Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JARINGAN JALAN DI KOTA WONOSOBO (STUDI KASUS PADA BEBERAPA RUAS JALAN DI KOTA WONOSOBO)

oleh Hermawan Fakultas Teknik Universitas Sains Al-Quran Wonosobo

Abstract City Growth has effect to city roads. Wonosobo city have many roads which have different characteristic which other so need different treatment for that roads. For decide idealisme treatment a roads so needs many analysis there for traffic mathematics analysis, roads volume analysis and services analysis. Subjective for this roads analysis study is helping a city in ordering and developing roads for economic and social growth. Data of geometric and traffic roads can get form survey or observation. Then do analysis and mathematic with use geometric planning standart. Determination of primary artery road and collector in town of Wonosobo as according to type and its class. Ahmad Yani street, Honggoderpo street, Sumbing street and Sindoro street owning level service of road, which still fulfill up to ten years come that is in the year 2016. Pemuda street at existing condition, only owning value mount service of road fulfilling to come up with eight years forwards. From result of calculation to be owning value mount service fulfilling final to a point age plan in the year 2016, hence require to be improved by its service by way of mak-up of wide goodness of shoulder and also column the way. From result of analysis know that roads functional clasiffication in Wonosobo city is used according to with the function. Even though pursuant to roads planning classification still needs ordering and developing. Keywords : roads services level, Wonosobo street. penghubung yang utama baik antar desa, kota maupun antarnegara mempunyai peran dalam mewujudkan pembangunan daerah itu sendiri. Proyek-proyek peningkatan jalan umum biasanya merupakan pengembangan proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum yang diperuntukkan bagi kepentingan umum. Tujuan yang ingin dicapai dari peningkatan jalan ini adalah untuk meningkatkan aktivitas daerah yang melaluinya. Pada proyek peningkatan jalan biasanya menjadi satu dengan proyek perbaikan ataupun pelebaran jembatan yang melalui jalan tersebut. (Departemen Pekerjaan Umum, 1995) Ruang lingkup proyek peningkatan jalan jembatan itu adalah sebagai bherikut.

PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan manusia maka semakin tinggi pula tingkat pemenuhan kebutuhannya. Hal ini diikuti oleh segala aspek yang melekat dalam kehidupannya termasuk perkembangan kota yang membawa akibat adanya tuntutan kualitas dan kuantitas dari sarana dan prasarana sebagai bentuk jawaban untuk memenuhi kebutuhan sekaligus meningkatkan taraf hidup manusia. Di antaranya adalah peningkatan sarana perhubungan disamping sebagai pelayanan terhadap sirkulasi barang dan jasa juga sebagai salah satu cara pemecahan masalah kepadatan lalu lintas terutama di daerah perkotaan. Perkembangan dan pertumbuhan masyarakat beserta lingkungannya yang terjadi dewasa ini tentunya akan memerlukan berbagai prasarana yang mampu melayani berbagai kegiatan yang ditimbulkannya. Jalan sebagai sarana
113

a. Pekerjaan Jalan 1) Pekerjaan tanah antara lain galian dan timbunan (cut and fill), pemadatan (compaction) dan stripping. 2) Pekerjaan lapis pondasi (granular pavement), yaitu lapis pondasi kelas A dan lapis pondasi kelas B 3) Lapis perkerasan dengan perkerasan lentur (flexible pavement) menggunakan ATB (asphalt treated base) dan wearing course (lapis permukaan) dengan asphalt concrete (AC) 4) Pekerjaan pendukung, antara lain : drainase, rambu dan marka jalan, lampu jalan, median, dan trotoar. b. Pekerjaan Jembatan 1) Pekerjaan struktur atas, yaitu balok beton prategang, plat lantai jembatan, lapis perkerasan lentur (flexible pavement) galian, dan timbunan pondasi 2) Pekerjaan struktur bawah, yaitu galian, pekerjaan struktur pondasi, struktur beton pada abutment, pilar jembatan (pier), dan wingwall 3) Pekerjaan pendukung antara lain : pagar jembatan, trotoar, median, rambu dan marka jalan, serta lampu jalan . Pada tulisan ini, penulis hanya mencoba membahas khusus pada pekerjaan peningkatan jalan, sehingga untuk pekerjaan jembatan tidak diikutsertakan. Perencanaan suatu konstruksi merupakan langkah awal untuk mendapatkan hasil dan mutu pekerjaan agar sesuai dengan rencana. Menurut Wells (1993), dalam sebuah konstruksi untuk kepentingan umum dalam hal ini jalan raya sebaiknya memuhi syarat dalam hal kekuatan (strenght), kestabilan (stability), ekonomis (optimum design), kegunaan (useability), keamanan (safety) dan kenyamanan (comfortable). Dalam perencanaan itu perlu adanya survai, pengujian tanah, perhitungan struktur dan lain-lain. Menurut Hobbs (1995), tahapan perencanaan pada proyek peningkatan jalan secara umum adalah sebagai berikut. a. Studi transportasi dan lalu lintas Studi ini dimaksudkan untuk mendata seluruh aspek lalu lintas dalam kaitannya dengan pola transportasi. Dengan adanya

