Anda di halaman 1dari 146

ANALISIS PENGARUH KESADARAN DAN

PENGAWASAN TERHADAP KEPATUHAN K3


PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI
(STUDI KASUS RUMAH SAKIT UNIT PELAKSANA
TEKNIS KUPANG DI PROVINSI NTT )

TESIS
Karya tulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar magister dari
Institut Teknologi Bandung

Oleh :
HANS BENEDICT RIFALI DENO
NIM : 25019302
( Program Studi Magister Teknik Sipil )

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


OKTOBER 2022
ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KESADARAN DAN PENGAWASAN


TERHADAP KEPATUHAN K3 PADA PEKERJA PROYEK
KONSTRUKSI

(STUDI KASUS RUMAH SAKIT UNIT PELAKSANA TEKNIS


KUPANG DI PROVINSI NTT )

Oleh
Hans Benedict Rifali Deno
NIM : 25019302
(Program Studi Magister Teknik Sipil)

Setiap penyelenggaraan pekerjaan dalam sektor konstruksi tidak lepas dari isu keselamatan
dan kesehatan kerja dalam pelaksanaanya.Terutama dalam hal kesadaran dan pengawasan
terhadap kepatuhan keselamatan dan kesehatan kerja.Hal ini ditunjukan dengan tingginya
angka kecelakaan kerja dari seluruh sektor sebesar 7.35 % pada tahun 2020 berdasarkan
data Badan Pusat Stastik (BPS) Nusa Tenggara Timur.Dan menyumbang sebesar 10.84 %
dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2018
pada sektor konstruksi.Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor yang paling berisiko
terhadap kecelakaan kerja,oleh karena itu penulis ingin mengidentifikasi pengaruh
kesadaran dan pengawasan terhadap kepatuhan K3 dan merumuskan strategi dalam
meningkatkan kepatuhan K3 pada pekerja proyek rumah sakit unit pelaksana teknis
kupang.Data yang diambil berdasarkan penyebaran kuisoner dan wawancara.Dari hasil
deskriptif untuk masing-masing variabel berdasarkan hasil kuisoner yaitu
kesadaran,pengawasan dan kepatuhan K3.Dengan masing-masing kriteria yang valid dan
reliabel berjumlah 18 kriteria variabel kesadaran,12 kriteria variabel pengawasan dan 8
kriteria variable kepatuhan K3 secara mayoritas menjawab setuju dan sangat setuju.Maka
dari itu pekerja secara sadar akan kepatuhan K3,serta adanya pengawasan kepada pekerja
dalam penerapan kepatuhan K3.Dan para pekerja patuh terhadap penerpan K3 di proyek
rumah sakit unit pelaksana teknis kupang.Sedangkan strategi yang dirumuskan
menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi
kekuatan,kelemahan,peluang,dan ancaman dalam pelaksanaan K3.Dari hasil analisis
SWOT dari pengabungan hasil eksiting dan hasil wawancara terhadap pihak HSE officer
dan HSE supervisor.Maka didaptkan enam strategi alternatif yang tepat dan dapat
digunakan untuk meningkatkan kepatuhan K3.

Keywords: Kesadaran,Pengawasan,Kepatuhan K3

i
ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF AWARENESS AND


SUPERVISION ON OSH COMPLIANCE FOR CONSTRUCTION
PROJECT WORKERS
(CASE STUDY OF KUPANG TECHNICAL IMPLEMENTATION
UNIT HOSPITAL IN NTT PROVINCE)

By
Hans Benedict Rifali Deno
NIM : 25019302
(Master’s Program in civil engineering)

Every work implementation in the construction sector cannot be separated from the issue
of occupational safety and health in its implementation. Especially in terms of awareness
and supervision of occupational safety and health compliance. This is indicated by the high
number of work accidents from all sectors of 7.35% in 2020 based on data from the Agency
The Statistical Center (BPS) of East Nusa Tenggara. And contributed 10.84 % of the Gross
Regional Domestic Product (GDP) of East Nusa Tenggara province in 2018 in the
construction sector. The construction services sector is one of the sectors most at risk of
work accidents, therefore the author wanted to identify the effect of awareness and
supervision on OSH compliance and formulate strategies to improve OSH compliance in
hospital project workers of the Kupang Technical Implementing Unit. The data were taken
based on the distribution of questionnaires and interviews. K3 awareness, supervision and
compliance. With each valid and reliable criteria totaling 18 criteria for awareness
variables, 12 criteria for monitoring variables and 8 criteria for K3 compliance variables,
the majority answered agree and strongly agree. Therefore, workers are aware of K3
compliance. as well as supervision of workers in the implementation of K3 compliance.
And workers comply with the implementation of K3 in the hospital project of the Kupang
technical implementing unit. implementation of K3. From the results of the SWOT analysis
of combining the existing results and the results of interviews with the HSE officer and HSE
supervisor. Then six alternative strategies are appropriate and can be used to improve
OHS compliance

Keywords: Awareness,Supervision ,K3 Compliance

ii
ANALISIS PENGARUH KESADARAN DAN PENGAWASAN
TERHADAP KEPATUHAN K3 PADA PEKERJA PROYEK
KONSTRUKSI

(STUDI KASUS RUMAH SAKIT UNIT PELAKSANA TEKNIS


KUPANG DI PROVINSI NTT )

By
Hans Benedict Rifali Deno
NIM : 25019302
(Master’s Program in civil engineering)

Institut Teknologi Bandung

Menyetujui
Tim Pembimbing

Tanggal……………………

Ketua

(Dr.Iris Mahani,S.T.,M.T.)

iii
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

Tesis Magister yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut
Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada
penulis dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung.
Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya
dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai dengan kaidah ilmiah untuk menyebutkan
sumbernya.

Sitasi hasil penelitian Tesis ini dapat di tulis dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:

Deno, H. B. R. (2022): Analisis Pengaruh Kesadaran dan Pengawasan Terhadap Kepatuhan


K3 pada Pekerja Proyek Konstruksi (Studi Kasus Rumah Sakit Unit Pelaksana
Teknis Kupang di Provinsi Nusa Tenggara TImur ),Tesis Program Magister,
Institut Teknologi Bandung.

dan dalam bahasa Inggris sebagai berikut:

Deno, H. B. R. (2022): Analysis the Effect of Awareness and Supervision on osh


Compliance for Construction Project Workers (Case Study of Kupang Technical
Implemation Unit Hospital in East Nusa Tenggara Province),Master’s
Thesis,Bandung Institute of technology.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Dekan
Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.

iv
HALAMAN PERUNTUKAN

Dipersembahkan kepada ayah (Almarhum),mama,tiga orang adik,serta keluarga besar


saya tercinta yang senantiasa mendukung lahir dan batin.

v
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tesis ini. Tesis ini
dibuat sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister pada Program Studi Teknik
Sipil Institut Teknologi Bandung. Penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Tesis ini, yaitu:

1. Terima kasih kepada kepada pembimbing saya, Dr. Iris Mahani, S.T., M.T. atas segala
ilmu, bimbingan dan dukungan yang sudah diberikan baik secara akademik maupun
non-akademik. Semoga Tuhan selalu bersama beliau.

2. Terima kasih kepada dosen penguji saya Prof. Dr. Ir. Krishna Suryanto dan Rani Gayatri
K., M.Sc., Ph.D. selaku penguji yang telah memberikan saran, nasihat, dan kritik
membangun demi penyempurnaan Tesis ini.

3. Terima kasih kepada dosen-dosen program studi Manajemen dan Rekayasa Konstruksi
(MRK) ITB yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti selama masa studi
program magister.

4. Terima kasih kepada seluruh responden dari penelitian ini, baik para pekerja maupun
karyawan kontraktor PT PP dan PT HK serta dinas-dinas terkait pada proyek rumah
sakit unit pelaksana teknis kupang provinsi NTT atas kesediannya meluangkan waktu
untuk memberikan informasi melalui kuesioner penelitian ini.

5. Terima kasih kepada kedua orang tua, keluarga dan sahabat yang selalu mendoakan,
mendukung dan mendorong penulis untuk terus menuntut ilmu dan menyelesaikan
Tesis dengan sebaik mungkin.

6. Terima kasih kepada teman-teman magister KK MRK dan MRI angkatan 2019,2020 atas
dukungan dan bantuan kepada penulis selama perkuliahan dan penyusunan Tesis.

Penulis menyadari dalam penyusunan tesis ini masih ada kekurangan, untuk itu kritik dan
saran sangat diharapkan dalam penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

Bandung, 2022

vi
Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS.................................................................... iv
HALAMAN PERUNTUKAN ................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG....................................................... xiv
LAMBANG ......................................................................................................... xiv
Bab I Pendahuluan ............................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
1.2 Masalah Penelitian .............................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................ 8
Bab II Tinjauan Pustaka .................................................................................... 10
II.1 Kecelakaan Kerja ......................................................................... 10
II.1.1 Pengertian Kecelakaan Kerja ............................................ 10
II.2 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) .......................................................................................... 11
II.3 Peraturan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi di
Indonesia........................................................................................ 12
I1.3.1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
10/PRT/M/2021 Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. ............ 12
II.3.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. .................................. 14

vii
II.3.3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
1970 Tentang Keselamatan kerja....................................... 15
II.4 Standar International Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi...................................................................................... 16
II.4.1 Standar ISO 45001 : 2018 ................................................ 16
II.4.2 Standar ILO-OSH 2001 ..................................................... 18
II.5 Kebijakan K3.................................................................................... 20
II.6 Definisi Kesadaran ........................................................................... 27
II.7 Definisi Kepatuhan ........................................................................... 27
II.8 Definisi Pengawasan ........................................................................ 29
II.9 Penelitian Sejenis ............................................................................. 29
II.10 Variabel .......................................................................................... 36
II.11 Identifikasi Variabel kesadaran dilihat dari kriteria pada ISO
45001,ILO,dan Permen Pupr 10 2021 ........................................... 40
II.12 Identifikasi variable pengawasan dilihat dari kriteria pada
ISO 45001,ILO,dan Permen Pupr 10 2021 ................................... 42
Bab III Metode Penelitian ................................................................................... 46
III.1 Kerangka berpikir penelitian........................................................... 46
III.2 Jenis Penelitian............................................................................ 48
III.3 Hipotesis penelitian ..................................................................... 49
III.4 Rancangan Studi Kasus.............................................................. 51
III.5 Lokasi Studi Kasus ....................................................................... 52
III.6 Subjek Studi Kasus ....................................................................... 52
III.7 Fokus Studi Kasus......................................................................... 52
III.8 Sumber Data Studi Kasus ............................................................. 52
III.9 Menentukan Masalah .................................................................... 53
III.10 Pengumpulan Data ........................................................................ 54
III.10.1 Data Primer ..................................................................... 54
III.10.2 Data Sekunder ................................................................ 54
III.11 Uji Validitas dan reliabilitas ......................................................... 56
III.11.1 Uji Validitas...................................................................... 56
III.11.2 Uji Reliabilitas Data ......................................................... 57
III.12 Asumsi Klasik ........................................................................... 58

viii
III.12.1 Uji Normalitas Data .......................................................... 58
III.12.2 Uji Multikolinearitas ....................................................... 59
III.12.3 Uji Heteroskedastisitas .................................................... 59
III.14 Analisis Regresi Linear Berganda ............................................ 59
III.15 Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 61
III.16 Analisis SWOT ......................................................................... 61
Bab IV Data dan Analisis.................................................................................... 63
1V.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 63
1V.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 63
IV.1.2 Profil Responden ................................................................ 64
IV.1.3 Kendala-Kendala Dalam Melakukan Penelitian ................ 64
IV.1.4 Deskripsi Struktur Organisasi ............................................ 66
IV.1.5 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian .............................. 69
IV.1.6 Hasil Uji Prasyarat Data ..................................................... 75
1V.1.7 Uji Asumsi Klasik ............................................................. 78
IV.1.8 Hasil Uji Hipotesis dan Regresi Linier Berganda ( 2
Variabel) ............................................................................ 79
IV.1.9 Uji t ................................................................................... 81
IV.1.10 Uji F.................................................................................. 82
IV.1.11 Uji R2 (Uji Koefisien Determinasi) .................................. 83
IV.1.12 Hasil Eksisting Penelitian................................................. 83
IV.1.13 Swot .................................................................................. 84
IV.2 Keterkaitan lokasi dan kondisi strategi yang bisa diterapkan
diproyek lain dengan karakteristik yang sama ............................ 101
Bab V Kesimpulan dan Saran .......................................................................... 102
V.1 Kesimpulan ............................................................................... 102
V.2 Saran........................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 104
LAMPIRAN ........................................................................................................ 107

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Form Kuisoner A………………………….…………….……..122


Lampiran B Form Kuisoner B………………………………..………………128
Lampiran Foto………………………………………………...……………….131
Lampiran Hasil Wawancara………………………………………………….135

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar I. 1 Statistik Kecelakaan Kerja di Provinsi NTT dari tahun 2015 – 2020
(BPS Provinsi NTT,2021) ....................................................... .6
Gambar I. 2 Diagram Tingkat Pendidikan Pekerja Provinsi NTT ( BPS Provinsi
NTT,2021)………………………………………………….. .. 6
Gambar III. 1 Kerangka Berpikir .................................................................. 47
Gambar III. 2 Kerangka berpikir Hipotesis .................................................. 49
Gambar III. 3 Tahap penelitian ..................................................................... 50
Gambar IV. 1 Bagan Struktur Organisasi Proyek Rumah sakit Unit Pelaksana
TeknisKupang………………………………….…..………..65
Gambar IV. 2 Skema pemilihan strategi alternatif ........................................ 98

xi
DAFTAR TABEL

Tabel I. 1 Data kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2015-2019…………..….1


Tabel II. 1 Substansi ISO 45001 : 2018 ........................................................ ….17
Tabel II. 2 Perbandingan antara penelitian sebelumnya dan penelitian sekarang
……………………………………………………………………32
Tabel II. 3 Variabel ....................................................................................... .…36
Tabel II. 4 Indetifikasi Variabel kesadaran dilihat dari kriteria pada peraturan
ISO 45001,ILO,dan Permen Pupr 10 2021 ................................. .…40
Tabel II. 5 Identifikasi Variabel pengawasan dilihat dari kriteria pada peraturan
ISO 45001,ILO,dan Permen Pupr 10 2021 ................................. .…42
Tabel II. 6 Identifikasi Variabel kepatuhan dilihat dari kriteria pada peraturan
ISO 45001,ILO,dan Permen Pupr 10 2021 ................................. .....45
Tabel III. 1 Skala Likert................................................................................. .....56
Tabel III. 2 Skala Konsistensi Alpha Cronbach………….................……...…..58
Tabel III. 3 Analisis SWOT.……………………….…………………….……..61
Tabel IV. 1 Kendala-kendala dalam melakukan penelitian……………..….…..64
Tabel IV. 2 Deskripsi Kesadaran……………………………………..………...69
Tabel IV. 3 Deskripsi Pengawasan…………………………………….…...…..72
Tabel IV. 4 Deskripsi Kepatuhan K3……………………………….….…….....74
Tabel IV. 5 Hasil Uji Validitas Variabel Kesadaran…….…………………..….76
Tabel IV. 6 Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan ................................... .....76
Tabel IV. 7 Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan K3 ............................... .....77
Tabel IV. 8 Hasil Uji Realiblitas…………………………………..……….…...77
Tabel IV. 9 Hasil Uji Normalitas………………………………………..……...78
Tabel IV. 10 Hasil Uji Normalitas…………………………………..…..……...78
Tabel IV. 11 Uji Multikolinearitas…………………………………….…...…...79
Tabel IV. 12 Hasil Analisis Regresi……………………………………….…....80
Tabel IV. 13 Hasil Uji t Kesadaran……………………………………...……...81
Tabel IV. 14 Hasil Uji t Pengawasan………………………...………….……...82
Tabel IV. 15 Hasil Uji F…………………………………..………………….....82
Tabel IV. 16 Hasil Uji Koefisien Determinasi………………………….……....83

xii
Tabel IV. 17 Rangkuman SWOT Kesadaran dan Pengawasan terhadap
Kepatuhan……………………………………………………......84
Tabel IV. 18 Rangkuman SWOT Kesadaran dan Pengawasan terhadap
Kepatuhan K3……………………………………………..……..87
Tabel IV. 19 Matrik SWOT………………………………..……………....…..94
Tabel IV. 20 Rumusan Alternatif Strategi…………………………….....….....99

xiii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN Nama Pemakaian


pertama kali
pada halaman

SMKK Sistem Manajemen Keselamatan Kerja 16


SMK3 Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja 16
APD Alat Pelindung Diri 17
K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 18
BPS Badan Pusat Statistik 20
SWOT Strength Weakness Opportunity Threat 44
FMEA Failure Mode and Effect Analysis 46
RSUPT Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis 58
HSE Health Safety and Environment 64
SPSS Statistical Program for Social Science 65

LAMBANG

n Jumlah sampel minimum 67


N Jumlah Populasi 67
e Margin of error / error tolerance 67
𝑛 Jumlah responden 67
𝑟ℎ𝑖𝑡 Koefisien korelasi Pearson 69
∑𝑋 Jumlah skor item 69
∑𝑌 Jumlah skor total seluruh item 69
𝑟11 Koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach) 69
𝑛 Jumlah item pertanyaan yang diuji 69
∑𝜎𝑡2 Jumlah varians skor tiap item 69
𝜎𝑡2 Varians total 69
Y Variable dependen 72
α Konstanta 72
β1 Koefisien regresi variable independent 72
β2 Koefisien regresi variable independent 72
X1 Kesadaran sebagai variable independent 72
X2 Pengawasan sebagai variable Independent 72
R2 Koefisien determinasi 73
SSR Sum of Squere Regression 73
SST Sum of Square total (Proporsi Jumlah total kuadrat) 7

xiv
Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang Penelitian


Dalam upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan hal ini dikuatkan
diterbitkan peraturan menteri Pekerjaan Umum No.10/PRT/M/2021 tentang
pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMKK) konstruksi bidang
pekerjaan umum.Konstruksi industri merupakan industri yang sangat kompleks dan
berbahaya dibandingkan industri lain.Dikarenakan lokasi konstruksi yang terus
berubah dan perubahan lokasi melibatkan banyak unsur diantaranya tenaga
kerja,alat dan bahan material dengan jumlah yang besar.Hal ini menyebabkan setiap
penyelenggara pekerjaan dalam sektor konstruksi tidak lepas dari isu keselamatan
dalam penyelenggaraannya.Hal ini dibuktikan dengan jumlah kecelakaan kerja
pada industri konstruksi seperti yang ditunjukan pada tabel 1.1.

Tabel I. 1 Data kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2015-2019

Jasa Konstruksi Total


Tahun
Jumlah Kasus Nominal (Rp) Jumlah Kasus Nominal (Rp)
2015 2.215 32,92 Miliar 110.272 665,05 Miliar
2016 1.793 41,2 Miliar 101.368 833,44 Miliar
2017 1.877 41,48 Miliar 123.041 971,62 Miliar
2018 2.311 173.415 1,22 Triliun
2019 2.212 130.923 1,09 triliun
a. Data BPJS Ketenagakerjaan dikutip dari Tantangan Penerapan
Alokasi Anggaran biaya SMK3 pada Kontrak Konstruksi Proyek
berisiko Tinggi,Wirahadikusumah dkk., (2019)
b. Materi Webinar SMKK oleh Indrayana, D. Viby (2020)

Pengawasan dan Kesadaran menjadi peran penting dalam mewujudkan budaya


Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan mencegah kecelakaan kerja.Karena terdapat
koneksi yang membuat para pekerja patuh dalam melaksanakan budaya
keselamatan dan kesehatan kerja (Tampubolon, 2015)

1
Menurut domino H.W Heinrich juga bahwa kontribusi terbesar penyebab kasus
kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu sebesar 88%,
sedangkan 10 % lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan properti/aset/barang dan
2% faktor lain-lain.Hasil evaluasi kejadian-kejadian kecelakaan kerja selama ini
dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab terjadi kecelakaan baik yang telah
menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka disebabkan tidak dilibatkan tenaga
ahli teknik konstruksi dan penggunaan metoda pelaksanaan yang tepat, lemahnya
pengawasan pelaksanaan konstruksi di lapangan.

Menurut Prihatiningsih serta Sugiyanto (2010) masih banyak pekerja kontruksi


terutama di proyek swasta yang bekerja tanpa helm serta sabuk pengaman,
bersumber pada hasil wawancara dengan kepala kesehatan dan keselamatan area
proyek rehabilitasi gedung berolahraga Amongrogo pada 14 Desember 2008, dari
seratus pekerja cuma 7% yang ingin terlibat dalam usaha tingkatkan keselamatan
kerja.

Menurut Muliari serta Setiawan (2010) kenaikan atas kepatuhan terhadap sesuatu
penerapan program yang dirancang oleh manajemen industri bisa dipengaruhi
sekian banyak aspek, di antara lain ialah persepsi orang tersebut atas sanksi yang
hendak diterimanya serta perlunya tingkat pemahaman dari orang atas bernilainya
penerapan program yang dirancang oleh pihak manajemen. Hasil yang sama
mengenai pemahaman dalam mempengaruhi kepatuhan serta ditemui pada hasil
riset Jatmiko (2006) menampilkan bahwa dengan terdapatnya tingkatan
pemahaman yang besar pada diri seseorang pegawai, maka hendak bisa tingkatkan
kepatuhan pegawai dalam melakukan program yang sudah diresmikan oleh industri
ataupun organisasi. Hasil tersebut mempertegas penyataan dari Bagi Krause ( 2000:
395) mengenai terdapatnya pengaruh dari pemahaman terhadap kepatuhan, dimana
variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang pegawai bisa dilihat dari
2 aspek ialah aspek ekonomi dan non ekonomi.Dengan terdapatnya kesadaran yang
muncul dari dalam diri pegawai, maka akan dapat melahirkan adanya kepatuhan
dari pegawai tersebut dalam menjalankan program atau kebijakan yang diberikan
oleh pihak manajemen perusahaan.

2
Kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja bukan hanya disebabkan oleh
tidak menggunakan APD pada saat bekerja selain itu perilaku yang tidak baik bisa
menyebabkan seorang pekerja terkena bahaya ditempat kerja.Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Puji dkk (2017) mengemukakan bahwa faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan menggunakan APD pada saat bekerja ialah masa
kerja, pendidikan, pengetahuan.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu Paramita (2012) menguji pengaruh


kesadaran K3 terhadap kepatuhan karyawan terhadap K3 yang dimediasi variabel
motivasi kerja pada PT. PLN (Persero) APJ Semarang. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan kesadaran K3 berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan
karyawan terhadap K3 yang dimediasi oleh variabel motivasi kerja. Atas temuan
ini manajemen PT. PLN (Persero) APJ Semarang seharusnya perlu meningkatkan
kesadaran K3 bagi karyawan agar motivasi kerja mereka menjadi lebih tinggi,
sehingga mereka dapat memberikan performa yang maksimal dengan bersikap
patuh terhadap pelaksanaan K3.

Bulannurdin dan Sugiyarto (2013) menguji pengaruh kesadaran K3 terhadap


kepatuhan terhadap K3 pada pekerja konstruksi pada proyek pembangunan The
Park Solo Baru. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas
(kesadaran K3) berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel kepatuhan K3
pekerja konstruksi pada proyek pembangunan. Dampak dari hasil ini perlu bagi
manajemen untuk menumbuhkan kesadaran kepada pekerja akan pentingnya
pelaksanaan K3 bagi karyawan, sehingga upaya sosialisasi harus lebih intens
dilakukan perusahaan dalam mengkomunikasikan pentingnya K3

Rahayu (2006) menguji pengaruh pengawasan terhadap kepatuhan K3,hasil


penelitian menunjukkan bahwa pengawasan terbukti berpengaruh signifikan positif
terhadap kepatuhan K3. Hasil ini memiliki implikasi kepada pihak manajemen
untuk melakukan pengawasan yang efektif atas pelaksanaan K3.

3
Iqbal al faris ( 2014 ) Pengaruh Perilaku Tenaga kerja Dan Lingkungan Kerja Yang
Dimoderasi Faktor Pengalaman Kerja dan tingkat pendidikan terhadap kecelakaan
kerja konstruksi di Surabaya.Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku tenaga
kerja berpengaruh terhadap kecelakaan kerja dengan nilai signifikansi 0,003 < 5%,
hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan seseorang sangat penting
diperhatikan untuk meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya kesehatan dan
keselamatan kerja.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu Samsul Maarif dan Widodo Hariyono (2017)
Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Kepatuhan penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) pada Welder di PT. Gunanusa Utama Fabricators
kabupaten Serang.Hasil dari penelitian ini menunjukan Pengawasan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) untuk memastikan ditaatinya ketentuan K3, sehingga
kondisi dan perilaku tidak selamat dan tidak sehat dapat dideteksi sejak awal.
Pengawasan dan tanggung jawab yang didukung pihak manajemen akan berdampak
pada operasi jangka panjang, sehingga memberikan jaminan K3 bagi semua
pekerja.

Liana Ambarsari 2015 Pengaruh Lingkungan Kerja dan Keselamatan Kesehatan


Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Total Bangun Persada.Hasil penelitian
menunjukan bahwa produktivitas tenaga kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja waktu proyek

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Baki Henong Sebastianus (2015)


mengenai Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sebagai Peranan
Pencegahan Kecelakaan Kerja Bidang Konstruksi Nusa Tenggara
Timur.Terjadinya kecelakaan kerja khususnya level konstruksi di Nusa Tenggara
Timur disebakan oleh beberapa karakteristik para pekerja konstruksi diantaranya
dari lingkungan kerja,Pendidikan,dan kurangnya pengalaman kerja.Hal inilah yang
menyebabkan para pekerja lokal kurang berkompeten dan terampil dalam
mengerjakan proyek konstruksi.

4
Pentingnya keselamatan dan Kesehatan kerja konstruksi dapat mengurangi
kecelakaan kerja terutama pembenaan yang dilakukan karena faktor kelalaian
manusia itu sendiri.Sehingga dalam penelitian ini yang akan menjadi subjek adalah
para pekerja di proyek konstruksi rumah sakit unit pelaksana teknis kupang provinsi
Nusa Tenggara Timur.Penelitian ini akan membahas analisis pengaruh kesadaran
dan pengawasan terhadap kepatuhan keselamatan dan Kesehatan kerja para pekerja
konstruksi di proyek rumah sakit unit pelaksana teknis kupang.

Pembangunan rumah sakit yang memiliki luas lahan sebesar 18 Ha itu akan
memakan biaya sebesar Rp 350,2 Miliar.Penyerapan biaya tersebut di antaranya
akan digunakan pada pembangunan gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis
Vertikal Kupang yang terdiri dari 8 (delapan) gedung utama, 9 (sembilan) gedung
penunjang, area terbuka hijau, asrama, sarana pendidikan dan pelatihan serta rumah
dinas. Dalam pembangunannya, proyek akan menyerap kurang lebih 535 orang
tenaga kerja.Pembangunan rumah sakit unit pelaksana teknis vertikal kupang ini
akan memakan waktu selama 608 hari kalender atau kurang lebih 20 bulan dan
diperkirakan akan rampung pada Juli 2022 mendatang.

Alasan memilih proyek konstruksi bangunan di provinsi Nusa Tenggara Timur


sebagai studi kasus dikarenakan sebaga berikut:

1. Sektor konstruksi di provinsi Nusa tenggara Timur penyumbang Produk


Domestik Regional Bruto (PDRB) kelima dengan nilai 10,84 % (BPS
Provinsi Nusa Tenggara Timur,2020) sehingga Provinsi Nusa Tenggara
Timur Mengandalkan sector konstruksi dalam pembangunan infrastruktur
yang ada.
2. Adanya peningkatan kecelakaan kerja di Provinsi Nusa Tenggara Timur
dari tahun 2015 hingga 2020.Gambar 1.1 berikut adalah presentasi
kecelakaan kerja 5 tahun terakhir.

5
Gambar I. 1 Statistik Kecelakaan Kerja di Provinsi NTT dari tahun 2015 – 2020
(BPS Provinsi NTT,2021)

3. Rendahnya tingkat Pendidikan para pekerja di provinsi Nusa Tenggara


Timur.Gambar 1.2 berikut adalah prosentasi tingkat Pendidikan di provinsi
Nusa Tenggara Timur.

Gambar I. 2 Diagram Tingkat Pendidikan Pekerja Provinsi NTT ( BPS Provinsi


NTT,2021)

1.2 Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas,maka perlu diteliti analisis pengaruh kesadaran
dan pengawasan terhadap kepatuhan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya
pada para pekerja proyek rumah sakit unit pelaksana teknis vertikal kupang di
Provinsi Nusa Tenggara Timur.Sehingga bisa diketahui apakah variabel
kesadaran dan pengawasan mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan

6
keselamatan dan Kesehatan kerja pada pekerja proyek Rumah Sakit Unit
Pelaksana Teknis Kupang dan bagimana strategi untuk meningkatkan
kepatuhan K3.Dengan demikian,pertayaan yang mendasari penelitian ini adalah :

1. Apa pengaruh kesadaran dan pengawasan terhadap kepatuhan K3 Pekerja


Proyek Konstruksi Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Kupang di Provinsi
NTT ?

2. Bagaimana merumuskan strategi untuk meningkatkan kepatuhan K3 pekerja


proyek Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Kupang Provinsi NTT ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran dan pengawasan terhadap kepatuhan K3


Pekerja proyek konstruksi Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Kupang
Provinsi NTT .

2. Untuk merumuskan strategi dalam meningkatkan kepatuhan K3 pekerja proyek


konstruksi Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Kupang Provinsi NTT .

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian mengenai Analisis Pengaruh kesadaran dan pengawasan terhadap
kepatuhan keselamatan dan Kesehatan kerja pada pekerja proyek Rumah Sakit Unit
Pelaksana Teknis Kupang di Provinsi NTT ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi ilmu pengetahuan, baik secara teoritis maupun praktis terutama :

1. Bagi para peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
terutama bagi mereka yang menaruh minat untuk menindaklanjuti hasil
penelitian ini dengan mengambil variabel penelitian yang berbeda dan dengan
pendekatan yang berbeda pula.

2. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya


khasanah kepustakaan administrasi publik, khususnya mengenai pengaruh K3
pada Pekerja proyek rumah sakit unit pelaksana teknis Kupang Provinsi NTT.

7
3. Bagi Konsultan Perencana, hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat
masukan dalam dokumen pelaksanaan untuk meningkatkan keselamatan dan
Kesehatan kerja.

4. Bagi Kontraktor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan


yang berarti untuk meningkatkan keselamatan dan Kesehatan kerja pada
pekerja proyek Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Kupang Provinsi NTT.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup dan Batasan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah :

1. Penelitian dilakukan pada pekerja proyek Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Kuesioner ditunjukan kepada para pekerja proyek Rumah Sakit Unit
Pelaksana Teknis Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
3. Jumlah responden dianggap dapat mewakili kondisi sebenarnya
4. Wawancara dilakukan kepada HSE officer dan HSE supervisor guna
mendapatkan informasi dalam menerapkan strategi yang tepat.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan untuk penelitian ini dapat dibagi menjadi beberapa bab
dengan deskripsi sebagai berikut :

BAB 1 Pendahuluan

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang yang akan menjadi dasar
penelitian,tujuan dan manfaat.Penelitian ini dibuat juga berdasarkan Batasan
masalah untuk memperjelas ruang lingkup pada penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini akan dibahas landasan teori yang digunakan dalam penelitian
ini.Landasan teori yang dipilih merupakan teori yang benar-benar berkaitan dengan
kesadaran dan pengawasan terhadap kepatuhan keselamatan dan Kesehatan
kerja.Pada tinjauan Pustaka ini juga membahas penelitian-penelitian terdahulu

8
berkaitan dengan kesadaran dan pengawasan terhadap kepatuhan keselamatan dan
kesehatan kerja.

BAB III Metodologi Penelitian

Pada bab ini akan dibahas terkait dengan metode penelitian yang digunakan.
Pembahasannya berupa metode pengumpulan data, baik primer, maupun sekunder
yang dibutuhkan. Serta pembahasan mengenai metode analisis data yang digunakan
dalam menginterpretasikan data yang telah didapatkan. Melalui metode penelitian
ini maka diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang ada pada Bab I.

BAB IV Analisis dan Pembahasan

Pada bab ini akan dibahas mengenai proses analisis dari data-data yang telah
dikumpulkan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan untuk bisa menjawab rumusan masalah yang ada pada Bab I. Kemudian
memberikan saran terkait pengaruh kesadaran dan pengawasan terhadap kepatuhan
keselamatan dan Kesehatan kerja untuk penelitian selanjutnya.

9
Bab II Tinjauan Pustaka

II.1 Kecelakaan Kerja

II.1.1 Pengertian Kecelakaan Kerja

Menurut Suma’mur (2016) Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan
tidak diharapkan. Tidak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat
unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan, oleh
karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari
yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan Akibat Kerja
adalah kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan
kerja di sini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi di karenakan oleh pekerjaan
atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini, terdapat dua
permasalahan penting, yaitu Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, atau
kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. Terdapat tiga kelompok
kecelakaan :

1. Kecelakaan akibat kerja di perusahaan/industri.


2. Kecelakaan lalu lintas.
3. Kecelakaan di rumah.
Kecelakaan adalah sebuah kejadian tidak terduga yang menyebabkan cedera atau
kerusakan (Sandewa, 2014). Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak di duga
semula dan tidak di kehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari
suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia dan atau
harta benda (Depnaker, 1999).

World Health Organization (WHO) mendefinisikan kecelakaan sebagai suatu


kejadian yang tidak dapat dipersiapkan penanggulangan sebelumnya sehingga
menghasilkan cedera yang riil. Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada
sebabnya. Oleh karena ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus di teliti dan
ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan tindakan korektif yang di tujukan kepada

10
penyebab itu serta dengan upaya preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah
dan kecelakaan serupa tidak berulang kembali (Suma’mur, 2009).

Berdasarkan UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Kecelakaan


Kerja adalah suatu kejadian yang tidak di duga semula dan tidak di kehendaki, yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Sedangkan menurut UU RI No.
3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Kecelakaan Kerja adalah
kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan sejak berangkat dari rumah menuju tempat
kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

II.2 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisiensi dan produktif. Terdapat beberapa
pengertian dan tujuan atas pelaksanaan K3 menurut:

1. The International Organization for Standardization (ISO) 45001: 2018


Sistem Manajemen adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau
berinteraksi dari suatu organisasi untuk menetapkan kebijakan, sasaran, dan
proses untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan,
tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien, dan produktif.

11
3. Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan
secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.

4. Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2014 Sistem Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang selanjutnya
disingkat SMK3 Konstruksi Bidang PU adalah bagian dari sistem
manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka
pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan
Umum

5. Peraturan Menteri PUPR No. 10/PRT/M/2021 Sistem Manajemen


Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disebut SMKK adalah bagian
dari sistem manajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka
menjamin terwujudnya keselamatan konstruksi.

II.3 Peraturan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi di Indonesia


I1.3.1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 10/PRT/M/2021 Tentang
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Menurut Pasal 2:

(1) Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa
Konstruksi harus menerapkan SMKK.

(2) Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan


berdasarkan tugas, tanggung jawab, dan wewenang sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

12
(3) Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan penyedia yang memberikan layanan:

a. Konsultasi manajemen penyelenggaraan konstruksi;

b. Konsultansi Konstruksi pengawasan

c. Pekerjaan Konstruksi; dan

d. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi

(4) Selain layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyedia Jasa juga harus
menerapkan SMKK dalam memberikan layanan:

a. pengkajian;

b. perencanaan; dan

c. perancangan.

(5) Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan.

(6) Pemenuhan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan


sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dengan menjamin:

a. keselamatan keteknikan Konstruksi;


b. keselamatan dan kesehatan kerja;
c. keselamatan publik; dan
d. keselamatan lingkungan.
(7) Sasaran atau objek keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a
terdiri atas:

a. bangunan dan/atau aset konstruksi; dan/atau

b. peralatan dan material.

(8) Sasaran atau objek keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b
memiliki yang terdiri atas:

a. pemilik atau pemberi pekerjaan;

13
b. tenaga kerja konstruksi; dan

c. pemasok, tamu, dan Subpenyedia Jasa.

(9) Sasaran atau objek keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf c
terdiri atas:

a. masyarakat di sekitar proyek; dan

b. masyarakat terpapar.

(10) Sasaran atau objek keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf d
terdiri atas:

a. lingkungan kerja;

b. lingkungan terdampak proyek;

c. lingkungan alam; dan

d. lingkungan terbangun.

II.3.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012


Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang SMK3, pengertian


SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. K3 adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tujuan Sistem Manajemen
K3 menurut pasal 2 adalah:

1. Meningkatkan efektifitas perlindungan K3 yang terencana, terukur,


terstruktur, dan terintegrasi;
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh; serta

14
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 menurut
pasal 14 adalah:
a. Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3.
b. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit
internal SMK3 dilakukan oleh sumber daya manusia yang
kompeten.
4. Dalam hal perusahaan tidak memiliki sumber daya untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat menggunakan jasa pihak lain.
5. Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilaporkan kepada pengusaha.
6. Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) digunakan untuk melakukan tindakan perbaikan.
7. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan dan/atau standar.

II.3.3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang


Keselamatan kerja

Syarat-syarat keselamatan kerja menurut pasal 3 :

(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja


untuk :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan


b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja

15
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar radiasi, suara dan getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;j. menyelenggarakan
suhu dan lembab udara yang baik
j. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
k. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
l. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya
m. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
n. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
o. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang
p. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
q. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

II.4 Standar International Sistem Manajemen Keselamatan


Konstruksi
II.4.1 Standar ISO 45001 : 2018

ISO 45001:2018 mengadopsi struktur tingkat tinggi atau high level structure
yang terdiri dari 10 klausul yang bertujuan untuk memudahkan integrasi
dengan sistem manajemen lainnya. Dengan mengadopsi high level structure,
maka ISO 45001 juga menerapkan Organization and Context. Sebelum
melakukan penyusunan SMK3, organisasi harus mempertmbangkan isus
internal dan isu eksternal, kebutuhan dan harapan dari pihak-pihak
berkepentingan (seperti pemerintah, konsumen, supplier, karyawan,
shareholder, dan masyarakat atau komunitas sekitar. Dalam high level structure
terdapat peran kepemimpinan (leadership) yang baik, sehingga menuntut
integrasi aspek K3 dalam sistem manajemen perusahaan untuk mendorong top

16
management memiliki peran kepemimpinan yang kuat terhadap SMK3. ISO
45001 lebih menekankan dan mendorong partisipasi serta kontribusi pekerja
dalam menyusun SMK3 dan menuntut pemasok barang dan jasa untuk
memenuhi persyaratan K3, karena pemasok barang dan jasa merupakan bagian
yang mempengaruhi kinerja organisasi K3.

Tabel II. 1 Substansi ISO 45001 : 2018

No Klausul Sub Klausul


1 Scope
2 Normative reference
3 Terms and definition
4 Context of the organization 4.1 Understanding the organization and
its context
4.2 Understanding the needs and
expectations of workers and other
interested parties
4.3 Determining the scope of the OH&S
management system
4.4 OH&S management system
5 Leadership and worker 5.1 Leadership and commitment
participant 5.2 OH&S policy
5.3 Organizational roles,responsibilities
and authorities
5.4 Consultation and participation of
workers
6 Planning 6.1 Actions to address risk and
opportunities
6.2 OH&S objectives and planning to
archive them
7 Support 7.1 Resources
7.2 Competence
7.3 Awareness
7.4 Communication
7.5 Documented Information

17
No Klausul Sub Klausul
8 Operation 8.1 Operational planning and control
8.2 Emergency preparedness and
response
9 Performance evaluation 9.1 Monitoring, measurement, analysis
and performance evaluation
9.2 Internal audit
9.3 Management review
10 Improvement 10.1 General
10.2 Incident,nonconformity and
corrective action
10.3 Continual improvement

II.4.2 Standar ILO-OSH 2001

Standar ILO-OSH 2001 Occupational Safety and Health Management


Systems adalah standar Internasional yang diterbitkan oleh PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa / United Nations) yang mengatur penerapan Sistem Manajemen
dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara Nasional maupun di tingkat
Organisasi (Perusahaan).Pengaplikasiannya tidak memerlukan sertifikasi, tetapi
tidak mengecualikan sertifikasi sebagai alat pengakuan praktek yang baik jika ini
adalah keinginan negara tersebut dalam melaksanakan pedoman-pedoman ILO
demi mendorong terjadinya integrasi Sistem Manajemen K3 dengan system
manajemen lain, dan menyatakan bahwa K3 harus menjadi bagian integral dari
manajemen bisnis. Sedangkan integrasi yang diinginkan, diperlukan pengaturan
yang fleksibel tergantung pada ukuran dan jenis operasi. Memastikan kinerja K3
yang baik adalah lebih penting daripada formalitas integrasi. Standar ILO-OSH
2001 menekankan bahwa K3 harus menjadi tanggung jawab manajemen lini di
organisasi.Kelebihan dari standar ILO-OSH 2001 ialah terdapat tuntunan untuk
menerapkan Kebijakan K3 dan Standar K3 secara Nasional kemudian mewajibkan
seluruh Organisasi yang berada di wilayah ataupun kendali Negara menerapkan
Kebijakan K3 dan Standar K3 sesuai yang ditetapkan oleh Negara.Pedoman

18
menekankan bahwa kepatuhan terhadap hukum dan peraturan nasional adalah
tanggung jawab majikan. ILO-OSH 2001 mendorong terintegrasinya elemen sistem
manajemen K3 ke dalam kebijakan secara keseluruhan dan pengaturan manajemen,
serta menekankan hal tersebut pada tingkat organisasi, K3 harus menjadi tanggung
jawab lini manajemen, dan tidak harus dilihat sebagai tugas untuk departemen K3
dan/atau spesialis.

Sistem manajemen K3 dalam organisasi memiliki lima bagian utama yang


mengikuti siklus berstandar internasional, yakni siklus Plan-Do-Check-Act, dimana
dasar dari pendekatan sistem ini diperuntukan bagi manajemen. Bagian tersebut
adalah Kebijakan, Pengorganisasian, Perencanaan dan Pelaksanaan,
Evaluasi, dan Tindakan Perbaikan.

Kebijakan tersebut mengandung unsur-unsur kebijakan K3 dan partisipasi kerja.


Hal itu adalah dasar dari system manajemen K3, seperti menentukan arah bagi
organisasi untuk mengikutinya.

Pengorganisasian (Organizing) dalam hal ini mengandung unsur tanggung jawab


dan akuntabilitas, kompetensi dan pelatihan, dokumentasi dan komunikasi.
Utamanya daripada hal tersebut untuk memastikan struktur manajemen di tempat,
serta tanggung jawab yang diperlukan dialokasikan untuk memberikan kebijakan
K3.

Perencanaan dan implementasi (Planning and Implementation) mengandung


unsur-unsur dari tinjauan awal, sistem perencanaan, pengembangan dan
implementasi, tujuan K3 dan pencegahan bahaya. Melalui kajian awal,
menunjukkan di mana organisasi tersebut berdiri khususnya tentang K3, dan
menggunakan hal ini sebagai dasar untuk melaksanakan kebijakan K3.

Evaluasi (Evaluation) mengandung unsur-unsur pemantauan dan pengukuran


kinerja, investigasi cedera yang berhubungan dengan pekerjaan, sakit dan sehat,
penyakit dan insiden, serta audit dan tinjauan manajemen. Hal itu menunjukkan
bagaimana fungsi sistem manajemen K3 dan mengidentifikasi setiap kelemahan
yang perlu diperbaiki. Hal ini termasuk unsur yang sangat penting dari audit, yang

19
harus dilakukan pada setiap tahap. Pihak independen dari kegiatan yang akan
diaudit haruslah melakukan audit. Hal ini tidak selalu berarti auditor itu dari pihak
ketiga saja.

Tindakan Perbaikan mencakup unsur-unsur tindakan pencegahan dan perbaikan


yang ditingkatkan secara terus-menerus. Hal tersebut menerapkan tindakan
preventif dan korektif yang diperlukan, lalu diidentifikasi, dievaluasi, serta di audit
pula. Hal tersebut juga menekankan perlunya perbaikan secara terus-menerus
terhadap kinerja K3 melalui perkembangan kebijakan yang konstan, sistem dan
teknik untuk mencegah dan mengendalikan cedera yang berhubungan dengan
pekerjaan, kesakitan, penyakit, dan insiden.

II.5 Kebijakan K3
Kebijakan K3 adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha
dan atau pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tinjauan perusahaan,
komitmen dan tekad melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, kerangka dan
program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang
bersifat umum dan operasional. Kebijakan K3 tersebut dibuat melalui proses
konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang kemudian harus dijelaskan
dan disebarluaskan kepada semua tenaga kerja, pemasok dan pelanggan. Kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja bersifat dinamik dan selalu ditinjau ulang dalam
rangka peningkatan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.

Keselamatan kerja menurut Mondy dan Noe (2005:360) adalah perlindungan


karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan
pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang
dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar,
keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Kesehatan
kerja adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-
faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang
ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.

Menurut Suma’mur (2016:1), berpendapat bahwa kesehatan kerja merupakan


spesialisasi ilmu kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar para pekerja

20
atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggitingginya baik fisik,
mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta
terhadap penyakit umum. Menurut Felton (2015:20) yang dikutip oleh (Budiono
dkk, 2017:220-221) bahwa kesehatan kerja ialah pengembangan prinsip-prinsip
dan praktek dari mesin kerja, untuk memadukan 14 kegiatan-kegiatan
pengembangan prinsip-prinsip dan praktek dari kedokteran kerja, untuk
memadukan kegiatan-kegiatan yang bersifat mencegah atau membangun dari
seluruh anggota tim kesehatan kerja.

Usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja (Mangkunegara,


2005:162) adalah sebagai berikut :

1. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna


ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan, dan
mencegah kebisingan.
2. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.
3. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan
kerja

Pada hakekatnya K3 merupakan suatu keilmuan multidisiplin yang menerapkan


upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja, keamanan kerja,
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta melindungi tenaga kerja terhadap
resiko bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian
akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan atau
pencemaran lingkungan kerja.

Mangkunegara (2005:163) berpendapat bahwa K3 adalah suatu pemikiran dan


upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya
dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan Mathis dan
Jackson (2015:245) menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait

21
dengan pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.

Sementara itu, Muniz et al (2012) menyatakan pelaksanaan SMK3 yang baik serta
efektif dapat dilihat dari beberapa aspek kunci seperti:

a) Kebijakan mengenai K3 termasuk didalamnya komitmen perusahaan


terhadap pelaksanaan K3.
b) Insentif bagi karyawan yang berpartisipasi dalam pelaksanaan K3 yang
bertujuan untuk mempromosikan perilaku sehat dan aman serta
melibatkan seluruh pihak dalam pelaksanaan K3.
c) Pelatihan dan pengembangan keahlian karyawan dibidang K3,
komunikasi, dan transfer informasi tentang lokasi kerja serta cara
terbaik untuk mengatasi terjadinya kecelakaan.
d) Perencanaan (baik perencanaan pencegahan maupun perencanaan
darurat).
e) Kontrol dan evaluasi pelaksanaan K3 (baik internal kontrol maupun
benchmarking) Syarat–syarat lingkungan kerja yang baik menurut
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi (2007:6) adalah
1. Tempat kerja yang steril dari debu, kotoran, asap rokok, uap, gas,
radiasi, peralatan, kebisingan
2. Tempat kerja aman dari sengatan listrik
3. Lampu penerangan cukup memadai
4. Ventilasi dan sirkulasi udara seimbang
5. Adanya tata tertib atau aturan keperilakuan kerja.

Keamanan dimulai dengan komitmen manajemen puncak. Semua orang harus


melihat bukti yang menyakinkan atas komitmen manajemen puncak. Hal ini
meliputi manajemen puncak yang secara pribadi terlibat dalam aktivitas keamanan,
membuat masalah kemanan menjadi perioritas utama dalam pertemuan dan
penjadwalan produksi, memberikan peringkat dan status yang tinggi kepada
petugas keamanan perusahaan, dan menyertakan pelatihan keamanan dalam
pelatihan pekerja baru (Dessler, 2007: 276).

22
Ternyata peran penting antara pemimpin perusahaan dan supervisor memiliki cara
yang berbeda dalam mempengaruhi budaya K3. Masing-masing level management
memiliki peran, tugas dan fungsi yang berbeda. Misalnya 16 dukungan pimpinan
perusahaan dalam K3 terbatas pada pembuatan aturan, prosedur, dan sistem
pendukung produksi. Sedangkan supervisor merupakan jembatan terhadap pekerja
yang akan mengawasi dan memberi umpan balik terkait dengan perilaku yang
berorientasikan K3 dalam bekerja (Flin & Yule, 2004). Komitmen manajemen
dalam hal ini meliputi sikap dan perilaku dalam penggunaan alat pelindung diri dan
penerapan prosedur K3 terhadap semua praktek kerja.

Dessler (2007:277) mengungkapkan keamanan adalah sebuah bagian integral dari


sistem, dirajut ke dalam setiap kompetensi manajemen dan bagian dari tanggung
jawab hari- ke- hari setiap orang. Tambahan lagi:

1. Menegakkan komitmen manajemen dengan sebuah kebijakan keamanan,


dan memublikasikannya. Hal ini harus ditekankan bahwa perusahaan
akan melakukan segala hal yang praktis untuk menghilangkan atau
mengurangi kecelakaan dan luka-luka. Menekankan bahwa pencegahan
kecelakaan dan luka-luka bukan hanya penting tetapi yang paling
penting.
2. Menganalisis jumlah kecelakaan dan kejadian keamanan dan kemudian
menetapkan sasaran keamanan spesifik yang dapat dicapai

Adapun penyebab dasar kecelakaan di tempat kerja: kejadian karena ada


kemungkinan, kondisi yang tidak aman, dan tindakan yang tidak aman dari pihak
karyawan. Kejadian karena ada kemungkinan berkontribusi terhadap kecelakaan,
tetapi kurang lebih berada di luar kendali manajemen (Dessler, 2007:278)

Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan kerja ada diantaranya:

1.Kondisi yang Tidak Aman dan Faktor Lain yang Berhubungan dengan
Pekerjaan

Kondisi yang tidak aman adalah salah satu penyebab utama kecelakaan. Hal ini
termaksuk hal-hal seperti (Dessler, 2007:278):

23
1. Peralatan yang tidak terjaga dengan baik.
2. Peralatan yang rusak.
3. Prosedur berbahaya di dalam, pada, atau di sekitar mesin atau peralatan.
4. Penyimpanan yang tidak aman, kepadatan, kelebihan beban.
5. Penerangan yang tidak tepat, cahaya yang menyorot, atau tidak cukup.
6. Ventilasi yang tidak baik, pertukaran udara yang tidak cukup sumber udara
yang tidak murni.

