Anda di halaman 1dari 324

PERENCANAAN METODE PELAKSANAAN,

PENJADWALAN, DAN ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI


STASIUN INTERMODA JOYOBOYO

TUGAS AKHIR DESAIN

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari
Institut Teknologi Bandung

Oleh

ANNISA WISDAYATI

NIM : 15013061

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
PERENCANAAN METODE PELAKSANAAN, PENJADWALAN DAN
ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI STASIUN INTERMODA JOYOBOYO

TUGAS AKHIR DESAIN


Oleh

ANNISA WISDAYATI
NIM: 15013061
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung

Menyetujui
Pembimbing Tugas Akhir Desain,

Tanggal ………………………..

Meifrinaldi, ST., MT.


NIP. 198805212015041002

Mengetahui,

Koordinator Tugas Akhir Desain Program Studi Teknik Sipil


Ketua,

Ir. Biemo W. Soemardi., M.Sc., Ph.D Ir. Muhamad Abduh, MT, Ph.D
NIP. 19610409199203100 NIP. 196908151995121002
ABSTRAK

PERENCANAAN METODE PELAKSANAAN, PENDJADWALAN DAN


ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI STASIUN INTERMODA JOYOBOYO

Oleh

Annisa Wisdayati
NIM 15013061
(Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil)

Surabaya merupakan salah satu kota besar yang memiliki tingkat pertumbuhan
ekonomi yang cukup baik. Sebab, Surabaya merupakan salah satu pusat kegiatan
ekonomi yang penting di Indonesia, yaitu berkontribusi 14,85% terhadap Produk
Domestik Bruto Nasional. Dengan demikian, Surabaya memiliki peranan yang
strategis di tingkat regional maupun nasional. Untuk mendukung perekonomian di
kota Surabaya, membutuhkan sarana dan prasarana tertentu. Salah satunya adalah
dengan mendirikan Stasiun Intermoda Joyoboyo.

Dalam perancangan Stasiun Intermoda Joyoboyo, terdapat beberapa aspek yang


harus dianalisis. Salah satunya adalah terkait aspek manajemen rekayasa
konstruksi yang terdiri atas penentuan metode pelakasanaan, penjadwalan, serta
estimasi biaya.

Metode pelaksanaan konstruksi direncanakan meliputi pekerjaan persiapan,


pekerjaan struktur bawah, pekerjaan struktur atas baja beserta rangka atap baja
dan water system.

Berdasarkan perencanaan penjadwalan proyek, durasi total dari konstruksi proyek


ini adalah 336 hari. Selain durasi, dari penjadwalan proyek juga dihasilkan jalur
kritis proyek yang harus diperhatikan keberlangsungannya agar proyek tidak
terlambat.

Hasil estimasi di hitung berdasarkan sudut pandang dari konsultan perencana,


sehingga output yang dihasilkan merupakan Engineer’s Estimate yang akan
digunakan oleh pihak owner ketika melakukan proses pelelangan dengan pihak
kontraktor.

Kata Kunci: Metode Pelaksanaan, Penjadwalan, dan Estimasi Biaya

iii
ABSTRACT

PLAN OF IMPLEMENTATION METHOD, SCHEDULING, AND


CONSTRUCTION COST ESTIMATING IN JOYOBOYO INTERMODAL
STATION

By

ANNISA WISDAYATI
NIM 15013061
(Faculty of Civil and Environment Engineering, Department of Civil
Engineering)

Surabaya is the one of big city that has quite good at economic growth level. It is
because of Surabaya is the one of center of important economic activities in
Indonesia, that contributes 14,85 percent by National Domestic Growth Product.
Therefore, Surabaya has strategic role in regional and national level. To support
the economy aspect in Surabaya, it needs certain facilities and infrastructure. One
of them is establishing the Joyoboyo Intermodal Station.

In designing the Joyoboyo Intermodal Station, there are several aspects that must
be analyzed. One of them is about construction management engineering that
consist of determining the implementation methods, scheduling, and cost
estimating.

Construction-implementation method that planned is consist of preparatory work,


bottom structure work, steel upper structure work with steel roof truss, and water
system.

Based on the planning of project schedule, the total duration of this construction
project is 336 days. Besides duration, from the project schedule is also obtained
critical-path project that must be observed during its sustainability so that project
not too late.

The result of estimation is calculated based on planning-consultant’s point of


view so that generated output is “Engineer’s Estimate” that will be used by the
owner when doing the auction process with the contractor.

Keywords: Methods of Construction, Scheduling and Cost Estimates


PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan


Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa
hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di
Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi
pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus
disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh Tugas Akhir haruslah


seizin Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke pada Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini,
sebagai syarat kelulusan Sarjana dari Program Studi Teknik Sipil Institut
Teknologi Bandung.
Dalam penyusunan laporan, penulis memperoleh banyak bantuan dari banyak
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua penulis Ir. Putra Jaya dan Nurmiati, A.Md serta adik penulis
Aidina Milla Fitri yang selalu memberikan dukungan, do’a dan semangat
kepada penulis.
2. Meifrinaldi, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
ilmu dan mengarahkan pengerjaan tugas akhir ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
3. Prof. Ir. Rudy Hermawan Karsaman, M.Sc., Ph.D. sebagai dosen Ketua
Team Teaching Kelompok 11 yang telah memberikan waktu dan arahan
yang bermanfaat dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
4. Ir. Biemo W. Soemardi, MSE., Ph.D, selaku koordinator Tugas Akhir
Desain yang telah meluangkan waktu untuk mengkoordinasikan dan
memberikan kritik dan saran yang bermanfaat dalam pengerjaan Tugas
Akhir Desain ini.
5. Ir. Muhammad Abduh, M.T., Ph.D. sebagai Ketua Program Studi Teknik
Sipil yang telah membantu dengan memberikan arahan mengenai Tugas
Akhir Desain.
6. Pemerintah Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas bantuan Beasiswa yang
diterima penulis selama pendidikan program Sarjana ini.
7. Teman-teman jurusan Teknik Sipil ITB 2013 yang selalu mendorong dan
ikut menyemangati penulis pada pengerjaan tugas akhir ini.
8. Sahabat-sahabat terbaik semasa kuliah, Nur Maritsa Khamidy, Rensie
Nadhirani, Imra Della, Arfan Adnan, Hans Hardisa dan Afdal Zikra, yang

vi
selalu memberikan dukungan, semangat dan bantuan selama perkuliahan di
Institut Teknologi Bandung.
9. Rekan-rekan tim Tugas Akhir Desain 11.1 Stasiun Intermoda Joyoboyo,
Khalif Abdul Malik, Juniantoro Suryanto, Nico Budi Prakoso, dan Fauzan
Einil Rizar Dewantara, atas kerja samanya dalam penyusunan Tugas Akhir
Desain Perancangan Stasiun Intermoda Joyoboyo.
10. Seluruh karyawan dan staff tata usaha Teknik Sipil ITB dan Tata Usaha
Manajemen dan Rekayasa Konstruksi Teknik Sipil ITB
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak
kekurangannya. Semoga tugas akhir ini tetap dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis umumnya bagi semua pembaca.

Bandung, September 2017

Penulis

vii
DAFTAR ISI

ABSTRAK......... .................................................................................................... iii

ABSTRACT......... .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI...... ..................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I Pendahuluan................................................................................................ 1

I.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

I.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

I.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

I.4 Manfaat dan Keutamaan Pembahasan ........................................................ 2

I.5 Ruang Lingkup ............................................................................................ 3

I.6 Metodologi .................................................................................................. 3

I.7 Sistematika Penulisan.................................................................................. 4

BAB II Aspek-aspek Perencanaan .......................................................................... 6

II.1 Latar Belakang ............................................................................................ 6

II.2 Kriteria Desain ............................................................................................ 7

II.2.1 Keselamatan Kerja ...................................................................................... 7

II.2.2 Pengendalian Mutu...................................................................................... 8

II.2.3 Pengendalian Biaya ..................................................................................... 8

II.2.4 Desain Site Plan .......................................................................................... 9


II.2.5 Work Breakdown Structure ......................................................................... 9

II.2.6 Metode Pelaksanaan Konstruksi ............................................................... 11

II.2.7 Quantity Take Off (QTO) .......................................................................... 12

II.2.8 Penjadwalan .............................................................................................. 13

II.2.9 Estimasi Biaya ........................................................................................... 16

II.2.10 Kurva S 18

BAB III Metode Pelaksanaan Konstruksi dan Kuantifikasi Pekerjaan ................. 19

III.1 Site Plan .................................................................................................... 19

III.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan ................................................ 22

III.3.1 Pembersihan Lahan ................................................................................... 22

III.3.2 Pengukuran dan Pematokan ...................................................................... 23

III.3.3 Fasilitas Sementara.................................................................................... 26

III.3.4 Mobilisasi dan Demobilisasi ..................................................................... 34

III.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tanah dan Struktur Bawah ..................... 36

III.4.1 Pekerjaan Dinding Penahan Tanah ........................................................... 37

III.4.2 Pekerjaan Dewatering ............................................................................... 38

III.4.3 Pekerjaan Galian dan Disposal ................................................................. 41

III.4.4 Pekerjaan Anchorage ................................................................................ 44

III.4.5 Pekerjaan Pondasi ..................................................................................... 46

III.4.6 Pekerjaan Loading Test ............................................................................. 49

III.4.7 Pekerjaan Pile Cap, danTie Beam ............................................................. 51

III.4.8 PekerjaanStruktur Underpass.................................................................... 55

III.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas........................................... 58

III.5.1 Pekerjaan Struktur Beton .......................................................................... 58

III.5.2 Pekerjaan Struktur Baja............................................................................. 63

iii
III.6 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Water System .......................................... 70

III.6.1 Drainase..................................................................................................... 70

III.6.2 Rainwater Haversting ............................................................................... 72

III.7 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan .............................................. 74

III.7.1 Lapis Pondasi Perkerasan Parkir ............................................................... 75

III.7.2 Perkerasan Parkir ...................................................................................... 75

III.8 Kuantifikasi Pekerjaan .............................................................................. 80

III.8.1 Kuantifikasi Pekerjaan Persiapan .............................................................. 80

III.8.2 Pekerjaan Tanah dan Struktur Bawah ....................................................... 82

III.8.3 Pekerjaan Struktur Atas dan Underpass .................................................. 115

III.8.4 Pekerjaan Water System ......................................................................... 131

III.8.5 Pekerjaan Perkerasan Parkir .................................................................... 136

BAB IV Perencanaan Penjadwalan ..................................................................... 145

IV.1 Penentuan Paket Pekerjaan ..................................................................... 146

IV.2 Logika Ketergantungan ........................................................................... 147

IV.3 Penentuan Produktivitas .......................................................................... 149

IV.3.1 Produktivitas Tenaga Kerja ..................................................................... 149

IV.3.2 Produktivitas Alat.................................................................................... 150

IV.4 Perhitungan Durasi dan Jumlah Tenaga Kerja ........................................ 173

IV.4.1 Perhitungan Durasi dan Jumlah Tenaga Kerja Pekerjaan Persiapan ...... 173

IV.4.2 Perhitungan Durasi dan Jumlah Tenaga Kerja Pekerjaan Tanah dan
Struktur Bawah........................................................................................ 178

IV.4.3 Perhitungan Durasi dan Jumlah Tenaga Kerja Pekerjaan Struktur Atas. 192

IV.4.4 Perhitungan Durasi dan Jumlah Tenaga Kerja Pekerjaan Water System 196

iv
IV.4.5 Perhitungan Durasi dan Jumlah Tenaga Kerja Pekerjaan Perkerasan
Parkir.................. ..................................................................................... 200

IV.5 Pengolahan Data dengan Microsoft Project ............................................ 202

IV.5.1 Pekerjaan Jalur Kritis .............................................................................. 206

IV.5.2 Total Slack dan Free Slack ...................................................................... 211

IV.6 Alokasi Tenaga Kerja .............................................................................. 215

BAB V Perencanaan Estimasi Biaya .................................................................. 226

V.1 Estimasi Biaya Langsung ........................................................................ 226

V.1.1 Estimasi Biaya Pekerjaan Persiapan ....................................................... 230

V.1.2 Estimasi Biaya Pekerjaan Tanah dan Struktur Bawah ............................ 234

V.1.3 Estimasi Biaya Pekerjaan Struktur Atas ................................................. 239

V.1.4 Estimasi Biaya Pekerjaan Water System ................................................. 241

V.1.5 Estimasi Biaya Pekerjaan Perkerasan ..................................................... 243

V.2 Estimasi Biaya Tidak Langsung.............................................................. 246

V.3 Rekapitulasi Biaya (RAB)....................................................................... 254

V.4 Analisis Hasil Estimasi Biaya ................................................................. 255

V.5 Analisis Kurva S ..................................................................................... 259

BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 265

VI.1 Simpulan ................................................................................................. 265

VI.2 Saran........................................................................................................ 268

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 269

LAMPIRAN....... ................................................................................................. 271

v
DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Luasan Setiap Lantai ..............................................................................6


Tabel III. 2 Perhitungan Jangkauan dan Sudut Bukaan Optimum Crawler Crane33
Tabel III. 3 Matriks Keuntungan dan Kerugian terhadap Jenis Crane ..................34
Tabel III. 4 Alat-alat yang Di Mobilisasi dan Demobilisasi ..................................34
Tabel III. 5 Data Tanah ..........................................................................................39
Tabel III. 6 Kuantifikasi Pengecoran dan Pengeboran Dinding Bored Pile ..........84
Tabel III. 7 Kuantifikasi Penulangan Dinding Bored Pile .....................................85
Tabel III. 8 Rentang Nilai Koefisien Permeabilitas ..............................................86
Tabel III. 9 Spesifikasi Pompa ...............................................................................88
Tabel III. 10 Kuantitas Perhitungan Pengangkuran dan Grouting .........................91
Tabel III. 11 Kuantitas Perhitungan Pengeboran Dinding Bored Pile ...................91
Tabel III. 12 Kuantifikasi Pengecoran dan Pengeboran Pondasi Tiang Bor Zona 1
................................................................................................................................96
Tabel III. 13 Kuantifikasi Pengecoran dan Pengeboran Pondasi Tiang Bor Zona 2
................................................................................................................................97
Tabel III. 14 Kunatifikasi Penulangan Pondasi Zona 1 .........................................98
Tabel III. 15 Kuantifikasi Penulangan Pondasi Zona 2 .........................................98
Tabel III. 16 Kuantifikasi Galian Pile Cap Zona 1 ..............................................101
Tabel III. 17 Kuantifikasi Galian Pile Cap Zona 2 ..............................................102
Tabel III. 18 Kuantifikasi Pembuatan Lantai Kerja Pile Cap Zona 1..................102
Tabel III. 19 Kuantifikasi Pembuatan Lantai Kerja Pile Cap Zona 2..................102
Tabel III. 20 Kuantifikasi Pengecoran Pile Cap Zona 1 ......................................103
Tabel III. 21 Kuantifikasi Pengecoran Pile Cap Zona 2 ......................................103
Tabel III. 22 Kuantifikasi Penulangan Pile Cap Zona 1 ......................................104
Tabel III. 23 Kuantifikasi Penulangan Pile Cap Zona 2 ......................................105
Tabel III. 24 Perhitungan Luas Bekisting Pile Cap Zona 1 .................................105
Tabel III. 25 Perhitungan Luas Bekisting Pile Cap Zona 2 .................................105
Tabel III. 26 Kebutuhan Lantai Kerja Tie Beam Zona 1......................................106
Tabel III. 27 Kebututuhan Lantai Kerja Tie Beam Zona 2 ..................................106

vi
Tabel III. 28 Kebutuhan Pengecoran Tie Beam Zona 1 .......................................107
Tabel III. 29 Kebutuhan Pengecoran Tie Beam Zona 2 .......................................107
Tabel III. 30 Panjang Penjangkaran .....................................................................109
Tabel III. 31 KebutuhanTulangan Lentur Tie Beam Zona 1 ................................109
Tabel III. 32 Kebutuhan Tulangan Tie Beam Zona 2...........................................110
Tabel III. 33 Panjang Kait Standar .......................................................................111
Tabel III. 34 Kuantifikasi Tulangan Sengkang Tie Beam Zona 1........................112
Tabel III. 35 Kuantifikasi Tulangan Sengkang Tie Beam Zona 2........................112
Tabel III. 36 Kebutuhan Bekisting pada Tie Beam Zona 1 ..................................113
Tabel III. 37 Kebutuhan Bekisting pada Tie Beam Zona 2 ..................................113
Tabel III. 38 Kebutuhan Galian Tie Beam Zona 1 ...............................................114
Tabel III. 39 Kebutuhan Galian Tie Beam Zona 2 ...............................................115
Tabel III. 40 Kuantitas Kebutuhan Profil Baja Lantai 2,3, dan 4 ........................117
Tabel III. 41 Kuantifikasi Profil Baja Lantai Underpass .....................................118
Tabel III. 42 Kuantitas Perhitungan Portal Rangka Atap Baja ............................118
Tabel III. 43 Kuantitas Rangka Atap Penghubung ..............................................119
Tabel III. 44 Jenis Sambungan .............................................................................119
Tabel III. 45 Tabel Kuantifikasi Sambungan .......................................................121
Tabel III. 46 Kuantifikasi Panjang Pengelasan kolom KS-KS ............................122
Tabel III. 47 Kuantifikasi Pelat Buhul .................................................................123
Tabel III. 48 Kuantififikasi Panjang Las Rangka Atap Luar dan Dalam .............125
Tabel III. 49 Kuantifikasi Panjang Las Rangka Atap Penghubung .....................126
Tabel III. 50 Kuantitas Pekerjaan Pelat Lantai ....................................................126
Tabel III. 51 Kuantifikasi Volume Pengecoran Setiap Zonasi Lantai II..............127
Tabel III. 52 Kuantifikasi Volume Pengecoran Setiap Zonasi Lantai III ............128
Tabel III. 53 Kuantifikasi Volume Pengecoran Setiap Zonasi Lantai III ............128
Tabel III. 54 Kuantifikasi Pekerjaan Pengecoran Underpass ..............................129
Tabel III. 55 Kuantifikasi Pekerjaan Bekisting Pelat Underpass ........................129
Tabel III. 56 Kuantifikasi Kebutuhan Urugan Pelat Underpass ..........................129
Tabel III. 57 Kuantifikasi Saluran Drainase ........................................................131
Tabel III. 58 Kuantifikasi Galian Drainase ..........................................................133

vii
Tabel III. 59 Kuantifikasi Urugan Drainase .........................................................133
Tabel III. 60 Perhitungan Panjang Saluran Talang dan Leader ...........................135
Tabel III. 61 Kuantifikasi Panjang Pipa Pembawa ..............................................135
Tabel III. 62 Perhitungan Pembekistingan Pavement ..........................................137
Tabel III. 63 Perhitungan Pengecoran Pavement .................................................139
Tabel III. 64 Perkerasan Zona 1 ...........................................................................139
Tabel III. 65 Perhitungan Kebutuhan Tulangan Pavement ..................................142
Tabel III. 66 Kuantifikasi Pekerjaan Pengecoran Lapis Pondasi .........................143
Tabel III. 67 Tabel Kuantifikasi Pekerjaan Pembekistingan Lapis Pondasi ........143
Tabel IV. 1 Paket Pekerjaan .................................................................................146
Tabel IV. 2 Kecepatan Komatsu Crawler Dozer D65E - 12 ................................151
Tabel IV. 3 Typical Fix Dozer Cycle Times ........................................................152
Tabel IV. 4 Kecepatan Dozer ...............................................................................152
Tabel IV. 5 Kecepatan Dump Truck ....................................................................153
Tabel IV. 6 Faktor Efisiensi Alat Dump Truck ....................................................154
Tabel IV. 7 Faktor bucket (bucket fill factor) (Fb) untuk Excavator Backhoe ....156
Tabel IV. 8 Konversi Galian (Fv) untuk alat Excavator ......................................156
Tabel IV. 9 Faktor Efisiensi Kerja Alat (Fa) Excavator ......................................156
Tabel IV. 10 Estimasi Waktu Siklus Alat ...........................................................157
Tabel IV. 11 Faktor Efisiensi Alat .......................................................................160
Tabel IV. 12 Faktor Koreksi Alat ........................................................................168
Tabel IV. 13 Representasi Produktivitas Pengeboran Rata-rata ..........................173
Tabel IV. 14 Durasi Pekerjaan Persiapan ............................................................174
Tabel IV. 15 Durasi Pekerjaan Tanah ..................................................................178
Tabel IV. 16 Durasi Pekerjaan Pondasi Zona 1 ...................................................179
Tabel IV. 17 Durasi Pekerjaan Pondasi Zona 2 ...................................................180
Tabel IV. 18 Durasi Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam Zona 1...........................182
Tabel IV. 19 Durasi Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam Zona 2...........................183
Tabel IV. 20 Durasi Pengecoran Dinding Bored Pile ..........................................186
Tabel IV. 21 Durasi Instalasi Pompa Dewatering ...............................................188
Tabel IV. 22 Durasi Pekerjaan Pengangkuran .....................................................188

viii
Tabel IV. 23 Durasi Pekejaan Pelat Lantai Underpass ........................................190
Tabel IV. 24 Durasi Pekerjaan Balok dan Kolom Underpass .............................191
Tabel IV. 25 Durasi Pekerjaan Struktur Atas.......................................................192
Tabel IV. 26 Durasi Pekerjaan Drainase ..............................................................196
Tabel IV. 27 Durasi Pekerjaan Instalasi Tangki Air Hujan .................................198
Tabel IV. 28 Pekerjaan Pemasangan Pipa Air Hujan ..........................................198
Tabel IV. 29 Durasi Pekerjaan Perkerasan Parkir................................................200
Tabel IV. 30 Input Durasi dan Predecesors Pekerjaan dan Jalur Kritis ...............207
Tabel IV. 31 Total Slack dan Free Slack .............................................................211
Tabel IV. 32 Input Resource Pada Microsoft Project ..........................................215
Tabel IV. 33 Resource Sheet ................................................................................221
Tabel IV. 34 Rekapitulasi Kebutuhan dan Ketersediaan Resource .....................223
Tabel IV. 35 Manajemen Sumber Daya ...............................................................224
Tabel V. 1 Harga Satuan Pekerjaan Pembersihan Lahan .....................................230
Tabel V. 2 Biaya Alat-alat Yang Dimasukan Kedalam Biaya Mobilisasi ..........230
Tabel V. 3 Daftar Biaya Sewa Peralatan Per Jam ................................................231
Tabel V. 4 Rekapitulasi Total Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi .....................231
Tabel V. 5 Harga Satuan Mobilisasi Permen PUPR ............................................231
Tabel V. 6 Harga Satua Pekerjaan Fasilitas Sementara .......................................232
Tabel V. 7 Harga Satuan Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan ........................234
Tabel V. 8 Harga Satuan Pekerjaan Tanah ..........................................................234
Tabel V. 9 Harga Satuan Pekerjaan Dinding Bored Pile .....................................235
Tabel V. 10 Harga Satuan Pekerjaan Pengangkuran Dinding Bored Pile ...........236
Tabel V. 11 Harga Satuan Pekerjaan Pondasi ......................................................237
Tabel V. 12 Harga Satuan Pekerjaan Pondasi ......................................................238
Tabel V. 13 Harga Satuan Pekerjaan Balok dan Kolom ......................................239
Tabel V. 14 Harga Satuan Pekerjaan Rangka Atap .............................................240
Tabel V. 15 Harga Satuan Pekerjaan Pelat ..........................................................240
Tabel V. 16 Harga Satuan Pekerjaan Drainase ....................................................241
Tabel V. 17 Harga Satuan Pekerjaan Rainwater Haversting ...............................242
Tabel V. 18 Harga Satuan Pekerjaan Perkerasan .................................................243

ix
Tabel V. 19 Rekapitulasi Rancangan Anggaran Pelaksanaan .............................245
Tabel V. 20 Persentase Biaya Overhead Proyek .................................................246
Tabel V. 21 Persentase Biaya Overhead Kantor Pusat ........................................247
Tabel V. 22 Perhitungan Jumlah Sampel Uji Beton ............................................248
Tabel V. 23 Biaya Quality Control ......................................................................248
Tabel V. 24 Perhitungan Biaya Sewa Alat...........................................................249
Tabel V. 25 Data Iklim Surabaya Tahun 2017 ....................................................250
Tabel V. 26 Ketentuan Nilai Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jasa Konstruksi .......252
Tabel V. 27 Rekapitulasi Perhitungan Biaya Tidak Langsung ............................254
Tabel V. 28 Rekapitulasi RAB.............................................................................255
Tabel V. 29 Persentase Biaya Sub Pekerjaan Besar ............................................256
Tabel V. 30 Biaya Per/m2 Gedung Stasiun Intermoda Joyoboyo ........................258
Tabel V. 31 Rekapitulasi Pembobotan untuk Kurva S ........................................260

....

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar I. 1 Flowchart Metodologi Penelitian4Gambar II. 1 Lokasi Pekerjaan


Proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo ........................................................................6
Gambar II. 2 Gedung Stasiun Intermoda Joyoboyo .................................................7
Gambar II. 3 Denah Gedung Stasiun Intermoda Joyoboyo .....................................7
Gambar II. 4 Contoh Site Plan .................................................................................9
Gambar II. 5 Contoh WBS .....................................................................................11
Gambar II. 6 Contoh Bar Chart .............................................................................13
Gambar II. 7 Contoh CPM .....................................................................................14
Gambar II. 8 PDM..................................................................................................15
Gambar II. 9 Komponen Estimasi Biaya ...............................................................17
Gambar II. 10 Contoh Kurva S ..............................................................................18
Gambar III. 1 Work Breakdown Structure .............................................................19
Gambar III. 2 Tampak Atas Site Plan ....................................................................20
Gambar III. 3 Tampak 3 Dimensi Site Plan ...........................................................20
Gambar III. 4 Work Breakdown Structure Pekerjaan Persiapan ............................22
Gambar III. 5 Sketsa Alur Pembersihan Lahan .....................................................23
Gambar III. 6 Pembersihan Lahan Menggunakan Crawler Dozer dan Dump Truck
................................................................................................................................23
Gambar III. 7 Spesifikasi Patok Benchmark ..........................................................24
Gambar III. 8 Contoh Bouwplank ..........................................................................25
Gambar III. 9 Daerah yang di Patok ......................................................................26
Gambar III. 10 Papan Nama Proyek ......................................................................26
Gambar III. 11 Pagar Pengaman ............................................................................27
Gambar III. 12 Kantor Pos Jaga .............................................................................27
Gambar III. 13 Direksi Keet...................................................................................28
Gambar III. 14 Bedeng Pekerja ..............................................................................28
Gambar III. 15 Gudang ..........................................................................................29
Gambar III. 16 Los Kerja .......................................................................................29

xi
Gambar III. 17 Area Parkir ....................................................................................30
Gambar III. 18 Washing Bay..................................................................................30
Gambar III. 19 Saluran Drainase ...........................................................................31
Gambar III. 20 Daerah Jangkauan Tower Crane ...................................................31
Gambar III. 21 Tower Crane ..................................................................................32
Gambar III. 22 Spesifikasi Crawler Crane ............................................................32
Gambar III. 23 Working Range Crawler Crane.....................................................33
Gambar III. 24 Jalan Akses Off Side ......................................................................35
Gambar III. 25 Jalan Akses On Site .......................................................................35
Gambar III. 26 WBS Pekerjaan Tanah dan Struktur Bawah .................................36
Gambar III. 27 Ukuran Dinding Bored Pile yang Dipakai ....................................37
Gambar III. 28 Metode Pelaksanaan Dinding Bored Pile......................................38
Gambar III. 29 Denah Dinding Bored Pile ............................................................38
Gambar III. 30 Proses Dewatering.........................................................................41
Gambar III. 31 Sketsa Denah Pekerjaan Dewatering ............................................41
Gambar III. 32 Alur Penggalian Pada Bagian Underpass .....................................42
Gambar III. 33 Jangkauan CAT – 316 E................................................................43
Gambar III. 34 Arah Penggalian Pile Cap dan Tie Beam ......................................43
Gambar III. 35 Peta Jarak Lokasi Pembuangan .....................................................44
Gambar III. 36 Ilustrasi Pekerjaan Disposal ..........................................................44
Gambar III. 37 Proses Anchorage ..........................................................................46
Gambar III. 38 Hydraulic Rotary Drilling Machine ..............................................47
Gambar III. 39 Urutan Pengeboran Pondasi ..........................................................47
Gambar III. 40 Ilustrasi Pekerjaan Bored Pile .......................................................48
Gambar III. 41 Denah Group Pile..........................................................................49
Gambar III. 42 Pile Driving Analizer ....................................................................50
Gambar III. 43 Accelerometer dan Transduser......................................................50
Gambar III. 44 Lokasi Sampel Uji Pondasi Zona 2 ...............................................51
Gambar III. 45 Lokasi Uji Pondasi Zona 1 ............................................................51
Gambar III. 46 Penggalian Pile Cap ......................................................................52
Gambar III. 47 Ilustrasi Pembobokan Bored Pile ..................................................53

xii
Gambar III. 48 Penulangan Pile Cap dan Tie Beam ..............................................54
Gambar III. 49 Pengecoran Pelat Lantai ................................................................57
Gambar III. 50 Tahu Beton ....................................................................................57
Gambar III. 51 Work Breakdown Structure Struktur Atas .....................................58
Gambar III. 52 Diagram Alir Pekerjaan Pelat ........................................................59
Gambar III. 53 Metal Deck ....................................................................................59
Gambar III. 54 Penulangan Pelat ...........................................................................60
Gambar III. 55 Pekerjaan Pemasangan Metal Deck...............................................61
Gambar III. 56 Pengecoran Pelat ...........................................................................62
Gambar III. 57 Perawatan Pelat Lantai ..................................................................63
Gambar III. 58 Pengangkatan Baja dengan Double Sling......................................64
Gambar III. 59 Pemasangan Sambungan Baut ......................................................65
Gambar III. 60 Penyambungan dengan Las ...........................................................66
Gambar III. 61 Potongan Balok Induk ...................................................................66
Gambar III. 62 Tampak Depan Rangka Atap Stasiun Intermoda Joyoboyo..........68
Gambar III. 63 Tampak Depan Rangka Atap Stasiun Intermoda Joyoboyo..........68
Gambar III. 64 Gambar Modul Rencana................................................................69
Gambar III. 65 Work Breakdown Structure Pekerjaan Water System ...................70
Gambar III. 66 Potongan Galian ............................................................................71
Gambar III. 67 Potongan Saluran Drainase ...........................................................72
Gambar III. 68 Lokasi Penempatan Tangki Air .....................................................73
Gambar III. 69 Denah Lokasi Pemasangan Pipa Pembawa ...................................74
Gambar III. 70 WBS Pekerjaan Perkerasan ...........................................................74
Gambar III. 71 Daerah Parkir.................................................................................74
Gambar III. 72 Susunan Lapisan Perkerasan .........................................................76
Gambar III. 73 Hamparan Plastik Di Atas Lean Concrete ....................................77
Gambar III. 74 Tulangan Dowel dan Tie Bars .......................................................78
Gambar III. 75 Proses Membengkokan Tulangan .................................................78
Gambar III. 76 Uji Tekan Beton ............................................................................79
Gambar III. 77 Posisi Kolom dan Area Patok........................................................82
Gambar III. 78 Daerah Dinding Bored Pile ...........................................................83

xiii
Gambar III. 79 Melintang Bored Pile ....................................................................83
Gambar III. 80 Gambar Potongan Memanjang Bored Pile Dinding Penahan Tanah
................................................................................................................................84
Gambar III. 81 Diagram aliran Seepage ................................................................86
Gambar III. 82 Pompa Dewatering ........................................................................88
Gambar III. 83 Sketsa Pipa Dewatering ................................................................88
Gambar III. 84 Daerah Galian ................................................................................89
Gambar III. 85 Daerah Pengangkuran ...................................................................90
Gambar III. 86 Gambar Group Pile Zona 1 ...........................................................92
Gambar III. 87 Denah Group Pile Zona 2 .............................................................92
Gambar III. 88 Group Pile Zona 1 Tipe Pu 1 ........................................................92
Gambar III. 89 Tampak Depan dan Samping Group Pile Pu 1 .............................93
Gambar III. 90 Group Pile Zona 1 Tipe Pu 2 ........................................................93
Gambar III. 91 Tampak Depan dan Samping Group Pile Pu 2 .............................93
Gambar III. 92 Group Pile Zona 2 Tipe P1 ...........................................................94
Gambar III. 93 Tampak Depan dan Samping Group Pile Zona II Tipe P1 ...........94
Gambar III. 94 Group Pile Zona 2 Tipe P2 ...........................................................94
Gambar III. 95 Tampak Depan dan Samping Group Pile Zona II Tipe P2 ...........95
Gambar III. 96 Group Pile Zona 2 Tipe P3 ...........................................................95
Gambar III. 97 Tampak Depan dan Samping Group Pile II Zona P3 ...................95
Gambar III. 98 Tampak Atas Tiang Bor (Tipikal Untuk Semua Tiang) ................96
Gambar III. 99 Tampak Atas Pile dan Bawah Tulangan Pile Cap Pu1.................98
Gambar III. 100 Potongan Pile Cap Pu1 ...............................................................99
Gambar III. 101 Tampak Atas dan Tampak Bawah Tulangan Pile Cap Pu 2 .......99
Gambar III. 102 Potongan Pile Cap Pu 2 ..............................................................99
Gambar III. 103 Tampak Atas dan Tampak Bawah Tulangan Pile Cap P1 ........100
Gambar III. 104 Gambar Potongan P1 .................................................................100
Gambar III. 105 Gambar Tampak Atas dan Tampak Bawah Tulangan Pile Cap P3
..............................................................................................................................100
Gambar III. 106 Gambar Potongan P3 .................................................................101
Gambar III. 107 Gambar Potongan Tie Beam......................................................111

xiv
Gambar III. 108 Konfigurasi Balok dan Kolom Lantai 2 ....................................115
Gambar III. 109 Konfigurasi Balok dan Kolom Lantai 3 ....................................116
Gambar III. 110 Konfigurasi Balok dan Kolom Lantai .......................................116
Gambar III. 111 Profil Baja Yang Digunakan .....................................................116
Gambar III. 112 Sambungan Antar Kolom ..........................................................120
Gambar III. 113 Sambungan KS – BI4 ................................................................120
Gambar III. 114 Sambungan KS – BE4 ...............................................................120
Gambar III. 115 Sambungan KS – BE10 .............................................................121
Gambar III. 116 Sambungan Kolom dengan Base Plate .....................................121
Gambar III. 117 Penampang Melintang Elemen Batang Rangka Atap Baja .......124
Gambar III. 118 Potongan Sambungan Rangka Atap Baja..................................124
Gambar III. 119 3D Masing-masing Tipe Pipa Baja ...........................................125
Gambar III. 120 Zonasi Lantai 2 ..........................................................................127
Gambar III. 121 Zonasi Lantai III ........................................................................128
Gambar III. 122 Zonasi Lantai IV........................................................................128
Gambar III. 123 Denah Pelat Zona 1 A ...............................................................129
Gambar III. 124 Denah Drainase .........................................................................131
Gambar III. 125 Penampang Melintang Saluran Drainase L dan R ....................132
Gambar III. 126 Penampang Melintang Drainase Kolektor ................................132
Gambar III. 127 Penampang Melintang Talang ...................................................134
Gambar III. 128 Penampang Melintang Pipa Leader ..........................................135
Gambar III. 129 Potongan Pipa Pembawa ...........................................................135
Gambar III. 130 Potongan Melintang Perkerasan ................................................136
Gambar III. 131 Potongan Memanjang Perkerasan .............................................136
Gambar III. 132 Pembagian Zonasi Pekerjaan Pelat Pavement...........................137
Gambar III. 133 Perkerasan Zona 1 dan 2 ...........................................................138
Gambar III. 134 Ilustrasi Tulangan Pavement 1 Segmen ....................................140
Gambar III. 135 Detail Sambungan Melintang ....................................................141
Gambar III. 136 Detail Sambungan Memanjang .................................................142
Gambar IV. 1 Logika Ketergantungan Antar Pekerjaan ......................................147
Gambar IV. 2 Komatsu Crawler Dozer D65E-12 ...............................................151

xv
Gambar IV. 3 Spesifikasi Komatsu Crawler Dozer D65E-12 .............................151
Gambar IV. 4 Dump Truck...................................................................................154
Gambar IV. 5 Excavator ......................................................................................155
Gambar IV. 6 Alur Penggalian Menggunakan Excavator ...................................158
Gambar IV. 7 Concrete Pump..............................................................................161
Gambar IV. 8 Concrete Vibrator .........................................................................162
Gambar IV. 9 Tampak Atas Slewing Crane.........................................................164
Gambar IV. 10 Hoisting dan Landing Crane .......................................................164
Gambar IV. 11 Drilling Rigs................................................................................170
Gambar IV. 12 Concrete Bucket ..........................................................................170
Gambar IV. 13 Rotary Drilling Rig BG 28..........................................................172
Gambar IV. 14 Drilling Bit ..................................................................................172
Gambar IV. 15 Tampilan Change Working Time ................................................203
Gambar IV. 16 Pilihan Details .............................................................................203
Gambar IV. 17 Tampilan Pengaturan Hari Libur ................................................204
Gambar IV. 18Tampilan Task Name, Duration, dan Predecessor ......................204
Gambar IV. 19 Tampilan Gantt Chart .................................................................205
Gambar IV. 20 Contoh Diagram PDM ................................................................205
Gambar IV. 21 Pekerjaan yang Termasuk Jalur Kritis ........................................206
Gambar IV. 22 Tampilan Durasi Pekerjaan .........................................................206
Gambar IV. 23 Histogram Tukang Pipa Sebelum Leveling.................................221
Gambar IV. 24 Histogram Kepala Tukang Sebelum Leveling ............................222
Gambar IV. 25 Histogram Pekerja Sebelum Leveling .........................................222
Gambar IV. 26 Histogram Tukang Besi Sebelum Leveling.................................222
Gambar IV. 27 Histogram Mandor Sebelum Leveling ........................................223
Gambar IV. 28 Durasi Proyek Sebelum Leveling ................................................224
Gambar IV. 29 Durasi Proyek Setelah Leveling ..................................................224

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. A Daftar Harga ...................................................................................272


Lampiran. B Daftar Upah dan Daftar Sewa Alat .................................................275
Lampiran. C Produktivitas Alat dan Tenaga Kerja ..............................................276
Lampiran. D Daftar Alokasi tenaga Kerja ...........................................................279
Lampiran. E Penjadwalan Setelah Leveling .........................................................283
Lampiran. F Kurva S ............................................................................................289
Lampiran. G Kurva S Detail ................................................................................290
Lampiran. H Rencana Anggaran Biaya ...............................................................291
Lampiran. I Rencana Anggaran Pelaksanaan.......................................................296

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Surabaya merupakan Ibu kota Provinsi Jawa Timur dengan populasi 2.872.979
jiwa memiiki kontribusi yang cukup besar dalam pertumbuhan penduduk di
Indonesia. Kota Surabaya memiliki kepadatan penduduk 8.458 jiwa per km 2
dalam luas wilayah total 520,87 km2 dengan luas daratan 333,063 km2 (63,45%).
Sampai tahun 2015, tingkat pertumbuhan penduduk Kota Surabaya setiap tahun
mencapai 0.65 persen. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, kebutuhan
berkegiatan ekonomi masyarakat terus meningkat. Surabaya sebagai salah satu
pusat kegiatan ekonomi yang tinggi di Indonesia yaitu berkontribusi 14,85%
terhadap Produk Domestik Bruto Nasional, sehingga Surabaya memiliki peranan
yang strategis di tingkat regional maupun nasional.

Untuk menunjang perekonomian kota Surabaya maka dibutuhkan sarana dan


prasarana transportasi yang memadai. Menurut statistik yang di keluarkan oleh
BAPPEKO di Surabaya belum mampu memberikan kontribusi yang optimal pada
kegiatan perkotaan yang terus berkembang. Indikasi dari tingginya mobilitas
pergerakan di Surabaya adalah beberapa ruas jalan utama sering mengalami
kemacetan dengan volume per kapasitas lebih besar dari 0,8. Sehingga untuk
mengatasi hal tersebut dilakukan pembangunan sarana dan prasarana transportasi
yang memadai, salah satunya dengan membangun fasilitas penunjang dalam
kegiatan transit yaitu stasiun Intermoda Joyoboyo. Stasiun Intermoda Joyoboyo
Surabaya merupakan proyek angkutan massal cepat (AMC) yang nyata
dimana terdapat pada Rancangan Program Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) atau
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) 2015-2019.

1
Proyek ini sudah melewati tahap penandatanganan kerja sama antara Pemkot
Surabaya dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT. Kereta Api
Indonesia (PT. KAI). Sedangkan untuk proyek pengembangan Terminal
Joyoboyo dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya yang didukung oleh Bappeko
sebagai perencana, Dishub bersama PT. KAI sebagai operator. Oleh sebab itu,
dilakukan desain pembangunan Stasiun Intermodal Joyoboyo di kecamatan
Wonokromo di Surabaya yang dituangkan dalam gambar rencana yang telah
dibuat sebelumnya.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk menentukan metode
konstruksi pekerjaan, menyusun jadwal pekerjaan, serta membuat estimasi biaya.

I.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada sub-bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan beberapa tujuan penulisan karya tulis ini:
a. Menentukan metoda konstruksi proyek stasiun Intermoda Joyoboyo di
Surabaya.
b. Menentukan jadwal untuk proyek konstruksi stasiun Intermoda Joyoboyo di
Surabaya.
c. Membuat estimasi biaya yang dibutuhkan dalam konstruksi stasiun
Intermoda Joyoboyo di Surabaya

I.4 Manfaat dan Keutamaan Pembahasan


Manfaat dan keutamaan pembahasan yang dapat diperoleh dari penyusunan
laporan tugas akhir ini yaitu :
1. Memperdalam pengetahuan mengenai proses perencanaan dan perancangan
proyek konstruksi, khususnya yang terkait dengan metode pelaksanaan dan
estimasi biaya konstruksi gedung terminal.
2. Mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan selama di perkuliahan teknik sipil
selama ini.

2
I.5 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penentuan Metoda Pelaksana Konstruksi
Dalam bab Metoda Pelaksanaan Konstruksi ini akan berisi tentang metoda-
metoda yang akan dipakai dalam proses pelaksanaan konstruksi stasiun
Intermoda Joyoboyo di Surabaya.
b. Penjadwalan
Dalam bab penjadwalan ini akan menjelaskan tentang penjadwalan dari
proses konstruksi stasiun Intermodal Joyoboyo di Surabaya.
c. Estimasi Biaya Konstruksi
Dalam bab ini berisi estimasi biaya keseluruhan proses konstruksi stasiun
Intermoda Joyoboyo di Surabaya.
d. Pengerjaan 3 ruang lingkup di atas di batasi sebagai berikut:
a) Struktur Atas (Lantai Underpass hingga Struktur Atap Gedung)
b) Geoteknik (Pondasi Gedung dan Dinding Penahan Tanah)
c) Water System (Drainase dan Rainwater Haversting)
d) Perkerasan Parkir dalam Gedung (Lapis Pondasi dan Rigid Pavement)

I.6 Metodologi
Metode yang digunakan pada karya tulis ini menjelaskan terkait tahapan yang
ditempuh dalam pelaksanaan studi untuk mencapai tujuan yang sudah
didefinisikan sebelumnya. Metodologi diilustrasikan pada flowchart yang
ditampilkan pada Gambar I.1 dibawah ini

3
Gambar I. 1 Flowchart Metodologi Penelitian

I.7 Sistematika Penulisan


Tugas Akhir ini terdiri atas 6 bab/bagian yang masing-masing dijabarkan sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan
Didalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan, rumusan masalah,
ruang lingkup serta sistematika penulisan Tugas Akhir.

Bab II Aspek-aspek Perencanaan


Bab ini berisi tentang informasi proyek, kriteria perencanaan, dan dasar teori.

Bab III Metode Pelaksanaan Konstruksi


Bab ini akan menjabarkan mengenai perencanaan siteplan, metode pelaksanaan
pekerjaan persiapan, metode pelaksanaan pekerjaan dewatering, metode
pelaksanaan pekerjaan galian, metode pelaksanaan pekerjaan diafragma wall,

4
metode pelaksanaan pekerjaan pondasi dan metode pelaksanaan pekerjaan
struktur atas, drainase, serta quantity take off.

Bab IV Perencanaan Penjadwalan


Bab ini berisi proses penjadwalan yang merpakan penentuan urutan pekerjaan,
penentuan jalur kritis, perhitungan durasi pekerjaan dan jumlah tenaga kerja, dan
penjadwalan dengan menggunakan software.

Bab V Perencanaan Estimasi Biaya


Bab ini berisi proses estimasi biaya konstruksi yang merupakan perhitungan harga
satuan pekerjaan langsung dan tidak langsung, rekapitulasi estimasi biaya, dan
pembuatan kurva S.

Bab VI Penutup
Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari pengerjaan tugas akhir dan saran untuk
pengerjaan tugas akhir.

5
BAB II
ASPEK-ASPEK PERENCANAAN

II.1 Latar Belakang


Proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo terletak pada koordinat 7o17’56.2”S,
112o44’11.6”E pada jalan Joyoboyo, kelurahan Sawunggaling, kecamatan
Wonokromo dengan luas lahan sebesar 17.500 m2, luas lantai bangunan 13.125
m2 dan luas total bangunan 59.025 m2.

Gambar II. 1 Lokasi Pekerjaan Proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo


Gedung ini terdiri atas 4 lantai dengan tinggi dari permukaan tanah adalah 20 m.
Lantai dasar sampai dengan 1 lantai underpass sedalam 5,5 m.
Tabel II. 1 Luasan Setiap Lantai
Luas Total (m2)
Lantai Dasar 8.252.00
Lantai 2 5.319.72
Lantai 3 2.768.00
Lantai 4 960.00
Underpass 567.00

6
Gambar II. 2 Gedung Stasiun Intermoda Joyoboyo
(Sumber dokumen gambar proyek)

Gambar II. 3 Denah Gedung Stasiun Intermoda Joyoboyo


(Sumber: dokumen gambar proyek)

II.2 Kriteria Desain


II.2.1 Keselamatan Kerja
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pekerjaan Umum No.05 Tahun 2014, untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas maka perlu diterapkan sistem manajemen K3 dalam proses
pelaksanaan konstruksi. Peningkatan produktivitas ini baik secara langsung
maupun tidak langsung mampu menekan biaya dan mengefisiensikan jadwal
konstruksi.

7
II.2.2 Pengendalian Mutu
Pengendalian kualitas produk konstruksi, dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan rancangan sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
2. Melakukan pemilihan sumberdaya manusia, material, dan alat dengan
kualitas optimal sehingga menghasilkan produk konstruksi dengan mutu
yang baik.
3. Melakukan pemilihan material dengan kualitas paling baik dan mudah
diterapkan di lokasi konstruksi
4. Menggunakan peralatan yang mendukung proses konstruksi sehingga dapat
menghasilkan bangunan dengan mutu yang baik

II.2.3 Pengendalian Biaya


Dalam melakukan proses konstruksi biaya merupakan komponen yang sangat
penting untuk dikendalikan. Pengendalian biaya sangat dipengaruhi oleh jadwal
dan mutu dari pekerjaan. Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan beberapa
cara diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Merancang site plan yang bisa menunjang produktivitas kerja menjadi lebih
efisien
2. Melakukan estimasi biaya konstruksi yang lebih detail dan tidak memiliki
overhead terlalu tinggi
3. Menentukan metoda pelaksanaan konstruksi yang tepat guna dan efisien
4. Membuat penjadwalan yang efektif dan mempunyai produktivitas tinggi
sehingga membutuhkan biaya yang lebih rendah dan kriteria tepat biaya
tersebut bisa tercapai.

Dalam melakukkan estimasi biaya konstruksi stasiun Intermoda Joyoboyo ini,


mengacu pada beberapa standard dan juga referensi yaitu :
1. SNI 2835:2008, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan.

8
2. SNI 2836:2008, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
3. SNI 7394:2008, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
4. Jurnal Harga Satuan Bahan Bangunan Konstruksi Dan Interior Edisi 34
Tahun 2015.
5. Harga Satuan Pekerjaan Konstruksi Surabaya, edisi 2016
6. Lamp-Permen PUPR28-2016 (analisa harga satuan)
7. Analisis Harga Satuan Binamarga
8. SNI-07-2052-2002 Baja Tulangan Beton
9. Analisis Harga Satuan Banyumas tahun 2016

II.2.4 Desain Site Plan


Site plan adalah bentuk rencana tapak pada lahan yang akan di bangun untuk
mempermudah aksesibilitas, mobilitas, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan efisiensi saat pelaksanaan proyek.

Gambar II. 4 Contoh Site Plan


(Sumber: Metode, PT.PP Pracetak)

II.2.5 Work Breakdown Structure


Untuk mendefenisikan pekerjaan yang akan dilakukan pada sebuah proyek hal
pertama dilakukan adalah membuat work breakdown structure (WBS), work

9
breakdown structure adalah suatu cara pengorganisasian pekerjaan secara hirarki.
WBS membagi pekerjaan menjadi pekerjaan – perkerjaan lebih kecil, hal ini
dilakukan agar pada perencanaan dan pelaksanannya tidak ada pekerjaan-
pekerjaan tertinggal dalam setiap tahapan konstruksi. Work breakdown structure
sangat bermanfaat dalam pembuatan jadwal, estimasi biaya, dan penyusunan
anggaran.

WBS disusun bedasarkan dasar pembelajaran seluruuh dokumen proyek yang


meliputi kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan
menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola struktur dan hierarki tertentu
menjadi item-item pekerjaan yang cukup terperinci, yang disebut sebagai Work
Breakdown Structure.

Pada dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top down dan secara
hirarkis menerangkan komponen-komponen yang harus dibangun dan pekerjaan
yang berkaitan dengannya. WBS memberikan beberapa keuntungan, antara lain :

1. Memberikan daftar pekerjaan yang harus diselesaikan


2. Memberikan dasar untuk mengestimasi, mengalokasikan sumber daya,
menyusun jadwal, dan menghitung biaya
3. Mendorong untuk mempertimbangkan secara lebih serius sebelum
membangun suatu proyek .
4. Mengetahui pencapaian apa saja yang diinginkan suatu proyek
5. Analisa WBS yang melibatkan manajer fungsional dan personil yang lain
dapat membantu meningkatkan akurasi dan kelangkapan pendefinisian
proyek.
6. Menjadi dasar anggaran dan penjadwalan.
7. Menjadi alat control pelaksanaan proyek, karena panyimpanan biaya dan
jadwal paket kerja tertentu dapat dibandingkan dengan WBS.

10
Gambar II. 5 Contoh WBS

II.2.6 Metode Pelaksanaan Konstruksi


Bangunan merupakan suatu ruang yang menempati lahan tertentu yang dibuat
manusia untuk yang memiliki fungsi tertentu. Dalam proses konstruksi, perlu
adanya cara dan langkah yang tepat untuk menyelesaikannya agar penyelesainnya
tepat waktu dan sesuai dengan anggaran yang disediakan. Oleh karena itu perlu di
susun metoda pelaksanaan konstruksi. Metoda pelaksanaan konstruksi adalah
suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang dirincikan berdasarkan
masing-masing elemen pekerjaan konstruksi yang mengikuti prosedur dan di
rancang dengan pengetahuan, pengalaman, dengan standard yang telah diuji-
cobakan. Dengan menyusun metode konstruksi yang baik di harapkan dapat
mempercepat proses konstruksi, serta mengoptimalkan sumber daya yang ada
secara ekonomis dan tepat guna.

Pada pengerjaan tugas akhir ini akan disusun metode pelaksanaan konstruksi dari
proses konstruksi stasiun intermoda Joyoboyo yang mana dengan gambaran

11
umum dapat di lihat pada gambar perencanaannya gedung stasiun terbentuk dari
struktur baja, dan terdapat 1 lantai underpass yang dilengkapi dinding penahan
tanah. Adapun pekerjaan yang akan disusun metode pelaksanaan konstruksinya
adalah pekerjaan persiapan, pekerjanan struktur bawah, pekerjaan struktur atas,
water system, dan perkerasan parkir.

II.2.7 Quantity Take Off (QTO)


Quantity Take-off (QTO) merupakan suatu proses pengukuran/perhitungan
terhadap kuantitas item-item pekerjaan berdasarkan pada gambar ataupun
aktualisasi pekerjaan di lapangan. QTO merupakan salah satu pekerjaan penting
dalam estimasi biaya konstruksi. Untuk maksud tersebut, prosedur yang ditempuh
adalah:
1. Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan Utama
2. Mengkuantifikasi bahan-bahan untuk pekerjaan tambahan yang menyokong
pekerjaan utama
3. Menentukan asumsi-asumsi untuk proses perhitungan
4. Menentukan standar acuan yang digunakan

Teknik diatas bila dikerjakan dengan benar akan mendukung hal-hal berikut ini.
1. Perencana dan penyedia lebih memahami struktur proyek yang akan
ditangani.
2. Meminimalkan kemungkinan adanya bagian-bagian yang terlewatkan.
3. Memudahkan meneliti dan mengkonfirmasikan hasil-hasilnya maupun
proses pembuatannya.

Pendekatan dengan teknik quantity take off dapat dikerjakan apabila berbagai
spesifikasi dan gambar-gambar yang diperlukan telah tersedia, demikian pula
perkiraan jam-orang dan harga-harga material yang bersangkutan. Hasil dari QTO
haruslah seakurat mungkin dan sesuai dengan standard yang ada. Dibutuhkan
perhitungan yang baik, terutama untuk perhitungan-perhitungan volume/kuantitas.

12
II.2.8 Penjadwalan
Penjadwalan pada suatu proyek konstruksi sangat penting agar proyek dilakukan
agar proyek dapat berjalan dengan teratur dan dapat selesai tepat waktu sesuai
dengan yang direncanakan. Penjadwalan merupakan perangkat untuk menentukan
aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta
kerangka waktu tertentu, dalam mana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar
proyek selesai tepat waktu dengan biaya yang ekonomis (Callahan, 1992).
Menurut S.W. Nunally, 2007, fungsi penjadwalan pada tahap konstruksi adalah
sebagai berikut:
a. Memudahkan pelaksana di lapangan untuk mengetahui tanggal dan aktivitas
penting yang tidak boleh terlambat (pekerjaan yang berada pada jalur kritis)
b. Dapat menjadi acuan untuk evaluasi kemajuan proyek
c. Membantu dalam mengkoordinasikan penggunaan sumber daya

Adapun jenis-jenis metode penjadwalan proyek antara lain:


A. Bar Chart
Bar chart merupakan suatu metode penjadwalan yang mana aktivitas
pekerjaan di berada pada kolom vertikal dan waktu pekerjaan ditempatkan
dalam baris horizontal. Panjang balok dari bar chart menujukan durasi dari
aktivitas pekerjaan.

Gambar II. 6 Contoh Bar Chart

Kelebihan penggunaan Bar chart, diantaranya :

13
a. Dapat menunjukkan waktu, kegiatan dan urutan kegiatan
b. Mudah dipahami oleh semua lapisan pelaksana proyek
c. Cocok untuk pekerjaan dengan item-item yang tidak begitu rumit
Kekurangan penggunakan Bar chart :
a. Tidak memperlihatkan ketergantungan antar kegiatan
b. Sulit di terapkan untuk proyek dengan tingkat pekerjaan yang rumit
c. Jika terjadi perbaikan pekerjaan maka sulit untuk memperbaikinya,
sehingga tidak efisien.

B. Critical Path Method (CPM)


CPM merupakan suatu metode penjadwalan dengan menganalisis jaringan
kegiatan dan di lengkapi durasi waktu setiap pekerjaan serta dapat
memprediksi durasi total dari semua pekerjaan yang dijadwalkan.
Peristiwa(node/event) Peristiwa(node/event)
terdahulu berikutnya

ES Kegiatan EF
i Durasi (D)
j
LS LF

Gambar II. 7 Contoh CPM


Kelebihan penggunaan CPM, diantaranya :
a. Dapat mengetahui pekerjaan mana yang bersifat kritis
b. Memperlihatkan ketergantungan antar kegiatan
c. Dapat digunakan untuk menghitung toleransi keterlambatan pekerjaan
yang bersifat tidak kritis
d. Mudah mengukur keterlambatan
e. Memperlihatkan jalur kritis
Kekurangan penggunakan CPM :
a. Pembuatan dan pembacaan jadwal lebih sulit
b. Menjadi rumit dan kompleks untuk pekerjaan yang memiliki item
pekerjaan yang banyak
c. Menggunakan dummy

14
d. Tidak cocok untuk pekerjaan yang berulang, karena CPM tidak dapat
mempertahankan kontinuitas tingkat produktivitas untuk kegiatan
berulang
e. Tidak memperlihatkan produktivitas pekerjaan

C. Precedense Diagram Method (PDM)


PDM merupakan suatu metode penjadwalan dengan menganalisis jaringan
pekerjaan yang diproyeksikan dalam bentuk node yang berbentuk kotak,
yang mana dalam node tersebut di biasanya berisikan durasi pekerjaan,
nomor aktivitas, deskripsi aktivitas, waktu mulai dan waktu selesai.
ACTIVITY NO. ACTIVITY NO.
ES EF
START SIDE

FINISH SIDE

START SIDE

FINISH SIDE
DESCRIPTION DESCRIPTION

LS LF
DURATION RESP. DURATION RESP.

METHOD 1 METHOD 2

ACTIVITY NO. DUR TF ACTIVITY NO.


START SIDE

FINISH SIDE

START SIDE

FINISH SIDE
ES EF
DESCRIPTION DESCRIPTION
LS LF

ES EF
DUR RESP.
LS LF

METHOD 3 METHOD 4

Gambar II. 8 PDM


Kelebihan penggunaan PDM, diantaranya :
a. Mudah digunakan dan direpresentasikan, diagram tampak lebih
sederhana (mempunyai empat hubungan ketergantungan).
b. Mudah di mengerti dan tidak menggunakan dummy
c. Memperlihatkan ketergantungan antar kegiatan
d. Memperlihatkan jalur kritis
Kekurangan penggunakan PDM:
a. Tidak memperlihatkan adanya hambatan pada masing-masing
aktivitas kegiatan
b. Tidak memperlihatkan produktivitas pekerjaan

15
II.2.9 Estimasi Biaya
Estimasi biaya adalah salah satu tahap yang penting dalam perencanaan proyek
konstruksi. Pada proyek konstruksi tidak dapat dipungkiri bahwa seringkali
terdapat ketidakpastian sehingga di perlukan kemampuan yang baik dan tepat
dalam mengestimasi biaya.

Estimasi merupakan suatu proses untuk memperkirakan sesuatu berdasarkan data


riwayat, pengalaman serta referensi yang dimiliki yaitu melalui pendekatan yang
sesuai dengan hal yang akan di estimasi. Pada estimasi biaya konstruksi adalah
pembuatan suatu pendekatan biaya yang diharapkan terjadi dari pelaksanaan
proyek konstruksi.

Pada tugas akhir ini, estimasi yang dilakukan tahapnya tergolong cukup detail.
Untuk melakukan estimasi detail ada 3 metoda untuk melakukan estimasi detail:
1. Metoda Unit Price
Metoda unit price merupakan cara mengestimasi biaya berdasarkan harga
satuan dan produktivitas yang tersedia dalam referensi estimasi standard
misalnya dari SNI ABK, dan buku jurnal harga satuan. Metoda unit pricing
sangat cocok digunakan untuk pekerjaan yang standard.
2. Metoda Resource Enumeration
Secara keseluruhan metode ini sama halnya dengan unit price namun
perbedaannya adalah produktivitas di hitung dan diperkirakan sendiri oleh
estimator bukan dari standard baku dari referensi, metode ini sangat cocok
digunakan untuk pekerjaan yang tidak standard.
3. Metoda Assembly Based
Metoda assembly based merupakan cara mengestimasi biaya berdasarkan
paket pekerjaan konstruksi.

16
Adapun estimasi biaya yang dilakukan secara garis besar terdiri dari komponen
biaya langsung dan biaya tidak langsung:
1. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya yang berkaiyan langsung dengan volume
pekerjaan, antara volume dan biaya dapat dirumuskan secara linear, karena
ketika volume pekerjaan bertambah maka biayanya pun ikut bertambah.
Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pekerjaan yang tertera pada pay
item, yaitu pekerjaan yang dihitung sebagai biaya yang dibayarkan owner
dan berpengaruh terhadap hasil akhir proyek. Contoh dari biaya langsung
adalah material, upah tenaga kerja, biaya sewa alat dan biaya subkontraktor.
2. Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang berhubungan secara tidak langsung
dengan volume pekerjaan dan hasil akhir dari proyek, namun memiliki
pengaruh dalam keberjalanan proses konstruksi. Contoh dari biaya tidak
langsung pada proyek konstruksi adalah pajak, general condition, resiko dan
overhead.

Estimasi Biaya

Biaya Tak
Biaya Langsung
Langsung

Pekerja Material Pajak Kondisi Umum Resiko Overhead

Alat Sub-kontrak

Keuntungan Contingency

Gambar II. 9 Komponen Estimasi Biaya


(Sumber: Skill & Knowledge of Cost Engineering, AACE, Inc., 1992)

Langkah-langkah dilakukan dalam estimasi biaya:


a. Breakdown pekerjaan dengan teknik WBS yang menjadi sub-elemen
pekerjaan yang mengeluarkan biaya (cost center). Biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan penggunaan sumber daya seperti material, tenaga kerja,
peralatan dll, baik yang berbentuk fisik (direct) maupun non-fisik (indirect).

17
b. Estimasi kuantitas yang diperlukan untuk setiap cost center dilakukan
dengan membuat quantity take-off (QTO). Untuk pekerjaan non-fisik
dihitung dengan menggunakan parameter yang cocok, seperti risiko dengan
% jaminan dan lain-lain.
c. Kemudian dari kuantitas yang sudah dihitung maka diberi harga sesuai
dengan data yang diperoleh, misalnya dari data historis, supplier, katalog
dan lain-lain.
d. Jika dibutuhkan data produktivitas maka lakukan analisa sumber daya.
e. Hitung harga total untuk setiap cost center dengan mengalikan kuantitas dan
harga satuannya.

