Anda di halaman 1dari 11

p- ISSN : 2407 – 1846

TS - 001 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

PENGARUH PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA TERHADAP PERILAKU PEKERJA KONSTRUKSI PADA
PROYEK JALAN TOL BOGOR RINGROAD SEKSI IIB
Dani Hartanto, Ronald Siahaan, Suprapto
1
Mahasiswa Progam Pasca Sarjana (S2) Magister Teknik Sipil, Universitas Tama Jagakarsa
Jl. Letjen TB Simatupang No. 152, Jakarta Selatan 12530
danierick22@gmail.com

Abstrak
Pembangunan infrastruktur di indonesia masih tertinggal dengan negara tetangga seperti
malaysia dan cina, di indonesia pembangunan jalan tol 1000 km dicapai dalam waktu 5
(lima) tahun, oleh karena itu pemerintah melakukan upaya percepatan, namun dalam
perjalanannya banyak terjadi kecelakaan kerja.Proses pembangunan konstruksi umumnya
adalah kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Untuk itu diperlukan
pengetahuan K3 terhadap perilaku pekerja agar terciptanya target zero accident,
terjaminnya kualitas, keamanan dan keselamatan konstruksi dimana proyek jalan tol
BORR seksi IIB ini merupakan proyek konstruksi berat dan melayang di atas tanah
(Elevated). Setiap kecelakaan pasti ada sebab dan akibatnya yang biasanya diawali oleh
unsafe action atau unsafe condition. Oleh karena itu perlu diketahui pengaruh
pengetahuan K3 terhadap perilaku pekerja konstruksi dilihat dari beberapa aspek terkait
K3 seperti definisi dan inisisasi K3(X1), Sistem Manajemen K3(X2),mekanisme alat
pelindung diri (X3), sarana dan prasana K3(X4) dan risiko K3 (X5). Teknik pengambilan
sampel dengan metode penelitian kualitatif serta dengan cara random sampling. Data
penelitian diambil dari jawaban kuisioner yang disebarkan kepada pekerja proyek tol
BORR seksi IIB. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan K3 dengan perilaku pekerja. Analisis regresi digunakan untuk menjelaskan
pengaruh aspek pengetahuan K3 terhadap perilaku pekerja konstruksi secara bersama-
sama dengan analisis regresi linier berganda maupun parsial dengan analisis regresi linier
sederhana. Hasil penelitian dari kelima variabel bebas ini urutan besarnya pengaruh
adalah disebabkan oleh Sistem Manajemen K3 (X2) 73,4%, Mekanisme Alat Pelindung
Diri (X3) 60,9%, Definisi dan Inisiasi K3 (X1) 42,6%, Risiko K3 (X5) 7,9% dan Sarana
dan Prasarana K3 (X4) 3,5% sehingga yang perlu ditangani oleh pimpinan proyek adalah
berdasarkan urutan persentasi tersebut.

Kata kunci : Pengetahuan K3, Perilaku Pekerja, Proyek Jalan Tol

Abstract
Infrastructure development in Indonesia is still lagging behind neighboring countries such
as Malaysia and China, in Indonesia the construction of the 1000 km toll road is achieved
within 5 (five) years, therefore the government makes efforts to accelerate, but in the
course of accelerating there are many work accidents. construction is generally an activity
that contains many elements of hazards. Therefore, it is necessary knowledge of the OSH
to worker attitude in order to create zero accident target, quality assurance, safety and
safety of construction where BORR section IIB section project is a heavy construction
project and floating above ground (Elevated). Every accident must have cause and
consequence that usually begins by unsafe action or unsafe condition. Therefore, it is
important to know the influence of OSH knowledge on the behavior of construction
workers as seen from several aspects related to OSH such as definition and initialization
of OSH (X1), OSH Management System (X2), mechanism of personal protective
equipment (X3), facilities and infrastructure OSH (X4) and risk of OSH (X5). Sampling
technique with qualitative research methods and by random sampling. The research data

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

were taken from the questionnaire answers distributed to the BORR section IIB section of
the toll road workers. Correlation analysis is used to know the relation between knowledge
of OSH and worker attitude. Regression analysis was used to explain the effect of
knowledge aspect of OSH to the attitude of construction workers together with multiple
linear regression analysis and partial with simple linear regression analysis. The results of
the five independent variables of this order of magnitude of influence are caused by OSH
Management System (X2) 73,4%, Self Protective Equipment Mechanism (X3) 60,9%,
Definition and Initiation OSH (X1) 42,6%, OSH Risk (X5) 7,9% and OSH Facility and
Infrastructure (X4) 3,5% so that which needs to be handled by the project leader is based
on the order of the percentage.