2.Penyebab Tindakan yang tidak aman

Tindakan yang tidak aman dapat merusak upaya terbaik untuk meminimalkan
kondisi yang tidak aman, tetapi sayangnya tidak mudah menjawab pertanyaan
tentang apa yang menyebabkan hal tersebut. Karenanya, meskipun sebagian orang
yakin bahwa hampir semua orang yang mudah celaka adalah orang yang implusif
(Dessler, 2007:282)

Pencegahan kecelakaan kerja dilihat dari segi keamanan dapat dilakukan:

1.Mengurangi Kondisi yang tidak aman

Mengurangi kondisi yang tidak aman dengan merancang pekerjaan dengan baik dan
memiliki manajer yang mengawasi bahaya selalu harus merupakan pilihan
pertama.Kemudian pengendalian administratif, seperti rotasi pekerjaan untuk
mengurangi keterbukaan jangka panjang terhadap bahaya.Baru kemudian peralatan
perlindung pribadi. Mengurangi tindakan yang tidak aman melalui penyaringan,
pelatihan, atau program insentif, adalah cara dasar untuk mengurangi kecelakaan
(Dessler, 2007:278).

2.Mengurangi Tindakan Tidak Aman dengan Menekankan Keamanan

Menciptakan iklim keamanan yang tepat bukan hanya bersifat akademis.Studi


menemukan bahwa (1) karyawan memang mengembangkan persepsi konsisten
mengenai praktik keamanan penyediaan, dan (2) persepsi iklim keamanan ini
memprediksikan catatan keamanan di bulan-bulan setelah survei tersebut.Amatlah
penting untuk memperlihatkan baik dengan perkataan dan perbuatan bahwa

24
keamanan adalah sangat penting. Sebagai contoh, penyelia harus (Dessler,
2007:284):

1. Menguji karyawan saat mereka memilih perilaku yang aman.


2. Mendengar saat karyawan menawarkan usulan, kekhawatiran, atau keluhan.
3. Menjadi contoh yang baik, misalnya dengan mengikuti setiap aturan
keamanan dan prosedur.
4. Mengunjungi daerah pabrik secara teratur.
5. Memelihara komunikasi keamanan yang terbuka, misalnya dengan
memberitahu karyawan sebanyak mungkin tentang aktifitas keamanan
seperti menguji alarm dan mengubah peralatan atau prosedur keamanan.
6. Menghubungkan bonus manajer dengan perbaikan keamanan.

3. Mengurangi Tindakan Tidak Aman Melalui Seleksi dan Penempatan

Penyaringan adalah cara lain untuk mengurangi tindakan tidak aman. Disini
tujuannya adalah untuk mengisolasi sifat (seperti keterampilan visual) yang dapat
memprediksikan kecelakaan pada pekerjaan yang bersangkutan, kemudian
menyaring kandidat berdasarkan sifatnya.Studi menyatakan bahwa tes seperti
Employee Reliability Inventory (ERI)/ Daftar Keandalan Karyawan dapat
membantu pengusaha mengurangi tindakan yang tidak aman di tempat kerja.Pada
intinya ERI mengukur dimensi keandalan seperti kematangan emosional, kehati-
hatian, kinerja pekerjaan aman, dan kinerja kehati-hatian (Dessler, 2007:274).

4.Mengurangi Tindakan Tidak Aman Melalui Pelatihan

Pelatihan keamanan adalah cara lain untuk mengurangi tindakan tidak aman. Hal
ini sangatlah tepat bagi karyawan baru.Anda harus menginstruksikan mereka dalam
praktik dan prosedur keamanan, memperingatkan mereka tentang potensi bahaya
dan bekerja dengan mengembangkan perilaku yang menyadari keamanan (Dessler,
2007:275)

25
5.Mengurangi Tindakan Tidak Aman Melalui Motivasi: Poster, Program
Insentif, dan Penguatan Positif

Poster keamanan juga membantu mengurangi tindakan tidak aman.Namun, poster


bukanlah pengganti bagi program keamanan komprehensif, pengusaha harus
mengkombinasikan mereka dengan teknik lainnya untuk mengurangi kondisi dan
tindakan tidak aman, dan juga sering mengubahnya (Dessler, 2007:286).

Program insentif juga telah berhasil mengurangi luka-luka tempat kerja. Satu
pilihan adalah dengan menekankan insentif “nontradisional” misalnya, dengan
memberikan penghargaan pengakuan kepada karyawan karena menghadiri
pertemuan keamanan, karena mengenali bahya, atau karena memperlihatkan
kemahiran mereka dalam hal keamanan dan kesehatan (Dessler, 2007:286).

6.Keamanan Berdasarkan Perilaku

Keamanan berdasarkan perilaku berarti mengidentifikasi perilaku pekerja yang


berkontribusi pada kecelakaan dan kemudiaan melatih pekerja untuk menghindari
perilaku ini (Dessler, 2007:287).

7.Menggunakan Partisipasi Karwayan

Partisipasi karyawan dapat diterapkan dalam beberapa bentuk. Manajemen


membentuk tim gabungan keamanan tenaga kerja menajemen untuk setiap
departemen. Paling tidak ada dua alasan untuk melibatkan karyawan dalam
menyusun program keamanan karyawan. Pertama, mereka adalah sumber ide
terbaik pihak manajemen berkaitan dengan ide tentang apa masalah potensial dan
bagaimana solusinya. Kedua, lebih mudah membuat karyawan menerima dan
secara antusias mengikuti program keamanan bila mereka berperan serta dalam
penyusunannya (Dessler, 2007:287)

8.Melakukan Inspeksi dan Audit Keamanan dan Kesehatan

Manajer dapat mempercepat proses audit keamanan dengan menggunakan bantuan


digital personal seperti Palm Pilot. Untuk menggunakan aplikasi ini, manager atau
petugas keamanan memberikan nama audit keamanan, memasukan pertanyaan

26
audit, dan daftar jawaban yang mungkin. Penyelia dan para karyawan lalu
menggunakan Palm Pilot untuk mencatat audit tersebut untuk secara otomatis
mengirimkannya ke bagian keamanan perusahaan (Dessler, 2007:288)

9.Mengendalikan Biaya Kompensasi pekerja

Pada saat kecelakaan benar-benar terjadi, karyawan mungkin beralih pada asuransi
pekerja pengusaha untuk menutupi biaya dan kehilangannya. Sebaliknya,
kompensasi premium pekerja memiliki pengusaha merefleksikan jumlah dan
ukuran klaim yang diajukan. Oleh karena itu, terdapat dorongan menusiawi dan
keuangan untuk mengurangi tuntutan tersebut (Dessler, 2007:288).

II.6 Definisi Kesadaran


Menurut Hasibuan (2012: 193),kesadaran adalah sikap seseorang yang secara
sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.

Pada penelitian ini tentang kesadaran K3 menggunakan teori Flin et al. (2000), dan
Dessler (2007) dengan indikator sikap, perilaku, komitmen, pelatihan, kompetensi,
dan komunikasi.Penelitian ini menggunakan teori yang dikembangkan oleh Flin et
al. (2000), dan Dessler (2007) karena terdapat indikator dari K3 yang memiliki
kesesuaian dengan obyek penelitian ini.

II.7 Definisi Kepatuhan


Menurut Notoatmodjo (2003) kepatuhan merupakan suatu perubahan perilaku dari
perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan.

Kepatuhan pada peraturan keselamatan menggambarkan aktivitas inti yang harus


dilaksanakan oleh seseorang untuk memelihara keselamatan tempat kerja (Neal &
Griffin, 2002 dalam Prihatiningsih dan Sugiyanto, 2010). Lebih lanjut, dikatakan
bahwa kepatuhan keselamatan meliputi kepatuhan terhadap peraturan keselamatan,
mengikuti prosedur yang benar, dan menggunakan peralatan yang tepat.

Kepatuhan terhadap aturan keselamatan tersebut adalah iklim keselamatan. Iklim


keselamatan merupakan persepsi atas kebijakan, prosedur, dan praktek yang terkait
dengan keselamatan. Dalam tingkat yang lebih luas, iklim keselamatan
menggambarkan persepsi pekerja terhadap nilai keselamatan dalam sebuah

27
organisasi (Neal& Griffin, 2004 dalam Prihatiningsih dan Sugiyanto, 2010).
Menurut Lu & Tsai (2007) dalam Prihatiningsih dan Sugiyanto (2010) iklim
keselamatan terdiri atas enam dimensi, yaitu praktek keselamatan manajemen,
praktek keselamatan atasan, sikap keselamatan, pelatihan keselamatan,
keselamatan kerja, dan praktek keselamatan rekan kerja.

Definisi pengetahuan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu
yang diketahui atau kepandaian yang berkenaan dengan berbagai hal (Moliono et
al., 1990)

Lebih lanjut, pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Karena dari pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Penelitian
Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru,
di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti


mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa terkait) terdapat stimulasi atau objek tersebut.
c. Evaluasion (menimbang-menimbang) terhadap baik tidaknya stimulasi
tersebut.
d. Trial (mencoba) dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulasi.
e. Adaption (penerima) dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulasi

Pada penelitian ini tentang kepatuhan K3 menggunakan teori Neal dan Griffin
(2002) dalam Prihatiningsih dan Sugiyanto (2010) dengan indikator peraturan,
prosedur, peralatan, partisipasi karyawan dan motivasi karyawan. Digunakannya
teori Neal dan Griffin (2002) tersebut dikarenakan, indikator yang digunakan
memiliki kesesuaian dengan obyek penelitian ini.

28
II.8 Definisi Pengawasan
Black (1994:9) dalam Rapina dan Friska (2011:15) menyatakan bahwa pengawasan
adalah suatu pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan harapan hasil yang
berkualitas dalam jangka waktu tertentu.

Agus (2001:3) dalam Rapina dan Friska (2011:15) menyatakan pengawasan


merupakan kegiatan yang mengkoordinasikan tugas pelaksanaan tugas melalui
pengarahan dan umpan balik (feedback) yang efektif dan efisien.

Menurut Silalahi (2002:396) dalam S Alexander (2010) langkah-langkah dalam


pengawasan adalah tetapkan standar, monitor dan ukur kinerja, bandingkan hasil
aktual dengan standar, dan ambil tindakan perbaikan

Hasil studi Kozlowski dan Doherty (1989) yang dikutip dari studi O’Driscoll dan
Beehr (1994) dalam Rapina dan Friska (2011:16) menunjukkan bahwa pengawasan
merupakan pihak yang paling dekat dengan konteks kerja seseorang karena melalui
mereka tercermin budaya atau iklim organisasi. Dengan kata lain, supervisor
mempunyai pengaruh langsung terhadap perilaku bawahannya

Pada penelitian ini tentang pengawasan K3 menggunakan teori Agus (2001:3)


dalam Rapina dan Friska (2011:15), Hasil studi Kozlowski dan Doherty (1989)
yang dikutip dari studi O’Driscoll dan Beehr (1994) dalam Rapina dan Friska
(2011:16) dan Teori Silalahi (2002:396) dalam S Alexander (2010) dengan
indikator pengarahan, menetapkan sasaran, memantau pelaksanaan, membimbing
dan memonitor langsung. Digunakannya teori Agus (2001:3) dalam Rapina dan
Friska (2011:15) dan Hasil studi Kozlowski dan Doherty (1989) yang dikutip dari
studi O’Driscoll dan Beehr (1994) dalam Rapina dan Friska (2011:16) tersebut
dikarenakan indikator yang digunakan memiliki kesesuaian dengan obyek
penelitian ini.

II.9 Penelitian Sejenis


Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan penelitian yang bersinggumgan
dengan penelitian yang akan dilakukan.Beberapa penelitian tersebut antara lain
sebagai berikut.

29
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu Paramita (2012) menguji pengaruh
kesadaran K3 terhadap kepatuhan karyawan terhadap K3 yang dimediasi variabel
motivasi kerja pada PT. PLN (Persero) APJ Semarang. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan kesadaran K3 berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan
karyawan terhadap K3 yang dimediasi oleh variabel motivasi kerja. Atas temuan
ini manajemen PT. PLN (Persero) APJ Semarang seharusnya perlu meningkatkan
kesadaran K3 bagi karyawan agar motivasi kerja mereka menjadi lebih tinggi,
sehingga mereka dapat memberikan performa yang maksimal dengan bersikap
patuh terhadap pelaksanaan K3.

Bulannurdin dan Sugiyarto (2013) menguji pengaruh kesadaran K3 terhadap


kepatuhan terhadap K3 pada pekerja konstruksi pada proyek pembangunan The
Park Solo Baru. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas
(kesadaran K3) berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel kepatuhan K3
pekerja konstruksi pada proyek pembangunan. Dampak dari hasil ini perlu bagi
manajemen untuk menumbuhkan kesadaran kepada pekerja akan pentingnya
pelaksanaan K3 bagi karyawan, sehingga upaya sosialisasi harus lebih intens
dilakukan perusahaan dalam mengkomunikasikan pentingnya K3

Rahayu (2006) menguji pengaruh pengawasan terhadap kepatuhan K3,hasil


penelitian menunjukkan bahwa pengawasan terbukti berpengaruh signifikan positif
terhadap kepatuhan K3. Hasil ini memiliki implikasi kepada pihak manajemen
untuk melakukan pengawasan yang efektif atas pelaksanaan K3.

Iqbal al faris ( 2014 ) Pengaruh Perilaku Tenaga kerja Dan Lingkungan Kerja Yang
Dimoderasi Faktor Pengalaman Kerja dan tingkat pendidikan terhadap kecelakaan
kerja konstruksi di Surabaya.Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku tenaga
kerja berpengaruh terhadap kecelakaan kerja dengan nilai signifikansi 0,003 < 5%,
hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan seseorang sangat penting
diperhatikan untuk meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya kesehatan dan
keselamatan kerja.

30
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu Samsul Maarif dan Widodo Hariyono (2017)
Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Kepatuhan penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) pada Welder di PT. Gunanusa Utama Fabricators
kabupaten Serang.Hasil dari penelitian ini menunjukan Pengawasan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) untuk memastikan ditaatinya ketentuan K3, sehingga
kondisi dan perilaku tidak selamat dan tidak sehat dapat dideteksi sejak awal.
Pengawasan dan tanggung jawab yang didukung pihak manajemen akan berdampak
pada operasi jangka panjang, sehingga memberikan jaminan K3 bagi semua
pekerja.

Liana Ambarsari 2015 Pengaruh Lingkungan Kerja dan Keselamatan Kesehatan


Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Total Bangun Persada.Hasil penelitian
menunjukan bahwa produktivitas tenaga kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja waktu proyek

31
Tabel II. 2 Perbandingan antara penelitian sebelumnya dan penelitian sekarang

No Pengarang Judul Metode Variabel Hasil Penelitian Persamaan dengan Perbedaan dengan
penelitian sekarang penelitian sekarang
1 Iqbal Al Pengaruh Perilaku Metode teknis • Perilaku Hasil menunjukkan Metode teknis yang Variabel yang digunakan
Faris (2014) Tenaga Kerja Dan dalam tenaga kerja bahwa perilaku tenaga digunakan untuk adalah
Istitut Lingkungan Kerja penelitian ini • Lingkungan kerja berpengaruh mengelola data
Teknologi Yang Dimoderasi data yang tenaga kerja terhadap kecelakaan mengunakan analisis • Kesadaran
10 Faktor Pengalaman digunakan • Tingkat kerja dengan nilai deskriptif dan analisi • Pengawasan
November, Kerja Dan Tingkat analisis Pendidikan signifikansi 0,00 < regresi linier berganda • Kepatuhan K3
teknik sipil Pendidikan deskriptif,dan • Kecelakaan 5%, hal ini
Terhadap analisis regresi kerja membuktikan bahwa Penerapan strategi
Kecelakaan Kerja linier berganda tingkat pendidikan dalam meningkatkan
Kosntruksi Di seseorang sangat kepatuhan K3
Surabaya penting diperhatikan mengunakan analisis
untuk meningkatkan SWOT
kesadaran akan arti
pentingnya Kesehatan
dan keselamatan kerja
2 Paramita Pengaruh Teknik analisis • Pengawasan Hasil penelitian Metode teknis yang Variabel yang digunakan
(2012) kesadaran K3 data dalam kerja tersebut menunjukkan digunakan untuk adalah
terhadap kepatuhan penelitian ini • Alat kesadaran K3 mengelola data
karyawan terhadap adalah analisis pelindung berpengaruh mengunakan analisis • Kesadaran
K3 yang dimediasi deskriptif diri (APD) signifikan positif deskriptif dan analisi • Pengawasan
variabel motivasi analisis regresi terhadap kepatuhan regresi linier berganda • Kepatuhan K3
kerja pada PT. PLN linier berganda. karyawan terhadap
(Persero) APJ K3 yang dimediasi Penerapan strategi dalam
Semarang. oleh variabel motivasi meningkatkan kepatuhan
kerja. K3 mengunakan analisis
SWOT

32
No Pengarang Judul Metode Variabel Hasil Penelitian Persamaan dengan Perbedaan dengan
penelitian sekarang penelitian sekarang
3 Bulannurdin Pengaruh Teknik analisis • Kesadaran Hasil dari penelitian Metode teknis yang • Pada penelitian ini
dan kesadaran K3 data dalam K3 ini menunjukkan digunakan untuk penggunaan variable
Sugiyarto terhadap kepatuhan penelitian ini • Kepatuhan bahwa variabel bebas mengelola data yaitu berupa dua
(2013) K3 pada pekerja adalah analisis K3 (kesadaran K3) mengunakan analisis variabel independent
konstruksi pada deskriptif berpengaruh deskriptif dan analisi terhadap satu variable
proyek analisis regresi signifikan dan positif regresi linier berganda dependent yaitu
pembangunan The linier berganda. terhadap variabel kesadaran dan
Park Solo Baru kepatuhan K3 pekerja pengawasan terhadap
konstruksi pada kepatuhan K3.
proyek pembangunan.
Dampak dari hasil ini • Adanya penjabaran
perlu bagi manajemen strategi alternatif
untuk menumbuhkan dalam meningkatkan
kesadaran kepada Kepatuhan K3 dengan
pekerja akan menggunakan metode
pentingnya analisis SWOT
pelaksanaan K3 bagi
karyawan, sehingga
upaya sosialisasi
harus lebih intens
dilakukan perusahaan
dalam
mengkomunikasikan
pentingnya K3
4 Rahayu Pengaruh Teknik analisis • Pengawasan Hasil penelitian • Metode teknis yang • Pada penelitian ini
(2006) pengawasan data dalam • Kepatuhan menunjukkan bahwa digunakan untuk penggunaan variable
terhadap kepatuhan penelitian ini K3 pengawasan terbukti mengelola data yaitu berupa dua
K3,hasil penelitian adalah analisis berpengaruh mengunakan analisis variabel independent

33
No Pengarang Judul Metode Variabel Hasil Penelitian Persamaan dengan Perbedaan dengan
penelitian sekarang penelitian sekarang
menunjukkan deskriptif signifikan positif deskriptif dan analisi terhadap satu variable
bahwa pengawasan analisis regresi terhadap kepatuhan regresi linier dependent yaitu
terbukti linier berganda. K3. Hasil ini memiliki berganda kesadaran dan
berpengaruh implikasi kepada • Mengunakan pengawasan terhadap
signifikan positif pihak manajemen Variabel Pengawasan kepatuhan K3.
terhadap kepatuhan untuk melakukan dan Kepatuhan K3
K3. Hasil ini pengawasan yang • Adanya penjabaran
memiliki implikasi efektif atas strategi alternatif
kepada pihak pelaksanaan K3. dalam meningkatkan
manajemen untuk Kepatuhan K3 dengan
melakukan menggunakan metode
pengawasan yang analisis SWOT
efektif atas
pelaksanaan K3
5 Samsul Pengawasan Metode FMEA • Pengawasan Pengawasan • Mengunakan • Pada penelitian ini
Maarif dan Keselamatan dan untuk K3 Keselamatan dan variable penggunaan variable
Widodo Kesehatan Kerja mengindentifik • Kepatuhan Kesehatan Kerja (K3) pengawasan yaitu berupa dua
Hariyono (K3) dan asi kecelakaan APD untuk memastikan variabel independent
(2017) Kepatuhan kerja yang ditaatinya ketentuan terhadap satu variable
penggunaan Alat terjadi serta K3, sehingga kondisi dependent yaitu
Pelindung Diri menentukan dan perilaku tidak kesadaran dan
(APD) pada Welder tingat selamat dan tidak pengawasan terhadap
di PT. Gunanusa resikomya. sehat dapat dideteksi kepatuhan K3.
Utama Fabricators sejak awal.
kabupaten Serang Pengawasan dan • Adanya penjabaran
tanggung jawab yang strategi alternatif
didukung pihak dalam meningkatkan
manajemen akan Kepatuhan K3 dengan

34
No Pengarang Judul Metode Variabel Hasil Penelitian Persamaan dengan Perbedaan dengan
penelitian sekarang penelitian sekarang
berdampak pada menggunakan metode
operasi jangka analisis SWOT
panjang, sehingga
memberikan jaminan • Metode teknis yang
K3 bagi semua digunakan untuk
pekerja. mengelola data
mengunakan analisis
deskriptif dan analisi
regresi linier berganda
6 Liana Pengaruh Teknik analisis • Lingkungan Dari hasil penelitian Metode teknis yang • Pada penelitian ini
Ambarsari Lingkungan Kerja data dalam Kerja didapatkan hasil digunakan untuk penggunaan variable
2015. dan Keselamatan penelitian ini • Keselamatan bahwa produktivitas mengelola data yaitu berupa dua
Kesehatan Kerja adalah analisis Kesehatan tenaga kerja mengunakan analisis variabel independent
Terhadap Kinerja deskriptif kerja berpengaruh secara deskriptif dan analisi terhadap satu variable
Karyawan pada PT. analisis regresi • Kinerja signifikan terhadap regresi linier berganda dependent yaitu
Total Bangun linier berganda Karyawan kinerja waktu proyek kesadaran dan
Persada pengawasan terhadap
kepatuhan K3.

• Adanya penjabaran
strategi alternatif
dalam meningkatkan
Kepatuhan K3 dengan
menggunakan metode
analisis SWOT

35
II.10 Variabel
Sebelum mengadakan penilaian dalam penelitian, penulis harus menentukan
variabel, hal ini dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam melakukan
penelitian. Menurut Sugiyono (2006:39) menerangkan bahwa :

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Variabel dimaksudkan untuk memperjelas variabel-variabel yang diteliti beserta


pengukuran-pengukurannya, dengan mencermati pemaparan tentang kesadaran,
pengawasan, dan kepatuhan K3 sebagaimana disebutkan diatas, maka masing-
masing variabel memiliki definisi,indikator dan skala pengukuran seperti terlihat
pada Tabel II.1 di bawah ini.

Tabel II. 3 Variabel


No Variabel Definisi Indikator Ukuran
Variabel
Kesadaran Kondisi sikap dan 1.Sikap • Karyawan
1 prilaku yang mendukung K3
memahami dan • Karyawan
menghayati Memahami
sepenuhnya Penggunaan Alat
urgensi Pelindung Diri
kesehatan dan • Supervisor
keselamatan Mendukung K3
kerja yang • Supervisor
ditentukan oleh Memahami
sikap, prilaku, Penggunaan Alat
komitmen, Pelindung Diri
pelatihan, dan 2.Perilaku • Berkontribusi
kompetensi yang terhadap
dimiliki untuk pencegahan
melaksanakan kecelakaan kerja
program K3 • Dilibatkan dalam
menyusun
Flin et al ( 2000 ) program k3
dan Dessler ( • Memberikan solusi
2007) atas k3
• Berperan serta
dalam k3

36
No Variabel Definisi Indikator Ukuran
Variabel
3.Komitmen • Komitmen
melaksankan K3
4.Pelatihan • Pelatihan tentang
prosedur kerja
• Pelatihan tentang
kelebihan beban
• Pelatihan tentang
penjagaan
peralatan kerja
5.Kompetensi • Memiliki
kematangan
emosional
• Mempersiapkan
kehati-hatian
• Memiliki
pengetahuan yang
memadai
• Memiliki
keterampilan
6.Komunikasi • Melakukan
komunikasi efektif
• Bertukar
informasi
Pengkoordinasian 1. Pengarahan • Pengarahan
2 Pengawasan kegiatan tentang program
pelaksanaan K3
kepatuhan • Menerima umpan
terhadap K3 yang balik dari
terlihat pada perusahaan
pengarahan, tentang program
penetapan K3
sasaran, dan • Penyempurnaan
pemantauan program K3
pelaksanaan K3
2.Menetapkan • Memahami
Sasaran Sasaran Dari
Agus (2001:3)
Program K3
dalam Rapina
dan Friska • Perlunya Adanya
(2011:15), Hasil Pengukuran
studi Kozlowski Ketercapaian
dan Doherty Sasaran Terhadap
(1989) yang Program K3
dikutip dari studi • Perlunya Evaluasi
O’Driscoll dan Terhadap Sasaran
Beehr (1994) Program k3
3.Memantau • Karyawan dapat
melakukan

37
No Variabel Definisi Indikator Ukuran
Variabel
pemantauan
terhadap
pelaksanaan
program K3
• Hasil pemantauan
program K3
• Hasil pemantauan
suprevisor K3
4.Pelaksanaan • Karyawan
mendapatkan
bimbingan dalam
melaksanakan K3
5.Membimbing • Dipandu secara
langsung dalam
melaksanakan K3
6.Memonitor • Pengawasan
Langsung secara langsung
dalam
melaksanakan k3

38
No Variabel Definisi Indikator Ukuran
Variabel
Kepatuhan Sikap dan 1. Peraturan • Pemahaman
3 K3 aktivitas inti terhadap
tentang iklim peraturan K3
K3 yang
tercermin 2.Prosedur • Memahami
dalam prosedur
pemahaman pelaksanaan K3
dan penerapan • Mengaplikasikan
yang tepat prosedur
mengenai pelaksanaan K3
semua
peraturan,
prosedur, dan 3.Peralatan • Memiliki
peralatan K3 pemahaman
yang baik
Neal dan terhadap
Griffin (2002) peralatan kerja
dalam K3
Prihatiningsih 4.Partisipasi • Berpartisipasi
dan Sugiyanto Karwayan dalam
(2010) mensukseskan
K3

5. Motivasi • Motivasi yang


Karyawan kuat untuk
melaksanakan
aturan
• Motivasi yang
kuat untuk
melaksanakan
prosedur K3
• Motivasi yang
kuat untuk
menggunakan
peralatan k3

39
II.11 Identifikasi Variabel kesadaran dilihat dari kriteria pada ISO 45001,ILO,dan Permen Pupr 10 2021
Kriteria yang diambil dari ISO 45001 : 2018, ILO-OSH 2001 dan Permen PUPR 10 2021.Kemudian disesuaikan dengan variable
kesadaran beserta ukuran pada tabel II.1.Sehingga hasilnya ditunjukan pada tabel II.2 berikut :

Tabel II. 4 Indetifikasi Variabel kesadaran dilihat dari kriteria pada ISO 45001,ILO,dan Permen Pupr 10 2021

Standar Peraturan
Variabel Kriteria ISO 45001 : 2018
ILO-OSH OSH PERMEN PUPR 10 Ukuran
2001 2021

Mengkomunikasikan -Melakukan komunikasi efektif


manajemen K3 -Bertukar informasi
 
Flin et al ( 2000 ) dan Dessler ( 2007)
-Memiliki kematangan emosional
Memastikan Integrasi -Mempersiapkan kehati-hatian
  
manajemen K3
Flin et al ( 2000 ) dan Dessler ( 2007)
Kesadaran -Memliki pengetahuan yang memadai
Memastikan ketersediaan
  
sumber daya Flin et al ( 2000 ) dan Dessler ( 2007)
-Memliki Keterampilan
Memastikan kebijakan K3
  
dan Tujuan K3 Flin et al ( 2000 ) dan Dessler ( 2007)
-Komitmen melaksanakan k3
Kemampuan terhindar
  
dari bahaya saat bekerja Flin et al ( 2000 ) dan Dessler ( 2007)

40
Standar Peraturan
Variabel Kriteria ISO 45001 : 2018
ILO-OSH OSH PERMEN PUPR 10 Ukuran
2001 2021

-Pelatihan tentang prosedur kerja


-Pelatihan tentang kelebihan beban
Kesadaran akan sumber
   -Pelatihan tentang penjagaan peralatan kerja
bahaya di tempat bekerja
Flin et al ( 2000 ) dan Dessler ( 2007)
-Berkontribusi terhadap pencegahan
kecelakaan kerja
Kontribusi terhadap
   -Dilibatkan dalam menyusun program k3
sistem manajemen K3
-Berperasn serta dalam k3
Flin et al ( 2000 ) dan Dessler ( 2007)
Memastikan dan -Memberikan solusi atas k3
mempromosikan
   Flin et al ( 2000 ) dan Dessler ( 2007)
perbaikan
berkesinambungan
- Karyawan mendukung k3
- Karyawan memahami penggunaan alat
Mendukung pembentukan pelindung diri
dan fungsi komite - Supervisor medukung k3
  
kesehatan dan
keselamatan - Supervisor memahami penggunaan alat
pelindung diri
Flin et al ( 2000 ) dan Dessler ( 2007)

41
II.12 Identifikasi variable pengawasan dilihat dari kriteria pada ISO 45001,ILO,dan Permen Pupr 10 2021
Kriteria yang diambil berdasarkan ISO 45001 : 2018, ILO-OSH 2001 dan Permen PUPR 10 2021.Kemudian disesuaikan dengan
variable pengawasan beserta ukuran pada tabel II.1.Sehingga hasilnya ditunjukan pada tabel II.2 berikut :

Tabel II. 5 Identifikasi Variabel pengawasan dilihat dari kriteria pada ISO 45001,ILO,dan Permen Pupr 10 2021

Standar Peraturan
Variabel Kriteria ISO 45001 : ILO-OSH OSH PERMEN PUPR Ukuran
2018 2001 10 2021

- Hasil pemantauan program K3

Menilai Efisiensi dan Agus (2001:3) dalam Rapina dan Friska


Efektifitas sumber daya    (2011:15), Hasil studi Kozlowski dan Doherty
yang disediakan (1989) yang dikutip dari studi O’Driscoll dan
Beehr (1994)
- Hasil pemantauan superevisor K3
Meninjau sebab akibat Agus (2001:3) dalam Rapina dan Friska
Pengawasan
kejadian yang    (2011:15), Hasil studi Kozlowski dan Doherty
membahayakan (1989) yang dikutip dari studi O’Driscoll dan
Beehr (1994)
- Penyempurnaan program K3
- Menerima umpan balik dari perusahaan tentang

Komitmen keselamatan program k3


konstruksi dan partisipasi    Agus (2001:3) dalam Rapina dan Friska
tenaga kerja (2011:15), Hasil studi Kozlowski dan
Doherty (1989) yang dikutip dari studi
O’Driscoll dan Beehr (1994)

42
Standar Peraturan
Variabel Kriteria ISO 45001 : ILO-OSH OSH PERMEN PUPR Ukuran
2018 2001 10 2021

- Pengukuran ketercapaian program k3


- Perlunya evaluasi terhadap program k3
Penilaian kinerja dan tindak Agus (2001:3) dalam Rapina dan Friska
  
lanjut pelaksanaan K3 (2011:15), Hasil studi Kozlowski dan
Doherty (1989) yang dikutip dari studi
O’Driscoll dan Beehr (1994)
- Pengawasan secara langsung dalam melaksanakan
k3
- Pengarahan program k3
Pengendalian operasi
   Agus (2001:3) dalam Rapina dan Friska
keselamatan konstruksi
(2011:15), Hasil studi Kozlowski dan
Doherty (1989) yang dikutip dari studi
O’Driscoll dan Beehr (1994)
- Karyawan dapat melakukan pemantauan terhadap
pelaksanaan program K3
- Karyawan mendapat bimbingan dalam
Penetapan personil yang melaksanakan k3
  
bertanggung jawab Agus (2001:3) dalam Rapina dan Friska
(2011:15), Hasil studi Kozlowski dan
Doherty (1989) yang dikutip dari studi
O’Driscoll dan Beehr (1994)

43
Standar Peraturan
Variabel Kriteria ISO 45001 : ILO-OSH OSH PERMEN PUPR Ukuran
2018 2001 10 2021

- Panduan dalam melaksanakan k3


Agus (2001:3) dalam Rapina dan Friska
Penetapan organisasi k3
   (2011:15), Hasil studi Kozlowski dan
pada posisi strategis
Doherty (1989) yang dikutip dari studi
O’Driscoll dan Beehr (1994)
- Memahami sasaran dari program k3
Agus (2001:3) dalam Rapina dan Friska
Mendukung Peran
   (2011:15), Hasil studi Kozlowski dan
manajemen k3
Doherty (1989) yang dikutip dari studi
O’Driscoll dan Beehr (1994)

44
II.13 Identifikasi variable kepatuhan dilihat dari kriteria pada ISO 45001,ILO,dan Permen Pupr 10 2021

Kriteria yang diambil berdasarkan ISO 45001 : 2018, ILO-OSH 2001 dan Permen PUPR 10 2021.Kemudian disesuaikan dengan
variable kepatuhan beserta ukuran pada tabel II.1.Sehingga hasilnya ditunjukan pada tabel II.2 berikut:

Tabel II. 6 Identifikasi Variabel kepatuhan dilihat dari kriteria pada ISO 45001,ILO,dan Permen Pupr 10 2021

Standar Peraturan
Variabel Kriteria ISO 45001 : ILO-OSH OSH PERMEN Ukuran
2018 2001 PUPR 10 2021

-Memahami prosedur pelaksanaan K3


-Mengaplikasikan prosedur pelaksanaan K3
Mengevaluasi kepatuhan
dan mengambil tindakan -Berpartisipasi dalam menyukseskan K3
jika diperlukan Neal dan Griffin (2002) dalam Prihatiningsih dan
   Sugiyanto (2010)
- Memiliki pemahaman yang baik terhadap peralatan
Menentukan frekuensi dan
kerja k3
metode-metode evaluasi
Kapatuhan Neal dan Griffin (2002) dalam Prihatiningsih dan
kepatuhan
   Sugiyanto (2010)
Menyimpan informasi - Mengaplikasikan prosedur pelaksanaan K3
terdokumentasi hasil Neal dan Griffin (2002) dalam Prihatiningsih dan
kepatuhan    Sugiyanto (2010)
- Motivasi yang kuat untuk melaksanakan aturan
Kepedulian pimpinan - Motivasi yang kuat untuk melaksanakan prosedur K3
terhadap isu eksternal dan - Motivasi yang kuat untuk menggunakan peralatan K3
internal Neal dan Griffin (2002) dalam Prihatiningsih dan
   Sugiyanto (2010)

45
Bab III Metode Penelitian

III.1 Kerangka berpikir penelitian


Hal pertama yang menjadi latar belakang penelitian adalah pengawasan dan
kesadaran terhadap kepatuhan K3 pada pada pekerjaan konstruksi rumah sakit unit
pelaksana teknis vertical kupang (RSUPT).Penelitian ini merupakan penelitian
testing hypothesis dengan pendekatan kuantitatif, yang mana analisis datanya
dilakukan menggunakan analisis statistik Pengawasan (X2),Kepatuhan Kesehatan
dan keselamatan kerja (Y) Kesadaran (X1).Penerapan analisis inferensial
khususnya berkaitan dengan pengujian hipotesis tentang pengaruh kesadaran (X1)
dan pengawasan (X2) terhadap kepatuhan (Y) K3 pada Pekerja rumah sakit unit
pelaksana teknis kupang di provinsi NTT.

Untuk mendukung analisis hasil pengujian kuantitatif, peneliti juga melakukan


wawancara mendalam kepada beberapa key informan yang dianggap mengetahui
secara detail atas kebijakan dan pelaksanaan K3 di perusahaan, sehingga peneliti
dapat menjawab pertanyaan penelitiaan khususnya terkait dengan bagaimana
Kebijakan manajemen perusahaan dalam upaya meningkatkan kepatuhan K3
pekerja bangunan. penelitian ini termasuk dalam penelitian yang menggunakan
metode eksplanatif yaitu menjelaskan hubungan kausal antara satu variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya melalui pengujian hipotesa dengan pendekatan
kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (kesadaran,
pengawasan) terhadap variabel terikat (kepatuhan K3).

Dilihat dari aspek waktu, penelitian ini dilakukan secara lintas-bagian (cross-
sectional) karena data yang dikumpulkan sekaligus pada satu saat tertentu dan
hanya sekali saja (Cooper dan Schiner, 2011:142) yaitu dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada Pekerja rumah sakit unit pelaksana teknis vertikal kupang pada
satu waktu tertentu sebanyak satu kali.

46
Gambar III. 1 Kerangka Berpikir
47
III.2 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan data primer sebagai sumber pengambilan data.
Tujuan penggunaan data primer adalah untuk meneliti secara langsung kesadaran,
dan pengawasan terhadap kepatuhan K3 dengan cara mendapatkan data langsung
dari Pekerja Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang.Data primer
dalam penelitian ini didapat langsung dari Pekerja Rumah Sakit Unit Pelaksana
Teknis Vertikal Kupang dengan menggunakan teknik penyebaran kuesioner.
Teknik penyebaran kuesioner yang dilakukan adalah personally administered
questionnaires. Dalam hal ini, responden diberikan waktu untuk membaca dan
mengisi sendiri kuesioner tersebut, dan kemudian mengembalikannya kepada
peneliti setelah terisi lengkap. Alasan menggunakan personally administered
questionnaires, karena penelitian terbatas pada area lokal yaitu Rumah Sakit Unit
Pelaksana Teknis Vertikal Kupang.

Dalam metode survei penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan


terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus atau dengan menggunakan
sampel.Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan regresi linier
berganda dengan menggunakan program software SPSS, untuk menganalisa
apakah ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen dan
melakukan analisis SWOT guna memperoleh formulasi strategi strategi dalam
menintkatkan kepatuhan K3 Pekerja Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal
Kupang.

III.3 Kerangka Pemikiran Hipotesis

Berdasarkan pemaparan teori mengenai kesadaran, pengawasan, dan kepatuhan K3


dari para peneliti dan ahli terdahulu, maka dapat dibuatkan kerangka pemikiran
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar III.2 sebagai berikut:

48
Gambar III. 2 Kerangka berpikir Hipotesis
III.3 Hipotesis penelitian
Berdasarkan pemaparan teori mengenai kesadaran, pengawasan, dan
kepatuhan K3 dari para peneliti dan ahli terdahulu, maka dapat dibuatkan
hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

H1 : Kesadaran berpengaruh terhadap kepatuhan K3 Pekerja Bangunan Gedung


Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang.

H2 : Pengawasan berpengaruh terhadap kepatuhan K3 Pekerja Bangunan Gedung


Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang.

H3 : Pengawasan dan kesadaran berpengaruh terhadap kepatuhan K3 Pekerja


Bangunan Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang.

49
Gambar III. 3 Tahap penelitian

50
Dari alur penelitian pada Gambar 3.1 dari masing-masing langkah dijelaskan
sebagai berikut:

III.4 Rancangan Studi Kasus


Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan survei terhadap subjek dan
objek yang akan diteliti terlebih dahulu pada proyek bangunan Gedung Rumah
Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang.Dalam survei awal proyek, peneliti
melakukan pengamatan (Observation), dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap pelaksanaan untuk mencari tahu konflik atau fenomena nyata apa yang
dapat diangkat kedalam sebuah penelitian dari objek dan subjek penelitian. Dari
hasil tersebut, peneliti mencoba mencari tahu mengenai pelaksanaan K3 dilihat dari
sisi kesadaran dan pengawasan terhadap kepatuhan keselamatan Kesehatan kerja.

Setelah survey awal proyek selanjutnya adalah mempelajari teori pendukung yang
sesuai dengan topik tesis sebagai acuan untuk mengolah data dan menganalisis
permasalahan. Kajian pustaka guna menunjang penulisan dilakukan dengan cara:

1. Mengumpulkan buku-buku yang terkait dengan pelaksanaan K3,


kesadaran dan pengawasan. Dimana untuk memperoleh teori-teori
tersebut peneliti mancari pada buku-buku mengenai Manajemen
Sumber Daya Manusia. Kemudian peneliti meringkas teori-teori yang
terkait dalam objek penelitian (pelatihan pengawasan, dan K3) dengan
memasukan definisi-definisi, faktor-faktor pembentuk, dan sebagainya.
2. Mengumpulkan jurnal-jurnal yang terkait dengan pelaksanaan K3,
kesadaran dan pengawasan. Dimana untuk memperoleh teori-teori
tersebut peneliti mancari pada jurnal-jurnal mengenai Manajemen
Sumber Daya Manusia. Kemudian peneliti meringkas teori-teori yang
terkait dalam objek penelitian (pelatihan pengawasan, dan K3) dengan
memasukan definisi-definisi, faktor-faktor pembentuk, dan tanggapan
dari penelitian sebelumnya mengenai pelatihan, pengawasan dan K3.
Adapun jurnal-jurnal dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai
source online, misalnya emerald, proquest dan sebagainya.

51
III.5 Lokasi Studi Kasus
Lokasi penelitian dilakukan pada proyek rumah sakit unit pelaksana teknis kupang
provinsi nusa tenggara timur. Proyek ini berada pada kelurahan manulai
II,kecamatan alak kota kupang.Pemilihan lokasi proyek ini dikarenakan proyek
rumah sakit unit pelaksana teknis kupang merupakan proyek kontruksi bangunan
terbesar di Nusa Tenggara Timur yang memiliki nilai kontrak lebih dari 350 miliar
rupiah.

III.6 Subjek Studi Kasus


Subjek pada studi kasus penelitian pengaruh kesadaran dan pengawasan terhadap
kepatuhan K3 pada proyek rumah sakit unit pelaksana teknis kupang provinsi nusa
tenggara timur adalah para pekerja konstruksi.

III.7 Fokus Studi Kasus


Fokus studi kasus ini adalah mengindentifikasi pengaruh kesadaran dan
pengawasan terhadap kepatuhan K3,serta merumuskan strategi yang tepat untuk
meningkatkan kepatuhan K3 para pekerja konstruksi bangunan rumah sakit unit
pelaksana teknis kupang provinsi nusa tenggara timur.

III.8 Sumber Data Studi Kasus


Sumber data diperoleh langsung dari penelitian yang dilakukan pada proyek rumah
sakit unit pelaksana teknis kupang provinsi nusa tenggara timur.Data yang peroleh
merupakan hasil pra survey diantaranya sebagai berikut

1. Jumlah tenaga kerja pada proyek rumah sakit unit pelaksana teknis kupang
berjumlah 535 orang.Dan 153 orang merupakan pekerja lokal dari berbagai
kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur ( Hasil Wawancara dengan
HSE Officer PT Pembangunan Perumahan (PP) )

2. Berdasarkan hasil tinjauan lapangan di proyek rumah sakit unit pelaksana


teknis vertikal kupang terdapat 65 orang dari 535 yang tidak mengikuti tata
tertib keselamatan dan Kesehatan kerja.Dan 15 orang mengalami insiden
kecelakaan kerja kategori medical treatment case dari bulan desember 2020
hingga juni 2022. ( Hasil tinjauan langsung dan wawancara)

52
III.9 Menentukan Masalah
Setelah melakukan survei awal proyek dan teori-teori pendukung yang didapat
berkaitan penelitian ini, selanjutnya peneliti menentukan masalah penelitian, tujuan
penelitian dan alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian

1. Masalah

Berkaitan latar belakang yang menjadi dasar penelitian dan hasil survei
lapangan pada proyek bangunan Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana
Teknis Vertikal Kupang, selanjutnya peneliti merumuskan masalah
penelitian

2. Tujuan

Tujuan penelitian ini dibuat untuk menyelesaikan berdasarkan hasil


rumusan masalah yang telah dirumuskan.

3. Alat analisa

Untuk menyelesaikan sesuai tujuan maka penelitian ini menggunakan


analisa dengan bantuan program statistik SPSS. Namun demikian, untuk
dapat menjalankan program tersebut, terlebih dahulu peneliti harus
memiliki data yang akan diuji yang mana dalam hal ini data diperoleh dari
hasil penyebaran kuesioner. Setelah kuesioner selesai disebar dan terisi
sempurna, baru dilakukan tabulasi data pada excel dan selanjutnya, data
hasil tabulasi tersebut yang akan digunakan atau diolah dengan program
SPSS tersebut dalam melakukan uji-uji statistic

53
III.10 Pengumpulan Data
Dilakukan pengumpulan data sesuai dengan batasan masalah yang telah
terdefinisikan. Data yang dikumpulkan untuk mendukung penelitian ini dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu:

III.10.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini didapat langsung dari Pekerja Bangunan Gedung
Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang dengan menggunakan langkah-
langkah seperti dibawah ini:

a. Wawancara (Interview) terhadap HSE officer PT PP dan HSE supervisor


PT HK, melakukan tanya jawab dengan pengawas bangunan yang
mempunyai kaitan dengan Kesadaran dan Pengawasan terhadap
Kepatuhan K3 Pekerja Bangunan Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana
Teknis Vertikal Kupang,untuk memperoleh data yang akurat.

b. Teknik penyebaran kuesioner yang dilakukan adalah personally


administered questionnaires. Dalam hal ini, responden diberikan waktu
untuk membaca dan mengisi sendiri kuesioner tersebut, dan kemudian
mengembalikannya kepada peneliti setelah terisi lengkap. Alasan
menggunakan personally administered questionnaires, karena penelitian
terbatas pada area lokal yaitu Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis
Vertikal Kupang.(lampiran halaman 107-112)

III.10.2 Data Sekunder

Peneliti mengumpulkan buku-buku, jurnal-jurnal dan informasi-informasi yang


terkait dengan objek penelitian yaitu kesadaran (X1), dan pengawasan (X2), dan
kepatuhan K3 (Y) kemudian teori-teori tersebut dibuat sintesis.

Besaran sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini didapat dari rumus yang
ditemukan oleh slovin mengenai penentuan besar sampel minimum. Rumus
tersebut adalah sebagai berikut:

54
dimana,

n = Jumlah sampel minimum

N = Jumlah Populasi

e = margin of error / error tolerance

Populasi untuk pekerja proyek Bangunan Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana
Teknis Vertikal Kupang yaitu sebesar 535 orang dan margin of error sebesar10 %.

𝑁
𝑛 =
1 + 𝑛𝑒 2

535
𝑛 =
1 + (535𝑥(0.12 ))

𝑛 = 85

Sampel yang diperlukan terdiri atas anggota-anggota yang berada dalam bagian-
bagian populasi Pekerja Bangunan Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis
Vertikal Kupang yang telah terpilih sebanyak 85 responden, sehingga anggota yang
ada didalamnya akan terpilih dengan sendirinya termasuk dalam anggota yang
diperlukan.Sedangkan teknik pengolahan data hasil angket digunakan skala likert
dimana teknik ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan,
2003:12). Pada Tabel III.1 skala ini terdapat alternatif jawaban dengan nilai 5
sampai dengan 1. pemberian skor dilakukan atas jawaban pertanyaan baik
mengenai kesadaran (X1), dan pengawasan (X2), dan kepatuhan K3 (Y), karena
data ini berskala yang membedakan kategori berdasarkan tingkatan (ordinal).
Selanjutnya nilai-nilai dari alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap responden.

55
Tabel III. 1 Skala Likert

Alternatif jawaban Nilai skor


Sangat setuju ( SS ) 5
Setuju ( S ) 4
Ragu-ragu ( R ) 3
Tidak setuju (TS) 2
Sangat tidak setuju (STS) 1
Sumber : Riduwa,2003

III.11 Uji Validitas dan reliabilitas


Data primer dalam penelitian ini yang berbentuk kuesioner, sebelum benar-benar
digunakan untuk pengujian dalam analisa data, terlebih dahulu dilakukan pengujian
validitas item-item pertanyaan dan reliabilitas instrumen penelitian dari tiap-tiap
variabel yang akan diujikan.

III.11.1 Uji Validitas

Data Validitas untuk melihat kesahihan data hasil penyebaran kuesioner untuk
digunakan dalam penelitian.Apabila data terbukti tidak valid, maka peneliti
memperbaiki item pertanyaan pada kuesioner yang dinyatakan tidak valid,
kemudianmelakukan penyebaran kembali kuesioner. Sementara itu, bagi butir
pertanyaan pada kuesioner penelitian yang sudah valid dapat digunakan pada
pengujian selanjutnya.Teknik pengujian validitas yang dilakukan adalah korelasi
Bivariate Pearson (Pearson Product Moment) yang akan dibantu dengan software
SPSS. Dilakukan perhitungan harga koefisien korelasi antara bagian-bagian
instrumen secara keseluruhan, dengan mengkorelasikan setiap instrumen dengan
skor total, berikut persamaannya:

56
Keterangan:

𝑛 : Jumlah responden

𝑟ℎ𝑖𝑡 : Koefisien korelasi Pearson

∑𝑋 : Jumlah skor item

∑𝑌 : Jumlah skor total seluruh item

Hasil perhitungan koefisien korelasi Pearson akan dibandingkan dengan nilai


korelasi tabel dengan signifikansi 0,05. Jika nilai rhitung > rtabel, maka item
pertanyaan dalam kuesioner berkorelasi signifikan terhadap skor total (kuesioner
dinyatakan valid) dan sebaliknya.

III.11.2 Uji Reliabilitas Data

Reliabilitas untuk melihat kehandalan data hasil penyebaran kuesioner untuk


digunakan dalam penelitian.Apabila data terbukti tidak reliable, maka peneliti
memperbaiki item pertanyaan yang dinyatakan tidak reliable, kemudian melakukan
penyebaran kembali kuesioner. Sementara itu, bagi butir pertanyaan pada kuesioner
penelitian yang sudah reliable dapat digunakan pada pengujian selanjutnya.Pada
penelitian ini reliabilitas akan diukur dengan metode Alpha Cronbach karena
instrumen berbentuk angket dan skala bertingkat dengan dibantu software SPSS.
Berikut persamaan Alpha Cronbach:

Keterangan:

𝑟11 : Koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach)

𝑛 : Jumlah item pertanyaan yang diuji

∑𝜎𝑡2 : Jumlah varians skor tiap item

𝜎𝑡2 : Varians total

57
Dari hasil perhitungan koefisien reliabilitas akan dilakukan perbandingan dengan
tabel tingkat konsistensi Alpha Cronbach sebagai berikut:

Tabel III. 2 Skala Konsistensi Alpha Cronbach

Alpha Cronbach Internal Consistency


α ≥ 0,9 Excellent (High Stakes Testing)
0,7 ≤ 𝛼 < 0,9 Good (Low Stakes Testing)
0,6 ≤ 𝛼 < 0,7 Acceptable
0,5 ≤ 𝛼 < 0,6 Poor
𝛼 < 0,5 Unacceptable

Dalam pengujian reliabilitas penelitian ini akan digunakan nilai alfa (rtabel) = 0,7,
sehingga instrumen penelitian dikatakan reliabel jika r11 > 0,7 dengan tingkat
konsistensi baik (reliabel).

III.12 Asumsi Klasik


Analisis data dilakukan dengan bantuan Metode Regresi Linier Berganda, tetapi
sebelum melakukan analisis regresi linier berganda digunakan uji asumsi klasik.
Uji asumsi klasik adalah uji untuk mengukur indikasi ada tidaknya penyimpangan
data melalui hasil distribusi, korelasi, variance indikator-indikator dari variabel. Uji
asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas,dan uji
heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini uji autokorelasi tidak digunakan karena
data observasi tidak berurutan sepanjang waktu dan tidak terkait (longitudinal),
Gujarati (2015).

III.12.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam Model regresi, dependent
variable dan independent variable keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal (Imam Ghozali, 2014). Mendeteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal P-P Plot.

58
Adapun pengambilan keputusan didasarkan kepada:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

III.12.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi


ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Imam Ghozali, 2014). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah
dengan menganalisa matrik korelasi variabel bebas jika terdapat korelasi antar
variabel bebas yang cukup tinggi (lebih besar dari 0,90) hal ini merupakan indikasi
adanya multikolinearitas.

III.12.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan residualnya, adapun dasar untuk
menganalisisnya adalah :

1. Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka


mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

III.14 Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis Regresi linear berganda merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisa apakah ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen dengan bantuan program SPSS. Untuk melakukan uji regresi berganda

59
terlebih dahulu data penelitia harus di uji validitas, reliabilitas, dan uji asumsi
klasik. Hal ini dikarenakan pengujian regresi berganda harus menggunakan data
yang sudah dinyatakan valid dan reliable guna menghindari terjadinya bias.
Pengujian regresi berganda dilakukan dengan membandingkan nilai t-statistik
dengan t-tabel dan f-statistik dengan f-tabel serta menghitung nilai koefisien
determinasi.

Regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variable independent (explanatory) terhadap satu variable dependen.Model ini
mengasumsikan adanya hubungan dengan satu garis/linier antara variable dependen
dengan masing-masing prediktornya.Sedangkan untuk kasus diatas,rumus yang
terbentuk adalah :

Y = α + β1X1 + β2X2
Dimana :

Y = Sebagai variable dependen

α = Sebagai konstanta

β1 = Koefisien regresi variable independent

β2 = Koefisien regresi variable independent

X1 = Kesadaran sebagai variable independent

X2 = Pengawasan sebagai variable Independent

Apabila nilai t-statistik lebih besar dari nilai t-tabel artinya secara parsial variabel
independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan
sebaliknya apabila nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel. Sementara itu, apabila nilai
f-statistik lebih besar dari f-tabel maka secara simultan variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, dan sebaliknya apabila f-
statisik lebih kecil dari f-tabel.

60
III.15 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan presentase konstribusi variable
X terhadap variable Y sebagai berikut (Kuncoro, 2003:84) :

𝑆𝑆𝑅
𝑅2 = [ ] X 100 %
𝑆𝑆𝑇

Dimana:
R2 = Koefisien determinasi
SSR = Sum of Squere Regression
SST = Sum of Square total ( Proporsi Jumlah total kuadrat
III.16 Analisis SWOT
Analisis SWOT dalam penelitian ini ditujukan untuk menjawab masalah penelitian
mengenai upaya strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan K3 Pekerja
Bangunan Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang. Analisis
SWOT.

Tabel III. 3 Analisis SWOT

KEKUATAN KELEMAHAN
(STRENGTHS-S) (WEAKNESS-W)
Tuliskan kekuatan Tuliskan kelemahan

PELUANG STRATEGI SO STRATEGI WO


(OPPORTUNITIES – Gunakan kekuatan Atasi kelemahan
O) dengan dengan
Tuliskan peluang memanfaatkan memanfaatkan
peluang peluang

ANCAMAN STRATEGI ST STRATEGI WT


( THREATS-T ) Gunakan kekuatan untuk Minimalkan kelemahan
Tuliskan ancaman menghindari ancaman dan hindari
ancaman
Sumber : David (2005)

61
Penyajian yang sistematis dari Matriks SWOT terdapat pada tabel III.3 Matriks
SWOT terdiri atas sembilan sel. Seperti ditunjukkan, ada empat sel faktor kunci,
empat sel strategi, dan satu sel yang selalu dibiarkan kosong (sel di kiri atas). Empat
sel strategi, yang diberi nama SO, WO, ST, dan WT, dikembangkan setelah
menyelesaikan empat sel faktor kunci, diberi nama S, W, O, dan T.

62
Bab IV Data dan Analisis
Dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variable bebas
terhadap variable terikat.Untuk memenuhi tujuan penelitian dilakukan analisis data
yang merupakan suatu proses pemecahan masalah atau permasalahan agar tujuan
penelitian dapat tercapai dan hipotesis dapat terjawab.Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan terhadap data yang diperoleh melalui penyebaran kuisoner
kepada seluruh sampel penelitian,yaitu pada pekerja bangunan Gedung Unit
Pelaksana Teknis Vertikal Kupang.Berikut uraian mengenai hasil penelitian dan
pembahasanmya.

1V.1 Hasil Penelitian


1V.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertical Kupang merupakan rumah sakit
pertama di NTT yang nantinya bukan hanya menjadi rumah sakit rujukan di NTT
melainkan rumah sakit rujukan untuk negeri tetangga seperti timor leste dan papua
nugini.Langsung dikelola oleh Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.Pembangunan Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang
memakan waktu selama 730 hari kalender atau kurang lebih 25 bulan dan di
perkirakan rampung pada oktober 2022 mendatang.Proyek yang berlokasi di
kelurahaan Manulai II,kecamatan alak,kota kupang,Nusa Tenggara Timur
dibangun oleh kontraktor PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk,dan PT Hutama
Karya (HK) dengan menggunakan sistem joint operation (JO),dimana hutama
karya akan memiliki porsi presentase sebesar 45%.

Pembangunan rumah sakit yang memiliki luas lahan sebesar 18 Ha itu akan
memakan biaya sebesar Rp 350,2 Miliar.Penyerapan biaya tersebut diantaranya
akan digunakan pada pembangunan Gedung terdiri dari 8 (delapan) Gedung
utama,9 (Sembilan) Gedung penunjang,area terbuka hijau,asrama,sarana
Pendidikan dan pelatihan serta rumah dinas.Dalam pembangunannya,proyek akan
menyerap kurang lebih 535 orang tenaga kerja yang berasal dari SDM Lokal.

63
IV.1.2 Profil Responden
Dalam penelitian ini,kuisoner disebarkan di lokasi proyek konstruksi Rumah Sakit
Unit Pelaksana Teknis Vertical Kupang.Target responden adalah para pekerja
lapangan berupa tukang,mandor,wakil mandor,dan helper dengan total sampel 100
orang.

IV.1.3 Kendala-Kendala Dalam Melakukan Penelitian


Adapun beberapa kendala selama melakukan penelitian pada proyek rumah sakit
unit pelaksana teknis kupang provinsi Nusa Tenggara Timur.Kendala-kendala yang
terjadi merupakan masalah dalam mendapatkan infromasi dan data serta hal-hal lain
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini.Dapat ditunjukan pada tabel
IV.1 berikut.

Tabel IV. 1 Kendala-kendala dalam melakukan penelitian

No Kendala
1 Masih terbatasnya sumber daya yang berkompeten sehingga
mengharuskan peneliti melakukan pengawasan langsung terhadap para
pekerja dalam mengisi kuisoner
2 Pemberian informasi yang dilakukan narasumber kepada
peneliti,terutama data kecelakaan kerja kurang spesifik.
3 Keterbatasan informasi terutama kesediaan narasumber dalam
memberikan data.Berupa tingkat pendidikan terakhir seluruh tenaga kerja
konstruksi.
4 Keterbatasan informasi untuk mengetahui latar belakang pendidikan para
pekerja.Dikarenakan pengambilan sample hanya 100 orang.
5 Keterbatasan informasi untuk mengetahui latar belakang pendidikan para
pekerja.Dikarenakan pengambilan sample hanya 100 orang.

64
Gambar IV. 1 Bagan Struktur Organisasi Proyek rumah sakit Unit Pelaksana Teknis Kupang

65
IV.1.4 Deskripsi Struktur Organisasi
Adapun fungsi masing-masing unit dari struktur organisasi proyek rumah sakit
unit pelaksana teknis kupang diantaranya :

a. Team Leader
Bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi langsung dan tidak
langsung kepadasemua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya,
antara lain memberikan pelatihan kepada karyawan agar dapat mencapai
tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan dapat
menerapkan sikap disiplin kepada karyawan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di perusahaan.
b. Keuangan
Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek,laporan
pergudangan,laporan bobot prestasi proyek.Dan membantu project manager
terutama dalam hal keuangan dan sumber daya manusia sehingga kegiataan
pelaksaan proyek berjalan dengan baik.
c. Administrasi
Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk pegawai bulanan
sampai dengan pekerja harian dengan spesialiasi keahlian masing-masing
sesuai dengan posisi yang dibutuhkan.Serta mencatat aktivitas proyek meliputi
inventaris,kendaraan dinas,dan sejenisnya.
d. Ahli Arsitektur
Membuat kerangka umum/konsep rencana arsitektur dan pengembang
desainnya.Ahli arsitektur melakukan Analisa yang berkenan dengan
perencanaan teknis (DED) Gedung bangunan serta pengembangan rancangan
dan gambar kerja.
e. Ahli Sipil/Struktur
Melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan analisa,perhitungan dan
perencanaan struktur/konstruksi,menyusun pelaporan dan perhitungan
struktur.Serta melakukan koordinasi denga team leader,tenaga ahli lain dan
tenaga pendukung yang ada.
f. Tenaga ahli mekanikal
Melakukan perencanaan system mekanikal yang berdasar pada perhitungan
kebutuhan Analisa.Dan melakukan control kualitas dokumen perencanaan

66
g. Tenaga ahli elektrikal
Merencanakan perluasan kegiatan jaringan listrik yang berdasar pada
perhitungan kebutuhan dan melakukan analisa yang tepat mengenai
perhitungan kebutuhan.
h. Tenaga ahli lingkungan
Merencanakan kebutuhan prasarana lingkungan dan mengelola Kesehatan dan
keselamatan kerja prasarana lingkungan.Serta mengevaluasi pelaksanaan
konstruksi prasaranan lingkungan.
i. Tenaga ahli Teknik plumbing dan Pompa Mekanik
Membuat gambar rencana dan gambar tata leta system plambing dan pompa
mekanik,beserta melakukan hasil pemasangan instalasi plambing dan pompa
mekanik.
j. Tenaga ahli manajemen administrasi RS
Pencatatan seputar fasilitas kesehatan yang tersedia di rumah sakit.
Penambahan, perbaikan berbagai jenis fasilitas dan perlengkapan, obat dan
sebagainya menjadi catatan bagian administrasi rumah sakit.
k. Tenaga Ahli K3
Menjaga jalannya pelaksanaan peraturan K3 sesuai bidang yang ditekuninya.
Mengontrol keadaan lingkungan kerja mulai dari mengecek kondisi mesin,
menganalisis sifat pekerjaan, dan mengawasi proses produksi. Membuat
laporan terkait pelaksanaan tugas K3 dan diberikan kepada instansi yang
berwenang.
l. Tenaga Ahli Cost Estimator
Menerima dokumen/drawing/spec dari atasan, klien atau divisi lain. kemudian
melakukan penghitungan / calculation kebutuhan jumlah, spec dan harga
material, scope of work, subkontraktor, man hours untuk keperluan biding
(tender) berdasarkan dokumen dan melakukan penghitungan material take off
9 (MOT) dan Bill of Quantity (BoQ) untuk keperluan proyek.
m. Pengawas Pekerjaan Arsitektur
Memberikan bantuan pengawasan kapada para KPA dan PPK,dan melakukan
koordinasi dan komunikasi dengan peyelenggaraan program pembangunan
proyek pekerjaan pengawasan.

67
n. Pengawas Pekerjaan Sipil Struktur
Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan kontruksi. Mengawasi
pelaksanaan pekerjaan kontruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju
pencapaian volume/realisasi fisik.
o. Pengawas Pekerjaan Mekanikal
Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan system mekanikal sesuai
dengan jadwal waktu dan spesifikasi yang telah ditentukan.Serta pengkajian
teknis atas sistem mekanikal yang telah dirancang, dibuat, dipasang dan
diperasikan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensinya.
p. Pengawas Elektrikal
Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi
penyimpangan terhadap kontrak kerja yang meliputi distribusi daya,building
auto system,penangkal petir dll.Konsultan pengawas berhak memeriksa
gambar shopdrawing pelaksana proyek. Melakukan perubahan dengan
menerbitkan berita acara perubahan (site Instruction). Mengoreksi pekerjaan
yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan kontrak kerja yang telah
disepakati sebelumnya.
q. Surveyor
Mengumpulkan informasi atau data melalui site surveys atau survei langsung
ke lapangan dengan menggunakan berbagai macam alat.
r. Estimator
Melakukan pengecekan produktitifitas tukang dan kinerja alat karena estimasi
biaya bahan yang digunakan juga dengan produktifitas tukang dan kinerja alat.
s. Cad Drafter
Menggunakan software AutoCAD untuk menghasilkan beberapa gambar
teknik lengkap dengan penomoran, pengukuran, penghitungan berat dan
informasi yang dibutuhkan.
t. Operator Komputer
Mempelajari standar, pedoman dan prosedur kerja yang berkaitan dengan
tugaspengetikan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
diberikan.

68
IV.1.5 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Hasil analisis deskriptif untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
IV.1.5.1 Kesadaran
Secara keseluruhan, kesadaran diteliti melalui kuesioner dengan 18 kriteria
yang valid dan reliabel. Pengkategorian tanggapan responden terhadap kesadaran
diketahui dari nilai rata-rata jawaban responden yang merupakan pekerja bangunan
pada Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertical Kupang.Jawaban yang
sering muncul dari penilaian kesadaran pekerja bangunan bahwa pekerja bangunan
sadar terhadap penerapan K3. Penilaian kesadaran pekerja bangunan terhadap
penerapan K3 secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel IV. 2 Deskripsi Kesadaran

KESADARAN SKALA PENGUKURAN


Sangat Tidak Ragu- Sangat
NO KRITERIA tidak Setuju
setuju ragu Setuju
setuju
Mengkomunikasikan Manajemen K3
Pekerja telah melakukan
komunikasi efektif untuk
1 mendukung pelaksanaan 3 36 61
keselamatan dan kesehatan kerja
(K3)
Pekerja menerima informasi
untuk mendukung pelaksanaan
2 2 34 64
keselamatan dan kesehatan kerja
(K3)
Memastikan Integrasi manajemen K3
Pekerja memiliki kemampuan
dan kesangupan sebagai bagian
penting dari kompetensi
3 3 40 57
karyawan untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja
pekerja

Pekerja memiliki sikap


kewaspadaan yang
merupakanbagian penting
4 2 34 64
kompetensi karyawan untuk
menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja pekerja

Memastikan ketersediaan sumber daya

69
KESADARAN SKALA PENGUKURAN
Sangat Tidak Ragu- Sangat
NO KRITERIA tidak Setuju
setuju ragu Setuju
setuju
Pekerja telah memiliki
pengetahuan yang memadai
sebagai bagian penting
5 4 39 57
kompetensi karyawan untuk
menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja pekerja
Memastikan kebijakan K3 dan Tujuan K3
Pekerja telah memiliki
keterampilan sebagai bagian
6 penting kompetensi untuk 1 1 4 36 58
menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan
Kemampuan terhindar dari bahaya saat bekerja
Pekerja telah memiliki komitmen
untuk melaksanakan kebijakan
7 3 35 62
tentang keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
Kesadaran akan sumber bahaya ditempat bekerja
Pekerja telah mendapatkan
pelatihan tentang prosedur kerja
8 yang berbahaya didalam, pada 1 4 45 50
atau di sekitar mesin atau
peralatan kerja lainnya
Pekerja telah mendapatkan
pelatihan tentang
penyimpanan yang tidak aman,
9 1 3 5 44 47
kepadatan atau kelebihan beban
yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja
Pekerja telah mendapatkan
pelatihan tentang
10 penjagaan peralatan kerja yang 1 5 40 54
baik agar tidak menimbulkan
kecelakaan kerja
Kontribusi terhadap sistem manajemn K3
Pekerja berkontribusi terhadap
11 3 36 61
pencegahan kecelakaan kerja
Pekerja telah dilibatkan dalam
menyusun program, keselamatan
12 4 2 5 48 41
dan kesehatan kerja (K3)
karyawan
Pekerja dapat berperan serta
dalam melaksanakan program
13 1 3 43 53
keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) karyawan
Memastikan dan mempromosikan perbaikan

70
KESADARAN SKALA PENGUKURAN
Sangat Tidak Ragu- Sangat
NO KRITERIA tidak Setuju
setuju ragu Setuju
setuju
Pekerja dapat menemukan solusi
14 atas masalah keselamatan dan 1 5 48 46
kesehatan kerja (K3) karyawan
Mendukung pembentukan dan fungsi komite kesehatan dan keselamatan
Pekerja mempunyai sikap
mendukung keselamatan dan
15 1 1 43 55
kesehatan kerja (K3) untuk
karyawan
Pekerja memahami penggunaan
alat pelindung diri dan penerapan
16 prosedur keselamatan dan 2 44 54
kesehatan kerja (K3) untuk
pekerja
Pekerja memiliki supervisor yang
mempunyai sikap mendukung
17 1 1 2 41 55
keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) untuk Pekerja
Pekerja memiliki supervisor yang
mempunyai pemahaman dalam
penggunaan alat pelindung diri
18 1 2 39 58
dan penerapan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) untuk pekerja

Tabel IV.2 di atas menunjukkan bahwa semua pekerja bangunan secara sadar
terhadap penerapan K3 dengan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju.Kelompok kedua adalah responden yang menyatakan Setuju. .

IV.1.5.2 Pengawasan
Secara keseluruhan, pengawasan diteliti melalui kuesioner dengan 12 kriteria
yang valid dan reliabel.Pengkategorian tanggapan responden mengenai
pengawasan diketahui dari nilai rata-rata jawaban responden yang merupakan
pekerja bangunan Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang.
Penilaian pengawasan pekerja bangunan terhadap penerapan K3 secara keseluruhan
dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

71
Tabel IV. 3 Deskripsi Pengawasan

PENGAWASAN SKALA PENGUKURAN


Sangat Tidak Ragu- Sangat
NO KRITERIA tidak Setuju
setuju ragu Setuju
setuju
MENILAI EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS SUMBER DAYA YANG DISEDIAKAN
Pekerja dapat
menggunakan hasil
pemantauan yang
19 2 8 48 42
mendukung pelaksanaan
program keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
MENINJAU SEBAB AKIBAT KEJADIAN YANG MEMBAHAYAKAN
Pekerja dapat
memperhatikan hasil
pemantauan suprevisor
20 yang mendukung 1 6 47 46
pelaksanaan program
keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI DAN PARTISIPASI KERJA
Pekerja telah
menggunakan umpan
balik dari perusahaan
21 1 2 2 48 47
untuk penyempurnaan
program keselamatan dan
kesehatan kerja pekerja
Pekerja telah menerima
umpan balik dari
22 perusahaan tentang 2 52 46
program keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
PENILAIAN KINERJA DAN TINDAK LANJUT PELAKSANAAN K3
Pekerja telah memahami
perlunya adanya
pengukuran
23 ketercapaian sasaran 1 4 46 49
terhadap program
keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
Pekerja telah memahami
perlunya evaluasi terhadap
24 sasaran program 1 4 45 50
keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
PENGENDALIAN OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pekerja mendapatkan
25 pengawasan secara 1 4 35 60
langsung dalam

72
PENGAWASAN SKALA PENGUKURAN
Sangat Tidak Ragu- Sangat
NO KRITERIA tidak Setuju
setuju ragu Setuju
setuju
melaksanakan
keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
Pekerja memperoleh
pengarahan tentang
26 1 35 64
program keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
PENETAPAN PERSONIL YANG BERTANGGUNG JAWAB

Pekerja dapat melakukan


pemantauan terhadap
27 3 46 51
pelaksanaan program
keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
Pekerja memiliki
supervisor untuk
28 memantau pelaksanaan 4 45 51
program keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
PENETAPAN POSISI K3 PADA POSISI STRATEGIS
Pekerja dipandu secara
langsung dalam
29 melaksanakan 2 42 56
keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
MEDUKUNG PERAN MANAJEMEN K3
Pekerja telah memahami
sasaran dari program
30 1 42 57
keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)

Tabel IV.3 di atas menunjukkan bahwa rata-rata pekerja bangunan setuju terhadap
12 kriteria pengawasan terhadap penerapan K3 dengan mayoritas responden
menyatakan sangat setuju.Kelompok kedua adalah responden yang menyatakan
Setuju.

IV.1.5.3 Kepatuhan K3
Secara keseluruhan, kepatuhan diteliti melalui kuesioner dengan 8 kriteria yang
valid dan reliabel. Pengkategorian tanggapan responden terhadap kepatuhan
diketahui dari nilai rata-rata jawaban responden yang merupakan pekerja bangunan

73
pada Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertical Kupang. Jawaban yang
sering muncul dari penilaian kepatuhan pekerja bangunan bahwa pekerja bangunan
patuh terhadap penerapan K3.

Penilaian kepatuhan pekerja bangunan terhadap penerapan K3 secara keseluruhan


dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel IV. 4 Deskripsi Kepatuhan K3

KEPATUHAN K3 SKALA PENGUKURAN


Sangat Tidak Ragu- Sangat
NO KRITERIA tidak Setuju
setuju ragu Setuju
setuju
MENGEVALUASI KEPATUHAN DAN MENGAMBIL TINDAKAN JIKA DIPERLUKAN
Pekerja memahami
prosedur pelaksanaan
31 1 54 45
keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
Pekerja memiliki
pemahaman yang baik
terhadap peralatan kerja
32 1 50 49
yang mendukung
keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
Pekerja berpartisipasi
dalam menyukseskan
33 1 43 56
keselamatan dan
Kesehatan kerja
MENENTUKAN FREKUENSI DAN METODE-METODE EVALUASI KEPATUHAN
Pekerja memahami
prosedur pelaksanaan
34 1 5 42 52
keselamatan
dan kesehatan kerja (K3)
MENYIMPAN INFORMASI TERDOKUMENTASI HASIL KEPATUHAN
Pekerja mengaplikasikan
prosedur pelaksanaan
35 2 48 50
keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
KEPEDULIAN PIMPINAN TERHADAP ISU EKSTERNAL DAN INTERNAL
Pekerja memiliki motivasi
yang kuat untuk
melaksanakan aturan
36 1 3 41 55
keselamatan dan
kesehatan kerja
(K3) secara baik dan benar
Pekerja memiliki motivasi
37 yang kuat untuk 4 39 57
melaksanakan prosedur

74
KEPATUHAN K3 SKALA PENGUKURAN
Sangat Tidak Ragu- Sangat
NO KRITERIA tidak Setuju
setuju ragu Setuju
setuju
keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
secara baik dan benar
Pekerja memiliki motivasi
yang kuat untuk
38 menggunakan peralatan 3 36 61
keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3)

Tabel IV.4 di atas menunjukkan bahwa hampir semua pekerja bangunan patuh
terhadap penerapan K3 dengan mayoritas responden menyatakan Sangat
Setuju.Kelompok kedua adalah responden yang menyatakan Setuju.Tabel di atas
juga menunjukkan bahwa pekerja bangunan yang memiliki kepatuhan dalam
kategori Setuju, dan Sangat Setuju.

IV.1.6 Hasil Uji Prasyarat Data

Pada suatu penelitian, alat ukur harus memenuhi kriteria valid dan reliabel.
Oleh karena itu, sebelum melakukan analisis terhadap data yang diperoleh, perlu
dilakukan uji instrumen. Akurasi dan konsistensi suatu penelitian dapat dilihat
melalui pengujian instrumen penelitian. Pengujian tersebut terdiri atas pengujian
validitas, reliabilitas, dan uji asumsi klasik.

1V.1.6.1 Uji Validitas


Uji validitas dilakukan untuk mengukur keakurasian data yang diteliti
melalui kuesioner yang diajukan kepada responden. Pengujian validitas ini
dilakukan melalui analisis item, yaitu dengan mengkorelasikan skor masing-masing
item kuesioner dengan skor total.Pengujian tingkat validitas dilakukan terhadap
data dari ketiga variabel, yaitu kesadaran, pengawasan, dan kepatuhan. Pengujian
korelasi antara skor item dengan skor total. Dalam pengujian ini, koefisien korelasi
kritis yang diperoleh dari Tabel distribusi r dengan menggunakan df = (n-2) = 100
– 2 = 98. Dengan taraf signifikansi sebesar 5%, maka diperoleh Tabel r sebesar
0,1966. Suatu item dikatakan valid apabila tingkat signifikansi ada dibawah nilai

75
0,05 atau mempunyai koefisien korelasi diatas 0,197. Hasil uji validitas adalah
sebagai berikut :

Tabel IV. 5 Hasil Uji Validitas Variabel Kesadaran


Variabel Item r-hitung r-tabel Keterangan

1 0.692 0.1966 Valid


2 0.575 0.1966 Valid
3 0.644 0.1966 Valid
4 0.632 0.1966 Valid
5 0.560 0.1966 Valid
6 0.632 0.1966 Valid
7 0.686 0.1966 Valid
8 0.664 0.1966 Valid
Kesadaran
9 0.614 0.1966 Valid
(X1)
10 0.733 0.1966 Valid
11 0.667 0.1966 Valid
12 0.604 0.1966 Valid
13 0.680 0.1966 Valid
14 0.631 0.1966 Valid
15 0.608 0.1966 Valid
16 0.726 0.1966 Valid
17 0.585 0.1966 Valid
18 0.671 0.1966 Valid

Tabel IV. 6 Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan

76
Tabel IV. 7 Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan K3

Tabel IV.5,Tabel IV.6,dan Tabel IV.7 di atas menunjukkan bahwa seluruh item
kuesioner adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai r hitung yang lebih besar
dibandingkan r Tabel, yaitu 0,1966.Oleh karena itu, data dari seluruh item
pertanyaan dapat diikutsertakan dalam analisis data penelitian.

1V.1.5.2 Uji Realibilitas


Uji reliabilitas digunakan untuk menguji keandalan atau tingkat konsistensi dari
kuesioner. Kuesioner dikatakan reliabel jika pengukuran tersebut menunjukkan
hasil-hasil yang konsisten dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini, analisis
reliabilitas dilakukan terhadap ketiga kuesioner penelitian, yaitu kesadaran,
pengawasan, dan kepatuhan pekerja bangunan. Uji reliabilitas ini diukur melalui
koefisien alpha (Cronbach) yang diperoleh dengan teknik reliability analysis. Suatu
item dapat dinyatakan reliabel jika memiliki nilai koefisien alpha (cronbach) positif
dan lebih besar dari 0,6. Uji reliabilitas dilakukan terhadap item yang sudah
dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel berikut ini

Tabel IV. 8 Hasil Uji Realiblitas

Alpha
Variabel Nilai Kritis Keterangan
Cronbach
Kesadaran 0,911 0,6 Reliable
Pengawasan 0,893 0,6 Reliable
Kepatuhan 0,895 0,6 Reliable

Tabel IV.8 di atas menunjukkan bahwa nilai Koefisien Cronbach Alpha semua
variabel bernilai lebih besar dari 60% (0,6).Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa

77
semua data yang diperoleh melalui kuesioner adalah reliabel sehingga dapat
diikutsertakan pada analisis selanjutnya.

1V.1.7 Uji Asumsi Klasik

IV.1.7.1 Uji Normalitas


Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas dari distribusi residual
statistik dari hasil analisis regresi. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan
dengan teknik Kolmogorov-Smirnov Test dengan ketentuan data yang dikatakan
normal jika signifikansi p (Asymp. Sig.) > 0,05. Hasil dari uji normalitas data dapat
dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel IV. 9 Hasil Uji Normalitas


Tingkat
Variabel P-value
signifikansi
Unstandardized
0,313 0.05
Residual

Tabel IV.9 di atas menunjukkan bahwa hasil uji normalitas data dengan
Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan nilai signifikansi p (Asymp. Sig.) yang
lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0.313. Nilai signifikansi p (Asymp. Sig.) yang
ebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa residual dari estimasi regresi bersifat
normal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa residual menyebar normal dan
hasil analisis regresi dapat memenuhi asumsi normalitas.

IV.1.7.2 Uji Heteroskedastisitas


Heteroskedastisitas adalah salah satu penyimpangan dalam asumsi klasik dimana
dalam kondisi tertentu tiap unsur disturbance atau pengganggu (µi) memiliki varian
(σ2) yang tidak konstan. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dilakukan dengan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel
bebas dengan nilai absolut residual. Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai
berikut.

Tabel IV. 10 Hasil Uji Normalitas

Variabel t hitung P-value Keterangan


Kesadaran 0,007 0,994 Non Heteroskedastisitas
Pengawasan -1,615 0,110 Non Heteroskedastisitas

78
Tabel IV.10 di atas menunjukkan bahwa semua nilai P-value > 0,05.Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas dari pengujian yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai absolut residual. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi.

IV.1.7.3 Uji Multikolinearitas


Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana salah satu atau lebih variabel
independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel independen
lainnya. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
yang kuat di antara variabel-variabel independen yang diikutsertakan dalam
pembentukan model. Untuk mendeteksi apakah model regresi linier mengalami
Multikolinearitas dapat diperiksa menggunakan nilai toleransi dan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing veriabel independen. Berdasarkan
hasil olah data diperoleh hasil yang disajikan dalam Tabel berikut.

Tabel IV. 11 Uji Multikolinearitas

Variabel Toleransi VIF Keterangan


Kesadaran (X1) 0,474 2,110 Non Multikolinearitas
Pengawasan (X2) 0,474 2,110 Non Multikolinearitas
Tabel IV.11 di atas menunjukkan bahwa di antara variabel bebas tersebut tidak ada
korelasi atau tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi linier. Hal ini dapat
diketahui dari nilai toleransi lebih dari 0,1 atau nilai VIF kurang dari 10. Dengan
demikian, penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas.

IV.1.8 Hasil Uji Hipotesis dan Regresi Linier Berganda ( 2 Variabel)

Pengukuran pengaruh kesadaran dan pengawasan terhadap kepatuhan pekerja


bangunan dilakukan melalui analisis regresi. Analisis ini merupakan analisis
statistik yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Analisis regresi
yang dilakukan adalah analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi pada
pengujian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

79
Tabel IV. 12 Hasil Analisis Regresi

Unstandardized Standardized
Statistic Coefficients Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 8,946 3,459 2,586 0,011
Kesadaran 0,148 0,048 0,294 3,077 0,003
Pengawasan 0,287 0,065 0,424 4,443 0,000

Dari Tabel IV.12 dapat disusun persamaan regresi berikut.

Y = 8,946 + 0,148X1 + 0,287 X2


Tabel IV.12 dari persamaan di atas menunjukkan bahwa kesadaran memiliki
pengaruh yang positif terhadap kepatuhan pekerja bangunan,dan pengawasan
berpengaruh positif terhadap kesadaran pekerja bangunan. Pengaruh positif atau
pengaruh yang searah tersebut dapat diartikan bahwa semakin baik kesadaran, maka
kepatuhan pekerja bangunan akan semakin baik pula.Begitu juga semakin baik
kesadaran maka kepatuhan pekerja bangunan akan semakin buruk pula.Konstanta
a yang bernilai postif sebesar 8.946 menunjukkan bahwa kepatuhan pekerja
bangunan bernilai negatif apabila tidak ada kesadaran dan pengawasan. Dengan
demikian, apabila tidak ada kesadaran dan pengawasan maka kepatuhan pekerja
bangunan akan bernilai negatif.

Koefisien regresi b1 sebesar 0.148 menunjukkan bahwa kepatuhan pekerja


bangunan akan meningkat sebanyak 0.148 satuan apabila kesadaran mengalami
peningkatan sebanyak 1 satuan.Demikian dengan koefisien regresi b2 yang bernilai
sebesar 0.287. Artinya, apabila skor pengawasan meningkat sebanyak 1 satuan
maka kepatuhan pekerja bangunan akan naik sebanyak 0.287. Berdasarkan nilai
koefisien b1 dan b2 dapat diketahui bahwa variabel yang lebih dominan
mempengaruhi kepatuhan pekerja bangunan adalah pengawasan. Apabila dilihat
dari hasil analisis regresi ini maka dapat diketahui bahwa faktor yang dominan
mempengaruhi kepatuhan K3 pada pekerja bangunan adalah pengawasan. Dengan

80
demikian, apabila perusahaan ingin meningkatkan kepatuhan pekerja bangunan
terhadap K3 maka pengawasan pekerja bangunan harus ditingkatkan terlebih dulu.

IV.1.9 Uji t

Untuk pengujian pengaruh individual dari masing-masing variabel bebas dilakukan


uji t. Uji t dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh kesadaran terhadap
kepatuhan dan keselamatan kerja, atau pengawasan terhadap kepatuhan dan
keselamatan kerja. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta variabel
kesadaran dan pengawasan. Nilai signifikansi uji t dapat dilihat pada Tabel IV.13.
Tabel IV.13 menunjukkan nilai thitung dan nilai signifikansi hasil pengujian untuk
masing-masing variabel bebas. Hasil uji t untuk masing-masing variabel penelitian
diuraikan sebagaimana berikut.

Tabel IV. 13 Hasil Uji t Kesadaran

a. Uji t Pengaruh Kesadaran terhadap Kepatuhan dan Keselamatan Kerja Tabel


IV.13 menunjukkan t hitung > t table yaitu 9,472 > 1,9847 dan nilai signifikan
0,008 < 0,05 maka hal ini dapat diartikan bahwa kesadaran memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan dan keselamatan kerja. Pengujian
ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 penelitian dapat diterima, yaitu: “kesadaran
berpengaruh terhadap kepatuhan, keselamatan, dan kesehatan kerja”.

81
Tabel IV. 14 Hasil Uji t Pengawasan

b. Uji t Pengaruh Pengawasan terhadap Kepatuhan dan Keselamatan Kerja


menunjukkan t hitung > t table yaitu 10,810 > 1,9847 dan nilai signifikan 0,003
< 0,05 maka hal ini dapat diartikan bahwa kesadaran memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepatuhan dan keselamatan kerja. Pengujian ini
menunjukkan bahwa hipotesis 2 penelitian dapat diterima, yaitu: “Pengawasan
berpengaruh terhadap kepatuhan, keselamatan, dan kesehatan kerja”.

IV.1.10 Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan atau tidak
antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji nilai ini
digunakan untuk melihat adanya pengaruh dari kesadaran dan pengawasan secara
bersama-sama terhadap kepatuhan dan keselamatan kerja.

Tabel IV. 15 Hasil Uji F

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig. F tabel
1 Regressio
717,423 2 358,711 71,398 0,000065 3,09
n
Residual 487,337 97 5,024
Total 1204,760 99

Hasil uji F yang terdapat pada Tabel IV.15 sebelumnya. Berdasarkan Tabel IV.15
diketahui bahwa nilai Fhitung adalah sebesar 71,398,sedangkan nilai Ftabel adalah
3.090. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel, yaitu 71,398 >
3.090. Dari pengujian ini diperoleh kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima,

82
atau variabel bebas berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel
terikat. Dengan kata lain, hipotesis 3 penelitian dapat diterima, yaitu ”kesadaran
dan pengawasan secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan keselamatan dan
kesehatan kerja pekerja bangunan Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis
Vertikal Kupang”.

IV.1.11 Uji R2 (Uji Koefisien Determinasi)

Koefisien Determinasi (R2) adalah jumlah proporsi bagian atau persentase total
variasi dalam Y yang dapat dijelaskan oleh model regresi. Dengan kata lain, tujuan
dari tes ini adalah untuk menentukan besarnya varians untuk mengidentifikasi
variabel kesadaran dan pengawasan yang dapat mempengaruhi kepatuhan dan
keselamatan kerja.Berikut tabel hasil uji koefisien determinasi (R2) :

Tabel IV. 16 Hasil Uji Koefisien Determinasi


Std. Error
Adjusted
R R Square of the
R Square
Model Estimate
1 .772a 0,595 0,587 2,24145
a. Predictors: (Constant),
Pengawasan, Kesadaran

Tabel IV.16 menunjukkan bahwa adjusted R square yang tercantum sebesar 0,


587.Ini berarti kesadaran dan pengawasan memiliki dampak langsung pada
kepatuhan K3 sekitar 58,7%. Faktor-faktor lain mempengaruhi sisanya 41,3%
(100%-58,7%). Faktor-faktor lain ini adalah faktor-faktor yang tidak diperkirakan
atau diperhitungkan dalam penelitian ini.

IV.1.12 Hasil Eksisting Penelitian

Dari hasil pengujian sampel terhadap 100 orang pekerja dengan menggunakan
metode analisi linier berganda,didapatkan bahwa variable kesadaran dan variable
pengawasan berpengaruh terhadap kepatuhan K3.Hal ini bisa dilihat dari hasil
persamaan analisis dimana koefisien X1 (kesadaran) dan koefisien X2
(Pengawasan) memiliki nilai yang positif terhadap kofisien Y (kepatuhan K3).Dan
juga berdasarkan hasil Uji T bisa dikatakan hasil hipotesis 1 yaitu kesadaran
berpengaruh terhadap kepatuhan K3 dapat diterima sedangkan hipotesis 2 yaitu

83
pengawasan berpengaruh terhadap kepatuhan K3 juga dapat diterima.Ada pun
beberapa faktor lain dari hasil uji koefisien determinasi menyebutkan bahwa sekitar
0,587 atau 58,7 % variable kesadaran dan pengawasan berpengaruh terhadap
kepatuhan keselamatan,Kesehatan kerja.Sementara 41,3 % itu dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diperhitungakn dan dicantumkan penelitian ini.

Adapun dari segi Pendidikan 100 orang para pekerja pada proyek rumah sakit unit
pelaksana teknis vertical kupang sebesar 52 orang tamatan SMA,15 orang tamatan
SD,25 orang tamatan SMP,7 orang tamatan S1 dan 1 orang tamatan S2.

IV.1.13 Swot

IV.1.13.1 Analisis Swot


Analisis SWOT pada penelitian ini dilakukan dengan berdasarkan pada faktor-
faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
pelaksanaan K3. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan
dari faktor-faktor pelaksanaan K3. Untuk tujuan itu, maka dilakukan analisis
terhadap faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dalam pelaksanaan K3 dengan menggunakan analisis SWOT, yaitu analisis
terhadap Strength (S) atau Kekuatan, Weakness (W) atau Kelemahan, Opprtunity
(O) atau Peluang, dan Threats (T) atau Ancaman.Dalam melakukan analisis, maka
faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal yang
terdiri dari kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal, yang terdiri dari peluang
dan ancaman. Adapun identifikasi terhadap masing-masing faktor tersebut adalah
sebagai berikut:

Tabel IV. 17 Rangkuman SWOT Kesadaran dan Pengawasan terhadap


Kepatuhan K3 hasil eksiting
O
NO S ( STRENGTH ) W (WEAKNESS) T ( THREATS)
(OPPORTUNITIES)
Tingkat
pendidikan
Kesadaran Terdapat Regulasi pekerja bangunan
Pendidikan pekerja
1 berpengaruh terhadap pemerintah mengenai rendah sehingga
bangunan rendah
kepatuhan K3 K3 sangat jelas kurang mampu
memahami
peraturan K3

84
O
NO S ( STRENGTH ) W (WEAKNESS) T ( THREATS)
(OPPORTUNITIES)
Pengawasan
2 berpengaruh terhadap
kepatuhan K3
Kesadaran dan
pengawasan sama-
3 sama memiliki
pengaruh terhadap
kepatuhan K3
Terdapat kecukupan
4
jumlah penagawas K3

IV.1.13.2 Penilaian Faktor Internal Kesadaran dan Pengawasan terhadap


Kepatuhan K3
Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Identifikasi kekuatan dan
kelemahan kesadaran dan pengawasan terhadap kepatuhan K3 adalah sebagai
berikut :

Kekuatan dari pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan


pekerja bangunan di Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang
antara lain adalah

a. Kesadaran berpengaruh terhadap kepatuhan K3

Tata tertib yang telah disusun dan diterapkan mengenai K3 pada proyek
pembangunan Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang sudah
sangat jelas.Dengan adanya papan peraturan K3 yang ditempatkan pada pintu
masuk proyek.

b. Pengawasan berpengaruh terhadap kepatuhan K3

Pengawasan yang dilakukan pada proyek rumah sakit unit pelaksana teknis
vertical kupang bisa dikatakan dalam kategori baik.Hal ini dibuktikan dengan
adanya jumlah pengawas K3,yang tersedia dilapangan.Dengan cukupnya
jumlah pengawas K3 dilapangan dapat membantu meingkatkan kepartuhan K3
para pekerja.

85
c. Kesadaran dan Pengawasan sama-sama memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan K3

Adanya kasadaran oleh para pekerja dilapangan serta dengan jumlah pengawas
K3 yang cukup.Dapat mempengaruhi kepatuhan para pekerja terhadap
pelaksanaan Kesehatan keselamatan kerja.

d. Terdapat kecukupan jumlah penagawas K3

Dalam setiap proyek konstruksi wajib hukumnya ada petugas K3 di dalamnya.


Hal ini dijelaskan dalam UU No. 1/1970 bahwa setiap pelaksanaan pekerjaan
yang mempekerjakan lebih dari 100 orang atau pada pekerjaan yang beresiko
tinggi harus di tempatkan seorang ahli K3. Dalam setiap proyek konstruksi
yang dilaksanakan oleh PT. Pembangunan Perumahan (PP) dan PT.Hutama
Karya sudah terdapat jumlah pengawas yang ahli di bidang K3.

Kelemahan dari pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan


pekerja bangunan di Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal
Kupang antara lain adalah

a. Pendidikan pekerja bangunan rendah

Tingkat Pendidikan pekerja bangunan pada proyek Gedung rumah sakit unit
pelaksana teknis vertical kupang terbilang masih rendah.Pekerja bangunan rata-
rata memiliki latar belakang Pendidikan SD dan SMP.Namun demikian juga
terdapat pekerja bangunan dengan latar bekalang Pendidikan SMA.

IV.1.13.3 Penilaian Faktor Eksternal Kesadaran dan Pengawasan terhadap


Kepatuhan K3

Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Identifikasi terhadap peluang
dan ancaman dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan pekerja
bangunan di Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang adalah
sebagai berikut

Peluang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan pekerja bangunan di


Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang antara lain adalah:

86
a. Terdapat Regulasi pemerintah mengenai K3 jelas

Peraturan dan kebijakan pemerintah terkait dengan K3 sudah cukup


jelas.Secara langsung,K3 diatur oleh pemerintah melalui peraturan
pemerintah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 10/PRT/M/2021
Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

b. Adanya dukungan dari dinas terkait

Peraturan K3 tentunya tidak lepas dari dukungan dinas terkait.Dalam hal


ini,dinas yang berkaitan dengan pelaksanaan K3 adalah Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi provinsi Nusa Tenggara Timur

Ancaman terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan pekerja


bangunan di Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang antara
lain adalah

a. Tingkat pendidikan pekerja bangunan rendah sehingga kurang


mampu memahami peraturan K3
Pada uraian sebelumnya telah dinyatakan bahwa tingkat pendidikan pekerja
bangunan terbilang rendah. Apabila pekerja bangunan tidak memperoleh
sosialisasi, pendidikan,ataupun pelatihan, maka sangat kecil kemungkinan
bahwa pekerja akan memahami dan menerapkan K3 dengan baik.

Tabel IV. 18 Rangkuman SWOT Kesadaran dan Pengawasan terhadap


Kepatuhan K3 hasil wawancara pihak HSE officer dan
Supervisor (lampiran halaman 107-112)

NO S ( STRENGTH ) W (WEAKNESS) O (OPPORTUNITIES) T ( THREATS)


Tata tertib proyek
Reward bagi para pekerja Adanya badai
jelas,serta Masih ada pekerja
yang menaati K3 dengan seroja yang
pengawasan yang yang kurang displin
1 sangat baik dari segi membahayakan
ketat dalam dalam menerapkan
APD dan kerapihan aset perusahaan
memnuhi K3
penilaian lapangan dan para pekerja
kepatuhan K3
Assesment pelatihan yang
Pemberdayaan Sempat terjadi
Banyak pro dan dilakukan kepada para
tenaga kerja lokal persilisihan
2 kontra terkait pekerja untuk
dalam menerapkan antara pengawas
aturan K3 meningkatkan kepatuhan
K3 dan pekerja
K3

87
NO S ( STRENGTH ) W (WEAKNESS) O (OPPORTUNITIES) T ( THREATS)
Tata tertib proyek
Reward bagi para pekerja Adanya badai
jelas,serta Masih ada pekerja
yang menaati K3 dengan seroja yang
pengawasan yang yang kurang displin
1 sangat baik dari segi membahayakan
ketat dalam dalam menerapkan
APD dan kerapihan aset perusahaan
memnuhi K3
penilaian lapangan dan para pekerja
kepatuhan K3
Banyaknya para Covid - 19 yang
pekerja lokal yang menghambat
Orang-orang lokal
tidak sesuai dengan kegiatan proyek
Peralatan dan dilibatkan untuk berperan
skill dan dikarenakan ada
3 perlengkapan K3 aktif diproyek sesuai
kompetensi yang beberapa
mencukupi dengan kemampuan dan
dibutuhakan pekerja yang
skill masing-masing
harus
dikarantina
Masalah Cuaca yang
Kekompakan tim
pembayaran yang kurang baik
sebagai pengendali Melakukan simulasi
terhambat bisa dapat
proyek bersinergi tangkap darurat bencana
2 mengurangi menghambat
dalam menerapkan alam kepada seluruh
kedisplinan dalam pekerja dalam
keselamatan dan karyawan dan pekerja
menerapkan menyelesaikan
kesehatan kerja
kepatuhan K3 pekerjaanya
Mendukung
operasional
Kordinasi yang
manajemen K3
kurang antara Bekerja sama dengan
untuk semua Adanya konflik
pekerja dengan pihak-pihak terkait
3 kegiatan baik dengan warga
pengawas dalam mengenai penerapan K3
pengadaan sekitar
mengartikan yang jelas
APD,pendukung
penerapan K3
kerja dan man
power

IV.1.13.4 Penilaian Faktor Internal Kepatuhan K3


Kekuatan dari pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan
pekerja bangunan di Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal
Kupang antara lain adalah

a.Tata tertib proyek jelas,serta pengawasan yang ketat dalam memenuhi


kepatuhan K3

Perusahaan kontraktor dalamhal ini PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT


Hutama Karya (HK) telah menerapkan peraturan perundang-undangan K3
Konstruksi pada proyek pembanngunan Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis
Vertikal Kupang dan melakukan pengawasan yang baik untuk memenuhi
kepatuhan K3.

88
b.Pemberdayaan Tenaga kerja Lokal dalam menerapkan K3

Adanya perekrutan tenaga kerja local pada proyek pembanngunan Rumah Sakit
Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kupang yang berjumlah 153 orang.Dengan
adanya pemberdayaan tenaga kerja lokal diharapkan bisa menaikan kemampuan
sumber daya manusia.

c. Peralatan dan Perlengakapan K3 mencukupi

Tersedianya peralatan dan Perlengkapan K3 yang memadai dan mecukupi


mampu menduduk terealisasinya program K3 pada proyek pembangunan
Rumah Sakit Unit Pelaksana Vertikal Kupang.

d. Kekompakan tim sebagai pengendali proyek bersinergi dalam menerapkan


keselamatan dan kesehatan kerja

Kerjasama yang baik antara pengawasan K3 dan pekrerja sebakai pendukung


program K3 di proyek pembangunan Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis
Vertikal Kupang terlaksana dengan cukup baik.

e.Mendukung operasional manajemen K3 untuk semua kegiatan baik


pengadaan APD,pendukung kerja dan man power.

Dukungan penuh dari kontrakor PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT


Hutama Karya (HK) dalam menoperasikan manajeman K3 baik dari segi
pengadaan APD,pendukung kerja dan man power.

Kelemahan dari pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan


pekerja bangunan di Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal
Kupang antara lain adalah

a.Masih ada pekerja yang kurang displin dalam menerapkan K3

Terdapat beberapa pekerja pada proyek pembangunan Rumah Sakit Unit


Pelaksana Teknis Vertikal Kupang yang kurang disiplin dalam menerapkan
peraturan K3.Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yang
tidak diinginkan.

89
b.Banyak pro dan kontra mengenai peraturan K3

Terjadinya pro dan kontra antara pengawas K3 dengan para pekerja


dikarenakan kurangnya pemahaman para pekerja dalam menerjemahkan
peraturan K3 untuk diterapkan pada lingkungan proyek pembangunan Rumah
Sakit Unit Pelaksana Teknik Vertikal Kupang.

c.Masalah pembayaran yang terhambat bisa mengurangi kedisplinan


dalam menerapkan kepatuhan K3

Sering terjadinya keterlambatan pembayaran dari pihak kontraktor sehingga


membuat para pekerja kurang disiplin dalam menerpakan kepatuhan K3.

d.Banyaknya para pekerja lokal yang tidak sesuai dengan skill dan
kompetensi yang dibutuhkan

Perekrutan tenaga kerja lokal yang dilakukan pada proyek pembangunan


rumah sakit unit pelaksana teknis vertical kupang banyak yang tidak memnuhi
skill dan kompetensi yang dibutuhkan.

e.Kordinasi yang kurang antara pekerja dengan pengawas dalam


mengartikan penerapan K3

Kurangnya komunikasi antara pekerja dengan penagawas dalam mengartikan


penerapan K3 mampu menurukan tingkat kepatuhan K3 para pekerja yang ada
di proyek pembangunan rumah sakit unit pelaksana vertikal kupang.