II.2.10 Kurva S
Kurva – S adalah suatu kurva yang disusun untuk menunjukkan hubungan
antara nilai kumulatif biaya yang telah digunakan atau persentase (%)
penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Kurva S memberikan gambaran kemajuan
pekerjaan dengan waktu yang direpresentasikan terhadap bobot penyerapan biaya.
Pada Kurva S, diasumsikan bahwa biaya setiap item kegiatan terdistribusi secara
merata selama durasinya. Setiap satuan waktu (hari, minggu atau bulan) dapat
dijumlahkan vertikal ke bawah yang berarti biaya yang harus dikeluarkan pada
waktu yang bersangkutan. Biaya yang ada dijumlahkan secara kumulatif untuk
satuan waktu berikutnya sehingga jika ditotalkan jumlahnya mencapai 100%.

Gambar II. 10 Contoh Kurva S


(Sumber: Metode, PT. PP Pracetak)

18
BAB III
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI DAN
KUANTIFIKASI PEKERJAAN

Sebelum menentukan metode pekerjaan yang digunakan dalam proses


penyusunan metode pelaksanaan konstruksi, perlu dibuat work breakdown
structure terlebih dahulu dengan mendefinisikan pekerjaan-pekerjaan yang akan
dilakukan di lapangan dalam bentuk hierarki pekerjaan-pekerjaan yang tersusun
secara sistematis.

Gambar III. 1 Work Breakdown Structure

III.1 Site Plan


Untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas kerja pada proyek maka perlu
direncanakan site plan yang baik. Aksesibilitas dan mobilitas yang baik akan
meningkatkan produktivitas dan menjaga ketepatan jadwal yang ada. Selain itu
site plan yang baik dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari proses
konstruksi yang sedang berlangsung. Dari site plan juga dapat ditentukan biaya

19
yang ada pada proyek. Berikut adalah site plan pada proyek Stasiun Intermoda
Joyoboyo:

Gambar III. 2 Tampak Atas Site Plan

Gambar III. 3 Tampak 3 Dimensi Site Plan

20
Pertimbangan dari perencanaan fasilitas serta penempatan fasilitas sementara pada
site plan yang direncanakan dijelaskan sebagai berikut:
1. Jalan akses utama melalui gerbang depan. Alasan pemilihan jalan akses
tersebut adalah:
 Aksesibilitas ke proyek menjadi lebih mudah sehingga dapat
mempercepat mobilisasi pembongkaran material.
 Tidak mengganggu mobilisasi di jalan.
2. Pintu masuk utama proyek diletakkan pada depan gedung karena :
 Areal yang lebih luas untuk aktivitas konstruksi.
 Akses terdekat dari jalan akses utama menuju proyek.
3. Di samping pintu masuk, diposisikan pos jaga yang ditujukan untuk
mengidentifikasi pihak-pihak yang akan masuk ke dalam proyek. Selain itu,
lokasi pos jaga ini juga diperuntukkan sebagai pengawasan terhadap
berbagai ancaman yang mungkin datang dari luar.
4. Lahan parkir ditempatkan di depan pos satpam dan dekat dari direksi keet.
Hal ini dimaksudkan untuk dapat mempercepat pergerakan pihak-pihak
berkepentingan di proyek ke kantor staff. Selain itu, posisi parkir di depan
pos satpam dapat meningkatan keamanan.
5. Gudang, los kerja, dan tempat pekerja ditempatkan berdekatan untuk
mempercepat pergerakan pekerja ke tempat-tempat bekerjanya nanti.
6. Tower crane ditempatkan di berdekatan dengan los kerja. Alasan
penempatannya adalah.
 Jangkauan paling optimum
 Mempercepat proses pengangkutan material berat ke elevasi yang
lebih tinggi.
7. Pagar dipasang di sekeliling lokasi proyek untuk menjaga keamanan proyek.
8. Washing bay diletakkan berdekatan dengan parkir dan drainase sementara
sehingga air buangan dapat langsung tersalurkan ke saluran pembuangan.

21
III.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan
Pada tahap awal proyek yang dilakukan pekerjaan persiapan untuk meyiapkan
segala sesuatu sehingga mendukung pelaksanaan konstruksi. Pekerjaan persiapan
pada proyek konstruksi gedung Stasiun Intermoda Joyoboyo meliputi:
1. Pembersihan Lahan
2. Pengukuran dan Pematokan
3. Fasilitas sementara
4. Mobilisasi dan Demobilisasi
Berikut adalah work breakdown structure dari pekerjaan persiapan:

Gambar III. 4 Work Breakdown Structure Pekerjaan Persiapan

III.3.1Pembersihan Lahan
Lahan di atas tanah asli harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan seperti
pohon, kecuali pohon-pohon tertentu yang harus tetap dibiarkan tumbuh pada
tempatnya, batang pohon, bonggol, akar-akar pohon yang tertimbun, semak,
rumput, rerumputan dan bahan lain yang mengganggu serta melakukan
mengelupaskan lapisan atas setebal 200 mm. Adapun dalam pekerjaan
pembersihan lahan ini dilakukan oleh tenaga kerja manual dengan bantuan

22
perkakas serta untuk striping tanah akan di lakukan oleh oleh alat berat yaitu
Crawler Dozer. Tanah hasil pengelupasan akan diletakan oleh tenaga kerja di
dalam dump truck. Dump truck akan mengangkut ke tempat pembuangan. Lokasi
dan tempat pembuangan dari hasil pembersihan lahan akan di bahas lebih lanjut
pada sub.bab III.3.3 Pekerjaan Galian dan Disposal. Jenis, spesifikasi dan
produktivitas dari dozer akan dijelaskan pada sub.bab produktivitas alat.

83 m
Selesai

Mulai

152 m
Gambar III. 5 Sketsa Alur Pembersihan Lahan

Gambar III. 6 Pembersihan Lahan Menggunakan Crawler Dozer dan Dump


Truck

III.3.2 Pengukuran dan Pematokan


Pekerjaan tahap awal dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah pengukuran
dan pematokan. Sebelum melaksanakan pengukuran dan pematokan, juru ukur
perlu menyiapkan dokumen gambar kerja (gambar rencana, gambar denah ruang,
dan gambar denah pondasi). Pekerjaan pengukuran untuk memastikan agar

23
pedoman titik referensi sesuai dengan gambar kerja. Berikut adalah bagian-bagian
dalam pekerjaan pengukuran antara lain:
a. Pembuatan pedoman titik koordinat dan elevasi
Untuk pembuatan pedoman titik digunakan alat teodolit dan waterpass yang
terlebih dahulu dikalibrasi. Titik rujukan diperoleh berasal dari titik
koordinat bangunan existing yang menjadi.
b. Pembuatan Benchmark (BM)
Benchmark dibuat sebelum pekerjaan tanah dimulai. Benchmark adalah titik
tertentu yang di jadikan sebagai acuan level elevasi. Benchmark terbuat dari
besi baja ringan yang dihubungkan dengan beton dan dicat dengan
menggunakan cat tahan cuaca.

Gambar III. 7 Spesifikasi Patok Benchmark


Pada pekerjaan proyek stasiun Intermoda Joyoboyo ini diasumsikan
menggunakan titik bench mark gedung yang sudah pernah ada pada saat
sebelum gedung tersebut di bangun.
c. Pengukuran siku dan pengukuran site
Pengukuran ini akan menghasilkan output berupa bowplank yang akan
menjadi acuan as bangunan. Pemasangan papan bowplank dipasang
sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok sesuai bentuk dan ukuran
gedung. Koordinat dan posisi titik patok ditentukan oleh surveyor melalui
survey geodetik menggunakan theodolit dan waterpass sebagai penentu
koordinat dan elevasi tanah.

24
Gambar III. 8 Contoh Bouwplank
(Sumber: http://www.vedcmalang.com)
Papan patok ukur / bouwplank dibuat dari kayu meranti usuk dengan ukuran
tebal 3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi atasnya. Papan
patok ukur dipasang pada papan patok kayu meranti 5/7, bouwplank harus
tertancap ditanah dengan kuat sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau
diubah. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama dengan papan patok
lainnya atau rata dengan waterpass, kecuali dikehendaki oleh direksi/
pengawas. Papan patok dipasang sejauh 150 cm dari as kolom terluar,
sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

Titik patok dipasang menunjukkan ketinggian +0,00 dan as kolom atau


dinding bangunan. Di pasang bouwplank sejumlah 5 titik di arah barat dan
timur, 19 titik pada arah utara dan selatan. Sehingga jumlah titik bouwplank
yang di pasang adalah 48 titik. Agar letak dan ketinggian bouwplank tidak
berubah selama pekerjaan berlangsung maka dilakukan pengukuran berkala
setiap 2 minggu oleh tim pengukuran.

25
19 titik patok
5 titik patok

Total 48 titik patok

Gambar III. 9 Daerah yang di Patok

III.3.3 Fasilitas Sementara


Untuk menunjang kebutuhan proyek dalam kegiatannya, dibutuhkan beberapa
fasilitas sementara. Fasilitas tersebut dibangun berdasarkan analisis kebutuhan
dari aktivitas pelaksanaan konstruksi. Fasilitas sementara yang ada di dalam
proyek konstruksi Stasiun Intermoda Joyoboyo adalah:
1. Papan Nama Proyek
Kontraktor wajib membuat papan nama proyek dalam ukuran yang
memadai dan dipasang kokoh pada tempatnya, dengan besar tulisan yang
dapat terbaca pada jarak yang cukup. Pada proyek ini direncanakan
digunakan multipleks dengan ukuran sekitar 1,8 m x 1,2 m. Pada papan
nama proyek terdapat informasi proyek seperti nama proyek, owner,
kontraktor, konsultan, dan nilai proyek.

Gambar III. 10 Papan Nama Proyek

26
2. Pagar Pengaman
Pagar proyek berfungsi sebagai batas lokasi untuk membatasi dan menjaga
keamanan kerja dalam lingkungan proyek. Penempatan pagar mengitari
lokasi proyek dengan tinggi minimal 2 meter dan memperhatikan keamanan
serta estetika lingkungan. Pembuatan pagar tersebut tidak melampaui garis
sepadan jalan. Pagar proyek akan dibuat setinggi 2 m dengan material seng
gelombang, panjang tiap lembarnya adalah 6 m. Dengan rangka kayu dan
pondasi berupa material beton. Agar seng tidak mengalami korosi berkarat,
maka dilapisi cairan meni besi sebagai zat anti korosi. Lalu, pada pintu
proyek tidak dibutuhkan pondasi. Pintu pagar dibuat dengan tinggi dan
bahan yang sama dengan pagar dengan lebar bukaan 10 m.

Gambar III. 11 Pagar Pengaman


3. Fasilitas Keamanan (Pos Jaga)
Kontraktor harus menjamin keamanan proyek, baik untuk barang-barang
milik kontraktor maupun barang-barang milik Pemilik Proyek. Kontraktor
harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24 jam setiap hari
selama proyek berlangsung. Untuk perlu adanya Pos jaga dan untuk satpam
dengan konstruksi kayu dan seng gelombang bwg 32 sebagai atap.

2m
2m
denGambar III. 12 Kantor Pos Jaga
den
gan
gan
kon 27
kon
stru
stru
ksi
ksi
4. Direksi Keet
Direksi keet atau kantor sementara adalah ruangan yang dibangun sebagai
tempat pekerja bagi staff dari kontraktor, pengawas, maupun owner
dilapangan. Direksi keet dibuat dengan semi permanen dengan bahan dari
dinding bata setinggi 1 m dan sisanya 3 m dari kayu dan atap terbuat dari
seng. Dilengkapi pintu, jendela, dan perlengkapan lainnya seperti toilet dan
ruang sholat.

3m 15 m

Gambar III. 13 Direksi Keet


5. Bedeng Pekerja
Sebagai tempat istirahat bagi pekerja di saat jam istirahat kerja. Bedeng
pekerja dibuat dengan semi permanen dengan bahan dari dinding bata
setinggi 1 m dan sisanya 3 m dari kayu dan atap terbuat dari seng.
Dilengkapi pintu, jendela, dan perlengkapan lainnya seperti toilet dan ruang
sholat.

3m 10 m

Gambar III. 14 Bedeng Pekerja

28
6. Gudang
Gudang adalah tempat penyimpanan material yang harus dijaga agar tetap
kering dan tidak lembab karena akan mempengaruhi kualitas bahan dan
peralatan yang digunakan. Gudang yang di rencanakan bersifat semi
permanen terbuat dari kayu, koral beton dan memiliki atap seng, dengan
tinggi 8 m, lebar 7 m dan panjang 25 m.

8m

25 m 7m
Gambar III. 15 Gudang
7. Los Kerja
Los kerja adalah tempat pemotongan dan pembengkokan besi beton serta
tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya. Fasilitas ini
dibangun dengan luas sekitar 60 m2. Asumsi pembuatan los kerja sama
dengan pembuatan gudang tertutup sesuai acuan RSNI T-12-2002.

5m
12 m
Gambar III. 16 Los Kerja
8. Area Parkir
Areal parkir akan digunakan sebagai tempat parkir kendaraan karyawan.
Letakkan tidak jauh dari direksi keet untuk memudahkan mobilisasi
karyawan dan dekat dengan pos jaga sehingga kendaraan karyawan dapat

29
terjaga dengan baik. Area parkir tidak terbuat dari apapun, hanya tanah
dengan lapangan biasa seluas 5 x 5 m2.

5m

5m
Gambar III. 17 Area Parkir
9. Washing Bay
Washing bay adalah tempat bagi kendaraan untuk membersihkan ban agar
kendaraan yang keluar dari lokasi proyek bersih dari tanah ataupun lumpur.
Washing bay terletak didekat gerbang dan dekat dengan saluran drainase
sementara. Washing bay terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan
rangka grill besi pada bagian atasnya. Washing bay dibuat dengan menggali
tanah dengan tenaga manual dan bantuan alat perkakas oleh pekerja. Lubang
ini kemudian ditutup dengan besi tulangan yang dipasang melintang. Dalam
pendesainan washing bay harus dipertimbangkan lebar ban kendaraan
pengangkut tanah. Direncanakan washing bay berukuran 3 m x 6 m. Dalam
estimasi washing bay.

6m

3m

Gambar III. 18 Washing Bay

30
10. Drainase Sementara
Kontraktor harus membuat saluran drainase sementara selama proyek
berlangsung, baik untuk pengeringan air hujan, maupun air tanah sehingga
dapat menjamin terhindarnya proyek dari kemungkinan genangan air yang
mengganggu kelancaran pekerjaan maupun daerah kerja sekitarnya. Panjang
drainase pada proyek ini adalah 40 m dengan menggunakan PVC setengah
lingkaran ukuran 5 inchi. Kuatifikasi menggunakan HSPK Surabaya yang
disesuaikan.

Gambar III. 19 Saluran Drainase


11. Tower Crane
Tower crane merupakan alat berat yang berfungsi sebagai sistem
transportasi vertikal untuk mobilisasi material dan elemen konstruksi.
Kapasitas beban yang diangkut tower crane direncanakan sebesar 2.5 - 5
ton. Pertimbangan pemilihan tower crane didasarkan pada radius
jangkauannya, untuk lebih jelasnya mengenai tata letak dan radius
jangkauan tower crane dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar III. 20 Daerah Jangkauan Tower Crane

31
Gambar III. 21 Tower Crane
Pertimbangan dalam pemilihan crane:
Kondisi existing daerah konstruksi berada di lokasi yang padat. Pada daerah
barat gedung stasiun terdapat sekolah Yosef yang sudah ada sejak lama
setinggi 3 lantai (ketinggin 16 m). Oleh karena itu butuh ketinggian crane
yang cukup untuk menghindari hambatan-hambatan yang sudah ada.

Berdasarkan tabel matriks keuntungan dan kerugian terhadap jenis crane di


atas diperoleh kesimpulan bawah dengan mempertimbangkan kondisi yang
ada dan keuntungan maupun kerugian dari masing-masing crane di dipilih
crane berjenis tower 1 buah dengan radius 65 m. Tetapi setelah dilakukan
kuantifikasi pekerjaann struktur atas ternyata masih dibutuhkan crane lebih
banyak, sehingga ditambah 2 crane berjenis crawler crane dengan
spesifikasi pada gambar berikut:

Gambar III. 22 Spesifikasi Crawler Crane

32
Gambar III. 23 Working Range Crawler Crane
Berikut adalah hasil perhitungan sudut jangkauan bukaan optimum pada
crawler crane:
Tabel III. 1 Perhitungan Jangkauan dan Sudut Bukaan Optimum
Crawler Crane
Bukaan Jangkauan Jarak dari tepi Jangkauan Kapasitas
(o) Crane (m) ke crane (m) bersih (m) (Ton)

80 18.00 1.00 17.00 63.89


75 26.00 3.00 23.00 44.23
70 35.00 8.00 27.00 32.86
65 44.00 10.00 34.00 26.14
60 47.00 12.00 35.00 24.47
55 54.00 14.00 40.00 21.30
50 60.00 20.00 40.00 19.17
45 66.00 25.00 41.00 17.42
40 72.00 27.00 45.00 15.97
50 74.00 30.00 44.00 15.54

Dari hasil perhitungan di atas, didapat sudut optimum crane 40° yang
menghasilkan jangkauan bersih terjauh, yaitu 24,69 meter dengan jarak dari
crane ke tepi bangunan adalah 27 meter. Artinya, crawler crane hanya
dapat menjangkau pemindahan material paling jauh 45 meter dari tepi
bangunan. Sedangkan lebar bangunan adalah 51 m, maka untuk pekerjaan-

33
pekerjaan yang membutuhkan jarak terjauh seperti pemasangan balok paling
terjauh di pinggir bangunan dapat diantisipasi menggunakan tower crane.
Berikut adalah hasil analisis keuntungan dan kerugian penggunaan masing-
masing jenis crane.
Tabel III. 2 Matriks Keuntungan dan Kerugian terhadap Jenis Crane
No Pertimbangan Tower Crane Crawler Crane
1 Tempat Tempat tidak begitu luas Luas
2 Kondisi Statis Dinamis
Dapat mencapai ketinggian
Terbatas tergantung
3 Kemampuan yang tidak terjangkau
boom
dengan alat lain
4 Harga sewa Mahal Murah
5 Pondasi Butuh Tidak Butuh

III.3.4 Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi dan demobilisasi adalah kegiatan mendatangkan dan mengembalikan
alat berat, dan material yang dipakai pada konstruksi Stasiun Intermoda Joyoboyo.
Akses masuk untuk keperluan mobilisasi/transportasi alat berat maupun material
harus direncanakan dengan baik agar jalannya proyek menjadi kondusif dan
memudahkan pelaksanaan konstruksi. Akses mobilisasi harus memiliki lebar dan
kekuatan yang memadai guna mengakomodasi kebutuhan konstruksi. Objek-objek
yang akan dimobilisasi antara lain:
Tabel III. 3 Alat-alat yang Di Mobilisasi dan Demobilisasi
Jenis Alat Jumlah
Bar Bender dan Bar Cutter 4
Vibrator 5
Power Towel 4
Concrete Pump 2
Tower Crane 1
Dumptruck 10
Excavator 1
Dozer 1
Crawler Crane 3
Concrete Bucket 2
Drilling Rigs 3
Teodolit 5
Hidraulik Rotary Machine 1

34
Lebar serta kekuatan jalan akses yang didesain, didasarkan pada objek alat berat
yang akan masuk ke lokasi proyek, jalan akses proyek dibagi menjadi 2 yaitu.
1. Off site Access Road
Merupakan akses jalan diluar lokasi proyek ke daerah proyek yang akan
menjadi akses jalan oleh proyek. Pada proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo,
terdapat 2 jalan akses yaitu Jalan Raya Wonokromo dan Jalan Joyoboyo.
Berikut adalah gambaran denah jalan akses menuju lokasi proyek.

Jalan
Wonokromo

Gambar III. 24 Jalan Akses Off Side

2. Jalan Akses On Site


Merupakan akses jalan di dalam lokasi proyek, yang bertujuan untuk
pergerakan dari alat berat dalam site dan kendaraan kendaraan lainnya.
Pembuatan jalan akses didalam site dibuat dengan membuat jalan
mengelilingi site dengan asumsi lebar 4 m (dengan pertimbangan alat berat
yang hendak masuk).

Gambar III. 25 Jalan Akses On Site

35
Adapun ketentuan dari pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi pada
pekerjaan proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo adalah:
a) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan,
tempat peralatan tersebut akan digunakan.
b) Hal-hal yang di mobilisasi adalah perlatan perkakas, alat berat, dan para
pekerja.
c) Penyediaan dan pemeliharaan hasil uji mutu bahan dan pekerjaan di
lapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi.
Laboratorium dan peralatannya, yang dipasok, akan tetap menjadi milik
penyedia pada waktu kegiatan selesai.
d) Pembongkaran tempat kerja oleh penyedia pada saat akhir kontrak,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari
tanah milik pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi
kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
e) Pembayaran mobilisasi/demobilisasi bersifat lumpsum, namun dilengkapi
dengan rincian.

III.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tanah dan Struktur Bawah


Berikut adalah work breakdown structure dari pekerjaan tanah dan struktur
bawah:

Gambar III. 26 WBS Pekerjaan Tanah dan Struktur Bawah

36
III.4.1Pekerjaan Dinding Penahan Tanah
Pada proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo terdapat pekerjaan dinding penahan
tanah yang terdiri dari kumpulan bored pile sedalam 25 m dari dasar elevasi 0.
Pekerjaan dinding penahan tanah ini menggunakan material beton ready mix cast
in situ.
Urutan dari pekerjaan dinding penahan tanah:
1. Pembuatan dinding bored pile
2. Dewatering
3. Galian
4. Pengangkuran
Pemilihan urutan pekerjaan di atas adalah karena direncanakan bahwa selain
menjadi dinding ataupun struktur permanen dari struktur, hal ini untuk
memudahkan pelaksanaan di lapangan. Karena dinding bored pile sudah
dikerjakan terlebih dahulu sehingga tidak perlu lagi menggunakan struktur
penahan tanah yang lainnya saat pekerjaan galian. Adapun spesifikasi dari ukuran
dan bentuk penampang bored pile yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar III. 27 Ukuran Dinding Bored Pile yang Dipakai

Jumlah Bored Pile : 64


Diameter :1,5 m
Sub pekerjaan dari dinding bored pile : - Pengeboran
: - Penulangan
: - Pengecoran (35 Mpa)

Dinding bored pile adalah dinding yang terdiri dari kumpulan bored pile yang
tersusun rapat. Metode pelaksanaannya di lapangan sama dengan pondasi bored

37
pile pada umumnya. Sehingga metode pelaksanaannya dijelaskan secara detail
pada pekerjaan pondasi bored pile.

Gambar III. 28 Metode Pelaksanaan Dinding Bored Pile

Mulai

Gambar III. 29 Denah Dinding Bored Pile


Pada pekerjaan dinding bored pile ini harus di perhatikan bahwa pada saat
pengeboran titik pile dengan pile lainnya harus diberikan jarak minimal 3
diameter pile untuk menghindari risiko kelongsoran.

III.4.2 Pekerjaan Dewatering


Dewatering adalah suatu teknik mengendalikan air tanah maupun air hujan yang
tergenang di daerah galian pada masa konstruksi agar tidak menghambat proses
pembangunan dan menimbulkan masalah lainnya. Air tanah perlu dihilangkan
atau dipindahkan sementara dari lokasi konstruksi galian karena keberadaannya

38
memiliki pengaruh, baik dari segi struktural maupun pelaksanaan. Secara struktur,
air tanah berpengaruh terhadap terjadinya gaya uplift atau gaya angkat ke atas
pada dasar galian ketika tegangan tanah mencapai nilai nol akibat perbedaan
ketinggian air di dalam dan luar galian. Selain itu, air tanah dapat menambah
potensi terjadinya kegagalan atau kelongsoran pada dinding galian. Dari segi
pelaksanaan, keberadaan air pada galian dapat menjadi penghambat karena dasar
galian perlu dijaga tetap kering agar pekerjaan dapat dilakukan. Dengan demikian,
perlu dilakukan pengendalian terhadap air terutama air tanah pada masa
konstruksi. Untuk mengetahui kedalaman air tanah maka perlu dilakukan
penyelidikan kondisi profil tanah dan muka air tanah. Berikut adalah data hasil
penyelidikan tanah pada proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo:
Tabel III. 4 Data Tanah
Depth SPT Description Consistencies
0 0
1 0 fill material
1 1 sandy clay very loose
2 1 sandy clay very loose
2 1 clayey silt very soft to medium
4.5 4 clayey silt very soft to medium
4.5 1 silty clay very soft to medium
19.5 5 silty clay very soft to medium
19.5 31 sandy silt Dense
23 45 sandy silt Dense
23 27 sandy silt medium dense
24.5 27 sandy silt medium dense
24.5 37 sandy silt Dense
27.5 44 sandy silt Dense
27.5 18 silty clay very stiff
30 23 silty clay very stiff
30 27 clayey silt very stiff
32.5 27 clayey silt very stiff
32.5 39 Sand dense to very dense
37.8 50 Sand dense to very dense
37.8 14 silty clay stiff to very stiff
40 23 silty clay stiff to very stiff

39
Kedalaman muka air tanah dketahui 0,6 m dari permukaan tanah. Karena kondisi
galian melebihi 0,6 m maka saat penggalian akan menimbukan genangan air,
sehingga perlu adanya pekerjaan dewatering menggunakan pompa.
Karakteristik galian yang dilakukan pada proyek konstruksi Stasiun Intermoda
Joyoboyo ini adalah sebagai berikut:
a. Galian yang dalam yaitu mencapai 5,5 m dari tanah dasar
b. Jumlah air yang akan dipompa cukup besar karena MAT (Muka Air Tanah)
sedalam 0,6 m sedangkan pekerjaan galian akan menggali hingga
kedalaman 5,5 m.
c. Menyediakan saluran pembuangan air dewatering yaitu ke Sungai Kalimas.

Metode yang di pilih pada proses dewatering ini adalah metode Cut Off.
Prinsip metode dewatering Cut Off ini adalah memotong aliran air dengan
suatu dinding pembatas, sehingga daerah yang dikehendaki dapat terbebas dari air
tanah. Ditinjau dari pergerakan air tanah, metode dewatering cut off ini paling
baik, karena tidak terjadi aliran air tanah dari arah lateral, namun masih perlu
adanya akomodasi pompa karna akan tetap terdapat aliran air akibat seepage
maupun air hujan. Dewatering dilakukan saat bersamaan dengan proses galian.
Dengan demikian selama proses penggalian tidak akan tergganggu oleh air tanah.

Perancangan sistem dewatering dimulai dengan mengestimasi debit air yang akan
dipompa keluar dari galian. Langkah selanjutnya adalah merancang sumur
dewatering yang dapat mengakomodasi debit tersebut. Perancangan sumur
meliputi penentuan kedalaman dan diameter sumur.
Urutan pekerjaan dewatering metode cut off adalah:
a. Dibuat suatu perencanaan (design wellpoints) untuk memperoleh jumlah
wellpoint yang diperlukan dan kapasitas pompa yang akan digunakan.
b. Dibuat sumur tes untuk mengetahui lapisan tanah dan tinggi muka air tanah,
guna meyakinkan perencanaan yang ada.
c. Dipersiapkan saluran untuk mengalirkan air buangan dari pompa ke dalam
saluran drainase yang ada.

40
d. Dipasang wellpoint dengan kedalaman dan jarak tertentu dan bagian
pengisapnya (bagian atas) dihubungkan dengan header 7 m sebanyak 2 buah
(pipa penghubung wellpoint). Kemudian header pipe dihubungkan dengan
pompa dengan pipa buangnya (96 m) disambung dan diarahkan ke saluran
pembuang sepanjang 35 m.
e. Pekerjaan dewatering hingga proses pekerjaan pelat lantai underpass di
mulai.

Gambar III. 30 Proses Dewatering

Sungai Kalimas
Gambar III. 31 Sketsa Denah Pekerjaan Dewatering
III.4.3Pekerjaan Galian dan Disposal
GALIAN
Tahap awal persiapan konstruksi dimulai dengan melakukan pengukuran
lapangan agar dapat mengetahui titik koordinat dan elevasi tanah dari

41
lokasi proyek. Hasil pengukuran akan digunakan untuk melakukan rencana
penggalian dan besarnya volume pekerjaan galian.

Pekerjaan galian terdiri dua tipe.


1. Galian Menggunakan Alat Berat (Excavator)
Lingkup kerja dari penggunaan alat berat excavator ini adalah untuk galian
lantai Underpass. Excavator yang digunakan adalah jenis CAT-316E adalah
exavator jenis tenaga hidraulik berukuran sedang merek Caterpillar. Jenis
excavator ini dipilih berdasarkan kapasitas jangkauan galian maksimum
yang mencapai 7-8 meter meninjau kedalaman galian paling jauh pada
konstruksi ini adalah pada elevasi -5,5 meter. Pemilihan alat berat ini juga
meninjau ketersediaan sewa alat untuk didatangkan ke daerah konstruksi,
dan supplier alat berat dapat mengakomodasi untuk daerah konstruksi
Stasiun Intermoda Joyoboyo.

Kedalaman Galian: 5,5 m


mm Mulai

21 m
27 m RAMP
pengerjaa
Gambar III. 32 Alur Penggalian Pada Bagian Underpass
n galian
Alur pengerjaan galian didesain dimulaididesain
dari bagian terjauh (utara) jalan
akses lokasi proyek sehingga proses pemindahan
dimulai tanah dengan dump truck
lebih mudah, hal ini dikarenakan dump truck akan selalu berada pada bagian
dari
tanah yang belum digali. Galian menggunakan
bagian excavator ini direncanakan
disediakan ramp untuk memudahkan perpindahan
terjauh dengan asumsi alat berat
excavator berada di atas galian. (utara)
jalan
akses
lokasi
proyek 42
sehingga
proses
Penggalian dilakukan secara bertahap. Tahap pertama digali sedalam 3 m,
dan dilanjutkan dengan pekerjaan pengangkuran, kemudian di lakukan
penggalian kedua yaitu hingga kedalaman 5,5 m dan dilakukan
pengangkuran kembali.

Gambar III. 33 Jangkauan CAT – 316 E


(Sumber: s7d2.scene7.com)

2. Galian Menggunakan Tenaga Manual


Lingkup kerja menggunakan tenaga manual dengan alat-alat perkakas.
Galian menggunakan tenaga manual dilakukan untuk pekerjaan galian pada
pile cap, tie beam, dan drainase.
Selesai

Mulai
Gambar III. 34 Arah Penggalian Pile Cap dan Tie Beam

43
DISPOSAL
Hasil galian dari pekerjaan galian yang telah dilakukan akan di buang ke
daerah sekitar. Meninjau dari kondisi existing dari lokasi proyek stasiun
Intermoda Joyoboyo ini berada di tengah pusat kota, maka di perkirakan
sulit menemukan lokasi tempat disposal, sehingga perlu peninjauan daerah
lain yang memungkinkan. Dari hasil penelusuran dengan meninjau daerah
sekitar seperti Sidoarjo dan Laskar Santri. Berdasarkan Google Map dengan
meninjau jarak menuju kedua lokasi, maka di pilihlah laskar santri karena
memiliki rute yang lebih dekat yaitu sekitar 13 km. Pembuangan disposal
menggunakan dump truck dengan kapasitas 5 m3.

Stasiun Intermoda
JoyoBoyo
Laskar Santri

Gambar III. 35 Peta Jarak Lokasi Pembuangan

Gambar III. 36 Ilustrasi Pekerjaan Disposal


(http://dokumen.tips/documents/perhitungan-tenaga-kerja-dan-durasi-
pekerjaan-pada-proyek-jalan.html)
III.4.4 Pekerjaan Anchorage
Pada pekerjaan dinding penahan tanah membutuhkan adanya anchorage yaitu besi
yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk perkuatan dinding dalam

44
menahan gaya lateral tanah. Adapan langkah-langkah dalam pekerjaan anchorage
ini adalah:
1) Pekerjaan Persiapan
a. Ukur dan tentukan posisi titik – titik di lapangan mengacu pada
benchmark.
b. Tentukan lokasi titik bor dan kedalaman
c. Bersihkan lokasi titik bor
d. Siapkan bak sirkulasi untuk penampungan lumpur hasil pengeboran

2) Proses Pengeboran Ground Anchors


a. Dirikan triport untuk menggeser dan mengatur mesin bor.
b. Atur agar kepala mesin bor sesuai dengan kemiringan pada gambar
rencana.
c. Pasang mata bor dan water swifel pada pipa bor.
d. Nyalakan mesin bor serta pompa dan lakukan pengeboran setelah air
dari pompa mengalir untuk menekan lumpur naik keluar dari lubang.
e. Tampung air lumpur di bak sirkulasi.
f. Proses ini berulang sampai mencapai kedalaman yang direncanakan.

3) Proses pemasukan tulangan strands dan grouting


a. Fabrikasi strands sesuai spek dan ujungnya dipasang cone dari besi.
b. Strand yang akan dimasukkan terlebih dahulu diikat dengan pipa
paralon .
c. Pipa paralon sebelum dimasukkan ke dalam strand diikat bersama
selang yang nantinya digunakan untuk memasukkan grouting
menggunakan pompa piston.
d. Setelah strand bersama selang masuk ke dalam lubang kemudian
masukkan grouting menggunakan pompa piston dan sedikit demi
sedikit slang dicabut.
e. Pemasangan End Plat / Block pada ujung Strand.
f. Setelah grouting mengeras maka dilakukan stressing strand pada end
plat.

45
Gambar III. 37 Proses Anchorage
(http://www.deepexcavation.com)

III.4.5Pekerjaan Pondasi
Pondasi yang digunakan pada proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo adalah pondasi
tiang bor. Jenis pondasi ini dipilih karena pertimbangan pada pelaksanaannya
tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran. Pondasi bored pile prinsipnya
adalah pondasi tiang yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengebor tanah
pada awal pekerjaannya kemudian diisi tulangan dan dicor dengan beton.
Berikut ini metode pelaksanaan bored pile:
1. Stacking Out
Stacking out dilakukan menggunakan alat teodolit untuk menentukan titik
koordinat, elevasi dan titik patok bored pile dan pile cap.
2. Pengeboran
Pembuatan lubang oleh alat pengeboran. Pengeboran tanah menggunakan
alat berat yaitu hydraulic rotary drilling machine. Pengeboran dilakukan
sampai kedalaman bored pile. Pada proses pengeboran, dibutuhkan slurry
untuk mengeluarkan tanah hasil pengeboran ke luar permukaan tanah akibat
muka air tanah yang rendah. Slurry ini merupakan material fluida berlumpur
berupa bentonite untuk menjaga tekanan horizontal tanah yang sehingga
menahan runtuhnya tanah. Pada pengerjaan di lapangan, bentonite harus
selalu disirkulasi pada proses pengeboran agar tidak mengendap dan tetap

46
pada kondisi fluida. Oleh karena itu, diperlukan tempat khusus berupa
kolam slurry untuk disirkulasi.

Gambar III. 38 Hydraulic Rotary Drilling Machine


(Sumber : Chudley, Roy. 2014. Bulding Construction Handbook)
Proses pengeboran sangatlah berisiko terhadap kelongsoran. Sehingga perlu
jarak aman pengeboran titik bored pile yang satu ke titik bored pile yang
lainnya. Pengeboran masing-masing bored pile dilakukan secara selang-
seling dengan jarak antar pengeboran minimal 3 kali diameter pile yaitu
sekitar 2,4 m. Berikut adalah skema urutan pengeboran pondasi:

2 4
12 m

Mulai U
1 3

Gambar III. 39 Urutan Pengeboran Pondasi


3. Pemasangan Casing
Lubang bor dipasang casing untuk mencegah runtuhnya tanah pada proses
pengecoran. Pemasangan casing tidak boleh terlalu dalam, umumnya
dibatasi kurang dari 30 m. Pemasangan casing yang terlalu dalam akan

47
mempersulit pengangkatan casing. Oleh karena itu, pemasangan casing
hanya pada lapisan tanah yang mudah runtuh, misalnya lapisan tanah pasir.
4. Pemasangan Tulangan
Besi yang sudah dirakit pada site akan dipasang kedalam lubang bor
menggunakan tower crane dalam posisi tegak lurus dan sebisa mungkin
tidak mengenai tanah pada lubang bor.
5. Pengecoran
Pekerjaan pengecoran kedalam lubang bor yang sudah terpasang besi
tulangan dilakukan dengan menggunakan pipa tremie yang dihubungkan ke
truck mixer dengan interval pengecoran tidak melebihi 30 menit. Proses
pengecoran menggunakan concrete bucket, dan pipa tremie. Beton ready
mix dari mixer truck dialirkan menggunakan concrete bucket kemudian
menggunakan concrete bucket sebagai tampungan sementara dan
disambungkan ke pipa tremie. Pipa tremie diarahkan lurus ke bawah dan
dipasang sampai ujung bawah bored pile. Tinggi jatuh pengecoran dibuat
tinggi agar hasil pembilasan proses sebelumnya terangkat akibat tekanan
tinggi yang diberikan oleh campuran beton, sehingga beton yang telah
bercampur hasil bilasan hanya bagian atas saja. Saat pengecoran mencapai
lapisan tanah pasir, perlahan-lahan casing sambil diangkat mengikuti
naiknya pengecoran agar campuran beton tidak menempel pada casing
sehingga casing tetap bersih.

Gambar III. 40 Ilustrasi Pekerjaan Bored Pile


Metode pelaksanaan pekerjaan pondasi ini di bagi menjadi 2 zona, yaitu
zona 1 dan zona 2. Alasan pembagian zona ini adalah karena lokasi elevasi

48
kedua zona berbeda. Untuk daerah zona 1 pekerjaanya jauh lebih sulit dan
berisiko karena berada pada lubang galian. Adapun Zona 1 melingkupi
daerah underpass, sehingga pelaksanaannya haruslah setelah pengangkuran
dan galian underpass selesai. Sedangkan zona 2 berada pada area lantai
dasar, seperti pada gambar dibawah ini.

Zona 2
Zona 1
elv-0.0
elv-5.5

Gambar III. 41 Denah Group Pile


Urutan dari pelaksanaannya adalah zona 1 dikerjakan terlebih dahulu setelah
selesai baru beralih ke zona 2. Pengerjaan pondasi zona 2 dilakukan
bersamaan dengan pekerjaan struktur underpass.

III.4.6Pekerjaan Loading Test


Loading test dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa daya dukung
bored pile yang terpasang di lapangan sesuai dengan daya dukung bored pile yang
telah didesain. Tipe loading test yang akan dilakukan pada proyek ini adalah Pile
Driving Analyzer (PDA) atau disebut juga uji pembebanan dinamik. Pengujian ini
dilakukan karena waktu yang dibutuhkan lebih singkat, lebih mudah, dan lebih
murah dibandingkan dengan uji statis. Hasil data pengujian pun lebih lengkap
karena dengan pengujian ini dapat diketahui efisiensi energi dan keutuhan pile.
Pengujian ini mengacu pada ASTM D-4945-96. Jumlah pile yang akan diuji
adalah 1% dari jumlah keseluruhan bored pile, yaitu sekitar 2 titik.

49
Gambar III. 42 Pile Driving Analizer

Gambar III. 43 Accelerometer dan Transduser


Hal yang di persiapkan sebelum pelaksanaan loading test:
1. Penggalian tanah di daerah sekeliling kepala tiang bored pile.
2. Peralatan pemancangan tiang dengan energi yang mencukupi.
3. Accelerometer dan Tranduser di kalibrasi.
Prosedur pengujian:
1. Permukaan pondasi bor diratakan dengan grenda dan daerah tes di
bersihkan dari kotoran.
2. Pasang sensor pada titik-titik yang di tentukan engineer di lapangan.
3. Pukulan pertama untuk mengevaluasi alat pemancangan.
4. Pukulan selanjutnya dilakukan hingga calendering menunjukan penurunan
permanen, penurunan 10 pukulan sudah kurang atau sama besar 1 inchi.

50
Sampel pondasi yang dilakukan uji PDA adalah sebagai berikut:

Gambar III. 44 Lokasi Sampel Uji Pondasi Zona 2

Gambar III. 45 Lokasi Uji Pondasi Zona 1


Data gaya ultimate masing-masing pile:
- Pondasi sampel 46 (1 sampel) = 3133,62 kN
- Pondasi sampel 71 (1 sampel) = 2299,54 kN

III.4.7Pekerjaan Pile Cap, danTie Beam


Pile cap adalah elemen struktur yang berfungsi menghubungkan kumpulan pile
dan kolom. Pile cap berfungsi untuk menerima beban dari kolom yang kemudian
disalurkan ke group pile. Setelah pekerjaan pondasi selesai maka dimulai
pekerjaan pile cap. Penjabaran metode pada pile cap dan tie beam disatukan,
karena pada pelaksanaan di lapangan umumnya dilaksanakan secara bersamaan.

51
Urutan dari pekerjaan pile cap dan tie beam adalah:
a. Pembobokan Pondasi (Pile Cap)
b. Pekerjaan Galian (Pile Cap dan Tie Beam)
c. Pembuatan Lantai Kerja (Pile Cap dan Tie Beam)
d. Pembuatan Bekisting (Pile Cap dan Tie Beam)
e. Penulangan (Pile Cap dan Tie Beam)
f. Pengecoran (Pile Cap dan Tie Beam)
Berikut penjelasan dari masing-masing elemen pekerjaan
 Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian dimulai dengan melakukan marking atau penandaan lokasi
pile cap. Setelah itu dilakukan penggalian sesuai dengan marking tersebut.
Penggalian dilakukan dengan tenaga manual oleh pekerja menggunakan alat
perkakas. Agar tidak longsor pada saat galian maka dilakukan penggalian
dilakukan dengan slope 1:4.

Gambar III. 46 Penggalian Pile Cap


 Pembobokan Pondasi
Pembobokan adalah bagian kepala pile dilakukan untuk penyambungan
tulangan bored pile dengan pile cap. Yang dibobok hanyalah bagian
betonnya saja, dilakukan dengan menggunakan tenaga manual oleh pekerja
dengan bantuan perkakas seperti pahat dan palu.
Pembobokan beton pada kepala tiang bor dilakukan hingga level cut off.
Setelah pembobokan tulangan di lebarkan dengan sudut 10o.

52
Gambar III. 47 Ilustrasi Pembobokan Bored Pile
 Pembuatan Lantai Kerja
Lantai kerja terbuat dari lean concrete yang terdiri dari adukan semen, air,
dan agregat yang di kerjakan manual oleh para pekerja, kemudian dicor di
atas lapisan permukaan tanah. Lapisan lean concrete memiliki ketebalan
sebesar 100 mm.
 Pembekistingan dengan Batako
Batako memiliki kekuatan menahan beban horizontal yang lebih besar
dibandingkan dengan penggunaan kayu. Selain itu, penggunaan batako
dapat menurunkan risiko terjadinya keruntuhan tanah pada dinding galian.
Sebelum pemasangan bekisting dilakukan, pertama-tama dilakukan marking
posisi pemasangan bekisting pada pile cap sesuai dengan gambar
perencanaan. Setelah itu dilakukan pemeriksaan penempatan bekisting
dengan menggunakan waterpass agar susunan pasangan batako dapat
terpasang dengan lurus. Batako yang digunakan untuk bekisting pile cap
memiliki dimensi ukuran 100 mm × 200 mm × 600 mm. Batako disusun
secara selang-seling dengan perekat mortar komposisi 1 PC : 4 PP.
 Penulangan Pile Cap
Fabrikasi tulangan diawali dengan melakukan proses bar cutting dan bar
bending. Bar cutting adalah proses pemotongan baja tulangan dengan
menggunakan bar cutter sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan di
gambar perencanaan. Sedangkan bar bending adalah proses pembengkokan
baja tulangan dengan menggunakan alat bar bender. Setelah proses

53
pemotongan dan pembengkokan tulangan selesai, proses ini dilanjutkan
dengan merakit tulangan-tulangan pile cap menjadi satu kesatuan. Perakitan
tulangan dilakukan menggunakan kawat bendrat sesuai dengan susunan
tulangan pada gambar perencanaan. Selanjutnya dipasang beton decking
untuk menjaga jarak antara selimut beton dengan tulangan.
Tulangan Baja : 400 Mpa

Detail dimensi dan ukuran tulangan dijelaskan pada bagian kuantifikasi.


Setelah pekerjaan fabrikasi tulangan selesai, maka tulangan tersebut
diinstalasikan ke lapangan. Penanaman tulangan anchorage untuk kolom
pedestal baja ke pile cap dilaksanakan bersamaan dengan saat pekerjaan
tulangan pile cap.

Gambar III. 48 Penulangan Pile Cap dan Tie Beam


 Pengecoran Pile Cap
a. Bersihan lokasi pengecoran dari kotoran-kotoran yang dapat merusak
hasil pengecoran.
b. Tuangkan beton ready mix ke dalam bekisting dengan menggunakan
concrete pump. Untuk menghilangkan void-void pada saat
pengecoran, digunakan concrete vibrator.
c. Ratakan permukaan beton secara manual menggunakan jidar oleh
pekerja.
d. Lakukan curing selama seminggu dengan menyemprotkan air ketika
beton sudah mulai mengeras.

54
e. Pengecoran kolom pedestal bersamaan dengan pengecoran pile cap.
Ukuran tebal kolom pedestal memang tidak didesain oleh desainer,
tetapi dalam metode pelaksanaannya untuk mempermudah
maintenance dari kolom baja yang berada di dekat pile cap, maka
perlu tetap dibuat adanya kolom pedestal setinggi pelat lantai.

III.4.8PekerjaanStruktur Underpass
Pekerjaan Pelat Lantai Underpass
Urutan Pekerjaan:
1. Pembekistingan dengan batako
Metode pekerjaan secara keseluruhan sama dengan pembekistingan pile
cap.
2. Penulangan
Pekerjaan tulangan menggunakan wiremesh DM-4. Pemasangan lembaran
wiremesh ini terdapat 2 lapis, yaitu sebagai tulangan tekan dan tulangan
tarik.
Langkah-langkah penulangan pelat lantai underpass
a. Pemasangan tulangan dilakukan dengan instalasi lembaran-lembaran
wiremesh.
b. Untuk memberikan jarak antara lapisan wiremesh atas dengan bawah
dipisahkan dengan tulangan cakar ayam.
c. Pemasangan beton decking pada tulangan sengkang bagian bawah
untuk spasi selimut beton.
Setelah penulangan selesai, dilakukan pemeriksaan oleh konsultan
pengawas. Pemeriksaan meliputi jumlah dan jarak tulangan, beton decking,
dan kaki ayam.
Adapun metode dan syarat-syarat kerja pemasangan wiremesh akan
dijelaskan pada pekerjaan pelat struktur atas.

55
3. Pengecoran
Urug:
Pekerjaan lantai pelat lantai underpass, maka untuk menjaga lapisan air
semen, sebelum pengecoran dilakukan perlu dilapisi lapisan pasir urug
setebal 10 cm, kemudian disiram air dan dipadatkan sehingga diperoleh
kepadatan yang maksimal dan mendapatkan permukaan yang rata dan padat
sehingga diperoleh daya dukung tanah yang maksimum, pemadatan
dipergunakan alat timbris.
Pasir urug lantai yang diisyaratkan harus merupakan permukaan yang keras,
bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat
mengurangi mutu pemasangan.
Pengecoran:
a. Setiap beton yang datang, perlu dicek mutu betonnya sebelum
dilakukan pengecoran. Pengecekan mutu yang dilakukan adalah
dengan uji slump untuk mengetahui workability beton dan juga tes
laboratorium untuk mengetahui kekuatan beton.
b. Sebelum pengecoran dimulai, perlu dilakukan pembersihan area yang
akan dicor dengan menggunakan compressor. Kotoran yang terdapat
pada beton karena bekisting dan tulangan yang tidak bersih dapat
mengurangi kekuatan beton.
c. Penandaan area yang akan dicor saat mixer truck datang. Apabila hasil
uji kekuatan beton kurang dari persyaratan, maka dapat diketahui area
mana yang harus diberi tindakan.
d. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump. Metode
ini dipilih karena volume yang akan dicor besar dan akan lebih cepat
apabila menggunakan concrete pump.
e. Permukaan sambungan beton lama dengan beton baru diberi calbond
(super bonding agent).
f. Setelah beton dituang, perlu dilakukan vibrasi dengan vibrator untuk
menghindari adanya ruang kosong dan gelembung udara pada beton
yang dapat mengurangi kekuatan beton. Pada saat vibrasi, kepala

56
vibrator harus tegak lurus, dilakukan terus menerus pada jarak 380 –
500 mm, serta tidak boleh terkena tulangan karena dapat
menyebabkan getaran pada tulangan dan bergesernya tulangan.
g. Permukaan beton perlu diratakan dengan menggunakan jidar
alumunium dan power trowel setelah pengecoran selesai dan cek
levelnya dengan menggunakan waterpass.
Tebal pelat lantai underpass : 300 mm.
Luas area cor : 27 m x 21 m =567 m2

Gambar III. 49 Pengecoran Pelat Lantai

Gambar III. 50 Tahu Beton

Pekerjaan Balok dan Kolom


Pada lantai underpass terdapat pekerjaan balok dan kolom yang terbuat dari profil
baja. Metode pelaksanaan konstruksinya sama dengan pekerjaan balok dan kolom
profil baja pada pekerjaan struktur atas, sehingga secara lebih rinci akan
dijelaskan pada subbab selanjutnya.

57
III.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas
Berikut adalah work breakdown structure dari pekerjaan struktur atas:

Gambar III. 51 Work Breakdown Structure Struktur Atas

III.5.1Pekerjaan Struktur Beton


Pada pekerjaan struktur atas terdapat pekerjaan beton yaitu pekerjaan pengecoran
pelat beton dengan menggunakan tulangan dari wiremesh dan bekistingnya terbuat
dari metal deck yang terpasang secara permanen. Pemilihan metode ini didasari
atas kepraktisan dalam pelaksanaan. Penggunaan metal deck di lapangan sebagai
bekisting sekaligus sebagai tulangan bawah pelat dapat menghemat biaya
sekaligus mempercepat pelaksanaan di lapangan. Adapun spesifikasi dari material
yang di pakai dalam pelaksanaan metal dek adalah:
 Mutu Beton : 30 Mpa (Ready Mix)
 Metal Deck : Tipe B
 Wiremesh : DM-4

58
Berikut alur proses pengerjaan pelat adalah sebagai berikut:

Gambar III. 52 Diagram Alir Pekerjaan Pelat


Alat-alat yang umum dibutuhkan pada pekerjaan struktur beton pada yaitu:
1. Teodolit, untuk menentukan as elemen struktur beton.
2. Tower Crane, untuk memindahkan besi tulangan.
3. Concrete bucket, untuk pengecoran elevasi tinggi.
4. Concrete pump, untuk pengecoran.
5. Concrete vibrator, untuk memadatkan campuran beton.

Setelah material beton dan tulangan diketahui selanjutnya akan dilakukan


perancangan bekisting sebagai cetakan beton. Bekisting yang digunakan pada
pengecoran pelat lantai adalah metal deck yaitu bekisting yang akan terpasang
secara permanen dan sekaligus berfungsi sebagai formwork.

Gambar III. 53 Metal Deck


(Sumber: http://www.cordeck.com/metal-deck-products)

59
Lembaran Metal deck diletakan diatas balok-balok pemikul, diatas konstruksi
baja, kemudian segera dibautkan atau dilas, jika perletakan di atas kostruksi baja
untuk menghindari dari geseran perletakan lembaran Metal deck pada
kedudukannya. Metal deck diletakan minimum 5 cm dari bibir balok pemikul.
Pada saat pemasangan metal deck, metal deck dibantu dengan menggunakan
scaffolding agar tidak menyebabkan lendutan pada beton yang belum mengeras.
Lembaran Metal deck berfungsi sebagai bekisting pada waktu beton masih basah
dan sekaligus menjadi lantai kerja bagi pekerja lainnya, ketika beton sudah
mengeras maka metal deck dapat berfungsi sebagai tulangan tarik.

Pekerjaan Struktur Pelat


1. Marking
Pekerjaan pelat dimulai dengan menentukan (marking) posisi-posisi pelat yang
akan di buat yang akan dikerjakan pada lantai yang ditinjau. Pada pelaksanaan
pelat untuk memastikan bahwa elevasi permukaan pelat pada ketinggian yang
sama. Marking dapat dibantu dengan posisi-posisi kolom yang ada pada lantai
tersebut. Pengukuran tersebut dilakukan dengan menandai bagian elevasi pada
kolom.
2. Penulangan
a) Pemasangan tulangan dilakukan sesuai dengan jarak dan dimensi yang
tertera pada gambar.
b) Untuk memberi spasi antara tulangan bawah dengan atas, dipakai
tulangan cakar ayam. Setelah penulangan selesai, dilakukan
pemeriksaan oleh konsultan pengawas.

Gambar III. 54 Penulangan Pelat

60
3. Bekisting
Untuk menahan beban beton semasa pengecoran dibutuhkan struktur
sementara tambahan pada pelat. Metal Deck berfungsi sebagai struktur
sementara dalam menahan beton yang belum mampu memikul beratnya
sendiri saat pelaksanaan pengecoran digunakan dalam membangun pelat
lantai. Untuk langkah pelaksanaannya sendiri mengacu pada Peraturan
Menteri PUPR No 28 tahun 2016.

Menurut kementrian PUPR penggunaan Floordeck sesuai dengan


spesifikasi teknis dari pabriknya secara umum perlu dipasang sebagai
berikut:
a. Floordeck sebaiknya dipasang ke arah rusuk-rusuknya yaitu ke
bentang pendek
b. Balok tumpuan Floordeck dipasang ke arah bentang panjang
c. Pengaku balok tumpuan (balok gordeng 8/12 dan/atau Kaso 5/7)
dipasang searah rusuk ke arah bentang pendek dengan jarak antar
pengaku (JAP) maksimum 1,5 m.

Gambar III. 55 Pekerjaan Pemasangan Metal Deck


4. Pengecoran
Pengecoran pelat dilakukan dengan menggunakan alat concrete pump.
Concrete pump dipilih karena volume pengecoran pada elemen pelat lebih
besar. Pelat lantai akan dicor secara bersamaan dan untuk menggabungkan
beton lama yang sudah mengeras dengan beton baru yang akan dicor perlu

61
diberikan calbond (super bonding agent) atau biasa disebut lem beton.
Proses pekerjaan pengecoran pelat adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pemeriksaan terhadap elevasi bekisting dan as balok.
Pengecekan elevasi dan lokasi as balok dapat dibantu dengan
menggunakan alat teodolit dan waterpass.
b. Melakukan pemeriksaan tulangan meliputi jumlah tulangan, jarak
tulangan, ukuran tulangan, dan pemeriksaan tebal selimut beton.
c. Melakukan pengujian slump untuk campuran beton yang akan dipakai.
Jika pengujian slump melewati batas yang disyaratkan maka campuran
beton dapat dipakai untuk pengecoran.
d. Concrete pump diisi dengan campuran beton dari mixer truck lalu
disalurkan melalui pipa ke daerah zona pengecoran.
e. Pekerja melakukan perataan campuran beton saat beton dialirkan
melalui pipa ke daerah pengecoran dan melakukan pemadatan dengan
concrete vibrator.
f. Pemadatan dilakukan setiap sepertiga ketinggian elemen yang dicor
dan pengecoran dapat dihentikan ketika sudah sampai di batas zona
pengecoran.
g. Permukaan beton perlu diratakan dengan menggunakan jidar
alumunium dan power trowel setelah pengecoran selesai dan cek
levelnya dengan menggunakan waterpass.

Gambar III. 56 Pengecoran Pelat

62
5. Curing
Setelah 1 hari pengecoran dilakukan perawatan beton dengan cara
membasahi permukaan pelat dengan air sebanyak dua kali sehari selama
hingga 14 hari.

Gambar III. 57 Perawatan Pelat Lantai

III.5.2Pekerjaan Struktur Baja


III.5.2.1 Pekerjaan Baja Profil
Pada proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo ini terdapat pekerjaan struktur baja
dengan menggunkan baja profil yaitu pada balok dan kolom underpass hingga
lantai 4. Sambungan dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti faktor
proses pelaksanaan di lapangan, kekuatan sambungan, kerapatan sambungan,
penggunaan konstruksi, serta faktor ekonomis.

Spesifikasi teknis profil baja yang digunakan harus memiliki mutu sebagai
berikut.
a. Mutu profil baja fy = 420 Mpa (termasuk baseplate)
b. Mutu Las E70-xx.
c. Profil Baja IWF (dengan berbagai ukuran yang akan dijelaskan lebih detail
di bab kuantifikasi)
d. Mutu Baut Fnt = 825 Mpa

63
Langkah-langkah pengerjaan struktur baja secara umum adalah
a. Fabrikasi dilakukan di pabrik baja. Baja profil difabrikasi, dipotong dan
dilas sesuai dengan shop drawing.
b. Baja yang sudah difabrikasi, diantarkan menuju site proyek beberapa hari
sebelum proses erection dimulai. Baja profil yang datang dicek oleh
pengawas apakah sudah sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis,
kemudian ditandai sebelum disimpan di area penyimpanan.
c. Kemudian rangka baja yang telah di cek di transportasikan ke lapangan
menggunakan tower crane maupun crawler crane. Pengangkatan elemen
menggunakan metode double sling. Pengangkatan elemen baja ini digantung
secara vertikal. Berikut adalah contoh skema pengangkatan elemen baja
dengan sling pada crane.

Gambar III. 58 Pengangkatan Baja dengan Double Sling


d. Proses erection dimulai dengan pemasangan kolom baja pada pedestal
dengan proses pembautan pada baseplate. Selanjutnya proses erection balok
dan rangka atap yang akan disambungkan dengan kolom.
e. Penyambungan balok dan kolom secara umum menggunakan sambungan
baut, dengan pelat simpul. Kecuali untuk penyambungan antar kolom
SPRMK (KS). Adapun pemasangan pelat simpul pada balok dan kolom
dilakukan dengan fabrikasi di los kerja pada pada salah satu bagian.
Sehingga pekerjaan di lapangan adalah pengangkatan ke lokasi, dan
erection.
f. Selama proses erection, profil tidak diperbolehkan dipotong, disambung
maupun dibor tanpa seizin pengawas.

64
g. Untuk elemen struktur baja yang disambung dengan baut, maka dilakukan
positioning lubang baut terlebih dahulu, setelah lubang baut telah lurus,
tukang baut akan memasukkan baut sementaraatau drift pin untuk menjaga
posisi antar lubang baut tetap lurus, sebelum dipasang baut permanen.
Setelah posisi baja profil dipastikan benar, akan dilakukan pemasangan dan
pengencangan baut. Baut yang telahdikencangkan ditandai dan diperiksa
apakah posisi baut sudah benar dan mur dipastikan sudah kencang.
h. Apabila terdapat pekerjaan las dilapangan, tukang las wajib menandai hasil
pekerjaannya untuk kemudian diperiksa hasil pekerjaan las.

Adapun hal yang harus diperhatikan dalam sambungan adalah:


1. Sambungan Baut
Pada sambungan baut maka baut haruslah memiliki mutu yang tinggi,
apabila tidak dilakukan prosedur seperti itu maka keruntuhan terjadi pada
baut sehingga berdampak berbahaya bagi struktur. Sambungan baut mutu
tinggi mengandalkan gaya tarik awal yang terjadi karena pengencangan
awal yang disebut proof load.

Gambar III. 59 Pemasangan Sambungan Baut


(Sumber: Nunnaly, S. W. 2007. Construction Methods and Management)

65
2. Sambungan Las
Sambungan las adalah suatu cara menyambungkan elemen satu dengan yang
lainnya dengan cara memanaskan baja hingga mencapai suhu lelehnya.
Berikut adalah macam-macam sambungan las:
a. Sambungan Tumpu
Kedua bagian benda yang akan disambung diletakkan pada bidang datar
yang sama dan disambung pada kedua ujungnya.
b. Sambungan Sudut
Kedua bagian benda yang akan disambung membentuk sudut siku-siku dan
disambung pada ujung sudut tersebut.
c. Sambungan Tumpang
Bagian benda yang akan disambung saling menumpang satu sama lainnya.

Gambar III. 60 Penyambungan dengan Las


(Sumber: Nunnaly, S. W. 2007. Construction Methods and Management)

Gambar III. 61 Potongan Balok Induk

66
III.4.2.2 Pekerjaan Rangka Atap Space Frame
Rangka atap dari Stasiun Intermoda Joyoboyo ini didesain terdiri dari kumpulan
space frame berbentuk pipa. Pada pekerjaan atap baja ini, fabrikasi dilakukan di
pabrik. Hasil perakitan di pabrik di bawa dalam bentuk modul ke lokasi proyek.
Ukuran modul menyesuaikan ukuran dari kendaraan yang mengantar. Perakitan
dilakukan di pabrik dengan alasan jika perakitan dilakukan di proyek tentu sangat
sulit karena bentuk dari struktur rangka atapnya yang melengkung dan berbeda
untuk setiap portalnya memiliki potensi kesalahan pemasangan yang sangat besar.
Jika dilakukan perakitan antar modul di pabrik maka hal ini lebih memudahkan,
sekaligus mengefisienkan pekerjaan dan durasi perakitan dilapangan menjadi
lebih sedikit, namun biayanya akan bertambah.
Spesifikasi :
 Lebar bentang : 51 m
 Tinggi bentang : 12 m
 Jenis penyusun rangka : Hollow dengan berbagai ukuran (bulat)

Saat pemasangan ukuran modul dan berat modul harus lebih kecil dari kapasitas
crane hal ini dikarenakan kapasitas crane juga terbatas, selain itu proses
transportasi rangka baja ke site project terbatas dari ukuran kendaraan yang
mengantar. Pada subbab sebelumnya, bahwa kapasitas crane yang mengangkat
modul baja (dengan 1 crane) dan portal baja (2 crane) dirasa sudah mencukupi.