Keywords: OSH Knowledge, Worker Attitude, Toll Road Project

PENDAHULUAN penyakit akibat kerja sangat merugikan banyak


Pembangunan infrastuktur di Indonesia pihak terutama tenaga kerja bersangkutan.
masih tertinggal sampai saat ini dibandingkan Terkait dengan potensi risiko kecelakaan
dengan negara lain, sebagai contoh di China, kerja pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
pembangunan jalan tol bisa sampai ribuan maka pengetahuan akan K3 pada suatu proyek
kilometer (km) per tahun. Sementara di konstruksi saat ini telah menjadi kebutuhan
Indonesia, pembangunan 1.000 km mendasar. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan
membutuhkan waktu 5 tahun. Oleh karena itu seperti seharusnya tanpa ada intervensi dari
pemerintah melakukan usaha percepatan manajemen berupa upaya terencana untuk
pembangunan infrastruktur, tetapi dalam enam mengelolanya (Safety management), yang sering
bulan terakhir, mulai dari bulan agustus 2017 disebut dengan Sistem Managemen
sampai dengan bulan februari 2018 telah terjadi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). K3
sedikitnya 7 (tujuh) kejadian kecelakaan kerja, konstruksi bukanlah sesuatu yang baru,
hal ini menjadi peringatan bagi pihak terkait mengingat ada beberapa regulasi terkait K3
mengenai aspek keselamatan dan kecelakaan sudah ada sejak tahun 1970, seperti UU Nomor 1
kerja, padahal dalam permen PU Nomor 5 Tahun tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja, dan
2014 tentang Sistem Manajemen K3 konstruksi beberapa tahun lalu pemerintah juga menerbitkan
telah diatur bahwa setiap proyek yang tidak Peraturan Menteri No.9 tahun 2008 tentang
memenuhi standar keamanan dan keselamatan SMK3. Secara umum pengetahuan tentang K3
akan dikenakan sanksi dari surat peringatan sangat luas, akan tetapi komponen K3 yang
sampai dengan penghentian pekerjaan. Akibat dipandang penting untuk dijadikan tolak ukur
dari adanya kasus kecelakaan yang terjadi pada pemahaman K3. Komponen – komponen
enam bulan terakhir maka dikeluarkan tersebut adalah definisi dan inisiasi K3, Sistem
moratorium/penghentian sementara untuk Manajemen K3 (SMK3), Alat Pelindung Diri
pekerjaan proyek jalan layang (elevated) di (APD), Sarana dan prasarana K3, risiko K3.
seluruh Indonesia baik itu kontraktor asing Bpjs ketenagakerjaan mengatakan
maupun kontraktor dalam negeri, hal ini berdasarkan data pembayaran klaim Program
berdampak langsung kepada 32 proyek jalan Kecelakaan Kerja (JKK) terdapat peningkatan
layang dan 4 proyek kereta yang diberhentikan. jumlah kasus kecelakaan kerja sepanjang tahun
Proses pembangunan proyek konstruksi 2017. Pada tahun 2017, sebanyak 130.926 kasus
pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak kecelakaan kerja (meningkat 14,40%),
mengandung unsur bahaya. Situasi dalam lokasi dibandingkan tahun 2016 sebanyak 114.450
proyek mencerminkan karakter yang keras dan kasus dan 25 kasus diantaranya merupakan kasus
kegiatannya terlihat sangat kompleks dan sulit penyakit akibat kerja. Pentingnya penerapan
dilaksanakan sehingga dibutuhkan stamina yang norma keselamatan, kesehatan kerja (K3) mulai
prima dari pelaksananya. Namun tidak dapat dari tempat kerja, wilayah publik dan komersial
dipungkiri bahwa pekerjaan konstruksi ini untuk menekan angka kecelakaan kerja.
merupakan penyumbang angka kecelakaan yang Dalam penulisan ini, penulis mengambil
cukup tinggi. Banyaknya kecelakaan kerja serta objek penelitian pada proyek Jalan Tol Ringroad
Bogor Seksi II B (Ruas Kedung Badak –

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Simpang Yasmin) dengan penyedia jasanya Sistem Manajemen K3 (SMK3)


adalah PT. Wijaya Karya (persero) Tbk, Pemilik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Proyek PT. Marga Sarana Jabar dan Konsultan harus dikelola sebagaimana dengan aspek lainnya
Supervisi PT. Purnajasa Bimapratama KSO dalam perusahaan seperti operasi, produksi,
dengan PT. Wira Nusantara Bumi. logistik, sumber daya manusia, keuangan dan
pemasaran. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan
Dari latar belakang permasalahan di atas, maka seperti apa adanya tanpa intervensi dari
penelitian ini bertujuan untuk : manajemen berupa upaya terencana untuk
1. Mengetahui pengaruh pengetahuan K3 mengelolanya, karena itu ahli K3 sejak awal
terhadap perilaku pekerja konstruksi dilihat tahun 1980an berupaya meyakinkan semua pihak,
dari aspek terkait K3 seperti definisi dan khususnya manajemen organisasi untuk
inisiasi, sistem manajemen,mekanisme APD, menempatkan aspek K3 setara dengan unsur lain
sarana dan prasarana, serta risiko K3. dalam organisasi
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel–variabel Pengertian SMK3
pengetahuan K3 terhadap perilaku pekerja SMK3 merupakan konsep pengelolaan K3 secara
konstruksi secara bersama-sama. sistematis dan komprehensif dalam suatu sistem
3. Untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel manajemen yang utuh melalui proses
pengetahuan K3 terhadap perilaku pekerja perencanaan, penerapan, pengukuran dan
secara parsial. pengawasan.

Filosofi K3 Tujuan SMK3


Salah satu organisasi professional Keselamatan Berbagai tujuan SMK3 dapat digolongkan
dan Kesehatan Kerja (K3) di Amerika Serikat, sebagai berikut :
International Association of Safety Profesional a. Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi.
(IASP) menetapkan 8 (delapan) prinsip K3 yang b. Sebagai pedoman implementasi K3 dalam
menjadi landasan pengembangan K3 (ramli, organisasi.
2010:23) sebagai berikut : c. Sebagai dasar penghargaan (award).
d. Sebagai sertifikasi.
1. K3 adalah tanggung jawab moral atau etik (safety
is ethical responsibility). Proses SMK3
SMK3 dimulai dengan penetapan kebijakan K3
2. K3 adalah budaya, bukan sekedar program oleh manajemen puncak sebagai perwujudan
(Safety is culture, not a program). komitmen manajemen dalam mendukung
penerapan K3. Kebijakan K3 selanjutnya
3. K3 adalah tanggung jawab manajemen dikembangkan dalam perencanaan, tanpa
(Management is responsible). perencanaan yang baik, proses K3 akan berjalan
tanpa arah (misguided), tidak efisien, dan tidak
4. Pekerja harus dididik untuk bekerja dengan aman efektif. Berdasarkan hasil perencanaan tersebut,
(Employees must be trained to work safety). kemudian dilanjutkan dengan penerapan dan
operational, melalui pengerahan semua sumber
5. K3 adalah cerminan kondisi ketenagakerjaan daya yang ada, serta melakukan berbagai
(Safety is a condition of employment). program dan langkah pendukung untuk mencapai
keberhasilan.. Dengan demikian organisasi dapat
6. Semua kecelakaan dapat dicegah (All injuries are segera melakukan perbaikan dan langkah koreksi
preventable). lainnya.

7. Program K3 bersifat spesifik (Safety programs


must be site specific).

8. K3 baik untuk bisnis (Safety is good business).

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

terjadinya kecelakaan kerja.

Alat Pelindung Diri (APD)

Pengunaan APD merupakan keharusan


dimana biasanya pekerja atau buruh bangunan
yang bekerja di sebuah proyek atau
pembangunan konstruksi diwajibkan
menggunakan APD, hal ini sudah menjadi
suatu kesepakatan oleh pemerintah melalui
Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia, Adapun peralatan sudah
semestinya sesuai dengan yang
Gambar 2.1 Siklus manajemen dipersyaratkan dan akan lebih baik jika bisa
menunjang kenyaman kerja serta memberikan
Tujuan dan manfaat K3 proteksi yang handal dari risiko kecelakaan
K3 dianggap sebagai suatu pemborosan, kerja. Namun dalam realisasinya pemakaian
pengeluaran biaya yang sia-sia ( ratio APD masih sangat sulit, mengingat para
penilaian 0,8 – 4,1% menurut data safety and pekerja akan menganggap bahwa alat ini akan
health management system etool oleh menggangu pekerjaan. APD bukanlah alat
OHSA,2007) atau sekedar formalitas yang harus perlindungan yang nyaman apabila dikenakan
dipenuhi oleh organisasi. K3 masih dianggap tetapi fungsi dari alat ini sangatlah besar
sebagai beban tambahan bagi organisasi. sebab dapat mencegah penyakit akibat kerja
penilaian atau persepsi ini sering menghambat ataupun kecelakaan pada waktu kerja.
pelaksanaan K3. Aspek K3 bersifat multi Berdasarkan pasal 14 huruf c UU No. 1 tahun
dimensi, karena itu tujuan dan manfaat K3 juga 1970 tentang keselamatan kerja, pengusaha
harus dilihat dari berbagai sisi, seperti dari sisi wajib menyediakan APD secara Cuma –
hukum, perlindungan tenaga kerja, ekonomi, Cuma terhadap tenaga kerja dan orang lain
pengendalian kerugian, sosisal dan lain yang memasuki tempat kerja.
sebagainya.
Manajemen Proyek Konstruksi
Kecelakaan dan Keselamatan Kerja
Proyek didefiniskan sebagai sebuah
Kecelakaan kerja adalah sesuatu yang
rangkaian aktivitas unik yang saling terkait
tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat
untuk mencapai suatu hasil tertentu dan
mengakibatkan kerugian harta benda, korban
dilakukan dalam periode waktu tertentu pula.
jiwa/luka/cacat maupun pencemaran.
Menurut PMBOK Guide (2004), sebuah
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang
proyek memiliki beberapa karakteristik
terjadi akibat adanya hubungan kerja. Dengan
penting yang terkandung di dalamnya yaitu :
kondisi fisik yang menurun atau menjadi tidak
1. Temporary
mampu lagi untuk bekerja, penghasilan
2. Unique
berkurang atau menjadi tidak ada, oleh sebab itu
3. Progressive Elaboration
perlu pemberian kompensasi akibat kecelakaan
Karakteristik –karakteristik di atas tersebut
dan penyakit kerja.
yang membedakan aktivitas suatu proyek
terhadap aktivitas rutin operasional. Aktivitas
Kesehatan Kerja operasional cenderung bersifat terus menerus
Kesehatan kerja ini bertujuan untuk melindungi dan berulang – ulang, sementara aktivitas
pekerja agar hidup sehat dan terhindar dari proyek bersifat temporer dan unik, kemudian
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang dari segi tujuannya aktivitas akan berhenti
diakibatkan oleh pekerjaan. Pengelola tempat ketika tujuan telah tercapai, sementara
kerja wajib mentaati standar kesehatan kerja aktivitas operasional akan terus
sesuai dengan standar yang ditetapkan menyesuaikan tujuannya agar pekerjaan tetap
pemerintah serta menjamin lingkungan kerja berjalan.
yang sehat dan bertanggung jawab atas

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Ukuran Proyek dampak kerugian adalah perilaku yang tidak