data-data tersebut, maka akan didapatkan karakteristik lalu lintas. Dengan demikian, seluruh masalah lalu lintas dapat diketahui sebab dan akibatnya baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Data yang didapat dari studi transportasi dan lalu lintas adalah sebagai berikut. 1) Volume dan komposisi lalu lintas Volume lalu lintas pada suatu jalan adalah jumlah kendaraan yang melintasi atau melewati suatu titik pada jalan tersebut pada satu satuan waktu. Analisis volume lalu lintas ini berkaitan langsung dengan jumlah jalur, lajur, lebar perkerasan yang diperlukan dan sangat berguna untuk menentukan konstruksi lapis perkerasan jalan. Komposisi lalu lintas suatu jalan adalah variasi jenis kendaraan baik berdasarkan ukuran maupun berat kendaraan yang akan melewati jalan tersebut. Data tersebut untuk memperhitungkan pengaruhnya terhadap arus lalu lintas dan kapasitas jalan. 2) Lalu lintas harian rata-rata (LHR) LHR adalah jumlah satuan lalu lintas dalam satu tahun dibagi banyaknya hari dalam satu tahun. LHR ini hanya menunjukkan volume rata-rata dalam satu tahun dan tidak memberikan gambaran perubahan-perubahan penting lalu lintas yang terjadi, tidak menunjukkan variasi dalam lalu lintas yang terjadi dalam beberapa bulan dalam satu tahun, beberapa hari dalam satu minggu maupun beberapa jam dalam satu hari. Data LHR digunakan juga untuk menghitung tebal perkerasan yang direncanakan disamping data tanah pada proyek yang akan dilaksanakan . 3.Analisis kapasitas jalan Analisis ini sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan jalan pada saat ini dalam menampung arus lalu lintas yang melaluinya, apakah sudah melebihi kapasitas atau belum.

114

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 12 No. 2 Agustus 2007: 113-124

Dengan melihat kondisi jalan dan kebutuhan jalan sebagai pelayanan sarana transportasi yang akan digunakan. Fungsi jalan juga sangat mendukung untuk mengetahui kapasitas yang akan menampung kendaraan-kendaraan yang akan melaluinya. 4. Proyeksi pertumbuhan lalu lintas Hal ini atas dasar pemikiran bahwa jalan selain harus cukup baik melayani lalu lintas pada saat sekarang, namun yang terpenting harus mampu melayani lalu lintas selama jangka waktu yang layak dipakai sebagai dasar rencana, sesuai dengan dasar perencanaan jalan yang harus nyaman, aman dan ekonomis. b. Survai Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengadakan studi yang intensif dari suatu daerah yang akan dijadikan lokasi proyek. Hasil survai ini akan menentukan apakah proyek ini perlu dikerjakan atau tidak dengan pertimbangan berbagai hal berikut. 1) Seberapa jauh manfaat dari rencana proyek tersebut bagi masyarakat sekitar dan khalayak umum sesuai dengan maksud dan tujuan proyek 2) Sampai di mana dampak positif dan negatif dari proyek tersebut terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya 3) Dari segi sosial ekonomi keputusan membuat proyek tersebut dipertimbangakan apakah biaya yang tersedia cukup untuk melaksanakan proyek tersebut atau jika perlu pinjaman dana dari luar negeri perlu dipertimbangkan apakah bentuk pinjamannya memberatkan atau tidak bagi negara dalam hal pembayarannya. c. Tahap Perencanaan Perencanaan proyek peningkatan jalan mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku dan juga didasarkan pada data-data hasil survai. Perencanaan tersebut di antaranya perencanaan geometrik, perencanaanalinyemen, perencanaan perkerasan jalan, perencanaan drainase. Telah diketahui bersama keberadaan jalan raya sebagai prasarana transportasi darat adalah suatu hal yang sangat vital. Banyak aspek kehidupan yang telah terkait didalamnya. D antara aspek tersebut ekonomi, sosial budaya,

pertahanan dan keamanan, sosial politik dan lingkungan, oleh sebab itu, kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan dan perkembangan pada sektor transportasi. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk saat ini semakin sulit dikendalikan, menyebabkan kegiatan manusia semakin bertambah dan komplek. Untuk mendukung pertumbuhan tersebut perlu diadakan sarana dan prasarana. Pendukungnya, dalam hal ini transportasi. Menyadari betapa pentingnya kelancaran sarana transportasi, khususnya jalan raya, maka Indonesia sebagai negara yang sedang tumbuh dan berkembang terus mengadakan perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana tersebut, kebutuhan arus lalulintas sesuai dengan perkembangan seiring pertumbuhan penduduk dan besarnya pembangunan. Dalam era pembangunan dewasa ini untuk menunjang keberhasilan pembangunan perlu ditingkatkan sarana perhubungan baik darat, laut maupun udara. Agar kegiatan transportasi khususnya darat dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan sarana jalan yang memadai. Kabupaten Wonosobo termasuk dalam wilayah sabuk pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan dalam posisi geografisnya kota Wonosobo terletak pada jalur arteri primer yang menghubungkan kota-kota di Jawa Tengah terutama yang di bagian tengah. Sebagai kota yang terletak dalam posisi silang, kota Wonosobo sangat potensial untuk berkembang. Potensi sosial maupun ekonomi yang ada juga cukup untuk menunjang perkembangan tersebut. Mengingat peran, fungsi dan kondisi kota Wonosobo yang menguntungkan dalam proses pertumbuhan, maka kota Wonosobo perlu dipersiapkan untuk mengantisipasi perkembangan tersebut agar sejalan dengan tingkat perkembangan yang terjadi. Untuk itu, perlu dilakukan "Analisis Tingkat Pelayanan Jaringan Jalan di Kota Wonosobo (Studi Kasus pada Beberapa

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JARINGAN JALAN DI KOTA WONOSOBO(Hermawan )

115

Ruas Jalan di Kota Wonosobo)" agar dapat diketahui apakah tingkat pelayanan dan kondisi fisik jalan di kota Wonosobo sudah sesuai dengan fungsi jalannya. Asumsi yang digunakan adalah : 1. Studi ini meliputi : perhitungan volume lalu lintas, kapasitas dan tingkat pelayanan jalan untuk kondisi yang ada sampai dengan 10 tahun mendatang, dengan acuan pada Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Tahun 1992. Dimana pengaruh faktor ekonomi tidak ditinjau. 2. Jalan-jalan yang distudi adalah jalan utama yang menghubungkan kota Magelang dan Wonosobo dengan fungsi arteri primer dan sekunder, dengan ketentuan fungsi jalan tetap. Untuk keadaan fisik yang ditinjau dibatasi pada : lebar jalur, lebar bahu jalan, lebar trotoar dan lebar jalur henti, sedangkan untuk drainase dan lapisan perkerasannya tidak ditinjau. 3. Klasifikasi fungsi jalan berdasarkan ketetapan dari DPU Kabupaten Dati II Wonosobo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat pelayanan dan keadaan Fisik jalan-jalan di kota Wonosobo, agar dapat disarankan sehingga jalan-jalan tersebut sesuai dengan fungsinya. METODE PENELITIAN Mengingat pelaksanaan kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, klasifikasi yang dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi, maka digunakan metode analisis deskriptif yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan/survei lapangan (data primer) maupun data-data pendukung (data sekunder) dikumpulkan, disunting, dan dikompilasi kemudian dianalisis agar mendapatkan kondisi

sekarang dan kondisi mendatang. Dengan metode ini, diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ada dilapangan. (Weimintoro, 2005) Hal-hal yang dianalisis adalah sebagai berikut. a. Analisis perhitungan volume lalu lintas 1. Pertumbuhan LHR, dihitung dengan rumus: Vn = ( 1 + i )n x Vo .. (1) Keterangan: Vn = Volume tahun ke-n, Vo = Volume sekarang, i = faktor perkembangan, diambil sebesar 6% berdasarkan petunjuk teknis perencanaan dan penyusunan program jalan kabupaten n = selisih tahun 2. Volume per jam perencanaan (DHV), dihitung dengan rumus: 1) Untuk dua jalur DHV= DTV x (K/100) .. (2) 2) Untuk berlajur banyak DHV = DTV x (K/100) x (K/100).. 3) di mana DHV = volume per jam perencanaan (smp/2 arah/jam) untuk jalan 2 lajur (smp/arah/jam) untuk jalan berlajur banyak, DTV = Volume lalu lintas rencana (smp/2 arah/hari), K = koefisien puncak (%) untuk jalan kota negara rkembang diambil sebesar 10%, dan D = Koefisien arah (%) untuk jalan kota diambil 60% b. Analisis kapasitas jalan, meliputi: (Oglesby, C.H. dan Hicks, R.G; 1993) 1) Kapasitas dasar (BC) dapat dilihat pada tabel di bawah.

