Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN MANAJEMEN LALU LINTAS

Disusun oleh:

Nama : Muhammad Fayyadh Athaya

Npm : 71180913008 (Sipil A)

Matkul : Manajemen Lalu Lintas

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN SIPIL

TA.2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Manajemen Lalu Lintas
yang berjudul “Perencanaan Manajemen Lalu Lintas”.

diakhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak, bagi
kami khususnya dan bagi teman-teman mahasiswa Universitas Islam Sumatera Utara pada
umumnya. Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna dan masih memiliki banyak
kekurangan.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN

Latar belakang

Rumusan masalah

Manfaat pembahasan

BAB II : PEMBAHASAN

BAB III : PENUTUP

Simpulan

Dafar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemacetan adalah masalah utama pada jaringan transportasi darat khususnya jalan
raya, terutama pada persimpangan dan penyempitan arus pada jembatan, pergerakan
kendaraan pada tiap-tiap lengan simpang menimbulkan titik-titik konflik. Perilaku
pengendara yang tidak mentaati aturan akan memperparah kemacetan. Simpang merupakan
simpul dalam jaringan transportasi jalan raya dimana dua atau lebih ruas jalan bertemu

Keamanan dan ketertiban serta kelancaran dalam berlalu-lintas merupakan dambaan


semua pihak, akan tetapi secara faktual hal ini sulit untuk diwujudnyatakan karena untuk
terciptanya harapan tersebut harus didukung oleh berbagai faktor yang mempunyai peran
sangatmenentukan.
Fungsi lalu-lintas bukan hanya menjadi pekerjaan dan tanggungjawab daripada Polri, akan
tetapi tugas di bidang lalu-lintas tersebut pada dasarnya menjadi tugas dan tanggungjawab
dari semua pihak. Selain instansi terkait seperti Bina Marga, Departemen Perhubungan, Dinas
LLAJ, Asuransi dan lainnya, juga menjadi tanggungjawab dari seluruh masyarakat pengguna
jalan.
Trend adalah perkembangan lalu lintas perkotaan sebagai bagian sistim transportasi
perkotaan seperti di Indonesia khususnya kota Jakarta dewasa ini menunjukkan masalah
tersebut merupakan salah satu masalah yang makin penting. Bahkan dapat dianggap salah
satu masalah nasional yang harus mampu diantisipasi secara tepat dan berdaya guna,
terutama dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas menjelang AFTA 2004. Hal ini
disebabkan lalu lintas jalan ditinjau dari kaca mata ekonomi merupakan bagian integral dari
production cost yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk memenangkan keunggulan
kompetitif maupun komperatif dalam persaingan di era perdagangan bebas kelak.
Para pakar menyatakan, bahwa ciri umum lalu lintas perkotaan adalah tingginya kemacetan,
tingginya kecelakaan dan rendahnya fatalitas kecelakaan lalu lintas yang terjadi.
B. Rumusan Masalah

• Apa saja yang meliputi Perencanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas?
• Bagaimana Inventarisasi dan Analisi situasi lalu lintas?

C. Mamfaat Pembahasan

• Umtuk mengetahui proses perencanaan manajemen lalu lintas dan komponennya


• Mengidentifikasi masalah-masalah lalu lintas
• dan Pengaplikasiannya dilapangan
BAB II

PEMBAHASAN

Manajemen lalu lintas merupakan serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan
jalan dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan,
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.

Manajemen lalu lintas adalah bagian dari rekayasa transportasi (transport engineering)
di mana teknik-teknik lalu lintas ataupun metoda pengaturan lainnya yang relevan digunakan
untuk mengelola sistem prasarana transportasi dan prasarana lalu lintas lainnya (termasuk
terminal dan stasiun antar moda) sedemikian sehingga pemanfaatannya dapat dilakukan
secara efektif, dengan memperhatikan aspek-aspek : keamanan, kenyamanan, ekonomi dan
lingkungan. Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen lalu lintas
merupakan pekerjaan mengelola lalu lintas agar menjadi optimal tanpa melakukan perubahan
yang signifikan seperti penambahan ruas jalan baru.