Proyek dapat dilihat dari sumber daya disadari dan terjadinya dalam waktu yang sangat
yang diperlukan, biayanya dan waktu yang cepat.
diperlukan untuk menyelesaikannya. Hal –
hal ini digunakan sebagai kriteria ukuran Manajemen risiko K3 juga merupakan acuan
proyek, sehingga ukuran proyek dapat dilihat sebagai dasar dalam menyusun program kerja
dari jumlah kegiatannya, besar biayanya, K3 dan pengendalian program inspeksi,
jumlah tenaga kerja dan waktu yang program pelatihan, program sosialisasi K3
dibutuhkan, sedangkan tingkat dan program – program kerja k3 lainnya.
kompleksitasnya suatu proyek ditandai Dengan mengetahui titik –titik rawan
dengan jumlah kegiatan dan hubungan antar kecelakaan dan waktu pelaksanaan pekerjaan
kegiatan, jenis dan jumlah hubungan antar tersebut, maka inspeksi bisa dibuat jadwal
kelompok di dalam organisasi dan pihak luar, yang terencana dengan baik untuk memonitor
serta tingkat kesulitannya. Suatu proyek dapat persiapan pelaksanaan apakah sudah cukup
berukuran besar dengan jumlah kegiatan yang baik untuk dilaksanakan sesuai dengan
banyak, tenaga kerja yang besar namun prosedur yang telah ditetapkan
tingkat kesulitannya sedang.
Metode yang digunakan
Manajemen Risiko K3 Dalam penelitian ini dipergunakan
Tujuan upaya K3 adalah untuk pendekatan penelitian kualitatif yaitu suatu
mencegah kecelakaan yang ditimbulkan karena metode mengumpulkan data yang sesuai
adanya suatu bahaya di lingkungan kerja, karena dengan keadaan yang sebenarnya, serta
itu pengembangan SMK3 harus berbasis menyajikan dan menganalisis sehingga dapat
pengendalaian risiko sesuai dengan sifat dan memberikan gambaran yang cukup jelas atas
kondisi bahaya yang ada. Bahkan secara ekstrim objek yang diteliti. Metode bisa bermakna
dapat dikatakan bahwa K3 tidak diperlukan jika apabila data yang didapat lebih lengkap, lebih
tidak sumber bahaya yang harus dikelola. mendalam, dan kredibel sehingga tujuan
penelitian tercapai. Metode ini tepat
Konsep Perilaku digunakan untuk meneliti status sekelompok
Perilaku secara umum menempatkan sasaran manusia, perusahaan sebagai objek penelitian
sebagai orientasi. Motivasi utama dari perilaku yang bertujuan membuat deskriptif gambaran
atau tindakan kita adalah adanya kehendak dalam secara sistematis, faktual dan akurat
usaha pencapaian suatu tujuan. Individu tersebut mengenai fakta – fakta serta hubungan antara
tidak selalu menyadari apa yang menjadi tujuan fenomena yang diselidiki.
atau motivasi tersebut secara spesifik. Pada penelitian terdahulu yang
Sebenarnya semua perilaku merupakan suatu seri dilakukan oleh Made Bayu Sambira Teja pada
aktivitas. Untuk mengubah budaya K3 dapat tahun 2015 dengan judul tesis Pengaruh
dilakukan dengan mengubah mindset atau cara Pengetahuan K3 terhadap perilaku pekerja
pandang para pekerja. konstruksi pada tol Nusa Dua – Ngurah Rai –
Benoa, Bali. Menunjukan hasil penelitian
Hubungan Perilaku K3 dengan budaya K3
yang didapat bahwa terdapat hubungan atau
Untuk mengubah budaya K3 dapat dilakukan
korelasi yang positif dan rendah antara
dengan mengubah cara pandang para pekerja.
pengetahuan K3 dengan perilaku pekerja.
Perubahan cara pandang dapat dilakukan dari
Dari aspek- aspek pengetahuan K3, maka
mengubah perilaku. Kemudian apa keterkaitan
aspek mekanisme penggunaan alat
antara cara pandang (Mindset) dengan perilaku.
pelindung diri dan pemanfaatan sarana
Perilaku adalah tindakan yang dapat diamati atau
prasarana di tempat kerja berpengaruh secara
dilihat, segala sesuatu yang dilakukan oleh
positif/berbanding lurus dan tidak signifikan,
seseorang yang dapat dilihat, dirasa dan
sedangkan aspek pemahaman akan definisi
didengar, oleh karena itu perilaku dapat diukur
dan inisiasi, pemahaman sistem manajemen
sehingga dapat dikelola dan ditingkatkan. Sistem
K3 dan pemahaman akan risiko berpengaruh
manajemen secara menyeluruh akan
secara negatif/berbanding terbalik dan tidak
mempengaruh perilaku para pekerja. Tidak dapat
signifikan terhadap penerapan pekerja
dipungkiri bahwa perilaku yang memberi