116

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 12 No. 2 Agustus 2007: 113-124

Tabel 1 Kapasitas dasar Tipe jalan Jalan lajur banyak (per lajur) Jalan dua lajur antara 2 pertemuan (2 lajur/2 arah) Jalan tiga lajur antara dua pertemuan (3 lajur/ 2 arah) 2) Kapasitas yang mungkin (PC), dengan rumus PC = BC x F1 x F2 x F3 x F4 .. (4) di mana BC = Kapasitas Dasar , dalam smp, F1 = Faktor lebar lajur, F2 = Faktor kebebasan samping, F3= Faktor kendaraan komersial, dan F4 = Faktor daerah sekitar jalan Kapasitas rencana (DC), dengan rumus DC = PC x (V/C) (5) di mana BC= Kapasita dasar, R1= Koefisien penyesuaian lajur, R2= Koefisien penyesuaian kebebasan samping R3 = Koefisien penyesuaian gangguan samping Kapasitas dasar (BC) (smp/jam) Jepang Amerika Bina Marga 2.500 2.000 2.000 2.500 2.000 2.500 4.000 -

c. Analisis tingkat pelayanan, dihitung dengan rumus: TP = V/C ... (6) di mana TP = Tingkat pelayanan, V = Volume (kendaraan/jam), dan C = Kapasitas (kendaraan/jam) Batasan-batasan nilai dari setiap tingkat pelayanan jalan dipengaruhi oleh fungsi jalan dan dimana jalan tersebut berada. Jalan kolektor sekunder yang berada di dalam kota dapat saja direncanakan untuk tingkat pelayanan pada akhir umur rencana dengan kecepatan yang lebih rendah daripada jalan antar kota. (Silvia Sukirman, 1994) HASIL PENELITIAN Kondisi Geometri Jalan, Kondisi lalu lintas yang ada dan perhitungan LHR untuk wilayah penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah.

3)

Nama Jalan

Pemuda Ahmad Yani Honggoderpo Sumbing Sindoro S. Parman

Panjang jalan (m) 700 1700 600 800 500 2000

Tabel 2 Kondisi Geometrik Jalan Lebar Lebar bahu Lebar trotoar jalan Kiri kanan Kiri Kanan (m) 10 0 0 2 2 12 0 0 2 2 7 0 0 2 2 7 0 0 2 2 7 0 0 2 2 12 0 0 2 2

Jumlah Lajur Arah 2 4 2 2 2 4 2 2 1 1 2 1

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JARINGAN JALAN DI KOTA WONOSOBO(Hermawan )

117

Nama Jalan Pemuda Ahmad Yani Honggoderpo Sumbing Sindoro S. Parman

Tabel 3 Kondisi lalu lintas yang ada Golongan Kendaraan 1 2 3 4 5 15246 1589 2045 1014 989 12401 1488 1001 780 654 12845 1683 12235 2410 14512 2142 15421 2145 1894 2041 1245

6 112 774 1325

Keterangan : Golongan Kendaraan 1 = Sepeda Motor, = Sedan, station wagon 1 = Pick up, mini bus, 3= Mikro truck, 4= bus, 5= truck 2 sumbu Tabel 4 Perhitungan LHR tahun 2006 (dalam smp) Jln. . Pemuda, Jln. . Ahmad Yani dan Jln. . Honggoderpo
Gol Kend Index Koefisien untuk 40 jam Jln. . Pemuda LHR Komposisi (smp) Lalu Lintas (%) 4192.65 44.739 873.95 9.3257 1124.75 12.002 1394.25 14.878 1631.85 17.413 154 1.6433 0 0 0 0 9371.45 100 Jln. . Ahmad Yani LHR Komposisi (smp) Lalu Lintas (%) 3410.275 42.655 818.4 10.236 550.55 6.8861 1072.5 13.415 1079.1 13.497 1064.25 13.311 0 0 0 0 7995.075 100 Jln. . Honggoderpo LHR Komposisi (smp) Lalu Lintas (%) 3532.375 79.236 925.65 20.764 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4458.025 100

1 2 3 4 5 6 7 8

0.5 0.55 1 0.55 1 0.55 2.5 0.55 3 0.55 2.5 0.55 3 0.55 0 0.55 Jumlah

Tabel 5 Perhitungan LHR tahun 2006 (dalam smp) Jln. . Sumbing, Jln. . Sindoro dan Jln. . S. Parman
Gol Kend Index Koefisien untuk 40 jam Jln. . Sumbing LHR Komposisi (smp) Lalu Lintas (%) 3364.625 71.738 1325.5 28.262 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4690.125 100 Jln. . Sindoro LHR Komposisi (smp) Lalu Lintas (%) 3990.8 77.208 1178.1 22.792 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5168.9 100 Jln. . S. Parman LHR Komposisi (smp) Lalu Lintas (%) 4240.775 32.262 1179.75 8.9751 1041.7 7.9248 2806.375 21.35 2054.25 15.628 1821.875 13.86 0 0 0 0 13144.73 100

1 2 3 4 5 6 7 8

0.5 0.55 1 0.55 1 0.55 2.5 0.55 3 0.55 2.5 0.55 3 0.55 0 0.55 Jumlah

118

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 12 No. 2 Agustus 2007: 113-124

Hasil perhitungan volume per jam perencanaan, analisis kapasitas jalan dan

tingkat pelayanan untuk jalan yang diteliti dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 6 Volume per jam perencanaan (VJP) Jln. . Pemuda dan Jln. . Ahmad Yani
No Tahun K (%) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D (%) 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Jln. . Pemuda LHR (DTV) VJP (DHV) (smp) (smp) 9371.45 1124.574 9933.737 1192.04844 10529.7612 1263.57135 11161.5469 1339.38563 11831.2401 1419.74881 12541.118 1504.93417 13293.5818 1595.22981 14091.1962 1690.94354 14936.6678 1792.40013 15832.8676 1899.94411 16782.8397 2013.94076 Jln. . Ahmad Yani LHR (DTV) VJP (DHV) (smp) (smp) 7995.075 959.409 8474.7795 1016.97354 8983.26627 1077.99195 9522.26225 1142.67147 10093.5983 1211.2318 10699.2172 1283.90607 11341.1674 1360.94009 12021.637 1442.59644 12742.9351 1529.15221 13507.511 1620.90132 14317.9617 1718.1554

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tabel 7 Volume per jam perencanaan (VJP) Jln. . Honggoderpo dan Jln. . Sumbing
No Tahun K (%) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D (%) 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Jln. . Honggoderpo LHR (DTV) LHR (DTV) (smp) (smp) 4458.025 10624.63 4725.5065 11262.1025 5009.03689 11937.8287 5309.5791 12654.0984 5628.15403 13413.3447 5965.84496 14218.1494 6323.79406 15071.2346 6703.22147 15975.5081 7105.41468 16934.0384 7531.73944 17950.0804 7983.64382 19027.0852 Jln. . Sumbing VJP (DHV) VJP (DHV) (smp) (smp) 1274.9556 534.963 1351.4523 567.06078 1432.53944 601.084427 1518.4918 637.149492 1609.60136 675.378483 1706.17793 715.901396 1808.54815 758.855287 1917.06097 804.386576 2032.0846 852.649761 2154.00965 903.808733 2283.25023 958.037258

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tabel 8 Volume per jam perencanaan (VJP) Jln. . Sindoro dan Jln. . S. Parman
No Tahun K (%) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 D (%) 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Jln. . Sindoro LHR (DTV) VJP (DHV) (smp) (smp) 5168.9 620.268 5479.034 657.48408 5807.77604 696.933125 6156.2426 738.749112 6525.61737 783.074084 6917.15637 830.058765 7332.18389 879.862067 7772.11466 932.653759 8238.44144 988.612973 8732.7478 1047.92974 9256.71268 1110.80552 Jln. . S.Parman LHR (DTV) VJP (DHV) (smp) (smp) 13144.73 1577.3676 13933.4085 1672.00902 14769.413 1772.32956 15655.5778 1878.66933 16594.913 1991.38956 17590.6128 2110.87353 18646.0448 2237.52537 19764.8086 2371.77682 20950.695 2514.0834 22207.7363 2664.92836 23540.2006 2824.82406

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JARINGAN JALAN DI KOTA WONOSOBO(Hermawan )

119

Tabel 9 Analisa Kapasitas Jalan & tingkat pelayanan Jln. . Pemuda dan Jln. . Ahmad Yani
N Tahun Leba Kebebasa Koefisien Kapasita Kapasita o r n penyesuaian s dasar s yg lajur samping (smp/jam mungkin ) (smp/jam Bahu Bahu Leba Kebebasa Keadaa ) kiri kanan r n n (m) (m) lajur samping sekitar (R1) (R2) (R3) 1 2006 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 2 2007 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 3 2008 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 4 2009 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 5 2010 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 6 2011 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 7 2012 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 8 2013 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 9 2014 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 10 2015 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 11 2016 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 Jln. . Pemuda Jln. . Ahmad Yani

Volume per Tingkat Volume per Tingkat jam pelayanan jam pelayanan perencanaan perencanaa (smp/jam) n (smp/jam) 1124.574 0.62476333 959.409 0.533005 1192.048 0.66224913 1016.974 0.5649853 1263.571 0.70198408 1077.992 0.59888442 1339.386 0.74410313 1142.671 0.63481748 1419.749 0.78874934 1211.232 0.67290655 1504.934 0.83607454 1283.906 0.71328115 1595.23 0.88623878 1360.94 0.75607783 1690.944 0.93941308 1442.596 0.80144247 1792.4 0.99577785 1529.152 0.84952901 1899.944 1.05552451 1620.901 0.90050073 2013.941 1.11885598 1718.155 0.95453078

Tabel 10 Analisa Kapasitas Jalan & tingkat pelayanan Jln. . S. Parman


N Tahun Leba Kebebasa Koefisien Kapasita Kapasita o r n penyesuaian s dasar s yg lajur samping (smp/jam mungkin ) (smp/jam Bahu Bahu Leba Kebebasa Keadaa ) kiri kanan r n n (m) (m) lajur samping sekitar (R1) (R2) (R3) 1 2006 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 2 2007 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 3 2008 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 4 2009 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 5 2010 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 6 2011 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 7 2012 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 8 2013 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 9 2014 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 10 2015 3.5 0 0 1 0.9 0.8 2500 1800 Jln. . S. Parman

Volume per Tingkat jam pelayanan perencanaan (smp/jam) 1577.368 0.87631533 1672.009 0.9288939 1772.33 0.98462753 1878.669 1.04370519 1991.39 1.10632753 2110.874 1.17270752 2237.525 1.24306965 2371.777 1.31765379 2514.083 1.396713 2664.928 1.48051575

11 2016 3. 5

0.9

0.8

2500

1800

2824.824

1.5693467

120

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 12 No. 2 Agustus 2007: 113-124

Tabel 11 Analisa Kapasitas Jalan & tingkat pelayanan Jln. . Honggoderpo dan Jln. . Sumbing
N Tahun Leba Kebebasa Koefisien Kapasita Kapasita o r n penyesuaian s dasar s yg lajur samping (smp/jam mungkin ) (smp/jam Bahu Bahu Leba Kebebasa Keadaa ) kiri kanan r n n (m) (m) lajur samping sekitar (R1) (R2) (R3) 1 2006 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 2 2007 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 3 2008 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 4 2009 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 5 2010 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 6 2011 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 7 2012 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 8 2013 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 9 2014 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 10 2015 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 11 2016 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 Jln. . Honggoderpo Jln. . Sumbing

Volume per Tingkat Volume per Tingkat jam pelayanan jam pelayanan perencanaan perencanaa (smp/jam) n (smp/jam) 534.963 0.31468412 562.815 0.33106765 567.0608 0.33356516 596.5839 0.35093171 601.0844 0.35357907 632.3789 0.37198761 637.1495 0.37479382 670.3217 0.39430686 675.3785 0.39728146 710.541 0.41796529 715.9014 0.42111847 753.1737 0.44304333 758.8553 0.44638546 798.3639 0.46962581 804.3866 0.47316857 846.2357 0.49780335 852.6498 0.50155868 897.0416 0.52767154 903.8087 0.5316522 950.8641 0.55933182 958.0373 0.56355133 1007.916 0.59289173

Tabel 12 Analisa Kapasitas Jalan & tingkat pelayanan Jln. . Sindoro


N Tahun Leba Kebebasa Koefisien penyesuaian Kapasita Kapasita o r n s dasar s yg lajur samping (smp/jam mungkin ) (smp/jam Bahu Bahu Leba Kebebasan Keadaa ) kiri kanan r samping n (m) (m) lajur (R2) sekitar (R1) (R3) 1 2006 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 2 2007 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 3 2008 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 4 2009 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 5 2010 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 6 2011 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 7 2012 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 8 2013 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 9 2014 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 10 2015 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 11 2016 3.5 0 0 1 0.85 0.8 2500 1700 Jln. . Sindoro

Volume per Tingkat jam pelayanan perencanaan (smp/jam) 1274.956 0.74997388 1351.452 0.79497194 1432.539 0.84267026 1518.492 0.89323047 1609.601 0.94682433 1706.178 1.00363408 1808.548 0.90427407 1917.061 0.95853048 2032.085 1.0160423 2154.01 1.07700482 2283.25 1.14162511

PEMBAHASAN Setelah melakukan analisis didapat hasil penelitian sebagai berikut . a. Penentuan jalan arteri primer dan kolektor primer di kota Wonosobo sesuai dengan tipe dan kelasnya, sebagai berikut. 1. Berdasarkan tipenya jalan-jalan di kota Wonosobo dapat digolongkan ke dalam jalan tipe II, yaitu sebagian atau tanpa

pengaturan jalan masuk. 2. Menurut penggunaan secara tipikal dari kelas-kelas perencanaan, memenuhi ketentuan sebagai berikut. 1) Tipe II kelas I, merupakan ruas jalan utama dari suatu kota, yang dapat digolongkan sebagai jalan arteri primer. 2) Tipe II kelas II, merupakan perluasan kota dari jalan antar kota dengan volume

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JARINGAN JALAN DI KOTA WONOSOBO(Hermawan )

121

lalu-lintas sedang, yang dapat digolongkan sebagai jalan arteri sekunder. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Jalan arteri primer termasuk dalam tipe II kelas I, yaitu Jln. . Pemuda, Jln. . S Parman dan Jln. . Ahmad Yani 2. Jalan arteri sekunder termasuk dalam tipe II kelas II , yaitu Jln. . Sumbing, Jln. Sindoro, dan Jln. . Honggoderpo. b. Dari hasil analisis tingkat pelayanan jalan di kota Wonosobo diketahui bahwa : 1. Jln. . Ahmad Yani, Jln. . Honggoderpo, Jln. . Sumbing, Jln. , Sindoro, memiliki nilai tingkat pelayanan jalan yang masih memenuhi sampai dengan 10 tahun mendatang yaitu pada tahun 2016. 2. Jln. . Pemuda pada kondisi yang ada, hanya memiliki nilai tingkat pelayanan jalan yang memenuhi sampai pada delapan tahun kedepan. Agar memiliki nilai tingkat pelayanan yang memenuhi sampai batas akhir umur rencana pada tahun 2016, maka perlu di tingkatkan pelayanannya dengan jalan peningkatan baik lebar lajur maupun bahujalannya, yaitu : 1) Jumlah lajurnya ditingkatkan dari 2 lajur menjadi 4 lajur. 2) Lebar lajurnya ditingkatkan menjadi 3,50 m. 3) Diberi bahu jalan dengan lebar 2m. 3. Jln. . Ahmad Yani pada kondisi yang ada; hanya memiliki nilai tingkat pelayanan jalan yang memenuhi sampai pada empat tahun kedepan. Agar memiliki nilai tingkat pelayanan yang memenuhi sampai batas akhir umur rencana pada tahun 2016, maka perlu di tingkatkan pelayanannya dengan

menambahkan bahu jalan dengan lebar 2m. Namun karena Jln. . Ahmad Yani adalah jalan satu arah dan merupakan jalur perdagangan, maka cukup ditambahkan jalur henti/jalur parkir dengan lebar 2,5 m di sepanjang Jln. . Ahmad Yani c. Pembahasan berdasarkan keadaan fisik jalan sesuai dengan fungsinya, jalanjalan di kota Wonosobo sebagai berikut : 1. Jln. . Pemuda sebagai jalan arteri primer, jumlah lajur, lebar lajur dan lebar trotoar tidak memenuhi syarat, sehingga perlu ditingkatkan menjadi empat lajur, dengan lebar masingmasing lajur 3,50 m dan lebar trotoar ditingkatkan dari 2,0 m menjadi 3,0 m. 2. Jln. . Ahmad Yani dan Jln. . S. Parman sebagai jalan arteri primer, lebar trotoar tidak memenuhi syarat, sehingga perlu ditingkatkan dari 2,0 m menjadi 3,0 m. 3. Jln. . Honggoderpo dan Jln. . Sumbing sebagai jalan arteri sekunder, lebar trotoar tidak memenuhi syarat, sehingga perlu ditingkatkan dari 2,0 m menjadi 3,0 m. 4. Jln. . Sindoro sebagai jalan arteri sekunder, lebar lajur dan lebar trotoar tidak memenuhi syarat, sehingga perlu ditingkatkan lebar lajur dari 3,0m menjadi 3,50 m dan lebar trotoar ditingkatkan dari 2,0 m menjadi 3,0 m. d. Pembahasan berdasarkan kondisi lapangan (Tata Kota) Untuk Jln. . Pemuda, Jln. . S Parman, terletak pada jalur ramai dan pusat kota (pusat perbelanjaan dan pusat kegiatan). Pada daerah ini, jalan sudah tidak bisa dilakukan pelebaran. hal ini dikarenakan wilayah DAMIJA (Daerah Milik Jalan) sudah digunakan sebagai areal perekonomian. Letak pasar dan sarana umum lainnya yang berada tepat di jalur propinsi ini, menyebabkan fungsi jalan tidak digunakan sebagaimana mestinya. Sehingga untuk meningkatkan pelayanan jalan, perlu

122

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 12 No. 2 Agustus 2007: 113-124

digunakan jalan alternatif untuk angkutan luar kota. Berdasarkan hasil pembahasan tingkat pelayanan dan keadaan fisik jalan sesuai dengan fungsinya, maka berikut ini disajikan tabel perbandingan jalan di kota

Wonosobo antara kondisi jalan yang ada tahun 2006 dengan jalan yang berdasarkan tingkat pelayanan dan kondisi fisik sesuai dengan fungsinya memenuhi syarat sampai tahun 2016.

