Anda di halaman 1dari 80

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNGAN PAMUKKULU


KAB TAKALAR

TUGAS AKHIR

IMAM USTADI
1821132011

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN GEDUNG


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSTAS NEGERI MAKASSAR
2022
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA
PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNGAN PAMUKKULU KAB TAKALAR

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar


untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya

IMAM USTADI
1821132011

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN GEDUNG


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, atas segala limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas akhir

ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan tugas akhir ini dimaksudkan untuk

memenuhi persyaratan akademik guna mencapai gelar Ahli Madya Program Studi

Diploma Tiga Teknik Sipil Bangunan Gedung Fakultas Teknik Universitas Negeri

Makassar.

Oleh Karena itu penulis ini menyampaikan ucapkan terima kasih sebanyak-

banyaknya kepada kedua orang tua, ayahanda tercinta Suardi dan ibunda tercinta

Rahmaniar beserta saudara/i saya Rahayu Utami S.T dan Muhammad Rafli S. dan

keluarga besarku atas didikan, bantuan, dukungan dan doa selama ini dan terima

kasih kepada Rezki Hijrayanti Haris, Ari Mahaputra, Muhammad Nur Ichsan,

Muhammad Junaedy S., Ahmad Fauzi Zen, dan Haidir Caesar Almalik atas segala

dukungan, waktu, dan tenaga yang telah dikerahkan.

Penyelesaian tugas akhir ini tidak akan berjalan tanpa ada keterlibatan berbagai

pihak yang dengan tulus dan ikhlas memberikan bantuannya. Untuk itu, dengan

segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada Bapak Dr. Anas Arfandi, M.Pd. dan Bapak Andi Yusdi

Dwiasta R, ST.,M.T selaku pembimbing yang luar biasa dan baik hati, Bapak Dr.

Ir. Mohammad Junaedy R, ST., MT. dan Ibu Armiwaty, ST., M.Si selaku

penanggap.

i
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada

Bapak Rektor Universitas Negeri Makassar Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP.,

IPU, ASEAN Eng , Bapak Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Yahya, M.Kes., M.Eng., IPU, ASEAN Eng , Bapak

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan Drs. Taufik Natsir, M.Pd.

Bapak Sekretaris Jurusan Dr. Ir. Ayuddin, S.T., M.T., IPU., ASEAN Eng., ACPE

. Bapak Kepala Program Studi D3 Teknik Sipil Bangunan Gedung Andi Yusdi

Dwiasta R, S.T., M.T. Bapak Kepala Lab. Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan

Dr. Ir. Mohammad Junaedy R, S.T.,M.T. Seluruh dosen dan staf administrasi

dalam lingkup Fakultas Teknik pada umumnya dan jurusan Pendidikan Teknik

Sipil & Perencanaan pada khususnya yang telah mendidik penulis selama dalam

perkuliahan.

Ucapkan terima kasih pula kepada Koordinator Lab. Ilmu Ukur Tanah Bapak

Guspiadi A.md., S.T., M.T. Bapak Ir. M. Reza Hasrul S.T., M.T. serta teman

satu angkatan 2018 FT UNM, yang senantiasa memberikan motivasi, arahan dan

dukungannya dan semua pihak yang telah membantu yang tidak sempat di tuliskan

namanya masing-masing, baik bantuan secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda atas bantuan kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna di

karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

ii
kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga tugas akhir ini bermanfaat

bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang konstruksi.

Makassar, Juli 2022

Penulis

(Imam Ustadi)
ABSTRAK
Imam Ustadi, 2022. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada Proyek Pembangunan Bendungan Pamukkulu Kabupaten Takalar. Tugas
Akhir. Program Studi Teknik Sipil Bangunan Gedung, Jurusan Pendidikan Teknik
Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik. Universitas Negeri Makassar (Dibimbing
oleh Anas Arfandi dan Andi Yusdi Dwiasta R)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem manajemen keselamatan


dan kesehatan kerja pada proyek pembangunan bendungan Pamukkulu Kabupaten
Takalar. Adapun penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) pada proyek bendungan pamukkulu yaitu perusahaan menerapkan sistem
manajemen K3, menyelenggarakan jaminan sosial tenaga kerja, melakukan
pengarahan kepada pekerja tentang syarat-syarat keselamatan kerja sebelum
melakukan pekerjaan, melakukan pengawasan terhadap pekerjaan dilingkungan
proyek, memasang rambu-rambu K3 di lokasi proyek, pengecekan atau
memperhatikan APD sebelum bekerja, meminimalisir keadaan darurat seperti tim
tanggap darurat dan mengadakan kerjasama dengan rumah sakit, mengadakan
evaluasi K3, dan perusahaan membuat pedoman K3.

Berdasarkan pengamatan, proses penerapan sistem K3 dinilai sudah memenuhi


semua ketentuan-ketentuan dari permenaker 05/Men/1996 yang mencakup
kebijakan, perencanaan, penerapan kebijakan, pemantauan, pengevaluasian, dan
peningkatan sistem K3.

Kata Kunci : Sistem Manajemen, APD, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


ABSTRAK .......................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3
C. Tujuan Pengamatan ...................................................................................................... 3
D. Manfaat Pengamatan .................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 5
A. Kajian Teori ..................................................................................................................... 5
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................................................... 5
a. Definisi......................................................................................................................... 5
b. Unsur – unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................................ 7
c. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................................................... 8
d. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................................................ 9
e. Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja.........................................................10
f. Faktor – Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja.......................................................11
2. Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................................................ 11
3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja .............................................. 13
a. Pengertian Sistem Manajemen K3................................................................................13
b. Dasar Hukum Sistem Manajemen K3...........................................................................16
BAB III METODE PENGAMATAN................................................................................. 17
a. Waktu dan Tempat Peninjauan .................................................................................... 17
b. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................18
c. Teknik Analisis Data......................................................................................................19

v
BAB IV .............................................................................................................................. 22
A. Hasil ........................................................................................................................... 24
B. Pembahasan................................................................................................................ 32
BAB V PENUTUP............................................................................................................. 52
A KESIMPULAN .......................................................................................................... 52
B SARAN ...................................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 53
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………….54

vi
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3. 1 LOKASI PENGAMATAN .................................................................................... 17

GAMBAR 3. 2 SKEMA DESAIN PENGAMATAN .......................................................... 21

GAMBAR 4. 1 STRUKTUR ORGANISASI ................................................................... 23

GAMBAR 4. 2 PEKERJAAN SHOTCREATE ................................................................ 26

GAMBAR 4. 3 PEMBESIAN INVERT DAN DINDING PELIMPAH ...................................... 26

GAMBAR 4. 4 PEMASANGAN PERATURAN DAN SIMBOL K3 .................................... 27

GAMBAR 4. 5 PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA ...................................................... 28

GAMBAR 4. 6 PENGARAHAN PEKERJA........................................................................ 28

GAMBAR 4. 7 PENGAWASAN PEKERJAAN .............................................................................. 29

GAMBAR 4. 8 PEMASANGAN RAMBU DAN TANDA PADA AREA PROYEK ............ 30

GAMBAR 4. 9 PEMBAGIAN APD DAN PENGECEKAN APD ............................................ 30

GAMBAR 4.10 PENDATAAN PEKERJA .................................................................................. 31

GAMBAR 4. 11 MENGADAKAN INSPEKSI ALAT ........................................................... 32

GAMBAR 4. 12 PEDOMAN K3 ........................................................................................ 32

GAMBAR 4. 13 KACAMATA KERJA............................................................................... 33

GAMBAR 4. 14 PELINDUNG LAS ................................................................................... 33

GAMBAR 4. 15 SEPATU BOOT ....................................................................................... 34

GAMBAR 4. 16 SEPATU KARET ..................................................................................... 34

GAMBAR 4. 17 SARUNG TANGAN KATUN.................................................................... 34

GAMBAR 4. 18 SARUNG TANGAN KATUN POLKADOT ................................................ 35

GAMBAR 4. 19 SARUNG TANGAN KOMBINASI ............................................................ 35

GAMBAR 4. 20 HELM PROJECT MANAGER................................................................... 36

GAMBAR 4. 21 HELM STAFF.......................................................................................... 36

GAMBAR 4. 22 HELM HSE OFFICER .......................................................................... 36

GAMBAR 4. 23 HELM HSE INSPECTOR ..................................................................... 36

GAMBAR 4. 24 HELM MANDOR ................................................................................. 37

vii
GAMBAR 4. 25 HELM PEKERJA BESI ............................................................................. 37

GAMBAR 4. 26 HELM PEKERJA MEKANIKAL ......................................................... 37

GAMBAR 4. 27 HELM PEKERJA KAYU .......................................................................... 37

GAMBAR 4. 28 HELM OPERATOR ................................................................................. 38

GAMBAR 4. 29 HELM PEKERJA BATU........................................................................... 38

GAMBAR 4. 30 MASKER SAFETY............................................................................... 38

GAMBAR 4. 31 ROMPI .................................................................................................. 39

viii
DAFTAR TABEL

TABEL 4. 1 OBSERVASI ................................................................................................. 25

TABEL 4. 2 HAZARD IDENTIFICATION ..................................................................... 43

TABEL 4. 3 DAMPAK RISK REGISTER ....................................................................... 44

TABEL 4. 4 KEMUNGKINAN RISK REGISTER .......................................................... 45

TABEL 4. 5 PETA RESIKO 5X5 RISK REGISTER ....................................................... 46

TABEL 4. 6 PRIORITAS RESIKO .................................................................................. 47

TABEL 4. 7 DETERMINING CONTROL....................................................................... 48

ix
x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Tugas Akhir .................................................................... 56


Lampiran 2 SK Pembimbing ............................................................................................ 57
Lampiran 3 Lembar Pengesahan Seminar Proposal.......................................................... 58
Lampiran 4 Surat Persetujuan Seminar Proposal .............................................................. 59
Lampiran 5 Undangan Seminar Proposal ......................................................................... 60
Lampiran 6 Surat Penelitian ............................................................................................. 61
Lampiran 7 Lembar Pengesahan Revisi Proposal ............................................................. 62
Lampiran 8 Lembar Pengesahan Seminar Hasil ............................................................... 63
Lampiran 9 Lembar Persetujuan Seminar Hasil ............................................................... 64
Lampiran 10 Undangan Seminar Hasil ............................................................................. 65
Lampiran 11 Lembar Ujian Meja ..................................................................................... 54
Lampiran 12 Lembar Persetujuan Ujian Akhir ................................................................. 55
Lampiran 13 Undangan Ujian Akhir ................................................................................ 56

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pekerjaan konstruksi bangunan biasanya adalah tempat yang memiliki kegiatan

beresiko yang sangat tinggi. Tingkat kecelakaan berkorelasi erat dengan tingkat

kegiatan dalam pekerjaan konstruksi, yang menunjukkan bahwa ketika beban kerja

tinggi, kesehatan dan keselamatan kerja cenderung kurang diperhatikan. Masalah

kesehatan dan keselamatan kerja (K3) para buruh atau tenaga kerja selama

berlangsungnya proyek konstruksi sering kali kurang mendapat perhatian dari

berbagai pihak, baik dari pemerintah ataupun dari kontraktor.

Kurangnya kesadaran akan pentingnya K3 inilah yang mengakibatkan banyak

terjadinya kecelakaan kerja yang serius maupun yang tidak serius dan kematian

dalam proses pelaksanaan konstruksi setiap tahunnya. Kecelakaan-kecelakaan yang

terjadi dalam proses konstruksi dapat menghambat proses konstruksi itu sendiri

sehingga tujuan dari Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada

Proyek tidak tercapai.

Berdasarkan data dari Proyek Pembangunan Bendungan Pamukkulu Paket 2

Kab. Takalar jumlah kasus kecelakaan kerja yang masih fluktuatif. Pada tahun 2019

terjadi kecelakaan kerja sebanyak 11 kasus yang termasuk P3K ( terjatuh, terjepit,

tergores, kulit melepuh ) pada tahun 2020 sejumlah 13 Kasus yang termasuk P3K

dan 27 kasus Covid-19.

Secara umum masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia

masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka

1
2

kecelakaan kerja di Indonesia. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang

meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,

proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,

pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan

kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif.

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO, 2005) menekankan pentingnya

pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, terutama di bidang

konstruksi. Dasar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di jasa konstruksi

di Indonesia adalah: Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 tentang

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Peraturan Menteri PUPR

No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan

Umum, Peraturan Menteri PUPR02- 2018, Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun

2012 tentang Penerapan SMK3, Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2018 tentang

Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah, Undang-Undang No. 2 Tahun 2017

tentang Jasa Konstruksi, Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi PP No. 59 Tahun 2010, Peraturan Pemerintah No.

30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi, Undang-

Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No.

28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung, Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun

2000 Pasal 30 ayat (1), demikian juga dengan Pedoman Teknis K3 Konstruksi

Bangunan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 1 Tahun 1980 dan Pedoman
3

Pelaksanaan K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi dalam SKB Menteri Tenaga

Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. 174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986.

Meskipun peraturan perundang undangan, standar nasional maupun

internasional tentang K3 telah tersedia, namun kecelakaan di bidang konstruksi

tetap tinggi (ILO, 2005). Pembangunan Bendungan Pamukkulu Takalar memiliki

potensi rawan terjadinya kecelakaan pada lingkup konstruksi, dan melibatkan

banyak tenaga kerja. Dalam upaya untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja

di proyek pembangunan Bendungan Pamukkulu Takalar ini maka dilakukan

program Keselamatan dan Kesehatan kerja. Oleh karena itu, pengamat tertarik

untuk mengamati tentang “Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) Pada Proyek Pembangunan Bendungan Pamukkulu Takalar ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalah utama dalam

pengamatan ini adalah “Bagaimana Sistem Penerapan Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan bendungan Pamukkulu

Takalar?”

C. Tujuan Pengamatan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan pengamatan

ini adalah “Untuk mengetahui bagaimana Sistem Penerapan Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek pembangunan bendungan

pamukkulu Takalar”.
4

D. Manfaat Pengamatan

Manfaat dalam pengamatan ini adalah manfaat yang diperoleh dari Sistem

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) yang dilakukan pada

Proyek Pembangunan Bendungan Pamukkulu Takalar. Pengamat berharap dari

hasil pengamatan ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Manfaat dari penyusunan tugas akhir ini yaitu dapat diperoleh wawasan dan

pengetahuan tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3).

2. Bagi Dosen

Hasil Penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Bagi Penyedia Jasa Konstruksi

Dapat memberikan informasi yang terkait dengan Sistem Manajemen

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan memahami penerapan Sistem

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap keberhasilan

suatu proyek.

4. Bagi Universitas Negeri Makassar

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi ilmiah

bidang pendidikan bagi mahasiswa ataupun dosen Universitas Negeri

Makassar. Di samping itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan literature maupun

referensi dalam penerapan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja suatu

proyek.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Definisi

Para ahli memberikan arti yang berbeda-beda mengenai definisi K3, pertama

menurut Daryanto (2010: 1) keselamatan dan kesehatan kerja adalah “suatu

tindakan yang bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan,baik jasmani

maupun rohani manusia, serta hasil kerja dan budaya tertuju pada kesejahteraan

masyarakat pada umumnya”.

Kemudian menurut Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi (2007: 8)

keselamatan dan kesehatan kerja merupakan “ilmu pengetahuan yang diterapkan

untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit baik fisik,

mental maupun sosial akibat kerja di tempat kerja”.

Selanjutnya menurut Cecep Dani Sucipto (2014: 2) keselamatan kesehatan

kerja adalah “suatu usaha dan upaya untuk menciptakan dan keamanan dari resiko

kecelakaan dan bahaya baik fisik,mental maupun emosional terhadap pekerja,

perusahaan, masyarakat dan lingkungan”.

Dari pengertian K3 menurut WHO tersebut dapat disimpulkan bahwa

keselamatan dan kesehatan kerja dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang

bertujuan:
6

(1) Perlindungan dan peningkatan kesehatan pekerja dengan menghilangkan

kondisi dan faktor kerja yang berbahaya terhadap keselamatan dan kesehatan

dalam bekerja.

(2) Peningkatan fisik, mental dan kesejahteraan pekerja serta dukungan terhadap

perkembangan dan pemeliharaan kemampuan kerja mereka baik profesional

maupun perkembangan sosial dipekerjaan.

(3) Pengembangan dan peningkatan lingkungan kerja dan organisasi kerja yang

berkelanjutan.

Pengertian menurut Towlson tersebut dapat disimpulkan bahwa

keselamatan dan kesehatan kerja adalah ilmu yang berkaitan dengan menjaga

keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan seseorang yang berhubungan didalam

pekerjaan. Kesehatan berkaitan dengan kondisi fisik baik pikiran maupun badan,

dari semua orang di tempat kerja meliputi pekerja, kontraktor dan pengunjung serta

perlindungan dari bahaya dalam bentuk cedera maupun penyakit.

Keselamatan berhubungan dengan kondisi fisik pada tempat kerja dan

berlaku pada keadaan dimana resiko bahaya dan kecelakaan telah dihilangkan atau

dikurangi kelevel yang dapat ditoleransi. Dan perlindungan di lingkungan biasanya

terdiri dari 2 jenis. Pertama adalah lingkungan internal di tempat kerja dan hal itu

berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan di tempat kerja. Kedua adalah kondisi

berbahaya yang hadir dalam lingkungan eksternal di luar tempat kerja. Beberapa

pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja

adalah suatu tindakan untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko
7

kecelakaan dan penyakit baik fisik, mental maupun sosial akibat kerja serta untuk

meminimalisir kerugian akibat kecelakaan kerja.

b. Unsur-unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kondisi yang aman dan sehat dalam bekerja memerlukan adanya unsur-unsur

dan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut Sutrisno dan

Kusmawan Ruswandi (2007: 5) unsur-unsur keselamatan dan kesehatan kerja

adalah sebagai berikut.

1) Adanya Alat Perlindungan Diri (APD) di tempat kerja

2) Adanya buku petunjuk alat

3) Adanya rambu-rambu dan isyarat bahaya

4) Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab serta wewenang yang jelas

5) Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (Syarat-Syarat

Lingkungan Kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu, kotoran, asap

rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja

aman dari sengatan arus listrik, lampu penerangan cukup memadai, ventilasi

dan sirkulasi udara cukup seimbang, adanya aturan kerja atau aturan

berperilaku.

6) Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani di tempat kerja

7) Adanya sarana dan prasarana yang lengkap di tempat kerja

8) Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja

Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja juga harus diperhatikan

selain unsur-unsur yang telah disebutkan tersebut. Menurut Sutrisno dan


8

Kusmawan Ruswandi (2007: 54) prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja

meliputi tiga aspek, yaitu aspek hygiene, aspek sanitasi, aspek lingkungan kerja.

Aspek hygiene meliputi aspek kesehatan dan kebersihan pribadi, makanan,

minnuman serta pakaian. Aspek sanitasi meliputi pengadaan air bersih, pengadaan

tempat sampah, penataan lingkungan kerja serta pengendalian suara-suara bising.

Aspek lingkungan kerja meliputi mengantisipasi penyebab penyakit di lingkungan

baik dari kondisi fisik, kondisi kimia, kondisi fisiologi maupun kondisi psikologi.

c. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja untuk menciptakan

lingkungan dan perilaku kerja yang menunjang keselamatan dan keamanan itu

sendiri, membangun dan mempertahankan lingkungan kerja yang aman, yang dapat

dirubah untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Menurut Sutrisno dan Kusmawan

Ruswandi (2007: 7) tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk

tercapainya keselamatan karyawan saat sedang bekerja dan setelah bekerja.

Menurut Rudi Suardi (2005: 3) tujuan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu

memajukan dan mengembangkan proses industrialisasi, terutama dalam

mewujudkan kesejahteraan para buruh. Sedangkan menurut Daryanto (2010: 99)

tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu:

1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melaksanakan

pekerjaan

2) Menjamin keselamatan setiap orang yang di tempat kerja

3) Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisiensi.


9

Beberapa pendapat mengenai tujuan K3 tersebut dapat disimpulkan bahwa

tujuan K3 yaitu upaya untuk melindungi dan menjamin keselamatan dan kesehatan

setiap pekerja dari potensi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta

dapat menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.

d. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Prosedur K3 merupakan aturan-aturan atau cara kerja yang berlaku saat

melakukan suatu pekerjaan. Prosedur kerja sangat mempengaruhi tercapainya

keselamatan dan kesehatan kerja. Prosedur kerja yang lengkap dan benar dapat

mencegah terjadinya kecelakaan kerja, sehinga dapat menjamin keefektifan dan

efisiensi dalam suatu pekerjaan. Prosedur bekerja dengan aman dan tertib yang

berlaku disetiap dunia usaha atau dunia industri biasanya telah dibuat dalam bentuk

tata tertib dan aturan keprilakuan (Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi, 2007: 11).

Oleh karena itu para pekerja dimanapun dan jenis pekerjaan apapun wajib

mentaati prosedur kerja yang ditetapkan. Resiko kerja akan ada disetiap pekerjaan,

hanya saja besar kecilnya resiko dibedakan oleh jenis pekerjaan, besar pekerjaan,

pekerja yang terlibat, fasilitas alat pelindung diri (APD) dan kompetensi pekerja.

Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu alat yang dipakai tenaga kerja

dengan maksud untuk menekan atau mengurangi resiko akan terjadinya kecelakaan

kerja yang dapat menimbulkan kerugian bahkan korban jiwa atau cidera. Alat

pelindung diri (APD) telah diatur dalam peraturan Menteri Tenaga kerja dan

Transmigrasi RI no. 08/Men/VII/2010 (Depnakertrans RI, Dewan K3 Nasional,

2005; Kemenakertrans, 2010; Hasibuan et al., 2020) yakni:


10

1. Alat pelindung kepala

2. Alat pelindung mata dan muka

3. Alat pelindung telinga

4. Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya

5. Alat pelindung tangan

6. Alat pelindung kaki

7. Pakaian pelindung/ rompi

8. Alat pelindung jatuh perorangan

9. Pelampung

e. Dasar Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan penting adanya, oleh sebab itu banyak upaya

pencegahan yang dilakukan untuk melindungi hak pekerja akibat kecelakaan kerja.

Salah satunya adalah upaya pemerintah dalam melindungi dan menjaga manusia

sebagai subjek unuk melakukan pekerjaan.

Menurut Martina dan Yusuf (2005) berikut ini adalah dasar hukum K3 yang

berlaku di Indonesia :

1) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang

diberlakukan pada tanggal 12 Januari 1970 yang memuat berbagai persyaratan

tentang keselamatan kerja. Undang-undang ini ditetapkan mengenai kewajiban

pengelola laboratorium, kewajiban dan hak praktikan serta syarat-syarat

keselamatan kerja pengguna.

2) Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Undangundang

ini berisi tentang keselamatan kerja yang dimuat pada pasal 86 yang
11

menyebutkan bahwa menejemen bengkel wajib menerapkan upaya

keselamatan untuk melindungi praktikaan. Sedangkan pada pasal 87

mewajibkan setiap manajemen laboratorium untuk melaksanakan menejemen

K3 yang terintegrasi dengan manajemen organisasi lainnya.

f. Faktor-Faktor Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Faktor dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam lingkungan kerja aman dan

sehat adalah :

 Pencahayaan cukup sesuai dengan kebutuhan pekerja

 Kebisingan dan getaran yang diterima oleh tenaga kerja dibawah nilai ambang

batas

 Suhu sesuai

 Ketersediaan tempat sanitasi untuk karyawan

 Ketersediaan air bersih untuk minum dan sanitasi

 Mengakomodasi ruang bagi setiap pekerja paling sedikit 2,3 m3/orang

 Terdapat perancangan ventilasi yang sesuai dengan SNI 03-6572-2001

 Menggunakan bahan yang tidak membahayakan

2. Budaya K3

Adanya budaya k3 akan sangat mendukung tercapainya peningkatan

keselamatan dan kesehatan kerja itu sendiri. Budaya k merupakan sikap dalam

organisasi dan individu yang menekankan pentingnya keselamatan dan kesehatan

kerja. Oleh karena itu, budaya k3 mempersyaratkan agar semua kewajiban yang
12

berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja harus dilaksanakan secara benar,

seksama, dan penuh rasa tanggung jawab.

Budaya K3 yang sekarang popular di dunia industry salah satunya yaitu 5S.

5S adalah prinsip penataan dan pemeliharaan dalam budaya K3 yang berasal dari

Jepang. 5S bertujuan untuk menjaga efektifitas waktu dan tenaga untuk

meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan (Takashi

Osada, 2002:31 dalam Agung Prabowo). Di Indonesia dikenal dengan 5R yaitu :

1) Ringkas

Ringkas adalah Suatu kegiatan menyusun atau memilah semua peralatan dan

bahan yang ada di tempat kerja dengan baik dan menyimpan benda yang

diperlukan dan menyingkirkan benda yang tidak diperlukan, penyimpanan

benda dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu pengambilan dapat

dilakukan dengan mudah dan cepat, penyimpanan juga disesuaikan dengan

frekuensi pemakaian benda tersebut, hal ini mengefektifkan kinerja saat proses

berlangsung.

2) Rapi

Rapi adalah Suatu kegiatan merapikan ataupun menata alat, bahan dan ruang

kerja sehingga para pekerja dapat dengan mudah mengambil alat maupun

barang yang akan digunakan sehingga tidak memakan waktu untuk mencari

barang yag akan digunakan serta dapat pula untuk mengecek kondisi serta

jumlah barang tersebut.


13

3) Resik

Resik adalah Kegiatan dimana terciptanya lingkungan yang bersih dengan

ketika proses berjalan tidak terkendala, dengan kondisi bengkel yang bersih

dapat pula menghindarkan dari resiko kecelakaan kerja, misalnya terpeleset,

tersandung, dll.

4) Rawat

Rawat adalah Kegiatan atan dimana pekerja merawat berbagai macam yang

berhubungan dengan pekerjaan di bengkel, misalnya alat, bahan dan

lingkungan dengan maksud untuk menghindarkan pekerja dan alat yang

digunakan dari bahaya kerja, serta untuk memperpanjang usia alat dan mesin

yang digunakan sehingga secara tidak langsung dapat menghemat pengeluaran.

5) Rajin

Rajin adalah Suatu tindakan dimana pekerja atau siswa dilatih untuk bekerja

dengan semangat serta dengan cara yang benar serta dibiasakan untuk disiplin

dalam melakukan setiap kegiatan.

3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

a. Pengertian Sistem Manajemen K3

Era globalisasi dan perdagangan bebas tingkat dunia Word Trade

Organization (WTO) yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, keselamatan dan

kesehatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan

ekonomi antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk

Indonesia.
14

Standar acuan terhadap berbagai hal terhadap industri seperti kualitas,

manajemen kualitas, manajemen lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan

kerja. Apabila saat ini industri pengekspor telah dituntut untuk menerapkan

manajemen kualitas (ISO-9000, QS-9000) serta manajemen lingkungan (ISO-

14000) maka bukan tidak mungkin tuntutan terhadap penerapan manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja juga menjadi tuntutan pasar internasional.

Guna menjawab tantangan tersebut pemerintah yang diwakili oleh

Departemen Tenaga kerja dan Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan

perundangan mengenai sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5/MEN/1996 (Cecep Dani

Sucipto, 2014: 168).

Sistem manajemen K3 secara normatif sebagaimana terdapat dalam

Permenaker RI No. 5/ MEN/ 1996 pasal 1, adalah bagian dari sistem manajemen

keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,

pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi

pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan

dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan

produktif.

Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50

Tahun 2012 pasal 1, menjelaskan bahwa sistem manajemen K3 adalah bagian dari

sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian

resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
15

aman, efisien, dan produktif. Karena sistem manajemen K3 bukan hanya tanggung

jawab pemerintah,masyarakat, pasar atau dunia internasional saja tetapi juga

tanggung jawab perusahaan untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi

pekerjanya. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen K3 diatur dalam

Permenaker RI No. 5/ MEN/ 1996 pasal 3 tentang sistem manajemen K3 yang

menyatakan bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak

100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh

karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan

kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat

kerja wajib menerapkan sistem manajemen K3.

Perusahaan dalam menerapkan sistem manajemen K3 wajib melaksanakan

ketentuan-ketentuan sebagai berikut (Permenaker No.5/MEN/1996 pasal 4 ayat 1):

a. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan

sistem manajemen K3

b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan sistem

manajemen K3

c. Menerapkan kebijakan secara efektif dengan mengembangkan kemampuan

dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan

dan sasaran K3

d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan

perbaikan dan pencegahan

e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen K3

secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3


16

b. Dasar Hukum Sistem Manajemen K3

Menurut martina dan yusuf (2005) dasar hukum tentang K3 yang ada di

Indonesia. Akan tetapi yang menjadi dasar hukum yang lain yaitu:

 Undang-Undang (UU) No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

 UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No. 81 Concerning

Labour Inspection in Industry and Commerce (yang mana disahkan 19 Juli 1947)

 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem

Manajemen K3.

 Peraturan pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3

 Undang-Undang (UU) No. 2 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi

 Peraturan Menteri PUPR RI No. 21/per-MEN/2019 tentang pedoman Sistem

Manajemen Keselamatan Konstruksi


17

BAB III

METODE PENGAMATAN

A. Tempat dan Waktu Pengamatam

1. Tempat Pengamatan

Pengamatan ini dilaksanakan di Proyek Pembangunan Bendungan

Pamukkulu Kab. Takalar Desa Kale Ko’mara.

Perbatasan Kabupaten Takalar :


Utara : Kab. Gowa
Barat : Selat Makassar Bendungan Pamukkulu terletak di bagian hulu Sungai Pappa di Desa
Selatan : Kab Jeneponto Kale Ko’Mara, Kecamatan Polong Bangkeng Utara, Kabupaten
Timur : Kab. Bantaeng Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan berjarak + 50 Km. arah selatan
dari kota Makassar.
MANFAAT :
1. Irigasi 6.150 ha (peningakatan IP dari 150% menjadi 250%)
2. Penyediaan air baku Kabupaten Takalar 160 liter/detik
3. Pengendalian banjir
4. Konservasi Sumber Daya Air
5. Pembangkit Listrik Tenaga Air 4,3 MW
6. Pengembangan Pariwisata
18

2. Waktu Pengamatan

Pengamatan ini dilaksanakan pada pekerjaan Pengelak Inlet pada Maret 2022

sampai dengan Mei 2022.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan

untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam pengamatan yang

berfungsi sebagai alat bukti dalam menjawab pertanyaan pengamatan. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi

dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. Dalam observasi

partisipatif pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung sedangkan

dalam observasi nonpartisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, pengamat

hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.