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

konstruksi dalam berperilaku aman dan pengerjaan proyek Pembangunan Jalan Tol
selamat. Ringroad Bogor Seksi II B (Ruas Kedung
Menurut (Krisyanto Rachmat 2006) Badak – Simpang Yasmin). Dalam hal ini
riset kualititatif bertujuan untuk menjelaskan yang dianggap sebagai populasi adalah
fenomena dengan sedalam – dalamnya. sebatas karyawan tetap, karyawan kontrak
Penelitian kualitatif menekankan pada proyek dan karyawan lepas yang semuanya
pendalaman data yang didapat oleh peneliti. berjumlah 85 orang dengan rincian sebagai
Semakin dalam dan detail data yang berikut :
didapatkan, maka semakin baik kualitas dari
penelitian kualitatif ini. Tabel 2.1
Penelitian kualitatif jauh lebih karakteristik pekerja berdasarkan status
subjektif daripada penelitian atau survei kerja
kuantitatif dan menggunakan metode sangat No. Sifat Jumlah Prosenta
berbeda dari mengumpulkan informasi, Kontrak (Orang) se (%)
terutama individu, dalam menggunakan Kerja
wawancara secara mendalam dan grup fokus. 1 Karyawan 20 23,529
Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian . Tetap
dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan 2 Karyawan 26 30,588
dalam jumlah relatif kelompok kecil yang . Kontrak
diwawancarai secara mendalam. Proyek
Dalam penelitian kualitatif peserta 3 Karyawan 39 45,883
diminta untuk menjawab pertanyaan umum . Lepas
dan pewancara atau moderator group periset 85 100
menjelajah dengan tanggapan mereka untuk Sumber : tabulasi hasil survei
mengidentifikasi dan menentukan persepsi,
pendapat dan perasaan tentang gagasan atau Sampel
topik yang dibahas dan untuk menentukan Sampel adalah sebagian dari
derajat kesepakatan yang ada dalam group. populasi, sampel harus mewakili populasi,
metode pengambilan sampel dalam penelitian
Lokasi Penelitian ini adalah dengan menggunakan random
Peneltian ini berlokasi di Proyek sampling dari populasi yang ada. Jumlah
Pembangunan Jalan Tol Ringroad Bogor sampel yang diambil dari populasi yang ada
Seksi IIB (Ruas Kedung Badak – Simpang menurut rumus Slovin mengikuti formula
Yasmin),Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. matematik sebagai berikut :
Penentuan Sumber Data
N
Pada penelitian ini, teknik
n
pengambilan sampel dilakukan dengan 1  N (e) 2
motode Random Sampling atau pengambilan
sampel secara acak.
Teknik penyebaran kuisioner dengan cara Keterangan:
meminta bantuan staf PT. Wijaya Karya yang n = jumlah sampel, dihitung dari
terlibat dalam proyek Pembangunan Jalan Tol rumus
Ringroad Bogor Seksi IIB (Ruas Kedung N = jumlah populasi, 85 orang
Badak – Simpang Yasmin) untuk e = kesalahan pengambilan sampel
menyebarkan kuisioner dan membagikan (%) yang dapat ditoleransi terhadap ketidak
langsung pada pekerja konstruksi pada proyek tepatan penggunaan sampel sebagai pengganti
tersebut yang siap bekerja sama dan dijadikan populasi= 10%
sumber data.
85
n  46
Populasi dan Sampel Penelitian 1  85 (0,1) 2
Populasi dari penelitian ini adalah semua
Sampel adalah bagian dari jumlah
pekerja atau orang yang terlibat dalam
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

tersebut, karena populasi besar dan peneliti negatif serta r hitung < r tabel maka butir atau
tidak dapat mempelajari semua yang ada pada variabel tersebut tidak valid.
populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti itu dapat
menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Dalam peneltian ini teknik
sampel diambil dengan cara random sampling
yang terdiri dari pekerja sebanyak 46 orang.
Tabel 2.2 Interpretasi koefisien korelasi
Jenis Data Nilai r
Untuk mendapatkan tujuan akhir dari Interpretasi Koefisien Tingkat Hubungan
peneltian, maka data yang diperlukan adalah
data primer dan data sekunder. 0.8 - 1.000 Sangat Kuat
a. Data Primer 0.6 - 0.7990 Kuat
Yaitu data yang diperoleh dari 0.4 - 0.5990 Cukup Kuat
responden dengan mendistribusikan
0.2 - 0.3990 Rendah
kuisioner dan atau wawancara langsung
kepada pekerja konstruksi. 0- 0.1990 Sangat Rendah
b. Data Sekunder Sumber:Ridwan 2006
Data sekunder diperoleh dari unit
SMK3L PT. Wijaya Karya seperti data Uji Realibilitas
umum proyek,RK3K proyek, data Uji Realibilitas digunakan untuk
jumlah pekerja, serta literatur – literatur mengetahui konsistensi atau kestabilan alat
dan media yang berhubungan dengan ukur, apakah alat yang digunakan dapat
objek yang diteliti. diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Dalam uji
Korelasi Pengetahuan K3 dengan Perilaku realibilitas ini digunakan program SPSS
Pekerja Konstruksi dengan metode Cronbach’s alpha
Korelasi karakteristik pengetahuan K3 Untuk pengujian realibilitas atas
dengan perilaku pekerja pada tempat kerja instrumen yang sama digunakan formula
merupakan korelasi dua variabel yang Cronbach’s alpha. Formula ini digunakan
berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain, untuk melihat sejauh mana alat ukur dapat
sehingga korelasi antara dua variabel tersebut memberikan hasil yang relatif tidak berbeda
dapat diketahui dimana dalam penelitian ini bila dilakukan pengukuran kembali terhadap
dikerjakan dengan metode Analisis regresi gejala yang sama pada saat yang berbeda. Jadi
dengan bantuan program SPSS dan Microsoft pengukuran realibilitas berkenaan dengan
Excel. konsistensi dan keakuratan pengukuran.

Uji Validitas
Pengujian validitas adalah untuk
mengetahui derajat ketepatan instrumen
untuk mengumpulkan data penelitian. Definisi Operasional
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui Menurut Nasir (2009), definisi
apakah semua pernyataan (instrumen) operasional merupakan definisi yang
penelitian yang diajukan untuk mengukur diberikan kepada variabel dengan cara
variabel penelitian adalah valid. memberikan arti atau spesifikasi kegiatan atau
Untuk Pengujian validitas dalam memberikan operasional yang diperlukan
penelitian ini dihitung dengan menggunakan untuk mengukur variabel tersebut.
program Statistical Product and Service Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas
Solutions (SPSS) dengan ketentuan jika r adalah pengetahuan tentang K3 yang terdiri
hitung positif, serta r hitung > r tabel, maka dari:
butir atau variabel tersebut valid. Jika r hitung a. Definisi atau inisiasi K3 (X1).
b. Sistem Manajemen K3 (X2).

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

c. Mekanisme Alat Pelindung Diri (X3).


d. Sarana dan Prasarana K3(X4). Alur Penelitian (Flow Chart)
e. Risiko K3 (X5). MULAI

Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Perumusan Masalah dan Tujuan penelitian
Pekerja Konstruksi.
Kajian Pustaka

Skala Pengukuran
Menentukan Sampel dan Variabel Penelitian
Semua variabel yang digunakan pada
penelitian ini diukur dengan menggunakan
Skala Likert. Dalam hal ini penulis berasumsi Data Primer Data Sekunder
bahwa skala likert menghasilkan pengukuran (Kuisioner) (data Proyek)
variabel dalam skala interval.Ada lima
alternatif pengukuran yang digunakan yaitu 5 Membuat Format Kuisioner
titik pilihan pada setiap butir pertanyaannya,
yaitu : Penyebaran kuisioner Tidak
5 = Sangat Tahu/Sangat Penting/Sangat
Sering/Sangat Besar Uji validitas
realibilitas dan
4 = Tahu/Penting/Sering/Besar normalitas

3 = Kurang Tahu/Kurang Penting/Kadang- Data / Tabulasi Data


kadang/Sedang

2 = Tidak Tahu/Tidak Penting/Jarang/Kecil Pembahasan Hasil Analisis Data

1 = Sangat Tidak Tahu/Sangat Tidak Penting Kesimpulan dan Saran


/Tidak Pernah/ Sangat Kecil
Cara Penyajian Data Selesai
Cara penyajian data yang
komunikatif akan dapat mudah untuk
dipahami, sehingga diperlukan cara – cara HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
tertentu untuk menyampaikan data tersebut, Setelah melakukan analisis dan
seperti penyajian data berupa tabel dan grafik. pengujian statistik dengan menggunakan sofware
Di samping itu, hasil pengumpulan data juga SPSS versi 22,00 terhadap pengaruh variabel
dapat dibuat secara naratif, berupa deskripsi bebas Definisi dan Inisiasi K3, Sistem
data yang diperoleh dari hasil pengolahan Manajemen K3, Mekanisme Alat Pelindung
data. Diri, Sarana dan Prasarana K3, dan Risiko K3
secara bersama-sama terhadap Perilaku Pekerja
Konstruksi seperti apa yang diuraikan dalam
hipotesis. Lebih jauh secara terperinci dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Variabel bebas Definisi dan Inisiasi K3,
Sistem Manajemen K3, Mekanisme Alat
Pelindung Diri, Sarana dan Prasarana K3, dan
Risiko K3 secara bersama-sama terhadap
Perilaku Pekerja Konstruksi dengan
keabsahan 99%. Presentasi pengaruh adalah
sebesar 85,8%. Sisanya 14,2% disebabkan
oleh pengaruh lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian. Nilai pengaruh secara
bersama-sama ini lebih besar jika
dibandingkan dengan pengaruh secara

