini dianggap sangat penting karena merupa acuan awal bagi seseorang maupun perusahaan
untuk menjalankan sebuah proyek, sehingga mengetahui spesifikasi maupun kualitas dari akan
diambil untuk digunakan sebuah proyek kecil, menengah maupun besar.

secara teoritis mungkin metoda pengenalan, penentuan, identitas jenis bahan kontruksi mudah
untuk dipelajari sebagai suatu bentuk ilmu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis
pengenalan, penentuan, identitas jenis kayu hanya akan kita dapatkan dan peroleh memalui
sebuah proses latihan yang rutin, berulang-ulang kali dan secara terus menerus yang biasanya
kita dapatkan dalan ilmu praktek.
Keterampilan kita dalam mengetahui jenis bahan kontruksi yang akan menjadi modal awal kita
dilapangan, dan akan membantu kita dalam proses peningkatan kemampuan dan keterampilan
dalam pengenalan jenis bahan kontruksi itu sendiri dilapangan.

4.2 Saran

Kita perlu memperhatikan sifat sifat, jenis, ukuran maupun harga. Yang bertujuan untuk
menggunakan jenis bahan kontruksi sebagai bahan pilihan kita. Sehingga dalam
penggunaannya-pun akan terasa maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Mardikanto TR, Karlinasari lina dan Tri effendi bahtiar. 2011.Sifat Mekanis Kayu. Bogor: PT
Penerbit IPB Press

Wahyudi laurentius dan Rahim syahril A. 1997. Struktur Beton Bertulang. jakarta: Pt Gramedia
Pustaka Utama

https://dokumen.tips/documents/makalah-aspal-untuk-perkerasan-jalan.html

http://mynewblogkti.blogspot.co.id/2016/05/struktur-beton-sebagai-salah-satu-bahan.html

https://tosimasipil.blogspot.co.id/2013/07/teknologi-bahan-konstruksi.html

http://anwarpuady.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html

https://www.wikipedia.org/

Anda mungkin juga menyukai