Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS FAKTOR RISIKO PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN KEMBAR LILIBA

KUPANG
( STUDI KESELAMATAN TRANSPORTASI PUBLIK WILAYAH PERKOTAAN)

( STUDI KESELAMATAN KERJA)

Spesifikasi
- Kebermanfaatn pembagunan jembatan
- Risiko pembagunan yang timbul
-
-
- Fokus transportasi publik

Identifikasi pembangunan .........terhadapat .....lahan hjau fokus keberlanjutan......

Kebermanfaatan langsung menyentuh pada kepentingan masyarakat


LATAR BELAKANG
ANALISIS FAKTOR RISIKO PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN
(STUDI KASUS PROYEK PEMBAGUNAN JEMBATAN KEMBAR LILIBA KUPANG)

Jumlah penduduk yang terus meningkat berdampak pada peningkatan mobilitas masyarakat, hal
tersebut mengakibatkan keutuhan akan kendaraan probadi dan angutan umum semakin tinggi.
Jembatan liliba merupakan salah satu akses utama yang menghubungkan kota kupang dengan
bandar udara eltari serta kawasan di sekitarnya kawasan perkantoran dan pusat Kota Kupang
dengan kawasan pemukiman serta Bandar Udara El Tari Kupang, sehingga beban lalu lintas pada
area ruas Jalan sekitar Jembatan Liliba tergolong cukup tinggi
Pertumbuhan lalu lintas yang semakin bertambah setiap tahunnya, menyebabkan kemacetan pada
ruas jalan pada Jembatan Liliba sulit untuk dihindari. Tercatat melalui sumber BPS Kota Kupang,
(2020) untuk data kendaraan bermotor tahun 2018 – 2019 menunjukan pertumbuhan jumlah
kendaraan naik sebesar 6,62%. Dengan adanya volume lalu lintas yang semakin tinggi ini ruas
jalan tidak dapat menapung volume lalu lintas yang ada, serta ditambah oleh adanya simpang tiga
tak bersinyal pada ruas jalan Piet A. Tallo dan ruas jalan M. Sabaat pada ujung timur Jembatan
Liliba dapat menimbulkan antrian akibat keluar masuknya kendaraan menuju dan keluar dari
jalan ini, sehingga menimbulkan kemacetan pada ruas jalan sepanjang ruas jalan pada area
Jembatan Liliba. Rekayasa lalu lintas baik dari segi infrastrukur maupun manajemen lalu lintas
perlu diterapkan dalam mengatasi permasalah kemacetan ini, penumpukan kendaraan pada
jembatan juga menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam pemecahan masalah ini

Proyek pembangunan jalan, seperti halnya proyek konstruksi lainnya memiliki potensi-potensi
risiko yang
menghambat dan bahkan menggagalkan proses pembangunan tersebut. Salah satu potensi risiko
tersebut adalah
yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerka. Potensi risiko ini tidak hanya merugikan
tenaga kerja tetapi
juga pemilik proyek. Pengabaian faktor kesehatan dan keselamatan kerja mengakibatkan
tingginya tingkat
kecelakaan kerja pada proyek konstruksi, sehingga akan menambah biaya asuransi tenaga kerja
dan mempengaruhi
kinerja proyek (Rahmawati, 2020).
Oleh karena itulah, penting untuk dilakukan kegiatan manajemen risiko dalam proses pelaksanaan
pembangunan
jalan Sumber Nanas. Itu disebabkan karena kegiatan proyek pembangunan jalan di Kabupaten
Malang memiliki
tingkat risiko yang disebabkan oleh kondisi wilayah dan topografi kabupaten Malang. Risiko
tersebut mencakup
risiko teknis yang terkait dengan manusia, alat, material, dan teknologi serta faktor non teknis
yang terkait dengan
kondisi cuaca, lingkungan dan masyarakat sekitar. Risiko-risiko tersebut tentu saja kaan
mempengaruhi
biaya.waktu dan kualitas pekerjaan pembangunan jalan Sumbernanas. Kerzner, (2013)
menyatakan bahwa
lemahnya manajemen risiko bisa menyebabkan proyek terlambat, biaya membengkak dan
menyebabkan proyek
memiliki risiko tinggi
.