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

terpisah yaitu pengaruh Definisi dan Inisiasi K3 (X1), Risiko K3 (X5) dan Sarana dan
K3, Sistem Manajemen K3, Mekanisme Alat Prasarana K3 (X4). Masing-masing pengaruh
Pelindung Diri, Sarana dan Prasarana K3, dan dalam persen adalah 73,4%, 60,9% , 42,6%,
Risiko K3 secara terpisah. Persamaan regresi 7,9%. dan 3,5%.
adalah : Y = -15.066 + 0,100 X1 + 0,445 X2 2. Jika kelima pengaruh variabel bebas Sistem
+ 0,544 X3 + 0,148 X4 + 0,113 X5 persamaan Manajemen K3 (X2), Mekanisme Alat
ini signifikan karena Fhitung lebih besar Pelindung Diri (X3), Definisi dan Inisiasi K3
dibandingkan dengan nilai Ftabel (X1), Risiko K3 (X5) dan Sarana dan
(55,238>3,51). Prasarana K3 (X4) diperhatikan secara
2. Variabel bebas Definisi dan Inisiasi K3 (X1), bersama-sama menghasilkan pengaruh yang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap lebih besar yaitu 85,8%. Hal ini menunjukkan
variabel terikat Perilaku Pekerja Konstruksi pada kita bahwa kelima pengaruh saling
dengan keabsahan 99% Pesentasi pengaruh mendukung sehingga menghasilkan pengaruh
adalah sebesar 42,6%. persamaan regresi Y = bersama-sama yang lebih besar dan pengaruh
24,382 + 0,631 X1. Persamaan regresi ini secara parsial.
signifikan karena thitung > ttabel (5.717>2,414),
3. Variabel bebas Sistem Manajemen K3 (X2), Saran-saran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepada Pengelola proyek disarankan
variabel terikat Perilaku Pekerja Konstruksi bahwa :
dengan keabsahan 99% Pesentasi pengaruh 1. Perilaku Pekerja Konstruksi dipengaruhi oleh
adalah sebesar 73,4%. persamaan regresi Y = 5(lima) variabel bebas Definisi dan Inisiasi K3,
14,376 + 0,764 X2. Persamaan regresi ini Sistem Manajemen K3, Mekanisme Alat
signifikan karena thitung > ttabel (11.025>2,414). Pelindung Diri, Sarana dan Prasarana K3, dan
4. Variabel bebas Mekanisme Alat Pelindung Risiko K3. Dari kelima variabel bebas ini
Diri (X3), berpengaruh positif dan signifikan urutan besarnya pengaruh adalah disebabkan
terhadap variabel terikat Perilaku Pekerja oleh Sistem Manajemen K3 (X2), Mekanisme
Konstruksi dengan keabsahan 99% Pesentasi Alat Pelindung Diri (X3), Definisi dan Inisiasi
pengaruh adalah sebesar 60,9%. Persamaan K3 (X1), Risiko K3 (X5) dan Sarana dan
regresi Y = 10,237 + 0,885 X3. Persamaan Prasarana K3 (X4). Masing-masing pengaruh
regresi ini signifikan karena thitung > ttabel dalam persen adalah 73,4%, 60,9% , 42,6%,
(8.277>2,414) 7,9%. dan 3,5%, sehingga yang perlu ditangani
5. Variabel bebas Sarana dan Prasarana K3, oleh pimpinan adalah berdasarkan urutan
berpengaruh negatif terhadap variabel persentasi tersebut.
terikat Perilaku Pekerja Konstruksi 2. Jika kelima pengaruh variabel bebas Sistem
persamaan regresi Y = 63,880 - 0,170 X4. Manajemen K3 (X2), Mekanisme Alat
6. Variabel bebas Risiko K3 (X5), Pelindung Diri (X3), Definisi dan Inisiasi K3
berpengaruh positif dan signifikan (X1), Risiko K3 (X5) dan Sarana dan Prasarana
terhadap variabel terikat Perilaku Pekerja K3 (X4) diperhatikan secara bersama-sama
Konstruksi dengan keabsahan 99% menghasilkan pengaruh yang lebih besar yaitu
Pesentasi pengaruh adalah sebesar 7,9%. 85,8%. Hal ini menunjukkan pada kita bahwa
persamaan regresi Y = 40,534 + 0,260 X5. kelima pengaruh saling mendukung sehingga
Persamaan regresi ini signifikan karena menghasilkan pengaruh bersama-sama yang
thitung > ttabel (2.938 >2,414). lebih besar dan pengaruh secara parsial.
3. Hasil Penelitian ini hendaknya dapat menjadi
Kesimpulan bahan pertimbangan perusahaan konstruksi
1. Perilaku Pekerja Konstruksi dipengaruhi oleh dalam melakukan pengembangan budaya
5(lima) variabel bebas Definisi dan Inisiasi keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan
K3, Sistem Manajemen K3, Mekanisme Alat maupun di proyek.
Pelindung Diri, Sarana dan Prasarana K3, dan 4. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya ruang
Risiko K3. Dari kelima variabel bebas ini lingkup penelitian dapat dikembangkan lagi
urutan besarnya pengaruh adalah disebabkan antara lain dengan mencoba melihat hubungan
oleh Sistem Manajemen K3 (X2), Mekanisme antara produktivitas dan sumber daya dengan
Alat Pelindung Diri (X3), Definisi dan Inisiasi aspek keselamatan dan kesehatan kerja atau

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 9


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

pengaruh besaran biaya K3 terhadap tingkat pengawasan yang intensif diharapkan


kecelakaan kerja. pekerja dapat bekerja sesuai dengan
5. Untuk menjamin kualitas,keamanan dan prosedur kerja aman dan sehat.
keselamatan konstruksi harus ditekankan 7. Hasil Penelitian ini hendaknya dapat
mengenai kedisplinan dalam pengawasan, serta menjadi bahan pertimbangan perusahaan
memperketat pengawasan. konstruksi dalam melakukan
pengembangan budaya keselamatan dan
Rekomendasi kesehatan kerja di perusahaan maupun di
Setelah melakukan penelitian mengenai proyek.
pengaruh pengetahuan Keselamatan dan 8. Agar regulasi mengenai Sistem
Kesehatan Kerja terhadap pekerja konstruksi Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
pada proyek jalan Tol Bogor Ringroad seksi IIB, Kerja (SMK3) diterapkan dengan baik
maka penulis memberikan masukan sebagai dilapangan sebaiknya dimasukkan
bahan pertimbangan mengenai Kesehatan dan kedalam pasal kontrak kerja dan memuat
keselamatan kerja dan lingkungan pada proyek mengenai sanksi – sanksi mengenai
konstruksi antara lain : pelanggaran.
9. Untuk menjamin kualitas,keamanan dan
1. Percepatan pembangunan insfrasruktur keselamatan konstruksi harus ditekankan
bukanlah dasar untuk pembenaran atau mengenai kedisplinan dalam
alasan untuk memaklumi adanya pengawasan, serta memperketat
kecelakaan kerja karena percepatan pengawasan.
adalah upaya untuk pencapaian target. 10. Untuk meningkatkan penerapan K3
2. Pengawasan terhadap pelaksanaan dengan meningkatkan fungsi
konstruksi agar lebih diketatkan dari pengawasan karena selama ini
berbagai aspek terutama aspek K3 oleh pengawasan baru dilakukan setelah
pelaksana pekerja konstruksi. adanya kejadian dan dapat
3. Peran konsultan pengawas sebaiknya mempublikasikan kepada masyarakat
dimaksimalkan, seharusnya konsultan luas mengenai hasil dari investigasi dan
lebih cerdas dan lebih tegas dalam evaluasi kecelakaan untuk pembelajaran
menggunakan wewenangnya agar dari kejadian tersebut.
pelaksanaan sesuai dengan standar 11. Untuk pemerintah melalui
operasi prosedur dan sesuai spesifikasi Kemenakertrans dan Komisi IX DPR RI
material yang telah ditentukan. sudah saatnya membuat peraturan
4. Negara harus membuat standar operasi mengenai K3L yang mengatur mengenai
prosedur dalam bidang konstruksi atau perlindungan masyarakat luas (Public
pembangunan infrastruktur melalui safety) dengan melakukan perubahan
kementerian pekerjaan umum sehingga atau revisi UU No.1 tahun 1970.
kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan 12. Pada saat ini anggaran K3 hanya
tidak terjadi kembali. dimasukan kedalam item pembayaran
pekerjaan mobilisasi dan secara teoritis
5. Untuk para kontraktor pelaksana proyek dalam pelaksanaan proyek terdapat
konstruksi agar menerapkan Sistem berbagai item pekerjaan yang berbeda-
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan beda, sehingga agar lebih tepat, biaya K3
Kerja (SMK3) yang telah tertuang dalam dimasukkan kedalam analisa harga
peraturan Menteri PUPR Nomor satuan pekerjaan seperti yang telah diatur
05/PRT/M/2015 agar target Zero dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Accident dilingkungan kegiatan proyek Umum No: 09/PER/M/2008 Pasal 9 Bab
konstruksi dapat tercapai. IV mengenai tugas,tanggung jawab dan
6. Peran pengawas keselamatan dan wewenang.
kesehatan kerja perlu ditingkatkan untuk 13. Perlu diadakan pelatihan Keselamatan
memantau pelaksanaan program K3 serta dan kesehatan kerja kepada para pekerja
mengawasi perilaku pekerja yang dapat proyek baik itu pekerja dari main
menimbulkan kecelakaan dan gangguan
kesehatan kerja. Dengan adanya

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 10


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

kontraktor dan sub kontraktor sehingga Ervianto , 2005, Manajemen Proyek


target zero accident dapat tercapai. Konstruksi, Edisi Revisi, Penerbit Andi
14. Perlu dibuat adanya sanksi dan reward Yogyakarta.
terhadap para pekerja di proyek dalam Fajar Pebrianto 22 Februari, 2018. Banyak
menjalankan program K3 sehingga Kecelakaan Kerja, ini pengakuan dan
diharapkan tidak ada lagi kecelakaan argument Waskita Karya . Tempo, , hlm
kerja. 1 & 2.
Feby Novalius 22 Februari, 2018. Moratorium
DAFTAR PUSTAKA Pembangunan Insfrastruktur Elevated.
Okezone, , hlm 1 s/d 3.
A Guide to the Project Management Body of HW. Heinrich, Dan Peterson, Nestor Roos,
Knowledge, (PMBOK® Guide) Third (1980). Industrial Accident Prevention,
Edition, Project Management Institute. New York: Mc. Grow-Hill Book
2004. Company ILO, 1989. Pencegahan
Anonim.1970. Undang-Undang Tentang Kecelakaan. Jakarta: PT. Pustaka
Keselamatan Kerja. UU No. 1 Tahun Binawan Pressindo.
1970, LN No. 1 Tahun 1970, TLN Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset
No.2918. Komunikasi. Jakarta : PT. Kencana Perdana.
Anonim, 2008. Undang-undang Republik Millet, John D. (1954). Management in the public
Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang service: The quest for effective
Pengelolaan Sampah. Jakarta: performance. New York: McGraw-Hill.
Sekretariat Negara. Nyoman, I. 2017. Sistem Manajemen
Anonim, 2009. Undang-undang Republik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Pada Proyek Peningkatan Struktur
Kesehatan. Jakarta: Sekretariat Negara. Jalan. Surabaya: Universitas 17 Agustus
Anonim, 2009. Undang-undang Republik 1945.
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Nasir, Moh. (2009) Metode Penelitian. Jakarta,
Perlindungan dan Pengelolaan Ghalia Indonesia.
Lingkungan Hidup. Jakarta: Sekretariat Oey Liang Lee. 2010. Pengantar Manajemen.
Negara. Jakarta: Salemba Empat.
Anonim,2014 Peraturan Pemerintah Republik Pratama Yudi, Teuku Budi Aulia,Nurisra.
Indonesia No. 101 Tahun 2014 Tentang 2014. Identifikasi faktor – faktor
Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Berbahaya (B3). (K3) Yang Mempengaruhi Proyek
Bayu Sambira Teja, Made. 2015. Pengaruh Konstruksi. Aceh: Universitas Syiah
Pengetahuan Keselamatan dan Kuala Banda Aceh.
Kesehatan Kerja Terhadap Perilaku Ramli, Soehatman. Sistem Manajemen
Pekerja Konstruksi Pada Proyek Keselamatan & Kesehatan Kerja
Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai- OHSAS 18001. Jakarta : Dian Rakyat,
Benoa. Denpasar: Universitas Udayana. 2010.
Bird, Jr., E, Frank dan Germain L. George. 1992. Santoso, Budi.2009.”Manajemen Proyek”.
Practical Loss Control Leadership. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Atalanta: International Loss Control Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif
Institute, Inc. Kualitatif R&B. Bandung: Aflabeta
BPJS . (2017). Info BPJS Kesehatan. Winardi, J. 2004. Motivasi & Pemotivasian
Budi Winarno, Kebijakan Publik : Teori dan Dalam Manajemen. Cetakan Ketiga.
Proses Edisi Revisi, Media Presindo. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Yogyakarta. 2005.
Eka Novianto, Ariza. 2016. Analisis Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Terhadap Kinerja Pekerja
Konstruksi Pada Proyek
Pembangunan Fly Over Palur.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 11


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai