Anda di halaman 1dari 59

i

SEMINAR HASIL

Analisa Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaa Jalan Menggunakan

Metode Least Cost Scheduling

(Studi Kasus : Peningkatan Jalan Ladongi Dalam Kota)

OLEH :

FENDI AFRIANDI.S
201810058

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2023

i
ANALISA BIAYA DAN WAKTU PADA PEKERJAAN JALAN
MENGGUNAKAN METODE LEAST COST SCHEDULING
(STUDI KASUS : PENINGKATAN JALAN LADONGI DALAM
KOTA)

HASIL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Akademik Sarjana Teknik
Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sulawesi Tenggara

OLEH :

FENDI AFRIANDI.S
2018 100 58

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2023

ii
PERSETUJUAN HASIL

Proposal ini telah diperiksa dan disetujui oleh komisi Pembimbing untuk diujikan
dalam seminar Proposal dihadapan Dewan Penguji , sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar akademik sarajana teknik.

Judul :Analisa Biaya dan Waktu Pada Pekerjaan jalan


Menggunakan Metode Least Cost Scheduling(Studi
Kasus : Peningkatan jalan ladongi dalam kota)
Nama :Fendi Afriandi. S
Stambuk :201810058

Program studi :Teknik Sipil

Kendari,………..2023

Komisi Pembimbing

Pembimbing I PembimbingII

Ir.H. Hakiman, MS Ir.Vickky Anggara Ilham,ST., MT


NIDN. 8898680018 NIDN 0909039202

Mengetahui :
Ka.Prodi Teknik sipil

Ir.Vickky Anggara Ilham,ST., MT


NIDN 0909039202

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penlis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Proposal ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas

Teknik Universitas Sulawesi Tenggara.

Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Bapak Ir.

H. Hakiman, M Sselaku pembimbing 1 dan Ir.Vickky Anggara Ilham,ST., MT

selaku pembimbing 2, yang telah meluangkan waktu dan memberikan sumbangsih

pemikiran dalam mengarahkan penulis selama penyusunan Proposal ini.

Selama mengikuti perkuliahan hingga penyelesaian studi, banyak pihak yang turut

memberikan dukungan dan motivasi, untuk itu dengan segala kerendahan hati

penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1) Prof. Dr. Ir. Andi Bahrun, M.sc, Agric selaku Rektor Universitas Sulawesi

Tenggara.

2) Dr.Ir. Irwan Lakawa, ST.,M.Si,IPM,ASEAN,Eng selaku Dekan Fakultas

Teknik Universitas Sulawesi Tenggara.

3) Sufrianto, SE., M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas

Sulawesi Tenggara.

4) Ir.Vickky Anggara Ilham,ST., MT selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Tenggara..

5) Penasehat Akademik Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sulawesi Tenggara.

iv
6) Seluruh Bapak dan Ibu Dosen pengajar Program Studi S1 Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Tenggara dan seluruh staf

administrasi yang telah memberikan layanan penunjang akademik selama

kuliah.

7) Orang tua yang telah memberikan dorongan dan motivasi serta doa yang

tulus kepada penulis.

8) Saudara teman – teman angkatan yang telah memberi suport dan

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan mendapat

pahala yang berlimpah di sisi Tuhan Yang Maha Esa,Aamiin.

Kendari,

Fendi Afriandi. S
NIM : 201810058

v
DAFFTAR ISI

PERSETUJUAN PROPOSAL ............................................................................ iii


KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFFTAR ISI .................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5

A. Manajemen ............................................................................................... 5

B. Rencana Anggaran Dan Metode Pelaksanaan Pekerjaan ............................ 6

C. Least Cost Scheduling ............................................................................... 9

D. Pengendalian Waktu dan Biaya ............................................................... 11

E. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 21

A. Lokasi Dan WaktuPenelitian ................................................................... 21

B. Jenis Dan Sumber Data ........................................................................... 21

C. Variabel Penelitian .................................................................................. 22

D. Teknik Analisis Data ............................................................................... 22

E. Defenisi Operasional ............................................................................... 23

F. Konsep Operasional ................................................................................ 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 25

vi
A. Menganalisis biaya optimal dalam pekerjaan pada proyek peningkatan
jalan ladongi dalam kota ............................................................................... 25

B. Menganalisis lama waktu pekerjaan pembangunan gedung hotel kubah


kendari. .......................................................................................................... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 44

A. Kesimpulan ............................................................................................. 45

B. Saran ....................................................................................................... 45

vii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proyek konstruksi semakin rumit dan sangat menjadi kompleks, karena

semakin besar proyek semakin kompleks serta membutuhkan sumber daya

manusia hingga awal sampai akhir pengerjaan.Manajemen pelaksanaan yang baik

merupakan suatu kewajiban dalam serangkaian kegiatan pelaksanaan

konstruksi.Permasalahan suatu proyek tergantung pada besar kecilnya pengerjaan

proyek, semakin besar proyek yang dikerjakan dan semakin besar juga

permasalahan yang dihadapi, mulai dari perencanaan, yang menyangkut tenaga

kerja, biaya, waktu dan peralatan. Jika hal diatas tidak dikerjakan dengan

seksama, permasalahan akan timbul seperti ketidak sesuaian dengan waktu

pengerjaan proyek, yang terjadi pemborosan sumber daya manusia, dan

pembiayaan yang membengkak, pelaksanaan yang tidak baik tersebut bisa

menjadi bibit kerugian dalam pengerjaan proyek. Hal-hal dermikian harus selalu

diperhatikan mulai dari peralatan, jumlah tenaga, waktu pelaksanaan serta jumlah

bahan di setiap aktivitas pengerjaan proyek.Untuk menghindari pekerjaan yang

tidak maksimal hal demikian menuntut kita untuk mengerjakan proyek dengan

cara dibantu aplikasi digital, sehingga dalam pelaksanaan bisa tepat waktu dan

sistematis, dan tidak terjadi kerugian dalam pengerjaan proyek (Sarnuji &

Garside, 2021).

Dalam perencanaan jadwal suatu proyek konstruksi, sering kali timbul

pertanyaan apakah kurun waktu tersebut sudah optimal, dapatkah kurun waktu
2

penyelesaian proyek dipersingkat dengan menambah biaya atau sumber daya

lain,dalam batas-batas yang ekonomis.Biaya proyek terdiri dari biaya langsung

dan biaya tak langsung. Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang

akan. Menjadi komponen permanen hasil akhir proyek sedangkan biaya tak

langsung adalah biaya pengeluaran untuk manajemen, supervisi, dan pembayaran

material serta jasa untuk pengadaan proyek yang tidak akan menjadi produk

permanen, tetapi diperlukan dalam rangka proses pembangunan proyek.Salah satu

cara menentukan total biaya proyek yang optimal adalah dengan menjumlahkan

kurva biaya langsung dan biaya tak langsung pada proyek tersebut(Mulyadi,

2017).

Diselenggarakannya suatu proyek konstruksi dilakukan melalui system

manajemen proyek. Proyek dinyatakan berhasil apabila jumlah biaya yang

dikeluarkan secara efisien, waktu pengerjaan yang tepat, dan baiknya kualitas

produk yang dihasilkan. Dalam dunia konstruksi, faktor biaya adalah bahan

pertimbangan yang paling utama karena jumlah investasinya yang besar serta

bersifat rentan terhadap resiko kegagalan. Pentingnya perkiraan biaya harus

dilakukan dalam pengelolaan biaya proyek secara menyeluruh(Dewi, 2019).

Rencana Anggaran Biaya proyek adalah suatu perhitungan dari banyaknya biaya

yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya tak langsung yang

berhubungan dengan pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Dengan kata lain

Rencana Anggaran Biaya adalah harga dari suatu bangunan yang telah dihitung

secara teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada tipe bangunan

yang sama tentunya akan memiliki harga yang berbeda dikarenakan dari segi
3

harga bahan dan juga upah pekerja dimasing masing daerah berbeda(Paramata,

2019).

Dalam hal ini pada pekerjaan Peningkatan jalan ladongi dalam kota masih

menggunakan metode lama dalam menentukan waktu dan biaya pada saat ini

peneliti melakukan perbandingan metode dengan menggunakan metode least cost

scheduling dengan harapan agar lebih mempermudah dalam menghasilkan waktu

dan biaya Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengakat judul

“Analisa Biaya dan Waktu Metode Optimal Pada Pekerjaan Jalan

Menggunakan Metode Least Cost Scheduling(Studi Kasus : Peningkatan

jalan ladongi dalam kota)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang maka rumusan masalah penelitian

adalah :

1. Berapa besar biaya optimal dalam perkerjaan Peningkatan jalan ladongi

dalam kota dengan menggunakan metode Least Cost Scheduling?