Jembatan Liliba yang terletak pada Jalan Piet A. Tallo Kecamatan Oebobo, Kota Kupang
merupakan jembatan penghubung antara
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan
lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan bagian dari
jalan, sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan
menunjang pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan
jembatan harus diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga
pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi para
pengguna jembatan (Struyk, 1984).
Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang berperan penting dalam pencapaian keberhasilan
pembangunan nasional, serta berperan dalam pergerakan arus barang dan jasa. Jalan sebagai
salah satu jalur transportasi darat menjadi pilihan sebagian besar masyarakat karena akses yang
mudah dan murah jika dibandingkan dengan jalur transportasi lainnya. Pemerintah Indonesia
(2006), dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan mengklasifikasikan jalan umum di
Indonesia menurut statusnya ke dalam beberapa macam jalan, salah satunya adalah jalan
nasional yang terdiri dari jalan arteri primer
PROSPEK PENERAPAN GREEN TRANSPORTATION DI KOTA KUPANG DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN

Dalam rencana tata ruang wilayah kota kupang ...................

STRATEGI PENERAPAN GREEN TRANSPORTATION DALAM MEWUJUDKAN TRANSPORTASI


HIJAU YANG BERKELANJUTAN DI KOTA KUPANG
STRATEGI PENERAPAN GREEN TRANSPORTATION DALAM MEWUJUDKAN TRANSPORTASI
HIJAU YANG BERKELANJUTAN DI KOTA KUPANG

Sebuah kota
Sebuah Kota tidak dapat terlepas dari keberadaan penduduk beserta aktivitasnya.
Sektor transportasi merupakan sektor yang paling banyak menyumbang
Menurut Buanawati et al, 2017, Sektor transportasi berkontribusi paling besar dalam pencemaran
udara di perkotaan sebesar 70% dibandingkan dengan sektor lainnya seperti pencemaran udara akibat
sektor industri sebesar 25% dan pembakaran sampah sebesar 5% (). Emisi akibat aktivitas transportasi
berasal dari kendaraan bermotor yang mengandung CO (karbon monoksida) sebesar 70,50%, NO
(nitrogen oksida) sebesar 8,89%, HC (hidro karbon) sebesar 18,34%, SO2 (Oksida Belerang) sebesar
0,88% , PM10 (Particulate Matter) sebesar 1,33% (Sutrisno et al, 2017). Hal tersebut menunjukkan
bahwa karbon monoksida (CO) merupakan gas yang memiliki persentase kontribusi emisi paling besar
terhadap pencemaran udara dibandingkan.
Pengembangan transportasi harus didasarkan pada pengebangan yang berkelanjutan
Pengembangan transportasi harus
didasarkan pada pengembangan yang
berkelanjutan (sustainability), yaitu
melihat jauh ke depan, berdasarkan
perencanaan jangka Panjang yang
komprehensif dan berwawasan
lingkungan. Dalam merencanakan
pengembangan infrastruktur fisik harus

Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di perkotaan semakin mengalami peningkatan dari


tahun ke tahun, hal ini dikarenakan adanya urban sprawl yang tidak diikuti dengan penyediaan
sistem angkutan umum yang memadai, sehingga masyarakat lebih memilih untuk
menggunakan kendaraan pribadi dalam melakukan aktivitas pergerakan. Saat ini masyarakat
dihadapkan pada kondisi dimana harus secepatnya melakukan perubahan terhadap pola hidup
terkait dengan penggunaan alat transportasi yaitu dengan cara meminimalisir penggunaan
kendaraan bermotor guna menghindari efek global warming. Banyaknya tudingan yang
mengatakan bahwa transportasi yang semakin tidak terkendali telah mengakibatkan
penurunan kualitas kehidupan perkotaan, hal ini terlihat dari menurunnya tingkat kesehatan
masyarakat, semakin buruknya kualitas udara perkotaan, meningkatnya korban kecelakaan lalu
lintas serta meningkatnya tekanan kejiwaan akibat kemacetan. Dengan melihat rentetan
permasalahan tersebut maka perlu adanya pengembangan sistem transportasi yang ramah
lingkungan sebagai wujud dari transportasi yang berkelanjutan. Banyaknya permasalahan
dibidang transportasi kerap kali menuntut pemerintah untuk mulai menerapkan sistem
transportasi berkelanjutan.

transportasi itu merupakan denyut nadi dalam kehidupan perkotaan

Anda mungkin juga menyukai