1. Apa saja yang meliputi Perencanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas

• Identifikasi masalah lalu lintas


• Inventarisasi dan analisis situai lalu lintas
• Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang
• Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan
• Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan
• Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas
• Penetapan tingkat pelayanan
• Penetapan rencana kebijkan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas
a. Identifikasi masalah Lalu Lintas

Identifikasi masalah lalu lintas bertujuan untuk mengetahui


keadaan,keaamanan,keselamatan,ketertiban dan kelancaran dalam lalu lintas dan angkutan
jalan. Berikut contoh dari masalah-masalah yang ada dilalu lntas:

• Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi.


• Tidak memadainya pelayanan angkutan umum.
• Kualitas angkutan yang sangat tidak memadai.
• Jadwal yang tidak teratur.
• Kemacetan lalu lintas.
• Kurangnya jaringan jalan untuk kendaraan.
• Kurangnya jaringan jalan bagi pejalan kaki.

2. Bagaimana Inventarisasi dan Analisis Situasi Arus Lalu lintas

Inventarisasi dan analisis arus lalu lintas bertujuan unutk mengetahui situasi arus lalu
lintas dari aspek kondisi jalan, perlengkapan jalan, dan budaya pengguna jalan, Termasuk
didalamny terdapa Komposisi lalu linas, varian lalu lintas, distribusi arah, pengaturan arus
lalu lintas, kecepatan dan tundaan lalu lintas, kinerja perlengkapan jalan,perkiraan volume
lalu lintas yang akan datang,Volume lalu lintas,volume jam perencanaan (VJP).
Contoh Implementasi Manajemen Lalu Lintas dilapangan:

• Pengaturan Simpang
Persimpangan sering menjadi tempat terjadinya kemacetan karena terjadi
konflik dari pertemuan arus dari berbagai arah di persimpangan. Kemacetan
semakinmeningkat ketika peak hour dimana volume kendaraan meningkat pesat.
Contoh yang nyata terjadi di persimpangan Kalimalang Bekasi. Dimana ketika peak
hour sore, sekitar jam 17.00-19.00 simpang ini tidak mampu memenuhi demand yang
sangat tinggi sehingga seringkali macet total dimana kendaraan sama sekali tidak bisa
bergerak terjadi. Masalah di simpang ini, menurut saya karena tidak tegaknya aturan
kelas jalan sebagaimana mestinya. Angkutan barang melintas pada ruas jalan Raya
Setu bukan pada kelas jalan yang sesuai. Apalagi ditambah simpang Kalimalang ini
merupakan simpang prioritas dan stagerkemudian diperparah dengan konflik weaving
(menyilang) dari persimpangan Kalimalang dari Jalan Raya Setu ke persimpangan
menuju Kampung Utan. Ketika kemacetan total terjadi, kemacetan tersebut
berpengaruh di persimpangan lainnya yaitu di persimpangan di Tol Barat Bekasi,
sehingga harus ada tindakan lebih lanjut dengan permasalahan ini. Dengan masalah
yang begitu kompleks, strategi yang dapat dipakai sebagai berikut:
o Meningkatkan kapasitas simpang dengan memperlebar mulut simpang, hal ini
dilakukan karena seringkali angkutan barang yang membelok mempunyai
radius yang besar sehingga mengganggu kendaraan yang berlawanan arah
selain itu karena arus belok kiri yang besar maka dapat diminimumkan titik
konflik yang terjadi.
o Pengalihan rute angkutan barang, angkutan barang di jalan ini memberi
dampak negatif berupa speed blocking yang menurunkan kecepatan kendaraan
dan dampak terhadap lingkungan khususnya rusaknya jalan akibat overloading
dan tonase yang tidak sesuai kelas jalan. Jika aksesibilitas terhadap rute selain
rute ini sulit, maka harus ada peningkatan kelas jalan terhadap angkutan
barang yang melalui jalan ini. hal ini harus dilakukan mengenai begitu
banyaknya dampak negatif dari permasalahan ini sehingga harus dilakukan
perubahan dalam sistem manajemen lalu lintasnya.
o Pembuatan marka prioritas, marka menjadi begitu penting agar pengguna
kendaraan bermotor mengetahui bahwa simpang itu merupakan prioritas dan
tidak seenaknya. Seringkali perilaku pengendara yang egois tidak mau
mengalah untuk memberikan prioritas pada kendaraan lain. Hal ini juga harus
diatur oleh polisi lalu lintas yang bertindak sebagai pengawas. Tidak harus
dijaga selama 24 jam tetapi dijaga ketika Peak Hour, yaitu ketika pagi dan sore
sehingga kelancaran dan ketertiban lalu lintas bisa dijaga.
• Penerapan Transport demand Management
o Transport demand management bertujuan untuk mengendalikan jumlah
perjalanan sehingga jumlah perjalanan dapat diminimumkan dan untuk
meningkatkan penggunaan angkutan umum melalui berbagai teknik transport
demand management. Dengan kata lain, TDM tidak melarang orang untuk
memiliki kendaraan tetapi membatasi penggunaannya. Implementasi TDM
untuk kota di Indonesia antara lain:
o Manajemen Parkir, parkir selalu menjadi masalah untuk parkir on street yang
memiliki konflik dengan arus lalu lintas kendaran dan untuk parkir off street
ketika supply tidak memenuhi demand yang ada. Dalam TDM, manajemen
untuk parkir di perkotaan yaitu:
·Tarif Progressif;
·Pengurangan ruang parkir;
·Pembatasan waktu parkir.
o Penerapan road congestion pricing, kemacetan adalah hilangnya nilai waktu
dan biaya yang berdampak langsung pada biaya yang harus dikeluarkan
karena kerugian tersebut. Di kota London, walikota London Ken Livingston
memperkenalkan biaya kemacetan London sebagai upaya untuk mengatasi
kemacetan di London, dimana pengendara harus membayar atas kontribusi
kemacetan yang dibuatnya. Metode ini bisa dilakukan di kota-kota Indonesia,
asalkan tersedia jaringan jalan dengan banyak alternatif sehingga tidak
menimbulkan kontra di masyarakat. Maksudnya agar metode ini dipatuhi oleh
masyarakat maka pemerintah harus membangun prasarana yang memang
memadai dan merencanakan jaringan jalan untuk jalur alternatif menghindari
kemacetan.
o Teknik yang dijelaskan diatas merupakan sedikit dari berbagai teknik dalam
manajemen lalu lintas. Penggunaan teknik ini harus disesuaikan dengan
kondisi lalu lintas yang terdapat di masing-masing kota. Selain itu, peran
pemerintah sebagai regulator dan polisi sebagai pengawas harus ditegakkan
perannya. Suatu perubahan pada awalnya pasti bersifat memaksa, sehingga
diperlukan pengawasan terlebih dahulu agar pengguna kendaraan dapat
mematuhi peraturan yang dibuat, setelah itu sekiranya sudah mematuhi maka
pengawasan dapat dikurangi. Melakukan sosialisasi juga sangat penting agar
masyarakat mengetahui peraturan baru yang akan diterapkan. Dengan tujuan
efisiensi, maka penerapan strategi manajemen lalu lintas diharapkan dapat
mengurangi permasalahan yang terjadi di kota-kota di Indonesia.

