Anda di halaman 1dari 88

SKRIPSI

RISIKO PEKERJAAN SUBKONTRAKTOR PADA


PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG
DITINJAU DARI SISI SUBKONTRAKTOR

ENRICO VINCENT YONAS


NPM: 2014410157

PEMBIMBING : Dr. Felix Hidayat, S.T., M.T.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan SK BAN-PT No. 227/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013)
BANDUNG
JANUARI 2018
SKRIPSI

RISIKO PEKERJAAN SUBKONTRAKTOR PADA


PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG
DITINJAU DARI SISI SUBKONTRAKTOR

ENRICO VINCENT YONAS


NPM: 2014410157

BANDUNG, 9 JANUARI 2018


PEMBIMBING :

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan SK BAN-PT No. 227/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013)
BANDUNG
JANUARI 2018
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama lengkap : Enrico Vincent Yonas
NPM : 2014410157
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: Risiko Pekerjaan
Subkontraktor Pada Proyek Konstruksi Di Kota Bandung Ditinjau dari Sisi
Subkontraktor adalah karya ilmiah yang bebas plagiat. Jika di kemudian hari
terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bandung, 9 Januari 2018

Enrico Vincent Yonas


2014410157
RISIKO PEKERJAAN SUBKONTRAKTOR PADA PROYEK
KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG DITINJAU DARI SISI
SUBKONTRAKTOR

Enrico Vincent Yonas


NPM: 2014410157

Pembimbing: Dr. Felix Hidayat, S.T., M.T.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan SK BAN-PT No. 227/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013)
BANDUNG
JANUARI 2018

ABSTRAK

Biaya, mutu dan waktu merupakan aspek penting dalam dunia konstruksi. Setiap penyedia jasa
konstruksi dituntut untuk membangun proyek dengan biaya rendah, bermutu tinggi serta selesai
dengan waktu yang singkat. Dalam proses mencapainya, kontraktor utama dibantu oleh para
subkontraktor yang merupakan spesialis dalam bidangnya sehingga dapat mencapai tujuan
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor risiko dari pekerjaan subkontraktor
tersebut yang memberikan dampak pada aspek biaya, mutu dan waktu. Setelah mengetahui faktor
risiko dominan tersebut diharapkan risiko-risiko tersebut dapat direspon dengan prosedur yang
dibuat sehingga tingkat frekuensi dan dampak dari risiko tersebut dapat berkurang.
Pengidentifikasian risiko dilakukan dengan studi literatur serta wawancara dengan kontraktor dan
subkontraktor sebagai pihak yang sering berada di lapangan. Pencarian data frekuensi serta
dampak terhadap aspek biaya, mutu dan waktu dari faktor risiko didapat dari penyebaran kuisioner
kepada responden subkontraktor. Dari hasil pengolahan data, didapat 34 faktor risiko yang dibagi
ke dalam 9 kategori. Faktor-faktor risiko yang dominan adalah perubahan rencana kerja/pekerjaan
tambah kurang (terhadap aspek biaya, mutu dan waktu), perencanaan dan penjadwalan yang
kurang baik (terhadap aspek mutu), pemaksaan pekerjaan karena mengejar target (terhadap aspek
mutu) serta cuaca buruk (terhadap aspek waktu). Respon terhadap risiko dapat berbeda-beda
sesuai keadaan lapangan. Secara umum, respon untuk faktor risiko yang dominan adalah mitigasi
dengan berdasar pada prosedur pelaksanaan pekerjaan.

Kata kunci: subkontraktor, risiko, matriks frekuensi-dampak, mitigasi

i
RISK ANALYSIS OF SUBCONTRACTING IN
CONSTRUCTION PROJECT IN BANDUNG REVIEWED
FROM SUBCONTRACTOR SIDE

Enrico Vincent Yonas


NPM: 2014410157

Advisor: Dr. Felix Hidayat, S.T., M.T.

PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY


DEPARTMENT OF ENGINEERING
(Accreditated by SK BAN-PT No. 227/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013)
BANDUNG
JANUARI 2018

ABSTRACT

Cost, quality and time are important aspects in construction. Every construction provider is
required to build a project with low cost, high quality and finished with a short time. In the process
of achieving it, the main contractor is assisted by the subcontractors who are specialists so as to
achieve that goal. This study aims to find the risk factors of subcontractor work that gives impact
on cost, quality and time aspects. After knowing the dominant risk factor, it is expected that these
risks can be responded by the procedure made so that the frequency level and impact of the risk
can be reduced. Risk identification is done by literature studies as well as interviews with
contractors and subcontractors as a frequent party in the field. The search for frequency data as
well as the impact on the cost, quality and timing aspects of the risk factors were obtained from the
questionnaire distribution to subcontractor respondents. From the results of data processing,
obtained 34 risk factors that are divided into 9 categories. The dominant risk factors are changes in
work plan / change order (on cost, quality and time), poor planning and scheduling (on quality
aspect), job coercion due to target (quality aspect) and bad weather (against the time aspect).
Response to risk may vary according to field circumstances. In general, the response to the
dominant risk factor is mitigation based on the job execution procedure.

Keywords: risk, subcontracting, risk matrix, mitigation

iii
PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi dengan judul "RISIKO
PEKERJAAN SUBKONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA
BANDUNG DITINJAU DARI SISI SUBKONTRKATOR". Tugas akhir ini
disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan. Dalam penyusunan Tugas
Akhir ini, penulis mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin berterima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Felix Hidayat, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan ilmu serta motivasi dalam penyusunan Tugas Akhir
ini.
2. Muchammad Sarwono Purwa Jayadi, S.T., M.T. yang telah memberikan
banyak arahan serta saran dalam penelitian ini
3. Ir. Theresia Herni Setiawan, M.T., Andreas F.V. Roy, Ph.D., Ir. Zulkifli
Bachtiar Sitompul, M.SIE., Ir. A. Tjia Iwan Adinata, M.T., Ir. Yohanes
L.D. Adianto, M.T., Dr. Ir. A. Anton Soekiman, M.T., M.Sc., Dr. Eng.
Mia Wimala, S.T., M.T., Adrian Firdaus, S.T., M.Sc. sebagai dosen
komunitas bidang ilmu Manajemen dan Rekayasa Konstruksi yang telah
memberikan ilmu serta masukkan dalam penulisan skripsi ini
4. Orang tua, Vianka Tamara Yonas dan keluarga besar, atas segala doa dan
dukungan yang diberikan baik moril maupun materiil kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
5. Ko Felix yang telah memberikan pemikiran serta pandangan lapangan
lewat pengalaman yang telah dilalui sebagai kontraktor dan senior
6. Stephen Waluyo, FX Ronaldo, Angelia Dharmady, Janice Zefira, Melvin
Kalinggo, Riko Nikoyama, Viriya dan Yupita sebagai teman seperjuangan
penulisan skripsi ini yang selalu memberikan semangat serta pemikiran-
pemikiran terakit penulisan skripsi ini
7. Clarisa Natanael, Shellen June dan keluarga Teman Bermain yang selalu
mengganggu waktu penulis saat sedang membuat penelitian ini

v
vi

8. Tim Orca Video Art yang sering memberikan kesibukan sehingga penulis
sulit mendapatkan waktu untuk membuat penelitian
9. David Setiawan dan Angel PP yang telah memberikan bantuan kepada
penulis

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat dibutuhkan untuk
tulisan-tulisan berikutnya. Semoga Tugas Akhir ini dapat menambah wawasan
pembaca pada umumnya dan Mahasiswa Teknik Sipil pada khususnya.

Bandung, Januari 2018

Enrico Vincent Yonas


2014410157
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

ABSTRACT ........................................................................................................... iii

PRAKATA .............................................................................................................. v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1-1

1.1 Latar Belakang Permasalahan ....................................................................... 1-1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1-3

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 1-3

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 1-4

1.5 Batasan Masalah ........................................................................................... 1-5

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................... 1-5

BAB 2 DASAR TEORI ....................................................................................... 2-1

2.1 Subkontraktor ................................................................................................ 2-1

2.2 Biaya, Mutu dan Waktu Dalam Proyek Konstruksi ...................................... 2-1

2.2.1 Biaya .................................................................................................... 2-2

2.2.2 Mutu .................................................................................................... 2-3

2.2.3 Waktu / Penjadwalan Proyek ............................................................... 2-3

2.3 Risiko ............................................................................................................ 2-4

2.3.1 Konsep Manajemen Risiko.................................................................. 2-5

2.3.2 Keuntungan Manajemen Risiko .......................................................... 2-6

2.3.3 Batasan Manajemen Risiko ................................................................. 2-6

ix
x

2.3.4 Jenis-Jenis Risiko ................................................................................. 2-7

2.4 Proses Manajemen Risiko ............................................................................. 2-9

2.4.1 Identifikasi Risiko ................................................................................ 2-9

2.4.2 Analisis Risiko ................................................................................... 2-10

2.4.3 Respon Risiko .................................................................................... 2-12

BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................................... 3-1

3.1 Tahapan Penelitian ........................................................................................ 3-1

3.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 3-3

3.3 Analisis Data ................................................................................................. 3-4

3.3.1 Mengidentifikasi Faktor-Faktor Risiko................................................ 3-5

3.3.2 Menentukan Risiko-Risiko Dominan .................................................. 3-5

3.4 Pengujian Data .............................................................................................. 3-7

3.4.1 Uji Validitas Data ................................................................................ 3-7

3.4.2 Uji Reabilitas Data ............................................................................... 3-8

3.5 Penentuan Respon Risiko dan Pembuatan Prosedur Sederhana ................... 3-8

3.5.1 Penentuan Respon Risiko .................................................................... 3-8

3.5.2 Pembuatan Prosedur Sederhana ........................................................... 3-8

BAB 4 ANALISIS DATA.................................................................................... 4-1

4.1 Identifikasi Risiko ......................................................................................... 4-1

4.1.1 Risk Owner .......................................................................................... 4-5

4.2 Profil Responden ........................................................................................... 4-6

4.2.1 Jenis Subkontraktor .............................................................................. 4-6

4.2.2 Jabatan Responden ............................................................................... 4-7

4.2.3 Lama Bekerja di Bidang Konstruksi .................................................... 4-8

4.3 Pengolahan Data ............................................................................................ 4-8

4.3.1 Uji Validitas ......................................................................................... 4-8


4.3.2 Uji Reabilitas ..................................................................................... 4-17

4.4 Faktor Risiko Dominan ............................................................................... 4-18

4.5 Respon Risiko ............................................................................................. 4-23

4.5.1 Respon Terhadap Perubahan Rencana Kerja / Tambah Kurang ....... 4-23

4.5.2 Respon Terhadap Perencanaan dan Penjadwalan yang Kurang Baik 4-25

4.5.3 Respon terhadap Pemaksaan Pekerjaan Karena Mengejar Target .... 4-27

4.5.4 Respon terhadap Cuaca Buruk .......................................................... 4-27

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 5-1

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 5-1

5.2 Saran ............................................................................................................. 5-2

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xix

LAMPIRAN 1 ......................................................................................................... 1

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Matriks Probabilitas-Dampak ....................................................... 2-12


Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................. 3-2
Gambar 3.2 Diagram Alir Analisis ..................................................................... 3-4
Gambar 4.1 Pie Chart Kategori Risiko ............................................................... 4-4
Gambar 4.2 Pie Chart Jenis Subkontraktor ........................................................ 4-7
Gambar 4.3 Pie Chart Jabatan Responden ......................................................... 4-8
Gambar 4.4 Pie Chart Lama Bekerja di Bidang Konstruksi .............................. 4-9
Gambar 4.5 Matriks Risiko terhadap Biaya ...................................................... 4-21
Gambar 4.6 Matriks Risiko terhadap Mutu....................................................... 4-22
Gambar 4.7 Matriks Risiko terhadap Waktu..................................................... 4-22
Gambar 4.8 Prosedur Sederhana Sebagai Mitigasi Risiko Pekerjaan Tambah
Kurang ................................................................................................................ 4-25
Gambar 4.9 Prosedur Sederhana Sebagai Mitigasi Risiko Penjadwalan dan
Perencanaan yang Kurang Baik ......................................................................... 4-26
Gambar 4.10 Prosedur Sederhana Pemaksaan Pekerjaan Karena Mengejar Target
............................................................................................................................ 4-28

xi
xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Risiko Menurut Para Ahli ...................................................... 2-4


Tabel 2.2 Kategori Risiko Menurut Gajewska & Ropel (2011) .......................... 2-7
Tabel 2.3 Cara-Cara Mengidentifikasi Risiko ................................................... 2-10
Tabel 2.4 Skala Frekuensi Menurut Dumbrava (2013) ...................................... 2-11
Tabel 2.5 Skala Dampak terhadap Biaya, Mutu dan Waktu Berdasarkan PMI
(2004) ................................................................................................................. 2-11
Tabel 3.1 Contoh Format Kuisioner..................................................................... 3-5
Tabel 3.2 Contoh Perhitungan Skala Probabilitas................................................ 3-6
Tabel 3.3 Contoh Perhitungan Skala Dampak ..................................................... 3-6
Tabel 3.4 Skala Penilaian ..................................................................................... 3-6
Tabel 4.1 Sumber Literatur Pengidentifikasian Risiko ........................................ 4-1
Tabel 4.2 Faktor-Faktor Risiko Berdasarkan 8 Sumber....................................... 4-2
Tabel 4.3 Kategori Risiko .................................................................................... 4-4
Tabel 4.4 Risk Owner ........................................................................................... 4-5
Tabel 4.5 Jenis Subkontraktor .............................................................................. 4-7
Tabel 4.6 Jabatan Responden ............................................................................... 4-7
Tabel 4.7 Pengalaman Responden Bekerja di Bidang Konstruksi ....................... 4-8
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Faktor Risiko terhadap Biaya ................................ 4-9
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Faktor Risiko terhadap Mutu .............................. 4-10
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Faktor Risiko terhadap Waktu .......................... 4-11
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ....................................................... 4-13
Tabel 4.12 Justifikasi Faktor Risiko Tidak Valid .............................................. 4-14
Tabel 4.13 Hasil Uji Reabilitas .......................................................................... 4-17
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Faktor Risiko terhadap Biaya .......... 4-18
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Faktor Risiko terhadap Mutu ............ 4-19
Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Faktor Risiko terhadap Waktu .......... 4-19
Tabel 4.17 Rekapitulasi Faktor Risiko Dominan ............................................... 4-23

xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkrip Wawancara .............................................................. L1-1