Tabel 13 Perbandingan antara Kondisi Jalan yang Ada dengan Jalan Berdasarkan Tingkat Pelayanan (Tp) dan Kondisi Fisik Sesuai dengan Fungsinya.
No 1 1 Uraian 2 Jln. . Pemuda (Arteri Primer) a. Jml lajur/arah b. Lebar lajur (m) c. Bahu jalan (m) (luar 1/ luar 2) d. Trotoar (m) (kiri/kanan) Jln. . Ahmad Yani (Arteri Primer) a. Jml lajur/arah b. Lebar lajur (m) c. Bahu jalan (m) (luar 1/ luar 2) d. Trotoar (m) (kiri/kanan) Jln. . Honggoderpo (Arteri Sekunder) a. Jml lajur/arah b. Lebar lajur (m) c. Bahu jalan (m) (luar 1/ luar 2) d. Trotoar (m) (kiri/kanan) Jln. . Sumbing (Arteri Sekunder) a. Jml lajur/arah b. Lebar lajur (m) c. Bahu jalan (m) (luar 1/ luar 2) d. Trotoar (m) (kiri/kanan) Jln. . Sindoro (Arteri Primer) a. Jml lajur/arah b. Lebar lajur (m) c. Bahu jalan (m) (luar 1/ luar 2) d. Trotoar (m) (kiri/kanan) Keadaan yang ada Th. 2006 3 Berdasar TP & Kondisi Fisik sesuai fungsi 4 Keterangan 5 Jumlah lajur, lebar lajur, bahu dan trotoar jalan perlu ditingkatkan. Jumlah lajur = 4 lajur Lebar lajur = 3.5 m Bahu =2m Trotoar =3m Lebar trotoar jalan perlu ditingkatkan, dan perlu diberi jalur henti/parkir. Trotoar =3m Jalur henti = 2 m

2/2 3.00 0/0 2/2

4/2 3.5 2/2 3/3

4/2 3.00 0/0 2/2

4/2 3.00 2/2 3/3

2/1 3.00 0/0 2/2

2/1 3.5 2/2 2/2

Lebar jalur perlu dikurangi, sedangkan bahu jalan dan trotoar perlu ditingkatkan. Lebar lajur = 3.5 m Bahu = 2m Trotoar =2m

2/1 3.00 0/0 2/2

2/1 3.5 2/2 2/2

Lebar jalur perlu dikurangi, sedangkan bahu jalan dan trotoar perlu ditingkatkan. Lebar lajur = 3.5 m Bahu =2m Trotoar =2m

2/2 3.00 0/0 2/2

2/2 3.5 2/2 2/2

Lebar lajur, bahu dan trotoar jalan perlu ditingkatkan. Lebar lajur = 3.5 m Bahu =2m Trotoar =2m

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JARINGAN JALAN DI KOTA WONOSOBO(Hermawan )

123

Jln. . S. Parman (Arteri Primer) a. Jml lajur/arah b. Lebar lajur (m) c. Bahu jalan (m) (luar 1/ luar 2) d. Trotoar (m) (kiri/kanan)

4/1 3.00 0/0 2/2

4/1 3.00 2/2 3/3

Lebar trotoar jalan perlu ditingkatkan, Jumlah lajur = 4 lajur Lebar lajur = 3.5 m Bahu =2m Trotoar =3m

KESIMPULAN Dari uraian dan pembahasan tentang "Analisis Keadaan Fisik dan Tingkat Pelayanan Jaringan Jalan di Kota Wonosobo (Studi Kasus pada Beberapa Ruas Jalan di Kota Wonosobo)", dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Jln. . Pemuda dan Jln. . Ahmad Yani sebagai jalan arteri primer. Berdasarkan tingkat pelayanan, memiliki nilai tingkat pelayanan jalan yang belum memenuhi sampai batas akhir umur rencana sehingga perlu adanya peningkatan pelayanan jalan. Untuk keadaan fisik, yaitu lebar bahu jalan, lebar dan jumlah lajur, dan lebar trotoar belum memenuhi syarat. Jln. . Honggoderpo, Jln. . Sumbing dan Jln. . Sindoro sebagai jalan arteri sekunder.Berdasarkan tingkat pelayanan, memiliki nilai tingkat pelayanan jalan yang sudah memenuhi sampai batas akhir umur rencana.Untuk keadaan fisik, yaitu lebar lajur sudah memenuhi syarat, sedangkan lebar bahu dan trotoar jalan belum memenuhi syarat. Jln. . S. Parman sebagai jalan arteri primer.Berdasarkan tingkat pelayanan, memiliki nilai tingkat pelayanan jalan yang sudah memenuhi sampai batas akhir umur rencana.Untuk keadaan fisik, yaitu lebar lajur sudah memenuhi syarat,

sedangkan lebar bahu dan lebar trotoar belum memenuhi syarat. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Teknik UNSIQ dan Drs. Setio Utomo atas segala dukungan dan bantuan yang diberikan. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum, 1995. Petunjuk Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten. Bagian A, Pedoman Prosedur No. 77/KPTS/OB/1990. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga. Hobbs.F.D, 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas Edisi kedua. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,. Oglesby, Clarkson H, dan Hicks, R. Gary., 1993,. Teknik Jalan Raya Jilid I. Surabaya: Penerbit Erlangga, Surabaya. Silvia Sukirman, 1994. Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan,. Bandung: Penerbit Nova. Weimintoro, 2005. Kajian Perencanaan Jalan, UNSIQ-Wonosobo Wells, G.R, 1993, Rekayasa Lalu lintas. Jakarta: Bharata, Jakarta.

124

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 12 No. 2 Agustus 2007: 113-124

Anda mungkin juga menyukai