Pengamat dalam pengamatan ini menggunakan metode observasi

nonpartisipatif, dimana pengamat hanya melakukan pengamatan dan pencatatan

terhadap kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan keselamatan dan kegiatan

kerja yang ada di Proyek Bendungan Pamukkulu Kabupaten Takalar. Pengamatan

dapat dilakukan beberapa kali sampai dirasa data yang didapat memenuhi sistem

penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada pekerjaan Pengelak Inlet.


19

2. Kuesioner/Angket

Kuesioner merupakan pengumpulan data secara tidak langsung yang di

dalamnya berisi sejumlah pertanyaan/pernyataan yang diisi oleh responden ketika

istirahat. Penggunaan kuesioner ditujukan kepada Staff Qhse, Subcon, dan Owner

Proyek Bendungan Pamukkulu Kabupaten Takalar.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan

dengan pelaksanaan sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

pada Proyek Bendungan Pamukkulu Kabupaten Takalar.

C. Teknik Analisis Data

Pengamatan ini menggunakan dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif sehingga diperlukan teknik analisis data yang berbeda untuk

memperoleh hasil analisis data yang akurat. Analisis data tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif yang digunakan dalam pengamatan ini menggunakan

model analisis interaktif yang memiliki tiga komponen yaitu: pengumpulan data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan. Masing-masing dijelaskan secara singkat

sebagai berikut:
20

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan prosedur yang telah dijelaskan

sebelumnya, yaitu dengan observasi dan dokumentasi. Pengumpulan data

dilakukan selama data yang diperoleh belum memenuhi untuk melakukan proses

selanjutnya hingga data yang diperoleh telah memadai.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses penyusunan data secara sistematis sehingga

memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh di

lapangan,

c. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan pengumpulan data, reduksi data dan penyajian data, peneliti dapat

melakukan penarikan kesimpulan sementara. Apabila dalam keberjalanannya

ditemukan data/informasi baru yang mempengaruhi kevalidan kesimpulan

sementara tersebut dapat dirubah sesuai dengan hasil analisis yang baru
21

sistem manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja pada Proyek

pembangunan bendungan

pamukkulu Takalar

 SistemBarang
Persediaan Manajemen K3
Dagang.

Teknik Pengumpulan Data


 PersediaanManajemen
Barang Dagang.
K3  Observasi
 Dokumentasi
 Persediaan Barang Dagang.

Analisis Data:
Analisis Deskriptif Kualitatif

Hasil Dan Kesimpulan

Gambar 3.2 Skema Desain Pengamatan


22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

DATA UMUM PROYEK

Nama Proyek : Proyek Pembangunan Bendungan Pamukkulu Paket 2

Nilai Kontrak (Incl. PPN) : Rp 811.425.631.000,-

Lokasi Proyek : Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan

Sumber Dana : APBN Murni T.A. 2017-2021 (MYC)

Pemilik Kegiatan : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan

Jeneberang SNVT Pemb. Bendungan BBWS Pompengan Jeneberang

Konsultan Supervisi : PT. Indra Karya - PT. Virama Karya - PT. Bina Karya

Persero Jalan Katileng Raya No. 16 Semarang

Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan persiapan, bangunan pengelak, bangunan

pengambil, bangunan pelimpah, plinth, jalan, hidromekanikal.

Waktu Pelaksanaan : 1495 hari kalender (17 Nov 2017 s/d 20 Des 2021)

DIADENDUM

Waktu Pemeliharaan : 360 Hari Kalender / 12 Bulan


23

STRUKTUR ORGANISASI

DJIRZIZE ABDUL HAKIM

Project Manager

SRI PRABA ADITYA ERVIN AGUS T

Office Engineer QHSE

BIM Administrasi

ERP Inspector

Logistik Staff

I KOMANG SWASTIKA SUGENG


FAUZI HIDAYATULLAH
Site Adm. Manager Site Operational Manager
Site Engineer Manager

Gudang Pelaksana STR & ARS


Quantity Surveyor (QS)

Kasir Pelaksana MEP


Quality Control (QC)

Umum Surveyor
Drafter

Security Mekanik & Peralatan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi


24

A. Hasil

Pada bab ini akan dijabarkan sistem penerapan manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Bendungan Pamukkulu

Kab. Takalar.

1. Observasi dan Pengamatan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Observasi dan pengamatan penerapan pelaksanaan APD (Alat Pelindung

Diri) pada pekerja ini dilakukan secara langsung di lokasi, lalu mulai

pengamatan harus terlebih dahulu menyerahkan surat izin penelitian dan

diserahkan kepada site administrasi yang terkait dengan perizinan penelitian

dimanajemen internal perusahaan.

Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak terkait maka barulah pengamat

dapat melakukan pengamatan dengan syarat-syarat tertentu dari pihak

manajemen, adapun hasil yang dikumpulkan dari pengamatan di lapangan

adalah sebagai berikut:

Lokasi : Bendungan Pamukkulu kab. Takalar

Keterangan : Terdapat 15 sampel pekerja


25

Tabel 1. Observasi Pada Pekerjaan Pengelak Inlet Bendungan Pamukkulu

kab. Takalar

APD yang APD yang


No Nama APD diberikan dipakai Keterangan
perusahaan pekerja
Ya Tidak Ya Tidak

Hanya 4 pekerja dari 15


1. Pelindung   yang menggunakan
Mata terutama
pengelasan/pembesian

Seluruh pekerja wajib


2. Sepatu   memakai sesuai SOP
Safety dan melindungi kaki
dari benda
terjatuh/tergores

Seluruh pekerja wajib


3. Sarung   memakai sesuai SOP
Tangan dan melindungi tangan
dari goresan

4. Helm   Seluruh pekerja wajib


Pelindung memakai sesuai SOP

5. Masker   Hanya 5 dari 15 pekerja


Safety yang menggunakan

Seluruh pekerja wajib


6. Rompi   memakai sesuai SOP
dan agar membedakan
pekerja dengan
masyarakat
26

Gambar 4.2 Pekerjaan Shotcreate

Gambar 4.3 Pembesian Invert dan dinding pelimpah


27

2. Hasil Wawancara dan daftar pertanyaan

Hasil wawancara dan daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden

secara langsung di lapangan, wawancara langsung dilakukan kepada kepala

satuan kerja di lokasi pengamatan, adapun data dan daftar pertanyaan dapat

dilihat pada tabel berikut :

Lokasi : Bendungan Pamukkulu kab. Takalar

Nama Responden : Djirzise Abdul Hakim F.

Jabatan : Project Manager

1) Perusahaan menerapkan sistem manajemen K3

Aspek Hukum Perundang – Undangan ( PP RI No. 50 tahun 2012

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja )

Gambar 1. Pemasangan Peraturan dan Simbol K3

2) Menyelenggarakan jaminan sosial tenaga kerja

Aspek Hukum Perundang – Undangan UU No. 24 Tahun 2011 (BPJS)


28

Gambar 2. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja

3) Syarat – syarat keselamatan kerja

Aspek Hukum Perundang – Undangan UU No. 1 Tahun 1970 tentang

keselamatan kerja

Gambar 3. Pengarahan Pekerja sebelum melakukan Pekerjaan


29

4) Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan dilingkungan proyek

Aspek Hukum Perundang – Undangan UU No. 1 Tahun 1970 tentang

keselamatan kerja

Gambar 4. Pengawasan Pekerjaan

5) Rambu – rambu dan tanda – tanda K3 pada lokasi proyek

Aspek Hukum Perundang – Undangan ( PP No. 50 Tahun 2012,

perusahaan wajib memasang rambu-rambu K3 sesuai dengan

standar dan pedoman teknis )

Gambar 5. Pemasangan Rambu dan Tanda pada area Proyek


30

6) Perusahaan memperhatikan APD

Aspek Hukum Perundang – Undangan ( Permenaker RI No. 08

/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri )

Gambar 6. Pembagian APD dan Pengecekan APD sebelum bekerja

7) Untuk meminimalisir keadaan darurat seperti tim tanggap darurat,

mengadakan kerjasama dengan rumah sakit

Aspek Hukum Perundang – Undangan Permenaker RI No. per

01/MEN/1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan


31

Gambar 7. Melakukan pendataan pekerja

8) Mengadakan evaluasi K3 seperti inspeksi, tindakan perbaikan dan

pencegahan. Aspek Hukum Perundang – Undangan ( Permenaker RI No.

05/MEN/1996 elemen BAB 5 )

Gambar 8. Mengadakan Inspeksi alat


32

9) Perusahaan membuat pedoman K3

Aspek Hukum Perundang – Undangan ( Surat Keputusan bersama

menteri pekerjaan umum dan menteri tenaga kerja No.

Kep/174/MEN/ 1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang pedoman

Keselamatan dan Kesehatan Kerja )

Gambar 9. Pedoman K3

Berdasarkan hasil diatas maka penulis akan membahas serta

menguraikan, hasil dari observasi, pengamatan secara langsung serta

membahas jawaban wawancara dari responden.


33

B. Pembahasan

Data Observasi dan Wawancara

Dari hasil data observasi dan wawancara langsung yang diperoleh di lapangan

terkait penerapan K3 di Proyek Pembangunan Bendungan Pamukkulu kab.

Takalar, penulis ingin melakukan pembahasan sebagai berikut:

 Pelindung mata

Terbagi jadi 2 yaitu:

1) Kacamata kerja

sesuai dengan ANSI Z871-2010, dipakai oleh pekerja yang

melakukan pekerjaan memasang paku, pengecoran beton, chipping

dan melindungi mata dari debu atau partikel yang masuk ke mata.

Gambar 10. Kacamata Kerja

2) Pelindung las ( WELDING MASK )

Bahan polypropylene, dilengkapi bracket helm, menutupi seluruh

wajah dan menahan percikan api las

Gambar 11. Pelindung Las


34

 Sepatu safety

a. Sepatu boot dengan steel toe dan kekuatan benturan hingga 200 joule

Gambar 12. Sepatu Boot

b. Untuk kegiatan di tempat yang penuh genangan air, dapat

menggunakan sepatu karet yang dilengkapi steel toe

Gambar 13. Sepatu Karet

 Sarung tangan

1. Sarung tangan katun

Digunakan untuk melakukan pekerjaan galian, pasangan bata,

pengecoran, dan pekerjaan lain dengan risiko setara dengan

pekerjaan tersebut.

Gambar 14 . Sarung Tangan Katun


35

2. Sarung tangan katun polkadot

Digunakan untuk melakukan pekerjaan bobok atau chipping

Gambar 15. Sarung Tangan Katun Polkadot

3. Sarung tangan kombinasi

Untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan pembesian,

material baja dan penanganan material dengan permukaan kasar

Gambar 16. Sarung Tangan Kombinasi

 Helm pelindung

Helm wajib digunakan ketika bekerja di area yang terdapat potensi

bahaya yang mengakibatkan cedera kepala atau benturan. Tipe dan kelas

helm mengikuti standar ANSI/ISEA Z891-2014.


36

1. Project Manager / Site Operational Manager / Site Engineering

Manager / Site Administration Manager

Gambar 17. Helm Project Manager

2. Staff

Gambar 18. Helm Staff

3. HSE Officer

Gambar 19. Helm HSE Officer

4. HSE Inspector / HSE Administrator

Gambar 20. HSE Inspector


37

5. Mandor

Gambar 21. Helm Mandor

6. Pekerja Besi / Baja

Gambar 22. Helm Pekerja Besi

7. Pekerja Mekanikal / Elektrikal

Gambar 23. Helm Pekerja Mekanikal

8. Pekerja Kayu

Gambar 24. Helm Pekerja Kayu


38

9. Operator

Gambar 25. Helm Operator

10. Pekerja Batu / Finishing

Gambar 26. Pekerja Batu

 Masker safety

Masker dengan cartridge yang sesuai dengan CRF 84 – 1995 digunakan

untuk pekerjaan yang beresiko terdapat gas dan debu yang masuk ke

pernafasan.

Gambar 27. Masker Safety


39

 Rompi

Rompi digunakan selama berada di area proyek untuk membedakan

antara pekerja proyek dengan orang diluar area proyek, serta untuk

mempermudah pengawasan. Rompi harus dilengkapi dengan reflector,

yaitu bahan yang dapat berpendar apabila terkena cahaya.

Gambar 28. Rompi

a) Mencegah terjadinya cidera dan sakit akibat kerja

Pencegahan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan:

 Substitusi, yaitu penggantian bahan-bahan yang berbahaya dengan

bahan yang tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan

maupun mutunya.

 Isolasi, yaitu menjauhkan atau memisahkan suatu proses pekerja yang

mengganggu atau membahayakan.


40

 Alat pelindung diri (APD), alat ini dapat berbentuk pakaian, helm

pelindung kepala, sarung tangan, sepatu yang dilapisi baja bagian

depan untuk menahan beban yang berat, masker khusus untuk

melindungi alat pernafasan terhadap debu atau gas yang berbahaya,

kacamata dan sebagainya.

 Pemeriksaan kesehatan. Hal ini meliputi pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja dan pemeriksaan secara berkala untuk dapat mencari

faktor penyebab yang menimbulkan gangguan maupun kelainan

terhadap tenaga kerja.

 Latihan dan informasi sebelum bekerja, agar pekerja mengetahui dan

lebih berhati-hati terhadap kemungkinan adanya bahaya.

 Pendidikan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Pendidikan ini

dilakukan secara teratur.

Hal-hal yang dijelaskan di atas perusahaan telah menerapkan atau

melaksanakan komitmen tersebut, contoh salah satu pekerjaan yang

penulis amati yang mampu menerapkan komitmen-komitmen diatas.

b) Melakukan perbaikan yang berkesinambungan dengan system

manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perbaikan yang berkesinambungan K3 dan pengelolaan lingkungan

dimaksudkan, untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

mencapai standar mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta aspek

lingkungan yang telah ditetapkan dan diisyaratkan oleh peraturan yang


41

berlaku. Dengan melalui pelaksanaan sistem yang efektif, termasuk

peningkatan yang berkesinambungan dan pencegahan atas

ketidaksesuaian, insiden dan kecelakaan, pengendalian terhadap

lingkungan. Hal tersebut diharapkan dapat memenuhi standar dari sistem

manajemen K3.

Sistem manajemen mutu, sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) dan system manajemen lingkungan ini digunakan

untuk tujuan kegiatan jasa konstruksi yang dilaksanakan oleh perusahaan

konstruksi, dan komitmen menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan

mempertimbangkan dampak lingkungan dalam setiap kegiatan dan

penerapan K3.

c) Penerapan syarat-syarat K3

Guna memenuhi sasaran keselamatan kerja pada unit proyek

pembangunan bendungan, pihak manajemen haruslah memenuhi standar

syarat-syarat keselamatan kerja, sebagaimana diatur dalam Undang-

undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 yaitu :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b. Mencegah dan mengurangi bahaya peledak

c. Memberi pertolongan pada kecelakaan

d. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja

e. Memberi kesempatan atau jalan untuk menyelamatkan diri pada

waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya bagi

pekerja
42

Dari beberapa syarat-syarat K3 diatas dari hasil pengamatan penulis,

pekerja mengikuti syarat-syarat yang dilaksanakan oleh perusahaan.

d) Penerapan dan operasi kegiatan K3

Penerapan dan operasi kegiatan pada proyek pembangunan Bendungan

mengacu pada beberapa hal sebagai berikut.

a. Sumber daya, struktur dan pertanggungjawaban pimpinan

berkewajiban memberi sumber daya yang ada kepada penyedia jasa

demi penerapan dan peningkatan SMK3 dan penyedia jasa harus

mempertanggungjawabkan atas kinerja SMK3 tersebut.

b. Kompetensi, pelatihan dan kepedulian sebelum memulai pekerjaan di

lapangan, maka dibuatlah prosedur yang terbagi atas 2 bagian yaitu:

 Penunjukkan sub pekerjaan

 Pemeriksaan safety

c. Komunikasi, ketertiban dan konsultasi penyedia jasa sudah

menerapkan perkerja terdapat dalam Identifikasi Bahaya dan

Penilaian Resiko (IBPR) yang merupakan dasar pengelolaan K3 yang

disusun berdasarkan tingkat resiko yang ada dilingkungan kerja dan

mengadakan konsultasi kerjasama mengenai K3.

d. Dokumentasi pelaksanaan program K3 yang sudah dibuat dalam

program K3 didokumentasikan sebagai bukti pelaksanaannya dan

supaya mengetahui secara jelas apa saja kekurangannya.


43

e) Metode Penerapan K3

Metode penerapan K3 yang digunakan pada Proyek Pembangunan

Bendungan pada Pekerjaan Pengelak Inlet yaitu metode Hazard

Identification, Risk Assesment dan Determining Control (HIRADC).

 Hazard Identification

Merupakan studi yang memperhitungkan bahaya dari semua proses

maupun non-proses.Penerapan ini membantu untuk merancang dan

mengatur isu-isu keselamatan maupun lingkungan dalam sebuah

perusahaan.

 Risk Assesment (Penilaian Risiko)

Penilaian suatu risiko dengan cara membandingkannya terhadap

tingkat atau kriteria risiko yang telah ditetapkan. Tujuan penilaian

risiko adalah menetapkan kemungkinan terjadinya atau dampak suatu

kejadian yang menghambat pencapaian tujuan atau sasaran organisasi

supaya dapat dilakukan penanganan risiko secara tepat. Tujuan

tersebut dapat dicapai melalui identifikasi risiko dan analisis risiko.

 Determining Control

Menentukan pengendalian bahaya dan risiko yang diperlukan.


44

TABEL 2. HAZARD IDENTIFICATION

KATEGORI SUB PEMILIK JENIS LEVEL


RESIKO KATEGORI RESIKO AKTIFITAS RESIKO RESIKO RESIKO
RESIKO
Resiko
Keselamatan Bahaya QHSE Pekerjaan K3 Resiko High
dan Fisik Pembesian Keselamatan
Kesehatan Invert
Kerja
Resiko Pekerjaan
Keselamatan Bahaya QHSE Pembesian K3 Resiko High
dan Fisik Lining Keselamatan
Kesehatan Terowongan
Kerja
Resiko Resiko Pelaksanaan Peningkatan
Lingkungan Pencemaran QHSE Produksi Lingkungan Polusi High
Hidup Lingkungan Shotcreate Udara
Resiko Resiko Pelaksanaan Timbulnya
Lingkungan Limbah QHSE Produksi Lingkungan Sampah High
Hidup Non B3 Shotcreate Konstruksi
Resiko
Keselamatan Bahaya QHSE Persiapan K3 Kecelakaan High
dan Fisik Pekerjaan Pekerja
Kesehatan Shotcreate
Kerja
Resiko
Keselamatan Bahaya QHSE Pemasangan K3 Kecelakaan High
dan Fisik Wire Mesh Pekerja
Kesehatan
Kerja
Resiko Resiko Penyemprotan Resiko
Lingkungan Limbah QHSE Shoctcreate K3 Keselamatan High
Hidup Non B3
Resiko Resiko
Keselamatan Bahaya QHSE Pemasangan K3 Keselamatan High
dan Fisik Scaffolding
Kesehatan
Kerja
45

TABEL 3. DAMPAK RISK REGISTER

KRITERIA SCORE DAMPAK TERHADAP PENCAPAIAN

Sangat rendah,
Sangat Kecil 1 Tidak mempengaruhi Kinerja dan Sasaran, Tidak
berpengaruh terhadap keuangan organisasi

Kecil
Kecil 2 Kinerja cukup,
Tidak terlalu mempengaruhi sasaran perusahaan, Hampir
Tidak berpengaruh terhadap keuangan organisasi

Sedang
Penyimpangan kecil terhadap sasaran yang dapat
Sedang 3
diabaikan (mudah diperbaiki kembali)
, Mempengaruhi beberapa sasaran,
berpengaruh terhadap keuangan organisasi namun tidak
signifikan

Besar
Kinerja buruk,
Besar 4
Sasaran-sasaran penting perusahaan tidak tercapai,
berpengaruh terhadap keuangan organisasi, kenaikan < 0,5%
dan berpengaruh terhadap cashflow

Sangat Besar
Kinerja sangat buruk,
Sangat Besar 5
Semua sasaran perusahaan tidak dapat tercapai,
berpengaruh terhadap keuangan organisasi, kenaikan > 0,5%,
menggangu cashflow dan dapat menghentikan operasional
organisasi
46

TABEL 4. KEMUNGKINAN RISK REGISTER

KRITERIA SCORE KEMUNGKINAN YANG TERJADI

hampir tidak pernah terjadi


Sangat Rendah A
(tidak terjadi dalam 1 tahun terakhir)

Jarang terjadi
Rendah B
(pernah terjadi 1x kejadian dalam 1 tahun)

Kadang-kadang terjadi
Sedang C
(1x dalam 3 bulan)

Sering terjadi
Tinggi D
(pernah terjadi 1x kejadian dalam 1 bulan)

Sangat sering terjadi


Sangat Tinggi E
(minimal 1x kejadian per-minggu)
47

TABEL 5. PETA RISIKO 5x5 RISK REGISTER

DAMPAK Sangat Kecil Sedang Besar Sangat


Kecil Besar

0-20% 21-40% 41-60% 61-80% 81–100%


KEMUNGKINAN 1 2 3 4 5

Sangat 81%-100%
Tinggi E

Tinggi 61%-80%
D

Sedang 41%-60%

Rendah 21%-40%
B

Sangat 0%-20%
Rendah A
48

TABEL 6. PRIORITAS RISIKO

LEVEL RISIKO AKTIVITAS MANAJEMEN

Risiko Extreme
EXTREME Sangat mendesak, perlu penanganan segera dari
kepala Departemen/General Manager

Risiko High
Dalam Unit Kerja / Bisnis, penanganan masalah
HIGH dilakukan oleh Manager terkait
Dalam Proyek, penanganan masalah dilakukan oleh
Project Manager

Risiko Sedang
MEDIUM Perlu dilakukan Monitoring
Perbaikan dapat dilakukan jika tersedia Sumber
Daya sesuai kebutuhan

Risiko Rendah
Perlu diatur rutinitasnya menggunakan prosedur
LOW yang ada
Dilakukan perhatian dan monitor oleh Pemilik
Proses
49

TABEL 7. DETERMINING CONTROL

LEVEL
PENYEBAB DAMPAK PENGENDALIAN YANG RESIKO
ADA SAAT
INI

Pekerjaan Gangguan Pemeriksaan kandungan udara


Berdampingan kesehatan sebelum memulai pekerjaan,
dengan kebisingan, penggunaan APD lengkap,
Low
pekerjaan menghirup debu, memakai bodyharness sebelum
lain kekurangan bekerja, pemasangan rambu
oksigen, tertimpa keselamatan, mempersiapkan
benda yang terjatuh team emergency atau tanggap
dari atas, terjatuh darurat

Kelalaian Terjepit, tertimpa Penggunaan APD lengkap


pekerja, tidak material besi, ( helm, rompi, sepatu, masker,
menggunakan tertimpa reruntuhan kacamata safety, sarung tangan,
APD batuan, kekurangan full body harness ), menyalakan High
oksigen, menghirup blower
gas beracun, mata
terkena serpihan
batuan

Peningkatan Gangguan Penggunaan APD lengkap


Polusi udara di pernafasan, lalu ( helm, rompi, sepatu safety,
area proyek lintas terganggu, masker, sarung tangan ),
jarak pandang pengawasan di lapangan dan
berkurang safetyman standby membawa
toa atau pluit untuk memberi Low
aba-aba bahaya jika diperlukan,
memperhatikan alat kompresor
sebelum memulai pekerjaan,
tersedianya APAR pada alat
kompresor, memastikan
dilakukannya housekeeping
setelah pekerjaan
50

Sisa material Area kerja di Penggunaan APD lengkap


berserakan di penuhi sampah ( helm, rompi, sepatu safety,
area kerja material masker, sarung tangan ),
pengawasan di lapangan dan
safetyman standby membawa
toa atau pluit untuk memberi Low
aba-aba bahaya jika diperlukan,
memperhatikan alat kompresor
sebelum memulai pekerjaan,
tersedianya APAR pada alat
kompresor, memastikan
dilakukannya housekeeping
setelah pekerjaan

Kelalaian Tersandung, Pengecekan alat, pengangkatan


pekerja, tidak tertimpa, terjatuh, alat dengan manual diatas 25 kg
menggunakan kekurangan harus dengan 2 orang, penataan
APD oksigen, sengatan kabel yang baik, persiapan akses
listrik, kebakaran jalan untuk truk mixer, Low
pada alat pemeriksaan alat, memeriksa
kandungan udara dalam
terowongan, menyalakan
blower, menyediakan alat
pemadam api

Kelalaian Wire mesh terlepas Melakukan TBT sebelum


pekerja dari permukaan bekerja, memastikan semua
tebing pada saat pekerja yang berada di
penyemprotan ketinggian menggunakan
shotcreate bodyharness,Memastikan High
pekerja menggunakan APD
(Sarung tangan dan masker),
Memastikan pekerja wajib
mengetahui metode kerja
51

Terkena paparan Pemeriksaan alat sebelum


semen/material digunakan,Pastikan tidak ada
shotcrete, terjatuh, kabel listrik terhamapar di tanah,
Kelalaian bising, tergores, gunakan APD ( sepatu safety,
pekerja, tidak tersandung, helm, rompi, earplug, safety belt
menggunakan terpleset, / full body harnees, masker, Low
APD kebakaran , kacamata dan sarung tangan),
kekurangan menyediakan APAR,
oksigen , pemeriksaan ulang kandungan
keruntuhan gas, menyalakan blower,
struktur melakukan pekerjaan sesuai
terowongan metode kerja yang sudah di
setujui

Melakukan ceklist/pemeriksaan
pada skafolding, melakukan
tagging pada skafolding,
Kelalaian Tertimpa benda landasan harus di beri jackbase,
pekerja, tidak yang terjatuh, terdapat tangga naik,
menggunakan keruntuhan pemasangan tag line, High
APD scaffolding, penggunaan APD ( helm ,
terjatuh sepatu , rompi , masker , earplug
dan bodyharness),
lebih dari 2 segmen menambah
perkuatan dengan bracing,
pemasangan rambu-rambu
keselamatan
52

f) Perjelasan Tugas Akhir

Tugas akhir Pamungkas yang berjudul “Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek PT KA Properti Area

Tanjung Karang”. Menjelaskan bahwa Penerapan system manajemen K3

yang digunakan pada proyek. Metode pegumpulan data dalam pengamatan

ini adalah wawancara dan observasi. Dengan metode wawancara tersebut,

pengamat mewawancarai Kepala Satuan Kerja PT. KA Properti Area

Tanjung Karang mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

yang diterapkan PT. KA Properti Area Tanjung Karang. Berdasarkan hasil

pengamatan dapat diketahui bahwa penerapan system Keselamatan dan

Kesehatan Kerja pada PT. KA Properti Area Tanjung Karang sudah cukup

baik dan sesuai peraturan yang berlaku.


53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pihak manajemen sudah memiliki sistem K3 secara tertulis dan

mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga

kerja. Pada proses penerapannya sistem K3 dinilai sudah memenuhi semua

ketentuan-ketentuan dari Permenaker 05/Men/1996 yang mencakup

kebijakan, perencanaan, penerapan kebijakan, pemantuan,

pengevaluasian, dan peningkatan sistem K3.

B. Saran

1. Dilakukan pelatihan mengenai K3 yang lebih baik dan rutin untuk

menambah pengetahuan tenaga kerja akan K3, serta secara rutin

mengingatkan dan menambah kesadaran pekerja akan pentingnya

penggunaan APD saat bekerja dimana diharapkan dapat menekan jumlah

kecelakaan yang terjadi.

2. Perlunya penyadaran kembali akan pentingnya pelaporan setiap

kecelakaan yang terjadi walaupun hanya kecelakaan ringan, karena

walaupun hanya kecelakaan ringan maka hal tersebut akan berakibat fatal

jika tidak ditanggulangi secepatnya sehingga proyek akan berjalan lancer

dan tanpa gangguan.


54

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Karunia Ratna Istiqlal. (2017). Evaluasi Penerapan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) berdasarkan sistem manajemen K3 (SMK3) di bengkel elektro
dan informatika balai latihan pendidikan teknik (BLPT) Yogyakakarta.
Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
Joseph K. David Harianja. (2016). Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) (Studi Kasus : Proyek
Pembangun Gedung Rumah Sakit Umum Type-C. Medan Labuhan). Tugas
Akhir. Medan: Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Tim K3 Ft UNY. (2014). Buku ajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Indah, Aryati. (2017). Evaluasi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada Proyek Bangunan Gedung di Kabupaten Cirebon. Tugas Akhir Skripsi.
Semarang: Teknik Sipil & Perencanaan Universitas Negeri Semarang.
Hasbi Ibrahim. (2013) Strategi Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Makassar: Alauddin University Press.
Sugiono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV.
Pamungkas. (2020). Penerapan system Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada PT. KA Properti Manajemen Area Tanjung Karang. Lampung: Institut
Informatika dan Bisnis Darmajaya.
55

LAMPIRAN
56

Lampiran 1 Surat Permohonan Tugas Akhir


57

Lampiran 2 SK Pembimbing
58

Lampiran 3 Lembar Pengesahan Seminar Proposal


59

Lampiran 4 Surat Persetujuan Seminar Proposal


60

Lampiran 5 Undangan Seminar Proposal


61

Lampiran 6 Surat Penelitian


62

Lampiran 7 Lembar Pengesahan Revisi Proposal


63

Lampiran 8 Lembar Pengesahan Seminar Hasil


64

Lampiran 9 Lembar Persetujuan Seminar Hasil


65

Lampiran 10 Undangan Seminar Hasil


66

Anda mungkin juga menyukai