IV.1.13.5 Penilaian Faktor Eksternal Kepatuhan K3


Peluang dari pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan
pekerja bangunan di Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal
Kupang antara lain adalah

a. Reward bagi para pekerja yang menaati K3 dengan sangat baik dari
segi APD dan kerapihan penilaian lapangan
Pemberian reward kepada para pekerja yang menaati peraturan K3 dengan
baik dilihat dari penggunaan APD dan kerapihan penilaian lapangan.

90
b. Assesment pelatihan yang dilakukan kepada para pekerja untuk
meningkatkan kepatuhan k3
Pengadaan latihan kepatuhan K3 yang dilakukan secara rutin dan terjadwal
kepada para pekerja sehingga mampu meningkatkan kepatuhan K3.

c. Orang-orang lokal dilibatkan untuk berperan aktif diproyek sesuai


dengan kemampuan dan skill masing-masing.
Dilakukan perekrutan tenaga kerja lokal pada proyek pembangunan rumah
sakit unit pelaksana teknis vertikal kupang.Untuk meningkat sumber daya
manusia terutama dalam pengalaman pengerjaan proyek konstruksi.

d. Melakukan simulasi tangkap darurat bencana alam kepada seluruh


karyawan dan pekerja
Penjadwalan secara rutin dalam melakukan simulasi tangkap darurat guna
meminimalisir adanya korban Ketika terjadinya bencana alam terhadap
karyawan dan pekerja bangunan Gedung rumah sakit unit pelaksana teknis
vertikal kupang

e. Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait mengenai penerapan K3


yang jelas

Dilakukannya kerja sama sistem operasi antara PT Pembangunan


Perumahan (PP) dengan PT Hutama Karya (HK) dalam menerapkan
peraturan K3 pada proyek pembangunan rumah sakit unit pelaksana teknis
vertikal kupang.

Ancaman dari pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam


kegiatan pekerja bangunan di Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis
Vertikal Kupang antara lain adalah

91
a. Adanya badai seroja yang membahayakan aset perusahaan dan para
pekerja

Terjadinya badai seroja pada proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit


Unit Pelaksana Teknis Kupang.Yang menyebabkan terhambatnya
pengerjaan proyek dan beberapa material rusak yang diakibatkan karena
adanya badai seroja.

b. Sempat terjadi persilisihan antara pengawas dan pekerja

Persilisihan yang terjadi pada proyek pembangunan Rumah Sakit Unit


Pelaksana Teknis Kupang dikarenakan beberapa pengawas K3 yang
bersikap arogan kepada para pekerja.

c. Covid - 19 yang menghambat kegiatan proyek dikarenakan ada


beberapa pekerja yang harus dikarantina

Maraknya wabah covid-19 yang mejangkit beberapa pekerja diharuskan


karantina.Dengan adanya wabah covid-19 terjadi hambatan pada pengerjaan
proyek pembangunan Rumah Sakit Unit Pelaksanan Teknis Kupang.

d Cuaca yang kurang baik dapat menghambat pekerja dalam


menyelesaikan pekerjaanya

Kurang baiknya cuca pada proyek pembangunan Rumah Sakit Unit


Pelaksana Teknis Kupang seperti hujan dan badai petir,menyebabkan
pergesaran jadwal pengerjaan.

e. Adanya konflik dengan warga sekitar

Suara penggunaan alat pada proyek menyebabkan beberapa warga


terganggu sehingga terjadinya perselisihan dengan project manager.Maka
dari itu komunikasi intens dilakukan agar tidak terjadi lagi perselisihan
dikemudian hari.

IV.1.13.6 Matrik SWOT


Matrik Swot merupakan alat analisis yang dapat membantu dalam memetakan
alternatif strategi yang tepat.Sehingga dapat digunankan oleh perusahaan

92
kontraktor PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Hutama Karya (HK) dalam
menerapkan kepatuhan K3 pada proyek pembangunan Rumah Sakit Unit Pelaksana
Teknis Vertikal Kupang.Maka dari itu dilakukan penggabungan antara factor
internal dan factor eksternal.Sehingga dirumuskan strategi alternatif yang dapat
disarankan.Analisis dengan menggunakan model Matrik SWOT dengan data yang
diperoleh sebagai berikut:

93
Tabel IV. 19 Matrik SWOT

STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)


1.Kesadaran berpengaruh terhadap kepatuhan K3 dan 1.Masih ada pekerja yang kurang displin dalam menerapkan
Pengawasan berpengaruh terhadap kepatuhan K3 K3
2.Pemberdayaan tenaga kerja lokal dalam menerapkan K3
2.Banyak pro dan kontra terkait aturan K3
dan adanya pelatihan tentang K3
3.Peralatan dan perlengkapan K3 mencukupi dan memnuhi 3.Banyaknya para pekerja lokal yang tidak sesuai dengan
standar skill dan kompetensi yang dibutuhkan

4.Kekompakan tim sebagai pengendali proyek bersinergi 4.Masalah pembayaran yang terhambat bisa mengurangi
dalam menerapkan keselamatan kerja kedisplinan dalam menerapkan kepatuhan k3
5.Mendukung operasional manajemen K3 untuk semua
5.Kordinasi yang kurang antara pekerja dengan pengawas
kegiatan baik pengadaan APD,pendukung kerja dan man
dalam mengartikan penerapan k3
power
6.Adanya pelatihan tentang K3 6.Pendidikan pekerja bangunan rendah
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
1.Reward bagi para pekerja yang
1.Memberikan reward bagi para pekerja yang telah 1.Membuat penjadwalan secara rutin dalam bentuk pelatihan
menaati K3 dengan sangat baik dari
menaati dan mendukung operasional penerapan K3 baik kepada para pekerja untuk meningkatkan kepatuhan K3
segi APD dan kerapihan penilaian
penggunaan APD dan ketertiban dilapangan (S5,O1) (W1,O2)
lapangan
2.Bekerja sama dengan pihak terkait
2.Assesment pelatihan yang dilakukan 2.Melakukan simulasi tangkap darurat bencana alam untuk memberikan pembinaan
kepada para pekerja untuk dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan K3 yang kepada pekerja bangunan sehingga
meningkatkan kepatuhan k3 tersedia (S3,O4) penerapan K3 dapat berjalan lebih
optimal ( W2,O5)

3.Orang-orang lokal dilibatkan untuk 3.Memberikan kesempatan kepada para pekerja dan 3.Evaluasi secara rutin setelah melakukan tanggap darurat
berperan aktif diproyek sesuai dengan pengawas dalam mengikuti pelatihan untuk meningkatkan bencana alam untuk meningkatkan koordinasi yang tepat
kemampuan dan skill masing-masing kepatuhan K3 (S4,O2) antara pekerja dan pengawas (W5,O4)

4.Melakukan simulasi tangkap darurat 4.Mensosialisasikan regulasi dari 4.Tenaga kerja yang skill dan kompetensi tidak sesuai
bencana alam kepada seluruh karyawan pemerintah dan tata tertib proyek ditempatkan ke sektor pekerja yang memiliki skill dan
dan pekerja kepada pekerja bangunan (S1,O5) kompetensi yang lebih dominan( W3,O3)

94
5.Bekerja sama dengan pihak-pihak 5.Memberi penghargaan kepada pekerja yang benar-benar
5.Melakukan perekrutan terhadap tenaga kerja lokal guna
terkait mengenai penerapan K3 yang menerapkan Kedisplinan dalam meningkatkan kepatuhan k3
meningkatkan pegetahuan betapa pentingnya K3 (S2,O3)
jelas ( W4,O1)

6.Diselenggarakan pelatihan secara rutin tentang K3 serta 6.Dinas terkait mengadakan pelatihan mengenai skill dan
6.Adanya dukungan dari dinas terkait
melibatkan dinas terkait dalam mesosialisasikan kegunaan kompetensi kepada para pekerja terutama pekerja lokal
dan terdapat regulasi pemerintah
dan kejelasan mengenai regulasi pemerintah tentang K3 konstruksi sehingga mampu dan bisa memahami secara cepat
mengenai K3 sangat jelas
yang harus diterapkan (S6,06) peraturan K3 yang diterapakan.(W6,O6)

THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT


1.Adanya badai seroja yang 1.Melakukan pengecekan rutin kualitas peralatan dan 1.Segera menyelesaikan masalah pembayaran dengan skala
membahayakan aset perusahaan dan perlengkapan K3 yang dapat berguna dalam prioritas sehingga bisa meminimalisir persilisihan antara
para pekerja mengantisipasi cuaca buruk dan bencana alam (S3,T1) pekerja dan pengawas ( W4,T1)
2.Dilakukan kordinasi yang rutin antara pengawas dan
2.Sempat terjadi persilisihan antara 2.Membangun kerja sama team antara pengawas dan
pekerja dalam menerapkan protokol kesehatan semasa covid-
pengawas dan pekerja pekerja dengan kegiatan safety talk ( S4,T2)
19 ( W5,T3)
3.Covid - 19 yang menghambat 3.Dinas PUPR harus mengadakan sertifikasi keahlian tukang
kegiatan proyek dikarenakan ada 3.Mejelaskan mengenai tata tertib proyek sesuai dengan kepada para pekerja konstruksi lokal yang ingin bekerja pada
beberapa pekerja yang harus protokol kesehatan yang berlaku ( S1,T3) proyek besar.Sehingga dapat memenuhi skill dan kompetensi
dikarantina yang dibutuhkan (W6,T6)
4.Tetap menjaga kualitas APD,alat pendukung kerja dan
4.Cuaca yang kurang baik
kesehatan man power dalam kondisi cuaca apapun
dapatmenghambat pekerja
sehingga bisa meminimalisir keterlambatan pekerjaan
dalammenyelesaikan pekerjaanya
(S5,T4)
5.Warga sekitar ikut dilibatkan demi kelancaran
5.Adanya konflik dengan warga sekitar
pengerjaan proyek dan meredam situasi konflik (S2,T5)
6.Tingkat pendidikan pekerja bangunan 6.Meningkatkan intensitas pelatihan agar para pekerja
rendah sehingga kurang mampu terbiasa dengan peraturan K3 yang sudah diterapkan
memahami peraturan K3 (S6,T6)

95
Dari Tabel IV.19 matrik di atas dapat diketahui bahwa terdapat empat kelompok
strategi yang dapat dijalankan dalam upaya meningkatkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam kegiatan pekerja bangunan di Gedung Rumah Sakit Unit
Pelaksana Teknis Vertikal Kupang. Dari strategi yang dirumuskan melalui matrik
di atas dapat disusun menjadi strategi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
kegiatan pekerja bangunan di Gedung Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal
Kupang yang dapat dilaksanakan. Masing-masing strategi tersebut adalah sebagai
berikut:

1.Strategi SO

a. Memberikan reward bagi para pekerja yang telah menaati dan mendukung
operasional penerapan K3 baik penggunaan APD dan ketertiban dilapangan.
b. Melakukan simulasi tangkap darurat bencana alam dengan menggunakan
peralatan dan perlengkapan K3 yang tersedia.
c. Memberikan kesempatan kepada para pekerja dan pengawas dalam
mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kepatuhan K3.
d. Melakukan perekrutan terhadap tenaga kerja lokal guna meningkatkan
pegetahuan betapa pentingnya K3.
e. Adanya pelatihan tentang K3.

2.Strategi WO

a. Membuat penjadwalan secara rutin dalam bentuk pelatihan kepada para


pekerja untuk meningkatkan kepatuhan k3.
b. Bekerja sama pihak terkait untuk memberikan pembinaan kepada pekerja
bangunan sehingga penerapan K3 dapat berjalan lebih optimal.
c. Evaluasi secara rutin setelah melakukan tanggap darurat bencana alam
untuk meningkatkan kordinasi yang tepat antara pekerja dan pengawas.

3.Strategi ST

a. Melakukan pengecekan rutin kualitas peralatan dan perlengkapan K3 yang


dapat berguna dalam mengantisipasi cuaca buruk dan bencana alam.
b. Membangun kerja sama team antara pengawas dan pekerja dengan kegiatan
safety talk.

96
c. Mejelaskan mengenai tata tertib proyek sesuai dengan protokol
kesehatan yang berlaku.
d. Tetap menjaga kualitas APD,alat pendukung kerja dan kesehatan man
power dalam kondisi cuaca apapun sehingga bisa meminimalisir
keterlambatan pekerjaan.
e. Warga sekitar ikut dilibatkan demi kelancaran pengerjaan proyek dan
meredam situasi konflik.
f. Meningkatkan intensitas pelatihan agar para pekerja terbiasa dengan
peraturan K3 yang sudah diterapkan.

4.Strategi WT

a. Segera menyelesaikan masalah pembayaran dengan skala prioritas


sehingga bisa meminimalisir persilisihan antara pekerja dan pengawas.
b. Dilakukan kordinasi yang rutin antara pengawas dan pekerja dalam
menerapkan protokol kesehatan semasa covid-19.
c. Dinas PUPR harus mengadakan sertifikasi keahlian tukang kepada para
pekerja konstruksi lokal yang ingin bekerja pada proyek besar.Sehingga
dapat memenuhi skill dan kompetensi yang dibutuhkan.

IV.1.13.7 Menyusun Alternatif Strategi


Alternatif strategi dikembangkan untuk menetapkan arah di mana sumber daya
manusia dan material bisnis akan diterapkan untuk peluang yang lebih besar
dalam mencapai tujuan yang dipilih. Strategi adalah konsep yang komprehensif
dan, karena alasan ini, sering digunakan dengan cara yang berbeda. Dari hasil
matrik SWOT yang telah dilakukan dengan dari masing-masing strategi yaitu
strategi SO,strategi WO,strategi ST dan strategi WT.Kemudian poin-poin
strategi yang terdapat didalam matrik SWOT dan memiliki
kesamaan.Dikelompokan kedalam alternatif yang sama.Hal ini bisa dilihat pada
Gambar IV.1

97
Gambar IV. 2 Skema pemilihan strategi alternatif

98
Dari hasil skema pemilihan strategi alternatif terdapat enam poin srategi yang dapat
digunakan sebagai alternatif dalam meningkatkan kepatuhan keselamatan dan
Kesehatan kerja yaitu :

1. Memberikan reward bagi para pekerja yang telah menaati dan mendukung
operasional penerapan K3 baik penggunaan APD dan ketertiban
dilapangan.
2. Melakukan simulasi tangkap darurat bencana alam dengan menggunakan
peralatan dan perlengkapan K3 yang tersedia.
3. Memberikan kesempatan kepada para pekerja dan pengawas dalam
mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kepatuhan K3.
4. Membangun kerja sama team antara pengawas dan pekerja dengan
kegiatan safety talk.
5. Mensosialisasikan regulasi dari pemerintah dan tata tertib proyek kepada
pekerja bangunan
6. Bekerja sama dengan pihak terkait untuk memberikan pembinaan kepada
pekerja bangunan sehingga penerapan K3 dapat berjalan lebih optimal

Pemilihan enam poin strategi alternatif dapat dikembangkan dengan


adanya action plan yang dapat dilakukan pada tabel.IV.20

Tabel IV. 20 Rumusan Alternatif Strategi

Alternatif Strategi Action Plan

Memberikan reward bagi 1 Reward yang dilakukan bisa berupa bonus


para pekerja yang telah atau menempatkan foto pegawai
menaati dan mendukung
operasional penerapan K3
baik penggunaan APD dan 2 Pemberian reward harus dilakukan secara rutin
ketertiban dilapangan. agar para pekerja tetap termotivasi dalam
menerapkan K3
2 Pengawas K3 dapat melakukan wawancara
dengan tenaga kerja setempat untuk
mendapatkan masukan
3 Memastikan program K3 benar-benar
diterapkan dengan memeriksa catatan dan
pemeriksaan secara sample kondisi fisik para
pekerja.
Memberikan kesempatan 1 Memfasilitasi setiap pekerja dengan
kepada para pekerja dan pengetahuan mengenai K3

99
Alternatif Strategi Action Plan

pengawas dalam mengikuti 2 Melakukan kerja sama dengan lembaga


pelatihan untuk setempat mengenai pelatihan K3
meningkatkan kepatuhan 3 Melakukan pembiayaan pelatihan K3 kepada
K3 para pekerja dan pengawas yang akan
mengikuti pelatihan K3
4 Melaksanakan program pelatihan simulasi
tanggap darurat
5 Melakukan identifikasi kemampuan setiap
karyawan sehingga diperoleh kemampuan
minimum setiap karyawan.
Membangun kerja sama 1 Membangun komunikasi yang baik antara
team antara pengawas dan para pekerja dengan pengawas K3
pekerja dengan kegiatan 2 Para pekerja dipandu secara langsung oleh
safety talk pengawas K3 dalam menerapkan tata tertib
K3.
3 Saling bertukar infromasi antara pengawas K3
dan pekerja,guna mengselaraskan pemahaman
pelaksanaan program K3
Mensosialisasikan regulasi 1 Melakukan indentifikasi terhadap peraturan
dari pemerintah dan tata K3 yang akan diterapkan dan digunakan
tertib proyek kepada sebagai tata tertib proyek
2 Pengawas K3 melakukan inspeksi K3
pekerja bangunan
Konstruksi
3 Melakukan penyusunan sasaran dan program
K3 konstruksi
4 Mengukur pencapaian pelaksanaan rencana K3
konstruksi
Bekerja sama dengan pihak 1 Melakukan sosialisasi dan pengawasan
terkait untuk memberikan pelaksanaan program, prosedur kerja dan
pembinaan kepada pekerja instruksi kerja K3
2 Menerapkan ketentuan peraturan perundang-
bangunan sehingga
undangan K3 Konstruksi
penerapan K3dapat 3
Melaksanakan kursus keselamatan kerja baik
berjalan lebih optimal dengan cara mengirimkan karyawan ke
tempat-tempat diklat keselamatan kerja atau
mengundang para akhli keselamatan kerja dari
luar perusahaan untuk memberikan pelatihan
di dalam perusahaan

100
IV.2 Keterkaitan lokasi dan kondisi strategi yang bisa diterapkan diproyek
lain dengan karakteristik yang sama

Berdasarkan hasil skema strategi alternatif dan dikembangkan action plan yang dapat
diterapkan.Disesuaikan dengan karakteristik proyek Rumah Sakit Unit Pelaksana
Teknis Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur diantaranya :

1. Proyek konstruksi bangunan dengan biaya lebih dari 350 miliar rupiah.
2. Proyek konstruksi bangunan yang melibatkan lebih dari 500 tenaga
kerja dan didalamnya terdapat tenaga kerja lokal.
3. Proyek konstruksi bangunan berlokasi di daerah yang secara
infrastruktur masih tertinggal.
4. Tenaga kerja konstruksi yang rata-rata memiliki tingkat pendidikan
yang masih rendah.
5. Proyek konstruksi bangunan yang melibatkan lebih dari satu kontraktor
dengan mengunakan sistem KSO (kerja sama operasi).
6. Proyek konstruksi bangunan dikategorikan sebagai bangunan untuk
difungsikan sebagai Rumah Sakit.
7. Proyek konstruksi bangunan empat lantai

Jika dilihat dari beberapa poin karateristik di atas,maka strategi alternatif bisa
diterapkan pada proyek lain.Jikalau memenuhi enam karakteristik yang telah
dicantumkan

101
Bab V Kesimpulan dan Saran
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil analisis ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa hasil regresi menunjukan bahwa


kesadaran memiliki pengaruh yang positif terhadap kepatuhan pekerja
bangunan,dan pengawasan berpengaruh positif terhadap kepatuhan K3.Hasil
analisis menunjukan :
a. Berdasarkan hasil kusioner dengan 18 item pertayaan yang valid dan
reliabel,secara mayoritas para narasumber menjawab setuju dan sangat
setuju.Sehingga para pekerja memiliki kesadaran terhadap kepatuhan K3 di
proyek rumah sakit unit pelaksana teknis kupang.
b. Dari hasil kusioner dengan 12 item pertayaan yang valid dan reliabel,secara
mayoritas para narasumber menjawab setuju dan sangat setuju.Sehingga
para pekerja diawasi dalam menerapkan kepatuhan K3 di proyek rumah
sakit unit pelaksana teknis kupang.
c. Dari hasil kusioner dengan 8 item pertayaan yang valid dan reliabel,secara
mayoritas para narasumber menjawab setuju dan sangat setuju.Sehingga
para pekerja patuh terhadap penerapan K3 di proyek rumah sakit unit
pelaksana teknis kupang.

2. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan didapatkan beberapa alternatif


strategi untuk meningkatkan kepatuhan K3 pekerja bangunan.Dari hasil Matrik
internal eksternal,maka didapatkan enam alternatif starategi yang diantaranya
adalah

a. Memberikan reward bagi para pekerja yang telah menaati dan mendukung
operasional penerapan K3 baik penggunaan APD dan ketertiban dilapangan.
b. Melakukan simulasi tangkap darurat bencana alam dengan menggunakan
peralatan dan perlengkapan K3 yang tersedia.
c. Memberikan kesempatan kepada para pekerja dan pengawas dalam
mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kepatuhan K3.

102
d. Membangun kerja sama team antara pengawas dan pekerja dengan kegiatan
safety talk.
e. Mensosialisasikan regulasi dari pemerintah dan tata tertib proyek kepada
pekerja bangunan
f. Bekerja sama dengan pihak terkait untuk memberikan pembinaan kepada
pekerja bangunan sehingga penerapan K3 dapat berjalan lebih optimal

V.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk hasil penelitian sebagai berikut :

1. Lingkup wilayah dalam penelitian ini masih terbatas pada wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Timur, sehingga hasil penelitian belum dapat digunakan untuk
mempresentasikan kepatuhan K3 di provinsi yang lain. Pada penelitian
selanjutnya, disarankan untuk meninjau provinsi-provinsi lain, agar dapat
melihat kecenderungan penerapan kepatuhan K3
2. Dalam penelitian ini hasil dari variabel independen menunjukan pengaruh
positif terhadap variable dependen.Pada penelitian selanjutnya sebaiknya jumlah
indikator yang digunakan lebih banyak sehingga diharapkan infromasi yang
lebih mendalam.
3. Untuk penelitian selanjutnya bisa dilakukan dengan pendekatan variable yang
berbeda.Dan juga menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak agar bisa
meningkatkan keakuratan hasil data.
4. Analisis matrik SWOT menggunakan metode pejabaran alternatif strategi
dikarenakan studi kasus berada pada level proyek.Diharapkan pada penelitian
selanjutnya dilakukan metode lain untuk melihat peran perusahaan dalam
menerapkan strategi yang tepat yang bisa digunakan dalam safety construction.

103
DAFTAR PUSTAKA

Lingard, H. and Rowlinson, S. (2005): Occupational health and safety in construction


project management. Oxon: Spon Press Publishing.

Machfudiyanto, R. A., Latief, Y., Arifuddin, R., dan Yogiswara, Y. (2017):


Identification of safety dimensions based on the implementation of OSH
management system in construction company, Procedia Engineering, 171, 405-
412.

Manu, P., Muhamadu, A. M., Phung, V. M., Nguyen, T. T., Ath, C., Heng, A. Y. T.,
dan Kit, S. C. (2018): Health and safety management practices of contractor of
Cambodia, Vietnam, and Malaysia, Safety Science, 107, 188- 201.

Mohd Kamar, I. F., Lop, N. S., Mat Salleh, N., Mamter, S., dan Suhaimi, H. A. (2014):
Contractor’s Awareness on Occupational Safety and Health (OSH) Management
Systems in Construction Industry, E3S Web of Conferences, 3, 01019.

Badan Pusat Statistik (2015-2020):Statistik kecelakaan kerja 2015-2020, Badan Pusat


Statistik, Nusa Tenggara Timur.

Badan Pusat Statistik (2021): Diagram tingkat pendidikan pekerja 2015-2020, Badan
Pusat Statistik, Nusa tenggara Timur.

Buranatrevedh, Surasak (2015): Occupational safety and health management among


five ASEAN countries: Thailand, Indonesia, Malaysia, Philippines, and
Singapore. Journal of the Medical Association of Thailand, 98, S64- S69.

Umar, H. (2003). Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Pt. Gramedia
Pusaka.

Prihatiningsih., dan Sugiyanto. (2010), Pengaruh Iklim Keselamatan dan Pengalaman


Personal terhadap Kepatuhan pada Peraturan Keselamatan Pekerja konstruksi.
Jurnal Psikologi, Vol. 37, No. 1, hal. 82-93

Prihatiningsih., dan Sugiyanto. (2010), Pengaruh Iklim Keselamatan dan Pengalaman


Personal terhadap Kepatuhan pada Peraturan Keselamatan Pekerja konstruksi.
Jurnal Psikologi, Vol. 37, No. 1, hal. 82-93

Badan Pusat Statistik (2015-2019): Konstruksi dalam angka 2015-2019,Badan Pusat


Statistik, Jakarta.

Badan Pusat Statistik (2020): Pendapatan nasional Indonesia 2015-2019,Badan Pusat


Statistik, Jakarta, 76.

104
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Yamin, S., & Kurniawan, H. (2009). SPSS Complete: Teknik Analisis Statistik
Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.

Widjarjono, A. (2010). Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP STIM


YKPN

Chandra, C., 2009. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Dalam
Menciptakan Strategi Keberhasilan Pelaksanaan Proyek Pembangunan Rumah
Susun, Universitas Indonesia, Depok. Jakarta.

Rangkuty, F., 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta.

Widyawati, S., 2010. Analisis Perumusan Strategi Perencanaan Proyek Pembangunan


Melalui Pendekatan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Studi Kasus Proyek Pembangunan HyperMart, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.

Kourdi, J., (2003). Business Strategy: A Guide to Effective Decision-Making, Profile


Books Ltd, Great Britain.

Aaker, D. A., (1995). Developing Business Strategies, 4th ed., John Wiley & Sons, Inc,
Canada.

Hax, A. C. dan Majluf, N. S., (1991). The Strategy Concept and Process, Prentice Hall,
Pennsylvania.

Kotler, Philip, (1993). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi,


dan Kontrol Edisi Ketujuh, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.

ILO (International Labour Organization), 2005. Pedoman Praktis Keselamatan dan


Kesehatan Kerja di Bidang Konstruksi, Jakarta: ILO, Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia dan Dewan Keselamatan dan Kesehatan
tenaga Kerja Nasional.

Helda, dkk (2007) Hubungan Karakteristik Tenaga Kerja dan Faktor Pekerjaan Dengan
Kecelakaan Kerja Di Perusahaan Meuble Kayu Kelurahan Oesapa Kota Kupang.

Kim, Y., Park, J., & Park, M. (2016). Creating a Culture of Prevention in Occupational
Safety and Health Practice. Safety and Health at Work, 7(2), 89–96

105
Puji, A. D., Kurniawan, B., & Jayanti, S. (2017). Faktor Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Rekanan (Pt.
X) Di Pt Indonesia Power Up Semarang

Astiningsih, H., Kurniawan, B., & Suroto. (2018). Hubungan Penerapan Program K3
Terhadap Kepatuhan Penggunaan Apd Pada Pekerja Konstruksi Di
Pembangunan Gedung Parkir Bandara Ahmad Yani Semarang

Peraturan-peraturan

Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10/PRT/M/2021


tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.

The British Standards Institution (2018): ISO 45001:2018 Occupational health and
safety managements systems Requirements with guidance for use

International Labour Organization (ILO).2001.Declaration On Fundamental Principles


and rights at Work,Geneva.

106
LAMPIRAN

107
MANAJEMEN DAN REKAYASA
KONSTRUKSI PROGRAM STUDI
MAGISTER TEKNIK SIPIL FAKULTAS
TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BULAN APRIL, 2022

KUESIONER PENELITIAN

Judul Penelitian:
EVALUASI PENGARUH KESADARAN DAN PENGAWASAN TERHADAP KEPATUHAN
K3 PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS RUMAH SAKIT UNIT
PELAKSANA TEKNIS KUPANG DI PROVINSI NTT )

Pendahuluan

Berdasarkan data BPS provinsi NTT 2021,sebesar 7,35 % terjadi kesalahan kerja.Bisa
dikatakan angka ini terbilang sangat tinggi.Manajemen K3 menjadi penting dan pelaksanaannya
di Indonesia sudah diatur dalam Permen PUPR No. 10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.

Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran pelaksanaan K3 berdasarkan kesadaran,pengawasan,dan


kepatuhan K3 di proyek rumah sakit unit pelaksana teknis kupang provinsi NTT.

Kegunaan Kuesioner
Data yang akan diperoleh dari kuesioner ini akan diolah untuk digunakan sebagai data
primer untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan K3 berdasarkan kesadaran,pengawasan,dan
kepatuhan K3 di proyek rumah sakit unit pelaksana teknis kupang provinsi NTT.

Kerahasiaan Informasi

Seluruh informasi yang diberikan dalam kuesioner penelitian ini akan dirahasiakan dan
hanya dipakai untuk keperluan penelitian ini saja.

108
DATA PENELITI

Nama : Hans Benedict Rifali Deno S.T


NIM : 25019302
Handphone : 081217330868
E-mail : rinodeno01@gmail.com

Apabila Bapak/Ibu memiliki pertanyaan dan memerlukan keterangan lebih lanjut mengenai
kuesioner penelitian ini, dapat menghubungi pada alamat di atas.

109
DATA RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Pendidikan terakhir * : SD/SMP/SMA/S1/…
3. No. Telepon / HP :
4. Alamat E-mail :
5. Jabatan :

* Mohon coret yang tidak perlu / underline untuk jawaban

** Mohon beri tanda silang ( x ) pada kotak yang disediakan

PETUNJUK PENGISIAN

a. Kepada Bapak/Ibu dapat menjawab kuesioner penelitian ini dengan jujur dan sebenarnya,
pengamatan Bapak/Ibu pada proyek rumah sakit unit pelaksana teknis kupang yang
dikerjakan pada tahun 2020, mengenai gambaran pengaruh kesadaran,pengawasan dan
kepatuhan K3

b. Pada segmen A, berikan tanda checklist ( v ) pada kotak yang sesuai, untuk tingkat kejelasan
setiap item, mengenai gambaran pengaruh kesadaran,pengawasan dan kepatuhan K3

110
PERTANYAAN-PERTANYAAN
KUESIONER PENELITIAN SEGMEN A
A.DATA VARIABEL KESADARAN

Petunjuk Pengisian :

Mohon beri tanda silang (v) pada kolom yang pilih sesuai dengan level kemampuan.

Ada lima alternatif jawaban yaitu :

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Ragu-ragu (R)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

KESADARAN SKALA PENGUKURAN

Sangat
Tidak Sangat
NO KRITERIA tidak Ragu-ragu Setuju
setuju Setuju
setuju

MENGKOMUNIKASIKAN MANAJEMEN K3

Pekerja telah melakukan komunikasi yang


baik dengan pengawas k3 untuk
1 1 2 3 4 5
mendukung pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)

Pekerja menerima informasi untuk


2 mendukung pelaksanaan keselamatan dan 1 2 3 4 5
kesehatan kerja (K3)

MEMASTIKAN INTEGRASI MANAJEMEN K3

Pekerja memiliki kemampuan dan


kesanggupan sebagai
bagian penting dari kompetensi karyawan
3 1 2 3 4 5
untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan
kerja pekerja

111
Pekerja memiliki sikap kewaspadaan yang
merupakan
4 bagian penting kompetensi karyawan 1 2 3 4 5
untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja pekerja

MEMASTIKAN KETERSEDIAAN SUMBER DAYA

Pekerja telah memiliki pengetahuan yang


lebih dari cukup
sebagai bagian penting kompetensi
5 1 2 3 4 5
karyawan untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan
kerja

MEMASTIKAN KEBIJAKAN K3 DAN TUJUAN K3

Pekerja telah memiliki keterampilan


sebagai bagian penting kompetensi untuk
6 1 2 3 4 5
menjamin keselamatan dan kesehatan
kerja karyawan

KEMAMPUAN TERHINDAR DARI BAHAYA SAAT BEKERJA

Pekerja telah memiliki komitmen untuk


melaksanakan
7 kebijakan tentang keselamatan dan 1 2 3 4 5
kesehatan kerja
(K3)

KESADARAN AKAN SUMBER BAHAYA DITEMPAT BEKERJA

Pekerja telah mendapatkan pelatihan


tentang prosedur
8 kerja yang berbahaya didalam, pada atau 1 2 3 4 5
di sekitar mesin
atau peralatan kerja lainnya

Pekerja telah mendapatkan pelatihan


tentang
penyimpanan yang tidak aman, kepadatan
9 1 2 3 4 5
atau kelebihan
beban yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja

Pekerja telah mendapatkan pelatihan


10 tentang 1 2 3 4 5
penjagaan peralatan kerja yang baik agar

112
tidak
menimbulkan kecelakaan kerja

KONTRIBUSI TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3

Pekerja berkontribusi terhadap


11 1 2 3 4 5
pencegahan kecelakaan kerja

Pekerja telah dilibatkan dalam menyusun


program,
12 1 2 3 4 5
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
karyawan

Pekerja dapat berperan serta dalam


13 melaksanakan program keselamatan dan 1 2 3 4 5
kesehatan kerja (K3) karyawan

MEMASTIKAN DAN MEMPROMOSIKAN PERBAIKAN

Pekerja dapat menemukan solusi atas


14 masalah keselamatan dan kesehatan kerja 1 2 3 4 5
(K3) karyawan

MENDUKUNG PEMBENTUKAN DAN


FUNGSI KOMITE KESEHATAN DAN
KESELAMATAN

Pekerja mempunyai sikap mendukung


15 keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 1 2 3 4 5
untuk karyawan

Pekerja memahami penggunaan alat


pelindung diri dan penerapan prosedur
16 1 2 3 4 5
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
untuk pekerja

Pekerja memiliki supervisor yang


mempunyai sikap mendukung
17 1 2 3 4 5
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
untuk Pekerja

Pekerja memiliki supervisor yang


mempunyai pemahaman dalam
18 penggunaan alat pelindung diri dan 1 2 3 4 5
penerapan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) untuk pekerja

113
B.DATA VARIABEL PENGAWASAN

Petunjuk Pengisian :

Mohon beri tanda silang (v) pada kolom yang pilih sesuai dengan level kemampuan.

Ada lima alternatif jawaban yaitu :

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Ragu-ragu (R)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

PENGAWASAN SKALA PENGUKURAN

Sangat
Tidak Ragu- Sangat
NO KRITERIA tidak Setuju
setuju ragu Setuju
setuju

MENILAI EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS SUMBER DAYA YANG DISEDIAKAN

Pekerja dapat menggunakan hasil pemantauan yang


19 mendukung pelaksanaan program keselamatan dan 1 2 3 4 5
kesehatan kerja (K3)

MENINJAU SEBAB AKIBAT KEJADIAN YANG MEMBAHAYAKAN

Pekerja dapat memperhatikan hasil pemantauan


20 suprevisor yang mendukung pelaksanaan program 1 2 3 4 5
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI DAN PARTISIPASI KERJA

Pekerja telah menggunakan umpan balik dari


21 perusahaan untuk penyempurnaan program keselamatan 1 2 3 4 5
dan kesehatan kerja pekerja

Pekerja telah menerima umpan balik dari perusahaan


22 1 2 3 4 5
tentang program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

PENILAIAN KINERJA DAN TINDAK LANJUT PELAKSANAAN K3

114
Pekerja telah memahami perlunya adanya pengukuran
23 ketercapaian sasaran terhadap program keselamatan dan 1 2 3 4 5
kesehatan kerja (K3)

Pekerja telah memahami perlunya evaluasi terhadap


24 1 2 3 4 5
sasaran program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

PENGENDALIAN OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI

Pekerja mendapatkan pengawasan secara langsung


25 dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja 1 2 3 4 5
(K3)

Pekerja memperoleh pengarahan tentang program


26 1 2 3 4 5
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

PENETAPAN PERSONIL YANG BERTANGGUNG JAWAB

Pekerja dapat melakukan pemantauan terhadap


27 pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja 1 2 3 4 5
(K3)

Pekerja memiliki supervisor untuk memantau pelaksanaan


28 1 2 3 4 5
program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

PENETAPAN POSISI K3 PADA POSISI STRATEGIS

Pekerja dipandu secara langsung dalam melaksanakan


29 1 2 3 4 5
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

MEDUKUNG PERAN MANAJEMEN K3

Pekerja telah memahami sasaran dari program


30 1 2 3 4 5
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

C. DATA VARIABEL KEPATUHAN K3

Petunjuk Pengisian :

Mohon beri tanda silang (v) pada kolom yang pilih sesuai dengan level kemampuan.

Ada lima alternatif jawaban yaitu :

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Ragu-ragu (R)

115
4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

KEPATUHAN K3 SKALA PENGUKURAN

Sangat
Tidak Ragu Sangat
NO KRITERIA tidak Setuju
setuju -ragu Setuju
setuju

MENGEVALUASI KEPATUHAN DAN MENGAMBIL TINDAKAN JIKA DIPERLUKAN

Pekerja memahami prosedur pelaksanaan keselamatan


31 1 2 3 4 5
dan kesehatan kerja (K3)

Pekerja memiliki pemahaman yang baik terhadap


32 peralatan kerja yang mendukung keselamatan dan 1 2 3 4 5
kesehatan kerja (K3)

Pekerja berpartisipasi dalam menyukseskan keselamatan


33 1 2 3 4 5
dan Kesehatan kerja

MENENTUKAN FREKUENSI DAN METODE-METODE EVALUASI KEPATUHAN

Pekerja memahami prosedur pelaksanaan keselamatan


34 1 2 3 4 5
dan kesehatan kerja (K3)

MENYIMPAN INFORMASI TERDOKUMENTASI HASIL KEPATUHAN

Pekerja mengaplikasikan prosedur pelaksanaan


35 1 2 3 4 5
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

KEPEDULIAN PIMPINAN TERHADAP ISU EKSTERNAL DAN INTERNAL

Pekerja memiliki motivasi yang kuat untuk


36 melaksanakan aturan keselamatan dan kesehatan kerja 1 2 3 4 5
(K3) secara baik dan benar

Pekerja memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan


37 prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara 1 2 3 4 5
baik dan benar

Pekerja memiliki motivasi yang kuat untuk


38 menggunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja 1 2 3 4 5
(K3)

116
PERTANYAAN-PERTANYAAN
KUESIONER PENELITIAN SEGMEN B

DATA RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Pendidikan terakhir * : SD/SMP/SMA/S1/…
3. No. Telepon / HP :
4. Usia :
5. Jabatan :

* Mohon coret yang tidak perlu / underline untuk jawaban

** Mohon beri tanda silang ( x ) pada kotak yang disediakan

PETUNJUK PENGISIAN
Mohon dijawab dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang ditanyakan
(Kekuatan/Strengths (S), Kelemahan/Weaknesses (W), Peluang/Opportunity (O), dan
Ancaman/Threats (T), kemudian berikan pilihan kriteria berikut pada kolom kriteria:

a. Faktor Internal:

1) Buruk (kelemahan minor)

2) Sangat Buruk (kelemahan major)

3) Baik (kelebihan minor)

4) Sangat Baik (kelebihan major)

b.Faktor Eksternal:

1) Besar (ancaman minor)

2) Sangat Besar (ancaman major)

3) Baik (peluang minor)

117
4) Sangat Baik (peluang major)

Setelah memberikan kriteria penilaian, mohon berikan bobot nilai dengan persentase (antara
1% sampai dengan 100%) menurut kepentingannya bagi peningkatan Kepatuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pekerja bangunan gedung rumah sakit unit
pelaksana teknis vertical kupang pada kolom bobot kepentingan.Semakin penting faktor
tersebut untuk diperhatikan, semakin besar persentase bobot kepentingan. Adapun
keseluruhan bobot faktor internal yang mencakup kelebihan dan kelemahan adalah 100%.
Begitu pula halnya dengan keseluruhan bobot faktor eksternal yang mencakup peluang dan
ancaman adalah 100%. Persentase pembobotan adalah sebagai berikut

a. 0,20 Sangat Kuat

b. 0,15 Di atas Rata-rata

c. 0,10 Rata-rata

d. 0,05 Di bawah Rata-rata

FAKTOR-FAKTOR STRATEGI S/W

INTERNAL

Apakah yang menjadi kelebihan/kelemahan kontraktor dalam


menerapkan Kepatuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pekerja bangunan gedung rumah sakit unit pelaksana teknis vertical
kupang.

Jawaban :

118
FAKTOR-FAKTOR STRATEGI O/T

EKSTERNAL

Apakah yang menjadi peluang/ancaman kontraktor dalam menerapkan


Kepatuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pekerja bangunan
gedung rumah sakit unit pelaksana teknis vertical kupang ?.

Jawaban :

119
120
121
122
123
Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan di Proyek Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Kupang.Berikut
merupakan hasil dari wawancara yang dilakukan :

Tanggal : 7 april 2022

Nama responden : Deni Ahmad Yani.S.T

Pendidikan terakhir : S1

Usia : 44 Tahun

Jabatan : HSE SUPERVISOR PT HUTAMA KARYA

No Telepon : 081387499550

Keterangan :

HS : Hans

DAY : Deni Ahmad Yani

Hasil Percakapan :

HS Selamat sore pak,perkenalkan saya hans mahasiswa Pascasarjana


institut teknologi bandung.Dalam rangka melakukan penelitian
mengenai kepatuhan K3 diproyek ini.Kira-kira apakah bapak
bersedia untuk menjadi narasumber ?

DAY Sore mas,tentu saya bersedia.

HS Sebelumnya maaf saya menggangu waktu bapak,apakah bapak


bersedia untuk percakapan ini di rekam menggunakan voice
recorder ?

DAY Kalau itu saya tidak bersedia mas,mungkin di videoin aja sebentar
sebagai bukti dokumentasi.

HS Baik pak terima kasih banyak..

DAY Sama - sama mas

HS Bagimana kalau bisa kita mulai saja wawancaranya pak?

DAY Bisa mas.

HS Sebelum saya menanyakan pertayaan mengenai


kelemahan,kelebihan,peluang dan ancaman dalam menerapkan

124
kepatuhan K3.Akan saya jelaskan pentunjuk pengisian pada
lembar wawancara.Bisa dilihat terdapat faktor internal dan
eksternal yang meliputi faktor internal adalah kelebihan dan
kelemahan yang terjadi pada proyek ini tertuma mengenai hal-
hal mempengaruhi kepatuhan K3 sedangkan eksternal adalah
anacaman dan peluang yang mempengaruhi kepatuhan
K3.Apakah bapak memahami petunjuk pengisian?

DAY Paham mas.

HS Apa yang menjadi kelebihan kontraktor dalam menerapkan


kepatuhan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)?

DAY Untuk kontraktor kami ada 2 kelebihan dalam menerapkan kepatuhan


K3 yaitu

1. Mendukung operasional manajemn K3 untuk semua kegiatan baik


pengadaan APD,pendukung kerja dan man power di proyek.

2. Kemampuan tim dan key person sebagai pengendali proyek bersinergi


dalam menerapkan keselamatan kerja di proyek.

HS Kira-kira apakah ada kelebihan lain yang dilakukan kontraktor


selain 2 faktor tadi pak?

DAY Hanya itu saja pak

HS Baik pak.Apa yang menjadi kelemahan kontraktor dalam


menerapkan Kepatuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pekerja bangunan gedung rumah sakit unit pelaksana teknis
vertikal kupang ?

DAY Ada 4 faktor kelemahan dari kontraktor kami dalam menerapkan


kepatuhan K3yaitu :

1. Megerjakan area konstruksi jauh dari pusat kota dalam


mendistribusikan alat-alat K3 yang masih belum sesuai standar.

125
2. Warga lokal herus diberikan pembekalan mengenai peraturan K3 agar
tata tertib diproyek tetap terjaga.

3. Personil yang masih kurang disiplin dalam menerapkan K3

4. Masalah pembayaran yang terhambat bisa mengurangi kedisplinan


dalam menerapkan kepatuhan K3 sehingga susah diatur.

HS Terima kasih pak,apa yang menjadi peluang kontraktor dalam


menerapkan kepatuhan k3 pekerja bangunan gedung rumah
sakit unit pelaksana vertikal kupang ?

DAY Ada 3 peluang yang diambil perusahaan dalam menerapkan kepatuhan


K3 yaitu

1. Reward bagi para pekerja yang menaati K3 dengan sangat baik,akan


diberikan setiap hari jumat dilihat juga dari sisi APD dan kerapihan.

2. Assesment pelatihan yang dilakukan kepada para pekerja untuk


meningkatkan kepatuhan K3.

3. Orang-orang lokal dilibatkan untuk berperan aktif di proyek sesuai


dengan kemampuan dan skill masing-masing.

HS Selain 3 faktor yang ini apakah ada 3 faktor peluang lain yang
mempengaruhi kepatuhan k3 di proyek?

DAY Itu aja mas

HS Baik pak terima kasih. Apa yang menjadi ancaman dalam


menerapkan kepatuhan K3 pekerjabangunan gedung rumah
sakit unit pelaksana vertikal kupang?

DAY Ancaman yang terjadi saat kita menerapkan Kepatuhan k3 itu ada 3
faktor pak,diantarannya :

1. Bencana alam berupa angin seroja yang merusak beberapa aset


perusahaan dan beberapa bagian pengerjaan proyek

126
2. Permasalahan mengenai pembebasan lahan yaitu adannya pertikian
antar keluarga dikarenkan sertifikat ganda.

3. Covid 19 yang menghambat kegiatan proyek dikarenakan ada


beberapa pekerja yang harus dikarantina.

HS Baik pak,terima kasih atas kesediaan waktu bapak.Sekirannya


jikalau ada yang ingin saya tanyakan lagi.Apakah bapak bersedia
untuk menyediakan waktu lagi kedepannya?

DAY Bisa pak,asalkan jangan saat hari cuti idul fitry yah pak.Kemungkinan
besar saya sibuk.

HS Baik Pak terima kasih banyak

Narasumber

Deni Ahmad Yani

127
Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan di Proyek Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Kupang.Berikut
merupakan hasil dari wawancara yang dilakukan :

Tanggal : 6 april 2022

Nama Responden : Yudi Chandra.S.T

Pendidikan Terakhir : Sarjana Teknik

Usia : 32 Tahun

Jabatan : HSE OFFICER PT PT PP

No Telepon : 0812160294501

Keterangan :

HS : Hans

YC : Yudi Chandra

Hasil Percakapan :

HS Selamat siang pak,perkenalkan saya hans mahasiswa


Pascasarjana institut teknologi bandung.Dalam rangka
melakukan penelitian mengenai kepatuhan K3 diproyek
ini.Kira-kira apakah bapak bersedia untuk menjadi
narasumber ?

YC Tentu,Saya bersedia pak!

HS Baik maaf sebelumnya,apakah bapak bersedia untuk


percakapan ini di rekam menggunakan voice recorder?

YC Kalau direkam menggunakan voice recorder saya kurang


bersedia.Mungkin bisa menggunakan metode lain untuk
dokumentasinya yah..

HS Terima kasih pak.Bagimana kalau kita mulai saja


wawancarannya pak?

YC Boleh pak

128
HS Sebelum saya menanyakan pertayaan mengenai
kelemahan,kelebihan,peluang dan ancaman dalam menerapkan
kepatuhan K3.Akan saya jelaskan pentunjuk pengisian pada
lembar wawancara.Bisa dilihat terdapat faktor internal dan
eksternal yang meliputi faktor internal adalah kelebihan dan
kelemahan yang terjadi pada proyek ini tertuma mengenai hal-hal
mempengaruhi kepatuhan K3 sedangkan eksternal adalah
anacaman dan peluang yang mempengaruhi kepatuhan
K3.Apakah bapak memahami petunjuk pengisian?

YC Paham pak

HS Apa yang menjadi kelebihan kontraktor dalam menerapkan


kepatuhan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)?

YC Dari perusahaan kami pak,ada 5 kelebihan untuk menerapkan


kepatuhan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diantaranya :

1. Mengurangi angka kecelakaan kerja yang ada diproyek.

2. Menambah ilmu tentang kepatuhan K3 kepada para pekerja

3. Menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja

4. Tata tertib peraturan K3 sangat jelas

5. Adanya pelatihan mengenai keselamatan,kesehatan kerja

HS Apa yang menjadi kelemahan kontraktor dalam menerapkan


Kepatuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pekerja
bangunan gedung rumah sakit unit pelaksana teknis vertikal
kupang ?

YC Dari sisi kelemahan kontraktor dalam menerapkan kepatuhan k3 itu


ada 3 yah,diantaranya :

1. Tingkat pendidikan para pekerja yang rata-rata masih rendah

129
2. Banyaknya pro dan kontra terkait aturan K3

3. Banyaknya para pekerja yang tidak sesuai skill dan kompetensi


yang dibutuhkan.

4. Koordinasi yang kurang antara pekerja dengan pengawas dalam


mengartikan penerapan K3

HS Apa yang menjadi peluang kontraktor dalam menerapkan


kepatuhan K3 pekerja bangunan gedung rumah sakit unit
pelaksana vertikal kupang?

YC Peluang yang di ambil oleh kontraktor dalam menerapkan kepatuhan


K3 ada 2 pak diantarannya :

1. Melakukan sinulasi tangap darurat bencana alam kepada seluruh


karyawan dan pekerja

2. Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait terjaminnya kepatuhan K3


( Rumah sakit,basernas,kepolisian,kecamatan dan damkar ).

HS Apa yang menjadi ancaman dalam menerapkan kepatuhan K3


pekerjabangunan gedung rumah sakit unit pelaksana vertikal
kupang?

YC Untuk ancaman yang di dapat pada proyek ini itu ada 2 pak,yaitu :

1.Adanya badai seroja yang membahayakan aset perusahaan dan


pekerja

2. Adanya petir yang dapat membahayakan pekerja saat bekerja diluar


ruangan

3. Sempat terjadi perselisihan antara pengawas dan pekerja

HS Baik pak,terima kasih atas kesediaan waktu bapak.Sekirannya


jikalau ada yang ingin saya tanyakan lagi.Apakah bapak bersedia
untuk menyediakan waktu lagi kedepannya?

130
YC Bisa pak,asalkan jangan saat hari cuti idul fitry yah pak.Kemungkinan
besar saya sibuk.

HS Baik Pak terima kasih banyak

Narasumber

YUDI CHANDRA

131

Anda mungkin juga menyukai