Setelah modul sampai dilapangan maka akan dilakukan perakitan modul-modul


tersebut menjadi portal oleh pekerja. Adapun ketentuan pemasangannya sebagai
berikut :
1. Pemasangan angkur dan support harus dilakukan pada posisi dan elevasi
yang benar.
2. Sebelum dimulai pemasangan space frame, diperiksa sekali lagi posisi
support untuk memastikan jarak antar support dan elevasi sudah benar.

67
3. Metode pemasangan harus mengikuti metode dari pabrik space frame yang
sudah dibuat. Kalau ada perubahan metode pemasangan, harus dibicarakan
dengan pihak pabrik.
4. Pengelasan harus dilakukan dengan benar, harus sesuai dengan gambar
rencana dan tidak terjadi celah pada pertemuan antar pipa baja.
5. Semua pipa-pipa yang di las harus terpasang pada posisi akhir yang benar.
6. Semua truss harus terpasang lurus, sesuai posisi dan elevasinya.
7. Pada saat melaksanakan partial pemasangan/pengangkatan pakai crane,
harus diperhatikan kemungkinan terjadinya momen atau tegangan yang
tidak terduga, hal ini harus diperhitungkan atau dicegah.
8. Jika diperlukan, dipakai member sementara sebagai penahan untuk membuat
truss yang sedang diangkat tetap stabil.
9. Setelah semua komponen space frame terpasang dengan baik, dilakukan
final inspeksi pada setiap sambungan, untuk mencari dan memperbaiki
sambungan yang tidak sesuai spesifikasi.

Gambar III. 62 Tampak Depan Rangka Atap Stasiun Intermoda


Joyoboyo

Gambar III. 63 Tampak Depan Rangka Atap Stasiun Intermoda


Joyoboyo
Pada pemasangan space frame, ada suatu keterbatasan dalam transportasi dari
pabrik ke site project, karena ukuran setiap portal terlalu besar, sehingga tidak

68
memungkinkan membawa portal dalam keadaan utuh, oleh karena itu setiap portal
akan di pisah menjadi 10 modul. Ukuran pemasangan modul dilakukan
menyesuaikan alat transportasi darat yaitu menggunakan truk trailer yang
panjangnya, sehingga ukuran modul haruslah lebih kecil dari ukuran bak truk
trailer. Berikut adalah gambar bentuk modul yang direncanakan dapat dilihat pada
gambar III.64.

Keterangan Gambar
Modul 1 Modul 3 Modul 5
Modul 2 Modul 4 Titik Las

Gambar III. 64 Gambar Modul Rencana


Modul baja diangkat dari beberapa titik yang ditentukan. Titik-titik tersebut perlu
dilakukan pengecekan kekuatannya untuk memastikan modul tersebut tidak
mengalami patah ketika dilaksanakan erection. Pada proyek ini diasumsikan
seluruh titik pada modul kuat ketika diangkat, sehingga pengecekan tidak
dilakukan. Pengangkatan modul akan menggunakan tower crane dan crawler
crane. Pada pengangkatan modul dapat diangkat oleh hanya 1 crane atau justru
diangkat oleh 2 crane yang penting berat modul yang diangkat menyesuaikan
kapasitas dari crane.

69
III.6 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Water System

Gambar III. 65 Work Breakdown Structure Pekerjaan Water System

III.6.1Drainase
Drainase yang akan dikonstruksi pada proyek stasiun Intermoda Joyoboyo adalah
saluran drainase terbuka dengan material beton menggunakan u-ditch dan culvert
box yang dipasang secara precast. Alasan dari penggunaan metode precast ini
adalah bahwa pelaksanaan dengan beton precast lebih praktis dan cepat. Adapun
spesifikasi material yang digunakan adalah sebagai berikut:
 Jenis saluran : terbuka dan tertutup
 Tipe : U ditch – precast, culvert box precast
 Lokasi pemasangan : drainase atap di jelaskan pada bagian kuantifikasi
 Ukuran dari pabrik : 30 x 50 x 120, 50 x 70 x 120 (cm), 80 x 100 x
120 (cm)

Berikut adalah alur pekerjaan drainase.


1. Penggalian Tanah
Untuk mengawali konstruksi drainase perlu dilakukan penggalian tanah
terlebih dahulu sesuai dengan dimensi saluran yang akan dikonstruksi.
Penggalian tanah akan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan tenaga

70
kerja dan alat konvensional. Hal tersebut karena drainase yang didesain
tidak terlalu besar.

Dalam proses penggalian, perlu adanya pelebaran sepanjang 10 cm pada sisi


kiri dan 10 cm pada sisi kanan agar memberikan ruang untuk pekerja berdiri
ataupun masuk pada lubang galian. Agar tidak terjadi kelongsoran, maka
pada proses penggalian perlu dibuat adanya slope, di rencakan slope dengan
perbandingan 1:4 seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

1
Pasir Urug
5 cm

10 cm

Gambar III. 66 Potongan Galian


2. Pengurugan dan Pemadatan Tanah
Setelah dilakukan penggalian, dilakukan pemadatan tanah dengan pasir
urug supaya menjadi subbase dari drainase, pasir urug tersebut akan
ditimbun setebal 5 cm sesuai dengan desain perencanaan drainase.
Syarat pekerjan:
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pekerjaan urug
harus sudah bersih dari benda-benda organik, sisa bongkaran dan
bahan lain yang dapat mengurangi kalitas pekerjaan.
2) Urugan harus bebas dari bahan yang dapat membusuk, sisa
bongkaran dan / atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
3) Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca yang baik.
Apabila turun hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama
pelaksanaan pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih
besar dari 2% kadar air optimum.

71
3. Pemasangan Saluran Drainase
Saluran darinase terdiri 2 macam, menggunakan saluran terbuka dan
saluran tertutup, kedua-duanya menggunakan drainase yang sudah dalam
kondisi precast di pabrik. Untuk sekeliling gedung menggunakan drainase
terbuka. Modul persegmen dari beton precast di angkat menggunakan
crane karena massa dari saluran drainase precast ini cukup berat. Beton ini
diangkat menggunakan tali sling yang dimasukkan ke dalam lubang titik
angkat yang ada di sisi-sisi beton. Drainase diangkat menggunakan crane.
Setelah diangkat maka langsung diinstalasi di atas permukaan pasir urug.

Gambar III. 67 Potongan Saluran Drainase


III.6.2Rainwater Haversting
Rainwater haversting digunakan untuk pengumpulan, penyimpanan, dan water
tank pendistribusian air hujan dari atap, yang dapat digunakan pada gedung
Stasiun Intermoda Joyoboyo. Metode pelaksanaannya adalah:
1. Instalasi Water Tank
Selantjutnya di lakukan instalasi ke dalam lubang galian yang sudah di
kerjakan. Berikut data tangki air yang di gunakan:
Jumlah Tangki Air :2
Kapasitas Tangki Air : 30000 liter dan 35000 liter
Lokasi Penempatan : 16 m dari tepi utara bangunan dan 56 m
dari timur bangunan

72
16 m
U

56 m

Gambar III. 68 Lokasi Penempatan Tangki Air

2. Instalasi Talang
Langkah selanjutnya adalah melakukan instalasi talang air. Ukur talang
sesuai ukuran. Untuk memotong talang gunakan gergaji logam atau gunting
besi untuk memotong talang dengan pengukuran yang tepat. Jika dua talang
bertemu di suatu sudut, lakukan dengan perpotongan daerah tersebut dengan
sudut 45o lem. Selanjutnya pasang penggantung talang dan tandai lokasi
untuk bukaan pada talang untuk menyambung ke pipa vertikal (pipa leader).
Pasang penyambung pipa vertikal dan penutup talang menggunakan sekrup
logam. Pasang talang dengan cara memiringkan talangnya ke atas sampai
ujung belakang talang terpasang di tempatnya, yakni pada bagian atas
penggantung talang.

3. Instal Pipa Leader dan Pipa Pembawa


Ukur pipa sesuai ukuran dan pemotongannya menggunkan kikir gergaji.
Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan
ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.

73
Gambar III. 69 Denah Lokasi Pemasangan Pipa Pembawa

III.7 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan

Gambar III. 70 WBS Pekerjaan Perkerasan

Gambar III. 71 Daerah Parkir

74
III.7.1 Lapis Pondasi Perkerasan Parkir
Untuk lapisan pondasi bawah pada perkerasan parkir Stasiun Intermoda Joyoboyo
ini menggunakan beton kurus. Syarat dan ketentuan pada proses pelaksanaannya
di lapangan mengacu pada Pd – T -14 -2003 Perencanaan Perkerasan Jalan Beton.
Campuran beton kurus atau Lean Mix Concrete harus mempunyai karakteristik
pada umur 28 hari dengan kekuatan minimum 5 MPa tanpa menggunakan
pozolan. Atau menggunakan pozolan dengan kekuatan minimal 7 MPa dan tebal
10 cm.
Spesifikasi pelaksanaan lapis pondasi :
tebal beton kurus :125 mm, tanpa pozolan.
Mutu : fc’ 5 MPa

Untuk metoda pelaksanaannya secara umum sama dengan perkerasan parkir yaitu
pertama-tama dilakukan pembuatan bekisting menggunakan multipleks, setelah
bekisting siap pada zona pengecoran maka akan dilakukan pekerjaan pengecoran
menggunakan ready mix concrete, setelah dicor dilakukan penyemprotan curing
compound untuk menjaga penguapan air pada beton. Secara lebih rinci akan di
jelaskan pada subbab III.7.2.

III.7.2 Perkerasan Parkir


Jenis perkerasan yang terdapat pada stasiun Intermoda Joyoboyo adalah
perkerasan semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak.
Metode ini dipilih karena perkerasan semen dengan sambungan tanpa tulangan
menggunakan presentase tulangan yang cukup sedikit sehingga dapat mengurangi
biaya pelaksanaan. Jenis perkerasan beton dipilih karena perawatan perkerasan
dengan beton lebih mudah di bandingkan dengan perawatan flexible pavement.

Pada pekerjaan perkerasan ini terdapat 3 lapisan yaitu pelat beton, lapis pondasi
bawah dan tanah dasar. Susunan ketiga lapisan tersebu, dapat dilihat pada ilustrasi
gambar berikut.

75
Gambar III. 72 Susunan Lapisan Perkerasan
Berikut adalah metode pelaksanaan perkerasan parkir:
1. Pemadatan Tanah Dasar
Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca yang baik. Apabila
turun hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama pelaksanaan pekerjaan
ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2% kadar air optimum.
Pekerjaan ini di lakukan sebelum pembuatan lean concrete.
2. Pembuatan Acuan
Acuan dapat disebut sebagai bekisting pada pekerjaan beton. Fabrikasi
bekisting dilakukan di lantai dasar di dalam los kerja. Pekerasan parkir ini
dipilih adalah acuan yang dibuat menggunakan material kayu dan diberi
pasak minimal setiap 3 m. Sebelum di lakukan pengecoran acuan terlebih
dahulu diolesi dengan minyak khusus yang berfungsi menahan sisa
tempelan campuran beton pada acuan, hal ini penting untuk dilakukan agar
bekisting bisa dipakai berulang kali dengan kualitas yang baik. Fabrikasi
acuan dan tulangan dilakukan secara terpisah dan tidak harus saling
menunggu sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien. Acuan ini
dapat di buka sekurang-kurangnya 8 jam setelah selesai pengecoran.
3. Pemasangan Mikron Plastik
Setelah dilakukan pemadatan tanah dan pembekistingan, dilakukan
pemasangan plastik tipis diatas lapisan pondasi bawah. Fungsinya adalah
mencegah kelekatan antara pelat beton dengan lapis pondasi bawah, yang
akan menyebabkan terjadinya retak-retak pada pelat beton setelah terjadinya
penyusutan pada waktu pengerasan beton.

76
Membran kedap air tersebut dipasang diatas lapis pondasi bawah yang telah
siap. Lembar-lembar yang berdampingan dipasang overlap, dengan lebar
tindih-menindih tidak kurang 10 cm pada arah lebar dan 30 cm pada arah
memanjang. Pemasangan lembar kedap air harus dilakukan secara hati-hati
untuk mencegah sobeknya lembar-lembar tersebut, dan harus dipaku ke
permukaan lapis pondasi bawah agar tidak mudah tergulung akibat tiupan
angin.

Gambar III. 73 Hamparan Plastik Di Atas Lean Concrete


4. Penulangan
Perkerasan parkir pada stasiun Intermoda Joyoboyo ini didesain dengan
menggunakan perkerasan kaku, sehingga membutuhkan adanya tulangan.
Penulangan perkerasan parkir agak sedikit berbeda dengan penulangan pelat
biasa. Pada perkerasan parkir ini terdapat 3 jenis tulangan, yaitu tulangan
dowel, sengkang dan tie bars. Tie bars merupakan tulangan penghubung
yang dipasang pada sambungan blok beton pada arah memanjang. Tie bars
berfungsi untuk mengunci blok beton agar tidak mengalami pergeserean
dalam arah melintangnya.

Sedangkan dowel bars merupakan tulangan yang digunakan sebagai


tulangan penghubung, penyambung dan pengikat antar blok beton dalam
rigid pavement. Pemasangan dowel dilakukan dengan menutup salah satu
ujung dowel dengan plastik yang terlebih dahulu didalamnya diberi oli. Hal
ini bertujuan agar jika pelat beton terkena beban, maka salah satu pelat
beton diijinkan untuk bergerak. Pemberian dowel bars ini juga dilakukan

77
sehubungan dengan sifat beton yang mengalami kembang susut akibat
perubahan temperatur.

Spesifikasi pelaksanaan:
Dowel bars: baja polos φ28, panjang 45 cm, dan jarak 30 cm.
Batang pengikat: baja ulir D16 , panjang 70 cm, dan jarak 75 cm.

Gambar III. 74 Tulangan Dowel dan Tie Bars


Maksimal setelah 18 jam pengecoran dilakukan sawcutting sedalam ¼ dari
tebal pelat, hal ini ditujukan agar tulangan dowel dapat mengakomodasi
gerakan susut dan gerakan lenting.

Gambar III. 75 Proses Membengkokan Tulangan


4. Pembetonan
Pada pekerjaan pengecoran rigid pavement beton yang digunakan
merupakan beton dengan mutu 45 MPa. Fresh concrete diangkut
menggunakan dumptruck ke lokasi proyek. Sebelum dilakukan pengecoran
maka perlu di lakukan uji slump. Pada pekerjaan rigid pavement, slump
beton disyaratkan 3 – 4 cm pada saat berada di lokasi, disarankan jangka
waktu sejak beton dibuat sampai beton dihampar maksimal 45 menit, dan
tinggi jatuh adukan beton 0,9-1,5 m. Pada pekerjaan beton sangat dihindari

78
penguapan terlalu cepat. Setelah beton dihamparkan, maka dipadatkan
menggunakan vibrator, kemudian diratakan dengan jidar. Setelah di ratakan
dilakukan grooving sedalam 3 mm. Grooving dilakukan menggunakan
cakar yang dibuat dari kawat yang kemudian ditarik diatas permukaan beton
sehingga terbentuk garis-garis.

Gambar III. 76 Uji Tekan Beton


5. Curing
Prinsip dalam perawatan beton adalah dengan menjaga kelembaban beton.
Proses curing pertama-tama menggunakan cairan compound yang
disemprotkan ke seluruh permukaan beton yang sudah selesai dikerjakan.
Curing compound ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah
menguapnya air yang terdapat di dalam beton secara cepat. Proses curing
kemudian dilanjutkan dengan menggunakan air setelah 8 jam kemudian.
Perawatan beton dilakukan dalam pekerjaan perkerasan ini dilakukan dalam
waktu 7 hari. Minimal umur perawatan selama 3 hari perawatan, namun
perawatan beton sebaiknya 7 hari untuk mendapatkan kualitas yang lebih
baik.

Setelah beton mengering, kemudian pada tiap-tiap sambungan dilakukan


pemotongan dengan menggunakan cutter concrete. Pemotongan tersebut
dimaksudkan agar antar segmen menjadi terpisah, kemudian rongga bekas
pemotongan tersebut diisi dengan asphalt sealant. Asphalt sealant berfungsi

79
agar air tidak masuk kelapisan pondasi melalui celah sambungan antar blok
yang dapat merusak lapisan pondasi dibawahnya.

III.8 Kuantifikasi Pekerjaan


III.8.1Kuantifikasi Pekerjaan Persiapan
1. Kuantifikasi Pekerjaan Pembersihan Lahan
Area lahan mengikuti gambar III.5 pada subbab III.3.1. Kuantifikasi volume
pekerjaan pembersihan lahan seluas areal lahan proyek yaitu:
Panjang Lahan : 152 m
Lebar Lahan : 83 m
Tebal Pengelupasan : 0.2 m
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛 = 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛 = 83 𝑚𝑥 152 𝑚𝑥 0,2 𝑚 = 2523 𝑚3
2. Kuantifikasi Fasilitas Sementara
a. Papan Nama Proyek
Pembuatan papan nama proyek digunakan untuk memberikan informasi
singkat terkait proyek. Papan nama proyek dipasang dalam ukuran yang
memadai, sehingga dapat dibaca pada jarak tertentu. Dalam proyek ini,
diambil papan nama proyek seukuran 1,8 x 1,2 m yang dikerjakan di
langsung di lapangan proyek oleh pekerja sejumlah 1 buah.
b. Pembuatan Pagar
Pada pembuatanpagar menggunakan seng lembaran setebal 3 inci, dengan
mengacu pada RSNI-T-12-2002 tentang persiapan pekerjaan konstruksi.
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑔𝑎𝑟 = 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑡𝑒 − 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 = 470 − 10 = 460𝑚
c. Pos Jaga
Untuk keamanan proyek direncanakan pada proyek Stasiun Intermoda
Joyoboyo ini terdapat 1 pos jaga yang berada di depat pintu masuk dengan
luas pos jaga 2 x 2 m menggunakan konstruksi kayu.Perhitungan kuantitas
pekerjaan mengacu pada RSNI T-12-2002.

80
d. Direksi Keet
Kantor sementara dirancang sekaligus sebagai base camp untuk staf proyek
dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi, toilet, dan mushola.
Direncanakan kantor sementara dengan ukuran: 15 m x 3 m
Kebutuhan ruang/orang :2,25 𝑚2
Asumsi terdapat :10 orang yang bekerja
Terdiri dari :2 orang drafter, 2 orang quality control, 1
orang quality control, 1 orang manager proyek, 1 site engineer manager, 1
site administration manager, 1 suvervisor, 1 staff logistik, sedangkan
pegawai yang lain berada di kantor pusat.
Terbuat dari :bangunan kayu dengan atap seng.
Perhitungan estimasi :RSNI-T-12-2002 dengan perubahan yang
disesuaikan
e. Bedeng Pekerja
Diestimasi ukuran bedeng pekerja:
Panjang = 10 m
Lebar =3m
Luas = 30 m2
Estimasi mengacu kepada RSNI-T-12-2002.
f. Pembuatan Gudang Tertutup
Gudang ini digunakan untuk menyimpan alat-alat ringan seperti mesin
genset, vibrator, alat-alat pengukuran serta berbagai komponen peralatan
lainnya. Dibuat gudang tertutup 180 m2. Pertimbangan dalam menetapkan
luas gudang tertutup ini adalah untuk penyimpanan material yang ukurannya
terlalu besar seperti pekerjaan rangka atap baja yang membutuhkan luas
gudang yang cukup luas dengan tinggi 8 m, dengan panjang 7 m x 25 m.
Perhitungan kuantifikasi untuk gudang material mengacu kepada RSNI-T-
12-2002 dengan dilakukan perubahan agar lebih sesuai.
g. Los Kerja
Los kerja merupakan tempat fabrikasi besi ataupun kayu yang berupa
bangunan terbuka berukuran 5 m x 12 m sehingga pekerja dapat leluasa

81
untuk melakukan fabrikasi dan sedemikian rupa fabrikasi besi dan kayu juga
dapat dilakukan disatu waktu atau tidak bersamaan.
h. Drainase Sementara
Drainase sementara di buat sepanjang 40 m dengan menggunakan pipa
ukuran 5 inchi dan outletnya berada pada sungai yang terdapat di sebelah
proyek.
i. Kuantifikasi Perhitungan titik patok
Bouwplank di pasang posisi 2 m dari as kolom dari gedung yang di pasang
sekeliling gedung. Konfigurasi dan posisi kolom dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar III. 77 Posisi Kolom dan Area Patok


Dari gambar tersebut akan di pasang bouwplank sejumlah 5 titik di arah
barat dan timur, 19 titik pada arah utara dan selatan. Sehingga jumlah titik
bouwplank yang di pasang adalah 48 titik.

III.8.2 Pekerjaan Tanah dan Struktur Bawah


1. Pekerjaan Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah digunakan untuk menahan tanah dan air di luar
daerah galian rencana. Terdapat berbagai jenis dinding penahan tanah yang
biasa digunakan pada suatu pekerjaan proyek. Dalam proyek ini, designer
menentukan dinding penahan tanah yang akan digunakan adalah dinding
bored pile yang terbuat dari beton dicetak konvensional di lapangan.

82
Gambar III. 78 Daerah Dinding Bored Pile

Gambar III. 79 Melintang Bored Pile


Jumlah Bored Pile : 64
Panjang Bored Pile : 25 m

83
EL -2

EL-4,5
m

Gambar III. 80 Gambar Potongan Memanjang Bored Pile Dinding


Penahan Tanah
 Menghitung Volume Pengecoran dan Pengeboran Bored Pile
Contoh perhitungan :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑖𝑙𝑒
𝜋
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 = 𝑥 1,52 𝑥 64 𝑥 25 = 2827.433 𝑚3
4
Berikut adalah total volume pengecoran dan pengeboran yang dibutuhkan.
Tabel III. 5 Kuantifikasi Pengecoran dan Pengeboran Dinding Bored
Pile
Jumlah Volume
Luas Panjang
Diameter (mm) Pile Pengecoran/bor
(m2) Pile (m)
(buah) (m3)
1500 1.767146 64 25 2827.433

Total volume pengeboran = 358 m3, karena harga satuan dan indeks
pekerjaan pengeboran menggunakan satuan meter panjang, maka volume
pengeboran di konversi menjadi panjang pengeboran menjadi 1.600 m.

84
 Menghitung Volume Tulangan Bored Pile
Contoh perhitungan Kuantifikasi penulangan untuk Zona 1
Panjang tulangan lentur = panjang pile = 25 m
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟 𝑝𝑖𝑙𝑒
𝐽. 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
= 𝐿. 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝐽. 𝑝𝑖𝑙𝑒
𝑝𝑖𝑙𝑒
𝜋
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟 = 𝑥0.0322 𝑥 16 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑥 25 𝑚 𝑥 64
4
= 38,6 𝑚3
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
𝜋 2 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑙𝑒
= 𝑥𝐷 𝑥 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷 𝑚 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑙𝑒
4 𝑠𝑝𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝜋 25
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 = 𝑥0.0132 𝑥 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑥 𝜋 𝑥 1.5 𝑚 𝑥 64
4 0.15
= 6,67 𝑚3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
= (𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟
+ 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔) 𝑥 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑘𝑔
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = (38,6 𝑚3 + 6,67 𝑚3 ) 𝑥 7.850
𝑚3
= 355414.583 𝑘𝑔
Berikut adalah kuantifikasi tulangan yang dibutuhkan:
Tabel III. 6 Kuantifikasi Penulangan Dinding Bored Pile
Kuantifikasi Pembesian Tulangan Lentur
Panjang Volume
Diameter Luas Volume
Jumlah Tulangan Tulangan
(mm) (m2) Tulangan/pile
Tulangan/pile (m) (m3)
32 0.000804 30 25 0.603 38.604
Kuantifikasi Pembesian Tulangan Sengkang
Panjang Volume
Diameter Luas Volume
Jumlah Tulangan Tulangan
(mm) (m2) Tulangan/pile
Tulangan/pile (m) (m3)
13 0.000133 167 4.71238898 0.104 6.672
Berat Total (kg) 355414.583

85
2. Dewatering
Demi kenyamanan ataupun kemudahan proses penggalian, maka permukaan
air perlu diturunkan hingga 0.5-1 m di bawah permukaan dasar galian, atau
disebut juga dengan pekerjaan dewatering. Dewatering direncanakan untuk
keadaan kritis yaitu kondisi dimana kondisi hujan dan akibat seepage.
Perbedaan elevasi muka air antara sisi luar dan sisi dalam dinding
menyebabkan terjadinya seepage. Besarnya flow rate dapat dihitung dengan
persamaan Darcy sebagai berikut.
𝐻𝑁𝑓
𝑞=𝑘
𝑁𝑑
Untuk itu diperlukan penggambaran flow net (kombinasi antara flow line
dan equipotential line). Flow net digambar sedemikian sehingga flow
channel berbentuk persegi, seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar III. 81 Diagram aliran Seepage


k merupakan permeabilitas ekuivalen, dihitung dengan secara kualitatif
dengan melihat jenis lapisan tanah secara rata-rata. Nilai permeabilitas di
ambil berdasarkan tabel berikut:
Tabel III. 7 Rentang Nilai Koefisien Permeabilitas
Peneliti Karakteristik Nilai k (cm/dt)
Bowles (1991) Lanau Kelempungan 10-4 - 10-9
Kerikil sedang sampai kasar >10-1
Pasir halus sampai kasar 10-1 - 10-3
Das (1995) Pasir halus, pasir berlanau 10-3 - 10-5
Lanau, lanau berlempung, lempung berlanau 10-4 - 10-6
Lempung gemuk <10-7

86
Dari tabel diatas diperoleh k = 1 x 10-5 m/s. Sedangkan H merupakan
perbedaan tinggi energi antara sisi luar dan sisi dalam dinding, yaitu H = 6
m. Maka menggunakan flownet seperti pada gambar di atas, dapat dihitung
besarnya seepage sebagai berikut.
𝐻𝑁𝑓 10(6)
𝑞=𝑘 = 1 × 10−5 = 7.28 × 10−5 𝑚3 /𝑠/𝑚′
𝑁𝑑 12
𝑞 = 6.29𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑚′
Dengan keliling dinding sepanjang 96 m maka besarnya debit adalah:

𝑄 = 5 × 10−6 𝑚3 /𝑠/𝑚′ × 96 𝑚 = 0.00048 𝑚3 /𝑠


Perhitungan debit akibat air hujan dapat dilakukan dengan formula rasional
yakni sebagai berikut.
𝑄 = 𝐶𝐼𝐴
Keterangan:
Q = Debit air hujan (m3/s)
C = Koefisien run-off
I = Intensitas hujan untuk waktu konsentrasi t (m/s)
A = Luas galian (m3)

Area pekerjaan galian underpass pada gedung ini adalah seluas 567 m2.
Kondisi daerah galian merupakan tanah tanpa penutup, maka nilai koefisien
aliran diambil sebesar 0,5. Intensitas hujan untuk periode ulang 2 tahunan
yang digunakan sebagai desain adalah 95 mm/jam atau sama dengan 2,64 x
10-5 m/s. Sehingga debit akibat hujan dapat dihitung sebagai berikut.
𝑄 = 𝐶𝐼𝐴 = 0.5 × 2,64 × 10−5 × 567 = 0.004752 𝑚3 /𝑠
Maka besarnya debit total, yaitu akibat seepage dan air hujan adalah
𝑄 = 0.00048 + 0.00475 = 5,23 𝑥10−3 𝑚3 /𝑠 = 5,23 𝑙/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Dan rekomendasi kapasitas pompa air untuk digunakan dalam pekerjaan
galian adalah
5,23
𝑄= 𝑙/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑛

87
Dimana n merupakan banyaknya pompa yang digunakan. Pada pekerjaan
dewatering ini digunakan 1 buah pompa dengan spesifikasi berikut.

Gambar III. 82 Pompa Dewatering


(Sumber: http://www.sentralpompa.com)

Tabel III. 8 Spesifikasi Pompa


(Sumber: http://www.sentralpompa.com)

Menghitung Panjang Pipa Dewatering


Pipa Pembuang 96 m

Pipa Header Kedalamanan 7


m

Pipa Outlet 35 m

Gambar III. 83 Sketsa Pipa Dewatering


Data:
Panjang pipa header : 7 m (2 buah)

88
Pipa pembuang : 96 m (1 buah)
Pipa outlet ke sungai : 35 m (1 buah)
Total panjang pipa : 145 m
Diameter pipa : 3 inchi

Sebagai catatan, selama masa kontruksi bagian underpass, minimal sampai


pengecoran pelat lantai underpass, masih memungkinkan terjadinya uplift
sehingga masih terdapat kemungkinan untuk terus melakukan proses
dewatering pasca galian tanah.

3. Galian
Pada proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo terdapat pekerjaan galian untuk
ruang underpass. Pada pekerjaan ini yang di kuantifikasi adalah bagian yang
terdapat pada gambar denah berikut yang di beri warna hijau.
Data:
Panjang Galian : 27 m
Lebar Galian : 21 m
Luas Galian : 567 m2
Volume Galian : 567 x 5,5 m = 3118,5 m3

Gambar III. 84 Daerah Galian

89
4. Pekerjaan pengangkuran

Gambar III. 85 Daerah Pengangkuran


Data:
Jumlah Tahap Pengangkuran :2
Elevasi Pengangkuran 1 : -2,00 m(96 angkur)
Elevasi Pengangkuran 2 : -4,50 m (96 angkur)
Sudut Pengangkuran : 30o
Spasi Pengangkuran Horizontal :1m
Spasi Pengangkuran Vertikal : 1,5 m

Contoh perhitungan :Ground Anchorage 1


Data:
Panjang strand : 34 m
Diameter strand : 15 mm
Jumlah Titik Angkur : 96
Diameter grouting : 0.2 m
Panjang grouting : 33 m
Diameter bor : 0,2 m
Panjang pengeboran : 65 m
𝜋
Volume Angkur 1 : x Dstrand2 x Panjang strand x Jumlah titik
4

angkur

90
𝜋
Volume Angkur 1 : 4 x 152 mm2 x 34 m x 96 x 10-6= 2.3 m3
𝜋
Volume Grouting 1 : 4 x Dgrout2 x Panjang grout x Jumlah titik angkur
𝜋
Volume Groutimg 1 : 4 x 0.22 x 33 m x 96 = 99,53 m3
𝜋
Volume Pengeboran1 : 4 x Dbor2 x Panjang bor x Jumlah titik angkur
𝜋
Volume Pengeboran 1 : 4 x 0.22 x 67 m x 96 = 202,067 m3

Berikut hasil rekapitulasi perhitungan kuantitas pengangkuran, grouting,


pengeboran:
Tabel III. 9 Kuantitas Perhitungan Pengangkuran dan Grouting
Jumlah
Panjang D D Volume Volume
Ground Kedalaman Panjang Jumlah Titik
Strand strand Grout Strand Cor
Angkur (m) Grouting Strand Angkur
(m) (mm) (m) (m3) (m3)
Horizontal
1 3 33 34 4 15 0.2 96 2.307 99.526
2 4.5 23 29 3 15 0.2 96 1.476 69.366
Total Volume Grouting 168.89 m3
Total Berat Penulangan Anchorage 29697.38 kg

Tabel III. 10 Kuantitas Perhitungan Pengeboran Dinding Bored Pile


Jumlah
Ground Panjang Diameter Titik Volume Bor
Angkur Pengeboran Pengeboran Angkur (m3)
Horizontal
1 67 0.2 96 202.067
2 52 0.2 96 156.828
Total Volume Pengeboran 358.896

Total volume pengeboran = 358 m3, karena harga satuan dan indeks
pekerjaan pengeboran menggunakan satuan meter panjang, maka volume
pengeboran di konversi menjadi panjang pengeboran menjadi 11.401 m.

5. Pekerjaan Pondasi
Pondasi yang digunakan pada gedung Stasiun Intermoda Joyoboyo
menggunakan bored pile. Berikut adalah denah dan tipe dari group pile
yang bersumber dari dokumen gambar desain bidang geoteknik.

91
Gambar III. 86 Gambar Group Pile Zona 1

Gambar III. 87 Denah Group Pile Zona 2


1) Group Pile Zona 1 (elevasi -5,5)
Tipe Pu 1

Gambar III. 88 Group Pile Zona 1 Tipe Pu 1

92
Gambar III. 89 Tampak Depan dan Samping Group Pile Pu 1
Tipe Pu 2

Gambar III. 90 Group Pile Zona 1 Tipe Pu 2

Gambar III. 91 Tampak Depan dan Samping Group Pile Pu 2

93
2) Group Pile Zona 2 (Elevasi 0.0)

Tipe P1

Gambar III. 92 Group Pile Zona 2 Tipe P1

Gambar III. 93 Tampak Depan dan Samping Group Pile Zona II Tipe
P1
Tipe P2

Gambar III. 94 Group Pile Zona 2 Tipe P2

94
Gambar III. 95 Tampak Depan dan Samping Group Pile Zona II Tipe
P2

Gambar III. 96 Group Pile Zona 2 Tipe P3

Gambar III. 97 Tampak Depan dan Samping Group Pile II Zona P3

95
Gambar III. 98 Tampak Atas Tiang Bor (Tipikal Untuk Semua Tiang)
Data:
Kedalaman tiang bor zona 1 : 27,5 m
Kedalaman tiang bor zona 2 : 33 m
Diameter tiang : 800 mm
Jumlah tulangan lentur : 16 batang
Diameter tulangan lentur : D22
Jarak antar tulangan sengkang : 150 mm
Diameter tulangan sengkang : D9
Jumlah Pondasi Zona 1 : 29
Jumlah Pondasi Zona 2 : 184
Overlap : 880 mm

 Menghitung Volume Pengecoran dan Pengeboran Pondasi


Contoh perhitungan untuk pondasi zona 1:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑖𝑙𝑒
𝜋
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 = 𝑥 0.82 𝑥 29 𝑥 27,5 = 400.867 𝑚3
4
Total volume pengeboran = 400.867 𝑚3 , karena harga satuan dan indeks
pekerjaan pengeboran menggunakan satuan meter panjang, maka volume
pengeboran di konversi menjadi panjang pengeboran menjadi 797.5 m.
Berikut adalah total volume pengecoran dan pengeboran yang dibutuhkan.
Tabel III. 11 Kuantifikasi Pengecoran dan Pengeboran Pondasi Tiang
Bor Zona 1
Jumlah Volume
Diameter Luas Panjang
Pile Pengecoran/bor
(mm) (m2) Pile (m)
(buah) (m3)
800 0.502655 29 27.5 400.867

96
Tabel III. 12 Kuantifikasi Pengecoran dan Pengeboran Pondasi Tiang
Bor Zona 2
Jumlah Volume
Luas Panjang
Diameter (mm) Pile Pengecoran/bor
(m2) Pile (m)
(buah) (m3)
800 0.502655 178 33 2952.594
Kuantifikasi pengeboran zona 2 di konversi dalam satuan meter 2952,6 m3 =
5874 m
 Menghitung Volume Tulangan Pondasi

Contoh perhitungan Kuantifikasi penulangan untuk Zona 1


Panjang tulangan lentur = Panjang pile + panjang penyaluran pile
Panjang penyaluran = 40 d = 40 x 22 = 880 mm
Panjang tulangan lentur = 27500 mm + 880 mm = 28,38 m
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟 𝑝𝑖𝑙𝑒
𝐽. 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
= 𝐿. 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝐽. 𝑝𝑖𝑙𝑒
𝑝𝑖𝑙𝑒
𝜋
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟 = 𝑥0.0222 𝑥 16 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑥 28,38𝑚 𝑥 29
4
= 5 𝑚3
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
𝜋 2 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑙𝑒
= 𝑥𝐷 𝑥 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷 𝑚 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑙𝑒
4 𝑠𝑝𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝜋 27.5
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 = 𝑥0.0092 𝑥 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑥 𝜋 𝑥 0.8 𝑚 𝑥 29
4 0.15
= 0.850 𝑚3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
= (𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟
+ 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔) 𝑥 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑘𝑔
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = (5 𝑚3 + 0.85 𝑚3 ) 𝑥 7.850 = 45.968 𝑘𝑔
𝑚3

97
Berikut adalah kuantifikasi tulangan yang dibutuhkan:
Tabel III. 13 Kunatifikasi Penulangan Pondasi Zona 1
Kuantifikasi Pembesian Tulangan Lentur
Panjang Volume
Diameter Luas Jumlah Volume
Tulangan Tulangan
(mm) (m2) Tulangan/pile Tulangan/pile
(m) (m3)
22 0.00038 16 28.38 0.173 5.006
Kuantifikasi Pembesian Tulangan Sengkang
Panjang Volume
Diameter Luas Jumlah Volume
Tulangan Tulangan
(mm) (m2) Tulangan/pile Tulangan/pile
(m) (m3)
6.36E-
9 05 183 2.513274 0.029 0.850
Berat Total (kg) 45967.859

Tabel III. 14 Kuantifikasi Penulangan Pondasi Zona 2


Kuantifikasi Pembesian Tulangan Lentur
Panjang Volume
Diameter Luas Jumlah Volume
Tulangan Tulangan
(mm) (m2) Tulangan/pile Tulangan/pile
(m) (m3)
22 0.00038 16 33.88 0.206 36.679
Kuantifikasi Pembesian Tulangan Sengkang
Panjang Volume
Diameter Luas Jumlah Volume
Tulangan Tulangan
(mm) (m2) Tulangan/pile Tulangan/pile
(m) (m3)
9 6.36E-05 220 2.51327412 0.035 6.261
Berat Total (kg) 337081.31

6. Pekerjaan Pile Cap


Data dan Gambar Pile Cap:
Pile Cap Zona 1
- Tipe Pu 1

Gambar III. 99 Tampak Atas Pile dan Bawah Tulangan Pile Cap Pu1

98
Gambar III. 100 Potongan Pile Cap Pu1
- Tipe Pu 2

Gambar III. 101 Tampak Atas dan Tampak Bawah Tulangan Pile Cap
Pu 2

Gambar III. 102 Potongan Pile Cap Pu 2

99
Pile Cap Zona 1
- Tipe P1 dan P2 (P1 dan P2 memiliki ukuran yang bentuk yang sama)

Gambar III. 103 Tampak Atas dan Tampak Bawah Tulangan Pile Cap
P1

Gambar III. 104 Gambar Potongan P1

Gambar III. 105 Gambar Tampak Atas dan Tampak Bawah Tulangan
Pile Cap P3

100
Gambar III. 106 Gambar Potongan P3

 Menghitung Volume Galian Pile Cap


Contoh perhitungan Pile Cap Pu2:
Lebar pile cap (b) = 3,6 m
Panjang pile cap (l) = 3,6 m
Tebal pile cap (t) = 1 m
Tebal lantai kerja (k)= 0,1 m
Jumlah (j) = 5 buah
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝐶𝑎𝑝 = 𝑏 𝑥 𝑙 𝑥 (𝑡 + 𝑘 ) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝐶𝑎𝑝
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝐶𝑎𝑝 = 3,6 𝑚 𝑥 3,6 (1 + 0,1) 𝑚 𝑥 5 = 71,28 𝑚3

Berikut adalah hasil kuantifikasi Galian Pile Cap.


Tabel III. 15 Kuantifikasi Galian Pile Cap Zona 1
Luas Tinggi Jumlah Volume
Tipe Pile Lebar Panjang
Pile Cap Galian Pile Cap Galian
Cap (m) (m)
(m2) (m) (buah) (m3)
Pu1 5.6 5.6 31.36 1.1 1 34.496
Pu2 3.6 3.6 12.96 1.1 5 71.28
Total m3 105.776

101
Tabel III. 16 Kuantifikasi Galian Pile Cap Zona 2
Luas Jumlah Volume
Tipe Pile Lebar Panjang Tinggi
Pile Cap Pile Cap Galian
Cap (m) (m) Galian (m)
(m2) (buah) (m3)
P1 1.6 3.6 5.76 1.1 10 63.36
P2 1.6 3.6 5.76 1.1 48 304.128
P3 3.6 1.6 5.76 1.1 31 196.416
Total m3 563.904

 Menghitung Volume Pembuatan Lantai Kerja Pile Cap

Contoh perhitungan volume pembuatan lantai kerja pile cap Pu 2


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑏 𝑥𝑙 𝑥 (𝑘 ) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝐶𝑎𝑝
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝐶𝑎𝑝 = 3,6 𝑚 𝑥 3,6 (0.1 ) 𝑚 𝑥 5 = 6,48 𝑚3
Berikut adalah hasil kuantifikasi Pembuatan Lantai Kerja:

Tabel III. 17 Kuantifikasi Pembuatan Lantai Kerja Pile Cap Zona 1


Luas Tinggi Volume
Jumlah
Tipe Pile Lebar Panjang Lantai Lantai Lantai
Pile Cap
Cap (m) (m) Kerja Kerja Kerja
(buah)
(m2) (m) (m3)
Pu1 5.6 5.6 31.36 0.1 1 3.136
Pu2 3.6 3.6 12.96 0.1 5 6.48
Total m3 9.616

Tabel III. 18 Kuantifikasi Pembuatan Lantai Kerja Pile Cap Zona 2


Juml
ah Volume
Tinggi
Tipe Pile Panjang Luas Pile Lantai
Lebar (m) Lantai
Cap (m) Lantai Cap Kerja
Kerja (m)
Kerja (bua (m3)
(m2) h)
P1 1.6 3.6 5.76 0.1 10 5.76
P2 1.6 3.6 5.76 0.1 48 27.648
P3 3.6 1.6 5.76 0.1 31 17.856
Total m3 51.264

 Menghitung Volume Pengecoran Pile Cap


Contoh perhitungan volume pengecoran pile cap Pu 2
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝐶𝑎𝑝 = 𝑏 𝑥 ℎ 𝑥 𝑡 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝐶𝑎𝑝
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝐶𝑎𝑝 = 3,6 𝑚 𝑥 3,6 𝑚 𝑥 𝑚 𝑥 5 = 31,36 𝑚3

102
Berikut adalah hasil kuantifikasi Pengecoran Pile Cap
Tabel III. 19 Kuantifikasi Pengecoran Pile Cap Zona 1
Tipe Luas Tebal Volume
Lebar Panjang Jumlah Pile
Pile Pile Cap Pile Cap Pengecoran
(m) (m) Cap (buah)
Cap (m2) (m) (m3)
Pu1 5.6 5.6 31.36 1 1 31.36
Pu2 3.6 3.6 12.96 1 5 64.8
Total m3 96.16

Tabel III. 20 Kuantifikasi Pengecoran Pile Cap Zona 2


Luas Tebal Jumlah Volume
Tipe Lebar Panjang
Pile Cap Pile Cap Pile Cap Pengecoran
Pile Cap (m) (m)
(m2) (m) (buah) (m3)
P1 1.6 3.6 5.76 1 10 57.6
P2 1.6 3.6 5.76 1 48 276.48
P3 3.6 1.6 5.76 1 31 178.56
Total Pengecoran Zona 2 512.64

 Menghitung Volume Penulangan Pile Cap


Contoh perhitungan Pile Cap Pu 2
Penulangan pada pile cap terdiri atas 2 jenis yaitu :
- tulangan atas pada arah x dan y, serta
- tulangan bawah pada x dan y.
Penulangan pada Pu 2 karna bentuknya persegi maka tulangan arah x dan y
dianggap sama, maka jumlah tulangan pada masing masing jenis dikalikan 2
saja.

Panjang tulangan bawah = Panjang awal – 2 x selimut beton (75 mm) + 2 x


½ tebal pile cap + 2 overlap.
Panjang overlap = 228 mm
Panjang tulangan bawah = 3,6 m – 2 x 75 + 2 x (1-0.075 x2) + 2 x 0,228
= 5,6 m
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
= 𝐿. 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝐽. 𝑥𝑃. 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝐽. 𝑝𝑖𝑙𝑒𝑐𝑎𝑝
𝑝𝑖𝑙𝑒𝑐𝑎𝑝
𝜋
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑥0.0192 𝑥75𝑥 7,15 m 𝑥 5 = 0,35 𝑚3
4

103
Volume tulangan atas juga dilakukan dengan cara perhitungan yang sama
dengan di atas.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑙𝑒 𝑐𝑎𝑝 𝑍𝑜𝑛𝑎 2
= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑎𝑡𝑎𝑠
+ 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ) 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑙𝑒 𝑐𝑎𝑝 𝑧𝑜𝑛𝑎 2
𝑘𝑔
= ((0,07 + 0,16 + 0,15 + 0,35) 𝑚3 )𝑥 7850
𝑚3
= 5783,3 k𝑔
Berikut adalah hasil kuantifikasi penulangan pile cap.
Tabel III. 21 Kuantifikasi Penulangan Pile Cap Zona 1
Estimasi Pembesian Tulangan Atas
Tip Jumla
Jumlah Panjang Volume Volume
e Diameter h Pile
Luas (m2) Tulangan/pil Tulanga Tulangan/pil Tulanga
Pile (mm) Cap
e cap n (m) e cap (m3) n (m3)
Cap (buah)
Pu1 13 0.0001 75 7.15 0.071 1 0.071
Pu2 13 0.0001 48 5.15 0.033 5 0.164
Estimasi Pembesian Tulangan Bawah
Tip Jumla
Jumlah Panjang Volume Volume
e Diameter h Pile
Luas (m2) Tulangan/pil Tulanga Tulangan/pil Tulanga
Pile (mm) Cap
e cap n (m) e cap (m3) n (m3)
Cap (buah)
Pu1 19 0.0002 75 7.15 0.151 1 0.151
Pu2 19 0.0002 48 5.15 0.070 5 0.350
Berat Total (kg) 5783.30

104
Tabel III. 22 Kuantifikasi Penulangan Pile Cap Zona 2
Estimasi Pembesian Tulangan Atas

Jumlah
Tipe Jumlah Panjang Jumlah Panjang Volume Volume
Diamet Luas Pile
Pile Tulangan/pile Tulangan Tulangan/pile Tulangan Tulangan/pile Tulangan
er (mm) (m2) Cap
Cap cap x x (m) cap y y (m) cap (m3) (m3)
(buah)

P1 13 0.0001 24 3.15 11 5.15 0.017 10 0.173

P2 13 0.0001 24 3.15 24 5.15 0.026 48 1.269


P3 13 0.0001 11 5.15 24 3.15 0.017 31 0.537

Estimasi Pembesian Tulangan Bawah

Jumlah
Tipe Jumlah Panjang Jumlah Panjang Volume Volume
Diamet Luas Pile
Pile Tulangan/pile Tulangan Tulangan/pile Tulangan Tulangan/pile Tulangan
er (mm) (m2) Cap
Cap cap x x (m) cap y y (m) cap y (m3) (m3)
(buah)

P1 19 0.0002 24 3.15 11 5.15 0.037 10 0.370

P2 19 0.0002 24 3.15 24 5.15 0.056 48 2.711


P3 19 0.0002 11 5.15 24 3.15 0.037 31 1.147
Berat Total (kg) 48731.9

 Menghitung Luas Bekisting Pile Cap


Contoh perhitungan bekisting pile cap Pu 2:
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑘𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝐶𝑎𝑝
= (2 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑙𝑒 𝑐𝑎𝑝
+ 2 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑝𝑖𝑙𝑒 𝑐𝑎𝑝)𝑥 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑖𝑙𝑒 𝑐𝑎𝑝 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑙𝑒 𝑐𝑎𝑝
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑘𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑖𝑙𝑒 𝐶𝑎𝑝 = (2 𝑥 3,6 + 2 𝑥 3,6 ) 𝑚𝑥 1 𝑚𝑥 5 = 72 𝑚2
Berikut hasil kuantifikasi bekisting pile cap:
Tabel III. 23 Perhitungan Luas Bekisting Pile Cap Zona 1
Keliling Tinggi Jumlah Luas
Tipe Pile Lebar Panjang
Pile Cap Bekisting Pile Cap Bekisting
Cap (m) (m)
(m2) (m) (buah) (m2)
Pu1 5.6 5.6 22.4 1 1 22.4
Pu2 3.6 3.6 14.4 1 5 72
Total m2 94.4

Tabel III. 24 Perhitungan Luas Bekisting Pile Cap Zona 2


Keliling Tinggi Jumlah Luas
Lebar Panjang
Tipe Pile Cap Pile Cap Bekisting Pile Cap Bekisting
(m) (m)
(m2) (m) (buah) (m2)
P1 1.6 3.6 10.4 1 10 104
P2 1.6 3.6 10.4 1 48 499.2
P3 3.6 1.6 10.4 1 31 322.4
Total m2 925.6

105
7. Pekerjaan Tie Beam
Data:
Lebar tie beam (b) : 0,3 m
Tinggi tie beam (h) : 0,5 m
Panjang tie beam (p) : bervariasi tergantung tipe
Tebal lantai kerja (k) : 0,1 m

 Menghitung Volume Pembuatan Lantai Kerja Tie Beam


Contoh perhitungan volume lantai kerja zona 1 balok Pu1-Pu2
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑏𝑥 (𝑘 )𝑥 𝑝𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑖𝑒 𝐵𝑒𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐵1 = 0.3 𝑚𝑥 (0.1 )𝑚 𝑥 7,4 𝑚 𝑥 1 = 0.22 𝑚3
Untuk tie beam lainnya di hitung dengan cara yang sama. Berikut hasil
kuantifikasi kebutuhan pengecoran lantai kerja tie beam.
Tabel III. 25 Kebutuhan Lantai Kerja Tie Beam Zona 1

Panjang Volume
Tipe Balok Jumlah
b (mm) h (mm) Balok Pengecoran
Tie beam Balok
(m) (m3)

Pu1-Pu2 (12) 300 100 7.4 1 0.22


Pu1-Pu2 (10) 300 100 5.4 2 0.32
Pu2-Pu2 (12) 300 100 8.4 2 0.50
Pu2-Pu2 (10) 300 100 6.4 2 0.38
Total Kebutuhan Cor (m3) 1.43

Tabel III. 26 Kebututuhan Lantai Kerja Tie Beam Zona 2


Volume
Tipe Balok Tie Panjang
b (mm) h (mm) Jumlah Balok Pengecoran
beam Balok (m)
(m3)
P1 - P2 (12) 300 100 8.4 8 2.02
P1 - P3 (12) 300 100 9.4 4 1.13
P2 - P3 (12) 300 100 9.4 8 2.26
P1 - P2 (10) 300 100 8.4 3 0.76
P2 - P3 (10) 300 100 7.4 3 0.67
P1 - P2 (8) 300 100 6.4 6 1.15
P2 - P3 (8) 300 100 5.4 4 0.65
P2 - P3 (4) 300 100 1.4 5 0.21
P1 - P1 (12) 300 100 8.4 4 1.01
P1 - P1 (10) 300 100 8.4 2 0.50

106
Volume
Tipe Balok Tie Panjang
b (mm) h (mm) Jumlah Balok Pengecoran
beam Balok (m)
(m3)
P1 - P1 (8) 300 100 6.4 3 0.58
P2 - P2 (12) 300 100 8.4 14 3.53
P2 - P2 (10) 300 100 8.4 11 2.77
P2 - P2 (8) 300 100 6.4 2 0.38
P2 - P2 (4) 300 100 2.4 7 0.50
P3 - P3 (12) 300 100 10.4 29 9.05
P3 - P3 (8) 300 100 4.4 20 2.64
P3 - P3 (4) 300 100 0.4 18 0.22
3
Total Kebutuhan Cor (m ) 30.01

 Menghitung Volume Pengecoran Tie Beam


Contoh perhitungan volume pengecoran zona Pu1-Pu2
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐵1 = 𝑏 𝑥 (ℎ)𝑥 𝑝 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑖𝑒 𝐵𝑒𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐵1 = 0.3 𝑚 𝑥 (0.5 ) 𝑚 𝑥 7,4 𝑚 𝑥 1 = 1.11 𝑚3
Berikut hasil kuantifikasi kebutuhan pengecoran Tie Beam:
Tabel III. 27 Kebutuhan Pengecoran Tie Beam Zona 1
Panjang Volume
Tipe Balok Jumlah
b (mm) h (mm) Balok Pengecoran
Tie beam Balok
(m) (m3)

Pu1-Pu2 (12) 300 500 7.4 1 1.11


Pu1-Pu2 (10) 300 500 5.4 2 1.62
Pu2-Pu2 (12) 300 500 8.4 2 2.52
Pu2-Pu2 (10) 300 500 6.4 2 1.92
Total Kebutuhan Cor (m3) 7.17

Tabel III. 28 Kebutuhan Pengecoran Tie Beam Zona 2


Volume
Tipe Balok Tie Panjang
b (mm) h (mm) Jumlah Balok Pengecoran
beam Balok (m)
(m3)
P1 - P2 (12) 300 500 8.4 8 10.08
P1 - P3 (12) 300 500 9.4 4 5.64
P2 - P3 (12) 300 500 9.4 8 11.28
P1 - P2 (10) 300 500 8.4 3 3.78
P2 - P3 (10) 300 500 7.4 3 3.33
P1 - P2 (8) 300 500 6.4 6 5.76
P2 - P3 (8) 300 500 5.4 4 3.24
P2 - P3 (4) 300 500 1.4 5 1.05

107
Volume
Tipe Balok Tie Panjang
b (mm) h (mm) Jumlah Balok Pengecoran
beam Balok (m)
(m3)
P1 - P1 (12) 300 500 8.4 4 5.04
P1 - P1 (10) 300 500 8.4 2 2.52
P1 - P1 (8) 300 500 6.4 3 2.88
P2 - P2 (12) 300 500 8.4 14 17.64
P2 - P2 (10) 300 500 8.4 11 13.86
P2 - P2 (8) 300 500 6.4 2 1.92
P2 - P2 (4) 300 500 2.4 7 2.52
P3 - P3 (12) 300 500 10.4 29 45.24
P3 - P3 (8) 300 500 4.4 20 13.20
P3 - P3 (4) 300 500 0.4 18 1.08
Total Kebutuhan Cor (m3) 150.06

108
 Menghitung Volume Penulangan Tie Beam
Tulangan Lentur
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
= 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑒 𝐵𝑒𝑎𝑚 − 2 𝑠 + 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
Panjang Penjangkaran:

Tabel III. 29 Panjang Penjangkaran


(sumber: http://maygunrifanto.blogspot.co.id)

Dari tabel diatas di dapatkan panjang penjangkaran sebesar 290 mm.


𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 7,4 𝑚 − 2 𝑥 0.075 𝑚 𝑥 + 0,29 𝑚
= 7,9 𝑚
Berikut hasil rekapitulasi perhitungan kebutuhan tulangan lentur tie beam:
Tabel III. 30 KebutuhanTulangan Lentur Tie Beam Zona 1
Diameter Volume
Panjang Panjang Jumlah
Tipe Balok Tulanga Jumlah Tulanga
Penjangkara Tulanga Tulangan
Tie beam n Lentur Balok n Lentur
n (m) n (m) Lentur
(mm) (m3)
Pu1-Pu2 (12) 0.29 7.54 16 4 1 0.01
Pu1-Pu2 (10) 0.29 5.54 16 4 2 0.01

109
Diameter Volume
Panjang Panjang Jumlah
Tipe Balok Tulanga Jumlah Tulanga
Penjangkara Tulanga Tulangan
Tie beam n Lentur Balok n Lentur
n (m) n (m) Lentur
(mm) (m3)
Pu2-Pu2 (12) 0.29 8.54 16 4 2 0.01
Pu2-Pu2 (10) 0.29 6.54 16 4 2 0.01
Total Kebutuhan Tulangan (kg) 307.96

Tabel III. 31 Kebutuhan Tulangan Tie Beam Zona 2


Diameter Volume
Tipe Panjang Panjang Jumlah
Tulangan Tulangan
Balok Tie Penjangkaran Tulangan Tulangan Jumlah Balok
Lentur Lentur
beam (m) (m) Lentur
(mm) (m3)

P1 - P2 (12) 0.29 8.4 16 4 8 0.05


P1 - P3 (12) 0.29 9.4 16 4 4 0.03
P2 - P3 (12) 0.29 9.4 16 4 8 0.06
P1 - P2 (10) 0.29 8.4 16 4 3 0.02
P2 - P3 (10) 0.29 7.4 16 4 3 0.02
P1 - P2 (8) 0.29 6.4 16 4 6 0.03
P2 - P3 (8) 0.29 5.4 16 4 4 0.02
P2 - P3 (4) 0.29 1.4 16 4 5 0.01
P1 - P1 (12) 0.29 8.4 16 4 4 0.03
P1 - P1 (10) 0.29 8.4 16 4 2 0.01
P1 - P1 (8) 0.29 6.4 16 4 3 0.02
P2 - P2 (12) 0.29 8.4 16 4 14 0.09
P2 - P2 (10) 0.29 8.4 16 4 11 0.07
P2 - P2 (8) 0.29 6.4 16 4 2 0.01
P2 - P2 (4) 0.29 2.4 16 4 7 0.01
P3 - P3 (12) 0.29 10.4 16 4 29 0.24
P3 - P3 (8) 0.29 4.4 16 4 20 0.07
P3 - P3 (4) 0.29 0.4 16 4 18 0.01
Total Kebutuhan Tulangan (kg) 6315.87

110
Tulangan Sengkang
Panjang tulangan sengkang = (2 x b + 2 x h ) – 4 x s + panjang kait
Tabel III. 32 Panjang Kait Standar
(Mengacu pada SNI 2847 Pasal 7.1)

Gambar III. 107 Gambar Potongan Tie Beam


Contoh perhitungan pada balok Pu2-Pu2
𝜋
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷13 = × 132 = 132.73 𝑚𝑚2
4
Panjang kait 135 sebesar:
135°
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑖𝑡 = 6 × 𝑑𝑏 + × 𝜋 × 4 × 𝑑𝑏
360°
135°
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑖𝑡 = 6 × 13 + × 𝜋 × 4 × 13 = 139,23 𝑚𝑚
360°
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
= (2 𝑥 300 + 2 𝑥 500 ) 𝑚𝑚 – 4 𝑥75 + 139,23 𝑚𝑚
= 1,44 𝑚

111
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
Contoh untuk sengkang Beam B1
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑎𝑚
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 = + 1
𝑠𝑝𝑎𝑠𝑖
8400
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝐵1 = + 1 = 57
150
132
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝐵1 = 57 𝑥 1,44 𝑚𝑥 −6 𝑚2 𝑥 2 = 0.02 𝑚3
10
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑣. 𝐵1 + 𝑣. 𝐵2 + 𝑣. 𝐵3 + 𝑣. 𝐵4
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0.06 𝑚3
𝑘𝑔
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑥 7850
𝑚3
𝑘𝑔
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 0,06 𝑚3 𝑥 7850 = 186,45 𝑘𝑔
𝑚3
Berikut adalah hasil kuantifikasi kebutuhan tulangan sengkang tie beam:
Tabel III. 33 Kuantifikasi Tulangan Sengkang Tie Beam Zona 1
Diameter Panjang Volume
Panjang Jumlah
Tipe Balok Tie Tulangan Tulangan Jumlah Tulangan
Balok Tulangan
beam Sengkang Sengkang Balok Sengkang
(m) Sengkang
(mm) (m) (m3)

Pu1-Pu2 (12) 7.4 13 50 1.44 1 0.01


Pu1-Pu2 (10) 5.4 13 37 1.44 2 0.01
Pu2-Pu2 (12) 8.4 13 57 1.44 2 0.02
Pu2-Pu2 (10) 6.4 13 44 1.44 2 0.02
Total Kebutuhan Tulangan (kg) 186.45

Tabel III. 34 Kuantifikasi Tulangan Sengkang Tie Beam Zona 2


Diameter Panjang Volume
Panjang Jumlah
Tipe Balok Tulangan Tulangan Jumlah Tulangan
Balok Tulangan
Tie beam Sengkang Sengkang Balok Sengkang
(m) Sengkang
(mm) (m) (m3)

P1 - P2 (12) 8.4 13 57 1.44 67 0.73


P1 - P3 (12) 9.4 13 64 1.44 67 0.81
P2 - P3 (12) 9.4 13 64 1.44 67 0.81
P1 - P2 (10) 8.4 13 57 1.44 67 0.73
P2 - P3 (10) 7.4 13 50 1.44 67 0.64
P1 - P2 (8) 6.4 13 44 1.44 67 0.56

112
Diameter Panjang Volume
Panjang Jumlah
Tipe Balok Tulangan Tulangan Jumlah Tulangan
Balok Tulangan
Tie beam Sengkang Sengkang Balok Sengkang
(m) Sengkang
(mm) (m) (m3)

P2 - P3 (8) 5.4 13 37 1.44 67 0.47


P2 - P3 (4) 1.4 13 10 1.44 67 0.13
P1 - P1 (12) 8.4 13 57 1.44 67 0.73
P1 - P1 (10) 8.4 13 57 1.44 67 0.73
P1 - P1 (8) 6.4 13 44 1.44 67 0.56
P2 - P2 (12) 8.4 13 57 1.44 67 0.73
P2 - P2 (10) 8.4 13 57 1.44 67 0.73
P2 - P2 (8) 6.4 13 44 1.44 67 0.56
P2 - P2 (4) 2.4 13 17 1.44 67 0.22
P3 - P3 (12) 10.4 13 70 1.44 67 0.90
P3 - P3 (8) 4.4 13 30 1.44 67 0.39
P3 - P3 (4) 0.4 13 4 1.44 67 0.05
Total Kebutuhan Tulangan (kg) 24248.11

 Menghitung Kebutuhan Bekisting Tie Beam


Contoh perhitungan luasan bekisting pada balok Pu2-Pu2 zona 1:
Panjang bekisting tie beam = 8,4 m
Tinggi bekisting tie beam = 0,5 m
Luas area bekisting = 2 × (panjang ) × tinggi
= 2 × (8,4 m) × 0,5 m = 8,4 m2
Berikut adalah hasil kuantifikasi kebutuhan bekisting tie beam:
Tabel III. 35 Kebutuhan Bekisting pada Tie Beam Zona 1
Panjang Luas
Tipe Balok Jumlah
b (mm) h (mm) Balok Bekisting
Tie beam Balok
(m) (m2)
Pu1-Pu2 (12) 300 500 7.4 1 3.70
Pu1-Pu2 (10) 300 500 5.4 2 5.40
Pu2-Pu2 (12) 300 500 8.4 2 8.40
Pu2-Pu2 (10) 300 500 6.4 2 6.40
Total Kebutuhan Bekisting (m2) 23.90

Tabel III. 36 Kebutuhan Bekisting pada Tie Beam Zona 2


Luas
Tipe Balok Tie Panjang
b (mm) h (mm) Jumlah Balok Bekisting
beam Balok (m)
(m2)
P1 - P2 (12) 300 500 8.4 8 67.20
P1 - P3 (12) 300 500 9.4 4 18.80

113
Luas
Tipe Balok Tie Panjang
b (mm) h (mm) Jumlah Balok Bekisting
beam Balok (m)
(m2)
P2 - P3 (12) 300 500 9.4 8 37.60
P1 - P2 (10) 300 500 8.4 3 12.60
P2 - P3 (10) 300 500 7.4 3 11.10
P1 - P2 (8) 300 500 6.4 6 19.20
P2 - P3 (8) 300 500 5.4 4 10.80
P2 - P3 (4) 300 500 1.4 5 3.50
P1 - P1 (12) 300 500 8.4 4 16.80
P1 - P1 (10) 300 500 8.4 2 8.40
P1 - P1 (8) 300 500 6.4 3 9.60
P2 - P2 (12) 300 500 8.4 14 58.80
P2 - P2 (10) 300 500 8.4 11 46.20
P2 - P2 (8) 300 500 6.4 2 6.40
P2 - P2 (4) 300 500 2.4 7 8.40
P3 - P3 (12) 300 500 10.4 29 150.80
P3 - P3 (8) 300 500 4.4 20 44.00
P3 - P3 (4) 300 500 0.4 18 3.60
Total Kebutuhan Bekisting (m2) 533.80

 Menghitung Volume Galian Tie Beam


Contoh perhitungan volume galian pada balok Pu2-Pu2 zona 1:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐵1 = 𝑏 𝑥 (ℎ + 𝑘 )𝑥 𝑝 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑖𝑒 𝐵𝑒𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐵1 = 0.3 𝑚 𝑥 (0.5 + 0.1 ) 𝑚 𝑥 8,4 𝑚 𝑥 1
= 168,84 𝑚3
Berikut adalah hasil kuantifikasi galian untuk tie beam:

Tabel III. 37 Kebutuhan Galian Tie Beam Zona 1


Panjang Volume
Tipe Balok Jumlah
b (mm) h+k(mm) Balok Galian
Tie beam Balok
(m) (m3)
Pu1-Pu2 (12) 300 600 7.4 1 1.33
Pu1-Pu2 (10) 300 600 5.4 2 1.94
Pu2-Pu2 (12) 300 600 8.4 2 3.02
Pu2-Pu2 (10) 300 600 6.4 2 2.30
Total Kebutuhan Galian (m3) 8.60

114
Tabel III. 38 Kebutuhan Galian Tie Beam Zona 2
Volume
Tipe Balok Panjang
b (mm) h+k (mm) Jumlah Balok Galian
Tie beam Balok (m)
(m3)
P1 - P2 (12) 300 600 8.4 8 12.10
P1 - P3 (12) 300 600 9.4 4 6.77
P2 - P3 (12) 300 600 9.4 8 13.54
P1 - P2 (10) 300 600 8.4 3 4.54
P2 - P3 (10) 300 600 7.4 3 4.00
P1 - P2 (8) 300 600 6.4 6 6.91
P2 - P3 (8) 300 600 5.4 4 3.89
P2 - P3 (4) 300 600 1.4 5 1.26
P1 - P1 (12) 300 600 8.4 4 6.05
P1 - P1 (10) 300 600 8.4 2 3.02
P1 - P1 (8) 300 600 6.4 3 3.46
P2 - P2 (12) 300 600 8.4 14 21.17
P2 - P2 (10) 300 600 8.4 11 16.63
P2 - P2 (8) 300 600 6.4 2 2.30
P2 - P2 (4) 300 600 2.4 7 3.02
P3 - P3 (12) 300 600 10.4 29 54.29
P3 - P3 (8) 300 600 4.4 20 15.84
P3 - P3 (4) 300 600 0.4 18 1.30
Total Kebutuhan Galian (m3) 180.07

III.8.3 Pekerjaan Struktur Atas dan Underpass


1. Perhitungan Kuantitas Profil Baja

Gambar III. 108 Konfigurasi Balok dan Kolom Lantai 2

115
Gambar III. 109 Konfigurasi Balok dan Kolom Lantai 3

Gambar III. 110 Konfigurasi Balok dan Kolom Lantai


Berikut adalah hasil perhitungan kuantitas profil baja untuk pekerjaan balok
dan kolom pada lantai 2,3, dan 4.

Gambar III. 111 Profil Baja Yang Digunakan

116
Tabel III. 39 Kuantitas Kebutuhan Profil Baja Lantai 2,3, dan 4
Panj
Lantai Nama Jumlah Berat
Keterangan Kode Profil ang Berat (kg)
Ke Elemen (Btg) kg/m
(m)
Interior BI3 IWF 150 x 75 x 5 x 7 3 388 14.00 16.296.00
Eksterior BE4 IWF 400 x 200 x 8 x 13 4 10 66.00 2.640.00
Interior BI4 IWF 350 x 175 x 7 x 11 4 46 49.60 9.126.40
Interior BI6 IWF 500 x 200 x 10 x 16 6 0 89.60 -
Eksterior BE8 IWF 350 x 175 x 7 x 11 8 14 49.60 5.555.20
BALOK
Interior BI8 IWF 600 x 200 x 11 x 17 8 67 106.00 56.816.00
II
Eksterior BE10 IWF 588 x 300 x 12 x 20 10 8 192.50 15.400.00
Interior BI10 IWF 500 x 200 x 10 x 16 10 74 114.20 84.508.00
Eksterior BE12 IWF 588 x 300 x 12 x 20 12 52 192.50 120.120.00
Interior BI12 IWF 900 x 300 x 16 x 28 12 5 309.80 18.588.00
Gravitasi KG IWF 800 x 300 x 14 x 26 5.5 30 267.40 44.121.00
KOLOM
SRPMK KS IWF 800 x 300 x 14 x 26 5.5 34 267.40 50.003.80
Total Berat Profil Lantai II 423.174.40
Interior BI3 IWF 150 x 75 x 5 x 7 3 292 14.00 12.264.00
Eksterior BE4 IWF 400 x 200 x 8 x 13 4 8 66.00 2.112.00
Interior BI4 IWF 350 x 175 x 7 x 11 4 23 49.60 4.563.20
Interior BI6 IWF 500 x 200 x 10 x 16 6 10 89.60 5.376.00
Eksterior BE8 IWF 350 x 175 x 7 x 11 8 10 49.60 3.968.00
BALOK
Interior BI8 IWF 600 x 200 x 11 x 17 8 44 106.00 37.312.00
III
Eksterior BE10 IWF 588 x 300 x 12 x 20 10 6 192.50 11.550.00
Interior BI10 IWF 500 x 200 x 10 x 16 10 39 114.20 44.538.00
Eksterior BE12 IWF 588 x 300 x 12 x 20 12 0 192.50 -
Interior BI12 IWF 900 x 300 x 16 x 28 12 25 309.80 92.940.00
Gravitasi KG IWF 800 x 300 x 14 x 26 5.5 21 267.40 30.884.70
KOLOM
SRPMK KS IWF 800 x 300 x 14 x 26 5.5 28 267.40 41.179.60
Total Berat Profil Lantai III 286.687.50
Interior BI3 IWF 150 x 75 x 5 x 7 3 120 14.00 5.040.00
Eksterior BE4 IWF 400 x 200 x 8 x 13 4 0 66.00 -
Interior BI4 IWF 350 x 175 x 7 x 11 4 0 49.60 -
Interior BI6 IWF 500 x 200 x 10 x 16 6 0 89.60 -
Eksterior BE8 IWF 350 x 175 x 7 x 11 8 6 49.60 2.380.80
BALOK
Interior BI8 IWF 600 x 200 x 11 x 17 8 9 106.00 7.632.00
IV
Eksterior BE10 IWF 588 x 300 x 12 x 20 10 0 192.50 -
Interior BI10 IWF 500 x 200 x 10 x 16 10 0 114.20 -
Eksterior BE12 IWF 588 x 300 x 12 x 20 12 0 192.50 -
Interior BI12 IWF 900 x 300 x 16 x 28 12 8 309.80 29.740.80
Gravitasi KG IWF 800 x 300 x 14 x 26 5.5 12 267.40 17.648.40
KOLOM
SRPMK KS IWF 800 x 300 x 14 x 26 5.5 8 267.40 11.765.60
Total Berat Profil Lantai IV 74.207.60
Total Berat Profil Lantai II, III, IV 784.069.50

117
Tabel III. 40 Kuantifikasi Profil Baja Lantai Underpass
Lantai Panjang Jumlah Berat
Nama Keterangan Kode Profil Berat (kg)
Ke (m) (Batag) kg/m
Elemen
Interior BI6 IWF 500 x 200 x 10 x 16 6 0 89.60 -
Eksterior BE10 IWF 588 x 300 x 12 x 20 10 2 192.50 3.850.00
Balok Interior BI10 IWF 500 x 200 x 10 x 16 10 6 114.20 6.852.00
Under
Eksterior BE12 IWF 588 x 300 x 12 x 20 12 2 192.50 4.620.00
Pass
Interior BI12 IWF 900 x 300 x 16 x 28 12 4 309.80 14.870.40
Gravitasi KG IWF 800 x 300 x 14 x 26 5.5 74 267.40 108.831.80
Kolom
SRPMK KS IWF 800 x 300 x 14 x 26 5.5 2 267.40 2.941.40
Total Lantai Underpass (kg) 141.965.60
Berikut contoh perhitungannya untuk balok BI3 pada lantai 4:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑗𝑎 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡/𝑚
14𝑘𝑔
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐵𝐼3 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 4 = 3 𝑚 𝑥 120 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑥 = 5040 𝑘𝑔
𝑚
2. Perhitungan Volume Pekerjaan Rangka Atap Baja
Perhitungan kuantitas pekerjaan atap baja adalah dengan mengunakan
software SAP versi 19 dan di dapatkan kebutuhan pipa baja sebesar 695.428
kg.
Tabel III. 41 Kuantitas Perhitungan Portal Rangka Atap Baja
Berat Portal Space Frame
Portal 1 34.940.00 Kg
Portal 2 35.093.00 Kg
Portal 3 35.497.00 Kg
Portal 4 35.748.00 Kg
Portal 5 36.336.00 Kg
Portal 6 36.672.00 Kg
Portal 7 37.410.00 Kg
Portal 8 37.809.00 Kg
Portal 9 38.657.00 Kg
Portal 10 39.104.00 Kg
Portal 11 38.657.00 Kg
Portal 12 37.809.00 Kg
Portal 13 37.410.00 Kg
Portal 14 36.672.00 Kg
Portal 15 36.336.00 Kg
Portal 16 35.748.00 Kg
Portal 17 35.497.00 Kg
Portal 18 35.093.00 Kg
Portal 19 34.940.00 Kg
Total 695.428.00 Kg

118
Tabel III. 42 Kuantitas Rangka Atap Penghubung
Berat Total
Jenis Jumlah
(kg) (kg)
RA4mA 54.28 12 651.36
RA4mB 27.06 150 4059
RA8mA 108.56 14 1519.84
RA8mB 81.34 175 14234.5
RA10mA 135.7 10 1357
RA10mB 108.48 125 13560
Total (kg) 35381.7

3. Perhitungan Kuantitas Sambungan


Pada pekerjaan struktur menggunakan 2 jenis sambungan yaitu sambungan
las dan sambungan baut. Berikut adalah deskripsi masing-masing jenis
sambungan.
Tabel III. 43 Jenis Sambungan
Jenis
No Nama Sambungan
Sambungan
1 Kolom-kolom Baut dan Las
2 Kolom SPRMK - Balok Gravitasi Baut
3 Kolom SRPMK- Balok SPRMK Baut
4 Kolom Gravitasi-Balok Gravitasi Baut
5 Balok Gravitasi - Balok SPRMK Baut
6 Balok Gravitasi - Balok Gravitasi Baut
7 Rangka Atap Dalam Rangka Atap Luar Las
8 Rangka Atap Antara - Rangka Atap Luar Las
9 Rangka Atap Antara- Rangka Atap Luar - Kolom Gravitasi Rangka Atap Baut
10 Rangka Atap Antara - Rangka Atap Luar - Kolom SPRMK Baut
11 Kolom – Baseplate Baut

119
Berikut adalah tipe dan bentuk sambungan antar profil baja.

Gambar III. 112 Sambungan Antar Kolom

Gambar III. 113 Sambungan KS – BI4

Gambar III. 114 Sambungan KS – BE4

120
Gambar III. 115 Sambungan KS – BE10

Gambar III. 116 Sambungan Kolom dengan Base Plate


Berikut adalah hasil kuantifikasi baut pada pekerjaan struktur atas dan
underpass:
Tabel III. 44 Tabel Kuantifikasi Sambungan
Jumlah Sambunga Jumlah
No Nama Sambungan
baut/Sambungan n Baut
1 Kolom-kolom
Kolom-kolom (KS) Las 10 -
Kolom-kolom (KG) 4 24 96
2 Kolom SPRMK - Balok Gravitasi
KS - BI4 6 3 18
KS - BI6 6 8 48
KS - BI10 12 4 48
KS - BI12 30 36 1080

121
Jumlah Sambunga Jumlah
No Nama Sambungan
baut/Sambungan n Baut
3 Kolom SRPMK- Balok SPRMK
KS - BE4 12 8 96
KS - BE6 12 60 720
KS - BE10 24 28 672
KS - BE12 24 14 336
4 Kolom Gravitasi-Balok Gravitasi
KG - BI4 6 21 126
KG - BI6 6 6 36
KG - BI8 12 55 660
KG - BI10 12 46 552
KG - BI12 30 68 2040
5 Balok Gravitasi - Balok SPRMK
BI3 - BE4 6 14 84
BI3 - BE8 6 72 432
BI3 - BE10 6 42 252
6 Balok Gravitasi - Balok Gravitasi
BI3 - BI4 6 60 360
BI3 - BI8 6 368 2208
BI3 - BI10 6 342 2052
Rangka Atap Dalam Rangka Atap
7 Las Las
Luar
Rangka Atap Antara - Rangka
8 Las Las
Atap Luar
9 Kolom - Baseplate Baut Baut Baut
KS 4 29 116
KG 4 42 168
KGRA 4 18 72
Total Baut (buah) 12272

Contoh perhitungan untuk sambungan KG-BI4:


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑢𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡 = 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑆𝑎𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡 𝐾𝐺 − 𝐵𝐼4 = 6𝑥 21 = 126 𝑏𝑢𝑎ℎ
Kuantifikasi las untuk sambungan kolom KS-KS
Tabel III. 45 Kuantifikasi Panjang Pengelasan kolom KS-KS
Jumlah Sambungan Las Panjang Total Las
(cm) Las (cm) (cm)
20 80 1600

Untuk menyambungkan suatu elemen dengan elemenn berikutnya dengan


baut membutuhkan pelat simpul, serta untuk menyambungkan kolom ke pile
cap membutuhkan kolom pedestal. Berikut kuantifikasi dan detail
ukurannya:

122
Tabel III. 46 Kuantifikasi Pelat Buhul
Jumlah Pelat Ukuran Pelat Buhul
No Nama Sambungan Sambungan
Buhul p x l x t (mm)
1 Kolom-kolom
Kolom-kolom (KS) 10 Las 800
Kolom-kolom (KG) 24 48 692 x 82 x 10
2 Kolom SPRMK - Balok Gravitasi
KS - BI4 3 6 300 x 82 x 5
KS - BI6 8 16 428 x 82 x 5
KS - BI10 4 8 428 x 82 x 5
KS - BI12 36 72 788 x 82 x 10
3 Kolom SRPMK- Balok SPRMK
KS - BE4 8 16 680 x 241 x 25
KS - BE6 60 120 630 x 241 x 25
KS - BE10 28 56 1044 x 241 x 25
KS - BE12 14 28 1044 x 241 x 25
4 Kolom Gravitasi-Balok Gravitasi
KG - BI4 21 42 300 x 82 x 5
KG - BI6 6 12 428 x 82 x 5
KG - BI8 55 110 522 x 82 x 5
KG - BI10 46 92 428 x 82 x 5
KG - BI12 68 136 788 x 82 x 6
5 Balok Gravitasi - Balok SPRMK
BI3 - BE4 14 28 120 x 62 x 5
BI3 - BE8 72 144 120 x 62 x 5
BI3 - BE10 42 84 120 x 62 x 5
6 Balok Gravitasi - Balok Gravitasi
BI3 - BI4 60 120 120 x 62 x 5
BI3 - BI8 368 736 120 x 62 x 5
BI3 - BI10 342 684 120 x 62 x 5
Rangka Atap Dalam Rangka
7 Atap Luar Las
Rangka Atap Antara - Rangka
8 Atap Luar Las
9 Kolom - Baseplate Baut Baut Baut
KS 29 58 300 x 500 x 14
KG 42 84 400 x900 x 18
KGRA 18 36 400 x 900 x 18
10 Kolom Pedestal
KS 29 600 x 1200 x 200
KG 42 600 x 1200 x 200
KGRA 18 400 x 800 x 200

123
Berikut adalah hasil kuantifikasi pekerjaan las pada rangka Atap

Gambar III. 117 Penampang Melintang Elemen Batang Rangka Atap


Baja

Data:
Tipe pipa rangka atap luar = Pipe 12XS
Diameter pipa rangka atap luar (RAL) = 12,13 cm
Keliling pipa rangka atap luar = 38,1 cm
Tipe pipa rangka atap dalam = Pipe 10STD
Diameter pipa rangka atap dalam (RAD) = 9,55 cm
Keliling pipa rangka atap luar = 30 cm
Tipe pipa rangka atap penghubung = Pipe 5 STD
Diameter pipa rangka atap penghubung(RAA) = 5,75 cm
Keliling pipa rangka atap penghubung = 18,08 cm

9,55 cm 5,75 cm

12,13 cm 12,13 cm

Gambar III. 118 Potongan Sambungan Rangka Atap Baja

124
Gambar III. 119 3D Masing-masing Tipe Pipa Baja
Menghitung Keliling Las Antar Modul:
Keliling Las Modul = Keliling Pipa Luar x Jumlah Pipa Luar + Keliling
Pipa Dalam x Jumlah Pipa Dalam
Keliling Las Modul 1-2 = 38,1 cm x 3 + 30 cm x 7
= 324,3 cm

Menghitung Total Panjang Las 19 Portal:


Total Panjang Las = Keliling Las 1 sambungan Modul x (Jumlah
Modul Setiap Portal – 1) x Jumlah Portal
Total Panjang Las = 324,3 cm x (10– 1) x 19
= 55453,5 cm
Berikut hasil kuantifikasi:
Tabel III. 47 Kuantififikasi Panjang Las Rangka Atap Luar dan Dalam
Rangka 1 – 19
Keliling Pipa Keliling Pipa Jumlah Pipa Jumlah Pipa Keliling
luar (cm) Dalam (cm) Luar Dalam Las

Modul 1-2 38.1 30 3 7 324.3


Modul 2-3 38.1 30 3 7 324.3
Modul 3-4 38.1 30 3 7 324.3
Modul 4-5 38.1 30 3 7 324.3
Modul 5-6 38.1 30 3 7 324.3
Modul 6-7 38.1 30 3 7 324.3
Modul 7-8 38.1 30 3 7 324.3
Modul 8-9 38.1 30 3 7 324.3
Modul 9-10 38.1 30 3 7 324.3
Total 19 Portal 55455.3

125
Menghitung Keliling Rangka Penghubung:
Keliling Las Rangka Penghubung = Keliling Pipa Penghubung x
Jumlah Titik Hubung
Keliling Las Modul 1-2 =18 cm x 486
= 8779,18 cm

Tabel III. 48 Kuantifikasi Panjang Las Rangka Atap Penghubung


Pipa Baja Penghubung
Jumlah Titik
Diameter Pipa Keliling Pipa luar Total Las (cm)
Hubung
5.75 18.064158 486 8779.1807

4. Pekerjaan Pelat Lantai


Pekerjaan pelat merupakan salah satu pekerjaan yang luasan yang masif.
Sehingga dalam mengoptimasi pekerjaanya dilakukan penzonasian agar
dapat dengan mudah mengoptimasi durasi pekerjaan sekaligus kuantitas
pekerjaannya. Berikut adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan pelat
lantai II, III, IV.

Tabel III. 49 Kuantitas Pekerjaan Pelat Lantai


Metal
Luas Tebal Volume Wiremesh
Lantai Ke Deck
(m2) (m) Cor (m3) (m2)
(m2)
Underpass 567 0.30 170.00 1134 -
II 5.319.72 0.12 638.37 5.319.00 5.1319.00
III 2.768.00 0.12 332.16 2.768.00 2.768.00
IV 960.00 0.12 115.20 960.00 960.00

126
Berikut adalah rincian pembagian zonasi setiap lantai beserta
kuantifikasinya:

Gambar III. 120 Zonasi Lantai 2

Tabel III. 50 Kuantifikasi Volume Pengecoran Setiap Zonasi Lantai II


Pekerjaan Pengecoran
Volume
Luas
Zona Tebal (m) Cor
(m2)
(m3)
1A 485.24 0.120 58.23
1B 485.24 0.120 58.23
2A 485.24 0.120 58.23
2B 384.00 0.120 46.08
3 720.00 0.120 86.40
4A 480.00 0.120 57.60
4B 480.00 0.120 57.60
5A 480.00 0.120 57.60
5B 480.00 0.120 57.60
6A 480.00 0.120 57.60
6B 360.00 0.120 43.20
Total Volume 638.37

127
Gambar III. 121 Zonasi Lantai III

Tabel III. 51 Kuantifikasi Volume Pengecoran Setiap Zonasi Lantai III


Pekerjaan Pengecoran
Volume
Luas
Zona Tebal (m) Cor
(m2)
(m3)
1A 464.00 0.120 55.68
1B 384.00 0.120 46.08
2 720.00 0.120 86.40
3A 480.00 0.120 57.60
3B 360.00 0.120 43.20
4 360.00 0.120 43.20
Total Volume 332.16

Gambar III. 122 Zonasi Lantai IV

Tabel III. 52 Kuantifikasi Volume Pengecoran Setiap Zonasi Lantai III


Pekerjaan Pengecoran
Volume
Luas
Zona Tebal (m) Cor
(m2)
(m3)
1A 480.00 0.120 57.60
1B 480.00 0.120 57.60
Total Volume 115.20

128
Tabel III. 53 Kuantifikasi Pekerjaan Pengecoran Underpass
Pekerjaan Pengecoran
Zona Luas (m2) Tebal (m) Volume Cor (m3)

1A 283.50 0.300 85.05


1B 283.50 0.300 85.05
Total Volume 170.10

Tabel III. 54 Kuantifikasi Pekerjaan Bekisting Pelat Underpass


Pekerjaan Bekisting
Zona Tebal (m) Keliling (m) Luas (m2)

1 0.30 96.000 28.800


Total Luas 28.80

Tabel III. 55 Kuantifikasi Kebutuhan Urugan Pelat Underpass


Pekerjaan Pengurugan

Zona Luas (m2) Tebal (m) Volume Cor (m3)

1A 283.50 0.100 28.35


1B 283.50 0.100 28.35

Total Volume 56.70

Contoh perhitungan kebutuhan pengecoran pelat untuk zona 1 A lantai III:

L1 = 8 m

P2 = 24 m
P1 = 48 m

L2 = 4 m

Gambar III. 123 Denah Pelat Zona 1 A

129
P1 : 48 m
L1 : 8m
P2 : 24 m
L2 : 4m
Tebal : 0,12 m
Luas (Pelat, Metal Deck, Wiremesh) : P1 x L1 + P2 x L2
: 48 m x 8 m + 24 m x 4 m
= 464 m2
Volume cor : Luas Pelat x tebal
: 464 m2 x 0,12 m = 58,23 m3

130
III.8.4 Pekerjaan Water System
1. Drainase
Berikut adalah denah aliran drainase atap yang di desain pada stasiun
Intermoda Joyoboyo.

Gambar III. 124 Denah Drainase

Tabel III. 56 Kuantifikasi Saluran Drainase

Panjang
Nama S
No Saluran h pakai b pakai V
Drainase pakai
(L)
m m m m/s
1 L1 72.06 0.80% 0.91
2 L2 67.13 0.50 0.30 0.80% 1.25
3 L3 59.73 0.80% 1.31
4 R1 60.42 0.76% 1.99
5 R2 75.42 0.70 0.50 0.76% 2.01
6 R3 72.33 0.76% 2.01
7 C 15.00 0.8 0.6 0.5%

Dari tabel diatas di dapatkan kebutuhan saluran pada saluran di bagian kiri
bangunan adalah 199 m dengan lebar 0.3 m dan tinggi 0.5 m. Untuk bagian
kanan di dapatkan kebutuhan total saluran drainase 209 m dengan lebar
saluran 0.5 m dan tinggi saluran 0.7 m.

131
Gambar III. 125 Penampang Melintang Saluran Drainase L dan R

Gambar III. 126 Penampang Melintang Drainase Kolektor


a. Menghitung Volume Galian
Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan drainase precast, perlu dilakukan
pekerjaan penggalian. Penggalian perlu menambahkan lebar sisa 10 cm
untuk masing-masing sisi. Lebar sisa ini digunakan untuk mengeluarkan tali
tambang yang digunakan untuk mengangkat u-ditch.
Contoh perhitungan untuk volume galian drainase bagian kiri bangunan:
Data:
h drainase kiri = 0.5 m
b drainase kiri = 0.3 m
tebal urug = 0.05 m
b sisa (lebar sisa) = 0.2 m

132
Contoh perhitungan untuk volume galian drainase bagian kiri bangunan:
ℎ 𝑔𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 = ℎ 𝑑𝑟𝑎𝑖𝑛𝑎𝑠𝑒 + 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑢𝑟𝑢𝑔
𝑏 𝑔𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 = 𝑏 𝑑𝑟𝑎𝑖𝑛𝑎𝑠𝑒 + 𝑏 𝑠𝑖𝑠𝑎
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 = ℎ 𝑔𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑥 𝑏 𝑔𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛
ℎ 𝑔𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 = 0.5 𝑚 + 0.05 𝑚 = 0.55 𝑚
𝑏 𝑔𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 = 0.3 + 0.2 𝑚 = 0.5 𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 = 0.55 𝑚 𝑥 0.5 𝑚 𝑥 199 𝑚 = 54,706 𝑚3
Berikut adalah rekapitulasi dari perhitungan volume galian.

Tabel III. 57 Kuantifikasi Galian Drainase


Panjang Galian Volume
Bagian b galian (m) h galian (m)
(m) Galian (m3)
Kiri 0.5 0.55 198.93 54.706
Kanan 0.7 0.75 208.18 109.298
Kolektor 0.8 0.85 15.00 10.200
Total Galian (m3) 174.205

b. Menghitung Volume Urugan


Setelah dilakukan pekerjaan galian maka dilakukan pekerjaan penimbunan
pasir urug setebal 5 cm atau 0.05 m.
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑈𝑟𝑢𝑔 = ℎ 𝑢𝑟𝑢𝑔 𝑥 𝑏 𝑢𝑟𝑢𝑔 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛
Contoh perhitungan galian untuk saluran sebelah kiri bangunan adalah
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑈𝑟𝑢𝑔 = 0.05 𝑚 𝑥 0.5 𝑚 𝑥 199 𝑚 = 54,706 𝑚3
Berikut adalah rekapitulasi dari perhitungan volume galian.
Tabel III. 58 Kuantifikasi Urugan Drainase
Panjang Urug Volume Urug
Bagian b urug (m) h urug (m)
(m) (m3)
Kiri 0.5 0.05 198.931 4.973
Kanan 0.7 0.05 208.187 7.287
Kolektor 0.8 0.05 15.000 0.600
Total Urug (m3) 12.860

c. Menghitung Panjang Pemesanan Drainase Precast


Panjang Drainase Kiri Bangunan = L1 + L2 + L3
= 72,06 m + 67,13 m + 59,73 m

133
= 198,93 m
Tipe Drainase : U – Ditch Precast (0,3 x 0,5 x 1,2)

Panjang Drainase Kanan Bangunan = R1 + R2 + R3


= 60,42 m + 75,42 m + 72,33 m
= 208,19 m

Tipe Drainase : U – Ditch Precast (0,5 x 0,7 x 1,2)


Panjang Drainase Kolektor = 15 m
Tipe Drainase : Box Culvert (0,6 x 0,8 x 1,2)

2. Pekerjaan Rainwater Haversting


Pekerjaan Rainwater Haversting ini terdiri 3 kelompok pekerjaan yaitu
instalasi tangki, pemasangan talang dan pipa leader.
 Instalasi Tangki Air
Jumlah tangki :2
Kapasitas Tangki 1 : 30000 ltr
Kapasitas Tangki 2 : 35000 ltr

 Pemasangan Talang
Talang atap menjadi sangat penting karena merupakan komponen
pertama dalam sistem rainwater harvesting, dimana air hujan yang
jatuh pada atap gedung, langsung ditangkap oleh talang.Talang di
desain berbentuk ½ lingkarang dengan diameter 25 cm.

Gambar III. 127 Penampang Melintang Talang

134
 Pemasangan Pipa Leader
Air dari talang akan di salurkan ke pipa leader untuk di bawa ke
dalam saluran pembawa.

Gambar III. 128 Penampang Melintang Pipa Leader


Tabel III. 59 Perhitungan Panjang Saluran Talang dan Leader

Panjang Saluran Tinggi


No Nama Saluran Dimensi Gutter Dimensi Leader
Talang Leader

m mm mm m
1 AL1 55.55 250 200 13
2 AL2 55.55 250 200 13
3 AR1 55.55 250 200 13
4 AR2 55.55 250 200 13
Panjang Pipa Vertikal Total (m) 52
Panjang Talang Setengah Lingkaran Total (m) 222.2

 Pemasangan Pipa Pembawa


Berikut adalah bentuk desain dari pipa pembawa:

Gambar III. 129 Potongan Pipa Pembawa


Hasil kuantifikasi pipa pembawa adalah sebagai berikut:
Tabel III. 60 Kuantifikasi Panjang Pipa Pembawa
Panjang
Nama Dimensi
No Saluran
Drainase Pipa
(L)
mm m
1 PL1 250 96.86
2 PL2 250 97.35
3 PR1 250 49.49
4 PR2 250 148.31
Panjang Pipa Pembawa (m) 392.01

135
III.8.5 Pekerjaan Perkerasan Parkir
a) Pekerjaan Perkerasan
Pada pekerjaan perkerasan parkir terdapat beberapa item yang di
kuantifikasi yaitu volume pengecoran, pembekistingan dan berat baja
tulangan. Berikut adalah gambar potongan dari segmen perkerasan parkir.

Gambar III. 130 Potongan Melintang Perkerasan

Gambar III. 131 Potongan Memanjang Perkerasan


Keterangan gambar diatas:

a) Pembekistingan Pavement
Pada pekerjaan pelat pavement di lakukan dengan membagi menjadi 14
zonasi. Hal ini untuk mengefisienkan sumber daya yang ada. Bekisting kayu
terbuat dari kayu meranti, dan penggunaannya 2 kali pakai. Pada gambar
III.132 Warna yang sama pada pembagian zona menunjukan ukuran yang
sama dan penggunaan bekisting berulang.

136
Gambar III. 132 Pembagian Zonasi Pekerjaan Pelat Pavement

Berikut hasil dari perhitungan kuantifikasi pekerjaan bekisting pelat


pavement di tunjukan pada tabel berikut:
Tabel III. 61 Perhitungan Pembekistingan Pavement
Pekerjaan Pembekistingan Pelat Pavement

Zona Keliling (m) Tinggi (m) Luas Bekisting (m2)

1.00 102.000 0.165 16.830


2.00 80.000 0.165 13.200
3.00
73.000 0.165 12.045
4.00
5.00
51.000 0.165 8.415
6.00
7.00
73.000 0.165 12.045
8.00
9.00
51.000 0.165 8.415
10.00
11.00
73.000 0.165 12.045
12.00
13.00
51.000 0.165 8.415
14.00
Total Luas 91.41

137
Gambar III. 133 Perkerasan Zona 1 dan 2
Conntoh Perhitungan:
Panjang : 29 m
Lebar : 22 m
Tebal : 0,165 m
Keliling bekisting zona 1 (hijau): 2 Panjang + 2 lebar
: 2 x 29 m + 2 x 22 m = 102 m
Luas bekisting zona 1 : Keliling x tebal
: 102 m x 0,165 m = 16,83 m2
Keliling bekisting zona 2 (kuning): 2 Panjang + lebar
: 2 x 29 m + 22 m = 80 m
Luas bekisting zona 2 : Keliling x tebal
: 80 m x 0,165 m = 12,2 m2

b) Pengecoran Pavement
Pekerjaan pengecoran pelat pavement ini juga dibagi menjadi 14 zonasi
serupa halnya dengan pekerjaan pembekistingan. Pada pekerjaan ini asumsi
yang digunakan adalah bahwa pengecoran 1 zona lantai dapat dikerjakan
dalam 1 hari kerja yaitu selama 8 jam, volume 1 dump truck di asumsikan
dapat membawa 7 m3 beton, dan proses menghampar dan memadatkannya
dapat dilakukan selama 1 jam untuk 1 dump truck. Sehingga selama 1 hari
dapat di kerjakan 56 m3 beton. Luas total lantai yang akan dikerjakan adalah
4416 m2 dan tebal pavement 165 mm, sehingga volume pengecorannya
adalah 1361,58 m3. Jika 1 hari dapat mengerjakan 1 zona dengan volume 56
m3, maka untuk mengecor 1361,58 m3 membutuhkan waktu selama 14 hari
(14 zona).

138
Tabel III. 62 Perhitungan Pengecoran Pavement
Pekerjaan Pengecoran

Zona Luas (m2) Tebal (m) Volume Cor (m3) Luas Plastik (m2)

1.00 638.00 0.165 105.27 638.00


2.00 638.00 0.165 105.27 638.00
3.00 638.00 0.165 105.27 638.00
4.00 478.00 0.165 78.87 478.00
5.00 638.00 0.165 105.27 638.00
6.00 478.00 0.165 78.87 478.00
7.00 638.00 0.165 105.27 638.00
8.00 638.00 0.165 105.27 638.00
9.00 638.00 0.165 105.27 638.00
10.00 638.00 0.165 105.27 638.00
11.00 638.00 0.165 105.27 638.00
12.00 458.00 0.165 75.57 458.00
13.00 638.00 0.165 105.27 638.00
14.00 458.00 0.165 75.57 458.00
Total Volume 1.361.58 8.252.00
Contoh perhitungan volume pengecoran zona 1:

Tabel III. 63 Perkerasan Zona 1


Panjang : 29 m
Lebar : 22 m
Tebal : 0,165 m
Volume pengecoran : Panjang x Lebar x Tebal
Volume Pengecoran : 29 m x 22 m x 0,165 m = 105,7 m3
Luas Plastik Mikron :pxl
Luas Plastik mikron : 29 m x 22 m = 638 m2

139
c) Penulangan Pavement
Pada pekerjaan pelat pavement terdapat pekerjaan pembesian yang terdapat
pada bagian sambungan. Terdapat 3 jenis tulangan yang akan di pasang
pada pekerjaan penulangan yaitu tulangan dowel dengan tulangan polos
diameter 28 mm, tulangan pengikat dengan tulangan ulir diameter 16 mm,
serta tulangan tie bar dan sengkangnya dipasang tulangan polos berdiameter
10 mm.

Gambar III. 134 Ilustrasi Tulangan Pavement 1 Segmen


Berikut adalah contoh perhitungan dari kebutuhan tulangan pavement:
Diketahui:
Bentuk segmen tipikal dengan ukuran 5 x 7 untuk 1 lantai dasar
Panjang pelat = 154 m
Lebar pelat = 58 m
Lebar segmen pelat =5m
Panjang segmen pelat =7m
Panjang tulangan dowel (φ28) = 45 cm
Jarak antar tulangan dowel = 30 cm
Tulangan pengikat (D16) = 70 cm
Jarak antar tulangan pengikat = 75 cm
Masa jenis tulangan = 7850 kg/m3

140
Menghitung berat tulangan:
Tulangan Dowel:
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑤𝑒𝑙 = ( )𝑥
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑑𝑜𝑤𝑒𝑙
58 154
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑤𝑒𝑙 = 𝑥( ) = 6160 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔
5 0.3
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑤𝑒𝑙 = 6160 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑥 0,45 𝑚 = 2772 𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑤𝑒𝑙 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝜋
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑤𝑒𝑙 = (28)2 𝑥 10−6 𝑥 2772 = 1,707 𝑚3
4
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑤𝑒𝑙 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑘𝑔
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 1,707 𝑚3 𝑥 7850 = 13398,9 𝑘𝑔
𝑚3
Tulangan Pengikat:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑎𝑡
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
= 𝑥( + 1)
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
154 58
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑎𝑡 = 𝑥( + 1) = 1702 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔
7 0,75
Setiap tulangan dowel dan pengikat di tumpu oleh 2 jenis tulangan
sengkang, yaitu sengkang horizontal dan vertikal.

Gambar III. 135 Detail Sambungan Melintang

141
Gambar III. 136 Detail Sambungan Memanjang
Contoh perhitungan jumlah sengkang dowel horizontal,

𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑜𝑤𝑒𝑙 = 𝑥 4 = 12 𝑥 4
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑔𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
= 48 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔
Panjang sengkang dowel horizontal adalah sama dengan lebar pelat yaitu 58
m. Untuk jumlah tulangan sengkang dowel vertikal jumlahnya akan sama
dengan jumlah tulangan dowel. Berdasarkan gambar detail sambungan
melintang maka panjang sengkang vertikal utnuk dowel di butuhkan adalah:
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑉𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 𝐷𝑜𝑤𝑒𝑙 = 2 𝑥 0,105 𝑚 + 0,37 𝑚
= 0.58 𝑚
Untuk perhitungan berat tulangan lainnya dihitung dengan langkah yang
sama dengan tulangan dowel. Hasil dari perhitungan kebutuhan total
tulangan yang diperlukan pada pekerjaan pelat pavement akan ditampilkan
pada tabel berikut:
Tabel III. 64 Perhitungan Kebutuhan Tulangan Pavement
Pekerjaan Penulangan
Diameter Volume Berat
Panjang Panjang
Jenis Tulangan Jumlah Tulangan Tulangan Tulangan
(m) Total (m)
(m) (m3) (kg)
Tulangan Dowel 6.160.00 0.45 2.772.00 0.028 1.707 13398.890
Tulangan Pengikat 1.702.00 0.70 1.191.40 0.016 0.240 1880.430
Sengkang Vertikal dowel 6.160.00 0.58 3.572.80 0.016 0.718 5639.079
Sengkang Vertikal Pengikat 1.702.00 0.83 1.412.66 0.016 0.284 2229.652
Sengkang Horizontal Dowel 48.00 154.00 7.392.00 0.016 1.486 11667.061
Sengkang Horizontal Pengikat 88.00 58.00 5.104.00 0.016 1.026 8055.828
Total Kebutuhan Tulangan (kg) 42870.940

142
d) Pekerjaan Lapis Pondasi Perkerasan
Sebelum melaksanakan pekerjaan perkerasan parkir, perlu dilapisi dengan
lapis pondasi yaitu menggunakan beton kurus. Pembagian zonasi
pembekistingan dan pengecoran sama dengan pekerjaan perkerasan beton.
Berikut hasil kuantifikasi dari pekerjaan lapis pondasi pekerasan parkir
stasiun Intermoda Joyoboyo.
Tabel III. 65 Kuantifikasi Pekerjaan Pengecoran Lapis Pondasi
Pekerjaan Pengecoran
Volume Cor Luas Plastik
Zona Luas (m2) Tebal (m)
(m3) (m2)
1.00 315.43 0.125 39.43 315.43
2.00 315.43 0.125 39.43 315.43
3.00 315.43 0.125 39.43 315.43
4.00 315.43 0.125 39.43 315.43
5.00 315.43 0.125 39.43 315.43
6.00 315.43 0.125 39.43 315.43
7.00 315.43 0.125 39.43 315.43
8.00 315.43 0.125 39.43 315.43
9.00 315.43 0.125 39.43 315.43
10.00 315.43 0.125 39.43 315.43
11.00 315.43 0.125 39.43 315.43
12.00 315.43 0.125 39.43 315.43
13.00 315.43 0.125 39.43 315.43
14.00 315.43 0.125 39.43 315.43
Total Volume 552.00 4.416.00

Tabel III. 66 Tabel Kuantifikasi Pekerjaan Pembekistingan Lapis


Pondasi
Pekerjaan Pembekistingan Pelat Pavement
Keliling Tinggi
Zona Luas Bekisting (m2)
(m) (m)
1.00 102.000 0.125 12.750
2.00 80.000 0.125 10.000
3.00
73.000 0.125 9.125
4.00
5.00
51.000 0.125 6.375
6.00
7.00
73.000 0.125 9.125
8.00

143
Pekerjaan Pembekistingan Pelat Pavement
Keliling Tinggi
Zona Luas Bekisting (m2)
(m) (m)
9.00
51.000 0.125 6.375
10.00
11.00
73.000 0.125 9.125
12.00
13.00
51.000 0.125 6.375
14.00
Total Volume 69.25

144
BAB IV
PERENCANAAN PENJADWALAN

Dalam bab pengolahan data ini akan dijabarkan bagaimana proses perhitungan
durasi serta penjadwalan pekerjaan persiapan, tanah dan pondasi, konstruksi
struktur Stasiun Intermoda Joyoboyo yang penjabarannya dapat dilihat pada WBS
yang ada di bab III Metode Pelaksanaan Konstruksi. Metode yang digunakan
adalah Bar Chart dan PDM. Bar Chart digunakan untuk menunjukkan durasi,
kegiatan dan urutan kegiatan pada proyek. Pada metode Network Planing dipilih
PDM (AON) karena lebih mudah dipahami dan dapat menunjukkan hubungan
antar kegiatan dengan jelas dibandingkan dengan CPM.

Proses perhitungan durasi ditentukan berdasarkan metode pelaksanaan konstruksi


yang telah dirancang sebelumnya dimulai dengan penjabaran tahapan konstruksi
dari masing-masing pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui detail-detail
pekerjaan yang akan dilakukan agar seluruh pekerjaan konstruksi dapat
diselesaikan dengan baik. Selanjutnya dihitung durasi dari setiap unit pekerjaan
tersebut sehingga penjadwalan dari keseluruhan pekerjaan konstruksi stasiun
Intermoda Joyoboyo dapat ditentukan dengan asumsi-asumsi yang digunakan
dalam melakukan penjadwalan adalah sebagai berikut:
a) Penjadwalan sesuai dengan waktu kalendar, untuk hari minggu tidak libur.

b) Waktu kerja : Senin-Minggu pukul 08.00-12.00, 13.00-17.00

c) Perhitungan produktivitas tenaga kerja menggunakan Metode Resource


Enumeration dan unit price.

Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan menentukan pekerjaan apa saja
yang akan dilakukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Penentuan paket
pekerjaan ini dilakukan dengan metode WBS. Paket pekerjaan disesuaikan dengan
pay item yang akan dibayarkan oleh owner. Setelah didapat paket pekerjaan, maka

145
ditentukan urutan dan hubungan antar pekerjaan tersebut sebagai acuan dalam
pembuatan PDM. Lalu dilakukan perhitungan produktivitas tim kerja untuk
mendapatkan durasi pekerjaan. Durasi pekerjaan didapatkan dengan membagi
volume pekerjaan dengan produktivitas tim kerja. Data durasi dan tenagakerja
diinput kedalam software microsoft project untuk membuat bar chart dan PDM.

IV.1 Penentuan Paket Pekerjaan


Untuk keperluan penjadwalan konstruksi stasiun Intermoda Joyoboyo,dilakukan
pengelompokan paket pekerjaan. Paket pekerjaan disusun berdasarkan work
breakdown structure yang telah disusun. Berikut adalah paket pekerjaan dalam
proses konstruksi :
Tabel IV. 1 Paket Pekerjaan

Pekerjaan Sub pekerjaan


Pembersihan Lahan
Mobilisasi dan Demobilisasi
Pemagaran
Persiapan

Pematokan
Fasilitas Sementara
Dinding Bored Pile
Dewatering
Galian Underpass
Pengangkuran
Tiang Bor Zona 1
Pile cap dan Tie Beam Zona 1
Struktur Bawah
Pelat Underpas
Pelat Underpass
Kolom Underpass
Balok Underpass
Tiang Bor Zona 2
Pile cap dan Tie Beam Zona 2
Lapis Pondasi
Perkerasan Parkir
Perkerasan Parkir
Struktur Atas
Pelat
Lantai 2 Balok
Kolom
Pelat
Lantai 3 Balok
Kolom

146
Pekerjaan Sub pekerjaan
Pelat
Lantai 4 Balok
Kolom
Rangka Atap Baja
Water System Drainase
Rainwater Haversting

IV.2 Logika Ketergantungan


Tahapan perencanaan penjadwalan yang dilakukan mencakup pekerjaan
persiapan, struktur bawah dan atas, pekerjaan perkerasan parkir dan pekerjaan
water system. Sebelum mulai merencanakan PDM, terlebih dahulu harus
membuat logic sequence (logika ketergantungan) untuk mengetahui hubungan
antar pekerjaan satu dengan yang lainnya. Berikut adalah hasil logika
ketergantungan yang disusun yang pada pekerjaan proyek Stasiun Intermoda
Joyoboyo.

Dinding
Bored Pile

Gambar IV. 1 Logika Ketergantungan Antar Pekerjaan

147
Penentuan konstrain dijelaskan sebagai berikut :
1. Mobilisasi alat mulai dilakukan ketika bersamaan dengan pekerjaan
pembersihan lahan.
2. Setelah pembersihan lahan selesai, dilakukan pekerjaan pemagaran.
3. Setelah pekerjaan pemagaran selesai dilakukan pekerjaan pematokan.
4. Setelah pekerjaan pemagaran selesai dilakukan pekerjaan pembuatan
fasilitas sementara.
5. Setelah pekerjaan fasilitas sementara selesai, dilakukan pembuatan dinding
bored pile.
6. Pekerjaan galian bisa di mulai setelah pekerjaan dinding bored pile selesai.
Pekerjaan galian dimulai setelah pekerjaan dewatering telah dimulai.
Dewatering dilakukan selama pekerjaan galian.
7. Pekerjaan pondasi, pile cap dan beamzona 1 dapat di mulai setelah
pekerjaan galian selesai.
8. Setelah pekerjaan no 7 selesai, dilanjutkan pekerjaan pondasi, pile cap dan
tie beam zona 2 dan pekerjaan pelat lantai, balok dan kolom underpass.
9. Setelah pekerjaan no 8 selesai, dilanjutkan pekerjaan lapis pondasi dan
perkerasan parkir.
10. Pekerjaan Kolom dan Balok lantai 2 di mulai setelah perkerasan parkir
selesai. Pekerjaan pelat di lantai 2 dilaksanakan setelah balok dan kolom
lantai 2 dimulai beberapa hari atau minimal telah menyesaikan 1 zona pelat
lantai 2.
11. Pekerjaan balok dan kolom lantai 3 dikerjakan setelah pengecoran pelat
lantai 2 zona 4 selesai. Pekerjaan pelat di lantai 3 dilaksanakan setelah balok
dan kolom lantai 3 dimulai beberapa hari atau minimal telah menyesaikan 1
zona pelat lantai 3.
12. Pekerjaan Balok dan Kolom Lantai 4 di mulai setelah pekerjaan pelat lantai
3 selesai.
13. Pekerjaan pelat lantai 4 di mulai setelah pekerjaan balok dan kolom lantai 4
selesai.

148
14. Pekerjaan rangka atap baja di mulai setelah pengecoran pelat lantai 4
selesai.
15. Pekerjaan drainase dimulai setelah pekerjaan rangka atap selesai.
16. Pekerjaan rainwater haversting dimulai setelah pekerjaan drainase selesai.

Logika ketergantungan di atas di tentukan dengan memperhatikan metoda


pelaksanaan konstruksi yang sudah di rencanakan pada bab III. Logika
ketergantungan ini haruslah di rancang dengan baik agar dapat menghasilkan
penjadwalan yang efektif dari segi durasi dan pengalokasian tenaga kerja di
lapangan.

IV.3 Penentuan Produktivitas


a) Produktivitas Alat Berat
Produktivitas dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Produktivitas dengan alat berat adalah kemampuan alat berat untuk bekerja
dalam satu satuan waktu kerja. Perhitungan produktivitas alat berguna untuk
menghitung koefisen produktivitas sehingga akan di dapatkan jumlah berapa
alat berat yang perlu disediakan di lapangan.
b) Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja adalah kemampuan 1 tim kerja dalam satu satuan
waktu kerja. Adapun produktivitas tenaga kerja ditentukan berdasarkan
analisis harga satuan yang digunakan sebagai referensi antara lain SNI
Analisa Harga Satuan, HSPK Surabaya 2016, Lampiran Permen PUPR
2016, Analisis Harga Satuan Bina Marga, dan Analisis Harga Satuan
Banyumas, dan untuk pekerjaan yang tidak standar maka penulis
memperkirakan sendiri berapa produktivitas tenaga kerjanya.

IV.3.1 Produktivitas Tenaga Kerja


Produktivitas tenaga kerja digunakan untuk pekerjaan yang dilakukan secara
manual dan tidak menggunakan alat berat seperti pada pekerjaan persiapan dan
pekerjaan fabrikasi.

149
Indeks Tenaga Kerja (OH) didapat dari hasil produksi suatu kelompok kerja untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.

Berikut adalah contoh perhitungan tenaga kerja (manual) yaitu pekerjaaan


pemasangan pagar. Perhitungan produktivitas pada pekerjaan pemasangan pagar
dilakukan dengan mengambil nilai koefisien produktivitas tenaga kerja dariHarga
Satuan Pekerjaan Konstruksi untuk pemasangan pagar. Volume pekerjaan pagar
adalah 460 m. Pada pemasangan ini penulis mengasumsikan bahwa pekerjaan ini
dapat dikerjakan dalam 10 hari, sehingga di dapat jumlah perkerja 30 orang (1
mandor, 19 pekerja, 10 orang tukang), angka tersebut di dapat dengan cara
sebagai berikut.

Diketahu dari Harga Satuan Pekerjaan Konstruksi untuk daerah Surabaya:


Indeks Pekerja = 0.4
Indeks Tukang = 0.2
Indeks Mandor = 0.02
Maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Jumlah Tenaga Kerja: Indeks x volume pekerjaan / durasi
Jumlah pekerja : 0.4 x 460 / 10 ≈ 19
Jumlah tukang : 0.2 x 460 / 10 ≈ 10
Jumlah mandor : 0.02 x 460 / 10 ≈ 1
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑚 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 =
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖
460 𝑚
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑚 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 = = 46 𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
10 hari

IV.3.2 Produktivitas Alat


1) Pekerjaan Pembersihan Lahan
Dalam pekerjaan ini dibutuhkan peralatan berupa:
Dozer Ringan untuk mengupas lapisan tanah atas.
Dump Truck dengan kapasitas 5 m3.

150
Pada pekerjaan pembersihan lahan digunakan alat berat berupa Komatsu
Crawler Dozer D65E-12. Diasumsikan dozer akan mengupas tanah loose
common earth dengan efisiensi kerja 50 menit/jam dan berjarak 65 m.
Berikut adalah spesifikasi alat berat yang digunakan:

Gambar IV. 2 Komatsu Crawler Dozer D65E-12


(Sumber: http://www.komatsu.com/ce/products/pdfs/D65E_P-
12_HESS143108.pdf)

Gambar IV. 3 Spesifikasi Komatsu Crawler Dozer D65E-12


(Sumber: http://www.komatsu.com/ce/products/pdfs/D65E_P-
12_HESS143108.pdf)
Tabel IV. 2 Kecepatan Komatsu Crawler Dozer D65E - 12

(Sumber: http://www.komatsu.com/ce/products/pdfs/D65E_P-
12_HESS143108.pdf)

151
Tabel IV. 3 Typical Fix Dozer Cycle Times

(Sumber: Nunnaly, S. W. 2007. Construction Methods and Management)


Tabel IV. 4 Kecepatan Dozer

(Sumber: Nunnaly, S. W. 2007. Construction Methods and Management)


Berdasarkan data di dapat ditentukan solusi sebagai berikut:
Fixed Time = 0,05 menit (power shift transmission)
Dozing Speed = 4 km/jam (loose material, haul over 100 ft)
Catatan: 1 km/jam = 16,7 m/menit
65 𝑚
𝐷𝑜𝑧𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 = = 0,973 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 × 16,7 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Diketahui maximum reverse speed saat gigi 3 sebesar 13,4 km/jam,
sehingga:
65
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒 = = 0,29 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
13,4 × 16,7
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 = 0,973 + 0,29 = 1,263 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Diketahui blade capacity dozer sebesar 5,61 m3,
sehingga:
50 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 5,61 𝑚3 × = 222,1 𝐿𝐶𝑀/𝑗𝑎𝑚
1,263 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝐶𝑀 𝑗𝑎𝑚 𝑚3
= 222,1 𝑥8 = 1776,8
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖

152
Setelah lapisan tanah dikupas bersih selanjutnya akan dipindahkan atau
dibuang dengan menggunakan dump truck. Dump truck adalah alat berat
konstruksi yang digunakan untuk memindahkan atau membuang tanah hasil
galian ke tempat pembuangan atau penimbunan sementara. Dump truck
yang akan digunakan adalah dump truck dengan kapasitas 5 m3.
Produktivitas dump truck akan dihitung mengacu kepada Analisis Harga
Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2016 dengan
asumsi tanah merupakan tanah common earth dengan spesifikasi alat yang
didapat dari supplier peralatan.
Kapasitas bak (V) : 5 m3
Ts (waktu siklus) :
𝑇𝑠 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑚𝑢𝑎𝑡 + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑖𝑠𝑖 + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
+ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑙𝑎𝑖𝑛 − 𝑙𝑎𝑖𝑛
Tanah yang telah dikupas lapisan atasnya selanjutnya dipindahkan oleh 15
pekerja dengan produktivitas pekerja 1,25 m3/jam, maka didapat waktu
muat:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 5 𝑚3 (15 × 1,25)𝑚3
=( )/( ) = 0,213 𝑗𝑎𝑚
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑖𝑚 1,25(𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒) 𝑗𝑎𝑚
≈ 12,8 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Waktu tempuh isi:
Jarak tempuh ke pembuangan (asumsi): 13 km
Kondisi lapangan datar dan kondisi beban isi dengan perkiraan kecepatan 40
km/jam.
Tabel IV. 5 Kecepatan Dump Truck

(Sumber: AHSP Lampiran Peraturan Menteri PU No: 11/PRT/M/2013)

153
Tabel IV. 6 Faktor Efisiensi Alat Dump Truck

(Sumber: AHSP Lampiran Peraturan Menteri PU No: 11/PRT/M/2016)


𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 13 𝑘𝑚
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ = = 𝑘𝑚 = 20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 40 𝑗𝑎𝑚

Waktu tempuh kosong:


Jarak tempuh kembali (asumsi): 13 km
Kondisi lapangan datar dengan kondisi beban kosong dengan perkiraan
kecepatan 60 km/jam.
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 13 𝑘𝑚
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ = = = 13 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 60 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚

Waktu lain-lain: 5 menit
𝑇𝑠=12,8+20+13+5=51 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Faktor Efisiensi Kerja Alat (Fa) dalam kondisi baik sehingga diambil 0,83
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑘 (𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒) × 𝐹𝑎 × 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐷𝑢𝑚𝑝 𝑇𝑟𝑢𝑐𝑘 =
𝑇𝑠
5 𝑚3 × 0,83 × 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐷𝑢𝑚𝑝 𝑇𝑟𝑢𝑐𝑘 = = 4,9 𝐿𝐶𝑀/𝑗𝑎𝑚
51 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐿𝐶𝑀 𝑗𝑎𝑚
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐷𝑢𝑚𝑝 𝑇𝑟𝑢𝑐𝑘 = 4,9 𝑥8 = 39 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

Gambar IV. 4 Dump Truck


(Sumber : http://www.ytocorp.com)

154
Sehingga koefisien untuk pekerjaan 1 m2 tanah untuk alat yang digunakan
adalah:
Koefisien Produktivitas = 1/(Produktivitas/hari)
Koefisien Produktivitas Dozer = 1/(1.776 m3/hari/0,2 m) = 0,00011 hari
Koefisien Produktivitas Dump Truck = 1/(39 m3/hari/ 0,2 m ) = 0,005 hari

2) Pekerjaan Galian Tanah


a) Excavator
Untuk pekerjaan galian pada proyek ini akan dibantu menggunakan alat
berat excavator. Jenis excavator yang dipilih adalah excavator Caterpillar
351B. excavator ini dipilih karena spesifikasinya dipilih berdasarkan
kapasitas jangkauan galian maksimum. Perhitungan produktivitas alat
excavator akan mengacu pada Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)
Bidang Pekerjaan Umum.

Gambar IV. 5 Excavator


(Sumber: http://www.specguideonline.com/product/caterpillar-316e)

155
Perhitungan produktivitas:
Kapasitas Bucket: 1 m3
Tabel IV. 7 Faktor bucket (bucket fill factor) (Fb) untuk Excavator
Backhoe
(Sumber: AHSP Lampiran Peraturan Menteri PU No: 11/PRT/M/2013)

Tabel IV. 8 Konversi Galian (Fv) untuk alat Excavator

(Sumber: AHSP Lampiran Peraturan Menteri PU No: 11/PRT/M/2013)


Faktor konversi galian dengan perbandingan kedalaman galian dengan
kedalaman galian maksimum diatas 69% (5.5/8) dan kondisi membuang
atau menumpahkan normal dan sedikit ada sulit maka diambil:
Faktor Konversi Galian : 1.1
Bucket Fill Factor adalah faktor koreksi kapasitas bucket dengan kondisi
operasi diasumsikan dalam keadaan sedang dengan tanah biasa berpasir, kering
sehingga diambil
Faktor Bucket (Fb) : 1
Tabel IV. 9 Faktor Efisiensi Kerja Alat (Fa) Excavator

(Sumber: AHSP Lampiran Peraturan Menteri PU No: 11/PRT/M/2013)


Kondisi operasi alat excavator dalam kondisi baik sesuai dengan spesifikasi
yang disediakan oleh supplier sehingga diambil faktor efisiensi:

156
Faktor Efisiensi (Fa) : 0,83
Data waktu siklus dengan tipe excavator yang sama tidak di dapatkan
sehingga dilakukan pendekatan waktu siklus dengan excavator CAT 322 B
karena ukuran bucket dan excavator sama.

Tabel IV. 10 Estimasi Waktu Siklus Alat


(Sumber: s7d2.scene7.com/is/content/Caterpillar/C10577180)

Maka diperoleh Cycle Time sebagai berikut:


Load Bucket : 0,09 menit
Swing Loaded : 0,06 menit
Dump Bucket : 0,03 menit
Swing Empty: 0,05 menit
Lain-lain : 0,25 menit
Total Cycle Time : 0,5 menit = 0,0083 jam
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
𝐵𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦𝑥 𝐵𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐹𝑖𝑙𝑙 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑥𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒
1 𝑥 1 𝑥 1,1 𝑥 0,83 𝑚3
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 109,56
0.0083 𝑗𝑎𝑚

Alur pengerjaan galian didesain dimulai dari bagian terjauh (utara) jalan
akses lokasi proyek sehingga proses pemindahan tanah dengan dump truck
lebih mudah, hal ini dikarenakan dump truck akan selalu berada pada bagian
tanah yang belum digali. Galian ini direncanakan disediakan ramp, namun
ketika akan keluar dari lubang galian excavator akan menyisakan tanah

157
yang akan di buat ramp, ketika sampai diatas excavator akan menggali ramp
yang di tinggalkan. Berikut adalah alur penggalian pada proyek Stasiun
Intermoda Joyoboyo:

Gambar IV. 6 Alur Penggalian Menggunakan Excavator


Selanjutnya tanah yang telah tergali dengan excavator akan dibuang dengan
menggunakan dump truck. Dump truck adalah alat berat yang digunakan
untuk memindahkan atau membuang tanah hasil galian ke tempat
pembuangan atau penimbunan sementara. Kapasitas dump truck yang akan
digunakan adalah dengan 5 m3. Produktivitas dump truck akan dihitung
mengacu kepada Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang
Pekerjaan Umum Tahun 2013 dengan spesifikasi yang didapat dari supplier
peralatan.

Kapasitas bak (V): 5 m3
 Ts (waktu siklus) :

 𝑇𝑠 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑚𝑢𝑎𝑡 + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑖𝑠𝑖 +


𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑙𝑎𝑖𝑛 − 𝑙𝑎𝑖𝑛

Waktu Muat:

𝑚3
𝑉 5 (𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒)
 1,25
= 𝑚3
= 0,036 𝑗𝑎𝑚 ≈ 2,19 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐸𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 109,56
𝑗𝑎𝑚

Asumsi Tanah Common Earth

158
 Waktu tempuh isi:
Jarak tempuh ke pembuangan (asumsi) : 13 km
Kondisi lapangan datar dan kondisi isi dengan perkiraan kecepatan 40
km/jam.
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 13 𝑘𝑚
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ = = = 20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 40
 Waktu tempuh kosong:
Jarak tempuh kembali (asumsi): 13 km
Kondisi lapangan datar dengan kondisi beban kosong dengan
perkiraan kecepatan 60 km/jam.
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 13
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ = = 𝑗𝑎𝑚 = 13 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 60
 Waktu lain-lain: 5 menit
 𝑇𝑠 = 3 + 20 + 13 + 5 = 41 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
 Faktor Efisiensi Kerja Alat (Fa) dalam kondisi baik sehingga diambil
0,83

𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑘 (𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒)𝑥𝐹𝑎 𝑥 60


𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐷𝑢𝑚𝑝 𝑇𝑟𝑢𝑐𝑘 =
𝑇𝑠
5 𝑥 0,83 𝑥 60 𝐿𝐶𝑀
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐷𝑢𝑚𝑝 𝑇𝑟𝑢𝑐𝑘 = =6
41 𝑗𝑎𝑚
Sehingga koefisien untuk pekerjaan 1 m3 tanah untuk alatyang digunakan
adalah:
Koefisien Produktivitas = 1/(Produktivitas per jam x 8 jam)
Koefisien Produktivitas Excavator = 1/(109,56 m3/jam x 8 jam/hari)
= 0,0011 hari
Koefisien Produktivitas Dump Truck = 1/(6 m3/jam x 8 jam/hari)
= 0,02 hari

159
3) Pekerjaan Pengecoran
a. Concrete pump
Concrete pump akan digunakan untuk pengecoran pada elemen-elemen
struktural yang memiliki luasan yang masif dan berada pada ketinggian
tertentu yang tidak dapat di jangkau oleh truck. Pada proyek ini akan
digunakan concrete pump dengan kapasitas maksimum 100 m3 campuran
beton dalam satu hari (8 jam). Jangkauan concrete pump yang digunakan
dapat mencapai ketinggian 100 meter.
Tabel IV. 11 Faktor Efisiensi Alat
Pemeliharaan Mesin
Kondisi operasi
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk Sekali 0,53 0,50 0,47 0,42 0,32
Angka dalam warna kelabu adalah tidak disarankan. Faktor efisiensi ini adalah di dasarkan atas
kondisi operasi dan pemeliharaan secara umum.
Faktor efisiensi untuk setiap jenis alat bisa berbeda. Lihat Tabel 5, Tabel 6, Tabel 11, dan Tabel 12.

(Sumber: AHSP Lampiran Peraturan Menteri PU No: 11/PRT/M/2013)

Faktor efisiensi yang dipakai adalah mengacu asumsi bahwa pemeliharaan


mesin pada kondisi baik dan kondisi operasi pada kondisi baik sehingga
digunakan faktor efisiensi 0,75.
100 𝑚3 𝑚3
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 = = 12,5
8 𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑐𝑟𝑒𝑡𝑒 𝑃𝑢𝑚𝑝 = 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎
𝑚3 𝑚3
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑐𝑟𝑒𝑡𝑒 𝑃𝑢𝑚𝑝 = 0,75 𝑥 12,5 = 9,375
𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚3 𝑗𝑎𝑚 75𝑚3
= 9,375 𝑥8 =
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖
1
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = ℎ𝑎𝑟𝑖 = 0,0133 ℎ𝑎𝑟𝑖
75

160
Gambar IV. 7 Concrete Pump
(Sumber: http://www.utranazz.com/)
Dari hasil perhitungan kuantitas pengecoran pada BAB III, di dapatkan
volume pengecoran terbanyak dalam 1 hari yaitu pada pengecoran Lantai II
zona 1 sejumlah 116,46 m3.
Sehingga jumlah concrete pump yang dibutuhkan adalah:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝐴𝑙𝑎𝑡 =
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑙𝑎𝑡
𝑚3
116,46
𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐶𝑜𝑛𝑐𝑟𝑒𝑡𝑒 𝑃𝑢𝑚𝑝 = 𝑚3
≈ 2 𝑎𝑙𝑎𝑡
75
𝑗𝑎𝑚

b. Concrete Vibrator
Concrete vibrator digunakan untuk melakukan vibrasi pada beton pada saat
dilakukan proses pengecoran. Berdasarkan Analisis Harga Satuan Pekerjaan
(AHSP) Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013 didapat concrete vibrator
dengan kapasitas standar sebagai berikut:
 Kapasitas ∅ : 2,5 cm = 25 mm
 Panjang flexible shaft 2 meter
 Kapasitas Pemadatan, Q = 3 m3/jam = 24 m3/hari
 Koefisien Produktivitas = 1/24 = 0,04 hari

161
Gambar IV. 8 Concrete Vibrator
(Sumber: https://www.topmaq.co.nz/item/view/ )
Dari hasil perhitungan kuantitas pengecoran pada BAB III, di dapatkan
volume pengecoran terbanyak dalam 1 hari yaitu pada pengecoran
Perkerasan Parkir dengan volume 105,27 m3.
Sehingga jumlah concrete pump yang dibutuhkan adalah:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 =
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑙𝑎𝑡
𝑚3
105,27 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐶𝑜𝑛𝑐𝑟𝑒𝑡𝑒 𝑃𝑢𝑚𝑝 = 𝑚3
≈ 5 𝑣𝑖𝑏𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
24 𝑗𝑎𝑚

4) Perhitungan Produktivitas Pekerjaan Rangka Atap Baja (Alat dan


Tenaga Kerja)
Crawler crane yang digunakan adalah CKE-2500 dengan spesifikasi yang
sudah tertera pada gambar III.20.
Perhtiungan waktu siklus:
Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan oleh crawler crane untuk
menyelesaikan kegiatan produksi, meliputi waktu muat, waktu angkat,
waktu bongkar dan waktu kembali.

Waktu pergi
Waktu pengangkatan oleh crawler crane dihitung berdasarkan jarak tempuh
dan frekuensi alat melakukan pulang, pergi dan waktu untuk bongkar muat
dimana waktu tersebut tergantung berdasarkan waktu hoisting, slewing,
trolley dan landing.

162
Waktu bongkar muat dan pengelasan di lokasi pemasangan
Waktu muat adalah waktu untuk mengikat rangka atap baja pada tali sling.
Sedangkan waktu bongkar adalah waktu untuk menuangkan untuk
memasangkan portal rangka baja sama rangka baja tersebut terpasang dan
tali sling di lepaskan. Waktu muat dan waktu bongkar di dapatkan dengan
tanya jawab pada praktisi di lapangan.

Waktu kembali
Waktu kembali adalah waktu yang diperlukan crawler crane untuk kembali
ke posisi semula. Durasi waktu kembali dipengaruhi oleh kecepatan dan
jarak hoisting, slewing, trolley dan jarak landing.

Menghitung durasi perakitan modul rangka baja.


Modul rangka baja sampai di lapangan langsung di rakit di depan los kerja.
Dilakukan pengelasan antar masing-masing modul.
Dari kuantifikasi pada tabel III.46. Di butuhkan panjang pengelasan 1 portal
2.918,7 cm. Dengan menggunakan koefisien pekerjaan pengelasan pada
HSPK Surabaya pekerjaan pengelasan, dengan mengambil koefisien
terbesar yaitu 0.004 (pekerja). Maka produktivitas tim dalam melakukan
pengelasan adalah 1/0.004 = 250 cm/hari untuk 1 pekerja, diasumsikan
bahwa pekerjaan dikerjakan oleh 15 Pekerja, sehingga 1 portal dapat dirakit
dengan durasi waktu:
2.918,7 𝑐𝑚
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑐𝑚 𝑥 8 𝑗𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖 = 6,22 𝑗𝑎𝑚
250 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 15

Perhitungan Waktu Pelaksanaan Erection Portal menggunakan crawler


crane
Berikut data kecepatan crane saat pergi:
Kecepatan hoisting = 84 m/menit
Kecepatan slewing = 2 rpm = 720 derajat/menit
Kecepatan landing = 84 m/menit
Kecepatan traveling = 66 m/menit

163
Sedangkan kecepatan waktu kembali adalah sebagai berikut:
Kecepatan hoisting = 145 m/menit
Kecepatan slewing = 2 rpm
Kecepatan landing = 144,5 m/menit
Kecepatan traveling = 66 m/menit

Posisi Akhir Slewing 110


Posisi Awal
Crane 55 m derajat
Crane

Gambar IV. 9 Tampak Atas Slewing Crane

Landing = 12 m Hoisting = 30 m

Gambar IV. 10 Hoisting dan Landing Crane


Dari gambar di dapatkan data sebagai berikut:
Tinggi hoisting = 30 m
Sudut slewing = 110 derajat

164
Tinggi landing = 12 m
Jarak traveling = 55 m

Perhitungan Waktu Pergi


Waktu Hoisting
Kecepatan Hoisting (v) = 84 m/menit
Ketinggian (d) = 30 meter
Waktu (t) =d/v
= 30 / 84
= 0,36 menit

Waktu Slewing
Kecepatan Slewing (v) = 720/menit
Sudut (α) = 110
Waktu (t) =α/v
= 110/720
= 0,153 menit

Waktu Landing
Kecepatan Landing (v) = 84 m/menit
Ketinggian (h) = 12.00 meter
Waktu (t) =h/v
= 12.00 / 84
= 0.143 menit

Waktu Traveling
Kecepatan Traveling (v) = 66 m/menit
Ketinggian (h) = 55 meter
Waktu (t) =h/v
= 55 / 66
= 0.833 menit

165
Total Waktu Pengangkatan:
Hoisting = 0,36 menit
Slewing = 0.153 menit
Traveling = 0.833 menit
Landing = 0.143 menit +
= 1,706 menit

Perhitungan Waktu Kembali


Waktu Hoisting
Kecepatan Hoisting (v) = 145 m/menit
Ketinggian (d) = 30 meter
Waktu (t) =d/v
= 30 / 145
= 0,21 menit

Waktu Slewing
Kecepatan Slewing (v) = 720/menit
Sudut (α) = 110
Waktu (t) =α/v
= 110/720
= 0,153 menit

Waktu Landing
Kecepatan Landing (v) = 145 m/menit
Ketinggian (h) = 12.00 meter
Waktu (t) =h/v
= 12.00 / 145
= 0.08 menit

166
Waktu Traveling
Kecepatan Traveling (v) = 66 m/menit
Ketinggian (h) = 55 meter
Waktu (t) =h/v
= 55 / 66
= 0.833 menit

Total Waktu Pengangkatan:


Hoisting = 0,21 menit
Slewing = 0.153 menit
Traveling = 0.833 menit
Landing = 0.08 menit +
= 1,276 menit

Waktu Bongkar Muat dan Pengelasan Rangka luar terbawah


Waktu bongkar = 5 Menit
Waktu Muat = 12 menit
Waktu Pengelasan 2 rangka luar terbawah (keduanya di kerjakan
bersamaan)
Waktu pengelasan rangka luar terbawah= 38,1 cm /250 cm/hari x 8 jam x 60
menit = 72,6 menit
Total waktu pemasangan = 5 menit + 12 menit + 72,6 menit= 89,6 menit

Sehingga waktu siklus pemasangan portal rangka atap adalah


Total waktu siklus = waktu pergi + waktu bongkar muat dan
pemasangan + waktu kembali
= 1,706 + 89.6 + 1,276
= 92,6 menit = 1,543 jam

167
Tabel IV. 12 Faktor Koreksi Alat

Pada pekerjaan ini diasumsikan kondisi crawler crane sangat baik dan
pemeliharaan mesin sangat baik sehingga faktor koreksinya adalah 0.84
Total Waktu Siklus Terkoreksi = waktu siklus / faktor koreksi
= 1,543 jam / 0.84 = 1.84 jam

Untuk memasang 1 portal rangka atap beserta perakitannya di butuhkan


waktu = waktu perakitan + waktu siklus crane = 6,22 jam + 1,84 jam = 8,06
jam

Jadi berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa pemasangan 1 portal


membutuhkan waktu hampir 8 jam atau 1 hari. Dengan mengasumsikan 18
portal lainnya membutuhkan waktu pemasangan yang sama, maka
didapatkan durasi khusus pemasangan portal saja sekitar 19 hari.
Selanjutnya adalah pemasangan rangka batang penghubung antar portal.
Pemasangan rangka penghubung ini sepenuhnya dipasang di sisi portal.
Bukan dirakit di los kerja.

Dari hasil perhitungan QTO rangka penghubung, didapatkan 1 titik


membutuhkan panjang pengelasan 18 cm, untuk 1 batang rangka
penghubung terdapat 2 titik las sehingga totalnya 36 cm. Berikut akan
dihitung durasi pekerjaan rangka penghubung.

Durasi waktu pergi dan waktu kembali crane diasumsikan sama dengan
perhitungan sebelumnya. Pada pekerjaan ini jumlah crane yang bekerja
adalah 2 crawler crane dan 1 tower crane.

168
Waktu Bongkar Muat dan Pengelasan Rangka Penghubung
Waktu bongkar = 2 Menit
Waktu Muat = 3 menit
Waktu Pengelasan 2 titik rangka penghubung dilakukan secara bersamaan
Waktu pengelasan rangka penghubung= 18 cm /250 x 8 jam = 34,6 menit
Total waktu pemasangan = 2 menit + 3 menit + 34,6 menit= 39,56 menit
Sehingga waktu siklus pemasangan 1 batang rangka penghubung adalah
Total waktu siklus = waktu pergi + waktu bongkar muat dan
pemasangan + waktu kembali
= 1,706 + 39,56 + 1,276
= 42,5 menit = 0,71 jam

Total Waktu Siklus Terkoreksi = waktu siklus / faktor koreksi


= 0.71 jam / 0.84 = 0,844 jam
Jumlah Rangka Penghubung = 243 batang
Durasi Pekerjaan = Jumlah batang/(durasi perbatang x jumlah
crane)
Durasi Pekerjaan = 243/(0.844 x 3) = 95,97 jam
= 12 hari kerja
Total Durasi Keseluruhan Pekerjaan Rangka Atap Baja = Durasi Pekerjaan
Portal + Durasi Pekerjaan Rangka Penghubung
= 19 hari + 12 hari
= 31 hari
Total Berat Rangka Atap = 730.809 kg
Produktivitas 1 Crane = Berat Rangka Atap/(Durasi Total/3)
= 730.809 kg / 31 hari = 23.574 kg/hari
Koefisien produktivitas (kg) = 1/23.574 hari = 0.0000424 hari

169
5) Pekerjaan Pengeboran Anchor:
Pengeboran menggunakan anchor drilling rigs Klemm KR 709-1 dengan
diameter pengeboran maksimum mencapai 600 mm, drill mast yang
digunakan adalah tipe 202. Dengan spesifikasi sebagai berikut:
Kapasitas Produksi (Q) : 396 m/jam
Efisiensi (E) : 50 menit / jam = 0,83
Produktivitas : Q x E = 396 m/jam x 0,83 = 330 m/jam
Koefisien (indeks) : 1/P = 1/(330x8 m/hari) = 0.0004 hari

Gambar IV. 11 Drilling Rigs


(Sumber: Klemm Bohrtechnik KR 709-1 Specification, 2004)

6) Pekerjaan Pengecoran Bored Pile:


Produktivitas Concrete Bucket

Gambar IV. 12 Concrete Bucket


(Sumber : www.alibaba.com)

170
Waktu Siklus
Pengangkatan dan pengisian beton : 3,5 menit
Pengecoran beton untuk 1 bucket : 10 menit
Pengangkatan ke posisi awal : 1,5 menit +
Total waktu siklus : 15 menit/m3
Produktivitas : 15menit /𝑚3 = 32 𝑚3/hari
Indeks : 1/32 = 0.03
Volume Pengecoran pondasi terbanyak setiap hari, 86,5 m3/hari,
Jumlah bucket yang disediakan : Kebutuhan/produktivitas
: 86,5 m3/hari / 32 𝑚3/hari
: 3 concrete bucket

7) Perhitungan Produktiktifitas Alat untuk Pengeboran Pondasi


Pada pekerjaan pengeboran pondasi, ukuran maksimum dari pengeboran
adalah dengan diameter 1,5 m. Sehingga ditentukan alat pengeboran
menggunakan Rotary Drilling Rig BG 28 BS 80, dengan spesifikasi alat
sebagai berikut:
Maksimal Kedalaman Bor : 71 m
Maksimal Diameter Bor : 1,9 m

171
Gambar IV. 13 Rotary Drilling Rig BG 28
(Sumber: http://www.bauerpileco.com/en/products/bauer_bg/premium_line)

Drill bit yang di gunakan adalah FZ72 dengan ukuran 7,2 cm.

Gambar IV. 14 Drilling Bit


Berdasarkan ukuran drilling bit yang digunakan sehingga di tentukan
produktivitas pengeboran menggunakan tabel dari S.W. Nunnaly,
Construction Methods and Management adalah sebagai berikut:

172
Tabel IV. 13 Representasi Produktivitas Pengeboran Rata-rata

Untuk hydraulic drill dengan ukuran drill bit 7,2 cm, produktivitas
pengeboran diambil 32 m/jam.
Dengan faktor koreksi 0,65 mengacu pada tabel VI.10 dengan kondisi tata
laksana dan kondisi pekerjaan sedang. Sehingga produktivitas alat adalah:
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐷𝑟𝑖𝑙𝑙𝑖𝑛𝑔 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑥 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛
𝑚 𝑗𝑎𝑚 𝑚
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐷𝑟𝑖𝑙𝑙𝑖𝑛𝑔 = 32 𝑥 0,65 𝑥 8 = 166,4
𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖
1
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = ℎ𝑎𝑟𝑖 = 0,006 ℎ𝑎𝑟𝑖
166,4
IV.4 Perhitungan Durasi dan Jumlah Tenaga Kerja
IV.4.1 Perhitungan Durasi dan Jumlah Tenaga Kerja Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan dilakukan sebelum pekerjaan tanah dan pondasi dimulai.
Pekerjaan persiapan terdiri dari:
1. Pemasangan pagar sementara
2. Pembersihanlahan
3. Pematokan
4. Pekerjaan direksi keet
5. Pekerjaan bedengpekerja
6. Pekerjaangudang
7. Pekerjaan poskeamanan
8. Pekerjaan area fabrikasi
9. Instalasiair
10. Instalasilistrik

173
Perhitungan produktivitas pada pekerjaan persiapan dilakukan dengan mengambil
nilai koefisien produktivitas tenaga kerja dari RSNI-T-12-2002. Berikut ini
merupakan contoh perhitungan jumlah tenaga kerja pada pekerjaan kantor
sementara.
Contoh pekerjaan : Pembuatan Gudang dan Bedeng Pekerja
Koefisien produktivitas pekerja = 2 OH
Koefisien produktivitas tukang kayu = 2 OH
Koefisienproduktivitas mandor = 0,1OH
Koefisien produktivitas kepala tukang = 0,2 OH
Kuantitas pekerjaan = 230 m2
Jumlah orang hari untuk pekerja = 230 x 2 = 460 OH
Jumlah orang hari untuk tukang kayu = 230 x 2 = 460 OH
Jumlah orang hari untuk mandor = 230 x 0,1 = 23 OH
Jumlah orang hari untuk kepala tukang = 230 x 0,2 = 46 OH
Ditentukan durasinya : 15 hari
Jumlah pekerja yang di butuhkan : 460 OH/15 H = 31 Orang
Jumlah tukang kayu yang di butuhkan : 460 OH/15 H = 16 Orang
Jumlah kepala tukang yang di butuhkan : 46 OH/15 H = 4 Orang
Jumlah mandor yang di butuhkan : 23 OH/15 H = 2 Orang
Berikut adalah contoh rekapitulasi untuk pekerjaan persiapan
Tabel IV. 14 Durasi Pekerjaan Persiapan
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Orang Durasi Tenaga
Hari Kerja
PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Pembersihan Lahan (m²)
Tenaga
QTO 12616 m²
Pekerja Oh 0.009 113.54 7.00 17.00
Mandor Oh 0.001 12.62 7.00 2.00
Alat
Dozer Oh 0.0001 1.26 7.00 1.00
Dump Truck Oh 0.005 63.08 7.00 10.00
Sub Total 19.00

174
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Orang Durasi Tenaga
Hari Kerja
B. Pemasangan Pagar Sementara 2 m (m¹)
Tenaga
QTO 460.000
Pekerja Oh 0.200 92.00 10.00 10.00
Tukang Pagar Oh 0.400 184.00 10.00 19.00
Mandor Oh 0.020 9.20 10.00 1.00
Sub Total 30.00
C. Memasang Bouwplank (m¹)
Tenaga
QTO 48.000
Pekerja Oh 0.100 4.80 1.00 5.00
Tukang Kayu Oh 0.100 4.80 1.00 5.00
Mandor Oh 0.010 0.48 1.00 1.00
Sub Total 11.00
D. Memasang Papan Nama Proyek 80x120 cm (Bh)
Tenaga
QTO 1.000
Tukang Kayu Oh 1.000 1.00 1.00 1.00
Kepala Tukang Oh 0.100 0.10 1.00 1.00
Tukang Cat dan tulis' Oh 1.500 1.50 1.00 2.00
Pekerja Oh 1.000 1.00 1.00 1.00
Mandor Oh 0.100 0.10 1.00 1.00
Sub Total 6.00
E. Pembuatan Direksi Keet, Bedeng Pekerja, Pos Jaga (m²)
QTO 79.000 m²
Tenaga
Tukang Kayu Oh 2.000 158.00 10.00 16.00
Tukang Batu Oh 1.000 79.00 10.00 8.00
Pekerja Oh 2.000 158.00 10.00 16.00
Kepala Tukang Oh 0.300 23.70 10.00 3.00
Mandor Oh 0.300 23.70 10.00 3.00
Sub Total 46.00
F. Pembuatan Gudang dan Los Kerja (m²)
QTO 230.000 m²
Tenaga
Tukang Kayu Oh 2.000 460.00 15.00 31.00
Pekerja Oh 1.000 230.00 15.00 16.00
Kepala Tukang Oh 0.200 46.00 15.00 4.00

175
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Orang Durasi Tenaga
Hari Kerja
Mandor Oh 0.100 23.00 15.00 2.00
Sub Total 53.00
G. Washing Bay (m²)
QTO 18.000 m²
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.056 1.00 1.00 1.00
Pekerja Oh 0.111 2.00 1.00 2.00
Sub Total 3.00
H. Drainase Sementara (m)
QTO 40.000 m
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.025 1.00 1.00 1.00
Pekerja Oh 0.025 1.00 1.00 1.00
Sub Total 2.00

 Pembersihan Lahan
 Durasi : 7 Hari
 Total Tenaga Kerja : 19 Orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no.28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang di dapatkan dari hasil perhitungan sudah cukup
sesuai dengan beban pekerjaan yang sudah tertera pada tabel. Karena
lingkup pekerjaan dari tenaga kerja bukan hanya membantu mengangkat
material yang dikelupaskan tetapi juga menebang tanaman ataupun pohon-
pohon yang ada lahan kontruksi.

 Pemagaran Lahan Sementara


 Durasi : 10 Hari
 Total Tenaga Kerja : 30 Orang
 Sumber : HSPK Surabaya tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan dari hasil perhitungan sudah cukup
wajar dengan beban pekerjaan yang sudah tertera pada tabel, karena keliling
dari lahan yang dipagarkan cukup panjang.

176
 Pembuatan Papan Nama Proyek
 Durasi : 1 Hari
 Total Tenaga Kerja : 6 Orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no. 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan dari hasil perhitungan di atas sudah
cukup wajar, karena beban pekerjaan untuk membuat sebuah papan nama
proyek tidaklah sulit, hanya saja butuh tingkat ketelitian dan kerapian kerja.
 Pembuatan Direksi Keet, Bedeng Pekerja, Pos Jaga
 Durasi : 10 Hari
 Total Tenaga Kerja : 46 Orang
 Sumber : RSNI-T-2002
Angka jumlah pekerja yang didapatkan dari hasil perhitungan di atas sudah
cukup wajar karena beban pekerjaan yang cukup banyak, karena pembuatan
direksi keet, bedeng pekerja, dan pos jaga dilakukan secara bersamaan.
 Pembuatan Gudang dan Los Kerja
 Durasi : 15 Hari
 Total Tenaga Kerja : 53 Orang
 Sumber : RSNI-T-2002
Angka jumlah pekerja yang di dapatkan dari hasil perhitungan di atas sudah
cukup wajar, walaupun durasi hari dan jumlah pekerjanya menjadi lebih
banyak mengingat ukuran gudang yang dibuat sangatlah besar.
 Pembuatan Washing Bay
 Durasi : 1 Hari
 Total Tenaga Kerja : 3 Orang
 Sumber : Resource Enumeration
Angka jumlah pekerja yang di dapatkan berasal dari hasil resource
enumeration sendiri yang mengacu pada hasil diskusi dengan praktisi yang
sudah pernah bekerja dilapangan.
 Pembuatan Drainase Sementara
 Durasi : 1 Hari
 Total Tenaga Kerja : 2 Orang

177
 Sumber : HSPK Surabaya tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap cukup wajar. Mengingat pekerjaan drainase sementara ini tidaklah
tergolong pekerjaan yang sulit dan membutuhkan skill khusus.

IV.4.2 Perhitungan Durasi dan Jumlah Tenaga Kerja Pekerjaan Tanah dan
Struktur Bawah

Berikut ini merupakan hasil perhitungan durasi dan jumlah tenaga kerja dari
pekerjaan tanah dan struktur bawah.
Tabel IV. 15 Durasi Pekerjaan Tanah

Jenis Pekerjaan Sat Indeks Jumlah Orang Hari Durasi Jumlah Tenaga Kerja

A. Galian (m³)
QTO 3118.5 m³
Tenaga
Pekerja Oh 0.150 467.78 10.00 47.00
Mandor Oh 0.025 77.96 10.00 8.00
Alat
Excavator 0.001 3.558 10 1.00
Dumptruck 0.020 62.370 10 7.00
Sub Total 55.00

 Pekerjaan galian tanah


 Durasi : 11 Hari
 Total Tenaga Kerja : 55 Orang
 Sumber : HSPK Surabaya tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dengan pekerjaan galian sebesar yang tertera dianggap terlalu besar karena
metode pelaksanaan yang dirancang adalalah menggunakan alat excavator
dan untuk galian yang sulit dijangkau dikerjakan oleh pekerja, sehingga
seharusnya tenaga kerja yang dibutuhkan harusnya lebih sedikit daripada
hasil perhitungan. Ditinjau dari koefisien produktivas yang tercantum pada
referensi yaitu HSPK Surabaya tahun 2016, memang tidak terdapat

178
koefisien untuk produktivitas alat excavator maupun dump truck. Sehingga
koefiisien pekerjaan galian dengan kedalaman lebih dari 2 m ini hanya
cocok untuk pekerjaan galian yang dikerjakan dengan tenaga manual.

Tabel IV. 16 Durasi Pekerjaan Pondasi Zona 1


Jumlah Orang Jumlah Tenaga
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Durasi
Hari Kerja
PEKERJAAN
PONDASI
A. Pengeboran (m)
QTO 400.87 m3 797.500 m
Tenaga
Pekerja Oh 0.309 246.27 10.00 25.00
Tukang Bor Oh 0.077 61.41 10.00 7.00
Mandor Oh 0.030 23.93 10.00 3.00
mesin bor m 1.500 4.79 10.00 1.00
Sub Total 36.00
B. Penulangan (kg)
QTO 45967.86
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.007 321.78 10.00 33.00
Pekerja Oh 0.007 321.78 10.00 33.00
Kepala Tukang Oh 0.001 32.18 10.00 4.00
Mandor Oh 0.000 18.39 10.00 2.00
Sub Total 72.00
C. Pengecoran (m3)
QTO 400.87
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 100.2 10.00 11.00
Pekerja Oh 1.000 400.87 10.00 41.00
Kepala Tukang Oh 0.025 10.02 10.00 2.00
Mandor Oh 0.100 40.09 10.00 5.00
Alat
Concrete Bucket Oh 0.030 12.03 10.00 2.00
Sub Total 59.00

179
Tabel IV. 17 Durasi Pekerjaan Pondasi Zona 2
Jumlah Orang Jumlah Tenaga
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Durasi
Hari Kerja
PEKERJAAN
PONDASI
A. Pengeboran (m)
QTO 2952.59 m3 5874.000 m
Tenaga
Pekerja Oh 0.309 1.813.89 60.00 31.00
Tukang Bor Oh 0.077 452.30 60.00 8.00
Mandor Oh 0.030 176.22 60.00 3.00
mesin bor m 1.500 35.24 60.00 1.00
Sub Total 23.00
B. Penulangan (kg)
QTO 337081.31
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.007 2.359.57 60.00 40.00
Pekerja Oh 0.007 2.359.57 60.00 40.00
Kepala Tukang Oh 0.001 235.96 60.00 4.00
Mandor Oh 0.000 134.83 60.00 3.00
Sub Total 87.00
C. Pengecoran (m3)
QTO 2952.59
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 738.15 60.00 13.00
Pekerja Oh 1.000 2.952.59 60.00 50.00
Kepala Tukang Oh 0.025 73.81 60.00 2.00
Mandor Oh 0.100 295.26 60.00 5.00
Alat
Concrete Bucket Oh 0.030 88.58 60.00 2.00
Sub Total 70.00

 Pengeboran Pondasi Zona 1 dan 2


 Durasi : 10 Hari, 60 Hari
 Total Tenaga Kerja : 36 orang, 43 Orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no 28 tahun 2016

180
Angka jumlah pekerja yang di dapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap cukup banyak. Mengingat pekerjaan pengeboran pondasi dibantu
oleh alat dan pemindahan alat bor menggunakan crawler crane.
 Penulangan Pondasi
 Durasi : 10 Hari, 60 Hari
 Total Tenaga Kerja : 72 Orang, 87 Orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap cukup banyak tetapi masih termasuk wajar karena volume
pekerjaan penulangnnya cukup banyak.
 Pengecoran Pondasi
 Durasi : 60 Hari
 Total Tenaga Kerja : 59 Orang, 70 orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap cukup banyak. Walaupun volume yang dicor dan kesulitan saat
menggetarkan beton cor, koefisien yang diambil dari Lampiran Permen
PUPR no. 28 tahun 2016 kurang cocok di pakai, karena pengecoran dengan
jumlah tenaga kerja sejumlah diatas hanya cocok untuk pekerjaan pelat
karena memang membutuhkan banyak pekerja untuk meratakan seluruh
beton segar yang mana permukaan pelat sangatlah luas, sedangkan
pekerjaan bored pile mungkin hanya butuh 2 orang yang memegang
vibrator dan 1 atau 2 orang yang mengarahkan selang concrete pump,
sehingga bisa jadi ada kemungkinan dengan hasil perhitungan pada tabel
diatas menyebabkan banyak pekerja yang menganggur, sehingga sebaiknya
jumlah pekerja yang banyak ini diimbangi dengan penambahan alat.

181
Tabel IV. 18 Durasi Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam Zona 1
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Orang Durasi Tenaga
Hari Kerja
PEKERJAAN PILE CAP DAN TIE BEAM
A. Galian Pile Cap dan Tie beam (m3)
QTO 114.38
Tenaga
Pekerja Oh 0.750 85.79 10.00 9.00
Mandor Oh 0.025 2.86 10.00 1.00
Alat
Dumptruck Oh 0.020 2.29 10.00 1.00
Sub Total 10.00
B. Lantai Kerja (m2)
QTO 11.05
Tenaga
Pekerja Oh 0.413 4.56 10.00 1.00
Tukang Batu Oh 0.275 3.04 10.00 1.00
Mandor Oh 0.083 0.92 10.00 1.00
Sub Total 3.00
C. Bekisting Pile Cap dan Tie beam (m2)
QTO 118.30
Tenaga
Pekerja Oh 0.600 70.98 10.00 8.00
Tukang Batu Oh 0.200 23.66 10.00 3.00
Kepala Tukang Oh 0.020 2.37 10.00 1.00
Mandor Oh 0.030 3.55 10.00 1.00
Sub Total 13.00
D. Pembobokan Pondasi (m¹)
QTO 29.00
Tenaga
Pekerja Oh 0.625 18.13 10.00 2.00
Mandor Oh 0.018 0.52 10.00 1.00
Sub Total 3.00
E. Penulangan Pile Cap dan Tie beam (kg)
QTO 6277.72
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.007 43.94 10.00 5.00
Pekerja Oh 0.007 43.94 10.00 5.00
Kepala Tukang Oh 0.001 4.39 10.00 1.00
Mandor Oh 0.000 2.51 10.00 1.00
Sub Total 12.00

182
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Orang Durasi Tenaga
Hari Kerja
F. Pengecoran Pile Cap dan Tie beam (m3)
QTO 127.52
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 31.88 10.00 4.00
Pekerja Oh 1.000 127.52 10.00 13.00
Kepala Tukang Oh 0.025 3.19 10.00 1.00
Mandor Oh 0.100 12.75 10.00 2.00
Tenaga
Concrete Pump Oh 0.013 1.70 60.00 1.00
Vibrator Oh 0.042 5.31 60.00 1.00
Sub Total 20.00

Tabel IV. 19 Durasi Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam Zona 2
Jumla
Jumlah
Indek Duras h
Jenis Pekerjaan Sat Orang
s i Tenag
Hari
a Kerja
PEKERJAAN PILE CAP DAN TIE BEAM
A. Galian Pile Cap dan Tie beam (m3)

QTO 743.98
Tenaga
Pekerja Oh 0.750 557.98 60.00 10.00
Mandor Oh 0.025 18.60 60.00 1.00
Alat
Dumptruck Oh 0.020 59.05 60.00 1.00
Sub Total 11.00
B. Lantai Kerja (m2)
QTO 231.34
Tenaga
Pekerja Oh 0.413 95.43 60.00 2.00
Tukang Batu Oh 0.275 63.62 60.00 2.00
Mandor Oh 0.083 19.20 60.00 1.00
Sub Total 5.00
C. Bekisting Pile Cap dan Tie beam (m2)
QTO 1815.40
Tenaga
1.089.2
Pekerja Oh 0.600 60.00 19.00
4
Tukang Batu Oh 0.200 363.08 60.00 7.00
Kepala Tukang Oh 0.020 36.31 60.00 1.00

183
Jumla
Jumlah
Indek Duras h
Jenis Pekerjaan Sat Orang
s i Tenag
Hari
a Kerja
Mandor Oh 0.030 54.46 60.00 1.00
Sub Total 28.00
D. Pembobokan Pondasi (m¹)
QTO 178.00
Tenaga
Pekerja Oh 0.625 111.25 60.00 2.00
Mandor Oh 0.018 3.20 60.00 1.00
Sub Total 3.00
E. Penulangan Pile Cap dan Tie beam (kg)
55047.8
QTO
5
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.007 385.33 60.00 7.00
Pekerja Oh 0.007 385.33 60.00 7.00
Kepala Tukang Oh 0.001 38.53 60.00 1.00
Mandor Oh 0.000 22.02 60.00 1.00
Sub Total 16.00
F. Pengecoran Pile Cap dan Tie beam
(m3)
QTO 662.70
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 165.68 60.00 3.00
Pekerja Oh 1.000 662.70 60.00 12.00
Kepala Tukang Oh 0.025 16.57 60.00 1.00
Mandor Oh 0.100 66.27 60.00 2.00
Tenaga
Concrete Pump Oh 0.013 8.84 60.00 1.00
Vibrator Oh 0.042 27.61 60.00 1.00
Sub Total 18.00

 Pembobokan Pondasi Zona 1 dan 2


 Durasi : 10 Hari, 60 Hari
 Total Tenaga Kerja : 3 orang
 Sumber : Resource Enumeration
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil diskusi dengan praktisi
yang pernah di lapangan dengan asumsi bahwa pembobokan dilakukan
dengan tenaga manual. Dalam 1 hari 1 orang pekerja mampu membobok

184
sekitar 8 titik pile sehari dengan tebal 20 cm, karena tebal pondasi yang
dibobok hampir 1 m, maka diperkirakan koefisien orang hari untuk pekerja
adalah 0.625 untuk setiap titik bored pile-nya.
 Galian Pile Cap dan Tie Beam Zona 1 dan 2
 Durasi : 10 Hari, 60 Hari
 Total Tenaga Kerja : 10 Orang, 11 Orang
Sumber : HSPK Surabaya tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan dari perhitungan di atas cukup
wajar, dengan asumsi bahwa pekerjaan galian untuk pile cap dan tie beam
ini menggunakan tenaga manual dan volume pekerjaan galian ini termasuk
besar.
 Pembuatan Lantai Kerja
 Durasi : 10 Hari, 60 Hari
 Total Tenaga Kerja : 3 Orang
Sumber : HSPK Surabaya tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan dari perhitungan di atas cukup wajar
jika dibandingkan dengan pekerjaan di lapangan. Tingkat kesulitan dan
volume pekerjaan pembuatan lantai kerja cukup rendah.
 Pembuatan Bekisting Pile Cap dan Tie Beam dari Batako Zona 1 dan 2
 Durasi : 10 Hari, 60 Hari
 Total Tenaga Kerja : 13 Orang, 28 Orang
Sumber : HSPK Surabaya tahun 2016
Koefisien pekerjaan bekisting menggunakan batako ini diambil dengan
menggunakan pendekatan pekerjaan pemasangan dinding bata biasa.
Produktivitas pekerjaan batako sebenarnya lebih tinggi karena pemasangan
bekisting batako relatif pada elevasi yang tidak lebih tinggi dari 1 m,
sehingga seharusnya jumlah tenaga kerja yang didapatkan bisa lebih sedikit.
 Penulangan Pile Cap dan Tie beam Zona 1 dan 2
 Durasi : 10 Hari , 60 Hari
 Total Tenaga Kerja : 12 Orang, 16 Orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no 28 tahun 2016

185
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap wajar karena volume tulangan pile cap dan tie beam cukup sedikit.
 Pengecoran Pile Cap dan Tie beam
 Durasi : 10 Hari, 60 Hari
 Total Tenaga Kerja : 20 Orang, 18 Orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no. 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap wajar karena volume pengecoran tidak begitu banyak.
Tabel IV. 20 Durasi Pengecoran Dinding Bored Pile
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Durasi
Orang Hari Tenaga Kerja

PEKERJAAN DINDING
BORED PILE
A. Pengeboran (m)
QTO 2827.43 m3 1600 m
Tenaga
Pekerja Oh 0.309 494.08 30.00 17.00
Tukang Bor Oh 0.077 123.20 30.00 5.00
Mandor Oh 0.030 48.00 30.00 2.00
mesin bor hari 0.006 9.60 30.00 1.00
Sub Total 25.00
B. Penulangan (kg)
QTO 29697.38
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.007 2.359.57 30.00 79.00
Pekerja Oh 0.007 2.359.57 30.00 79.00
Kepala Tukang Oh 0.001 235.96 30.00 8.00
Mandor Oh 0.000 134.83 30.00 5.00
Sub Total 171.00
3
C. Pengecoran (m )
QTO 2827.43
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 738.15 30.00 25.00
Pekerja Oh 1.000 2.952.59 30.00 99.00
Kepala Tukang Oh 0.025 73.81 30.00 3.00
Mandor Oh 0.100 295.26 30.00 10.00
Alat
Concrete Bucket Oh 0.030 88.58 30.00 3.00

186
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Durasi
Orang Hari Tenaga Kerja

Sub Total 137.00

 Pengeboran Pondasi
 Durasi : 30 Hari
 Total Tenaga Kerja : 25 orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang di dapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap cukup banyak. Mengingat pekerjaan pengeboran pondasi dibantu
oleh alat dan pemindahan alat bor menggunakan crawler crane.
 Penulangan Pondasi
 Durasi : 30 Hari
 Total Tenaga Kerja : 171 orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap cukup banyak tetapi masih termasuk wajar karena volume
pekerjaan penulangnnya cukup banyak.
 Pengecoran Pondasi
 Durasi : 30 Hari
 Total Tenaga Kerja : 137
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no. 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap cukup banyak. Walaupun volume yang dicor dan kesulitan saat
menggetarkan beton cor, koefisien yang diambil dari Lampiran Permen
PUPR no.28 tahun 2016 kurang cocok di pakai, karena pengecoran dengan
jumlah tenaga kerja sejumlah diatas hanya cocok untuk pekerjaan pelat
karena memang membutuhkan banyak pekerja untuk meratakan seluruh
beton segar yang mana permukaan pelat sangatlah luas, sedangkan
pekerjaan bored pile mungkin hanya butuh 2 orang yang memegang
vibrator dan 1 atau 2 orang yang mengarahkan selang concrete pump,
sehingga bisa jadi ada kemungkinan dengan hasil perhitungan pada tabel

187
diatas menyebabkan banyak pekerja yang menganggur, sehingga sebaiknya
jumlah pekerja yang banyak ini diimbangi dengan penambahan alat.
Tabel IV. 21 Durasi Instalasi Pompa Dewatering

Jenis Pekerjaan Sat Indeks Jumlah Orang Hari Durasi Jumlah Tenaga Kerja

Dewatering
A. Instalasi Pompa
QTO
Tenaga
Pekerja Oh 3.000 3.00 1.00 3.00
Mandor Oh 0.250 0.25 1.00 1.00
Sub Total 4.00
 Pekerjaan Dewatering
 Durasi : 12 Hari
 Total Tenaga Kerja : 4 Orang
 Sumber : Resource Enumeration
Perhitungan untuk durasi dan jumlah pekerja di lapangan pada pekerjaan
dewatering adalah hasil dari diskusi dengan praktisi di lapangan.
Pemasangan pompa dan atribut pekerjaan dewatering dengan luasan area
tersebut di perkirakan 1 sampai 2 hari, namun pekerjaan dewatering ini tetap
dilakukan selama durasi penggalian. Karena penggalian dilakukan secara
bertahap dan dewatering-pun juga begitu.

Tabel IV. 22 Durasi Pekerjaan Pengangkuran

Jenis Pekerjaan Sat Indeks Jumlah Orang Hari Durasi Jumlah Tenaga Kerja

Anchorage
A. Pengeboran (m)
QTO 358.90 m3 11430 m
Tenaga
Pekerja Oh 0.010 114.30 10.00 12.00
Mandor Oh 0.001 11.43 10.00 2.00
Alat
Mesin Bor hari 0.0004 4.76 10.00 1.00
Sub Total 14.00
B. Pemasangan Strand (kg)

188
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Jumlah Orang Hari Durasi Jumlah Tenaga Kerja

QTO 29697.38 kg
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.005 148.49 10.00 15.00
Pekerja Oh 0.005 148.49 10.00 15.00
Kepala Tukang Oh 0.001 14.85 10.00 2.00
Mandor Oh 0.000 8.91 10.00 1.00
Sub Total 33.00
C. Pengecoran (m3)
QTO 168.89 m3
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.035 5.91 10.00 1.00
Pekerja Oh 0.110 18.58 10.00 2.00
Kepala Tukang Oh 0.010 1.69 10.00 1.00
Mandor Oh 0.010 1.69 10.00 1.00
Alat
Concrete Pump Oh 0.013 2.20 10.00 1.00
Sub Total 5.00

 Pengeboran Angkur
 Durasi : 10 Hari
 Total Tenaga Kerja : 14 Orang
 Sumber : Resource Enumeration
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup wajar walaupun volume pekerjaan pengeborannya
sedikit dan dibantu dengan mesin.
 Pemasangan Strand
 Durasi : 10 Hari
 Total Tenaga Kerja : 33 Orang
 Sumber : Analisis Harga Satuan Banyumas
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup wajar karena pemasangan strand tidaklah serumit
pekerjaan penulangan tulangan lainnya.

189
 Pengecoran Angkur
 Durasi : 10 Hari
 Total Tenaga Kerja : 5 Orang
 Sumber : HSPK
Jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas dianggap
wajar karena volume pengecoran angkur tidaklah banyak, luas wilayah kerja
tidaklah luas sehingga hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja.
Tabel IV. 23 Durasi Pekejaan Pelat Lantai Underpass
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Durasi
Orang Hari Tenaga Kerja

PELAT LANTAI UNDERPASS


A. Pembekistingan (m2)
QTO 28.80
Tenaga
Pekerja Oh 0.600 17.28 4.00 5.00
Tukang Oh 0.200 5.76 4.00 2.00
Kepala Tukang Oh 0.020 0.58 4.00 1.00
Mandor Oh 0.030 0.86 4.00 1.00
Sub Total 9.00
B. Penulangan (m2)
QTO 1.134.00
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.025 28.35 4.00 8.00
Pekerja Oh 0.025 28.35 4.00 8.00
Kepala Tukang Oh 0.002 2.27 4.00 1.00
Mandor Oh 0.001 1.13 4.00 1.00
Sub Total 18.00
C. Pengecoran (m3)
QTO 170.10
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 42.53 4.00 11.00
Pekerja Oh 1.000 170.10 4.00 43.00
Kepala Tukang Oh 0.025 4.25 4.00 2.00
Mandor Oh 0.100 17.01 4.00 5.00
Tenaga
Concrete Pump Oh 0.013 2.27 4.00 1.00
Vibrator Oh 0.042 7.09 4.00 2.00
Sub Total 61.00

190
 Pembekistingan Pelat Underpass
 Durasi : 4 Hari
 Total Tenaga Kerja : 9 Orang
 Sumber : HSPK Surabaya Tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup wajarwalaupun volume pekerjaan pembekistingan
menggunakan batako tidaklah begitu banyak.
 Penulangan Pelat Underpass
 Durasi : 4 Hari
 Total Tenaga Kerja : 18 Orang
 Sumber : HSPK Surabaya Tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup banyak. Karena pada pekerjaan pembesian ini
harusnya bisa lebih cepat dan praktis karena menggunakan wiremesh.
 Pengecoran Pelat Underpass
 Durasi : 4 Hari
 Total Tenaga Kerja : 61 Orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk sangat banyak. Karena pada pekerjaan pengecoran ini
harusnya bisa lebih cepat dan praktis karena menggunakan beton ready mix.
Tabel IV. 24 Durasi Pekerjaan Balok dan Kolom Underpass
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Orang Durasi Tenaga
Hari Kerja
BALOK DAN KOLOM UNDERPASS
A. Balok dan Kolom (kg)
QTO 39318.8
Tenaga
Pekerja Oh 0.06 235.91 18.00 14.00
Tukang Oh 0.06 235.91 18.00 14.00
Mandor Oh 0.003 11.80 18.00 1.00
Kepala Tukang Oh 0.006 23.59 18.00 2.00
Sub Total 31.00

191
 Pemasangan Balok dan Kolom Underpass
 Durasi : 18 Hari
 Total Tenaga Kerja : 31 Orang
 Sumber : HSPK Surabaya tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang di dapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk sangat banyak. Karena pada pekerjaan pemasangan baja
ini harusnya bisa lebih cepat karena pengangkatannya menggunakan crane.
IV.4.3 Perhitungan Durasi dan Jumlah Tenaga Kerja Pekerjaan Struktur
Atas

Berikut ini merupakan hasil perhitungan durasi dan jumlah tenaga kerja dari
pekerjaan struktur atas.
Tabel IV. 25 Durasi Pekerjaan Struktur Atas
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Orang Durasi Tenaga
Hari Kerja
BALOK DAN KOLOM LANTAI II
A. Balok dan Kolom (kg)
QTO 658099.2
Tenaga
Pekerja Oh 0.06 3.948.60 90.00 44.00
Tukang Oh 0.06 3.948.60 90.00 44.00
Mandor Oh 0.003 197.43 90.00 3.00
Kepala Tukang Oh 0.006 394.86 90.00 5.00
Sub Total 96.00
PELAT LANTAI II
A. Pembekistingan
QTO 5.319.72
Tenaga
Pekerja Oh 0.042 223.43 18.00 13.00
Tukang Besi Oh 0.021 111.71 18.00 7.00
Kepala Tukang Oh 0.002 11.17 18.00 1.00
Mandor Oh 0.004 22.34 18.00 2.00
Sub Total 23.00
B. Penulangan
QTO 5.319.72
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.025 132.99 18.00 8.00

192
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Orang Durasi Tenaga
Hari Kerja
Pekerja Oh 0.025 132.99 18.00 8.00
Kepala Tukang Oh 0.002 10.64 18.00 1.00
Mandor Oh 0.001 5.32 18.00 1.00
Sub Total 18.00
C. Pengecoran
QTO 638.37
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 159.59 12.00 14.00
Pekerja Oh 1.000 638.37 12.00 54.00
Kepala Tukang Oh 0.025 15.96 12.00 2.00
Mandor Oh 0.100 63.84 12.00 6.00
Alat
Concrete Pump 0.013 8.51 12.00 1.00
Vibrator 0.042 26.60 12.00 3.00
Sub Total 76.00
BALOK DAN KOLOM LANTAI III
A. Balok dan Kolom (kg)
QTO 286.687.50
Tenaga
Pekerja Oh 0.06 1.720.13 40.00 44.00
Tukang Oh 0.06 1.720.13 40.00 44.00
Mandor Oh 0.003 86.01 40.00 3.00
Kepala Tukang Oh 0.006 172.01 40.00 5.00
Sub Total 96.00
PELAT LANTAI III
A. Pembekistingan (m2)
QTO 2.768.00
Tenaga
Pekerja Oh 0.042 116.26 12.00 10.00
Tukang Oh 0.021 58.13 12.00 5.00
Kepala Tukang Oh 0.002 5.81 12.00 1.00
Mandor Oh 0.004 11.63 12.00 1.00
Sub Total 17.00
B. Penulangan (kg)
QTO 2.768.00
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.025 69.20 12.00 6.00
Pekerja Oh 0.025 69.20 12.00 6.00
Kepala Tukang Oh 0.002 5.54 12.00 1.00

193
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Orang Durasi Tenaga
Hari Kerja
Mandor Oh 0.001 2.77 12.00 1.00
Sub Total 14.00
C. Pengecoran
QTO 332.16
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 83.04 8.00 11.00
Pekerja Oh 1.000 332.16 8.00 42.00
Kepala Tukang Oh 0.025 8.30 8.00 2.00
Mandor Oh 0.100 33.22 8.00 5.00
Alat
Concrete Pump 0.013 4.43 8.00 1.00
Vibrator 0.042 13.84 8.00 2.00
Sub Total 60.00
BALOK DAN KOLOM LANTAI IV
A. Balok dan Kolom (kg)
QTO 74.207.60
Tenaga
Pekerja Oh 0.06 445.25 10.00 45.00
Tukang Oh 0.06 445.25 10.00 45.00
Mandor Oh 0.003 22.26 10.00 3.00
Kepala Tukang Oh 0.006 44.52 10.00 5.00
Sub Total 98.00
PELAT LANTAI IV
A. Pembekistingan
QTO 960.00
Tenaga
Pekerja Oh 0.042 40.32 3.00 14.00
Tukang Oh 0.021 20.16 3.00 7.00
Kepala Tukang Oh 0.002 2.02 3.00 1.00
Mandor Oh 0.004 4.03 3.00 2.00
Sub Total 24.00
B. Penulangan
QTO 960.00
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.025 24.00 3.00 8.00
Pekerja Oh 0.025 24.00 3.00 8.00
Kepala Tukang Oh 0.002 1.92 3.00 1.00
Mandor Oh 0.001 0.96 3.00 1.00
Sub Total 18.00

194
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Orang Durasi Tenaga
Hari Kerja
C. Pengecoran
QTO 115.20
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 28.80 2.00 15.00
Pekerja Oh 1.000 115.20 2.00 58.00
Kepala Tukang Oh 0.025 2.88 2.00 2.00
Mandor Oh 0.100 11.52 2.00 6.00
Alat
Concrete Pump 0.013 1.54 2.00 1.00
Vibrator 0.042 4.80 2.00 3.00
Sub Total 81.00
 Pemasangan Balok dan Kolom Lantai II, III,dan IV
 Durasi : 90, 40, 10 Hari
 Total Tenaga Kerja : 96, 96, 98 Orang
 Sumber : HSPK Surabaya tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk sangat banyak. Karena pada pekerjaan pemasangan baja
ini harusnya bisa lebih cepat dan membutuhkan lebih sedikit pekerja karena
pengangkatannya menggunakan crane.
 Pembekistingan Pelat Lantai II, III,dan IV
 Durasi : 18, 12, 3 Hari
 Total Tenaga Kerja : 23, 17, 24 Orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no. 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap cukup wajar. Karena pada pekerjaan pemasangan bekisting metal
deck ini area nya cukup luas dan harusnya bisa lebih cepat dan
membutuhkan alat bantu seperti scaffolding.
 Penulangan Pelat Lantai II, III, IV
 Durasi : 18,12,6 Hari
 Total Tenaga Kerja : 18, 14, 18 Orang
 Sumber : HSPK Surabaya Tahun 2016

195
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup banyak. Karena pada pekerjaan pembesian ini
harusnya bisa lebih cepat dan praktis karena menggunakan wiremesh.
 Pengecoran Pelat Lantai II, III, IV
 Durasi : 6, 4, 2 Hari
 Total Tenaga Kerja : 76, 60, 81 Orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no. 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk sangat banyak. Karena pada pekerjaan pengecoran ini
harusnya bisa lebih cepat dan praktis karena menggunakan beton ready mix.

IV.4.4 Perhitungan Durasi dan Jumlah Tenaga Kerja Pekerjaan Water


System

Berikut ini merupakan hasil perhitungan durasi dan jumlah tenaga kerja dari
pekerjaan water system.
Tabel IV. 26 Durasi Pekerjaan Drainase

Jenis Pekerjaan Sat Indeks Jumlah Orang Hari Durasi Jumlah Tenaga Kerja

PEKERJAAN DRAINASE
A. Galian (m3)
QTO 174.20
Tenaga
Pekerja Oh 0.750 130.65 5.00 27.00
Mandor Oh 0.025 4.36 5.00 1.00
Sub Total 28.00
B. Pemadatan Tanah (m3)
QTO 12.86
Tenaga
Pekerja Oh 0.500 6.43 5.00 2.00
Mandor Oh 0.050 0.64 5.00 1.00
Sub Total 3.00
C. Pemasangan Drainase Terbuka Kiri (m)
QTO 198.9311
Tenaga
Pekerja Oh 0.270 53.71 4.00 14.00

196
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Jumlah Orang Hari Durasi Jumlah Tenaga Kerja

Mandor Oh 0.070 13.93 4.00 4.00


Sub Total 18.00
D. Pemasangan Drainase Terbuka Kanan (m)
QTO 208.1875
Tenaga
Pekerja Oh 0.270 53.71 4.00 14.00
Mandor Oh 0.070 13.93 4.00 4.00
Sub Total 18.00
E. Pemasangan Drainase Kolektor (m)
QTO 15
Tenaga
Pekerja Oh 0.270 4.05 2.00 3.00
Mandor Oh 0.070 1.05 2.00 1.00
Sub Total 4.00

 Pekerjaan Galian Drainase


 Durasi : 5 Hari
 Total Tenaga Kerja : 26 Orang
 Sumber : HSPK Surabaya tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan padahasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup wajar dengan asumsi pekerjaan galian dikerjakan
secara manual dan tidak dibantu dengan alat berat.
 Pekerjaan Pemadatan Tanah
 Durasi : 5 Hari
 Total Tenaga Kerja : 3 Orang
 Sumber : HSPK Surabaya tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup wajar dengan asumsi pekerjaan pemadatan tanah
dikerjakan secara manual dengan bantuan alat perkakas.
 Pekerjaan Pemasangan Drainase Kiri dan Kanan
 Durasi : 4 Hari, 4 Hari
 Total Tenaga Kerja : 8 Orang (masing-masing 4 Orang untuk
Drainase Kiri dan Kanan)

197
 Sumber : Analisis Harga Satuan Bina Marga
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup wajar dengan asumsi pekerjaan pengangkatan u-
ditch precast dilakukan menggunakan crane.

Tabel IV. 27 Durasi Pekerjaan Instalasi Tangki Air Hujan


Jumlah
Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Durasi Tenaga
Orang Hari
Kerja
RAINWATER HAVERSTING
Pekerjaan Instalasi Tangki Air
QTO 2
Tenaga
Pekerja Oh 1.000 2.000 1.00 2.00
Mandor Oh 0.500 1.000 1.00 1.00
Sub Total 3.00
 Pekerjaan Instalasi Tangki Air Hujan
 Durasi : Instalasi Tangki Air Hujan
 Total Tenaga Kerja : 3 Orang
 Sumber : Resource Enumeration
Angka jumlah pekerja yang didapatkan adalah merupakan perkiraan dari
penulis. Karena pekerjaan instalasi tangki air hujan di lapangan tidaklah
rumit dan membutuhkan durasi waktu yang lama.
Tabel IV. 28 Pekerjaan Pemasangan Pipa Air Hujan
Jumlah
Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Durasi Tenaga
Orang Hari
Kerja
RAINWATER HAVERSTING
Pekerjaan Pemasangan Talang
QTO 222.2
Tenaga
Pekerja Oh 0.150 33.33 3.00 12.00
Tukang Besi Oh 0.300 66.66 3.00 23.00
Kepala Tukang Oh 0.0300 6.67 3.00 3.00
Mandor Oh 0.0080 1.78 3.00 1.00
Sub Total 39.00
Pekerjaan Pemasangan Pipa Leader
QTO 52

198
Jumlah
Jumlah
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Durasi Tenaga
Orang Hari
Kerja
Tenaga
Pekerja Oh 0.189 9.83 1.00 10.00
Tukang Pipa Oh 0.095 4.94 1.00 5.00
Mandor Oh 0.019 0.99 1.00 1.00
Sub Total 16.00
Pekerjaan Pemasangan Pipa Pembawa
QTO 392.01
Tenaga
Pekerja Oh 0.189 74.09 4.00 19.00
Tukang Pipa Oh 0.095 37.24 4.00 10.00
Mandor Oh 0.019 7.45 4.00 2.00
Sub Total 31.00
 Pekerjaan Pemasangan Talang
 Durasi : 3 Hari
 Total Tenaga Kerja : 39 Orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no. 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang di dapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup wajar karena talang yang di pasang cukup panjang
dan elevasi pemasangan cukup tinggi.
 Pekerjaan Pemasangan Pipa Leader
 Durasi : 1 Hari
 Total Tenaga Kerja : 16 Orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no. 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup wajar karena volume pekerjaan pipa leader
sedikit.
 Pekerjaan Pemasangan Pipa Pembawa
 Durasi : 4 Hari
 Total Tenaga Kerja : 31 Orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup wajar karena pipa yang dipasang cukup panjang.

199
IV.4.5 Perhitungan Durasi dan Jumlah Tenaga Kerja Pekerjaan Perkerasan
Parkir

Berikut ini merupakan hasil perhitungan durasi dan jumlah tenaga kerja dari
pekerjaan perkerasan parkir.
Tabel IV. 29 Durasi Pekerjaan Perkerasan Parkir
Jumlah Orang Jumlah Tenaga
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks Durasi
Hari Kerja

PEKERJAAN LAPIS PONDASI


A. Bekisting (m2)
QTO 69.25
Tenaga
Pekerja Oh 0.060 4.16 14.00 1.00
Tukang Oh 0.020 1.39 14.00 1.00
Kepala Tukang Oh 0.020 1.39 14.00 1.00
Mandor Oh 0.030 2.08 14.00 1.00
Sub Total 4.00
B. Pengecoran Lapis Pondasi (m3)
QTO 1031.5
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 257.88 14.00 19.00
Pekerja Oh 1.000 1.031.50 14.00 74.00
Kepala Tukang Oh 0.025 25.79 14.00 2.00
Mandor Oh 0.100 103.15 14.00 8.00
Alat
Concret Pump 0.013 13.75 14.00 1
Vibrator 0.042 42.98 14.00 4
Sub Total 103.00
PEKERJAAN RIGID PAVEMENT
A. Bekisting (m2)
QTO 91.41
Tenaga
Pekerja Oh 0.060 5.48 14.00 1.00
Tukang Oh 0.020 1.83 14.00 1.00
Kepala Tukang Oh 0.020 1.83 14.00 1.00
Mandor Oh 0.030 2.74 14.00 1.00
Sub Total 4.00
B. Penulangan Pavement (kg)
QTO 42870.94 -
Tenaga

200
Jumlah Orang Jumlah Tenaga
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks Durasi
Hari Kerja

Tukang Besi Oh 0.007 300.10 14.00 22.00


Pekerja Oh 0.007 300.10 14.00 22.00
Kepala Tukang Oh 0.001 30.01 14.00 3.00
Mandor Oh 0.000 17.15 14.00 2.00
Sub Total 49.00
C. Pengecoran Pavement (m3)
QTO 1361.58
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 340.40 14.00 25.00
Pekerja Oh 1.000 1.361.58 14.00 98.00
Kepala Tukang Oh 0.025 34.04 14.00 3.00
Mandor Oh 0.100 136.16 14.00 10.00
Alat
Concrete Pump 0.013 18.15 14.00 2.00
Vibrator 0.042 56.73 14.00 5.00
Sub Total 136.00
 Pembekistingan Lapis Pondasi, Pembekistingan Perkerasan Parkir
 Durasi : 14 Hari
 Total Tenaga Kerja : 4 Orang
 Sumber : HSPK Surabaya Tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup wajar karena volume pekerjaannya sedikit dan
beban pekerjaannya tidaklah berat. Mestinya pekerjaan pembekistingan ini
bisa dikerjakan dengan waktu yang cepat. Namun pada kasus ini durasinya
diperpanjang guna optimasi penggunaan tenaga kerja agar manajemen
tenaga kerja di lapangan menjadi lebih mudah.
 Penulangan Perkerasan Parkir
 Durasi : 14 Hari
 Total Tenaga Kerja : 49 Orang
 Sumber : HSPK Surabaya Tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap termasuk cukup banyak. Karena volume pekerjaan pemasangan

201
tulangan ini cukup banyak dan daerah yang mesti dirakit pembesiannya juga
sangat luas.
 Pengecoran Lapis Pondasi, dan Perkerasan Parkir
 Durasi : 14, 14 hari
 Total Tenaga Kerja : 103, 136 orang
 Sumber : Lampiran Permen PUPR no. 28 tahun 2016
Angka jumlah pekerja yang didapatkan pada hasil perhitungan di atas
dianggap cukup wajar untuk pekerjaan perkerasan parkir karena pekerjaan
tersebut sudah include dengan pemasangan mikron plastik, grooving,
sawcutting, curing, dan pemadatannya cukup sulit karena slump-nya sangat
kecil. Sedangan untuk pekerjaan lapis pondasi jumlah pekerjanya termasuk
banyak karena pekerjaan pengecorannya dengan slump yang tinggi, bebas
dari tulangan, dan tidak ada pekerjaan tambahan seperti grooving dan
sawcutting, mungkin bisa di kerjakan dengan lebih sedikit pekerja.

IV.5 Pengolahan Data dengan Microsoft Project


Setelah mendapatkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan durasi untuk
masing-masing pekerjaan, kita dapat melakukan pemodelan dalam software
project management. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui alur pekerjaan dan
urutan pekerjaan dalam proyek konstruksi. Software yang digunakan dalam
pembuatan alat kendali proyek kali ini adalah Ms. Project 2013. Dengan
menggunakan bantuan software tersebut dapat dilakukan analisis durasi, jalur
kritis, total slack (total float), resources (sumber daya), dan menampilkan
diagram pekerjaan precedence diagram method (PDM). Selain itu, dengan
menggunakan software ini, dapat ditampilkan bar chart yang menunjukkan
durasi dan keterkaitan antar pekerjaan.

Pengaturan awal dilakukan sebagai batasan-batasan dasar dalam perhitungan


yang dilakukan secara otomatis oleh program yang digunakan. Selain itu,
dilakukan pula proses pemasukkan data (input) ke dalam software. Berikut
adalah tahapan-tahapan yang dilakukan:

202
1) Pengaturan hari dan jam kerja yang direncanakan. Pengaturan tersebut akan
bepengaruh terhadap durasi pelaksanaan proyek.
Project → Change Working Time→ Work Week→Details
Pengaturan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
 Tanggal mulai proyek : 25 April 2017
 Hari kerja : Senin – Sabtu
 Jam kerja tiap harinya : 08.00 – 12.00 dan 13.00 – 17.00 WIB
 Total jam kerja per hari : 8 jam

Gambar IV. 15 Tampilan Change Working Time

Gambar IV. 16 Pilihan Details

203
2) Masukkan hari libur sesuai dengan hari libur nasional

Gambar IV. 17 Tampilan Pengaturan Hari Libur


3) Input nama pekerjaan, durasi, dan predecessor masing-masing pekerjaan.
Pekerjaan-pekerjaan yang diinput merupakan pekerjaan yang sesuai dengan
penjabaran dalam WBS yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Pekerjaan
tersebut dimasukkan pada kolom Task Name dan durasi pekerjaan
dimasukkan pada kolom duration. Setelah pekerjaan dan durasi sudah
dimasukkan, tentukan predecessor (pekerjaan pendahulu) dari setiap
pekerjaan sesuai dengan urutan pekerjaan pada network logic diagram.

Gambar IV. 18Tampilan Task Name, Duration, dan Predecessor

204
4) Menampilkan Bar Chart dan PDM

Menampilkan bar chart pada software adalah sebagai berikut:


Task → View → Gantt Chart

Gambar IV. 19 Tampilan Gantt Chart


PDM proyek keseluruhan proyek dapat dilihat pada Lampiran.
Tahapan untuk menampilkan PDM adalah sebagai berikut:
Task → View → Network Diagram

Gambar IV. 20 Contoh Diagram PDM


5) Penentuan Jalur Kritis Pekerjaan
Untuk mengetahui jalur kritis pekerjaan pada software ini dapat dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
Tab Task → Gant Chart Tools→ Format → Critical Task

205
Gambar IV. 21 Pekerjaan yang Termasuk Jalur Kritis
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka durasi total penjadwalan mulai
dari pekerjaan persiapan hingga pekerjaan drainase Proyek Stasiun
Intermoda Joyoboyo adalah 504 hari (termasuk hari libur) di mulai pada
tanggal 25 April 2017, selesai pada tanggal 5 September 2018.

Gambar IV. 22 Tampilan Durasi Pekerjaan


IV.5.1 Pekerjaan Jalur Kritis
Jalur kritis merupakan sebuah lintasan yang memiliki nilai total slack sama
dengan nol, sehingga jika terjadi keterlambatan akan menyebabkan keterlambatan
dalam penyelesain proyek. Fungsi mengetahui jalur kritis yaitu ke depannya akan
lebih mudah untuk melakukan pengawasan atau kontrol di lapangan. Pekerjaan-
pekerjaan yang ada didalam jalur kritis, waktu pelaksanaan kegiatan tersebut akan
sangat dipantau dilapangan karena sesuai dengan teorinya, jalur kritis adalah jalur
dimana total slack sama dengan nol (tidak boleh terlambat) dan biasanya jalur
kritis merupakan jalur terpanjang dibandingkan jalur-jalur kegiatan lainnya.

206
Berikut pekerjaan yang di tandai degan warna abu-abu merpakan pekerjaan yang
terdapat pada jalur kritis.
Tabel IV. 30 Input Durasi dan Predecesors Pekerjaan dan Jalur Kritis
No Task Name Duration Predecessors Start Finish
Tue Tue
1 Pekerjaan Persiapan 41 days
25/04/17 27/06/17
Tue Thu
2 Pembersihan lahan 7 days
25/04/17 04/05/17
Wed Wed
3 Pekerjaan Pemagaran 10 days 2SS+1 day
26/04/17 10/05/17
Wed Wed
4 Pemasangan Bouwplank 1 day 2SS+5 days
03/05/17 03/05/17
Pemasangan Papan Nama Fri Fri
5 1 day 2SS+5 days;3;4
Proyek 12/05/17 12/05/17
Mon Mon
6 Pembuatan Direksi Keet dll 10 days 5
15/05/17 29/05/17
Pembuatan Gudang, Los Tue Tue
7 15 days 6
Kerja, dll 30/05/17 20/06/17
Pemasangan Listrik, Air, dan Wed Thu
8 2 days 7;6
lain-lain 21/06/17 22/06/17
Fri Fri
9 Pembuatan Washing Bay 1 day 7;8
23/06/17 23/06/17
Tue Tue
10 Drainase Sementara 1 day 7;9
27/06/17 27/06/17
Pekerjaan Dinding Penahan Wed Fri
11 42 days
Tanah 28/06/17 25/08/17
Pengeboran Dinding Bored Wed Tue
12 30 days 10
Pile 28/06/17 08/08/17
Penulangan Dinding Bored Wed Tue
13 30 days 12
Pile 28/06/17 08/08/17
Pengecoran Dinding Bored Wed Tue
14 30 days 13SS+1 day
Pile 28/06/17 08/08/17
Wed Fri
15 Dewatering 12 days 14SS
09/08/17 25/08/17
Thu Thu
16 Galian 10 days 15SS
10/08/17 24/08/17
Thu Thu
17 Pengeboran Angkur 10 days 16SS
10/08/17 24/08/17
Thu Thu
18 Penulangan Angkur 10 days
10/08/17 24/08/17
Thu Thu
19 Grouting Angkur 10 days 17
10/08/17 24/08/17
Pekerjaan Pondasi Tie Beam Fri Fri
20 19 days 17;19SS
dan Pile Cap Zona 1 25/08/17 22/09/17
Fri Fri
21 Pengeboran Zona 1 10 days 17;20SS
25/08/17 08/09/17
Fri Fri
22 Penulangan Zona 1 10 days 21SS+3 days
25/08/17 08/09/17

207
No Task Name Duration Predecessors Start Finish
Fri Fri
23 Pengecoran Zona 1 10 days 22SS
25/08/17 08/09/17
Wed Wed
24 Pembobokan Pondasi 1 10 days 23SS
30/08/17 13/09/17
Galian Pile Cap dan Tie Beam Wed Wed
25 10 days 24SS+3 days
Zona 1 30/08/17 13/09/17
Pembuatan Lantai Kerja Zona Wed Wed
26 10 days 25SS+2 days
1 30/08/17 13/09/17
Pemasangan Bekisting Pile Tue Mon
27 10 days 26SS+1 day
Cap dan Tie Beam Zona 1 05/09/17 18/09/17
Pembesian Pile Cap dan Tie Thu Wed
28 10 days 27
Beam Zona 1 07/09/17 20/09/17
Pengecoran Zona Pile Cap dan Fri Fri
29 10 days 27;19;20
Tie Beam Zona 1 08/09/17 22/09/17
Mon Fri
30 Pekerjaan Struktur Bawah 30 days 29SS+2 days
25/09/17 03/11/17
Pemasangan Bekisting Pelat Mon Thu
31 4 days 30
Lantai Underpass 25/09/17 28/09/17
Wed Mon
32 Penulangan Lantai Underpass 4 days 31FS+2 days
27/09/17 02/10/17
Tue Fri
33 Pengecoran Lantai Underpass 4 days 17SS
03/10/17 06/10/17
Pemasangan Balok dan Kolom Wed Fri
34 18 days 12
Lantai Underpass 11/10/17 03/11/17
Pekerjaan Pondasi Tie Beam Thu Mon
35 65 days 34SS
dan Pile Cap Zona 2 10/08/17 13/11/17
Thu Mon
36 Pengeboran Zona 2 60 days 35SS+1 day
10/08/17 06/11/17
Thu Mon
37 Penulangan Zona 2 60 days 36SS+2 days
10/08/17 06/11/17
Fri Tue
38 Pengecoran Zona 2 60 days 37SS
11/08/17 07/11/17
Tue Thu
39 Pembobokan Pondasi Zona 2 60 days 38SS
15/08/17 09/11/17
Galian Pile Cap dan Tie Beam Tue Thu
40 60 days 39SS
Zona 2 15/08/17 09/11/17
Pembuatan Lantai Kerja Zona Tue Thu
41 60 days 40SS+1 day
2 15/08/17 09/11/17
Pemasangan Bekisting Pile Tue Thu
42 60 days 41SS+1 day
Cap dan Tie Beam Zona 2 15/08/17 09/11/17
Pembesian Pile Cap dan Tie Wed Fri
43 60 days 42SS+ 1 day
Beam Zona 2 16/08/17 10/11/17
Pengecoran Pile Cap dan Tie Fri Mon
44 60 days 43SS + 1 day
Beam Zona 2 18/08/17 13/11/17
Tue Wed
45 Pekerjaan Struktur Atas 180 days 42;32
14/11/17 08/08/18
Tue Tue
46 Pekerjaan Perkerasan Parkir 20 days 45SS+1 day
14/11/17 12/12/17
47 Pembekistingan Lapis Pondasi 14 days 46SS+3 days Tue Mon

208
No Task Name Duration Predecessors Start Finish
14/11/17 04/12/17
Wed Tue
48 Pengecoran Lapis Pondasi 14 days 46SS+3 days
15/11/17 05/12/17
Pemasangan Bekisting 47SS+2 Mon Fri
49 14 days
Perkerasan Parkir days;48SS 20/11/17 08/12/17
Mon Fri
50 Penulangan Perkerasan Parkir 14 days 48SS + 3days
20/11/17 08/12/17
Wed Tue
51 Pengecoran Perkerasan Parkir 14 days 48SS+3 days;49
22/11/17 12/12/17
Wed Mon
52 Lantai 2 98 days 51SS+15 days
13/12/17 07/05/18
Pemasangan Balok Kolom Wed Tue
53 90 days 52
Lantai 2 13/12/17 24/04/18
Pembekistingan Pelat Lantai 2 Fri Tue
54 3 days 53
Zona 1 05/01/18 09/01/18
Penulangan Pelat Lantai 2 51SS+30 Wed Fri
55 3 days
Zona 1 days;52 10/01/18 12/01/18
Pengecoran Pelat Lantai 2 Mon Tue
56 2 days 55;53
Zona 1 15/01/18 16/01/18
Pembekistingan Pelat Lantai 2 Fri Tue
57 3 days 56;54
Zona 2 26/01/18 30/01/18
Penulangan Pelat Lantai 2 51SS+45 Wed Fri
58 3 days
Zona 2 days;55 31/01/18 02/02/18
Pengecoran Pelat Lantai 2 Mon Tue
59 2 days 58;56
Zona 2 05/02/18 06/02/18
Pembekistingan Pelat Lantai 2 Mon Wed
60 3 days 59;57
Zona 3 19/02/18 21/02/18
Penulangan Pelat Lantai 2 51SS+60 Thu Mon
61 3 days
Zona 3 days;58 22/02/18 26/02/18
Pengecoran Pelat Lantai 2 Tue Wed
62 2 days 61;59
Zona 3 27/02/18 28/02/18
Pembekistingan Pelat Lantai 2 Mon Wed
63 3 days 62;60
Zona 4 12/03/18 14/03/18
51SS+75 Thu Mon
64 Penulangan Pelat 2 Zona 4 3 days
days;61 15/03/18 19/03/18
Pengecoran Pelat Lantai 2 Tue Wed
65 2 days 64;62
Zona 4 20/03/18 21/03/18
Pembekistingan Pelat Lantai 2 Tue Thu
66 3 days 65;63
Zona 5 03/04/18 05/04/18
Penulangan Pelat Lantai 2 51SS+90 Fri Tue
67 3 days
Zona 5 days;64 06/04/18 10/04/18
Pengecoran Pelat Lantai 2 Wed Thu
68 2 days 67;65
Zona 5 11/04/18 12/04/18
Pembekistingan Pelat Lantai 2 Wed Fri
69 3 days 68;66
Zona 6 25/04/18 27/04/18
Penulangan Pelat Lantai 2 Mon Thu
70 3 days 69;67
Zona 6 30/04/18 03/05/18
Pengecoran Pelat Lantai 2 Fri Mon
71 2 days 63
Zona 6 04/05/18 07/05/18

209
No Task Name Duration Predecessors Start Finish
71SS+10 Thu Tue
72 Lantai 3 48 days
days;63 22/03/18 05/06/18
Pemasangan Balok Kolom Thu Tue
73 40 days 72;63
Lantai 3 22/03/18 22/05/18
Pembekistingan Pelat Lantai 3 Fri Tue
74 3 days 73
Zona 1 06/04/18 10/04/18
Penulangan Pelat Lantai 3 71SS+20 Wed Mon
75 3 days
Zona 1 days;72 11/04/18 16/04/18
Pengecoran Pelat Lantai 3 Tue Wed
76 2 days 75;73
Zona 1 17/04/18 18/04/18
Pembekistingan Pelat Lantai 3 Mon Wed
77 3 days 76;74
Zona 2 23/04/18 25/04/18
Penulangan Pelat Lantai 3 71SS+30 Thu Mon
78 3 days
Zona 2 days;75 26/04/18 30/04/18
Pengecoran Pelat Lantai 3 Wed Thu
79 2 days 78;76
Zona 2 02/05/18 03/05/18
Pembekistingan Pelat Lantai 3 Tue Fri
80 3 days 79;77
Zona 3 08/05/18 11/05/18
Penulangan Pelat Lantai 3 Mon Wed
81 3 days 71;78
Zona 3 14/05/18 16/05/18
Pengecoran Pelat Lantai 3 Thu Fri
82 2 days 81;79
Zona 3 17/05/18 18/05/18
Pembekistingan Pelat Lantai 3 Wed Fri
83 3 days 82;80;69;66
Zona 4 23/05/18 25/05/18
Penulangan Pelat Lantai 3 Mon Thu
84 3 days
Zona 4 28/05/18 31/05/18
Pengecoran Pelat Lantai 3 Mon Tue
85 2 days 81
Zona 4 04/06/18 05/06/18
Mon Mon
86 Lantai 4 18 days 85
28/05/18 25/06/18
Pemasangan Balok Kolom Mon Tue
87 10 days 86
lantai 4 28/05/18 12/06/18
Pemasangan Bekisting Pelat Wed Mon
88 3 days 87
Lantai 4 13/06/18 18/06/18
Tue Thu
89 Penulangan Pelat Lantai 4 3 days
19/06/18 21/06/18
Fri Mon
90 Pengecoran Pelat Lantai 4 2 days 88;83;69;80
22/06/18 25/06/18
Tue Wed
91 Rangka Atap Baja 31 days 90
26/06/18 08/08/18
Tue Wed
92 Rangka Space Frame 31 days 90SS
26/06/18 08/08/18
Thu Wed
93 Water Sistem 19 days 92SS
09/08/18 05/09/18
Thu Wed
94 Galian Drainase 5 days 93SS
09/08/18 15/08/18
Thu Wed
95 Pemadatan Tanah 5 days 96
09/08/18 15/08/18
96 Pemasangan Drainase Kiri 4 days 94 Thu Tue

210
No Task Name Duration Predecessors Start Finish
09/08/18 14/08/18
Pemasangan Drainase Wed Thu
97 2 days 95
Kolektor 22/08/18 23/08/18
Wed Tue
98 Pemasangan Drainase Kanan 4 days 97
15/08/18 21/08/18
Fri Fri
99 Instalasi Tangki Air 1 day 98
24/08/18 24/08/18
Mon Wed
100 Pemasangan Pipa Talang 3 days 99
27/08/18 29/08/18
Thu Thu
101 Pemasangan Pipa Leader 1 day 100
30/08/18 30/08/18
Fri Wed
102 Pemasangan Pipa Pembawa 4 days 101
31/08/18 05/09/18

IV.5.2 Total Slack dan Free Slack


Total slack menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh
ditunda tanpa mempengaruhi jadwal durasi proyek keseluruhan. Sedangkan free
slack menunjukkan waktu yang diperkenankan untuk terlambat dimana
keterlambatan itu tidak mempengaruhi kegiatan selanjutnya. Setelah didapatkan
nilai ES, EF, LS, dan LF maka nilai total slack dan free slack dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus berikut.
Total Slack = LS – ES
Free Slack dibedakan berdasarkan konstrain yang digunakan
Untuk konstrain FS atau SS
 Free Slack = (ES of succeding activity) – (EF of the constraint)
Untuk konstrain EF atau FF
 Free Slack = (EF of succeding activity) – (EF of the constraint)
Dengan menggunakan Microsoft Project didapatlkan total slackdan free slack
sebagai berikut.
Tabel IV. 31 Total Slack dan Free Slack
Total Free
No Task Name Duration Predecessors
Slack Slack
Proyek Stasiun Intermoda 336
1 0 days 0 days
Joyoboyo days
2 Pekerjaan Persiapan 41 days 0 days 0 days
3 Pembersihan lahan 7 days 0 days 0 days
4 Pekerjaan Pemagaran 10 days 3SS+1 day 0 days 0 days

211
Total Free
No Task Name Duration Predecessors
Slack Slack
5 Pemasangan Bouwplank 1 day 3SS+5 days 5 days 5 days
6 Pemasangan Papan Nama Proyek 1 day 3SS+5 days;4;5 0 days 0 days
7 Pembuatan Direksi Keet dll 10 days 6 0 days 0 days
8 Pembuatan Gudang, Los Kerja, dll 15 days 7 0 days 0 days
Pemasangan Listrik, Air, dan lain-
9 2 days 8;7 0 days 0 days
lain
10 Pembuatan Washing Bay 1 day 8;9 0 days 0 days
11 Drainase Sementara 1 day 8;10 0 days 0 days
Pekerjaan Dinding Penahan
12 42 days 0 days 0 days
Tanah
13 Pengeboran Dinding Bored Pile 30 days 11 0 days 0 days
14 Penulangan Dinding Bored Pile 30 days 13SS 0 days 0 days
15 Pengecoran Dinding Bored Pile 30 days 11 0 days 0 days
16 Dewatering 12 days 15;13;14 0 days 0 days
17 Galian 10 days 16SS+1 day 0 days 0 days
18 Pengeboran Angkur 10 days 17SS 0 days 0 days
19 Penulangan Angkur 10 days 18SS 0 days 0 days
20 Grouting Angkur 10 days 19SS 0 days 0 days
Pekerjaan Pondasi Tie Beam dan
21 22 days 6 days 6 days
Pile Cap Zona 1
22 Pengeboran Zona 1 10 days 20 6 days 0 days
23 Penulangan Zona 1 10 days 20;22SS 6 days 0 days
24 Pengecoran Zona 1 10 days 20;23SS 6 days 0 days
25 Pembobokan Pondasi 1 10 days 24SS+3 days 6 days 0 days
Galian Pile Cap dan Tie Beam
26 10 days 25SS 6 days 0 days
Zona 1
27 Pembuatan Lantai Kerja Zona 1 10 days 26SS 6 days 0 days
Pemasangan Bekisting Pile Cap
28 10 days 27SS+3 days 6 days 0 days
dan Tie Beam Zona 1
Pembesian Pile Cap dan Tie Beam
29 10 days 28SS+2 days 6 days 0 days
Zona 1
Pengecoran Zona Pile Cap dan Tie
30 10 days 29SS+1 day 6 days 0 days
Beam Zona 1
31 Pekerjaan Struktur Underpass 30 days 30 6 days 6 days
Pemasangan Bekisting Pelat
32 1 day 30;22;23 6 days 0 days
Lantai Underpass
33 Penulangan Lantai Underpass 4 days 32SS+2 days 6 days 0 days
34 Pengecoran Lantai Underpass 4 days 33 6 days 0 days
Pemasangan Balok dan Kolom
35 18 days 34FS+2 days 6 days 6 days
Lantai Underpass
Pekerjaan Pondasi Tie Beam dan 264
36 20SS 0 days 0 days
Pile Cap Zona 2 days
37 Pengeboran Zona 2 60 days 15 0 days 0 days

212
Total Free
No Task Name Duration Predecessors
Slack Slack
38 Penulangan Zona 2 60 days 37SS 0 days 0 days
39 Pengecoran Zona 2 60 days 38SS+1 day 0 days 0 days
40 Pembobokan Pondasi Zona 2 60 days 39SS+2 days 0 days 0 days
Galian Pile Cap dan Tie Beam
41 60 days 40SS 0 days 0 days
Zona 2
42 Pembuatan Lantai Kerja Zona 2 60 days 41SS 0 days 0 days
Pemasangan Bekisting Pile Cap
43 60 days 42SS 0 days 0 days
dan Tie Beam Zona 2
Pembesian Pile Cap dan Tie Beam
44 60 days 43SS+1 day 0 days 0 days
Zona 2
Pengecoran Pile Cap dan Tie
45 60 days 44SS+1 day 0 days 0 days
Beam Zona 2
180
46 Pekerjaan Struktur Atas 0 days 0 days
days
47 Pekerjaan Perkerasan Parkir 20 days 0 days 0 days
48 Pembekistingan Lapis Pondasi 14 days 45;35 0 days 0 days
49 Pengecoran Lapis Pondasi 14 days 48SS+1 day 0 days 0 days
Pemasangan Bekisting
50 14 days 49SS+3 days 0 days 0 days
Perkerasan Parkir
51 Penulangan Perkerasan Parkir 14 days 49SS+3 days 2 days 2 days
50SS+2
52 Pengecoran Perkerasan Parkir 14 days 0 days 0 days
days;51SS
53 Lantai 2 98 days 0 days 0 days
Pemasangan Balok Kolom Lantai 51SS+3
54 90 days 0 days 0 days
2 days;52
Pembekistingan Pelat Lantai 2 36
55 3 days 54SS+15 days 0 days
Zona 1 days
36
56 Penulangan Pelat Lantai 2 Zona 1 3 days 55 0 days
days
39 13
57 Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona 1 2 days 56
days days
Pembekistingan Pelat Lantai 2 54SS+30 24
58 3 days 0 days
Zona 2 days;55 days
24
59 Penulangan Pelat Lantai 2 Zona 2 3 days 58;56 0 days
days
26 13
60 Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona 2 2 days 59;57
days days
Pembekistingan Pelat Lantai 2 54SS+45 12
61 3 days 0 days
Zona 3 days;58 days
12
62 Penulangan Pelat Lantai 2 Zona 3 3 days 61;59 0 days
days
13 13
63 Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona 3 2 days 62;60
days days
64 Pembekistingan Pelat Lantai 2 3 days 54SS+60 0 days 0 days

213
Total Free
No Task Name Duration Predecessors
Slack Slack
Zona 4 days;61
65 Penulangan Pelat 2 Zona 4 3 days 64;62 0 days 0 days
66 Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona 4 2 days 65;63 0 days 0 days
Pembekistingan Pelat Lantai 2 54SS+75 41
67 3 days 0 days
Zona 5 days;64 days
41
68 Penulangan Pelat Lantai 2 Zona 5 3 days 67;65 0 days
days
42 13
69 Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona 5 2 days 68;66
days days
Pembekistingan Pelat Lantai 2 54SS+90 29
70 3 days 0 days
Zona 6 days;67 days
29
71 Penulangan Pelat Lantai 2 Zona 6 3 days 70;68 0 days
days
29 16
72 Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona 6 2 days 71;69
days days
73 Lantai 3 48 days 0 days 0 days
Pemasangan Balok Kolom Lantai
74 40 days 66 0 days 0 days
3
Pembekistingan Pelat Lantai 3 74SS+10 21
75 3 days 0 days
Zona 1 days;66 days
34
76 Penulangan Pelat Lantai 3 Zona 1 3 days 75;66 0 days
days
37
77 Pengecoran Pelat Lantai 3 Zona 1 2 days 76 8 days
days
Pembekistingan Pelat Lantai 3 74SS+20 14
78 3 days 0 days
Zona 2 days;75 days
27
79 Penulangan Pelat Lantai 3 Zona 2 3 days 78;76 0 days
days
29
80 Pengecoran Pelat Lantai 3 Zona 2 2 days 79;77 8 days
days
Pembekistingan Pelat Lantai 3 74SS+30
81 3 days 7 days 0 days
Zona 3 days;78
20
82 Penulangan Pelat Lantai 3 Zona 3 3 days 81;79 0 days
days
21
83 Pengecoran Pelat Lantai 3 Zona 3 2 days 82;80 8 days
days
Pembekistingan Pelat Lantai 3
84 3 days 74;81 0 days 0 days
Zona 4
13
85 Penulangan Pelat Lantai 3 Zona 4 3 days 84;82 0 days
days
13 13
86 Pengecoran Pelat Lantai 3 Zona 4 2 days 85;83;72;69
days days
87 Lantai 4 18 days 0 days 0 days
88 Pemasangan Balok Kolom lantai 4 10 days 84 0 days 0 days

214
Total Free
No Task Name Duration Predecessors
Slack Slack
Pemasangan Bekisting Pelat
89 3 days 88 0 days 0 days
Lantai 4
90 Penulangan Pelat Lantai 4 3 days 89 0 days 0 days
91 Pengecoran Pelat Lantai 4 2 days 90 0 days 0 days
92 Rangka Atap Baja 31 days 0 days 0 days
93 Rangka Space Frame 31 days 91;86;72;83 0 days 0 days
94 Water Sistem 19 days 93 0 days 0 days
95 Galian Drainase 5 days 93SS 0 days 0 days
96 Pemadatan Tanah 5 days 95SS 0 days 0 days
97 Pemasangan Drainase Kiri 4 days 96SS 0 days 0 days
98 Pemasangan Drainase Kolektor 2 days 99 0 days 0 days
99 Pemasangan Drainase Kanan 4 days 97 0 days 0 days
100 Instalasi Tangki Air 1 day 98 0 days 0 days
101 Pemasangan Pipa Talang 3 days 100 0 days 0 days
102 Pemasangan Pipa Leader 1 day 101 0 days 0 days
103 Pemasangan Pipa Pembawa 4 days 102 0 days 0 days

IV.6 Alokasi Tenaga Kerja


Pengerjaan alokasi sumber daya ini dibantu menggunakan software Microsoft
Project. Setelah dibuat penjadwalan keseluruhan proyek dalam Microsoft Project,
tahap selanjutnya adalah memasukkan data kebutuhan sumber daya tiap pekerjaan
yang ada. Kebutuhan jumlah tenaga kerja didapat dari perhitungan durasi
pekerjaan berdasarkan produktivitas masing-masing jenis tenaga kerja.
Perhitungan produktivitas, durasi pekerjaan dan jumlah kebutuhan tenaga kerja
sudah diperhitungkan pada sub bab IV.4. Berikut adalah tabel input sumber daya
dengan menggunakan Microsoft Project.

Tabel IV. 32 Input Resource Pada Microsoft Project


No Task Name Duration Resource Names
Proyek Stasiun Intermoda
1 336 days
Joyoboyo
2 Pekerjaan Persiapan 41 days
3 Pembersihan lahan 7 days Pekerja[17];Mandor[2]
Pekerja[10];Tukang
4 Pekerjaan Pemagaran 10 days
Kayu[19];Mandor
Pekerja[5];Tukang
5 Pemasangan Bouwplank 1 day
Kayu[5];Mandor

215
No Task Name Duration Resource Names
Pemasangan Papan Nama Pekerja[3];Tukang Kayu;Tukang
6 1 day
Proyek Batu;Mandor[2]
Pekerja[16];Tukang
Batu[8];Tukang Kayu[16];Tukang
7 Pembuatan Direksi Keet dll 10 days
Besi[16];Kepala
Tukang[3];Mandor[3]
Pembuatan Gudang, Los Pekerja[16];Mandor[2];Tukang
8 15 days
Kerja, dll Kayu[31]
Pemasangan Listrik, Air, dan
9 2 days
lain-lain
10 Pembuatan Washing Bay 1 day Pekerja[2];Tukang Batu
11 Drainase Sementara 1 day Pekerja;Tukang Batu
Pekerjaan Dinding Penahan
12 42 days
Tanah
Pengeboran Dinding Bored Pekerja[31];Tukang
13 30 days
Pile Bor[8];Mandor[3]
Pekerja[79];Tukang
Penulangan Dinding Bored
14 30 days Besi[79];Mandor[5];Kepala
Pile
Tukang[8]
Pekerja[99];Tukang
Pengecoran Dinding Bored
15 30 days Batu[25];Mandor[10];Kepala
Pile
Tukang[3]
16 Dewatering 12 days Pekerja[3];Mandor
17 Galian 10 days Pekerja[47];Mandor[8]
18 Pengeboran Angkur 10 days Pekerja[12];Mandor[2]
Pekerja[15];Tukang
19 Penulangan Angkur 10 days Besi[15];Mandor;Kepala
Tukang[2]
Pekerja[2];Tukang Batu;Kepala
20 Grouting Angkur 10 days
Tukang;Mandor
Pekerjaan Pondasi Tie Beam
21 22 days
dan Pile Cap Zona 1
Pekerja[25];Tukang
22 Pengeboran Zona 1 10 days
Bor[7];Mandor[3]
Pekerja[33];Tukang
23 Penulangan Zona 1 10 days Besi[33];Kepala
Tukang[4];Mandor[2]
Pekerja[41];Tukang
24 Pengecoran Zona 1 10 days Batu[11];Mandor[5];Kepala
Tukang[2]
25 Pembobokan Pondasi 1 10 days Pekerja[4];Mandor
Galian Pile Cap dan Tie
26 10 days Pekerja[9];Mandor
Beam Zona 1
Pembuatan Lantai Kerja
27 10 days Pekerja;Mandor;Tukang Batu
Zona 1

216
No Task Name Duration Resource Names
Pemasangan Bekisting Pile Pekerja[8];Tukang
28 10 days
Cap dan Tie Beam Zona 1 Batu[3];Mandor;Kepala Tukang
Pembesian Pile Cap dan Tie Pekerja[5];Tukang
29 10 days
Beam Zona 1 Besi[5];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[20];Tukang
Pengecoran Zona Pile Cap
30 10 days Batu[5];Mandor[2];Kepala
dan Tie Beam Zona 1
Tukang
Pekerjaan Struktur
31 30 days
Underpass
Pemasangan Bekisting Pelat Pekerja[5];Tukang
32 1 day
Lantai Underpass Batu[2];Mandor;Kepala Tukang
Penulangan Lantai Pekerja[8];Tukang Besi[8];Kepala
33 4 days
Underpass Tukang;Mandor
Pekerja[43];Tukang
Pengecoran Lantai
34 4 days Batu[11];Mandor[5];Kepala
Underpass
Tukang[2]
Pekerja[14];Tukang
Pemasangan Balok dan
35 18 days Besi[14];Mandor;Kepala
Kolom Lantai Underpass
Tukang[2]
Pekerjaan Pondasi Tie Beam
36 264 days
dan Pile Cap Zona 2
Pekerja[16];Tukang
37 Pengeboran Zona 2 60 days
Bor[4];Mandor[2];Kepala Tukang
Pekerja[40];Tukang
38 Penulangan Zona 2 60 days Besi[40];Mandor[2];Kepala
Tukang[4]
Pekerja[50];Tukang
39 Pengecoran Zona 2 60 days Batu[13];Mandor[5];Kepala
Tukang[2]
Pembobokan Pondasi Zona
40 60 days Pekerja[4];Mandor
2
Galian Pile Cap dan Tie
41 60 days Pekerja[10];Mandor
Beam Zona 2
Pembuatan Lantai Kerja Pekerja[2];Tukang
42 60 days
Zona 2 Batu[2];Mandor
Pemasangan Bekisting Pile Pekerja[19];Tukang
43 60 days
Cap dan Tie Beam Zona 2 Batu[7];Mandor;Kepala Tukang
Pembesian Pile Cap dan Tie Pekerja[7];Tukang
44 60 days
Beam Zona 2 Besi[7];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[12];Tukang
Pengecoran Pile Cap dan Tie
45 60 days Batu[3];Mandor[2];Kepala
Beam Zona 2
Tukang
46 Pekerjaan Struktur Atas 180 days
47 Pekerjaan Perkerasan Parkir 20 days
48 Pembekistingan Lapis 14 days Pekerja;Mandor;Kepala

217
No Task Name Duration Resource Names
Pondasi Tukang;Tukang Kayu
Pekerja[74];Tukang
49 Pengecoran Lapis Pondasi 14 days Batu[19];Mandor[8];Kepala
Tukang[2]
Pemasangan Bekisting Pekerja;Mandor;Tukang
50 14 days
Perkerasan Parkir Besi;Kepala Tukang
Pekerja[22];Kepala
Penulangan Perkerasan
51 14 days Tukang[3];Mandor[2];Tukang
Parkir
Besi[22]
Pekerja[98];Tukang
Pengecoran Perkerasan
52 14 days Batu[25];Mandor[10];Kepala
Parkir
Tukang[3]
53 Lantai 2 98 days
Pekerja[44];Tukang
Pemasangan Balok Kolom
54 90 days Besi[44];Mandor[3];Kepala
Lantai 2
Tukang[5]
Pembekistingan Pelat Lantai Pekerja[13];Tukang
55 3 days
2 Zona 1 Besi[7];Mandor[2]
Penulangan Pelat Lantai 2 Pekerja[8];Tukang
56 3 days
Zona 1 Besi[7];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[54];Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 2
57 2 days Batu[14];Mandor[6];Kepala
Zona 1
Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai Pekerja[13];Tukang
58 3 days
2 Zona 2 Besi[7];Mandor[2]
Penulangan Pelat Lantai 2 Pekerja[8];Tukang
59 3 days
Zona 2 Besi[7];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[54];Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 2
60 2 days Batu[14];Mandor[6];Kepala
Zona 2
Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai Pekerja[13];Tukang
61 3 days
2 Zona 3 Besi[7];Mandor[2]
Penulangan Pelat Lantai 2 Pekerja[8];Tukang
62 3 days
Zona 3 Besi[7];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[54];Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 2
63 2 days Batu[14];Mandor[6];Kepala
Zona 3
Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai Pekerja[13];Tukang
64 3 days
2 Zona 4 Besi[7];Mandor[2]
Pekerja[8];Tukang
65 Penulangan Pelat 2 Zona 4 3 days
Besi[7];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[54];Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 2
66 2 days Batu[14];Mandor[6];Kepala
Zona 4
Tukang[2]
67 Pembekistingan Pelat Lantai 3 days Pekerja[13];Tukang

218
No Task Name Duration Resource Names
2 Zona 5 Besi[7];Mandor[2]
Penulangan Pelat Lantai 2 Pekerja[8];Tukang
68 3 days
Zona 5 Besi[7];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[54];Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 2
69 2 days Batu[14];Mandor[6];Kepala
Zona 5
Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai Pekerja[13];Tukang
70 3 days
2 Zona 6 Besi[7];Mandor[2]
Penulangan Pelat Lantai 2 Pekerja[8];Tukang
71 3 days
Zona 6 Besi[7];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[54];Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 2
72 2 days Batu[14];Mandor[6];Kepala
Zona 6
Tukang[2]
73 Lantai 3 48 days
Pekerja[44];Tukang
Pemasangan Balok Kolom
74 40 days Besi[44];Mandor[3];Kepala
Lantai 3
Tukang[5]
Pembekistingan Pelat Lantai Tukang Batu[10];Tukang
75 3 days
3 Zona 1 Besi[5];Mandor;Kepala Tukang
Penulangan Pelat Lantai 3 Pekerja[6];Tukang
76 3 days
Zona 1 Besi[6];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[42];Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 3
77 2 days Batu[11];Mandor[5];Kepala
Zona 1
Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai Tukang Batu[10];Tukang
78 3 days
3 Zona 2 Besi[5];Mandor;Kepala Tukang
Penulangan Pelat Lantai 3 Pekerja[6];Tukang
79 3 days
Zona 2 Besi[6];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[42];Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 3
80 2 days Batu[11];Mandor[5];Kepala
Zona 2
Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai Tukang Batu[10];Tukang
81 3 days
3 Zona 3 Besi[5];Mandor;Kepala Tukang
Penulangan Pelat Lantai 3 Pekerja[6];Tukang
82 3 days
Zona 3 Besi[6];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[42];Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 3
83 2 days Batu[11];Mandor[5];Kepala
Zona 3
Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai Tukang Batu[10];Tukang
84 3 days
3 Zona 4 Besi[5];Mandor;Kepala Tukang
Penulangan Pelat Lantai 3 Pekerja[6];Tukang
85 3 days
Zona 4 Besi[6];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[42];Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 3
86 2 days Batu[11];Mandor[5];Kepala
Zona 4
Tukang[2]

219
No Task Name Duration Resource Names
87 Lantai 4 18 days
Pekerja[45];Tukang
Pemasangan Balok Kolom
88 10 days Besi[45];Kepala
lantai 4
Tukang[5];Mandor[3]
Pekerja[14];Tukang
Pemasangan Bekisting Pelat
89 3 days Besi[7];Mandor[2];Kepala
Lantai 4
Tukang
Pekerja[8];Tukang
90 Penulangan Pelat Lantai 4 3 days
Besi[8];Mandor;Kepala Tukang
Pekerja[58];Tukang
91 Pengecoran Pelat Lantai 4 2 days Batu[15];Mandor[6];Kepala
Tukang[2]
92 Rangka Atap Baja 31 days
Pekerja[15];Tukang Las[5];Kepala
93 Rangka Space Frame 31 days
Tukang;Mandor
94 Water Sistem 19 days
95 Galian Drainase 5 days Pekerja[27];Mandor
96 Pemadatan Tanah 5 days Pekerja[2];Mandor
97 Pemasangan Drainase Kiri 4 days Pekerja[14];Mandor[4]
Pemasangan Drainase
98 2 days Pekerja[3];Mandor
Kolektor
99 Pemasangan Drainase Kanan 4 days Pekerja[14];Mandor[4]
100 Instalasi Tangki Air 1 day Pekerja[2];Mandor
Pekerja[12];Tukang
101 Pemasangan Pipa Talang 3 days Pipa[23];Mandor;Kepala
Tukang[3]
Pekerja[10];Mandor;Tukang
102 Pemasangan Pipa Leader 1 day
Pipa[5]
Pekerja[19];Tukang
103 Pemasangan Pipa Pembawa 4 days
Pipa[10];Mandor[2]

Selanjutnya dilakukan input data nama sumber daya, tipe sumber daya dan
maximum units yaitu jumlah sumber daya maksimal yang tersedia bagi proyek ke
dalam Resource Sheet. Penentuan jumlah maksimum pekerja yang digambarkan
pada tabel di bawah ini merupakan asumsi dengan pertimbangan luas lahan kerja
dan batasan durasi pekerjaan.

220
Tabel IV. 33 Resource Sheet
Resource Name Type Material Label Initials Group Max. Units
Mandor Work M 29
Pekerja Work P 200
Tukang Kayu Work T 31
Tukang Batu Work T 44
Tukang Besi Work T 70
Kepala Tukang Work K 19
Tukang Bor Work T 11
Tukang Las Work T 5
Tukang Pipa Work T 20

Setelah dilakukan input kebutuhan sumber daya, pada tabel tersebut dapat di lihat
terjadi kekurangan sumber daya di beberapa item pekerjaan. Overalokasi sumber
daya terjadi ketika penugasan pada suatu sumber daya melebihi kemampuan
untuk menyelesaikan tugas tersebut. Overalokasi sumber daya dapat dilihat
melalui fitur tampilan Resource Sheet yang di tampilkan dengan tulisan berwarna
merah pada tabel diatas.

Permasalahan alokasi sumber daya ini dapat disolusikan dengan proses levelling.
Leveling sumber daya dilakukan dengan menunda pekerjaan sampai sumber daya
terkait memiliki waktu untuk mengerjakannya. Setelah sumber daya dimasukkan
ke dalam seluruh item pekerjaan, dapat dilihat histogram penggunaan sumber daya
yang terjadi overalokasi. Berikut ini adalah beberapa histogram sumber daya yang
mengalami overalokasi sebelum proses levelling.

Gambar IV. 23 Histogram Tukang Pipa Sebelum Leveling

221
Gambar IV. 24 Histogram Kepala Tukang Sebelum Leveling

Gambar IV. 25 Histogram Pekerja Sebelum Leveling

Gambar IV. 26 Histogram Tukang Besi Sebelum Leveling

222
Gambar IV. 27 Histogram Mandor Sebelum Leveling
Berikut adalah data rekapitulasi kebutuhan dan keterdiaan sumber daya tenaga
kerja yang ada di lapangan pada proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo:

Tabel IV. 34 Rekapitulasi Kebutuhan dan Ketersediaan Resource


Resource Name Yang Tersedia Kebutuhan Maximum Kebutuhan Minimum
Mandor 29 29 1
Pekerja 200 273 15
Tukang Kayu 31 31 1
Tukang Batu 44 44 44
Tukang Besi 70 100 16
Kepala Tukang 19 19 1
Tukang Bor 11 11 4
Tukang Las 5 5 5
Tukang Pipa 20 23 10
Resource yang di tandai dengan tulisan berwarna merah merupakan resoource
yang mengalami overalocated yang artinya di lapangan akan terjadi kekurangan
sumberdaya.
Kemudian dilakukan proses leveling dengan langkah berikut:
Tab Resource → Level All
Setelah proses levelling dilaksanakan, diketahui terjadi perubahan durasi pada
beberapa pekerjaan yang mengalami overalokasi. Dengan adanya levelling maka
memungkinkan terjadi delay atau penambahan durasi pekerjaan pada suatu
pekerjaan yang mengalami overalokasi apabila terjadi pada pekerjaan yang
melalui jalur kritis.

223
Gambar IV. 28 Durasi Proyek Sebelum Leveling

Gambar IV. 29 Durasi Proyek Setelah Leveling


Setelah leveling didapatkan durasi proyek stasiun Intermoda Joyoboyo mengalami
kemunduran durasi pekerjaan menjadi 390 hari kerja, jika dibandingkan dengan
sebelum leveling sebesar 336 hari kerja. Jika melakukan penundaan terhadap
durasi proyek yang semula, maka akan dapat meningkatkan biaya overhead kantor
pusat dan biaya sewa alat seperti tower crane yang harus di bayar bedasarkan
durasi pakai dan tidak bergantung langsung pada volume pekerjaan. Untuk itu
sebaiknya dilakukan manajemen proyek lebih lanjut dengan menambah sumber
daya sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah rekapitulasi manajemen
sumberdaya pada proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo:
Tabel IV. 35 Manajemen Sumber Daya
Jalur Keb Ter Alokasi Durasi Durasi
Pekerjaan Kritis utuh sed Tambah Sebelum Levelin Saran
(Ya/Tidak) an ia an Leveling g
A Pekerja
Pengeboran
Dinding Bored Pile
Penulangan 40.3 Tambah
1 Ya 209 200 9 30 Hari
Dinding Bored Pile Hari Tenaga Kerja
Pengecoran
Dinding Bored Pile
2 Dewatering Ya 227 200 27 12 Hari 23Hari Tambah

224
Jalur Keb Ter Alokasi Durasi Durasi
Pekerjaan Kritis utuh sed Tambah Sebelum Levelin Saran
(Ya/Tidak) an ia an Leveling g
Galian Tenaga Kerja
Pengeboran
Angkur
Penulangan
Angkur
Grouting Angkur
Pekerjaan Pondasi
Tidak 273 200 73 10 hari 10 Hari -
Zona 1
3 Pekerjaan Tie Tidak Perlu
22.43
Beam dan Pile Tidak 207 200 7 19 Hari Tambah
Hari
Cap Zona 1 Tenaga Kerja
Pengecoran Lantai
14.3
4 Baement/Underpa Tidak 203 200 3 4 Hari -
Hari
ss
B Tukang Besi
Pekerjaan
1 Ya 79 70 9 41 Hari 41 hari -
Persiapan
Tidak Perlu
Pekerjaan Pondasi 25.43
2 Tidak 85 70 15 22 Hari Tambah
Zona 1 hari
Tenaga Kerja
Pembekistingan
Pelat Lantai 2 Tidak
Zona 5
Penulangan Pelat
Tidak
Lantai 2 Zona 5
Pemasangan
Balok Kolom Ya
Lantai 3
3 100 70 30 16 hari 16 hari -
Pembekistingan
Pelat Lantai 3 Tidak
Zona 1
Penulangan Pelat
Tidak
Lantai 3 Zona 1
Pembekistingan
Pelat Lantai 3 Tidak
Zona 2
C Tukang Pipa
Pemasangan Pipa
1 Ya 23 20 3 3 hari 3 hari -
Talang

225
BAB V
PERENCANAAN ESTIMASI BIAYA

Estimasi biaya yang dilakukan pada proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo mengacu
pada volume pekerjaan yang telah dihitung pada quantity take-off. Estimasi biaya
yang dilakukan adalah Engineer’s Estimate. Engineer’s Estimate adalah
perhitungan biaya untuk suatu paket pekerjaan konstruksi dilakukan oleh
konsultan perencana atau orang yang memiliki kemampuan dalam menghitung
biaya kontruksi yang meliputi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya
langsung dihitung menggunakan analisis harga satuan dan resource enumeration,
sedangkan biaya tidak langsung dihitungan berdasarkan persentase dari jurnal dan
peraturan pemerintah.

V.1 Estimasi Biaya Langsung


Estimasi biaya yang dilakukan pada proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo di
Surabaya mengacu pada volume pekerjaan yang telah dihitung pada quantity take-
off serta penentuan produktivitas pekerjaan.

Pada sub-bab ini akan dibahas proses perhitungan estimasi biaya konstruksi,
perhitungan estimasi biaya langsung, serta rekapitulasi biaya langsung pada
proyek konstruksi Stasiun Intermoda Joyoboyo.

A. Material
Kebutuhan material pada setiap elemen pekerjaan didapat dari metoda unit
price dan resource enumeration. Perhitungan biaya-biaya pekerjaan-
pekerjaan yang menggunakan SNI Analisa Harga Satuan, HSPK Surabaya
2016, Lampiran Permen PUPR no. 28 tahun 2016, Analisis Harga Satuan
Bina Marga, dan Analisis Harga Satuan Banyumas. Sedangkan untuk
pekerjaan-pekerjaan yang unik seperti yang menggunakan alat berat maka
dilakukan perhitungan berdasarkan produktivitas alat berat dan tenaga
kerjanya. Harga material didapat dari Harga Satuan Pekerjaan Konstruksi

226
Surabaya Tahun 2016, PUPR, dan harga langsung dari supplier material yang
didapat melalui internet.

B. Alat
Biaya sewa alat dihitung berdasarkan jumlah alat, dan durasi penggunaan
alat. Biaya sewa alat memperhitungkan kemampuan supplier dalam
menyewakan harga dalam jam, hari, atau bulan. Harga alat didapat dari hasil
pencarian harga langsung dari penyedia jasa penyewaan alat berat daerah
Surabaya.

C. Tenaga kerja
Upah tenaga kerja akan dihitung berdasarkan jenis keahlian, jam kerja, dan
jumlah tenaga kerja yang digunakan. Upah tenaga kerja akan berbeda
tergantung jenis keahlian seperti mandor, tukang, dan pekerja. Dalam
pekerjaan proyek waktu efektif kerja dalam sehari adalah 8 jam kerja,
sedangkan jika bekerja lembur 12 jam per hari maka akan dihitung mengacu
kepada Peraturan Menteri no.102/MEN/VI/2004 untuk upah lembur pada
hari kerja. Untuk tugas akhir ini, analisis jam kerja tenaga kerja akan
ditetapkan yaitu 8 jam/hari.

D. Metode Estimasi Biaya


Metode estimasi biaya konstruksi yang digunakan adalah unit price. Untuk
pekerjaan-pekerjaan seperti pekerjaan fasilitas sementara digunakan metode
unit price, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan tidak dilakukan dengan
me-resource dan melakukan pendekatan produktivitas dengan pekerjaan
serupa, kemudian produktivitas tersebut dikonversi ke dalam bentuk indeks
dan untuk dijadikan harga satuan. Berikut akan diberikan contoh
perhitungan biaya pekerjaan galian lahan dengan total volume galian 1 m3 .

227
a) Biaya Alat Berat
Excavator
Harga Satuan Sewa Excavator
Harga sewa operator = Rp 2.000.000/hari (biaya sudah termasuk bahan
bakar dan gaji operator)
Harga Total Pemakaian = Indeks × Volume × Harga Satuan
Harga Total Pemakaian = 0.001 × 1 m3 × Rp 2,000,000/ hari
Harga total pemakaian = Rp 2.281,80

Dump Truck
Harga Satuan Sewa Dump Truck
Harga sewa dump truck = Rp 1.080.000/ hari (biaya sudah termasuk bahan
bakar dan gaji operator)
Harga total Pemakaian = Indeks × Volume × Harga Satuan
Harga total Pemakaian = 0.002 × 1 m3× Rp 1080.000/ hari
Harga total pemakaian = Rp 21.600
Pada perhitungan tugas akhir ini semua biaya alat yang dilakukan secara
perhitungan unit price atau dengan menghitung produktivitas masing-
masing alat dan kemudian produktivitas tersebut dijadikan koeifisien harga
satuan alat.

E. Upah Tenaga Kerja dan Material


Tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan galian tanah
lahan adalah mandor dan pekerja. Perhitungan upah pekerja dilakukan
menggunakan analisis harga satuan dengan menggunakan koefisien dari
HSPK Surabaya. Berikut adalah contoh perhitungan analisis harga satuan
untuk pekerjaan galian untuk pekerjaan 1 m3 tanah.
Tenaga
Upah Mandor = Indeks ×Harga satuan
Upah Mandor = 0.025 × Rp 158,000 = Rp 3,950
Upah Pekerja = Indeks ×Harga satuan
Upah Pekerja = 0.75 × Rp 110,000 = Rp 82,500

228
Alat Bantu
Biaya 1 set alat = 1 ×Harga satuan
Biaya 1 set alat = 1 ×Rp 1,100 = Rp 1,100

Total Biaya = Biaya tenaga kerja + Biaya Alat Bantu + Biaya Alat Berat
Dari perhitungan di atas di dapatkan biaya harga satuan pekerjaan galian
tanah 1 m3 = Rp 111.432/m3.
Hasil perhitungan kuantitas pekerjaan galian adalah 3118,5 m3, sehingga
biaya total pekerjaan galian underpass adalah = 3118,5 m3 x Rp 111.432
/m3 = Rp 145.326.763,262
.
Hasil perhitungan untuk sub-pekerjaan lainnyaakan ditampilkan pada tabel
berikut dengan keterangan sumber estimasi yang dibedakan menggunakan
warna sebagai berikut serta keterangan lainnya adalah koefisien alat berat
yang digunakan merupakan hasil resource sendiri yang telah di
perhitungkan pada Bab IV.3.2 bukan dari harga satuan.

Resource Enumeration
HSPK Surabaya 2016’’
Lampiran PUPR 2016
RSNI-T-12-2002
AHS Bina Marga
AHS Banyumas

229
V.1.1 Estimasi Biaya Pekerjaan Persiapan
1. Pembersihan Lahan

Tabel V. 1 Harga Satuan Pekerjaan Pembersihan Lahan


Harga Satuan (Rp) Total Harga Satuan
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks
Bahan Upah (Rp)

PEKERJAAN PERSIAPAN

F. Pembersihan Lahan (m²)

Tenaga
Pekerja Oh 0.009 110.000.00 990.00
Mandor Oh 0.001 158.000.00 158.00
Alat
Dumptruck Oh 0.005 1.080.000.00 5.400.00
Dozer Oh 0.0001 2.800.000.00 280.00
Sub Total 6.828.00

2. Mobilisasi dan demobilisasi alat dan tenaga kerja


Biaya mobilisasi dan demobilisasi secara keseluruhan dihitung secara
lumpsum. Biaya ini meliputi penyewaan tower crane dan biaya-biaya
mobilisasi alat berat. Berikut adalah rekapitulasi alat-alat yang biayanya
dimasukan kedalam mobilisasi dan demobilisasi.
Tabel V. 2 Biaya Alat-alat Yang Dimasukan Kedalam Biaya Mobilisasi
Durasi Harga Satuan Harga Total
Jenis Alat Sifat Jumlah
Pakai (Rp) (Rp)
Bar Bender dan
Beli 504 20.000.000 4 80.000.000
Cutter
Vibrator Beli 504 3.400.000 5 17.000.000
Power Towel Beli 504 8.200.000 4 32.800.000
Concrete Pump Beli 504 7.500.000 2 15.000.000
Tower Crane Sewa 504 1.170.400 1 589.881.600
Total 734.681.600
Pekerjaan mobilisasi demobilisasi diasumsikan menggunakan 5 unit flatbed
truck trailer untuk memobilisasi alat berat tower crane, dan lainnya.
Diasumsikan menempuh jarak 100 km dari lokasi proyek sehingga dengan
konsumsi bahan bakar 1 liter per 1 km, dibutuhkan 500 liter solar untuk 5
unit flatbed trailer termasuk mobilisasi dan demobilisasi. Dibutuhkan juga
upah untuk supir truk, biaya lain-lain.

230
Sumber harga sewa flat bed truck:
https://www.scribd.com/doc/86449021/DAFTAR-BIAYA - SEWA
PERALATAN - PER -JAM-KERJA.
Tabel V. 3 Daftar Biaya Sewa Peralatan Per Jam

𝑃𝑒𝑟 122.796
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 = 𝑅𝑝 𝑥12 𝑗𝑎𝑚 ≈ 𝑅𝑝. 1.500.000
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑗𝑎𝑚
Tabel V. 4 Rekapitulasi Total Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi
Komponen Biaya Jumlah Biaya Satuan Total
Solar (liter) 500 Rp 6.000 Rp 3.000.000
Sopir (orang) dan kenek 20 Rp 400.000 Rp 8.000.000
Sewa Truk/hari 20 Rp 1.500.000 Rp 15.000.000
Tol 20 Rp 100.000 Rp 2.000.000
Pengeluaran Lain-lain 20 Rp 200.000 Rp 4.000.000
Total Rp 32.000.000

Di bandingkan dengan harga satuan lumpsum dari lampiran peraturan


menteri PUPR no. 28 tahun 2016 tidaklah jauh berbeda. Sehingga harga
tersebut cukup logis digunakan
Tabel V. 5 Harga Satuan Mobilisasi Permen PUPR

231
3. Fasilitas Sementara
Tabel V. 6 Harga Satua Pekerjaan Fasilitas Sementara
Harga Satuan (Rp) Total
Indek Harga
Jenis Pekerjaan Satuan
s Bahan Upah Satuan
(Rp)
PEKERJAAN PERSIAPAN
B. Pemasangan Pagar Sementara dari seng 2 m (m¹)
Bahan
Semen Portland tipe umum sak 0.050 69.000.00 3.450.00
Pasir Cor m3 0.005 243.000.00 1.215.00
Batu Pecah Mesin 2/3 cm m3 0.009 274.300.00 2.468.70
Cat Meni Besi kg 0.450 62.800.00 28.260.00
Seng Gelombang BJLS 30, uk.
lembar 1.200 61.700.00 74.040.00
(0.8 x 1.5)
Paku Eternit kg 0.060 23.000.00 1.380.00
kayu Meranti Usuk 5/7 m3 0.072 4.188.000.00 301.536.00
Kayu Dolken D10/400cm batang 1.250 11.500.00 14.375.00
Tenaga
Pekerja Oh 0.200 110.000.00 22.000.00
Tukang Kayu Oh 0.400 121.000.00 48.400.00
Mandor Oh 0.020 158.000.00 3.160.00
Sub Total 500.284.70
D. Memasang Papan Nama Proyek 80x120 cm (Bh)
Bahan
Multipleks18 mm Btg 0.350 150.000.00 52.500.00
Tiang kayu 8/12 kelas II m3 0.077 6.250.000.00 481.250.00
Frame Besi L.30 x30.30 M¹ 5.800 12.000.00 69.600.00
Paku Campuran 5 cm dan 7 cm Kg 1.250 19.800.00 24.750.00
Cat Kayu Kg 2.500 53.900.00 134.750.00
Tenaga
Tukang Kayu Oh 1.000 121.000.00 121.000.00
Kepala Tukang Oh 0.100 121.000.00 12.100.00
Tukang Cat dan tulis’ Oh 1.500 121.000.00 181.500.00
Pekerja Oh 1.000 110.000.00 110.000.00
Mandor Oh 0.100 158.000.00 15.800.00
Sub Total 1.203.250.00
E. Pembuatan Direksi Keet, Bedeng Pekerja, Pos Jaga
Bahan
Dolken kayu D8/400 cm batang 1.250 11.500.00 14.375.00
Kayu Meranti 5/7 m3 0.180 4.188.000.00 753.840.00
Semen Portland Kg 35.00 1.380.00 48.300.00
Pasir Pasang m3 0.150 225.100.00 33.765.00
Pasir Beton m3 0.100 243.000.00 24.300.00

232
Harga Satuan (Rp) Total
Indek Harga
Jenis Pekerjaan Satuan
s Bahan Upah Satuan
(Rp)
Bata Merah buah 30.00 1.375.00 41.250.00
Seng Plat Lembar 0.250 61.700.00 15.425.00
Jendela Nako buah 0.200 3.350.400.00 670.080.00
Kaca Polos m2 0.080 74.100.00 5.928.00
Kunci tanam Buah 0.150 105.000.00 15.750.00
Plywood 4mm 2 x 2 m Lembar 0.060 131.000.00 7.860.00
Tenaga
Tukang Kayu Oh 2.000 121.000.00 242.000.00
Tukang Batu Oh 1.000 121.000.00 121.000.00
Pekerja Oh 2.000 110.000.00 220.000.00
Kepala Tukang Oh 0.300 121.000.00 36.300.00
Mandor Oh 0.050 158.000.00 7.900.00
Sub Total 1.407.793.00
F. Pembuatan Gudang dan Los Kerja
Bahan
Dolken kayu D8/400 cm batang 1.700 11.500.00 19.550.00
Kayu kelas II m3 0.210 24.000.00 5.040.00
Paku Biasa kg 0.300 28.200.00 8.460.00
Semen Portland kg 10.50 27.000.00 283.500.00
Pasir Beton m3 0.030 243.000.00 7.290.00
Koral Beton m3 0.050 45.000.00 2.250.00
Seng gelombang bwg 32 Lembar 1.500 59.000.00 88.500.00
Tenaga
Tukang Oh 2.000 121.000.00 242.000.00
Pekerja Oh 1.000 110.000.00 110.000.00
Kepala Tukang Oh 0.200 121.000.00 24.200.00
Mandor Oh 0.050 158.000.00 7.900.00
Sub Total 798.690.00
G. Washing Bay
Bahan
Batu Pecah m3 0.240 274.300.00 65.832.00
PasirPasang m3 1.010 225.100.00 227.351.00
Grill Penutup m2 1.000 27.000.00 27.000.00
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.056 121.000.00 6.722.22
Pekerja Oh 0.111 110.000.00 12.222.22
Sub Total 339.127.44
H. Drainase Sementara
Bahan
Klem PVC Buah 1.000 3.300.00 3.300.00
Pipa PVC Batang 0.300 219.800.00 65.940.00

233
Harga Satuan (Rp) Total
Indek Harga
Jenis Pekerjaan Satuan
s Bahan Upah Satuan
(Rp)
Tenaga
Tukang Oh 0.081 121.000.00 9.801.00
Pekerja Oh 0.081 110.000.00 8.910.00
Sub Total 87.951.00

4. Pengukuran dan Pematokan


Tabel V. 7 Harga Satuan Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan
Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)

PEKERJAAN PERSIAPAN
C. Memasang Bouwplank (m¹)
Bahan
Paku Biasa 2-5 inchi M³ 0.050 28.200.00 1.410.00
Kayu Meranti Usuk 4/6 , 5/7 Kg 0.012 4.188.000.00 50.256.00
Kayu Meranti Bekisting M³ 0.008 3.350.400.00 26.803.20
Tenaga
Pekerja Oh 0.100 110.000.00 11.000.00
Tukang Oh 0.100 121.000.00 12.100.00
Mandor Oh 0.010 158.000.00 1.580.00
Sub Total 103.149.20

V.1.2 Estimasi Biaya Pekerjaan Tanah dan Struktur Bawah


Tabel V. 8 Harga Satuan Pekerjaan Tanah
Harga Satuan (Rp)
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Total Harga Satuan (Rp)
Bahan Upah
PEKERJAAN TANAH
A. Instalasi Pompa Dewatering (unit)
Tenaga
Pekerja Oh 3.00 110.000.00 330.000.00
Mandor Oh 1.00 158.000.00 158.000.00
Alat
Pompa unit 1.00 3.785.000.00 3.785.000.00
Pipa m 145.00 10.000.00 1.450.000.00
Sub Total 4.273.000.00
B. Galian (m3)
Tenaga
Pekerja Oh 0.750 110.000.00 82.500.00

234
Harga Satuan (Rp)
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Total Harga Satuan (Rp)
Bahan Upah
Mandor Oh 0.025 158.000.00 3.950.00
Alat
Sewa Alat Bantu 1 set 1.000 1100 1.100.00
Excavator hari 0.001 2.000.000 2.281.80
Dumptruck hari 0.020 1.080.000 21.600.00
Sub Total 111.431.80

Tabel V. 9 Harga Satuan Pekerjaan Dinding Bored Pile


Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Sat Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)

PEKERJAAN DINDING BORED PILE

A. Pengeboran (m)
Tenaga
Pekerja Oh 0.309 110.000.00 33.968.00
Tukang Bor Oh 0.077 121.000.00 9.317.00
Mandor Oh 0.077 158.000.00 12.166.00
Alat
Sewa Mesin Bor Hari 0.006 1.591.200.00 9.547.20
Dumptruck Hari 0.051 1.080.000 55.384.62
Sub Total 120.382.82
B. Penulangan (kg) 120.382.82
Bahan
Besi Beton kg 1.050 25.500.00 26.775.00
Kawat Beton kg 0.015 12.500.00 187.50
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.007 121.000.00 847.00
Pekerja Oh 0.007 110.000.00 770.00
Kepala Tukang Oh 0.001 121.000.00 84.70
Mandor Oh 0.000 158.000.00 63.20
Sub Total 28.727.40
C. Pengecoran (m3)
Bahan
Beton Ready Mix fc’=30Mpa m3 1.050 820.000.00 861.000.00
Betonite m3 1.050 10.000.00 10.500.00
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 121.000.00 30.250.00
Pekerja Oh 1.000 110.000.00 110.000.00
Kepala Tukang Oh 0.025 121.000.00 3.025.00
Mandor Oh 0.100 158.000.00 15.800.00

235
Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Sat Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)
Alat
Bucket Concrete 0.030 100.000.00 3.000.00
Sub Total 1.033.575.00

Tabel V. 10 Harga Satuan Pekerjaan Pengangkuran Dinding Bored Pile


Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Sat Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)
ANCHORAGE
A. Pengeboran m
Tenaga
Pekerja Oh 0.010 110.000.00 1.100.00
Mandor Oh 0.001 158.000.00 158.00
Alat
Driling Rig 0.000 1.591.200.00 602.73
Sub Total 1.860.73
B. Penulangan kg
Bahan -
Besi Beton kg 1.050 25.500.00 26.775.00
Kawat Beton kg 0.010 12.500.00 125.00
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.005 121.000.00 605.00
Pekerja Oh 0.005 110.000.00 550.00
Kepala Tukang Oh 0.001 121.000.00 60.50
Mandor Oh 0.000 158.000.00 47.40
Sub Total 28.162.90
C. Pengecoran (m3)
Bahan
Beton Ready Mix fc’=30Mpa m3 1.050 820.000.00 861.000.00
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 121.000.00 30.250.00
Pekerja Oh 1.000 110.000.00 110.000.00
Kepala Tukang Oh 0.025 121.000.00 3.025.00
Mandor Oh 0.100 158.000.00 15.800.00
Sub Total 1.020.075.00

236
Tabel V. 11 Harga Satuan Pekerjaan Pondasi
Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Sat Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)
PEKERJAAN PONDASI
A. Pengeboran (m)
Tenaga
Pekerja Oh 0.309 110.000.00 33.968.00
Tukang Bor Oh 0.077 121.000.00 9.317.00
Mandor Oh 0.077 158.000.00 12.166.00
Alat
Sewa Mesin Bor Hari 0.006 1.591.200.00 9.547.20
Dumptruck Hari 0.051 1.080.000.00 55.384.62
Sub Total 120.382.82
B. Penulangan (kg)
Bahan
Besi Beton kg 1.050 25.500.00 26.775.00
Kawat Beton kg 0.015 12.500.00 187.50
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.007 121.000.00 847.00
Pekerja Oh 0.007 110.000.00 770.00
Kepala Tukang Oh 0.001 121.000.00 84.70
Mandor Oh 0.000 158.000.00 63.20
Sub Total 28.727.40
C. Pengecoran (m3)
Bahan
Beton Ready Mix fc’=30Mpa m3 1.050 820.000.00 861.000.00
Betonite m3 1.050 10.000.00 10.500.00
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 121.000.00 30.250.00
Pekerja Oh 1.000 110.000.00 110.000.00
Kepala Tukang Oh 0.025 121.000.00 3.025.00
Mandor Oh 0.100 158.000.00 15.800.00
Alat
Bucket Concrete 0.030 100.000.00 3.000.00
Sub Total 1.033.575.00

237
Tabel V. 12 Harga Satuan Pekerjaan Pondasi
Indek Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Sat
s Bahan Upah Satuan (Rp)

PEKERJAAN PILE CAP DAN TIE BEAM


A. Galian Pile Cap dan Tie beam (m3)
Tenaga
Pekerja Oh 0.750 110.000.00 82.500.00
Mandor Oh 0.025 158.000.00 3.950.00
Alat
1.080.000.0
Dump Truck Oh 0.020 21.600.00
0
Sub Total 108.050.00
B. Lantai Kerja (m2)
Bahan
Semen Portland zak 0.220 69.000.00 15.180.00
Pasir Beton m3 0.020 243.000.00 4.860.00
Kerikil (maks 30 mm) m3 0.030 249.700.00 7.491.00
10.00
Air ltr 28.00 280.00
0
Tenaga
Pekerja Oh 1.650 110.000.00 181.500.00
Tukang Batu Oh 0.275 121.000.00 33.275.00
Mandor Oh 0.083 158.000.00 13.114.00
Sub Total 227.889.00
C. Bekisting Pile Cap dan Tie beam (m2)
Bahan
140.0
Batako Press 1.375.00 192.500.00
00
Semen Portland Zak 0.659 69.000.00 45.471.00
Pasir Pasang M³ 0.091 225.100.00 20.484.10
Tenaga
Pekerja Oh 0.600 110.000.00 66.000.00
Tukang Oh 0.200 121.000.00 24.200.00
Kepala Tukang Oh 0.020 121.000.00 2.420.00
Mandor Oh 0.030 158.000.00 4.740.00
Sub Total 355.815.10
D. Pembobokan Pondasi (tiang)
Tenaga
Pekerja Oh 1.250 110.000.00 137.500.00
Mandor Oh 0.036 158.000.00 5.688.00
Sub Total 530.363.10
E. Penulangan Pile Cap dan Tie beam (kg)
Bahan -
Besi Beton kg 1.050 25.500.00 26.775.00

238
Indek Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Sat
s Bahan Upah Satuan (Rp)
Kawat Beton kg 0.015 12.500.00 187.50
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.007 121.000.00 847.00
Pekerja Oh 0.007 110.000.00 770.00
Kepala Tukang Oh 0.001 121.000.00 84.70
Mandor Oh 0.000 158.000.00 63.20
Sub Total 28.727.40
F. Pengecoran Pile Cap dan Tie beam (m3)
Bahan
Beton Ready Mix fc’=30Mpa m3 1.050 820.000.00 861.000.00
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 121.000.00 30.250.00
Pekerja Oh 1.000 110.000.00 110.000.00
Kepala Tukang Oh 0.025 121.000.00 3.025.00
Mandor Oh 0.100 158.000.00 15.800.00
Sub Total 1.020.075.00

V.1.3 Estimasi Biaya Pekerjaan Struktur Atas


Tabel V. 13 Harga Satuan Pekerjaan Balok dan Kolom
Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)
STRUKTUR BAJA
A. Baja Profil (kg)
Bahan
Baja profil kg 1.150 21.900.00 25.185.00
Alat
Crane hari 0.00041 1.170.400.00 484.39
Tenaga
Pekerja Oh 0.060 110.000.00 6.600.00
Tukang Oh 0.060 121.000.00 7.260.00
Mandor Oh 0.003 158.000.00 474.00
Kepala Tukang Oh 0.006 121000 726.00
Sub Total 40.729.39
B. Pembautan (buah)
Beugel dan Baut 1 1.000 120.000.00 120.000.00
Sub Total 120.000.00

239
Tabel V. 14 Harga Satuan Pekerjaan Rangka Atap
Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)

RANGKA ATAP BAJA


A. SPACE FRAME
Bahan
Space Frame kg 1.000 31.000.00 31.000.00
Bahan
Crane hari 0.000041 1.170.400.00 49.62
Sub Total 31.049.62
B. Pengelasan (cm)
Bahan
Elektroda Las 5 Kg kg 0.040 57.500.00 2.300.00
Solar liter 0.030 7.800.00 234.00
Minyak Pelumas liter 0.004 26.100.00 104.40
Tenaga
Pekerja Oh 0.004 110.000.00 440.00
Tukang Oh 0.002 121.000.00 242.00
Mandor Oh 0.0002 158.000.00 31.60
Kepala Tukang Oh 0.0002 121.000.00 24.20
Sub Total 3.376.20

Tabel V. 15 Harga Satuan Pekerjaan Pelat


Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)
PEKERJAAN PELAT
A. Bekisting (m2)
Bahan
Kaso 5/7 cm m3 0.001 2.400.000.00 2.400.00
Balok 8/12 cm m3 0.008 2.400.000.00 18.720.00
Paku 7 cm – 12 cm kg 0.200 225.100.00 45.020.00
Floordeck m2 1.08 170.000.00 183.600.00
Tenaga
Pekerja Oh 0.042 110.000.00 4.620.00
Tukang Oh 0.021 121.000.00 2.541.00
Kepala Tukang Oh 0.002 121.000.00 254.10
Mandor Oh 0.004 158.000.00 663.60
Sub Total 257.818.70
B. Penulangan (kg)
Bahan -
Wiremesh DM-4 kg 1.020 183.200.00 186.864.00
Kawat Beton kg 0.050 12.500.00 625.00

240
Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.025 121.000.00 3.025.00
Pekerja Oh 0.025 110.000.00 2.750.00
Kepala Tukang Oh 0.002 121.000.00 242.00
Mandor Oh 0.001 158.000.00 158.00
Sub Total 193.664.00
C. Pengecoran
Bahan
Beton Ready Mix fc’=30Mpa m3 1.020 820.000.00 836.400.00
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 121.000.00 30.250.00
Pekerja Oh 1.000 110.000.00 110.000.00
Kepala Tukang Oh 0.025 121.000.00 3.025.00
Mandor Oh 0.100 158.000.00 15.800.00
Sub Total 995.475.00

V.1.4 Estimasi Biaya Pekerjaan Water System


Tabel V. 16 Harga Satuan Pekerjaan Drainase
Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)

PEKERJAAN DRAINASE
A. Galian (m3)
Tenaga
Pekerja Oh 0.750 110.000.00 82.500.00
Mandor Oh 0.025 158.000.00 3.950.00
Alat
Dump Truck hari 0.020 1.080.000.00 21.600.00
Sewa Alat Bantu 1 set 1.000 1.100.00 1.100.00
Sub Total 109.150.00
B. Pemadatan Tanah (m3)
Bahan
Pasir Urug zak 1.200 150.200.00 180.240.00
Tenaga
Pekerja Oh 0.500 110.000.00 55.000.00
Mandor Oh 0.050 158.000.00 7.900.00
Sub Total 243.140.00
C. Pemasangan Drainase Terbuka Kiri (m)
Bahan
U-ditch m 1.01 330.000.00 333.300.00

241
Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)
Tenaga
Pekerja Oh 0.270 110.000.00 29.700.00
Tukang Batu Oh 0.000 121.000.00 122.210.00
Kepala Tukang Oh 0.000 121.000.00 122.210.00
Mandor Oh 0.070 158.000.00 11.060.00
Sub Total 618.480.00
D. Pemasangan Drainase Terbuka (m) kanan
Bahan
U-ditch m 1.01 571.000.00 576.710.00
Tenaga
Pekerja Oh 0.270 110.000.00 29.700.00
Tukang Batu Oh 0.000 121.000.00 122.210.00
Kepala Tukang Oh 0.000 121.000.00 122.210.00
Mandor Oh 0.070 158.000.00 11.060.00
Sub Total 861.890.00
E. Pemasangan Drainase Kolektor
Bahan
Culvert Box m 1.01 1.394.000.00 1.407.940.00
Tenaga

Pekerja Oh 0.270 110.000.00 29.700.00

Tukang Batu Oh 0.000 121.000.00 122.210.00


Kepala Tukang Oh 0.000 121.000.00 122.210.00
Mandor Oh 0.070 158.000.00 11.060.00
Sub Total 1.693.120.00

Tabel V. 17 Harga Satuan Pekerjaan Rainwater Haversting


Harga Satuan (Rp)
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Total Harga Satuan (Rp)
Bahan Upah
PEKERJAAN RAINWATER HAVERSTING
Pekerjaan Haversting
Bahan
Tangki Air Liter 3000 ltr 1.000 61.793.000 61.793.000
Tangki Air Liter 3500 ltr 1.000 71.420.000 71.420.000
Tenaga
Pekerja oh 2.000 110.000 220.000
Mandor oh 1.000 158.000 158.000
Sub Total 133.591.000
Pekerjaan Pembuatan Talang
Bahan

242
Harga Satuan (Rp)
Jenis Pekerjaan Sat Indeks Total Harga Satuan (Rp)
Bahan Upah
Seng Pelat m 1.050 47.100.00 49.455.00
Paku 1 – 2,5 cm kg 0.010 28.200.00 282.00
Besi Strip kg 0.500 41.800.00 20.900.00
Tenaga
Pekerja oh 0.150 110.000.00 16.500.00
Tukang Besi oh 0.300 121.000.00 36.300.00
Kepala Tukang oh 0.030 121.000.00 3.630.00
Mandor oh 0.008 158.000.00 1.264.00
Sub Total 123.437.00
Pekerjaan Pemasangan Pipa Leader
Bahan
Pipa PVC D 200 mm m 1.000 231.000.00 231.000.00
Tenaga
Pekerja oh 0.189 110.000.00 20.790.00
Tukang Pipa oh 0.095 121.000.00 11.495.00
Mandor org 0.019 158.000.00 3.002.00
Sub Total 263.285.00
Pekerjaan Pemasangan Pipa Pembawa
Bahan
Pipa PVC D 250 mm m 1.000 335.500.00 335.500.00
Tenaga
Pekerja oh 0.189 110.000.00 20.790.00
Tukang Pipa oh 0.095 121.000.00 11.495.00
Mandor oh 0.019 158.000.00 3.002.00
Sub Total 370.787.00

V.1.5 Estimasi Biaya Pekerjaan Perkerasan


Tabel V. 18 Harga Satuan Pekerjaan Perkerasan
Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)
PEKERJAAN PAVEMENT
A. Bekisting (m2)
Bahan
Paku Usuk Kg 0.300 19.800.00 5.940.00
Kayu Meranti Bekisting m3 0.045 3.350.400.00 150.768.00
Minyak Bekisting M³ 0.100 29.600.00 2.960.00
Tenaga
Pekerja Oh 0.600 110.000.00 66.000.00
Tukang Kayu Oh 0.200 121.000.00 24.200.00
Kepala Tukang Oh 0.020 121.000.00 2.420.00

243
Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)
Mandor Oh 0.030 158.000.00 4.740.00
Sub Total 257.028.00
B. Penulangan (kg)
Bahan -
Besi Beton kg 1.050 25.500.00 26.775.00
Kawat Beton kg 0.015 12.500.00 187.50
Tenaga
Tukang Besi Oh 0.007 121.000.00 847.00
Pekerja Oh 0.007 110.000.00 770.00
Kepala Tukang Oh 0.001 121.000.00 84.70
Mandor Oh 0.000 158.000.00 63.20
Sub Total 28.727.40
C. Pengecoran (m3)
Bahan
Beton Ready Mix
m3 1.050 820.000.00 861.000.00
fc’=30Mpa
Polyetilin 125 mikron m2 0.440 21.000.00 9.240.00
Curing Compound ltr 0.870 38.500.00 33.495.00
Joint Sealant Kg 0.963 34.100.00 32.838.30
Cat Anti Karat Kg 0.020 35.750.00 715.00
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 121.000.00 30.250.00
Pekerja Oh 1.000 110.000.00 110.000.00
Kepala Tukang Oh 0.025 121.000.00 3.025.00
Mandor Oh 0.100 158.000.00 15.800.00
Sub Total 1.096.363.30
PEKERJAAN LAPIS PONDASI
A. Bekisting (m2)
Bahan
Paku Usuk Kg 0.300 19.800.00 5.940.00
Kayu Meranti Bekisting m3 0.045 7.800.00 351.00
Minyak Bekisting M³ 0.100 29.600.00 2.960.00
Tenaga
Pekerja Oh 0.600 110.000.00 66.000.00
Tukang Kayu Oh 0.200 121.000.00 24.200.00
Kepala Tukang Oh 0.020 121.000.00 2.420.00
Mandor Oh 0.030 158.000.00 4.740.00
Sub Total 106.611.00
B. Pengecoran (m3)
Bahan
Beton Ready Mix
m3 1.050 820.000.00 861.000.00
fc’=30Mpa
Polyetilin 125 mikron m2 0.440 21.000.00 9.240.00

244
Harga Satuan (Rp) Total Harga
Jenis Pekerjaan Satuan Indeks
Bahan Upah Satuan (Rp)
Curing Compound ltr 0.870 38.500 33.495.00
Tenaga
Tukang Batu Oh 0.250 121.000.00 30.250.00
Pekerja Oh 1.000 110.000.00 110.000.00
Kepala Tukang Oh 0.025 121.000.00 3.025.00
Mandor Oh 0.100 158.000.00 15.800.00
Sub Total 1.062.810.00

Setelah dilakukan perhitungan harga satuan dan kuantitas pekerjaan, maka


selanjutnya dihitung rancangan anggaran pelaksanaan dengan mengalikan harga
satuan terhadap volume pekerjaan.
Contoh pekerjaan pengecoran pelat lantai 2:
Volume Pekerjaan Pengecoran Pelat Lantai 2= 638,4 m 3
Harga Satuan Pekerjaan Pengecoran = Rp. 994.475/m3
Anggaran Pelaksanaan Pengecoran = Volume Pengecoran x Harga
Satuan
= 638,4 m3x Rp. 994.475/m3
= Rp. 635.477.792
Untuk sub-pekerjaan lainnya dilakukan dengan langkah yang sama. Hasil
rancangan anggaran tiap sub pekerjaan dilampirkan pada Lampiran. I.
Berikut adalah rekapitulasi rancangan anggaran pelaksanaan untuk setiap sub-
kelompok pekerjaan besar:
Tabel V. 19 Rekapitulasi Rancangan Anggaran Pelaksanaan
No Jenis Pekerjaan Harga (Rp)
I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 1.446.311.292.60
II PEKERJAAN TANAH Rp 351.773.076.48
III PEKERJAAN PONDASI Rp 14.921.508.499.95
IV PEKERJAAN PILE CAP Rp 3.446.479.288.98
V PEKERJAAN TIE BEAM Rp 582.019.026.54
VI PEKERJAAN DINDING PENAHAN TANAH Rp 13.325.113.870.71
VII PEKERJAAN PENGANGKURAN Rp 1.029.914.632.94
VIII PEKERJAAN STRUKTUR BAJA Rp 38.171.868.252.46
IX PEKERJAAN ATAP BAJA Rp 21.814.535.102.68
X PEKERJAAN PELAT Rp 5.572.559.996.86

245
No Jenis Pekerjaan Harga (Rp)
XI PEKERJAAN DRAINASE TERBUKA Rp 350.007.617.30
XII PEKERJAAN PAVEMENT + LAPIS PONDASI Rp 3.851.595.520.78
XIII PEKERJAAN RAINWATER HAVERSTING Rp 320.061.733.27
TOTAL JUMLAH Rp 105.183.747.911.55
dibulatkan Rp 105.183.748.000.00

V.2 Estimasi Biaya Tidak Langsung


Pada pembangunan proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo, perhitungan biaya tidak
langsung meliputi overhead, biaya umum (general condition), asuransi dan
jaminan, keuntungan, dan pajak.
 Overhead
Untuk menunjang keberjalanan proyek serta menjamin kelancarannya,
diperlukan biaya-biaya yang digunakan untuk operasional kantor proyek
maupun kantor pusat. Untuk operasional kantor pusat dan dan kantor
proyek diambil dengan nilai persentase dari biaya langsung dengan
menyesuaikan kondisi kontraktor. Diasumsikan yang menjadi kontraktor
dari pembangunan proyek ini adalah kontraktor besar dengan mengikuti
mayoritas sehingga mengacu pada tabel berikut biaya overhead proyeknya
adalah 3% dan overhead kantor pusatnya 3 %.
Tabel V. 20 Persentase Biaya Overhead Proyek

(sumber : Survei Mengenai Biaya Overhead, Henry P. Magaline dan Alvin


J. Haryono)
Kontraktor Pilihan
/ Jawaban 0,1%-2% 2,1%-4% 4,1%-6% 6,1%-8% 8,1%-10%
Menengah 46,88% 21,88% 21,88% 9,38% 0,00%
Besar 21,74% 52,17% 17,39% 8,7% 0,00%

246
Tabel V. 21 Persentase Biaya Overhead Kantor Pusat

(sumber : Survei Mengenai Biaya Overhead, Henry P. Magaline dan Alvin


J. Haryono)
Kontraktor / Pilihan
Jawaban 0,1%-2% 2,1%-4% 4,1%-6% 6,1%-8% 8,1%-10%
Menengah 46,88% 21,88% 21,88% 9,38% 0,00%
Besar 21,74% 52,17% 17,39% 8,7% 0,00%

 Biaya Umum (general condition)


Biaya umum pada proyek ini terdiri dari uji sampel beton, biaya sewa
scaffolding, contingencies (biaya tak terduga), dan pekerjaan fisik lain
yang tercantum pada gambar namun tidak tertulis pada BOQ. Berikut
adalah pekerjaan-pekerjaan yang termasuk ke dalam biaya umum.
a. Quality Control
Biaya quality control terdiri dari biaya uji kekuatan sampel beton. Total
kebutuhan beton pada proyek ini adalah m3. Frekuensi pengujian beton
mengacu pada SNI-2847 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton. Untuk
Bangunan Gedung, pada tersebut pasal 5.6.2.1, 5.6.2.2, dan 5.6.2.3
menyebutkan bahwa benda uji minimal 1 kali sehari atau minimal 1 kali
setiap 110 m3 beton, atau minimal 1 kali setiap 460 m 2 luasan permukaanan
dinding atau lantai. Jika perhitungan di atas menghasilkan kecil dari 5
sampel maka harus ditambahkan agar mencukupi minimal 5 sampel adukan
yang yang dipilih secara acak. Jika volume beton yang digunakan kurang
dari 38 m3 maka pengujian kekuatan tidak perlu dilakukan pengujian. Untuk
uji tarik baja tulangan mengacu pada SNI 07-2052-2002 Pasal 6.4.2 yang
menyebutkan bahwa setiap kelompok yang terdiri lebih dari satu kelompok
leburan sari satu ukuran dan satu kelas baja yang sama diambil 1 contoh uji
setiap 25 ton dan sebanyak-banyaknya 5 contoh.

247
Tabel V. 22 Perhitungan Jumlah Sampel Uji Beton
Volume total Jumlah
Pekerjaan Beton Volume (m3) Mutu (Mpa) (m3) Sampel
Pelat Lantai
Underpass 108
Pelat Lantai 2 638 30 1193.7264 11
Pelat Lantai 3 332.16
Pelat Lantai 4 115.2
Bored Pile 3049 40 3049 28
Pile Cap 608.8 35 609 6
Tie Beam 157.23 35 157 2
Lapis Pondasi 1031.5 5 1032 10
Lantai Perkerasan 1361.58 45 1362 13
Dinding Bored Pile 2827 35 2827 26
Total Sampel 70

Tabel V. 23 Biaya Quality Control


General Condition
Quality Control Jumlah Biaya satuan Biaya Total
Uji Beton 70 Sampel Rp 15.000 Rp 1.050.000
Uji Tarik Baja 5 Sampel Rp 160.000 Rp 800.000
Loading Test PDA 2 Sampel Rp 13.000.000 Rp 26.000.000

b. Biaya SewaAlat
Peralatan yang dihitung adalah yang belum terhitung dalam mobilisasi alat,
seperti kebutuhan scaffolding dan perkakas lapangan. Jumlah scaffolding
di lapangan dihitung mengacu pada perhitungan praktis yang sering
dikerjakan di lapangan. Secara umum ukuran scaffolding satu set yang
yang sudah dirangkai adalah memiliki panjang 1,8 m, lebar 1,2 m, dan dan
tinggi 1,7 m atau menggunakan volume ruang 3,6 m3. Scaffolding
mestinya dapat digunakan secara bergantian. Pada tugas akhir ini memang
sudah direncakan zonasi pekerjaan lantai yang tentunya menentukan
jumlah scaffolding yang akan dipakai. Di dalam estimasi ini diambil
volume ruang terbesar yang terbesar, yaitu pengecoran zona lantai 2.
 Luas Lantai II = 970,48 m2
 Tinggi Lantai = 5,5 m
 Volume ruang zona = 1780 m3
 Jumlah Scaffolding = Volume ruang/ 3,6 m3
= 1780/3,6 = 495 set

248
Tabel V. 24 Perhitungan Biaya Sewa Alat
Sewa Alat
Scafolding 495 set Rp 240.000 Rp 118.800.000
Sewa alat Perkakas 1 ls Rp 25.000.000 Rp 25.000.000

c. Contingencies
Contingencies adalah biaya tak terduga digunakan untuk mengantisipasi
hal-hal yang mungkin terjadi di luar kendali. Hal-hal yang dimaksud
adalah risiko. Pengertian risiko dalam konteks proyek adalah suatu
penjabaran terhadap konsekuensi yang tidak menguntungkan, secara
finansial maupun fisik, sebagai hasil dan keputusan yang diambil atau
akibat kondisi lingkungan dimana suatu proyek berada (Webb,1994). Pada
proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo, yang dapat termasuk dalam kategori
contingencies adalah sebagai berikut:
 Kenaikan harga secara signifikan dan inflasi
 Kondisi cuaca yang buruk
 Konflik lingkungan yang dapatmenghambat
 Keterlambatan proyek akibatbirokrasi
 Permasalahan tenagakerja
 Kondisi Geologi

Kondisi Existing Surabaya:


1. Inflasi
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik beberapa tahun terakhir kota
Surabaya merupakan salah satu kota dengan inflasi yang tinggi di Indonesia,
yaitu sebesar 2,46 % pertahunnya. Angka tersebut merupakan angka inflasi
secara rata dengan banyak sektor. Sedangkan untuk sektor konstruksi tidak
begitu tinggi, beberapa material pokok konstruksi seperti semen beberapa
tahun terakhir mengalami penurunan harga.

249
2. Geologi
Dilansir dari situs http://surabaya.onwae.com/2016/01/kondisi-geografi-
surabaya.html kota Surabaya tidak berada pada jalur sesar aktif ataupun
berhadapan langsung dengan samudera, sehingga relatif aman dari bencana
alam. Kondisi geologi Surabaya termasuk dalam kawasan yang relatif aman
terhadap bencana gempa bumi maupun tanah amblesan sehingga
pembangunan infrastruktur.
3. Cuaca dan Kondisi Iklim di Surabaya
Dilansir dari https://id.climate-data.org/location/580390/Iklim di Surabaya
adalah tropis. Lokasi ini diklasifikasikan sebagai Af berdasarkan Köppen
dan Geiger. Suhu rata-rata di Surabaya adalah 23.2 °C. Dari data curah
hujan di kota ini termasuk kategori sedang, pada bulan terkering masih
terdapat curah hujan. Sehingga ini akan cukup berdampak pada pekerjaan di
proyek yang memiliki potensi penundaan pekerjaan
Tabel V. 25 Data Iklim Surabaya Tahun 2017

4. Tenaga Kerja
Dilansir dari situs http://www.pu.go.id/berita/11252/Perbanyak-Tenaga-
Kerja-Bersertifikat,-Workshop-Balai-Pelatihan-Konstruksi-Surabaya pada
tahun 2016 lalu diadakannya balai pelatihan konstruksi untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Kegiatan ini menghasilkan 7.957 tenaga
terampil bersertifikat dan telah menghasilkan lulusan peserta pelatihan
sebanyak 8,736 orang, sejak 2015 hingga April 2016, seiring berjalannya
waktu jumlah ini akan terus bertambah tentunya. Untuk mendapatkan tenaga
kerja konstruksi yang terampil di daerah Surabaya tidaklah sulit, sehingga
masalah tenaga kerja tidak berkontribusi untuk potensi biaya contingency.

250
5. Konflik Lingkungan

Gambar V. 1 Google Earth Stasiun Intermoda Joyoboyo, Surabaya


Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa kondisi lingkungan sekitar proyek
merupakan lingkungan yang sibuk seperti terdapat SMP Yosef, selama
proses konstruksi tidak dapat dipungkiri bahwa akan dapat menghasilkan
kebisingan yang tentunya akan berdampak pada daerah sekitar, dan lokasi
proyek berada dekat persimpangan dan lalu lintas di sana cukup sibuk,
keluarnya alat berat selama konstruksi juga dapat mengganggu lingkungan.
Dalam pembangunan ini, akan ada terdapat penggusuran atau relokasi
bangunan-bangunan yang sudah ada sebelumnya seperti Soto Daging
Madura, Kedai Jepara, dan Warung Padang Cak Wan. Proses relokasi ini
belum tentu dapat berjalan mulus, mungkin saja akan terdapat
ketidakterimaan dari berbagai pihak, sehingga berpotensi mengakibatkan
konflik lingkungan maupun sosial.

Dari analisis kondisi existing yang terdapat pada proyek stasiun Intermoda
Joyboyo, sehingga mengacu pada hasil survey oleh Josefine Ernestine L,
Puti Farida Marzuki, Reini D Wirahadikusumah dalam Persepsi Tentang
Contingency Cost Kontraktor di Indonesia : Sebuah Survey, menyatakan
bahwa rata-rata kontraktor di Indonesia mengalokasikan dana sebesar 10%-
15% untuk contingency dari estimasi dasar. Pada proyek Stasiun Intermoda
Joyoboyo ini diasumsikan bahwa contingency diambil 12% dari nilai biaya
langsung. Dengan demikian besar contingency yaitu sebesar Rp.
12.622.049.760.

251
 Asuransi dan Jaminan
Asuransi yang digunakan pada proyek ini yaitu BPJS Ketenagakerjaan
yang menjamin atas kecelakaan kerja dan kematian yang biayanya
bergantung pada nilai proyek yang dikerjakan.

Tabel V. 26 Ketentuan Nilai Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jasa Konstruksi


(sumber : BPJS Ketenagakerjaan)
Nilai Proyek Program Iuran Per Program
0> Nilai Proyek ≥ 100 jt JKK 0.21 % x Nilai Proyek (a)
JKM 0.03 % x Nilai Proyek (b)

100 jt > Nilai Proyek ≥ 500 jt JKK (a) + 0.17% x Nilai Proyek (c)
JKM (b) + 0.02 % x Nilai Proyek (d)

500 jt > Nilai Proyek ≥ 1 M JKK (c) + 0.13% x Nilai Proyek (e)
JKM (d) + 0.02 % x Nilai Proyek (f)

>5M JKK (e) + 0.09% x Nilai Proyek


JKM (f) + 0.01 % x Nilai Proyek

Nilai proyek merupakan nilai kontrak kerja konstruksi yang tidak termasuk
pajak pertambahan nilai. Total nilai proyek sebesat total biaya langsung
ditambah overhead, biaya sewa, dan contingency. Perhitungan iuran
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKM) dan Jaminan Kematian (JKM) untuk
proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo adalah sebagai berikut.

 (0.21% + 0.03%) x Rp 100.000.000 = Rp240.000


 (0.17% + 0.02%) x Rp 400.000.000 = Rp760.000
 (0.13% + 0.02%) x Rp 500.000.000 = Rp750.000
 (0.11% + 0.01%) x Rp 4.000.000.000 = Rp4.800.000
 (0.09% + 0.01%) x (Rp 91.998.378.292 – Rp5.000.000.000)
=Rp 86.998.378

Sehingga total iuran yang harus dibayarkan untuk JKK dan JKM adalah Rp
93.548.378

252
Jaminan konstruksi yang digunakan untuk proyek ini adalah Contractor’s
All Risk (CAR). CAR menjamin semua risiko kerusakan atau kerugian yang
terjadi dalam proses pembangunan atau konstruksi, seperti bencana alam,
perampokan, kelalaian tenaga kerja, ataupun kecelakaan lainnya. Namun
CAR tidak bertanggung jawab atas kejadian yang termasuk force majeure
(perang, kesengajaan, penghentian proyek, dan lain-lain.). Besar premi yang
ditentukan pada proyek ini yaitu 0.5% dari nilai langsung konstruksi, yaitu
Rp 525.918.740.
 Keuntungan (profit)
Nilai keuntungan proyek ditentukan mengacu pada Peraturan Menteri
PekerjaanUmum dan Perumahan Rakyat No. 28/PRT/M/2016, pada
peraturan tersebut tertera bahwa profit + overhead sebesar 15 %, karena
overhead dari proyek sudah ditentukan sebesar 6%, maka profit ditentukan
sebesar 9% dari biaya langsung. Sehingga besarnya proyek ini adalah
Rp 9.466.537.320.
 Pajak
Pajak yang diperhitungkan untuk proyek konstruksi terdiri dari dua jenis,
yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh).

Untuk PPN, sesuai dengan UU no. 42 tahun 2009 tentang Pajak


Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah, ditetapkan bahwa tariff Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
10%. Berdasarkan Peraturan LPJK Nomor 11 Tahun 2006, kontraktor dalam
pelaksanaan proyek konstruksi Stasiun Interrmoda Joyoboyo termasuk
kedalam grade 7 dengan besar proyek yang ditangani sebesar Rp 1 Miliar
sampai dengan tidak dibatasi. Sesuai dengan PP Nomor 51 Tahun 2008,
untuk kontraktor dengan grade 7 dikenakan tarif PPh sebesar 3% terhadap
nilai total kontrak. Sehingga total pajak untuk proyek ini adalah
Rp 17.468.683.955.45.

253
Tabel V. 27 Rekapitulasi Perhitungan Biaya Tidak Langsung
Biaya Tidak Langsung
Overhead 6% Rp 6.311.024.880
General Codition Rp 791.132.118
Profit 9% Rp 9.466.537.320
Contingencies 12% Rp 12.622.049.760
Total Biaya Tidak Langsung Rp 29.190.744.078

V.3 Rekapitulasi Biaya (RAB)


Rancangan anggaran biaya terdiri dari biaya langsung yang outputnya rancangan
anggaran biaya, dan biaya tidak langsung. Untuk membuat rincian rancangan
anggaran biaya, rancangan anggaran pelaksanaan di tambah persentase biaya tidak
langsung terhadap biaya totalnya.
Contoh RAB pekerjaan pengecoran pelat lantai 2:
Volume Pekerjaan Pengecoran Pelat Lantai 2= 638,4 m 3
Harga Satuan Pekerjaan Pengecoran = Rp. 994.475/m3
Biaya Langsung = Rp106.943.876.000
Biaya Tidak Langsung = Rp29.649.169.278
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 + 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )
= 𝑅𝑝105.183.748.000 + 𝑅𝑝29.190.744.078
= 𝑅𝑝134.374.492.078
Biaya Tidak Langsung/Biaya Total = Rp 29.649.169.278/Rp136.593.045.278
= 0.28 = 28%
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛
(𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 )
= Rp. 994.475/m 3𝑥 (1 + )
(𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙)
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 = 𝑅𝑝. 995.475/𝑚3 𝑥 (1 + 0,28)
= 𝑅𝑝 1.271.741/𝑚3
Anggaran Biaya Pengecoran = Volume Pengecoran x Harga Satuan Pengecoran
= 638,4 m3 x Rp 1.271.741/m3
= Rp. 811.836.497
Untuk subpekerjaan lainnya dilakukan dengan langkah yang sama.

254
Rincian Anggaran Biaya (RAB) dilampirkan pada Lampiran. H
Berikut rekapitulasi RAB total dari setiap subpekerjaan.

Tabel V. 28 Rekapitulasi RAB


No Jenis Pekerjaan Harga (Rp)
I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 1.847.693.669.65
II PEKERJAAN TANAH Rp 449.397.643.44
III PEKERJAAN PONDASI Rp 19.062.546.865.31
IV PEKERJAAN PILE CAP Rp 4.402.951.147.11
V PEKERJAAN TIE BEAM Rp 743.541.778.63
VI PEKERJAAN DINDING PENAHAN TANAH Rp 17.023.118.516.92
VII PEKERJAAN PENGANGKURAN Rp 1.315.738.013.88
VIII PEKERJAAN STRUKTUR BAJA Rp 48.765.379.686.72
IX PEKERJAAN ATAP BAJA Rp 27.868.536.062.63
X PEKERJAAN PELAT Rp 7.119.064.811.73
XI PEKERJAAN DRAINASE TERBUKA Rp 447.142.231.50
XII PEKERJAAN PAVEMENT + LAPIS PONDASI Rp 4.920.495.814.56
XIII PEKERJAAN RAINWATER HAVERSTING Rp 408.885.722.93
TOTAL Direct + Indirect Cost Rp 134.374.491.965.01
Pajak PPn + PPh (13%) Rp 17.468.683.955.45
TOTAL JUMLAH Rp 151.843.176.000.00

V.4 Analisis Hasil Estimasi Biaya


Pada Tugas Akhir ini, tinjauan proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo hanya terbatas
pada beberapa pekerjaan dari seluruh pekerjaan yang ada di pembangunan
tersebut. Pekerjaan-pekerjaan tersebut diantaranya pekerjaan persiapan, pekerjaan
tanah, pekerjaan struktur bawah, pekerjaan struktur atas, perkerasan parkir, dan
water system.

Selain itu masih terdapat kekurangan perhitungan pekerjaan diantaranya adalah:


a. Tangga dan Ekskalator
b. Pekerjaan Dermaga
c. Pekerjaan Kolom Monorel
d. Pekerjaan Arsitektur
e. Pekerjaan Mechanical, Electrical dan Plumbing

255
Adanya kekurangan desain pada pekerjaan di atas mengakibatkan tidak
diperhitungan biaya pekerjaan-pekerjaan tersebut pada Tugas Akhir ini, yang
seharusnya diperhitungkan. Bila hanya meninjau pekerjaan-pekerjaan yang sudah
diperhitungkan maka dapat diberikan persentase biaya masing-masing sub-
pekerjaan adalah sebagai berikut:

Tabel V. 29 Persentase Biaya Sub Pekerjaan Besar


Pekerjaan Biaya Persentase
Persiapan Rp 1.847.693.670 1%
Pondasi, Pile Cap, dan Tie Beam Rp 24.209.039.791 18%
Struktur Atas dan Underpass Rp 55.884.444.498 42%
Dinding Penahan Tanah Rp 18.788.254.174 14%
Perkerasan Jalan Rp 4.920.495.815 4%
Rangka Atap Rp 27.868.536.062.63 21%
Water sistem Rp 856.027.954.43 1%

Biaya Pekerjaan Persiapan = Rp 1.847.693.670


Biaya Total (Sebelum PPN) = Rp134.374.491.965.01
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎𝑛
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎𝑛
= 𝑥 100%
Biaya Total (Sebelum PPN)
1.847.693.670
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎𝑛 = 𝑥 100%
𝑅𝑝134.374.491.965.01
= 1%
Berikut diagram persentase biaya pekerjaan proyek Stasiun Intermoda Joyoboyo:

256
Gambar V. 2 Diagram Biaya Proyek

Salah satu cara menguji keakuratan estimasi adalah dengan cara membandingkan
hasil estimasi yaitu biaya/m2 atau dengan biaya perlantai terhadap bangunan yang
serupa. Pada analisis ini akan dibandingkan biaya per/m 2 nya dengan salah satu
bangunan yang serupa yaitu Terminal Ultimate 3 Bandara Soekarno Hatta.
Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta ini dapat dijadikan sebagai
acuan pembanding karena jumlah lantai gedungnya hampir sama dan strukturnya
sama-sama terbuat dari baja, selain itu kondisi lingkungan sekitar gedung juga
sama karena sama-sama berada di pusat perkotaan.

Gambar V. 3 Tampak Luar Terminal 3 Ultimate


(https://ekbis.sindonews.com/read)

257
Gambar V. 4 Tampak Dalam Terminal 3 Soekarno Hatta
(sumber: http://www.tribunnews.com/)

Dilansir dari situs http://www.bbc.com dan situs https://www.tiket2.com


menyebutkan bahwa:
Harga Total terminal 3 Soekarno Hatta = Rp.7.300.000.000.000,-
Luas Terminal Gedung Terminal = 331.101 m2
Jumlah Lantai = 4 (Lantai dasar, mazazzine, 1,2)
Biaya/m2 tanpa Parkir = Rp 22.054.381 /m2
Lokasi : Tangerang, Banten

Biaya yang di dapatkan di atas adalah:


 Struktur Atas terbuat dari Baja dan Beton
 Pekerjaan Tanah dan Pondasi
 Pekerjaan Water System
 Arsitektur dan Finishing
 Mekanikal, Elektrikal, Plumbing
 Landscaping
Sedangkan biaya per/m2 gedung stasiun Intermoda Joyoboyo adalah:
Tabel V. 30 Biaya Per/m2 Gedung Stasiun Intermoda Joyoboyo
Estimasi Biaya/m2
Biaya Total (Tanpa Perkerasan Parkir) Rp 129.453.996.150
Luas Total Lantai (m2) (Tanpa Perkerasan Parkir) Rp 9.408
Harga Per/m2 Rp 13.760.401

258
Dengan pekerjaan struktur dan fungsi bangunan yang secara umum memiliki
kemiripan, di dapatkan perbedaan harga per/m 2 sebesar Rp 13.760.401, hal ini di
karena estimasi biaya yang dilakukan pada tugas akhir ini tidak memperhitungkan
pekerjaan arsitektur, MEP, dan landscaping.

Diperkirakan bahwa estimasi biaya yang dikerjakan pada tugas akhir ini adalah
70% dari biaya yang seharusnya. Sehingga dapat diperkirakan dengan rincian
sebagai berikut:
 Pekerjaan Arsitektural dan Finishing = 15 %
 Pekerjaan MEP = 10 %
 Pekerjaan Landcape + Perkerasan Parkir = 5 %

Jika dilakukan pembandingan kedua bangunan dengan lingkup pekerjaan yang


sepadan yaitu 70% dari biaya keseluruhan maka biaya per/m2 terminal 3 Ultimate
Bandara Soekarno Hatta per/m2 nya sekitar Rp. 15.438.066,- , angka ini cukup
mendekati dengan hasil perhitungan estimasi biaya/m 2 dari bangunan Stasiun
Intermoda Joyoboyo. Sehingga hasil estimasi dari biaya yang sudah di hitung
dapat dianggap layak.
V.5 Analisis Kurva S
Kurva S adalah kurva yang dapat memberikan gambaran tentang kemajuan
pekerjaan pada suatu proyek yang direpresentasikan terhadap bobot persentase
biaya secara kumulatif setiap harinya. Pada Kurva S, diasumsikan bahwa biaya
setiap item kegiatan terdistribusi secara merata selama durasinya. Semakin curam
bentuk kurva S, maka dapat diartikan dalam jangka waktu yang singkat telah
terselesaikan banyak pekerjaan (dilihat dari bobot biaya pekerjaan).
Untuk membuat kurva S maka perlu dilakukan pembobotan biaya sub pekerjaan
pada RAB terhadap biaya total di RAB. Berikut rekapitulasi pembobotan untuk
kurva S.

259
Tabel V. 31 Rekapitulasi Pembobotan untuk Kurva S
Task Name Biaya Bobot (%)
Pekerjaan Persiapan
Pembersihan lahan 110.048.312 0.08190
Pekerjaan Pemagaran 293.997.235 0.21879
Pekerjaan Mob Demob 1.029.275.509 0.76598
Pemasangan Bouwplank 6.325.215 0.00471
Pemasangan Papan Nama Proyek 1.537.178 0.00114
Pembuatan Direksi Keet dll 142.080.372 0.10573
Pembuatan Gudang, Los Kerja, dll 234.679.026 0.17465
Pemasangan Listrik, Air, Rambu dll 7.345.748 0.00547
Pembuatan Washing Bay 7.798.366 0.00580
Drainase Sementara 14.606.707 0.01087
Pekerjaan Dinding Penahan Tanah
Pembuatan Dinding Bored Pile 17.023.118.516.92 12.66842
Dewatering 5.458.849.07 0.00406
Galian 443.938.794 0.33037
Pengeboran Angkur 27.169.981.08 0.02022
Penulangan Angkur 1.068.473.410.91 0.79515
Pengecoran Angkur 220.094.621.89 0.16379
Pekerjaan Pondasi Tie Beam dan Pile
Cap
Pengeboran Zona 1 122.649.672 0.09127
Penulangan Zona 1 1.687.014.406 1.25546
Pengecoran Zona 1 529.310.778 0.39391
Pembobokan Pondasi 1 19.648.957 0.01462
Galian Pile Cap dan Tie Beam Zona 1 15.788.579 0.01175
Pembuatan Lantai Kerja Zona 1 3.217.021 0.00239
Pemasangan Bekisting Pile Cap dan Tie
53.774.615 0.04002
Beam Zona 1
Pembesian Pile Cap dan Tie Beam Zona 1 230.391.606 0.17145
Pengecoran Zona Pile Cap dan Tie Beam
134.656.316 0.10021
Zona 1
Pengeboran Zona 2 454.084.301 0.33792
Penulangan Zona 2 12.370.840.051 9.20624
Pengecoran Zona 2 3.898.647.658 2.90133
Pembobokan Pondasi Zona 2 120.603.940 0.08975
Galian Pile Cap dan Tie Beam Zona 2 835.681.035 0.62190
Pembuatan Lantai Kerja Zona 2 23.662.132 0.01761
Pemasangan Bekisting Pile Cap dan Tie
825.210.793 0.61411
Beam Zona 2
Pembesian Pile Cap dan Tie Beam Zona 2 2.020.248.715 1.50345
Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam Zona 2 863.609.216 0.64269
Pekerjaan Struktur Bawah
Pemasangan Bekisting Pelat Lantai
13.091.369 0.00974
Underpass
Penulangan Lantai Underpass 280.562.838 0.20879

260
Task Name Biaya Bobot (%)
Pengecoran Lantai Underpass 226.114.910 0.16827
Pemasangan Balok dan Kolom Lantai
2.105.242.123 1.56670
Underpass
Pekerjaan Struktur Atas
Pekerjaan Perkerasan Parkir
Pembekistingan 9.431.700 0.00702
Pengecoran 1.400.532.071 1.04226
Pemasangan Bekisting Perkerasan parkir 30.107.612 0.02241
Penulangan Perkerasan Parkir 1.573.357.890 1.17088
Pengecoran Perkerasan Parkir 1.907.066.541 1.41922
Lantai 2 0.00000
Pemasangan Balok Kolom Lantai 2 23.602.926.018 17.56503
Pembekistingan Pelat Lantai 2 Zona 1 292.025.067 0.21732
Penulangan Pelat Lantai 2 Zona 1 219358574 0.16324
Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona 1 135306083 0.10069
Pembekistingan Pelat Lantai 2 Zona 2 292.025.067 0.21732
Penulangan Pelat Lantai 2 Zona 2 219.358.574 0.16324
Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona 2 135.306.083 0.10069
Pembekistingan Pelat Lantai 2 Zona 3 292.025.067 0.21732
Penulangan Pelat Lantai 2 Zona 3 219.358.574 0.16324
Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona 3 135.306.083 0.10069
Pembekistingan Pelat Lantai 2 Zona 4 292.025.067 0.21732
Penulangan Pelat 2 Zona 4 219.358.574 0.16324
Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona 4 135.306.083 0.10069
Pembekistingan Pelat Lantai 2 Zona 5 292.025.067 0.21732
Penulangan Pelat Lantai 2 Zona 5 219.358.574 0.16324
Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona 5 135.306.083 0.10069
Pembekistingan Pelat Lantai 2 Zona 6 292.025.067 0.21732
Penulangan Pelat Lantai 2 Zona 6 219.358.574 0.16324
Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona 6 135.306.083 0.10069
Lantai 3 0.00000
Pemasangan Balok Kolom Lantai 3 18.121.478.165 13.48580
Pembekistingan Pelat Lantai 3 Zona 1 227.923.289 0.16962
Penulangan Pelat Lantai 3 Zona 1 171.207.658 0.12741
Pengecoran Pelat Lantai 3 Zona 1 105.605.343 0.07859
Pembekistingan Pelat Lantai 3 Zona 2 227.923.289 0.16962
Penulangan Pelat Lantai 3 Zona 2 171.207.658 0.12741
Pengecoran Pelat Lantai 3 Zona 2 105.605.343 0.07859
Pembekistingan Pelat Lantai 3 Zona 3 227.923.289 0.16962
Penulangan Pelat Lantai 3 Zona 3 171.207.658 0.12741
Pengecoran Pelat Lantai 3 Zona 3 105.605.343 0.07859
Pembekistingan Pelat Lantai 3 Zona 4 227.923.289 0.16962
Penulangan Pelat Lantai 3 Zona 4 171.207.658 0.12741
Pengecoran Pelat Lantai 3 Zona 4 105.605.343 0.07859

261
Task Name Biaya Bobot (%)
Lantai 4
Pemasangan Balok Kolom lantai 4 4.935.733.380 3.67312
Pemasangan Bekisting Pelat Lantai 4 316.194.158 0.23531
Penulangan Pelat Lantai 4 237.513.514 0.17675
Pengecoran Pelat Lantai 4 146.504.522 0.10903
Rangka Atap Baja
Rangka Space Frame 27.868.536.063 20.73945
Water Sistem
Galian Drainase 24.291.331 0.01808
Pemadatan Tanah 3.994.480 0.00297
Pemasangan Drainase Kiri 157.179.730 0.11697
Pemasangan Drainase Kolektor 229.231.735 0.17059
Pemasangan Drainase Kanan 32.444.956 0.02415
Instalasi Rainwater Haversting 170.665.365 0.12701
Pekerjaan pembuatan talang 35.039.476 0.02608
Pekerjaan Pembuatan Pipa Leader 17.490.316 0.01302
Pekerjaan Pembuatan Pipa Pembawa 185.690.565 0.13819
Total 134.374.491.965 100.00000

Pada proyek pembangunan Stasiun Intermoda Joyoboyo ini dapat dilihat bahwa
pada tahap awal kurva cenderung landai, yang menunjukkan bahwa pengeluaran
untuk pekerjaan awal seperti pekerjaan persiapan tidak banyak. Selanjutnya kurva
menjadi curam yang menggambarkan pekerjaan akan menghabiskan paling
banyak biaya, kemudian kembali landai di akhir proyek saat pekerjaan water
system.

Gambar V. 5 Kurva S

262
Kurva S yang ideal adalah kurva yang menyerupai huruf “S”, yang berarti bahwa
progress kemajuan proyek lambat di awal, menjadi cepat pada pertengahan
proyek, dan kembali melambat di akhir proyek. Untuk Kurva S proyek Stasiun
Intermoda Joyoboyo tidak sepenuhnya ideal, yang dapat disebabkan karena
adanya pekerjaan yang membutuhkan biaya yang sangat besar pada saat pekerjaan
awal dan pertengahan pekerjaan adalah pekerjaan struktur bawah dan struktur atas
yang bobot kumulatifnya dari masing-masing item 30% hingga 65%. Keadaan
kurva S yang tidak ideal disebabkan oleh pekerjaan pondasi zona 2 bersamaan
dengan pekerjaan struktur underpass yang memberikan kontribusi bobot biaya
yang cukup besar di minggu-minggu terteentu dan kemudian dilanjutkan dengan
pekerjaan perkerasan parkir yang persentase bobot pekerjaannya jauh lebih kecil
dibandingkan pekerjaan sebelumnya sehingg kurva menjadi lebih landai.
Kemudian gradien kurva kembali meningkat ketika dilanjutkan dengan pekerjaan
struktur atas yang bobot pekerjaan/minggunya paling besar. Agar terbentuk kurva
S yang ideal maka dalam perencanaan kurva S harus dapat melihat keseimbangan
bobot/biaya setiap minggu dari keseluruhan pekerjaan, dan perencanaan bobot
pekerjaan setiap minggu sebaiknya lebih merata di pertengahan durasi waktu
pekerjaan untuk memudahkan dalam pembayaran. Jika bobot pekerjaan terlalu
tinggi di suatu minggu menyebabkan pembengkakan pembayaran bagi kontraktor.
Sebaiknya perlu di lakukan penyebaran bobot biaya yang lebih imbang pada
setiap minggunya.

Jika terdapat pekerjaan tambahan ataupun perubahan lingkup kerja di tengah


keberjalanan pekerjaan konstruksi, maka kontraktor harus membuat adendum.
Adendum adalah penambahan/perubahan dokumen pada saat lelang atau sebelum
kontrak ditandatangani. Hal ini mengacu pada Perpres 54 tahun 2010 Pasal 87
Ayat 1 tentang Perubahan Kontrak.

Berikut ini adalah jenis adendum kontrak:


1. Adendum akibat perubahan lingkup pekerjaan sering disebut Adendum
Tambah/Kurang, yang terbagi menjadi 4 (empat) jenis perlakuan, yaitu:
a. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak tetap

263
b. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak bertambah
c. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak tetap, target/sasaran berubah
d. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak bertambah, target/sasaran
berubah
2. Adendum akibat perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan atau sering
disebut Adendum Waktu.
3. Adendum akibat penyesuaian harga atau sering disebut sebagai adendum
penyesuaian harga atau sering disebut adendum nilai kontrak. Biasanya
adendum jenis ini untuk kontrak tahun jamak (multy years contract).

264
BAB VI
PENUTUP

VI.1 Simpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah mengerjakan Tugas Akhir ini sebagai berikut:
1. Metode Pelaksanaan Kontruksi dan Kuantifikasi Volume Pekerjaan
Dalam perencanaan metode pelaksanaan konstruksi gedung Stasiun
Intermoda Joyoboyo membutuhkan beberapa pertimbangan dalam
penentuan metode setiap pekerjaan
 Penentuan pembagian zona pada pekerjaan perkerasan serta pekerjaan
struktur atas didasarkan pada pertimbangan untuk mempercepat
pekerjaan struktur dengan penambahan sumber daya manusia dan alat.
 Perencanaan tata letak fasilitas dan alat-alat pekerjaan di proyek pada
site plan didasarkan pada kemudahan, efisiensi, dan keefektifan
pekerjaan dengan mempertimbangkan kondisi existing dari
lingkungan di proyek.
 Pemilihan metode cut-off pada pekerjaan dewatering didasarkan atas
pertimbangan bahwa dengan metode ini dianggap lebih efisien, serta
tidak berdampak menurunkan muka air tanah di lingkungan sekitarnya
oleh karena itu kapasitas pompa yang di akomodasi tidaklah besar dan
tidak perlu melakukan recharge setelah pekerjaan dewatering selesai.
 Pemilihan metoda fabrikasi sebagian secara pesanan dari pabrik
pekerjaan rangka atap baja, di dasarkan bahwa dengan metode
tersebut lebih efisien, praktis, dan mengurangi dampak kesalahan
fabrikasi dilapangan
 Penentuan metode pelaksanaan pekerjaan drainase secara precast,
karena pelaksanaan pekerjaannya dapat berjalan lebih cepat.
Proses perhitungan kuantifikasi volume pekerjaan pada Proyek Stasiun
Intermoda Joyoboyo ini dilakukan secara langsung dengan menghitung
volume pekerjaan berdasarkan gambar teknik dan spesifikasi teknik yang
sesuai dengan metode pelaksanaan yang di rencanakan.

265
2. Penjadwalan Proyek
Hal yang di perhatikan dalam membuat penjadwalan proyek Stasiun
Intermoda Joyoboyo adalah:
 Menentukan paket pekerjaan berdasarkan work break structure
 Menyusun logika ketergantungan antar masing-masing sub pekerjaan
Logika ketergantungan di atas di tentukan dengan memperhatikan
metoda pelaksanaan konstruksi yang sudah di rencanakan pada bab
III. Logika ketergantungan ini haruslah di rancang dengan baik agar
dapat menghasilkan penjadwalan yang efektif dari segi durasi dan
pengalokasian tenaga kerja di lapangan.
 Dalam penyusunan penjadwalan ini dilakukan dengan menjadikan
waktu sebagai constrain. Hal ini di pilih karena lebih mudah dalam
penyusunan kurva S.
 Dalam merencanakan penjadwalan perlu memperhatikan total slack
dan free slack. Hal ini bertujuan untuk dapat menentukan kapan suatu
pekerjaan berada dalam jalur kritis, dan kapan suatu pekerjaan dapat
ditunda.
Hasil dari penjadwalan menggunakan software Microsoft Project:
 Proyek Gedung Stasiun Intermoda Joyoboyo ini direncanakan selesai
dalam waktu 336 hari (waktu mulai: 25 April 2017, waktu selesai: 5
Sepetember 2018).
 Waktukerja pada proyek ini yaitu dari hari Senin sampai Jumat
dengan jam kerja 8 jam/hari (pukul 08.00-12.00, 13.00-17.00).
 Durasi pekerjaan yang didapatkan bisa menjadi lebih singkat jika
dilakukan penambahan jam kerja atau lembur.

3. Estimasi Biaya
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam estimasi biaya:
 Jenis estimasi biaya yang direncanakan pada tugas akhir ini adalah
Engineer’s Estimate.
 Estimasi biaya yang disusun terdiri atas estimasi biaya langsung dan
biaya tidak langsung

266
 Estimasi biaya langsung di hitung menggunakan metode unit price
dan metode resource enumeration. Metode unit price di gunakan pada
pekerjaan-pekerjaan yang sudah standar karena penggunaannya lebih
praktis. Sedangkan metode resource enumeration digunakan untuk
pekerjaan-pekerjaan tidak standar.
 Untuk menguji keakuratan estimasi biaya adalah dengan cara
membandingkan hasil estimasi yaitu biaya/m 2 atau dengan biaya
biaya/2 terhadap bangunan yang serupa.
 Pada pembuatan kurva S diasumsikan bahwa biaya setiap item
kegiatan terdistribusi secara merata selama durasinya
Hasil estimasi biaya konstruksi:
 Total biaya langsung yang direncanakan adalah
Rp105.183.748.000.00,
 Total Biaya tidak langsung adalah Rp 29.190.744.078
Tabel VI. 1 Biaya Tidak Langsung
Biaya Tidak Langsung
Overhead Rp 6.311.024.880
General Codition Rp 791.132.118
Profit Rp 9.466.537.320
Contingencies Rp 12.622.049.760
Total Biaya Tidak Langsung Rp 29.190.744.078

 Biaya total keseluran proyek (belum termasuk pajak) adalah Rp


Rp134.374.491.965.01. Persentase biaya masing-masing pekerjaan sebagai
berikut.
Tabel VI. 2 Persentase Biaya Pekerjaan
Pekerjaan Biaya Persentase
Persiapan Rp 1.847.693.670 1%
Pondasi, Pile Cap, dan Tie Beam Rp 24.209.039.791 18%
Struktur Atas dan Underpass Rp 55.884.444.498 42%
Dinding Penahan Tanah Rp 18.788.254.174 14%
Perkerasan Jalan Rp 4.920.495.815 4%
Rangka Atap Rp 27.868.536.062.63 21%
Water sistem Rp 856.027.954.43 1%

267
 Di dapatkan biaya per/m2
Tabel VI. 3 Biaya Permeter Persegi Gedung Stasiun Intermoda
Joyoboyo
Estimasi Biaya/m2
Biaya Total Rp 129.453.996.150
Luas Total Lantai (m2) Rp 9.408
Harga Per/m2 Rp 13.760.401

 Uji keakuratan estimasi biaya gedung Stasiun Intermoda Joyoboyo


terhadap gedung Terminal 3 Ultimate Soekarno Hatta
- Biaya per/m2gedung Stasiun Intermoda Joyoboyo : Rp
13.760.401
Biaya per/m2gedung Terminal 3 Ultimate Soekarno Hatta : Rp.
15.438.066
- Estimasi dinilai cukup akurat.
 Kurva S yang di dapatkan tidak sepenuhnya ideal, karena di
pekerjaan-pekerjaan tertentu penyebaran sumber dan dan bobot biaya
pada minggu-minggu tertentu tidak berimbang.

VI.2 Saran
1. Perhitungan produktivitas, sebaiknya dilakukan survei ke tempat proyek
konstruksi sehingga didapatkan produktivitas yang lebih tepat sesuai dengan
metode pelaksanaan yang disusun.
2. Dalam menghitung estimasi biaya dan perhitungan tenaga kerja maupun
durasi pekerjaan sebaiknya menggunakan koefisien pengali yang sudah ter-
update, sehingga hasil perhitungan yang di dapat bisa mendekati hasil yang
sesungguhnya dan menyesuaikan perkembangan zaman.
3. Zonasi pekerjaan pada tugas akhir ini sebaiknya dikembangkan lagi. Agar
pekerjaan di lapangan menjadi lebih efektif dan efisien. Contohnya untuk
pekerjaan pondasi sebaiknya dilakukan zonasi yang lebih banyak.
4. Disarankan agar bobot pekerjaan pada pertengahan durasi proyek lebih
tersebar merata dan perubahan gradiennya tidak boleh terlalu curam
sehingga di dapatkan kurva S yang mulus.

268
DAFTAR PUSTAKA

Abduh, M, Sukmana Usman. 2007. Estimasi Biaya Penawaran Kontraktor Kecil:


Praktek dan Kebutuhan Implementasi dalam Aplikasi Manajemen
Proyek Konstruksi.

Anonim, 2016, Harga Satuan Pekerjaan Konstruksi Surabaya. Surabaya.

ASTM D 4945 – 96, Standard Test Method for High-Strain Dynamic Testing of
Piles, ASTM Committee on Standard, 1916 Race St, Philadelphia.

Badan Stardardisasi Nasional. 2008. SNI 2835 2008 tentang Analisa Biaya
Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan Pekerjaan Tanah.
Jakarta: BSN.

Badan Standarisasi Nasional. 2015. Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja


Struktural, SNI 1729-2015. Jakarta: BSN.

Das, Braja M, (translated by Mochtar.N.E and Mochtar I.B.). 1995. Mekanika


Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik). Jakarta: Jilid I,
Erlangga.

Bowles, J.E. 1991. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah: Erlangga.


Chudley, Roy., Greeno, Roger. 2006. Advanced Construction Technology.
London : Pearson Education.

Departemen Pekerjaan Umum Bina Marga, 2013, Analisis Harga Satuan


Pekerjaan (AHSP). Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003, Perencanaan Pekerjaan


Jalan Beton Semen, Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002. RSNI T-12-2002 tentang


Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan
Pekerjaan Persiapan. Bandung: BSN.

269
Dewantara, F. E. R. 2017. Perencanaan Drainase dan Rainwater Haversting
Pada Stasiun Intermoda Joyoboyo Surabaya. Bandung.

Ernestine Josefine, Puti Farida Marzuki, Reini D Wirahadikusumah. 2007.


Persepsi Tentang Contingency Cost Kontraktor di Indonesia : Sebuah
Survey.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2016. Peraturan Menteri


PU-PR No: 28/PRT/M/2016 tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Magaline, Henry P, Haryono, Alvin J, & Andi. 2015 ‘Survei mengenai biaya
overhead serta faktor-faktor yang mempengaruhinya’, Jurnal Teknik
Sipil Universitas Kristen Petra

Malik, K. A. 2017. Perancangan Aspek Transportasi Proyek Stasiun Intermoda


Joyoboyo Surabaya. Bandung.

Nunnally, S.W. 2007. Construction Methods and Management. New Jersey:


Pearson Prentice Hall.

Prakoso, N. B. 2017. Desain Pondasi dan Dinding Penahan Tanah Pada


Underpass Stasiun Intermoda Joyoboyo. Bandung.

Sadewo, F.H. 2016. Stasiun Intermoda Joyoboyo, Surabaya. Bandung.

Sajekti, Amien. 2009. Metode Kerja Bangunan Sipil. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Soemardi, Biemo W. 2015. Modul Kuliah SI-3251 Estimasi Biaya Konstruksi.


Institut Teknologi Bandung. Tidak Diterbitkan.
Suryanto, J. 2017. Perancangan Struktur Rangka Baja Tahan Gempa Stasiun
Intermoda Joyoboyo di Surabaya, Indonesia. Bandung
Waskita Karya. 2012. Panduan Pelaksanaan Pekerjaan untuk Kontraktor
Bangunan Gedung dan Sipil Bagian I dan II. Jakarta: Waskita Karya

270
LAMPIRAN

271
Lampiran. A Daftar Harga
Daftar Harga
Satu
No Bahan Harga (Rp) Bahan
an
Semen Portland
1 tipe umum
Btg Rp 69.000.00 HSPK
2 Semen Portland Kg Rp 1.380.00 HSPK
3 Pasir Cor m3 Rp 243.000.00 HSPK
Batu Pecah Mesin
4 2/3 cm
m3 Rp 274.300.00 HSPK
5 Cat Meni Besi kg Rp 62.800.00 HSPK
Seng Gelombang
lemba
6 BJLS 30, uk. (0.8 x
r
Rp 61.700.00 HSPK
1.5)
7 Paku Eternit kg Rp 23.000.00 HSPK
kayu Meranti Usuk
8 5/7
m3 Rp 4.188.000.00 HSPK
Kayu Dolken batan
9 D10/400cm g
Rp 11.500.00 HSPK
Paku Biasa 2-5
10 inchi
M³ Rp 28.200.00 HSPK
11 Pasir Pasang m3 Rp 225.100.00 HSPK
Kayu Meranti
12 Bekisting
M³ Rp 3.350.400.00 HSPK
13 Kayu Meranti Btg Rp 39.000.00 HSPK
14 Kayu kelas II Btg Rp 24.000.00 HSPK
Seng Lembaran 90
15 cm
M¹ Rp 41.800.00 HSPK
16 Cat kayu Kg Rp 53.900.00 HSPK
Seng gelombang lemba
17 bwg 32 r
Rp 59.000.00 HSPK
18 Pasir Urug m3 Rp 150.200.00 HSPK
19 Koral Beton M³ Rp 45.000.00 HSPK
Dolken kayu batan
20 D8/400 cm g
Rp 11.500.00 HSPK
21 Kayu m3 Rp 3.350.400.00 HSPK
22 Kerikil m3 Rp 249.700.00 HSPK
23 Besi Beton kg Rp 25.500.00 HSPK
24 Kawat kg Rp 12.500.00 HSPK
25 Batako buah Rp 1.375.00 HSPK
Lemb
26 Seng Plat
ar
Rp 61.700.00 HSPK
27 Jendela Nako buah Rp 74.100.00 HSPK
28 Kaca Polos m2 Rp 105.000.00 HSPK
29 Kunci tanam Buah Rp 131.000.00 HSPK
Plywood 4mm 2 x 2 Lemb
30 m ar
Rp 121.400.00 HSPK
http://www.indobetonrea
dymix.com/2016/10/harga
31 Beton Ready Mix m3 Rp 820.000.00
-beton-cor-beton-
readymix.html

272
Daftar Harga
Satu
No Bahan Harga (Rp) Bahan
an
32 Air Liter Rp 28.00 HSPK
33 Kaso 5/7 m3 Rp 2.400.000.00 HSPK
34 Paku Usuk kg Rp 19.800.00 HSPK
35 Minyak Bekisting Ltr Rp 29.600.00 HSPK
36 Balok 8/12 m3 Rp 2.400.000.00 PUPR
37 Floor deck m2 Rp 170.000.00 PUPR
Baja Profil IWF >
38 200 mm
kg Rp 21.900.00 HSPK
39 Beugel dan Baut buah Rp 120.000.00 HSPK
Plywood Uk. 122 x lemba
40 244 x 9 r
Rp 121.400.00 HSPK
Kayu Meranti Balok
41 4/6, 5/7
m3 Rp 4.711.500.00 HSPK
http://asiacon.co.id/u-
42 U-ditch m Rp 330.000.00 ditch-tutup-saluran-harga-
jual-ukuran
HSPK+biaya perakitan dan
43 Rangka Baja kg Rp 31.000.00
antar
44 Bata Merah buah Rp 1.000.00 HSPK
45 Elektroda Las 5 Kg kg Rp 57.500.00 HSPK
46 Solar liter Rp 7.800.00 HSPK
47 Minyak Pelumas liter Rp 26.100.00 HSPK
48 Klem PVC buah Rp 3.300.00 HSPK
batan
49 Pipa PVC
g
Rp 219.800.00 HSPK
Profil Larsen 350 lemba
50 mm r
Rp 125.000.00 HSPK
Polyetilin 125
51 mikron
kg Rp 21.000.00 PUPR
52 Curing Compound ltr Rp 38.500.00 PUPR
53 Cat Anti Karat kg Rp 35.750.00 HSPK
54 Joint Sealant kg Rp 34.100.00 PUPR
55 Wire mesh DM-4 m2 Rp 183.200.00 PUPR
https://inkuiri.com/find?q
56 Betonite m3 Rp 10.000.00
uery=bentonite
http://asiacon.co.id/u-
57 U ditch 2 m Rp 571.000.00 ditch-tutup-saluran-harga-
jual-ukuran
lemba
58 Multipleks 18 mm
r
Rp 150.000.00 HSPK
59 Kayu Balok Kelas 2 m3 Rp 6.250.000.00 HSPK
Frame Besi L.30
60 x30.30
kg Rp 12.000.00 HSPK
Paku Campur 5 cm
61 7 cm
kg Rp 19.800.00 HSPK
https://solusikonstruksi.co
62 Culvert Box m Rp 1.394.000.00 m/products/beton-
precast/harga-box-culvert/

273
Daftar Harga
Satu
No Bahan Harga (Rp) Bahan
an
63 Tangki Air 3000 ltr buah Rp 61.793.000.00 -
64 Tangki Air 3500 ltr buah Rp 71.420.000.00 -
65 Seng BJLS m Rp 47.100.00 HSPK
66 Paku 1 - 2,5 inch kg Rp 28.200.00 HSPK
67 Besi Strip m Rp 41.800.00 HSPK
68 Pipa PVC D200 m Rp 231.000.00 HSPK
69 Pipa PVC D250 m Rp 335.500.00 HSPK
70 Pipa Dewatering m Rp 10.000.00 HSPK

274
Lampiran. B Daftar Upah dan Daftar Sewa Alat

Daftar Upah (HSPK Surabaya)

Pekerjaan : Stasiun Intermoda Joyoboyo


Lokasi : Surabaya, Jawa Timur
Tahun : 2017

No Tenaga Satuan Harga


1 Tukang Besi, Batu, Kayu, Pipa Oh Rp 121.000.00
2 Pekerja Oh Rp 110.000.00
3 Kepala Tukang Oh Rp 121.000.00
4 Mandor Oh Rp 158.000.00
5 Tukang Las Oh Rp 148.000.00

Daftar Sewa

Pekerjaan : Stasiun Intermoda Joyoboyo


Lokasi : Surabaya, Jawa Timur
Tahun : 2017
No Sewa Satuan Biaya Sumber
http://hargadiskon.co.id/harga/harg
1 Mesin Bor jam Rp 198.900,00
a-mesin-bor-hidrolik.html
Sewa http://happyslide.top/doc/390024/r
2 concrete hari Rp 100.000,00 ekapitula-perkiraan---lpse-
bucket kabupaten-simeulue
Sewa
3 hari Rp 1.170.400,00
HSPK
crane
http://jayaciptapersada.com/sewa-
4 Excavator hari Rp 2.000.000,00
penyewaan-alat-berat/
https://www.pgfreeads.id/mobil/tru
Dump k-kendaraan-
5 Truck
hari Rp 1.080.000,00
komersial/sukabumi/180092-bmj-
transportation.html
https://www.scribd.com/document/
6 Dozer hari Rp 2.800.000,00
191355384/Rab-Master
Untuk biaya mesin bor, sewa concrete bucket, sewa crane, excavator, dump
Keterangan truk, dozer sudah termasuk biaya bbm dan mob demob

275
Lampiran. C Produktivitas Alat dan Tenaga Kerja
Produktivitas Produktivitas Tim Produktivitas Durasi
No Jenis Pekerjaan Volume
Alat Kerja Penentu (hari)
1 Pekerjaan Persiapan
A Pembersihan lahan 12616 m2 8880 m2/hari 1802.29 m2/hari 1802.29 Tim Kerja 7.00
B Pemasangan Pagar 460 m - 46.00 m/hari 46.00 Tim Kerja 10.00
C Pemasangan Bouwplank 48 titik - 48.00 titik/hari 48.00 Tim Kerja 1.00
D Pemasangan Papan Nama Proyek 1 buah - 1.00 buah/hari 1.00 Tim Kerja 1.00
E Pembuatan Direksi Keet dll 79 m2 - 7.90 m2/hari 7.90 Tim Kerja 10.00
F Pembuatan Gudang, Los Kerja dll 230 m2 - 15.33 m2/hari 15.33 Tim Kerja 15.00
G Washing Bay 18 m2 - 18.00 m2/hari 18.00 Tim Kerja 1.00
H Drainase Sementara 40 m - 40.00 m/hari 40.00 Tim Kerja 1.00
2 Pekerjaan Tanah Struktur Bawah
A Pekerjaan Pengeboran Dinding 1600 m 166 m/hari 53.33 m/hari 53.33 Tim Kerja 30.00
B Pekerjaan Penulangan Dinding 29697 kg 989.91 kg/hari 989.91 Tim Kerja 30.00
C Pekerjaan Pengecoran Dinding 2827 m3 128 m3/hari 94.25 m3/hari 94.25 Tim Kerja 30.00
D Pekerjaan Dewatering 1 unit 0.12 m3/hari 0.12 Tim Kerja 1.00
E Pekerjaan Galian 3119 m3 336 m3/hari 366.67 m3/hari 336.00 Alat 10.00
F Pekerjaan Pengeboran Anchor 11430 m 2640 m/hari 1400.00 m/hari 1400.00 Tim Kerja 10.00
G Pekerjaan Penulangan Anchor 29697 kg - - 6600.00 kg/hari 6600.00 Tim Kerja 10.00
H Pekerjaan Grouting Anchor 169 m3 75 m3/hari 45.45 m3/hari 45.45 Tim Kerja 10.00
I Pengeboran Pondasi Zona 1 798 m 166 m/hari 79.75 m3/hari 79.75 Tim Kerja 10.00
J Penulangan Pondasi Zona 1 45968 kg - 4596.79 kg/hari 4596.79 Tim Kerja 10.00
K Pengecoran Pondasi Zona 1 401 m3 64 m3/hari 40.09 m3/hari 40.09 Tim Kerja 10.00
L Galian Pile Cap dan Tie Beam Zona 1 114 m3 - - 11.44 m3/hari 11.44 Tim Kerja 10.00
M Pembuatan Lantai Kerja Zona 1 11 m2 - - 1.11 m2/hari 1.11 Tim Kerja 10.00
N Pembekistingan Pile Cap dan Tie Beam Zona 1 118 m2 - - 11.83 m2/hari 11.83 Tim Kerja 10.00
O Pembobokan Pondasi Zona 1 29 tiang - - 2.90 tiang/hari 2.90 Tim Kerja 10.00

276
Produktivitas Produktivitas Tim Produktivitas Durasi
No Jenis Pekerjaan Volume
Alat Kerja Penentu (hari)
G Penulangan Pile Cap dn tie beam Zona 1 6278 kg - - 627.77 kg/hari 627.77 Tim Kerja 10.00
P Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam Zona 1 103 m3 75 m3/hari 10.33 m3/hari 10.33 Tim Kerja 10.00
Q Pengeboran Pondasi Zona 2 5874 m 166 m/hari 49.21 m/hari 49.21 Tim Kerja 60.00
R Penulangan Pondasi 337081 kg - - 5618.02 kg/hari 5618.02 Tim Kerja 60.00
S Pengecoran Pondasi 5874 m 166 m/hari 70.00 m3/hari 70.00 Tim Kerja 60.00
T Galian Pile Cap dan Tie Beam 744 m3 - - 105.33 m3/hari 105.33 Tim Kerja 60.00
U Pembuatan Lantai Kerja 81 m2 - - 12.12 m2/hari 12.12 Tim Kerja 60.00
V Pembekistingan Pile Cap dan Tie Beam 1282 m2 - - 46.67 m2/hari 46.67 Tim Kerja 60.00
W Pembobokan Pondasi 178 tiang - - 4.00 tiang/hari 4.00 Tim Kerja 45.00
X Penulangan Pile Cap dn tie beam 6316 kg - - 2285.71 kg/hari 2285.71 Tim Kerja 3.00
Y Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam 662 m3 75 m3/hari 18.00 m3/hari 18.00 Tim Kerja 29.00
3 Pekerjaan Struktur Underpass
A Pembekistingan Pelat Lantai 29 m2 7.20 m2/hari 7.20 Tim Kerja 1.00
B Pekerjaan Penulangan 1134 m2 283.50 m2/hari 283.50 Tim Kerja 4.00
C Pengecoran 170 m3 42.53 m3/hari 42.53 Tim Kerja 4.00
D Pekerjaan Balok dan Kolom Baja 30192 kg 1677.36 kg/hari 1677.36 Tim Kerja 18.00
4 Pekerjaan Lapis Pondasi
A Pembekistingan 69 m2 - 4.95 4.95 Tim Kerja 14.00
B Pengecoran 1032 m3 75 m3/hari 73.68 m3/hari 73.68 Tim Kerja 14.00
5 Pekerjaan Perkerasan
A Pembekistingan 91 m2 - 6.53 m2/hari 6.53 Tim Kerja 14.00
B Penulangan 42871 kg - - 3062.21 kg/hari 3062.21 Tim Kerja 14.00
C Pengecoran 1362 m3 97.26 m3/hari 97.26 Tim Kerja 14.00
7 Pekerjaan Struktur Lantai II
A Pekerjaan Balok dan Kolom Baja 440823 kg 4898.03 kg/hari 4898.03 Tim Kerja 90.00
B Pembekistingan Pelat Lantai 5320 m2 295.54 m2/hari 295.54 Tim Kerja 1.00
C Pekerjaan Penulangan 5320 m2 295.54 m2/hari 295.54 Tim Kerja 18.00

277
Produktivitas Produktivitas Tim Produktivitas Durasi
No Jenis Pekerjaan Volume
Alat Kerja Penentu (hari)
D Pengecoran 638 m3 75 m3/hari 35.46 m3/hari 35.46 Tim Kerja 18.00
8 Pekerjaan Struktur Lantai III
A Pekerjaan Balok dan Kolom Baja 338448 kg 8461.20 kg/hari 8461.20 Tim Kerja 40.00
B Pembekistingan Pelat Lantai 2768 m2 230.67 m2/hari 230.67 Tim Kerja 4.00
C Pekerjaan Penulangan 2768 m2 230.67 m2/hari 230.67 Tim Kerja 12.00
D Pengecoran 332 m3 75 m3/hari 41.52 m3/hari 41.52 Tim Kerja 8.00
9 Pekerjaan Struktur Lantai IV
A Pekerjaan Balok dan Kolom Baja 92183 kg 9218.28 kg/hari 9218.28 Tim Kerja 10.00
B Pembekistingan Pelat Lantai 960 m2 320.00 m2/hari 320.00 Tim Kerja 1.00
C Pekerjaan Penulangan 960 m2 320.00 m2/hari 320.00 Tim Kerja 3.00
D Pengecoran 115 m3 75 m3/hari 57.60 m3/hari 57.60 Tim Kerja 2.00
10 Rangka Atap
A Pengelasan Rangka Atap Baja 65682 cm 2118.78 cm/hari 2118.78 Tim Kerja 31.00
11 Pekerjaan Drainase
A Galian Drainase 174 m3 34.84 m3/hari 34.84 Tim Kerja 5.00
B Pemadatan Tanah 13 m3 2.57 m3/hari 2.57 Tim Kerja 1.00
C Pemasangan Drainase Kiri 199 m 49.73 m/hari 49.73 Tim Kerja 4.00
D Pemasangan Drainase Kanan 208 m 52.05 m/hari 52.05 Tim Kerja 4.00
E Pemasangan Drainase Kolektor 15 m 7.50 m/hari 7.50 Tim Kerja 2.00
12 Rain Water Haversting
A Instalasi Tangki 2 buah 2.00 buah/hari 2.00 Tim Kerja 1.00
B Pemasangan Pipa Talang 222 m 74.07 m3/hari 74.07 Tim Kerja 3.00
C Pemasangan Pipa Leader 52 m 52.00 m/hari 52.00 Tim Kerja 1.00
D Pemasangan Pipa pembawa 392 m 98.00 m/hari 98.00 Tim Kerja 4.00

278
Lampiran. D Daftar Alokasi tenaga Kerja

Tukang
Tukang Tukang Tukang Tukang Kepala
Pekerjaan Volume Satuan Pekerja Kayu atau Mandor Jumlah
Batu Besi Las Bor Tukang
cat

Pekerjaan Persiapan
1 Pembersihan Lahan dan Mobilisasi Alat 12616 m2 17.00 - - - - - 2.00 - 19.00
2 Pemasangan Pagar 460 m 10.00 - 19.00 - - - 1.00 - 30.00
3 Pemasangan Bouwplank 48 titik 5.00 - 5.00 - - - 1.00 - 11.00
4 Pemasangan Papan Nama Proyek 1 buah 1.00 - 3.00 - - - 1.00 1.00 6.00
5 Pembuatan Direksi Keet dll 79 m2 16.00 8.00 16.00 16.00 - - 3.00 3.00 62.00
6 Pembuatan Gudang, Los Kerja dll 230 m2 16.00 - 31.00 - - - 2.00 - 49.00
7 Washing Bay 18 m2 2.00 1.00 1.00 - - - - - 4.00
8 Drainase Sementara 40 m 1.00 1.00 - - - - - - 2.00
Pekerjaan Tanah Struktur Bawah -
1 Pekerjaan Pengeboran Dinding 1600 m 17.00 - 5.00 2.00 - 24.00
2 Pekerjaan Penulangan Dinding 29697.38 kg 79.00 - - 79.00 - 5.00 8.00 171.00
3 Pekerjaan Pengecoran Dinding 2827.433 m3 99.00 25.00 - - - 10.00 3.00 137.00
4 Pekerjaan Dewatering 1 unit 3.00 - - - - - 1.00 - 4.00
5 Pekerjaan Galian 3118.5 m3 47.00 - - - - - 8.00 - 55.00
6 Pekerjaan Pengeboran Anchor 11429.79 m 12.00 - - - - - 2.00 - 14.00
7 Pekerjaan Penulangan Anchor 29697.38 kg 15.00 - - 15.00 - 1.00 2.00 33.00
8 Pekerjaan Grouting Anchor 168.892 m3 2.00 1.00 - - - - 1.00 1.00 5.00
9 Pengeboran Pondasi Zona 1 798 m 25.00 - - - - 7.00 3.00 1.00 36.00
10 Penulangan Pondasi 45968 kg 33.00 - - 33.00 - - 2.00 4.00 72.00

279
Tukang
Tukang Tukang Tukang Tukang Kepala
Pekerjaan Volume Satuan Pekerja Kayu atau Mandor Jumlah
Batu Besi Las Bor Tukang
cat

11 Pengecoran Pondasi Zona 1 401 m3 41.00 11.00 - - - - 5.00 2.00 59.00


12 Galian Pile Cap dan Tie Beam Zona 1 114 m3 9.00 - - - - - 1.00 10.00
13 Pembuatan Lantai Kerja Zona 1 11 m2 1.00 1.00 - - - - 1.00 - 3.00
14 Pembekistingan Pile Cap dan Tie Beam Zona 1 118 m2 8.00 3.00 - - - 1.00 1.00 13.00
15 Pembobokan Pondasi Zona 1 29 tiang 4.00 - - - - - 1.00 5.00
16 Penulangan Pile Cap dn tie beam Zona 1 6278 kg 5.00 - - 5.00 - - 1.00 1.00 12.00
17 Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam Zona 1 103.33 m3 11.00 3.00 - - 2.00 1.00 17.00
18 Pengeboran Pondasi Zona 2 5874 m 31.00 - - - - 8.00 3.00 1.00 43.00
19 Penulangan Pondasi 337081.3 kg 40.00 - - 40.00 - - 3.00 4.00 87.00
20 Pengecoran Pondasi 2952.594 m3 50.00 13.00 - - - - 5.00 2.00 70.00
21 Galian Pile Cap dan Tie Beam 744 m3 76.00 - - - - - 3.00 - 79.00
22 Pembuatan Lantai Kerja 81.276 m2 2.00 2.00 - - - - 1.00 - 5.00
23 Pembekistingan Pile Cap dan Tie Beam 1281.6 m2 19.00 7.00 - - - - 1.00 1.00 28.00
24 Pembobokan Pondasi 178 tiang 4.00 - - - - - 1.00 - 5.00
25 Penulangan Pile Cap dn tie beam 6315.87 kg 7.00 - - 7.00 - - 1.00 1.00 16.00
26 Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam 622 m3 12.00 3.00 - - - - 2.00 1.00 18.00
Pekerjaan Struktur Underpass
1 Pembekistingan Pelat Lantai 28.8 m2 5.00 - 2.00 - - - 1.00 1.00 9.00
2 Pekerjaan Penulangan 1134 m2 8.00 - - 8.00 - - 1.00 1.00 18.00
3 Pengecoran 170.1 m3 43.00 11.00 - - - - 5.00 2.00 61.00
4 Pekerjaan Balok dan Kolom Baja 30192.4 kg 14.00 - - 14.00 - - 1.00 2.00 31.00
Pekerjaan Lapis Pondasi
1 Pembekistingan 69.25 m2 1.00 - 1.00 - - - 1.00 1.00 4.00
2 Pengecoran 1031.5 m3 74.00 19.00 - - - - 8.00 2.00 103.00

280
Tukang
Tukang Tukang Tukang Tukang Kepala
Pekerjaan Volume Satuan Pekerja Kayu atau Mandor Jumlah
Batu Besi Las Bor Tukang
cat

Pekerjaan Perkerasan
1 Pembekistingan 91.41 m2 1.00 - 1.00 - - - 1.00 1.00 4.00
2 Penulangan 42870.94 kg 22.00 - - 22.00 - - 2.00 3.00 49.00
3 Pengecoran 1361.58 m3 98.00 25.00 - - - - 10.00 3.00 136.00
Pekerjaan Struktur Lantai II
1 Pekerjaan Balok dan Kolom Baja 440822.8 kg 44.00 - - 44.00 - - 3.00 5.00 96.00
2 Pembekistingan Pelat Lantai 5319.72 m2 13.00 - - 7.00 - - 2.00 1.00 23.00
3 Pekerjaan Penulangan 5319.72 m2 8.00 - - 8.00 - - 1.00 1.00 18.00
4 Pengecoran 638.3664 m3 54.00 14.00 - - - - 6.00 2.00 76.00
Pekerjaan Struktur Lantai III
1 Pekerjaan Balok dan Kolom Baja 338447.9 kg 44.00 - - 44.00 - - 3.00 5.00 96.00
2 Pembekistingan Pelat Lantai 2768 m2 10.00 - - 5.00 - - 1.00 1.00 17.00
3 Pekerjaan Penulangan 2768 m2 6.00 - - 6.00 - - 1.00 1.00 14.00
4 Pengecoran 332.16 m3 42.00 11.00 - - - - 5.00 2.00 60.00
Pekerjaan Struktur Lantai IV
1 Pekerjaan Balok dan Kolom Baja 92182.8 kg 45.00 - - 45.00 - - 3.00 5.00 98.00
2 Pembekistingan Pelat Lantai 960 m2 14.00 - - 7.00 - - 2.00 1.00 24.00
3 Pekerjaan Penulangan 960.00 m2 8.00 - - 8.00 - - 1.00 1.00 18.00
4 Pengecoran 115.2000 m3 58.00 15.00 - - - - 6.00 2.00 81.00
Rangka Atap
1 Pengelasan Rangka Atap Baja 65682.28 cm 15.00 - - - 5.00 - 1.00 1.00 22.00
Pekerjaan Drainase
1 Galian Drainase 174.2045 m3 27.00 - - - - - 1.00 - 28.00
2 Pemadatan Tanah 12.85984 m3 2.00 - - - - - 1.00 - 3.00

281
Tukang
Tukang Tukang Tukang Tukang Kepala
Pekerjaan Volume Satuan Pekerja Kayu atau Mandor Jumlah
Batu Besi Las Bor Tukang
cat

3 Pemasangan Drainase Kiri 198.9311 m 14.00 - - - - - 4.00 - 18.00


4 Pemasangan Drainase Kanan 208.1875 m 14.00 - - - - - 4.00 - 18.00
5 Pemasangan Drainase Kolektor 15.0000 m 3.00 - - - - - 1.00 4.00
Rain Water Haversting
1 Instalasi Tangki 2.0000 buah 2.00 - - - - - 1.00 - 3.00
2 Pemasangan Pipa Talang 222.2000 m 12.00 - - 23.00 - - 1.00 3.00 39.00
3 Pemasangan Pipa Leader 52.0000 m 10.00 - - 5.00 - - 1.00 - 16.00
4 Pemasangan Pipa pembawa 392.0100 m 19.00 - - 10.00 - - 2.00 - 31.00

282
Lampiran. E Penjadwalan Setelah Leveling
Total Free
Task Name Duration Start Finish Predecessors Resource Names
Slack Slack
Proyek Stasiun Intermoda 346.3
Tue 25/04/17 Fri 21/09/18 0 days 0 days
Joyoboyo days
Pekerjaan Persiapan 41 days Tue 25/04/17 Tue 27/06/17 0 days 0 days
Pembersihan lahan 7 days Tue 25/04/17 Thu 04/05/17 Pekerja[17];Mandor[2] 0 days 0 days
Pekerjaan Pemagaran 10 days Wed 26/04/17 Wed 10/05/17 3SS+1 day Pekerja[10];Tukang Kayu[19];Mandor 0 days 0 days
Pemasangan Bouwplank 1 day Wed 03/05/17 Wed 03/05/17 3SS+5 days Pekerja[5];Tukang Kayu[5];Mandor 5 days 5 days
Pemasangan Papan Nama 3SS+5
1 day Fri 12/05/17 Fri 12/05/17 Pekerja[3];Tukang Kayu;Tukang Batu;Mandor[2] 0 days 0 days
Proyek days;4;5
Pekerja[16];Tukang Batu[8];Tukang
Pembuatan Direksi Keet dll 10 days Mon 15/05/17 Mon 29/05/17 6 Kayu[16];Tukang Besi[16];Kepala 0 days 0 days
Tukang[3];Mandor[3]
Pembuatan Gudang, Los Kerja,
15 days Tue 30/05/17 Tue 20/06/17 7 Pekerja[16];Mandor[2];Tukang Kayu[31] 0 days 0 days
dll
Pemasangan Listrik, Air, dan
2 days Wed 21/06/17 Thu 22/06/17 8;7 0 days 0 days
lain-lain
Pembuatan Washing Bay 1 day Fri 23/06/17 Fri 23/06/17 8;9 Pekerja[2];Tukang Batu 0 days 0 days
Drainase Sementara 1 day Tue 27/06/17 Tue 27/06/17 8;10 Pekerja;Tukang Batu 0 days 0 days
Pekerjaan Dinding Penahan 52.3
Wed 28/06/17 Tue 12/09/17 0 days 0 days
Tanah days
10.3
Pengeboran Dinding Bored Pile 30 days Wed 28/06/17 Tue 08/08/17 11 Pekerja[31];Tukang Bor[8];Mandor[3] 0 days
days
Pekerja[79];Tukang Besi[79];Mandor[5];Kepala 10.3 10.3
Penulangan Dinding Bored Pile 30 days Wed 28/06/17 Tue 08/08/17 13SS
Tukang[8] days days
40.3 Pekerja[99];Tukang Batu[25];Mandor[10];Kepala
Pengecoran Dinding Bored Pile Wed 28/06/17 Thu 24/08/17 11 0 days 0 days
days Tukang[3]
Dewatering 12 days Thu 24/08/17 Tue 12/09/17 15;13;14 Pekerja[3];Mandor 0 days 0 days
Galian 10 days Fri 25/08/17 Mon 11/09/17 16SS+1 day Pekerja[47];Mandor[8] 0 days 0 days
Pengeboran Angkur 10 days Fri 25/08/17 Mon 11/09/17 17SS Pekerja[12];Mandor[2] 0 days 0 days
Pekerja[15];Tukang Besi[15];Mandor;Kepala
Penulangan Angkur 10 days Fri 25/08/17 Mon 11/09/17 18SS 0 days 0 days
Tukang[2]

283
Total Free
Task Name Duration Start Finish Predecessors Resource Names
Slack Slack
Grouting Angkur 10 days Fri 25/08/17 Mon 11/09/17 19SS Pekerja[2];Tukang Batu;Kepala Tukang;Mandor 0 days 0 days
Pekerjaan Pondasi Tie Beam
22 days Mon 11/09/17 Thu 12/10/17 6 days 6 days
dan Pile Cap Zona 1
Pengeboran Zona 1 10 days Mon 11/09/17 Tue 26/09/17 20 Pekerja[25];Tukang Bor[7];Mandor[3] 6 days 0 days
Pekerja[33];Tukang Besi[33];Kepala
Penulangan Zona 1 10 days Mon 11/09/17 Tue 26/09/17 20;22SS 6 days 0 days
Tukang[4];Mandor[2]
Pekerja[41];Tukang Batu[11];Mandor[5];Kepala
Pengecoran Zona 1 10 days Mon 11/09/17 Tue 26/09/17 20;23SS 6 days 0 days
Tukang[2]
Pembobokan Pondasi 1 10 days Thu 14/09/17 Fri 29/09/17 24SS+3 days Pekerja[4];Mandor 6 days 0 days
Galian Pile Cap dan Tie Beam
10 days Thu 14/09/17 Fri 29/09/17 25SS Pekerja[9];Mandor 6 days 0 days
Zona 1
Pembuatan Lantai Kerja Zona 1 10 days Thu 14/09/17 Fri 29/09/17 26SS Pekerja;Mandor;Tukang Batu 6 days 0 days
Pemasangan Bekisting Pile Cap Pekerja[8];Tukang Batu[3];Mandor;Kepala
10 days Tue 19/09/17 Wed 04/10/17 27SS+3 days 6 days 0 days
dan Tie Beam Zona 1 Tukang
Pembesian Pile Cap dan Tie Pekerja[5];Tukang Besi[5];Mandor;Kepala
10 days Fri 22/09/17 Thu 12/10/17 28SS+2 days 6 days 0 days
Beam Zona 1 Tukang
Pengecoran Zona Pile Cap dan Pekerja[20];Tukang Batu[5];Mandor[2];Kepala
10 days Mon 25/09/17 Mon 09/10/17 29SS+1 day 6 days 0 days
Tie Beam Zona 1 Tukang
Pekerjaan Struktur Bawah 30 days Mon 09/10/17 Mon 20/11/17 30 6 days 6 days
Pemasangan Bekisting Pelat Pekerja[5];Tukang Batu[2];Mandor;Kepala
1 day Mon 09/10/17 Tue 10/10/17 30;22;23 6 days 0 days
Lantai Underpass Tukang
Pekerja[8];Tukang Besi[8];Kepala
Penulangan Lantai Underpass 4 days Wed 11/10/17 Tue 17/10/17 32SS+2 days 6 days 0 days
Tukang;Mandor
Pekerja[43];Tukang Batu[11];Mandor[5];Kepala
Pengecoran Lantai Underpass 4 days Tue 17/10/17 Mon 23/10/17 33 6 days 0 days
Tukang[2]
Pemasangan Balok dan Kolom Pekerja[14];Tukang Besi[14];Mandor;Kepala
18 days Wed 25/10/17 Mon 20/11/17 34FS+2 days 6 days 6 days
Lantai Underpass Tukang[2]
Pekerjaan Pondasi Tie Beam 264
Fri 25/08/17 Fri 21/09/18 20SS 0 days 0 days
dan Pile Cap Zona 2 days
Pekerja[16];Tukang Bor[4];Mandor[2];Kepala
Pengeboran Zona 2 60 days Fri 25/08/17 Tue 21/11/17 15 0 days 0 days
Tukang
Pekerja[40];Tukang Besi[40];Mandor[2];Kepala
Penulangan Zona 2 60 days Fri 25/08/17 Tue 21/11/17 37SS 0 days 0 days
Tukang[4]

284
Total Free
Task Name Duration Start Finish Predecessors Resource Names
Slack Slack
Pekerja[50];Tukang Batu[13];Mandor[5];Kepala
Pengecoran Zona 2 60 days Mon 28/08/17 Wed 22/11/17 38SS+1 day 0 days 0 days
Tukang[2]
Pembobokan Pondasi Zona 2 60 days Wed 30/08/17 Fri 24/11/17 39SS+2 days Pekerja[4];Mandor 0 days 0 days
Galian Pile Cap dan Tie Beam
60 days Wed 30/08/17 Fri 24/11/17 40SS Pekerja[10];Mandor 0 days 0 days
Zona 2
Pembuatan Lantai Kerja Zona 2 60 days Wed 30/08/17 Fri 24/11/17 41SS Pekerja[2];Tukang Batu[2];Mandor 0 days 0 days
Pemasangan Bekisting Pile Cap Pekerja[19];Tukang Batu[7];Mandor;Kepala
60 days Wed 30/08/17 Fri 24/11/17 42SS 0 days 0 days
dan Tie Beam Zona 2 Tukang
Pembesian Pile Cap dan Tie Pekerja[7];Tukang Besi[7];Mandor;Kepala
60 days Thu 31/08/17 Mon 27/11/17 43SS+1 day 0 days 0 days
Beam Zona 2 Tukang
Pengecoran Pile Cap dan Tie Pekerja[12];Tukang Batu[3];Mandor[2];Kepala
60 days Mon 04/09/17 Tue 28/11/17 44SS+1 day 0 days 0 days
Beam Zona 2 Tukang
180
Pekerjaan Struktur Atas Tue 28/11/17 Fri 24/08/18 0 days 0 days
days
Pekerjaan Perkerasan Parkir 20 days Tue 28/11/17 Thu 28/12/17 0 days 0 days
Pembekistingan Lapis Pondasi 14 days Tue 28/11/17 Tue 19/12/17 45;35 Pekerja;Mandor;Kepala Tukang;Tukang Kayu 0 days 0 days
Pekerja[74];Tukang Batu[19];Mandor[8];Kepala
Pengecoran Lapis Pondasi 14 days Wed 29/11/17 Wed 20/12/17 48SS+1 day 0 days 0 days
Tukang[2]
Pemasangan Bekisting
14 days Tue 05/12/17 Tue 26/12/17 49SS+3 days Pekerja;Mandor;Tukang Besi;Kepala Tukang 0 days 0 days
Perkerasan Parkir
Pekerja[22];Kepala Tukang[3];Mandor[2];Tukang
Penulangan Perkerasan Parkir 14 days Tue 05/12/17 Tue 26/12/17 49SS+3 days 2 days 2 days
Besi[22]
50SS+2 Pekerja[98];Tukang Batu[25];Mandor[10];Kepala
Pengecoran Perkerasan Parkir 14 days Thu 07/12/17 Thu 28/12/17 0 days 0 days
days;51SS Tukang[3]
Lantai 2 98 days Thu 28/12/17 Wed 23/05/18 0 days 0 days
Pemasangan Balok Kolom Lantai 51SS+3 Pekerja[44];Tukang Besi[44];Mandor[3];Kepala
90 days Thu 28/12/17 Fri 11/05/18 0 days 0 days
2 days;52 Tukang[5]
Pembekistingan Pelat Lantai 2
3 days Fri 19/01/18 Wed 24/01/18 54SS+15 days Pekerja[13];Tukang Besi[7];Mandor[2] 36 days 0 days
Zona 1
Penulangan Pelat Lantai 2 Zona Pekerja[8];Tukang Besi[7];Mandor;Kepala
3 days Wed 24/01/18 Mon 29/01/18 55 36 days 0 days
1 Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona Pekerja[54];Tukang Batu[14];Mandor[6];Kepala
2 days Mon 29/01/18 Wed 31/01/18 56 39 days 13 days
1 Tukang[2]

285
Total Free
Task Name Duration Start Finish Predecessors Resource Names
Slack Slack
Pembekistingan Pelat Lantai 2 54SS+30
3 days Fri 09/02/18 Wed 14/02/18 Pekerja[13];Tukang Besi[7];Mandor[2] 24 days 0 days
Zona 2 days;55
Penulangan Pelat Lantai 2 Zona Pekerja[8];Tukang Besi[7];Mandor;Kepala
3 days Wed 14/02/18 Tue 20/02/18 58;56 24 days 0 days
2 Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona Pekerja[54];Tukang Batu[14];Mandor[6];Kepala
2 days Tue 20/02/18 Thu 22/02/18 59;57 26 days 13 days
2 Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai 2 54SS+45
3 days Mon 05/03/18 Thu 08/03/18 Pekerja[13];Tukang Besi[7];Mandor[2] 12 days 0 days
Zona 3 days;58
Penulangan Pelat Lantai 2 Zona Pekerja[8];Tukang Besi[7];Mandor;Kepala
3 days Thu 08/03/18 Tue 13/03/18 61;59 12 days 0 days
3 Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona Pekerja[54];Tukang Batu[14];Mandor[6];Kepala
2 days Tue 13/03/18 Thu 15/03/18 62;60 13 days 13 days
3 Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai 2 54SS+60
3 days Mon 26/03/18 Thu 29/03/18 Pekerja[13];Tukang Besi[7];Mandor[2] 0 days 0 days
Zona 4 days;61
Pekerja[8];Tukang Besi[7];Mandor;Kepala
Penulangan Pelat 2 Zona 4 3 days Thu 29/03/18 Wed 04/04/18 64;62 0 days 0 days
Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona Pekerja[54];Tukang Batu[14];Mandor[6];Kepala
2 days Wed 04/04/18 Fri 06/04/18 65;63 0 days 0 days
4 Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai 2 54SS+75
3 days Wed 18/04/18 Mon 23/04/18 Pekerja[13];Tukang Besi[7];Mandor[2] 41 days 0 days
Zona 5 days;64
Penulangan Pelat Lantai 2 Zona Pekerja[8];Tukang Besi[7];Mandor;Kepala
3 days Mon 23/04/18 Thu 26/04/18 67;65 41 days 0 days
5 Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona Pekerja[54];Tukang Batu[14];Mandor[6];Kepala
2 days Thu 26/04/18 Mon 30/04/18 68;66 42 days 13 days
5 Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai 2 54SS+90
3 days Fri 11/05/18 Wed 16/05/18 Pekerja[13];Tukang Besi[7];Mandor[2] 29 days 0 days
Zona 6 days;67
Penulangan Pelat Lantai 2 Zona Pekerja[8];Tukang Besi[7];Mandor;Kepala
3 days Wed 16/05/18 Mon 21/05/18 70;68 29 days 0 days
6 Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 2 Zona Pekerja[54];Tukang Batu[14];Mandor[6];Kepala
2 days Mon 21/05/18 Wed 23/05/18 71;69 29 days 16 days
6 Tukang[2]
Lantai 3 48 days Fri 06/04/18 Thu 21/06/18 0 days 0 days
Pemasangan Balok Kolom Lantai Pekerja[44];Tukang Besi[44];Mandor[3];Kepala
40 days Fri 06/04/18 Fri 08/06/18 66 0 days 0 days
3 Tukang[5]
Pembekistingan Pelat Lantai 3 3 days Mon 23/04/18 Thu 26/04/18 74SS+10 Tukang Batu[10];Tukang Besi[5];Mandor;Kepala 21 days 0 days

286
Total Free
Task Name Duration Start Finish Predecessors Resource Names
Slack Slack
Zona 1 days;66 Tukang
Penulangan Pelat Lantai 3 Zona Pekerja[6];Tukang Besi[6];Mandor;Kepala
3 days Thu 26/04/18 Wed 02/05/18 75;66 34 days 0 days
1 Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 3 Zona Pekerja[42];Tukang Batu[11];Mandor[5];Kepala
2 days Wed 02/05/18 Fri 04/05/18 76 37 days 8 days
1 Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai 3 74SS+20 Tukang Batu[10];Tukang Besi[5];Mandor;Kepala
3 days Tue 08/05/18 Mon 14/05/18 14 days 0 days
Zona 2 days;75 Tukang
Penulangan Pelat Lantai 3 Zona Pekerja[6];Tukang Besi[6];Mandor;Kepala
3 days Mon 14/05/18 Thu 17/05/18 78;76 27 days 0 days
2 Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 3 Zona Pekerja[42];Tukang Batu[11];Mandor[5];Kepala
2 days Thu 17/05/18 Mon 21/05/18 79;77 29 days 8 days
2 Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai 3 74SS+30 Tukang Batu[10];Tukang Besi[5];Mandor;Kepala
3 days Wed 23/05/18 Mon 28/05/18 7 days 0 days
Zona 3 days;78 Tukang
Penulangan Pelat Lantai 3 Zona Pekerja[6];Tukang Besi[6];Mandor;Kepala
3 days Mon 28/05/18 Mon 04/06/18 81;79 20 days 0 days
3 Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 3 Zona Pekerja[42];Tukang Batu[11];Mandor[5];Kepala
2 days Mon 04/06/18 Wed 06/06/18 82;80 21 days 8 days
3 Tukang[2]
Pembekistingan Pelat Lantai 3 Tukang Batu[10];Tukang Besi[5];Mandor;Kepala
3 days Fri 08/06/18 Wed 13/06/18 74;81 0 days 0 days
Zona 4 Tukang
Penulangan Pelat Lantai 3 Zona Pekerja[6];Tukang Besi[6];Mandor;Kepala
3 days Wed 13/06/18 Tue 19/06/18 84;82 13 days 0 days
4 Tukang
Pengecoran Pelat Lantai 3 Zona Pekerja[42];Tukang Batu[11];Mandor[5];Kepala
2 days Tue 19/06/18 Thu 21/06/18 85;83;72;69 13 days 13 days
4 Tukang[2]
Lantai 4 18 days Wed 13/06/18 Tue 10/07/18 0 days 0 days
Pemasangan Balok Kolom lantai Pekerja[45];Tukang Besi[45];Kepala
10 days Wed 13/06/18 Thu 28/06/18 84 0 days 0 days
4 Tukang[5];Mandor[3]
Pemasangan Bekisting Pelat Pekerja[14];Tukang Besi[7];Mandor[2];Kepala
3 days Thu 28/06/18 Tue 03/07/18 88 0 days 0 days
Lantai 4 Tukang
Pekerja[8];Tukang Besi[8];Mandor;Kepala
Penulangan Pelat Lantai 4 3 days Tue 03/07/18 Fri 06/07/18 89 0 days 0 days
Tukang
Pekerja[58];Tukang Batu[15];Mandor[6];Kepala
Pengecoran Pelat Lantai 4 2 days Fri 06/07/18 Tue 10/07/18 90 0 days 0 days
Tukang[2]
Rangka Atap Baja 31 days Tue 10/07/18 Fri 24/08/18 0 days 0 days

287
Total Free
Task Name Duration Start Finish Predecessors Resource Names
Slack Slack
Pekerja[15];Tukang Las[5];Kepala
Rangka Space Frame 31 days Tue 10/07/18 Fri 24/08/18 91;86;72;83 0 days 0 days
Tukang;Mandor
Water Sistem 19 days Fri 24/08/18 Fri 21/09/18 93 0 days 0 days
Galian Drainase 5 days Fri 24/08/18 Fri 31/08/18 93SS Pekerja[27];Mandor 0 days 0 days
Pemadatan Tanah 5 days Fri 24/08/18 Fri 31/08/18 95SS Pekerja[2];Mandor 0 days 0 days
Pemasangan Drainase Kiri 4 days Fri 24/08/18 Thu 30/08/18 96SS Pekerja[14];Mandor[4] 0 days 0 days
Pemasangan Drainase Kolektor 2 days Wed 05/09/18 Fri 07/09/18 99 Pekerja[3];Mandor 0 days 0 days
Pemasangan Drainase Kanan 4 days Thu 30/08/18 Wed 05/09/18 97 Pekerja[14];Mandor[4] 0 days 0 days
Instalasi Tangki Air 1 day Fri 07/09/18 Mon 10/09/18 98 Pekerja[2];Mandor 0 days 0 days
Pekerja[12];Tukang Pipa[23];Mandor;Kepala
Pemasangan Pipa Talang 3 days Mon 10/09/18 Fri 14/09/18 100 0 days 0 days
Tukang[3]
Pemasangan Pipa Leader 1 day Fri 14/09/18 Mon 17/09/18 101 Pekerja[10];Mandor;Tukang Pipa[5] 0 days 0 days
Pemasangan Pipa Pembawa 4 days Mon 17/09/18 Fri 21/09/18 102 Pekerja[19];Tukang Pipa[10];Mandor[2] 0 days 0 days

288
Lampiran. F Kurva S

289
Lampiran. G Kurva S Detail

290
Lampiran. H Rencana Anggaran Biaya

No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Total Harga

A PEKERJAAN PERSIAPAN 1.847.693.670


1 Pembersihan Lahan m² 12616.0 8.723 110.048.312

2 Pemasangan Pagar Sementara dari Seng tinggi 2 m m¹ 460.0 639.124 293.997.235

3 Memasang Bouwplank m¹ 48.0 131.775 6.325.215


4 Memasang Papan Nama Proyek 80x120 cm Bh 1.0 1.537.178 1.537.178

5 Membuat direksi keet, Bedeng Pekerja, Pos Jaga m² 79.0 1.798.486 142.080.372

6 Gudang dan Los Kerja m² 230.0 1.020.344 234.679.026


7 Washing Bay m² 18.0 433.243 7.798.366
8 Drainase Sementara m 130.0 112.359 14.606.707
9 Listrik dan Air Kerja Ls 1.0 2.555.043 2.555.043
10 Mob & Demob Alat Ls 1.0 1.029.275.509 1.029.275.509

11 Rambu - rambu lalu lintas dan keselamatan Kerja Ls 5.0 958.141 4.790.705

B PEKERJAAN TANAH 0.0 449.397.643.44


1 Galian Tanah Biasa sedalam 6 m m³ 3118.5 142.357 443.938.794
2 Dewatering Ls 1.0 5.458.849 5.458.849
C PEKERJAAN PONDASI ZONA 1 0.0 2.338.974.855.58
1 Pengeboran Pondasi m 797.5 153.792 122.649.672
2 Penulangan Pondasi kg 45967.9 36.700 1.687.014.406
3 Pengecoran Pondasi m3 400.9 1.320.414 529.310.778
D PEKERJAAN PILE CAP ZONA 1 417.519.077.76

291
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Total Harga

1 Galian Pile Cap m³ 105.8 138.036 14.600.916

2 Lantai Kerja m2 9.6 291.133 2.799.536


3 Bekisting Pile Cap m2 94.4 454.561 42.910.598

4 Pembobokan Pondasi tiang 29.0 677.550 19.648.957


5 Penulangan Pile Cap kg 5783.3 36.700 212.246.469

6 Pengecoran Pile Cap m3 96.2 1.303.168 125.312.603


E PEKERJAAN TIE BEAM ZONA 1 39.958.015.60
1 Galian Tie Beam m³ 8.6 138.036 1.187.663
2 Lantai Kerja m2 1.4 291.133 417.485

3 Bekisting Tie Beam m2 23.9 454.561 10.864.018


4 Penulangan Tie Beam kg 494.4 36.700 18.145.137

5 Pengecoran Tie Beam m3 7.2 1.303.168 9.343.712


F PEKERJAAN PONDASI ZONA 2 16.723.572.009.72
1 Pengeboran Pondasi m 2952.6 153.792 454.084.301
2 Penulangan Pondasi kg 337081.3 36.700 12.370.840.051

3 Pengecoran Pondasi m3 2952.6 1.320.414 3.898.647.658


G PEKERJAAN PILE CAP ZONA 2 0.0 3.985.432.069.35
1 Galian Pile Cap m³ 563.9 138.036 810.824.583
2 Lantai Kerja m2 51.3 291.133 14.924.646

3 Bekisting Pile Cap m2 1281.6 454.561 582.565.910


4 Pembobokan Pondasi tiang 178.0 677.550 120.603.940

5 Penulangan Pile Cap kg 48732.0 36.700 1.788.457.115


6 Pengecoran Pile Cap m3 512.6 1.303.168 668.055.875

292
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Total Harga

H PEKERJAAN TIE BEAM ZONA 2 0.0 703.583.763.03


1 Galian Tie Beam m³ 180.1 138.036 24.856.453
2 Lantai Kerja m2 30.0 291.133 8.737.486

3 Bekisting Tie Beam m2 533.8 454.561 242.644.883


4 Penulangan Tie Beam kg 6315.9 36.700 231.791.600

5 Pengecoran Tie Beam m3 150.1 1.303.168 195.553.341


I PEKERJAAN DINDING PENAHAN TANAH 17.023.118.516.92
1 Pengeboran m 1600.0 153.792 246.066.602
2 Penulangan kg 355414.6 36.700 13.043.668.688

3 Pengecoran m3 2827.4 1.320.414 3.733.383.227


J PEKERJAAN PENGANGKURAN 0.0 1.315.738.013.88
1 Pengeboran anchor m 11429.8 2.377 27.169.981
2 Penulangan anchor kg 29697.4 35.979 1.068.473.411
3 Grouting anchor m3 168.9 1.303.168 220.094.622
K PEKERJAAN PELAT LANTAI UNDERPASS 0.0 519.769.116.62
1 Bekisting m2 28.8 454.561 13.091.369
2 Penulangan m2 1134.0 247.410 280.562.838
3 Pengecoran m3 170.1 1.329.306 226.114.910
L PEKERJAAN KOLOM BAJA LANTAI UNDERPASS 0.0 469.801.945.83
1 Kolom kg 9126.4 51.477 469.801.946
M PEKERJAAN BALOK BAJA UNDERPASS 1.554.221.628.39
1 Balok kg 30192.4 51.477 1.554.221.628
N PEKERJAAN KOLOM BAJA LANTAI 2 5.753.776.609.81

293
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Total Harga

1 Kolom kg 111773.2 51.477 5.753.776.610


O PEKERJAAN BALOK BAJA 2 16.938.567.491.57
1 Balok kg 329049.6 51.477 16.938.567.492

P PEKERJAAN PELAT LANTAI 2 3.880.138.343.72


1 Bekisting m2 5319.7 329.369 1.752.150.400
2 Penulangan m2 5319.7 247.410 1.316.151.447
3 Pengecoran m3 638.4 1.271.741 811.836.497
Q PEKERJAAN KOLOM BAJA LANTAI 3 6.374.154.650.46
1 Kolom kg 123824.7 51.477 6.374.154.650
R PEKERJAAN BALOK BAJA 3 0.0 11.048.211.450.36
1 Balok kg 214623.2 51.477 11.048.211.450

S PEKERJAAN PELAT LANTAI 3 2.018.945.157.90


1 Bekisting m2 2768.0 329.369 911.693.154
U PEKERJAAN BALOK BAJA 4 0.0 2.305.851.205.38
1 Balok kg 44793.6 51.477 2.305.851.205

V PEKERJAAN PELAT LANTAI 4 700.212.193.49


1 Bekisting m2 960.0 329.369 316.194.158
2 Penulangan kg 42870.9 36.700 1.573.357.890
3 Pengecoran m³ 1361.6 1.400.628 1.907.066.541
Z PEKERJAAN DRAINASE TERBUKA 447.142.231.50
1 Galian m3 174.2 139.441 24.291.331
2 Pemadatan Tanah m3 12.9 310.617 3.994.480
3 Pemasangan Drainase Terbuka Kiri m 198.9 790.121 157.179.730

294
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Total Harga

4 Pemasangan Drainase Terbuka Kanan m 208.2 1.101.083 229.231.735


5 Pemasangan Drainase Tertutup Culvert Box' m 15.0 2.162.997 32.444.956
AA PEKERJAAN RANGKA BAJA 27.868.536.062.63
1 Rangka Baja kg 695428.0 39.667 27.585.237.361
2 Pengelasan cm 65682.3 4.313 283.298.701
AB PEKERJAAN RWH 408.885.722.93
1 RWH Lumpsum 1.0 170.665.365 170.665.365
2 Pekerjaan Pembuatan Talang m 222.2 157.693 35.039.476
3 Pekerjaan Pemasangan Pipa Leader m 52.0 336.352 17.490.316
4 Pekerjaan Pemasangan Pipa Pembawa m 392.0 473.688 185.690.565

295
Lampiran. I Rencana Anggaran Pelaksanaan

No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Total Harga

A PEKERJAAN PERSIAPAN 1.446.311.293


1 Pembersihan Lahan m² 12616.0 6.828 86.142.048

2 Pemasangan Pagar Sementara dari Seng tinggi 2 m m¹ 460.0 500.285 230.130.962

3 Memasang Bouwplank m¹ 48.0 103.149 4.951.162

4 Memasang Papan Nama Proyek 80x120 cm Bh 1.0 1.203.250 1.203.250

5 Membuat direksi keet, Bedeng Pekerja, Pos Jaga m² 79.0 1.407.793 111.215.647

6 Gudang dan Los Kerja m² 230.0 798.690 183.698.700


7 Washing Bay m² 18.0 339.127 6.104.294
8 Drainase Sementara m 130.0 87.951 11.433.630
9 Listrik dan Air Kerja Ls 1.0 2.000.000 2.000.000
10 Mob & Demob Alat Ls 1.0 805.681.600 805.681.600

11 Rambu - rambu lalu lintas dan keselamatan Kerja Ls 5.0 750.000 3.750.000

B PEKERJAAN TANAH 351.773.076.48


1 Galian Tanah Biasa sedalam 6 m m³ 3118.5 111.432 347.500.076
2 Dewatering Ls 1.0 4.273.000 4.273.000
C PEKERJAAN PONDASI ZONA 1 1.830.869.370.99
1 Pengeboran Pondasi m 797.5 120.383 96.005.960
2 Penulangan Pondasi kg 45967.9 28.727 1.320.537.071
3 Pengecoran Pondasi m3 400.9 1.033.575 414.326.340
D PEKERJAAN PILE CAP ZONA 1 326.819.627.61

296
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Total Harga

1 Galian Pile Cap m³ 105.8 108.050 11.429.097

2 Lantai Kerja m2 9.6 227.889 2.191.381


3 Bekisting Pile Cap m2 94.4 355.815 33.588.945

4 Pembobokan Pondasi tiang 29.0 530.363 15.380.530


5 Penulangan Pile Cap kg 5783.3 28.727 166.139.263

6 Pengecoran Pile Cap m3 96.2 1.020.075 98.090.412


E PEKERJAAN TIE BEAM ZONA 1 31.277.765.43
1 Galian Tie Beam m³ 8.6 108.050 929.662
2 Lantai Kerja m2 1.4 227.889 326.793

3 Bekisting Tie Beam m2 23.9 355.815 8.503.981


4 Penulangan Tie Beam kg 494.4 28.727 14.203.392

5 Pengecoran Tie Beam m3 7.2 1.020.075 7.313.938


F PEKERJAAN PONDASI ZONA 2 13.090.639.128.96
1 Pengeboran Pondasi m 5874 120.383 355.441.631
2 Penulangan Pondasi kg 337081.3 28.727 9.683.469.700

3 Pengecoran Pondasi m3 2952.6 1.033.575 3.051.727.798


G PEKERJAAN PILE CAP ZONA 2 3.119.659.661.38
1 Galian Pile Cap M3 563.9 108.050 634.685.700
2 Lantai Kerja m2 51.3 227.889 11.682.502

3 Bekisting Pile Cap m2 1281.6 355.815 456.012.632


4 Pembobokan Pondasi tiang 178.0 530.363 94.404.632

5 Penulangan Pile Cap kg 48732.0 28.727 1.399.942.948


6 Pengecoran Pile Cap m3 512.6 1.020.075 522.931.248

297
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Total Harga

H PEKERJAAN TIE BEAM ZONA 2 550.741.261.10


1 Galian Tie Beam m³ 180.1 108.050 19.456.780
2 Lantai Kerja m2 30.0 227.889 6.839.405

3 Bekisting Tie Beam m2 533.8 355.815 189.934.100


4 Penulangan Tie Beam kg 6315.9 28.727 181.438.522

5 Pengecoran Tie Beam m3 150.1 1.020.075 153.072.455


I PEKERJAAN DINDING PENAHAN TANAH 13.325.113.870.71
1 Pengeboran m 1600.0 120.383 192.612.505
2 Penulangan kg 355414.6 28.727 10.210.136.902

3 Pengecoran m3 2827.4 1.033.575 2.922.364.464


J PEKERJAAN PENGANGKURAN 1.029.914.632.94
1 Pengeboran anchor m 11429.8 1.861 21.267.730
2 Penulangan anchor kg 29697.4 28.163 836.364.374
3 Grouting anchor m3 168.9 1.020.075 172.282.528
K PEKERJAAN PELAT LANTAI UNDERPASS 406.857.454.38
1 Bekisting m2 28.8 355.815 10.247.475
2 Penulangan m2 1134.0 193.664 219.614.976
3 Pengecoran m3 170.1 1.040.535 176.995.004
L PEKERJAAN KOLOM BAJA LANTAI UNDERPASS 367.744.865.23
1 Kolom kg 9126.4 40.295 367.744.865
M PEKERJAAN BALOK BAJA UNDERPASS 1.216.591.434.64
1 Balok kg 30192.4 40.295 1.216.591.435
N PEKERJAAN KOLOM BAJA LANTAI 2 4.503.859.174.58

298
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Total Harga

1 Kolom kg 111773.2 40.295 4.503.859.175


O PEKERJAAN BALOK BAJA 2 13.258.930.225.24
1 Balok kg 329049.6 40.295 13.258.930.225

P PEKERJAAN PELAT LANTAI 2 3.037.239.340.88


1 Bekisting m2 5319.7 257.819 1.371.523.295
2 Penulangan m2 5319.7 193.664 1.030.238.254
3 Pengecoran m3 638.4 995.475 635.477.792
Q PEKERJAAN KOLOM BAJA LANTAI 3 4.989.469.847.28
1 Kolom kg 123824.7 40.295 4.989.469.847
R PEKERJAAN BALOK BAJA 3 8.648.161.351.72
1 Balok kg 214623.2 40.295 8.648.161.352

S PEKERJAAN PELAT LANTAI 3 1.580.361.089.60


1 Bekisting m2 2768.0 257.819 713.642.162
2 Penulangan m2 2768.0 193.664 536.061.952
3 Pengecoran m3 332.2 995.475 330.656.976
T PEKERJAAN KOLOM BAJA LANTAI 4 1.909.530.041.15
1 Kolom kg 47389.2 40.295 1.909.530.041
U PEKERJAAN BALOK BAJA 4 1.804.941.312.61
1 Balok kg 44793.6 40.295 1.804.941.313

V PEKERJAAN PELAT LANTAI 4 548.102.112.00


1 Bekisting m2 960.0 257.819 247.505.952
2 Penulangan kg 960.0 193.664 185.917.440
3 Pengecoran m3 115.2 995.475 114.678.720

299
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Total Harga

W PEMBAUTAN SELURUH LANTAI 1.472.640.000.00


Pekerjaan Pembautan buah 12272.0 120.000 1.472.640.000
X PEKERJAAN LAPIS PONDASI 1.103.671.326.75
1 Bekisting m¹ 69.3 106.611 7.382.812
2 Pengecoran m³ 1031.5 1.062.810 1.096.288.515
Y PEKERJAAN PAVEMENT 2.747.924.194.03
1 Bekisting m¹ 91.4 257.819 23.567.207
2 Penulangan kg 42870.9 28.727 1.231.570.645
3 Pengecoran m³ 1361.6 1.096.363 1.492.786.342
Z PEKERJAAN DRAINASE 350.007.617.30
1 Galian m3 174.2 109.150 19.014.422
2 Pemadatan Tanah m3 12.9 243.140 3.126.742
3 Pemasangan Drainase Terbuka Kiri m 198.9 618.480 123.034.907
4 Pemasangan Drainase Terbuka Kanan m 208.2 861.890 179.434.747
5 Pemasangan Drainase Tertutup Culvert Box' m 15.0 1.693.120 25.396.800
AA PEKERJAAN RANGKA BAJA 21.814.535.102.68
1 Rangka Baja kg 695428.0 31.050 21.592.778.587
2 Pengelasan cm 65682.3 3.376 221.756.516
AB PEKERJAAN RWH 320.061.733.27
1 RWH Lumpsum 1.0 133.591.000 133.591.000
2 Pekerjaan Pembuatan Talang m 222.2 123.437 27.427.701
3 Pekerjaan Pemasangan Pipa Leader m 52.0 263.285 13.690.820
4 Pekerjaan Pemasangan Pipa Pembawa m 392.0 370.787 145.352.212

300
301

Anda mungkin juga menyukai