2. Berapa lama Waktu Penyelesaian optimal pekerjaan Peningkatan jalan

ladongi dalam kota dengan menggunakan metode Least Cost

Schedulling?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan rumusan masalah maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Menganalisis biaya optimal dalam pekerjaan Peningkatan jalan ladongi

dalam kota
4

2. Menganalisis lama waktu pekerjaan Peningkatan jalan ladongi dalam

kota

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat ilmiah, yaitu Penelitian ini memberi gambaran tentang metode

Least Cost Schedulling dalam merencanakan Biaya dan waktu optimal

dalam penyelesaian proyek

2. Manfaat praktis, yaitu Memberikan pertimbangan penggunaan metode

yang dipilih berdasarkan hasil Rencana Anggaran Biaya dan Waktu

optimum agar dapat mengambil keputusan yang tepat dan efisien.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Batasan masalah pada penelitian ini di batasi pada pokok permasalahan

yang ada sebagai berikut yaitu:

1. Penelitian ini dibatasi pada pengerjaan pekerjaan pembangun hotel kubah

kendari.

2. Data-data daftar harga upah dan harga bahan Rencana Anggaran

Pelaksana diperoleh dari beberapa pihak kontraktor.

3. Analisis dikerjakan secara manual dengan menggunakan metode Least

Cost Schedulling.

4. Tidak meninjau kenaikan biaya satuan pekerjaan dan bahan proyek,

baikbiaya langsung, maupun biaya tak langsung akibat inflasi, kebijakan

pemerintah, bencana alam, dan faktor-faktor lain yang secara langsung

maupun tidak langsung mengakibatkan kenaikan biaya.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen

Manajemen adalah proses pengorganisasian, pengaturan, pengelolaan SDM,

sampai dengan pengendalian agar bisa mencapai tujuan dari suatu kegiatan dasar

secara aman. Manajemen dalam pekerjaan proyek dibagi menjadi dua bagian

yaitu manajemen proyek dan manjemen biaya(Mulyadi, 2017).

1. Manajemen proyek konsruksi adalah merencanakan, mengorganisasi,

memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran

jangka pendek yang telah ditentukan (Azizah, 2017). Manajemen Proyek

meliputi langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan, penawaran dan

penyelesaian proyek.

2. Manajemen biaya proyek adalah suatu proses atau kegiatan yang

diperlukan untuk memastikan biaya proyek akan disesuaikan sesuai

anggaranyang telah disetujui. Biaya proyek atau anggaran proyek

biasanya sangat terbatas sehingga diperlukan pengolahan yang baik.

Pengelolaan biaya proyek disebut manajemen biaya proyek yang

digunakan untuk menyelesaikan kegiatan dalam jadwal proyek

Manajemen biaya proyek meliputi proses-proses yang diperlukan untuk

menjamin agar anggaran biaya yang telah disetujui cukup untuk

menyelesaikan semua pekerjaan dalam lingkup proyak.dalam (Mukti,

2020) Proses-proses manajemen proyek yaitu :


6

a. Perencanaan sumber daya

b. Estimasi biaya

c. Penganggaran biaya

d. Pengendalian biaya

B. Rencana Anggaran Dan Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Secara umum pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek, adalah

nilai estimasi biaya yang harus disediakan untuk pelaksanaan sebuah kegiatan

proyek. Namun beberapa praktisi mendefinisikannya secara lebih detail, seperti :

1. Menurut (Syamsuri, 2020), Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek

merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiapi pekerjaan dalam suatu

proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu proyek.

2. Menurut (Khoiriah, 2020), dalam bukunya ”Analisa Anggaran Pelaksanaan“,

bahwa Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibagi menjadi dua, yaitu rencana

anggaran terperinci dan rencana anggaran biaya kasar.

a. Rencana Anggaran Biaya Kasar

Merupakan rencana anggaran biaya sementara dimana pekerjaan dihitung tiap

ukuran luas. Pengalaman kerja sangat mempengaruhi penafsiran biaya secara

kasar, hasil dari penafsiaran ini apabila dibandingkan dengan rencana anggaran

yang dihitung secara teliti didapat sedikit selisih.

b.Rencana Anggaran Biaya Terperinci

Dilaksanakan dengan menghitung volume dan harga dari seluruh pekerjaan yang

dilaksanakan agar pekerjaan dapat diselesaikan secara memuaskan. Cara


7

perhitungan pertama adalah dengan harga satuan, dimana semua harga satuan dan

volume tiap jenis pekerjaan dihitung. Yang kedua adalah dengan harga

seluruhnya, kemudian dikalikan dengan harga serta di jumlahkan

seluruhnya.Tujuan dan manfaat pembuatan rencana anggaran secara umum adalah

sebagai berikut :

1. Sebagai pedoman general kontraktor untuk melakukan perjanjian kontrak

dengan sub kontraktor atau pemborong

2. Sebagai acuan untuk negosiasi harga antara general kontraktor dengan mandor

atau sub kontraktor Jenis rencana yang sering digunakan dalam proyek

konstruksi ada beberapa jenis. Penggunaan jenis rencana anggaran diantaranya

a. Rencana Anggaran Biaya Kasar (Taksiran) untuk Pemilik. Rencana

Anggaran Biaya kasar ini juga di pakai sebagai pedoman terhadap

anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Rencana Anggaran Biaya ini

dibuat masih kasar / global sekali dan biasanya dihitung berdasarkan harga

satuan tiap meter persegi luas latai atau dengan cara yang lain.

b. Rencana anggaran Biaya Pendahuluan Oleh Konsultan Perencana

Perhitungan anggaran biaya ini dilakukan setelah gambar rencana (desain)

selesai dibuat oleh Konsultan Perencana. Perhitungan anggaran biaya ini

lebih teliti dan cermat sesuai ketentuan dan syarat-syarat penyusunan

anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya ini di dasarkan pada :


8

a. Gambar atau desain

Gunanya untuk menentukan atau menghitung besarnya volume masing

masing pekerjaan.

b. Bestek atau Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Gunanya untuk menetukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis.

c. Harga Satuan Pekerjaan.

Dihitung dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan

perhitungan analisa SNI.Rencana Anggaran Biaya Detail oleh Kontraktor

Anggaran Biaya ini dibuat oleh kontraktor setelah melihat desain

konsultan perencana (gambar bestek dan RKS), dan pembuatannya lebih

terperinci dan teliti karena sudah memperhitungkan segala kemungkinan

(melihat medan, mempertimbangkan metode-metode pelaksanaan, dsb).

Rencana Anggaran Biaya ini kemudian dijabarkan dalam bentuk

penawaran oleh kontraktor pada waktu pelelangan, dan menjadi harga

yang pasti (fixed price) bagi pemilik setelah salah satu rekanan ditunjuk

sebagi pemenang dan Surat Perjanjian Kerja (SPK) telah ditanda tangani.

Anggaran Biaya sesungguhnya (Real Cost) Anggaran Biaya Real cost yaitu

segala anggaran biaya yang kontraktor keluarkan untuk menyelesaikan proyek

tersebut dari awal proyek sampai proyek selesai. Besarnya real cost tersebut

hanya diketahui oleh kontraktor sendiri. Penerimaan total dana dari pemilik

proyek dikurangi Real Cost adalah laba diperoleh oleh kontraktor(Hardiyanti,

2022).
9

C. Least Cost Scheduling

Konsep dari Least Cost Scheduling ini adalah menentukan kondisi yang

optimal untuk biaya dan waktu dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi,

dimana untuk mendapatkan kondisi yang optimal tersebut dilakukan percepatan

pelaksanaan proyek. Untuk mempercepat waktu pelaksanaan proyek maka yang

harus dipercepat adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis.Ada beberapa

alternatif untuk mempercepat durasi proyek, yaitu seperti menambah tenaga kerja,

mengadakan lembur, atau dapat juga melakukan perubahan metode pelaksanaan

konstruksi. Dengan melaksanakan beberapa alternatif agar durasi proyek lebih

pendek, maka pada proyek tersebut akan muncul tambahan biaya sesuai alternatif

yang dilaksanakan.Untuk membuat perencanaan waktu dan biaya pelaksanaan

suatu proyek perlu dilakukan hal-hal mempelajari spesifikasi pekerjaan,

menguraikan pekerjaan, mempelajari hubungan antar kegiatan, membuat jaringan

kerja, membuat analisis waktu dan biaya tiap kegiatan, membuat tabel waktu dan

biaya pelaksanaan, melakukan proses optimasi waktu dan biaya, dan yang terakhir

mendapatkan waktu dan biaya yang optimal.Mempelajari spesifikasi pekerjaan

yaitu Spesifikasi pekerjaan akan didapat dari data-data awal untuk pelaksanaan

proyek, seperti jangka waktu pelaksanaan, metode pelaksanaan yang akan dipakai,

dan lain-lain(Rahmawati, 2022)

yang akan menentukan dalam perencanaan waktu dan biaya pelaksanaan

proyek tersebut.Menguraikan pekerjaan menjadi sejumlah kegiatan yang relevan

untuk dianalisa.Selanjutnya mempelajari hubungan ketergantungan logis antar

kegiatan untuk pelaksanaannya yaitu pada tahap ini di cari hubungan antara
10

kegiatan-kegiatan tersebut.Hubungan yang menentukan dalam tahap ini adalah

hubungan yang bersifat seri, atau secara logika kegiatan tersebut hanya dapat

dilakukan setelah kegiatan sebelumnya dikerjakan.Membuat diagram jaringan

kerja untuk pekerjaan tersebut, dimana hasil dari langkah-langkah sebelumnya

berupa kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan beserta logika ketergantungannya

menjadi masukan bagi pembuatan diagram jaringan kerja. Setelah diagram selesai

dibuat maka dapat dilihat model waktu pelaksanaan untuk masing-masing

kegiatan.Membuat analisis waktu dan biaya langsung untuk masing-masing

kegiatan yaitu tiap-tiap kegiatan pada proyek tersebut akan dianalisis waktu dan

biaya langsung pelaksanaan untuk tiap-tiap alternative metode pelaksanaan.

Langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam melakukan analisis waktu dan biaya

pelaksanaan untuk tiap-tiap kegiatan akan dijelaskan pada pembahasan tersendiri.

Membuat tabel waktu dan biaya langsung pelaksanaan, tabel waktu dan biaya

langsung pelaksanaan ini berisikan data waktu dan biaya langsung pelaksanaan

tiaptiap alternatif metode pelaksanaan untuk seluruh kegiatan proyek

tersebut.Melakukan proses optimasi waktu dan biaya langsung pelaksanaan

proyek, dari data berupa tabel waktu dan biaya pelaksanaan dilakukan proses

optimasi untuk mendapatkan waktu dan biaya langsung pelaksanaan proyek yang

optimal. Hasil dari proses optimasi ini adalah biaya langsung terendah untuk tiap-

tiap waktu pelaksanaan proyek yang mungkin dilakukan(Syara, 2023).

Mendapatkan waktu dan biaya pelaksanaan proyek yang optimal, setelah

biaya langsung dan biaya tak langsung didapat maka diperoleh biaya pelaksanaan

proyek proyek yang mungkin dilaksanakan.Selanjutnya, pada suatu waktu


11

pelaksanaanakan didapat biaya pelaksanaan yang paling rendah, yang menjadi

tujuan dari perencanaan waktu dan biaya pelaksanaan proyek.

D. Pengendalian Waktu dan Biaya

(Jati & SetionoRifai, 2022), pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk

menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang

sisteminformasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis

kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian

mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan

secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.Berdasarkan pengertian

yang diberikan oleh(Jati & SetionoRifai, 2022), maka proses pengendalian proyek

dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan sasaran.

2. Definisi lingkup kerja.

3. Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai

sasaran.

4. Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan, dan pelaporan hasil

pelaksanaan pekerjaan.

5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan

sasaran yang telah ditentukan.

6. Mengadakan tindakan pembetulan.

Fungsi utama pengendalian adalah memantau dan mengkaji (bila perlu

mengadakan koreksi) agar langkah-langkah kegiatan terbimbing ke arah tujuan

yang telah ditetapkan. Pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah
12

dilaksanakan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan

penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien(Putra & Hartati, 2017).

1. Analisa Waktu

Supaya suatu proyek dapat berjalan dengan lancar serta efektif, maka perlu

dilakukan pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang terlibat

di dalamnya. Sehubungan dengan itu maka pihak pelaksana dari suatu proyek

biasanya membuat suatu jadwal waktu kegiatan (Time Schedule). Jadwal kegiatan

adalah urutan-urutan kerja yang berisi antara lain :

a. Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

b. Waktu dimana suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri.

c. Urutan dari pekerjaan.

Pimpinan proyek dapat mengetahui dengan jelas rencana kerja yang akan

dilaksanakan dengan adanya jadwal waktu ini, sehingga kelangsungan atau

kontinuitas proyek dapat dipelihara. Hal ini memudahkan pimpinan proyek untuk

mengkordinasikan unit-unit pekerjaan sehingga diperoleh efisiensi kerja yang

tinggi (Putra & Hartati, 2017) . Tujuan dari pembuatan jadwal waktu ini, antara

lain untuk:

a. Dipakai sebagai pedoman pelaksanaan guna memudahkan pekerjaan agar

dapat berjalan lancar dan mencapai sasaran yang telah digariskan.

b. Memperkirakan alokasi sumber daya yang harus disediakan setiap kali

diperlukan, agar proyek dapat berjalan lancar dan efektif.


13

c. Mengontrol kemajuan pekerjaan, sehingga bila ada keterlambatan di

dalam pelaksanaan pekerjaan dapat diketahui untuk mengambil Tindakan

penanggulangan.

d. Menentukan lamanya target waktu yang diminta oleh pemilik agar dapat

terpenuhi..

e. Mengetahui urutan dari masing-masing pekerjaan.

f. Sebagai alat pengendali proyek.

2. Analisa Biaya

(K.Eka Pratiwi, 2020), di dalam pembangunan suatu proyek, variabel biaya (cost)

merupakan suatu peranan yang sangat penting dalam manajemen konstruksi,

dimana biaya harus dikendalikan semaksimal mungkin dalam waktu yang telah

ditentukan.Pengendalian waktu harus memperhatikan faktor biaya, karena

terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-

biaya proyek yang bersangkutan atau aktifitas pendukungnya. Ada beberapa jenis

biaya yang berhubungan dengan pembiayaan suatu proyek konstruksi, yaitu:

a. Biaya Langsung (Direct Cost)

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Inti dari analisa biaya secara detail adalah yang didasarkan pada penentuan jumlah

material, tenaga kerja, peralatan, dan jasa subkontraktor yang merupakan bagian

terbesar dari biaya total proyek yaitu berkisar antara 85% yang terdiri dari biaya

peralatan sebesar 20-25%, material curah 20-25%, biaya konstruksi di lapangan

yaitu tenaga kerja, material, jasa subkontraktor 45-50%. Maka dari itu besarnya
14

biaya tak langsung dapat disimpulkan sebesar 100% - 85% = 15% dari total biaya

yang dikeluarkan(Riza, 2022)

3. Hubungan Biaya – Waktu Pelaksanaan

Biaya total proyek adalah penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tak

langsung yang digunakan selama pelaksanaan proyek. Besarnya biaya ini sangat

tergantung oleh lamanya waktu (durasi) penyelesaian proyek, kedua-duanya

berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat

diperhitungkan dengan rumus tertentu, tapi pada umumnya makin lama proyek

berjalan makin tinggi komulatif biaya tak langsung yang diperlukan (Setiono et

al., 2021). Pada Gambar 2.1 ditunjukkan hubungan biaya langsung, biaya tak

langsung dan biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum

didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.

Gambar 2.1 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, biaya
tak langsung dan biaya optimal.
Sumber : (Setiono et al., 2021)

Hubungan semacam ini disebabkan karena setiap percepatan durasi proyek

membutuhkan tambahan biaya langsung yang digunakan untuk menambah tingkat


15

produktivitas kerja, menambah peralatan, mengganti metode kerja dan lain-

lain.Antara waktu penyelesaian proyek normal dan dipercepat mengakibatkan

perubahan terhadap biaya total proyek. Untuk menganalisis lebih lanjut hubungan

antara biaya dengan waktu suatu kegiatan, dipakai beberapa istilah yaitu:

a. Kurun waktu normal/Normal Duration (ND) yaitu jangka waktu yang

diperlukan untuk melakukan kegiatan sampai selesai dengan tingkat

produktivitas kerja yang normal, diluar pertimbangan kerja lembur dan

usaha lainnya seperti : menyewa peralatan yang lebih canggih.

b. Kurun waktu dipersingkat/Crash Duration (CD) yaitu waktu tersingkat

untuk menyelesaikan suatu kegiatan secara teknis masih mungkin, seperti

dilakukannya upaya penambahan sumber daya dengan penambahan jam

kerja (lembur), pembagian giliran kerja (shift), penambahan tenaga kerja

dan penambahan peralatan atau merubah metode kerja.

c. Biaya normal/Normal Cost (NC) yaitu biaya langsung yang diperlukan

untuk menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu normal.

d. Biaya untuk waktu dipersingkat/Crash Cost (CC) yaitu jumlah biaya

langsung untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kurun waktu tersingkat.

Gambar 2.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk satu
Kegiatan
Simber: (Setiono et al., 2021)
16

Gambar 2.2 menunjukkan hubungan antara durasi-biaya, pada titik A

memberikan informasi tentang biaya yang dibutuhkan dalam kondisi minimum,

tetapi durasinya maksimum (waktu paling lambat). Pada keadaan titik A disebut

dengan biaya normal (nc) dan waktu normal (nd). Pada titik B memberikan

informasi bahwa pada titik tersebut durasi dalam kondisi minimum (waktu paling

cepat) sedangkan biaya yang dibutuhkan pada kondisi maksimum.Pada keadaan

demikian titik B disebut waktu dipersingkat (crash duration) dan biaya waktu

dipersingkat (crash cost). Garis penghubung antara titik-titik ini dihubungkan oleh

garis-garis dan dalam keadaan normal berupa kurva-biaya dari suatu kegiatan

yang dihubungkan oleh segmen-segmen garis yang dapat berfungsi untuk

menganalisis kegiatan apa yang masih layak untuk diadakan crashing. Cara yang

digunakan adalah meninjau cost slope (kemiringan biaya) dari masing-masing

segment garis yang dapat memberikan identifikasi mengenai pengaruh biaya

terhadap pengurangan waktu penyelesaian suatu proyek(Amin et al., 2020).

Rumus :

Produktivitas harian = (2.1)

Produktivitas tiap jam = (2.2)

Crash duration = (2.3)

Normal cost pekerja perjam = harga per satuan pek. x prod. tiap jam (2.4)

Normal cost pekerja perhari = 8 jam x normal cost tiap jam (2.5)

Normal cost = normal duration x normal cost pekerja perhari (2.6)

Crash Slop = crash duration x crash cost pekerja perhari (2.7)


17

Keterangan:

a. Normal Duration

Normal duration adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

suatu aktifitas atau kegiatan dengan sumber daya normal yang ada tanpa

adanya biaya tambahan lain dalam sebuah proyek.

b. Crash Duration

Crash duration adalah waktu yang akan dibutuhkan suatu proyek dalam

usahanya mempersingkat waktu yang durasinya lebih pendek dari normal

duration.

c. Normal Cost

Biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam waktu

normal.Perkiraan biaya ini adalah pada saat perencanaan dan penjadwalan

bersamaan dengan penentuan waktu.

d. Crash Cost

Biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam jangka waktu

sebesar durasi crash-nya. Biaya setelah di crashingakan lebih besar dari

biaya normal.

e. Cost Slope

perbandingan antara pertambahan biaya dengan percepatan waktu

penyelesaian proyek.
18

E. Penelitian Terdahulu

(Dewi, 2019)Optimalisasi Waktu Dan Biaya Pelaksanaan Proyek

Menggunakan Metode Least Cost Analysis(Studi Kasus : Pembangunan Pasar

Amlapura Barat)Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalahdari waktu

penyelesaian proyek rencana selama 133 hari didapatkan waktu optimum

penyelesaian proyek selama 52 hari sehingga menjadi 81 hari dan diperoleh

efisiensi waktu percepatan sebesar 36,84 %. Biaya minimum yang didapat setelah

percepatan dengan penambahan tenaga kerja sebesar Rp.11.817.857.119, dimana

efisiensi biaya sebesar Rp.99.915.446 atau (0,705%) dari biaya normal sebesar

Rp. 11.917.772.565 dengan melakukan kompresi pada 29 item pekerjaan dari

Cost Slope terendah.

(Riza, 2022)Analisa Biaya Dan Waktu Dengan Menggunakan Metode Least

Cost Analysis Pada Proyek Pembangunan Gedung Ruang Kelas Baru Man Kota

Surabaya Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah waktu yang optimal

yaitu 161 hari, dengan percepatan 4 hari dari waktu normal 165 hari, dengan

persentase pengurangan waktu sebesar 2,42%. Dengan biaya normal sebesar Rp.

4.420.460.852,65 berkurang menjadi Rp. 4.420.460.852,65, dengan persentase

pengurangan biaya sebesar 0,05%. Perbandingan biaya normal dan biaya setelah

dipercepat adalah sebesar Rp. 2.420.492,00.

(Rahmawati, 2022)Optimasi Penjadwalan Proyek Konstruksi Menggunakan

Metode Least Cost Scheduling Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah

Besar biaya yang dikeluarkan setelah dilakukan analisis percepatan waktu proyek

menggunakan metode least cost scheduling adalah Rp. 3,407,624,263.72Durasi


19

yang dibutuhkan setelah dilakukan analisis percepatan waktu proyek

menggunakan least cost scheduling adalah 54 hari Selisih biaya normal proyek

dan biaya percepatan proyek adalah Rp. 551,012,642.64 Biaya pendapatan pada

rusun ialah sebesar Rp. 1,910,455. Setelah dilakukan analisis, selisih biaya

percepatan dengan biaya normal ialah Rp. 2,330,640,188.44 Biaya pendapatan

kurang dari biaya percepatan maka Rp. 1,910,455 <Rp.

551,012,642.64.Berdasarkan efisiensi maka, proyek ini tidak layak dilakukan

percepatan.

(Hardiyanti, 2022)Perbandingan Fast Tracking dengan Least Cost

Analysis pada Proyek Peningkatan Jalan Ruas Beroanging Bungung-Bungung

Kabupaten Jeneponto Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah Waktu

Optimum pada Metode Fast Tracking terjadi pada waktu 138 dan 135 hari,

dengan biaya tetap yaitu biaya normal proyek, sedangkan pada Metode Least Cost

Analysis untuk waktu 135 hari, biaya Rp. 3.299.822.649,57. Dapat disimpulkan

untuk Metode Fast Tracking dan Least Cost Analysis terjadi pengurangan waktu

12 hari, namun untuk Least Cost Analysis ada penambahan biaya sebesar Rp.

26.577.649,57

(Rajguru, 2015) Effective Techniques In Cost Optimization Of

Construction Project: Hasil pada penelitian ini Dalam makalah ini kami telah

meninjau berbagai teknik optimasi. Penting untuk meminimalkan biaya dan durasi

konstruksi pada setiap tahap. Hal ini merupakan kebutuhan untuk memenuhi

persyaratan saat ini dan menyelesaikan proyek dalam perkiraan waktu, biaya, dan

sumber daya yang tersedia. Faktor yang paling mempengaruhi biaya proyek
20

adalah keterlambatan proyek dan material. Beberapa metode telah dikembangkan

dan diterapkan untuk menganalisis masalah waktu-biaya, namun metode tersebut

hanya dapat mengoptimalkan satu parameter. Berbagai material berbiaya rendah

juga disarankan untuk mengoptimalkan biaya proyek serta menjaga kualitas dan

kekuatan proyek. Juga berbagai metode matematika dan model berbasis perangkat

lunak dipelajari untuk optimasi.

(Akter, 2018)Project Planning Using Scheduling Techniques: Time &

Cost Aspects Hasil pada penelitian ini Masalah pelaksanaan proyek yang buruk,

tidak selesainya dan terlambat dari jadwal, yang merajalela di masyarakat kita.

Keterlambatan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Karena kelebihan biaya

dan waktu dapat meningkatkan kompleksitas proyek. Oleh karena itu, diperlukan

analisis yang tepat untuk mengendalikannya. Tujuan utama kami untuk

menemukan biaya minimum dalam waktu penyelesaian proyek. Untuk hal ini

sebenarnya digunakan PERT & CPM untuk mencari waktu optimum yang kurang

dari waktu jadwal 105 hari pada pekerjaan pondasi blok TSC[A]. Kami

menemukan bahwa itu adalah jalur terpanjang dalam jaringan (jalur kritis).

Dimana kita mendapatkan waktu 78 hari kurang dari 105 hari. Pada jalur ini slack

adalah nol. Waktu penyelesaian kami adalah 60 hari, kurang dari 18 hari dari 78

hari. Sehingga diperlukan crash untuk mencapai waktu penyelesaian & mencari

biaya minimum. Sehingga akhirnya diperoleh total biaya proyek TK.10876000.

Jika alat analisis jaringan digunakan dan dimasukkan ke dalam rencana proyek

pada awal aktivitas kerja.


21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan WaktuPenelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan pada pekerjaan Peningkatan jalan ladongi dalam

kota yaitu kabupaten kolaka timur Provinsi Sulawesi Tenggara. Seperti tampak

pada lampiran 1

2. Waktu Penelitian

Penelitian membutuhkan Waktu selama 3 bulan. Mulai dari bulan oktober 2023

sampai bulan Desember 2023,

B. Jenis Dan Sumber Data

Data ditinjau dari segi cara mendapatkannya data dapat dibedakan menjadi data

Primer dan Data Sekunder.

Tabel 3.1 Jenis dan Sumber data

No. Jenis Data Sumber Data


1 Data Sekunder meliputi :
1. Rencana Anggaran Biaya
2. Rencana Daftar Harga
Satuan Bahan,Alat dan Kontraktor
Upah Tenaga Kerja
3. Time schedule atau kurva S
22

C. Variabel Penelitian

Data yang diperoleh dalam proses penelitian Dalam pengumpulan data ini terlebih

dahulu harus dibuat ketentuan yang pasti dalam pengambilan data dan ketentuan

praktis untuk memulai penelitian. Adapun Variabel yang diukur adalah

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

No. Unsur yang Ditinjau Indikator


1 Lama waktu optimum 1.Produktivitas
dalam penyelesaian 1.Crash durasion
proyek
2 Perkiraan harga total 1 Normal Cost
biaya proyek 2 Crash crost
3 Cost slope

D. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang akan diuraikan adalah sesuai dengan tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Menentukan lama waktu optimum dalam penyelesaian proyek Analisis data

dilakukan dengan :

a. menentukan lintasan kritis dengan bantuan aplikasi microsof projek

selanjutnya menghitung Produktivitas harian menggunakan rumus 2.1

b. selanjutnya menghitung Produktivitas tiap jam menggunakan rumus 2.2

c. setelah itu menentukan nilai Crash durasion menggunakan rumus 2.3

2. Menentukan perkiraan harga total biaya proyek yaitu dengan :

a. menghitung nilai Normal Cost menggunakan rumus 2.4

b. selanjutnya menentukan nilai Crash crost menggunakan rumus 2.5 dan

c. terakhir menentukan nilai Cost slope menggunakan rumus 2.7


23

E. Defenisi Operasional

Adapun operasional variabel yang digunakan sebagaimana petunjuk tentang

bagaimana suatu variable diukur dengan menggunakan indikator yang digunakan.

Secara terperinci defenisi operasional variable menjelaskan variabel yang akan

digunakan dalam penelitian. Defenisi operasional variable sebagai berikut :

1. Produktivitas

Produktifitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu

aktifitas atau kegiatan dengan sumber daya normal yang ada tanpa adanya

biaya tambahan lain dalam sebuah proyek.

2. Crash Duration

Crash duration adalah waktu yang akan dibutuhkan suatu proyek dalam

usahanya mempersingkat waktu yang durasinya lebih pendek dari normal

duration.

3. Normal Cost

Biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam waktu

normal.Perkiraan biaya ini adalah pada saat perencanaan dan penjadwalan

bersamaan dengan penentuan waktu.

4. Crash Cost

Biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam jangka waktu

sebesar durasi crash-nya. Biaya setelah di crashing akan lebih besar dari

biaya normal.
24

5. Cost Slope

perbandingan antara pertambahan biaya dengan percepatan waktu

penyelesaian proyek.

F. Konsep Operasional
Analisa Biaya dan Waktu Pada Pekerjaan jalan Menggunakan
Metode Least Cost Scheduling(Studi Kasus : Peningkatan jalan
ladongi dalam kota)

Pengumpulan data

1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) lengkap


2. Rencana daftar harga satuan bahan, alat
dan upah tenaga kerja
3.Time Schedule

Menentukan lama waktu Menentukan perkiraan


optimum dalam harga total biaya proyek
penyelesaian proyek

Hasil analisis dan


pembahasan

Kesimpulan dan saran


Gambar 3.1 Bagan Tahapan Penelitian
25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Menganalisis biaya optimal dalam pekerjaan pada proyek peningkatan

jalan ladongi dalam kota

1. Data-Data Proyek

a. Data Kebutuhan tenaga kerja

Berdasarkan pengamatan pada proyek peningkatan jalan ladongi dalam kota

Provensi Sulawesi tenggra. Proyek ini direncanakan dimulai pada tanggal 21

september 2023 sampai 31 Desember 2023 dan diselesaikan dengan kurun

waktu 100 hari dan kebutuhan tenaga kerja yang digunakan pada proyek jalan

Ladongi dalam kota dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel : 4.1 Analisis Kebutuhan Tenaga

Kebutuhan Tenaga Kerja/Hari


No. Uraian Kegiatan Mandor Tukang Pekerja Jumlah
1 Mobilisasi 1 - 2 3
Manajemen dan keselamatan lalu
2 1 - 4 5
lintas

3 Pengamanan lingkungan hidup - - 1 1

Galian untuk selokan drainase dan


4 1 - 9 10
saluran Air
5 Pasangan batu dengan mortal 1 4 15 20
6 Galian Biasa 1 - 7 8
7 Galian batu 1 - 14 15
8 Timbunan pilihan dari sumber galian 1 - 6 7
9 Penyiapan bahan jalan 1 - 6 7
26

10 Lapis pondasi agregat kelas A 1 - 15 16

11 Perkerasan beton semen 1 19 13 33


12 Lapis pondasi bawah Beton kurus 1 10 8 19
13 Lapis resap pengikat – Aspal cair 2 - 18 20
14 Lapis resap – Aspal cair 2 - 18 20
15 Laston lapis Aus (AC-WC) 1 - 15 16
16 Laston lapis antara (AC-BC) 1 - 10 11
17 Bahan anti pengelupas - - 2 2
18 Beton mutuf‟c 15 Mpa 1 4 4 9
19 Pasangan batu 1 6 10 17
20 Marka jalan termoplastik 1 3 10 14
(Sumber data analisis)

2. Daftar Harga Upah

Upah tenaga kerja yang digunakan disesuaikan dengan upah yangdigunakan pada

proyek jalan Sapaya - Boro.

Tabel 4.2 Daftar tenaga kerja dan harga upah

HARGA
No. URAIAN KODE SATUAN SATUAN
( Rp.)

1. Pekerja (L01) jam Rp 11,428.57


2. Tukang (L02) jam Rp 12,857.14
3. Mandor (L03) jam Rp 18,571.43
4. Operator (L04) jam Rp 18,571.43
5. Pembantu Operator (L05) jam Rp 12,857.14
6. Sopir / Driver (L06) jam Rp 12,857.14
7. Pembantu Sopir / Driver (L07) jam Rp 12,571.43
10. Kepala Tukang (L10) jam Rp 12,142.86
(Sumber data proyek)
27

Rincian Biaya Langsung

Biaya langsung (Direct Cost) adalah biaya yang langsung berhubungan

dengan pekerjaan konstruksi dilapangan. Biaya langsung dapat diperoleh dengan

mengalikan volume suatu pekerjaan dengan harga satuan (Unit Price) pekerjaan

tersebut. Adapun rincian biaya langsung dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Rincian Biaya Langsung

Jumlah HargaPekerjaan
No. Uraian (Rupiah)
Divisi

1 Umum Rp. 147,185,100.00


2 Drainase Rp. 958,037,802.48
3 Pekerjaan Tanah Rp. 734,538,764.34
4 Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
5 Pekerasan Non Aspal Rp. 10,396,535,142.24
6 Perkerasan Berbutir Rp 10,317,446,999.37
7 Struktur Rp 1,467,914,066.46
8 Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor Rp 79,684,447.05
9 Pekerjaan Harian
10 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
Total Biaya Langsung Rp 24,101,342,321.94
(Sumber data sekunder)

a. Menentukan Jumlah Resource Dan Upah Pada PekerjaanNormal

Contoh perhitungan jumlah resource perhari pada pekerjaan Galian biasa

dengan:

Volume pekerjaan = 6173,34 m2

Durasi normal (Dn) = 14 hari

1. Kebutuhan jumlah resource perhari pada pekerjaan normal dengan

koefisien tenaga kerja :


28

a. Pekerja = 0.0149

b. Mandor = 0.00175

Jumlah resource perhari (Volume x koef)/Dn

a. Pekerja = 7 orang

b. Mandor = 1 orang

2. Upah pada pekerjaan normalUpah perjam pekerja

a. Pekerja = Rp. 11,428.57

b. Mandor = Rp. 18,571.43

Upah perhari (Jumlah pekerja perhari x upah perjam pekerja)

a. Pekerja = Rp. 79,999.99

b. Mandor = Rp 18,571.43 Rp. 98,571.42

Total upah pekerjaan normal

Total upah pekerjaan normal Galian biasa = (Total upah pekerja x 7 jam

kerja) x durasi normalpekerjaan = Rp. (98,571.42 x 7 ) x 14

= Rp. 9,660,000.00

Dengan cara perhitungan yang sama untuk jumlah resource dan upah pada

pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.3 untuk pekerjaan dengan satuan Ls tidak

diperhitungkan dikarenakan pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang

dilakukan oleh subkontraktor.


30

Tabel 4.3 Jumlah resource dan upah pada galian biasa

Galian Biasa

Pekerja 0.0149 7.00 11,428.57 80,000.00


14 6173.34
Mandor 0.00175 1.00 18,571.43 18,571.43

Jumlah Rp 690,000.00

Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 9,660,000.00

(Sumber hasil perhitungan data)

Biaya Crash (Cc)

Crash Cost berarti biaya langsung pada kondisi waktu terpendek yang paling

mungkin untuk menyelesaikan aktivitas. Untuk menghitung crash cost pada

pekerjaan Galian Biasa antara lain:

Biaya upah lembur total = Jumlah pekerja x (jam lembur x Crashing) x ((1.5 xgaji

1 jam upah normal)+(2 x 2 x gaji 1 jam upah normal))

Untuk pekerja = 8 x ( 3 x 1 ) x ((1.5 x 1,428.57) + (2 x 2 x 1,428.57))

= Rp. 565,714.29,-

Untuk Mandor = 2 x ( 3 x 2 ) x ((1.5 x 2.321.43)+(2 x 2 x 2.321.43))

= Rp. 229.821.43,-

Total Biaya = Rp. 565,714.29+ Rp. 229.821.43

= Rp. 265.178.57

Crash Cost = Biaya langsung normal + Biaya upah lembur total

= Rp. 1.800.000 + Rp. 265.178.57

= Rp. 2.595.536 ,-
31

Biaya percepatan-biaya normal


Cost Slope =
durasi normal-durasi percepatan

2.595.536-1.800.000
=
14-11

= Rp. 265,178.00

Hasil perhitungan cost slope untuk penambahan jam kerja (lembur) pada

pekerjaan Galian Biasa dapat dilihat pada tabel 4.4,4.5, dan 4.6
32

Tabel 4.4 Perhitungan cost slope pada penambahan jam kerja (lembur)
Upah Gaji 1 jam
Durasi Tenaga
Pekerja Vol Koef Harian Upah Perhari Upah Dn- Dc Biaya Lembur
(Hari) Kerja
Pekerja Normal
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pekerja 0.0298 11 11,428.57 Rp 126,787.93 1,428.57 Rp 380,599.17
7 2605.96 1
Mandor 0.0075 2 18,571.43 Rp 37,142.86 2,321.43 Rp 111,497.52
Jumlah Rp 1,147,515.52 Jumlah Rp 492,096.69
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 8,032,608.64 Crash Cost Rp 8,524,705.33
Cost Slope Rp 338,107.25