Lampiran 2 Format Kuisioner ..................................................................... L2-1
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Kuisioner ................................................... L3-1
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Aspek Biaya .................................... L3-3
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Aspek Mutu..................................... L3-7
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Aspek Waktu................................... L3-11

xv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan


Dalam dunia konstruksi, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan setiap
pihak yaitu biaya, mutu dan waktu. Setiap pelaksana dalam hal ini kontraktor
diminta menyelesaikan sebuah proyek secepat mungkin dengan mutu yang
tinggi serta biaya yang rendah. Hal ini menjadi tantangan bagi setiap pihak yang
bergerak di bidang konstruksi.
Perkembangan di industri konstruksi semakin pesat. Permintaan yang
begitu banyak serta waktu yang singkat menjadi suatu masalah yang sering
dihadapi oleh kontraktor. Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya kontraktor
akan menyerahkan beberapa pekerjaan kepada subkontraktor yang bergerak
pada bidang tersebut. Penyerahan pekerjaan kepada subkontraktor akan sangat
membantu dari segi tenaga dan efisiensi waktu. Wae (2014) dalam
penjelasannya menyatakan bahwa fungsi lain dari subkontraktor adalah pada
pekerjaan yang dianggap spesial atau butuh keahlian khusus, sehingga pekerjaan
tersebut butuh dipercayakan pada pihak yang sesuai atau mumpuni dalam
melakukan pekerjaan tersebut. Selain itu, terdapat juga kebijakan pemerintah
yang meminta beberapa butir pekerjaan dikerjakan oleh pihak subkontraktor.
Alasan lain kontraktor utama menyerahkan pekerjaan kepada subkontraktor
adalah karena pihak subkontraktor dianggap memiliki pengetahuan (knowledge)
pada akses material dan peralatan lokal dengan harga yang kompetitif serta
sumber daya manusia yang lebih mumpuni (Henrico dan Soekiman, 2013).
Penyerahan pekerjaan kepada subkontraktor merupakan hal yang baik dan sering
kali memberikan efek positif, namun jika tidak dikontrol dengan baik, akan
banyak permasalahan yang akan berdampak pada pekerjaan yang kurang baik
dan tentunya akan berimbas pada produktivitas pekerjaan serta kualitas dari
pekerjaan itu sendiri.
Supriyadi (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa relasi yang
harmonis dan selaras adalah sesuatu yang didambakan semua pihak karena

1-1
1-2

berkaitan dengan kestabilan, keseimbangan, kedamaian dan keberlanjutan pihak-


pihak tersebut. Pada kenyataanya, relasi antara organisasi dan publiknya tidak
selalu seiring sejalan karena ada kalanya terdapat perbedaan tujuan dan
kepentingan. Hal ini menjadi suatu tantangan yang cukup besar karena akan
berkaitan dengan hasil kinerja dari masing-masing pihak.
Kontraktor utama memilih langsung Subkontraktor untuk beberapa butir
pekerjaan. Henrico dan Soekiman (2013) menyatakan bahwa alasan utama
kontraktor utama dalam memilih subkontraktor berkaitan dengan kepercayaan
(bussiness trust). Hal ini juga disebabkan karena jika terjadi risiko pada
pekerjaan yang dipercayakan pada subkontraktor akan tetap menjadi tanggung
jawab kontraktor utama. Risiko-risiko yang mungkin timbul dapat menjadi
sebuah momok bagi kontraktor utama.
Dalam praktiknya, pemilihan subkontraktor oleh kontraktor utama
memerlukan persetujuan owner dan konsultan. Tentunya setiap pihak, dalam hal
ini kontraktor utama, owner dan konsultan, memiliki kualifikasi dan
pertimbangan masing-masing mengenai subkontraktor mana yang layak
dipercayai untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Dengan adanya kualifikasi
dan pertimbangan tersebut, diharapkan hasil pekerjaan memiliki kualitas yang
baik, selesai pada waktunya dan tentunya berbiaya rendah.
Pada pelaksanaan pekerjaan dibutuhkan komunikasi yang baik. Mulai
dari perencanaan, penginstruksian, pelaksanaan, hingga pengawasan
membutuhkan komunikasi yang baik. Jika terjadi kesalahan komunikasi,
masalah-masalah akan muncul dan menghambat proses pekerjaan. Kesalahan
komunikasi yang cukup sering terjadi dapat berupa kesalahpahaman antar tim
pekerja atau kurangnya koordinasi antar pekerja.
Perencanaan komunikasi yang baik akan berpengaruh terhadap
berkurangnya risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam proses pengerjaan. Jika
risiko-risiko tersebut berkurang atau hilang, maka mutu dari proyek pun akan
meningkat. Hal ini juga dapat digunakan sebagai jalur birokrasi tanggung jawab
sehingga tidak ada lagi sikap acuh-tak acuh atau saling lempar tanggung jawab
dari pekerjaan antara kontraktor dan subkontraktor.
1-3

Selain membahas proses perencanaan dan pelaksanaan, hal penting


lainnya adalah pengawasan. Pengawasan yang dimaksud tidak hanya pada tahap
akhir atau yang dikenal sebagai Quality Control melainkan juga pengawasan
pada proses pelaksanaan. Prinsip pengawasan efektif membantu usaha-usaha
kita untuk mengatur pekerjaan yang direncanakan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan pekerjaan tersebut berlangsung sesuai dengan rencana (Winardi,
1990).
Jadi, pada intinya, jika suatu proyek direncanakan dengan baik dan
matang, proyek tersebut akan memiliki risiko yang rendah. Dengan risiko yang
rendah, tentu akan membuahkan hasil yang baik pula.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor risiko apa saja yang dapat timbul dari pekerjaan yang diserahkan
kepada subkontraktor?
2. Faktor risiko pekerjaan subkontraktor apa saja yang sering terjadi dan
berdampak besar terhadap aspek biaya, mutu dan waktu?
3. Prosedur sederhana apa saja yang diperlukan agar dapat meminimalisir
risiko yang berdampak pada tidak tercapainya target pada pekerjaan yang
diserahkan pada subkontraktor?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi risiko yang dapat timbul dari pekerjaan yang diserahkan
kepada subkontraktor.
2. Mencari faktor risiko pekerjaan subkontraktor yang sering terjadi serta
berdampak besar bagi aspek biaya, mutu dan waktu
3. Merancang prosedur sederhana yang diperlukan agar dapat meminimalisir
risiko yang berdampak pada tidak tercapainya target pada pekerjaan yang
diserahkan kepada subkontraktor.
1-4

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dengan mengidentifikasi risiko yang dapat timbul dari pekerjaan yang
diserahkan kepada subkontraktor, maka dapat dilakukan perencanaan yang
lebih matang agat dapat memperkecil dampak risiko yang mungkin terjadi.
2. Dengan mengetahui faktor risiko yang sering terjadi serta berdampak besar
terhadap aspek biaya, mutu dan waktu sehingga dapat dipersiapkan dengan
matang.
3. Dengan dirancangnya prosedur sederhana dari pekerjaan yang
disubkonkan ini diharapkan:

a. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pekerja dalam


menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan
kelalaian.
b. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung
pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
c. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung
jawab khusus dalam melaksanakan tugas.
d. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan
pegawai cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu
mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.
e. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai
baru untuk cepat melakukan tugasnya.
f. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan
baik.
g. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan
dalam melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.
h. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian
pelayanan.
i. Membantu penelusuran terhadap kesalahan prosedural dalam
memberikan pelayanan.
j. Menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai situasi
1-5

1.5 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian terbatas hanya pada proyek konstruksi rumah tinggal yang
berada di Kota Bandung.
2. Penelitian ini membahas sudut pandang subkontraktor.

1.6 Sistematika Penulisan


Penulisan dilakukan secara sistematis untuk menyusun skripsi ini dan
dibagi dalam 5 bab, yaitu :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, pembatasan
masalah dan sistematika penulisan.
BAB 2 DASAR TEORI
Bab ini akan membahas landasan teori dimana akan dibahas
dasar teori yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai metode yang digunakan
dalam pengambilan dan pengolahan data pada penyusunan
skripsi ini.
BAB 4 ANALISIS DATA
Bab ini akan menampilkan data dan membahas tentang analisis
hasil dari data yang didapatkan.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan
penulisan yang berasal dari hasil analisis perhitungan serta berisi
saran yang dapat disimpulkan dari pengujian yang telah
dilakukan.
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Subkontraktor
Subkontraktor adalah kontraktor yang menerima pekerjaan pemborongan dari
kontraktor lain yang lebih bonafide (KBBI). Subkontraktor adalah pihak ketiga
yang dilibatkan oleh kontraktor utama dalam suatu pekerjaan konstruksi untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang memerlukan tenaga ahli khusus
(Setioningsih, 2008). Subkontraktor merupakan sebuah pihak yang ikut dalam
pelaksanaan proyek konstruksi di bawah kendali dari kontraktor utama (Wae,
2014). Jadi, subkontraktor adalah sebuah pihak yang mengerjakan pekerjaan
khusus atau spesialis di bawah koordinasi dari kontraktor utama.
Menurut Wae (2014) kontraktor utama sering dipusingkan dengan
banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan. Oleh sebab itu, kontraktor utama akan
merekrut subkontraktor untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Selain alasan
tersebut, berikut adalah alasan-alasan lain yang menjadi dasar kontraktor utama
dalam menyerahkan beberapa pekerjaan kepada subkontraktor:
1. Jenis pekerjaan yang bersifat khusus dan spesialis.
2. Tersedianya perusahaan subkontraktor yang mampu dan bonafide.
Perusahaan yang mampu secara teknis dan finansial adalah faktor utama
dalam mempertimbangkan penyerahan bagian lingkup proyek kepada
subkontraktor, di samping harga yang wajar.
3. Kebijakan Pemerintah. Untuk jenis pekerjaan tertentu, pemerintah
menginginkan dikerjakan oleh perusahaan setempat yang dianggap
mampu. Hal ini mendorong adanya subkontraktor.

2.2 Biaya, Mutu dan Waktu Dalam Proyek Konstruksi


Dalam sebuah proyek konstruksi, pelaksanaan dilakukan oleh kontraktor
pelaksana. Pihak kontraktor pelaksana tersebut akan merancang mulai dari teknis
pelaksanaan, penjadwalan pekerjaan, hingga budgeting proyek sesuai gambar
kosntruksi yang telah disepakati. Pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat dirangkum
dalam tiga aspek yaitu aspek biaya, mutu dan waktu . Ketiga aspek ini merupakan

2-1
2-2

tiga aspek penting dari proyek konstruksi. Ketiga aspek ini juga menjadi target
baik bagi pengguna jasa maupun penyedia jasa konstruksi. Setiap proyek
diharapkan dapat dibangun dengan biaya rendah, selesai dengan waktu yang cepat
dan dengan mutu yang telah disepakati. Hal ini merupakan harapan baik pengguna
jasa maupun penyedia jasa.

2.2.1 Biaya
Berdasarkan penelitian Taufick Max (2013), Pengelolaan Biaya meliputi segala
kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan dan pemakaian dana proyek, mulai
dari proses memperkirakan jumlah keperluan dana, mencari dan memilih sumber
dan macam pembiayaan, perencanaan serta pengendalian alokasi pemakaian biaya
sampai pada akuntansi dan administrasi pinjaman/keuangan. Pengertian lainnya
dari biaya konstruksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu
proyek. Jadi arti dari biaya konstruksi adalah segala macam pengadaan dana yang
berkaitan dengan kegiatan konstruksi mulai dari proses memperkirakan jumlah
keperluan dana hingga dana yang digunakan untuk kelangsungan sebuah proyek
konstruksi. Kebijakan pembiayaan biasanya dipengaruhi oleh kondisi keuangan
perusahaan yang bersangkutan (penyedia jasa atau pengguna jasa). Bila kondisi
keuangan tidak dapat menunjang kegiatan pelaksanaan proyek, dapat ditempuh
dengan cara menurut Ariyanto (2003), yaitu:
1. Peminjaman kepada bank atau lembaga keuangan untuk keperluan
pembiayaan secara tunai agar dapat menekan biaya, namun harus
membayar bunga pinjaman.
2. Tidak meminjam uang, namun menggunakan kebijakan kredit barang
atau jasa yang diperlukan. Dengan menggunakan cara ini akan dapat
menghindari bunga pinjaman, namun harga yang diperoleh lebih tinggi
dibandingkan dengan cara tunai.
Perhitungan biaya proyek sangat penting dilakukan dalam mengendalikan
sumber daya yang ada mengingat sumber daya yang ada semakin terbatas. Untuk
itu, peran seorang cost engineer ada dua yaitu, memperkirakan biaya proyek dan
mengendalikan (mengontrol) realisasi biaya sesuai dengan batasan-batasan yang
ada pada estimasi.
2-3

2.2.2 Mutu
Bambang Herumanta (2013) mendefinisikan mutu sebagai sifat dan karakteristik
produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai. Pemenuhan kebutuhan pelanggan atau pemakai biasanya tercantum
dalam surat kontrak.
Kecacatan dalam sebuah proyek konstruksi menjadi hal yang cukup
mengkhawatirkan meskipun telah ada berbagai kajian dan perbaikan teknologi
yang dilakukan (Utami, 2008). Industri konstruksi sudah terlalu sering kehilangan
kepercayaan dengan adanya pemberitaan yang buruk mengenai kegagalan dalam
desain maupun produk yang dihasilkan dari sebuah proyek. Seharusnya hal seperi
ini tidak perlu terjadi, karena pengaruh ekonomi dan juga karena tekanan dari
luar, yang mengharuskan para pelaku proyek untuk membenahi organisasinya
agar mendapatkan standar yang baik. Dahulu, ukuran kualitas ditentukan oleh
seorang engineer dan architect dengan mengacu kepada keahlian mereka dan apa
yang dapat mereka berikan ke dalam sebuah proyek. Namun, saat ini kualitas
ditentukan oleh manajemen dan kemampuan operasi dari kontraktor, konsultan
dan pengawas terhadap desain yang telah mengacu kepada standar yang
ditetapkan. Secara umum, standar tersebut adalah Standar Nasional Indonesia
(SNI).

2.2.3 Waktu / Penjadwalan Proyek


Penjadwalan atau scheduling adalah kegiatan untuk menentukan waktu yang
dibutuhkan dan urutan kegiatan serta menentukan waktu proyek dapat
diselesaikan dengan mempertimbangkan keterbatasn-keterbatasan yang ada.
Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan
dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pelaksanaan evaluasi proyek (Ervianto, 2003)
Pentingnya pengaturan dari waktu proyek sangat berpengaruh kepada
aspek-aspek lainnya. Salah satu yang paling berpengaruh adalah biaya. Sebagai
contoh, jika pada saat perencanaan dijadwalkan meminjam alat berat selama 30
hari dan sudah dianggarkan seperti direncanakan. Pada kenyataannya, terjadi
2-4

masalah sehingga menyebabkan keterlambatan yang mengharuskan pihak


kontraktor membayar sewa alat berat lebih yang tidak terdapat pada anggaran
awal. Masih banyak risiko-risiko lainnya yang menyebabkan keterlambatan.
Faktor waktu / keterlambatan menjadi salah satu aspek yang sering menjadi
perhatian banyak pihak karena merupakan salah satu aspek penting dalam dunia
konstruksi.
Salah satu cara yang sering dilakukan oleh pengguna jasa adalah
memberikan penalti kepada kontraktor. Penalti yang dimaksud di sini adalah
kontraktor wajib membayar sejumlah uang kepada pengguna jasa jika pekerjaan
tidak selesai sesuai dengan perjanjian atau kontrak. Sebaliknya ada beberapa
perjanjian / kontrak yang memberikan reward kepada kontraktor jika selesai
sebelum waktunya.

2.3 Risiko
Definisi dari risiko bermacam-macam menurut para ahli. Berikut adalah definisi
dari risiko.
Tabel 2.1 Definisi Risiko Menurut Para Ahli
Definisi Risiko
Cleden (2009) Risiko adalah sesuatu yang akan terjadi akibat ketidakhuan
(minim pengetahuan) yang dapat saja mengancam
kelangsungan proyek.
Darnall and Risiko adalah kemungkinan kerusakan atau kerugian.
Preston (2010)
Cooper et al. Risiko adalah konsekuensi dari ketidakpastian.
(2005)
Fisk (1997) Risiko merupakan variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi
secara alami di dalam suatu situasi.
Duffield & Risiko adalah ancaman terhadap kehidupan, properti atau
Trigunarsyah keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi.
(1999)
Soeharto (1995) Secara umum risiko dikatikan dengan kemungkinan terjadinya
peristiwa di luar yang diharapkan
2-5

Berdasarkan pengertian atau definisi dari para ahli, dapat disimpulkan


bahwa risiko adalah variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami atau
kemungkinan terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan yang merupakan
ancaman terhadap properti dan keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi.
Proyek konstruksi merupakan suatu bidang yang dinamis dan
mengangandung risiko. Risiko dapat memberikan pengaruh terhadap
produktivitas, kinerja, kualitas dan batasan biaya dari proyek. Risiko dapat
dikatakan suatu akibat yang mungkin terjadi secara acak tak terduga. Walaupun
suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung
ketidakpastian bahwa nanti akan berjalana sepenuhnya sesuai rencana (Kuncoro,
2015).
Risiko pada proyek konstruksi bagaimanapun tidak dapat dihilangkan
tetapi dapat dikurangi atau ditransfer dari satu pihak kepihak lainnya (Kangari,
1995). Bila risiko yang terjadi akan berdampak pada terganggunya kinerja proyek
secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan kerugian terhadap biaya, waktu
dan kualitas pekerjaan.
Risiko-risiko yang terdapat pada proyek konstruksi sangat banyak, namun
tidak semua risiko tersebut perlu diprediksi dan diperhatikan untuk memulai suatu
proyek karena hal ini akan memakan waktu yang lama. Oleh karena itu pihak-
pihak di dalam proyek konstruksi perlu untuk memberi prioritas pada risiko-risiko
yang penting yang akan memberikan pengaruh terhadap keuntungan proyek.

2.3.1 Konsep Manajemen Risiko


Smith et al. (2006 dikutip dari Gajewska et Ropel, 2011) menjelaskan bahwa
manajemen risiko tidak dapat digunakan sebagai alat untuk memastikan hal apa
saja yang akan terjadi jika membuat sebuah proyek konstruksi, Jadi, manajemen
risiko digunakan sebagai alat untuk memfasilitasi proyek dengan tujuan untuk
membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan informasi yang ada.
2-6

Proses manajemen risiko adalah prinsip dasar dari memahami dan


mengatur risiko dalam proyek. Proses tersebut terdiri dari 4 fase utama yaitu
mengidentifikasi, menganalisis dan merespon serta mengevaluasi risiko tersebut.
Alur dari proses manajemen risiko tersebut terus berulang seperti diilustrasikan
dalam gambar 2.1.

Risk Identification Risk Analysis

Risk Control

Risk Review Risk Response

Gambar 2.1 Alur Manajemen Risiko

2.3.2 Keuntungan Manajemen Risiko


Dengan tujuan untuk memaksimalkan efisiensi dari manajemen risiko, proses
manajemen risiko harus terus dikembangkan selama proyek berlangsung. Risiko-
risiko baru akan ditemukan dan diatur sesuai proses yang sudah ditentukan (Smith
et al. 2006). Keuntungan dari manajemen risiko tak hanya berdampak bagi proyek
itu sendiri tetapi juga pihak-pihak yang bersangkutan. Dengan kata lain,
manajemen risiko berkontribusi dalam memberikan pandangan yang lebih baik
terhadap konsekuensi yang akan dihadapi serta cara untuk mengatasi hal tersebut.
Berdasarkan Cooper (2006), manajemen risiko membantu kita mengurangi
ketidakpastian dengan sebuah prosedur.

2.3.3 Batasan Manajemen Risiko


Darnal et Preston (2010), menyatakan bahwa tingkat besarnya risiko bergantung
pada kompleksitas proyek. Dengan kata lain, semakin besar proyek konstruksi
tersebut, semakin besar juga potensi risiko yang mungkin dihadapi. Berdasarkan
penelitian Gould et Joyce (2002), faktor-faktor risiko yang paling sering
disebutkan dalam literatur-literatur adalah risiko finansial, faktor alam, jadwal,
2-7

desain dan kualitas. Risiko lain yang sedang terus berkembang berkaitan dengan
tekonologi dan permasalahan manajamen (organisasional).

2.3.4 Jenis-Jenis Risiko


Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, risiko terdapat berbagai jenis atau kategori.
Menurut Gajewska et Ropel (2011), risiko dibagi menjadi beberapa kategori
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kategori Risiko Menurut Gajewska & Ropel (2011)

Kategori Risiko
Keuangan Finansial
Ekonomi
Investment
Politik Peraturan / kebijakan pemerintah
Politik
Lingkungan Lingkungan sekitar
Bencana alam
Teknis Teknis
Proyek Kontraktual
Tujuan proyek
Perencanaan dan penjadwalan
Pelaksanaan konstruksi
Desain
Kualitas
Operasional
Organisasional
Manusia Pekerja
Faktor manusia
Budaya
Pasar Situasi pasar
Keselamatan Keselamatan
Keamanan
2-8

Jenis-jenis risiko menurut Wideman, 2012:


a. Eksternal, tidak dapat diprediksi (tidak dapat dikontrol):
a.a. Perubahan peraturan perundang-undangan
a.b. Bencana alam: badai, banjir, gempa bumi, dll
a.c. Akibat kejadian pengrusakan dan sabotase
a.d. Pengaruh lingkungan dan sosial, sebagai akibat proyek
a.e. Kegagalan penyelesaian proyek
b. Eksternal, dapat diprediksi (tidak dapat dikontrol):
b.a. Risiko pasar
b.b. Operasional (setelah proyek selesai)
b.c. Pengaruh lingkungan
b.d. Pengaruh sosial
b.e. Perubahan mata uang
b.f. Inflasi
b.g. Pajak
c. Internal, non teknik (umumnya dapat dikontrol):
c.a. Manajemen
c.b. Jadwal yang terlambat
c.c. Pertambahan biaya
c.d. Cash Flow
c.e. Potensi kehilangan atas manfaat dan keuntungan
d. Internal, teknik (dapat dikontrol)
d.a. Perubahan teknologi
d.b. Risiko-risiko spesifikasi atas teknologi proyek
d.c. Desain
d.d. Hukum akibat lisensi, hak paten, gugatan dari luar gugatan dari
dalam dan hal tidak terduga lainnya

Risiko-risiko dalam proyek konstruksi menurut Flanagan et Norman (1993):


a. Penyelesaian yang gagal sesuai desain yang telah ditentukan atau
penetapan waktu konstruksi
b. Kegagalan untuk memperoleh gambar perencanaan, detail perencanaan
atau ijin dengan waktu yang tersedia
2-9

c. Kondisi tanah yang tak terduga


d. Cuaca yang sangat buruk
e. Pemogokan tenaga kerja
f. Kenaikan harga yang tidak terduga untuk tenaga kerja dan bahan
g. Kecelakaan yang terjadi di lokasi yang menyebabkan luka
h. Kerusakan yang terjadi pada struktur akibat cara kerja yang jelek
i. Kejadian tak terduga (banjir, gempa bumi, dan lain-lain)
j. Klaim dari kontraktor akibat kehilangan dan biaya akibat keterlambatan
produksi karena detail desan oleh tim desain
k. Kegagalan dalam penyelesaian proyek dengan anggaran yang telah
ditetapkan

2.4 Proses Manajemen Risiko


Proses manajemen risiko pada penelitian ini didasarkan pada penelitian Smith et
al. tahun 2006. Proses manajemen risiko terdiri dari 4 tahap yaitu: identifikasi
risiko, analisis risiko, respon risiko dan evaluasi.

2.4.1 Identifikasi Risiko


Risiko dan bahaya lainnya sangat sulit untuk dihindari, namun ketika risiko dapat
diidentifikasi, akan lebih mudah untuk mengambil keputusan dan mengontrolnya.
Jika penyebab risiko tersebut dapat ditemukan sebelum risiko terjadi, maka proses
manajemen risiko berjalan dengan efektif (PMI, 2004). Manajemen risiko tidak
hanya menyelesaikan masalah tetapi juga mempersiapkan proyek sebelum risiko
terjadi.
Tujuan dari pengidetifikasian risiko ini adalah untuk membuat sebuah
daftar risiko-risiko yang mungkin terjadi yang dapat dikontrol atau diatur (PMI,
2004). Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mendata risiko apa saja
yang mungkin terjadi. Metode paling umum adalah berdasarkan pengalaman. Jika
seseorang pernah mengalami risiko tersebut, akan sangat baik untuk
mengingatnya dan menghindarinya di proyek-proyek bertikutnya. Selain itu,
metode lainnya adalah berdasarkan pengalaman kolega lain yang mungkin pernah
mengalaminya juga. Dapat disimpulkan dari kedua metode tersebut adalah
berdasarkan pengalaman dan sharing. Metode lain adalah dengan studi literatur.
2-10

Sudah banyak penelitian-penelitian yang membahas risiko-risiko apa saja yang


mungkin terjadi dalam sebuah proyek konstruksi. Menurut beberapa ahli, terdapat
banyak cara untuk mengidentifikasi risiko seperti dituliskan dalam tabel 2.3.
Tabel 2.3 Cara-Cara Mengidentifikasi Risiko
Workshop
Brainstorming
Wawancara
Kuisioner
Benchmarking
Pengumpulan Informasi
Konsultan ahli
Pengalaman
Teknik Delphi
Pembagian struktur risiko
Kunjungan lapangan
Data historis dari proyek serupa
Patokan
Dokumentasi Daftar Risiko
Dokumentasi ilmiah
Studi pustaka
Penelitian Analisis Stakeholder
Asumsi penelitian

2.4.2 Analisis Risiko


Dalam menganalisis risiko terdapat dua metode, metode kuantitatif dan kualitatif.
Metode kualitatif adalah metode yang umum digunakan karena metode ini dapat
menjelaskan secara berskala seberapa besar risiko tersebut berdampak (Winch,
2002). Perusahaan-perusahaan lebih memilih menggunakan metode kualitatif
karena lebih dapat menjelaskan seberapa besar dampak daripada metode
kuantitatif (Lichtenstein, 1996).
Metode kualitatif pada manajemen risiko digunakan untuk mengetahui
frekuensi dan dampak dari sebuah risiko. Permasalahan pada metode ini adalah
2-11

ketepatan dan kredibilitas dari pengambilan data. Hal ini yang menjadikan
akurasi, kualitas dan reabilitas dari data menjadi penting.
Pada penelitian ini, dilakukan risiko terhadap biaya, mutu dan waktu dari
pelaksanaan proyek konstruksi. Secara umum, digunakan skala 1-5 untuk
mengetahui seberapa besar risiko dan dampak dari risiko tersebut.
Tabel 2.4 Skala Frekuensi Menurut Dumbrava (2013)

Skala Deskripsi Nilai


1 Sangat rendah 0-20
2 Rendah 21-40
3 Medium 41-60
4 Tinggi 61-80
5 Sangat tinggi 81-100

Berdasarkan PMI (2013), skala untuk dampak terhadap biaya, mutu dan waktu
adalah sebagai berikut
Tabel 2.5 Skala Dampak terhadap Biaya, Mutu dan Waktu Berdasarkan PMI (2004)
SKALA
ASPEK
1 2 3 4 5
Kenaikan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
BIAYA biaya yang biaya < 10% biaya berkisar biaya berkisar biaya > 40%
tidak 10-20% 20-40%
signifikan
Penurunan Penurunan Penurunan Penurunan Hasil akhir
kualitas nyaris kualitas hanya kualitas kualitas tidak tidak dapat
tidak terlihat terlihat pada membutuhkan dapat diterima berfungsi
pekerjaan persetujuan oleh pihak-
MUTU terpenting dari pihak- pihak penting
pihak penting seperti
seperti konsultan atau
konsultan atau owner
owner
Keterlambatan Keterlambatan Keterlambatan Keterlambatan Keterlambatan
WAKTU yang tidak <5% berkisar 5- berkisar 10- >20%
signifikan 10% 20%

Setelah diambil data mengenai frekuensi dan dampak terhadap biaya mutu dan
waktu, risiko-risiko tersebut diplot ke dalam matriks frekuensi dan dampak.
2-12

Gambar 2.2 Matriks Probabilitas-Dampak

2.4.3 Respon Risiko


Langkah selanjutnya dalam proses manajemen risiko adalah memilih keputusan
apa yang harus diambil dalam menghadapi risiko tersebut. Respon risiko adalah
tindakan penanganan yang dilakukan terhadap risiko yang mungkin terjadi.
Risiko-risiko penting yang sudah diketahui perlu ditindak lanjuti dengan respon
yang dilakukan oleh kontraktor dalam menangani risiko tersebut. Efektifitas
perencanaan respon langsung akan menentukan apakah risiko akan meningkat
atau menurun untuk proyek tersebut. Perencanaan respon risiko harus sesuai
dengan tingkat keparahan risiko, biaya yang efektif dalam memenuhi tantangan,
tepat waktu untuk menjadi sukses, realistis dalam konteks proyak yang disepakati
oleh semua pihak yang terlibat pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Berdasarkan Gajewska et Ropel (2011) terdapat beberapa respon risiko:
menghindari, mengurasi risiko / mitigasi, mengalihkan atau mentransfer dan
menerima risiko tersebut.
2-13

2.4.3.1 Menerima Risiko (Risk Acceptance)


Merupakan bentuk penanganan risiko yang mana akan ditahan atau diambil
sendiri oleh suatu pihak. Biasanya cara ini dilakukan apabila risiko yang dihadapi
tidak mendatangkan kerugian yang terlalu besar atau kemungkinan terjadinya
kerugian itu kecil, atau biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi risiko
tersebut tidak terlalu besar dibandingkan dengan manfaat yang akan diperoleh.

2.4.3.2 Mitigasi (Risk Reduction)


Yaitu tindakan untuk mengurangi risiko yang kemungkinan akan terjadi dengan
cara:
a. Pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kerja dalam menghadapi
risiko

b. Perlindungan terhadap kemungkinan kehilangan

c. Perlindungan terhadap orang dan properti

Strategi Mitigasi Untuk Lingkup


Mengurangi ruang lingkup dan risiko teknis melibatkan pergeseran pendekatan
dan potensi perubahan tujuan proyek, ide-ide untuk mengurangi risiko tersebut
meliputi:

a. Secara eksplisit menentukan lingkup proyek 



b. Menggunakan proses manajemen perubahan spesifikasi yang jelas dan
konsisten 

c. Membangun model, prototipe dan simulasi 

d. Uji dengan pengguna, (preventif) 

e. Kesepakatan dengan lingkup risiko 

f. Memperoleh dana untuk keperluan diluar teknis 

g. Menerjemahkan semua dokumen proyek ke dalam bahasa yang relevan 

h. Meminimalkan risiko ketergantungan (eksternal) 

i. Mempertimbangkan dampak dari masalah eksternal dan lingkungan 

j. Menyimpan semua rencana dengan rapih dalam dokumen. 

2-14

2.4.3.3 Mengalihkan Risiko (Risk Transfer)


Pengalihan ini dilakukan untuk memindahkan risiko kepada pihak lain. Bentuk
pengalihan risiko yang dimaksud adalah asuransi dengan membayar premi.
Strategi mitigasi juga penting untuk manajemen risiko karena dengan menghindar
tidak pernah dapat menangani setiap risiko proyek yang signifikan. Strategi
mitigasi berfungsi untuk mengurangi probabilitas dan / atau dampak dari potensi
masalah. Beberapa ide generik untuk mitigasi risiko termasuk:
a. Komunikasi yang baik 

b. Menggunakan spesialis dan generalis 

c. Melanjutkan keterlibatan pengguna 

d. Prioritas keputusan yang jelas 


2.4.3.4 Menghindari Risiko (Risk Avoidance)



Menghindari risiko sama dengan menolak untuk menerima risiko yang berarti
menolak untuk menerima proyek tersebut. Dengan kata lain, penghindaran risiko
adalah mengubah rencana proyek untuk menghilangkan risiko atau kondisi atau
untuk melindungi tujuan proyek dari dampaknya. Meskipun tim proyek tidak
pernah bisa menghilangkan semua kejadian risiko, namun setidaknya beberapa
risiko tertentu dapat dihindari.
Penghindaran adalah cara yang paling
menyeluruh untuk menangani risiko, karena menghilangkan risiko tersebut.
Sayangnya, penghindaran tidak mungkin untuk semua proyek yang berisiko
karena ada beberapa risiko yang erat digabungkan dengan persyaratan teknis
proyek. Ketika menghindari risiko dalam proyek kita harus mempertimbangkan
kembali pilihan dan keputusan yang kita buat dalam mendefinisikan dan
merencanakan proyek. Meskipun beberapa risiko yang ditemukan mungkin tidak
dapat dihindari, review keadaan saat peluang untuk merubah rencana pekerjaan
muncul dengan cara menghilangkan risiko serius yang spesifik. Berikut taktik
untuk menghindari risiko :
1. Identifikasi minimum yang dapat diterima

2. Negosiasi dengan jelas dan mendokumentasikan dari proyek-proyek yang
ada sebelumnya
3. Hindari jika belum pernah dicoba, asing, dan memerlukan teknologi baru
2-15

4. Mencari cara untuk mencapai spesifikasi proyek menggunakan


pengalaman
5. Bersedia untuk meningkatkan pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain
BAB 3
METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai metode-metode yang digunakan dalam
penyusunan penelitian ini.

3.1 Tahapan Penelitian


Dalam tahapan penelitian ini akan dijelaskan tentang analisis risiko manajemen
mutu dari pekerjaan subkontraktor dalam sebuah proyek konstruksi. Untuk
menghasilkan itu semua, perlu adanya pengumpulan data mengenai risiko-risiko
apa saja yang berasal dari pekerjaan subkontraktor. Pengumpulan
pengidentifikasian risiko-risiko pekerjaan dilakukan dengan dua metode. Metode
yang pertama adalah dengan studi literatur dan yang kedua adalah dengan
wawancara dengan kontraktor. Wawancara dengan kontraktor pada tahap ini
adalah untuk membandingkan hasil identifikasi risiko dari studi literatur dengan
apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Selain untuk mengecek ulang, fungsi
lain dari wawancara ini adalah menambahkan risiko-risiko apa saja yang tidak
terdapat di studi literatur karena dalam studi literatur, faktor-faktor risiko
dianggap terlalu umum.
Setelah mengetahui faktor-faktor risiko dari pekerjaan subkontraktor,
penelitian ini akan dilanjutkan dengan penyebaran kuisioner. Kuisioner ini akan
membahas tentang seberapa sering risiko tersebut terjadi (frekuensi) dan seberapa
besar risiko tersebut mempengaruhi (dampak) biaya, mutu dan waktu dari proyek.
Kemudian data tersebut diolah ke dalam Matriks Probabilitas-Dampak. Dalam
pengolahan dengan Matriks Probabilitas-Dampak, akan dapat dipetakan risiko-
risiko apa saja yang kritis bagi proyek konstruksi. Tindakan selanjutnya adalah
dengan membuat standar operasional prosedur sederhana.
Pembuatan standar operasional prosedur sederhana ini dimaksudkan untuk
mengurangi risiko-risiko dengan frekuensi dan dampak yang besar atau dalam
kata lain adalah kritis bagi proyek menjadi lebih baik. Di samping itu, dapat
meningkatkan kinerja subkontraktor melalui kegiatan monitoring dan evaluasi
kerja. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.

3-1
3-2

Mulai

Latar Belakang Masalah


identifikasi risiko pada pekerjaan subkontraktor

Rumusan Masalah
Faktor risiko apa saja yang timbul pada pekerjaan subkontraktor?
Apa hububungan antar faktor risiko pada pekerjaan subkontraktor?
Prosedur sederhana apa yang dapat meminimalisir risiko pada pekerjaan
subkontraktor?

Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi faktor risiko pekerjaan subkontraktor dan
meminimalisir terjadinya risiko pada pekerjaan subkontratkor

Pengumpulan Data
Pengidentifikasian risiko dilakukan dengan studi literatur dan wawancara
Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner dan wawancara

Tidak

Tidak Sesuai dengan Batasan


Masalah

Ya

Uji Validasi
Uji Reabilitas

Ya

Data kuisioner subkontraktor


Hasil wawancara subkontraktor

Analisis

Menggunakan matriks probabilitas

Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


3-3

3.2 Metode Pengumpulan Data


Data yang diperlukan untuk membuat penelitian ini dikumpulkan dengan metode
sebagai berikut:
1. Data Primer
Achmad Maulidi (2016) mendefinisikan data primer sebagai data yang
didapat langsung dari sumbernya tanpa perantara. Data primer ini dapat
berupa opini subjek secara individual atau kelompok. Metode yang
digunakan adalah wawancara dan kuisioner.
 Wawancara (Interview)
Pada metode ini, wawancara dilakukan sebanyak dua kali. Pertama,
wawancara digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko
dari pekerjaan subkontraktor di lapangan dibandingkan dengan
hasil studi literatur juga menambahkan apa yang tidak ada dalam
studi literatur karena dalam studi literatur dirasa terlalu umum.
Wawancara pada tahap kedua dilakukan setelah tahap pengolahan
data (setelah penyebaran kuisioner). Wawancara tahap ini berguna
untuk memvalidasi hasil dari kuisioner itu sendiri untuk kemudian
datanya diolah kembali.
 Kuisioner
Setelah mengetahui faktor-faktor risiko dari pekerjaan
subkontraktor, dilakukan penyebaran kuisioner. Penyebaran
kuisioner pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa sering (frekuensi) serta seberapa besar pengaruh faktor
risiko tersebut terhadap tigas aspek, biaya, mutu dan waktu. Tujuan
dari penyebaran kuisioner ini adalah dapat memetakan faktor-
faktor risiko berdasarkan frekuensi dan dampak ke dalam matriks
risiko frekuensi-dampak

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa
bukti, catatan atau laporan historis. Dalam penelitian ini, data
Sekundersdidapat dari studi literatur dari penelitian terdahulu. Hasil
3-4

penelitian terdahulu dalam bentuk: Jurnal Nasional, Jurnal Internasional,


Tesis, Publikasi, Buku dan dalam bentuk lainnya

3.3 Analisis Data


Pada subbab ini akan dijelaskan tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan
analisis data. Langkah-langkah dari analisis secara garis besar adalah
pengidentifikasian faktor risiko, memetakan faktor risiko dalam matriks risiko,
mendapatkan faktor risiko dengan kategori high risk, menentukan respon risiko
yang tepat. Langkah-langkah analisis dapat dilihat dalam diagam alir analisis pad
gambar 3.2.
Mulai

Identifikasi Risiko

Dengan studi Literatur

Wawancara dengan Kontraktor


dan subkontraktor

Faktor Risiko
(terhadap Biaya, Mutu dan Waktu)

Pembuatan Kuisioner

untuk mengetahui Frekuensi dan


Dampak Faktor Risiko

Penyebaran Kuisioner

Data Frekuensi dan Dampak Faktor Risiko


terhadap Biaya, Mutu dan waktu

Pemetaan pada Matriks Risiko

Risiko Dominan

Membuat Prosedur Sederhana Mitigasi


Risiko

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Analisis


3-5

3.3.1 Mengidentifikasi Faktor-Faktor Risiko


Dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang ada, digunakan pengambilan
data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari berbagai sumber
seperti jurnal, buku, tesis dan laporan penelitian lainnya yang membahas tentang
risiko-risiko dalam proyek konstruksi. Dalam pelaksanaannya akan ditemukan
berbagai macam faktor risiko untuk berbagai kategori yang dijadikan sebagai
faktor-faktor risiko awal. Kemudian dilakukan wawancara dengan pihak
kontraktor dan subkontraktor. Wawancara ini dilakukan untuk memastikan faktor-
faktor risiko yang didapat dari studi literatur sebelumnya benar terjadi di
lapangan. Tak hanya itu, dari wawancara tersebut didapat pula faktor-faktor risiko
yang tidak terdapat dalam literatur tetapi terjadi di lapangan. Hal ini akan
memperkaya perbendaharaan faktor-faktor risiko yang terjadi dalam proyek
konstruksi.

3.3.2 Menentukan Risiko-Risiko Dominan


Dalam menentukan risiko-risiko dominan, digunakan matriks frekuensi dan
dampak. Dominan yang dimaksud adalah faktor risiko dengan frekuensi yang
tinggi dan juga dengan dampak yang besar. Dengan menggunakan matriks
frekuensi-dampak ini, dapat dipetakan faktor-faktor risiko apa saja yang dominan
serta membahayakan pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk mendapatkan data
frekuensi serta dampak, dibuat kuisioner yang disebar kepada responden yang
kemudian akan diolah. Langkah-langkah menentukan faktor-faktor risiko
dominan adalah sebagai berikut:
1. Membuat dan menyebarkan kuisioner menggunakan metode matriks
probabilitas yang berupa nilai frekuensi dan tingkat pengaruh atau dengan
kata lain dampak.

Tabel 3.1 Contoh Format Kuisioner


No Risiko Frekuensi Dampak
1. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3-6

2. Menghitung nilai rata-rata probabilitas dan dampak sesuai hasil data


kuisioner

Tabel 3.2 Contoh Perhitungan Skala Probabilitas


Probabilitas Risiko Skala
No. Risiko Rata-rata Kategori
1 2 3 4 5 Penilaian
Kadang-
1. 5 4 5 2 3 2.68 3
kadang

(1𝑥5) + (2𝑥4) + (3𝑥5) + (4𝑥2) + (5𝑥3)


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 2.68
5 + 4 +5 + 2 + 3

Tabel 3.3 Contoh Perhitungan Skala Dampak


Dampak Risiko Rata- Skala
No. Risiko Kategori
1 2 3 4 5 rata Penilaian
Cukup
1. 2 5 2 2 4 3.07 3
berpengaruh

(1𝑥2) + (2𝑥5) + (3𝑥2) + (4𝑥2) + (5𝑥4)


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 3.07
2+5 + 2 + 2 +4

Tabel 3.4 Skala Penilaian


Nilai Probabilitas Skala Penilaian Probabilitas
1,00 - 1,50 1
1,51 - 2,50 2
2,51 - 3,50 3
3,51 - 4,50 4
4,51 - 5,00 5

Skala penilaian nilai frekuensi:


1. Sangat jarang terjadi
2. Jarang terjadi
3. Cukup sering terjadi
4. Sering terjadi
3-7

5. Sangat sering terjadi

Skala penilaian nilai dampak:


1. Tidak berdampak
2. Sedikit berdampak
3. Cukup berdampak
4. Signifikan
5. Sangat signifikan

3. Melakukan pemetaan pada matriks probabilitas-dampak


4. Dari hasil pemetaan pada matriks probabilitas dapat dilihat faktor-faktor
risiko yang termasuk kategori high risk atau berada pada zona merah yaitu
faktor-faktor risiko yang sering terjadi dan berdampak besar bagi proyek
konstruksi.
5. Setelah mengatahui faktor-faktor risiko yang berkategori high risk, dicari
penyebab dan solusi dari risiko tersebut. Solusi dicari dengan studi
literatur dan wawancara.

3.4 Pengujian Data


Terdapat serangkaian uji data dalam penelitian ini yaitu uji validitas dan uji
reabilitas. Pengujian tersebut dilakukan terhadap indeks risiko yaitu hasil kali
antara probabilitas risiko terhadap dampak risiko (Sukirno, 2012).

3.4.1 Uji Validitas Data


Menurut Sugiyono (2014), uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang
dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen dengan tujuan untuk
mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Pengujian
kesahihan instrumen pada penelitian ini menggunakan perbandingan nilai
validitas dengan nilai r tabel. Misalkan untuk jumlah instumen 30 maka nilai r
tabel yang digunakan adalah 0.3061. Nilai validitas ≥ 0.3061 memiliki arti bahwa
data tersebut valid, sedangkan jika nilai < 0.3061 menyatakan bahwa data tersebut
tidak valid atau tidak sahih.
3-8

3.4.2 Uji Reabilitas Data


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keajegan atau kehandalan suatu
penelitian. Misalkan untuk data penyebaran kuisioner sebanyak 30, makan nilai r
tabel yang digunakan adalah 0.3061. Jika nilai reabilitas di atas nilai r tabel yaitu
0.3061, maka data tersebut dapat dikatakan reliabel atau handal, sedangkan jika
nilai reabilitas di bawah nilai r tabel maka data tersebut menyatakan tidak reliabel
atau tidak handal.

3.5 Penentuan Respon Risiko dan Pembuatan Prosedur Sederhana


3.5.1 Penentuan Respon Risiko
Setelah mengetahui faktor risiko yang dominan, langkah berikutnya adalah
menetukan respon terhadap risiko tersebut. Respon risiko yang dimaksud adalah
menerima, mitigasi, mengalihkan serta menghindari risiko. Penentuan respon
risiko didasarkan pada studi litertaur penelitian terdahulu serta berdasarkan hasil
wawancara dengan kontraktor dan subkontraktor.

3.5.2 Pembuatan Prosedur Sederhana


Pembuatan sederhana dilakukan untuk membantu memberikan petunjuk
pelaksanaan di lapangan untuk menghindari risiko-risiko yang sudah ada.
Pembuatan prosedur sederhana ini didasarkan pada studi literatur penelitian
terdahulu serta wawancara kontraktor dan subkontraktor
BAB 4
ANALISIS DATA

4.1 Identifikasi Risiko


Pengidentifikasian risiko dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama adalah
dengan studi literatur dari berbagai sumber baik dalam dan luar negri. Cara yang
kedua adalah dengan wawancara dengan orang lapangan. Hal ini berguna untuk
mengecek kesamaan hasil dari studi literatur dan menambahkan atau memperbaiki
jika ada yang kurang ataupun salah.
Hasil dari pengidentifikasian risiko dibandingkan dari setiap sumber yang
ada. Kemudian faktor-faktor risiko tersebut diberi kode untuk memudahkan
pengolahan data selanjutnya.
Sumber-sumber literatur untuk pengidentifikasian risiko tersaji di dalam
tabel 4.1.
Tabel 4.1 Sumber Literatur Pengidentifikasian Risiko
No Judul Pengarang Tahun

https://www.designingbuildings.co. Diakses
1 uk/wiki/Risk_in_building_design_ September
and_construction 2017

Classifying Key Risk Factors in Pejman Rezakhani 2012


2
Construction Projects

Analysis of Major Risks In K. Jayasudha and B. 2016


3
Construction Projects Vidivelli
Risk Management: Identifing Key Divya Gupta et al 2016
4
Risks in Construction Projects
Risk Management in Construction Martin Scheig 2006
5
Project Management
Identifying Key Risks in
6 Construction Projects : Life Cycle Dr. Patrick Zou et al. 2014
and Stake Holder Perspectives
Identification and Assesment of
Luka Goji Tipili et
Key Risk Factors Affecting Public 2016
7
Construction Projects in Nigeria al.

4-1
4-2

Selain dari ketujuh sumber di atas, identifikasi risiko dilakukan juga dengan
wawancara dengan tujuan meng-cross check data literatur dengan data lapangan
serta menambahkan faktor risiko yang belum masuk dari data literatur.
Berdasarkan sumber-sumber tersebut telah didapat 34 faktor-faktor risiko dan
dikelompokkan ke dalam 9 kategori dan dapat dilihat dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2 Faktor-Faktor Risiko Berdasarkan 8 Sumber

NO KATEGORI FAKTOR RISIKO 1 2 3 4 5 6 7 8*


Kondisi lapangan yang
1      
Menyulitkan
Alam
2 Act of God   
3 Cuaca Buruk   
4 Kenaikan upah pekerja    
Finansial
5 Perubahan harga material      
Pembatasan mobilisasi
6 atau larangan sekitar   
lokasi
Pencurian material di
7   
Keamanan lapangan
Perselisihan dengan
8 lingkungan sekitar dan   
pihak-pihak terkait
9 Perizinan    
Kesela-
10 Kecelakaan Pekerjaan        
matan
11 Jadwal yang padat      
Kesalahan estimasi
12 waktu, sumber daya, dan       
penyusunan urutan kerja
Kesalahan Pengerjaan
13 akibat gambar /instruksi        
yang tidak jelas
Kesalahan Pengerjaan
14 Konstruksi akibat pekerja (tidak        
sesuai dengan rencana)
15 Ketersediaan material      
Kurangnya pengawasan
16   
pekerjaan
17 Lambatnya mobilisasi   
Memaksakan pekerjaan
18    
karena mengejar target
4-3

Tabel 4.2 Faktor-Faktor Risiko Berdasarkan 8 Sumber (lanjutan)

NO KATEGORI FAKTOR RISIKO 1 4 5 7


*
Pemborosan penggunaan
19       
material oleh pekerja
Pengawasan dan
20 pengendalian yang   
kurang baik
Pengiriman barang yang
21     
terlambat
Konstruksi Perencanaan dan
22 penjadwalan yang kurang        
baik
Perubahan rencana kerja
23 / pekerjaan tambah      
kurang
Tingkat kedetilan
24      
pekerjaan
Pembayaran yang
25 tertunda dari kontraktor        
kepada subkontraktor
Kontrak-
Persetujuan perubahan
26 tual    
yang lama
Pekerja yang lepas
27 
tanggung jawab
Organisa-
28 Pemogokan     
sional
Kurangnya kemampuan /
29        
pengalaman tenaga kerja
30 Performa Kurangnya tenaga kerja        
Produktivitas pekerja
31 
yang rendah
32 Kerusakan peralatan       
Tidak adanya sumber
33  
daya air yang berkualitas
Teknikal
Tidak adanya sumber
34 daya listrik/daya tidak   
mencukupi

*8: Hasil wawancara dengan kontraktor dan subkontraktor


4-4

Rekapitulasi jumlah dan persentase dapat dilihat dalam tabel 4.3 serta gambar 4.1.
Tabel 4.3 Kategori Risiko

NOMOR KATEGORI JUMLAH PERSENTASE


1 Alam 3 8.8
2 Finansial 2 5.9
3 Keamanan 4 11.8
4 Keselamatan 1 2.9
5 Konstruksi 14 41.2
6 Kontraktual 3 8.8
7 Organisasional 1 2.9
8 Performa 3 8.8
9 Teknikal 3 8.8
TOTAL 34 100

FAKTOR RISIKO PEKERJAAN


SUBKONTRAKTOR DI KOTA BANDUNG
Alam
8.8 8.8 Finansial
5.9
8.8 Keamanan
2.9 Keselamatan
11.8
Konstruksi
8.8
2.9 Kontraktual

Organisasional

Performa
41.2 Teknikal

Gambar 4.1 Pie Chart Kategori Risiko

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, terdapat 34 faktor risiko


yang berdampak kepada aspek biaya, mutu dan waktu serta terbagi ke dalam 9
kategori. Kategori dengan persentase terbesar adalah kategori konstruksi dengan
persentasi 41.2%
4-5

4.1.1 Risk Owner


Dari faktor-faktor risiko yang sudah ada, dicari pihak yang bertanggung jawab
terhadap risiko tersebut. Pihak tersebut disebut sebagai risk owner. Pencarian risk
owner didasarkan pada studi literatur dan wawancara dengan kontraktor serta
subkontraktor. Risk owner dapat dilihat dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4 Risk Owner

NO KATEGORI FAKTOR RISIKO RISK OWNER


1 Kondisi lapangan yang Menyulitkan Subkontraktor
Kontraktor dan
2 Act of God
Alam Subkontraktor
Kontraktor dan
3 Cuaca Buruk
Subkontraktor
4 Kenaikan upah pekerja Subkontraktor
Finansial
5 Perubahan harga material Subkontraktor
Pembatasan mobilisasi atau larangan Kontraktor dan
6
sekitar lokasi Subkontraktor
7 Pencurian material di lapangan Subkontraktor
Keamanan
Perselisihan dengan lingkungan sekitar Kontraktor dan
8
dan pihak-pihak terkait Subkontraktor
9 Perizinan Kontraktor
10 Keselamatan Kecelakaan Pekerjaan Subkontraktor
11 Jadwal yang padat Kontraktor
Kesalahan estimasi waktu, sumber daya,
12 Subkontraktor
dan penyusunan urutan kerja
Kesalahan Pengerjaan akibat gambar
13 Kontraktor
/instruksi yang tidak jelas
Kesalahan Pengerjaan akibat pekerja
14 Subkontraktor
(tidak sesuai dengan rencana)
15 Ketersediaan material Subkontraktor
16 Konstruksi Kurangnya pengawasan pekerjaan Kontraktor
17 Lambatnya mobilisasi Subkontraktor
Memaksakan pekerjaan karena mengejar Kontraktor dan
18
target Subkontraktor
Pemborosan penggunaan material oleh
19 Subkontraktor
pekerja
Pengawasan dan pengendalian yang
20 Kontraktor
kurang baik
21 Pengiriman barang yang terlambat Subkontraktor
4-6

Tabel 4.4 Risk Owner (lanjutan)

NO KATEGORI FAKTOR RISIKO RISK OWNER


Perencanaan dan penjadwalan yang
22 Subkontraktor
kurang baik
Konstruksi Perubahan rencana kerja / pekerjaan
23 Subkontraktor
tambah kurang
24 Tingkat kedetilan pekerjaan Subkontraktor
Pembayaran yang tertunda dari
25 Kontraktor
kontraktor kepada subkontraktor
Kontraktual
26 Persetujuan perubahan yang lama Kontraktor
27 Pekerja yang lepas tanggung jawab Subkontraktor

28 Organisasional Pemogokan Subkontraktor

Kurangnya kemampuan / pengalaman


29 Subkontraktor
tenaga kerja
Performa
30 Kurangnya tenaga kerja Subkontraktor
31 Produktivitas pekerja yang rendah Subkontraktor
32 Kerusakan peralatan Subkontraktor
Tidak adanya sumber daya air yang
33 Subkontraktor
Teknikal berkualitas
Tidak adanya sumber daya listrik/daya
34 Subkontraktor
tidak mencukupi

4.2 Profil Responden


Pembagian kuisioner ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi serta dampak dari
faktor-faktor risiko yang sudah didapat. Setelah data dikumpulkan, maka data
dirangkum serta kemudian setiap faktor risiko dipetakan ke dalam matriks
probabilitas dan dampak. Kuisioner yang dibagikan sejumlah 32 kuisioner dan
hanya 30 responden yang kembali. Jadi tingkat pengembalian kuisioner adalah
93.75%. Berikut adalah profil dari pada responden dari penelitian ini.

4.2.1 Jenis Subkontraktor


Berdasarkan hasil data kuisioner didapat 8 jenis pekerjaan subkontraktor dan
dapat dilihat dalam tabel 4.5 serta gambar 4.2.
4-7

Tabel 4.5 Jenis Subkontraktor

Jenis Subkontraktor Jumlah


Galian 4
Kaca + Alumunium 4
Pengecatan 5
Waterproofing 3
ME 4
Atap Baja Ringan 2
Interior 5
Ready-Mix 3
Jumlah 30

Jenis-Jenis Subkontraktor

Galian
10% 13%
Kaca + Alumunium
Pengecatan
17% 13% Waterproofing
ME
7%
17% Atap Baja Ringan
13% Interior
10% Ready-Mix

Gambar 4.2 Pie Chart Jenis Subkontraktor

4.2.2 Jabatan Responden


Berdasarkan dapa kuisioner, responden dikelompokkan ke dalam 4 jenis jabatan
dan data dapat dilihat di dalam tabel 4.6 serta gambar 4.3.

Tabel 4.6 Jabatan Responden

Jabatan Jumlah
Owner 8
Project Manager 14
Pelaksana 8
Jumlah 30
4-8

Jabatan Responden

27% 27%
Owner
Project Manager
Pelaksana

46%

Gambar 4.3 Pie Chart Jabatan Responden

4.2.3 Lama Bekerja di Bidang Konstruksi


Data hasil kuisioner mengenai pengalaman bekerja di bidang konstruksi dibagi ke
dalam 3 kategori: di bawah 5 tahun, 5-10 tahun dan di atas 10 tahun. Data dapat
dilihat dalam tabel 4.7 serta gambar 4.4.

Tabel 4.7 Pengalaman Responden Bekerja di Bidang Konstruksi

Lama Bekerja Jumlah


< 5 Tahun 8
5-10 Tahun 13
> 10 Tahun 9
Jumlah 30

4.3 Pengolahan Data


Hasil dari kuisioner frekuensi-dampak terhadap aspek biaya, mutu dan waktu
terlebih dahulu diuji dengan uji validitas serta uji reabilitas.

4.3.1 Uji Validitas


Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel.
Nilai r hitung didapat dari hasil output program SPSS. Untuk jumlah data 30, nilai
r hitung untuk penelitian ini adalah 0.3061. Data dikatakan valid jika nilai r hitung
≥ r tabel. Hasil uji validitas dapat dilihat dalam tabel 4.7 sampai 4.9 untuk setiap
aspek.
4-9

Lama Bekerja di Bidang Konstruksi

30% 27%

< 5 Tahun

5-10 Tahun

> 10 Tahun
43%

Gambar 4.4 Pie Chart Lama Bekerja di Bidang Konstruksi

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Faktor Risiko terhadap Biaya


R R
KODE KATEGORI STATUS
HITUNG TABEL
Kondisi lapangan yang TIDAK
B1 0.140 0.3061
Menyulitkan VALID
TIDAK
B2 Cuaca Buruk -0.017 0.3061
VALID
TIDAK
B3 Act of God 0.226 0.3061
VALID
B4 Perubahan harga material 0.545 0.3061 VALID
B5 Kenaikan upah pekerja 0.322 0.3061 VALID
Perselisihan dengan
TIDAK
B6 lingkungan sekitar dan pihak- -0.092 0.3061
VALID
pihak terkait
TIDAK
B7 Perizinan 0.120 0.3061
VALID
Pencurian Material di
B8 0.329 0.3061 VALID
Lapangan
B9 Keselamatan kerja 0.332 0.3061 VALID
Perencanaan dan penjadwalan
B10 0.494 0.3061 VALID
yang kurang baik
Perubahan rencana kerja /
B11 0.361 0.3061 VALID
pekerjaan tambah kurang
Kesalahan estimasi waktu,
TIDAK
B12 sumber daya, dan penyusunan 0.214 0.3061
VALID
urutan kerja
4-10

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Faktor Risiko terhadap Biaya (lanjutan)

R R
KODE KATEGORI STATUS
HITUNG TABEL
Kesalahan Pengerjaan akibat
B13 0.517 0.3061 VALID
gambar/instruksi yang tidak detil
Kesalahan Pengerjaan (tidak
B14 0.384 0.3061 VALID
sesuai rencana)
B15 Ketersediaan sumber daya 0.342 0.3061 VALID
Pemborosan penggunaan
B16 0.67 0.3061 VALID
material oleh pekerja
TIDAK
B17 Jadwal yang padat 0.237 0.3061
VALID
TIDAK
B18 Tingkat Kesulitan pekerjaan -0.158 0.3061
VALID
Produktivitas pekerja yang
B19 0.642 0.3061 VALID
rendah
Tidak adanya sumber daya
B20 0.38 0.3061 VALID
listrik/daya tidak mencukupi
Tidak adanya sumber daya air TIDAK
B21 0.120 0.3061
yang berkualitas VALID

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Faktor Risiko terhadap Mutu


R R
KODE KATEGORI STATUS
HITUNG TABEL
Kondisi lapangan yang 0.403
M1 0.306 VALID
menyulitkan
M2 Cuaca buruk 0.389 0.306 VALID
0.034 TIDAK
M3 Act of God 0.306 VALID
Perencanaan dan penjadwalan 0.445
M4 0.306 VALID
yang kurang baik
Perubahan rencana kerja / 0.522
M5 0.306 VALID
pekerjaan tambah kurang
Kesalahan estimasi waktu, 0.238 TIDAK
M6 sumber daya, dan penyusunan 0.306
VALID
urutan kerja
Kesalahan Pengerjaan akibat
M7 gambar /instruksi yang tidak 0.607 0.306 VALID
jelas
Kesalahan Pengerjaan akibat 0.381
M8 pekerja (tidak sesuai dengan 0.306 VALID
rencana)
4-11

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Faktor Risiko terhadap Mutu (lanjutan)
R R
KODE KATEGORI STATUS
HITUNG TABEL
Kurangnya pengawasan
M9 0.429 0.306 VALID
pekerjaan
M10 Tingkat kedetilan pekerjaan 0.361 0.306 VALID
TIDAK
M11 Ketersediaan sumber daya 0.118 0.306
VALID
Memaksakan pekerjaan karena
M12 0.777 0.306 VALID
mengejar target
M13 Kurangnya tenaga kerja 0.364 0.306 VALID
Kurangnya kemampuan /
M14 0.447 0.306 VALID
pengalaman tenaga kerja
TIDAK
M15 Kerusakan Peralatan 0.256 0.306 VALID
Tidak adanya sumber daya
M16 0.395 0.306 VALID
listrik/daya tidak mencukupi
Tidak adanya sumber daya air
M17 0.433 0.306 VALID
yang berkualitas

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Faktor Risiko terhadap Waktu

R R
KODE FAKTOR RISIKO STATUS
HITUNG TABEL
W1 Kondisi lapangan yang
0.486 0.306 VALID
menyulitkan
W2 TIDAK
Cuaca buruk 0.090 0.306 VALID
W3 Act of God 0.525 0.306 VALID
W4 Perselisihan dengan lingkungan
0.384 0.306 VALID
sekitar dan pihak-pihak terkait
W5 Pembatasan mobilisasi atau
0.637 0.306 VALID
larangan sekitar lokasi
W6 TIDAK
Pencurian material di lapangan 0.231 0.306 VALID
W7 Perizinan 0.425 0.306 VALID
W8 Kecelakaan Pekerjaan 0.389 0.306 VALID
W9 Perencanaan dan penjadwalan
0.307 0.306 VALID
yang kurang baik
W10 TIDAK
Jadwal yang padat 0.201 0.306 VALID
W11 Perubahan rencana kerja /
0.333 0.306 VALID
pekerjaan tambah kurang
W12 Kesalahan estimasi waktu,
sumber daya, dan penyusunan 0.41 0.306 VALID
urutan kerja
4-12

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Fakto Risiko terhadap Waktu (lanjutan)

R R
KODE FAKTOR RISIKO STATUS
HITUNG TABEL
W13 Pengawasan dan pengendalian TIDAK
0.190 0.306
yang kurang baik VALID
W14 Lambatnya mobilisasi 0.632 0.306 VALID
W15 Pengiriman barang yang
0.544 0.306 VALID
terlambat
W16 Kesalahan Pengerjaan akibat
gambar /instruksi yang tidak 0.327 0.306 VALID
jelas
W17 Kesalahan Pengerjaan akibat
pekerja (tidak sesuai dengan 0.466 0.306 VALID
rencana)
W18 Ketersediaan material 0.465 0.306 VALID
W19 Tingkat Kesulitan Pekerjaan 0.591 0.306 VALID
W20 Pembayaran yang tertunda dari
TIDAK
kontraktor kepada 0.267 0.306 VALID
subkontraktor
W21 Persetujuan perubahan yang
0.556 0.306 VALID
lama
W22 Subkontraktor yang lepas
0.553 0.306 VALID
tanggung jawab
W23 Pemogokan 0.584 0.306 VALID
W24 Kurangnya tenaga kerja 0.347 0.306 VALID
W25 Kurangnya kemampuan /
0.465 0.306 VALID
pengalaman tenaga kerja
W26 Rendahnya produktivitas TIDAK
0.229 0.306
pekerja VALID
W27 Kerusakan peralatan 0.331 0.306 VALID
W28 Tidak adanya sumber daya
0.383 0.306 VALID
listrik/daya tidak mencukupi
W29 Tidak adanya sumber daya air TIDAK
0.074 0.306
yang berkualitas VALID

Berdasarkan hasil uji validitas, terdapat beberapa faktor risiko yang dinyatakan
tidak valid. Dengan demikian, faktor-faktor risiko tersebut dibuang atau tidak
diikutkan dalam tahapan analisis berikutnya. Rekapitulasi faktor-faktor risiko
yang dinyatakan tidak valid dapat dilihat pada tabel 4.11.
4-13

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

Kode Faktor Risiko Jumlah

B1 Kondisi Lapangan Yang Menyulitkan


B2 Cuaca Buruk
B3 Act Of God
Perselisihan Dengan Lingkungan Sekitar Dan
B6
Pihak-Pihak Terkait
B7 Perizinan
9/21
Kesalahan Estimasi Waktu, Sumber Daya,
B12
Dan Penyusunan Urutan Kerja
B17 Jadwal Yang Padat
B18 Tingkat Kesulitan Pekerjaan
Tidak Adanya Sumber Daya Air Yang
B21
Berkualitas
M3 Act Of God

Kesalahan Estimasi Waktu, Sumber Daya,


M6
Dan Penyusunan Urutan Kerja 4/17
M11 Ketersediaan Sumber Daya
M15 Kerusakan Peralatan

W1 Kondisi Lapangan Yang Menyulitkan


W6 Pencurian Material Di Lapangan
W10 Jadwal Yang Padat
Pengawasan Dan Pengendalian Yang Kurang
W13
Baik
7/29
Pembayaran Yang Tertunda Dari Kontraktor
W20
Kepada Subkontraktor

W26 Rendahnya Produktivitas Pekerja


Tidak Adanya Sumber Daya Air Yang
W29
Berkualitas

Faktor-faktor risiko yang dinyatakan tidak valid kemudian dicari penyebab serta
pertimbangannya. Justifikasi ketidakvalidan faktor risiko dapat dilihat dalam tabel
4.12.
4-14

Tabel 4.12 Justifikasi Faktor Risiko Tidak Valid

Kode Faktor Risiko Justifikasi

Beberapa pekerjaan sangat bergantung pada


keadaan lapangan dan kadang keadaan lapangan
Kondisi Lapangan berbeda dengan pada saat perencanaan sehingga
B1
Yang Menyulitkan merupakan risiko. Untuk beberapa pekerjaan,
kondisi lingkungan sudah dapat diprediksi sehingga
bukan mejadi risiko

Perbedaan jenis pekerjaan subkontraktor


menyebabkan faktor risiko ini menjadi tidak valid.
B2 Cuaca Buruk Sebagai contoh, pekerjaan interior tidak
terpengaruh oleh cuaca sedangkan pekerjaan galian
sangat tergantung terhadap cuaca

Berdasarkan jawaban yang didapat, terjadi


kebingunan dari responden karena bencana alam
B3 Act Of God
sangat jarang terjadi. Sehingga, beberapa responden
mengganggap ini bukan sebagai risiko.

Perselisihan Dengan Pekerjaan seperti galian dengan alat berat sering


Lingkungan Sekitar mendapat pertentangan dari warga sekitar
B6
Dan Pihak-Pihak sedangkan pekerjaan seperti pengecatan jarang
Terkait mendapat perlawanan dari masyarakat sekitar

Pekerjaan dengan alat berat biasanya memerlukan


izin dari warga sekitar karena mungkin saja akan
B7 Perizinan mengganggu kegiatan masyarakat lainnya.
Sedangkan pekerjaan dalam seperti ME tidak akan
mengganggu warga sekitar

Pengalaman dan keahlian menjadi sangat penting


Kesalahan Estimasi dalam faktor ini. Beberapa subkontraktor memiliki
Waktu, Sumber Daya, jam terbang tinggi sehingga sudah tahu apa yang
B12
Dan Penyusunan harus dilakukan. Namun, beberapa subkontrkator
Urutan Kerja masih terbilang baru dan faktor ini menjadi
berisiko.
4-15

Tabel 4.12 Justifikasi Faktor Risiko Tidak Valid (lanjtuan)

Kode Faktor Risiko Justifikasi


Respon terhadap jadwal yang padat berbeda-beda
setiap pekerjaan. Semisal pekerjaan interior
dengan waktu yang singkat dapat menyusun
interior di showroom dan tinggal dipasang
B17 Jadwal Yang Padat dilapangan (dicicil). Tetapi ada pekerjaan yang
tidak dapat dicicil atau harus langsung dikerjaan di
tempat sehingga faktor ini memiliki risiko tinggi
bagi mereka seperti kerja lembur. Terdapat
ketidakkonsistenan jawaban.
Terjadi kebingungan responden terhadap faktor
risiko ini. Sebagian menganggap jika pekerjaan
Tingkat Kesulitan
B18 sulit bukan menjadi risiko karena akan menambah
Pekerjaan
biaya jasa, tetapi sebagian menganggap ini
menjadi sebuah risiko
Beberapa pekerjaan sangat membutuhkan sumber
Tidak Adanya Sumber
daya air seperti pekerjaan pengecatan. Sedangkan
B21 Daya Air Yang
pekerjaan seperti ME tidak bergantung kepada air
Berkualitas
jadi terdapat ketidakkonsistenan jawaban

Berdasarkan jawaban yang didapat, terjadi


kebingunan dari responden karena bencana alam
M3 Act Of God
sangat jarang terjadi. Sehingga, beberapa
responden mengganggap ini bukan sebagai risiko.

Kesalahan Estimasi
Terdapat pekerjaan yang harus berurutan dan ada
Waktu, Sumber Daya,
M6 juga pekerjaan yang dapat dilakukan overlap
Dan Penyusunan
sehingga terdapat ketidakkonsistenan jawaban.
Urutan Kerja
Beberapa pekerjaan sangat bergantung dari jenis
material yang digunakan. Contohnya adalah
interior, jika tedapat perbedaan material dari tahap
Ketersediaan Sumber
M11 perencanaan dengan pelaksanaan, akan dapat
Daya
merubah mutu. Tetapi untuk pekerjaan galian
tidak membutuhkan material melainkan peralatan.
Terdapat ketidakkonsistenan jawaban.
4-16

Tabel 4.12 Justifikasi Faktor Risiko Tidak Valid (lanjtuan)

Kode Faktor Risiko Justifikasi


Terdapat pekerjaan yang bergantung pada
peralatan yang spesifik seperti pemotongan granit
marmer. Jika alat mengalami kerusakan sehingga
M15 Kerusakan Peralatan menggunakan alat lain akan sangat berisiko
terhadap mutu. Tetapi pekerjaan lainnya tidak
terlalu bergantung pada alat sehingga terdapat
ketidakkonsistenan jawaban
Beberapa pekerjaan sangat bergantung pada
keadaan lapangan dan kadang keadaan lapangan
Kondisi Lapangan berbeda dengan pada saat perencanaan sehingga
W1
Yang Menyulitkan merupakan risiko. Untuk beberapa pekerjaan,
kondisi lingkungan sudah dapat diprediksi
sehingga bukan mejadi risiko
Beberapa pekerjaan menggunakan material yang
spesifik dan langka sehingga tidak dapat diganti
dengan jenis material lain. Jika terdapat material
Pencurian Material Di
W6 yang hilang, maka butuh waktu lagi untuk
Lapangan
membelinya. Beberapa pekerjaan lainnya tidak
menggunakan material. Terdapat
ketidakkonsistenan jawaban
Respon terhadap jadwal yang padat berbeda-beda
setiap pekerjaan. Semisal pekerjaan interior
dengan waktu yang singkat dapat menyusun
interior di showroom dan tinggal dipasang
W10 Jadwal Yang Padat dilapangan (dicicil). Tetapi ada pekerjaan yang
tidak dapat dicicil atau harus langsung dikerjaan di
tempat sehingga faktor ini memiliki risiko tinggi
bagi mereka.Terdapat ketidakkonsistenan
jawaban.
Beberapa subkontraktor sudah berbentuk
Pengawasan Dan perusahaan sehingga sudah memiliki prosedur
W13 Pengendalian Yang pengawasan sendiri, tetapi beberapa subkontraktor
Kurang Baik masih berbentuk perorangan yang belum memiliki
prosedur yang setara dengan perusahaan
4-17

Tabel 4.12 Justifikasi Faktor Risiko Tidak Valid (lanjtuan)

Kode Faktor Risiko Justifikasi

Beberapa subkontraktor memiliki cash flow yang


baik sehingga jika terdapat keterlambatan
Pembayaran Yang
pembayaran, pekerjaan dapat terus berlanjut
Tertunda Dari
W20 menggunakan modal dari pihak subkontraktor.
Kontraktor Kepada
Tetapi untuk beberapa subkontraktor tidak dapat
Subkontraktor
melanjutkan pekerjaan karena terhalang biaya.
Terdapat ketidakkonsistenan jawaban.

Risiko ini berkaitan dengan faktor pengawasan.


Pada beberapa subkontraktor, pengawasan sudah
Rendahnya berjalan dengan baik sehingga waktu pengerjaan
W26
Produktivitas Pekerja pun terjada, namun pada beberapa subkontraktor
lainnya jika pekerja dengan produktivitas rendah
akan sangat mempengaruhi waktu.

Terdapat beberapa jenis pekerjaan yang


Tidak Adanya Sumber bergantung pada air sehingga jika tidak terdapat
W29 Daya Air Yang air maka pekerjaan harus tertunda sampai adanya
Berkualitas air. Beberapa pekerjaan tidak membutuhkan air.
Terdapat ketidakkonsistenan jawaban.

4.3.2 Uji Reabilitas


Data yang diperoleh kemudian diuji reabilitasnya. Uji reabilitas dilakukan
menggunakan program SPSS dengan membandingkan output nilai α (Alpha
Cronbach) dengan nilai r tabel. Jika α ≥ r tabel, maka data dapat dinyatakan
reliabel. Hasil uji reabilitas dapat dilihat dalam tabel 4.13.

Tabel 4.13 Hasil Uji Reabilitas

Aspek α r tabel Keterangan


Biaya 0.576 0.3061 Reliabel
Mutu 0.67 0.3061 Reliabel
Waktu 0.751 0.3061 Reliabel
4-18

4.4 Faktor Risiko Dominan


Setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas terdapat data-data yang harus
dibuang atau tidak dalam tahap analisis. Dalam tahap analisis ini didapat faktor-
faktor risiko yang masuk dalam kategori high risk. Hasil analisis untuk setiap
aspek dapat dilihat pada tabel 4.14 sampai tabel 4.16.

Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Faktor Risiko terhadap Biaya

Awal Hasil
Ko- Fre- Fre-
Faktor Risiko Dam Dam- Kategori
de kue- kue
-pak pak
nsi -nsi
B4 Perubahan Harga Material 3.10 2.93 3 3 Moderate
B5 Kenaikan Upah Pekerja 2.73 2.93 3 3 Moderate
Pencurian Material Di
B8 2.73 2.93 3 3 Moderate
Lapangan
B9 Keselamatan Kerja 1.43 2.23 1 2 Low
Perencanaan Dan
B10 Penjadwalan Yang Kurang 3.20 3.27 3 3 Moderate
Baik
Perubahan Rencana Kerja /
B11 3.77 3.87 4 4 High
Pekerjaan Tambah Kurang
Kesalahan Pengerjaan Akibat
B13 Gambar/Instruksi Yang Tidak 2.97 3.07 3 3 Moderate
Detil
Kesalahan Pengerjaan (Tidak
B14 2.33 2.47 2 2 Low
Sesuai Rencana)
B15 Ketersediaan Sumber Daya 3.10 3.07 3 3 Moderate
Pemborosan Penggunaan
B16 3.13 2.87 3 3 Moderate
Material Oleh Pekerja
Produktivitas Pekerja Yang
B19 2.50 2.97 3 3 Moderate
Rendah
Tidak Adanya Sumber Daya
B20 Listrik/Daya Tidak 1.80 2.40 2 2 Low
Mencukupi
4-19

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Faktor Risiko terhadap Mutu

Awal Akhir
Ko- Fre- Fre-
Faktor Risiko Dam- Dam- Kategori
de kue- kue-
pak pak
nsi nsi
M1 Kondisi Lapangan 2.83 3.03 3 3 Moderate
M2 Cuaca Buruk 3.60 3.27 4 3 Moderate
Perencanaan Dan
M4 Penjadwalan Yang Kurang 3.50 3.80 4 4 High
Baik
Perubahan Rencana Kerja /
M5 3.97 4.03 4 4 High
Pekerjaan Tambah Kurang
Kesalahan Pengerjaan Akibat
M7 Gambar /Instruksi Yang 3.07 3.43 3 3 Moderate
Tidak Jelas
Kesalahan Pengerjaan Akibat
M8 Pekerja (Tidak Sesuai 2.10 3.40 2 3 Low
Dengan Rencana)
Kurangnya Pengawasan
M9 3.17 3.73 3 4 Moderate
Pekerjaan
M10 Tingkat Kedetilan Pekerjaan 2.53 2.73 3 3 Moderate
Memaksakan Pekerjaan
M12 4.03 3.97 4 4 High
Karena Mengejar Target

M13 Kurangnya Tenaga Kerja 2.30 2.23 2 2 Low

Kurangnya Kemampuan /
M14 2.23 3.13 2 3 Low
Pengalaman Tenaga Kerja
Tidak Adanya Sumber Daya
M16 Listrik/Daya Tidak 1.67 2.63 2 3 Low
Mencukupi
Tidak Adanya Sumber Daya
M17 1.63 2.53 2 3 Low
Air Yang Berkualitas

Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Faktor Risiko terhadap Waktu

Awal Hasil
Ko- Fre- Fre-
Faktor Risiko Dam- Dam- Kategori
de kue- kue-
pak pak
nsi nsi
W2 Cuaca Buruk 3.77 3.53 4 4 High
W3 Act Of God 1.20 3.67 1 4 Low
Perselisihan Dengan
W4 Lingkungan Sekitar Dan 1.20 3.67 1 4 Low
Pihak-Pihak Terkait
4-20

Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Faktor Risiko terhadap Waktu (lanjutan)

Awal Hasil
Ko- Fre- Fre-
Faktor Risiko Dam- Dam- Kategori
de kue- kue-
pak pak
nsi nsi
Pembatasan Mobilisasi Atau
W5 2.57 2.67 3 3 Moderate
Larangan Sekitar Lokasi
W7 Perizinan 2.17 2.30 2 2 Low
W8 Kecelakaan Pekerjaan 1.50 2.27 2 2 Low
Perencanaan Dan
W9 Penjadwalan Yang Kurang 3.30 3.30 3 3 Moderate
Baik
Perubahan Rencana Kerja /
W11 4.00 4.17 4 4 High
Pekerjaan Tambah Kurang
Kesalahan Estimasi Waktu,
W12 Sumber Daya, Dan 2.60 3.03 3 3 Moderate
Penyusunan Urutan Kerja
W14 Lambatnya Mobilisasi 2.27 2.57 2 3 Low
Pengiriman Barang Yang
W15 2.73 2.93 3 3 Moderate
Terlambat
W16 Ketersediaan Material 3.07 3.33 3 3 Moderate
Kesalahan Pengerjaan Akibat
W17 Gambar /Instruksi Yang 2.33 3.40 2 3 Low
Tidak Jelas
Kesalahan Pengerjaan Akibat
W18 Pekerja (Tidak Sesuai 2.27 2.90 2 3 Low
Dengan Rencana)
W19 Tingkat Kesulitan Pekerjaan 2.37 2.73 2 3 Low
Persetujuan Perubahan Yang
W21 2.63 2.80 3 3 Moderate
Lama
Subkontraktor Yang Lepas
W22 2.20 2.60 2 3 Low
Tanggung Jawab
W23 Pemogokan 1.30 2.60 1 3 Low
W24 Kurangnya Tenaga Kerja 2.50 2.63 3 3 Moderate
Kurangnya Kemampuan /
W25 2.27 2.67 2 3 Low
Pengalaman Tenaga Kerja
W27 Kerusakan Peralatan 2.43 2.57 2 3 Low
Tidak Adanya Sumber Daya
W28 Listrik/Daya Tidak 1.77 3.17 2 3 Low
Mencukupi
4-21

Setelah mengetahui nilai frekuensi dan dampak dari masing-masing risiko,


kemudian faktor risiko dipetakan ke dalam matriks risiko. Berikut adalah
pemetaan faktor risiko ke dalam matriks risiko untuk setiap aspek.

Gambar 4.5 Matriks Risiko terhadap Biaya


4-22

Gambar 4.6 Matriks Risiko terhadap Mutu

Gambar 4.7 Matriks Risiko terhadap Waktu


4-23

Berdasarkan pemetaan ke dalam matriks risiko, dapat diketahui faktor-faktor


risiko yang termasuk ke dalam kategori high risk. Rekapitulasi dari faktor risiko
dengan kategori high risk untuk setiap aspek dapat dilihat dalam tabel 4.17.

Tabel 4.17 Rekapitulasi Faktor Risiko Dominan

Aspek Kode Faktor Risiko


Perubahan Rencana Kerja /
Biaya B11
Pekerjaan Tambah Kurang
Perencanaan Dan
M4 Penjadwalan Yang Kurang
Baik
Mutu Perubahan Rencana Kerja /
M5
Pekerjaan Tambah Kurang
Memaksakan Pekerjaan
M12
Karena Mengejar Target

W2 Cuaca Buruk
Waktu
Perubahan Rencana Kerja /
W11
Pekerjaan Tambah Kurang

4.5 Respon Risiko


Respon terhadap risiko merupakan langkah selajutnya dalam analisis risiko pada
proyek konstruksi. Respon terhadap setiap risiko dapat berbeda-beda sesuai
dengan kategorinya. Berikut adalah respon untuk setiap risiko dengan kategori
high risk.

4.5.1 Respon Terhadap Perubahan Rencana Kerja / Tambah Kurang


Perubahan rencana kerja atau pekerjaan tambah kurang merupakan faktor risiko
yang dianggap cukup berbahaya untuk ketiga aspek. Berdasarkan Wideman
(2012), pekerjaan tambah kurang umumnya dapat dikontrol, sehingga respon
terhadap risiko pekerjaan tambah kurang adalah dengan mitigasi / pencegahan.
Berdasarkan wawancara dengan kontraktor dan subkontraktor, perubahan rencana
kerja umumnya selalu terjadi, namun jumlahnya dapat beragam. Salah satu
penyebab adanya perubahan rencana kerja adalah keadaan lapangan yang
mungkin berbeda dengan tahap perencanaan sehingga memerlukan perubahan.
Usulan perubahan pekerjaan dapat datang dari pihak mana saja, dalam hal ini
4-24

pihak owner, perencana, kontraktor ataupun subkontraktor. Hal yang sering


menjadi permasalahan adalah proses persetujuan yang kadang tidak jelas. Setiap
perubahan baiknya dicatat dan disetujui oleh setiap pihak sehingga tidak terjadi
lempar tanggung jawab atas perubahan yang ada. Untuk mempermudah seluruh
proses terkait perubahan, baiknya diadakan rapat rutin (seperti rapat mingguan
atau 2 minggu sekali, disesuaikan) dimana dalam rapat rutin tersebut digunakan
untuk evaluasi serta pembahasan mengenai teknis dan pekerjaan yang akan
dilakukan atau pekerjaan yang harus dirubah. Prosedur sederhana untuk mencegah
risiko dari pekerjaan tambah kurang dapat dilihat pada gambar 4.8.
4-25

FLOW CHART
PROSEDUR SEDERHANA
PERUBAHAN PEKERJAAN / PEKERJAAN TAMBAH KURANG

NO SUB-
OWNER PERENCANA KONTRAKTOR
URUT KONTRAKTOR

USULAN USULAN USULAN USULAN


PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN
1
PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN

PENGECEKAN SELESAI
PADA DITOLAK (diberikan surat
2 DOKUMEN penolakan
KONTRAK pekerjaan)

EVALUASI
TEKNIS, PENGAJUAN
WAKTU DAN BIAYA
3 BIAYA

DITOLAK
4 PEMBAHASAN BERSAMA

EVALUASI EVALUASI SELESAI


TEKNIS, TEKNIS, PENGAJUAN (diberikan surat
5 WAKTU DAN WAKTU DAN BIAYA penolakan
BIAYA BIAYA pekerjaan)

PEMBAHASAN BERSAMA DENGAN SELURUH DITOLAK


6 PIHAK

INSTRUKSI SELESAI
7 PERUBAHAN (diberikan surat
PEKERJAAN penolakan
pekerjaan)

Gambar 4.8 Prosedur Sederhana Sebagai Mitigasi Risiko Pekerjaan Tambah Kurang

4.5.2 Respon Terhadap Perencanaan dan Penjadwalan yang Kurang Baik


Perencanaan dan penjadwalan yang baik merupakan salah satu kunci tercapainya
tujuan dari setiap proyek konstruksi yaitu selesai dengan waktu singkat, bermutu
sesuai standar yang ditentukan dan berbiaya rendah. Respon terhadap risiko ini
adalah mitigasi / pencegahan. Perencanaan baiknya dibicarakan dengan setiap
pihak yang terlibat baik owner, perecana, kontraktor maupun subkontraktor.
Pembahasan mengenai biaya, penjadwalan, serta teknis pelaksanaan harus
dibicarakan dengan baik oleh setiap pihak sejak awal. Perencanaan baiknya
4-26

mempertimbangkan keadaan lapangan / teknis pelaksanaan sehingga perencanaan


dapat dibuat sebaik mungkin. Setelah terjadi kesepakatan, kemudian kesepakatan
tersebut dituang ke dalam kontrak. Dengan adanya kontrak ini, setiap pihak
diharapkan dapat menjalankan kewajibannya masing-masing dengan baik. Setelah
tahap perencanaan dan kemudian tahap pelaksanaan, baiknya diadakan rapat rutin.
Rapat rutin ini digunakan untuk evaluasi pekerjaan serta pembahasan mengenai
rencana apa yang akan dilakukan dalam beberapa waktu ke depan. Berdasarkan
wawancara dengan kontraktor dan subkontraktor, tahap perencanaan ini
merupakan tahapan kunci dari setiap proyek, sehingga jika tidak dilakukan
dengan baik, akan dapat membahayakan biaya, waktu dan terutama aspek mutu
berdasarkan pada hasil pengolahan data.

FLOW CHART
PROSEDUR SEDERHANA
PENJADWALAN DAN PERENCANAAN PROYEK KONSTRUKSI

NO SUB-
OWNER PERENCANA KONTRAKTOR
URUT KONTRAKTOR

USULAN USULAN
PEKERJAAN PEKERJAAN
1

EVALUASI EVALUASI EVALUASI


TEKNIS, TEKNIS,
2 WAKTU DAN
WAKTU DAN WAKTU DAN
BIAYA
BIAYA BIAYA

EVALUASI
TEKNIS,
WAKTU DAN
3 BIAYA

4 PEMBAHASAN BERSAMA
DITOLAK

5 KESEPAKATAN BERSAMA (KONTRAK)

Gambar 4.9 Prosedur Sederhana Sebagai Mitigasi Risiko Penjadwalan dan Perencanaan yang
Kurang Baik
4-27

4.5.3 Respon terhadap Pemaksaan Pekerjaan Karena Mengejar Target


Keterlambatan pekerjaan sudah menjadi hal yang umum dalam pelaksanaan
konstruksi berdasarkan wawancara dengan kontraktor dan subkontraktor. Oleh
sebab itu, sering terjadi pemaksaan pekerjaan agar pekerjaan dapat selesai pada
waktu yang dijanjikan untuk menghindari pelanggaran terhadap kontrak yang ada.
Respon terhadap risiko ini adalah mitigasi/pencegahan. Risiko ini berhubungan
dengan perencanaan pada tahap awal. Perencanaan baiknya dilakukan dengan
baik dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti cuaca, lingkungan
sekitar, supply barang dan faktor-faktor lainnya. Keterlambatan dapat datang dari
mana saja, dari pihak kontraktor ataupun pihak subkontraktor sendiri. Sebagai
contoh kasus, subkontraktor pengecatan tidak dapat melakukan pekerjaan karena
pekerjaan pengacian yang terlambat dari pihak kontraktor. Kontraktor dan
subkontraktor baiknya mencari cara agar keterlambatan tidak terjadi tetapi juga
tetap mempertahankan kualitas sesuai standar yang sudah ditentukan. Hal tersebut
mungkin dapat dicapai dengan jam kerja tambahan (lembur), penggantian metode
kerja, atau alternatif lainnya sesuai dengan keadaan lapangan. Prosedur sederhana
sebagai mitigasi pemaksaan pekerjaan dapat dilihat dalam gambar 4.10.

4.5.4 Respon terhadap Cuaca Buruk


Faktor risiko cuaca buruk menurut Wideman (2012) merupakan faktor yang dapat
diprediksi tetapi tidak dapat dikontrol. Jika melihat keadaan cuaca pada saat ini,
cuaca tidak dapat lagi diprediksi dengan baik, maka hal ini menyebabkan cuaca
buruk berada di zona abu-abu antara dapat diprediksi atau tidak dapat diprediksi.
Respon terhadap risiko cuaca buruk adalah mitigasi. Cuaca buruk yang sering
dialami di lapangan adalah hujan. Salah satu pengalaman lapangan dari kontraktor
dan subkontraktor adalah mempercepat pekerjaan yang sifatnya outdoor pada saat
musim kemarau (tidak sering hujan). Pada saat terjadi hujan, pekerjaan indoor
dapat tetap dilakukan. Pada beberapa kontrak, faktor cuaca ekstrim dapat
dimaklumi (masuk ke dalam force majeure), namun pihak kontraktor dan
subkontrakor sebaiknya dapat menyelesaikan pekerjaan lebih awal. Rekomendasi
ini adalah rekomendasi secara umum untuk seluruh pihak. Kenyataannya, setiap
4-28

subkontraktor memiliki prosedur khusus untuk pekerjaan masing-masing.


Contohnya adalah pekerjaan waterproofing harus menunggu 1 hari setelah hujan
baru pekerjaan dapat dimulai.

FLOW CHART
PROSEDUR SEDERHANA
PEMAKSAAN PEKERJAAN KARENA MENGEJAR TARGET

NO SUB-
OWNER PERENCANA KONTRAKTOR
URUT KONTRAKTOR
PERENCA- PERENCA-
NAAN NAAN
1 TEKNIS TEKNIS

PELAKSA-
2 NAAN

SESUAI DENGAN
KONTRAK
EVALUASI WAKTU, MUTU DAN
BIAYA
3
TIDAK SESUAI DENGAN
KONTRAK

PERTAHAN-
CARI PENYEBAB KAN DAN
4 TINGKATKA
N

5 SOLUSI DARI PENYEBAB


(MENAMBAH JAM KERJA,
GANTI METODE KERJA

Gambar 4.10 Prosedur Sederhana Pemaksaan Pekerjaan Karena Mengejar Target


BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis risiko pekerjaan subkontraktor dapat disimpulkan
bahwa:
1. Terdapat 34 faktor risiko yang berdampak terhadap aspek biaya, mutu dan
waktu. Faktor-faktor risiko tersebut terbagi ke dalam 9 kategori yaitu
alam, finansial, keamanan, keselamatan, konstruksi, kontraktual,
organisasional, performa dan teknikal. Kategori paling dominan adalah
kategori mengenai konstruksi sebesar 41.2%.
2. Terdapat 4 risiko yang memiliki frekuensi tinggi serta berdampak tinggi
(masuk kategori high risk) yaitu perubahan rencana kerja/pekerjaan
tambah kurang (terhadap aspek biaya, mutu dan waktu), perencanaan dan
penjadwalan yang kurang baik (terhadap aspek mutu), pemaksaan
pekerjaan karena mengejar target (terhadap aspek mutu) serta cuaca buruk
(terhadap aspek waktu).
3. Berdasarkan wawancara dengan kontraktor dan subkontraktor, respon
terhadap risiko-risiko tersebut adalah dengan cara mitigasi. Respon
mitigasi dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko serta meminimalisir
dampak yang mungkin dapat diakibatkan oleh risiko tersebut. Solusi
mitigasi yang ditawarkan adalah dengan membuat prosedur sederhana
yang dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan pekerjaan subkontraktor.
Selain dari pembuatan prosedur sederhana, solusi lainnya adalah dengan
adanya evaluasi rutin serta pembahasan bersama.

5-1
5-2

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Hasil dari penelitian ini merupakan gambaran risiko secara umum untuk
subkontraktor, penelitian selanjutnya sebaiknya dapat melakukan
penelitian dengan lebih mendetail semisal untuk salah satu jenis
subkontraktor.
2. Responden dalam penelitian ini terbagi ke dalam 3 level jabatan sehingga
penelitian selanjutnya dapat dilakukan terhadap salah satu jabatan
sehingga dapat lebih akurat.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti terhadap salah satu jenis kontrak
(lump sum atau unit price) sehingga hasil dapat lebih akurat.
4. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas cakupan domisili responden.
Sebagai contoh untuk subkontraktor yang berdomisili di Jawa Barat.
5. Prosedur sederhana dibuat berdasarkan dengan studi literatur dan
wawancara, penelitian selanjutnya agar dapat menguji keabsahan dari
prosedur yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA

Dumbrava, Vasile, 2013. Using Probability - Impact Matrix in Analysis and Risk
Assessment Projects. Journal of Knowledge Management, Economics and
Information Technology
Flanagan, Roger et George Norman. 1993. Risk Management and Construction.
Inggris: Blackwell Science Ltd
Gajewska, Ropel dan Mikaela Ropel. 2011. Risk Management Practices in a
Construction Project. Goteborg: Chamers University of Technology
Gupta et al. 2016. Risk Management: Identifying Key Risks in Construction
Projects. International Journal of Civil and Structural Engineering Research
Henrico dan Anton Soekiman. 2013. Analisa Perilaku Kontraktor Utama Dalam
Melakukan Subkontrak Konstruksi Bangunan Gedung Di Indonesia.
Bandung: Jurnal Konstruksia. Vol. 5 No.1
Indah, Sinta Nur. 2017. Analisis Risiko Manajemen Mutu dan Penyusunan
Prosedur Pengendalian Mutu Pekerjaan Subkontraktor pada Proyek
Apartemen Gold Coast PIK Jakarta. Surabaya: INSTITUT TEKNOLOGI
SEPULUH NOVEMBER
Jayasudha, k. dan Vidivelli. 2016. Analysis of Major Risks in Construction
Projects. Tamil Nadu: Annamalai University
PMI. 2013. A Guide to The Project Management Body of Knowledge. Amerika
Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara No. PER/21/M-PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan. Sekretariat Negara.
Jakarta
Rezakhani, Pejman. 2012. Classifying Key Risk Factors in Construction Project.
Korea: Kyung Pook National University
Scheig, Martin. 2006. Risk Management in Construction Project Management.
Journal of Bussiness Economics and Management
Setioningsih, Reny. 2008. Sistem Pemilihan dan Pembayaran Subkontraktor.
Padang: Universitas Andalas

xix
xx

Sukirno. 2015. Analisis Resiko Waktu di Proyek Konstruksi Studi Kasus Proyek
Ampuh Pressure Maintenance di Duri, Riau. Riau: Universtias Riau
Supriyadi, Zufa. 2014. Hubungan Stakeholder Dengan Organisasi Perusahaan.
https://zufasupriyadi.wordpress.com/2014/05/25/hubungan-stakeholder-
dengan-organisasi-perusahaan/. Diakses pada 4 September 2017
Tipili, Luka Goji dan Ibrahin Yakubu. 2016. Identification adn Assessment of Key
Risk Factors Affecting Public Construction Project in Nigeria: Stakeholders
Perspectives. Bauchi: Abubakar Tafawa Balewa
Wae, Kirun. 2014. Pengertian Subkontaktor Pada Proyek.
http://projectmedias.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-subkontraktor-pada-
proyek.html. Diakses pada 4 September 2017
Winardi. 1990. Asas-Asas Manajemen. Bandung: Mandar Maju.
Winch et al. 2008. Construction Risk Identification. Machester: University of
Manchester
Zou, Patrick et al. 2014. Identifying Key Risks in Construction Projects: Lify
Cycle and Stakeholder Perspectives. International Journal of Construction
Management.
LAMPIRAN 1

Lampiran 1 Analisis Data 1

L1-3
L1-2
L1-3
L1-2

Anda mungkin juga menyukai