• jalur prioritas bagi pejalan kaki

Di suatu kota seringkali fasilitas untuk pejalan kaki tidak diberikan


sebagaimana mestinya. Padahal di UU 22 tahun 2009 telah dijelaskan mengenai hak
pejalan kaki dalam berlalu lintas dimana tersedianya fasilitas untuk pejalan kaki.
Seperti yang kita rasakan sekarang berjalan kaki seperti mengadu dengan maut,
maksudnya peluang kecelakaan yang tinggi karena tiadanya trotoar sehingga
menimbulkan kekhawatiran tersendiri untuk berjalan kaki. Padahal pejalan kaki juga
merupakan bentuk transportasi yang penting di perkotaan dan pejalan kaki berada di
posisi yang lemah jika bercampur dengan kendaraan. Sehingga memisahkan pejalan
kaki terhadap kendaraan bermotor, tanpa mengganggu aksesibilitas sangat penting.
Fasilitas pejalan kaki dibutuhkan di tempat yang memiliki aktivitas kontinyu seperti
pasar atau daerah yang memiliki demand tinggi seperti sekolah dan masjid. Selain itu
untuk mendukung peningkatan pelayanan angkutan umum maka diperlukan fasilitas
pejalan kaki di rute-rute yang biasa dilalui angkutan umum. Selain dari fasilitas
menyusuri, yaitu trotoar diperlukan fasilitas pada menyeberang. Seringkali kita lihat
banyak orang yang menyeberang sembarangan dan membahayakan dirinya padahal
disitu terdapat fasilitas jembatan penyeberangan. Selain dari faktor kedisiplinan
pejalan kaki, faktor pemilihan jenis penyeberangan juga harus diperhatikan. Melalui
survey pejalan kaki, dengan menghitung volume penyeberang dan volume kendaraan
per jam dapat diketahui jenis penyeberangan apa yang paling tepat untuk ruas jalan
tersebut. Setelah itu, diperhitungkan pula akses menuju tempat yang demandnya lebih
tinggi maka itu menjadi prioritas dibuat suatu penyeberangan dengan asumsi
penyeberangan tersebut lebih terasa manfaatnya dan memiliki permintaan yang tinggi
sehingga faktor keselamatan dan ketertiban lalu lintas bisa lebih baik. Di Jakarta,
contohnya di kawasan Monumen Nasional sudah dibuat trotoar yang sangat baik
dengan tingkat pelayanan A dimana pejalan kaki bebas bergerak tanpa ada gangguan
dari pejalan kaki lainnya. Selain itu contoh dari jembatan penyeberangan yang menuju
shelter busway juga sudah baik dimana jembatan tersebut memperhatikan aspek
kenyamanan penyeberang seperti kelandaian yang cukup dan memperhatikan
penyandang cacat dimana tidak dipakai anak tangga yang seringkali menyulitkan
penyandang cacat untuk menyeberang.

• Jalur prioritas bagi kendaraan tertentu

Penggunaan ruang jalan saat ini tidak efisien dimana terjadi mix traffic
sehingga memberikan dampak negatif seperti speed blocking yang dilakukan oleh
angkutan umum yang berhenti sembarangan atau perilaku pengendara sepeda motor
yang umumnya berpindah-pindah lajur sehingga mengganggu pengguna kendaraan
lainnya. Untuk mengatasi hal ini diperlukan suatu jalur khusus bagi masing-masing
kendaraan. Di Jakarta, sudah dibangun Busway, dimana bus mempunyai jalur
tersendiri yang dipisahkan oleh median dengan jalur kendaraan lainnya. Jalur ini
bertujuan agar ruang jalan tidak terganggu oleh kendaraan lain sehingga bus memiliki
ketepatan jadwal dan headway yang tinggi. Hal ini juga dapat diterapkan untuk
kendaraan lainnya, misalnya jalur khusus sepeda motor. Mengingat pertumbuhan
sepeda motor sangat tinggi, maka jalur ini tepat diterapkan di suatu kota agar tidak
terjadi konflik dengan kendaraan lainnya. Dalam hal ini, dimisalkan suatu jalur
mempunyai 4 lajur, maka lajur 1 dipakai untuk sepeda motor, lajur 2 dipakai untuk
kendaraan lain dengan kecepatan rendah, lajur 3 dipakai untuk kendaraan lain untuk
mendahului, dan lajur 4 dipakai untuk bus. Dalam prakteknya, masih diperlukan
kajian lebih lanjut di masing-masing ruas jalan karena masih banyak angkutan umum
selain bus (angkot, mikrolet) yang memiliki trayek tumpang tindih sehingga
pemisalan diatas harus dikaji ulang.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Manajemen lalu lintas sangat diperlukan untuk menetukan bermamfaatnya
jalan untuk kendaraan,angkutan kota,pejalan kaki dan seluruh aspek yang
menggunakan jalan,termasuk rambu-rambu,marga jalan,funsi drainase dan lain-lain.
Meningkatkan angka pelayanan terhadap pengguna jalan,inventarisasi dan analisis
jalan,diperlukannya perencanaan yang matang untuk rekayasa lalu lintas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pembelajaran Perencanaan Manajemen Lalu Lintas

2. https://elearning.uisu.ac.id/course/view.php?id=3380/Manajemen lalu lintas

Anda mungkin juga menyukai