Anda di halaman 1dari 10

[Type the document title]

A. Latar Belakang Perkembangan kota Bandung tidak dapat terlepas dari pertumbuhan ekonomi masyarakat Bandung. Dampak dari pertumbuhan ekomoni tersebut adalah laju pertumbuhan penduduk di kota Bandung lebih tinggi dari pada daerah lain. Dampak lainnya ialah masalah sarana dan prasaran kota Bandung. Lajunya pertumbuhan sarana transportasi tidak sejalan dengan prasaranya sehingga dapat meciptakan masalah seperti halnya kemacetan, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Penangan masalah transportasi perkotaan yang kurang hati-hati dan terpadu tidak akan dapat menyelesaikan masalah tersebut secara tepat dan baik. Hal ini justru dapat menimbulkan masalah baru yang dapat menambah kompleks dan rumitnya permasalahan transportasi di kota Bandung. Penyediaan prasarana transportasi berupa jembatan penyeberangan orang (JPO) di beberapa titik kepadatan aktivitas masyarakat kota bandung haruslah menjadi perhatian utama dalam mengatasi permasalahan transportasi di kota ini. Apabila jumlah jembatan penyeberangan orang (JPO) tidak tersedia dengan cukup sesuai dengan volume penyeberang jalan yang terus bertambah maka akan dapat membahayakan penyeberang dan pengguna jalan. Kemacetan dan kecelakaan lalu-lintas terjadi karena bukan hanya karena prasarana jalan yang tidak dapat lagi menampung aktivitas pergerakan diatasnya dan terjadinya penumpukan kendaraan pada waktu-waktu tertentu, akan tetapi juga terjadi karena aktivitas penyeberang jalan yang tidak menggunakan fasilitas jembatan penyeberangan orang maupun zebra cross. Pada dasarnya kemacetan terjadi di kawasan yang memiliki intensitas kegiatan yang tinggi dimana banyak penyeberang jalan yang berlalu lalang di jalan, intensitas pengguna lahan yang tinggi, dan terjadi pada jam-jam puncak seperti saat berangkat kerja, saat istirahat, dan saat pulang kerja. Salah satu ruas jalan yang memiliki peran yang sangat penting dan sering mengalami kepadatan lalu lintas adalah jalan Asia-Afrika. Jalan Asia-Afrika memiliki dua jembatan penyeberangan orang (JPO) yang kurang digunakan oleh pejalan kaki untuk menyeberang. Jembatan penyeberangan orang yang terletak di ruas jalan Asia-Afrika merupakan salah satu prasana transportasi di kota bandung. Jembatan penyeberangan orang ini berada di atas jalan yang ramai lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki. Tetapi pada kenyataannya jembatan ini sangat jarang digunkan oleh mayarakat untuk menyeberang jalan dan lebih memilih menyeberang langsung pada ruas jalan tersebut. Meliahat latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat kota Bandung dalam pemanfaatan jembatan penyeberangan orang yang terdapat di jalan Asia-Afrika kota Bandung, serta melihat apakah ada pengaruh penggunaan jembatan penyeberangan orang terhadap kondisi kemacetan dan kecelakaan lalu-lintas di ruas jalan tersebut.

[Type the document title]

B. Perumusan Masalah 1. Faktor-faktor apa saja yang membuat pejalan kaki kurang memanfaatkan fasilitas jembatan penyeberangan orang (JPO) yang terdapat di jalan AsiaAfrika. C. Tujuan Penelitan Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang membuat pejalan kaki kurang memanfaatkan fasilitas jembatan penyeberangan orang (JPO) yang terdapat di jalan Asia-Afrika Bandung. D. Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari penelitian ini ialah berupa lapoaran penelitan yang dapat digunakan oleh masyarakat luas. E. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk : 1. Kontribusi Teoritis Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian lanjutan, dengan tema yang sama akan tetapi dengan metode dan teknik analisa yang lain, sehingga dapat dilakukan proses verifikasi demi kemajuan ilmu pengetahuan. 2. Kontribusi Praktis a. Pemerintah, dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk menentukan kebijakan yang berhubungan dengan pembangunan dan perawatan fasilitas jembatan penyeberangan orang (JPO), sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah sarana dan prasarana transportasi di kota Bandung. b. Masyarakat, dapat menggunakan hasil penelitian untuk sikap dan prilaku dalam menggunakan fasilitas umum seperti jembatan penyeberangan orang (JPO). F. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Jembatan Penyeberangan Orang Menurut departemen Pekerjaan Umum dalam modul no : 027/T/Bt/1995 tentang Tata Cara Perancangan Jembatan Penyeberangan untuk Pejalan Kaki di Perkotaan menyatakan bahwa jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang berfungsi melewatkan lalu lintas yang terputus pada kedua ujung jalan akibat adanya hambatan berupa sungai, saluran kanal, selat, lembah, jalan, dan jalan kereta api yang menyilang. Sedangkan jembatan penyeberangan pejalan kaki adalah jembatan yang hanya di peruntukan bagi lalu lintas pejalan kaki yang melintas di atas jalan raya atau jalan kereta api. Sementara itu menurut B.Adji Murtono (2007) : Jembatan penyeberangan adalah suatu sarana/ fasilitas diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk melakuan aktifitas

[Type the document title]

penyeberangan/ pencapaian pada tempat yang berseberangan pada suatu ruas jalan dengan kondisi lalu lintas yang relatif padat dengan mobilitas yang tinggi. Jembatan penyeberangan berfungsi sebagai jalur keselamatan bagi pejalan kaki dan juga sebagai aksesoris jalur suatu jalan/ perkotaan. Jalur pejalan kaki yang nyaman dan aman dapat juga berfungsi sebagai penghidup suatu kota, merupakan tempat untuk berinteraksi baik dengan sesama manusia maupun dengan kota itu sendiri. 2. Jenis Fasilitas Penyeberangan pada Jalan Raya Jalur penyeberangan merupakan jalur pejalan kaki yang di gunakan sebagai jalur seberang untuk mengatasi dari konflik dan modal angkutan yang lain Adapun jenis jenis fasilitas penyeberangan pada jalan raya ; yaitu : a. Jembatan penyeberangan. Fasilitas penyeberangan berupa jembatan baja/ beton yang berada diatas jalan raya. b. Zebra cross. Fasilitas penyeberangan pada badan Jalan itu sendiri dengan identifikasi khusus/warna khusus yaitu warna Zebra/ hitam putih. c. Penyeberangan bawah tanah. Sarana / fasilitas penyeberangan bawah tanah yang berada pada bagian bawah jalan dengan konstruksi beton 3. Fungsi dan Peranan Jembatan Penyeberangan Jembatan penyeberangan dan zebra cross merupakan salah satu fasilitas yang melengkapi tata tertib lalu lintas di negara ini. Tujuan adanya fasilitas ini adalah menjamin tingkat keamanan menyeberang yang lebih tinggi para pejalan kali dibanding dengan nekat menyeberang di tengah lalu lintas yang padat. Penggunaan jembatan penyeberangan ini juga telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Jembatan penyeberangan mempunyai fungsi dasar sebagai sarana perpindahan moda transportasi pejalan kaki yang akan menyeberang. Peranan jembatan penyeberangan sangat penting bagi penyeberang disekitar daerah yang rawan kecelakaan lalu-lintas ( fast moving ). Oleh karena itu jika sarana Zebra cross sudah tidak dapat mengatasi, peranan jembatan penyeberangan dapat menggantikannya sebagai alternative keselamatan dalam menghindari kecelakaan lalu-lintas dan kenacetan jalan. Selain fungsi pokok, fungsi dan peranan sekunder dari jembatan penyeberangan yaitu sebagai elemen / bagian dan street furniture dan pelengkap kota. Disamping itu jembatan penyeberangan berperan sebagai sarana komersial, dengan ditempatkannya papan-papan reklame/ iklan yang ditempatkan pada badan jembatan yang menghadap keluar pada kedua sisinya. Oleh Pemerintah keseluruhan itu dibuat dengan tujuan agar tercipta suatu keselarasan dalam kehidupan perkotaan yang nyaman dan aman, serta tercipta keindahan visual jalan raya. 4. Jenis Fasilitas Penyeberangan pada Jalan Raya

[Type the document title]

Jalur penyeberangan merupakan jalur pejalan kaki yang di gunakan sebagai jalur seberang untuk mengatasi dari konflik dan modal angkutan yang lain Adapun jenis jenis fasilitas penyeberangan pada jalan raya ; yaitu : a. Jembatan penyeberangan Fasilitas penyeberangan berupa jembatan baja/ beton yang berada diatas jalan raya. b. Zebra cross Fasilitas penyeberangan pada badan Jalan itu sendiri dengan identifikasi khusus/warna khusus yaitu warna Zebra/ hitam putih. c. Penyeberangan bawah tanah Saran / fasilitas penyeberangan bawah tanah yang berada pada bagian bawah jalan dengan konstruksi beton. 5. Desain Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Deain jembatan penyeberangan biasanya menggunakan prinsip yang sama dengan jembatan untuk kendaraan. Tetapi karena biasanya lebih ringan dari jembatan kendaraan, dalam desain jembatan penyeberangan orang biasanya mempertimbangkan getaran dan efek dinamik dari penggunanya. Di samping itu masalah estetika juga menjadi pertimbangan penting dalam membangun jembatan penyeberangan orang terutama dijalan-jalan protokol dimana desain arsitektur menjadi pertimbangan yang penting. Variabel-variabel yang memengaruhi penggunaan jembatan penyeberangan orang: a. Kepadatan lalu lintas; b. lebar jalur; c. lokasi; d. aksesibilitas; e. pagar di sekitar trotoar; f. penegakan hukum terhadap pelanggar larangan menyeberang di jalan kendaraan bila sudah memeiliki jembatan penyeberangan orang. Tahapan perancangan jemabtan penyeberangan untuk pejalan kaki harus dilakukan melalui tahapan kegiatan sebagai berikut: Pemilihan lokasi. Lokasi jembatan penyeberangan untuk lalu lintas pejalan kaki yang melintasi di atas jalan raya harus memenuhi ketentuan : a. mudah dilihat serta dapat dijangkau dengan mudah dan aman; b. jarak maksimum dari pusat-pusat kegiatan dan keramaian serta pemberhentian bis adalah 50 m; c. jarak minimum dari persimpangan jalan adalah 50 m. Berdasarkan buku panduan Departemen Pekerjaan Umum (1995) tentang Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Tercantum beberapa standar yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan jembatan penyeberangan orang. Adapun standar yang harus dipenuhi ialah : Standar ketinggian bagian bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) a. Jalan Raya : 4,6 meter (tidak dilalui bus tingkat) / 5,1 meter (dilalui bus tingkat).

[Type the document title]

b. Jalur kereta : 6,5 meter Ketentuan jembatan penyeberangan yang melintas di atas jalan raya a. Tangga dan kepala jembatan diletakkan di luar jalur trotoar. b. Pilar tengan diletakkan di tengan median. Ketentuan jembatan penyeberangan yang melintas di atas jalur ketera api a. Tangga dan kepala jembatan diletakkan di luar daerah milik jalur kereta api. b. Pilar tengah diletakkan berdasarkan ketentuam instansi yang terkait. Ketentuan lebar badan jembatan a. Lebar minimum jalur pejajalan kaki dan tangga adalah 2,00 m. b. Pada kedua sisi jalur pejalan kaki dan tangga harus dipasang sandaran yang mempunyai ukuran sesuai ketentuan yang berlaku. c. Pada jembatan penyeberangan pejalan kaki yang melintas di atas jalan, sepanjang bagian bawah sisi luar sandaran dapat dipasang elemen yang berfungsi untuk menanam tanaman hias yang bentuk dan dimensinya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perencanaan tangga. Perencanaan tangga penghubung jembatan penyeberangan harus dilakukan mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. Tangga direncanakan untuk memikul beban hidup nominal sebesar 5 kPa. b. Lebar bebas untuk jalur pejalan kaki minimum adalah 2 m. c. Perencanaan dimensi tanjakan dan injakan harus mengacu pada ketentuan: Tinggi tanjakan minimum 15 cm dan maksimum 21,5 cm Lebar injakan minimum 21,5 cm dan maksimum adalah 30,5 cm Jumlah tanjakan dan injakan ditetapkan berdasarkan tinggi lantai jembatan yang direncanakan. 6. Prilaku Pejalan Kaki / Warga Kota Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk menjelaskan orang yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik dipinggir jalan, trotoar, lintasan khusus bagi pejalan kaki ataupun menyeberang jalan. Untuk melindungi pejalan kaki dalam berlalu lintas, pejalan kaki wajib berjalan pada bagian jalan dan menyeberang pada tempat penyeberangan yang telah disediakan bagi pejalan kaki. 7. Kewajiban Pejalan Kaki Adapun kewajiban pejalan kaki adalah harus: a. berjalan pada bagian jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, atau pada bagian jalan yang paling kiri apabila tidak terdapat bagian jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki; b. menggunakan bagian jalan yang paling kiri apabila membawa kereta dorong; c. menyeberang di tempat yang telah ditentukan; Dalam hal tidak terdapat tempat penyeberangan yang ditentukan, pejalan kaki dapat menyeberang ditempat yang dipilihnya dengan memperhatikan keselamatan

[Type the document title]

dan kelancaran lalu lintas. Rombongan pejalan kaki di bawah pimpinan seseorang harus mempergunakan lajur paling kiri menurut arah lalu lintas. Pejalan kaki yang merupakan penyandang cacat tuna netra wajib mempergunakan tanda-tanda khusus yang mudah dikenali oleh pemakai jalan lain.