Pasangan Batu dengan Mortal


Pekerja 0.1884 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 1,428.57 Rp 1,372,277.23
Tukang 28 1486.56 0.0565 3.00 12,857.14 Rp 38,571.43 1,607.14 6 Rp 463,143.56
Mandor 0.0188 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 2,321.43 Rp 222,995.05
Jumlah Rp 1,200,000.00 Jumlah Rp 2,058,415.84
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 33,600,000.00 Crash Cost Rp 35,658,415.84
Cost Slope Rp 353,571.43
Galian Biasa
Pekerja 0.0149 7.00 11,428.57 Rp 80,000.00 1,428.57 Rp 495,000.00
14 3
Mandor 6173.34 0.00175 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 2,321.43 Rp 114,910.71
Jumlah Rp 690,000.00 Jumlah Rp 609,910.71
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 9,660,000.00 Crash Cost Rp 10,269,910.71
Cost Slope Rp 203,303.57

Galian Batu
Pekerja 0.0734 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 1,428.57 Rp 235,714.29
7 1
Mandor 953.08 0.0073 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 2,321.43 Rp 38,303.57
Jumlah Rp 930,000.00 Jumlah Rp 274,017.86
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 6,510,000.00 Crash Cost Rp 6,784,017.86
Cost Slope Rp 274,017.86

(Sumber hasil perhitungan data)


33

Tabel 4.5 Perhitungan cost slope pada penambahan jam kerja (lembur) (Lanjutan)
Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Pekerja - 9.00 11,428.57 Rp 102,857.14 1,428.57 Rp 1,272,857.14
28 6
Mandor 5660.64 - 2.00 18,571.43 Rp 37,142.86 2,321.43 Rp 459,642.86
Jumlah Rp 980,000.00 Jumlah Rp 1,732,500.00
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 27,440,000.00 Crash Cost Rp 29,172,500.00
Cost Slope Rp 288,750.00

Pekerja 0.1068 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 1,428.57 Rp 2,121,428.57


Tukang 42 3931 0.0427 4.00 12,857.14 Rp 51,428.57 1,607.14 9 Rp 954,642.86
Mandor 0.0107 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 2,321.43 Rp 344,732.14
Jumlah Rp 1,290,000.00 Jumlah Rp 3,420,803.57
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 54,180,000.00 Crash Cost Rp 57,600,803.57
Cost Slope 120,803.57

Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair


Pekerja 0.0247 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 1,428.57 Rp 3,064,285.71
63 13
Mandor 25545.8 0.0049 2.00 18,571.43 Rp 37,142.86 2,321.43 Rp 995,892.86
Jumlah Rp 1,060,000.00 Jumlah Rp 4,060,178.57
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 66,780,000.00 Crash Cost Rp 70,840,178.57
Cost Slope Rp 312,321.43

(Sumber hasil perhitungan data)


34

Tabel 4.6 Perhitungan cost slope pada penambahan jam kerja (lembur) (Lanjutan)
Upah Gaji 1 jam
Durasi Tenaga
Pekerja Vol Koef Harian Upah Perhari Upah Dn- Dc Biaya Lembur
(Hari) Kerja Pekerja Normal
Lapis Perekat - Aspal Cair
Pekerja 0.0320 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 1,428.57 Rp 1,650,000.00
35 7
Mandor 10926 0.0064 2.00 18,571.43 Rp 37,142.86 2,321.43 Rp 536,250.00
Jumlah Rp 1,060,000.00 Jumlah Rp 2,186,250.00
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 37,100,000.00 Crash Cost Rp 39,286,250.00
Cost Slope Rp 312,321.43

Laston Lapis Aus (AC-WC)


Pekerja 0.1209 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 1,428.57 Rp 1,650,000.00
35 2895.29 7
Mandor 0.0121 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 2,321.43 Rp 268,125.00
Jumlah Rp 930,000.00 Jumlah Rp 1,918,125.00
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 32,550,000.00 Crash Cost Rp 34,468,125.00
Cost Slope Rp 274,017.86

Laston Lapis (AC-BC)


Pekerja 0.2354 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 1,428.57 Rp 1,715,346.53
35 4342.56 7
Mandor 0.0235 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 2,321.43 Rp 278,743.81
Jumlah Rp 930,000.00 Jumlah Rp 1,994,090.35
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 32,550,000.00 Crash Cost Rp 34,544,090.35
Cost Slope Rp 274,017.86

(Sumber hasil perhitungan data)


35

Analisis Percepatan Proyek Penambahan Tenaga Kerja

Pada alternatif penambahan tenaga kerja, kegiatan pada lintasan kritis dipercepat

dengan asumsi penambahan jumlah tenaga kerja sebesar 20% dari tenaga kerja

normal, sebelum proses crashing, terlebih dahulu menghitung penambahan kerja,

produktivitas normal, produktivittas crashing, crash duration, dan crash cost

untuk dipakai dalam menghitung cost slope. Cost slope menunjukan adanya

penambahan biaya akibat durasi yang dipercepat. Semakin besar crash costnya

semakin besar pula cost slope yang dihasilkan..

a. Penambahan Tenaga kerja

Tabel 4.7 Contoh hasil perhitungan penambahan tenaga kerja

ID Nama Pekerjaan Resource Penambahan

Normal (20%)

Pek. Galian Biasa

A Pekerja 7 2

B Mandor 1 1

(Sumber hasil perhitungan data)

b. Menghitung crash cost

Total Penambahan Upah Pekerja = 2 x Rp.11.428.57 = Rp. 22,857.00

Mandor = 1 x Rp.18.571.42 = Rp.18,571. 42 +

Jumlah = Rp.41.428.57,-

Crash Cost = Normal cost + (Total Tambahan upah x cd)

= Rp. 1.800.000 + ( Rp. 41.428 x 12 )

= Rp. 2.297.143,-
36

c. Menghitung cost slope

Biaya percepatan-biaya normal


Cost Slope =
durasi normal-durasi percepatan

. . -1.800.000
=
14-11

= Rp. 207.142.86 ,-

Dari contoh perhitungan diatas dengan cara perhitungan yang sama untuk

hasil analisis perhitungan cost slope pada penambahan tenaga kerja dapat dilihat

pada Tabel 4.8 ,4.9 dan 4.10 berikut.


37

Tabel 4.8 Perhitungan cost slope pada penambahan tenaga kerja

Penambahan 20%
Jumlah Tukang

Crash Duration
Produktivitas

Produktivitas
Penambahan

Normal (Pn)

Crashing
Upah

(20%)
Durasi Tenaga
Pekerja Vol Koef Harian Upah Perhari Crash Cosh
(Hari) Kerja
Pekerja

Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air


Pekerja 0.0298 11.09 11,428.57 Rp 126,787.93 2.22 2 Rp 22,857.14
7 2605.96 372.28 429.14 6
Mandor 0.0075 2.00 18,571.43 Rp 37,142.86 0.40 1 Rp 18,571.43
Jumlah Rp 1,147,515.52 Jumlah Rp 41,428.57
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 8,032,608.64 Crash Cost Rp 8,281,180.07
Cost Slope Rp 57,968,260.48

Pasangan batu dengan Mortal


Pekerja 0.1884 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 2.00 2 Rp 22,857.14
Tukang 28 1486.56 0.0565 3.00 12,857.14 Rp 38,571.43 0.60 1 53.09143 60.68 25 Rp 12,857.14
Mandor 0.0188 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 0.20 1 Rp 18,571.43
Jumlah Rp 1,200,000.00 Jumlah Rp 54,285.71
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 33,600,000.00 Crash Cost Rp 34,930,000.00
Cost Slope Rp 380,000.00
Galian Biasa
Pekerja 0.0181 7.00 11,428.57 Rp 80,000.00 1.40 2 Rp 22,857.14
14 6173.34 440.9529 551.19 11
Mandor 0.0045 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 0.20 1 Rp 18,571.43
Jumlah Rp 690,000.00 Jumlah Rp 41,428.57
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 9,660,000.00 Crash Cost Rp 10,124,000.00
Cost Slope Rp 165,714.29

Galian Batu
Pekerja 0.0149 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 2.00 2 Rp 22,857.14
7 953.08 136.1543 160.91 6
Mandor 0.01 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 0.20 1 Rp 18,571.43
Jumlah Rp 930,000.00 Jumlah Rp 41,428.57
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 6,510,000.00 Crash Cost Rp 6,755,384.62
Cost Slope Rp 227,857.14

(Sumber hasil perhitungan data)


38

Tabel 4.9 Perhitungan cost slope pada penambahan tenaga kerja ( Lanjutan)

Crash Duration
Jumlah Tukang

Produktivitas

Produktivitas
Penambahan

Normal (Pn)
Penambahan

Crashing
Upah

(20%)
Durasi Tenaga

20%
Pekerja Vol Koef Harian Upah Perhari Crash Cosh
(Hari) Kerja
Pekerja

Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Pekerja 0.0346 7.00 11,428.57 Rp 80,000.00 1.40 2 Rp 22,857.14
28 5660.64 202.1657 252.71 22
Mandor 0.0049 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 0.20 1 Rp 18,571.43
Jumlah Rp 690,000.00 Jumlah Rp 41,428.57
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 19,320,000.00 Crash Cost Rp 20,248,000.00
Cost Slope Rp 165,714.29
Perkerasan Beton Semen
Pekerja 0.1068 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 2.00 2 Rp 22,857.14
Tukang 42 3931 0.0427 4.00 12,857.14 Rp 51,428.57 0.80 1 93.59524 106.07 37 Rp 12,857.14
Mandor 0.0107 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 0.20 1 Rp 18,571.43
Jumlah Rp 1,290,000.00 Jumlah Rp 54,285.71
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 54,180,000.00 Crash Cost Rp 56,191,764.71
Cost Slope Rp 407,142.86

Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair


Pekerja 0.0247 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 2.00 2 Rp 22,857.14
63 25545.8 405.4889 473.07 54
Mandor 0.0049 2.00 18,571.43 Rp 37,142.86 0.40 1 Rp 18,571.43
Jumlah Rp 1,060,000.00 Jumlah Rp 41,428.57
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 66,780,000.00 Crash Cost Rp 69,017,142.86
Cost Slope Rp 248,571.43
(Sumber hasil perhitungan data)
39

Tabel 4.10 Perhitungan cost slope pada penambahan tenaga kerja ( Lanjutan)

Crash Duration
Jumlah Tukang

Produktivitas

Produktivitas
Penambahan

Normal (Pn)
Penambahan

Crashing
Upah

(20%)
Durasi Tenaga

20%
Pekerja Vol Koef Harian Upah Perhari Crash Cosh
(Hari) Kerja
Pekerja

Lapis Perekat - Aspal Cair


Pekerja 0.0320 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 2.00 2 Rp 22,857.14
35 10926 312.1714 364.20 30
Mandor 0.0064 2.00 18,571.43 Rp 37,142.86 0.40 1 Rp 18,571.43
Jumlah Rp 1,060,000.00 Jumlah Rp 41,428.57
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 37,100,000.00 Crash Cost Rp 38,342,857.14
Cost Slope Rp 248,571.43

Laston Lapis Aus (AC-WC)


Pekerja 0.1209 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 2.00 2 Rp 22,857.14
35 2895.29 82.72257 97.76 30
Mandor 0.0121 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 0.20 1 Rp 18,571.43
Jumlah Rp 930,000.00 Jumlah Rp 41,428.57
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 32,550,000.00 Crash Cost Rp 33,776,923.08
Cost Slope Rp 227,857.14

Laston Lapis (AC-BC)


Pekerja 0.2354 10.00 11,428.57 Rp 114,285.71 2.00 2 Rp 22,857.14
35 4342.58 124.0737 146.63 30
Mandor 0.0235 1.00 18,571.43 Rp 18,571.43 0.20 1 Rp 18,571.43
Jumlah Rp 930,000.00 Jumlah Rp 41,428.57
Total Upah Pekerja ( ∑ Upah Perhari) x Durasi Hari Rp 32,550,000.00 Crash Cost Rp 33,776,923.08
Cost Slope Rp 227,857.14
(Sumber hasil perhitungan data)
40

B. Menganalisis lama waktu pekerjaan pembangunan gedung hotel kubah


kendari.

3. Menghitung percepatan waktu pekerjaan dengan penambahan jam lembur

Perhitungan penurunan produktivitas pekerjaan pada GalianBiasa sebagai berikut:

a. Produktivitas Harian =

,
=

= 440,95 m3/hari

b. Produktivitas / Jam =

,
=

= 7,87 m3/hari/jam

c. Produktivitas sesudah crash = Produktivitas harian + (Total Waktu

Lembur xProduktivitas/jam x Presentasi Kerja)

= 440,95 + ( 3 x 1.59 x 70%)

= 556,70 m3/hari

d. Crash Duration =

,
=
,

= 11 hari

Dengan cara perhitungan yang sama untuk hasil analisis perhitungan crash

duration untuk penambahan jam kerja pada pekerjaan lain lainnya dapat

dilihat pada Tabel : 4.11


41

Tabel 4.11 Perhitungan crash duration (Penambahan jam kerja)

Produktivitas

Produktivitas

Duration (Dc)
Produktivitas
Durasi (Dn)

crashing
sesudah

Dn- Dc
Harian

Crash
/Jam
Volume

Satuan
Nama Pekerjaan

Hari m3/hari m3/hari/jam m3/hari hari hari


Galian untuk Selokan Drainase 7 2605.96 m3 372.28 46.54 470.00 6 1
Pasangan Batu dengan Mortal 28 1486.56 m3 53.09 6.64 67.03 22 6
Galian Biasa 14 6173.34 m3 440.95 55.12 556.70 11 3
Galian Batu 7 953.08 m3 136.15 17.02 171.89 6 1
Lapis Pondasi Agregat Kelas A 28 5660.64 m3 202.17 25.27 255.23 22 6
Perkerasan Beton Semen 42 3931.00 m3 93.60 11.70 118.16 33 9
Lapis Resap Pengikat – Aspal 63 25545.80 liter 405.49 50.69 511.93 50 13
Lapis Perekat - Aspal Cair 35 10926.00 liter 312.17 39.02 394.12 28 7
Laston Lapis Aus (AC-WC) 35 2895.29 ton 82.72 10.34 104.44 28 7
Laston Lapis (AC-BC) 35 4342.56 ton 124.07 15.51 156.64 28 7
(Sumber hasil perhitungan data)

4. Menghitung percepatan waktu pekerjaan dengan penambahan tenaga kerja

a. Produktivitas Harian =

,
=

= 440,95 m3/hari

b. Produktivitas / Jam =

,
=

= 7,87 m3/hari/jam

c. Produktivitas sesudah crash = Produktivitas harian x (pekerja normal +

penambahan pekerja 20% / pekerja normal)

= 440,95 x ( 10 + 3 / 10)

= 529,14 m3/hari
42

d. Crash Duration =

,
=
,

= 11,67 hari

Dengan cara perhitungan yang sama untuk hasil analisis perhitungan crash

duration untuk penambahan tenaga kerja pada pekerjaan lain lainnya dapat dilihat

pada Tabel : 4.12

Tabel 4.12 Perhitungan carsh duration pada penambahan tenaga kerja (lanjutan)

Total Pekerja

Durasi Normal
Produktivitas Harian

Total Pekerja
Produktivitas

crashing(Dn)
Normal

Crashing
crashing
sesudah
Volume

Setelah

Durasi
(Dn)
m3/hari
Satuan

Nama Pekerjaan

m3/hari Org/Hr Org/Hr Hari Hari


Galian untuk Selokan
Drainase dan Saluran 2605.96 m3 372.28 429.14 13 3 7 6
Air
Pasangan Batu dengan
1486.56 m3 53.09 67.03 14 4 28 22
Mortal
Galian Biasa 6173.34 m3 440.95 529.14 7 3 14 12
Galian Batu 953.08 m3 136.15 160.91 11 3 7 6
Lapis Pondasi Agregat
5660.64 m3 202.17 252.71 11 3 28 22
Kelas A
Perkerasan Beton
3931.00 m3 93.60 106.07 15 4 42 37
Semen
Lapis Resap Pengikat -
25545.80 liter 405.49 473.07 12 3 63 54
Aspal Cair
Lapis Perekat - Aspal
10926.00 liter 312.17 364.20 12 3 35 30
Cair
Laston Lapis Aus (AC-
2895.29 ton 82.72 97.76 11 3 35 30
WC)
Laston Lapis (AC-BC) 4342.58 ton 124.07 156.64 11 3 35 28
(Sumber hasil perhitungan data)

Berikut adalah pebandingan total perbandingan waktu dan biaya berdasarkan hasil

analisis dapat diliat pada tabel 4.13


43

Tabel 4. 13 Rekapitulasi crash duration dan cost slope pada penambahan tenaga kerja
di = Dn -
Nama Pekerjaan Durasi (Hari) Volume Satuan Normal Cost Crash Cost Cost slope
Dc
¤

Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air 7 2605.96 m3 1 Rp 8,032,608.64 Rp 8,281,180.07 Rp 170,787.17
Pasangan Batu dengan Mortal 28 1486.56 m3 6 Rp 33,600,000.00 Rp 34,930,000.00 Rp 228,452.38
Galian Biasa 14 6173.34 m3 3 Rp 9,660,000.00 Rp 10,124,000.00 Rp 159,401.36
Galian Batu 7 953.08 m3 1 Rp 6,510,000.00 Rp 6,755,384.62 Rp 168,597.59
Lapis Pondasi Agregat Kelas A 28 5660.64 m3 6 Rp 19,320,000.00 Rp 20,248,000.00 Rp 159,401.36
Perkerasan Beton Semen 42 3931.00 m3 9 Rp 54,180,000.00 Rp 56,191,764.71 Rp 230,372.15
Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair 63 25545.80 liter 13 Rp 66,780,000.00 Rp 69,017,142.86 Rp 170,787.17
Lapis Perekat - Aspal Cair 35 10926.00 liter 7 Rp 37,100,000.00 Rp 38,342,857.14 Rp 170,787.17
Laston Lapis Aus (AC-WC) 35 2895.29 ton 7 Rp 32,550,000.00 Rp 33,776,923.08 Rp 168,597.59
Laston Lapis (AC-BC) 35 4342.58 ton 7 Rp 32,550,000.00 Rp 33,776,923.08 Rp 168,600.55
Jumlah Slope Tambah Jam Kerja 61 Rp 1,795,784.50
(Sumber hasil perhitungan data)

berdasarkan tabel 4.13 untuk alternatif penambahan jam kerja maka pada percepatan dengan alternatif penambahan jam

kerja berkurang 14 hari dan menghemat biaya dengan jumlah Rp. 2,376,199,365.00 dan pada penambahan tenaga kerja

alternatif ini menjadi 15 hari dan menghemat biaya dengan jumlah sebesar Rp. 2,394,243,925.00.
Berikut adalah grafik perbandingan antara normal cost dan crash cost dan

hubungan terhadap waktu berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.13

80,000,000.00

70,000,000.00

60,000,000.00

50,000,000.00
BIAYA

40,000,000.00
Normal Cost
30,000,000.00
Crash Cost
20,000,000.00

10,000,000.00

0.00
7 28 14 7 28 42 63 35 35 35
WAKTU

Gambar 4.2 grafik perbandigan antara normal cost dan crash cost dan

hubungannya dengan waktu

Berdasarkan gambar 4.2 bahwa semakin lama waktu pengerjaan suatu pekerjaan

maka semakin besar juga biaya yang akan di gunakan sebaliknya semakain cepat

suatu pengerjaan maka biaya yang di gunakan semakin sedikit.


45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah antara lain sebagai berikut :

1. Setelah melakukan analisis biaya percepatan dengan metode least cost

schedulling menggunakan alternatif penambahan jam kerja (lembur) dan

untuk alternatif penambahan tenaga kerja maka di dapat untuk biaya

optimum yaitu biaya Rp.27,080,813,967.12 dengan menghemat biaya Rp.

2,376,199,365 dan untuk alternatif penambahan tenaga kerja mempersingkat

15 hari kerja dengan biaya Rp. 27,062,942,903.36 dan menghemat dengan

biaya sebesar Rp. 2,394,243,925.

2. Perbedaan waktu pelaksanaan pekerjaan normal proyek 190 hari kerja,

setelah dilakukan percepatan pekerjaan dengan menggunakan metode Least

Cost Scheduling menggunakan 2 (dua) alternatif yaitu penambahan jam kerja

(lembur) diperlukan waktu 176 hari krja sedangkan dengan alternatif

penambahan tenaga kerja diperlukan waktu 175 hari kerja.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan pada jalur kritis perlu diberi perhatian dan pengawasan khusus untuk

mengurangi resiko keterlambatan suatu proyek.

2. Untuk penelitian selanjutnya melakukan perluasan penelitian dengan meneliti

resiko-resiko akibat dari metode Least Cost Scheduling

3. Untuk penelitian selanjutnya agar menambah alternatif pada metode time cost
46

trade off dengan penambahan alat, penambahan tenaga kerja ahli, serta

mengambungkan beberapa alternatif. Untuk penelitian selanjutnya untuk

melakukan analisa menggunakan aplikasi Primavera Project Planner.


47

DAFTAR PUSTAKA
Akter, J. 2018. Project Planning Using Scheduling Techniques : Time & Cost.
International Conference On Civil Engineering For Sustainable
Development (Iccesd 2018) 2.2, February, Pp : 1–9.
Amin, T. N., Ridwan, A., & Cahyo, Y. 2020. Analisa Penjadwalan Dengan
Metode Pert Dan Mathcad ( Study Kasus Proyek Pembangunan Restaurant
Farm House Lembang ). Vol3(1), Pp : 98–107.
Azizah, N. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian Karyawan Harian
Lepas Pada Pt Flex Indonesia. Sensi Journal, 3(1), 14–21.
Https://Doi.Org/10.33050/Sensi.Vo1. Pp :756
Dewi, A. A. D. P. 2019. Optimalisasi Waktu Dan Biaya Pelaksanaan Proyek
Menggunakan Metode Least Cost Analysis (Studi Kasus : Pembangunan
Pasar Amlapura Barat) Anak. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, E-Issn: 2541-5484,
Vol Pp :168–174.
Hardiyanti, S. 2022. Perbandingan Fast Tracking Dengan Least Cost Analysis
Pada Proyek Peningkatan Jalan Ruas Beroanging Bungung-Bungung
Kabupaten Jeneponto. Jurnal Flyover (Jfo), 02(01),Vol Pp : 56–65.
Jati, A. S., & Setionorifai, M. 2022. Analisis Optimasi Biaya Dan Waktu Proyek
Dengan Metode Time Cost Trade Off Menggunakan Aplikasi Primavera P6 (
Studi Kasus Proyek Gedung Teknik Universitas Jendral Soedirman ).
Vol10(1), Pp : 53–59.
Khoiriah, N. 2020. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Bekerja Pada
Karyawan Rumah Makan Uda Sayang Di Medan. Skripsi Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara, Vol5(3), Pp : 248–253.
Khoni Eka Pratiwi. 2020. Optimalisasi Biaya Dan Waktu Pelaksanaan Proyek
Dengan Metode Least Cost Analysis ( Studi Kasus : Proyek Lanjutan Sdn
017 Samarinda ). Jurnal Teknologi Sipil, 4(November).
Mukti, M. H. 2020. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga
Kerja Berdasarkan Sistem Pemberian Upah Borongan Di Kabupaten
Sampang (Studi Kasus Pembangunan Icu Rsud Kabupaten Sampang). Jurnal
Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas, 4(1), 1–10.
Https://Doi.Org/10.12962/J26151847.Vo1.6828
Mulyadi, L. 2017. Percepatan Waktu Pelaksanaan Proyek Gedung Perpustakaan
Politeknik Negeri Banyuwangi Dengan Metode Least Cost Analysis. Jurnal
Info Manpro, Volume 8.2,Vol Pp :1–12.
Paramata, F. A. 2019. Optimalisasi Biaya Dan Waktu Pelaksanaan Proyek
Pembangunan Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Bone Bolango Dengan
Metode Least Cost Analysis Pendahuluan Kabupaten Bone Bolango
Merupakan Salah Satu Kabupaten Yang Sedang Proyek Terjadi
48

Keterlambatan Maka Ak. Jurnal Teknik Sipil, 17(1),Vol Pp :28–39.


Putra, Y., & Hartati, Dan S. 2017. Optimalisasi Waktu Dan Biaya Menggunakan
Metode Least Cost Analysis Pada Proyek Peningkatan Jalan Lingkar Kota
Dumai. 17(April), Vol 100–112.
Rahmawati, S. D. 2022. Optimasi Penjadwalan Proyek Konstruksi Menggunakan
Metode Least Cost Scheduling. Jurnal “Mitsu,”10(1), Vol Pp :1–12.
Rajguru, A. 2015. Effective Techniques In Cost Optimization Of Construction
Project: An Review. International Journal Of Research In Engineering And
Technology, 04(03), 464–469. Https://Doi.Org/10.15623/Ijret.2015.0403078
Riza, M. N. 2022. Analisa Biaya Dan Waktu Dengan Menggunakan Metode Least
Cost Analysis Pada Proyek Pembangunan Gedung Ruang Kelas Baru Man
Kota Surabaya. Jurnal Keilmuan Teknik Sipil, Vol5, Pp : 308–317.
Sarnuji, A., & Garside, A. K. 2021. Analisis Perencanaan Waktu Dan Biaya Pada
Proyek Penambahan Ruang Pukesmas Pogalan Trenggalek Dengan Progam
Primavera.Vol Pp : 311–315.
Setiono, Rifai, M., & Fachryanto, R. 2021. Perencanaan Dan Optimasi
Penjadwalan Proyek Revitalisasi Masjid Al-Wustho Kota Surakarta Dengan
Software Primavera 6.0. Vol 9(4), Pp : 288–296.
Syamsuri. 2020. Analisis Perbandingan Upah Harian Dengan Upah Borongan
Pembangunan Gedung Laboratorium Man 1 Yogyakarta. Equilib,Vol01(01),
Pp : 83–90.
Syara, E. 2023. Analisis Metode Least Cost Analysis Dan Metode Fast Tracking
Pada Pembangunan Kantor Kejaksaan Negeri Makassar. Jurnal Flyover
(Jfo), 03(01),Vol Pp :1–10.
49

LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian
2
Lampiran 2 Jadwal Penelitian

oktober november desember


No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV

1 Penyusunan Proposal

2 Ujian proposal

3 Pengumpulan data

4 Pengolahan data

5 Skripsi dan asistensi

6 Perbaikan seminar

7 Ujian skripsi
2

Anda mungkin juga menyukai