G. METODE PENELITIAN Obyek penelitian di jembatan penyeberangan di Jalan Asia-Afrika adalah pejalan kaki yang menyeberang jalan melalui jembatan penyeberangan, pejalan kaki yang menyeberang jalan di bawah jembatan penyeberangan dan kendaraan yang melintas jalan di bawah jembatan penyeberangan dari satu arah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survai lapangan dimana data diambil langsung dari responden dengan menggunakan wawancara. Berikut Gambar.1 dibawah adalah diagram alur penelitian yang menjelaskan tahapan penelitian.

Pergerakan Orang dan Kendaraan Pengguna Jembatan Penyeberangan

Formulir Survai
Survai Pendahuluan

Survai Lapangan Coding dan Editing Ya Analisis Hasil Tidak

Laporan Penelitian
Gambar 1. Alur Pikir PenelitianPenelitian

[Type the document title]

H. Jadwal Kegiatan Penelitian ini akan memakan waktu 3 bulan, dengan jadwal sebagai berikut : Bulan ke-1 No 1 2 3 4 5 6 Deskripsi Kegiatan 1 Pengajuan Judul Penelitian Studi Pendahuluan Perancangan Instrumen Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan Data Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) 7 8 9 Seminar Hasil Penelitian Penulisan Laporan Penelitian Penggandaan Laporan Penelitian 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Bulan ke-2 Bulan ke-3

I. PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN Persiapan dan Pengumpulan Data 1. Survey Pendahuluan 2. Perizinan Penelitian 2. Pembahasan Awal dan Pengumpulan Data Awal a. Honor Peneliti b. Tenaga Lapangan c. Transportasi Subtotal A Rp. Rp. 200.000,300.000,-

Rp. 1.000.000,Rp. Rp. 500.000,700.000,-

Rp. 2.700.000,-

[Type the document title]

Operasional Lapangan 1. Honor Peneliti 2. Staf Administrasi 3. Tenaga Lapangan 4. Transportasi Subtotal B Rp. 1.000.000,Rp. Rp. Rp. 300.000,500.000,700.000,-

Rp. 2.500.000,-

Penyusunan Laporan Hasil Penelitian 1. Menyusun Laporan Akhir 2. Penggandaan Laporan Akhir Subtotal C TOTAL A + B + C Rp. Rp. 700.000,300.000,-

Rp. 1.000.000,Rp. 6.200.000,-

DAFTAR PUSTAKA Indraswara, M.Shaid. (2006). Kajian Perilaku Pejalan Kaki Terhadap Pemanfaatan Jembatan Penyeberangan. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman, 5(2), 82-91. Murtomo, B. Adji. (2007). Fungsi Jembatan Penyeberangan Di Pasar Bulu Ditinjau Dari Pejalan Kaki. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman. 6(2). 70-78. Departemen Pekerjaan Umum (1995). Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Jakarta (dapat diakses melalui http://pdfsearchengine.com). Departemen Pekerjaan Umum (1995). Tata Cara Perencanaan Jembatan Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki di Perkotaan. Jakarta (dapat diakses melalui http://pdfsearchengine.com). Wikipedia. 2012. Jembatan Penyeberangan Orang. [internet]. Tersedia di dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_penyeberangan_orang. Diakses pada 14 Oktober 2012.

[Type the document title]

LAMPIRAN BIODATA
Ketua Kelompok Fachrurrozi Ramadhan 1000813 Pendidikan Teknik Arsitektur Jln. Semeru No 229 Bagan Manunggal, Kec. Bagan Sinembah, Alamat Riau / 085220810807 SD SDS Pembangunan Riau SMP MTs An-Nur Bagan Sinembah Riwayat Pendidikan SMA SMAN 1 Bagan Sinembah Universitas Universitas Pendidikan Indonesia Nama Nim Jurusan

Anggota 1 Nama Pebriharto Erikson O Nim 1008983 Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Alamat Jln. Handayani II No 08 Pematang Siantar , Sumatra Utara SD SD Taman Asuhan Pemantang Siantar SMP SMP Taman Asuhan Pemantang Siantar Riwayat Pendidikan SMA SMAN Bandung Universitas Universitas Pendidikan Indonesia

Anggota 2 Nama Ilyaza Gusnawan Nim 1100236 Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Alamat Jln. Raya Cileunyi No 10A Ds Cipacing SD SDN Cipaten 1 Tasikmalaya SMP Al-Masome Cileunyi Riwayat Pendidikan SMA Al-Masome Cileunyi Universitas Universitas Pendidikan Indonesia

[Type the document title]

10

Nama NIDN Golongan Alamat SD SMP Riwayat Pendidikan SMA Universitas

Dosen Pembimbing Lucy Yosita, S.T., M.T. 0007017704 3c Jln. Riung Purna 1 No 13. Bandung. Jawa Barat / 085221253443

Institut Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai